Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
sensasi keseimbangan. Alat ini terbungkus dalam suatu system tabung tulang dan
keras) tulang temporal, yang disebut labirin tulang. Didalam system ini terdapat
tabung membran dan ruanagan yang disebut labirin membranosa, yang merupakan
koklea (ductus koklearis), tiga kanalis semisirkukaris, dan dua ruangan besar yang
dikenal sebagai utriculus dan sakulus. Koklea merupakan organ sensorik utama
Gambar 2.1. Labirin membranosa dan organisasi krista ampularis dan makula
2
3
Di bagian permukaan dalam dari setiap utrikulus dan sakulus, terdapat
daerah sensorik kecil yang diamaternya sedikit lebih besar dari 2mm dan disebut
kepala ketika kepala dalam posisi tegak. Sebaliknya, macula pada sakulus
terutama terletak dalam bidang vertical dan memberikan singal orientasi kepala
Setiap macula ditutupi oleh lapisan gelatinosa yang dilekati oelh banyak
Kristal kalsium karbonat kecil-kecil yang disebut statokonia. Dalam macula juga
didapati beribu-beribu sel rambut, sel ini akan menonjolkan silia ke dalam lapisan
gelatinosa tadi. Bagian basis dan sisi sel-sel rambut bersinaps dengan ujung-ujung
sampai tiga kali lenih besar daripada gravitasi spesifik cairan dan jaringan
Kinosilium
Setiap sel rambut memiliki 50-70 silia kecil, yang disebut stereosilia,
ditambah satu silium besar, yaitu kinosilium. Kinosilium selalu terletak di satu
sisi, dan stereosilia secara progresif menjadi semakin pendek kea rah sisi lainpada
sel. Pelekatan filamentosa yang tipis, yang hamper tidak dapat dilihat bahkan
Gambar 2.2 Sel rambut alat keseimbangan dan sinapsnya dengan saraf
vestibular
Kanalis Semisirkularis
lurus satu sama lain, sehingga ketiga kanalis ini mempresentasikan ketiga bidang
permukaan bumi, kemudian kanalis anterior ada pada bidang vertikal yang arah
proyeksinya ke depan dan 45 derajat ke luar, dan kanalis posterior ada pada
disebut ampula, dan kanalis serta ampula ini terisi cairan yang disebut endolimfe.
Aliran cairan di dalam kanalis dan ampulanya merangsang organ sensorik ampula.
Pada setiap ampula terdapat tonjolan kecil yang disebut krista ampularis. Pada
puncak krista ini terdapat jaringan longgar massa gelatinosa, yang disebut kupula.
Bila kepala memutsr ke suatu arah, insersia cairan di dalam satu atau lebih kanalis
semisirkularis berputar searah jarum jam. Hal ini menyebabkan cairan mengalir
5
dari kanalis menuju ampula, membengkokkan kupula ke satu sisi, putaran kepala
pula.
Ke dalam kupula terdapat ratusan penjuluran silia dari sel-sel rambut ini
semuanya berorientasi ke arah sisi yang sama dalam kupula, dan pembengkokan
tersebut dikirim melalui nervus vestibularis untuk memberitahu sistem saraf pusat
mengenai perubahan perputaran kepala dan kecepatan perubahan pada setiap tiga
2.2.1. Definisi
dengan perubahan posisi kepala berlawanan dengan gaya gravitasi. BPPV sering
ditemui pada pasien vertigo pada penyakit kasus THT. (Leonard PR, 2015)
6
Definisi vertigo posisional adalah sensasi berputar yang disebabkan oleh
terjadi di telinga dalam dengan gejala vertigo posisional yang terjadi secara
posisional. Benign pada BPPV secara historikal merupakan bentuk dari vertigo
yang serius dan secara umum memiliki prognosis yang baik. Sedangkan
paroksimal yang dimaksud adalah onset vertigo yang terjadi secara tiba-tiba dan
berlangsung cepat biasanya tidak lebih dari satu menit. Benign Paroxysmal
Positional Vertigo memiliki beberapa istilah atau sering juga disebut dengan
2.2.2. Etiologi
Pada kebanyakan kasus BPPV, belum ada etiologi pasti terjadinya BPPV.
Penyebab yang sudah diketahui dikarenakan luka pada kepala bagian dalam
diikuti dengan vestibular neuritis. Pada 15% kasus vestibular neuritis akan
2.2.3. Epidemiologi
BPPV merupakan kasus terbanyak pada sistem vestibular. Pada sebuah penelitian
yang menggabungkan umur dan jenis kelamin di US untuk kasus BPPV 64 dari
100.000 terkena BPPV, Wanita lebih banyak 64% terkena BPPV dibanding laki-
laki. Pada rata-rata usia yang terkena lebih banyak terkena pada usia 51-57 tahun,
tetapi pada usia muda kurang dari 35 tahun yang terkena BPPV ditemukan adanya
2.2.4. Patofisiologi
semisirkularis tersebut terletak pada bidang yang saling tegak lurus satu sama lain.
