Вы находитесь на странице: 1из 646

cover RUPTL2.

pdf 1/15/2009 9:23:44 AM

RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK


RENCANA USAHA
PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

PT PLN (PERSERO) 2009 - 2018


PT PLN (PERSERO)
2009 - 2018
C

CM

MY

CY

CMY

PT PLN (Persero)
Direktorat Perencanaan dan Teknologi
Jl. Trunojoyo Blok M I/135
Kebayoran Baru, Jakarta 12160
Tel. 021 - 7251234, 7261122
Fax. 021 - 7221330
http://www.pln.co.id

Sahabat Setia untuk Kemajuan


Rencana usaha
penyediaan tenaga listrik
PT PLN (Persero)
2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Daftar Isi

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR LAMPIRAN ix

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral NOMOR 2780 K/21/MEM/2008 xi

Kata Pengantar Direktur Utama xiii

Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 395.K/DIR/2008 xiv

Surat Dukungan Terhadap Konsep Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik


­Nomor 208/DK-PLN/2008 xvi

Pakta Integritas (Letter of Understanding) Nomor 021/DIR/2008 xvii

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 2


1.2 Landasan Hukum 3
1.3 Visi dan Misi Perusahaan 4
1.4 Tujuan dan Sasaran Penyusunan RUPTL 4
1.5 Proses Penyusunan RUPTL dan Penanggung-jawabnya 5
1.6 Ruang Lingkup dan Wilayah Usaha 7
1.7 Sistematika Dokumen RUPTL 8

BAB II. KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN SARANA 9

2.1 Kebijakan Pertumbuhan Penjualan dan Beban 10


2.2 Kebijakan Pengembangan Kapasitas Pembangkit 11
2.3 Kebijakan Pengembangan Transmisi 12
2.4 Kebijakan Pengembangan Distribusi 13

BAB III. KONDISI SARANA KELISTRIKAN SAAT INI 15

3.1 Penjualan Tenaga Listrik 16


3.1.1 Jumlah Pelanggan 17
3.1.2 Rasio Elektrifikasi 17
3.1.3 Pertumbuhan Beban Puncak 18
3.2 Kondisi Sistem Pembangkitan 19
3.3 Kondisi Sistem Transmisi 21
3.4 Kondisi Sistem Distribusi 23

ii
3.4.1 Susut Jaringan dan Faktor Beban 23
3.4.2 Keandalan Pasokan 23
3.5 Masalah-masalah Mendesak 24
3.5.1 Daerah Krisis 24
3.5.2 Penanggulangan Daerah Krisis 25
3.5.3 Masalah Mendesak Sistem Jawa Bali 25
3.5.4 Masalah Mendesak Sistem Luar Jawa Bali 26

BAB IV. RENCANA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK 2009 – 2018 29

4.1 Kriteria Perencanaan 30


4.1.1 Perencanaan Pembangkit 30
4.1.2 Perencanaan Transmisi 32
4.1.3 Perencanaan Distribusi 33
4.2 Asumsi Dalam Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik 34
4.2.1 Pertumbuhan Ekonomi 35
4.2.2 Elastisitas 36
4.2.3 Pertumbuhan Penduduk 38
4.3 Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik 2009 – 2018 39
4.4 Rencana Pengembangan Pembangkit 41
4.4.1 Kategorisasi Kandidat Pembangkit 41
4.4.2 Program Percepatan Pembangkit Berbahan Bakar Batubara
(Perpres No. 71/2006) 43
4.4.3 Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 44
4.4.4 Rencana Penambahan Kapasitas (Gabungan Indonesia) 45
4.4.5 Penambahan Kapasitas Pada Sistem Jawa Bali 46
4.4.5.1 Garis Besar Penambahan Pembangkit 46
4.4.5.2 Neraca Daya 47
4.4.5.3 Proyek-Proyek Strategis 49
4.4.5.4 Regional Balance Sistem Jawa Bali 50
4.4.6 Penambahan Kapasitas Pada Sistem Luar Jawa Bali 51
4.4.6.1 Garis Besar Penambahan Pembangkit 51
4.4.6.2 Neraca Daya 52
4.4.6.3 Proyek-Proyek Strategis 52
4.4.7 Partisipasi Listrik Swasta 53
4.5 Proyeksi Neraca Energi dan Kebutuhan Bahan Bakar 55
4.5.1 Sistem Jawa Bali 56
4.5.2 Sistem Luar Jawa Bali 58

iii
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Daftar Isi

4.6 Analisa Sensitivitas 59


4.7 Proyeksi Emisi CO2 61
4.7.1 Emisi CO2 Indonesia 61
4.7.2 Emisi CO2 Sistem Jawa Bali 62
4.7.3 Emisi CO2 di Luar Jawa Bali 63
4.8 Pengembangan Sistem Penyaluran dan Gardu Induk 63
4.8.1 Pengembangan Sistem Penyaluran Sistem Jawa Bali 64
4.8.2 Pengembangan Sistem Penyaluran Sistem Luar Jawa Bali 65
4.9 Pengembangan Sistem Distribusi 66
4.9.1 Sistem Jawa Bali 66
4.9.2 Sistem Luar Jawa Bali 66

BAB V. KEBUTUHAN DANA INVESTASI 69

5.1 Proyeksi Kebutuhan Investasi Indonesia 70


5.2 Proyeksi Kebutuhan Investasi Jawa-Bali 71
5.3 Proyeksi Kebutuhan Investasi Luar Jawa-Bali 73
5.4 Kebutuhan Investasi Kelistrikan PLN dan IPP 74
5.5 Sumber Pendanaan dan Kemampuan Keuangan PLN 74

BAB VI. KETERSEDIAAN ENERGI PRIMER 77

6.1 Sasaran Fuel-Mix 78


6.2 Potensi Sumber Energi Primer 79
6.2.1 Batubara 79
6.2.2 Gas Alam 80
6.2.3 Energi Terbarukan 81
6.2.4 Nuklir 82

BAB VII. ANALISIS RISIKO RUPTL 2009 - 2018 85

7.1 Identifikasi Risiko 86

7.2 Pemetaan Risiko 87

7.3 Program Mitigasi Risiko 88

iv
BAB VIII. KESIMPULAN 89

DAFTAR PUSTAKA 91

LAMPIRAN A. SISTEM JAWA BALI 93

LAMPIRAN B. SISTEM LUAR JAWA BALI 263


LAMPIRAN B.1. SISTEM SUMATERA 265
LAMPIRAN B.2. SISTEM KALIMANTAN 381
LAMPIRAN B.3. SISTEM SULAWESI 457
LAMPIRAN B.4. SISTEM MALUKU & PAPUA 521
LAMPIRAN B.5. SISTEM NTB & NTT 569

LAMPIRAN C. ANALISIS RISIKO 615


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Daftar Gambar

Gambar 1.1 Proses Penyusunan RUPTL 6


Gambar 1.2 Peta Wilayah Usaha PT PLN (Persero) 8

Gambar 4.1 Pertumbuhan Kebutuhan Listrik, Ekonomi dan Elastisitas Tahun 1995-2007 37
Gambar 4.2 Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN 40
Gambar 4.3 Perbandingan Prakiraan RUPTL 2009-2018, RUPTL 2006-2015
Perubahan, RUPTL 2007-2016 dan Realisasi 2000-2007 41
Gambar 4.4 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Total Indonesia 56
Gambar 4.5 Komposisi Produksi Energi per Jenis Pembangkit Sistem Jawa Bali 57
Gambar 4.6 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Sistem-Sistem Luar Jawa Bali 58
Gambar 4.7 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar (Gabungan Indonesia) 62
Gambar 4.8 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem Jawa Bali 62
Gambar 4.9 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem di Luar Jawa Bali 63

Gambar 5.1 Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi Gabungan Indonesia, PLN Saja (Tidak Termasuk IPP) 71
Gambar 5.2 Kebutuhan Dana Investasi Sistem Jawa - Bali 72
Gambar 5.3 Total Kebutuhan Dana Investasi Luar Jawa, PLN Saja (Tanpa IPP) 73
Gambar 5.4 Proyeksi Biaya Pokok Produksi PLN Se-Indonesia 76

Gambar 7.1 Pemetaan Risiko Implementasi RUPTL 87

vi
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Daftar Tabel

Tabel 1.1 Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL 6

Tabel 3.1 Penjualan Tenaga Listrik PLN (Twh) 16


Tabel 3.2 Perkembangan Jumlah Pelanggan (Juta Unit) 17
Tabel 3.3 Perkembangan Rasio Elektrifikasi (%) 18
Tabel 3.4 Pertumbuhan Beban Puncak Sistem Jawa Bali 2003 – 2007 18
Tabel 3.5 Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Jawa Bali Tahun 2007 19
Tabel 3.6 Kapasitas Terpasang Pembangkit Luar Jawa Bali (MW) Tahun 2007 20
Tabel 3.7 Daftar Sewa Pembangkit di Luar Jawa (MW) 21
Tabel 3.8 Perkembangan Kapasitas Trafo GI Sistem Jawa Bali (x1.000) 21
Tabel 3.9 Perkembangan Saluran Transmisi Sistem Jawa Bali 21
Tabel 3.10 Kapasitas Pembangkit dan Trafo Interbus (IBT) 22
Tabel 3.11 Perkembangan Kapasitas Trafo (MVA) Sistem Luar Jawa Bali 22
Tabel 3.12 Perkembangan Saluran Transmisi (kms) Sistem Luar Jawa Bali 23
Tabel 3.13 Rugi Jaringan dan Load Factor (%) 23
Tabel 3.14 SAIDI dan SAIFI PLN 24

Tabel 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 35


Tabel 4.2 Asumsi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dalam RUPTL 2009 - 2018 36
Tabel 4.3 Pertumbuhan Kebutuhan Listrik, Pertumbuhan Ekonomi dan Elastisitas 36
Tabel 4.4 Proyeksi Elastisitas Tahun 2009 - 2018 37
Tabel 4.5 Pertumbuhan Penduduk (%) 38
Tabel 4.6 Pertumbuhan Ekonomi, Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik dan
Beban Puncak Selama Periode 2009 – 2018 39
Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Pelanggan dan
Rasio Elektrifikasi Periode 2009 – 2018 39
Tabel 4.8 Prakiraan Kebutuhan Listrik, Angka Pertumbuhan dan
Rasio Elektrifikasi 40
Tabel 4.9 Parameter Kandidat Pembangkit untuk Sistem Jawa Bali 42
Tabel 4.10 Asumsi Harga Bahan Bakar 42
Tabel 4.11 Parameter Kandidat Pembangkit untuk Sistem Luar Jawa Bali 42
Tabel 4.12 Daftar Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW (Perpres No. 17/2006) 43
Tabel 4.13 Kebutuhan Pembangkit Total Indonesia 45
Tabel 4.14 Kebutuhan Pembangkit Sistem Jawa Bali 47
Tabel 4.15 Neraca Daya Sistem Jawa Bali 48
Tabel 4.16 Regional Balance Sistem Jawa Bali Tahun 2008 50

vii
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Daftar Tabel

Tabel 4.17 Kebutuhan Pembangkit Sistem Luar Jawa Bali 52


Tabel 4.18 Daftar Proyek IPP di Jawa Bali 53
Tabel 4.19 Daftar Proyek IPP di Luar Jawa Bali 54
Tabel 4.20 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Total Indonesia (Gwh) 55
Tabel 4.21 Kebutuhan Bahan Bakar Indonesia Tahun 2008 - 2018 56
Tabel 4.22 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Bahan Bakar Sistem Jawa Bali 57
Tabel 4.23 Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Jawa Bali 57
Tabel 4.24 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Sistem-Sistem Luar Jawa Bali 58
Tabel 4.25 Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Luar Jawa Bali 2008 s/d 2018 59
Tabel 4.26 Variasi Harga Bahan Bakar Dalam Analisis Sensitivitas 60
Tabel 4.27 Hasil Analisis Sensitivitas Terhadap Perubahan Harga Bahan Bakar 60
Tabel 4.28 Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Sistem Jawa Bali 64
Tabel 4.29 Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Sistem Luar Jawa Bali 65
Tabel 4.30 Kebutuhan Fasilitas Distribusi Sistem Jawa Bali 66
Tabel 4.31 Kebutuhan Fasilitas Distribusi Sistem Luar Jawa Bali 67

Tabel 5.1 Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi Gabungan Indonesia, PLN Saja (Tidak Termasuk IPP) 70
Tabel 5.2 Kebutuhan Dana Investasi Sistem Jawa-Bali 71
Tabel 5.3 Kebutuhan Investasi Distribusi (dalam US$ Juta) 72
Tabel 5.4 Total Kebutuhan Dana Investasi Luar Jawa, PLN Saja (Tanpa IPP) 73
Tabel 5.5 Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP 74

Tabel 6.1 Pemakaian Energi Primer PLN Berdasarkan Jenis Bahan Bakar 78
Tabel 6.2 Sasaran Komposisi Produksi Listrik kWh Tahun 2018 Berdasarkan Jenis Bahan Bakar (%) 79
Tabel 6.3 Potensi dan Pemanfaatan Energi Terbarukan 82

viii
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Daftar Lampiran

LAMPIRAN A. SISTEM JAWA BALI

A.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik 95


A.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit 109
A.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar 121
A.4 Rencana Pengembangan Penyaluran 139
A.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran 161
A.6 Capacity Balance Gardu Induk 173
A.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi 233
A.8 Analisa Aliran Daya Sistem 500 kV 237
A.9 Kebutuhan Investasi 251

LAMPIRAN B. SISTEM LUAR JAWA BALI

LAMPIRAN B1. SISTEM SUMATRA


B.1.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik 266
B.1.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit 281
B.1.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar 315
B.1.4 Rencana Pengembangan Penyaluran 319
B.1.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran 341
B.1.6 Capacity Balance Gardu Induk 350
B.1.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi 370
B.1.8 Analisa Aliran Daya Sistem 372
B.1.9 Kebutuhan Investasi 376

LAMPIRAN B2. SISTEM KALIMANTAN


B.2.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik 382
B.2.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit 389
B.2.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar 417
B.2.4 Rencana Pengembangan Penyaluran 420
B.2.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran 426
B.2.6 Capacity Balance Gardu Induk 428
B.2.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi 435
B.2.8 Analisa Aliran Daya Sistem 437
B.2.9 Kebutuhan Investasi 451

LAMPIRAN B3. SISTEM SULAWESI


B.3.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik 458

ix
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Daftar Lampiran

B.3.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit 461


B.3.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar 481
B.3.4 Rencana Pengembangan Penyaluran 485
B.3.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran 492
B.3.6 Capacity Balance Gardu Induk 494
B.3.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi 503
B.3.8 Analisa Aliran Daya Sistem 505
B.3.9 Kebutuhan Investasi 515

LAMPIRAN B4. SISTEM MALUKU DAN PAPUA


B.4.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik 522
B.4.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit 527
B.4.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar 546
B.4.4 Rencana Pengembangan Penyaluran 550
B.4.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran 554
B.4.6 Capacity Balance Gardu Induk 556
B.4.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi 560
B.4.8 Analisa Aliran Daya Sistem 562
B.4.9 Kebutuhan Investasi 564

LAMPIRAN B5. SISTEM NTB DAN NTT


B.5.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik 570
B.5.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit 574
B.5.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar 592
B.5.4 Rencana Pengembangan Penyaluran 596
B.5.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran 600
B.5.6 Capacity Balance Gardu Induk 602
B.5.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi 605
B.5.8 Analisa Aliran Daya Sistem 607
B.5.9 Kebutuhan Investasi 609

LAMPIRAN C. ANALISIS RISIKO 615


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Keputusan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral

xi
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Keputusan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral

xii
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Kata Pengantar Direktur Utama

KATA PENGANTAR

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) Tahun 2009 - 2018 ini
disusun untuk memenuhi amanat ketentuan Pasal 5 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 03/2005
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pe-
manfaatan Tenaga Listrik, yang menyebutkan bahwa Badan Usaha yang memiliki wilayah usaha
wajib membuat Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) berdasarkan Rencana Umum
Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).

Disamping itu, RUPTL ini juga memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Keputusan Menteri En-
ergi dan Sumber Daya Mineral Nomor 865.K/30/MEM/2003 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Umum Ketenagalistrikan dan Nomor 2682 K/21/MEM/2008 Tentang Rencana Umum Ketenagalistri-
kan Nasional 2008 - 2027.

Penyusunan RUPTL ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai Rencana Usaha Peny-
ediaan Tenaga Listrik oleh PT PLN (Persero) di seluruh Indonesia untuk kurun waktu 2009 – 2018,
yang dapat menjadi acuan dalam menetapkan strategi dan kebijakan jangka panjang serta sebagai
pedoman dalam penyusunan program kerja tahunan.

Sesuai dengan perkembangannya, RUPTL ini akan dimutakhirkan secara berkala agar informasi
perencanaan yang disajikan dapat lebih sempurna dan bermanfaat bagi berbagai pihak yang me-
merlukannya. ��������������������������������������������������������������
Untuk itu masukan dari pihak-pihak terkait sangat kami hargai.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas partisipasi dan kontribusi dari se-
mua pihak hingga RUPTL ini dapat diselesaikan penyusunannya.

Jakarta, 16 Desember 2008

DIREKTUR UTAMA



Fahmi Mochtar

xiii
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Keputusan Direksi PT PLN (Persoro)

xiv
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Surat Dukungan Konsep RUPTL

xvi
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Pakta Integritas

xvii
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Pakta Integritas

xviii
xix
Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


���������

1.2 Landasan Hukum

1.3 Visi Dan Misi Perusahaan

1.4 Tujuan Dan Sasaran Penyusunan Ruptl

1.5 PROSES PENYUSUNAN RUPTL DAN PENANGGUNG-JAWABNYA

1.6 RUANG LINGKUP DAN WILAYAH USAHA

1.7 SISTEMATIKA DOKUMEN RUPTL


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 1 Pendahuluan

1.1 LATAR ��������


BELAKANG

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) disusun untuk menjelaskan rencana
pengembangan sistem di masa mendatang yang menyangkut rencana pengembangan sistem pembangkitan,
penyaluran dan distribusi. RUPTL merupakan pedoman pengembangan sistem kelistrikan PT PLN (Persero)
sepuluh tahun mendatang, sehingga dapat dihindarkan pengembangan sarana kelistrikan di luar RUPTL yang
dapat mempengaruhi efisiensi perusahaan. Dalam RUPTL ini diindikasikan proyek-proyek pengembangan
sistem yang akan dilakukan oleh PLN sendiri (umumnya berupa proyek transmisi, distribusi, pumped storage­
dan beberapa pembangkit termal dan tenaga air), dan proyek-proyek pembangkit yang akan ditawarkan ke-
pada sektor swasta sebagai independent power producer (IPP).

Selain untuk menjelaskan rencana pengembangan sistem, RUPTL juga dimaksudkan untuk memenuhi amanat
yang ditetapkan dalam UU No. 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan, Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun
1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik, dan Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2005 ten-
tang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1989. UU dan PP tersebut mengamanatkan kepada pelaku
usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum yang memiliki wilayah usaha wajib membuat RUPTL di
wilayahnya masing-masing dengan mengacu kepada Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).

Sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK), PT PLN (Persero) bertanggung jawab memenuhi
kebutuhan tenaga listrik nasional. RUPTL ini disusun dalam rangka memenuhi tanggung jawab tersebut. Kon-
sekuensi dari tugas PKUK ini adalah penetapan target pertumbuhan penyediaan tenaga listrik yang cukup
tinggi, yaitu sebesar kebutuhan nasional. Penetapan target pertumbuhan yang tinggi tersebut disadari akan
mempunyai dampak keuangan yang besar pada Perusahaan, baik biaya investasi (capital expenditure/capex)
maupun biaya operasi (operation expenditure/opex). Itulah sebabnya dalam RUPTL ini diindikasikan proyek-
proyek pengembangan sistem yang akan dilakukan oleh PLN sendiri (umumnya berupa proyek transmisi,
distribusi, pumped storage dan beberapa pembangkit termal dan tenaga air), dan proyek-proyek pembangkit
yang akan dilakukan oleh sektor swasta sebagai IPP.

Pada RUPTL 2009-2018 ini pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik diperkirakan dengan mempertimbangkan
potensi kebutuhan tenaga listrik yang dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk dan
proyeksi kemampuan penyediaan pasokan tenaga listrik baik oleh PLN maupun swasta.


RUPTL secara berkala akan ditinjau kembali setiap tahun untuk disesuaikan dengan perubahan parameter-
parameter penting yang menjadi dasar penyusunan rencana pengembangan sistem kelistrikan, sehingga se-
lalu dapat memberikan rencana pengembangan sistem yang mutakhir dan dapat dijadikan pegangan dalam
implementasinya.

RUPTL yang merupakan gabungan dari rencana pengembangan sistem Unit-unit Bisnis PLN ini disusun me-
lalui optimasi pengembangan pembangkit dan transmisi, dengan mempertimbangkan pemanfaatan sumber
energi setempat dan sumber energi terbarukan.

1.2 LANDASAN HUKUM

RUPTL PT PLN (Persero) tahun 2009-2018 ini dibuat untuk memenuhi amanat yang ditetapkan dalam per-
aturan dan perundangan sebagai berikut:
• UU No.15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan: Usaha penyediaan tenaga listrik dilakukan oleh Negara
dan diselenggarakan oleh BUMN sebagai PKUK (pasal 7 ayat 1).
• PP No. 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik:
− RUPTL dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan penyediaan tenaga listrik bagi PKUK (pasal 5
ayat 2)
− PKUK wajib membuat RUPTL yang disahkan oleh Menteri ESDM (pasal 5 ayat 3).
• PP No.3 Tahun 2005 tentang Perubahan PP No. 10 tahun 1989:
− RUPTL disusun berdasarkan RUKN (pasal 5 ayat 1).
− PKUK wajib membuat RUPTL di daerah usahanya untuk disahkan oleh Menteri ESDM (pasal 5 ayat 3).
• PP No. 17/1990 tentang Perum Listrik Negara: “Perusahaan yang didirikan dengan PP No. 18/1972 se-
bagaimana telah diubah dengan PP 54/1981 dilanjutkan berdirinya dan ditetapkan sebagai PKUK dan
meneruskan usaha-usaha selanjutnya berdasarkan ketentuan dalam PP ini” (pasal 2)
• PP No. 23/1994 tentang pengalihan bentuk Perum menjadi Persero: Perum Listrik Negara yang didirikan
dengan PP No. 17/1990 dialihkan bentuknya menjadi Persero sebagaimana dimaksud dalam UU No.
9/1969 sebagai PKUK (pasal 1, ayat 1).

Karena RUPTL ini disusun oleh PT PLN (Persero) sebagai PKUK, maka PLN bertanggung jawab
���������������
memenuhi
seluruh kebutuhan tenaga listrik nasional. Konsekuensi dari tugas PKUK ini adalah penetapan target pertum-
buhan yang tinggi, yaitu sebesar kebutuhan nasional. Penetapan target pertumbuhan yang tinggi ini berdam-
pak terhadap keuangan Perusahaan (capex, opex).

RUPTL ini juga mengacu kepada Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang telah ditetapkan
oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Keputusan Menteri Nomor 2682 K/21/MEM/2008 tang-
gal 13 November 2008.


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 1 Pendahuluan

1.3 VISI DAN MISI PERUSAHAAN

Pada Anggaran Dasar PT PLN (Persero) Nomor 38 tahun 1998 Pasal 3 disebutkan bahwa tujuan dan lapang­
an usaha PT PLN (Persero) adalah ������������������������������������������������������������������
menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan
umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan
Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-
prinsip perseroan terbatas.

Berkenaan dengan hal-hal tersebut diatas, maka visi PT PLN (Persero) adalah sebagai berikut: “Diakui se-
bagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada
Potensi Insani.”

Untuk melaksanakan penugasan Pemerintah dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik dan mengacu kepada
visi tersebut maka PT PLN (Persero) akan :
• Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, ang-
gota perusahaan, dan pemegang saham.
• Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
• Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
• Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

1.4 TUJUAN DAN SASARAN PENYUSUNAN RUPTL

Pada dasarnya tujuan penyusunan RUPTL ini adalah memberikan pedoman dan acuan pengembangan sa-
rana kelistrikan PT PLN (Persero) dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik di wilayah usahanya secara lebih
efisien dan lebih baik, sehingga dapat dihindari ketidak-efisienan perusahaan sejak tahap perencanaan.

Sasaran RUPTL yang ingin dicapai sepuluh tahun ke depan secara nasional adalah pemenuhan kebutuhan
kapasitas dan energi listrik, peningkatan efisiensi dan kinerja sistem kelistrikan, mulai dari tahap perencanaan
yang meliputi:
• Tercapainya pemenuhan kebutuhan kapasitas dan energi listrik setiap tahun dengan tingkat keandalan
(reserve margin) yang diinginkan.
• Tercapainya bauran bahan bakar (fuel-mix) yang lebih baik, dicerminkan oleh pengurangan penggunaan
bahan bakar minyak hingga kontribusi produksi pembangkit berbahan bakar minyak menjadi 2 persen
terhadap total produksi energi listrik pada tahun 2018.
• Mengatasi krisis kelistrikan yang terjadi di beberapa daerah.
• Tercapainya angka rugi jaringan transmisi dan distribusi lebih kecil dari 10 persen.


• Tercapainya tara kalor (heat rate) yang membaik sehingga dapat dicapai biaya pokok produksi (BPP) yang
lebih baik dan rasional.
• Tercapainya kualitas listrik yang makin membaik.

1.5 ���������������������������������������
PROSES���������������������������������
PENYUSUNAN RUPTL DAN PENANGGUNG-
JAWABNYA

Penyusunan �����������������������������������������������
RUPTL������������������������������������������
ini dibuat dengan proses sebagai berikut:
• RUKN digunakan sebagai pedoman dan rujukan, khususnya mengenai kebijakan Pemerintah tentang
perencanaan ketenagalistrikan, kebijakan pemanfaatan energi primer untuk pembangkit tenaga listrik,
kebijakan perlindungan lingkungan, kebijakan tingkat cadangan (reserve margin), asumsi pertumbuhan
ekonomi dan prakiraan kebutuhan tenaga listrik.
• PLN Kantor Pusat menetapkan kebijakan dan asumsi dasar sebagai penjabaran dari RUKN dan kebijakan
Pemerintah lainnya.
• Dilakukan evaluasi terhadap asumsi dasar tersebut dan realisasinya dalam RUPTL perioda sebelumnya
dalam Pra-Forum Perencanaan.
• Dengan menggunakan asumsi-asumsi dasar dari Pemerintah seperti kondisi pertumbuhan ekonomi makro
dan elastisitas pertumbuhan listrik dari PLN Pusat, selanjutnya disusun prakiraan beban (demand fore-
cast), rencana pembangkitan, rencana transmisi & gardu induk (GI), rencana distribusi dan rencana dae-
rah yang isolated. Penyusunan ini dilakukan oleh Unit-unit Bisnis dan PLN�����������������������������
Pusat sesuai tanggung-jawab
masing-masing. Demand forecast, perencanaan gardu induk dan perencanaan distribusi dibuat oleh PLN
Distribusi/Wilayah, perencanaan transmisi oleh PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) dan
PLN Wilayah yang mempunyai transmisi, serta rencana pembangkitan pada sistem-sistem besar dilaku-
kan oleh PLN Pusat.
• Forum Perencanaan yang didahului dengan Pra - Forum Perencanaan dilaksanakan minimal 1 kali dalam
setahun, dimaksudkan untuk mem-���������������������������������������������������������������
verifikasi dan menyepakati produk perencanaan pengembangan sis-
tem kelistrikan yang dihasilkan oleh Unit-unit Bisnis PLN.
• Penggabungan�������������������������������������������������������������������������������������
produk perencanaan sistem dari masing-masing Unit Bisnis PLN dan pengesahannya dila-
kukan oleh PLN Pusat, dan RUPTL ini selanjutnya akan menjadi acuan pembuatan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) tahunan.


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 1 Pendahuluan

Proses penyusunan RUPTL ditunjukkan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Proses penyusunan RUPTL

RUPTL PUSAT
RUKN

FORUM
PERENCANAAN FORUM PERENCANAAN
ASUMSI DASAR DAN JAWA-BALI
KEBIJAKAN LUAR JAWA-BALI

PRA FORUM

Pada Pra - Forum Perencanaan, Unit-unit Bisnis PLN melakukan evaluasi terhadap realisasi perencanaan
������������
perioda sebelumnya, dan membahas serta menyepakati asumsi-asumsi dasar. Selanjutnya Unit-unit Bisnis
PLN (Wilayah /Distribusi/ Kitlur/P3B) melakukan simulasi dan analisa perencanaan masing-masing yang harus
diselesaikan dalam waktu dua bulan.

Hasil awal perencanaan Unit-unit Bisnis PLN kemudian dibahas dalam Forum Perencanaan. Forum ini mem-
bahas ulang optimasi regional agar didapat hasil perencanaan yang optimal secara korporasi. Sesudah Forum
Perencanaan selesai, Unit-unit PLN melakukan penajaman rencana pengembangan sistem, dan menyusun
dokumen rencana pengembangan sistem Unit Bisnis. Bersamaan dengan itu PLN Pusat melakukan konsoli-
dasi rencana-rencana pengembangan sistem yang disusun oleh Unit-unit Bisnis PLN, dan menyusun RUPTL
Perusahaan. Pembagian tanggung jawab penyusunan RUPTL ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL

Kegiatan Pokok P3B Kitlur Wilayah Kit Distr Pusat


Kebijakan umumdan asumsi + + + + + x
Demand forecasting x x O
Perencanaan Pembangkitan x x, # x* # O, x**
Perencanaan Transmisi x x x O
Perencanaan Distribusi x x O
Perencanaan GI x x x x O
Perencanaan Pembangkitan Isolated x O
Penggabungan x
Halaman 6 RUPTL 2009 - 2018
Keterangan :
X Pelaksana; O Parenting; + Pengguna; # Pemberi data,* Wilayah yang belum ada P3B/Kitlur;
** Untuk Sistem Besar


1.6 RUANG �������������������������
LINGKUP������������������
DAN WILAYAH USAHA

Dalam RUPTL ini wilayah usaha PT PLN (Persero) dibagi menjadi lima region, yaitu: Jawa-Bali, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara-Maluku-Papua dengan ruang lingkup sebagai berikut:

Sistem Jawa-Bali

Wilayah usaha di pulau Jawa dan Bali dilayani oleh PLN Distribusi Jawa Barat & Banten, PLN Distribusi DKI
Jakarta & Tangerang, PLN Distribusi Jawa Tengah & DI Yogyakarta, PLN Distribusi Jawa Timur, PLN Distribusi
Bali dan PLN P3B Jawa Bali. Selain itu terdapat perusahaan-perusahaan pembangkitan, yaitu PT Indonesia
Power, PT PJB dan listrik swasta (IPP). Unit bisnis pembangkitan yang single plant, seperti Pembangkit Muara
Tawar dan Pembangkit Cilegon, tidak menyusun perencanaan sistem.

Sistem Sumatera

Pulau Sumatera dan pulau-pulau di sekitarnya seperti Riau Kepulauan, Bangka, Belitung, Nias, dilayani oleh
PLN Wilayah Nanggroe Aceh Darussalam, PLN Wilayah Sumatera Utara, PLN Wilayah Sumatera Barat, PLN
Wilayah Riau, PLN Wilayah Sumatera Selatan-Jambi-Bengkulu, PLN Wilayah Bangka-Belitung dan PLN P3B
Sumatera.

Sedangkan sistem pembangkit di pulau Sumatera pada dasarnya dikelola oleh PLN Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara dan PLN Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan, kecuali beberapa pembangkit skala kecil di
sistem-sistem kecil isolated yang dikelola oleh PLN Wilayah. Pulau Batam sendiri merupakan wilayah usaha
anak perusahaan PLN, yaitu PT Pelayanan Listrik Nasional Batam, sehingga tidak tercakup dalam RUPTL
PT PLN (Persero).

Sistem Kalimantan

Pulau Kalimantan yang terdiri dari empat provinsi dilayani oleh PLN Wilayah Kalimantan Barat, PLN Wilayah
Kalimantan Selatan & Tengah, dan PLN Wilayah Kalimantan Timur. Sementara
����������������������������������
pulau Tarakan merupakan
wilayah usaha anak perusahaan PLN, yaitu PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan, sehingga tidak tercakup
dalam RUPTL PT PLN (Persero).

Sistem Sulawesi

Wilayah usaha di pulau Sulawesi dilayani oleh PLN Wilayah Sulawesi Utara-Tengah-Gorontalo dan PLN
Wilayah Sulawesi Selatan-Tenggara-Barat.

Sistem Nusa Tenggara

Pelayanan kelistrikan di kepulauan Nusa Tenggara dilaksanakan oleh PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat dan
PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur.


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 1 Pendahuluan

Sistem Maluku dan Papua

Wilayah usaha di provinsi Maluku dan Maluku Utara serta provinsi Papua dilayani oleh PLN Wilayah Maluku &
Maluku Utara, dan PLN Wilayah Papua.

Peta wilayah usaha PT PLN (Persero) diperlihatkan pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Peta Wilayah Usaha PT PLN (Persero)

1.7 SISTEMATIKA DOKUMEN RUPTL

Dokumen RUPTL ini disusun dengan sistematika sebagai berikut. Bab I menjelaskan latar belakang, landasan
hukum, visi dan misi perusahaan, tujuan dan sasaran, dan sistematika dokumen. Bab II menjelaskan kebijakan
umum �����������������������������������������������������������������������������������������������
pengembangan�����������������������������������������������������������������������������������
sarana yang meliputi kebijakan-kebijakan pengembangan sistem. Bab III menjelaskan
kondisi kelistrikan saat ini. Bab IV menjelaskan rencana penyediaan tenaga listrik, meliputi kriteria perenca-
naan, asumsi dasar, prakiraan kebutuhan listrik (demand forecast) dan rencana pengembangan pembang-
kit, transmisi dan distribusi, serta neraca energi dan kebutuhan bahan bakar. Bab V menjelaskan kebutuhan
investasi. Bab VI menjelaskan ketersediaan energi primer. Bab VII menjelaskan analisis risiko dan langkah
mitigasinya. Bab VIII memberikan kesimpulan.

Selanjutnya����������������������������������������������������������������������������������������
rencana pengembangan sistem yang rinci diberikan dalam dua bagian utama, yaitu Rencana
Pengembangan Sistem Jawa Bali pada Lampiran A, dan Rencana Pengembangan Sistem Luar Jawa Bali
pada Lampiran B.


Bab 2 KEBIJAKAN UMUM
PENGEMBANGAN SARANA

2.1 KEBIJAKAN PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN BEBAN

2.2 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMBANGKIT

2.3 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TRANSMISI

2.4 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DISTRIBUSI


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 2 Kebijakan Umum
Pengembangan Sarana

Pengembangan sarana kelistrikan dalam RUPTL 2009-2018 ini dibuat dengan memperhatikan �������������
kebijakan����
pe-
rusahaan dalam merencanakan pertumbuhan penjualan, pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi.
Bab II ini menjelaskan kebijakan dimaksud.

2.1 KEBIJAKAN PERTUMBUHAN PENJUALAN DAN BEBAN

Pada tahun-tahun dimana kemampuan PLN dalam menyediakan listrik masih terbatas, pertumbuhan penjualan
yang dapat dilayani dibatasi oleh sarana penyediaan ����������������������������������������������������������
tenaga����������������������������������������������������
listrik yang ada. Untuk tahun 2008 dan 2009, diper­
kirakan kemampuan penyediaan tenaga listrik masih terbatas, karena proyek-proyek percepatan pembangkit
batubara sesuai Peraturan Presiden No.71 Tahun 2006 belum seluruhnya selesai. Pertumbuhan penjualan
listrik secara nasional diperkirakan hanya sekitar 6.5% pada tahun 2008 dan 7.6% pada tahun 2009.

Sejalan dengan����������������������������������������������������������������������������������������
����������������������������������������������������������������������������������������������
akan selesainya proyek-proyek PLTU batubara tersebut mulai tahun 2009 dan beberapa pem-
bangkit listrik swasta, pertumbuhan penjualan listrik diperkirakan akan naik signifikan mulai tahun 2009/2010,
antara lain untuk memenuhi permintaan sambungan yang tertunda (suppressed demand).

RUPTL ini juga disusun untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dengan menyambung konsumen residensial
dalam jumlah yang cukup tinggi setiap tahun.

Kebijakan lain yang dianut dalam RUPTL 2009-2018 ini adalah belum memperhitungkan dampak program de-
mand side management (DSM) dan program energy effciency dalam membuat prakiraan demand hingga lima
tahun ke depan. Untuk lima tahun berikutnya kedua program tersebut diperkirakan mulai memberi dampak
pada kebutuhan tenaga listrik, dalam bentuk penurunan nilai elastisitas. Kebijakan ini diambil untuk mempe-
roleh perencanaan pembangkitan yang lebih aman, disamping karena implementasi kedua program tersebut
memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi efektif.


�����������������������������������������������������������
Elastisitas akan dijelaskan lebih lanjut pada butir 4.2.2.

10
2.2 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMBANGKIT

Pengembangan kapasitas pembangkit tenaga listrik diarahkan untuk memenuhi pertumbuhan beban yang
direncanakan, dan pada beberapa wilayah tertentu diutamakan untuk menyelesaikan krisis penyediaan tenaga
listrik. Pengembangan kapasitas pembangkit juga dimaksudkan untuk meningkatkan reserve margin yang
diinginkan, dengan mengutamakan pemanfaatan sumber energi setempat, termasuk energi terbarukan.

Pengembangan kapasitas pembangkit tenaga listrik dilakukan secara optimal dengan prinsip biaya penyedi-
aan listrik terendah (least cost), dengan tetap memenuhi tingkat keandalan yang diinginkan. Biaya penyediaan
terendah dicapai dengan meminimalkan net present value semua biaya penyediaan listrik, yaitu biaya kapital/
investasi, biaya bahan bakar, biaya operasi dan pemeliharaan, dan biaya energy not served. Tingkat keandal­
an sistem pembangkitan diukur dengan kriteria Loss of Load Probability (LOLP) dan daya cadangan (reserve
margin). Pembangkit sewa dan excess power tidak diperhitungkan dalam membuat rencana pengembangan
kapasitas.

Namun demikian, sejalan dengan kebijakan Pemerintah untuk lebih banyak mengembangkan dan meman-
faatkan energi terbarukan, pada wilayah-wilayah yang mempunyai potensi energi terbarukan, utamanya panas
bumi dan hidro, kriteria least cost tidak sepenuhnya diterapkan. Pada wilayah tersebut beberapa proyek panas
bumi dan hidro direncanakan untuk dibangun dalam RUPTL ini walaupun biaya pengembangannya lebih tinggi
daripada pembangkit termal konvensional.

Implementasi proyek-proyek pembangkitan yang direncanakan dalam RUPTL ini disesuaikan dengan kemam-
puan pendanaan PLN. Mengingat besarnya beban pinjaman yang telah ditanggung PLN berkenaan dengan
pembangunan proyek-proyek percepatan pembangkit batubara PerPres 71/2006, maka untuk beberapa tahun
ke depan PLN tidak dapat sepenuhnya mendanai proyek-proyek pembangkit baru. Dengan demikian Peme­
rintah diharapkan dapat berperan dalam pendanaan sebagian dari proyek-proyek pembangkit baru, dan seba-
gian lagi akan dilakukan oleh listrik swasta sebagai independent power producer (IPP).

RUPTL ini mengasumsikan tidak ada kendala pasokan gas untuk pembangkit eksisting dan pembangkit baru
mulai tahun 2012, khususnya untuk sistem Jawa Bali, sedangkan untuk luar Jawa Bali pembangkit gas hanya
direncanakan jika ada kepastian pasokan gas. Konsekuensi dari asumsi ini adalah PLN dengan dukungan
Pemerintah akan berupaya maksimal untuk memperoleh pasokan gas sebanyak volume yang dibutuhkan.

Dalam hal pasokan gas tidak diperoleh atau harga gas sangat tinggi, maka pembangkit pemikul beban menen-
gah seperti PLTGU menjadi tidak dapat dikembangkan. Konsekuensinya sebagian pembangkit beban dasar,


Biaya energy not served adalah nilai penalti yang dikenakan pada objective function untuk setiap kWh yang tidak dapat dinikmati kon-
sumen akibat padam listrik

LOLP dan reserve margin akan dijelaskan pada Bab IV

11
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 2 Kebijakan Umum
Pengembangan Sarana

yaitu PLTU batubara, akan juga dioperasikan sebagai pemikul beban menengah dengan capacity factor yang
relatif rendah.

Pengembangan PLTU batubara skala kecil merupakan alternatif untuk menggantikan pembangkit listrik yang
menggunakan bahan bakar minyak pada sistem skala kecil untuk menekan biaya operasi sistem. Pengembang­
an PLTU batubara skala kecil ini juga diarahkan untuk menggantikan peranan sebagian PLTD di luar Jawa.
PLTU tersebut dapat dikembangkan baik oleh PLN maupun swasta.

Untuk sistem Jawa-Bali, dalam RUPTL ini PLN akan mulai menggunakan PLTU batubara dengan kapasitas
unit 1.000 MW dengan teknologi supercritical boiler untuk memperoleh efisiensi dan tingkat emisi yang lebih
baik, termasuk untuk proyek IPP. Penggunaan ukuran unit sebesar ini juga didorong oleh semakin sulitnya
memperoleh lahan untuk membangun pusat pembangkit skala besar di pulau Jawa. Pertimbangan lainnya
adalah pada tahun 2012 diperkirakan beban puncak sistem Jawa Bali telah mencapai lebih dari 25 GW.

Secara umum pemilihan lokasi pembangkit harus diupayakan memenuhi prinsip regional balance. Regional
balance adalah situasi dimana kebutuhan listrik suatu region dipenuhi sebagian besar oleh pembangkit yang
berada di region tersebut dan tidak banyak tergantung pada pasokan daya dari region lain melalui saluran
transmisi interkoneksi. Dengan prinsip ini, kebutuhan transmisi akan minimal.

Namun demikian kebijakan regional balance ini tidak membatasi PLN dalam mengembangkan pembangkit di
lokasi yang jauh dan mengirim energinya ke pusat beban melalui transmisi, sepanjang hal tersebut layak se-
cara teknis dan ekonomis. Hal ini tercermin dari adanya rencana untuk mengembangkan PLTU mulut tambang
skala besar di Sumatera Selatan dan menyalurkan sebagian besar listriknya ke pulau Jawa melalui transmisi
arus searah tegangan tinggi (high voltage direct current transmission/HVDC).

2.3 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ���������


TRANSMISI

Pengembangan saluran transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya keseimbangan antara kapa-
sitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya pada distribusi di sisi hilir secara efisien dengan kriteria
keandalan tertentu. Disamping itu pengembangan saluran transmisi juga dimaksudkan sebagai usaha untuk
mengatasi bottleneck penyaluran, perbaikan tegangan pelayanan dan fleksibilitas operasi.

Penentuan lokasi GI dilakukan atas pertimbangan keekonomian biaya pembangunan fasilitas sistem transmisi
tegangan tinggi, biaya pembebasan tanah, biaya pembangunan fasilitas sistem distribusi tegangan menengah
dan harus disepakati bersama antara unit pengelola sistem distribusi dan unit pengelola sistem transmisi.

12
Pemilihan teknologi seperti jenis menara transmisi, penggunaan tiang, jenis saluran (saluran udara, kabel
bawah tanah) dan perlengkapan (pemutus, pengukuran dan proteksi) dilakukan oleh manajemen unit melalui
analisis dan pertimbangan keekonomian jangka panjang, dan pencapaian tingkat mutu pelayanan yang lebih
baik, dengan tetap memenuhi standar SNI, SPLN atau standar internasional yang berlaku.

Pembangunan gardu induk baru (500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV), diarahkan kepada konsep operasi tanpa
adanya operator 24 jam (GITO).

2.4 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DISTRIBUSI

Fokus pengembangan dan investasi sistem distribusi secara umum diarahkan pada 4 hal, yaitu : perbaikan
tegangan pelayanan, perbaikan SAIDI dan SAIFI, penurunan susut teknis jaringan dan rehabilitasi jaringan
yang tua. Kegiatan berikutnya adalah investasi perluasan jaringan untuk melayani pertumbuhan dan perbaik­
an sarana pelayanan.

Pemilihan teknologi seperti jenis tiang (beton, besi atau kayu), jenis saluran (saluran udara, kabel bawah
tanah), sistem jaringan (radial, loop atau spindle), perlengkapan (menggunakan recloser atau tidak), termasuk
penggunaan tegangan 70 kV sebagai saluran distribusi ke pelanggan besar, ditentukan oleh manajemen unit
melalui analisis dan pertimbangan keekonomian jangka panjang dan pencapaian tingkat mutu pelayanan yang
lebih baik, dengan tetap memenuhi standard SNI atau SPLN yang berlaku.

13
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018

14
Bab 3 KONDISI SARANA
KELISTRIKAN SAAT INI

3.1 PENJUALAN TENAGA LISTRIK

3.2 KONDISI SISTEM PEMBANGKITAN

3.3 KONDISI SISTEM TRANSMISI

3.4 KONDISI SISTEM DISTRIBUSI

3.5 MASALAH-MASALAH YANG MENDESAK

15
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 3
Kondisi Sarana Kelistrikan Saat Ini

3.1 PENJUALAN TENAGA LISTRIK

Sebelum krisis ekonomi tahun 1997/8 penjualan tenaga listrik PLN dalam beberapa tahun mengalami pertum-
buhan yang cukup tinggi, yaitu tumbuh di atas 10% per tahun. Namun setelah krisis ekonomi, perkembangan
penjualan tenaga listrik mengalami pertumbuhan yang relatif rendah seperti terlihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Penjualan Tenaga Listrik PLN (TWh)

Wilayah 2003 2004 2005 2006 2007 Rata-rata


Indonesia 90,54 100,10 107,03 112,61 121,25
Growth (%) 3,86 10,56 6,93 5,21 7,67 7,57
Jawa - Bali 72,19 79,96 85,39 89,04 95,62
Growth (%) 3,19 10,77 6,79 4,28 7,39 7,28
Sumatera 11,22 12,34 13,28 14,59 15,80
Growth (%) 6,55 9,98 9,86 9,88 8,30 8,92
Kalimantan 3,11 3,37 3,60 3,80 4,09
Growth (%) 6,87 8,36 5,56 5,62 7,49 7,12
Sulawesi 2,84 3,11 3,31 3,57 3,93
Growth (%) 5,40 9,35 6,65 7,64 10,20 8,45
IBT 1,18 1,31 1,45 1,61 1,81
Growth (%) 9,54 11,51 10,57 10,81 12,27 11,29

Realisasi penjualan tenaga listrik PLN pada tahun 2007 ��������������������������������������������������


adalah 121.25 TWh atau tumbuh 7,7% terhadap tahun
sebelumnya. Jika dibandingkan dengan prakiraan 2007 pada RUPTL 2006 – 2015 yaitu sebesar 122,9 TWh,
maka hanya terdapat perbedaan 1,4% terhadap realisasi 2007.

Realisasi penjualan tenaga listrik selama tujuh tahun terakhir mengalami pertumbuhan relatif rendah, yaitu
6,3%/tahun, hal ini terjadi karena :
• Adanya perubahan pola baca meter pada tahun 2002 dan 2003
• Pada periode 2001 – 2004 penambahan kapasitas pembangkit relatif kecil sehingga penjualan dibatasi
• Diterapkannya program ‘Daya Max Plus’ (DMP), tarif multiguna dan program demand side management
(DSM), partisipasi pembiayaan penyambungan.

16
Dari Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa penjualan tenaga listrik PLN selama periode 2003 – 2007 mengalami
peningkatan dari 90,54 TWh pada tahun 2003 menjadi 121,25 TWh pada tahun 2007, atau tumbuh rata-rata
7,6% per tahun. Sedangkan penjualan di wilayah Jawa-Bali pada periode yang sama mengalami kenaikan dari
72,19 TWh menjadi 95,62 TWh, atau tumbuh rata-rata 7,3% per tahun.

Penjualan tenaga listrik di Luar Jawa-Bali pada periode yang sama mengalami peningkatan, yaitu dari 11,22
TWh menjadi 15,80 TWh atau tumbuh rata-rata 8,9% per tahun untuk Sumatra, dari 3,11 TWh menjadi 4,09
TWh atau tumbuh rata-rata 7,1% per tahun untuk Kalimantan, dari 2,84 TWh menjadi 3,93 TWh atau tumbuh
rata-rata 8,5% per tahun untuk Sulawesi dan dari 1,18 TWh menjadi 1,81 TWh atau tumbuh rata-rata 11,3%
per tahun untuk pulau-pulau lainnya. Pertumbuhan ini masih berpotensi untuk tumbuh lebih tinggi karena rasio
elektrifikasi saat ini baru mencapai 60,9%.

Penjualan tenaga listrik antara tahun 2003 – 2007 adalah dalam situasi pasokan yang terbatas (suppressed
demand). Apabila pasokan tidak terkendala, diperkirakan pertumbuhan akan lebih tinggi.

3.1.1 Jumlah Pelanggan

Realisasi jumlah pelanggan selama tahun 2003 – 2007 mengalami peningkatan dari 32,2 juta menjadi 37,3 juta
atau bertambah rata-rata 1,28 juta tiap tahunnya. Penambahan pelanggan terbesar masih terjadi pada sektor
rumah tangga, yaitu rata-rata 1,18 juta per tahun, dan diikuti sektor komersil dengan rata-rata 75 ribu pelang-
gan per tahun, dan sektor publik rata-rata 30 ribu pelanggan per tahun. Tabel 3.2 menunjukkan perkembangan
jumlah pelanggan PLN menurut sektor pelanggan dalam tujuh tahun terakhir.

Tabel 3.2 Perkembangan Jumlah Pelanggan [Juta unit]

Jenis Pelanggan 2003 2004 2005 2006 2007


R.Tangga 29.998 31.096 32.175 33.118 34.685
Komersil 1.311 1.382 1.456 1.655 1.611
Publik 0,798 0,842 0,882 0,931 0,922
Industri 0,047 0,047 0,046 0,046 0,047
Total 32.151 33.366 34.559 35.751 37.334
Delta Pelanggan 1.197 1.215 1.193 1.192 1.583

3.1.2 Rasio Elektrifikasi

Rasio elektrifikasi didefinisikan sebagai jumlah rumah tangga yang sudah berlistrik dibagi dengan jumlah
rumah tangga yang ada. �������������������������������������������������������������������������������
Perkembangan rasio elektrifikasi secara nasional dari tahun ke tahun mengalami
kenaikan, yaitu dari 57,5% pada tahun 2004 menjadi 60,9% pada tahun 2007.

Pada periode tersebut kenaikan rasio elektrifikasi pada wilayah-wilayah Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi dan pulau lainnya masing-masing meningkat dari 62,3% menjadi 66,3%, dari 54,9% menjadi 56,8%,

17
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 3
Kondisi Sarana Kelistrikan Saat Ini

dari 53,1% menjadi 54,5%, dari 51,6% menjadi 53,6% dan dari 30,1% menjadi 30,6%. Pada Tabel 3.3 diper-
lihatkan perkembangan rasio elektrifikasi di setiap wilayah Indonesia.

Tabel 3.3 Perkembangan Rasio Elektrifikasi (%)

Wilayah 2004 2005 2006 2007


Indonesia 57,5 58,3 59,0 60,9
Jawa-Bali 62,3 63,1 63,9 66,3

Sumatra 54,9 55,8 57,2 56,8


Kalimantan 53,1 54,5 54,7 54,5
Sulawesi 51,6 53,0 53,2 53,6
IBT 30,1 30,1 30,6 30,6

3.1.3 Pertumbuhan Beban Puncak

Pertumbuhan�����������������������������������������������������������������������������������������������
beban puncak sistem Jawa Bali dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.4. Dari tabel
tersebut�������������������������������������������������
dapat dilihat bahwa beban puncak tumbuh relatif rendah,
������������������������������������
yaitu rata-rata 5,1%, dengan load factor
yang terus meningkat, hal ini dicerminkan juga oleh pertumbuhan energi yang relatif tinggi, yaitu rata-rata 6,5%
(lihat tabel 3.1). Perbaikan load factor terjadi karena adanya kebijakan pembatasan penggunaan daya pada
saat beban puncak pada konsumen besar dan penerapan tarif multiguna untuk mengendalikan pelanggan
baru.

Tabel 3.4 Pertumbuhan Beban Puncak Sistem Jawa Bali 2003 – 2007

Deskripsi Satuan 2003 2004 2005 2006 2007


Kapasitas MW 18.676 19.466 19.466 22.126 22.236
Daya Mampu MW 15.025 15.741 15.741 18.002 18.052
Beban Puncak MW 14.178 14.920 15.352 15.954 16.840
% 5,3 5,2 5,7 3,9 5,6
Faktor Beban % 72 73 75 75 76

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, sistem kelistrikan di luar Jawa-Bali mengalami pertumbuhan beban
puncak rata-rata 10,0% dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di ���������������������������������������
Sumatera�������������������������������
yaitu 11,3%. Sedangkan sistem
Kalimantan hanya tumbuh rata-rata 6%, karena pertumbuhan beban masih terkendala oleh keterbatasan pa-
sokan dari pembangkit yang ada.

18
3.2 KONDISI SISTEM PEMBANGKITAN

Pada��������������������������������������������������������������������������������������������������
tahun 2007 kapasitas terpasang pembangkit PT PLN (Persero) di sistem Jawa-Bali adalah 22.236 MW,
di Sumatera sebesar 4.300 MW dan di sistem lainnya jumlahnya sebesar 2.669 MW.

Sistem Jawa Bali

Selama tahun 2007 dan semester 1 tahun 2008, realisasi penambahan pembangkit di sistem Jawa Bali hanya
sedikit, yaitu PLTP Darajat 110 MW dan PLTP Kamojang 60 MW.

Dengan sedikitnya tambahan pembangkit baru di sistem Jawa Bali, dan terus meningkatnya beban puncak,
maka reserve margin pada tahun 2008 diperkirakan menurun hingga 27%. Ditambah lagi dengan beberapa
permasalahan operasional seperti pasokan BBM dan batubara yang sering tersendat, pasokan gas yang menu­
run, derating dan kerusakan pembangkit, maka kondisi tersebut mengakibatkan pada periode waktu beban
puncak (WBP) di sistem Jawa Bali beberapa waktu yang lalu mengalami kekurangan daya dan energi. Untuk
������
mempertahankan keseimbangan pasokan dan kebutuhan listrik terpaksa dilakukan pemadaman.

