Вы находитесь на странице: 1из 14

Model Pembelajaran

Model merupakan suatu rancangan yang dibuat khusus dengan menggunakan langkah-
langkah yang sistematis untuk diterapkan dalam suatu kegiatan. Selain itu juga model
sering disebut dengan desain yang dirancang sedemikian rupa untuk kemudian diterapkan
dan dilaksankan.
Menurut Komaruddin (2006: 175) model diartikan sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai: (1)
suatu tipe atau desain; (2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu
proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati; (3) suatu sistem
asumsi-asumsi, data-data dan interferensi-interferensi yang dipakai untuk menggambarkan
secara matematis suatu obyek atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari
suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsi dari
suatu sistem yang mungkin atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat
menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya.
Pengertian Model Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai cara, contoh maupun pola,
yang mempunyai tujuan meyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui, dimengerti,
dan dipahami yaitu dengan cara membuat suatu pola atau contoh dengan bahan-bahan yang
dipilih oleh para pendidik/guru sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi di dalam
kelas. Suatu model akan mempunyai ciri-ciri tertentu dilihat dari faktor-faktor yang
melengkapinya
A. Kelompok model-model pengolahan informasi.
Model-model pembelajaran dalam rumpun ini bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan
informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan
dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan
masalah, dan menggunakan simbol-simbol. Jenis model-model pembelajaran yang
termasuk ke dalam rumpun pengolahan informasi ini adalah seperti pada tabel berikut:

No Model Tokoh Misi/tujuan/manfaat

pembent
1 Berpikir Hilda Terutama ditujukan untuk ukan
kemampuan berpikir induktif yang
Induktif Taba banyak
diperlukan dalam kegiatan akademik
meskipun
diperlukan juga untuk kehidupan pada
umumnya.

2. Latihan Richard s.d.a


Penelitian Suchman
Induktif
3. Kata Gambar Emily Sda
Calhoun
pembent
4. Pembentuk Jerome Dirancang terutama untuk ukan
kemampuan berpikir induktif, tetapi juga
an konsep Bruner untuk
pengembangan konsep dan analisis

(Dikutip dari Bruce Joyce dan Marsha Weil, 2011; 31)


Rumpun ini mengacu kepada bagaimana proses mencari informasi, mengatur atau
mengorganisasikan informasi-informasi tersebut, membangun hipotesis dan menerapkan
apa yang dipelajarinya itu dalam kegiatan-kegiatan yang lebih mandiri misalnya menulis
karangan. Jurus lain adalah dengan menjelaskan kepada peserta secara langsung melalui
ceramah bervariasi, misalnya melalui tugas membaca bahan-bahan, kemudian mereka
menyusun konsep-konsep yang ditangkap dari ceramah dan sulber lain dalam bentuk esai.
Termasuk ke dalam rumpun ini adalah berfikir secara induktif yaitu mengamati kejadian,
mengumpulkan fakta-fakta, mengorganisasikan fakta menjadi informasi. Termasuk ke
dalam kategori berfikir induktif adalah membuat klasifikasi dan melakukan generalisasi.
Dari kejadian yang khusus peserta diminta melakukan inferensi yaitu membuat kesimpulan
yang bersifat umum, misalnya dari sampel perilaku anggauta arisan disimpulkan bagimana
sifat kelompok anggauta arisan tersebut. Contoh lain adalah belajar konsep yaitu dengan
mengamati karakteristik-karakteristik dari tiap-tiap kasus atau benda atau profesi apapun
yang merupakan objek lalu mengenali dan mengklasifikasikan persamaan-persamaan
sehingga ia dapat mengabstraksikan karakteristik-karakteristik tersebut dan membangun
kesimpulan yang dinamakan konsep. Pada anak anak yang belajar tentang warna
misalnya. Dari pengamatannya terhadap warna langit, baju sergam, tembok, crayon, ia
dapat mengabstraksikan warna biru (Heru Kuswanto).
B. Kelompok model-model Personal
Model-model pembelajaran yang termasuk rumpun ini menekankan pada
pengembangan pribadi. Fokus pembelajaran ditekankan untuk membantu individu dalam
mengembangkan hubungan produktif dengan lingkungannya dan untuk melihat dirinya
sendiri dengan lebih baik, bertanggung jawab pada pendidiannya agar lebih kuat, lebih
sensitive dan lebih kreatif. Jenis-jenis model pembelajaran pribadi seperti tercantum pada
tabel berikut :
Model-Model Pembelajaran Personal
Model Tokoh Misi/Tujuan

Pengajaran Carl Penekanan pada pembentukan kemampuan belajar


Tanpa Arahan Rogers sendiri untuk mencapai pemahaman dan penemuan
diri sendiri sehingga terbentuk konsep diri.

