Вы находитесь на странице: 1из 7

Tujuan

1. Dapat memiliki keterampilan dalam menentukan kadar asam urat dalam sampel
2. Dapat memahami metode penentuan kadar asam urat
3. Dapat memahami peranan pemeriksan kadar asam urat dalam menegakkan
diagnosis kondisi patologis

ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan
Tabung reaksi Serum
Makropipet 1 mL dan 0,02 mL Aquabidest
Spektrofometer dengan panjang Standar
gelombang 520 (520-540) nm
Penangas 25o C Enzim (urikase, hidroge peroksidase)
Reagen (4-aminoantipirin)

Prosedur

Pertama-tama dimasukkan kedalam tabung untuk pengukuran kadar asam urat


pada tabung uji dimasukkan 0,02 mL serum dan 1 mL reagen, pada tabung blangko
dimasukkan 0,02 mL aquadest dan 1 mL reagen dan pada tabung standar dimasukkan
standar 0,02 mL dan 1 mL reagen. Kemudian diinkubasi pada suhu 25o C selama 20
menit. Serapan diukur pada 550 nm.

Hasil pengamatan & perhitungan

Kelompok Absorbansi
(A)
1 0,280 A
2 0,143 A
3 0,086 A
4 0,177 A
5 0,134 A
6 0,095 A

Perhitungan
Kadar standar = 5 mg/dL
Absorbansi Standar = 0,083 A

1) Kadar uji asam urat


0,280
a. Kadar uji 1 = 0,083 x 5 mg/dL

= 16,867 mg/dL

0,143
b. Kadar uji 2 = x 5 mg/dL
0,083

= 8,614 mg/dL
0,086
c. Kadar uji 3 = 0,083 x 5 mg/dL

= 5,181 mg/dL
0,177
d. Kadar uji 4 = 0,083 x 5 mg/dL

= 10,662 mg/dL
0,134
e. Kadar uji 5 = 0,083 x 5 mg/dL

= 8,072 mg/dL
0,280
f. Kadar uji 6 = 0,083x 5 mg/dL

= 5,723 mg/dL

3). Rata-rata kadar kreatinin


x = 9,18 mg/ dL
4) Standar deviasi
|1 |2 +|2 |2 +|3 |2 +|4 |2 +|5 |2 +|6 |2
SD = 1

|16,8679,18|2 +|8,6149,18|2 +|5,1819,18|2 +

=
|10,6629,18|2 +|8,0729,18|2 +|5,7239,18|2
61

18,155
=
5

= 4,26
5) Rata-rata standar deviasi
SD
= x 100%
x
4,26
= 9,18 100%

= 46,37 %

Pembahasan

Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari
metabolisme/pemecahan purin. Asam urat sebenarnya merupakan antioksidan dari
manusia dan hewan, tetapi bila dalam jumlah berlebihan dalam darah akan mengalami
pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam urat mempunyai peran sebagai
antioksidan bila kadarnya tidak berlebihan dalam darah, namun bila kadarnya berlebih
asam urat akan berperan sebagai prooksidan (McCrudden Francis H. 2000).

Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan kadar asam urat dalam darah.
Pemeriksaan kadar asam urat berguna untuk peningkatan kadar urat dalam darah
(hiperurikemia) berarti meningkatnya resiko presipitasi kristal ura-urat dijaringan dan
menjadi gejala penyakit gout/pirai serta berguna untuk diagnosis juga untuk
monitoring pengobatan gout itu sendiri. Sampel yang digunakan pada praktikum ini
ialah serum. Serum digunakan sebagai sampel karena dalam pengujian yang dilakukan
cukup memakan waktu yang agak lama sehingga serum yang merupakan plasma darah
tanpa fibrinogen dapat mencegah adanya pembekuan darah atau koagulasi pada saat
pengujian, pemeriksaan ini dilakukan untuk dapat menentukan bahwa dari nilai kadar
tersebut dapat menginterprestasi adanya penyakit atau tidaknya dalam tubuh tersebut.
Serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah)
termasuk cairan elektrolit, antibodi, antigen, hormon, dan semua substansi exogenous.
Serum digunakan dalam berbagai uji diagnostik termasuk untuk menentukan kadar
asam urat darah. Serum protein merupakan salah satu dari tiga jenis protein di dalam
tubuh yang terbentuk dari asam amino berupa larutan koloidal di dalam plasma darah
(Frandson, 1996).
Hal yang dilakukan dari pengujian ini, yang pertama disiapkan berupa larutan
standar yang digunakan sebagai pembanding dimana berupa standar 0,02 mL dan
reagen 1 mL. Standar dibuat sebagai pembanding bagi senyawa uji dalam menentukan
kadar asam urat. Selanjutnya, larutan langko yang berisi aquadest 0,02 mL dan reagen 1
mL digunakan untuk membuat titik nol konsentrasi dari grafik kalibrasi suatu instrumen
alat yaitu spektrofotometer UV ataupun sebagai pembanding dimana larutan yang
diperlakukan sama dengan sampel, ditambah dengan reagen yang sama, mengalami
kontak dengan alat yang sama diperlakukan dengan prosedur yang sama.

Prinsip kerja dari spektrofotometri UV-Vis yaitu berdasarkan adanya interaksi


REM (daerah UV-Vis) dengan materi (molekul) yang memiliki kromofor. Kromofor
merupakan gugus dengan ikatan rangkap terkonjugasi dan gugus fungsi yang memiliki
pasangan elektron bebas. Semakin banyak ikatan rangkap terkonjugasi, makin banyak
terjadi delokalisasi elektron, energi eksitasi makin rendah, panjang gelombang
maksimum makin besar (ke arah visibel atau sinar tampak) biasanya muncul sebagai
larutan berwarna. Senyawa tanpa kromofor bisa tetap dianalisis dengan terlebih dahulu
melakukan derivatisasi, dengan penambahan kromotag/kromogen dan biasanya senyawa
menjadi berwarna.
Selanjutnya, serum diambil sebanyak 0,02 mL lalu ditambahkan reagen
sebanyak 1 mL, kemudian di inkubasi selama 20 menit dalam suhu 25o C. Inkubasi
dilakukan agar reaksi yang terjadi didalam sampel tersebut optimal serta dalam suhu
tubuh diupayakan dapat membantu enzim bekerja dengan baik. Senyawa yang
teridentifiksi oleh spektrofotometri ialah senyawa quinoneimina karena memiliki
senyawa kromofor seperti dilihat pada struktur kimia berikut :

Urikase
Asam Urat + H2O + O2 Alantonin + CO2 + H2O
peroksidase
TDDS + 4-aminoantipirin + 2H2O2 quinoneimina + 4H2O

Serum yang memiliki asam urat tersebut dioksidasi menjadi alantonin dengan bantuan
enzim urikase, lalu direaksikan dengan 4-Aminoantipirin sebagai kromogen senyawa
atau memberikan warna serta TDDS sebagai senyawa yang menginisasi pembentukan
senyawa kompleks menjadi quinoneimina. Senyawa Quinoneimina digunakan sebagai
indikator nilai kadar asam urat serum.

