Вы находитесь на странице: 1из 7

Afandi

1611212031
Pentingnya Imunisasi Pada Bayi

Untuk mencegah penyakit berbahaya, selain dengan imunisasi perlu pula


perlindungan yang bersifat umum dari ASI, makanan pendamping ASI yang lengkap dan
seimbang, mencuci tangan dengan sabun sebelum memegang bayi dan sebelum makan,
gunakan air bersih untuk memasak, minum, mandi, serta menjaga kebersihan badan, pakaian,
mainan, rumah dan lingkungan. Namun hal-hal ini tidak menimbulkan kekebalan spesifik
terhadap penyakit-penyakit berbahaya.
Dengan imunisasi yang lengkap dan teratur akan timbul kekebalan spesifik yang
mampu mencegah penularan, wabah, sakit berat, cacat atau kematian akibat penyakit-
penyakit tersebut. Setelah diimunisasi lengkap masih bisa tertular penyakit-penyakit tersebut,
tetapi jauh lebih ringan dan tidak berbahaya, dan jarang menularkan pada bayi-balita lain
sehingga tidak terjadi wabah
Gejala setelah imunisasi adalah reaksi normal
Setelah imunisasi kadang-kadang terjadi demam, kemerahan dan bengkak sedikit di
sekitar tempat suntikan, adalah reaksi yang wajar, tidak berbahaya dan akan hilang dalam
beberapa hari. Segera berikan obat penurun panas tiap 4 jam sesuai dosis yang dianjurkan
oleh dokter / perawat / bidan, pakai baju yang tipis, minum sering, bila panas tinggi boleh
dikompres dengan air hangat. Bila panas tetap berlanjut lebih dari 2 hari, sebaiknya dibawa
kembali ke tempat imunisasi, untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Manfaat dan jadwal imunisasi
Imunisasi yang belum disediakan oleh pemerintah kita antara lain : Pneumokokus,
Rotavirus, Influenza, MMR, Demam Tifoid, Cacar air, Hepatitis A, Kanker Leher Rahim
(HPV) dan Meningitis untuk jemaah haji. Oleh karena itu orangtua perlu mengetahui manfaat
dan jadwal imunisasi semua vaksin yang ada.
1. Imunisasi Hepatitis B: untuk mencegah kerusakan hati akibat serangan virus
Hepatitis B. Bila berlanjut sampai dewasa dapat menjadi kanker hati. Vaksin hepatitis B
disuntikkan di paha bayi segera setelah lahir, sebelum berumur 12 jam, untuk mencegah
penularan virus hepatitis B dari Ibu pada bayinya, karena banyak ibu hamil di Indonesia tidak
tahu bahwa didalam darahnya terdapat virus hepatitis B.
2. Imunisasi Polio: Untuk mencegah kelumpuhan akibat serangan virus polio liar
yang menyerang sel-sel syaraf di sumsum tulang belakang. Bila menyerang otak dapat
lumpuh seluruh tubuh dan kematian. Vaksin polio diteteskan ke dalam mulut bayi baru lahir
ketika akan pulang ke rumah, dilanjutkan pada umur 2, 4, 6, 18-24 bulan dan 5 tahun.
3. Imunisasi BCG: untuk mencegah Tuberkulosis (Tbc) berat pada paru, otak,
kelenjar getah bening dan tulang sehingga menimbulkan sakit berat, lama, kematian atau
kecacatan. Vaksin BCG disuntikan dikulit lengan atas kanan pada umur 2-3 bulan.
4. Imunisasi DPT atau DPaT: Untuk mencegah 3 penyakit Difteri, Pertusis dan
Tetanus. Vaksin DPT disuntikkan dipaha mulai umur 2 bulan, dilanjutkan pada umur 3-4