Pada pangkal setiap kanalis semisirkularis terdapat bagian yang melebar yakni
ampula. Di dalam ampula terdapat kupula, yakni alat untuk mendeteksi gerakan
cairan dalam kanalis semisirkularis akibat gerakan kepala. Sebagai contoh, bila
arah ampula. Defleksi ini diterjemahkan dalam sinyal yang diteruskan ke otak
sehingga timbul sensasi kepala menoleh ke kanan. Adanya partikel atau debris
kupula ke arah sebaliknya dari arah gerakan kepala yang sebenarnya. Hal ini
menimbulkan sinyal yang tidak sesuai dengan arah gerakan kepala, sehingga
partikel ini maka kanalis semisirkularis menjadi lebih sensitif terhadap gravitasi.
Teori ini dapat dianalogikan sebagai adanya suatu benda berat yang melekat pada
puncak sebuah tiang. Karena berat benda tersebut, maka posisi tiang menjadi sulit
untuk tetap dipertahankan pada posisi netral. Tiang tersebut akan lebih mengarah
ke sisi benda yang melekat. Oleh karena itu kupula sulit untuk kembali ke posisi
Teori Kanalitiasis
Teori ini dikemukakan olleh Epley pada tahun 1980. Menurutnya gejala
BPPV disebabkan oleh adanya partikel yang bebas bergerak (canalith) di dalam
posterior. Bila kepala dalam posisi duduk tegak, maka kanalit terletak pada posisi
posisi supinasi, terjadi perubahan posisi sejauh 90. Setelah beberapa saat,
gravitasi menarik kanalit hingga posisi terendah. Hal ini menyebabkan endolimfa
dikembalikan ke awal, maka terjadi gerakan sebaliknya dan timbul pula nistagmus
kepala dengan timbulnya nistagmus. Parnes dan McClure pada tahun 1991
memperkuat teori ini dengan menemukan adanya partikel bebas dalam kanalis
Bila terjadi trauma pada bagian kepala, misalnya, setelah benturan keras,
otokonia yang terdapat pda utikulus dan sakulus terlepas. Otokonia yang terlepas
pada BPPV. Hal inilah yang mendasari BPPV pasca trauma kepala (John C.L,
2017).
Jenis Kanal
tipe kanal posterior (Parnes et al, 2003). Ini tercatat pada 85 sampai 90% dari
kasus dari BPPV, karena itu, jika tidak diklasifikasikan, BPPV umumnya
mengacu pada BPPV bentuk kanal posterior (Fife D.T, 2009). Penyebab paling
sering terjadinya BPPV kanal posterior adalah kanalitiasis. Hal ini dikarenakan
10
debris endolimfe yang terapung bebas cenderung jatuh ke kanal posterior
disebabkan karena kanal ini adalah bagian vestibulum yang berada pada posisi
yang paling bawah saat kepala pada posisi berdiri ataupun berbaring (Parnes et al,
2003).
Kanalit tersebut bergerak ke bagian yang paling rendah pada saat orientasi dari
semisirkularis dan elastisitas dari barier kupula, agar bisa menyebabkan defleksi
pada kupula. Waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya hal ini ditambah inersia asli
dari partikel tersebut menjelaskan periode laten yang terlihat selama manuver
BPPV tipe kanal lateral adalah tipe BPPV yang paling banyak kedua.
BPPV tipe kanal lateral sembuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan BPPV tipe
kanal posterior. Hal ini dikarenakan kanal posterior tergantung di bagian inferior
dan barier kupulanya terdapat pada ujung yang lebih pendek dan lebih rendah.
Sedangkan kanal lateral memiliki barier kupula yang terletak di ujung atas.Karena
itu, debris bebas yang terapung di kanal lateral akan cenderung untuk mengapung
kembali ke utrikulus sebagai akibat dari pergerakan kepala (Parnes et al, 2003).
11
Dalam kanalitiasis pada kanal lateral, partikel paling sering terdapat di
lengan panjang dari kanal yang relatif jauh dari ampula. Jika pasien melakukan
pergerakan kepala menuju ke sisi telinga yang terkena, partikel akan membuat
Nistagmus geotropik (fase cepat menuju tanah) akan terlihat. Jika pasien berpaling
dari sisi yang terkena, partikel akan menciptakan arus hambatan ampulofugal.