Meningkatkan Abraham Membangun kepercayaan diri yang tinggi pada


harga diri Maslow siswa.
Bruce
Joyce

(Dikutip dari Bruce Joyce dan Marha Weil, 2011; 35)


Kelompok berikutnya adalah yang dinamakan rumpun yang bersifat personal yaitu
bagaimana seorang fasilitator menggunakan teknik yang bersifat nondirektif atau tidak
langsung, dengan menggali persepsi peserta mengenai dunia di sekitarnya. Tekanan
dilakukan untuk membantu peserta memahami dirinya sendiri, apa yang dicita-citakannya,
tanggungjawab yang harus dipikulnya dan arah hidupnya. Suasana yang diciptakan dalam
model ini adalah suasana kesejajaran antara pebelajar dengan fasilitaor yang sama-sama
dalam proses menjadi manusia. Fokus pembelajaran semacam ini adalah pada individu itu
secara menyeluruh dan bukan terutama kepada aspek-aspek yang bersifat parsial. Di antara
hal yang dikembangkan dalam model ini adalah konsep diri yaitu bagaimana gambaran
tentang diri seseorang baik jasmani maupun rohaninya, serta kemampuan sosial, stabilitas
emosi dan kemampuan-kemampuan lainnya. Diharapkan dengan konsep diri positif,
seseoranng menjadai realistis keadaan dirinya. (Heru Kuswanto)
C. Kelompok Model-model Pengajaran Sosial
Model-model ini menekankan hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain.
Model-model ini memfokuskan pada proses dimana realitas adalah negosiasi sosial. Model-
model pembelajaran kelompok ini memberikan prioritas pada peningkatan kemampuan
individu untuk berhubungan dengan orang lain untuk meningkatkan proses demokratis, dan
untuk belajar dalam masyarakat secara produktif. Jenis-jenis model pembelajaran kelompok
Pengajaran Sosial adalah seperti dalam tabel berikut ini. :
Model-model Pembelajaran Pengajaran Sosial
Model Tokoh Misi/tujuan

Kerja Herbert Thelen Mengembangkan keterampilan keterampilan


kelompok. John Dewey untuk berperan da-lam kelompok yang mene-
(investigation kankan keterampilan komunikasi inter-
group) personal dan kete-rampilan inkuari ilmiah.
Aspek-aspek pengem-bangan pribadi
merupakan hal yang penting dari model ini.

Bermain peran Fannie Shaftel Didisain untuk membantu siswa


mengumpulkan dan mengolah informasi
tentang masalah-masalah sosial melalui
tingkah laku mereka sendiri dan nilai-nilai
yang menjadi sumber dari penye-lidikan itu

Jurisprudential Donald Oliver Pengembangan keterampilan in-terpersonal


James P.Shaver dan kerja kelom-pok untuk mencapai,
kesadar-an dan fleksibilitas pribadi
Didisain utama untuk melatih kemampuan
mengolah infor-masi dan menyelesaikan isu
kemasya-rakatan dengan kerangka acuan atau
cara ber-pikir Jurisprudensial (ilmu ten-tang
hukum-hukum manusia)

(Dikutip dari Bruce Joyce dan Marha Weil, 2011 ; 37)

