Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
(UFF)
ABSTRACT
This is a study of Biografi uff di Indonesia which aimed to describe uffs teaching-learning process.
The data were described and analyzed according to relevant theories, in order to give a clear description of their
process. The final result showed the variety of uffs teaching-learning process. uff learning patterns can
be grouped into three, namely: a) from the kitab kuning learning and memorizing the Quran; b) of memorizing the
Quran and study kitab kuning; c) of the kitab kuning to learn, memorize the Quran, then return to the kitab kun-
ing. Patterns of teaching based on talaqq and musyfahah. The method includes talaqq, musyfahah, simaan,
ngeloh, mur jaah, mudrasah, and takrr.
Keywords: learning, teaching, uff
ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan menjelaskan proses belajar dan mengajar para penghafal Al-Quran (uff). Data
dalam tulisan ini bersumber dari hasil penelitian kualitatif tentang Biografi uff Al-Quran di Indonesia. Dengan
menggunakan teori yang relevan, data itu kemudian dideskripsikan dan dianalisis sehingga dapat menggambarkan
tahapan belajar dan mengajar para penghafal Al-Quran (uff). Adapun hasilnya adalah penjelasan tentang pola
proses belajar dan mengajar para penghafal Al-Quran (uff). Pola belajar uff dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu: a) dari belajar kitab kuning lalu menghafal Al-Quran; b) dari menghafal Al-Quran lalu belajar kitab
kuning; c) dari belajar kitab kuning, menghafal Al-Quran, lalu kembali ke kitab kuning. Pola mengajar uff be-
rasaskan talaqq dan musyfahah. Adapun metodenya mencakup talaqq, musyfahah, simaan, ngeloh, murjaah,
mudrasah, dan takrr.
Kata kunci: belajar, mengajar, uff
| 187
al-fuqah as-sabah dan al-qurr as-sabah. pencapaian belajar yang dapat meningkatkan
Kelompok pertama dikenal sebagai peletak dasar status sosial.4 Simpulan ini diperkuat dengan
ilmu-ilmu agama yang aK.H.irnya bermuara pada pernyataan K.H. Abdul Hasib Hasan, Ketua
tradisi mazhab fikih. Kelompok kedua merupakan Ikatan Lembaga Al-Quran Indonesia Rabithah
golongan yang berhasil memajukan bacaan Al- Maahid li Tahfiz Al-Quran, bahwa santri di
Quran sedemikian jauh melalui kajian fonetik pesantren Al-Quran umumnya tidak mengenyam
dan linguistik yang berkembang pada saat itu.2 wawasan keilmuan yang memadai karena fokus
Tradisi keilmuan ini terus berlangsung menghafal. Waktu untuk mempelajari materi
hingga menjadi bagian dari proses transmisi dan lainnya sangat minim. Bahkan, banyak dari
penyebaran keilmuan agama dari Timur Tengah mereka yang meninggalkan sekolah formal demi
ke bumi Nusantara. Pada aK.H.irnya, proses ini menghafal Al-Quran. Hasilnya, kompetensi
ikut melestarikan kehadiran komunitas Ashab mereka sebatas pada hafalan yang sangat bagus,
al-Jawiyyin (saudara kita dari Jawi/Nusantara) tidak sampai pada pemahaman.5
di Haramain. Merekalah yang kemudian menjadi Hal senada juga dikemukakan oleh K.H.
inti utama tradisi intelektual dan keilmuan Muslim Abdul Muhaimin Zen, Ketua Jamiyatul Qurra
Melayu-Indonesia.3 Dari situ, lahir banyak ulama wal Huffaz (JQH) Nahdlatul Ulama. Menurutnya,
Indonesia yang kemudian menyemaikan tradisi banyak penghafal berusia 15 hingga 20 tahun yang
menghafal dan memahami Al-Quran di bumi hafal hingga 30 juz, tetapi umumnya tidak ber-
pertiwi. Nama-nama seperti K.H. M. Munawwir pendidikan formal. Berawal dari persoalan biaya,
Krapyak, K.H. Munawwar Gresik, dan K.H. Said mereka kemudian berpikir cukup hafal Al-Quran
Ismail Sampang adalah sumber-sumber sanad tanpa harus menempuh pendidikan lebih tinggi.
(jaringan guru)4 fi yang tidak hanya sukses Akibatnya, mereka hafal namun tanpa pendalaman
belajar, tapi juga mengajar Al-Quran; tidak atas apa yang mereka hafalkan.5 Ketika diwawan
sekadar hafal, tetapi juga memahami kandungan- carai penulis, Imam Safei, Kasubdit Pesantren
nya. Dari dedikasi mereka, telah lahir para fi pada Dit PD Pontren, menjelaskan bahwa kondisi
hingga jaringan sanad penghafal Al-Quran terus seperti ini juga sempat menyulitkan Kemenag RI
terjaga sampai sekarang. ketika akan memberikan beasiswa kuliah di UIN
Pendidikan taf Al-Quran terus berjalan Malang kepada para hafiz Al-Quran. Peserta yang
hingga sekarang, sehingga proses belajar dan mendaftar sangat sedikit, karena tidak memenuhi
mengajarkannya pun terus berkesinambungan. persyaratan pendidikan formal.