Rincian kapasitas�����������������������������������������������������������������������������������
��������������������������������������������������������������������������������������������
pembangkit sistem Jawa-Bali berdasarkan jenis pembangkit dan pengelolaannya dapat
dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Jawa-Bali Tahun 2007

Jenis Jumlah
No. IP PJB PLN IPP
Pembangkit MW %
 1 PLTA 1.103 1.283 150 2.536 11,4
2 PLTU
Batubara 3.400 800 1.320 3.050 8.570 38,5
BBG/BBM 1.000 1.000 4,5
BBM 500 300 800 3,6
3 PLTGU
BBG/BBM 1.180 2.087 740 4.007 18
BBM 1.496 640 2.136 9,6
4 PLTG
BBG/BBM 40 62 150 252 1,1
BBM 806 320 858 1.984 8,9
5 PLTD 76 76 0,3
6 PLTP 360 515 875 3,9
Jumlah 8.961 6.492 2.918 3.865 22.236 100,0

19
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 3
Kondisi Sarana Kelistrikan Saat Ini

Sistem Luar Jawa Bali

Kapasitas terpasang pembangkit milik PLN yang tersebar di sistem Luar Jawa-Bali pada saat ini adalah 6.969
MW dengan perincian ditunjukkan pada Tabel 3.6. Dengan daya terpasang sebesar itu, daya mampu pem-
bangkit hanya sekitar 5.575 MW atau 80% dari kapasitas terpasang. Hal ini disebabkan oleh karena sistem
pembangkitan tersebut masih didominasi oleh PLTD sebesar 2.602 MW (sekitar 37%), dan sekitar 1.600 MW
PLTD tersebut telah berusia lebih dari 10 tahun.Kapasitas pembangkit tersebut sudah termasuk IPP dengan
kapasitas 576 MW.

Beban puncak sistem kelistrikan Luar Jawa-Bali, diperkirakan akan mencapai sekitar 5.526 MW pada tahun
2008. Jika beban puncak dibandingkan dengan daya mampu pembangkit pada saat ini dengan mempertim-
bangkan cadangan sebesar 30%, maka diperkirakan akan terjadi kekurangan sekitar 1.600 MW.

Tabel 3.6 Kapasitas Terpasang Pembangkit Luar Jawa-Bali (MW) Tahun 2007

Pulau PLN Unit IPP PLTA PLTD PLTG PLTGU PLTM PLTP PLTU Jumlah
NAD 142 2 144
Sumut 0
Sumbar 42 1 43
Riau 161 161
Sumatra
S2JB 78 2 80
Lampung 7 7
Babel 95 95
KITSumut 10 245 87 166 818 8 260 1.594
KITSumsel 351 605 220 315 685 2.176
Kalbar 250 34 284
Kalimantan Kalselteng 30 218 21 130 399
Kaltim 20 237 66 0 323
NTB NTB 147 1 148
NTT NTT 151 1 152
Sulselra 195 126 199 123 23 25 691
Sulawesi
Suluttenggo 46 241 15 40 342
Maluku Maluku 146 146
Papua Papua 181 3 184
Jumlah 576 1.052 2.602 659 884 56 40 1.100 6.969

Untuk menanggulangi kekurangan pembangkit tersebut, hampir seluruh unit usaha PLN telah melakukan sewa
pembangkit dari pihak swasta atau memperoleh bantuan dari Pemerintah Daerah setempat. Sewa pembang-
kit oleh PLN Wilayah di luar Jawa bali akan mencapai hampir 1.100 MW pada tahun 2008 dengan perincian
seperti ditampilkan pada Tabel 3.7.

20
Tabel 3.7 Daftar Sewa Pembangkit di Luar Jawa (MW)

No. PLN Wilayah 2007 2008


1 Babel 23.5 23,5

2 Kalbar 53,0 89,0


3 Kalselteng 34,6 68,8
4 Kaltim 80,5 126,5
5 Kitsumbagsel 88,0 88,0
6 Kitsumbagut 60,0 185,0
7 Maluku 12,5 12,5
8 NAD 8,0 11,0
9 NTB 32,0 63,0
10 NTT 13,0 16,0
11 Papua 32,4 44,2
12 Riau 56,4 102,7
13 S2JB 3,6 3,6
14 Sulselra 26,0 125,0
15 Suluttenggo 42,5 111,1
16 Sumbar 3,0 3,0
Jumlah 569,0 1.072.9

3.3 KONDISI SISTEM TRANSMISI

Perkembangan����������������������������������������������������������������������������������������������
kapasitas trafo GI dan sarana penyaluran sistem Jawa Bali untuk 5 tahun terakhir ditunjukkan
pada Tabel 3.8 dan Tabel 3.9.

Tabel 3.8. Perkembangan Kapasitas Trafo GI Sistem Jawa-Bali (x1000)

Level Tegangan Unit 2003 2004 2005 2006 2007


150/20 MVA 23,09 23,83 24,47 25,30 25,79
70/20 MVA 2,93 2,99 27,91 2,88 2,88
Jumlah MVA 26,02 26,81 27,26 28,17 28,17
B.Puncak MW 14,18 14,92 15,35 15,95 16,84

Tabel 3.9 Perkembangan Saluran Transmisi Sistem Jawa Bali

Level Tegangan Unit (x1.000) 2003 2004 2005 2006 2007


500 kV kms 3,53 3,58 3,58 4,92 4,97
150 kV kms 11,06 11,23 11,27 11,31 11,33
70 kV kms 3,76 3,77 3,66 3,40 3,40

Dari Tabel 3.9 dapat dilihat bahwa panjang saluran transmisi 70 kV terus berkurang karena ditingkatkan (uprated)
menjadi 150 kV guna meningkatkan kapasitas, keandalan dan perbaikan kualitas pelayanan ke konsumen.

21
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 3
Kondisi Sarana Kelistrikan Saat Ini

Keseimbangan kapasitas pembangkit dengan kapasitas trafo interbus (IBT) dan trafo GI per sistem tegangan
500 kV, 150 kV dan 70 kV dalam kurun waktu 5 tahun terakhir diperlihatkan oleh Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Kapasitas Pembangkit dan Trafo Interbus (IBT)

Level Tegangan Satuan(x1.000) 2002 2003 2004 2005 2006 2007


Kit.Sistem 500 kV MW 10,79 10,79 11,65 11,65 12,97 12,97
Trf. 500/150 kV MVA 14,50 15,50 15,50 15,50 17,00 17,00
Kit. Sistem 150 kV MW 7,10 7,52 7,52 7,55 8,89 8,70
Trf. 150/70 kV MVA 3,59 3,44 3,40 3,58 3,58 3,61
Kit. Sistem 70 kV MW 293,00 293,00 293,00 267,00 267,00 267,00
Trf. 150/20 kV MVA 22,46 23,09 23,83 24,47 25,30 25,79
Trf. 70/20 kV MVA 2,93 2,93 2,99 2,79 2,88 2,93

Sistem penyaluran dan distribusi di luar Jawa-Bali dalam kurun waktu 5 tahun terakhir menunjukkan perkem-
bangan yang cukup berarti terutama di sistem Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dengan selesainya be-
berapa proyek transmisi. Sedangkan�����������������������������������������������������������������������
��������������������������������������������������������������������������������
sistem lainnya, yaitu Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua belum memiliki
saluran transmisi.

Pembangunan�����������������������������������������������������������������
gardu induk meningkat 3,3% per tahun dimana kapasitas terpasang GI
���������������������������
pada tahun 2003 sekitar
6.946 MVA meningkat menjadi 7.916 MVA pada tahun 2007.

Pada Tabel 3.11 ����������������������������������������������������������������������������������������


diperlihatkan���������������������������������������������������������������������������
perkembangan gardu induk di sistem luar Jawa-Bali selama 5 tahun terakhir.

Tabel 3.11 Perkembangan Kapasitas Trafo (MVA) Sistem Luar Jawa-Bali

Region 2003 2004 2005 2006 2007


Sumatera
275/150 kV 80 80 80 160 160
150/20 kV 4.440 5.101 4.390 4.419 4.474
70/20 kV 295 360 355 360 360
Kalimantan
150/20 kV 824 884 934 1.094 1.174
70/20 kV 157 157 157 157 157
Sulawesi
150/20 kV 664 723 813 923 1.045
70/20 kV 486 486 490 532 546
Luar Jawa
275/150 kV 80 80 80 160 160
150/20 kV 5.928 6.708 6.137 6.436 6.693
70/20 kV 938 1.003 1.002 1.049 1.063
Total 6.946 7.791 7.219 7.645 7.916

22
Tabel 3.12 Perkembangan Saluran Transmisi (kms) Sistem Luar Jawa-Bali

Region 2003 2004 2005 2006 2007


Sumatera
275 kV 781
150 kV 4.361 4.361 4.361 8.521 7.739
70 kV 310 310 310 310 334
Kalimantan
150 kV 1.054 1.120 1.120 1.264 1.305
70 kV 123 123 123 123 123
Sulawesi
150 kV 1.044 1.044 1.044 1.769 1.839
70 kV 420 420 420 505 505
Luar Jawa
275 kV 0 0 0 0 781
150 kV 6.459 6.525 6.525 11.554 10.884
70 kV 853 853 853 938 962
Total 7.312 7.378 7.378 12.492 12.627

Tabel 3.12 �����������������������������������������������������������������������������������������


menunjukkan������������������������������������������������������������������������������
bahwa pembangunan sarana transmisi meningkat 14,63% per tahun dimana panjang
saluran transmisi pada tahun 2003 sekitar 7.312 kms meningkat menjadi 12.627 kms pada tahun 2007.

3.4 KONDISI SISTEM DISTRIBUSI

3.4.1 Susut Jaringan dan Faktor Beban

Realisasi rugi jaringan �����������������������������������������������������������������������������


PLN��������������������������������������������������������������������������
mulai tahun 2003 cenderung menurun ke tingkat 11,5% sejalan dengan usaha-
usaha menekan susut jaringan (lihat tabel 3.13). Sedangkan load factor tahunan dari tahun 2003 hingga 2005
mengalami perbaikan, namun menurun kembali pada tahun 2006 dan 2007.

Load factor dan rugi-rugi jaringan dalam enam tahun terakhir seperti pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13 Rugi Jaringan dan Load Factor [%]

2003 2004 2005 2006 2007


Faktor Beban 71.88 72,64 75,48 72.5 72.5
Susut 16,88 11,29 11,54 11.5 11.5

3.4.2 Keandalan Pasokan

Realisasi keandalan pasokan listrik kepada konsumen yang diukur dengan faktor SAIDI dan SAIFI jaringan
PLN pada lima tahun terakhir menunjukkan perbaikan. Indeks SAIDI membaik �������������������������������
dari���������������������������
17,48 jam/pelanggan/tahun


SAIDI adalah System Average Interruption Duration Index, SAIFI adalah System Average Interruption Frequency Index

23
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 3
Kondisi Sarana Kelistrikan Saat Ini

pada tahun 2001 menjadi 15,77 jam pada tahun 2005 namun pada tahun 2006 memburuk lagi. Sedangkan
SAIFI juga membaik dari 18,24 kali/pelanggan/tahun menjadi 13,85 kali. Selengkapnya SAIDI dan SAIFI lima
tahun terakhir pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14 SAIDI dan SAIFI PLN

2003 2004 2005 2006 2007


SAIDI 10,90 9,43 15,77 27,01 28,94
SAIFI 12,51 11,78 12,68 13,85 12,77

Sumber: Statistik PLN

3.5 MASALAH-MASALAH YANG MENDESAK

3.5.1 Daerah Krisis

Ada beberapa daerah��������������������������������������������������������������������������������


��������������������������������������������������������������������������������������
atau sistem kelistrikan di luar Jawa-Bali, baik pada sistem besar maupun sistem iso-
lated, yang pada akhir tahun 2008 mengalami krisis. Definisi krisis yang digunakan dalam RUPTL ini adalah
suatu kondisi sistem dimana kemampuan pasokan dari pembangkit PLN dan IPP tidak dapat memenuhi kebu-
tuhan beban puncak. Hal ini ditandai oleh adanya pembangkit sewa, defisit daya, dan load curtailment. Sistem
kelistrikan besar/menengah yang mengalami kondisi krisis tersebut yaitu:
• Sistem Sumatera Bagian Utara
• Sistem Sumatera Bagian Selatan
• Sistem Barito, Kalselteng
• Sistem Pontianak, Kalbar
• Sistem Mahakam, Kaltim
• Sistem Sulselra
• Sistem Pangkalanbun, Kalselteng
• Sistem Gorontalo
• Sistem Sumbawa, NTB
• Sistem Jayapura, Papua

Sedangkan sistem isolated yang mengalami kondisi krisis antara lain:


• Sistem Takengon, sistem Subulussalam (NAD)
• Sistem Siak Sri Indrapura, sistem Pasir Pangaraian, sistem Tembilahan, sistem Teluk Kuantan dan Sistem
Natuna/Ranai (Riau & Kepulauan Riau)
• Sistem Sanggata, sistem Melak, sistem Tanah Grogot, sistem Petung, sistem Berau, sistem Tanjung Selor,
dan Sistem Malianu (Kaltim)
• Sistem Rote Ndao (NTT)

24
• Sustem Ternate, sistem Tual, sistem Masohi, sistem Tobelo, sistem Soa-Siu, sistem Mako, sistem Subaim,
dan sistem Dofa (Maluku dan Malut)
• Sistem ���������������
Wamena���������
(Papua)

3.5.2 Penanggulangan Daerah Krisis

Kondisi krisis penyediaan tenaga listrik di beberapa daerah di Indonesia pada dasarnya terjadi karena keter-
lambatan penyelesaian proyek pembangkit tenaga listrik, baik proyek PLN maupun IPP. Penyebab keterlam-
batan ada berbagai hal, antara lain kesulitan pendanaan dan kendala pembangunan di lapangan, sehingga
proyek yang sudah dijadwalkan tidak dapat beroperasi tepat waktu.

Langkah-langkah yang telah diambil Pemerintah dan PLN untuk menanggulangi daerah krisis meliputi sewa
pembangkit, pembelian PLTG crash program, pembelian energi listrik dari pembangkit skala kecil, bermitra/
kerjasama operasi pembangkit dengan Pemda setempat, pembelian excess power, percepatan pembangunan
PLTU batubara PerPres 71/2006, membangun saluran transmisi interkoneksi, dan mengamankan kontinuitas
pasokan energi primer.

Kondisi krisis pada sistem besar/menengah ditanggulangi dengan menyewa atau membeli pembangkit seper­
ti PLTD MFO atau HSD , PLTG, PLTMG yang dapat tersedia dalam waktu relatif singkat untuk secepatnya
mengurangi terjadinya pemadaman yang berkepanjangan. Selain itu juga dilakukan usaha membangun jaring­
an 150 kV, seperti yang dilakukan di Sulawesi, yaitu menarik jartingan 150 kV dari sistem Minahasa ke sis­
tem Gorontalo dan juga sistem Kalselteng ke sistem Pangkalanbun sehingga dapat saling membantu dalam
menga­tasi kondisi krisis.

Pada sistem-sistem isolated yang mengalami kondisi krisis, PLN mengupayakan penanggulangannya dengan
menyewa PLTD dan mempercepat interkoneksi dengan sistem besar. Selain itu disisi pelanggan, diupayakan
penerapan Demand Side Management, dan mengendalikan jumlah pelanggan baru/tambah daya.

3.5.3 Masalah Mendesak Sistem Jawa Bali

Hal – hal yang mendesak untuk penyelesaiannya pada sistem Jawa-Bali meliputi antara lain :
• Pembangunan PLTGU Muara Tawar Adds-On dengan tambahan kapasitas 1.200 MW selesai pada
2011/2012, akan memasok wilayah Jabotabek, dan memperbaiki kualitas tegangan di GITET Cawang dan
GITET Bekasi yang saat ini rendah pada siang hari.
• Pembangunan pumped storage Upper Cisokan berkapasitas 4x250 MW, direncanakan selesai tahun 2014,
akan mengurangi penggunaan BBM saat puncak setelah selesainya PLTU Percepatan 10.000 MW.
• Mempercepat pembangunan transmisi terkait program percepatan 10.000 MW (pendanaan, ROW, dll).
• Penguatan�������������������������������������������������
pasokan Jakarta terdiri dari beberapa program :

25
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 3
Kondisi Sarana Kelistrikan Saat Ini

- Mempercepat penyelesaian penambahan interbus transformer (IBT) 500/150kV, yaitu IBT-3 Cawang
1x500 MVA, IBT-3 Gandul 1x500MVA, IBT-4 Cibatu, IBT-1 Muaratawar 1x500MVA dan mempercepat
pembangunan IBT Balaraja 2x500MVA
- Membangun GITET baru di 4 lokasi yaitu: Durikosambi (2012), Tambun (2013), Muarakarang (2014),
Lengkong (2014).
- Membangun ruas SUTET baru yaitu : SUTET Balaraja-Kembangan (2012), Kembangan-Durikosambi
(2012), Durikosambi-Muarakarang (2014).
• Penguatan pasokan subsistem Bali yang terdiri dari beberapa program yaitu :
- Pembangunan kabel laut 150 kV Jawa Bali sirkit 3,4 (2010).
- Pembangunan Jawa Bali Crossing 500 kV dari PLTU Paiton ke Kapal (2015).
• Mengupayakan pendanaan SUTET terkait dengan pembangkit PLTU IPP Tanjung Jati B unit 3&4,
2 x 660 MW, yaitu SUTET Tanjung Jati – Ungaran (2012), Ungaran – Mandirancan (2014), dan Mandiran-
can – Cibatu (2012).
• Mengupayakan pendanaan SUTET terkait dengan pembangkit PLTU IPP Paiton Expansion 1x800MW,
yaitu SUTET Paiton – Grati sirkit 3 (2012) dan mempercepat penyelesaian SUTET Grati – Surabaya Se-
latan (2010).

3.5.4 Masalah Mendesak Sistem Luar Jawa Bali

Hal – hal yang mendesak pada sistem Luar Jawa-Bali meliputi antara lain :

Transmisi dan GI

• Transmisi 275 kV Asahan 1 – Simangkok – Galang dan IBT 275/150 kV di Simangkok dan Galang harus
dapat beroperasi seiring dengan beroperasinya PLTA Asahan 1 pada tahun 2010.
• Transmisi 275 kV PLTU Pangkalan Susu – Binjai dan IBT 275/150 kV di Binjai harus dapat beroperasi se­
iring dengan beroperasinya PLTU Pangkalan Susu pada tahun 2010.
• Transmisi 150 kV Sengkang – Sidrap dan Sidrap – Maros – Sungguminasa Baru harus dapat beroperasi
seiring dengan beroperasi extension PLTG/PLTGU Sengkang pada tahun 2009.
• Transmisi 275 kV interkoneksi Kalbar – Serawak diperlukan pada tahun 2011, seiring rencana PLN mem-
beli tenaga listrik dari PLTA Bakun di Serawak. Transmisi ini merupakan kontingensi PLTU Gambut yang
kemungkinan terkendala oleh masalah lingkungan dan pendanaan.
• Trafo overload di sistem-sistem Luar Jawa sebanyak 42 trafo pada tahun 2008, dan sebanyak 32 trafo
pada tahun 2009 .
• Pembangunan IBT 60 MVA 150/70 kV Tomohon karena diperlukan untuk menyalurkan listrik PLTP Lahen-
dong 3 pada tahun 2009.

26
Pembangkitan

• Pembangunan PLTGU Lhokseumawe 120 MW untuk memanfaatkan gas dari Medco. Hal ini dapat duwu-
judkan dengan merelokasi PLTG 20 MW dari crash program PLTG Sumut sebagai tahap awal.
• PLTG Senipah 80 MW
• PLTGU Muarateweh 120 MW untuk memanfaatkan gas marginal yang sudah dialokasikan untuk PLN di
Bangkanai, Kalimantan Tengah.
• PLTG 40 MW di Semberah, Kalimantan Timur.
• Penyelesaian kontrak dengan PT Palu Power.
• PLTP Lahendong 4.

27
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018

28
Bab 4 RENCANA PENYEDIAAN
TENAGA LISTRIK 2009 – 2018

4.1 KRITERIA Perencanaan

4.2 Asumsi dalam prakiraan kebutuhan tenaga listrik

4.3 Prakiraan kebutuhan tenaga listrik 2009 - 2018

4.4 rencana pengembangan pembangkit

4.5 proyeksi neraca energi dan kebutuhan bahan Bakar

4.6 analisis sensitivitas

4.7 proyeksi emisi co2

4.8 pengembangan sistem penyaluran dan gardu induk

4.9 pengembangan sistem distribusi


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

4.1 KRITERIA PERENCANAAN

4.1.1 Perencanaan Pembangkit

Sistem Interkoneksi

Perencanaan sistem pembangkit bertujuan untuk mendapatkan konfigurasi pengembangan pembangkit yang
memberikan nilai NPV total biaya penyediaan listrik termurah (least cost) dalam suatu kurun waktu periode pe-
rencanaan, dan memenuhi kriteria keandalan tertentu. �������������������������������������������������������
Konfigurasi termurah diperoleh melalui proses optimasi
suatu objective function yang mencakup NPV dari biaya kapital, biaya bahan bakar, biaya operasi dan pemeli-
haraan dan biaya energy not served. Selain itu diperhitungkan juga nilai sisa (salvage value) dari pembangkit
yang terpilih pada tahun akhir perioda studi. Simulasi dan optimisasi dilakukan
�����������������������������������
dengan menggunakan model
yang disebut WASP (Wien Automatic System Planning).

Kriteria keandalan yang dipergunakan adalah Loss of Load Probability (LOLP) lebih kecil dari 0,274%, atau
ekivalen dengan 1 hari/tahun. Hal ini berarti kemungkinan/probabilitas terjadinya beban puncak melampaui
kapasitas pembangkit yang tersedia adalah lebih kecil dari 0,274%.

Perhitungan kapasitas pembangkit dengan kriteria LOLP menghasilkan reserve margin tertentu���������������
yang nilainya
tergantung pada tingkat ketersediaan (availability) setiap unit pembangkit, jumlah unit, ukuran unit, dan jenis
unit.

Pada sistem Jawa Bali, ��������������


kriteria LOLP < 0,274%
�� ����������������������������
adalah setara dengan reserve margin > 25 - 30% dengan
basis daya mampu netto. Apabila dinyatakan dengan daya terpasang, maka reserve margin yang dibutuhkan
adalah sekitar 35%.

Dalam perencanaan sistem jangka panjang yang pada hakekatnya adalah perencanaan investasi, aspek-
aspek seperti kesulitan pendanaan, keterlambatan penyelesaian proyek (project slippage) dan kelangkaan/


��������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������
Unit hidro yang outputnya sangat dipengaruhi oleh variasi musim mempunyai nilai EAF (equivalent availability factor) yang berdampak
besar pada LOLP dan ketercukupan energi.

����������������������������������������������
Dengan asumsi derating pembangkit sekitar 5%.

30
keterbatasan sumber energi primer perlu juga diperhitungkan. Akibatnya besaran reserve margin yang diper-
lukan dalam perencanaan ������������������������������������������������������������������������������
s�����������������������������������������������������������������������������
istem pembangkit jangka panjang di Jawa-Bali ditetapkan lebih besar daripada
sekedar memenuhi kriteria LOLP < 0,274%. Dengan alasan tersebut, reserve margin sistem Jawa Bali dite-
tapkan sebesar 40%.

Dengan argumen yang sama, reserve margin pada sistem-sistem di luar Jawa-Bali ditetapkan pada kisaran
40% - 50% dengan mengingat pula jumlah unit pembangkit yang lebih sedikit, derating yang prosentasenya
lebih besar, dan ketidakpastian penyelesaian proyek pembangkit IPP yang lebih tinggi.

Pembangkit energi terbarukan, khususnya panasbumi dan tenaga air, dalam proses optimisasi diperlakukan
sebagai fixed system (dipaksa/ditetapkan masuk sistem) pada tahun-tahun yang sesuai dengan kesiapan
proyek tersebut.

Pada sistem Jawa Bali, kandidat pembangkit yang dipertimbangkan untuk rencana pengembangan adalah
PLTU batubara supercritical 1.000 MW, PLTU batubara 600 MW, PLTU batubara 300 MW, PLTGU gas 750
MW, PLTGU LNG 750 MW, PLTG minyak 200 MW, PLTP 55 MW dan PLTA pumped storage 250 MW. Dalam
optimasi sistem Jawa Bali, PLTA pumped storage baru dikompetisikan sebagai peaking unit mulai tahun 2014
karena mempertimbangkan masa konstruksinya yang membutuhkan waktu 6 tahun.

Pada sistem Luar Jawa Bali, kandidat pembangkit yang dipertimbangkan adalah PLTU batubara 200 MW,
100 MW, 50 MW dan kelas-kelas yang lebih kecil, serta kandidat PLTGU gas yang kelasnya tergantung pada
ketersediaan pasokan yang ada.

Rencana pengembangan kapasitas pembangkitan dibuat dengan memperhitungkan�����������������������


��������������������������������������
proyek-proyek yang se-
dang berjalan dan yang telah committed, baik proyek PLN maupun IPP, dan tidak memperhitungkan semua
pembangkit sewa serta excess power. Selain itu beberapa pembangkit berbahanbakar minyak yang sudah tua,
tidak efisien dan dapat digantikan perannya dengan PLTU batubara, direncanakan akan dihapuskan (retired).

Selanjutnya ���������������������������������������������������������������������������������������
penambahan�����������������������������������������������������������������������������
kapasitas pembangkit pemikul beban dasar diutamakan berupa pembangkit berba-
han bakar batubara, dan pembangkit sumber energi terbarukan (panas bumi dan tenaga air non-reservoir).

Reserve margin yang tinggi untuk sistem di luar Jawa (hingga 50%) dan dengan ���������������������������
jenis����������������������
pembangkit yang dido-
minasi oleh pembangkit beban dasar (geothermal, PLTU batubara) akan menyebabkan capacity factor pem-
bangkit beban dasar menjadi relatif sangat rendah. �����������������������������������������������������������
Situasi tersebut hanya akan terjadi jika semua proyek PLN
dan IPP yang ada di neraca daya benar-benar direalisasi.


����������������������������������������
Lebih diinginkan menggunakan teknologi supercritical.

��������������������������
�������������������������
Mengacu pada desain PLTA Pumped Storage Upper Cisokan.

�����������������������������
Yang dimaksud dengan proyek committed adalah proyek PLN yang telah jelas alokasi pendanaannya, dan proyek IPP yang telah
mempunyai Power Purchase Agreement (PPA) atau paling tidak telah ada Head of Agreement (HOA).

31
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

Namun pengalaman selama ini mengindikasikan tingkat keberhasilan pelaksanaan proyek-proyek IPP yang
relatif rendah, yaitu sekitar 13% jika memperhitungkan semua proposal IPP, atau sekitar 30% jika hanya mem-
perhitungkan mereka yang telah mempunyai PPA atau HOA. Untuk mengantisipasi hal demikian diperlukan
adanya reserve margin yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan energi/demand pada tahun-tahun men-
datang.

Dengan demikian neraca daya yang ada dalam RUPTL ini setiap tahun akan dikaji untuk menjadwal-ulang
proyek-proyek pembangkit sesuai dengan perkembangan terakhir yang terjadi.
Untuk kepentingan perhitungan proyeksi BPP jangka panjang, simulasi produksi dilakukan dengan menggu-
nakan neraca daya yang telah dimodifikasi ������������������������������������������������������������
dengan mengeluarkan proyek-proyek pembangkit yang realisasi-
nya diperkirakan tidak pasti.

Sistem Kecil Tidak Interkoneksi / Isolated

Perencanaan pembangkitan pada sistem-sistem yang masih kecil dan belum ��������������
interkoneksi��(isolated) tidak
menggunakan metoda probabilistik maupun optimisasi keekonomian, namun menggunakan metoda determi-
nisitik. Pada metoda ini, perencanaan dibuat dengan kriteria N-2, yaitu cadangan harus lebih besar daripada
jumlah kapasitas pembangkit terbesar pertama dan kedua. Definisi cadangan disini adalah selisih antara ka-
pasitas total pembangkit yang ada dan beban puncak.

4.1.2 Perencanaan Transmisi

Perencanaan transmisi dibuat dengan menggunakan kriteria keandalan N-1, baik statis maupun dinamis. Kri-
teria N-1 statis mensyaratkan apabila suatu sirkit transmisi padam, baik karena mengalami gangguan maupun
dalam pemeliharaan, maka sirkit-sirkit transmisi yang tersisa harus mampu menyalurkan keseluruhan arus
beban, sehingga kontinuitas penyaluran tenaga listrik terjaga. Kriteria N-1 dinamis mensyaratkan
���������������������������
apabila terja-
di gangguan hubung singkat 3 fasa yang diikuti oleh hilangnya satu sirkit transmisi maka tidak menyebabkan
kehilangan ikatan sinkron antara suatu kelompok generator dan kelompok generator lainnya.

Penambahan kapasitas transmisi direncanakan untuk memperoleh keseimbangan antara kapasitas pembang­
kitan dan kebutuhan beban, disamping untuk mengatasi bottleneck, meningkatkan keandalan sistem, dan
memenuhi kriteria mutu tegangan tertentu.

Kebutuhan penambahan kapasitas trafo di suatu GI ditentukan pada saat pembebanan trafo mencapai 80%
untuk sistem Jawa Bali dan 70% untuk sistem di luar Jawa Bali.

Jumlah unit trafo yang dapat dipasang pada suatu GI dibatasi oleh ketersediaan lahan, kapasitas transmisi
dan jumlah penyulang keluar yang dapat ditampung oleh GI tersebut. Dengan kriteria tersebut suatu GI dapat
mempunyai 3 atau lebih unit trafo. Sebuah GI baru diperlukan jika GI-GI terdekat yang ada tidak dapat menam-
pung pertumbuhan beban lagi karena keterbatasan tersebut.

32
Pengembangan GI baru juga dimaksudkan untuk mendapatkan tegangan yang baik di ujung jaringan tegang­
an menengah.

4.1.3 Perencanaan Distribusi

Perencanaan������������������������������������������������������������������������
sistem distribusi dibuat dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut:
• Membatasi panjang maksimum saluran distribusi (JTM dan JTR) untuk menjaga agar tegangan pelayan­an
sesuai standar SPLN 72:1987.
• Konfigurasi JTM untuk kota-kota besar dapat berupa topologi jaringan yang lebih andal seperti spindle,
sementara konfigurasi untuk kawasan luar kota minimal berupa saluran radial yang dapat dipasok dari 2
sumber.
• Mengendalikan susut teknis jaringan distribusi pada tingkat yang optimal.
• Program listrik desa dilaksanakan dalam kerangka perencanaan sistem kelistrikan secara menyeluruh dan
tidak memperburuk kinerja jaringan dan biaya pokok produksi.

Selain itu perencanaan sistem distribusi juga diarahkan untuk meningkatkan kontinuitas pasokan kepada
pelanggan (menekan SAIDI dan SAIFI) dengan upaya :
• Membangun SCADA Distribusi untuk ibukota propinsi dan kota-kota lain yang minimal dipasok oleh 2
Gardu Induk dan 15 feeder,
• Mengoptimalkan pemanfaatan recloser atau AVS yang terpasang di SUTM, dikoordinasikan dengan re-
closing relay penyulang di GI. Memonitor pengoperasian recloser atau AVS, dan menyempurnakan metode
pemeliharaan-periodiknya.

Sasaran perencanaan sistem distribusi adalah menyediakan sarana pendistribusian tenaga listrik yang cukup,
andal, berkualitas, efisien, dan susut teknis wajar.

Perencanaan kebutuhan fisik jaringan distribusi dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu :
– Perluasan ���������������������������������������������������������������������������
sistem���������������������������������������������������������������������
distribusi untuk mengantisipasi pertumbuhan penjualan energi listrik
– Mempertahankan/ meningkatkan keandalan (reliability) dan kualitas pelayanan tenaga listrik pada pelang-
gan (power quality).
– Menurunkan susut teknis jaringan
– Rehabilitasi jaringan tua.
– Pengembangan dan perbaikan sarana pelayanan

Kebutuhan fisik yang diperlukan untuk perluasan sistem distribusi dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan
beban puncak sebagai akibat pertumbuhan penjualan energi merupakan fungsi dari beberapa variabel yaitu
antara lain :
– Beban puncak di sisi tegangan menengah (TM) dan tegangan rendah (TR),
– Luas ��������������������
area yang dilayani,

33
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

– Distribusi beban (tersebar merata, terkonsentrasi, dsb),


– Jatuh tegangan maksimum yang diperbolehkan pada jaringan,
– Ukuran penampang konduktor yang dipergunakan,
– Fasiltas sistem distribusi terpasang (jaringan tegangan menengah/JTM, gardu idistribusi/GD, jaringan te-
gangan redah/JTR, automatic voltage regulator/AVR dsb).

4.2 ASUMSI DALAM PRAKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA


LISTRIK

Kebutuhan tenaga listrik pada suatu daerah dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu pertumbuhan ekonomi,
program elektrifikasi dan pengalihan captive power ke jaringan PLN.

Pertumbuhan ekonomi dalam pengertian yang sederhana adalah proses meningkatkan output barang dan jasa.
Proses tersebut memerlukan tenaga listrik sebagai salah satu input untuk menunjangnya, disamping input-in-
put barang dan jasa lainnya. Disamping itu hasil dari pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan
masyarakat yang mendorong peningkatan permintaan barang-barang / peralatan listrik seperti radio, TV, AC,
lemari es dan lainnya. Akibatnya permintaan tenaga listrik akan meningkat.

Faktor kedua adalah�����������������������������������������������������


program elektrifikasi. Mengingat rasio elektrifikasi10 nasional masih relatif rendah, yaitu
baru mencapai 60,9% pada tahun 2007, maka PLN dalam RUPTL ini berencana akan meningkatkan rasio
elektrifikasi ini dengan menambah pelanggan baru residensial rata-rata 2,7 juta per tahun.

Faktor ketiga yang menjadi pendorong pertumbuhan permintaan tenaga listrik PLN adalah pengalihan dari
captive power menjadi pelanggan PLN. Sebagaimana diketahui, dengan terbatasnya kemampuan PLN untuk
menyambung/memenuhi permintaan pelanggan di suatu daerah, terutama pelanggan industri dan komersil,
maka timbullah apa yang dinamakan captive power. Bilamana kemampuan PLN untuk menyambung di daerah
tersebut telah meningkat, maka captive power ini dengan berbagai pertimbangannya masing-masing bersedia
untuk menjadi pelanggan PLN. Faktor ketiga ini sangat bergantung kepada kemampuan pasokan PLN di suatu
daerah/sistem kelistrikan, jadi tidak berlaku umum. Pengalihan captive power ke PLN juga didorong oleh ting-
ginya harga energi primer untuk membangkitkan tenaga listrik milik konsumen industri / komersil, sementara
harga jual listrik PLN relatif sangat murah. Faktor ini diperkirakan akan menjadi pendorong pertumbuhan pen-
jualan listrik PLN yang lebih tinggi pada tahun-tahun mendatang.

Penyusunan prakiraan kebutuhan listrik dibuat dengan menggunakan software DKL3.01. Software tersebut
memperhitungkan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk sebagai driver pertumbuhan kebutuhan

10
���������������������������������������������������������������������������������������������������������������������
Rasio elektrifikasi adalah perbandingan antara rumah tangga yang sudah berlistrik dengan jumlah seluruh rumah tangga

34
listrik. Pendekatan yang digunakan merupakan kombinasi antara ekonometri dan analisa kecenderungan se-
cara statistik. Model prakiraan beban ini membagi konsumen dalam empat kategori / kelompok berdasarkan
karakteristik pemakaiannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaannya, yaitu rumah tangga, komer-
sil, industri dan publik.

Kecenderungan penggunaan teknologi peralatan listrik yang semakin efisien di masa depan dan juga adanya
program-program DSM dapat mempengaruhi proyeksi kebutuhan listrik, dan hal tersebut sudah diperhitung-
kan dalam membuat prakiraan kebutuhan listrik mulai tahun 2014.

4.2.1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan perekonomian Indonesia selama 7 tahun terakhir yang dinyatakan dalam produk domestik bruto
(PDB) dengan harga konstan tahun 2000 mengalami kenaikan rata-rata 5,06% per tahun, atau lebih rendah
dibandingkan pertumbuhan 3 tahun terakhir yang mencapai 5,5% – 6,32% seperti diperlihatkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

PDB 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007


PDB (Triliun Rp) 1.390 1.443 1.505 1.577 1.657 1.751 1.847 1.964
Growth PDB (%) 4,90 3,83 4,31 4,78 5,05 5,67 5,50 6,32

Sumber: Statistik Indonesia, BPS

Perekonomian Indonesia pada tahun 2007 mengalami pertumbuhan sebesar 6,3%. Proyeksi laju pertumbuhan
ekonomi tahun 2008 semula ditargetkan 6,8%, namun direvisi menjadi 6,4% pada penetapan RAPBN 2008.
Belakangan ini dengan adanya krisis finansial global yang awalnya terjadi di Amerika Serikat dan kini berimbas
pada perekonomian Indonesia, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008 akan meng­
alami perlambatan menjadi sekitar 5,8%. Namun dalam perspektif perencanaan jangka panjang, peristiwa-
peristiwa ekstrim yang tidak biasa dan bersifat temporer lazimnya tidak mengubah proyeksi jangka panjang.11

Krisis finansial global yang terjadi mulai tahun 2008 diperkirakan tidak akan berlangsung terlalu lama dan per-
ekonomian Indonesia pada tahun 2010 diharapkan akan pulih kembali, sehingga diprediksi tidak berpengaruh ba­
nyak terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dengan memperhatikan perkembangan realisasi tersebut
di atas, serta mengacu pada asumsi pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam RUKN 2008 – 2027 sebesar
6,1% per tahun, maka asumsi pertumbuhan ekonomi yang digunakan dalam 10 tahun ke depan dalam RUPTL ini
adalah rata-rata 6,2% per tahun seperti diperlihatkan pada Tabel 4.2.

11
Hal ini dikonfirmasi dalam diskusi internal di PLN dengan Danareksa Research Institute pada bulan November 2008.

35
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

Tabel 4.2 Asumsi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dalam RUPTL 2009-2018

Wilayah 2008 2009 2010 2011 2012 2014 2016 2018


Indonesia 6,4 6,4 6,4 6,4 6,4 6,0 6,0 6,0
Jawa Bali 6,2 6,2 6,2 6,2 6,2 5,8 5,8 5,8
Luar Jawa Bali 6,7 6,7 6,7 6,7 6,7 6,3 6,3 6,3

4.2.2. Elastisitas

Pertumbuhan �������������������������������������������������������������������������������������������
kebutuhan����������������������������������������������������������������������������������
listrik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dikenal sebagai elastisitas. Per-
tumbuhan kebutuhan listrik, pertumbuhan ekonomi dan elastisitas selama 7 tahun terakhir dapat dilihat pada
Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Pertumbuhan Kebutuhan Listrik, Pertumbuhan Ekonomi Dan Elastisitas

Keterangan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007


Sales (%) 11,06 6,77 3,02 3,86 10,56 6,93 5,21 7,67
PDB (%) 4,90 3,83 4,31 4,78 5,05 5,60 5,50 6,32
Elastisitas 2,26 1,77 0,71 0,81 2,09 1,24 0,95 1,21

Penjualan tenaga listrik selama periode 2000 – 2007 tumbuh rata-rata 6,3% per tahun atau lebih rendah dari
realisasi pertumbuhan penjualan tahun 2007. Rendahnya pertumbuhan terjadi pada tahun 2002 dan 2003 se-
bagai akibat perubahan pola baca meter dan tambahan kapasitas pembangkit selama periode tersebut relatif
rendah, sehingga pasokan daya menjadi terbatas dan dibeberapa daerah diluar Jawa Bali terjadi pemadaman
bergilir. Daya max plus (DMP), tarif multiguna dan demand side management (DSM) diterapkan untuk mem-
batasi pemakaian waktu beban puncak (suppressed demand). Diduga beberapa industri/komersil pada waktu
beban puncak mengalihkan penggunaan listrik PLN ke pembangkit sendiri (captive).

Sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan dalam produk domestik bruto
atau PDB mengalami pertumbuhan rata-rata 5,06% per tahun atau lebih rendah dari pertumbuhan dalam 3
tahun terakhir. Dengan demikian elastisitas rata-rata selama periode 2000 – 2007 adalah 1.24. Angka elas-
tisitas ini tidak memperhitungkan industri / komersil yang beralih menggunakan pembangkit sendiri akibat
����� Gambar 4.1 diperlihatkan perkembangan antara
keterbatasan pasokan (kondisi suppressed demand). Pada
pertumbuhan kebutuhan listrik, pertumbuhan ekonomi dan elastisitas.

36
Gambar 4.1 Pertumbuhan Kebutuhan Listrik, Ekonomi dan Elastisitas tahun 1995-2007

20.00 20.00

Pertumbuhan
15.00 15.00

kWh jual
10.00 10.00

5.00 5.00
Percent

0.00 0.00
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

-5.00 Elastisitas -5.00

-10.00
Pertumbuhan -10.00

ekonomi
-15.00 -15.00

Naiknya harga BBM menyebabkan biaya produksi listrik meningkat, sehingga banyak pelanggan industri/ko-
mersil yang semula menggunakan pembangkit sendiri kemudian di luar waktu beban puncak mengalihkan
pemakaian listriknya ke PLN yang tarifnya rendah, sehingga pertumbuhan kebutuhan listrik ke depan diperki-
rakan masih akan meningkat.

Penjualan listrik tahun 2008 – 2009 masih dibatasi oleh kemampuan pasokan, karena proyek-proyek pembang-
kit percepatan baru sebagian beroperasi pada tahun 2009, dan sebagian besar akan beroperasi pada tahun
2010 dan 2011. Penjualan yang normal diperkirakan dapat dilakukan mulai tahun 2010 melalui marketing yang
agresif dan melayani daftar tunggu (waiting list), sehingga diperkirakan elastisitas akan meningkat mulai tahun
2010.

Asumsi elastisitas����������������������������������������������������������������������������������������
���������������������������������������������������������������������������������������������������
rata-rata yang digunakan dalam menyusun prakiraan kebutuhan listrik dapat dilihat pada
Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Proyeksi Elastisitas Tahun 2009-2018

Tahun Jawa Bali Luar Jawa Indonesia


2009 1,10 1,56 1,18
2010 1,66 1,59 1,62
2011 1,65 1,58 1,61
2012 1,65 1,54 1,60
2013 1,64 1,53 1,60
2014 1,68 1,63 1,64
2015 1,67 1,63 1,64
2016 1,64 1,62 1,61
2017 1,61 1,61 1,58
2018 1,59 1,61 1,57

37
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

Dapat dilihat pada Tabel 4.4. bahwa elastisitas


������������������������������������������������������������������
pada sistem Jawa Bali cenderung menurun setelah tahun
2014, karena diperkirakan makin banyak konsumen listrik yang menggunakan peralatan dengan teknologi
yang lebih efisien, terutama pada sektor industri, komersil dan publik. Rasio elektrifikasi yang semakin tinggi
juga menyebabkan laju penambahan pelanggan baru menjadi semakin melambat. Porsi penggunaan listrik
untuk sektor industri dan bisnis juga diperkirakan semakin membesar, namun dengan laju pertumbuhan yang
semakin rendah karena energy intensity membaik. Penyumbang pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan
didominasi oleh sektor industri manufaktur, perdagangan, restoran dan hotel, sehingga nilai tambah dari peng-
gunaan listrik menjadi semakin baik.

Sedangkan elastisitas pada sistem kelistrikan di Luar Jawa Bali diperkirakan masih akan tinggi, karena ra-
sio elektrifikasi masih rendah dan akan mendorong lebih banyak penyambungan pelanggan baru sekaligus
dalam rangka pemerataan kepada masyarakat untuk bisa menikmati listrik setelah sisi pasokan tersedia dalam
jumlah yang memadahi. Sektor industri dengan orientasi ekspor dan sektor bisnis diharapkan juga semakin
berkembang setelah energi listrik tersedia secara cukup, sehingga porsi penggunaan energi listrik di sektor
tersebut juga akan semakin meningkat. Penyumbang pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan dominasi oleh
sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan dan pertanian yang tidak banyak menggunakan energi listrik
dari PLN.

4.2.3. Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus tahun 2005 (SUPAS 2005) jumlah penduduk Indonesia adalah
sebesar 218.868.791 orang, sedangkan jumlah rumah tangga adalah sebesar 55.127.716 KK. Dengan demiki-
an jumlah orang per rumah adalah rata-rata 4 orang per rumah. Pertumbuhan penduduk 10 tahun ke depan
merujuk pada ”Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 – 2025” [1]. Dari proyeksi tersebut, asumsi pertumbuhan
yang digunakan selama sepuluh tahun ke depan adalah rata-rata 1,17% per tahun. Jumlah orang per rumah
diasumsikan menurun dari 3,9 orang menjadi 3,8 orang per rumah. Pada Tabel 4.5 dapat dilihat perkiraan
pertumbuhan penduduk untuk Jawa-Bali, luar Jawa-Bali dan Indonesia sepuluh tahun mendatang.

Tabel 4.5 Pertumbuhan Penduduk (%)

Tahun Indonesia Jawa - Bali Luar Jawa


2009 1,25 0,99 1,63
2010 1,23 1,01 1,56
2011 1,22 0,94 1,63
2012 1,20 0,95 1,56
2014 1,16 0,91 1,51
2016 1,12 0,87 1,47
2018 1,07 0,82 1,41

Sumber: ��������������������������������������������
Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 – 2025” [1]

38
4.3 PRAKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK 2009 - 2018
Dengan menggunakan asumsi-asumsi pada butir 4.2, kebutuhan tenaga listrik selanjutnya diproyeksikan dan
hasilnya diberikan pada Tabel 4.6. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kebutuhan energi listrik pada tahun
2018 akan menjadi 325,2 TWh, atau tumbuh rata-rata 9,7% per tahun. Sedangkan beban puncak pada tahun
2018 akan menjadi 57.887 MW atau tumbuh rata-rata sebesar 9,5% per tahun.

Tabel 4.6 Pertumbuhan Ekonomi, Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik dan Beban Puncak se-
lama Periode 2009 – 2018

Pertumbuhan
Sales Beban Puncak
Tahun Ekonomi
% TWh MW
2008 6,4 129 23.411
2009 6,4 139 25.171
2010 6,4 153 27.830
2011 6,4 169 30.600
2014 6,0 225 40.530
2016 6,0 272 48.605
2018 6,0 325 57.887

Proyeksi jumlah pelanggan pada tahun 2009 adalah sebesar 41,0 juta dan akan bertambah �������������
menjadi 68,1
juta pada tahun 2018 atau bertambah rata-rata 2,7 juta per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan
meningkatkan rasio elektrifikasi dari 64,8% pada tahun 2009 menjadi 95,5% pada tahun 2018. Proyeksi jumlah
penduduk, pertumbuhan pelanggan dan rasio elektrifikasi diperlihatkan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Pelanggan dan �����������������������������


Rasio Elektrifikasi ­��������
Periode
2009 – 2018

Penduduk Pelanggan Rasio Elek. Rasio Elek RUKN


Tahun
Juta Juta % %
2009 230,6 41,0 64,8
2010 233,5 43,4 67,6 67,2
2011 236,3 45,9 70,6
2012 239,2 48,6 73,8
2013 242,0 51,5 77,1
2014 244,8 54,4 80,4
2015 247,6 57,5 83,9 79,2
2016 250,3 60,9 87,6
2017 253,1 64,4 91,5
2018 255,8 68,1 95,5

39
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

Dibandingkan dengan sasaran yang ingin dicapai oleh Pemerintah seperti yang terdapat pada RUKN tahun
2008 - 2027, rasio elektrifikasi dalam RUPTL ini pada tahun 2015 diproyeksikan akan lebih tinggi 4,7% (lihat
tabel 4.7). Hal ini mengindikasikan niat PLN yang sangat kuat untuk menyediakan listrik bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Tabel 4.8 Prakiraan Kebutuhan Listrik, Angka Pertumbuhan dan Rasio Elektrifikasi

Unit 2008 2009 2010 2012 2014 2018


1.Energy Demand TWh
- Indonesia 128,9 138,7 153,1 186,2 225,4 325,2
- Jawa-Bali 100,9 107,8 119 144,6 174,9 250,9
- Luar Jawa-Bali 28 30,9 34,1 41,6 50,5 74,3
2.Pertumbuhan %
- Indonesia 6,5 7,6 10,4 10,2 9,8 9,4
- Jawa-Bali 5,6 6,8 10,3 10,2 9,7 9,2
- Luar Jawa-Bali 9,9 10,4 10,6 10,2 10,2 10
3.Rasio Elektrifikasi
- Indonesia %
- Jawa-Bali 62,8 64,8 67,6 73,8 80,4 95,5
- Luar Jawa-Bali 68,2 70,2 72,9 78,4 84,2 97,3
53,9 55,9 59,2 66,3 74,2 92,7

Pada periode 2009-2018 kebutuhan listrik sistem Jawa Bali meningkat dari 107,8 TWh tahun 2009 menjadi
250,9 TWh tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 9,5% per tahun. Untuk luar Jawa Bali pada periode
yang sama meningkat dari 30,9 TWh menjadi 74,3 TWh atau tumbuh rata-rata 10,3% per tahun. ���������
Proyeksi
prakiraan kebutuhan listrik periode 2009 – 2018 ditunjukkan pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.2.

Pada Gambar 4.2 dapat����������������������������������������������������������������������������������������


dilihat proyeksi penjualan energi listrik PLN meliputi wilayah-wilayah Jawa-Bali, luar
Jawa-Bali dan total Indonesia.

Gambar 4.2 Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN

TWh
350.00
300.00
250.00
200.00
150.00
100.00
50.00
0.00

Indo Jawa-Bali Luar Jawa-Bali

40
, pada Gambar 4.3
Untuk membandingkan hasil prakiraan dan realisasi dari beberapa RUPTL sebelumnya�������
�����������������
diperlihatkan proyeksi penjualan tenaga listrik yang terdapat pada RUPTL 2006 – 2015, RUPTL 2007 – 2016
dan RUPTL 2009 - 2018.

Jika proyeksi beban pada RUPTL 2006 – 2015 Perubahan dibandingkan dengan proyeksi beban pada�������
�����������
RUPTL
2009-2018, maka dapat dilihat adanya pertumbuhan yang lebih tinggi pada RUPTL 2009-2018. Perbedaan ini
disebabkan oleh adanya rencana PLN untuk menyediakan listrik dalam jumlah yang mencukupi bagi semua
calon pelanggan maupun pelanggan lama mulai tahun 2010 setelah proyek pembangkit 10.000 MW selesai
dan masuk ke sistem, sehingga diperkirakan pertumbuhan penjualan akan lebih tinggi dari RUPTL sebelum-
nya.

Gambar 4.3 Perbandingan Prakiraan RUPTL 2009-2018 , RUPTL 2006 – 2015 Perubahan,
RUPTL 2007 – 2016 dan Realisasi 2000 - 2007

TWh
350.0
300.0
250.0
200.0
150.0
100.0
50.0
0.0

Realisasi RUPTL 2009-2018


RUPTL 2006-2015 Perubahan RUPTL 2007-2016

lebih rinci dari proyeksi kebutuhan tenaga listrik di sistem Jawa-Bali dapat dilihat pada Lampiran A
Informasi�������������������������������������������������������������������������������������������
dan sistem luar Jawa-Bali pada Lampiran B.

4.4 RENCANA�������������������������
PENGEMBANGAN PEMBANGKIT

4.4.1 Kategorisasi Kandidat Pembangkit

Pada sistem���������������������������������������������������������������������������������������
���������������������������������������������������������������������������������������������
Jawa-Bali, kandidat pembangkit yang dipertimbangkan untuk rencana pengembangan adalah
PLTU batubara supercritical 1.000 MW, PLTU batubara 600 MW subcritical, PLTU batubara 300 MW subcritical,
PLTGU LNG 750 MW, PLTGU gas alam 600 MW, PLTG BBM pemikul beban puncak 200 MW dan PLTA Pum-
ped Storage unit 500 MW (mengacu pada desain PLTA Pumped Storage Upper Cisokan). Selain itu terdapat
beberapa PLTP dan PLTA.

41
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

Parameter tekno-�������������������������������������������������������������������������������������
ekonomis�����������������������������������������������������������������������������
kandidat-kandidat pembangkit tersebut dan asumsi harga bahan bakar dapat di-
lihat pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10. Khusus untuk PLTA pompa perhitungan optimasi baru dipertimbangkan
mulai tahun 2013 karena masa konstruksi PLTA membutuhkan waktu 5 tahun.

Tabel 4.9 Parameter Kandidat Pembangkit Untuk Sistem Jawa Bali

No Jenis Pembangkit Kapasitas Capital Cost Pembangunan Heat Rate FOR12


MW USD/kW Tahun kcal/kWh %
1 PLTU batubara 1.000 1.400 4 1.911 10
2 PLTU batubara 600 1.190 4 2.388 13
3 PLTGU LNG 750 930 3 1.741 12
4 PLTGU gas 750 930 3 1.800 12
5 PLTG minyak 200 550 2 3.440 15
6 PLTA pompa 250 860 6 - -
7 PLTP 55 1.370 3 - 5

Tabel 4.10 Asumsi Harga Bahan Bakar

Jenis Energi Primer Harga Nilai Kalor


Batubara USD 90/Ton 5.300 kcal/kg
Gas alam USD 6/MMBTU 252.000 kcal/MMBTU
LNG USD 10/MMBTU 252.000 kcal/MMBTU
HSD USD 140 /Barel 11.000 kcal/kg
MFO USD 110/Barel 10.000 kcal/kg
Uranium USD 200/kg

Kandidat pembangkit yang digunakan pada simulasi penambahan pembangkit di luar Jawa-Bali ������������
cukup berva-
riasi tergantung kepada kapasitas sistem. Untuk sistem Sumatera misalnya, kandidat PLTU batubara 200 MW
dan 400 MW, PLTG pemikul beban puncak 50 MW, sedangkan sistem Kalimantan, kandidat PLTU batubara 65
MW, PLTG pemikul beban puncak 35 MW. Sistem lainnya menggunakan kandidat pembangkit yang lebih kecil
lagi. ��������������������������������������������������������������������������
Kandidat pembangkit untuk sistem Luar Jawa Bali diberikan pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Parameter Kandidat Pembangkit Untuk Sistem Luar Jawa Bali

No Jenis Pembangkit Kapasitas Capital Cost Masa Konstruksi Heat Rate FOR
MW USD/kW Tahun kcal/kWh %
1 PLTU batubara 65 - 200 1,300 3 2,867- 2,646 10
2 PLTU batubara 7 - 50 1,300 2 3,440 – 2,867 12
3 PLTGU gas 150 1,000 2 2,400 7
4 PLTG minyak 50 – 100 600 2 3,640 – 3,110 5
5 PLTA >10 2,000 3-5 - -
6 PLTMH <10 3,000 2 - -
7 PLTP 10 – 55 1,200 2 - -

12
Mengambil benefit dari ecomomies of scale dan menggunakan teknologi boiler supercritical yang mempunyai efisiensi jauh lebih tinggi
daripada teknologi subcritical.

