Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
8
secara signifikan lebih lambat dari kebanyakan teknik pengelasan lainnya. Proses
terkait, las busur plasma, menggunakan obor las yang sedikit berbeda untuk
menciptakan busur pengelasan yang lebih terfokus dan akibatnya seringkali otomatis.
[Weman 2003, pp. 31, 3738]
Setelah ditemukannya busur listrik berdenyut pendek pada tahun 1800 oleh
Humphry Davy dan busur listrik kontinu pada 1802 oleh Vasily Petrov, pengelasan
busur dikembangkan perlahan. CL Coffin memiliki gagasan untuk mengelas dalam
atmosfir gas inert pada tahun 1890, namun bahkan di awal abad 20, pengelasan bahan
non-ferrous seperti aluminium dan magnesium tetap sulit karena logam ini bereaksi
cepat dengan udara dan berakibat pada keropos, Lasan diisi. Proses yang
menggunakan elektroda yang tertutup fluks tidak secara memuaskan melindungi area
lasan dari kontaminasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, gas inert dalam kemasan
digunakan pada awal tahun 1930an. Beberapa tahun kemudian, arus searah, proses las
terlindung gas muncul di industri pesawat terbang untuk pengelasan magnesium.
[Lincoln Electric 1994, pp. 1.1-71.1-8]
Russell Meredith dari Northrop Aircraft menyempurnakan prosesnya pada
tahun 1941. Meredith menamai proses Heliarc karena menggunakan busur elektroda
tungsten dan helium sebagai gas pelindung, namun sering disebut sebagai tungsten
inert gas welding (TIG). Istilah resmi Welding Society Amerika adalah las las
tungsten gas (GTAW). Linde Air Products mengembangkan berbagai macam obor
berpendingin udara dan berpendingin air, lensa gas untuk memperbaiki perisai, dan
aksesoris lainnya yang meningkatkan penggunaan proses. Awalnya, elektroda terlalu
panas dengan cepat dan, terlepas dari suhu leleh tungsten yang tinggi, partikel
tungsten dipindahkan ke las. Untuk mengatasi masalah ini, polaritas elektroda
berubah dari positif menjadi negatif, namun perubahan tersebut membuatnya tidak
sesuai untuk mengelas banyak bahan non-ferrous. Akhirnya, pengembangan unit arus
bolak-balik memungkinkan untuk menstabilkan busur dan menghasilkan lasan
aluminium dan magnesium berkualitas tinggi. [Lincoln Electric 1994, pp. 1.1-71.1-
8], [Uttrachi, Gerald 2012, pp. 32]
9
Perkembangan berlanjut selama beberapa dekade berikutnya. Linde
mengembangkan obor berpendingin air yang membantu mencegah overheating saat
mengelas dengan arus tinggi. Selama tahun 1950an, karena proses terus mendapatkan
popularitas, beberapa pengguna beralih ke karbon dioksida sebagai alternatif dari
atmosfer pengelasan yang lebih mahal yang terdiri dari argon dan helium, namun ini
terbukti tidak dapat diterima untuk pengelasan aluminium dan magnesium karena
mengurangi kualitas pengelasan, jadi Jarang digunakan dengan GTAW hari ini.
Penggunaan gas pelindung yang mengandung senyawa oksigen, seperti karbon
dioksida, cepat mencemari elektroda tungsten, sehingga tidak sesuai untuk proses
TIG. Pada tahun 1953, sebuah proses baru berdasarkan GTAW dikembangkan,
disebut pengelasan busur plasma. Ini memberikan kontrol yang lebih besar dan
meningkatkan kualitas pengelasan dengan menggunakan nosel untuk memfokuskan
busur listrik, namun sebagian besar terbatas pada sistem otomatis, sedangkan GTAW
tetap merupakan metode manual dan hand-held. Pembangunan dalam proses GTAW
terus berlanjut, dan saat ini ada sejumlah variasi. Di antara yang paling populer
adalah arus berdenyut, diprogram manual, hot-wire, dabber, dan metode penetrasi
GTAW yang meningkat. [Cary & Helzer 2005, pp. 75]
10
Positif) untuk mengupas lapisan oksid yang akan terjadi akibat aliran electron dari
benda kerja menuju elektroda pada arus DCEP maupun pada setengan siklus AC.
