Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Hubungan antara psikis dan somatik telah menjadi perhatian para ahli dan
para peneliti sejak dahulu. Aspek psikis dan somatik saling terkait secara erat dan
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Kedua aspek saling
mempengaruhi yang selanjutnya tercermin dengan jelas dalam ilmu kedokteran
psikosomatik. 1
Istilah somatoform berasal dari bahasa Yunani yaitu soma artinya tubuh;
dan gangguan somatoform adalah kelompok penyakit yang luas dan memiliki
tanda serta gejala yang berkaitan dengan tubuh sebagai komponen utama.
Gangguan ini mencakup interaksi pikiran tubuh : di dalam interaksi ini, dengan
cara yang masih belum diketahui, otak mengirimkan berbagai sinyal yang
memengaruhi kesadaran pasien dan menunjukkan adanya masalah serius di dalam
tubuh. Di samping itu, perubahan ringan neurokimia, neurofisiologi, dan
neuroimunologi dapat terjadi akibat mekanisme otak atau jiwa yang tidak
diketahui yang menyebabkan penyakit.2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi
2.3. Etiologi
a. Faktor Psikososial
b. Faktor Biologis
Jika bunuh diri terjadi, maka sering kali disertai dengan penyalahgunaan
zat. Riwayat medis pasien sering kali sepintas, samar samar, tidak jelas, tidak
konsisten, dan tidak tersusun. Pasien mungkin tidak dapat membedakan gejala
sekarang dengan gejala yang lampau. Pasien wanita dengan gangguan somatisasi
mungkin berpakaian secara eksibisionistik.3
2.5. Diagnosis
Pada gangguan ini sering kali terlihat adanya perilaku mencari perhatian
(histrionik), terutama pada pasien yang kesal karena tidak berhasil membujuk
dokternya untuk menerima bahwa keluhannya memang penyakit fisik dan bahwa
perlua danya pemeriksaan fisik yang lebih lanjut.
B. Masing-masing kriteria berikut ini harus dipenuhi, dengan setiap gejala terjadi
pada waktu kapanpun selama perjalanan gangguan :
1. empat gejala nyeri : riwayat nyeri yang berkaitan dengan sedikitnya empat
tempat atau fungsi yag berbeda (cnt : kepala, abdomen, punggung, sendi,
ekstremitas, dada, rectum, selama menstruasi, selama hubungan sekdual,
atau selama berkemih)
3. satu gejala seksual : riwayat sedikitnya satu gejala seksual atau reproduksi
selain nyeri(cnt: ketidakpedulian terhadap seks, disfungsiereksi atau
ejakulasi, menstruasi tidak teratur, perdarahan menstruasi berlebihan,
muntah sepanjang hamil)
1. Setelah penelitian yang sesuai, setiap gejala Kriteria B tidak dapat dijelaskan
secara utuh dengan keadaan medis umum yang diketahui atau efek langsung suatu
zat (cnt : penyalahgunaan obat, pengobatan)
2. Jika terdapat keadaan medis umum, keluhan fisik, atau hendaya sosial atau
Pedoman diagnostik PPDGJ III
b. tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter bahwa
tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan keluhannya.
2.8. Penatalaksanaan
Strategi luas yang baik bagi dokter perawatan primer adalah meningkatkan
kesadaran pasien tentang kemungkinan bahwa faktor psikologis terlibat dalam
gejala penyakit. Psikoterapi dilakukan baik individual dan kelompok. Dalam
lingkungan psikoterapetik, pasien dibantu untuk mengatasi gejalanya, untuk
mengekspresikan emosi yang mendasari dan untuk mengembangkan strategi
alternatif untuk mengekspresikan perasaan mereka.3
3.1. Kesimpulan
Diagnosis pasti gangguan somatisasi berdasarkan PPDGJ III: Ada banyak dan
berbagai gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan adanya kelainan fisik yang sudah
berlangsung sekitar 2 tahun, Selalu tidak mau menerima nasehat atau penjelasan
dari beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan
keluhan-keluhannya. Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan
keluarga, yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampaak daari
perilakunya.terapi yang di anjurkan psikoterapi dan terapi psikofarmakologi bila
terdapat gangguan lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyono AW. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid
III.Jakarta: Interna Publishing.2009: 2093-2097
2. Sadock, Benjamin J. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi
2.Jakarta: EGC.2010: 268 - 280
3. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis Edisi Ketujuh Jilid II. Jakarta: Binarupa Aksara.
2010: 84-90
4. Elvira, Sylvia D & Hadisukanto, Gitayanti. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta:
FK-UI. 2015: 287-290
5. Puri Basant K , Laking Paul J, Treasaden Ian H. Buku Ajar Psikiatri Edisi
Kedua. Jakarta: EGC. 2011: 224-236
6. Muslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-
III dan DSM-5. Jakarta: FK-Unika Atmajaya. 2013: 84-86