42
4.4.2. Program Percepatan Pembangkit Berbahan Bakar Batubara
(Perpres No.71/2006)

Dengan Peraturan Presiden No.71 tahun 2006, Pemerintah telah menugaskan PT PLN (Persero) untuk mem-
bangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara sebanyak kurang lebih 10,000 MW untuk memperbaiki
fuel mix dan sekaligus juga memenuhi kebutuhan demand listrik di seluruh Indonesia. Berdasar penugasan
tersebut PLN pada saat ini tengah membangun sejumlah proyek pembangkit dengan kapasitas dan tahun
operasi diperlihatkan pada Tabel 4.12. Program ini dikenal sebagai “proyek percepatan pembangkit 10.000
MW”, atau fast track projects.

Tabel 4.12. Daftar Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW (Perpres No.71/2006)

Nama Pembangkit Kapasitas (MW) Tahun Operasi


PLTU Labuhan 2x315 2009-2010
PLTU Indramayu 3x330 2009-2010
PLTU Suralaya #8 1x625 2010
PLTU Lontar/Teluk Naga 3x315 2010
PLTU Pelabuhan Ratu 3x350 2010
PLTU Rembang 2x315 2009
PLTU Cilacap 1x600 2011
PLTU Pacitan 2x315 2010
PLTU Paiton Baru 1x660 2010
PLTU Tanjung Awar-awar 2x300 2010
PLTU Meulaboh 2x100 2010
PLTU Pangkalan Susu 2x200 2010
PLTU Bengkalis 2x7 2010
PLTU Selat Panjang 2x5 2010
PLTU Tanjung Balai 2x7 2010
PLTU Bangka Baru 2x10 2009
PLTU Air Anyer 2x25 2010
PLTU Belitung Baru 2x15 2010
PLTU Sumbar Pesisir 2x100 2010
PLTU Tarahan Baru 2x110 2010
PLTU Parit Baru 2x50 2010
PLTU Singkawang Baru 2x25 2010
PLTU Pulang Pisau 2x60 2010
PLTU Asam-asam 2x65 2010
PLTU Amurang 2x25 2009
PLTU Gorontalo 2x25 2009
PLTU Ternate 2x7 2010
PLTU Jayapura 2x10 2010
PLTU Timika 2x7 2010
PLTU Ambon 2x15 2010
PLTU Kendari 2x10 2010

43
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

(Lanjutan)
Nama Pembangkit Kapasitas (MW) Tahun Operasi
PLTU Barru 2x50 2010
PLTU Jiranjang 2x30 2009
PLTU Ende 2x7 2010
PLTU Kupang 2x15 2010
PLTU Bonto 2x10 2010

Catatan: Proyek dengan huruf italic statusnya belum kontrak konstruksi pada November 2008.

4.4.3. Program Percepatan Pembangkit Tahap 2

Mengingat pembangkit-pembangkit
���������������������������������������������������������������������������������������
yang termasuk dalam Program Percepatan Pembangkit 10.000 MW (Per-
pres No.71/2006) diperkirakan akan diserap seluruhnya oleh konsumen hingga tahun 2011, maka akan di-
perlukan tambahan kapasitas baru di luar program Perpres No.71/2006 mulai tahun 2012. Program untuk
menambah kapasitas pembangkit mulai tahun 2012 ini selanjutnya disebut Program Percepatan Pembangkit
Tahap 2.

RUPTL 2009-2018 ini telah mengakomodasi Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 dimaksud. Program
Percepatan Pembangkit Tahap 2 direncanakan dengan mempertimbangkan energi terbarukan, namun karena
kesiapan potensi proyek-proyek energi terbarukan belum matang, maka proyek-proyek dalam Program Perce-
patan Pembangkit Tahap 2 masih didominasi oleh PLTU batubara.

Ringkasan Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 adalah sebagai berikut:


• Sistem Jawa-Bali: PLTU batubara 5x1.000 MW, PLTP 1.145 MW dan PLTGU 1.200 MW.
• Luar Jawa-Bali: PLTU batubara 2.616 MW berbagai ukuran, PLTA 174 MW, PLTP 980 MW, dan PLTGU
240 MW.
• Indonesia: PLTU batubara 7.616 MW, PLTA 174 MW, PLTP 2.125 MW dan PLTGU 1.440 MW, total keselu-
ruhan 11.355 MW.

Pemilihan ukuran unit PLTU batubara untuk Jawa-Bali sebesar 1.000 MW per unit didasarkan pada pertimbang­
an efisiensi13 dan kesesuaian dengan ukuran sistem tenaga listrik Jawa-Bali yang beban puncaknya sudah
akan melampaui 25.000 MW.

Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 sebesar 11.355 MW tersebut terdiri atas 7.649 MW sebagai proyek
PLN dan 3.708 MW sebagai proyek IPP. Namun demikian alokasi proyek Program Percepatan Pembangkit
Tahap 2 tersebut masih akan tergantung pada hasil kajian kemampuan keuangan PLN dalam membuat pinjam­
an baru.

13
Mengambil benefit dari ecomomies of scale dan menggunakan teknologi boiler supercritical yang mempunyai efisiensi jauh lebih tinggi
daripada teknologi subcritical.

44
Proyek PLTP pada umumnya akan berupa IPP sebagai total project (yaitu sisi uap dan sisi listrik terintegrasi
sebagai satu proyek), kecuali untuk beberapa lokasi WKP14 dimana PLN akan membangun sisi hilirnya. Proyek
yang diperkirakan dapat selesai sebelum tahun 2014 hanya mereka yang merupakan ekspansi WKP eksisting,
dan beberapa lokasi baru yang dipilih oleh stakeholders panas bumi. Sedangkan lokasi yang WKP-nya harus
ditender diperkirakan baru akan selesai setelah tahun 2014.

Pemilihan lokasi PLTP dan penentuan kandidat PLTP didasarkan pada hasil studi JICA dan Direktorat Mineral
Batubara dan Panas Bumi yang berjudul “Master Plan Study for Geothermal Power Development in the Re-
public of Indonesia”, yang dilaksanakan pada tahun 2006 – 2007. Berdasar master plan tersebut, pada tgl 19
Juni 2008 di Kantor Direktorat Panas Bumi dilaksanakan pembahasan antara PLN dan Pengembang untuk
memilih lokasi-lokasi PLTP yang dapat dikembangkan, dengan memperhatikan kebutuhan demand listrik yang
ada dan kesiapan lokasi PLTP. Lokasi PLTP yang terpilih adalah: Tangkuban Perahu, Cisolok, Ungaran, Bedu-
gul, Kamojang, Salak, Darajat, Patuha,Wayang Windu, Karaha Bodas, Dieng, Ijen, Wilis/Ngebel, Batukuwung,
Endut, Mangunan, Slamet, Arjuno, Iyang Argopuro, Citaman-Karang.

Sedangkan lokasi PLTA yang terpilih untuk masuk dalam Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 adalah
PLTA Bakaru II (2x63 MW) dan PLTA Asahan III (174 MW), karena kedua proyek PLTA ini telah lebih siap untuk
dibangun dibandingkan proyek PLTA lainnya.

4.4.4 Rencana Penambahan Kapasitas (Gabungan Indonesia)

Rencana penambahan kapasitas pembangkit gabungan seluruh Indonesia ditunjukkan pada Tabel 4.13.
Kapasitas tersebut hanya meliputi pembangkit-pembangkit yang direncanakan untuk sistem-sistem besar (in-
terkoneksi), dan sudah mencakup Program Percepatan Pembangkit Tahap 2.

Tabel 4.13 Kebutuhan Tambahan Pembangkit Total Indonesia

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
PLN
PLTU 115 2,020 6,293 1,544 1,671 2,548 356 1,000 6 - 2,200 17,753
PLTN - - - - - - - - - - - -
PLTP - - 28 228 367 231 155 - - 6 - 1,015
PLTGU 40 1,000 918 236 1,050 - - 750 2,250 750 1,500 8,494
PLTG 170 40 439 5 100 15 - 1,400 245 1,520 - 3,934
PLTD - 48 60 20 10 8 7 11 3 3 5 173
PLTM - 9 2 29 8 13 9 - 0 1 - 70
PLTA - - - 10 280 11 1,026 128 459 922 1,000 3,835
Total 325 3,117 7,740 2,071 3,486 2,825 1,552 3,289 2,963 3,202 4,705 35,274
IPP -
PLTU 50 - 306 2,896 3,069 1,358 2,760 1,340 2,228 2,068 413 16,487
PLTN - - - - - - - - - - - -
PLTP 60 120 - 60 390 685 685 95 250 701 945 3,991
PLTGU - - 220 - - - - - - - - 220
PLTG - 230 208 - - - - - - - - 438
PLTD - - 3 - - - - - 3 - - 6
PLTM - - 18 92 13 - - - - - - 122
PLTA - - 180 145 - 45 45 - 380 110 - 905
Total 110 350 934 3,192 3,472 2,088 3,490 1,435 2,861 2,879 1,358 22,168
PLN+IPP -
PLTU 165 2,020 6,599 4,440 4,740 3,906 3,116 2,340 2,234 2,068 2,613 34,240
14
PLTN
WKP : wilayah kerja
- pertambangan
- - - - - - - - - - -
PLTP 60 120 28 288 757 916 840 95 250 707 945 5,006
PLTGU 40 1,000 1,138 236 1,050 - - 750 2,250 750 1,500 8,714
PLTG 170 270 647 5 100 15 - 1,400 245 1,520 - 4,372
PLTD - 48 63 20 10 8 7 11 6 3 5 179
PLTM - 9 20 121 20 13 9 - 0 1 - 192
PLTA - - 180 155 280 56 1,071 128 839 1,032 1,000 4,740
Total 435 3,467 8,674 5,264 6,957 4,913 5,042 4,724 5,824 6,080 6,063 57,442
45
PLTP - - 28 228 367 231 155 - - 6 - 1,015
PLTGU 40 1,000 918 236 1,050 - - 750 2,250 750 1,500 8,494
PLTG 170 40 439 5 100 15 - 1,400 245 1,520 - 3,934
PLTD - 48 60 20 10 8 7 11 3 3 5 173
PLTM - 9 2 29 8 13 9 - 0 1 - 70
PLTA Usaha Penyediaan
Rencana - - - 10 280 11 1,026 128 459 922 1,000 3,835
Total 325 3,117 7,740 2,071 3,486 2,825 1,552 3,289 2,963 3,202 4,705 35,274
Tenaga
IPP
Listrik 2009-2018 -
Bab PLTU
4 Rencana Penyediaan
50 - 306 2,896 3,069 1,358 2,760 1,340 2,228 2,068 413 16,487
Tenaga
PLTNListrik 2009- – 2018 - - - - - - - - - - -
PLTP 60 120 - 60 390 685 685 95 250 701 945 3,991
PLTGU - - 220 - - - - - - - - 220
PLTG - 230 208 - - - - - - - - 438
PLTD - - 3 - - - - - 3 - - 6
PLTM - - 18 92 13 - - - - - - 122
PLTA - - 180 145 - 45 45 - 380 110 - (Lanjutan)
905
Tahun
Total 2008110 2009350 2010
934 2011
3,192 2012
3,472 2013
2,088 2014
3,490 2015
1,435 2016
2,861 2017
2,879 2018
1,358 Total
22,168
PLN
PLN+IPP -
PLTU 115
165 2,020 6,293
6,599 1,544
4,440 1,671
4,740 2,548
3,906 356
3,116 1,000
2,340 6
2,234 -
2,068 2,200
2,613 17,753
34,240
PLTN - - - - - - - - - - - - -
PLTP -60 -
120 28 228
288 367
757 231
916 155
840 -95 -
250 6
707 -
945 1,015
5,006
PLTGU 40 1,000 918
1,138 236 1,050 - - 750 2,250 750 1,500 8,494
8,714
PLTG 170 40
270 439
647 5 100 15 - 1,400 245 1,520 - 3,934
4,372
PLTD - 48 60
63 20 10 8 7 11 3
6 3 5 173
179
PLTM - 9 2
20 29
121 8
20 13 9 - 0 1 - 70
192
PLTA - - -
180 10
155 280 11
56 1,026
1,071 128 459
839 922
1,032 1,000 3,835
4,740
Total 325
435 3,117
3,467 7,740
8,674 2,071
5,264 3,486
6,957 2,825
4,913 1,552
5,042 3,289
4,724 2,963
5,824 3,202
6,080 4,705
6,063 35,274
57,442
IPP -
PLTU 50 - 306 2,896 3,069 1,358 2,760 1,340 2,228 2,068 413 16,487
PLTN - - - - - - - - - - - -
Tabel
PLTP 4.13 menunjukkan
60 hal-hal sebagai
120 - berikut:
60 390 685 685 95 250 701 945 3,991
PLTGU - - 220 - - - - - - - - 220
– PLTG
Tambahan kapasitas
- pembangkit
230 208 selama- 10 -tahun mendatang
- - untuk- seluruh- Indonesia - adalah
- 57,4 GW438
PLTD - - 3 - - - - - 3 - - 6
atau pertambahan
PLTM - kapasitas
- rata-rata
18 mencapai
92 13 5,7 GW
- per tahun.
- - - - - 122
PLTA - - 180 145 - 45 45 - 380 110 - 905
– Total
Dari kapasitas110 tersebut
350 PLN 934
akan membangun
3,192 3,472 sebanyak
2,088 35,3 GW
3,490 atau 61,5%
1,435 2,861 dari tambahan
2,879 1,358 kapasitas
22,168
PLN+IPP -
keseluruhan.
PLTU
Partisipasi
165 2,020
swasta
6,599
direncanakan
4,440 4,740
sebesar
3,906
22,2 GW
3,116
atau
2,340
38,5%2,234 2,068 2,613 34,240
PLTN - - - - - - - - - - - -
PLTP 60 120 28 288 757 916 840 95 250 707 945 5,006
PLTGU 40 1,000 1,138 236 1,050
PLTU
PLTG
batubara 170
akan mendominasi
270
jenis pembangkit
647 5 100
yang-15 -
akan dibagun,
-
750
yaitu
1,400
2,250
mencapai
245
750
34,2 GW
1,520
1,500
-
8,714
atau 59,5%,
4,372
sementara
PLTD
PLTM
PLTGU-
-
gas menempati
48
9
63
20
urutan 20
121
kedua20dengan13kapasitas
10 8 7
9
8,7 GW
-
11
atau0 15,2%.1 Untuk- energi 179
6 3 5
ter-
192
barukan, yang terbesar adalah panas bumi sebesar 5,0 GW atau 8,7% dari kapasitas total, disusul oleh PLTA
PLTA - - 180 155 280 56 1,071 128 839 1,032 1,000 4,740
Total 435 3,467 8,674 5,264 6,957 4,913 5,042 4,724 5,824 6,080 6,063 57,442
sebesar 4,7 GW atau 8,2%.

4.4.5. Penambahan Kapasitas Pada Sistem Jawa Bali

4.4.5.1. Garis Besar Penambahan Pembangkit

Pada Tabel 4.14 diperlihatkan jumlah kapasitas dan jenis pembangkit yang dibutuhkan dalam kurun waktu
sepuluh tahun mendatang di sistem Jawa-Bali.

Tabel 4.14 menunjukkan hal-hal sebagai berikut:


– Tambahan kapasitas pembangkit selama 10 tahun ke depan untuk seluruh Jawa Bali adalah 40,9 GW atau
pertambahan kapasitas rata-rata mencapai 4 GW per tahun.
– Dari kapasitas tersebut PLN akan membangun sebanyak 27 GW atau 66% dari tambahan kapasitas kes-
eluruhan. Partisipasi swasta direncanakan sebesar 13,9 GW atau 34%.
– PLTU batubara akan mendominasi jenis pembangkit yang akan dibangun, yaitu mencapai 23,9 GW atau
58%, sementara PLTGU gas menempati urutan kedua dengan kapasitas 8,1 GW atau 20%. Untuk energi
terbarukan, yang terbesar adalah panas bumi sebesar 3,1 GW atau 7,6% dari kapasitas total, disusul oleh
PLTA sebesar 3,1 GW atau 7,6%.

46
Tabel 4.14 Kebutuhan Pembangkit Sistem Jawa-Bali [MW]

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
PLN
PLTU - 1,890 4,540 900 1,000 2,000 - 1,000 - - 2,000 13,330
PLTN -
PLTP -
PLTGU - 1,000 678 150 1,050 - - 750 2,250 750 1,500 8,128
PLTG - - - - - - - 1,400 - 1,200 - 2,600
PLTA - - - - - - 1,000 - 62 922 1,000 2,984
Total - 2,890 5,218 1,050 2,050 2,000 1,000 3,150 2,312 2,872 4,500 27,042
IPP -
PLTU - - 130 1,570 1,560 960 2,320 1,000 1,800 1,200 - 10,540
PLTN -
PLTP 60 110 - - 225 415 505 40 140 640 945 3,080
PLTGU -
PLTG - 150 - - - - - - - - - 150
PLTA - - - - - - - - 30 110 - 140
Total 60 260 130 1,570 1,785 1,375 2,825 1,040 1,970 1,950 945 13,910
PLN+IPP -
PLTU - 1,890 4,670 2,470 2,560 2,960 2,320 2,000 1,800 1,200 2,000 23,870
PLTN - - - - - - - - - - - -
PLTP 60 110 - - 225 415 505 40 140 640 945 3,080
PLTGU - 1,000 678 150 1,050 - - 750 2,250 750 1,500 8,128
PLTG - 150 - - - - - 1,400 - 1,200 - 2,750
PLTA - - - - - - 1,000 - 92 1,032 1,000 3,124
Total 60 3,150 5,348 2,620 3,835 3,375 3,825 4,190 4,282 4,822 5,445 40,952

4.4.5.2. Neraca Daya

Rencana penambahan kapasitas pembangkit di sistem Jawa Bali sampai dengan tahun 2018 berjumlah 40.952
MW, atau rata-rata sekitar 4.000 MW per tahun. Jumlah tersebut terdiri dari tambahan pembangkit PLN ber-
jumlah 27.042 MW (66%) dan tambahan pembangkit IPP sebesar 13.910 MW (34%). Jadwal dan kebutuhan
masing-masing jenis pembangkit dapat dilihat pada Tabel 4.15.

47
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

Tabel 4.15 Neraca Daya Sistem Jawa-Bali


No. Pasokan dan Kebutuhan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Kebutuhan
Sales GW h 100,942 107,810 118,952 131,168 144,598 159,357 174,874 191,830 210,156 229,755 250,920
Pertumbuhan % 5.6 6.8 10.3 10.3 10.2 10.2 9.7 9.7 9.6 9.3 9.2
Produksi GW h 117,354 124,694 137,313 151,186 166,500 183,340 201,020 220,325 241,174 262,465 286,644
Faktor Beban % 76.0 75.5 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0
Beban Puncak Bruto MW 17,627 18,854 20,900 23,012 25,343 27,906 30,597 33,535 36,708 39,949 43,629
2 Pasokan MW
Kapasitas Terpasang 22,236 21,936 21,503 21,327 21,327 21,327 21,327 21,327 21,327 21,327 21,327
PLN 18,371 18,071 17,638 17,462 17,462 17,462 17,462 17,462 17,462 17,462 17,462
IPP 3,865 3,865 3,865 3,865 3,865 3,865 3,865 3,865 3,865 3,865 3,865
Retired 0 -300 -433 -176 0 0 0 0 0 0 0
3 Tambahan Kapasitas
3.1 PLN
Ongoing Project MW - 2,890 5,218 900 - - - - - - -
Rencana
Upper Cisokan PS PS - - - - - - 1,000 - - - -
Muara Tawar Add-On 2,3,4 PLTGU - - - 150 1,050 - - - - - -
Bojanegara (LNG Terminal) PLTGU - - - - - - - 750 750 750 -
PLTGU Baru PLTGU - - - - - - - - 1,500 - 1,500
PLTG Baru PLTG - - - - - - - 1,400 - 1,200 -
PLTU Baru PLTU - - - - 1,000 2,000 - 1,000 - - 2,000
Kesamben PLTA - - - - - - - - - 37 -
Kalikonto-2 PLTA - - - - - - - - 62 - -
Matenggeng PS PS - - - - - - - - - 885 -
Grindulu PS PS - - - - - - - - - - 1,000
3.2 IPP
Ongoing Project MW 60 260 130 910 - - - - - - -
Rencana
Banten PLTU - - - - - - 660 - - - -
Madura PLT U - - - - 100 100 - - - - -
Bali Timur (Infrastruktur) PLTU - - - - - 200 - - - - -
Sumatera Mulut Tambang PLTU - - - - - - - - 1,800 1,200 -
PLTU Jawa Tengah (Infrastruktur) PLTU - - - - - - 1,000 1,000 - - -
Paiton #3-4 Exp (IPP) PLTU - - - - 800 - - - - - -
Tanjung Jati B Exp (IPP) PLTU - - - 660 660 - - - - - -
PLTU Jabar (Ex. Tj Jati A) PLTU - - - - - 660 660 - - - -
Panas Bumi PLTP - - - - 225 415 505 40 140 640 945
Rajamandala PLTA - - - - - - - - 30 - -
Jatigede PLTA - - - - - - - - - 110 -
4 Jumlah Pasokan 22,296 25,146 30,061 32,505 36,340 39,715 43,540 47,730 52,012 56,834 62,279
5 Cadangan % 26 33 44 41 43 42 42 42 42 42 43

Dalam jangka pendek (sampai dengan tahun 2011), tambahan pembangkit dari proyek-proyek yang saat ini
sedang dalam tahap pembangunan (proyek on-going) berjumlah 10.368 MW, yang terdiri dari pembangkit PLN
berjumlah 9.008 MW dimana sebagian besar adalah proyek Perpres No.71/2006 dan sisanya sebesar 1.368
MW adalah proyek IPP.

Dalam jangka menengah (2012 – 2014) tambahan pembangkit yang berupa proyek PLN berjumlah 4.825
MW, dimana tambahan sebesar 4.200 MW adalah proyek Program Percepatan Tahap II, sedangkan proyek
IPP berjumlah 7.645 MW, dimana 3.145 MW merupakan proyek Program Percepatan Pembangkit Tahap 2.
Dengan demikian total proyek Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 di Jawa Bali berjumlah 7.345 MW.

Dalam jangka panjang (2015 – 2018) jumlah penambahan kapasitas pembangkit adalah 17.739 MW, yang
terdiri dari pembangkit PLN sebesar 12.834 MW dan IPP sebesar 4.905 MW.

Sampai tahun 2009 penambahan kapasitas pembangkit terdiri dari pembangkit yang dalam tahap pembangun­
an (on going project), yaitu PLTU Labuhan 600 MW, PLTU Teluk Naga 300 MW, PLTU Jabar Selatan 300 MW,
PLTU Jabar Utara 300 MW, PLTU Rembang 600 MW, PLTU Jatim Selatan 300 MW, PLTU Tanjung Awar-awar,
beberapa proyek IPP yang sudah dalam pelaksanaan, PLTP Drajat III 110 MW, PLTP Kamojang IV 60 MW,
PLTP Wayang Windu 110 MW.

48
Arah kebijakan PLN dalam rencana pengembangan pembangkit di Jawa-Bali terlihat dengan jelas pada tabel
4.14 dimana PLN tidak lagi merencanakan pembangunan pembangkit berbahan bakar minyak, kecuali be-
berapa pembangkit beban puncak (peaker) berupa PLTG baru yang masih akan menggunakan bahan bakar
minyak atau LNG jika tersedia. Disamping PLTG peaker tersebut akan dibangun juga tiga buah PLTA Pump
Storage sebagai pemikul beban puncak, yaitu Upper Cisokan di Jawa barat dengan kapasitas 1.000 MW,
Matenggeng di perbatasan Jawa barat dengan Jawa Tengah sebesar 885 MW dan Grindulu di Jawa Timur
sebesar 1.000 MW.

Untuk memenuhi kebutuhan pembangkit beban menengah (selain repowering Muara Karang dan Priok dan
Muara Tawar Blok 5) akan dibangun PLTGU dengan kapasitas 6.450 MW yang akan menggunakan bahan
bakar gas alam dan LNG, termasuk diantaranya PLTGU Muara Tawar Add-on blok 2, 3, 4 dengan total kapa-
sitas 1.200 MW, dan PLTGU LNG Bojanegara 3 x 750 MW. Munculnya kebutuhan PLTGU sebesar 6.450 MW
tersebut adalah dengan asumsi tersedia pasokan gas.

Sejalan dengan tindakan korporasi PLN yang akan mengembangkan dan membangun LNG receiving termi-
nal secara konsorsium bersama dengan BUMN lain, maka PLTGU Bojanegara yang dalam proses simulasi
pengembangan pembangkit optimal direncanakan berbahan bakar gas alam, diubah menjadi pembangkit ber-
bahan bakar LNG. Harga LNG yang lebih tinggi daripada harga gas alam akan menyebabkan produksi energi
atau capacity factor PLTGU ini rendah, dan hal ini akan dibahas lebih lanjut pada butir 4.4.4.3 mengenai
proyek-proyek strategis dan butir 4.5 mengenai proyeksi neraca energi dan kebutuhan bahan bakar.

Untuk memenuhi kebutuhan pembangkit beban dasar akan dibangun PLTU batubara supercritical kelas 1.000
MW oleh PLN dan IPP, serta beberapa PLTP yang direncanakan akan dibangun oleh IPP.

Disamping itu PLN merencanakan untuk membangun transmisi 500 kV HVDC interkoneksi Sumatera – Jawa
yang akan menyalurkan listrik sebesar 3.000 MW dari PLTU mulut tambang di Sumatera Selatan ke Jawa.

Dalam rencana pengembangan pembangkit sistem Jawa-Bali, PLTN kelas 1.000 MW juga dibuka sebagai
salah satu kandidat proyek, tujuannya untuk mendapatkan suatu sistem tenaga listrik dengan konfigurasi pem-
bangkitan yang lebih beraneka ragam, sehingga tidak terlalu bergantung / mengandalkan pada satu sumber
energi primer-dalam hal ini batu bara. Namun simulasi menunjukkan bahwa PLTN tidak dapat bersaing dengan
kandidat pembangkit beban dasar lainnya karena tingginya harga kapital dari teknologi ini.

4.4.5.3. Proyek-proyek Strategis

Beberapa proyek strategis pada sistem Jawa-Bali ini adalah sebagai berikut :
• PLTGU Muara Tawar Add-on (1.200 MW). Proyek ini sangat strategis karena disamping masa pemba­
ngunannya tercepat dibandingkan proyek lainnya (diperkirakan dapat beroperasi tahun 2011 dan 2012),

49
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

pembangkit ini juga berlokasi sangat dekat dengan pusat beban, dan dapat memperbaiki kualitas tegang­
an. Namun kelayakan proyek ini mensyaratkan adanya pasokan gas alam yang cukup.
• PLTA Pompa Upper Cisokan (1,000 MW). Proyek ini sangat strategis karena dapat meminimalkan biaya
operasi sistem serta memberikan banyak benefit dalam operasi sistem tenaga listrik, antara lain berfungsi
sebagai pengatur frekuensi, sebagai spining reserve (cadangan putar) dan membantu memperbaiki sta-
bilitas sistem.
• PLTU mulut tambang Sumatera Selatan dan transmisi 500kV HVDC Sumatera – Jawa. Proyek ini sangat
strategis karena merupakan solusi yang ekonomis dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Jawa
dengan memanfaatkan cadangan low rank coal di Sumatera Selatan. Pilihan proyek ini juga didorong oleh
semakin sulitnya mendapatkan lokasi untuk membangun PLTU batubara skala besar di pulau Jawa.
• PLTGU Bojanegara dan LNG receiving terminal. Sejalan dengan kenaikan harga-harga energi primer
akhir-akhir ini, harga LNG telah meningkat sangat tinggi, yaitu di atas US$10/mmbtu. Pada harga tersebut,
PLTGU bahanbakar LNG akan sulit berkompetisi melawan PLTU batubara yang dioperasikan untuk meng­
isi intermediate load. Namun proyek ini berpotensi memberikan manfaat operasional, yaitu gasnya dapat
disalurkan melalui pipa ke teluk Jakarta untuk mengoperasikan PLTGU Muara Karang, Priok dan Muara
Tawar yang pasokan gas alamnya belum mencukupi dan justru terus menurun akibat depletion. Peran
PLTGU-PLTGU tersebut sangat strategis karena berlokasi di pusat beban, dan tidak dapat digantikan
peranannya oleh pembangkit-pembangkit lain yang berlokasi di luar Jakarta.

4.4.5.4. Regional Balance Sistem Jawa Bali

Apabilia dilihat reserve margin per region yang sangat berbeda antara Jawa Bagian Barat, Jawa Tengah dan
Jawa Timur & Bali sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.16, maka pengembangan proyek pembangkit baru
sebaiknya berlokasi di Jawa Bagian Barat agar dapat diperoleh regional balance.

Tabel 4.16 Regional Balance Sistem Jawa Bali Tahun 2008

Regional Balance Jawa Bagian Barat Jawa Tengah Jawa Timur dan Bali
Kapasitas Terpasang (MW) 11.459 3.675 7.102
Tambahan Kapasitas (MW) 60 - -
Total (MW) 11.519 3.675 7.102
Beban Puncak (MW) 9.626 2.656 4.156
Reserve (%) 20 38 70

Lokasi pembangkit yang diinginkan adalah di Jawa bagian barat sebelah timur (seputar Karawang, Indramayu,
Cirebon) atau Jawa Tengah sebelah barat (seputar Tegal, Pemalang, Pekalongan).

Pada saat ini region Jawa Timur mempunyai kelebihan pasokan dan belum mengalami kendala penyaluran lis-
trik ke arah barat karena adanya transmisi 500 kV jalur selatan. Namun apabila penentuan lokasi pembangkit
baru tidak mempertimbangkan regional balance, maka pada masa yang akan datang diperkirakan akan mun-

50
cul kendala penyaluran. Penerapan regional balance dalam menentukan lokasi pembangkit dapat menghindari
keperluan untuk membangun transmisi 500 kV pada jalur baru dari timur ke arah barat pulau Jawa.

Neraca daya dan rincian pengembangan pembangkitan di sistem Jawa Bali dapat dilihat pada Lampiran A.

4.4.��������������������������������������������������������������
6�������������������������������������������������������������
. Penambahan Kapasitas Pembangkit Pada Sistem Luar Jawa Bali

Sistem PLN di luar Jawa Bali terdiri dari 5 sistem interkoneksi, yaitu: (1) Sistem Sumatera, (2) Sistem Kaliman-
tan Barat, (3) Sistem Kalimatan Selatan-Timur, (4) Sistem Sulawesi Utara dan (5) Sistem Sulawei Selatan.

Di luar sistem interkoneksi tersebut pada saat ini terdapat tiga sistem isolated yang cukup besar dengan be-
ban puncak di atas 50 MW, yaitu Bangka, Lombok, Tanjung Pinang dan Palu, dan terdapat beberapa sistem
isolated dengan beban puncak di atas 10 MW, yaitu Jayapura, Sorong, Ambon, Ternate, Kupang, Sumbawa,
Bima, Luwuk, Gorontalo, Kendari, Kolaka, Bau-Bau, Bontang, Sampit, Pangkalan Bun, Sintang, Ketapang,
Belitung, Rengat, Tanjung Balai Karimun, Sungai Penuh, Takengon, Meulaboh.

4.4.�����������������������������������������������������
6.1. Garis Besar Penambahan Pembangkit Luar Jawa Bali

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2018 diperlukan tambahan kapasitas pem-
bangkit sebesar 16,490 MW termasuk committed & ongoing projects seperti ditunjukkan pada Tabel 4.17.

Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa pengembangan pembangkit hingga tahun 2018 di luar Jawa-Bali yang
dilakukan oleh PLN adalah sebanyak 8,2 GW (50%). Selebihnya akan dibangun sebagai proyek IPP sebanyak
8,3 GW (50%), yaitu hampir sama banyak dengan pembangkit yang dibangun oleh PLN.

Beberapa PLTD masih direncanakan untuk dibangun di daerah terpencil khususnya Indonesia bagian timur
yang besar bebannya belum cukup tinggi untuk dipasok oleh PLTU batubara skala kecil.

Pengembangan pembangkit panas bumi PLTP diproyeksikan cukup besar, yaitu 1.926 MW dan juga PLTA
sebesar 1.616 MW. Hal ini selaras dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan energi terbarukan.

Energi terbarukan lainnya yang juga direncanakan akan dikembangkan dalam RUPTL 2019-2018 ini adalah
PLT Bayu dan PLT Surya (photo voltaic) dalam skala relatif kecil.

51
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

Tabel������������������������������������������������������
4.17 Kebutuhan Pembangkit Sistem Luar Jawa-Bali [MW]

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
PLN
PLTU 115 130 1,753 644 671 548 356 6 200 4,423
PLTP 28 228 367 231 155 6 1,015
PLTGU 40 240 86 366
PLTG 170 40 439 5 100 15 245 320 1,334
PLTD 48 60 20 10 8 7 11 3 3 5 173
PLTM 9 2 29 8 13 9 0 1 70
PLTA 10 280 11 26 128 397 851
Total 325 227 2,522 1,021 1,436 825 552 139 651 330 205 8,232
IPP -
PLTU 50 176 1,326 1,509 398 440 340 428 868 413 5,947
PLTP 10 60 165 270 180 55 110 61 911
PLTGU 220 220
PLTG 80 208 288
PLTD 3 3 6
PLTM 18 92 13 122
PLTA 180 145 45 45 350 765
Total 50 90 804 1,622 1,687 713 665 395 891 929 413 8,258
PLN+IPP -
PLTU 165 130 1,929 1,970 2,180 946 796 340 434 868 613 10,370
PLTP - 10 28 288 532 501 335 55 110 67 - 1,926
PLTGU 40 - 460 86 - - - - - - - 586
PLTG 170 120 647 5 100 15 - - 245 320 - 1,622
PLTD - 48 63 20 10 8 7 11 6 3 5 179
PLTM - 9 20 121 20 13 9 - 0 1 - 192
PLTA - - 180 155 280 56 71 128 747 - - 1,616
Total 375 317 3,326 2,644 3,122 1,538 1,217 534 1,542 1,258 618 16,490

4.4.�����
6.2. Neraca Daya

Neraca daya kelima sistem interkoneksi dan sistem-sistem isolated dapat dilihat pada Lampiran B.

4.4.6.3. Proyek – Proyek Strategis

Beberapa proyek kelistrikan strategis di luar Jawa- Bali meliputi antara lain:
– Penyelesaian sistem transmisi 275 kV untuk interkoneksi Sumatera Bagian Selatan dan Sumatera Bagian
Utara,
– PLTA Asahan unit 3 sebesar 174 MW direncanakan beroperasi pada tahun 2012, sangat strategis untuk
memperbaiki fuel mix di Sumatera Utara,
– PLTU batubara mulut tambang di Sumatera Selatan skala besar yang listriknya juga akan disalurkan ke
sistem interkoneksi Sumatera disamping ditransfer ke Jawa melalui transmisi 500 kV HVDC,
– Beberapa PLTU batubara klas 100 MW – 200 MW, baik oleh PLN sebagai proyek Percepatan maupun oleh
IPP, tersebar di berbagai sistem untuk memperbaiki fuel mix,
– Beberapa pembangkit panas bumi di Sumatera dan Sulawesi Utara.
– Impor tenaga listrik dari Serawak ke Kalimantan Barat terkait dengan pengembangan PLTA Bakun oleh
Serawak, diperkirakan PLN akan membeli listrik mulai tahun 2011 jika pembangunan PLTU Gambut di
Kalimantan Barat oleh swasta terkendala.
– Interkoneksi Batam – Bintan dengan kabel laut 150 kV diperkirakan tahun 2010 jika pembangunan PLTU
Tanjung Kasam di Batam selesai.

52
4.4.�����������������������������
7 Partisipasi Listrik Swasta

Partisipasi swasta dalam penyediaan tenaga listrik di Indonesia hingga 10 tahun mendatang sangat besar,
yaitu mencapai 40%. Proyek-proyek IPP dimaksud ditunjukkan pada Tabel 4.18 dan Tabel 4.19.

Pada kedua tabel tersebut, yang dimaksud dengan proyek berjalan adalah proyek IPP yang secara resmi telah
mendapat pendanaan (financial closure). Sedangkan proyek IPP dalam rencana meliputi mereka yang telah
mempunyai PPA, atau HOA, atau belum mempunyai keduanya namun telah diidentifikasi dalam RUPTL ini
sebagai kebutuhan sistem. Proyek IPP yang statusnya belum mempunyai PPA/HOA akan diadakan oleh PLN
melalui proses tender kompetitif.

Untuk membuat PLN Wilayah lebih tanggap dalam mengatasi permasalahan kelistrikan di wilayahnya, PLN
mengeluarkan kebijakan untuk mendelegasikan proses pengadaan IPP ke Unit Bisnis (PLN Wilayah) untuk
IPP dengan kapasitas maksimum 50 MW dan terhubung dengan sistem 20 kV. Namun demikian perencanaan
pengembangan sistem di PLN Wilayah tetap harus mengacu kepada RUPTL.

Tabel 4.18 Daftar Proyek IPP di Jawa Bali

Kapasitas Tahun Kapasitas Tahun


Nama Pembangkit Nama Pembangkit
(MW) Operasi (MW) Operasi
Proyek Berjalan 1 x 70 2013
PLTP Wayang Windu
PLTP Kamojang 4 1 x 60 2008 1 x 50 2017

PLTP Wayang Windu 1 x 110 2009 1 x 30 2012

PLTU Cirebon 1 x 660 2011 PLTP Karaha Bodas 1 x 110 2014

PLTU Celukan Bawang 3 x 130 2010-2011 1 x 110 2018

Proyek Dalam Rencana 1 x 55 2012

PLTU Paiton 3-4 Expansion 1 x 800 2012 PLTP Dieng 1 x 55 2017

PLTU Tanjung Jati B Expansion 2 x 660 2011-2012 1 x 55 2018

PLTU Banten 1 x 660 2014 PLTP Ijen 1 x 30 2014

PLTU Madura 2 x 100 2012-2013 PLTP Wilis/Ngebel 1 x 110 2014

PLTU Bali Timur Infrastruktur 2 x 100 2013 1 x 55 2017


PLTP Batu Kuwung
PLTU Jawa Tengah 2 x 1000 2014-2015 1 x 110 2018

PLTU Sumatera Mulut Tambang15 5 x 600 2016-2017 1 x 110 2017


PLTP Endut
PLTU Jabar (ex Tj Jati A) 2 x 660 2013-2014 1 x 110 2018

PLTGU Cikarang Listrindo 150 2009 1 x 30 2017


PLTP Mangunan
PLTP Cibuni 10 2013 1 x 55 2018

PLTP Dieng 60 2014 1 x 55 2017


PLTP Slamet
PLTP Patuha 180 2013 1 x 110 2018

PLTP Bedugul 1 x 10 2010 2 x 55 2017


PLTP Arjuno
1x60 2011 2018
PLTP Kamojang
1x40 2013 1 x 55 2017
PLTP Iyang Argopuro
PLTP Salak 1x40 2013 1 x 220 2018

1x20 2012 1 x 10 2017


PLTP Darajat PLTP Citaman Karang
1x55 2013 1 x 10 2018

15
PLTU Sumatra mulut tambang diperhitungkan sebagai IPP di sistem Jawa Bali karena sebagian besar produksinya akan ditransfer ke
Jawa dengan menggunakan transmisi HVDC

53
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

Tabel 4.19 Daftar Proyek IPP di Luar Jawa Bali

Kapasitas Tahun Kapasitas Tahun


Nama Pembangkit Nama Pembangkit
(MW) Operasi (MW) Operasi
Proyek Berjalan PLTA Merangin 350 2016
PLTP Sibayak 1 x 10 Mid 2008 PLTM Batu Balai, Manna 2x2 2011
PLTA Asahan 1 2 x 90 2010 PLTM Pakkat 2x5 2011
PLTM Parluasan 2 x 2.1 2009 PLTP Sarulla 330 2011
PLTU Lampung Tengah 2x6 2010 PLTM Manggani 1 x 1.17 2011
PLTU Bangka 2 x 10 2010 PLTU Air Anyer 2x6 2010
PLTU Tanjung Pinang 2 x 10 2010 PLTU Cangkang, Bangka 1x5 2010
PLTM Hutaraja 2 x 2.2 2009 PLTU Baru (Bangka) 2 x 15 2013
PLTU Embalut 2 x 25 2008 PLTU Cangkang, Belitung 2x7 2010
PLTU Pontianak 2 x 25 2011 PLTU Belitung 2x6 2010
PLTU Tanah Grogot 2x7 2010 PLTU Sintang 2 x 10 20,112,012
PLTU Ketapang 2x6 2010 PLTU Kota Baru 2x6 2015, 2016
PLTG Sengkang (eksp. 1) 1 x 60 2008 PLTU Pangkalan Bun 2x7 2010
PLTU Gorontalo 2x6 2010 PLTG Senipah 80 2010
PLTM Ranteballa 2 x 1.2 2010 PLTG Menamas 20 2019
Proyek Dalam Rencana PLTU Kaltim Infrastructur 2 x 60 20,122,013
PLTG Keramasan 2 x 50 2010 PLTU Nunukan 2x6 2011, 2012
PLTU Gn Megang (add on) 1 x 40 2010 PLTU Melak 3x5 2011-2014
PLTU Rengat 2x7 2010 PLTU Berau 3 x 10 2010, 2015
PLTU Kalianda 2x6 2010 PLTU Gambut, Pontianak 3 x 67 2011-2013
PLTU Tembilahan 2x7 2010 PLTU Pontianak Kmitraan 2 x 25 2011
PLTU Tj. Balai Karimun 2x6 2010 PLTU New Sulsel 2 x 100 2018
PLTU New Sumut 3 x 200 2017, 2018 PLTU Sulsel – 1 2 x 100 2013, 2014
PLTU Sumut Infrastructure 2 x 100 2012 PLTU Bau Bau 2x7 2010
PLTU NAD 1 x 30 2010 PLTU PJPP II 2 x 15 2011, 2012
PLTU Sumsel - 4 2 x 113.5 2011, 2012 PLTU Molotabu 2 x 10 2010, 2011
PLTU Sumsel - 1 2 x 100 2011, 2012 PLTA Poso 3 X 65 2010
PLTU Sumsel - 2 2 x 100 2012, 2013 PLTA Malea 2 x 45 2015, 2016
PLTU Sumsel - 5 2 x 150 2014, 2015 PLTU Kendari 2 x 10 2010
PLTU Sumsel HVDC16 400 2016, 2017 PLTU Kendari (rencana) 2 x 15 2015, 2016
PLTU Riau Mulut Tambang 2 x 150 2016, 2017 PLTU Sulut 2 x 55 2015, 2016
PLTP Sibayak 1 x 10 2009 PLTU New Sulut 55 2018
PLTP Sorik Merapi 1 x 55 2012 PLTU Sulut Infrastructure 2 x 25 2011, 2012
PLTP Sarulla 3 x 110 2010-2012 PLTU Labuhan 2x6 2010
PLTP Pusuk Bukit 2 x 55 2014, 2015 PLTU Lombok 2 x 25 2011, 2012
PLTP Simbolon 2 x 55 2015, 2016 PLTP Ulumbu 2x3 2011, 2012
PLTP Sipaholon 1 x 30 2012 PLTU Ambon 2x6 2010, 2011
PLTP Rajabasa 2 x 55 2012, 2013 PLTU Ternate 2x6 2011
PLTPWai Ratai 2 x 55 2014, 2015 PLTU Jayapura 2 x 10 2011
PLTP G. Talang 1 x 55 2017 PLTU Jayapura (rencana) 2 x 10 2016, 2017
PLTP Kerinci 1 x 20 2011

16
PLTU Sumsel HVDC sebesar 400 MW merupakan kapasitas yang disalurkan ke sistem Sumatra dari kapasitas total 3,600 MW

54
4.5 PROYEKSI NERACA ENERGI DAN KEBUTUHAN BAHAN
BAKAR

Berdasarkan prakiraan demand seperti dijelaskan pada butir 4.3 dan konfigurasi pembangkit pada butir 4.4,
selanjutnya dilakukan simulasi produksi energi seluruh sistem pembangkitan PLN dan IPP, dan hasilnya diper-
lihatkan pada Tabel 4.20 dan Gambar 4.4.

Tabel 4.20 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Total Indonesia (GWh)
Tahun BBM Gas LNG Batubara Hydro PS PLTP Jumlah
2008 36.618 25.790 66.088 11.020 8.105 147.622
2009 29.461 32.538 75.526 10.827 8.526 156.880
2010 8.115 36.736 108.029 12.251 8.687 173.818
2011 4.327 35.950 127.235 13.113 11.206 191.832
2012 3.051 39.502 136.814 14.808 16.945 211.120
2013 2.340 45.327 148.173 14.911 21.847 232.598
2014 2.706 45.063 163.799 14.952 862 27.971 255.353
2015 3.229 45.931 1.936 181.974 16.196 841 29.440 279.546
2016 3.712 49.895 4.832 196.174 19.623 772 31.048 306.056
2017 4.543 50.673 7.443 212.513 20.871 1.411 35.972 333.426
2018 5.554 54.828 8.544 229.370 20.919 2.304 43.283 364.802

Pada Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa pembangkit batubara akan menjadi tulang punggung sistem pembangkit­
an Indonesia pada kurun waktu sepuluh tahun mendatang, disusul oleh gas alam dan kemudian pembangkit
energi terbarukan, sementara pembangkit berbahanbakar minyak direncanakan semakin jauh berkurang. Hal
ini mencerminkan usaha PLN untuk mengurangi konsumsi BBM.

Pada tahun 2007 konsumsi BBM masih sebesar 18,5%, dan direncanakan menurun menjadi 4,7% pada 2010
dan 1,2% pada 2018. Sementara itu kontribusi batubara akan meningkat dari 49,7% pada tahun 2007, akan
naik menjadi 61,2% pada tahun 2010, dan 64,1% pada 2018. Sedangkan porsi gas alam yang pada tahun
2007 adalah 18,1%, akan meningkat menjadi 21,1% pada tahun 2010, dan 17,2% pada tahun 2018.

55
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

Gambar 4.4 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Total Indonesia (GWh)

400,000

350,000

300,000

250,000
GWh

200,000

150,000

100,000

50,000

-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

HYDRO GEOTHERMAL NUCLEAR BATUBARA GAS LNG MFO HSD Pum p Storage

Hal lain yang dapat dilihat adalah adanya peningkatan tenaga panas bumi dalam penyediaan listrik yang
semakin besar secara signifikan.

Untuk memproduksi energi listrik pada Tabel 4.20 diperlukan bahan bakar dengan volume yang diperlihatkan
pada Tabel 4.21.

Tabel 4.21 Kebutuhan Bahan Bakar Indonesia Tahun 2008 – 2018

No. FUEL TYPE 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 HSD ( x 1000 kL ) 6,797.2 5,651.1 1,912.3 960.9 701.7 547.1 642.1 806.7 949.0 1,239.3 1,550.7
2 MFO ( x 1000 kL ) 3,954.6 2,657.0 513.1 151.7 130.9 125.0 135.9 144.4 155.9 165.7 183.6
3 GAS (bcf) 246.4 334.3 361.5 353.1 380.2 418.3 416.3 424.2 457.3 465.0 501.2
4 LNG (bcf) - - - - - - - 16.8 41.8 64.4 73.9
5 COAL (10^6 TON) 32.5 35.8 52.4 61.8 65.7 69.9 77.4 84.9 91.8 99.8 107.1

4.5.1 Sistem Jawa-Bali

Rencana penyediaan energi dan kebutuhan bahan bakar untuk periode tahun 2008 - 2018 berdasarkan jenis
bahan bakarnya diberikan pada Tabel 4.22 dan Gambar 4.5.

Dalam kurun waktu 2008-2018, kebutuhan batubara meningkat 289% dan kebutuhan gas alam meningkat
280%, sedangkan kebutuhan BBM menurun 91%.

Hal ini mencerminkan bahwa perencanaan dalam RUPTL ini telah sejalan dengan kebijakan pemerintah me­
ngenai diversifikasi energi, yaitu mengurangi pemakaian bbm dan mengoptimalkan pemakaian batubara dan
gas.

56
Tabel 4.22 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Sistem Jawa-Bali (GWh)

No. FUEL TYPE 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 HSD 15,675 15,793 2,987 1,394 943 174 260 489 628 985 1,277
2 MFO 9,271 4,969 565 381 363 365 355 365 366 355 361
3 GAS 19,805 23,385 26,671 25,240 29,856 36,396 36,795 37,847 42,497 43,587 47,789
4 LNG - - - - - - - 1,936 4,832 7,443 8,544
5 BATUBARA 60,001 67,214 93,805 110,879 120,313 128,548 140,932 156,439 168,208 179,443 190,229
6 HYDRO 5,534 5,273 5,273 5,273 5,273 5,273 5,273 5,273 5,630 5,987 5,987
Pump Storage - - - - - - 862 841 772 1,411 2,304
7 GEOTHERMAL 7,808 8,044 8,013 8,031 9,800 12,965 17,327 17,645 18,780 23,675 30,982
8 NUCLEAR - - - - - - - - - - -
TOTA L 118,094 124,678 137,314 151,199 166,548 183,721 201,806 220,835 241,713 262,888 287,473

Gambar 4.5 Komposisi Produksi Energi per Jenis Pembangkit Sistem Jawa-Bali

350,000

300,000

250,000

200,000
GWh

150,000

100,000

50,000

-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

HYDRO GEOTHERMAL NUCLEAR BATUBARA GAS LNG MFO HSD Pum p Storage

Pada Tabel 4.22 terlihat bahwa batubara mendominasi energi primer lainnya, yaitu 66,2% dari seluruh produk-
si pada tahun 2018. Panas bumi mengalami peningkatan secara signifikan dari 7.808 GWh pada tahun 2008
menjadi 30.982 GWh pada tahun 2018, atau meningkat hampir 4 kali lipat. Sedangkan pangsa tenaga air
relatif tidak berubah karena potensi hidro di sistem Jawa Bali sudah sulit untuk dikembangkan. Produksi listrik
dari gas alam mengalami peningkatan sejak tahun 2008 menjadi 2,4 kali pada tahun 2018. Hal ini disebabkan
karena pasokan gas alam untuk PLTGU diasumsikan ada dengan volume yang cukup.

Tabel 4.23 Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Jawa-Bali

No. FUEL TYPE 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 HSD ( x 1000 kL ) 4,491.6 3,840.9 825.3 338.4 236.3 64.6 97.6 187.6 245.7 390.6 516.9
2 MFO ( x 1000 kL ) 2,616.1 1,501.3 163.4 109.5 104.2 104.7 102.0 104.8 105.0 102.0 103.5
3 GAS (bcf) 179.4 232.1 255.7 243.3 279.7 326.5 331.8 341.2 381.1 391.1 427.7
4 LNG (bcf) - - - - - - - 16.8 41.8 64.4 73.9
5 COAL (10^6 TON) 29.2 31.2 44.1 52.2 55.8 58.1 63.9 69.8 75.3 80.4 84.3

Proyeksi kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit milik PLN dan IPP dapat dilihat pada Tabel 4.23. Vo­
lume kebutuhan batubara terus meningkat sampai tahun 2018. Hal ini merupakan konsekuensi dari rencana
pengembangan pembangkit yang mengandalkan PLTU batubara sebagai pemikul beban dasar.

57
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

4.5.2 Sistem Luar Jawa-Bali

Selaras dengan kebijakan penurunan pemakaian BBM dalam sektor tenaga listrik, maka komposisi produksi
listrik per jenis energi primer diproyeksikan pada tahun 2018 akan menjadi 50,6% batubara, 9,1% gas alam,
19,3% hidro, 5,1% minyak dan 15,9% panas bumi seperti diperlihatkan pada Tabel 4.24 dan Gambar 4.6.
Proyeksi produksi energi dan kebutuhan bahan bakar untuk Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku & Pa­
pua dan NTB & NTT diperlihatkan pada Lampiran B.

Tabel 4.24 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Sistem-Sistem Luar Jawa-Bali (GWh)

No. FUEL TYPE 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 HSD 8,026 5,743 3,580 2,419 1,645 1,727 1,966 2,228 2,529 2,966 3,619
2 MFO 3,646 2,957 983 133 100 75 125 146 189 236 297
3 GAS 5,985 9,153 10,065 10,710 9,646 8,932 8,268 8,085 7,398 7,086 7,039
4 LNG
5 BATUBARA 6,087 8,312 14,224 16,356 16,501 19,624 22,866 25,534 27,966 33,070 39,141
6 HYDRO 5,486 5,554 6,978 7,840 9,535 9,638 9,679 10,923 13,993 14,884 14,932
Pump Storage
7 GEOTHERMAL 298 482 674 3,174 7,146 8,882 10,644 11,794 12,268 12,297 12,301
8 NUCLEAR
TOTA L 29,527 32,202 36,505 40,633 44,573 48,877 53,548 58,711 64,343 70,538 77,329

Gambar 4.6 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
Sistem-Sistem Luar Jawa-Bali (GWh)

90,000

80,000

70,000

60,000

50,000
GWh

40,000

30,000

20,000

10,000

-
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

HYDRO GEOTHERMAL BATUBARA GAS MFO HSD

58
Kebutuhan bahan bakar di Luar Jawa dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 diberikan pada Table 4.25.

Tabel 4.25 Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Luar Jawa-Bali 2008 s/d 2018

No. FUEL TYPE 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 HSD ( x 1000 kL ) 2,305.6 1,810.3 1,087.0 622.5 465.5 482.5 544.6 619.1 703.3 848.7 1,033.8
2 MFO ( x 1000 kL ) 1,338.5 1,155.7 349.8 42.2 26.8 20.3 33.8 39.6 50.9 63.6 80.1
3 GAS (bcf) 67.1 102.2 105.8 109.8 100.5 91.7 84.5 83.0 76.2 73.9 73.5
4 LNG (bcf)
5 COAL (10^6 TON) 3.4 4.6 8.3 9.6 9.9 11.7 13.5 15.0 16.5 19.4 22.9

Kebutuhan gas alam tersebut pada Tabel 4.24 yang terus menurun sesungguhnya masih jauh di bawah ke-
butuhan, hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan pasokan gas ke pembangkit PLN. Sebagai contoh, pa-
sokan gas untuk PLTGU Belawan terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun karena depletion. Idealnya
gas harus terjamin sepanjang umur ekonomis pusat pembangkit.

Kebutuhan akan batubara terus meningkat selaras dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik dan merupakan
bahan bakar yang dominan dalam produksi listrik. Kebutuhan
��������������������������������������������������������
batubara pada tahun 2008 sekitar 3,4 juta ton
akan meningkat tajam menjadi 22.9 juta ton pada tahun 2018, atau hampir sepuluh kali lipat untuk 10 tahun
mendatang.

4.6 ANALISIS SENSITIVITAS

RUPTL 2009 – 2018 ini disusun sebagai rencana pengembangan sistem kelistrikan dengan skenario tunggal,
karena diperlukan adanya rencana program pengembangan kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi
yang pasti. Rencana yang pasti ini dilatarbelakangi oleh sifat dari komitmen investasi di sektor ketenagalistri-
kan yang memerlukan adanya kepastian jadwal dan kapasitas.