Meskipun nistagmus akan berada pada arah yang berlawanan, itu akan tetap
berlawanan. Stimulasi kanal menciptakan respon yang lebih besar daripada respon
hambatan, sehingga arah dari gerakan kepala yang menciptakan respon terkuat
(respon stimulasi) merupakan sisi yang terkena pada geotropik nistagmus (Parnes
et al, 2003).
Kupulolitiasis memiliki peranan yang lebih besar pada BPPV tipe kanal
lateral dibandingkan tipe kanal posterior. Karena partikel melekat pada kupula,
vertigo sering kali berat dan menetap saat kepala berada dalam posisi provokatif.
Ketika kepala pasien dimiringkan ke arah sisi yang terkena, kupula akan
apogeotrofik yang lebih kuat. Karena itu, memiringkan kepala ke sisi yang terkena
27% dari pasien yang memiliki BPPV tipe kanal lateral (Parnes et al, 2003).
12
2.2.5. Manifestasi Klinik
tidur, ketika berubah posisi dari berbaring menjadi duduk. Pasien merasakan
pusing berputar yang lama kelamaan berkurang dan hilang. Terdapat jeda waktu
antara perubahan posisi kepala dengan timbulnya perasaan pusing berputar. Pada
umumnya perasaan pusing berputar timbul sangat kuat pada awalnya dan
mengalami mual dan muntah. Sensasi ini dapat timbul lagi bila kepala
sebaliknya. (2)
2.2.6. Diagnosis
1. Anamnesis
Pasien biasanya mengeluh vertigo dengan onset akut kurang dari 10-30
detik akibat perubahan posisi kepala. Posisi yang memicu adalah berbalik di
tempat tidur pada posisi lateral, bangun dari tempat tidur, melihat ke atas dan
belakang, dan membungkuk. Vertigo bisa diikuti dengan mual (Parnes et al,
2003).
13
2. Pemeriksaan Fisik
Pasien memiliki pendengaran yang normal, tidak ada nistagmus spontan, dan pada
evaluasi neurologis normal. Pemeriksaan fisik standar untuk BPPV adalah : Dix-
Hallpike dan Tes kalori. (Teixeira L.J., Pollonio J.N., Machado, 2006)
a. Dix-Hallpike Test
Test ini tidak boleh dilakukan pada pasien yang memiliki masalah dengan
leher dan punggung. Tujuannya adalah untuk memprovokasi serangan vertigo dan
dan vertigo mungkin akan timbul namun menghilang setelah beberapa detik
posterior yang terlibat). Ini akan menghasilkan kemungkinan bagi otolith untuk
Pada orang normal nistagmus dapat timbul pada saat gerakan provokasi ke
belakang, namun saat gerakan selesai dilakukan tidak tampak lagi nistagmus.
lambat, 40 detik, kemudian nistagmus menghilang kurang dari satu menit bila
sebabnya kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari satu
menit, biasanya serangan vertigo berat dan timbul bersamaan dengan nistagmus
b. Tes kalori
Tes kalori ini dianjurkan oleh Dix dan Hallpike. Pada cara ini dipakai 2 macam
air, dingin dan hangat. Suhu air dingin adalah 300C, sedangkan suhu air hangat
adalah 440C. Volume air yang dialirkan ke dalam liang telinga masing-masing
250 ml, dalam waktu 40 detik. Setelah air dialirkan, dicatat lama nistagmus yang
timbul. Setelah telinga kiri diperiksa dengan air dingin, diperiksa telinga kanan
dengan air dingin juga. Kemudian telinga kiri dialirkan air panas, lalu telinga
dalam. Pada tiap-tiap selesai pemeriksaan (telinga kiri atau kanan atau air dingin
15
atau air panas) pasien diistirahatkan selama 5 menit (untuk menghilangkan
pusingnya). (6)
Jika pasien memiliki riwayat yang sesuai dengan BPPV dan hasil tes Dix-Hallpike
negatif, dokter harus melakukan supine roll test untuk memeriksa ada tidaknya
BPPV kanal lateral. BPPV kanal lateral atau disebut juga BPPV kanal horisontal
adalah BPPV terbanyak kedua. Pasien yang memiliki riwayat yang sesuai dengan
BPPV, yakni adanya vertigo yang diakibatkan perubahan posisi kepala, tetapi