Dari mereka, kita semua dapat belajar dan Namun demikian, persoalan wawasan dan
mempelajari Al-Quran dengan baik dan benar. pemahaman terhadap Al-Quran tidak mesti
Dedikasi mereka sedemikian besar hingga dan hanya terkait dengan masalah pendidikan
senandung firman Tuhan terus terdengar dan formal. Buktinya, uff terdahulu mempunyai
diperdengarkan. Sesungguhnya Kamilah yang pemahaman Al-Quran yang mendalam, meski
menurunkan Al-Quran, dan pasti Kami (pula) tidak menempuh pendidikan formal. Para santri
yang memeliharanya (QS Al-Hijr/15: 9), demikian yang mereka ajar juga tidak kalah kompetensinya,
Allah menjamin kemurnian Al-Quran, dan mempunyai wawasan Al-Quran yang mumpuni.
pilihan mereka untuk menghafalkannya adalah Di sinilah signifikansi penelusuran perjalanan
dedikasi besar untuk ikut berperan dalam proses pendidikan mereka.
penjagaan. Tulisan ini ingin mencoba mendeskripsikan
Pendidikan taf Al-Quran memang perjalanan belajar dan mengajar uff di In-
terus berjalan, namun belakangan prosesnya donesia. Datanya bersumber dari hasil penelitian
cenderung mengarah pada sekadar kegiatan Biografi uff di Indonesia yang dilakukan
menghafal. Penelitian Puslitbang Pendidikan oleh Tim Peneliti Lajnah Pentashihan Mushaf
Agama dan Keagamaan Balitbang dan Diklat Al-Quran Badan Litbang dan Diklat Kementerian
Kementerian Agama terhadap 7 pesantren yang Agama RI pada tahun 2009. Penelitian itu sendiri
berciri K.H.as taf Al-Quran menyimpulkan berangkat dari adanya keprihatinan tentang
bahwa kemampuan menghafal menjadi puncak minimnya kajian tentang biografi penghafal Al-
2 K.H. Yusuf Junaedi Tahsin bin- Setoran (habis subuh), Juz 30 - 129 Buku catatan ilmu hikmah
Bogor (19211987) Nazari (habis talaqqi-musyafahah, takrir (terminal 5 (belum diterbitkan)
Magrib) mandiri (malam hari), juz)
semaan
3 K.H. Abu Bakar Shof- Tahsin bin- Ngeloh (setoran), nepung juz 30129
wan Cirebon (1942 Nazari (murajaah-semaan) per (terminal 5
sekarang) 5 juz (harus lancar), ritual juz)
matangpuluh bagi yang
sudah K.H.atam
4 K.H. Muhammad Tahsin bin- Musyafahah, resitasi juz 130 Ilmu Qiraat, Hadis, Faydlul-Barakat fi Sabil
Arwani Kudus Nazari (tugas hafalan yg harus Tasawuf Qiraat, Risalah Mubara-
(19051994) disetorkan setelah lancar), kah (Tarekat Naqsabandi-
takrar, dan mudarasah yah K.H.alidiyah)
(menghafal estafet antar
santri)
5 K.H. Muntaha Wono- Tahsin bin- Setoran (pagi/sore juz 30129 Tafsir At-Tafsir al-Maudlui (Tim
sobo (19122004) Nazari maksimal 5 hal), takrar Sembilan)
pada ustadz,semaan,
K.H.ataman mingguan
6 K.H. Ahmad Umar Ab- A K.H.lak terpuji Setoran dan semaan yang juz 30129 AK.H.lak dan Shalawat Wasiat dan al-
dul Mannan Surakarta dan Tahsin bin- dipadu dengan sistem Tasawuf Jawahirul Hisan
(1916 - Nazari sampai madrasah
K.H.atam baru
menghafal
7 K.H. M Munawwir Sudah menetap Musyafahah yang diawali juz 30 surat Fikih, Tafsir, Hadis
Yogyakarta ( 1870 - selama 1 dengan setoran pada pilihan - 129
1942) minggu, Tahsin ustaz
bin-Nazari
8 K.H. Said Ismail Sam- Tahsin bin- Setoran dan semaan Untuk KK, santri
pang (18911954) Nazari belajar di pondok
sekitar sesuai
kesepakatan antar
pengasuh
9 Nyai. Hj. Zuhriyah K.H.usus Talaqqi, musyafahah, juz 30129
Munawwir Kediri Putri, Tahsin bin- simaan, takrar sebelum
(tahun Za - w 2009) Nazari menambah hafalan
10 K.H. Munawwar K.H.usus Putra, Setoran dan semaan Juz 130 Lembaran doa, Mushaful
Gresik (18841944) Tahsin bin- Munawwar (pelajaran
Nazari, sudah qiraat imam syubah dan
hatam membaca gharaibul qiraat yang
Al-Quran seban- didokumentasikan oleh
yak 7 kali putra bungsunya)
11 K.H. Abdul Manan Tahsin bin- Talaqqi, musyafahah,dan juz 30129 Guru Madrasah Buku Doa Mustajabah
Syukur Malang Nazari simaan, dan Kumpulan Nasehat
(19252007) K.H. Abdul Manan
Sumber: Laporan Penelitian Biografi Huffaz di Indonesia, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2009
Secara spesifik, pengertian istilah-istilah ini sudah Secara umum, proses pembelajaran Al-
dijelaskan oleh M. Syatibi dalam tulisannya yang Quran dilakukan dengan membaca (bin-nazari)
bertajuk Potret Lembaga Tahfiz Al-Quran di dan menghafal (bil-gaib). Artinya, ada yang hanya
Indonesia: Studi Tradisi Pembelajaran Tahfiz.4 membaca dan ada pula yang sampai menghafal-
Hemat penulis, secara garis besar pengertian kannya. Prinsipnya, proses bil-gaib harus diawali
metode-metode tersebut sudah terangkum dalam bin-nazari terlebih dahulu. Kebanyakan pesantren
talaqq, musyfahah, dan semaan. tahfiz mengharuskan santri mengK.H.atamkan
Al-Quran secara bin-nazari terlebih dahulu,