Namun disadari bahwa penyusunan RUPTL dipengaruhi oleh beberapa variabel ketidakpastian yang di luar
kendali PLN, misalnya harga bahan bakar, harga EPC proyek, proyeksi penjualan/permintaan tenaga listrik,
dan lain-lain. Untuk memahami pengaruh perubahan variabel tersebut terhadap rencana pengembangan
sistem kelistrikan, maka dalam RUPTL ini telah dilakukan analisis sensitivitas.

Dari beberapa variabel ketidakpastian yang ada, analisis sensitivitas dalam RUPTL ini hanya dibuat untuk
perubahan harga bahan bakar. Hal ini dilakukan karena harga bahan bakar merupakan variabel yang paling
volatile dan dapat berubah secara cepat dan lebar, sedangkan pergerakan harga EPC relatif lebih terbatas.
Adapun penyimpangan dari proyeksi penjualan/permintaan tenaga listrik akan dikaji tersendiri dalam analisis
risiko pada Bab 7.

59
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

Analisis sensitivitas dilakukan dengan membuat 4 Cases di luar base Case17 untuk sistem Jawa Bali, karena
sistem ini merupakan sistem terbesar di Indonesia dan analisis yang diperoleh dapat menggambarkan situasi di
wilayah-wilayah lainnya. Perubahan harga bahan bakar dalam analisis sensitivitas diberikan pada Tabel 4.26.

Tabel 4.26 Variasi Harga Bahan Bakar Dalam Analisis Sensitivitas

HARGA
Case
Crude OilUS$/barel CoalUS$/ton GasUS$/mmbtu LNGUS$/mmbtu
Base Case 140 90 6 10
Case 1 70 90 6 10
Case 2 140 80 6 10
Case 3 140 100 6 10
Case 4 140 90 7 10

Tabel 4.27 Hasil Analisis Sensitivitas Terhadap Perubahan Harga Bahan Bakar

No. Case Study Unit Base Case Case-1 Case-2 Case-3 Case-4
1 Fuel Price
Crude USD/bbl 140 70 140 140 140
Coal USD/ton 90 90 80 100 90
Gas USD/MMBtu 6 6 6 6 7
LNG USD/MMBtu 10 10 10 10 10
2 Obj. Function 10^3 USD 55,324,374 54,915,412 52,569,788 57,959,382 56,463,970
% 100 99 95 105 102
3 Capacity Addition MW
Coal 13,000 13, 000 21,000 12,000 21, 000
CCPP 8,250 8,250 1,500 9,000 1, 500
GTPP 3,000 3,000 1,800 3,400 1, 800
Jumlah 24,250 24, 250 24,300 24,400 24, 300

Case 1 dimaksudkan untuk memahami dampak penurunan harga minyak mentah terhadap rencana pengem-
bangan sistem, Case 2 untuk melihat dampak penurunan harga batubara, Case 3 untuk melihat pengaruh
kenaikan harga batubara, dan Case 4 untuk memahami dampak kenaikan harga gas.

Hasil simulasi pada Case 1 menunjukkan bahwa penurunan harga minyak dari US$140 menjadi separohnya
tidak mengubah konfigurasi pembangkit (jenis, kapasitas dan jadwal), dan hanya menurunkan nilai objective
function biaya sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.27. Hal
������������������������������������������������
ini dapat dimengerti karena porsi pemakaian
BBM memang sangat kecil, yaitu hanya 0,5% dari fuel mix pada tahun 2018, dengan demikian RUPTL ini tidak
sensitif terhadap perubahan harga minyak.

Sementara penurunan harga batubara sedikit saja dari $90 menjadi $80 pada Case 2 akan menambah ka-
pasitas PLTU batubara dari 13.000 MW (base Case) menjadi 21.000 MW (Case 2), dengan mengambil alih

17
Base Case adalah Case yang diadopsi dalam RUPTL 2009 – 2018 ini.

60
pembangkit berbahan bakar gas (PLTGU dan PLTG). Hal ini menunjukkan bahwa RUPTL ini sangat sensitif
terhadap penurunan harga batubara. Namun banyaknya PLTU batubara akan menyebabkan pembangkit
yang seharusnya memikul beban dasar menjadi beroperasi dengan CF yang rendah karena sebagian dari-
padanya akan mengambil peran combined cycle sebagai pemikul beban medium.

Sebaliknya jika harga batubara naik sedikit dari $90 menjadi $100 (Case 3), maka kapasitas PLTU batubara
hanya akan sedikit menurun dari 13.000 MW (base Case) menjadi 12.000 MW dan peranannya digantikan
dengan pembangkit berbahan bakar gas. Tidak sensitifnya RUPTL ini terhadap kenaikan harga batubara
adalah karena harga gas yang sudah relatif tinggi, sehingga pembangkit gas tidak dapat bertambah banyak
untuk menggantikan batubara.

Apabila harga gas naik sedikit dari $6 menjadi $7 (Case 4), maka kapasitas pembangkit batubara akan naik
tajam dari 13.000 MW (base Case) menjadi 21.000 MW. Hal ini menunjukkan bahwa RUPTL sangat sensi-
tif terhadap kenaikan harga gas. ���������������������������������������������������������������
Harga gas sebesar $6 merupakan harga tertinggi dimana combined cycle
plants masih dapat bersaing dengan kandidat pembangkit lainnya. Apabila harga gas lebih tinggi dari $6, maka
combined cycle tidak dapat bersaing secara ekonomi dengan PLTU pada harga batubara $90, dan peranan
pembangkit medium unit akan diambil oleh PLTU batubara.

4.7 PROYEKSI EMISI CO2

Proses perencanaan sistem pada RUPTL 2009-2018, sebagaimana dapat dilihat pada butir 2.2 mengenai
kebijakan pengembangan kapasitas pembangkit dan butir 4.1 mengenai kriteria perencanaan pembangkit, be-
lum memperhitungkan biaya emisi CO2 sebagai salah satu variabel biaya. Namun demikian, RUPTL ini tidak
mengabaikan aspek emisi CO2. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kandidat PLTP dan PLTA yang ditetap-
kan masuk dalam sistem kelistrikan walaupun mereka bukan merupakan solusi biaya terendah. Penggunaan
teknologi boiler supercritical di pulau Jawa juga membuktikan bahwa PLN peduli dengan upaya mengurangi
emisi CO2 dari pembangkitan tenaga listrik.

Banyaknya emisi dihitung dari jumlah bahan bakar yang digunakan dan dikonversi menjadi emisi CO2 (dalam
ton CO2) dengan menggunakan faktor pengali (emission factor) yang diterbitkan oleh IPCC18.

4.7.1 Emisi CO2 Indonesia

Gambar 4.7 memperlihatkan emisi CO2 yang akan dihasilkan apabila produksi listrik Indonesia dilakukan
dengan fuel mix seperti pada gambar 4.4. Dari gambar 4.7 dapat dilihat bahwa emisi CO2 se-Indonesia akan
meningkat dari 116 juta ton menjadi 270 juta ton pada tahun 2018. Dari 270 juta ton emisi tersebut, 228 juta
ton (84.5%) berasal dari pembakaran batubara.

18
IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), 2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories.

61
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

Gambar 4.7 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar (gabungan Indonesia)

280,000
Emisi x1000 tCO2

210,000

140,000

70,000

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
Batubara Gas LNG HSD MFO

Average grid emission factor19 untuk Indonesia pada tahun 2008 adalah 0,787 kgCO2/kWh, akan membaik
sehingga average grid emission factor pada tahun 2018 menjadi 0,741 kgCO2/kWh.

4.7.2 Emisi CO2 Sistem Jawa-Bali

Proyeksi emisi CO2 dari sistem Jawa Bali diperlihatkan pada gambar 4.8. Emisi naik dari 94 juta ton menjadi
213 juta ton, atau naik 2,2 kali lipat. Grid emission factor membaik dari 0,798 kgCO2/kWh menjadi 0,744
kgCO2/kWh. Perbaikan faktor emisi ini dicapai dari peningkatan pemakaian gas alam, panas bumi dan peng-
gunaan teknologi supercritical.

Gambar 4.8 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem Jawa Bali

220,000
Emisi x1000 tCO2

165,000

110,000

55,000

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
Batubara Gas LNG HSD MFO

19
Grid emission factor didefinisikan sebagai jumlah CO2 [kg] per produksi listrik [kWh]

62
4.7.3 Emisi CO2 di Luar Jawa-Bali

Gambar 4.9 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar di Luar Jawa Bali

60,000

55,000
Emisi x1000 tCO2

50,000

45,000

40,000

35,000

30,000

25,000

20,000

15,000

10,000

5,000

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
Batubara Gas HSD MFO

Proyeksi emisi CO2 dari pembangkitan listrik di Luar Jawa Bali diperlihatkan pada gambar 4.9. Emisi naik
dari 22 juta ton menjadi 57 juta ton, atau naik 2,6 kali lipat. Namun grid emission factor membaik dari 0,745
kgCO2/kWh menjadi 0,732 kgCO2/kWh. Faktor emisi yang membaik ini disebabkan oleh kontribusi positif dari
pemanfaatan panas bumi dan hidro.

4.8 PENGEMBANGAN SISTEM PENYALURAN DAN GARDU


INDUK

Pada periode 2009-2018 pengembangan sistem penyaluran masih berupa pengembangan sistem dengan
tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali serta tegangan 275 kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Luar
Jawa-Bali. Pembangunan saluran transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya kesesuaian antara
kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Disamping itu juga sebagai
usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan pelayanan.

Pengembangan transmisi 500 kV dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari pembangkit-pembangkit baru
maupun expansion, menjaga kriteria security N-1 baik statik maupun dinamik. Khusus untuk pasokan ke
sistem Jakarta, pembangunan sistem 500 kV dilakukan dengan menggunakan jalur transmisi 150 kV atau
70 kV. Sedangkan pengembangan transmisi 150 kV dimaksudkan untuk menjaga kriteria security N-1 dan
sebagai transmisi terkait untuk gardu induk 150 kV baru.

63
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

4.8.1 Pengembangan Sistem Penyaluran Sistem Jawa-Bali

Pada Tabel 4.28 diperlihatkan kebutuhan fisik fasilitas penyaluran dan gardu induk di sistem Jawa-Bali.

Tabel 4.28 : Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Sistem Jawa-Bali

KEBUTUHAN TRANSMISI JAWA-BALI 2008-2018


Satuan kms

TRANSMISI 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total

500 kV AC 159 127 4 329 920 606 444 100 60 340 3,089

500 kV DC 350 350

150 kV 564 3,497 1,403 1,120 727 482 560 282 644 276 12 9,567

70 kV 14 80 10 22 126

TOTAL 578 3,735 1,541 1,146 1,056 1,402 1,166 726 1,094 336 352 13,132

KEBUTUHAN TRAFO JAWA-BALI 2008-2018


Satuan MVA

TRAFO 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total

500/150 kV 1,666 4,666 3,000 2,000 1,000 4,000 3,500 3,000 6,000 1,000 29,832

150/70 kV 160 490 160 100 910

150/20 kV 1,820 4,800 7,920 4,036 3,570 3,480 3,330 3,690 5,370 5,160 1,980 45,156

70/20 kV 60 460 190 90 90 80 80 150 190 130 100 1,620


TOTAL 3,706 10,416 11,270 6,126 4,660 7,560 6,910 6,840 11,560 5,290 3,180 77,518

Dari Tabel 4.27 terlihat bahwa sampai dengan tahun 2018 akan dibangun transmisi 500 kV AC sepanjang
3.089 kms. Transmisi tersebut dimaksudkan untuk mengimbangi program percepatan pembangkit PLTU Ci-
lacap dan PLTU Suralaya Baru (tahun 2009, 2010), PLTU IPP Tanjung Jati Expansion dan Paiton Expansion
(2012), PLTU IPP Ex Tanjung Jati A dan PLTU Jawa Tengah Infrastructure dan PLTU Indramayu (2013, 2014),
Jawa-Bali Crossing dari Paiton hingga ke pusat beban di Bali (2015), PLTGU baru (2016) dan pumped storage
(2017, 2018). Trafo interbus 500/150 kV yang direncanakan pada tabel 4.27 merupakan perkuatan grid yang
tersebar di Jawa, utamanya seputar Jabotabek.

Transmisi 500 kV DC pada Tabel 4.27 adalah transmisi HVDC interkonesi Sumatera – Jawa, di sini hanya
diperhitungkan bagian kabel laut dan overhead line yang berada di pulau Jawa, selebihnya diperhitungkan
sebagai pengembangan sistem transmisi Sumatera.

Pengembangan transmisi 150 kV yang sangat besar pada tahun 2009 dan juga 2010 serta 2011 adalah meru-
pakan transmisi yang terkait dengan program percepatan pembangkit 10,000 MW. Pengembangan trafo-trafo
distribusi 150/20 kV dimaksudkan untuk mengakomodasi pertumbuhan beban.

Sistem transmisi 70 kV pada dasarnya sudah tidak dikembangkan lagi, bahkan di sistem 70 kV di Jawa Barat
banyak yang ditingkatkan menjadi 150 kV terkait dengan proyek percepatan pembangkit 10,000 MW. Rencana

64
pada Tabel 4.27 hanya menunjukkan proyek reconducturing SUTT 70 kV yang memasok konsumen besar dan
saluran distribusi khusus. Program pemasangan trafo-trafo 150/70 kV dan 70/20 kV pada tabel tersebut juga
hanya merupakan relokasi trafo-trafo dari Jawa Barat ke Jawa Timur.

4.8.2 Pengembangan Sistem Penyaluran Sistem


���������������������
Luar Jawa Bali

Dengan program yang sedang berjalan, secara umum pengembangan sistem transmisi hingga tahun 2016
tidak akan banyak mengubah topologi jaringan. Pengembangan lebih banyak dilakukan untuk memenuhi
pertumbuhan dalam bentuk penambahan kapasitas trafo. Pengembangan untuk meningkatkan reliability dan
debottlenecking hanya terdapat di beberapa sistem, antara lain rencana pembangunan sirkit kedua pada be-
berapa ruas transmisi di sistem Sumbagut, sistem Kaltim, Suluttenggo dan Kalsel.

Program interkoneksi dengan tegangan 275 kV di Sumatera diasumsikan terjadi pada tahun 2008, namun
masih perlu di simulasi dengan load flow analysis. Selain itu terdapat pembangunan beberapa gardu induk dan
transmisi 150 kV untuk mengambil alih beban dari pembangkit diesel ke sistem interkoneksi (dedieselisasi),
yaitu di sistem Sumbar-Riau, Sumbagsel, Kalimantan dan Sulawesi.

Rencana pengembangan sistem penyaluran hingga tahun 2016 diproyeksikan sebesar 20.241 MVA untuk
pengembangan Gardu Induk (275 kV, 150 kV dan 70 kV) serta 18.284 kms pengembangan jaringan transmisi
dengan perincian pada Tabel�����
4.29.

Tabel 4.29 Kebutuhan Fasilitas Penyaluran Sistem Luar Jawa-Bali

KEBUTUHAN TRANSMISI LUAR JAWA-BALI 2008-2018


Satuan kms

TRANSMISI 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total

500 kV - - - - - - - - 1,040 - - 1,040


275 kV - - 5,122 - - - 2,872 - 2,508 - - 10,502
150 kV 1,098 2,277 5,502 2,908 2,179 714 618 897 531 273 8 17,005
70 kV 105 - 1,006 272 90 - 186 660 170 90 - 2,579
TOTAL 1,203 2,277 11,630 3,180 2,269 714 3,676 1,557 4,249 363 8 31,126

KEBUTUHAN TRAFO LUAR JAWA-BALI 2008-2018


Satuan MVA

TRAFO 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total

500/275 kV - - - - - - - - 1,000 - - 1,000


275/150 kV - 1,500 4,000 - - - 1,350 - 1,500 - - 8,350
150/20 kV 1,746 2,100 2,280 1,050 1,360 1,050 890 1,410 1,500 1,006 450 14,842
70/20 kV 80 110 390 130 80 - 100 160 120 60 60 1,290
TOTAL 1,826 3,710 6,670 1,180 1,440 1,050 2,340 1,570 4,120 1,066 510 25,482

Pada tabel 4.28 dapat dilihat bahwa transmisi 70 kV akan banyak dikembangkan di Luar Jawa Bali yang akan
mencapai hampir 2,600 km sirkit dan 1,290 MVA trafo 70/20 kV di wilayah Indonesia Timur, yaitu Papua, Ma-
luku, Sulawesi, NTT dan NTB.

65
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 4 Rencana Penyediaan
Tenaga Listrik 2009 – 2018

4.9 PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI

4.9.1 Sistem Jawa-Bali

Perencanaan kebutuhan fisik untuk mengantisipasi pertumbuhan penjualan energi listrik dapat diproyeksikan
seperti pada Tabel 4.30.

Tabel 4.230 Kebutuhan Fasilitas Distribusi Sistem Jawa-Bali

Tahun Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total

JTM kms 6,580 7,217 9,469 9,134 9,441 9,965 10,545 10,638 11,316 12,012 10,942 107,259
JTR kms 8,520 9,103 11,654 12,022 13,011 13,911 13,860 14,799 15,783 16,835 17,650 147,149
Trafo MVA 1,143 1,338 1,740 1,791 1,959 2,173 2,178 2,421 2,550 2,878 3,039 23,210
pelanggan ribu pelanggan 1,063 1,111 1,339 1,407 1,478 1,553 1,530 1,603 1,579 1,638 1,713 16,012

Dalam kurun waktu 10 tahun mendatang dari tahun 2008 sampai dengan 2018 untuk sistem Jawa Bali diperlu-
kan tambahan jaringan tegangan menengah sebanyak 107.259 kms, jaringan tegangan rendah 147.149 kms,
kapasitas trafo distribusi 23.210 MVA dan jumlah pelanggan 16 juta . Dengan
���������������������������������������
kata lain diperlukan penambahan
rata-rata per tahun sebesar 10.725 kms jaringan tegangan menengah, 14.715 kms jaringan tegangan rendah,
2.321 MVA gardu distribusi dan 1,6 juta jumlah pelanggan�.

4.9.2 Sistem Luar Jawa Bali

Rencana pengembangan sistem distribusi untuk wilayah usaha PLN di luar Jawa Bali dapat dilihat pada
Tabel 4.��
31.

Kebutuhan fisik sistem distribusi seluruh PLN Luar Jawa Bali hingga tahun 2018 adalah sebesar 67.754 kms
jaringan tegangan menengah, 74.868 kms jaringan tegangan rendah, 7.666 MVA tambahan kebutuhan trafo
distribusi. Kebutuhan fisik tersebut diperlukan untuk mempertahankan keandalan serta untuk menampung
tambahan sekitar 9.034 juta pelanggan.

66
Tabel 4.���������������������������������������������������������
31�������������������������������������������������������
Kebutuhan Fasilitas Distribusi Luar Sistem Jawa-Bali

Pulau 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah
Sumatera
JTM kms 2731 2,822 2,975 3,103 3,067 3,043 3,015 3,060 3,040 3,022 3,096 32,974
JTR kms 2538 2,533 3,108 3,191 3,375 3,405 3,574 3,443 3,436 3,490 3,615 35,708
Trafo MVA 286 327 348 372 376 384 397 413 444 466 486 4,299
Pelanggan 10^3 427 425 440 458 468 484 508 536 566 599 631 5,543
Kalimantan
JTM kms 1136 1,110 1,172 1,269 1,311 1,393 1,405 1,501 1,590 1,693 1,791 15,372
JTR kms 1214 1,260 1,319 1,415 1,469 1,565 1,589 1,673 1,787 1,871 1,984 17,146
Trafo MVA 92 87 102 106 118 122 124 129 143 144 153 1,320
Pelanggan 10^3 101 102 119 126 134 141 147 156 168 177 188 1,558
Sulawesi
JTM kms 517 681 811 894 968 1,048 1,160 1,252 1,357 1,464 1,515 11,665
JTR kms 387 818 891 950 1,055 1,215 1,300 1,340 1,435 1,536 1,587 12,513
Trafo MVA 101 94 101 108 119 136 146 150 161 172 178 1,465
Pelanggan 10^3 70 83 92 95 99 102 106 110 114 118 122 1,110
IBT
JTM kms 683 862 880 656 593 613 636 660 695 710 756 7,743
JTR kms 708 896 999 806 755 788 824 861 902 945 1,015 9,501
Trafo MVA 41 52 58 48 46 48 51 54 57 61 65 582
Pelanggan 10^3 80 91 91 69 62 64 67 70 73 76 81 823
Luar Jawa
JTM kms 5068 5,475 5,837 5,922 5,939 6,097 6,215 6,473 6,681 6,889 7,158 67,754
JTR kms 4847 5,508 6,317 6,362 6,653 6,973 7,288 7,317 7,560 7,842 8,201 74,868
Trafo MVA 521 561 609 633 657 690 719 746 805 843 882 7,666
Pelanggan 10^3 678 701 742 748 762 792 828 872 920 970 1,022 9,034

67
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018

68
Bab 5 KEBUTUHAN DANA
INVESTASI

5.1 ProyekSI kebutuhan investasi INDONESIA

5.2 ProyekSI kebutuhan investasi JAWA BALI

5.3 ProyekSI kebutuhan investasi LUAR JAWA BALI

5.4 kebutuhan investasi KELISTRIKAN PLN DAN IPP

5.5 SUMBER PENDANAAN DAN KEMAMPUAN KEUANGAN PLN


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 5 Kebutuhan Dana Investasi

5.1 PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI INDONESIAI


NVESTASI
Untuk membangun sarana pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik sebagaimana diuraikan pada
Bab 4 diperlukan dana investasi sebesar US$ 58.49 miliar sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 5.1 dan
������������������������������������������������
Gambar 5.1. Dana sebesar itu hanya mencakup proyek-proyek PLN saja dan belum mencakup dana investasi
untuk proyek listrik swasta/IPP.

Tabel 5.1 Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi


Gabungan Indonesia, PLN Saja (tidak termasuk IPP)
Juta US$
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 2,403.7 3,116.3 3,413.5 2,737.6 2,254.6 1,588.9 1,556.4 1,784.5 2,043.4 1,426.9 784.0 23,109.7
Pembangkit Lc 1,005.2 1,181.0 1,156.4 858.5 658.4 565.0 785.9 819.1 807.4 505.7 215.8 8,558.5
Total 3,408.9 4,297.3 4,569.8 3,596.2 2,913.0 2,153.9 2,342.3 2,603.6 2,850.8 1,932.6 999.8 31,668.2
Fc 1,431.3 1,874.2 1,140.2 812.9 1,045.9 1,487.1 1,164.6 1,284.5 663.7 243.1 52.3 11,199.9
Penyaluran Lc 554.4 527.3 290.7 236.8 362.5 379.6 366.9 329.4 139.0 45.7 6.7 3,239.0
Total 1,985.7 2,401.5 1,430.9 1,049.7 1,408.4 1,866.7 1,531.5 1,614.0 802.7 288.8 59.1 14,438.9
Fc - - - - - - - - - - - -
Distribusi Lc 703.0 761.6 959.9 974.5 1,029.0 1,109.9 1,193.0 1,260.3 1,375.1 1,496.6 1,520.4 12,383.4
Total 703.0 761.6 959.9 974.5 1,029.0 1,109.9 1,193.0 1,260.3 1,375.1 1,496.6 1,520.4 12,383.4
Fc 3,834.9 4,990.5 4,553.7 3,550.6 3,300.5 3,076.0 2,721.0 3,069.0 2,707.1 1,670.0 836.4 34,309.6
Total Lc 2,262.6 2,469.9 2,406.9 2,069.8 2,049.9 2,054.5 2,345.7 2,408.9 2,321.5 2,048.1 1,743.0 24,180.9
Total 6,097.6 7,460.3 6,960.6 5,620.4 5,350.4 5,130.5 5,066.7 5,477.9 5,028.6 3,718.0 2,579.4 58,490.5

Melihat kebutuhan dana yang sangat besar tersebut, maka disadari adanya tantangan yang sangat besar
dalam menyediakan dana tersebut.

Selama ini sumber pembiayaan proyek-proyek PLN banyak diperoleh dari penerusan pinjaman dari luar ne-
geri (two step loan), namun setelah tahun 2006 peranan pinjaman semacam ini mulai berkurang dan seba-
liknya pendanaan dengan obligasi terus meningkat, baik obligasi lokal maupun global. Proyek percepatan
pembangkit 10,000 MW direncanakan untuk dibiayai dari pinjaman luar negeri yang diusahakan sendiri oleh
PLN de­ngan garansi Pemerintah. Akhir-akhir ini PLN kembali berupaya memperoleh pinjaman dari lembaga
keuangan multilateral (IBRD, ADB) dan bilaterial (JBIC/JICA) untuk mendanai proyek-proyek kelistrikan yang
besar seperti Upper Cisokan pumped storage dan transmisi HVDC Sumatera – Jawa dengan skema two step
loan lagi.

70
Gambar 5.1 Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi Gabungan Indonesia,
PLN Saja (tidak termasuk IPP)

8000

6000

Distribusi
Juta USD

4000 Penyaluran
Pembangkit

2000

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun

5.2 PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI JAWA-BALI

Pengembangan pembangkitan, transmisi dan distribusi oleh PLN sampai dengan tahun 2018 di sistem Jawa
Bali membutuhkan dana investasi sebesar US$ 39.7 milyar dengan disbursement tahunan sebagaimana di-
perlihatkan pada Tabel 5.2 dan Gambar 5.2.

Kebutuhan investasi untuk proyek pembangkitan sampai tahun 2018 adalah sebesar US$ 21,653 juta atau
sekitar US$ 2,000 juta per tahun. Disbursement proyek pembangkitan yang sangat besar pada tahun 2008-
2010 adalah terkait dengan proyek percepatan pembangkit tahap I di pulau Jawa dengan kapasitas sebesar
7.330 MW serta proyek PLTGU Muara Tawar Add-on. Sedangkan disbursement pada tahun berikutnya relatif
lebih rendah karena adanya proyek-proyek IPP yang cukup besar sampai tahun 2017, baru setelah itu porsi
investasi PLN kembali besar. Kecilnya investasi pada 2 tahun terakhir juga disebabkan oleh belum diperhitung-
kannya disbursement proyek pembangkit yang akan beroperasi setelah tahun 2018.

Tabel 5.2 Kebutuhan Dana Investasi Sistem Jawa – Bali

Disbursements
Juta US$
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 1,847.9 2,013.3 1,722.8 1,216.0 1,119.0 792.4 1,034.8 1,577.0 1,801.0 1,196.3 671.0 14,991.4
Pembangkit Lc 744.0 763.1 754.2 596.1 454.2 438.1 704.9 781.0 759.5 468.5 199.1 6,662.5
Total 2,591.8 2,776.5 2,477.0 1,812.0 1,573.2 1,230.4 1,739.7 2,357.9 2,560.5 1,664.7 870.1 21,653.8
Fc 926.2 996.5 681.6 614.3 864.9 1,169.3 832.7 790.9 471.2 218.5 48.4 7,614.4
Penyaluran Lc 289.6 206.1 162.6 190.1 256.0 249.0 213.7 181.6 103.1 42.7 6.4 1,900.9
Total 1,215.8 1,202.6 844.2 804.4 1,120.8 1,418.3 1,046.4 972.6 574.3 261.1 54.8 9,515.4
Fc - - - - - - - - - - - -
Distribusi Lc 464.4 494.0 663.6 665.7 703.8 766.0 831.3 873.0 963.6 1,061.2 1,066.9 8,553.3
Total 464.4 494.0 663.6 665.7 703.8 766.0 831.3 873.0 963.6 1,061.2 1,066.9 8,553.3
Fc 2,774.1 3,009.8 2,404.5 1,830.3 1,983.9 1,961.6 1,867.4 2,367.9 2,272.1 1,414.8 719.4 22,605.8
Total Lc 1,498.0 1,463.2 1,580.4 1,451.9 1,413.9 1,453.1 1,749.9 1,835.6 1,826.2 1,572.3 1,272.4 17,116.8
Total 4,272.1 4,473.0 3,984.8 3,282.1 3,397.8 3,414.8 3,617.3 4,203.5 4,098.3 2,987.1 1,991.8 39,722.5

71
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 5 Kebutuhan Dana Investasi

Gambar 5.2 Kebutuhan Dana Investasi Sistem Jawa – Bali

5000
4500
4000
3500
3000 Distribusi
Juta USD

2500 Penyaluran
2000 Pembangkit
1500
1000
500
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun

Pembiayaan proyek pembangkitan PLN berasal dari beberapa sumber. Proyek percepatan pembangkit Per-
pres No.71/2006 didanai dengan pinjamanan luar negeri (Cina) yang diusahakan oleh PLN dengan jaminan
Pemerintah. Proyek Muara Tawar Add-on senilai US$ 1 milyar sedang diusulkan untuk didanai dengan ekspor
kredit. Proyek pumped storage Upper Cisokan senilai US$800 juta telah diusulkan pendanaannya ke lender
multilateral. Namun proyek-proyek pembangkitan selebihnya pada saat ini belum mendapat indikasi sumber
pendanaan yang pasti, dan PLN pada saat ini tengah mengkaji kemampuannya dalam membuat pinjaman
baru, dan hal ini akan dijelaskan pada butir 5.5.

Kebutuhan dana investasi untuk penyaluran dan distribusi masing-masing sebesar US$ 9.5 milyar dan US$ 8.5
milyar. Proyek penyaluran pada tahun 2009-2011 didominasi oleh transmisi yang terkait dengan proyek percepat­
an pembangkit. Proyek tersebut menurut rencana akan didanai dari APLN, obligasi, APBN, pinjaman luar negeri
(two step loan), kredit ekspor dan sumber lainnya. Proyek distribusi akan didanai sepenuhnya dari APLN.

Dalam pengembangan sistem distribusi terdapat proyek JTM, JTR, trafo, penyambungan pelanggan dan
sistem SCADA seperti diperlihatkan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Kebutuhan Investasi Distribusi (dalam US$ juta)

Tahun JTM JTR Trafo Pelanggan SCADA Jumlah


2008 164.1 62.5 82.9 86.1 68.9 464.4
2009 193.3 62.8 103.9 90.8 43.2 494.0
2010 285.6 73.9 145.3 114.1 44.8 663.6
2011 265.8 77.5 152.0 122.7 47.8 665.7
2012 268.0 83.6 173.2 131.9 47.1 703.8
2013 283.5 89.7 199.2 142.1 51.6 766.0
2014 331.0 89.6 210.9 143.7 56.0 831.3
2015 317.6 96.3 242.2 154.7 62.2 873.0
2016 362.9 102.2 276.5 156.2 65.9 963.6
2017 389.2 109.7 323.5 166.4 72.3 1,061.2
2018 334.2 115.6 359.0 179.6 78.4 1,066.9
Jumlah 3,195.1 963.3 2,268.5 1,488.3 638.1 8,553.3

5.2 PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI JAWA-BALI


72
5.3 PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI luar JAWA-BALI

Proyeksi kebutuhan investasi pembangkit, sistem penyaluran dan distribusi dalam kurun waktu 2008 s/d 2018
untuk luar Jawa Bali adalah sebesar US$ 18,8 milyar atau rata-rata US$ 1,8 milyar per tahun, tidak termasuk
proyek IPP, seperti pada Tabel 5.4 dan Gambar 5.3.

Tabel����������������������������������������������������������������������
5.4 Total Kebutuhan Dana Investasi Luar Jawa, PLN Saja (Tanpa IPP)

Disbursements
Juta US$
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 555.8 1,102.9 1,690.6 1,521.7 1,135.6 796.6 521.6 207.5 242.4 230.6 113.0 8,118.3
Pembangkit Lc 261.2 417.9 402.2 262.5 204.2 126.9 81.0 38.2 47.9 37.2 16.7 1,896.0
Total 817.1 1,520.8 2,092.8 1,784.1 1,339.8 923.5 602.6 245.7 290.3 267.8 129.7 10,014.4
Fc 505.0 877.7 458.6 198.7 181.1 317.8 331.9 493.6 192.5 24.6 3.9 3,585.5
Penyaluran Lc 264.8 321.2 128.1 46.7 106.5 130.6 153.1 147.8 35.9 3.1 0.3 1,338.1
Total 769.8 1,198.9 586.7 245.3 287.6 448.4 485.1 641.4 228.4 27.7 4.3 4,923.6
Fc - - - - - - - - - - - -
Distribusi Lc 238.6 267.6 296.3 308.9 325.2 343.9 361.7 387.3 411.5 435.5 453.6 3,830.0
Total 238.6 267.6 296.3 308.9 325.2 343.9 361.7 387.3 411.5 435.5 453.6 3,830.0
Fc 1,060.8 1,980.6 2,149.2 1,720.3 1,316.7 1,114.4 853.6 701.1 435.0 255.2 116.9 11,703.8
Total Lc 764.7 1,006.7 826.6 618.0 635.9 601.4 595.8 573.3 495.3 475.8 470.7 7,064.1
Total 1,825.5 2,987.3 2,975.8 2,338.3 1,952.6 1,715.8 1,449.4 1,274.4 930.3 730.9 587.6 18,767.9

Gambar 5.3�����������������������������������������������������������������
Total Kebutuhan Dana Investasi Luar Jawa, PLN Saja (Tanpa IPP)

3000

2500

2000
Distribusi
Juta USD

1500 Penyaluran
Pembangkit
1000

500

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun

Kebutuhan investasi di luar Jawa Bali untuk proyek pembangkitan sampai tahun 2018 adalah sebesar US$
10,0 milyar. Disbursement proyek pembangkitan mencapai puncaknya pada tahun 2010 sebesar US$ 2,1
milyar yang merupakan proyek percepatan pembangkit Perpres No.71/2006. Sedangkan disbursement proyek
pembangkitan pada tahun berikutnya terus menurun karena proyek-proyek IPP akan semakin mendominasi
sistem-sistem di Luar Jawa Bali, terutama di sistem Sumatera.

73
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 5 Kebutuhan Dana Investasi

Proyek transmisi di Luar Jawa Bali didominasi oleh pengembangan transmisi 275 kV untuk ���������������������
interkoneksi seluruh
Sumatra, di samping pengembangan transmisi 150 kV di Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan serta beberapa
wilayah lain seperti NTT dan NTB.

5.4 KEBUTUHAN INVESTASI KELISTRIKAN PLN DAN IPP

Total dana investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem kelistrikan Indonesia secara keseluruhan,
termasuk listrik swasta/IPP, adalah US$ 83,7 milyar selama tahun 2008-2018. Disbursement dana tersebut
diperlihatkan pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP

Disbursements
Juta US$
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 3,031.7 4,478.3 5,746.2 5,414.2 4,818.6 3,719.7 3,546.5 3,440.6 3,601.0 2,584.9 1,295.4 41,677.2
Pembangkit Lc 1,306.2 1,723.4 1,925.8 1,756.2 1,588.4 1,391.8 1,514.8 1,362.3 1,340.0 909.3 371.2 15,189.5
Total 4,337.9 6,201.7 7,672.0 7,170.4 6,407.0 5,111.4 5,061.3 4,803.0 4,941.0 3,494.3 1,666.6 56,866.7
Fc 1,431.3 1,874.2 1,140.2 812.9 1,045.9 1,487.1 1,164.6 1,284.5 663.7 243.1 52.3 11,199.9
Penyaluran Lc 554.4 527.3 290.7 236.8 362.5 379.6 366.9 329.4 139.0 45.7 6.7 3,239.0
Total 1,985.7 2,401.5 1,430.9 1,049.7 1,408.4 1,866.7 1,531.5 1,614.0 802.7 288.8 59.1 14,438.9
Fc - - - - - - - - - - - -
Distribusi Lc 703.0 761.6 959.9 974.5 1,029.0 1,109.9 1,193.0 1,260.3 1,375.1 1,496.6 1,520.4 12,383.4
Total 703.0 761.6 959.9 974.5 1,029.0 1,109.9 1,193.0 1,260.3 1,375.1 1,496.6 1,520.4 12,383.4
Fc 4,462.9 6,352.6 6,886.4 6,227.2 5,864.5 5,206.8 4,711.1 4,725.2 4,264.7 2,828.0 1,347.7 52,877.1
Total Lc 2,563.6 3,012.2 3,176.4 2,967.5 2,979.9 2,881.3 3,074.7 2,952.1 2,854.1 2,451.7 1,898.4 30,811.9
Total 7,026.6 9,364.8 10,062.8 9,194.7 8,844.4 8,088.1 7,785.7 7,677.3 7,118.8 5,279.7 3,246.1 83,689.0

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa sektor ketenagalistrikan Indonesia setiap tahunnya membutuhkan dana in-
vestasi yang sangat besar, yaitu rata-rata hampr US$ 8 milyar per tahun.

5.5 SUMBER PENDANAAN DAN KEMAMPUAN KEUANGAN


PLN

Butir 5.5 ini menjelaskan bagaimana kebutuhan investasi yang diindikasikan dalam RUPTL ini akan dipenuhi,
dan juga menjelaskan dampak dari rencana investasi ini terhadap keuangan PT PLN (Persero).

5.5.1 Rencana Investasi dan Sumber Pendanaan

K����������������������������������������������������������������������������������������������������
ebutuhan investasi PLN sebesar US$ 58,5 milyar sampai dengan tahun 2018 akan dipenuhi dari berbagai
sumber pendanaan, yaitu APBN sebagai penyertaan modal Pemerintah (ekuiti), pinjaman baru, dan dana in-
ternal. Sumber dana internal berasal dari laba usaha dan penyusutan aktiva tetap, sedangkan dana pinjaman
dapat berupa pinjaman two-step loan, pinjaman pemerintah melalui rekening dana investasi, obligasi nasional
maupun internasional, pinjaman komersial perbankan lainnya serta hibah luar negeri.

74
5.5.2 Pengembalian Pinjaman

PLN mempunyai banyak kewajiban jangka panjang berupa pengembalian pinjaman dari leasing, IPP debt,
rupiah bond, global bond, ECA / kredit ekspor, government loan dan two step loan. Kewajiban pengembalian
pinjaman ini telah diperhitungkan dalam proyeksi keuangan PLN secara korporasi dan menentukan kemam-
puan PLN dalam membuat investasi baru yang diindikasikan dalam indikator-indikator keuangan.

5.5.3 Indikator Keuangan

Kemampuan PLN untuk berinvestasi dapat dilihat dari beberapa indikator kunci keuangan, misalnya proyeksi
pendapatan, proyeksi EBITDA dan EBITDA Margin, dan rasio hutang terhadap aset. Selanjutnya untuk mem-
berikan gambaran mengenai biaya produksi pada masa mendatang, berikut ini juga akan ditunjukkan proyeksi
biaya pokok produksi listrik yang akan dilakukan oleh PLN.

Dalam membuat proyeksi indikator keuangan ini digunakan tambahan asumsi dasar berikut: (i) tingkat bunga
pinjaman baru 8% untuk pinjaman luar negeri dan 12% untuk pinjaman lokal, (ii) Tahun 2009 tidak ada kenaikan
tarif listrik, dan tahun 2010 ada kenaikan tarif sebesar 30%, (iii) kurs Rp 9,400/US$ tahun 2009, Rp 9,300/US$
tahun 2010 dan Rp 9,200/US$ sampai dengan 2015, iv) marjin usaha 4,5%20 pada tahun 2009 dan marjin 5%
mulai tahun 2010.

Proyeksi Penjualan dan Subsidi

Pendapatan PLN dari penjualan listrik diproyeksikan akan terus meningkat sejalan dengan penjualan kWh
dan kenaikan tarif 30% pada tahun 2010. Namun karena kenaikan tarif tersebut belum dapat sepenuhnya me-
nutup seluruh biaya pokok produksi, maka subsidi Pemerintah juga diproyeksikan masih cukup besar. Besar
pendapatan PLN dari penjualan listrik pada tahun 2015 diperkirakan Rp 21���������������������������������
1 triyun, dan subsidi Pemerintah
sekitar Rp 51 trilyun setelah memperhitungkan margin 4,5% pada tahun 2009 dan 5% mulai tahun 2010.
Pendapatan total dari penjualan dan subsidi tersebut akan memperkuat kemampuan PLN dalam menyediakan
dana internal (APLN) untuk melakukan investasi pengembangan usaha kelistrikan.

Proyeksi EBITDA dan EBITDA Margin

EBITDA PLN pada tahun-tahun mendatang diproyeksikan akan terus membaik, khususnya mulai tahun 2010,
demikian pula halnya dengan dan EBITDA Margin21. Perbaikan indikator tersebut terjadi karena pendapatan
PLN yang terus meningkat dan mampu memperbaiki efisiensi operasi perusahaan. Dengan asumsi tarif tahun
2010 naik 30%, serta dengan menggunakan mekanisme perhitungan subsidi pelanggan sebagaimana yang
berlaku untuk perhitungan pada tahun 2006, perusahaan akan mampu mencetak EBITDA marjin sekitar 23%
pada tahun 2015.

20
Marjin ������������������������������
terhadap biaya pokok penjualan
21
EBITDA
����������������������������������������������������
Margin adalah rasio antara EBITDA dan revenue

75
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 5 Kebutuhan Dana Investasi

Proyeksi Rasio Debt terhadap Aset


PLN diperkirakan akan mampu membuat pinjaman sebagaimana disebutkan pada butir 5.5.1 dengan tetap
menjaga rasio hutang terhadap aset pada tingkat yang wajar, yaitu di bawah 60% hingga tahun 2015.

5.5.4 Biaya Pokok Produksi

Biaya pokok produksi


��������������������������������������������������������������������������������������
(BPP) juga akan terus mengalami perbaikan seiring dengan perubahan komposisi ener­gy
mix yang lebih baik. BPP tahun
�������������������������������������������������������������������������������
2008 yang diperkirakan mencapai Rp 1.347 /kWh akan menjadi Rp 1.069 /kWh
pada tahun 2015. Penurunan BPP yang signifikan diperhitungkan terjadi pada tahun 2010 saat proyek percepa-
tan 10,000 MW selesai.

Gambar 5.4 Proyeksi Biaya Pokok Produksi PLN se-Indonesia

1,600
Bunga
1,400
Biaya Pokok Penyediaan (Rp/kWh)

1,347
Penyusutan
1,200
1,076
1,069
Kepegawaian &
1,038
1,000 952 998 Administrasi.
906 931

800 Pemeliharaan

600 Pembelian IPP

400 Bahan Bakar

200

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

76
Bab 6 KETERSEDIAAN ENERGI
PRIMER

6.1 Sasaran Fuel mix

6.2 POTENSI SUMBER ENERGI PRIMER


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 6 Ketersediaan Energi Primer

6.1. SASARAN FUEL MIX

Fuel mix 1999-2007

Tabel����������������������������������������������������������������������������������������������������
6.1 menunjukkan pemakaian energi primer utama oleh PT PLN (Persero) dalam sembilan tahun terakhir.
Konsumsi batubara terus meningkat, namun pemakaian gas alam cenderung terus menurun akibat pasokan
gas yang depleted dari sumbernya, dan karena infrastrukturnya belum tersedia cukup untuk memenuhi ke-
butuhan pembangkit listrik PLN.

Tabel 6.1 Pemakaian Energi Primer PLN Berdasarkan Jenis Bahan Bakar

Tahun BBM GAS Batubara


juta kl bcf juta ton
1999 4,70 237 11,41
2000 5,02 229 13,14
2001 5,40 222 14,03
2002 7,00 193 14,06
2003 7,61 184 15,26
2004 8,51 176 15,41
2005 9,91 143 16,90
2006 9,98 158 19,09
2007 10,69 171 21,47

Sumber inefisiensi PLN yang utama beberapa tahun terak���������������


hir ini adalah fuel-mix yang terjebak pada pemakai­
an minyak yang harganya tinggi, namun produksi listrik tetap harus dilakukan agar kebutuhan tenaga listrik
termasuk pertumbuhannya dapat dipenuhi oleh PLN selaku PKUK. Dalam tahun 2007 komposisi produksi
kWh berdasarkan bahan bakar adalah BBM ���������������������������������������������������������
34%, batubara 40%, gas alam 14%, panas bumi 3% dan hidro
9%. Dalam RUPTL ini komposisi fuel mix tersebut akan diperbaiki dengan target yang diperlihatkan pada pada
Tabel 6.2.

78
Tabel 6.2 Sasaran Komposisi Produksi Listrik kWh Tahun 2018
Berdasarkan Jenis Bahan Bakar����
(%)

Tahun BBM Batubara Gas Hydro PLTP


2007 34 40 14 9 3
2018 2 63 17 6 12

Untuk mewujudkan sasaran fuel mix pada tabel 6.2, RUPTL 2009-2018 merencanakan proyek pembangkit
seperti dijelaskan pada Bab 4. Target fuel mix tersebut juga akan dicapai dengan pembelian tenaga listrik dari
pembangkit listrik swasta (IPP) yang mengembangkan PLTU batubara, panas bumi dan PLTG gas.���������
��������
Pembang-
kit yang akan dibangun antara lain adalah proyek percepatan 10,000 MW yang akan menurunkan konsumsi
BBM secara signifikan dan karenanya akan menurunkan biaya produksi tenaga listrik. Disamping itu konversi
pemakaian BBM ke gas maupun penambahan kapasitas pembangkit berbahan bakar gas membuat PLN te-
rus mengupayakan tambahan kontrak-kontrak gas alam yang baru walaupun langkah ini menemui beberapa
kendala. Pengembangan pembangkit panas bumi juga akan lebih banyak dikembangkan di Sumatera, Jawa,
Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara. Pembangunan PLTD berbahan bakar BBM tidak lagi dikembang-
kan dan diganti dengan PLTU batubara skala kecil, kecuali pada sistem kelistrikan yang kecil dan terpencil.
Program pengembangan dan pembangunan terminal LNG berikut pipa penyaluran ke pembangkit-pembangkit
PLN di sekitar Jakarta juga dimaksudkan untuk menjaga security of supply gas alam kepada pembangkit-
pembangkit tersebut.

6.2. POTENSI ��������������������


SUMBER ENERGI PRIMER

6.2.1. Batubara

Menurut RUKN 2008 -202����������������������������������������������������������������������������������


7, potensi batubara di Indonesia adalah 93,056 juta ton yang tersebar terutama di
Kalimantan sebesar 54,405 juta ton dan di Sumatera Selatan sebesar 47,085 juta ton. Mengingat pemakaian
batubara tipikal sebuah PLTU 1000 MW adalah sebanyak 3.2 juta ton per tahun, maka dapat dimengerti bah­
wa potensi batubara Indonesia merupakan sumber daya yang layak diandalkan sebagai bahan bakar utama
pembangkit listrik di Indonesia.

Pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batubara di seluruh Indonesia dalam 10 tahun ke depan
diperkirakan sebesar 34,240 MW. Sekitar 30% dari kapasitas tersebut akan berupa pembangkit mulut tambang
yang memanfaatkan batubara berkalori rendah����������������������������������������������������������
dimana sebagian besar berada di Sumatra. Namun mengingat
kebutuhan sistem tenaga listrik di Sumatra relatif masih kecil dan Sumatra juga dianugerahi dengan sumber
daya alam lainnya, seperti panas bumi dan tenaga air, maka sebagian besar tenaga listrik dari mulut tambang
akan dikirim ke pulau Jawa yang kebutuhan listriknya sangat besar dan semakin sulit mendapatkan lahan
untuk membangun PLTU skala besar baru.

79
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 6 Ketersediaan Energi Primer

Pembangkit berbahan bakar batubara dirancang untuk memikul beban dasar karena harga bahan bakar ini
relatif paling rendah dibandingkan harga bahan bakar fosil lainnya. Namun pembakaran batubara menghasil-
kan emisi karbon dioksida yang menimbulkan efek pemanasan global, disamping menghasilkan polusi partikel
dan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan lokal. Dengan demikian pengembangan pembangkit listrik
berbahan bakar batubara harus memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Penggunaan tek­
nologi supercritical boiler adalah sangat dianjurkan karena menghasilkan emisi yang lebih sedikit untuk setiap
kWh listrik yang dihasilkannya, disamping penggunaan electrostatic precipitator dan flue gas desulphurization
yang juga sangat dianjurkan. Teknologi batubara bersih (clean coal technology) yang lebih maju, seperti IGCC
(integrated gassification combined cycle) dan CCS (carbon capture & storage) belum direncanakan dalam
RUPTL ini.

Walaupun emisi CO2 belum diperhitungkan secara internal di dalam model optimisasi pengembangan pembang-
kit, namun RUPTL 2009-2018 ini telah memasukkan sejumlah besar proyek PLTP dan hidro, disamping meng-
gunakan pembangkit supercritical di sistem Jawa Bali. Mengenai hal ini dapat dilihat kembali pada butir 4.6.

Kendala utama yang dihadapi PLN mengenai batubara adalah security of supply. Security of supply batubara
sangat ditentukan oleh kebijakan pemerintah mengenai domestic market obligation (DMO) dan batasan harga
dalam negeri disamping kesiapan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dermaga dan alat transportasi yang
masih terbatas khususnya persiapan untuk proyek percepatan 10,000 MW. Kenaikan harga minyak mentah
dunia hingga US$140/barel pada semester 1 tahun 2008 telah mendorong kenaikan harga batubara di pasar
dunia yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Pada saat yang sama harga batubara berkualitas
tinggi telah menembus angka US$ 100 per ton, dan harga tinggi ini telah mendorong produsen batubara
Indonesia untuk mengekspor batubaranya ke pasar dunia, terutama ke Cina dan India. Masalah kesiapan
infrastruktur memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh dari semua pihak agar batubara yang tersedia di
tambang dapat sampai ke pembangkit sesuai rencana.

Walaupun kesulitan pasokan dan harga tinggi batubara domestik telah menimbulkan permasalahan yang
cukup besar pada PLN, namun perencanaan pembangkitan dalam RUPTL ini masih tetap mengandalkan
PLTU batubara, karena alternatif energi primer lainnya belum tersedia dalam jumlah dan harga yang kompetitif
terhadap batubara.

6.2.2. Gas Alam

Walaupun Indonesia tidak diperhitungkan sebagai pemilik cadangan gas terbesar dalam skala dunia, namun
cadangan gas alam di Indonesia cukup besar, yaitu diperkirakan 164.99 Tscf yang tersebar terutama di kepu-
lauan Natuna (Riau Kepulauan) sebesar 53.06 Tscf , Sumatera Selatan 26.68 Tscf, dan di Kalimantan Timur
sebesar 21.49 Tscf serta Tangguh di Irian Jaya yang diperkirakan setara dengan cadangan di Natuna.

80
Kebutuhan gas alam untuk pembangkitan tenaga listrik terkendala oleh adanya sumber-sumber gas alam In-
donesia yang telah terikat dengan kontrak jangka panjang dengan pembeli luar negeri, dan adanya kompetisi
penggunaan gas untuk kepentingan di luar kelistrikan, seperti industri pupuk dan industri petrokimia lainnya.

Seperti halnya dengan batubara, harga gas alam juga ter�������������������������������������������������


kait secara ketat dengan harga minyak mentah, se­
hingga pada 2 tahun terakhir ini harga gas alam juga telah naik sangat tajam. Pada tahun 2005 harga gas alam
di pasar energi nasional adalah sekitar US$ 3/mmbtu, namun pada semester 1 tahun 2008 harga gas alam
telah naik menjadi US$ 6/mmbtu dan setiap saat naik terus sejalan dengan kenaikan harga minyak mentah.

Kendala lain dari penggunaan gas alam untuk pembangkit listrik PLN adalah belum siapnya pipa transmisi
gas alam ataupun fasilitas pendukung dari sumber-sumbernya ke pusat pembangkit yang sebagian besar
berlokasi di pulalu Jawa.

Untuk itu kebijakan pemerintah mengenai penggunaan gas alam di dalam negeri sangat diperlukan guna
meningkatkan efisiensi bauran energi secara nasional.

Pada dasarnya pembangkit-pembangkit berbahan bakar gas alam dioperasikan untuk memikul beban mene­
ngah. Pasal-pasal perjanjian pada beberapa kontrak pasokan gas alam beberapa pembangkit dioperasikan
untuk berkontribusi mengisi beban dasar.

Kendala dalam memperoleh pasokan gas yang cukup dan berkelanjutan telah mendorong pemanfaatan batu-
bara yang lebih banyak untuk pembangkit tenaga listrik, sehingga PLTU batubara di masa depan juga berpe­
ran sebagai pemikul beban menengah dengan faktor kapasitas yang relatif rendah (50-70%). Kondisi operasi
semacam ini menuntut keluwesan pengoperasian PLTU yang dapat dipenuhi oleh PLTU dengan teknologi
supercritical.

6.2.3 Energi Terbarukan

Mengacu kepada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai pihak, antara lain oleh JICA bersama
Direktorat Jenderal Mineral Batubara dan Panasbumi pada tahun 2007 berjudul Master Plan Study for Geo-
thermal Power Development in the Republic of Indonesia dan Hydro Power Potential Study oleh PLN pada
tahun 1982, potensi energi terbarukan untuk pembangkitan tenaga listrik cukup besar.

Menurut Master Plan Study panas bumi tersebut, potensi panas bumi Indonesia yang dapat dieksploitasi
adalah 9,000 MW tersebar di 50 lapangan, dengan potensi minimal sebesar 12,000 MW. Dalam RUPTL ini ter-
dapat cukup banyak proyek PLTP yang akan dikembangkan, terutama di Sumatra, Jawa dan Sulawesi Utara.
Tahun proyek PLTP tersebut beroperasi tergantung pada kesiapannya, pada umumnya bervariasi antara tahun
2014 dan 2018, kecuali pengembangan PLTP existing yang dapat diperluas dengan cepat.

81
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 6 Ketersediaan Energi Primer

RUPTL ini juga memuat cukup banyak proyek-poyek PLTA, yaitu mencapai sekitar 4,740 MW hingga tahun
2018.

Sedangkan potensi tenaga air keseluruhan menurut studi Hydro Power tersebut adalah 75.000 MW. Potensi
biomasa juga sangat besar (49.810 MW), dan energi alternatif lainnya seperti tenaga matahari, angin, dan
ombak juga tersedia. Besarnya potensi dan pemanfaatan energi terbarukan dapat dilihat pada tabel 6.3.

Kendala yang dihadapi dalam mengembangkan PLTP dan PLTA adalah kesulitan dana investasi dan kenyata-
an bahwa banyak dari potensi PLTP dan PLTA berlokasi di hutan lindung dan bahkan hutan konservasi.

Tabel-6.3 Potensi dan Pemanfaatan Energi Terbarukan



Jenis Satuan Potensi Developed %
PLTP MW 27,140 827 3.047
PLTA MW 75,000 4,125 5.500
PLT Surya GW 1,200 0.001
PLT Angin MW 9,290 1 0.006
Biomassa MW 49,810 445 0.9
Biogas MW 680
Gambut 10^6 BoE 16,880
Tidal MW 240,000

6.2.4 Nuklir

Dalam RUPTL ini belum terdapat program pengembangan tenaga nuklir. Hal ini terjadi karena dalam proses
optimisasi p�������������������������������������������������������������������������������������������������
emilihan kandidat pembangkit, ternyata pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) tidak dapat bersa-
ing dengan jenis pembangkit lainnya, seperti PLTU batubara kelas 1,000 MW supercritical.