[Wiryosumarto, 2004]
11
Sistem kerja seperti las TIG pada umunya yang membedakan torch diam dan
meja Translator gerak secara otomatis bersamaan dengan kawat las. Disini
Transformator masih manual dengan mengatur arus yang keluar.
Berikut langkah-langkah kerja Las TIG Otomatis pada alas TIG :
1. Transformator dan pemograman sudah disiapkan dalam pengoperasiannya.
2. Persiapan sambungan pada alat-alat pendukung las TIG otomatis terpasang
dengan baik, sepeti penempatan benda kerja di meja las TIG otomatis,
kesiapan gas mulia yang ada pada tabung gas, penempatan posisi torch
yang sesuai.
3. Program untuk menghidupkan busur api las dari transformator dijalankan,
dilanjut dengan menggerakkan translator dan kawat (filler).
4. Ketika program masuk akan di baca oleh board microcontroller dan akan
terjadi interface antara board microcontroller dengan motor driver.
5. Selanjutnya motor driver akan mengeksitasi kumparan-kumparan yang ada
pada motor stepper.
6. Motor stepper akan berputar dan akan memutar ulir pada translator, dan
memutar pengumpan kawat.
7. Bersamaan masuknya program ke board microcontroller, ketika bususr api
dihidupkan gas argon akan keluar melindungi daerah pengelasan.
8. Las TIG akan bergerak secara otomatis dengan panjang lasan, osilasi lasan,
arah gerak lasan, dan nyala busur api las sesuai program yang dikehendaki.
12
3. Regulator gas adalah adalah pengatur tekanan gas yang akan digunakan di
dalam pengelasan gas tungsten. Pada regulator ini biasanya ditunjukkan
tekanan kerja dan tekanan gas di dalam tabung.
4. Flowmeter untuk gas dipakai untuk menunjukkan besarnya aliran gas yang
dipakai di dalam pengelasan gas tungsten.
5. Selang gas dan perlengkapan pengikatnya berfungsi sebagai penghubung
gas dari tabung menuju pembakar las. Sedangkan perangkat pengikat
berfungsi mengikat selang dari tabung menuju mesin las dan dari mesin las
menuju pembakar las.
6. Kabel elektroda dan selang berfungsi menghantarkan arus dari mesin las
menuju stang las, begitu juga aliran gas dari mesin las menuju stang las.
Kabel masa berfungsi untuk penghantar arus listrik ke benda kerja.
7. Stang las (welding torch) berfungsi untuk menyatukan sistem las yang
berupa penyalaan busur dan perlindungan gas lindung selama dilakukan
proses pengelasan
8. Elektroda tungsten berfungsi sebagai pembangkit busur nyala api selama
dilakukan pengelasan. Elektroda ini tidak berfungsi sebagai bahan tambah
9. Kawat las berfungsi sebagai bahan tambah. Tambahkan kawat las jika
bahan dasar yang dipanasi dengan busur tungsten sudah mendekati cair.
10. Peralatan tambahan lain dapat berupa sistem pendinginan air untuk
pekerjaan pengelasan berat, rheostat kaki, dan pengatur waktu busur.
Peralatan otomatis :
13
ditentukan. Meja ini bergerak mengikuti gerakan translator sumbu X dan
sumbu Y.
4. Motor driver berfungsi untuk mengeksitasi kumparan kumparan yang ada
dalam stepper motor dengan urutan tertentu sehingga motor berputar pada
arah dan langkah yang dikehendaki.
5. Board microcontroller berfungsi sebagai interface antara komputer dengan
motor driver. Board microcontroller yang digunakan bermerk Arduino.
6. Bahasa pemograman digunakan untuk mengoperasikan program las TIG
secara otomatis. LabView adalah software yang digunakan untuk
mengoperasikan las TIG otomatis.
14
2. Menciptakan inovasi pengembangan sistem mekatronika.
3. Dapat mengelas pada bahan martensit dengan sempurna dalam
penyambungannya.
4. Bisa dijadikan alat surface treatment dengan arus listrik yang sesuai.
5. Tidak memerlukan operator yang ahli maupun bersertifikasi dalam pengelasan
TIG.
15