bulan, 4-6 bulan, dan 18-24 bulan, dapat digabung dengan vaksin Hepatitis B dan Hib.
Dilanjutkan lagi di lengan pada umur 5-6 tahun, 10-12 tahun dan 18 tahun, dengan vaksin
yang isinya sedikit berbeda (DT, Td atau TT)
5. Imunisasi Hib dan Pneumokokus: Untuk mencegah serangan kuman Hib dan
pneumokokus yang mengakibatkan radang paru (pneumonia), radang telinga tengah dan
radang otak (meningitis) yang banyak menimbulkan kematian atau kecacatan. Vaksin Hib dan
Pneumokokus disuntikan mulai umur 2, 4, 6, dan 15 bulan, dapat digabung dengan vaksin
DPT atau DPaT.
6. Imunisasi Rotavirus: Untuk mencegah diare berat akibat Rotavirus, yang
mengakibatkan bayi muntah mencret hebat, kekurangan cairan, gangguan keseimbangan
elektrolit dan asam basa, sehingga banyak menyebabkan kematian. Vaksin Rotavirus di
teteskan perlahan ke mulut bayi mulai umur 2, 4 (dan 6 bulan), tergantung jenis vaksin.
7. Imunisasi Influenza: Untuk mencegah serangan virus influenza yang
mengakibatkan batuk pilek hebat, demam tinggi, sesak nafas, radang paru, sehingga dapat
menyebabkan kematian. Vaksin influenza disuntikkan mulai umur 6, 7 bulan, kemudian
diulang setiap tahun pada balita, usia sekolah, remaja, dewasa bahkan usia lanjut.
8. Imunisasi Campak: Untuk mencegah serangan virus campak yang
mengakibatkan demam tinggi, ruam di kulit, mata, mulut, radang paru (pneumonia), diare,
dan radang otak, sehingga banyak mengakibatkan kematian. Vaksin campak disuntikkan
mulai usia 9 bulan dan 6 tahun.
9. Imunisasi Cacar air (varisela): Untuk mencegah penyakit cacar air yang merusak
kulit, mata, menimbulkan diare, kadang-kadang radang paru, dan keguguran bila menyerang
janin dalam rahim. Vaksin cacar air disuntikkan mulai umur satu tahun.
10.Imunisasi MMR: Untuk mencegah serangan virus MMR, yaitu Mumps
(gondongan, mengakibatkan radang buah zakar, mandul), Morbili (campak) dan Rubela
(campak Jerman) yang dapat menyerang janin sehingga mengakibatkan keguguran atau buta,
tuli, keterbelakangan mental dan kebocoran sekat jantung bayi. Vaksin MMR disuntikan
mulai umur 15 bulan dan di ulang pada umur 5-6 tahun.
11. Imunisasi Tifoid: Untuk mencegah penyakit demam tifoid berat yang
mengakibatkan demam tinggi dan lama, diare atau obstipasi, radang sampai kebocoran usus,
dapat mengakibatkan kematian. Vaksin demam tifoid disuntikan mulai umur 2 tahun, diulang
setiap 3 tahun.
12. Imunisasi Hepatitis A: Untuk mencegah kerusakan hati karena serangan virus
hepatitis A, yang dapat mengakibatkan kematian. Vaksin hepatitis A disuntikkan mulai umur
2 tahun kemudian di ulang pada umur 2,5 - 3 tahun.
13. Imunisasi HPV: Untuk mencegah kanker leher rahim karena virus human
papiloma (HPV) yang menyerang tanpa gejala sejak usia remaja dan akan mengakibatkan
kanker leher rahim pada dewasa. Vaksinasi HPV disuntikan 3x pada remaja perempuan mulai
umur 10 tahun, dilanjutkan 1-2 bulan dan 6 bulan kemudian.
Muhammad Ibnul Fajri