Kesulitan terbesar dalam perencanaan PLTN adalah tidak jelasnya biaya kapital dan biaya O&M yang terkait
dengan spent fuel disposal, dan biaya decommisioning. Untuk biaya kapital misalnya, sebuah studi bersama
antara PLN dan sebuah perusahaan listrik dari luar negeri mengindikasikan biaya pembangunan PLTN sebe-
sar $ 1,700/kW (EPC saja) atau $ 2,300/kW (setelah memperhitungkan biaya bunga pinjaman selama kon-
struksi). Angka tersebut kini dipandang terlalu rendah, karena menurut laporan mutakhir (tahun 2008), biaya
pembangunan PLTN pada beberapa negara telah mencapai US$ 4,000 hingga US$ 5,500 /kW.

Selain itu harga uranium dunia juga terus naik sejalan dengan kebangkitan program tenaga nuklir pada banyak
negara di dunia. Harga uranium yang pada tahun 2006 adalah sekitar US$ 30 per lb, saat ini telah mencapai
US$ 130/lb. Kenaikan harga uranium ini sebetulnya tidak banyak mempengaruhi keekonomian PLTN meng­
ingat beroperasinya PLTN hanya memerlukan uranium dalam jumlah sedikit, namun tetap saja kenaikan harga
uranium dunia ini perlu terus dipantau.

82
Namun demikian dengan semakin mahalnya harga BBM yang juga diikuti oleh kenaikan harga energi primer
lainnya seperti batubara dan gas alam, maka PLTN merupakan salah satu opsi sumber energi yang sangat
menarik untuk ikut memenuhi kebutuhan listrik Indonesia apabila biaya EPC, biaya pengelolaan spent fuel dan
biaya decomisioning telah menjadi semakin jelas.

Disadari bahwa pengambilan keputusan untuk PLTN tidak semata-mata didasarkan pada pertimbangan kee-
konomian, namun juga pertimbangan lain seperti aspek politik, keselamatan, sosial, budaya dan lingkungan.
Dengan adanya berbagai aspek yang multi dimensional tersebut, program pembangunan PLTN hanya dapat
diputuskan oleh Pemerintah.

83
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018

84
Bab 7 ANALISIS RISIKO RUPTL
2009 - 2018

7.1 Indentifikasi risiko

7.2 PEMETAAN risiko

7.3 PROGRAM MITIGasi risiko


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 7 Analisis Risiko Ruptl 2009 - 2018

Analisis risiko RUPTL 2009-2018 ini dibuat untuk mengidentifikasi potensi kerawanan atau kelemahan yang
dapat terjadi sebagai akibat adanya exposure atas peristiwa tertentu yang mungkin terjadi di masa yang akan
datang yang dapat berpengaruh kepada implementasi RUPTL.

Analisis risiko mencakup identifikasi risiko, pemetaan risiko, dan rekomendasi program mitigasi untuk risiko-
risiko tersebut. Bab ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan hasil identifikasi dan pemeta-
an risiko dominan yang dihadapi oleh perusahaan berkaitan dengan implementasi RUPTL. Bagian kedua
menjelaskan hasil pemetaan risiko. Bagian ketiga menjelaskan berbagai program mitigasi risiko yang perlu
dijalankan dalam rangka mengelola risiko tersebut.

Sejalan dengan struktur RUPTL itu sendiri, uraian analisis risiko pada bab ini akan dilakukan berdasarkan
issue-issue utama RUPTL, yaitu proyeksi kebutuhan/permintaan tenaga listrik, pengembangan pembangkit,
transmisi dan distribusi, serta proyeksi kebutuhan energi primer dan kebutuhan investasi, baik oleh PLN mau-
pun oleh swasta.

7.1 IDENTIFIKASI RISIKO


Risiko yang diidentifikasi dapat mempengaruhi implementasi RUPTL meliputi aspek sebagai berikut :

A. Risiko pengembangan ketenagalistrikan

1. Risiko keterlambatan proyek-proyek PLN


Berupa risiko-risiko perijinan dan persetujuan, pendanaan pembangunan, keterlambatan penyelesai­
an pembangunan proyek, cost over-run, kesalahan desain, keselamatan ketenagalistrikan, perfor-
mance instalasi, dampak lingkungan dan sosial.
2. Risiko keterlambatan proyek-proyek IPP
Sama seperti pada risiko keterlambatan proyek-proyek PLN�.
3. Risiko permintaan listrik
Kesalahan��������������������������������������������������������������������������������������
dalam memprediksi permintaan tenaga listrik (termasuk di dalamnya risiko pertumbuhan
ekonomi).
4. Risiko�������������������������������������
ketersediaan dan harga energi primer
Meliputi������������������������������������������������������������������
risiko ketersediaan energi primer dan risiko harga energi primer.

86
B. Risiko Keuangan

1. Risiko likuiditas, meliputi r���������������������������������������������������������������������������


isiko likuiditas kas yaitu kelancaran �������������������������������������
penerimaan���������������������������
subsidi, risiko pencairan
dana pinjaman untuk investasi, dan risiko likuiditas aset.

C. Risiko Operasional

1. Risiko produksi/operasi, seperti kekurangan/kelangkaan energi primer, ������������������������������


kerusakan peralatan/fasilitas
operasi, kehilangan peralatan/fasilitas operasi/kebocoran informasi rahasia perusahaan, risiko akibat
kesalahan manusia
2. Risiko bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat manusia (a.l. sabotase)
3. Risiko lingkungan, berupa tuntutan masyarakat terhadap transmisi karena pengaruhnya pada kese-
hatan, juga limbah, polusi dan kebisingan
4. Risiko regulasi, meliputi risiko tarif listrik, risiko kepastian subsidi dan risiko perubahan tatanan sektor
ketenagalistrikan
Identifikasi risiko selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.

7.2 PEMETAAN RISIKO

Berdasarkan tingkat probabilitas dan dampak bila risiko tersebut terjadi, kesembilan risiko tersebut memiliki
karakteristik seperti ditunjukkan dalam peta berikut. Penetapan probabilitas dan dampak dilakukan dengan
metoda kualitatif berdasarkan pengalaman PLN dalam menjalankan program sejenis di masa lalu, dan p��

ngalaman PLN menangani risiko tersebut di masa lalu.

Penetapan dampak risiko didasarkan atas dampak pada arus kas perusahaan dan dampak pada kelancaran
operasional perusahaan.

Gambar 7.1 Pemetaan Risiko Implementasi RUPTL

Keterangan :
1. Risiko keterlambatan proyek-proyek PLN
2. Risiko keterlambatan proyek-proyek IPP
3. Risiko prakiraan permintaan tenaga listrik
4. Risiko ketersediaan dan harga energi primer
5. Risiko likuiditas
6. Risiko produksi/operasi
7. Risiko bencana
8. Risiko lingkungan
9. Risiko regulasi

87
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 7 Analisis Risiko Ruptl 2009 - 2018

Berdasarkan pemetaan risiko di atas, risiko dapat dikelompokkan dalam empat area berdasarkan tingkat
probabilitas dan dampaknya, yaitu:
- Risiko pada Area I berada di sisi kanan atas pada peta risiko, yaitu risiko dengan tingkat probabilitas keja-
dian tinggi dan dampakya juga tinggi. Risiko yang masuk ke dalam kategori ini adalah risiko keterlambatan
proyek-proyek PLN, kerterlambatan proyek-proyek IPP dan risiko likuiditas.
- Risiko pada Area II berada di sisi kiri atas pada peta risiko, yaitu risiko dengan probabilitas kejadian rendah
tetapi bila terjadi menimbulkan dampak yang tinggi. Risiko yang masuk ke dalam area ini adalah keterse-
diaan dan harga energi primer, risiko permintaan tenaga listrik serta risiko bencana.
- Risiko pada Area III berada di daerah kanan bawah pada peta risiko, yaitu risiko dengan probabilitas keja-
dian yang tinggi tetapi dampak yang ditimbulkannya rendah. Risiko yang termasuk dalam area ini adalah
risiko produksi/operasi.
- Risiko pada Area IV berada di daerah kiri bawah peta risiko, yaitu daerah dengan probabilitas rendah dan
dampak yang ditimbulkannya juga rendah. Termasuk
�������������������������������������������������������������
ke dalam area ini adalah risiko regulasi dan risiko
lingkungan.

7.3 PROGRAM MITIGASI RISIKO

Pada dasarnya mitigasi risiko akan dilakukan secara dinamis oleh karena metoda dan sarana mitigasi terus
berkembang. Namun demikian, pokok-pokok program mitigasi sebagai acuan penyiapan kebijakan mitigasi
risiko diuraikan sebagai berikut.
1. Mitigasi risiko pembangunan
2. Mitigasi risiko prakiraan permintaan listrik
3. Mitigasi risiko harga dan ketersediaan energi primer
4. Mitigasi risiko likuiditas
5. Mitigasi risiko produksi/operasi
6. Mitigasi ��������������
risiko��������
bencana
7. Mitigasi������������������
risiko lingkungan
8. Mitigasi risiko regulasi
Program mitigasi risiko selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.

88
Bab 8 KESIMPULAN
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Bab 8 Kesimpulan

Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi sepuluh tahun mendatang rata-rata 6,1% per tahun
dan bergerak dari realisasi kebutuhan tenaga listrik tahun 2007, proyeksi penjualan tenaga listrik pada tahun
2018 diperkirakan akan mencapai 325,1 TWh, atau mengalami pertumbuhan rata-rata 9,4% selama 11 tahun
mendatang. Beban puncak pada tahun 2018 diproyeksikan akan mencapai 57.887 MW.����������������
Untuk memenuhi
kebutuhan tenaga listrik tersebut, diprogramkan pembangkit listrik untuk periode 2008 - 2018 sebesar 57.442
MW, diantaranya yang akan dibangun oleh PLN sebesar 35.274 MW dan IPP sebesar 22.168 MW.

Selaras dengan pengembangan pembangkit ini, diperlukan pengembangan transmisi sepanjang 44,257 kms,
yang terdiri atas 3.129 kms SUTET 500 kV AC, 1.150 kms transmisi 500 kV HVDC, 10.502 kms transmisi 275
kV, 26.572 kms SUTT 150 kV, 2.705 kms SUTT 70 kV. Penambahan trafo yang diperlukan adalah sebesar
103,000 MVA yang terdiri atas 63,818 MVA trafo 150/20 kV, 70/20 kV, dan 39.182 MVA trafo interbus IBT
500/150 kV, 275/150 kV, 150/70 kV, serta 3.600 MVA HVDC trafo konverter. Untuk mengantisipasi pertum-
buhan penjualan energi listrik untuk periode 2008 - 2018 diperlukan tambahan jaringan tegangan menengah
175.013 kms, tegangan rendah 222.018 kms dan kapasitas trafo distribusi 30.877 MVA.

Kebutuhan investasi pembangkit, penyaluran dan distribusi selama periode 2008 – 2018 untuk memenuhi
kebutuhan sarana kelistrikan di Indonesia secara keseluruhan adalah sebesar US$ 83,69 milyar (termasuk
IPP) yang terdiri dari investasi pembangkit sebesar US$ 56,57 milyar, investasi penyaluran sebesar US$ 14,10
milyar dan investasi distribusi sebesar US$ 12,38 milyar.

Simulasi proyeksi keuangan PLN menunjukkan bahwa PLN mempunyai kemampuan untuk membiayai proyek-
proyek kelistrikan sebagaimana direncanakan dalam RUPTL, dengan pembiayaan yang bersumber dari dana
internal dan eksternal, sepanjang asumsi-asumsi dipenuhi, antara lain kenaikan tarif listrik sebesar 30% pada
tahun 2010 dan mendapat margin PSO sebesar 4% pada tahun 2009 serta margin PSO sebesar 5% pada
tahun-tahun selanjutnya.

90
DAFTAR PUSTAKA
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2008 – 2027, Departemen Energi Dan Sumber Daya
Mineral, November 2008
2. Proyeksi Penduduk Indonesia 2000 – 2025, Bappenas, BPS, UN Population Fund, 2005
3. Pendapatan Nasional Indonesia 2001 – 2005, BPS, 2008 dan update dari website BPS
4. R�����������������������������������������������������������������������������
encana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2007 – 2016 Perubahan, PT PLN (Persero),
2007
5. Rencana Penyediaan Tenaga Listrik 2008 – 2017 dari beberapa Unit Bisnis PLN, PLN Wilayah, Distribusi,
P3B , 2008
6. Draft Energy Outlook 2008, Pusdatin Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, 2008
7. Statistik 2007, PT PLN (Persero), 2008
8. Indonesia Energy Outlook & Statistics 2006, Pengkajian Energi UI, 2006
9. Berita Resmi Statistik, BPS, Februari 2008
10. Proyeksi Keuangan 2008-2015 PT PLN (Persero), Direktorat Perencanaan dan Teknologi, 2008
11. Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2007 – 2011, PT PLN (Persero), 2007

92
LAMPIRAN A

sISTEM jAWA - bALI


a.1 pROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK

a.2 nERACA DAYA DAN RIINCIAN PENGEMBANGAN PEMBANGKIT

A.3 NERACA ENERGI DAN PROYEKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKAR

A.4 RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN

A.5 PETA RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN

A.6 CAPACITY BALANCE GARDU INDUK

A.7 KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI

A.8 ANALISA ALIRAN DAYA SISTEM 500 kV

A.9 KEBUTUHAN INVESTASI

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2009-2018


Lampiran A.1
PROYEKSI KEBUTUHAN
TENAGA LISTRIK
SISTEM JAWA BALI
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

96
Seluruh Indonesia
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Seluruh Indonesia
========================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
========================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========

Total Population (10^3) 227,779.1 230,632.7 233,477.4 236,331.3 239,174.3 242,013.8 244,814.9 247,572.4 250,342.1 253,088.9 255,792.9
Lampiran A.1

- Growth Rate (%) 1.28 1.25 1.23 1.22 1.20 1.19 1.16 1.13 1.12 1.10 1.07
Tenaga Listrik 2009-2018

Growth of GDP (%) 6. 4 6.4 6.4 6.4 6.4 6.4 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
Rencana Usaha Penyediaan

Electrification Ratio (%) 62.8 64.8 67.6 70.6 73.8 77.1 80.4 83.9 87.6 91.5 95.5
136.6 150.8 166.4 183.4 202.1 222.0 243.8 267.4 292.8 320.3
Energy Sales (GWh) 128,911.1 138,685.1 153,093.9 168,890.6 186,179.5 205,188.3 225,374.5 247,489.1 271,464.6 297,241.8 325,186.6
- Growth Rate (%) 6.5 7. 6 10.4 10.3 10.2 10.2 9.8 9.8 9. 7 9.5 9.4
-- Residential 50,019.5 53,736.3 58,983.0 64,761.1 71,039.0 77,919.4 85,315.6 93,420.2 102,278.1 111,973.9 122,307.3
-- Commercial 21,804.4 23,650.4 26,131.4 28,915.3 31,970.4 35,348.3 38,925.6 42,877.8 47,301.3 52,141.7 57,490.5
-- Public 8,066.6 8,773.8 9,778.1 10,874.8 12,091.3 13,450.4 14,911.3 16,537.9 18,179.1 19,993.5 22,003.3
-- Industrial 49,020.6 52,524.6 58,201.3 64,339.4 71,078.7 78,470.2 86,221.9 94,653.1 103,706.1 113,132.8 123,385.4

Power Contracted (MVA) 59,134.2 61,814.7 64,962.9 68,245.9 71,680.0 75,314.9 78,982.4 82,898.5 87,035.7 91,376.1 95,897.7
-- Residential 29,062.0 30,399.9 32,121.8 33,937.8 35,869.6 37,931.7 40,026.6 42,296.9 44,715.0 47,257.8 49,917.4
-- Commercial 11,411.5 11,951.5 12,488.8 13,077.8 13,667.1 14,285.7 14,910.8 15,567.1 16,278.5 17,021.8 17,806.1
-- Public 4,148.1 4,348.4 4,575.5 4,802.6 5,043.6 5,299.1 5,564.2 5,845.6 6,122.3 6,418.6 6,739.7
-- Industrial 14,512.5 15,114.9 15,776.8 16,427.6 17,099.7 17,798.4 18,480.7 19,188.9 19,919.9 20,677.9 21,434.4

Number of Customer 39,134,586 40,968,058 43,352,401 45,882,234 48,574,766 51,450,702 54,364,684 57,523,121 60,885,706 64,425,906 68,126,796
-- Residential 36,354,093 38,056,725 40,303,760 42,689,590 45,231,090 47,948,077 50,699,289 53,685,555 56,870,755 60,223,986 63,725,867
-- Commercial 1,694,486 1,776,044 1,861,171 1,950,207 2,043,076 2,140,480 2,239,507 2,343,737 2,451,309 2,563,618 2,681,964
-- Public 1,035,955 1,083,030 1,132,915 1,185,661 1,241,512 1,300,648 1,362,010 1,427,474 1,494,718 1,566,708 1,644,589
-- Industrial 50,052 52,259 54,554 56,776 59,088 61,497 63,878 66,355 68,923 71,595 74,376
1.07 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.10 1.09 1.09
Total Production (GWh) 3) 150,293.9 160,831.9 177,109.5 194,991.2 214,634.9 236,278.1 259,235.9 284,363.1 311,577.9 339,843.9 371,679.8
Energy Requirement (GWh) 144,557.3 154,692.2 170,346.0 187,540.1 206,429.3 227,241.4 249,319.9 273,485.6 299,659.8 326,847.4 357,431.8
Station Use (%) 2) 3. 8 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8
T&D Losses (%) 1) 10.7 10.2 10.0 9.8 9.7 9.6 9.5 9.4 9.3 8.9 8.9
PS GI&Dis (%) 1) 0. 2 0.2 0.2 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Load Factor (%) 73.3 72.9 72.6 72.7 72.8 72.9 73.0 73.1 73.2 73.2 73.3
Peak Load (MW) 23,411 25,171 27,830 30,600 33,637 36,982 40,530 44,407 48,605 52,970 57,887

=========================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Sistem Jawa-Bali
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Sistem Jawa-Bali
============================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
============================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========

Total Population (10^3) 135,235.5 136,580.7 137,954.4 139,250.8 140,578.1 141,894.0 143,180.5 144,478.3 145,737.2 146,978.4 148,188.4 149,360.3 150,476.6
- Growth Rate (%) 1.02 0.99 1.01 0.94 0.95 0.94 0.91 0.91 0.87 0.85 0.82 0.79 0.75
Growth of GDP (%) 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2 5.8 5.8 5.8 5.8 5.8 5.8 5.8
Electrification Ratio (%) 68.2 70.2 72.9 75.6 78.4 81.4 84.2 87.3 90.5 93.8 97.3 99.7 100.0

Energy Sales (GWh) 100,941.8 107,810.1 118,952.5 131,168.1 144,598.1 159,357.4 174,874.1 191,830.0 210,155.9 229,754.6 250,920.0 271,489.9 293,755.2
- Growth Rate (%) 5.6 6.8 10.3 10.3 10.2 10.2 9.7 9.7 9.6 9.3 9.2 8.2 8.2
-- Residential 36,006.9 38,277.5 41,922.2 45,895.5 50,249.7 55,021.5 60,112.2 65,677.3 71,768.5 78,432.4 85,454.3 92,217.9 99,537.1
-- Commercial 16,343.4 17,524.2 19,313.2 21,288.4 23,469.5 25,878.6 28,381.3 31,131.6 34,243.5 37,667.1 41,433.8 45,174.9 49,251.0
-- Public 5,468.1 5,934.0 6,643.3 7,436.6 8,324.1 9,317.0 10,371.8 11,545.5 12,680.2 13,925.9 15,293.5 16,437.0 17,665.7
-- Industrial 43,123.3 46,074.4 51,073.8 56,547.6 62,554.8 69,140.3 76,008.8 83,475.5 91,463.7 99,729.2 108,738.5 117,660.0 127,301.4

Power Contracted (MVA) 44,170.1 45,910.2 47,858.9 49,893.5 52,017.0 54,232.8 56,412.2 58,716.9 61,104.8 63,589.4 66,174.5 69,519.3 72,447.1
-- Residential 20,195.4 21,036.8 22,053.1 23,121.6 24,244.7 25,425.0 26,606.9 27,883.1 29,219.3 30,621.4 32,092.7 33,315.5 33,877.6
-- Commercial 8,535.1 8,841.0 9,158.7 9,488.4 9,830.4 10,185.0 10,530.3 10,887.4 11,276.3 11,679.2 12,096.6 12,585.2 13,147.8
-- Public 2,860.6 2,982.2 3,109.0 3,241.2 3,379.0 3,522.6 3,664.8 3,812.7 3,942.8 4,077.1 4,215.7 4,365.1 4,520.1
-- Industrial 12,579.0 13,050.2 13,538.1 14,042.3 14,563.0 15,100.2 15,610.2 16,133.7 16,666.4 17,211.7 17,769.5 19,253.5 20,901.5

Number of Customer 26,298,321 27,409,620 28,761,899 30,182,889 31,676,196 33,245,620 34,805,342 36,491,054 38,251,697 40,099,106 42,037,648 43,644,546 44,358,473
-- Residential 24,515,855 25,558,220 26,839,007 28,185,854 29,602,265 31,091,935 32,573,383 34,178,072 35,860,201 37,626,557 39,481,425 40,980,565 41,581,643
-- Commercial 1,061,042 1,101,439 1,143,344 1,186,813 1,231,905 1,278,680 1,324,508 1,371,950 1,418,455 1,466,515 1,516,181 1,582,998 1,652,974
-- Public 682,666 709,728 737,787 766,884 797,059 828,355 859,188 891,109 921,422 952,673 984,892 1,021,934 1,060,527
-- Industrial 38,758 40,234 41,760 43,338 44,967 46,651 48,263 49,922 51,618 53,361 55,149 59,049 63,330

Total Production (GWh) 3) 117,353.5 124,693.8 137,313.1 151,186.2 166,500.4 183,339.5 201,020.3 220,324.6 241,174.1 262,465.5 286,644.2 310,142.7 334,660.5
Energy Requirement (GWh) 112,659.4 119,706.1 131,820.6 145,138.7 159,840.4 176,005.9 192,979.5 211,511.6 231,527.2 251,966.8 275,178.5 297,737.0 321,274.1
Station Use (%) 2) 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0
T&D Losses (%) 1) 10.2 9.8 9.6 9.5 9.4 9.3 9.2 9.1 9.1 8.8 8.8 8.8 8.6
PS GI&Dis (%) 1) 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
Load Factor (%) 76.0 75.5 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0
Peak Load (MW) 17,627 18,854 20,900 23,012 25,343 27,906 30,597 33,535 36,708 39,949 43,629 47,206 50,938
=============================== ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============

97
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

98
PLN Distribusi DKI Jaya & Tangerang
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Distribusi DKI Jaya & Tangerang
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Total Population (10^3) 14,147.3 14,357.8 14,564.8 14,761.2 14,957.9 15,152.0 15,343.4 15,530.6 15,710.5 15,887.5 16,060.7
Lampiran A.1

- Growth Rate (%) 1.52 1.49 1.44 1.35 1.33 1.30 1.26 1.22 1.16 1.13 1.09
Growth of GDP (%) 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2 5.8 5.8 5.8 5.8 5.8
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Electrification Ratio (% ) 86.1 87.2 88.3 89.3 90.3 91.3 92.8 94.4 95.9 97.5 99.2

Energy Sales (GWh) 29,182.6 31,038.7 34,000.9 37,248.0 40,807.5 44,709.7 48,720.0 53,093.3 58,194.0 63,784.0 69,910.2
- Growth Rate (%) 4.5 6.4 9.5 9.5 9.6 9.6 9.0 9.0 9.6 9.6 9.6
-- Residential 9,889.2 10,483.6 11,428.4 12,458.1 13,580.3 14,803.3 16,047.6 17,396.2 18,969.7 20,685.4 22,556.2
-- Commercial 8,529.9 9,027.8 9,817.3 10,674.8 11,605.9 12,616.9 13,639.1 14,742.4 16,194.5 17,788.7 19,538.8
-- Public 2,029.7 2,191.4 2,453.4 2,747.1 3,076.1 3,444.7 3,836.9 4,274.1 4,642.8 5,042.8 5,476.8
-- Industrial 8,733.8 9,335.9 10,301.8 11,368.0 12,545.1 13,844.8 15,196.3 16,680.6 18,387.0 20,267.1 22,338.3

Power Contracted (MVA) 13,429.2 13,939.6 14,469.6 15,019.7 15,590.8 16,183.8 16,797.7 17,435.0 18,125.0 18,842.0 19,587.1
-- Residential 4,751.0 4,922.3 5,099.7 5,283.5 5,473.9 5,671.1 5,898.9 6,135.9 6,382.4 6,638.7 6,905.3
-- Commercial 4,332.4 4,484.2 4,641.0 4,803.2 4,970.7 5,143.9 5,310.6 5,482.5 5,698.5 5,922.9 6,156.0
-- Public 1,187.3 1,244.0 1,303.5 1,365.9 1,431.4 1,500.0 1,568.3 1,639.8 1,696.4 1,754.8 1,815.2
-- Industrial 3,158.5 3,289.2 3,425.3 3,567.1 3,714.8 3,868.8 4,019.8 4,176.9 4,347.8 4,525.6 4,710.6

Number of Customer 3,477,319 3,603,137 3,733,476 3,868,499 4,008,371 4,153,266 4,318,251 4,489,778 4,669,480 4,856,347 5,050,664
-- Residential 3,173,240 3,287,663 3,406,183 3,528,944 3,656,098 3,787,801 3,939,978 4,098,250 4,262,862 4,434,066 4,612,127
-- Commercial 240,474 248,897 257,604 266,604 275,906 285,519 294,772 304,310 316,300 328,755 341,693
-- Public 52,891 55,419 58,070 60,850 63,765 66,822 69,865 73,049 75,570 78,174 80,865
-- Industrial 10,714 11,158 11,619 12,100 12,602 13,124 13,636 14,169 14,749 15,352 15,980

Total Production (GWh) 3) 32,378.3 34,236.4 37,339.1 40,787.4 44,647.1 48,863.1 53,187.7 57,898.9 63,392.2 69,405.9 75,989.3
Energy Requirement (GWh) 32,378.3 34,236.4 37,339.1 40,787.4 44,647.1 48,863.1 53,187.7 57,898.9 63,392.2 69,405.9 75,989.3
Station Use (%) 2) - - - - - - - - - - -
T&D Losses (%) 1) 9.53 9.00 8.60 8.34 8.26 8.16 8.06 7.96 7.86 7.76 7.66
PS GI&Dis (%) 1) 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34
Load Factor (%) 82.4 82.5 82.6 82.7 82.8 82.9 82.9 83.0 83.1 83.2 83.3
Peak Load (MW) 4,483 4,735 5,159 5,632 6,157 6,731 7,320 7,960 8,707 9,523 10,416

============================ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
PLN Distribusi Jawa Barat
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Distribusi Jawa Barat

========================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
========================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========

Total Population (10^3) 45,977.9 46,792.5 47,632.8 48,458.1 49,302.3 50,149.0 50,992.2 51,851.7 52,709.6 53,568.6 54,422.2
- Growth Rate (%) 1.81 1.77 1.80 1.73 1.74 1.72 1.68 1.69 1.65 1.63 1.59
Growth of GDP (%) 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2 5.8 5.8 5.8 5.8 5.8
Electrification Ratio (%) 65.8 68.6 71.5 74.5 77.7 81.1 84.1 87.3 90.5 93.9 97.4

Energy Sales (GWh) 34,663.6 37,054.3 40,858.1 44,968.8 49,445.6 54,312.1 59,540.6 65,187.2 71,109.2 77,074.3 83,252.9
- Growth Rate (%) 7.2 6.9 10.3 10.1 10.0 9.8 9.6 9.5 9.1 8.4 8.0
-- Residential 10,742.2 11,408.2 12,412.6 13,483.6 14,647.0 15,910.8 17,387.3 19,000.8 20,733.7 22,624.9 24,419.6
-- Commercial 2,670.3 2,943.4 3,244.0 3,575.0 3,939.5 4,340.7 4,757.0 5,212.9 5,704.3 6,241.6 6,828.8
-- Public 1,010.7 1,127.4 1,256.1 1,398.1 1,554.5 1,726.8 1,908.0 2,106.4 2,320.9 2,555.3 2,811.4
-- Industrial 20,240.4 21,575.4 23,945.3 26,512.2 29,304.7 32,333.9 35,488.3 38,867.1 42,350.3 45,652.5 49,193.1

Power Contracted (MVA) 13,054.9 13,665.2 14,307.5 14,982.1 15,689.9 16,431.9 17,149.4 17,897.8 18,661.6 19,456.8 20,284.2
-- Residential 5,864.4 6,219.5 6,597.9 7,000.7 7,429.1 7,884.7 8,337.7 8,817.3 9,316.3 9,844.0 10,402.1
-- Commercial 1,517.9 1,565.2 1,615.0 1,667.2 1,721.7 1,778.5 1,834.2 1,891.9 1,950.8 2,011.8 2,074.8
-- Public 491.6 510.8 530.7 551.1 572.1 593.8 615.2 637.1 659.3 682.2 705.7
-- Industrial 5,180.9 5,369.6 5,563.9 5,763.2 5,967.0 6,174.9 6,362.5 6,551.5 6,735.1 6,918.7 7,101.6

Number of Customer 8,201,722 8,699,397 9,227,416 9,787,646 10,382,067 11,012,783 11,627,370 12,276,850 12,951,223 13,663,253 14,415,069
-- Residential 7,759,305 8,240,382 8,751,286 9,293,866 9,870,086 10,482,031 11,078,283 11,708,893 12,364,122 13,056,462 13,788,029
-- Commercial 227,149 235,171 243,468 252,049 260,923 270,102 279,050 288,286 297,673 307,357 317,346
-- Public 204,157 212,307 220,691 229,317 238,191 247,323 256,297 265,513 274,866 284,469 294,329
-- Industrial 11,111 11,536 11,971 12,415 12,867 13,327 13,741 14,157 14,561 14,964 15,365

Total Production (GWh) 3) 37,769.8 40,017.9 44,102.1 48,513.1 53,314.0 58,542.4 64,157.4 70,219.1 76,573.5 82,970.3 89,602.3
Energy Requirement (GWh) 37,694.3 39,937.9 44,013.9 48,416.1 53,207.4 58,425.3 64,029.1 70,078.7 76,420.4 82,804.3 89,423.1
Station Use (%) 2) 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
T&D Losses (%) 1) 8.04 7.22 7.17 7.12 7.07 7.04 7.01 6.98 6.95 6.92 6.90
PS GI&Dis (%) 1) - - - - - - - - - - -
Load Factor (%) 82.9 83.1 83.3 83.5 83.7 83.8 84.0 84.2 84.4 84.6 84.7
Peak Load (MW) 5,198 5,496 6,044 6,634 7,275 7,971 8,717 9,520 10,359 11,201 12,071

========================== ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============

99
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

100
PLN Distribusi Jawa Tengah & DIY
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Distribusi Jawa Tengah & DIY

============================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
============================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========

Total Population (10^3) 35,610.2 35,749.0 35,890.6 36,008.0 36,131.1 36,248.9 36,355.7 36,463.0 36,556.1 36,642.7
Lampiran A.1

- Growth Rate (%) 0.42 0.39 0.40 0.33 0.34 0.33 0.29 0.30 0.26 0.24
Tenaga Listrik 2009-2018

Growth of GDP (%) 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2 5.8 5.8 5.8 5.8
Rencana Usaha Penyediaan

Electrification Ratio (%) 68.4 70.1 72.8 75.7 78.7 81.8 84.8 87.9 91.2 94.6

Energy Sales (GWh) 14,154.1 15,126.1 16,955.1 19,006.4 21,307.2 23,888.0 26,614.1 29,653.3 32,988.2 36,697.4
- Growth Rate (%) 4.8 6.9 12.1 12.1 12.1 12.1 11.4 11.4 11.2 11.2
-- Residential 6,855.1 7,300.9 8,136.5 9,067.5 10,105.1 11,261.2 12,470.2 13,808.9 15,324.7 17,006.6
-- Commercial 1,544.1 1,656.6 1,869.2 2,109.4 2,380.6 2,686.9 3,013.9 3,381.0 3,738.7 4,133.8
-- Public 1,102.5 1,183.5 1,336.6 1,509.5 1,705.0 1,925.9 2,161.8 2,426.8 2,712.2 3,031.1
-- Industrial 4,652.4 4,985.1 5,612.9 6,320.0 7,116.6 8,014.0 8,968.2 10,036.7 11,212.6 12,525.9

Power Contracted (MVA) 6,868.2 7,101.3 7,398.7 7,708.7 8,031.9 8,368.8 8,699.2 9,042.8 9,398.5 9,768.5
-- Residential 4,191.0 4,327.3 4,524.2 4,730.1 4,945.4 5,170.4 5,391.2 5,621.4 5,866.8 6,122.9
-- Commercial 878.5 910.5 943.7 978.1 1,013.8 1,050.9 1,087.2 1,124.9 1,158.7 1,193.5
-- Public 521.2 540.4 560.2 580.8 602.2 624.4 646.1 668.6 690.9 714.0
-- Industrial 1,277.5 1,323.2 1,370.6 1,419.6 1,470.4 1,523.1 1,574.7 1,628.0 1,682.1 1,738.1

Number of Customer 6,920,490 7,147,227 7,468,634 7,804,511 8,155,510 8,522,312 8,882,143 9,257,179 9,654,881 10,069,659
-- Residential 6,497,306 6,708,563 7,013,915 7,333,140 7,666,865 8,015,749 8,358,014 8,714,862 9,095,343 9,492,364
-- Commercial 209,397 217,027 224,941 233,151 241,667 250,502 259,162 268,130 276,189 284,482
-- Public 208,860 216,532 224,490 232,744 241,305 250,186 258,893 267,908 276,861 286,108
-- Industrial 4,928 5,104 5,287 5,476 5,672 5,875 6,074 6,280 6,489 6,705

Total Production (GWh) 3) 15,206.6 16,233.5 18,176.9 20,354.2 22,793.8 25,527.3 28,410.2 31,620.7 35,139.4 39,048.9
Energy Requirement (GWh) 15,206.6 16,233.5 18,176.9 20,354.2 22,793.8 25,527.3 28,410.2 31,620.7 35,139.4 39,048.9
Station Use (%) 2) - - - - - - - - - -
T&D Losses (%) 1) 6.92 6.82 6.72 6.62 6.52 6.42 6.32 6.22 6.12 6.02
PS GI&Dis (%) 1) - - - - - - - - - -
Load Factor (%) 65.4 65.7 66.0 66.3 66.7 67.0 67.3 67.7 68.0 68.4
Peak Load (MW) 2,656 2,821 3,143 3,503 3,903 4,349 4,816 5,334 5,898 6,521

============================== ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik
Proyeksi Kebutuhan
PLN Tenaga Listrik
Distribusi PLN Distribusi
Jawa Timur Jawa Timur
=========================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
=========================== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========

Total Population (10^3) 35,989.9 36,128.0 36,269.5 36,387.3 36,510.5 36,628.5 36,734.5 36,840.4 36,932.3 37,015.0
- Growth Rate (%) 0.41 0.38 0.39 0.32 0.34 0.32 0.29 0.29 0.25 0.22
Growth of GDP (%) 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2 5.8 5.8 5.8 5.8
Electrification Ratio (%) 64.0 65.7 68.4 71.2 74.1 77.1 80.1 83.6 87.3 91.2

Energy Sales (GWh) 20,454.5 21,936.3 24,114.3 26,509.8 29,144.7 32,043.3 35,054.9 38,351.7 41,634.6 45,198.9
- Growth Rate (%) 5.1 7.2 9.9 9.9 9.9 9.9 9.4 9.4 8.6 8.6
-- Residential 7,441.8 7,941.6 8,672.3 9,470.0 10,340.8 11,291.5 12,267.4 13,327.3 14,355.0 15,461.6
-- Commercial 2,461.2 2,676.4 2,996.4 3,353.8 3,752.9 4,198.7 4,673.0 5,199.8 5,672.9 6,188.8
-- Public 1,155.5 1,248.5 1,386.2 1,539.3 1,709.4 1,898.4 2,097.9 2,318.6 2,528.5 2,757.3
-- Industrial 9,396.1 10,069.8 11,059.4 12,146.8 13,341.6 14,654.6 16,016.6 17,506.0 19,078.2 20,791.1

Power Contracted (MVA) 9,483.0 9,824.8 10,244.5 10,682.2 11,138.8 11,615.1 12,083.7 12,608.9 13,135.7 13,685.3
-- Residential 4,731.1 4,890.0 5,119.9 5,360.5 5,612.4 5,876.0 6,135.5 6,443.8 6,767.6 7,107.7
-- Commercial 1,262.9 1,318.2 1,375.7 1,435.6 1,497.9 1,562.9 1,627.3 1,694.2 1,750.5 1,808.6
-- Public 571.6 594.6 618.5 643.4 669.4 696.4 723.1 750.9 775.7 801.3
-- Industrial 2,917.4 3,022.0 3,130.4 3,242.7 3,359.1 3,479.8 3,597.8 3,719.9 3,841.9 3,967.8

Number of Customer 6,959,269 7,197,566 7,533,310 7,884,626 8,252,234 8,636,887 9,015,616 9,461,816 9,925,328 10,411,670
-- Residential 6,434,867 6,650,984 6,963,637 7,290,913 7,633,492 7,992,085 8,344,997 8,764,370 9,204,768 9,667,245
-- Commercial 322,840 336,957 351,658 366,966 382,907 399,506 415,976 433,091 447,473 462,323
-- Public 190,199 197,855 205,823 214,118 222,753 231,743 240,631 249,867 258,124 266,649
-- Industrial 11,362 11,769 12,192 12,629 13,082 13,552 14,012 14,488 14,962 15,453

Total Production (GWh) 3) 22,219.2 23,803.0 26,138.0 28,703.4 31,522.3 34,619.8 37,832.7 41,346.1 44,837.0 48,623.1
Energy Requirement (GWh) 22,219.2 23,803.0 26,138.0 28,703.4 31,522.3 34,619.8 37,832.7 41,346.1 44,837.0 48,623.1
Station Use (%) 2) - - - - - - - - - -
T&D Losses (%) 1) 7.93 7.83 7.73 7.63 7.53 7.43 7.33 7.23 7.13 7.03
PS GI&Dis (%) 1) 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Load Factor (%) 68.9 69.1 69.3 69.5 69.7 69.9 70.1 70.4 70.6 70.8
Peak Load (MW) 3,681 3,932 4,305 4,713 5,160 5,651 6,157 6,708 7,253 7,842

============================ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============

101
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

102
PLN Distribusi Bali
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Distribusi Bali
========================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
========================= =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== =========== ===========

Total Population (10^3) 3,510.2 3,553.4 3,596.7 3,636.2 3,676.3 3,715.6 3,754.7 3,792.6 3,828.7 3,864.6 3,899.5
- Growth Rate (%) 1.25 1.23 1.22 1.10 1.10 1.07 1.05 1.01 0.95 0.94 0.90
Lampiran A.1

Growth of GDP (%) 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Electrification Ratio (%) 72.3 73.4 76.0 78.7 81.5 84.4 87.2 90.1 93.0 96.1 99.3
Rencana Usaha Penyediaan

Energy Sales (GWh) 2,487.0 2,654.7 3,024.1 3,435.1 3,893.1 4,404.3 4,944.5 5,544.5 6,229.9 7,000.1 7,865.5
- Growth Rate (%) 4.7 6.7 13.9 13.6 13.3 13.1 12.3 12.1 12.4 12.4 12.4
-- Residential 1,078.6 1,143.1 1,272.4 1,416.3 1,576.4 1,754.6 1,939.6 2,144.1 2,385.4 2,653.9 2,952.5
-- Commercial 1,138.0 1,220.0 1,386.3 1,575.4 1,790.6 2,035.4 2,298.3 2,595.6 2,933.1 3,314.2 3,744.5
-- Public 169.8 183.3 210.9 242.6 279.1 321.2 367.1 419.7 475.8 539.3 611.2
-- Industrial 100.6 108.2 154.4 200.7 246.9 293.2 339.4 385.1 435.6 492.7 557.3

Power Contracted (MVA) 1,334.8 1,379.2 1,438.7 1,500.7 1,565.5 1,633.2 1,699.6 1,768.8 1,840.6 1,915.4 1,993.2
-- Residential 658.0 677.7 711.4 746.8 783.9 822.8 861.1 901.1 942.9 986.7 1,032.5
-- Commercial 543.4 563.0 583.3 604.3 626.2 648.8 671.0 693.9 717.8 742.5 768.0
-- Public 88.9 92.4 96.1 99.9 103.9 108.0 112.1 116.4 120.5 124.7 129.1
-- Industrial 44.5 46.2 47.9 49.7 51.6 53.6 55.5 57.4 59.4 61.5 63.6

Number of Customer 739,520 762,294 799,062 837,607 878,014 920,373 961,962 1,005,430 1,050,785 1,098,177 1,147,700
-- Residential 651,137 670,627 703,986 738,992 775,724 814,268 852,111 891,697 933,106 976,419 1,021,725
-- Commercial 61,181 63,386 65,672 68,043 70,501 73,051 75,548 78,132 80,820 83,598 86,470
-- Public 26,559 27,615 28,713 29,855 31,044 32,281 33,503 34,772 36,001 37,273 38,588
-- Industrial 642 666 692 718 745 773 800 829 857 887 918

Total Production (GWh) 3) 2,674.2 2,852.9 3,243.0 3,673.9 4,141.6 4,685.4 5,260.1 5,898.4 6,627.6 7,446.9 8,367.5
Energy Requirement (GWh) 2,674.2 2,852.9 3,243.0 3,673.9 4,141.6 4,685.4 5,260.1 5,898.4 6,627.6 7,446.9 8,367.5
Station Use (%) 2) - - - - - - - - - - -
T&D Losses (%) 1) 7.00 6.95 6.75 6.50 6.00 6.00 6.00 6.00 6.00 6.00 6.00
PS GI&Dis (%) 1) - - - - - - - - - - -
Load Factor (%) 65.1 66.1 67.1 68.1 69.1 70.1 71.1 72.1 73.1 74.1 75.1
Peak Load (MW) 469 492 551 616 684 763 844 933 1,035 1,147 1,271

========================= ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============ ============
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran A.1

PENJELASAN Lampiran A.1


PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
Proyeksi Kebutuhan Listrik Sistem Jawa – Bali

Proyeksi kebutuhan sistem Jawa – Bali disusun berdasarkan proyeksi kebutuhan listrik di masing-masing PLN
Distribusi, yaitu PLN Distribusi Jawa Barat & Banten, PLN Distribusi DKI Jakarta & Tangerang, PLN Distribusi
Jawa Tengah & DI Yogyakarta, PLN Distribusi Jawa Timur serta PLN Distribusi Bali, dengan memperhitung-
kan dinamika pertumbuhan ekonomi setempat, peningkatan rasio elektrifikasi serta adanya perbaikan tingkat
efisiensi (penurunan susut distribusi) di masing-masing regional sistem distribusi.

Kebutuhan listrik sistem Jawa Bali pada tahun 2009 sebesar 107.8 TWh akan naik menjadi 250.9 TWh pada
tahun 2018, atau tumbuh rata-rata sebesar 9.54% per tahun. Perkiraan ini sudah termasuk sistem kecil yang
masih terpisah dari sistem besar Jawa - Bali.

Kondisi saat ini menunjukkan bahwa kebutuhan tenaga listrik di Jawa-Bali sebagian besar atau 35% memenuhi
kebutuhan konsumen di Jawa Barat dan Banten, sekitar 29% di DKI Jakarta & Tangerang, 20% memenuhi
kebutuhan konsumen di Jawa Timur, 14% untuk konsumen di Jawa Tengah & DI Yogyakarta serta 3% untuk
konsumen di Bali, dengan proyeksi kebutuhan listrik sesuai Tabel  A.1.1.

Tabel A.1.1 Kebutuhan tenaga listrik per wilayah kerja PLN Distribusi (GWh)

Tahun DKI Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bali Jumlah
2009 31,039 37,054 15,126 21,936 2,655 107,810
2010 34,001 40,858 16,955 24,114 3,024 118,952
2011 37,248 44,969 19,006 26,510 3,435 131,168
2012 40,807 49,446 21,307 29,145 3,893 144,598
2013 44,710 54,312 23,888 32,043 4,404 159,357
2014 48,720 59,541 26,614 35,055 4,945 174,874
2015 53,093 65,187 29,653 38,352 5,545 191,830
2016 58,194 71,109 32,988 41,635 6,230 210,156
2017 63,784 77,074 36,697 45,199 7,000 229,755
2018 69,910 83,253 40,823 49,069 7,865 250,920

Beban puncak sistem Jawa Bali pada tahun 2009 sebesar 18.85 GW akan naik menjadi 43.63 GW pada tahun
2018 atau rata-rata naik sebesar 2,600 MW per tahun setara dengan tumbuh 9.49% per tahun.

Beban puncak tersebut merupakan kontribusi beban di wilayah kerja PLN Distribusi Jawa Barat & Banten 28%,
PLN Distribusi DKI Jakarta & Tangerang 24%, PLN Distribusi Jawa Timur 19,5%, PLN Distribusi Jawa Tengah
& DI Yogyakarta 16,5% dan PLN Distribusi Bali sebesar 3%.

103
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran A.1

Proyeksi beban puncak sistem distribusi pada periode 2009-2018 per wilayah kerja PLN Distribusi dan perkem-
bangan beban puncak sistem Jawa Bali ditunjukkan pada Tabel A.1.2.

Tabel A.1.2 Beban puncak per wilayah kerja PLN Distribusi (MW)

Tahun DKI Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bali Jumlah
2009 4,735 5,496 2,821 3,932 492 18,854
2010 5,159 6,044 3,143 4,305 551 20,900
2011 5,632 6,634 3,503 4,713 616 23,012
2012 6,157 7,275 3,903 5,160 684 25,343
2013 6,731 7,971 4,349 5,651 763 27,906
2014 7,320 8,717 4,816 6,157 844 30,597
2015 7,960 9,520 5,334 6,708 933 33,535
2016 8,707 10,359 5,898 7,253 1,035 36,708
2017 9,523 11,201 6,521 7,842 1,147 39,949
2018 10,416 12,071 7,211 8,478 1,271 43,629

Jumlah pelanggan yang tersambung di sistem Jawa Bali pada tahun 2009 sejumlah 27,4 juta pelanggan, akan
bertambah menjadi 42,0 juta pelanggan pada tahun 2018 atau jumlah calon pelanggan yang akan disambung
pada periode tersebut rata-rata 1,57 juta pelanggan per tahun.
Sistem Jawa Bali akan melayani pelanggan secara tersebar dengan porsi jumlah pelanggan terbanyak berada
di wilayah kerja PLN Distribusi Jawa Barat & Banten yaitu 34%, disusul PLN Distribusi Jawa Timur sebanyak
26%, kemudian PLN Distribusi Jawa Tengah & DI Yogyakarta 25%, PLN Distribusi DKI Jakarta & Tangerang
12% dan PLN Distribusi Bali sebanyak 3%.

Proyeksi jumlah pelanggan pada periode 2009-2018 per wilayah kerja PLN Distribusi di Jawa - Bali sesuai
Tabel A.1.3.

Tahun DKI Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bali Jumlah
Tabel A.1.3
2009 Proyeksi jumlah
3,603,137 pelanggan
8,699,397 per wilayah
7,147,227 kerja PLN Distribusi
7,197,566 762,294 27,409,620
2010 3,733,476 9,227,416 7,468,634 7,533,310 799,062 28,761,899
2011 3,868,499 9,787,646 7,804,511 7,884,626 837,607 30,182,889
2012 4,008,371 10,382,067 8,155,510 8,252,234 878,014 31,676,196
2013 4,153,266 11,012,783 8,522,312 8,636,887 920,373 33,245,620
2014 4,318,251 11,627,370 8,882,143 9,015,616 961,962 34,805,342
2015 4,489,778 12,276,850 9,257,179 9,461,816 1,005,430 36,491,054
2016 4,669,480 12,951,223 9,654,881 9,925,328 1,050,785 38,251,697
2017 4,856,347 13,663,253 10,069,659 10,411,670 1,098,177 40,099,106
2018 5,050,664 14,415,069 10,502,244 10,921,970 1,147,700 42,037,648

Daya kontrak pelanggan sistem Jawa Bali pada tahun 2009 hampir 45.910 MVA, diproyeksikan pada tahun
2018 akan tumbuh menjadi 66.276 MVA atau akan ada penambahan daya kontrak rata-rata sebesar 2.210
MVA per tahun.

104
Jumlah daya terkontrak paling banyak berada di wilayah kerja PLN Distribusi Jawa Barat & Banten sebesar
31%, PLN Distribusi DKI Jakarta & Tangerang sebesar 30%, disusul PLN Distribusi Jawa Timur sebesar 21%,
kemudian PLN Distribusi Jawa Tengah & DI Yogyakarta 15%, dan PLN Distribusi Bali sebesar 3%.

Proyeksi daya terkontrak pada periode 2009-2018 per wilayah kerja PLN Distribusi di Jawa - Bali sesuai Tabel
A.1.4.

Tabel A.1.4 Proyeksi daya kontrak per wilayah kerja PLN Distribusi (MVA)

Tahun DKI Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bali Jumlah
2009 13,940 13,665 7,101 9,825 1,379 45,910
2010 14,470 14,307 7,399 10,244 1,439 47,859
2011 15,020 14,982 7,709 10,682 1,501 49,894
2012 15,591 15,690 8,032 11,139 1,566 52,017
2013 16,184 16,432 8,369 11,615 1,633 54,233
2014 16,798 17,149 8,699 12,084 1,700 56,430
2015 17,435 17,898 9,043 12,609 1,769 58,753
2016 18,125 18,662 9,399 13,136 1,841 61,161
2017 18,842 19,457 9,768 13,685 1,915 63,668
2018 19,587 20,284 10,153 14,259 1,993 66,276

1. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik DKI Jakarta &


Tangerang

DKI Jakarta sebagai ibukota negara dan pusat pemerintahan mempunyai posisi dan peran yang sangat
strategis dan sentral. Keberadaan kawasan bisnis dan pusat-pusat industri, masih akan terus dikem-
bangkan sebagai satu kesatuan yang menyertai keberadaan dan dinamika sebagai Ibukota, membutuh-
kan tenaga listrik dalam jumlah besar. Oleh karena itu, kecukupan dan kehandalan pasokan listrik mutlak
diperlukan.

1.1. Asumsi

− Pertumbuhan ekonomi diasumsikan rata-rata sebesar 6% per tahun dan tidak dipengaruhi oleh
gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis finansial global.
− Pertumbuhan penduduk diproyeksikan 1,3% per tahun
− Susut distribusi ditargetkan akan turun menjadi 7,7% pada tahun 2018
− Rasio elektrifikasi ditargetkan mencapai hampir 100% pada tahun 2018
− Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,5

1.2. Proyeksi Kebutuhan Listrik DKI Jakarta & Tangerang

Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut di­atas,
kebutuhan listrik dihitung dengan software DKL 3.01 dan diperoleh proyeksi kebutuhan listrik 2009 –

105
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.1 A.1

2018 meliputi energi terjual dan energi siap dikirim, beban puncak sistem distribusi dan jumlah pelanggan
tersam­bung dan daya kontrak.

2. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik Jawa Barat &


Banten

Jawa Barat & Banten mempunyai jumlah populasi terbesar di sistem Jawa Bali, dengan keberadaan
industri-industri besar yang tersebar di banyak kawasan, membutuhkan energi listrik dalam jumlah besar
dengan tingkat keandalan yang memadai. Kebutuhan listrik paling besar diserap oleh konsumen industri
yang mencapai porsi 59%, disusul konsumen rumah tangga yang mencapai sekitar 30% dan bisnis serta
publik masing-masing 8% dan 3%. Mengingat posisi Banten yang berdekatan dengan DKI Jakarta, maka
industri disana pun akan semakin berkembang pesat. Oleh karena itu, ketersediaan pasokan listrik dalam
jumlah yang cukup dan handal sangat diperlukan.

2.1. Asumsi

− Pertumbuhan ekonomi di asumsikan rata-rata sebesar 6% per tahun dan tidak dipengaruhi oleh
gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis finansial global.
− Pertumbuhan penduduk diproyeksikan 1,7% per tahun
− Susut distribusi ditargetkan bisa turun menjadi 6,9% pada tahun 2018
− Rasio elektrifikasi ditargetkan mencapai 97% pada tahun 2018
− Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,5.

2.2. Proyeksi Kebutuhan Listrik Jawa Barat & Banten 2009-2018

Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut di atas,
kebutuhan listrik dihitung dengan software DKL 3.01, diperoleh proyeksi kebutuhan listrik 2009 – 2018.

3. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik Jawa Tengah & DI


Yogyakarta

Jawa Tengah & DI Yogyakarta lebih merupakan daerah untuk pemukiman, hal ini tercermin dari tingkat
penggunaan energi listriknya. Konsumsi listrik lebih banyak diserap oleh sektor rumah tangga yang men-
capai 46%, kemudian disusul kelompok industri sebesar 34%, sektor bisnis dan publik masing-masing
sebesar 11% dan 8%. Mengingat masih banyak masyarakat yang akan dilistriki, maka kebutuhan listrik
di Jawa Tengah & DI Yogyakarta masih cukup besar. Oleh karena itu, ketersediaan pasokan listrik dalam
jumlah cukup dan handal sangat diperlukan.

106
3.1. Asumsi

− Pertumbuhan ekonomi di asumsikan rata-rata sebesar 6% per tahun dan tidak dipengaruhi oleh
gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis finansial global.
− Pertumbuhan penduduk diproyeksikan 0,3% per tahun
− Susut distribusi ditargetkan turun menjadi 5,9% pada tahun 2018
− Rasio elektrifikasi pada tahun 2009 sebesar 70%, ditargetkan pada tahun 2018 bisa mencapai
98%
− Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,87 meng-
ingat adanya upaya untuk melistriki lebih banyak pada tahun-tahun mendatang.

3.2. Proyeksi Kebutuhan Listrik Jawa Tengah & DI Yogyakarta 2009-2018

Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut diatas,
kebutuhan listrik dihitung dengan software DKL 3.01, diperoleh proyeksi kebutuhan listrik 2009 – 2018.

4. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik Jawa Timur

Jawa Timur dengan populasi penduduk terbesar nomor dua setelah Jawa Barat & Banten, merupakan
daerah yang potensial untuk tetap dikembangkan sebagai daerah industri dan perdagangan mengingat
posisi geografis dan ketersediaan infrastruktur yang cukup memadai. Konsumsi listrik sektor industri
menyerap porsi terbesar, mencapai 46%, disusul sektor rumah tangga sebesar 36%, sektor komersial
sebesar 12% dan kelompok pelanggan publik 6%. Mengingat industri masih akan terus berkembang dan
banyak masyarakat yang akan dilistriki, maka kebutuhan listrik di Jawa Timur masih cukup besar. Oleh
karena itu, ketersediaan pasokan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan.