Dari hasil pengamatan yang diperoleh didapatkan nilai rata-rata kadar asam urat
sampel serum tersebut senilai 9,18 mg/dL. Bila dibandingkan dengan nilai rujukan
kadar normal laki-laki ( 3,5 7,2 mg/dL) dan perempuan (2,6-6 mg/dL), kadar uji
serum tersebut melebihi kadar normalnya sehingga dapat diindikasikan bahwa serum
tersebut didiagnosa hiperurikemia. Kondisi dimana asam urat didalam darah sangat
tinggi atau asam urat abnormal yang disebut hiperurisemia ini, merupakan tanda awal
tubuh akan terserang penyakit arthritis gout (peradangan sendi akut).
Asam urat dihasilkan sendiri oleh tubuh melalui proses reaksi kimia yang terjadi
dalam sistem sel, jaringan atau organ. Asam urat merupakan salah satu sisa
metabolisme protein yang berupa asam-asam inti dalam darah. Setelah mengalami
berbagai macam proses biokimia akan menjadi oksida purin. Purin sendiri merupakan
salah satu turunan asam amino. Oksidasi purin ini di metabolisme lagi oleh suatu enzim
dan menghasilkan produk akhir yaitu asam urat. Jadi asam Urat adalah hasil akhir dari
proses katabolisme (pemecahan) bahan purin yang cenderung bersifat toksik .
(Murray,2009)
Purin adalah salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA. Yang
termasuk kelompok purin adalah Adenosin dan Guanosin. Saat DNA dihancurkan,
purin pun akan dikatabolisme. Katabolime purin ini membutuhkan enzim xantin
oksidase yang umumnya terdapat di hati dan usus. (Murray,2009)
Manusia mengubah nukleosida purin utama, adenosin dan guanine menjadi
asam urat melalui intermediat serta reaksi. Adenosin pertama-tama mengalami
deaminasi menjadi inosin oleh enzim adenosin deaminase. Fosforolisis ikatan N-
glikosidat inosin dan guanosin, yang dikatalisis oleh enzim nukleosida purin fosforilase,
akan melepas senyawa ribose 1-fosfat dan basa purin. Hipoxantin dan guanin
selanjutnya membentuk xantin dalam reaksi yang dikatalisis masing-masing oleh enzim
xantin oksidase dan guanase. Kemudian, xantin teroksidase menjadi asam urat dalam
reaksi kedua yang dikatalisis oleh enzim xantin oksidase. Dengan demikian, xantin
oksidase merupakan lokus yang esensial bagi intervensi farmakologis penderita
Hiperurisemia dan Gout (Murray,2009)
Asam urat menjadi masalah bila eksresi atau proses pembuangan tidak terjadi
dengan normalnya. Hal ini terjadi karena ginjal mengalami gangguan fungsi. Ginjal
tidak rusak tapi kemampuannya membuang asam urat kurang. Hal ini biasanya karena
faktor keturunan. (Sutedjo,2006) Oleh sebab itu bila ada gangguan fungsi ginjal, kadar
asam urat dalam darah akan meningkat atau disebut sebagai hiperurisemia. Selain
pengaruh ginjal dari penyebab penyakit ini, ada pula dimana kadar asam urat dalam
tubuh berkaitan erat juga dengan asupan zat purin yang dikonsumsi. Karena sebetulnya
purin merupakan zat yang bisa disintesis oleh tubuh (zat non essensial) sehingga setiap
purin yang terkandung dalam makanan kelebihannya akan dikatabolisme dan hasil
akhirnya menjadi asam urat.
Nilai kadar asam urat sampe serum tersebut memiliki nilai simpangan (RSD)
sebesar 46,4% sengat jauh dari nilai seharusnya yaitu < 2%. Hal ini dapat disebabkan
oleh berberapa faktor,diantaranya : pengambilan sampel serum, proses pemeriksaan
sampel dan pelaporan hasil pemeriksaan sampel. Penyimpanan sampel dilakukan
apabila pemeriksaan ditunda atau sampel dikirim ke laboratorium lain. Berkaitan
dengan hal tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan
sampel yaitu : waktu penyimpanan sampel, cara penanganan sampel dan suhu
penyimpanan sampel.(Joyce,2007)

Kesimpulan

Kadar didapatkan sebesar 9,28 mg/dL. Jika dibandingkan dengan nilai rujukan kadar
normal laki-laki ( 3,5 7,2 mg/dL) dan perempuan (2,6 - 6 mg/dL), kadar uji melebihi
kadar normalnya sehingga sampel didiagnosa hiperurikemia.

DAFTAR PUSTAKA

Frandson, R. D. 1996. Anatomi and physiology of Farm animals 3th Edition. Lea and
Febiger Phyladelphia.

Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper, Edisi 27. Jakarta : EGC

Sutedjo, A.Y. 2006. Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium. Cetakan I,


Yogjakarta: Amara Books
Joyce. L, 2007. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. Jakarta: EGC

Вам также может понравиться