1611212047

Artikel Bahaya Merokok Bagi Kesehatan


Banyak orang khususnya di Indonesia menghisap rokok. Mulai dari yang
sudah lama hingga yang baru-baru belajar. Masa Remaja adalah masa peralihan
dalam membentuk kepribadian, remaja sangat dipengaruhi oleh teman dan lingkungan
sekitar, remaja yang suka merokok umumnya adalah mereka yang coba-coba atau
merasa gengsi dengan teman-temannya yang merokok, dan ajakan dari teman-
temannya. Tanpa disadari zat yang dikandung dalam rokok yang selalu dihisap dapat
membuat rasa ketagihan dan candu yang sangat sulit untuk berhenti. Seperti narkoba,
rokok juga dapat menimbulkan rasa gelisah dan candu bagi orang yang telah melekat
zat nikotin di dalam tubuhnya. Akhirnya remaja yang tidak mempunyai uang rela
meminjam uang atau nekad mencuri demi untuk menghisap rokok. Adapun penjelasan
yang lebih jelas tentang bahaya rokok bagi kesehatan remaja, dewasa, dan lanjut usia
adalah sebagai berikut:

A. Pengertian Rokok
Rokok adalah benda berbentuk silinder dengan diameter kira-kira 10 mm.
Cara mengkonsumsi rokok adalah dengan membakar bagian ujungnya lalu menghisap
asap rokok dan dikeluarkan kembali lewat mulut atau hidung. Berdasarkan penelitian
baik dari dalam maupun luar negeri menjelaskan bahwa rokok adalah benda yang
memiliki zat beracun berbahaya yang dapat mengancam kesehatan tubuh serta dapat
menyebabkan timbulnya penyakit seperti kanker mulut, radang tenggorokan, sakit
paru-paru bahkan berujung pada kematian.

B. Zat Bahan kimia yang terkandung dalam rokok


Gambar kandungan Zat berbahaya dalam Rokok

1. Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun


dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
2. Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
3. Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga
merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
4. Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik
yang mudah terbakar dan tidak berwarna.
5. Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
6. Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk
mengawetkan mayat.
7. Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan untuk
membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat
plastik dan pestisida.
8. Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam
asap buangan mobil dan motor.
9. Metanol (alkohol kayu), alkohol yang paling sederhana yang juga
dikenal sebagai metil alkohol.
10. Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa
rileks.
11. Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
12. Tar, yang terdiri dari lebih dari 4.000 bahan kimia yang mana
60 bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik.
Meskipun demikian, hanya tar dan nikotin saja yang dicantumkan dalam
bungkus rokok.

C. Penyakit yang ditimbulkan akibat asap rokok


Merokok tidak hanya memberikan dampak kepada perokok aktif (pelaku), tapi
juga memberikan atau membagikan penyakit juga kepada orang di sekitar yang juga
terhirup asap rokok. Adapun penyakit yang ditumbulkan rokok adalah sebagai
berikut :

Penyakit Kanker:
Kanker pundi kencing
Kanker perut
Kanker usus dan rahim
Kanker mulut
Kanker esofagus
Kanker tekak
Kanker pankreas
Kanker payudara
Kanker paru-paru

Penyakit bukan Kanker:


Penyakit saluran pernafasan kronik
Strok
Pengkroposan tulang (Dikenal dengan osteoporosis)
Penyakit jantung
Kemandulan
Putus haid awal
Melahirkan bayi yang cacat
Keguguran bayi
Bronkitis
Batuk
Penyakit ulser peptik
Emfisima
Otot lemah
Penyakit gusi
Kerosakan mata

D. Cara mencegah agar tidak merokok

Bagi remaja sejak SMP dan SMA sudah mulai menemukan teman-teman yang
suka merokok, agar tidak terjerumus oleh teman-teman atau tidak mencoba rokok
tersebut inilah cara mencegahnya:
1. Bacalah buku atau lihat video dampak yang diakibatkan rokok.
2. Menjauhlah dari orang-orang yang suka merokok.
3. Bertemanlah dengan orang yang melakukan kegiata positif, seperti
olahraga, rajin belajar dan suka membantu orang tua.
4. Dari pada menabung penyakit lebih baik menabung uang untuk dapat
dipergunakan membeli buku dan keperluan sekolah lainnya.
5. Mintalah pendapat orang tua dari bahaya merokok dan asap rokok
untuk memantapkan diri.
6. Bila ada orang yang mengajak merokok katakan tidak dan berikan
penjelasan bahwa merokok dapat merusak tubuh dan banyak
menimbulkan penyakit
Fahruly Alhamda
1611212015