4.1 Asumsi

− Pertumbuhan ekonomi di asumsikan rata-rata sebesar 6% per tahun dan tidak dipengaruhi oleh
gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis finansial global.
− Pertumbuhan penduduk diproyeksikan 0,3% per tahun.
− Susut distribusi ditargetkan turun menjadi 6,9% pada tahun 2018.
− Rasio elektrifikasi pada tahun 2009 sebesar 66%, ditargetkan pada tahun 2018 mencapai 95%.
− Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,5 meng-
ingat adanya upaya untuk melistriki lebih banyak pada tahun-tahun mendatang, baik untuk industri
maupun rumah tangga.

107
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.1 A.1

4.2 Proyeksi Kebutuhan Listrik Jawa Tengah & DI Yogyakarta 2009-2018

Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut di atas,
kebutuhan listrik di hitung dengan software DKL 3.01, diperoleh proyeksi kebutuhan listrik 2009 – 2018.

5. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik Bali

Pulau Bali adalah daerah tujuan wisata dunia dan merupakan salah satu andalan bagi Indonesia untuk
mendapatkan devisa. Jutaan wisatawan asing dan domestik setiap tahunnya berkunjung ke Bali. Hotel
dan kawasan bisnis tumbuh cepat dan dinamis. Hal ini tercermin dari konsumsi listrik yang didominasi
kelompok pelanggan komersial yang menempati porsi terbesar, yaitu 46%, disusul sektor rumah tangga
sebesar 43%, sektor publik sebesar 7% dan sektor industri 4%. Mengingat industri pariwisata akan terus
dikembangkan termasuk fasilitas pendukungnya dan banyak masyarakat yang akan dilistriki, maka kebu-
tuhan listrik di Bali masih besar. Oleh karena itu, ketersediaan pasokan listrik dalam jumlah yang cukup
dan handal sangat diperlukan.

5.1 Asumsi

− Pertumbuhan ekonomi di asumsikan rata-rata sebesar 6,4% per tahun dan tidak dipengaruhi oleh
gejolak yang bersifat jangka pendek seperti krisis finansial global.
− Pertumbuhan penduduk diproyeksikan rata-rata 1% per tahun.
− Susut distribusi ditargetkan menjadi 6% pada tahun 2018.
− Rasio elektrifikasi pada tahun 2009 sebesar 73%, ditargetkan pada tahun 2018 mencapai 99%.
− Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 2 mengingat
adanya upaya untuk melistriki lebih banyak pada tahun-tahun mendatang, baik untuk pelanggan
bisnis maupun rumah tangga.

5.2 Proyeksi Kebutuhan Listrik Jawa Tengah & DI Yogyakarta 2009-2018

Dari realisasi pengusahaan lima tahun sebelumnya dan dengan menggunakan asumsi tersebut diatas,
kebutuhan listrik dihitung dengan software DKL 3.01, diperoleh proyeksi kebutuhan listrik 2009 – 2018.

108
Lampiran A.2
NERACA DAYA &
RINCIAN PENGEMBANGAN
PEMBANGKIT SISTEM JAWA BALI
110
Grafik Neraca Daya Sistem Jawa-Bali
Grafik Neraca Daya Sistem Jawa-Bali

43%
65,000

Kapasitas Terpasang PLTP IPP


PLTP PLN PLTU IPP
Lampiran A.2

60,000 PLTU PLN PLTU PLN Baru Pumped Storage


PLTGU IPP PLTGU PLN
Tenaga Listrik 2009-2018

PLTG IPP PLTG PLN 42%


Rencana Usaha Penyediaan

PLTA IPP PLTA PLN


PLTN PEAK DEMAND FORECAST
55,000
42%
PLTG
50,000 42%

42% PLTGU
45,000

42%
40,000
43% PLTU PERCEPATAN 2
35,000
41%

44%
30,000

33%
PLTU PERCEPATAN 1
25,000 PLTU IPP
26%
PLTP IPP
20,000

Kapasitas Terpasang
15,000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

2
Neraca Daya Sistem Jawa-Bali [1/4]
No. Pasokan dan Kebutuhan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Kebutuhan
Sales GWh 100,942 107,810 118,952 131,168 144,598 159,357 174,874 191,830 210,156 229,755 250,920
Pertumbuhan % 5.6 6.8 10.3 10.3 10.2 10.2 9.7 9.7 9.6 9.3 9.2
Produksi GWh 117,354 124,694 137,313 151,186 166,500 183,340 201,020 220,325 241,174 262,465 286,644
Faktor Beban % 76.0 75.5 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0 75.0
Beban Puncak Bruto MW 17,627 18,854 20,900 23,012 25,343 27,906 30,597 33,535 36,708 39,949 43,629
2 Pasokan MW
Kapasitas Terpasang 22,236 21,936 21,503 21,327 21,327 21,327 21,327 21,327 21,327 21,327 21,327
PLN 18,371 18,071 17,638 17,462 17,462 17,462 17,462 17,462 17,462 17,462 17,462
IPP 3,865 3,865 3,865 3,865 3,865 3,865 3,865 3,865 3,865 3,865 3,865
Retired 0 -300 -433 -176 0 0 0 0 0 0 0
3 Tambahan Kapasitas
3.1 PLN
Ongoing Project MW - 2,890 5,218 900 - - - - - - -
Rencana
Upper Cisokan PS PS - - - - - - 1,000 - - - -
Muara Tawar Add-On 2,3,4 PLTGU - - - 150 1,050 - - - - - -
Bojanegara (LNG Terminal) PLTGU - - - - - - - 750 750 750 -
PLTGU Baru PLTGU - - - - - - - - 1,500 - 1,500
PLTG Baru PLTG - - - - - - - 1,400 - 1,200 -
PLTU Baru PLTU - - - - 1,000 2,000 - 1,000 - - 2,000
Kesamben PLTA - - - - - - - - - 37 -
Kalikonto-2 PLTA - - - - - - - - 62 - -
Matenggeng PS PS - - - - - - - - - 885 -
Grindulu PS PS - - - - - - - - - - 1,000

111
112
Neraca Daya Sistem Jawa-Bali [1/4]
lanjutan
No. Pasokan dan Kebutuhan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

3.2 IPP
Ongoing Project MW 60 260 130 910 - - - - - - -
Lampiran A.2

Rencana
Tenaga Listrik 2009-2018

Banten PLTU - - - - - - 660 - - - -


Rencana Usaha Penyediaan

Madura PLTU - - - - 100 100 - - - - -


Bali Timur (Infrastruktur) PLTU - - - - - 200 - - - - -
Sumatera Mulut Tambang PLTU - - - - - - - - 1,800 1,200 -
PLTU Jawa Tengah
(Infrastruktur) PLTU - - - - - - 1,000 1,000 - - -
Paiton #3-4 Exp (IPP) PLTU - - - - 800 - - - - - -
Tanjung Jati B Exp (IPP) PLTU - - - 660 660 - - - - - -
PLTU Jabar (Ex. Tj Jati A) PLTU - - - - - 660 660 - - - -
Panas Bumi PLTP - - - - 225 415 505 40 140 640 945
Rajamandala PLTA - - - - - - - - 30 - -
Jatigede PLTA - - - - - - - - - 110 -
4 Jumlah Pasokan 22,296 25,146 30,061 32,505 36,340 39,715 43,540 47,730 52,012 56,834 62,279
5 Cadangan % 26 33 44 41 43 42 42 42 42 42 43
Daftar Ongoing Project Pembangkit [2/4]
Sistem Jawa-Bali
Daftar Ongoing Project Pembangkit [2/4] Sistem Jawa-Bali

No. Nama Pembangkit 2008 2009 2010 2011


Ongoing Project
PLN
Muara Karang PLTGU - 500 /Juni 194 /Juli -
Muara Tawar PLTGU - - 241 /Juni -
Priok Extension PLTGU - 500 /Des 243 /Nov -
Suralaya #8 PLTU - - 625 /Mar -
Labuan PLTU - 600 /Jun-Sep - -
Teluk Naga/Lontar PLTU - - 945 /Feb-Mei-Agt -
Pelabuhan Ratu PLTU - - 1,050 /Feb-Mei-Agt -
Indramayu PLTU - 660 /Sep-Des 330 /Mar -
Rembang PLTU - 630 /Sep-Des - -
Pacitan PLTU - - 630 /Feb-Mei -
Paiton Baru PLTU - - 660 /Mar -
Tj. Awar-awar PLTU - - 300 /Okt 300 /Jan
Tj Jati Baru / Cilacap Baru PLTU - - - 600 /Agt
Total Ongoing Project PLN - 2,890 5,218 900
IPP
Kamojang #4 - Operasi PLTP 60 /Jan - - -
Wayang Windu PLTP - 110 /Mar - -
Cikarang Listrindo PLTG 150 /Jul
Cirebon PLTU - - - 660 /Nov
Bali Utara/Celukan Bawang PLTU - - 130 250 /Mid
Total Ongoing Project IPP 60 260 130 910
Total Ongoing Project 60 3,150 5,348 1,810

113
Jadwal Proyek Pembangkit Panas Bumi [3/4]

114
Jadwal Proyek Pembangkit Jawa-Bali
SistemPanas Bumi [3/4] Sistem Jawa-Bali

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Proyek Panas Bumi
IPP
Cibuni PLTP - - - - - 10 - - - - -
Lampiran A.2

Patuha PLTP - - - - - 180 - - - - -


Tenaga Listrik 2009-2018

Bedugul PLTP - - - - 10 - - - 55 55 55
Rencana Usaha Penyediaan

Gunung Tangkuban Perahu PLTP - - - - - - 110 - - - -


Cisolok - Cisukarame PLTP - - - - - - 30 - 55 55 -
Ungaran PLTP - - - - - - 55 - 30 55 55
Kamojang PLTP - - - - - 60 - 40 - - -
Salak PLTP - - - - - 40 - - - - -
Darajat PLTP - - - - 20 55 - - - - -
Wayang Windu PLTP - - - - 110 70 - - - 50 -
Karaha Bodas PLTP - - - - 30 - 110 - - - 110
Dieng PLTP - - - - 55 - 60 - - 55 55
Ijen PLTP - - - - - - 30 - - - -
Wilis/Ngebel PLTP - - - - - - 110 - - - -
Batukuwung PLTP - - - - - - - - - 55 110
Endut PLTP - - - - - - - - - 110 110
Mangunan PLTP - - - - - - - - - 30 55
Slamet PLTP - - - - - - - - - 55 110
Arjuno PLTP - - - - - - - - - 55 55
Iyang Argopuro PLTP - - - - - - - - - 55 220
Citaman-Karang PLTP - - - - - - - - - 10 10
Total Proyek Panas Bumi - - - - 225 415 505 40 140 640 945
Jadwal Penghapusan (Retirement) [4/4]
Sistem Jawa-Bali 2008-2018
Jadwal Penghapusan (Retirement) [4/4] Sistem Jawa-Bali 2008-2018

Pembangkit 2009 2010 2011


Retired
1 Sunyaragi PLTG 40
2 Cilacap PLTG 55
3 Gilitimur PLTG 40
4 Pemaron PLTG 98
5 Tambak Lorok PLTU 100
6 Priok PLTU 100
7 Perak PLTU 100
8 Muara Karang PLTU 300
9 Bali PLTD 38 38
Total Retired 300 433 176

115
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran A.2

Rincian Proyek Pembangkit


Sistem
Rincian Proyek Jawa-Bali
Pembangkit 2008-2018
Sistem Jawa-Bali 2008-2018
Ka pa sita s T a hun Sumbe r
No N a ma Proye k Pe nye le ngga ra Je nis Sta tus
(MW ) Ope ra si D a na
1 Muara Karang Repowering PLN PLTGU 500 2009 On Going JBIC
2 Priok Extension PLN PLTGU 500 2009 On Going JBIC
3 Labuhan PLN PLTU 600 2009 On Going Perpres
4 Indramayu PLN PLTU 660 2009 On Going Perpres
5 Rembang PLN PLTU 630 2009 On Going Perpres
6 Muara Karang Repowering PLN PLTGU 194 2010 On Going JBIC
7 Muara Tawar Repowering PLN PLTGU 241 2010 On Going JBIC
8 Priok Extension PLN PLTGU 243 2010 On Going JBIC
9 Suralaya PLN PLTU 625 2010 On Going Perpres
10 Teluk Naga/Lontar PLN PLTU 945 2010 On Going Perpres
11 Pelabuhan Ratu PLN PLTU 1,050 2010 On Going Perpres
12 Indramayu PLN PLTU 330 2010 On Going Perpres
13 Pacitan PLN PLTU 630 2010 On Going Perpres
14 Paiton PLN PLTU 660 2010 On Going Perpres
15 Tj. Awar-awar PLN PLTU 300 2010 On Going Perpres
16 Muara Tawar Add-On 2,3,4 PLN PLTGU 150 2011 Committed JBIC
17 Tj. Awar-awar PLN PLTU 300 2011 On Going Perpres
18 Tj. Jati Baru/Cilacap PLN PLTU 600 2011 On Going Perpres
19 Muara Tawar Add-On 2,3,4 PLN PLTGU 1,050 2012 Committed JBIC
20 Cilacap Baru PLN PLTU 1,000 2012 Plan Plan
21 Cilacap Baru PLN PLTU 1,000 2013 Plan Plan
22 Indramayu Baru PLN PLTU 1,000 2013 Plan Plan
23 Upper Cisokan Pumped Storage PLN PLTA 250 2014 Plan Plan
24 Upper Cisokan Pumped Storage PLN PLTA 250 2014 Plan Plan
25 Upper Cisokan Pumped Storage PLN PLTA 250 2014 Plan Plan
26 Upper Cisokan Pumped Storage PLN PLTA 250 2014 Plan Plan
27 Kesamben PLN PLTA 37 2017 Plan Plan
28 Kalikonto PLN PLTA 62 2016 Plan Plan
29 Indramayu PLN PLTU 1,000 2015 Plan Plan
30 LNG Bojanegara PLN PLTGU 750 2015 Plan Plan
31 Baru PLN PLTG 1,400 2015 Plan Plan
32 LNG Bojanegara PLN PLTGU 750 2016 Plan Plan
33 Baru PLN PLTGU 1,500 2016 Plan Plan
34 Matenggeng PS PLN PLTA 885 2017 Plan Plan
35 Baru PLN PLTG 1,200 2017 Plan Plan
36 LNG Bojanegara PLN PLTGU 750 2017 Plan Plan
37 Grindulu PS PLN PLTA 1,000 2018 Plan Plan
38 Baru PLN PLTGU 1,500 2018 Plan Plan
39 Baru PLN PLTU 2,000 2018 Plan Plan
40 Kamojang #4 Swasta PLTP 60 2008 Operasi Plan
41 Cikarang Listrindo Swasta PLTG 150 2009 On Going IPP
42 Wayang Windu Swasta PLTP 110 2009 On Going IPP
43 Bali Utara/Celukan Bawang Swasta PLTU 130 2010 On Going IPP
44 Cirebon Swasta PLTU 660 2011 On Going IPP
45 Bali Utara/Celukan Bawang Swasta PLTU 250 2011 On Going IPP
46 Tanjung Jati B Exp Swasta PLTU 660 2011 On Going IPP
47 Bedugul Swasta PLTP 10 2012 Plan IPP
48 Darajat Swasta PLTP 20 2012 Plan IPP
49 Wayang Windu Swasta PLTP 110 2012 Plan IPP
50 Karaha Bodas Swasta PLTP 30 2012 Plan IPP
51 Dieng Swasta PLTP 55 2012 Plan IPP
52 Madura Swasta PLTU 100 2012 Plan IPP
53 Tanjung Jati B Exp Swasta PLTU 660 2012 Committed IPP
54 Paiton 3-4 Exp Swasta PLTU 800 2012 Committed IPP
55 Kamojang Swasta PLTP 60 2013 Plan IPP
56 Rajamandala Swasta PLTA 30 2016 Plan IPP
57 Cibuni Swasta PLTP 10 2013 Plan IPP
58 Patuha Swasta PLTP 180 2013 Plan IPP
59 Salak Swasta PLTP 40 2013 Plan IPP
60 Darajat Swasta PLTP 55 2013 Plan IPP
61 Wayang Windu Swasta PLTP 70 2013 Plan IPP
62 Madura Swasta PLTU 100 2013 Plan IPP
63 Jabar (Ex. Tj Jati A) Swasta PLTU 660 2013 Plan IPP
64 Bali Timur (Infrastruktur) Swasta PLTU 200 2013 Plan IPP
65 Jatigede Swasta PLTA 110 2017 Plan IPP

116
Rincian Proyek Pembangkit
Sistem
Rincian Proyek Jawa-Bali
Pembangkit 2008-2018
Sistem Jawa-Bali 2008-2018
lanjutan
Ka pa sita s T a hun S umbe r
No N a ma P roye k P e nye le ngga ra Je nis S ta tus
(MW ) Ope ra si D a na
66 Dieng Swasta PLTP 60 2014 Plan IPP
67 G. Tangkuban Perahu Swasta PLTP 110 2014 Plan IPP
68 Cisolok-Cisukarame Swasta PLTP 30 2014 Plan IPP
69 Ungaran Swasta PLTP 55 2014 Plan IPP
70 Karaha Bodas Swasta PLTP 110 2014 Plan IPP
71 Ijen Swasta PLTP 30 2014 Plan IPP
72 Wilis/Ngebel Swasta PLTP 110 2014 Plan IPP
73 Jabar (Ex. Tj Jati A) Swasta PLTU 660 2014 Plan IPP
74 Jawa Tengah (Infrastruktur) Swasta PLTU 1,000 2014 Plan IPP
75 Anyer Swasta PLTU 660 2014 Plan IPP
76 Kamojang Swasta PLTP 40 2015 Plan IPP
77 Jawa Tengah (Infrastruktur) Swasta PLTU 1,000 2015 Plan IPP
78 Sumatera Mulut Tambang (BT+MR) Swasta PLTU 1,800 2016 Plan IPP
79 Bedugul Exp Swasta PLTP 55 2016 Plan IPP
80 Cisolok-Cisukarame Swasta PLTP 55 2016 Plan IPP
81 Ungaran Swasta PLTP 30 2016 Plan IPP
82 Sumatera Mulut Tambang (BT+MR) Swasta PLTU 1,200 2017 Plan IPP
83 Bedugul Exp Swasta PLTP 55 2017 Plan IPP
84 Cisolok-Cisukarame Swasta PLTP 55 2017 Plan IPP
85 Ungaran Swasta PLTP 55 2017 Plan IPP
86 Wayang Windu Swasta PLTP 50 2017 Plan IPP
87 Dieng Swasta PLTP 55 2017 Plan IPP
88 Batukuwung Swasta PLTP 55 2017 Plan IPP
89 Endut Swasta PLTP 110 2017 Plan IPP
90 Mangunan Swasta PLTP 30 2017 Plan IPP
91 Slamet Swasta PLTP 55 2017 Plan IPP
92 Arjuno Swasta PLTP 55 2017 Plan IPP
93 Iyang Argopuro Swasta PLTP 55 2017 Plan IPP
94 Citaman-Karang Swasta PLTP 10 2017 Plan IPP
95 Bedugul Exp Swasta PLTP 55 2018 Plan IPP
96 Ungaran Swasta PLTP 55 2018 Plan IPP
97 Karaha Bodas Swasta PLTP 110 2018 Plan IPP
98 Dieng Swasta PLTP 55 2018 Plan IPP
99 Batukuwung Swasta PLTP 110 2018 Plan IPP
100 Endut Swasta PLTP 110 2018 Plan IPP
101 Mangunan Swasta PLTP 55 2018 Plan IPP
102 Slamet Swasta PLTP 110 2018 Plan IPP
103 Arjuno Swasta PLTP 55 2018 Plan IPP
104 Iyang Argopuro Swasta PLTP 220 2018 Plan IPP
105 Citaman-Karang Swasta PLTP 10 2018 Plan IPP
Jumla h 40,952

117
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.2 A.2

PENJELASAN Lampiran A.2


NERACA DAYA DAN
TAMBAHAN KAPASITAS SISTEM JAWA BALI

Neraca Daya

Neraca daya sistem Jawa Bali pada Lampiran A.2 mempunyai reserve margin yang cukup besar, yaitu sekitar
40% sebagaimana dijelaskan pada butir 4.1.1. Cadangan sebesar 44% pada tahun 2010 terjadi karena penye­
lesaian hampir serentak beberapa pembangkit baru dari program percepatan pembangkit 10.000 MW tahap
I. Namun reserve margin yang tinggi tersebut hanya berlangsung selama satu tahun dan selanjutnya akan
menurun kembali ke tingkat yang lebih rendah.

Pembangkit yang direncanakan beroperasi tahun 2010 yaitu PLTU Teluk Naga/Lontar (945 MW), PLTU Pelabu-
han Ratu (1.050 MW), PLTU Pacitan (630 MW), dan PLTU IPP Bali Utara/Celukan Bawang (380 MW).

Tambahan PLTU baru di sistem Jawa Bali selanjutnya direncanakan dengan ukuran unit 1.��������������
000�����������
MW dengan
teknologi supercritical seperti PLTU Cilacap Baru tahun 2012, PLTU Indramayu Baru tahun 2013 dan PLTU
Jawa Tengah (Infrastruktur) tahun 2014 dan 2015. Pemilihan ukuran unit 1.000 MW dengan teknologi super-
critical didasarkan pada pertimbangan:
− Beban puncak pada tahun 2012 diproyeksikan telah mencapai 25.000 MW, sehingga prosentase ukuran
unit 1,000 MW hanya sebesar 4% dari beban puncak (unit size yang ideal adalah ≤ 10% beban puncak).
− Semakin sulitnya mendapatkan lahan untuk lokasi PLTU batubara skala besar di Jawa.
− Teknologi supercritical merupakan teknologi boiler dengan efisiensi yang tinggi, sehingga dapat mengu-
rangi emisi CO2 sebagai hasil pembakaran batubara.

PLTU IPP di pulau Madura dengan kapasitas 2 x 100 MW direncanakan beroperasi pada tahun 2012 dan
2013 untuk memenuhi pertumbuhan demand di Madura. Dengan selesainya jembatan Suramadu diperkirakan
pertumbuhan beban pulau Madura akan naik signifikan, sehingga pasokan daya dari Jawa ke pulau Madura
melalui kabel laut 150 kV dan melalui jembatan Suramadu diperkirakan tidak memadai lagi. Pembangkit di pu-
lau Madura akan berperan mengisi kemungkinan keterbatasan pasokan daya ini. Sebetulnya opsi yang lebih
baik untuk pulau Madura adalah dengan membangun saluran udara tegangan ekstra tinggi 500 kV dari Jawa
menyeberang ke Madura, namun opsi ini masih perlu studi lebih mendalam. Selain itu, adanya pembangkit
di pulau Madura juga dapat melepaskan beban di Madura dari sistem kelistrikan Surabaya Kota, yang pada
tahun mendatang diperkirakan akan berbeban sangat berat (lihat Lampiran A.8 Analisis Aliran Daya).

Pengembangan PLTP (panas bumi) direncanakan untuk dikembangkan sebagai proyek IPP, sehingga PLN
hanya membeli produksi listriknya. Agar rencana ini dapat berjalan dengan baik diperlukan regulasi yang lebih
memadai dengan prinsip win-win solution baik bagi pengembang maupun PLN.

118
Tambahan Kapasitas Pembangkit

Daya �������������������������������������������������������������������������������������������������
mampu netto sistem Jawa Bali tahun 2008 adalah 20.581 MW atau 92% dari kapasitas terpasang untuk
memikul perkiraan beban puncak 16.480 MW. ����������������������������������������������������������
Angka tersebut menunjukkan bahwa cadangan netto hanya 25%
sehingga keandalan sistem Jawa-Bali kurang memadai. Sebagaimana telah dibahas pada butir 4.1.1 mengenai
perencanaan pembangkitan, reserve margin yang dikehendaki adalah sekitar 40% untuk memperoleh tingkat
keandalan LOLP < 1 hari per tahun dengan mempertimbangkan pula project slippage dan derating.

Tambahan��������������������������������������������������������������������������������������������
kapasitas sistem Jawa Bali sampai dengan tahun 2018 diproyeksikan sebesar 41.000 MW dengan
rincian sebagai berikut (Tabel-2).

Tabel A.2.1 Tambahan Kapasitas Pembangkit sampai 2018


Status PLN Swasta Jumlah
Committed 1,460 1,460
On Going 9,008 1,960 10,968
Rencana 18,034 10,430 28,464
Jumlah 27,042 13,850 40,892

Ongoing project PLN sebesar 9.008 MW terdiri atas proyek percepatan sebesar 7.330 MW dan proyek repo­
wering Muara Karang, Tanjung Priok dan Muara Tawar 1.678 MW.

Tabel A.2.1 menunjukkan bahwa pembangkit yang masih tahap rencana adalah cukup besar, yaitu sekitar
29.000 MW atau 70% dari kebutuhan.

Dengan adanya tambahan tersebut, maka kapasitas terpasang sistem Jawa Bali pada tahun 2018 akan menjadi
62.279 MW yang terdiri atas pemikul beban dasar 38.225 MW, pembangkit medium 14.661 MW dan pemikul
beban puncak 9.443 MW untuk memasok beban puncak sistem pada tahun yang sama sebesar 43.629 MW.

Proyek-proyek strategis PLN yang perlu direalisasikan tepat dapat dilihat pada butir 4.4.4.3.

Program Percepatan Pembangkit Tahap 2

Sebagaimana dijelaskan dalam butir 4.4.3 bahwa setelah selesainya proyek percepatan pembangkit PerPres
71/2006 selanjutnya diperlukan tambahan kapasitas pembangkit lagi yang dikenal sebagai program percepa-
tan pembangkit tahap 2. Rincian pembangkit tersebut bisa dilihat pada Tabel A.2.2.

 Rencana Operasi Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali oleh PT PLN (Persero) Penyalur dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali
 Setelah memperhitungkan retirement dari pembangkit termal sebesar 909 MW

119
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.2 A.2

Tabel tersebut menunjukkan bahwa proyek percepatan tahap 2 di sistem Jawa Bali diprogramkan sebesar
7.345 MW terdiri atas PLTU batubara 5.000 MW, PLTP 1.145 MW dan PLTGU 1.200 MW. Proyek IPP yang
masuk dalam proyek percepatan pembangkit tahap 2 ini hanya terbatas pada proyek PLTP, namun demikian
kepastian mengenai proyek mana yang akan dikembangkan oleh PLN atau oleh swasta akan tergantung pada
kemampuan keuangan PLN dalam membuat pinjaman baru sebagaimana dijelaskan pada butir 5.5.

Tabel A.2.2 Daftar Usulan Proyek Percepatan Tahap 2


Nama
2011 2012 2013 2014
No. Pembangkit Jenis Jumlah

1 Cilacap Baru PLTU 1,000 1,000 2,000

2 Indramayu PLTU 1,000 1,000

3 Jawa Tengah PLTU 2,000 2,000


Muara Tawar
4 Addon PLTGU 150 1,050 1,200

5 Bedugul PLTP 10 10

6 Cibuni PLTP 10 10
Gunung T.
7 Perahu PLTP 110 110

8 Cisolok PLTP 30 30

9 Ungaran PLTP 55 55

10 Kamojang PLTP 60 60

11 Salak PLTP 40 40

12 Darajat PLTP 20 55 75

13 Wayang Windu PLTP 110 70 180

14 Karaha Bodas PLTP 30 110 140

15 Patuha PLTP 180 180

16 Dieng PLTP 55 60 115

17 Ijen PLTP 30 30

18 Wilis/Ngebel PLTP 110 110


  Jumlah   150 2,275 2,415 2,505 7,345

Penentuan kandidat PLTP didasarkan pada hasil kesepakatan dalam rapat pada tanggal 19 Juni 2008 di
Kantor Direktorat Panas Bumi antara PLN dan Pengembang dengan memperhatikan kebutuhan demand listrik
yang ada dan kesiapan lokasi PLTP.

 Termasuk proyek Muara Tawar Add On sebesar 1.200 MW

120
Lampiran A.3
NERACA ENERGI DAN PROYEKSI
KEBUTUHAN BAHAN BAKAR
SISTEM JAWA BALI

A.3.1 Proyeksi neraca energi sistem jawa bali

A.3.2 proyeksi kebutuhan energi primer sistem jawa bali


Proyeksi Neraca Energi

122
Sistem Jawa - Bali
Proyeksi Neraca Energi Sistem Jawa - Bali
Penjelasan

Pumped
Tahun HSD MFO Gas Alam LNG Batubara Hydro Geothermal Jumlah
Storage
Lampiran

2008 15,675 9,271 19,805 0 60,001 5,534 0 7,808 118,094


2009 15,793 4,969 23,385 0 67,214 5,273 0 8,044 124,678
Lampiran

2010 2,987 565 26,671 0 93,805 5,273 0 8,013 137,314


Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

2011 1,394 381 25,240 0 110,879 5,273 0 8,031 151,199


A.3.1 A.3

2012 943 363 29,856 0 120,313 5,273 0 9,800 166,548


2013 174 365 36,396 0 128,548 5,273 0 12,965 183,721
2014 260 355 36,795 0 140,932 5,273 862 17,327 201,806
2015 489 365 37,847 1,936 156,439 5,273 841 17,645 220,835
2016 628 366 42,497 4,832 168,208 5,630 772 18,780 241,713
2017 985 355 43,587 7,443 179,443 5,987 1,411 23,675 262,888
2018 1,277 361 47,789 8,544 190,229 5,987 2,304 30,982 287,473
Proyeksi Kebutuhan Energi Primer
Proyeksi Kebutuhan Energi
Sistem Primer
Jawa - Bali Sistem Jawa - Bali

Tahun HSD MFO Gas LNG Batubara


10^3 kl 10^3 kl Bcf Bcf Juta ton
2008 4,491.60 2,616.12 179.38 29.15
2009 3,840.87 1,501.29 232.14 31.19
2010 825.31 163.37 255.70 44.11
2011 338.43 109.48 243.27 52.17
2012 236.27 104.17 279.68 55.80
2013 64.56 104.69 326.53 58.15
2014 97.55 102.04 331.79 63.90
2015 187.60 104.82 341.22 16.75 69.84
2016 245.69 105.00 381.11 41.80 75.26
2017 390.61 102.04 391.11 64.39 80.39
2018 516.93 103.52 427.71 73.91 84.27
Lampiran A.3.2
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

123
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran A.3

PENJELASAN Lampiran A.3


KEBUTUHAN ENERGI PRIMER

Produksi Energi
Selaras��������������������
dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka pro-
duksi energi berdasarkan jenis energi primer di Sistem Jawa-Bali adalah seperti pada Tabel 4.2.1 di butir 4.5.1
dan diperlihatkan kembali pada Lampiran A.3.2. Apabila dinyatakan dalam prosentase, maka peranan (%)
masing-masing energi primer adalah diperlihatkan pada Tabel A.3.1.

Tabel A.3.1. Produksi Listrik berdasarkan jenis Energi Primer (%)

Pumped
Tahun HSD MFO Gas LNG Batubara Hydro Geoth. Jumlah
Storage
2008 13.27 7.85 16.77 50.81 4.69   6.61 100.00
2009 12.67 3.99 18.76 53.91 4.23   6.45 100.00
2010 2.18 0.41 19.42 68.31 3.84   5.84 100.00
2011 0.92 0.25 16.69 73.33 3.49   5.31 100.00
2012 0.57 0.22 17.93 72.24 3.17   5.88 100.00
2013 0.09 0.20 19.81 69.97 2.87   7.06 100.00
2014 0.13 0.18 18.23 69.84 2.61 0.43 8.59 100.00
2015 0.22 0.17 17.14 0.88 70.84 2.39 0.38 7.99 100.00
2016 0.26 0.15 17.58 2.00 69.59 2.33 0.32 7.77 100.00
2017 0.37 0.14 16.58 2.83 68.26 2.28 0.54 9.01 100.00
2018 0.44 0.13 16.62 2.97 66.17 2.08 0.80 10.78 100.00

Produksi energi pada Lampiran A.3.2 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan meng-
gunakan ProSym dengan asumsi harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
− Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, LNG =
USD 10/mmbtu dan batubara = USD 90/ton.
− Ketersediaan gas alam untuk pembangkit PLTGU setelah tahun 2011.
− Ketersediaan batubara tidak terbatas.

Tabel�����������������������������������������������������������������������������������������������
A.3.1 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Peranan BBM tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 21%, namun secara bertahap akan menurun
dan pada tahun 2018 menjadi hanya 0,6%. Penurunan ini dapat diwujudkan apabila bahan bakar terse-
dia dalam jumlah seperti yang direncanakan dan hal ini harus diusahakan secara maksimal dalam rangka
menekan biaya pokok produksi.

124
b. Volume pemakaian gas alam meningkat, namun secara persentase tetap pada kisaran 17% dari total
energy mix.
c. Batubara memegang peranan makin besar, yaitu meningkat dari 51% pada tahun 2008, menjadi 70%
pada tahun 2018.
d. Kontribusi������������������������������������������������������������������������������������
panas bumi pada tahun 2018 menjadi sebesar 10,8% karena hingga sepuluh tahun menda-
tang direncanakan penambahan kapasitas panas bumi oleh IPP sekitar 3.000 MW atau setara dengan 21
TWh. Agar tambahan kapasitas sebesar itu dapat terwujud, maka beberapa hal harus dilakukan, seperti
penerbitan regulasi yang mendukung iklim investasi, tender WKP panas bumi yang baik oleh Pemda,
dan lain-lain. Jika proyek panas bumi oleh IPP ini terlambat, maka produksi energi dari batubara akan
meningkat.

Kebutuhan Bahan Bakar

Kebutuhan energi primer di sistem Jawa-Bali dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 yang telah ditampil-
kan pada Tabel 4.22 di butir 4.5.1 diperlihatkan kembali pada Tabel A.3.2 berikut ini.

Tabel A.3.2. Proyeksi Kebutuhan Energi Primer

HSD MFO Gas LNG Batubara


Tahun  Bcf Juta ton
10^3 kl 10^3 kl Bcf

2008 4,491.60 2,616.12 179.38 29.15


200�9 3,840.87 1,501.29 232.14 31.19
2010 825.31 163.37 255.70 44.11

2011 338.43 109.48 243.27 52.17

2012 236.27 104.17 279.68 55.80

2013 64.56 104.69 326.53 58.15

2014 97.55 102.04 331.79 63.90

2015 187.60 104.82 341.22 16.75 69.84

2016 245.69 105.00 381.11 41.80 75.26

2017 390.61 102.04 391.11 64.39 80.39

2018 516.93 103.52 427.71 73.91 84.27

Bahan Bakar Gas

Tantangan terbesar yang dihadapi PLN dalam penyediaan energi primer saat ini adalah mengamankan pa-
sokan gas alam. Tantangan tersebut terkait dengan sumber-sumber gas yang ada, harga gas, ketepatan
waktu, dan infrastruktur penyaluran gas. Di sistem kelistrikan Jawa-Bali terdapat 9,145 MW pembangkit yang
didesign untuk beroperasi dengan menggunakan gas, namun pembangkit tersebut belum dapat sepenuhnya
beroperasi dengan gas karena pasokan gas sangat terbatas dan dengan demikian terpaksa dioperasikan
dengan menggunakan BBM.

125
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran A.3

Pada tahun-tahun mendatang direncanakan akan ada tambahan kapasitas PLTGU dari proyek sebagai berikut:
a. Ongoing project repowering Muara Karang 750 MW, Muara Tawar Blok 5 sebesar 225 MW, dan repower-
ing Priok 750 MW.
b. Muara Tawar Add On dengan kapasitas 1.200 MW pada tahun 2011/12

Dengan���������������������������������������������������������������������������������������������
akan beroperasinya proyek tersebut, maka kapasitas pembangkit berbahan bakar gas pada tahun
2011 menjadi 11.740 MW.

Tabel A.3.2 menunjukkan bahwa kebutuhan gas alam pada tahun 2008 adalah hanya 179 bcf atau setara
dengan 490 mmscfd.

Pasokan gas berdasarkan kontrak saat ini adalah sebagai berikut:


a. Tambak Lorok
− Petronas 93 mmscfd, tahun 2011
− SPP 50 mmscfd, tahun 2010
b. Muara Karang dan Tanjung Priok
− PGN 30 mmscfd selama tiga tahun sejak tahun 2009
− BP 135 mmscfd saat ini dan menjadi 100 mmscfd sejak tahun 2009 hingga 2016
c. Muara Tawar
− Pertamina 30 mmscfd hingga tahun 2009
− PGN 50 mmscfd hingga tahun 2012
− Jambi Merang 85 mmscfd sejak tahun 2009
− Medco 49 mmscfd sejak tahun 2009, menurun hingga 19 mmscfd tahun 2017
− Medco 20 mmscfd dari tahun 2009 hingga tahun 2013
− PGN 150 mmscfd dari tahun 2008 s/d 2010.
d. Cilegon
− CNOOC 80 mmscfd kontrak jangka panjang
− PGN 30 mmscfd sejak tahun 2009
e. Gresik
− Kodeco 123 mmscfd sampai tahun 2013
− Hess 100 mmscfd dan menurun hingga 37 mmscfd
− KEI 30 mmscfd sejak tahun 2010
− MKS 11 mmscfd sampai dengan tahun 2013
− WNE 20 mmscfd sejak tahun 2010
f. Grati
− Santos, 60 mmscfd hanya 2 tahun sejak tahun 2010
− KEI, 70 mmscfd selama 3 tahun sejak tahun 2010.

Selain�����������������������������������������������������������������������������������������
itu PLN sedang mengupayakan pembangunan terminal LNG sebagai perusahaan patungan antara
PLN, PGN dan Pertamina dengan harapan LNG dapat terealisasi pada tahun 2015.

126
Sebagaimana disebutkan pada butir 2.2, pasokan gas untuk pembangkit di Jawa diasumsikan tidak terkendala
setelah tahun 2012. Apabila pasokan gas diasumsikan mulai ada lebih awal dan ada batasan produksi mini-
mum karena kontrak take or pay (TOP), maka kebutuhan gas akan berubah menjadi seperti Tabel A.3.3.

Tabel A.3.3. Proyeksi Kebutuhan Gas


Jika pasokan gas lebih awal dan TOP (mmscfd)
Tahun Kebutuhan Pasokan Surplus/defisit
2009 697 858 161
2010 1,068 1,058 -10
2011 1,002 1,001 -1
2012 1,210 911 -299
2013 1,206 779 -427
2014 1,138 600 -538
2015 1,244 1,077 -167
2016 1,418 1,059 -359
2017 1,516 936 -580
2018 1,620 909 -711

Dari Tabel A.3.3 terlihat bahwa sejak tahun 2012 pasokan gas masih sangat kurang dari jumlah yang dibutuh-
kan, untuk itu perlu diupayakan sumber-sumber gas baru dan pembangunan LNG terminal dengan kapasitas
hingga 1.000 mmscfd.

Rincian kebutuhan dan pasokan gas diberikan pada Tabel A.3.4 yang diperoleh dari simulasi produksi dengan
prinsip merit order.

Tabel A.3.4 Rincian Pasokan dan Kebutuhan Gas


Jika pasokan gas lebih awal dan TOP (mmscfd)

No. Nama Pembangkit 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Muara Karang
PLTGU Blok-1 33 1 1 55 55 56 59 60 61 61
PLTGU Repowering 68 68 60 61 62 69 71 75 74
PLTU 87
2 Tanjung Priok
PLTGU BlokI 28 0 63 63 64 68 69 69 69
PLTGU Blok II 28 0 63 63 64 68 69 69 69
PLTGU Repowering 64 64 74 74 76 82 84 86 86
Sub-Jumlah 176 134 134 315 316 321 344 352 361 360
Supply (Contract) 130 130 130 100 100 100 100 100
Surplus-Defisit -46 -4 -4 -215 -216 -221 -244 -252 -361 -360
3 Muara Tawar
PLTGU Blok 1 76 80 89 59 61 61 66 67 71 71
PLTGU Blok 2 15 62 22 68 68 68 70 69 71 69
PLTGU Blok 3 26 95 34 68 68 68 70 69 71 69
PLTGU Blok 4 26 95 34 68 68 68 70 69 71 69
PLTGU Blok 5 19 19 18 18 18 18 18 18 18
Sub-Jumlah 143 351 199 283 284 282 293 291 303 296
Supply (Contract) 384 354 204 204 154 128 118 110 104 85
Surplus-Defisit 241 3 5 -79 -130 -154 -175 -181 -199 -211
4 Gresik
PLTGU Blok 1-3 187 169 169 195 189 127 129 128 130 128
PLTU 119 119 84 84 71 75 81 91 105
Sub-Jumlah 187 288 288 279 273 198 203 209 221 233
Supply (Contract) 234 284 284 284 272 119 106 96 79 71
Surplus-Defisit 47 -4 -4 5 -1 -79 -97 -113 -142 -162

127
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran A.3

Lanjutan
No. Nama Pembangkit 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
5 Tambak Lorok
PLTGU Blok 1-2 21 52 105 105 105 105 105 105 105 105
PLTU 37 0 32 32 32 32 32 32 32 32
Sub-Jumlah 58 52 138 138 138 138 138 138 138 138
Supply (Contract) 50 143 143 143 143 143 143 143 143
Surplus-Defisit -58 -2 5 5 5 5 5 5 5 5
6 Grati
PLTGU 18 62 62 46 47 51 56 59 61 62
PLTG 26 71 71 38 38 38 38 37 39 39
Sub-Jumlah 45 133 133 85 86 89 94 97 100 101
Supply (Contract) 130 130 70
Surplus-Defisit -45 -3 -3 -15 -86 -89 -94 -97 -100 -101
7 Cilegon 89 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Supply (Contract) 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Surplus-Defisit 21 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 New Site 99 98 198
9 Bojonegara 62 123 184 185
Sub-Jumlah 62 222 283 382
Supply (LNG) 500 500 500 500
Surplus-Defisit 438 278 217 118
10 Jumlah
Demand 697 1,068 1,002 1,210 1,206 1,138 1,244 1,418 1,516 1,620
Supply 858 1,058 1,001 911 779 600 1,077 1,059 936 909
Surplus/defisit 161 -10 -1 -299 -427 -538 -167 -359 -580 -711

Batubara

Kebutuhan batubara cukup pesat peningkatannya selaras dengan peningkatan kapasitas PLTU batubara baik
proyek PLN maupun proyek IPP. Kebutuhan tahun 2008 sekitar 30 juta ton, meningkat menjadi sekitar 85 juta
ton tahun 2018 atau meningkat hampir 3 kali lipat.

Kebutuhan tersebut masih akan lebih besar lagi apabila proyek PLTP sekitar 3.000 MW (setara dengan 21
TWh) mengalami keterlambatan dan pengaruhnya akan meningkatkan kebutuhan batubara sekitar 10 juta ton.
Apabila keterlambatan PLTP ini terjadi maka kebutuhan batubara pada tahun 2018 akan menjadi 95 juta ton.

128
Lampiran A.4
RENCANA PENGEMBANGAN
PENYALURAN SISTEM JAWA BALI

A.4.1 RENCANA PENGEMBANGAN TRANSMISI

A.4.2 RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK


130
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [1/5]
RENCANA PENGEMBANGAN TRANSMISI
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [1/5]
No Region Dari Ke Tegangan Konduktor Panjang Prakiraan Biaya Tahun Sumber Dana Keterangan
kV kms Fx Lx Jumlah Operasi
1 Region Jakarta dan Banten AGP - Mampang Senayan 150 1xCU800 6 1.23 1.90 3.12 2008 APLN - UAI07 Baru Rekonfigurasi
2 Region Jakarta dan Banten Depok III Inc. (Gndul-Cmgis) 150 2xZebra 5 0.39 0.11 0.49 2008 APLN JBN Baru
Lampiran A.4.1

3 Region Jakarta dan Banten ITP Semen Cibinong 150 1xZebra 13 1.31 0.45 1.76 2008 APLN - UAI07 Baru 2nd cct
4 Region Jakarta dan Banten Senayan Baru Kembangan 150 1xCU800 22 4.50 6.95 11.45 2008 KE-III LOT-8 Baru
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

5 Region Jakarta dan Banten Tambun Poncol II 150 2xZebra 26 1.97 0.55 2.52 2008 APLN JBN Baru
6 Region Jakarta dan Banten Angke Ancol 150 2xZebra 10 0.77 0.21 0.99 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
7 Region Jakarta dan Banten Antasari/CSW II Duren Tiga 150 1xCU800 16 3.27 5.06 8.33 2009 APLN_Percepatan Baru
8 Region Jakarta dan Banten Balaraja Inc.(Slya-Gdl) 500 4xDove 1 0.22 0.11 0.33 2009 APLN JBN Baru
9 Region Jakarta dan Banten Balaraja New Balaraja 150 2xTACSR 20 1.39 0.39 1.77 2009 APLN JBN Baru
10 Region Jakarta dan Banten Bintaro Petukangan 150 1xTACSR520 20 0.62 1.82 2.44 2009 APLN - UAI07 Rekonduktoring
11 Region Jakarta dan Banten Bintaro Serpong 150 1xTACSR520 20 0.62 1.82 2.44 2009 APLN - UAI07 Rekonduktoring
12 Region Jakarta dan Banten Bintaro II Bintaro 150 1xCU1000 14 4.29 6.64 10.93 2009 APLN_Percepatan Baru
13 Region Jakarta dan Banten Bogor Baru Sentul 150 2xZTACIR 320 20 1.24 3.63 4.87 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
14 Region Jakarta dan Banten Bogor baru Cibinong 150 2xTACSR520 100 6.21 18.17 24.37 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
15 Region Jakarta dan Banten Cawang Duren Tiga 150 TACSR2x410 10 0.87 2.76 3.63 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
16 Region Jakarta dan Banten Cibinong Sentul 150 2xZTACIR 320 18 1.12 3.27 4.39 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
17 Region Jakarta dan Banten Cikupa Balaraja 150 2xTDRAKE 23 3.12 0.99 4.11 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
18 Region Jakarta dan Banten Duren Tiga Kemang 150 1xCU800 20 4.09 6.32 10.41 2009 APLN_Percepatan Baru
19 Region Jakarta dan Banten Durikosambi Petukangan 150 2xTDrake 52 7.16 2.27 9.43 2009 JBIC Mkrng-rep
20 Region Jakarta dan Banten Gandul Serpong 150 2xTACSR410 40 5.51 1.74 7.25 2009 APLN_Percepatan Baru
21 Region Jakarta dan Banten Jabar Selatan PLTU Lembursitu II 150 4xTACSR520 22 2.73 7.99 10.72 2009 APLN_Percepatan Baru
22 Region Jakarta dan Banten Jabar Selatan PLTU Cibadak Baru II 150 4xTACSR520 140 8.69 25.44 34.12 2009 APLN_Percepatan Baru
23 Region Jakarta dan Banten Labuan PLTU Saketi II 150 2xZebra 46 3.55 0.99 4.53 2009 APLN_Percepatan Up rating
24 Region Jakarta dan Banten Labuan PLTU Menes II 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2009 APLN_Percepatan Baru
25 Region Jakarta dan Banten Mangga Besar Ketapang 150 1xCU800 20 4.09 6.32 10.41 2009 APLN_Percepatan Baru
26 Region Jakarta dan Banten Manggarai Gedungpola 150 1xCU800 10 2.05 3.16 5.21 2009 APLN_Percepatan Baru
27 Region Jakarta dan Banten Menes II Asahimas 150 2xZebra 110 8.48 2.36 10.84 2009 APLN_Percepatan Baru
28 Region Jakarta dan Banten Miniatur 150 Gandaria 150 150 2xZebra 19 1.48 0.41 1.89 2009 APLN JBN Uprating
29 Region Jakarta dan Banten Muaratawar Inc. (Bkasi-Kdsapi) 150 2xTACSR410 20 2.76 0.87 3.63 2009 APLN_Percepatan Baru
30 Region Jakarta dan Banten Plumpang Inc.(Piok-Pgsan) 150 2xTACSR410 1 0.14 0.04 0.18 2009 JBIC Priok Reh
31 Region Jakarta dan Banten Saketi II Rangkasbitung II 150 2xZebra 59 4.55 1.26 5.81 2009 APLN_Percepatan Uprating
32 Region Jakarta dan Banten Suralaya New Suralaya Old 500 4xGannet 3 0.61 0.31 0.91 2009 APLN_Percepatan Baru 1skt.
33 Region Jakarta dan Banten Suralaya New Suralaya Old 150 2xZebra 3 0.23 0.06 0.30 2009 APLN_Percepatan Baru
34 Region Jakarta dan Banten Taman Rasuna Duren Tiga 150 1xCU800 9 1.84 2.85 4.69 2009 KE-III lot-5 Baru
35 Region Jakarta dan Banten Tangerang Baru Cengkareng 150 1xTACSR520 14 0.43 1.27 1.71 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
36 Region Jakarta dan Banten Teluk Naga PLTU Tangerang Baru 150 2xTACSR410 52 7.16 2.27 9.43 2009 APLN_Percepatan Baru
37 Region Jakarta dan Banten Teluk Naga PLTU Teluk Naga 150 4xTACSR410 40 6.97 22.04 29.01 2009 APLN_Percepatan Baru
38 Region Jakarta dan Banten Ubrug II Lambur Situ II 150 2xZebra 2 0.15 0.04 0.20 2009 APLN_Percepatan Uprating
39 Region Jakarta dan Banten Bogor Kota (IPB) Kedung Badak 150 1xCU800 10 2.05 3.16 5.21 2010 APLN_Percepatan Baru
40 Region Jakarta dan Banten Bojanegara New Suralaya 500 4xDove 15 3.35 1.68 5.03 2010 APLN JBN Baru (75,1 M)
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [2/5]
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [2/5]
No Region Dari Ke Tegangan Konduktor Panjang Prakiraan Biaya Tahun Sumber Dana Keterangan
kV kms Fx Lx Jumlah Operasi
41 Region Jakarta dan Banten Bojanegara Balaraja 500 4xDove 48 10.43 5.24 15.67 2010 APLN JBN Baru (128 M)
42 Region Jakarta dan Banten Ciawi II Cibadak Baru II 150 2xZebra 52 4.01 1.11 5.12 2010 APLN_Percepatan Uprating
43 Region Jakarta dan Banten Ciawi II Bogor Baru 150 2xZebra 17 1.30 0.36 1.65 2010 APLN_Percepatan Uprating
44 Region Jakarta dan Banten Cibatu Cileungsi 150 2xTACSR410 60 8.27 2.61 10.88 2010 APLN_Percepatan Baru
45 Region Jakarta dan Banten Depok II Depok III 150 1xZebra 12 0.61 0.21 0.81 2010 APLN Uprate
46 Region Jakarta dan Banten G.Sahari/Mangga Besar I Kemayoran 150 1xCU800 12 2.45 3.79 6.25 2010 APLN_Percepatan Baru
47 Region Jakarta dan Banten Gambir Lama Kebon Sirih 150 1xCU800 4 0.82 1.26 2.08 2010 APLN_Percepatan Baru
48 Region Jakarta dan Banten Gandaria 150 Depok III 150 2xZebra 56 4.35 1.21 5.56 2010 APLN JBN Uprating
49 Region Jakarta dan Banten Gandul Petukangan 150 2xTDRAKE 28 3.88 1.23 5.11 2010 APLN_Percepatan Rekonduktoring
50 Region Jakarta dan Banten Jatiwaringin Inc. (Pdklp-Jtngn) 150 2xZebra 24 1.85 0.51 2.36 2010 KE-III Baru
51 Region Jakarta dan Banten Kedung Badak II Depok III 150 2xZebra 46 3.55 0.99 4.53 2010 ADB - B3 Uprating
52 Region Jakarta dan Banten Kelapa Gading Incomer (Priok-Plpng) 150 TACSR2x410 2 0.17 0.55 0.73 2010 KE-III Baru
53 Region Jakarta dan Banten Lautan Steel Inc. (Blrja-CHabitat) 150 2xZebra 0 0.02 0.01 0.03 2010 APLN Baru
54 Region Jakarta dan Banten Lembursitu II Cianjur 150 2xZebra 64 4.93 1.37 6.30 2010 APLN_Percepatan Uprating
55 Region Jakarta dan Banten Lippo/Curug Inc. (Cldug-Ckupa) 150 2xZebra 4 0.31 0.09 0.39 2010 APLN JBN Baru
56 Region Jakarta dan Banten Milenium Inc. (Blrja-CHabitat) 150 2xZebra 0 0.02 0.01 0.03 2010 APLN Baru
57 Region Jakarta dan Banten Pelabuhan Ratu 150 Ubrug 150 150 1xTACSR520 50 1.55 4.54 6.09 2010 APLN_Percepatan Baru
58 Region Jakarta dan Banten Pondok Indah Gandul 150 1xCu800 14 2.86 4.43 7.29 2010 KE-III lot-6 Baru
59 Region Jakarta dan Banten Rangkasbitung II Kopo 150 2xZebra 52 4.01 1.11 5.12 2010 ADB - B2 Baru
60 Region Jakarta dan Banten Tanah Tinggi Inc. (Gmblm-Plmas) 150 1xCU1000 4 1.23 1.90 3.12 2010 KE-III Baru
61 Region Jakarta dan Banten Grogol II Grogol 150 2xZebra 2 0.15 0.04 0.20 2011 APLN JBN Baru
62 Region Jakarta dan Banten Kebon Sirih Gambir Lama 150 1xCU800 4 0.82 1.26 2.08 2011 APLN_Percepatan Baru
63 Region Jakarta dan Banten Lengkong Serpong 150 2xZebra 40 3.08 0.86 3.94 2011 APLN_Percepatan Rekonduktoring
64 Region Jakarta dan Banten New Muarakarang Durikosambi 150 2xTDrake 26 3.58 1.13 4.71 2011 JBIC Mkrng-rep
65 Region Jakarta dan Banten Serang Cilegon 150 2xZebra 45 3.47 0.96 4.43 2012 APLN_Percepatan Rekonduktoring
66 Region Jakarta dan Banten Muarakarang Angke 150 TACSR2x410 10 0.87 2.76 3.63 2013 APLN Rekonduktoring
67 Region Jakarta dan Banten Lembursitu III Lembursitu II 150 2xZebra 30 2.31 0.64 2.96 2014 APLN_Percepatan Uprating
68 Region Jakarta dan Banten Lipokarawaci II Lipokarawaci 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2014 APLN_Percepatan Uprating
69 Region Jawa Barat Bandung Selatan Kamojang 150 2xZebra 54 4.16 1.16 5.32 2008 IBRD IFB-3A Rekonduktoring
70 Region Jawa Barat Drajat Garut 150 2xZebra 50 3.85 1.07 4.93 2008 IBRD IFB-3B Baru
71 Region Jawa Barat Garut Tasikmalaya 150 2xZebra 82 6.32 1.76 8.08 2008 IBRD IFB-3B Baru
72 Region Jawa Barat Kamojang Drajat 150 2xZebra 30 2.31 0.64 2.96 2008 IBRD IFB-3A Baru
73 Region Jawa Barat Poncol II Miniatur 150 150 2xZebra 30 2.34 0.65 2.99 2008 APLN JBN Up rating
74 Region Jawa Barat Wayang Windu Sentosa 70 Ostrich 14 0.51 0.20 0.71 2008 APLN Baru(ex bongkaran)
75 Region Jawa Barat Wayang Windu Incomer 150 2xZebra 40 3.08 0.86 3.94 2008 IBRD IFB-3A Baru
76 Region Jawa Barat Cianjur Cigereleng 150 2xHawk 138 7.83 2.72 10.55 2009 APLN-UAIO09 Rekonduktoring
77 Region Jawa Barat Cikarang Lippo Inc. (Gdmkr-Cbatul) 150 1xZebra 10 0.50 0.17 0.68 2009 APLN_Percepatan Baru
78 Region Jawa Barat Cikedung Inc. (Jtbrg - Hrgls) 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2009 APLN_Percepatan Baru
79 Region Jawa Barat Cikijing Mandirancan 150 2xZebra 60 4.63 1.29 5.91 2009 APLN_Percepatan Baru
80 Region Jawa Barat Daeuhkolot/Cigereleng II Inc. (Bdsln-Krcdg) 150 2xZebra 2 0.19 0.05 0.24 2009 APLN_Percepatan Baru