tidak memenuhi kriteria diagnosis BPPV kanal posterior harus diperiksa ada
2017)
provokatif dan dapat menyebabkan pasien mengalami pusing yang berat selama
beberapa saat. Tes ini dilakukan dengan memposisikan pasien dalam posisi
supinasi atau berbaring terlentang dengan kepala pada posisi netral diikuti dengan
rotasi kepala 90 derajat dengan cepat ke satu sisi dan dokter mengamati mata
pasien untuk memeriksa ada tidaknya nistagmus. Setelah nistagmus mereda (atau
16
jika tidak ada nistagmus), kepala kembali menghadap ke atas dalam posisi
derajat ke sisi yang berlawanan, dan mata pasien diamati lagi untuk memeriksa
fisik (Fife D.T, 2009). Pasien biasanya melaporkan episode berputar ditimbulkan
berlangsung 10 sampai 30 detik dan tidak disertai dengan gejala tambahan selain
merasa mual dan pusing selama berjam-jam setelah serangan vertigo, tetapi
kebanyakan pasien merasa baik-baik saja di antara episode vertigo. Jika pasien
melaporkan episode vertigo spontan, atau vertigo yang berlangsung lebih dari 1
atau 2 menit, atau jika episode vertigo tidak pernah terjadi di tempat tidur atau
dengan perubahan posisi kepala, maka kita harus mempertanyakan diagnosis dari
ini dilakukan dengan memeriksa pasien dari posisi berdiri ke posisi berbaring
(hanging position) dengan kepala di posisikan 45 derajat terhadap satu sisi dan
17
leher diekstensikan 20 derajat. Manuver Dix-Hallpike menghasilkan torsional
upbeating nystagmus yang terkait dalam durasi dengan vertigo subjektif yang
dialami pasien, dan hanya terjadi setelah memposisikan Dix-Hallpike pada sisi
yang terkena. Diagnosis presumtif dapat dibuat dengan riwayat saja, tapi
Pertama, ada periode latensi antara selesainya manuver dan onset vertigo rotasi
subjektif dan nistagmus objektif. Periode latensi untuk onset nistagmus dengan
manuver ini tidak spesifik pada literatur, tapi berkisar antara 5 sampai 20 detik,
walaupun dapat juga berlangsung selama 1 menit pada kasus yang jarang. Yang
nystagmus. Nistagmus sekali lagi sering terlihat setelah pasien kembali ke posisi
kepala tegak dan selama bangun, tetapi arah nystagmus mungkin terbalik.
Karakteristik lain dari nistagmus pada BPPV kanal posterior adalah nistagmusnya
mendiagnosis BPPV horisontal adalah dengan supine roll test atau supine head
potensial dapat terjadi pada manuver ini, menunjukkan dua tipe dari BPPV kanal
nistagmus horisontal yang bergerak (beating) ke arah telinga paling bawah. Ketika
pasien dimiringkan ke sisi lain, sisi yang sehat, timbul nistagmus horisontal yang
tidak begitu kuat, tetapi kembali bergerak ke arah telinga paling bawah.
b. Tipe Apogeotrofik. Pada kasus yang lebih jarang, supine roll test
menghasilkan nistagmus yang bergerak ke arah telinga yang paling atas. Ketika
adalah telinga dimana sisi rotasi menghasilkan nistagmus yang paling kuat. Di
antara kedua tipe dari BPPV kanal lateral, tipe geotrofik adalah tipe yang paling
minor mengikuti posisi Dix-Hallpike. Bentuk ini mungkin ditemui saat mengobati
bentuk lain dari BPPV. Benign Paroxysmal Positional Vertigo kanal anterior
kronis atau persisten jarang. Dari semua tipe BPPV, BPPV kanal anterior
tampaknya tipe yang paling sering sembuh secara spontan. Diagnosisnya harus
berhubungan dengan lesi batang otak atau cerebellar dapat menghasilkan pola
menunjukkan bahwa dua atau lebih kanal secara bersamaan terkena pada waktu
yang sama. Keadaan yang paling umum adalah BPPV kanal posterior
juga tetap akan terus mengikuti pola BPPV kanal tunggal, meskipun pengobatan
mungkin harus dilakukan secara bertahap dalam beberapa kasus (Fife D.T, 2009).