Rumpun ini didasarkan kepada sifat-sifat sosial manusia yang mengambil bentuk mulai dari
yang sangat sederhana yaitu proses mengatur siswa untuk bekerja bersama-sama secara
demokratis untuk melakukan analisis terhadap masalah-masalah sosial dan nilai-nilai yang
penting yang hidup di dalam suatu lingkungan. Bentuk kerja sama antar siswa misalnya,
membantu satu sama lain di dalam memahami tugas-tugas sosial disampaikan kepada
mereka. Manfaat dari model rumpun sosial ini adalah bahwa para peserta dapat
bekerjasama memperoleh pengetahuan dan membentuk konsep-konsep serta membangun
hipotesis-hipotesis. Dengan kerjasama secara positif, akan mempengaruhi perolehan hasil
baik segi akademik maupun segi perkembangan sosial, dan mereka dapat membangun
konsep diri khususnya pada dimensi menghargai kemampuan diri sendiri (self esteem).
Bentuk-bentuk proses pembelajaran yang dapat dikategorisasikan sebagai rumpun sosial ini
adalah penelitian kelompok dan role playing atau bermain peran khususnya unntuk
mempelajari perilaku-perilaku sosial, dan nilai-nilai sosial yang hidup di dalam suatu
lingkungan. Di samping itu ada yurisprudential inquiry, yaitu belajar memikirkan
kebijakan-kebijakan sosial yang hidup di sekitarnya dan masalah-masalah yang muncul
seperti misalnya kebijakan tentang pedagang-pedagang kaki lima bagaimana deskripsi
kebijakannya, bagaimana praktek-praktek yang diamati dalam kehidupan sehari-hari,
masalah-masalah yang ditimbulkan serta bagaimana untuk mengusulkan jalan keluar. (Heru
Kuswanto).
D. Kelompok Model-model Perilaku
Semua model pembelajaran rumpun ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang mengacu
pada teori perilaku, seperti teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi perilaku, atau
perilaku terapi. Model- model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan
lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara efektif
sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki. Jenis model pembelajaran perilaku
seperti pada tabel berikut ini.
Model-model Pembelajaran Kelompok Perilaku
Model Tokoh Misi atau tujuan

Mastery Learning Benjamin Bloom Mengembangkan potensi siswa


(Belajar Menguasai) James Block untuk belajar mandiri melalui
media yang sesuai, dari
keterampilan dasar hingga materi
yang komplek.

Instruksi Langsung Tom Good Memfasilitasi pembelajaran


melalui aktifitas yang
berhubungan dengan sasaran.

Simulasi Carl & Mery Pembelajaran yang dibangun dari


Smith gambaran tentang kondisi hidup
Nyata

Pembelajaran Sosial Albert Bandura


Carl Torensen

(Dikutip dari Bruce Joyce dan Marha Weil, 2011 ; 40)