131
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [3/5]

132
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [3/5]
No Region Dari Ke Tegangan Konduktor Panjang Prakiraan Biaya Tahun Sumber Dana Keterangan
kV kms Fx Lx Jumlah Operasi
81 Region Jawa Barat Jabar Utara PLTU Kosambi Baru 150 2xTACSR410 98 13.50 4.27 17.77 2009 APLN_Percepatan Baru
82 Region Jawa Barat Jabar Utara PLTU Sukamandi 150 2xTACSR410 98 13.50 4.27 17.77 2009 APLN_Percepatan Baru
83 Region Jawa Barat Jatiluhur Padalarang 150 1xTACSR520 89 2.76 8.08 10.85 2009 APLN_Percepatan Rekond. (T.1-56)
84 Region Jawa Barat Padalarang Bandung Utara 150 2xZebra 26 2.00 0.56 2.56 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
85 Region Jawa Barat Patuha Lagadar 150 2xZebra 70 5.40 1.50 6.90 2013 APLN JBN Baru
Lampiran A.4.1

86 Region Jawa Barat Sukamandi 150 Kosambi baru 150 2xTACSR410 74 10.19 3.22 13.42 2009 APLN_PERCEPATAN Rekonduktoring
Tenaga Listrik 2009-2018

87 Region Jawa Barat Tanggeung Cianjur 70 Ostrich 80 5.80 2.26 8.07 2009 APLN JBN Baru
Rencana Usaha Penyediaan

88 Region Jawa Barat Aryawinangun Palimanan 70 1xHawk 10 0.41 0.15 0.56 2010 APLN UAI09 Rekonduktoring
89 Region Jawa Barat Bekasi Utara/Tarumaneg Inc. (Bkasi-Ksbru) 150 1xZebra 2 0.10 0.03 0.14 2010 APLN_Percepatan Baru
90 Region Jawa Barat Braga (GIS) Cigereleng 150 1xCU800 20 4.09 6.32 10.41 2010 APLN_Percepatan Baru
91 Region Jawa Barat Cibabat II Inc. (Cbbat - Cbrem) 150 2xHawk 12 0.68 0.24 0.92 2010 APLN_Percepatan Baru
92 Region Jawa Barat Cibabat III Inc. (Pdlrgt - Lgdar) 150 2xHawk 12 0.68 0.24 0.92 2010 APLN_Percepatan Baru
93 Region Jawa Barat Dago Pakar Inc.(Bdutr-Ubrng) 150 2xZebra 2 0.15 0.04 0.20 2010 ADB - B2 Baru
94 Region Jawa Barat Jatiluhur II Inc. (Ksbru-Pdlrg) 150 2xZebra 4 0.31 0.09 0.39 2010 APLN UAI08 Baru
95 Region Jawa Barat Kadipaten 150 Inc. (Rckek-Mdcan) 150 2xZebra 14 0.54 0.15 0.69 2010 APLN UAI08 Baru
96 Region Jawa Barat Kanci Inc. (Sragi-Brbes) 150 1xZebra 12 0.61 0.21 0.81 2010 APLN_Percepatan Baru
97 Region Jawa Barat Karang Nunggal Tasikmalaya New 150 1xHawk 32 1.30 0.47 1.77 2010 APLN_Percepatan Baru
98 Region Jawa Barat Kiaracondong II Inc. (Krcdg-Ubrng) 150 2xZebra 16 1.23 0.34 1.58 2010 APLN_Percepatan Baru
99 Region Jawa Barat Malangbong II New Tasikmalaya 150 2xZebra 10 0.77 0.21 0.99 2010 APLN_Percepatan Uprating
100 Region Jawa Barat New Tasikmalaya Ciamis 150 2xZebra 36 2.78 0.77 3.55 2010 IBRD IFB-3A Rekonduktoring
101 Region Jawa Barat New Ujungberung Bandung Utara 150 2xZebra 40 3.08 0.86 3.94 2010 APLN UAI08 Rekonduktoring
102 Region Jawa Barat Sukamandi 150 Pabuaran 150 2xTACSR410 50 6.89 2.18 9.07 2010 APLN_Percepatan Rekonduktoring
103 Region Jawa Barat Sukatani Gobel Inc. (Bkasi-Ksbru) 150 1xZebra 20 1.01 0.34 1.35 2010 APLN_Percepatan Baru
104 Region Jawa Barat Teluk Jambe Cibatu 150 2xZebra 30 2.31 0.64 2.96 2010 APLN Baru
105 Region Jawa Barat New Ujung Berung Rancakasumba 150 2xZebra 10 0.77 0.21 0.99 2011 APLN_Percepatan Baru
106 Region Jawa Barat New Ujung Berung Ujung Berung 150 4xZebra 34 4.73 1.40 6.14 2011 APLN_Percepatan Baru
107 Region Jawa Barat Bandung Timur II Ujungberung 150 1xZebra 21 1.05 0.36 1.41 2011 APLN Uprating
108 Region Jawa Barat Lagadar Padalarang 150 2xZebra 32 2.47 0.69 3.15 2011 APLN Rekonduktoring
109 Region Jawa Barat Lagadar Cigereleng 150 2xZebra 32 2.47 0.69 3.15 2011 APLN Rekonduktoring
110 Region Jawa Barat Mandirancan Rancaekek 150 2xZebra 200 15.42 4.28 19.70 2011 ADB 1983-INO Rekond. 15 km new
111 Region Jawa Barat Rancaekek Ujung Berung 150 2xZebra 25 1.93 0.54 2.46 2011 ADB 1983-INO Rekonduktoring
112 Region Jawa Barat Ujungberung Inc. (Mdcan-Bdsln) 500 4xDove 4 0.87 0.44 1.31 2011 APLN_Percepatan Baru
113 Region Jawa Barat Padalarang Cibabat 150 2xZebra 18 1.39 0.39 1.77 2012 APLN Rekonduktoring
114 Region Jawa Barat Bengkok II Dagopakar 150 1xZebra 6 0.30 0.10 0.41 2015 APLN Uprating
115 Region Jawa Tengah & DIY Bumi Semarang Baru Incomer 150 2xHawk 3 0.17 0.06 0.23 2008 APLN JBN Baru
116 Region Jawa Tengah & DIY Masaran Inc. (Palur-Srgen) 150 1xHawk 1 0.04 0.01 0.06 2008 APLN JBN Baru
117 Region Jawa Tengah & DIY Mranggen Inc.(Ungar-Pwddi) 150 2xHawk 10 0.57 0.20 0.76 2008 APLN JBN Baru
118 Region Jawa Tengah & DIY Pedan Kentungan 150 2xZebra 76 5.88 1.63 7.51 2008 ADB PXXV lot 2A1 Baru
119 Region Jawa Tengah & DIY Purbalingga Inc.(Rwalo-Mrica) 150 2xHawk 4 0.23 0.08 0.31 2008 APLN JBN Baru
120 Region Jawa Tengah & DIY Brebes Sunyaragi 150 TACSR2x410 44 3.86 12.19 16.05 2009 APLN_Percepatan Baru
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [4/5]
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [4/5]
No Region Dari Ke Tegangan Konduktor Panjang Prakiraan Biaya Tahun Sumber Dana Keterangan
kV kms Fx Lx Jumlah Operasi
121 Region Jawa Tengah & DIY Brebes Kebasen 150 2xACSR 330 29 1.95 0.63 2.58 2009 APLN_Percepatan Baru
122 Region Jawa Tengah & DIY Bumiayu Kebasen 150 2xHawk 87 4.90 1.70 6.60 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
123 Region Jawa Tengah & DIY Bumiayu Kalibakal 150 2xHawk 72 4.08 1.42 5.50 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
124 Region Jawa Tengah & DIY Jekulo Kudus 150 2xTACSR410 22 3.09 0.98 4.06 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
125 Region Jawa Tengah & DIY Jekulo Pati 150 2x2xHawk 33 1.88 0.66 2.54 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
126 Region Jawa Tengah & DIY Kebasen Pemalang 150 2xHawk 57 3.20 1.11 4.32 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
127 Region Jawa Tengah & DIY Pati Rembang 150 2x2xHawk 66 3.74 1.30 5.04 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
128 Region Jawa Tengah & DIY Pekalongan Batang 150 2x2xHawk 33 1.86 0.65 2.50 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
129 Region Jawa Tengah & DIY Pemalang Pekalongan 150 2x2xHawk 61 3.48 1.21 4.69 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
130 Region Jawa Tengah & DIY Rembang Blora 150 2xTACSR410 58 8.02 2.54 10.55 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
131 Region Jawa Tengah & DIY Rembang PLTU Rembang 150 2xTACSR410 44 6.06 1.92 7.98 2009 APLN_Percepatan Baru
132 Region Jawa Tengah & DIY Wleri Batang 150 THawk 62 1.63 4.55 6.18 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
133 Region Jawa Tengah & DIY Wonogiri Wonosari 150 2xTACSR410 63 8.68 2.75 11.42 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
134 Region Jawa Tengah & DIY Wonosari Palur 150 2xTACSR410 15 4.20 1.33 5.53 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
135 Region Jawa Tengah & DIY Wonosari Solo Baru 150 2xTACSR410 9 1.21 0.38 1.60 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
136 Region Jawa Tengah & DIY Wonosobo Secang 150 2xTACSR 240 96 14.03 5.04 19.07 2009 APLN - UAI07 Rekonduktoring
137 Region Jawa Tengah & DIY Bala Pulang/Kebasen II Inc. (Kbsen-Bmayu) 150 2xHawk 2 0.11 0.04 0.15 2010 APLN_Percepatan Baru
138 Region Jawa Tengah & DIY Kudus Purwodadi 150 2xHawk 63 3.56 1.24 4.80 2010 APLN - UAI09 Rekonduktoring
139 Region Jawa Tengah & DIY New Rawalo Inc.(Rwalo-Lmnis) 150 2xTACSR410 6 0.83 0.26 1.09 2010 APLN_Percepatan Baru
140 Region Jawa Tengah & DIY New Rawalo Rawalo Old 150 2xZebra 6 0.46 0.13 0.59 2010 APLN UAI08 Baru
141 Region Jawa Tengah & DIY Purwodadi Ungaran 150 2x2xHawk 114 6.46 2.25 8.70 2010 APLN_Percepatan Rekonduktoring
142 Region Jawa Tengah & DIY Temanggung Wonosobo 150 THawk 22 0.58 1.61 2.19 2010 APLN - UAI08 Rekonduktoring
143 Region Jawa Tengah & DIY Ungaran Krapyak-Weleri 150 2xHawk 62 3.51 1.22 4.73 2010 ADB - B2 Keten LARP dari ADB
144 Region Jawa Tengah & DIY Pedan Wonosari 150 2x2xHawk 37 2.09 0.73 2.82 2011 APLN - UAI08 Rekonduktoring
145 Region Jawa Tengah & DIY Purwodadi Kudus 150 2x2xHawk 63 3.56 1.24 4.80 2011 APLN Rekonduktoring
146 Region Jawa Tengah & DIY Wates Purworejo 150 THawk 46 1.21 3.38 4.59 2011 APLN Rekonduktoring
147 Region Jawa Tengah & DIY Pedan Klaten 150 2x2xHawk 25 1.44 0.50 1.94 2012 APLN - UAI08 Rekonduktoring
148 Region Jawa Tengah & DIY Pracimantoro/Muntoronad Inc.(Pctan-Wngri) 150 TACSR2x410 10 0.87 2.76 3.63 2012 APLN_Percepatan Baru
149 Region Jawa Timur & Bali Gilimanuk Pemaron 150 2xHawk_2 100 3.77 0.72 4.49 2008 APLN - UAI07 Baru Sirkit ke 2
150 Region Jawa Timur & Bali Sekarbungu Kedinding 150 1xCU800 12 2.45 3.79 6.25 2008 APLN_Percepatan Baru
151 Region Jawa Timur & Bali Babat Tuban 150 2xTACSR410 60 8.27 2.61 10.88 2009 APLN_Percepatan Up rating
152 Region Jawa Timur & Bali Bambe/Bringkang Karangpilang 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2009 APLN_Percepatan Baru
153 Region Jawa Timur & Bali Banaran Suryazigzag 150 TACSR 330 25 2.02 0.72 2.74 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
154 Region Jawa Timur & Bali Buduran II/Sedati Inc.(Bngil-Waru) 150 2xZebra 3 0.19 0.05 0.25 2009 APLN_Percepatan Baru
155 Region Jawa Timur & Bali Celukan Bawang PLTU Incomer (Pmron-Glnuk) 150 2xHawk 6 0.34 0.12 0.46 2009 APLN Baru
156 Region Jawa Timur & Bali Cerme Inc. (Sgmdu-Lmgan) 150 TACSR 240 2 0.15 0.05 0.20 2009 APLN - UAI08 Baru
157 Region Jawa Timur & Bali Grati Gondangwetan 150 TACSR2x410 37 3.22 10.19 13.42 2009 APLN UAI08 Rekonduktoring
158 Region Jawa Timur & Bali Jatim Selatan PLTU Pacitan II 150 1xTACSR520 72 2.23 6.54 8.77 2009 APLN_Percepatan Baru
159 Region Jawa Timur & Bali Jatim Selatan PLTU Wonogiri 150 2xTACSR410 100 13.83 4.37 18.21 2009 APLN_Percepatan Baru
160 Region Jawa Timur & Bali Jombang Jayakertas 150 2xZebra 35 2.70 0.75 3.45 2009 KE-III lot 11 Baru

133
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]

134
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]
No Region Dari Ke Tegangan Konduktor Panjang Prakiraan Biaya Tahun Sumber Dana Keterangan
kV kms Fx Lx Jumlah Operasi
161 Region Jawa Timur & Bali Kabel Jawa Madura Suramadu 150 1xCU800 6 1.23 1.90 3.12 2009 APLN SKI07 Baru
162 Region Jawa Timur & Bali Kalisari Surabaya Selatan 150 2x429 (zebra) 10 0.77 0.21 0.99 2009 KE-III lot 11 Baru (lot 11)
163 Region Jawa Timur & Bali Kapal Padangsambian 150 TACSR 240 15 1.12 0.40 1.52 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
164 Region Jawa Timur & Bali Kedinding Kalisari 150 ACSR 2x340 40 2.73 0.89 3.62 2009 KE-III Baru
165 Region Jawa Timur & Bali Ketapang Gilimanuk 150 TACSR 330 3 0.28 0.10 0.38 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
Lampiran A.4.1

166 Region Jawa Timur & Bali Kraksaan Probolinggo 150 TACSR 330 60 4.89 1.75 6.64 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
Tenaga Listrik 2009-2018

167 Region Jawa Timur & Bali New Ngimbang Babat 150 2x429 (zebra) 40 3.08 0.86 3.94 2009 APLN Baru
Rencana Usaha Penyediaan

168 Region Jawa Timur & Bali New Ngimbang Mliwang 150 2x429 (zebra) 150 11.56 3.21 14.78 2009 APLN Baru
169 Region Jawa Timur & Bali Ngimbang Inc. (Sbrat-Ungar) 500 4xDove 4 0.87 0.44 1.31 2009 APLN JBN Baru
170 Region Jawa Timur & Bali Paciran/Brondong Lamongan 150 1xZebra 44 2.22 0.76 2.98 2009 APLN JBN Baru
171 Region Jawa Timur & Bali Pacitan II Ponorogo 150 2xTACSR410 124 17.14 5.42 22.56 2009 APLN_Percepatan Uprating
172 Region Jawa Timur & Bali Padangsambian Pesanggaran 150 TACSR 240 21 1.53 0.55 2.07 2009 APLN_Percepatan Rekonduktoring
173 Region Jawa Timur & Bali Paiton New Paiton Old 150 1xCU240 1 1.22 0.18 1.40 2009 APLN_Percepatan Up rating
174 Region Jawa Timur & Bali Paiton New Paiton Old 500 4xGannet 6 1.22 0.61 1.83 2009 APLN_Percepatan Baru 1skt.
175 Region Jawa Timur & Bali Perak Ujung 150 1xDove 10 0.44 0.15 0.60 2009 IBRD IFB 6 Baru
176 Region Jawa Timur & Bali Sambi Kerep/Tandes II Inc.(Waru-Gresik) 150 1xCU800 4 0.82 1.26 2.08 2009 APLN_Percepatan Baru
177 Region Jawa Timur & Bali Simogunung/Gsari Inc.(Swhan-Waru) 150 2xZebra 2 0.15 0.04 0.20 2009 KE-III Baru
178 Region Jawa Timur & Bali Surabaya Selatan Grati 500 4xDove 145 31.54 15.85 47.39 2009 KE-III lot-14 Baru
179 Region Jawa Timur & Bali Tanjung Awar-awar PLTU Tuban 150 2xTACSR410 22 3.03 0.96 3.99 2009 APLN_Percepatan Baru
180 Region Jawa Timur & Bali Tulung Agung II Kediri 150 2xZebra 80 6.17 1.71 7.88 2009 KE-III lot 11 Baru
181 Region Jawa Timur & Bali Wlingi II Kediri 150 2xZebra 67 5.20 1.44 6.64 2009 KE-III lot 11 Baru
182 Region Jawa Timur & Bali Banyuwangi Gilimanuk 150 1xCU300 10 15.81 2.31 18.11 2010 APLN_Percepatan Sirkit keIII
183 Region Jawa Timur & Bali Banyuwangi Ketapang 150 TACSR 330 16 1.30 0.46 1.76 2010 APLN_Percepatan Rekonduktoring
184 Region Jawa Timur & Bali Blimbing II Inc. (Pier-Pakis) 150 2xZebra 14 1.08 0.30 1.38 2010 APLN Baru
185 Region Jawa Timur & Bali Celukan Bawang PLTU Kapal 150 2xTACSR410 140 19.29 6.10 25.39 2010 APLN_Percepatan Baru
186 Region Jawa Timur & Bali Ponorogo II Manisrejo 150 2xTACSR410 59 8.13 2.57 10.70 2010 APLN_Percepatan Uprating
187 Region Jawa Timur & Bali Purwosari/Sukorejo II Inc. (Pier-Pakis) 150 2xZebra 4 0.31 0.09 0.39 2010 APLN_Percepatan Baru
188 Region Jawa Timur & Bali Waru Darmo Grand 150 TACSR 330 21 1.73 0.62 2.34 2010 APLN SKI07 Rekonduktoring
189 Region Jawa Timur & Bali Driyorejo Miwon 70 Acsr 330 2 0.09 0.03 0.12 2011 APLN Rekonduktoring
190 Region Jawa Timur & Bali Gianyar Amplapura 150 TACSR 330 68 5.47 1.95 7.42 2011 APLN Reconductoring
191 Region Jawa Timur & Bali Gilimanuk Negara 150 TACSR 330 76 6.15 2.19 8.34 2011 APLN Rekonduktoring
192 Region Jawa Timur & Bali Kapal Gianyar 150 TACSR 330 38 3.11 1.11 4.22 2011 APLN_Percepatan Reconductoring
193 Region Jawa Timur & Bali New Kapal Inc.(Kapal-Antsri) 150 TACSR 330 20 1.62 0.58 2.19 2011 APLN_Percepatan Reconductoring
194 Region Jawa Timur & Bali New Porong Ngoro 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2011 APLN Baru
195 Region Jawa Timur & Bali Antosari Kapal 150 TACSR 330 47 3.77 1.35 5.12 2012 APLN Reconductoring
196 Region Jawa Timur & Bali Negara Antosari 150 TACSR 330 89 7.18 2.56 9.74 2012 APLN Reconductoring
197 Region Jawa Timur & Bali Pesanggaran Sanur 150 TACSR 330 148 11.97 4.27 16.24 2013 APLN Reconductoring
Jumlah 7,068 668 400 1,068
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]
No Region Dari Ke Tegangan Konduktor Panjang Prakiraan Biaya Tahun Sumber Dana Keterangan
kV kms Fx Lx Jumlah Operasi
198 Region Jakarta dan Banten Asahimas II Asahimas 150 2xZebra 10 0.77 0.21 0.99 2014 UNALLOCATED Baru
199 Region Jakarta dan Banten Bogor II Inc. (Bgbru-Cnjur) 150 2xZebra 10 0.77 0.21 0.99 2011 UNALLOCATED Baru
200 Region Jakarta dan Banten Cibinong II Cimanggis 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2011 UNALLOCATED Baru
201 Region Jakarta dan Banten Ciledug II Ciledug 150 1xCU1000 10 3.07 4.74 7.81 2011 UNALLOCATED Baru
202 Region Jakarta dan Banten Dukuatas II Taman Rasuna Said 150 2xZebra 12 0.93 0.26 1.18 2011 UNALLOCATED Baru
203 Region Jakarta dan Banten Kebon Sirih II Inc.(Angke-Karet) 150 2xZebra 6 0.46 0.13 0.59 2011 UNALLOCATED Baru
204 Region Jakarta dan Banten Miniatur II Jatirarangon 150 2xZebra 30 2.31 0.64 2.96 2011 UNALLOCATED Baru
205 Region Jakarta dan Banten Puncak Ardi Mulya II Inc.(Ckande-PAM) 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2011 UNALLOCATED Baru
206 Region Jakarta dan Banten Semen Sukabumi Incomer (Cnjur-Lbstu) 70 Ostrich 20 0.73 0.28 1.01 2011 UNALLOCATED Baru
207 Region Jakarta dan Banten Tangerang Barui II Tangerang Baru 150 1xCU1000 40 12.27 18.97 31.24 2011 UNALLOCATED Baru
208 Region Jakarta dan Banten Balaraja Kembangan 500 Cable 500 kV 40 24.54 37.94 62.48 2012 UNALLOCATED Baru
209 Region Jakarta dan Banten Durikosambi Inc. (Kmbng-Gndul)) 500 4xZebra 1 0.22 0.11 0.33 2012 UNALLOCATED Baru
210 Region Jakarta dan Banten Bekasi II Tambun 150 2xZebra 10 0.77 0.21 0.99 2012 UNALLOCATED Baru
211 Region Jakarta dan Banten Cimanggis II Cimanggis 150 2xZebra 16 1.23 0.34 1.58 2012 UNALLOCATED Baru
212 Region Jakarta dan Banten Cipinang II Cipinang 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2012 UNALLOCATED Baru
213 Region Jakarta dan Banten Daanmogot/Durikosambi I Inc.(Dksbi-Mkrng) 150 2xZebra 2 0.15 0.04 0.20 2012 UNALLOCATED Baru
214 Region Jakarta dan Banten Duren Tiga II Inc. (Gndul-Cwang) 150 1xCU800 10 2.05 3.16 5.21 2012 UNALLOCATED Baru
215 Region Jakarta dan Banten Kemayoran II Kemayoran 150 1xCU1000 30 9.20 14.23 23.43 2012 UNALLOCATED Baru
216 Region Jakarta dan Banten Muarakarang Durikosambi 500 4xZebra 20 4.34 2.18 6.53 2014 UNALLOCATED Baru
217 Region Jakarta dan Banten Citra Habitat II Citra Habitat 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2013 UNALLOCATED Baru
218 Region Jakarta dan Banten Kandang Sapi II Kandang Sapi 150 1xCU1000 30 9.20 14.23 23.43 2013 UNALLOCATED Baru
219 Region Jakarta dan Banten Lengkong II Lengkong 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2013 UNALLOCATED Baru
220 Region Jakarta dan Banten Penggilingan II Pulogadung 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2013 UNALLOCATED Baru
221 Region Jakarta dan Banten Semanggi Barat Inc. (Mpang-Karet) 150 2xCU800 2 8.18 1.26 9.44 2013 UNALLOCATED Baru
222 Region Jakarta dan Banten Taman Rasuna Said II Taman Rasuna Said 150 1xCU1000 20 6.14 9.48 15.62 2013 UNALLOCATED Baru
223 Region Jakarta dan Banten Bogor X Tj. Pucut 500 DC HVDC SUTT 300 65.17 32.74 97.92 2016 UNALLOCATED Baru
224 Region Jakarta dan Banten Tanjung Pucut Ketapang 500 DC HVDC CABLE 50 255.00 45.00 300.00 2016 UNALLOCATED Baru
225 Region Jakarta dan Banten Banten PLTU Cilegon Baru 500 4xZebra 52 11.25 5.65 16.91 2014 UNALLOCATED Baru
226 Region Jakarta dan Banten Cibadak Baru II Inc. (Bgbru-Cbdak) 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2014 UNALLOCATED Baru
227 Region Jakarta dan Banten Danayasa II Mapang 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2014 UNALLOCATED Baru
228 Region Jakarta dan Banten Jatiwaringin II Jatiwaringin 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2014 UNALLOCATED Baru
229 Region Jakarta dan Banten Kelapa Gading Kelapagading II 150 1xCU800 30 6.14 9.48 15.62 2014 UNALLOCATED Baru
230 Region Jakarta dan Banten Lengkong Inc. (Blrja-Gndul) 500 4xDove 4 0.87 0.44 1.31 2014 UNALLOCATED Baru
231 Region Jakarta dan Banten Mangga Besar III Mangga Besar II 150 1xCU800 10 2.05 3.16 5.21 2014 UNALLOCATED Baru
232 Region Jakarta dan Banten Manggarai II Taman Rasuna Said 150 1xCU800 20 4.09 6.32 10.41 2014 UNALLOCATED Baru
233 Region Jakarta dan Banten Muarakarang III Muarakarang II 150 1xCU1000 10 3.07 4.74 7.81 2014 UNALLOCATED Baru
234 Region Jakarta dan Banten Pondok Indah II Pondok Indah 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2014 UNALLOCATED Baru
235 Region Jakarta dan Banten Senayan Baru II Senayan Baru 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2014 UNALLOCATED Baru
236 Region Jakarta dan Banten Sepatan II Sepatan 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2014 UNALLOCATED Baru
237 Region Jakarta dan Banten Serang II Inc. (Srang-Clbru) 150 1xZebra 14 0.71 0.24 0.95 2014 UNALLOCATED Baru
238 Region Jakarta dan Banten Teluk Naga II Teluk Naga 150 2xZebra 10 0.77 0.21 0.99 2014 UNALLOCATED Baru

135
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]

136
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]
No Region Dari Ke Tegangan Konduktor Panjang Prakiraan Biaya Tahun Sumber Dana Keterangan
kV kms Fx Lx Jumlah Operasi
239 Region Jakarta dan Banten Gambir Lama II Kemayoran 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2015 UNALLOCATED Baru
240 Region Jakarta dan Banten Kandangsapi II Kandangsapi 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2015 UNALLOCATED Baru
241 Region Jakarta dan Banten Kebonsirih III Kebonsirih II 150 1xCU800 20 4.09 6.32 10.41 2015 UNALLOCATED Baru
242 Region Jakarta dan Banten Kracak II Kedung Badak 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2015 UNALLOCATED Baru
243 Region Jakarta dan Banten Pengilingan III Marunda 150 2xZebra 30 2.31 0.64 2.96 2015 UNALLOCATED Baru
Lampiran A.4.1

244 Region Jakarta dan Banten Tangerang Barui III Tangerang Baru II 150 1xCU800 20 4.09 6.32 10.41 2015 UNALLOCATED Baru
Tenaga Listrik 2009-2018

245 Region Jakarta dan Banten Batu Kuwung PLTP Menes 150 2xHawk 60 3.40 1.18 4.58 2016 UNALLOCATED Baru
Rencana Usaha Penyediaan

246 Region Jakarta dan Banten Bogor III Inc. (Bgbru-Sntul) 150 2xZebra 16 1.23 0.34 1.58 2016 UNALLOCATED Baru
247 Region Jakarta dan Banten Cileungsi II Cibinong 150 2xZebra 10 0.77 0.21 0.99 2016 UNALLOCATED Baru
248 Region Jakarta dan Banten Citaman PLTP Endut 150 2xHawk 20 1.13 0.39 1.53 2016 UNALLOCATED Baru
249 Region Jakarta dan Banten Endut PLTP Serang 150 2xDove 40 2.55 0.83 3.39 2016 UNALLOCATED Baru
250 Region Jakarta dan Banten Gandaria II Gandaria 150 2xZebra 30 2.31 0.64 2.96 2016 UNALLOCATED Baru
251 Region Jakarta dan Banten Gandul II (Inc.(Cwang-Gndul) 150 2xDrake 10 0.77 0.24 1.01 2016 UNALLOCATED Baru
252 Region Jakarta dan Banten Grogol III Grogol II 150 1xCU800 20 4.09 6.32 10.41 2016 UNALLOCATED Baru
253 Region Jakarta dan Banten Kandang Sapi III Kandang Sapi II 150 1xCU800 20 4.09 6.32 10.41 2016 UNALLOCATED Baru
254 Region Jakarta dan Banten Legok II Legok 150 1xCU800 10 2.05 3.16 5.21 2016 UNALLOCATED Baru
255 Region Jakarta dan Banten Pondok Indah III Bintaro 150 1xCU800 30 6.14 9.48 15.62 2016 UNALLOCATED Baru
256 Region Jakarta dan Banten Taman Rasuna Said III Taman Rasuna Said II 150 1xCU800 30 6.14 9.48 15.62 2016 UNALLOCATED Baru
257 Region Jakarta dan Banten Tanah Tinggi II Tanah Tinggi 150 1xCU1000 30 9.20 14.23 23.43 2016 UNALLOCATED Baru
258 Region Jakarta dan Banten Tigaraksa II Tigaraksa 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2016 UNALLOCATED Baru
259 Region Jakarta dan Banten Bogor Kota II Inc. (Bgbru-Ciawi) 150 2xZebra 16 1.23 0.34 1.58 2017 UNALLOCATED Baru
260 Region Jakarta dan Banten Cipinang III Cipinang II 150 1xCU1000 20 6.14 9.48 15.62 2017 UNALLOCATED Baru
261 Region Jakarta dan Banten Citra Habitat III Citra Habitat II 150 1xCU1000 20 6.14 9.48 15.62 2017 UNALLOCATED Baru
262 Region Jakarta dan Banten Durikosambi III New Durikosambi 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2017 UNALLOCATED Baru
263 Region Jakarta dan Banten Muarakarang IV Muarakarang III 150 1xCU1000 6 1.84 2.85 4.69 2017 UNALLOCATED Baru
264 Region Jakarta dan Banten Priok Timur II Priok Timur 150 1xCU1000 30 9.20 14.23 23.43 2017 UNALLOCATED Baru
265 Region Jakarta dan Banten Teluk Naga III Teluk Naga II 150 1xCU800 10 2.05 3.16 5.21 2017 UNALLOCATED Baru
266 Region Jawa Barat Arjawinangun II Sunyaragi 150 2xZebra 42 3.24 0.90 4.14 2011 UNALLOCATED Baru
267 Region Jawa Barat Cirebon (Kit) Inc.(Sragi-Kbsen) 150 TACSR2x410 12 0.52 1.65 2.18 2011 UNALLOCATED Baru
268 Region Jawa Barat Indramayu PLTU Mandirancan 500 4xZebra 120 26.07 13.10 39.17 2018 UNALLOCATED Baru
269 Region Jawa Barat Karaha Bodas PLTP Garut 150 2xDove 20 1.28 0.42 1.69 2012 UNALLOCATED Baru
270 Region Jawa Barat Tambun II Tambun 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2011 UNALLOCATED Baru
271 Region Jawa Barat Tambun III Inc.(Pncol-Gdria) 150 2xZebra 4 0.31 0.09 0.39 2011 UNALLOCATED Baru
272 Region Jawa Barat Indramayu PLTU Cibatu 500 Kap 3000 MW 270 58.66 29.47 88.12 2013 UNALLOCATED Baru
273 Region Jawa Barat Cikumpay II Cikumpay 150 1xZebra 12 0.61 0.21 0.81 2012 UNALLOCATED Baru
274 Region Jawa Barat Lagadar II Incomer (Cnjur-Cgerlg) 150 4xDove 4 0.87 0.44 1.31 2012 UNALLOCATED Baru
275 Region Jawa Barat Padalarang II Padalarang 150 2xZebra 18 1.39 0.39 1.77 2012 UNALLOCATED Baru
276 Region Jawa Barat Rajamandala PLTA Inc (Cgrlg-Cnjur) 150 2xHawk 10 0.57 0.20 0.76 2016 UNALLOCATED Baru
277 Region Jawa Barat Rengasdengklok II Kosambi baru 150 1xHawk 80 3.26 1.17 4.43 2012 UNALLOCATED Baru
278 Region Jawa Barat Subang II Cikmpay 150 2xZebra 30 2.31 0.64 2.96 2012 UNALLOCATED Baru
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]
No Region Dari Ke Tegangan Konduktor Panjang Prakiraan Biaya Tahun Sumber Dana Keterangan
kV kms Fx Lx Jumlah Operasi
279 Region Jawa Barat Cianjur II Inc. (Cnjur-Cgrlg) 150 1xHawk 4 0.16 0.06 0.22 2013 UNALLOCATED Baru
280 Region Jawa Barat Cisokan PS Incomer (Cibng-Sglng) 500 4xGannet 30 6.52 3.27 9.79 2014 UNALLOCATED Baru
281 Region Jawa Barat Cisolok PLTP Pelabuhan Ratu 150 2xHawk 60 3.40 1.18 4.58 2014 UNALLOCATED Baru
282 Region Jawa Barat Jababeka II Jababeka 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2013 UNALLOCATED Baru
283 Region Jawa Barat Jatigede PLTA Inc (Rckek-Sragi) 150 2xHawk 20 1.13 0.39 1.53 2017 UNALLOCATED Baru
284 Region Jawa Barat Mandirancan Cibatu 500 4xZebra 400 86.90 43.66 130.56 2013 UNALLOCATED Baru
285 Region Jawa Barat Matenggeng PS Rawalo 500 4xDove 60 13.03 6.55 19.58 2017 UNALLOCATED Baru
286 Region Jawa Barat New Lagadar Lagadar 150 4xZebra 20 2.78 0.83 3.61 2013 UNALLOCATED Baru
287 Region Jawa Barat New Tambun Tambun 150 2xZebra 2 0.15 0.04 0.20 2013 UNALLOCATED Baru
288 Region Jawa Barat Pinayungan II Pinayungan 150 2xZebra 46 3.55 0.99 4.53 2013 UNALLOCATED Baru
289 Region Jawa Barat Tambun Inc. (Mtwar-Cibng-Cwang 500 4xDove 20 4.34 2.18 6.53 2013 UNALLOCATED Baru
290 Region Jawa Barat Tangkuban Parahu PLTP Bandung Utara 150 2xHawk 10 0.57 0.20 0.76 2014 UNALLOCATED Baru
291 Region Jawa Barat Tanjung Jati A PLTU Mandirancan 500 Kap 3000 MW 100 21.72 10.91 32.64 2013 UNALLOCATED Baru
292 Region Jawa Barat Majalaya II Rancakasumba 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2014 UNALLOCATED Baru
293 Region Jawa Barat Panyadap II Inc. (Kmjng-Ckska) 150 2xZebra 4 0.31 0.09 0.39 2014 UNALLOCATED Baru
294 Region Jawa Barat Rancaekek II Rancaekek 150 2xZebra 10 0.77 0.21 0.99 2014 UNALLOCATED Baru
295 Region Jawa Barat Kosambi Baru II Inc.(Bkasi-Ksbru) 150 1xHawk 14 0.57 0.20 0.78 2015 UNALLOCATED Baru
296 Region Jawa Barat Lembang Dago 150 2xZebra 10 0.77 0.21 0.99 2015 UNALLOCATED Baru
297 Region Jawa Barat Babakan II Inc.(Kanci-Ubrng) 150 2xZebra 28 1.08 0.30 1.38 2016 UNALLOCATED Baru
298 Region Jawa Barat Dawuan II Inc. (Ksbru - Jtlhr) 150 2xHawk 10 0.57 0.20 0.76 2016 UNALLOCATED Baru
299 Region Jawa Barat Garut II Garut 150 2xZebra 10 0.77 0.21 0.99 2016 UNALLOCATED Baru
300 Region Jawa Barat Kiaracondong III Kiaracondong II 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2016 UNALLOCATED Baru
301 Region Jawa Barat Sumedang Baru Ujungberung 150 2xZebra 10 0.77 0.21 0.99 2016 UNALLOCATED Baru
302 Region Jawa Barat Cangkring II Sunyaragi 150 1xZebra 10 0.50 0.17 0.68 2017 UNALLOCATED Baru
303 Region Jawa Barat Sukamandi II Inc. (Ksbru-PLTUJabarut 150 2xZebra 4 0.31 0.09 0.39 2017 UNALLOCATED Baru
304 Region Jawa Barat Teluk Jambe II Inc.(Tljbe-Cibatu) 150 2xZebra 30 2.31 0.64 2.96 2017 UNALLOCATED Baru
305 Region Jawa Tengah & DIY Cilacap PLTU Rawalo 500 4xZebra 60 13.03 6.55 19.58 2010 UNALLOCATED Baru
306 Region Jawa Tengah & DIY Gedongrejo/Palur II Inc.(Palur-Jajar) 150 2xHawk 10 0.57 0.20 0.76 2010 UNALLOCATED Baru
307 Region Jawa Tengah & DIY New Rawalo Gombong 150 2xZebra 6 0.46 0.13 0.59 2010 UNALLOCATED Baru
308 Region Jawa Tengah & DIY Rawalo Inc (Pedan-Tasik) 500 4xGannet 4 0.87 0.44 1.31 2010 UNALLOCATED Baru
309 Region Jawa Tengah & DIY Tanjung Jati Sayung 150 2xTACSR520 100 6.21 18.17 24.37 2011 UNALLOCATED Baru
310 Region Jawa Tengah & DIY Tanjung Jati B PLTU Ungaran 3,4 500 4xZebra 200 43.45 21.83 65.28 2012 UNALLOCATED Baru
311 Region Jawa Tengah & DIY Pekalongan II Pekalongan 150 2xZebra 20 1.54 0.43 1.97 2013 UNALLOCATED Baru
312 Region Jawa Tengah & DIY Pemalang Inc. (Ungar-Mdcan) 500 4xDove 10 2.17 1.09 3.26 2013 UNALLOCATED Baru Double Phi
313 Region Jawa Tengah & DIY Pemalang New Pemalang 150 2xZebra 10 0.77 0.21 0.99 2013 UNALLOCATED Baru
314 Region Jawa Tengah & DIY Ungaran PLTP Ungaran 150 2xDove 40 2.55 0.83 3.39 2014 UNALLOCATED Baru
315 Region Jawa Tengah & DIY Ungaran Mandirancan (Lanjutan T 500 4xZebra 400 86.90 43.66 130.56 2014 UNALLOCATED Baru
316 Region Jawa Tengah & DIY Kalibakal II Kalibakal 150 2xZebra 12 0.93 0.26 1.18 2014 UNALLOCATED Baru
317 Region Jawa Tengah & DIY Tambaklorok II Tambaklorok 150 2xZebra 10 0.77 0.21 0.99 2014 UNALLOCATED Baru
318 Region Jawa Tengah & DIY PLTU Jateng Inf. Pemalang 500 Kap 3000 MW 80 17.38 8.73 26.11 2014 UNALLOCATED Baru Double Phi
319 Region Jawa Tengah & DIY Jajar II Inc. (Jajar-Pedan) 150 2xZebra 12 0.93 0.26 1.18 2015 UNALLOCATED Baru

137
138
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]
Rencana Pengembangan Sistem Penyaluran [5/5]
No Region Dari Ke Tegangan Konduktor Panjang Prakiraan Biaya Tahun Sumber Dana Keterangan
kV kms Fx Lx Jumlah Operasi
320 Region Jawa Tengah & DIY Jepara II Jepara 150 2xHawk 10 0.57 0.20 0.76 2015 UNALLOCATED Baru
321 Region Jawa Tengah & DIY Pati II Pati 150 1xHawk 20 0.82 0.29 1.11 2015 UNALLOCATED Baru
322 Region Jawa Tengah & DIY Sanggrahan II Sanggrahan 150 2xZebra 80 6.17 1.71 7.88 2015 UNALLOCATED Baru
323 Region Jawa Tengah & DIY Tanjung Angin PLTU Dbphi (Pedan-Rawalo) 500 Kap 3000 MW 120 26.07 13.10 39.17 2018 UNALLOCATED Baru
324 Region Jawa Tengah & DIY Mangunan PLTP Mrica 150 2xHawk 60 3.40 1.18 4.58 2016 UNALLOCATED Baru
Lampiran A.4.1

325 Region Jawa Tengah & DIY Slamet PLTP Rawalo 150 2xHawk 60 3.40 1.18 4.58 2016 UNALLOCATED Baru
Tenaga Listrik 2009-2018

326 Region Jawa Tengah & DIY Cepu PLTGU Inc. (Tj Jati-Mdcan) 500 Kap 3000 MW 100 21.72 10.91 32.64 2016 UNALLOCATED Baru
Rencana Usaha Penyediaan

327 Region Jawa Tengah & DIY Pandeanlamper II Pandeanlamper 150 1xCU800 10 2.05 3.16 5.21 2017 UNALLOCATED Baru
328 Region Jawa Tengah & DIY Bantul Dbphi (Rawalo-T.Angin) 500 4xGannet 20 4.34 2.18 6.53 2018 UNALLOCATED Baru
329 Region Jawa Tengah & DIY Muria Cibatu 500 DC HVDC SUTT 1,060 230.28 115.69 345.97 2019 UNALLOCATED Baru
330 Region Jawa Tengah & DIY Muria Tambun 500 DC HVDC SUTT 1,060 230.28 115.69 345.97 2019 UNALLOCATED Baru
331 Region Jawa Timur & Bali Bedugul Baturiti 150 2xHawk 40 2.26 0.79 3.05 2012 UNALLOCATED Baru
332 Region Jawa Timur & Bali Sidoarjo/Porong II Bangil 150 2xZebra 24 1.85 0.51 2.36 2010 UNALLOCATED Baru
333 Region Jawa Timur & Bali Ijen PLTP Banyuwangi 150 2xHawk 60 3.40 1.18 4.58 2014 UNALLOCATED Baru
334 Region Jawa Timur & Bali New Banyuwangi Genteng 150 2xZebra 60 4.63 1.29 5.91 2012 UNALLOCATED Baru
335 Region Jawa Timur & Bali Ponorogo II New Tulungagung 150 2xAcsr 330 131 8.94 2.91 11.86 2012 UNALLOCATED Baru
336 Region Jawa Timur & Bali Paiton Grati 3rd 500 4xZebra 88 38.23 19.21 57.44 2012 UNALLOCATED Baru
337 Region Jawa Timur & Bali Bali Timur PLTU Inc.(Gnyar-Ampla) 150 TACSR 330 10 0.81 0.29 1.10 2012 UNALLOCATED Baru
338 Region Jawa Timur & Bali Kesamben PLTA Banaran 150 1xHawk 40 1.63 0.59 2.22 2017 UNALLOCATED Baru
339 Region Jawa Timur & Bali Sanur II Inc.(Psgrn-Sanur) 150 TACSR 330 10 0.81 0.29 1.10 2013 UNALLOCATED Baru
340 Region Jawa Timur & Bali Madura PLTU Inc.(Spang-Pksan) 150 TACSR 330 10 0.81 0.29 1.10 2013 UNALLOCATED Baru
341 Region Jawa Timur & Bali Kalikonto PLTA Bumi Cokro 150 1xHawk 40 1.63 0.59 2.22 2016 UNALLOCATED Baru
342 Region Jawa Timur & Bali Willis/Ngebel PLTP Pacitan II 150 2xHawk 60 3.40 1.18 4.58 2014 UNALLOCATED Baru
343 Region Jawa Timur & Bali Grindulu PS Kebonagung 500 4xDove 80 17.38 8.73 26.11 2018 UNALLOCATED Baru
344 Region Jawa Timur & Bali Kapal JB Crossing Paiton 500 4xDove 424 92.11 86.28 178.39 2015 UNALLOCATED Baru
345 Region Jawa Timur & Bali Grati Kdiri 1st 500 4xZebra 120 52.14 26.19 78.33 2013 UNALLOCATED Baru
346 Region Jawa Timur & Bali Kebonagung Inc. (Grati-Kediri) 1st 500 4xGannet 20 4.34 2.18 6.53 2014 UNALLOCATED Baru
347 Region Jawa Timur & Bali Ngoro Inc. (Piton-Kdiri) 2nd 500 4xGannet 20 4.34 2.18 6.53 2015 UNALLOCATED Baru
348 Region Jawa Timur & Bali Tanjung Pelang PLTU Kediri 500 4xGannet 200 43.45 21.83 65.28 2019 UNALLOCATED Baru
349 Region Jawa Timur & Bali Arjuno PLTP Mojokerto 150 2xHawk 20 1.13 0.39 1.53 2016 UNALLOCATED Baru
350 Region Jawa Timur & Bali Iyang Argopuro PLTP Probolinggo 150 2xDove 30 1.91 0.63 2.54 2016 UNALLOCATED Baru
351 Region Jawa Timur & Bali Turen II Inc. (Kbagn-Pakis) 150 2xZebra 40 3.08 0.86 3.94 2017 UNALLOCATED Baru
352 Region Jawa Timur & Bali New Nusa Dua Nusa Dua 150 TACSR 330 12 0.97 0.35 1.32 2018 UNALLOCATED Baru
353 Region Jawa Timur & Bali Iyang Argopuro PLTP Probolinggo 150 2xDove 30 1.91 0.63 2.54 2016 UNALLOCATED Baru
354 Region Jawa Timur & Bali Turen II Inc. (Kbagn-Pakis) 150 2xZebra 40 3.08 0.86 3.94 2017 UNALLOCATED Baru
355 Region Jawa Timur & Bali New Nusa Dua Nusa Dua 150 TACSR 330 12 0.97 0.35 1.32 2018 UNALLOCATED Baru
8,466 1,805 1,002 2,806
Rencana Pengembangan Gardu Induk
RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
1 Region Jakarta dan Banten Kemayoran 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2008 IBRD IFB-2B Ext. Trf-3
2 Region Jakarta dan Banten Puncak Ardi Mulya 150/20 30 1 30 2.56 0.44 3.00 2008 APLN Ext.
3 Region Jakarta dan Banten Senayan Baru (GIS) 150/20 60 1 60 11.03 1.23 12.26 2008 APLN_Percepatan Ext. Trf-3
4 Region Jakarta dan Banten Senayan Baru (GIS) 150/20 60 2 120 11.23 1.03 12.26 2008 KE-III lot 8 GIS Baru
5 Region Jakarta dan Banten Angke 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2009 IBRD IFB-2A Uprate 30
6 Region Jakarta dan Banten Antasari/CSW II (GIS) 150/20 60 2 120 26.00 2.38 28.38 2009 APLN_Percepatan GIS Baru
7 Region Jakarta dan Banten Balaraja 500/150 500 1 500 52.03 5.92 57.95 2009 IBRD IFB-1 GITET Baru
8 Region Jakarta dan Banten Balaraja New 150/20 60 1 60 7.28 1.32 8.60 2009 IBRD IFB-2B GI Baru
9 Region Jakarta dan Banten Bintaro II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2009 APLN_Percepatan GI Baru
10 Region Jakarta dan Banten Cawang (GIS) 500/150 500 1 500 25.49 15.51 41.00 2009 APLN_Percepatan Ext. IBT-3
11 Region Jakarta dan Banten Ciawi 70/20 30 1 30 2.59 0.41 3.00 2009 APLN - UAI08 Uprate 10 eks. PNCOL
12 Region Jakarta dan Banten Cibinong 150/70 100 1 100 5.30 3.30 8.60 2009 IBRD Ext.
13 Region Jakarta dan Banten Cilegon 500/150 166 1 166 15.63 2.67 18.30 2009 KE-III lot 3 Spare u Clgon
14 Region Jakarta dan Banten Cilegon 500/150 500 1 500 15.63 2.67 18.30 2009 APLN - UAI08 Spare u Clgon
15 Region Jakarta dan Banten Gandul 500/150 500 1 500 16.26 2.06 18.32 2009 APLN_Percepatan Ext. IBT-3
16 Region Jakarta dan Banten Karet Lama 150/70 100 1 100 2.16 1.34 3.50 2009 APLN - UAI08 Ext.
17 Region Jakarta dan Banten Kracak 70/20 30 1 30 2.59 0.41 3.00 2009 APLN - UAI08 Uprate 10
18 Region Jakarta dan Banten Lippo Karawaci 150/20 60 2 120 7.52 1.08 8.60 2009 APLN_Percepatan Ext.
19 Region Jakarta dan Banten Menes II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2009 APLN_Percepatan GI Baru Up-rate
20 Region Jakarta dan Banten Saketi II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2009 APLN_Percepatan GI Baru Up-rate
21 Region Jakarta dan Banten Taman Rasuna Said (GIS) 150/20 60 2 120 23.06 2.11 25.17 2009 KE-III lot 5 GIS Baru
22 Region Jakarta dan Banten Abadi GunaPapan 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 APLN Ext.
23 Region Jakarta dan Banten Balaraja 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 APLN_Percepatan Ext.Trf-3
24 Region Jakarta dan Banten Balaraja New 500/150 500 1 500 11.56 7.04 18.60 2010 ADB Ext. IBT-2
25 Region Jakarta dan Banten Bogor Kota (GIS) 150/20 60 2 120 26.00 2.38 28.38 2010 APLN_Percepatan GIS Baru
26 Region Jakarta dan Banten Ciawi II 150/20 60 2 120 5.78 1.02 6.80 2010 APLN_Percepatan GI Baru
27 Region Jakarta dan Banten Cibadak Baru 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 APLN Ext. Trf-3
28 Region Jakarta dan Banten Cibinong 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2010 IBRD IFB-2A Uprate 30
29 Region Jakarta dan Banten Cibinong 150/70 100 1 100 5.67 3.53 9.20 2010 IBRD IFB-2A Ext.
30 Region Jakarta dan Banten Ciledug 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 APLN_Percepatan Ext. Trf-3
31 Region Jakarta dan Banten Cileungsi II/Jonggol 150/20 60 1 60 16.92 3.02 19.94 2010 APLN_Percepatan GI Baru
32 Region Jakarta dan Banten Cimanggis 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 IBRD IFB-2B Ext. 3rd X-mer
33 Region Jakarta dan Banten Cimanggis/Puncak Ardi Mulya 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 APLN - UAI08 Ext. Trf-3
34 Region Jakarta dan Banten Cipinang (GIS) 150/20 60 1 60 3.15 0.35 3.50 2010 APLN_Percepatan Ext. Trf-3
35 Region Jakarta dan Banten Citrahabitat 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 IBRD IFB-2A Ext, 2nd X-mer
36 Region Jakarta dan Banten Danayasa (GIS) 150/20 60 1 60 3.15 0.35 3.50 2010 APLN_Percepatan Ext . Trf-3
37 Region Jakarta dan Banten Depok III/Rawadenok 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 APLN Ext. Trf-2
38 Region Jakarta dan Banten Durentiga (GIS) 150/20 60 1 60 3.15 0.35 3.50 2010 APLN_Percepatan Ext. Trf-3
39 Region Jakarta dan Banten Durikosambi 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2010 APLN_Percepatan Ext. Trf-3
40 Region Jakarta dan Banten Gandaria 150 (GIS) 150/20 60 3 180 25.99 2.39 28.38 2010 APLN_Percepatan GIS Baru
Lampiran A.4.2
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

139
140
Rencana Pengembangan Gardu Induk
RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
41 Region Jakarta dan Banten Grogol (GIS) 150/20 60 1 60 10.00 1.69 11.69 2010 APLN_Percepatan Ext.Trf-3
42 Region Jakarta dan Banten Gunung Sahari/Mangga Besar I 150/20 60 2 120 26.00 2.38 28.38 2010 APLN_Percepatan GIS Baru
43 Region Jakarta dan Banten Jatake 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 IBRD Ext. Trf-4
44 Region Jakarta dan Banten Jatiwaringin 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2010 KE-III lot 6 GI Baru
45 Region Jakarta dan Banten Kandangsapi (GIS) 150/20 60 1 60 10.51 1.18 11.69 2010 APLN_Percepatan Ext. Trf-2
Lampiran A.4.2

46 Region Jakarta dan Banten Kebonsirih (GIS) 150/20 60 1 60 10.51 1.18 11.69 2010 APLN_Percepatan Ext.Trf-2
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