20
Tabel 2.2 karakteristik nistagmus BPPV
ditimbulkan oleh manuver posisi, tetapi tetap terlihat saat pasien berada pada
aturan umum, jika nistagmus tidak khas, atau jika gagal merespon terhadap terapi
Pada Sindroma akut vestibular pusing yang terjadi secara akut persisten
dan berkelanjutan. Pusing dirasa seharian atau bisa berminggu dan biasanya
episodik dengan pemicu sindroma vestibular rasa pusing yang secara episodik
dipicu oleh hal spesifik dan tindakan nyata, contohnya perubahan posisi kepala
atau posisi tubuh. Biasanya serangan terjadi <1 menit. Pada Sindroma vestibular
spontan rasa pusing terjadi bukan karena ada pemicu dan waktu terjadi dapat
menit sampai berjam-jam. Sindroma kronis vestibular rasa pusing dapat terjadi
22
seminggu atau 1 bulan lamanya bahkan dapat lebih (Bhattacharyya N, Baugh F R,
2.2.8. Tatalaksana
1. Non-Farmakologi
yang ringan dan dapat sembuh secara spontan dalam beberapa bulan. Namun telah
mengurangi risiko jatuh pada pasien. Keefektifan dari manuver-manuver yang ada
partikel ke posisi awalnya yaitu pada makula utrikulus. Ada lima manuver yang
dapat dilakukan tergantung dari varian BPPV nya (Bittar et al, 2011).
Manuver Epley
Manuver Epley adalah yang paling sering digunakan pada kanal vertikal. Pasien
diminta untuk menolehkan kepala ke sisi yang sakit sebesar 450, lalu pasien
berbaring dengan kepala tergantung dan dipertahankan 1-2 menit. Lalu kepala
ditolehkan 900 ke sisi sebaliknya, dan posisi supinasi berubah menjadi lateral
dekubitus dan dipertahan 30-60 detik. Setelah itu pasien mengistirahatkan dagu
pada pundaknya dan kembali ke posisi duduk secara perlahan (Bittar et al, 2011).
23
Manuver Semont
posterior. Jika kanal posterior terkena, pasien diminta duduk tegak, lalu kepala
dimiringkan 450 ke sisi yang sehat, lalu secara cepat bergerak ke posisi berbaring
dan dipertahankan selama 1-3 menit. Ada nistagmus dan vertigo dapat
diobservasi. Setelah itu pasien pindah ke posisi berbaring di sisi yang berlawanan
Manuver ini dapat digunakan pada pengobatan BPPV tipe kanal lateral.
Pasien berguling 3600, yang dimulai dari posisi supinasi lalu pasien menolehkan
kepala 900 ke sisi yang sehat, diikuti dengan membalikkan tubuh ke posisi lateral
dekubitus. Lalu kepala menoleh ke bawah dan tubuh mengikuti ke posisi ventral
dekubitus. Pasien kemudian menoleh lagi 900 dan tubuh kembali ke posisi lateral
Manuver ini digunakan pada BPPV tipe kanal lateral. Tujuannya adalah
untuk mempertahankan kekuatan dari posisi lateral dekubitus pada sisi telinga
Brandt-Daroff exercise
25
Manuver ini dikembangkan sebagai latihan untuk di rumah dan dapat dilakukan
sendiri oleh pasien sebagai terapi tambahan pada pasien yang tetap simptomatik
setelah manuver Epley atau Semont. Latihan ini juga dapat membantu pasien
2011).
2. Farmakologi
gejala-gejala vertigo, mual dan muntah yang berat yang dapat terjadi pada pasien
BPPV, seperti setelah melakukan terapi PRM. Pengobatan untuk vertigo yang
mempunyai efek supresif pada pusat muntah sehingga dapat mengurangi mual dan
et al, 2017).
3. Operasi
Operasi dapat dilakukan pada pasien BPPV yang telah menjadi kronik dan
sangat sering mendapat serangan BPPV yang hebat, bahkan setelah melakukan
Terdapat dua pilihan intervensi dengan teknik operasi yang dapat dipilih, yaitu
singular neurectomy (transeksi saraf ampula posterior) dan oklusi kanal posterior
semisirkular. Namun lebih dipilih teknik dengan oklusi karena teknik neurectomi
2.2.8. Komplikasi
nistagmus dapat terjadi, hal ini terjadi karena adanya debris otolitith yang
tersumbat saat berpindah ke segmen yang lebih sempit misalnya saat berpindah
tetap berada pada posisi duduk minimal 10 menit untuk menghindari risiko jatuh
2.2.9. Prognosis
Pasien dengan BPPV dapat memiliki berbagai respon terapi. Respon terapi
sendiri tergantung dari beberapa faktor yaitu keakuratan diagnosis, durasi gejala
meningkatkan resiko untuk jatuh, penurunan kualitas hidup, dan hal lain yang
al, 2017).
Terapi yang paling efektif untuk BPPV adalah PRM, dari beberapa penelitian
2017).
untuk keakuratan diagnosis BPPV. Gejala dari penyakit CNS yang mernyerupai
BPPV, dan kondisi ini tidak akan memberikan respon terhadap terapi pada BPPV