Rumpun yang keempat adalah rumpun perilaku yang dimotori oleh BF Skinner yang
berakar pada aliran behaviorisme. Pada pendekatan ini tugas-tugas yang bersifat kompleks
diurai menjadi tugas-tugas yang lebih spesifik sehingga dapat dikuasai oleh pebelajar.
Termasuk ke dalam rumpun ini adalah belajar tuntas, belajar secara langsung atau direct
instruction yang menekankan pada proses remedial atau perbaikan bagi mereka yang belum
mencapai tingkat penguasaan; bagaimana seseorang mengubah pola-pola perilakunya
dengan menggunakan prinsip-prinsip ganjaran dan hukuman, menggunakan umpan balik
yang segera maupun yang ditangguhkan, dan mengarahkan pada pebelajar mandiri dengan
menggunakan pelajaran-pelajaran yang disusun secara terprogram dengan jawaban-jawaban
peserta yang langsung memperoleh umpan bali (apakah menjadi kebenaran jawaban).
Pelajaran terprogram merupakan ciri model ini. Dengan demikian, pebelajar dapat lebih
mandiri untuk melatih kemampuan-kemampuannya dan memperoleh umpan balik yang
melekat atau balikan yang tercantum pada bahan-bahan yang diajarkan. Dengan kata lain,
manajemen proses belajar itu dapat berada pada tangan pebelajar sendiri. Namun, patut
diperhatikan bahwa semua ini hanya dimungkinkan bila penyusun program memahami
prinsip-prinsip belajar dengan memanfaatkan umpan balik serta koreksi. (Heru Kuswanto)
E. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran menurut Joyce dalam (Trianto, 2011:5) adalah Suatu perencanaan
atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial dan menentukan perangkat-perangkat pembelajaran
termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Model
pembelajaran kooperatif dapat membantu peserta didik meningkatkan sikap positif dalam
pembelajaran matematika. Sejalan dengan pendapat Sanjaya (2010:241)
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan model
pengelompokkan/Tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar
belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).
Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh
penghargaan, jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang di persyaratkan. Dengan
demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif.
Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab
individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok.
Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk
keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama
untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok Dari pendapat tersebut, jelas
bahwa pembelajaran kooperatif menekankan peserta didik pada perilaku bersama. Dalam
bekerja sama yang bertujuan untuk saling membantu satu sama lain, menghormati pendapat
orang lain, dan selalu bekerja sama untuk menambah pengetahuannya ( Inneke Rheyza
Martha .S, Rini Setianingsih, 2014:69).
Model-model belajar yang dimaksud pada judul di atas adalah berbagai cara-gaya
belajar siswa dalam aktivitas pembelajaran, baik di kelas ataupun dalam kehidupannya
sehari-hari antar sesama temannya atau orang yang lebih tua. Dengan memahami model-
model belajar ini, diharapkan para guru (kita semua) dapat membelajarkan siswa secara
efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif (Abdul Karim.2009. 5-6).
Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Salah satu penting aspek pembelajaran kooperatif ialah disamping pembelajaran
kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang
lebih baik diantara siswa pembelajaran kooperatif secara bersamaan membantu siswa
dalam pembelajaran akademis mereka. (Ibrahim, dkk, 2005: 16)
Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 tahap utama
yang diawali dengan guru menyampaikan suatu tujuan dan memotivasi siswa dan
diakhiri dengan memberikan suatu penghargaan terhadap hasil belajar siswa. (
Ibrahim, dkk, 2005: 10).
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Tari Bambu (Bamboo Dancing)
Model pembelajaran Tari bambu (Bamboo Dancing) mempunyai tujuan agar siswa
saling berbagi informasi, pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar siswa.
Langkah langkah rancangan pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut :
Kegiatan pembuka
(1) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
(2) Memotivasi siswa dengan menunjukkan contoh aplikasi pengukuran listrik
(3) Memberi pertanyaan untuk mengingat materi sebelumnya.
Kegiatan inti
1 Guru mempresentasikan materi.
2 Guru menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe Tari Bambu (Bamboo
Dancing) yang akan dilaksanakan.
3 Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok, 4 Kelompok yang terdiri dari 9
siswa.
4 Guru membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok.
5 Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk memahami dan membahas masalah
tersebut.
6 Dua kelompok bergabung menjadi satu, anggota kelompok duduk saling
berhadapan dengan anggota kelompok lainnya.
7 Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi informasi. Apabila jumlah
dari kedua kelompok ganjil, maka tiga siswa yang berada pada jajaran paling ujung
berbagi informasi.
8 Guru memberi aba-aba untuk berpindah tempat ke kelompok lainnya.
9 Kembali ke langkah 9,10 dan 11 pergantian kelompok dilaksanakan sampai
kelompok akhir.
10 Siswa kembali ke kelompok masing-masing untuk mendiskusikan informasi yang
diperoleh.
11 Siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi kelompok.
12 Meminta satu kelompok untuk mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok.
13 Membahas jawaban siswa tersebut.
Memberi penghargaan berupa pengakuan terhadap prestasi individu maupun
kelompok.
Kegiatan penutup
Membimbing siswa untuk merangkum materi pelajaran.
Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran ialah sekumpulan sumber belajar yang memungkinkan guru
dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran perangkat pembelajaran dalam penelitian
ini adalah : (1) Silabus, (2) RPP, (3) Materi Ajar, (4)LKS, (5) Instrumen penilaian 2.6
Materi pembelajaran
Alat ukur listrik merupakan peralatan yang diperlukan oleh manusia. Karena besaran
listrik seperti : tegangan, arus, daya, frekuensi dan sebagainya tidak dapat secara
langsung ditanggapi oleh panca indera. Untuk mengukur besaran listrik tersebut,
diperlukanalat pengubah. Atau besaran ditransformasikan ke dalam besaran mekanis
yang berupa gerak dengan menggunakan alat ukur (Mustofa Arifin, Sudarmono) .
Daftar Pustaka
Martha dan Setianingsih. 2014. Penerapan model pembelajaran kooperatif ditinjau
dari tipe kecerdasan musikal, interpersonal, dan logik matematik pada materi persegi
dan persegi panjang. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika. Unesa: FMIPA.

Kuswanto . 2017. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF. Jurnal.

