Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KESIMPULAN
obstetri karena persalinan preterm menjadi salah satu penyebab morbiditas dan
kurang bulan. Pemicu obstetri yang mengarah pada persalinan preterm antara lain:
persalinan atas indikasi ibu ataupun janin, baik dengan pemberian induksi ataupun
seksio sesarea, persalinan preterm spontan dengan selaput amnion utuh, dan
persalinan preterm dengan ketuban pecah dini, baik yang pada akhirnya dilahirkan
beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ket idakmatangan sistem organ
tubuh seperti paru-paru, jantung, ginjal dan hati. Kematian janin sering
yang bervariasi dari gangguan neurologis berat, seperti serebral palsi, gangguan
sarnpai gangguan yang lebih ringan seperti kelainan perilaku, kesulitan belajar,
dilihat dari faktor ibu yaitu toksemia gravidarum (preeklamsia dan eklamsia),
30
31
kelainan bentuk uterus (uterus bikornis, inkompeten serviks), tumor (mioma uteri,
kronis (mis.TBC, jantung), trauma pada masa kehamilan antaralain fisik (jatuh)
dan psikologis (stres), usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun, ibu-ibu yang sebelumnya telah melahirkan lebih dari 4 anak dan
malnutrisi. Faktor janin yaitu kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini
inkompatibilitas darah ibu dan janin (faktor rhesus, gol. darah ABO). Faktor
Pada penelitian oleh Goldenberg tahun 2008 telah meninjau peran infeksi pada
factor (TNF) yang kemudian merangsang produksi prostaglandin dan atau matrix-
degradasi matriks ekstra seluler pada membran janin menyebabkan ketuban pecah
preterm. Pada kondisi ini flora vagina yang normal, dominan lacto-bacillus yang
bakterialis telah dikaitkan dengan persalinan preterm, ketuban pecah dini, dan
persalinan preterm pada ibu yang mengalami pre-eklampsi adalah 2,67 kali lebih
besar. Hal ini terjadi karena pre-eklampsi mempengaruhi pembuluh darah arteri
yang membawa darah menuju plasenta. Jika plasenta tidak mendapat cukup darah,
yang bermakna antara lain adalah jumlah leukosit dalam air ketuban (20/ml atau
lebih), pemeriksaan CRP (>0,7 mg/ml) dan pemeriksaan leukosit pada serum ibu
fibronektin janin pada vagina, serviks, dan air ketuban memberi indikasi adanya
gangguan pada hubungan antara korion dan desidua. Pada kehamilah 24 minggu
atau lebih. Kadar fibronektin janin 50 ng/ml atau lebih mengindikasikan resiko
preterm tergantung dari beberapa faktor, yaitu keadaan selaput ketuban, pada
33
umumnya persalinan tidak dihambat bila selaput ketuban sudah pecah. Persalinan
akan sulit dicegah bila pembukaan mencapai 4 cm. Makin muda usia kehamilan,
dipertimbangkan bila TBJ > 2000 gram atau kehamilan > 34 minggu, penyebab
facilities(Sarwono, 2010).