Pentingnya Vitamin A pada Balita

Sebagian besar Anda tentu telah mengetahui bahwa setiap Bulan Februari dan
Agustus merupakan Bulan Vitamin A. Pada bulan tersebut dilakukan pemberian
Vitamin A dosis tinggi untuk bayi dan balita usia 6-59 bulan. Pada Bayi usia 6-11
bulan diberikan Vitamin A kapsul biru (dosis 100.000 IU) dan pada Balita usia 12-59
bulan diberikan Vitamin A kapsul merah (dosis 200.000 IU). Penelitian di berbagai
negara menunjukkan bahwa pemberian suplementasi kapsul vitamin A sebanyak 2
kali setahun pada balita merupakan salah satu intervensi kesehatan yang berdaya
ungkit tinggi bagi pencegahan kekurangan vitamin A dan kebutaan serta penurunan
kejadian kesakitan dan kematian pada balita.
Vitamin A merupakan zat gizi yang penting (essensial) bagi manusia, Zat gizi
ini tidak dapat dibuat oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari luar. Makanan sumber
Vitamin A sebagian besar berasal dari produk hewani seperti daging, telur, susu dan
hati, namun beberapa produk nabati juga mengandung Vitamin A terutama sayur-
sayuran berwarna seperti wortel, bayam, kol, brokoli, semangka, melon, pepaya,
mangga, tomat dan kacang polong. Disamping dari produk alami, Vitamin A juga
dapat berasal dari hasil rekayasa yang diperkaya (fortifikasi) pada beberapa bahan
pangan seperti dalam minyak goreng, margarin, susu dan beberapa jenis mie instant.
Selain itu ada satu sumber Vitamin A yang sangat potensial dan dapat mencukupi
seluruh kebutuhan tubuh khususnya pada bayi dan Balita yaitu suplementasi Vitamin
A melalui pemberian kapsul Vitamin A.
Mengapa Balita perlu mendapat Vitamin A?
Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, dan yang
lebih penting lagi, vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Anak yang cukup
mendapat vitamin A akan menjadi lebih kebal dan apabila terkena diare, campak atau
penyakit infeksi lain, tidak mudah menjadi parah sehingga tidak membahayakan jiwa
anak.
Suatu penelitian yang dilakukan di Pakistan pada tahun 2011 membuktikan
bahwa pemberian suplemen Vitamin A pada anak usia 5-59 bulan di negara tersebut
mampu menekan angka kematian sampai 20% dan menunjukkan adanya pengurangan
Balita yang menderita penyakit akibat infeksi, diare, campak maupun kebutaan. Dari
penelitian tersebut terlihat bahwa pentingnya vitamin A tidak hanya sebatas pada
pencegahan kebutaan, namun yang lebih penting lagi adalah kaitannya dengan
kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatan anak.
Pemberian Suplementasi Vitamin A
Suplementasi Vitamin A adalah program intervensi pemberian kapsul Vitamin
A bagi anak usia 6-59 bulan dan Ibu nifas yang bertujuan selain untuk mencegah
kebutaan juga untuk menanggulangi kekurangan Vitamin A yang masih cukup tinggi.
Ada 2 jenis kapsul Vitamin A dosis tinggi yang diberikan dalam kegiatan
suplementasi Vitamin A yaitu kapsul biru (mengandung Vitamin A 100.000 IU) yang
diperuntukkan bagi bayi usia 6-11 bulan dan kapsul merah (mengandung Vitamin A
200.000 IU) yang diperuntukkan bagi Balita usia 12-59 bulan. Jadwal pemberian
Vitamin A pada bayi dan Balita adalah 2 kali setahun setiap Bulan Februari dan
Agustus. Sedangkan untuk Ibu nifas, diberikan kapsul berwarna merah pada rentang
waktu 0-42 hari setelah melahirkan sebanyak 1 kapsul dan 1 kapsul lagi 24 jam
setelah pemberian kapsul pertama. Suplementasi Vitamin A dapat diperoleh di sarana
pelayanan kesehatan seperti: rumah sakit, Puskesmas, Pustu, Poskesdes dan
Posyandu.
Disamping pada kegiatan rutin, suplementasi Vitamin A juga diberikan pada
situasi khusus seperti pada Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit campak dan penyakit
infeksi lainnya, kasus gizi buruk dan apabila ditemukan kasus xerophthalmia.
Disamping itu pada kejadian bencana alam, bayi dan Balita di pengungsian juga
diberikan kapsul Vitamin A untuk meningkatkan daya tahan dan mencegah terjadinya
kondisi yang lebih buruk.

Вам также может понравиться