Arifin , Dkk. 2017. Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe tari

Abdul Kadir, M.Pd. 2009. MODEL- MODEL BELAJAR & MODEL-MODEL


PEMBELAJARAN YANG BERPOTENSI MEMBANGUN KOMPETENSI
SISWA. Mataram : SMP NEGERI 5 MATARAM.

Bambu (bamboo dancing) Pada standar kompetensi menggunakan hasil pengukuran


listrik Terhadap hasil belajar Siswa kelas x titl smk negeri 2 surabaya. Surabaya :
UNS.
PERTANYAAN
1. Pada unsur dalam model pembelajaran kooperatif, ada point mengenai Positive
interdependence ( saling ketergangtungan positif ). Apa maksudnya ? dan bagaimana
cara membangun saling ketergantungan positif ini!
Jawab :
Mengenai Positive interdependence ( saling ketergangtungan positif ), Unsur ini
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada 2 pertanggungjawaban
kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua,
menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang
ditugaskan tersebut.
Beberapa cara membangun saling ketergantungan positif yaitu :
a) Menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi dalam kelompok,
pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota kelompok mencapai tujuan.
b) Mengusahakan agar semua anggota kelompok mendapatkan penghargaan yang
sama jika kelompok mereka berhasil mencapai tujuan.
c) Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik dalam kelompok hanya
mendapatkan sebagian dari keseluruhan tugas kelompok.
d) Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau peran yang saling mendukung dan
saling berhubungan, saling melengkapi dan saling terikat dengan peserta didik lain
dalam kelompok.

2. Ada Sembilan langkah yang harus diperhatikan oleh seorang pendidikan,


dalam model pembelajaran pemprosesan informasi, jika salah satu langkah tidak
dilaksanakan, bagaimana bisa model ini tetap berhasil berjalan sesuai fungsinya?
Jawab :
Sembilan langkah yang harus diperhatikan oleh seorang pendidikan, dalam model
pembelajaran pemprosesan informasi
1. Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa;
2. Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topic yang akan
dibahas;
3. Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran;
4. Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topic yang telah direncanakan;
5. Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran;
6. Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran;
7. Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa;
8. Melaksanakan penilaian proses dan hasil;
9. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab
berdasarkan pengalamannya.
Jika salah satu tidak dilaksanakan, tentunya akan berdampak pada hasil diakhir
dari model pembelajaran ini, terlebih lagi kepada hasil belajar siswa. Jika memang
salah satu langkah tidak berjalan sebagai mana mestinya, tentunnya guru harus
tanggap, misalnya pada tindakan guru menarik perhatian siswa, jika hal ini tidak
terlaksana, guru bisa merubah suasana belajar yang awalnya kaku, menjadi lebih
menyenangkan seperti mengadakan games dll, sebagai usaha untuk menutupi
kegagalan menarik perhatian siswa.

3. Model pembelajaran personal ini meliputi strategi pembelajaran sebagai


berikut:
a) Pembelajaran non direktif, bertujuan untuk membentuk kemampuan dan
perkembangan pribadi (kesadaran diri, pemahaman, dan konsep diri)
b) Latihan kesadaran, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal atau
kepedulian siswa.
c) Sinetik, untuk mengembangkan kreativitas pribadi dan memecahkan masalah secara
kreatif.
d) Sistem konseptual, untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes
pada point (d), disebutkan mengenai sistem konseptual, untuk meningkatkan
kompleksitas dasar pribadi yang luwes, maksudnya apa?
Maksudnya disini adalah siswa harus memiliki suatu sistem pembelajaran atau
pengetahuan yang terkonsep secara matang guna meningkatkan pemahaman pada
pribadi siswa yang lebih kompleks dan dapat diaplikasikan atau di perlihatkan secara
luwes atau secara bebas.
4. Apakah model pembelajaran social bisa diterapkan dalam pembelajaran kimia?
Bagaimana pengaplikasiannya?
Jawab:
Tentunya semua model pembelajaran bisa diterapkan dalam proses pembelajaran
kimia, semua kembali lagi kepada guru yang berfungsi sebagai fasilitator, apakah bisa
menerapkannya atau tidak. Khusus untuk model pembelajaran social, guru bisa
mengarahkan siswa dalam hal-hal social sebagai pengaplikasian dari model
pembelajaran ini , mungkin sebagai permulaan siswa bisa diberikan beberapa peran
untuk memperdalam karakter guna sebagai persiapan pada dunia masyarakat.

Вам также может понравиться