47 Region Jakarta dan Banten Kedung Badak II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2010 ADB - B5 GI Baru
48 Region Jakarta dan Banten Kelapa Gading (GIS) 150/20 60 2 120 19.36 1.74 21.10 2010 KE-III lot 6 GIS Baru
49 Region Jakarta dan Banten Kopo 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 APLN - UAI08 Ext. Trf-2
50 Region Jakarta dan Banten Lautan Steel 150/20 60 3 180 7.30 1.30 8.60 2010 APLN GI Baru
51 Region Jakarta dan Banten Legok 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 APLN_Percepatan Ext. Trf-3
52 Region Jakarta dan Banten Lembursitu II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2010 APLN_Percepatan GI Baru Up-rate
53 Region Jakarta dan Banten Manggabesar 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 IBRD Ext.3rd X-mer (eks.Mkrng)
54 Region Jakarta dan Banten Muarakarang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 APLN_Percepatan Ext.Trf-3
55 Region Jakarta dan Banten MuaraKarang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 IBRD IFB-2B Ext. Trf-3
56 Region Jakarta dan Banten Pasar Kemis 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 IBRD IFB-2B Ext
57 Region Jakarta dan Banten Pondok Indah (GIS) 150/20 60 2 120 25.99 2.38 28.37 2010 KE-III lot 6 GIS Baru
58 Region Jakarta dan Banten Priok Timur 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 KE-III Ext. (lot 1)
59 Region Jakarta dan Banten Rangkasbitung II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2010 ADB - B4 GI Baru Up-rate
60 Region Jakarta dan Banten Sentul 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 APLN_Percepatan Ext. Trf-2
61 Region Jakarta dan Banten Sepatan 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 APLN - UAI09 Ext. Trf- eks.DKSBI)
62 Region Jakarta dan Banten Serang 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2010 APLN - UAI08 Uprate 30
63 Region Jakarta dan Banten Tanah Tinggi (GIS) 150/20 60 2 120 23.09 2.08 25.17 2010 KE-III lot 8 GIS Baru
64 Region Jakarta dan Banten Tangerang Baru 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 APLN_Percepatan Ext. Trf-2
65 Region Jakarta dan Banten Teluk Naga 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 APLN Ext. Trf-2
66 Region Jakarta dan Banten Tigaraksa 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 APLN_Percepatan Ext. Trf-2
67 Region Jakarta dan Banten Bogor II 150/20 60 2 120 26.00 2.38 28.38 2011 APLN_Percepatan GIS Baru
68 Region Jakarta dan Banten Lengkong 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 IBRD IFB-2B Ext.
69 Region Jakarta dan Banten Miniatur GIS 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 IBRD IFB-2B Ext.3rd X-mer
70 Region Jakarta dan Banten Penggilingan (GIS) 150/20 60 1 60 10.52 1.18 11.70 2011 APLN Ext. Trf-3
71 Region Jakarta dan Banten Puncak Ardi Mulya II 150/20 60 1 60 26.09 2.29 28.38 2011 APLN_Percepatan GIS Baru
72 Region Jakarta dan Banten Daanmogot/Durikosambi II (GIS 150/20 60 2 120 57.54 5.18 62.72 2012 APLN_Percepatan GIS Baru
73 Region Jakarta dan Banten Karet Lama 150/70 100 1 100 2.16 1.34 3.50 2018 APLN - UAI08 Ext.
74 Region Jawa Barat Cianjur 150/70 60 1 60 2.28 1.22 3.50 2008 ADB - B1 Ext.
75 Region Jawa Barat Cibatu 500/150 500 1 500 16.26 2.34 18.60 2008 APLN_Percepatan Ext. IBT-3 ex. MDCAN
76 Region Jawa Barat Dawuan 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2008 KE III Lot 3 Uprate 20
77 Region Jawa Barat Fajar Surya.W 150/20 30 1 30 2.57 0.43 3.00 2008 IBRD Uprate 30 (ke Scang)
78 Region Jawa Barat Ganda Mekar 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2008 IBRD IFB-2B Ext. 3rd X-mer
79 Region Jawa Barat Haurgeulis 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2008 IBRD IFB-2A Ext, 2nd X-mer
80 Region Jawa Barat Jatibarang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2008 IBRD IFB-2A Ext, 2nd X-mer
Rencana Pengembangan Gardu Induk
RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
81 Region Jawa Barat Poncol II 150/20 60 2 120 17.10 3.03 20.13 2008 APLN JBN GI Baru
82 Region Jawa Barat Babakan 70/20 30 1 30 2.54 0.40 2.94 2009 APLN_Percepatan Uprate 10
83 Region Jawa Barat Banjar 150/70 30 1 30 2.99 0.51 3.50 2009 APLN - UAI08 Ex. Cnjur
84 Region Jawa Barat Cangkring 70/20 30 1 30 2.58 0.42 3.00 2009 APLN_Percepatan Eks.
85 Region Jawa Barat Cibatu 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2009 APLN_Percepatan Ext.
86 Region Jawa Barat Cigereleng 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2009 APLN_Percepatan Ext. Trf-4
87 Region Jawa Barat Cikarang Baru Lippo 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2009 APLN_Percepatan GI Baru
88 Region Jawa Barat Cikasungka 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2009 APLN_Percepatan Ext.
89 Region Jawa Barat Cikedung 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2009 APLN_Percepatan GI Baru
90 Region Jawa Barat Cikijing 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2009 APLN_Percepatan GI Baru
91 Region Jawa Barat Cikumpay 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2009 APLN_Percepatan Ext. Trf-3
92 Region Jawa Barat Cirata Baru 150/20 30 1 30 2.56 0.44 3.00 2009 APLN_Percepatan Ext.
93 Region Jawa Barat Daeuhkolot/Cigereleng II 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2009 APLN_Percepatan GI Baru
94 Region Jawa Barat Garut 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2009 APLN_Percepatan Ext
95 Region Jawa Barat Kadipaten 150/70 100 1 100 2.16 1.34 3.50 2009 APLN - UAI08 Ext.
96 Region Jawa Barat Kuningan 70/20 30 1 30 2.58 0.42 3.00 2009 APLN_Percepatan Ext.
97 Region Jawa Barat Lagadar 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2009 IBRD Uprate 30
98 Region Jawa Barat Mandirancan 500/150 500 1 500 15.99 2.31 18.30 2009 APLN - UAI08 IBT-2
99 Region Jawa Barat Muaratawar 500/150 500 1 500 16.27 2.35 18.62 2009 APLN_Percepatan IBT-1
100 Region Jawa Barat Padalarang 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2009 IBRD IFB-2A Uprate 30
101 Region Jawa Barat Pangandaran 70/20 30 1 30 2.59 0.41 3.00 2009 APLN_Percepatan uprate 10
102 Region Jawa Barat Rancaekek 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2009 APLN_Percepatan Ext. T4
103 Region Jawa Barat Rancakasumba/(Panyadap 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2009 KE III Lot 3 Ex.
104 Region Jawa Barat Subang 70/20 30 1 30 3.01 0.49 3.50 2009 APLN_Percepatan Ext 3rd x-mer
105 Region Jawa Barat Tambun 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2009 APLN_Percepatan Uprate 30
106 Region Jawa Barat Tanggeung 70/20 30 1 30 7.22 1.38 8.60 2009 APLN - DIST GI Baru
107 Region Jawa Barat Tasikmalaya 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2009 APLN_Percepatan Uprate 15
108 Region Jawa Barat Ujung Berung 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2009 APLN_Percepatan Ext. ek. Ciledug
109 Region Jawa Barat Bekasi Utara/Tarumajaya/ (GIS 150/20 60 2 120 26.04 2.34 28.38 2010 APLN_Percepatan GIS Baru
110 Region Jawa Barat Braga (GIS) 150/20 60 2 120 26.00 2.38 28.38 2010 APLN_Percepatan GIS Baru
111 Region Jawa Barat Cibabat II (GIS) 150/20 60 2 120 26.00 2.38 28.38 2010 APLN_Percepatan GIS Baru
112 Region Jawa Barat Cibeureum 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2010 IBRD IFB-2A Ext 2nd ex. RCKSBA
113 Region Jawa Barat Dago Pakar 150/20 60 2 120 7.29 1.31 8.60 2010 ADB - B4 GI Baru
114 Region Jawa Barat Jatiluhur II 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2010 APLN UAI08 GI Baru
115 Region Jawa Barat Kanci 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2010 APLN_Percepatan GI Baru
116 Region Jawa Barat Karang Nunggal 150/20 30 1 30 7.28 1.32 8.60 2010 APLN_Percepatan GI Baru
117 Region Jawa Barat Kiaracondong II (GIS) 150/20 60 2 120 26.00 2.38 28.38 2010 APLN_Percepatan GIS Baru
118 Region Jawa Barat Malangbong Baru 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2010 APLN_Percepatan GI Baru Up-rate
119 Region Jawa Barat Muaratawar 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2010 APLN_Percepatan GI Baru
120 Region Jawa Barat Parakan 70/20 20 1 20 2.58 0.42 3.00 2010 APLN Ext. Ek. Sumedang

141
Rencana Pengembangan Gardu Induk

142
RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
121 Region Jawa Barat Patuha 150/20 30 1 30 7.29 1.31 8.60 2010 APLN GI Baru (Kit)
122 Region Jawa Barat Santosa 70/20 30 1 30 3.02 0.48 3.50 2010 APLN - UAI07 Ext. ek. Mlbng
123 Region Jawa Barat Sukamandi 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 APLN - UAI07 Ext. Trf-2 (Dr RJTD)
124 Region Jawa Barat Sukatani /Gobel 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2010 APLN_Percepatan GI Baru
125 Region Jawa Barat Sumadra 70/20 10 1 10 3.00 0.50 3.50 2010 APLN Ext. ek Mlbng
Lampiran A.4.2

126 Region Jawa Barat Sumedang 70/20 20 1 20 3.02 0.48 3.50 2010 APLN Ext. ek Mlbng
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

127 Region Jawa Barat Tasik Malaya 500/150 500 1 500 15.99 2.31 18.30 2010 APLN - UAI08 IBT -2
128 Region Jawa Barat Kadipaten 150 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2011 APLN GI Baru
129 Region Jawa Barat Ujungberung 500/150 500 1 500 52.23 5.75 57.98 2011 APLN_Percepatan GITET Baru
130 Region Jawa Tengah & DIY Bumi Semarang Baru 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2008 APLN JBN GI Baru
131 Region Jawa Tengah & DIY Jepara 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2008 IBRD - IFB 5/PT.ASP Uprate 30 (ke Tjati)
132 Region Jawa Tengah & DIY Kalibakal 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2008 IBRD - IFB 5/PT.ASP Uprate 20
133 Region Jawa Tengah & DIY Kebasen 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2008 IBRD - IFB 5/PT.ASP Ext
134 Region Jawa Tengah & DIY Kudus 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2008 IBRD - IFB 5/PT.ASP Uprate 30
135 Region Jawa Tengah & DIY Masaran 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2008 APLN JBN GI Baru
136 Region Jawa Tengah & DIY Medari 150/20 30 1 30 2.56 0.44 3.00 2008 APLN - UAI07 Eks. Kentungan
137 Region Jawa Tengah & DIY Mranggen 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2008 APLN JBN GI Baru
138 Region Jawa Tengah & DIY Pedan 500/150 166 1 166 13.21 2.26 15.48 2008 IBRD - IFB 1 Spare
139 Region Jawa Tengah & DIY Pemalang 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2008 IBRD - IFB 5/PT.ASP Uprate 30
140 Region Jawa Tengah & DIY Purbalingga 150/20 30 1 30 7.29 1.31 8.60 2008 APLN JBN GI Baru
141 Region Jawa Tengah & DIY Rembang 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2008 IBRD - IFB 5/PT.ASP Uprate 20
142 Region Jawa Tengah & DIY Bumiayu 150/20 30 1 30 2.99 0.51 3.50 2009 APLN_Percepatan Uprate 16
143 Region Jawa Tengah & DIY Cepu 150/20 30 1 30 3.00 0.50 3.50 2009 APLN - UAI08 Uprate 16 eks. KUDUS
144 Region Jawa Tengah & DIY Klaten 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2009 APLN_Percepatan Ext.
145 Region Jawa Tengah & DIY Mangkunegaran 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2009 KE-III LOT-3 AO6 Ext.
146 Region Jawa Tengah & DIY Mojosongo 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2009 APBN 2007 Uprate 30
147 Region Jawa Tengah & DIY Pedan 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2009 IBRD - IFB 5/PT.ASP Ext, 2 nd X-mer
148 Region Jawa Tengah & DIY Purwodadi 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2009 APLN_Percepatan Uprate 30
149 Region Jawa Tengah & DIY Purworejo 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2009 IBRD - 2A Uprate 30 (ex.Gndul)
150 Region Jawa Tengah & DIY Sanggrahan 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2009 KE-III lot-3 A06 Uprate 30
151 Region Jawa Tengah & DIY Temanggung 150/20 30 1 30 2.99 0.51 3.50 2009 APLN - UAI08 Ext. eks. BRNGI
152 Region Jawa Tengah & DIY Bala Pulang/Kebasen II 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2010 APLN_Percepatan GI Baru
153 Region Jawa Tengah & DIY Blora 150/20 30 1 30 7.36 1.24 8.60 2010 APLN_Percepatan Uprate 16
154 Region Jawa Tengah & DIY Bringin 150/20 60 1 60 7.37 1.23 8.60 2010 APLN_Percepatan Uprate 30
155 Region Jawa Tengah & DIY Dieng 150/20 30 1 30 2.56 0.44 3.00 2010 APLN - UAI09 Ext.
156 Region Jawa Tengah & DIY Gedongrejo/Palur II 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2010 APLN_Percepatan GI Baru
157 Region Jawa Tengah & DIY Gombong 150/20 60 1 60 7.36 1.24 8.60 2010 APLN_Percepatan Ext.
158 Region Jawa Tengah & DIY Kentungan 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2010 IBRD - IFB 5/PT.ASP Ext.
159 Region Jawa Tengah & DIY Lomanis 150/20 60 1 60 7.37 1.23 8.60 2010 APLN_Percepatan Uprate 20
160 Region Jawa Tengah & DIY Majenang 150/20 60 1 60 7.37 1.23 8.60 2010 APLN_Percepatan Ext.
Rencana Pengembangan Gardu Induk
RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
161 Region Jawa Tengah & DIY Pandeanlamper 150/20 60 1 60 7.37 1.23 8.60 2010 APLN_Percepatan Uprate 16
162 Region Jawa Tengah & DIY Pati 150/20 60 1 60 7.37 1.23 8.60 2010 APLN_Percepatan Uprate 20
163 Region Jawa Tengah & DIY Pekalongan 150/20 60 1 60 7.37 1.23 8.60 2010 APLN_Percepatan Uprate 31,5
164 Region Jawa Tengah & DIY Rawalo 500/150 500 1 500 56.77 5.96 62.73 2010 APLN_Percepatan GITET Baru
165 Region Jawa Tengah & DIY Sanggrahan 150/20 60 1 60 4.78 0.80 5.58 2010 APLN_Percepatan Uprate 30
166 Region Jawa Tengah & DIY Secang 150/20 30 1 30 2.39 0.40 2.79 2010 APLN_Percepatan Uprate 16 (Ex. Fajar)
167 Region Jawa Tengah & DIY Semanu 150/20 60 1 60 6.76 1.14 7.91 2010 APLN_Percepatan Uprate 30
168 Region Jawa Tengah & DIY Simpang Lima (GIS) 150/20 60 1 60 10.52 1.18 11.70 2010 APLN_Percepatan Ext.Trf-3
169 Region Jawa Tengah & DIY Solo Baru/Solo Baru 150/20 60 1 60 6.76 1.14 7.91 2010 APLN_Percepatan Ext.
170 Region Jawa Tengah & DIY Sragen 150/20 60 2 120 8.06 1.35 9.40 2010 APLN_Percepatan Uprate 30
171 Region Jawa Tengah & DIY Tambaklorok 150/20 60 1 60 6.76 1.14 7.91 2010 APLN_Percepatan Ext.
172 Region Jawa Tengah & DIY Wonosobo 150/20 60 1 60 4.78 0.80 5.58 2010 APLN_Percepatan Uprate 16
173 Region Jawa Tengah & DIY Batang 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2011 KE-III Lot 10 Ext
174 Region Jawa Tengah & DIY Bawen 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 APLN - UAI09 Uprate 30
175 Region Jawa Tengah & DIY Jajar 150/20 60 1 60 4.03 0.67 4.70 2011 APLN_Percepatan Uprate 16
176 Region Jawa Tengah & DIY Kaliwungu 150/20 30 1 30 3.00 0.50 3.50 2011 APLN - UAI09 Uprate 16 eks. Krapyak
177 Region Jawa Tengah & DIY Kebumen 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 APLN - UAI09 Uprate 30
178 Region Jawa Tengah & DIY Kedungombo 150/20 16 1 16 3.00 0.50 3.50 2011 APLN - UAI09 Uprate 6.3 eks. Krapyak
179 Region Jawa Tengah & DIY Randugarut (GIS) 150/20 60 1 60 10.52 1.18 11.70 2011 APLN Ext. Trf-2
180 Region Jawa Tengah & DIY Sayung 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2011 KE III Lot-10 Uprate 30
181 Region Jawa Tengah & DIY Tanjung Jati 150/20 30 1 30 5.12 0.87 5.99 2011 APLN_Percepatan Eks. Ex. Jepara
182 Region Jawa Tengah & DIY Tanjung Jati B 500/150 500 2 1,000 55.86 6.87 62.73 2011 IPP Ext. IBT-1
183 Region Jawa Tengah & DIY Ungaran 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2011 APLN - UAI08 Uprate 16 eks. TBROK
184 Region Jawa Tengah & DIY Wirobrajan 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 APLN - UAI09 Ext.
185 Region Jawa Tengah & DIY Pracimantoro/Nguntoronadi 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2012 APLN_Percepatan GI Baru
186 Region Jawa Tengah & DIY Wonosari 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 APLN UAI09 Ext.
187 Region Jawa Timur & Bali Altaprima 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2008 APLN - UAI07 Ext. ek.Tndes
188 Region Jawa Timur & Bali Babadan 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2008 IBRD - IFB 5/PT.ASP Ext-TRF-3
189 Region Jawa Timur & Bali Blimbing 70/20 30 1 30 2.59 0.41 3.00 2008 APLN_Percepatan Uprate 10
190 Region Jawa Timur & Bali Bondowoso 150/20 20 1 20 3.00 0.50 3.50 2008 APLN - UAI07 Ex.stbdo
191 Region Jawa Timur & Bali Buduran 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2008 IBRD - IFB 5/PT.ASP Ext.
192 Region Jawa Timur & Bali Driyorejo 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2008 IBRD - IFB 5/PT.ASP Ext.
193 Region Jawa Timur & Bali Kapal 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2008 IBRD - IFB 5/PT.ASP Uprate 20
194 Region Jawa Timur & Bali Kediri 500/150 500 1 500 51.74 6.21 57.95 2008 IBRD - IFB-4 IBT -2
195 Region Jawa Timur & Bali Manisrejo 150/70 100 1 100 4.61 3.99 8.60 2008 IBRD - IFB 5/PT.ASP Uprate 35-100MVA
196 Region Jawa Timur & Bali Mranggen 70/20 30 1 30 2.58 0.42 3.00 2008 APLN_Percepatan Ext. ek. SKRJO
197 Region Jawa Timur & Bali New Kuta 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2008 APLN JBN GI Baru
198 Region Jawa Timur & Bali Nusa Dua 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2008 KE-III Lot 3 A06 Uprate 20 (lot 3)
199 Region Jawa Timur & Bali Paiton 500/150 500 1 500 16.49 1.81 18.30 2008 APLN - UAI07 Spare
200 Region Jawa Timur & Bali Pesanggaran 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2008 IBRD IFB-5 Uprate 30

143
144
Rencana Pengembangan Gardu Induk
RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
241 Region Jawa Timur & Bali Segoromadu 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2009 APLN_Percepatan Uprate 20
242 Region Jawa Timur & Bali Sekarputih 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2009 KE-III Lot 3 A06 Ext.
243 Region Jawa Timur & Bali Sekarputih 150/70 100 1 100 3.00 0.50 3.50 2009 APLN - UAI07 Ext.
244 Region Jawa Timur & Bali Sengkaling 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2009 APLN_Percepatan Uprate 30
245 Region Jawa Timur & Bali Situbondo 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2009 APLN_Percepatan Ext.
Lampiran A.4.2

246 Region Jawa Timur & Bali Sumenep 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2009 APLN - UAI07 Uprate20
Tenaga Listrik 2009-2018

247 Region Jawa Timur & Bali Surabaya Selatan 500/150 500 2 1,000 55.80 6.93 62.73 2009 IBRD - IFB-4 GITET Baru
Rencana Usaha Penyediaan

248 Region Jawa Timur & Bali Tarik 70/20 20 1 20 2.59 0.42 3.01 2009 APLN - UAI07 Ext.Bkran KTSNO
249 Region Jawa Timur & Bali Trenggalek 70/20 30 1 30 3.02 0.48 3.50 2009 APLN_Percepatan Uprate10
250 Region Jawa Timur & Bali Tulungagung II 150/20 60 1 60 2.97 0.53 3.50 2009 APLN JBN GI Baru
251 Region Jawa Timur & Bali Wlingi II 150/20 30 1 30 7.30 1.30 8.60 2009 KE-III Lot 10 GI Baru
252 Region Jawa Timur & Bali Bangil (GIS) 150/70 60 1 60 7.01 4.69 11.70 2010 APLN_Percepatan Uprate 30
253 Region Jawa Timur & Bali Blimbing II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2010 APLN_Percepatan GI Baru
254 Region Jawa Timur & Bali Gondang Wetan 150/20 60 1 60 4.78 0.80 5.58 2010 APLN_Percepatan Uprate 30
255 Region Jawa Timur & Bali Grati 500/150 500 1 500 16.33 1.97 18.30 2010 APLN - UAI08 Baru IBT-2
256 Region Jawa Timur & Bali Krian 500/150 500 1 500 15.99 2.31 18.30 2010 APLN - UAI08 Ext. BT-3
257 Region Jawa Timur & Bali Nganjuk 70/20 30 1 30 3.02 0.48 3.50 2010 APLN - UAI07 Uprate30
258 Region Jawa Timur & Bali Ponorogo II 150/20 60 2 120 7.29 1.31 8.60 2010 APLN_Percepatan GI Baru
259 Region Jawa Timur & Bali Purwosari/Sukorejo II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2010 APLN JBN GI Baru
260 Region Jawa Timur & Bali Sanur 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2010 KE-III Lot 3 A06 Ext
261 Region Jawa Timur & Bali Sidoarjo 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2010 APLN_Percepatan GI Baru
262 Region Jawa Timur & Bali Turen 70/20 30 1 30 3.02 0.48 3.50 2010 APLN - UAI07 Uprate20
263 Region Jawa Timur & Bali Ujung 150/20 60 1 60 4.78 0.80 5.58 2010 APLN_Percepatan Uprate 30
264 Region Jawa Timur & Bali Bulukandang 150/20 60 1 60 6.76 1.14 7.91 2011 APLN_Percepatan Ext.
265 Region Jawa Timur & Bali Celukanbawang PLTU 150/20 30 1 30 7.28 1.32 8.60 2011 APLN GI Baru
266 Region Jawa Timur & Bali Kebonagung 150/20 60 1 60 4.78 0.80 5.58 2011 APLN_Percepatan Uprate 30
267 Region Jawa Timur & Bali New Porong 150/20 60 2 120 5.74 1.01 6.75 2011 APLN_Percepatan GI Baru
Jumlah 26,138 2,072.63 324.16 2,396.79
Rencana Pengembangan Gardu Induk
RENCANA PENGEMBANGAN GARDU INDUK
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
1 Region Jakarta dan Banten Millenium/Citra habitat 2 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2010 UNALLOCATED GI Baru
2 Region Jakarta dan Banten Cikande 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 UNALLOCATED Ext
3 Region Jakarta dan Banten Pelabuhan Ratu 150 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2010 UNALLOCATED GI Baru
4 Region Jakarta dan Banten Puncak Ardi Mulya 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 UNALLOCATED Ext.
5 Region Jakarta dan Banten Senayan Baru 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 UNALLOCATED Ext. Trf-3
6 Region Jakarta dan Banten Senayan Baru (GIS) 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 UNALLOCATED Ext
7 Region Jakarta dan Banten Asahimas II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
8 Region Jakarta dan Banten Cibinong II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
9 Region Jakarta dan Banten Cimanggis II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
10 Region Jakarta dan Banten Depok Baru II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
11 Region Jakarta dan Banten Depok III/Rawadenok 500/150 500 1 500 16.43 2.37 18.80 2011 UNALLOCATED Ext. IBT-2
12 Region Jakarta dan Banten Dukuh Atas II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
13 Region Jakarta dan Banten Gandaria 150 (GIS) 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 UNALLOCATED Ext. trf-3
14 Region Jakarta dan Banten Grogol II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
15 Region Jakarta dan Banten Kebonsirih II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
16 Region Jakarta dan Banten Lembursitu II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 UNALLOCATED Ext. Trf-3
17 Region Jakarta dan Banten Miniatur II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
18 Region Jakarta dan Banten Muarakarang II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
19 Region Jakarta dan Banten Penggilingan II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
20 Region Jakarta dan Banten Sentul 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 UNALLOCATED Ext.
21 Region Jakarta dan Banten Tangerang Baru II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
22 Region Jakarta dan Banten Tigaraksa 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 UNALLOCATED Ext.
23 Region Jakarta dan Banten Millenium/Citra habitat 2 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 UNALLOCATED Ext.
24 Region Jakarta dan Banten Antasari/CSW II (GIS) 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
25 Region Jakarta dan Banten Bekasi II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2012 UNALLOCATED GI Baru
26 Region Jakarta dan Banten Bunar 70/20 30 1 30 2.59 0.41 3.00 2012 UNALLOCATED Uprate 10
27 Region Jakarta dan Banten Ciawi II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
28 Region Jakarta dan Banten Cipinang II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2012 UNALLOCATED GI Baru
29 Region Jakarta dan Banten Depok III/Rawadenok 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext. Trf-3
30 Region Jakarta dan Banten Durentiga II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2012 UNALLOCATED GI Baru
31 Region Jakarta dan Banten Kandangsapi (GIS) 150/20 60 1 60 3.20 0.30 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
32 Region Jakarta dan Banten Kelapa Gading (GIS) 150/20 60 1 60 3.15 0.35 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
33 Region Jakarta dan Banten Kemayoran II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2012 UNALLOCATED GI Baru
34 Region Jakarta dan Banten Lippo Karawaci 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
35 Region Jakarta dan Banten Manggarai 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
36 Region Jakarta dan Banten Pondok Indah (GIS) 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext
37 Region Jakarta dan Banten Pondok Indah II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2012 UNALLOCATED GI Baru
38 Region Jakarta dan Banten Taman Rasuna Said 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
39 Region Jakarta dan Banten Teluk Naga II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2012 UNALLOCATED GI Baru
40 Region Jakarta dan Banten Bintaro II 150/20 60 1 60 2.31 1.19 3.50 2013 UNALLOCATED Ext. Trf-2

145
146
Rencana Pengembangan Gardu Induk
Lanjutan
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
41 Region Jakarta dan Banten Bogor Kota (GIS) 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
42 Region Jakarta dan Banten Ciledug II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2013 UNALLOCATED GI Baru
43 Region Jakarta dan Banten Cilegon Lama 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
44 Region Jakarta dan Banten Gunung Sahari/Mangga Besar II GI 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext
45 Region Jakarta dan Banten Jatiwaringin 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext. Trf-3
Lampiran A.4.2

46 Region Jakarta dan Banten Kandang Sapi II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2013 UNALLOCATED GI Baru
Tenaga Listrik 2009-2018

47 Region Jakarta dan Banten Kebonsirih II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
Rencana Usaha Penyediaan

48 Region Jakarta dan Banten Legok 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
49 Region Jakarta dan Banten Lengkong II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2013 UNALLOCATED GI Baru
50 Region Jakarta dan Banten Muarakarang II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
51 Region Jakarta dan Banten Pelabuhan Ratu 150 kV 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext. Trf-2
52 Region Jakarta dan Banten Semanggi Barat (GIS) 150/20 60 2 120 26.42 2.38 28.80 2013 UNALLOCATED GIS Baru
53 Region Jakarta dan Banten Senayan Baru II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2013 UNALLOCATED GI Baru
54 Region Jakarta dan Banten Sepatan 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
55 Region Jakarta dan Banten Taman Rasuna Said II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2013 UNALLOCATED GI Baru
56 Region Jakarta dan Banten Bogor X 500/150 DC 0 1 0 425.00 75.00 500.00 2016 UNALLOCATED GITET DC Baru
57 Region Jakarta dan Banten Muara Enim 500/150 DC 0 1 0 425.00 75.00 500.00 2016 UNALLOCATED GITET DC Baru
58 Region Jakarta dan Banten Abadi Guna Papan II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru
59 Region Jakarta dan Banten Balaraja New 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext. Trf-3
60 Region Jakarta dan Banten Bekasi II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
61 Region Jakarta dan Banten Cibadak Baru II 150/20 60 2 120 26.38 2.42 28.80 2014 UNALLOCATED GIS Baru
62 Region Jakarta dan Banten Cilegon Baru 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
63 Region Jakarta dan Banten Danayasa II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru
64 Region Jakarta dan Banten Grogol II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
65 Region Jakarta dan Banten Jatiwaringin II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru
66 Region Jakarta dan Banten Kelapa Gading II 150/20 60 2 120 26.38 2.42 28.80 2014 UNALLOCATED GIS Baru
67 Region Jakarta dan Banten Lembursitu III 150/20 60 1 60 2.97 0.53 3.50 2014 UNALLOCATED GI Baru
68 Region Jakarta dan Banten Durikosambi GIS 500/150 500 2 1,000 107.89 12.11 120.00 2012 UNALLOCATED GITET Baru
69 Region Jakarta dan Banten Lengkong 500/150 500 2 1,000 52.10 5.85 57.95 2014 UNALLOCATED GITET Baru
70 Region Jakarta dan Banten Lippo Karawaci II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru
71 Region Jakarta dan Banten Mangga Besar III 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru
72 Region Jakarta dan Banten Manggarai II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru
73 Region Jakarta dan Banten Muarakarang III 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru
74 Region Jakarta dan Banten Penggilingan II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext
75 Region Jakarta dan Banten Pondok Indah II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.Trf-3
76 Region Jakarta dan Banten Saketi II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
77 Region Jakarta dan Banten Sepatan II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru
78 Region Jakarta dan Banten Serang II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru
79 Region Jakarta dan Banten Tanah Tinggi 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.Trf-3
80 Region Jakarta dan Banten Tangerang Baru II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
Rencana Pengembangan Gardu Induk
Lanjutan
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
81 Region Jakarta dan Banten Tiga Raksa II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru
82 Region Jakarta dan Banten Antasari/CSW III 150/20 60 2 120 26.38 2.42 28.80 2015 UNALLOCATED GIS Baru
83 Region Jakarta dan Banten Bunar II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2015 UNALLOCATED GI Baru Up-rate
84 Region Jakarta dan Banten Cimanggis II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
85 Region Jakarta dan Banten Daanmogot/Durikosambi II (GIS) 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext
86 Region Jakarta dan Banten Durikosambi 500/150 500 1 500 16.43 2.37 18.80 2015 UNALLOCATED IBT-3
87 Region Jakarta dan Banten Gambir Lama II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2015 UNALLOCATED GI Baru
88 Region Jakarta dan Banten Kandang Sapi II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
89 Region Jakarta dan Banten Kebon Sirih III 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2015 UNALLOCATED GI Baru
90 Region Jakarta dan Banten Kracak II 150/20 60 1 60 7.31 1.29 8.60 2015 UNALLOCATED GI Baru Up-rate
91 Region Jakarta dan Banten Penggilingan III 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2015 UNALLOCATED GI Baru
92 Region Jakarta dan Banten Priok Timur 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.Trf-2
93 Region Jakarta dan Banten Senayan Baru II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext
94 Region Jakarta dan Banten Taman Rasuna Said II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext. trf-2
95 Region Jakarta dan Banten Tangerang Baru III 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2015 UNALLOCATED GI Baru
96 Region Jakarta dan Banten Balaraja New 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext. Trf-4
97 Region Jakarta dan Banten Bogor III 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru
98 Region Jakarta dan Banten Cibadak Baru 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
99 Region Jakarta dan Banten Cibinong II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
100 Region Jakarta dan Banten Cileungsi II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru Up-rate
101 Region Jakarta dan Banten Cipinang II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
102 Region Jakarta dan Banten Durentiga II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
103 Region Jakarta dan Banten Durikosambi 500/150 500 1 500 25.17 3.63 28.80 2016 UNALLOCATED IBT-4
104 Region Jakarta dan Banten Gandaria II 150/20 60 1 60 7.31 1.29 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru
105 Region Jakarta dan Banten Gandul II 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru
106 Region Jakarta dan Banten Grogol III 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru
107 Region Jakarta dan Banten Kandang Sapi III 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru
108 Region Jakarta dan Banten Kedung Badak II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
109 Region Jakarta dan Banten Kembangan 500/150 500 1 500 25.17 3.63 28.80 2016 UNALLOCATED IBT-3
110 Region Jakarta dan Banten Legok II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru
111 Region Jakarta dan Banten Mangga Besar III 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
112 Region Jakarta dan Banten Menes II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
113 Region Jakarta dan Banten Muarakarang III 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
114 Region Jakarta dan Banten Penggilingan III 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
115 Region Jakarta dan Banten PLTP Batu kuwung 150/20 0 1 0 7.05 1.35 8.40 2016 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
116 Region Jakarta dan Banten PLTP Citayam Karang 150/20 0 1 0 7.05 1.35 8.40 2016 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
117 Region Jakarta dan Banten PLTP Endut 150/20 0 1 0 7.05 1.35 8.40 2016 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
118 Region Jakarta dan Banten Pondok Indah III 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru
119 Region Jakarta dan Banten Rangkasbitung II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
120 Region Jakarta dan Banten Salira Indah 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.

147
148
Rencana Pengembangan Gardu Induk
Lanjutan
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
121 Region Jakarta dan Banten Senayan Baru III 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru
122 Region Jakarta dan Banten Taman Rasuna Said III 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru
123 Region Jakarta dan Banten Tanah Tinggi II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru
124 Region Jakarta dan Banten Teluk Naga II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
125 Region Jakarta dan Banten Bekasi III 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2017 UNALLOCATED GI Baru
Lampiran A.4.2

126 Region Jakarta dan Banten Bogor II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
Tenaga Listrik 2009-2018

127 Region Jakarta dan Banten Bogor Kota II 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2017 UNALLOCATED GI Baru
Rencana Usaha Penyediaan

128 Region Jakarta dan Banten Ciledug II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext
129 Region Jakarta dan Banten Cimanggis III 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2017 UNALLOCATED GI Baru
130 Region Jakarta dan Banten Cimanggis II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
131 Region Jakarta dan Banten Cipinang III 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2017 UNALLOCATED GI Baru
132 Region Jakarta dan Banten Citra habitat III 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2017 UNALLOCATED GI Baru
133 Region Jakarta dan Banten Durikosambi III 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2017 UNALLOCATED GI Baru
134 Region Jakarta dan Banten Jatiwaringin II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
135 Region Jakarta dan Banten Kebon Sirih III 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
136 Region Jakarta dan Banten Kelapa Gading II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
137 Region Jakarta dan Banten Kemayoran II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
138 Region Jakarta dan Banten Lengkong II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
139 Region Jakarta dan Banten Manggarai II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext
140 Region Jakarta dan Banten Muarakarang GIS 500/150 500 3 1,500 106.96 13.04 120.00 2014 UNALLOCATED GITET Baru
141 Region Jakarta dan Banten Muarakarang IV 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2017 UNALLOCATED GI Baru
142 Region Jakarta dan Banten Penggilingan IV 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2017 UNALLOCATED GI Baru
143 Region Jakarta dan Banten Pondok Indah III 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
144 Region Jakarta dan Banten Priok Timur II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2017 UNALLOCATED GI Baru
145 Region Jakarta dan Banten Semanggi Barat (GIS) 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext
146 Region Jakarta dan Banten Sepatan II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
147 Region Jakarta dan Banten Tangerang Baru III 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext
148 Region Jakarta dan Banten Teluk Naga III 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2017 UNALLOCATED GI Baru
149 Region Jakarta dan Banten Tiga Raksa II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext
150 Region Jakarta dan Banten Abadi Guna Papan II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext. trf-2
151 Region Jakarta dan Banten Antasari/CSW III 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
152 Region Jakarta dan Banten Dukuh Atas II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
153 Region Jakarta dan Banten Grogol III 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
154 Region Jakarta dan Banten Kandang Sapi III 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
155 Region Jakarta dan Banten Lippo Karawaci II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
156 Region Jakarta dan Banten Penggilingan IV 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext
157 Region Jakarta dan Banten Senayan Baru III 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext
158 Region Jakarta dan Banten Taman Rasuna Said III 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext
159 Region Jawa Barat Majalaya 70/20 20 1 20 2.59 0.41 3.00 2009 UNALLOCATED Ext.
160 Region Jawa Barat Cianjur 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 UNALLOCATED Ext.
Rencana Pengembangan Gardu Induk
Lanjutan
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
161 Region Jawa Barat Cibatu 500/150 500 1 500 16.43 2.37 18.80 2010 UNALLOCATED Ext. IBT-4
162 Region Jawa Barat Kosambi Baru 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2010 UNALLOCATED Ext.
163 Region Jawa Barat Peruri 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 UNALLOCATED Ext.
164 Region Jawa Barat Sunyaragi 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 UNALLOCATED Ext.
165 Region Jawa Barat Tegal Herang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 UNALLOCATED Ext.
166 Region Jawa Barat Arjawinangun II 150/20 60 2 120 7.35 1.25 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
167 Region Jawa Barat Bandung Timur II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
168 Region Jawa Barat Cikumpay II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
169 Region Jawa Barat Daeuhkolot/Cigereleng II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 UNALLOCATED Ext.
170 Region Jawa Barat Jababeka II 150/20 30 1 30 7.31 1.29 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
171 Region Jawa Barat Jatiluhur II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 UNALLOCATED Ext
172 Region Jawa Barat New Ujung Berung 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
173 Region Jawa Barat Pabuaran 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 UNALLOCATED Ext.
174 Region Jawa Barat Padalarang II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
175 Region Jawa Barat Pameungpeuk 70/20 30 1 30 3.01 0.49 3.50 2011 UNALLOCATED Ext.
176 Region Jawa Barat PLTP Karaha Bodas 150/20 0 1 0 7.22 1.38 8.60 2011 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
177 Region Jawa Barat Poncol II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 UNALLOCATED Ext
178 Region Jawa Barat Tambun II 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2011 UNALLOCATED GI Baru
179 Region Jawa Barat Teluk Jambe 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 UNALLOCATED Ext.
180 Region Jawa Barat Bekasi Utara/Tarumajaya/ (GIS) 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
181 Region Jawa Barat Ciamis 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
182 Region Jawa Barat Cianjur II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2012 UNALLOCATED GI Baru
183 Region Jawa Barat Dago pakar 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
184 Region Jawa Barat Kamojang 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2012 UNALLOCATED Uprate 30
185 Region Jawa Barat Lagadar II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2012 UNALLOCATED GI Baru
186 Region Jawa Barat Majalaya 70/20 10 1 10 1.34 0.22 1.56 2012 UNALLOCATED Ext.
187 Region Jawa Barat Mandirancan 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
188 Region Jawa Barat Mekarsari 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
189 Region Jawa Barat New Lagadar 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2012 UNALLOCATED GI Baru
190 Region Jawa Barat Pinayungan II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2012 UNALLOCATED GI Baru
191 Region Jawa Barat PLTA Rajamandala 150/20 0 1 0 7.05 1.35 8.40 2012 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
192 Region Jawa Barat Rancaekek II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2012 UNALLOCATED GI Baru
193 Region Jawa Barat Rengasdengklok 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2012 UNALLOCATED GI Baru uprate
194 Region Jawa Barat Rengasdengklok II 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2012 UNALLOCATED GI Baru
195 Region Jawa Barat Subang II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2012 UNALLOCATED GI Baru
196 Region Jawa Barat Sumadra 70/20 30 1 30 3.18 0.51 3.69 2012 UNALLOCATED Ext.
197 Region Jawa Barat Tasikmalaya 150/20 30 1 30 2.39 0.40 2.79 2012 UNALLOCATED Uprate 30
198 Region Jawa Barat Bandung Selatan II 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2013 UNALLOCATED GI Baru
199 Region Jawa Barat Banjar 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
200 Region Jawa Barat Cangkring 70/20 30 1 30 2.58 0.42 3.00 2013 UNALLOCATED Ext.

149
150
Rencana Pengembangan Gardu Induk
Lanjutan
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
201 Region Jawa Barat Cikasungka II 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2013 UNALLOCATED GI Baru
202 Region Jawa Barat Garut 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2013 UNALLOCATED Uprate 30
203 Region Jawa Barat Haurgeulis 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
204 Region Jawa Barat Kanci 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
205 Region Jawa Barat Kosambi Baru II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2013 UNALLOCATED GI Baru
Lampiran A.4.2

206 Region Jawa Barat Maligi 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
Tenaga Listrik 2009-2018

207 Region Jawa Barat Parung Mulya 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
Rencana Usaha Penyediaan

208 Region Jawa Barat Patuha 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext
209 Region Jawa Barat PLTA Jatigede 150/20 0 1 0 7.05 1.35 8.40 2013 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
210 Region Jawa Barat PLTP Cisolok 150/20 0 1 0 7.05 1.35 8.40 2013 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
211 Region Jawa Barat PLTP Cisolok Sukarame 150/20 0 1 0 7.05 1.35 8.40 2013 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
212 Region Jawa Barat PLTP Tangkuban Perahu 150/20 0 1 0 7.05 1.35 8.40 2013 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
213 Region Jawa Barat Rancakasumba II 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2013 UNALLOCATED GI Baru
214 Region Jawa Barat Tambun 500/150 500 2 1,000 55.82 6.91 62.73 2013 UNALLOCATED GITET Baru
215 Region Jawa Barat Tambun II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext
216 Region Jawa Barat Tasikmalaya New 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
217 Region Jawa Barat Ujung Berung 500/150 500 2 1,000 16.29 2.51 18.80 2013 UNALLOCATED Ext. IBT-2
218 Region Jawa Barat Arjawinangun II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
219 Region Jawa Barat Babakan 70/20 30 1 30 2.54 0.40 2.94 2014 UNALLOCATED Uprate 10
220 Region Jawa Barat Cibabat II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
221 Region Jawa Barat Garut II 150/20 60 1 60 7.31 1.29 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru Up-rate
222 Region Jawa Barat Kiarapayung 150/20 30 1 30 2.39 0.40 2.79 2014 UNALLOCATED Uprate 30
223 Region Jawa Barat Kuningan II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru
224 Region Jawa Barat Majalaya II 150/20 60 1 60 7.32 1.28 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru Up-rate
225 Region Jawa Barat Panyadap II 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru
226 Region Jawa Barat Sukamandi 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
227 Region Jawa Barat Sumedang 70/20 20 1 20 1.94 0.31 2.25 2014 UNALLOCATED uprate 10
228 Region Jawa Barat Tasikmalaya II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru
229 Region Jawa Barat Bengkok II 150/20 60 1 60 7.31 1.29 8.60 2015 UNALLOCATED GI Baru Up-rate
230 Region Jawa Barat Jatibarang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
231 Region Jawa Barat Kadipaten 150 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext
232 Region Jawa Barat Karang Nunggal 150/20 30 1 30 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
233 Region Jawa Barat Lembang 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2015 UNALLOCATED GI Baru
234 Region Jawa Barat Saguling 500/150 500 1 500 16.43 2.37 18.80 2015 UNALLOCATED Ext. IBT-1
235 Region Jawa Barat Santosa 70/20 30 1 30 3.01 0.49 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
236 Region Jawa Barat Subang II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
237 Region Jawa Barat Tambun III 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2015 UNALLOCATED GI Baru
238 Region Jawa Barat Tanggeung 70/20 30 1 30 3.18 0.51 3.69 2015 UNALLOCATED Ext.
239 Region Jawa Barat Babakan II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru uprate
240 Region Jawa Barat Bandung Timur II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext. Trf-3
Rencana Pengembangan Gardu Induk
Lanjutan
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
241 Region Jawa Barat Ciamis 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
242 Region Jawa Barat Ciawi Baru II 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru
243 Region Jawa Barat Cibabat III 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru
244 Region Jawa Barat Cibeureum 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext. Trf-3
245 Region Jawa Barat Cibinong 500/150 500 1 500 16.43 2.37 18.80 2016 UNALLOCATED IBT-3
246 Region Jawa Barat Cigereleng II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru
247 Region Jawa Barat Cikasungka 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
248 Region Jawa Barat Cikasungka II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
249 Region Jawa Barat Dawuan II 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru
250 Region Jawa Barat Depok 500/150 500 1 500 16.43 2.37 18.80 2016 UNALLOCATED IBT-3
251 Region Jawa Barat Fajar Surya.W 150/20 30 1 30 2.56 0.44 3.00 2016 UNALLOCATED Ext.
252 Region Jawa Barat Kiara condong III 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru
253 Region Jawa Barat Kiaracondong II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
254 Region Jawa Barat Kuninagan II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
255 Region Jawa Barat Muaratawar 500/150 500 2 1,000 31.20 4.80 36.00 2016 UNALLOCATED IBT-3 & 4
256 Region Jawa Barat Padalarang 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2016 UNALLOCATED Uprate 30
257 Region Jawa Barat Pangandaran 70/20 30 1 30 2.54 0.40 2.94 2016 UNALLOCATED uprate 10
258 Region Jawa Barat Parakan 70/20 10 1 10 1.34 0.22 1.56 2016 UNALLOCATED uprate 10
259 Region Jawa Barat Rancaekek 500/150 500 1 500 16.43 2.37 18.80 2016 UNALLOCATED IBT-3
260 Region Jawa Barat Sukatani/Gobel 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
261 Region Jawa Barat Sumedang Baru 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2016 UNALLOCATED GI Baru uprate
262 Region Jawa Barat Tambun 500/150 500 1 500 16.43 2.37 18.80 2016 UNALLOCATED IBT-3
263 Region Jawa Barat Tasikmalaya II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
264 Region Jawa Barat Banjar 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2017 UNALLOCATED Uprate 30
265 Region Jawa Barat Braga 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
266 Region Jawa Barat Cangkring II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2017 UNALLOCATED GI Baru uprate
267 Region Jawa Barat Cikijing 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext
268 Region Jawa Barat Cikumpay II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
269 Region Jawa Barat Daeuhkolot/Cigereleng II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
270 Region Jawa Barat Jababeka II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
271 Region Jawa Barat Jatiluhur II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext
272 Region Jawa Barat Lagadar II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
273 Region Jawa Barat Majalaya II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
274 Region Jawa Barat Malangbong Baru 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext
275 Region Jawa Barat Mandirancan 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
276 Region Jawa Barat New Lagar 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
277 Region Jawa Barat New Ujungberung 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
278 Region Jawa Barat Peruri 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
279 Region Jawa Barat Rancaekek II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext
280 Region Jawa Barat Sukamandi II 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2017 UNALLOCATED GI Baru

151
152
Rencana Pengembangan Gardu Induk
Lanjutan
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
281 Region Jawa Barat Sumadra 70/20 10 1 10 1.99 0.33 2.32 2017 UNALLOCATED Ext.
282 Region Jawa Barat Tegalherang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
283 Region Jawa Barat Teluk Jambe II 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2017 UNALLOCATED GI Baru
284 Region Jawa Barat Cikarang Lippo 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext
285 Region Jawa Barat Cikedung 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
Lampiran A.4.2

286 Region Jawa Barat Pameungpeuk 70/20 20 1 20 2.58 0.42 3.00 2018 UNALLOCATED Ext.
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

287 Region Jawa Barat Pangandaran 70/20 30 1 30 2.54 0.40 2.94 2018 UNALLOCATED uprate 10
288 Region Jawa Barat Rengasdengklok 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
289 Region Jawa Barat Cibatu HVDC Converter Station 500/150 DC 0 1 0 500.00 0.00 500.00 2019 UNALLOCATED GITET DC Baru
290 Region Jawa Barat Tambun HVDC Converter Station 500/150 DC 0 1 0 500.00 0.00 500.00 2019 UNALLOCATED GITET DC Baru
291 Region Jawa Tengah & DIY Jekulo 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2010 UNALLOCATED Uprate 20
292 Region Jawa Tengah & DIY New Rawalo 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2010 UNALLOCATED GI Baru
293 Region Jawa Tengah & DIY Purworejo 150/20 60 1 60 3.08 0.42 3.50 2010 UNALLOCATED Ext .
294 Region Jawa Tengah & DIY Rawalo 150/20 60 1 60 25.69 4.31 30.00 2010 UNALLOCATED Uprate 16
295 Region Jawa Tengah & DIY Banyudono 150/20 60 1 60 25.67 4.33 30.00 2012 UNALLOCATED Uprate 20
296 Region Jawa Tengah & DIY Jepara 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
297 Region Jawa Tengah & DIY Kalibakal 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2012 UNALLOCATED Uprate 20
298 Region Jawa Tengah & DIY Kudus 150/20 30 1 30 3.10 0.40 3.50 2012 UNALLOCATED Ext .
299 Region Jawa Tengah & DIY Mojosongo 150/20 30 1 30 3.12 0.38 3.50 2012 UNALLOCATED Uprate 30
300 Region Jawa Tengah & DIY Pati 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
301 Region Jawa Tengah & DIY Purwodadi 150/20 60 1 60 3.08 0.42 3.50 2012 UNALLOCATED Ext .
302 Region Jawa Tengah & DIY Wonogiri 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2012 UNALLOCATED Uprate 30
303 Region Jawa Tengah & DIY Bantul 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
304 Region Jawa Tengah & DIY Blora 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2013 UNALLOCATED Uprate 16
305 Region Jawa Tengah & DIY Bringin 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
306 Region Jawa Tengah & DIY Gedongrejo/Palur II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
307 Region Jawa Tengah & DIY Godean 150/20 30 1 30 0.51 0.09 0.60 2013 UNALLOCATED Ext.
308 Region Jawa Tengah & DIY Kalisari 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
309 Region Jawa Tengah & DIY Majenang 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2013 UNALLOCATED Uprate 20
310 Region Jawa Tengah & DIY Pandeanlamper 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2013 UNALLOCATED Uprate 16
311 Region Jawa Tengah & DIY Pedan 500/150 500 1 500 16.94 1.86 18.80 2013 UNALLOCATED Ext. Trf-3
312 Region Jawa Tengah & DIY Pekalongan II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2013 UNALLOCATED GI Baru
313 Region Jawa Tengah & DIY Pemalang 500/150 500 1 500 52.45 5.50 57.95 2013 UNALLOCATED GITET Baru
314 Region Jawa Tengah & DIY PLTP Ungaran 150/20 0 1 0 2.52 0.48 3.00 2013 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
315 Region Jawa Tengah & DIY PLTP Willis/Ngebel 150/20 0 1 0 2.52 0.48 3.00 2013 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
316 Region Jawa Tengah & DIY Semen Nusantara 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext
317 Region Jawa Tengah & DIY Tambaklorok 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2013 UNALLOCATED Uprate 30
318 Region Jawa Tengah & DIY Gombong 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2014 UNALLOCATED Uprate 20
319 Region Jawa Tengah & DIY Kalibakal II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru
320 Region Jawa Tengah & DIY Lomanis 150/20 60 1 60 3.08 0.42 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
Rencana Pengembangan Gardu Induk
Lanjutan
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
321 Region Jawa Tengah & DIY Masaran 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
322 Region Jawa Tengah & DIY Sayung 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2014 UNALLOCATED Uprate 16
323 Region Jawa Tengah & DIY Simpang Lima 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
324 Region Jawa Tengah & DIY Tambaklorok Baru 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru
325 Region Jawa Tengah & DIY Wates 150/20 30 1 30 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
326 Region Jawa Tengah & DIY Banyudono 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
327 Region Jawa Tengah & DIY Cepu 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2015 UNALLOCATED Uprate 16
328 Region Jawa Tengah & DIY Gedongrejo/Palur II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
329 Region Jawa Tengah & DIY Jajar II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2015 UNALLOCATED GI Baru
330 Region Jawa Tengah & DIY Jepara II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2015 UNALLOCATED GI Baru
331 Region Jawa Tengah & DIY Klaten 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2015 UNALLOCATED Uprate 30
332 Region Jawa Tengah & DIY Palur 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
333 Region Jawa Tengah & DIY Pati Baru 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2015 UNALLOCATED GI Baru
334 Region Jawa Tengah & DIY Pemalang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
335 Region Jawa Tengah & DIY Rembang 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2015 UNALLOCATED Uprate 30
336 Region Jawa Tengah & DIY Sanggrahan 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2015 UNALLOCATED Uprate 30
337 Region Jawa Tengah & DIY Sanggrahan 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2015 UNALLOCATED Uprate 30
338 Region Jawa Tengah & DIY Sanggrahan II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2015 UNALLOCATED GI Baru
339 Region Jawa Tengah & DIY Solo Baru 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
340 Region Jawa Tengah & DIY Weleri 150/20 30 1 30 3.10 0.40 3.50 2015 UNALLOCATED Ext .
341 Region Jawa Tengah & DIY Wonosobo 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
342 Region Jawa Tengah & DIY Kaliwungu 150/20 30 1 30 2.67 0.33 3.00 2016 UNALLOCATED Uprate 16
343 Region Jawa Tengah & DIY Krapyak 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
344 Region Jawa Tengah & DIY Medari 150/20 60 1 60 3.08 0.42 3.50 2016 UNALLOCATED Ext .
345 Region Jawa Tengah & DIY Mojosongo 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
346 Region Jawa Tengah & DIY Mrica 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Uprate 30
347 Region Jawa Tengah & DIY Pedan 500/150 500 1 500 16.94 1.86 18.80 2016 UNALLOCATED Ext. Trf-4
348 Region Jawa Tengah & DIY PLTP Arjuno 150/20 0 1 0 7.22 1.38 8.60 2016 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
349 Region Jawa Tengah & DIY PLTP Mangunan 150/20 0 1 0 7.05 1.35 8.40 2016 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
350 Region Jawa Tengah & DIY PLTP Selamet 150/20 0 1 0 7.05 1.35 8.40 2016 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
351 Region Jawa Tengah & DIY Pracimantoro/Nguntoronadi 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
352 Region Jawa Tengah & DIY Purwodadi 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
353 Region Jawa Tengah & DIY Purworejo 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
354 Region Jawa Tengah & DIY Randu Garut 150/20 30 1 30 3.10 0.40 3.50 2016 UNALLOCATED Ext .
355 Region Jawa Tengah & DIY Rawalo 500/150 500 1 500 16.94 1.86 18.80 2016 UNALLOCATED Ext. Trf-2
356 Region Jawa Tengah & DIY Rawalo 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2016 UNALLOCATED Uprate 30
357 Region Jawa Tengah & DIY Semanu 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2016 UNALLOCATED Uprate 30
358 Region Jawa Tengah & DIY Sragen 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
359 Region Jawa Tengah & DIY Srondol 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
360 Region Jawa Tengah & DIY Tambaklorok II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.

153
Rencana Pengembangan Gardu Induk

154
Lanjutan
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
361 Region Jawa Tengah & DIY Temanggung 150/20 60 1 60 3.08 0.42 3.50 2016 UNALLOCATED Ext .
362 Region Jawa Tengah & DIY Ungaran 500/150 500 1 500 16.94 1.86 18.80 2016 UNALLOCATED Ext. Trf-3
363 Region Jawa Tengah & DIY Batang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
364 Region Jawa Tengah & DIY Bawen 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2017 UNALLOCATED Uprate 20
365 Region Jawa Tengah & DIY Gombong 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2017 UNALLOCATED Uprate 20
Lampiran A.4.2

366 Region Jawa Tengah & DIY Kebasen 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext
Tenaga Listrik 2009-2018

367 Region Jawa Tengah & DIY Pandeanlamper II 150/20 60 1 60 7.30 1.30 8.60 2017 UNALLOCATED GI Baru
Rencana Usaha Penyediaan

368 Region Jawa Tengah & DIY Pedan 150/20 60 1 60 3.08 0.42 3.50 2017 UNALLOCATED Ext .
369 Region Jawa Tengah & DIY Pudak Payung 150/20 60 1 60 3.08 0.42 3.50 2017 UNALLOCATED Ext .
370 Region Jawa Tengah & DIY Purbalingga 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
371 Region Jawa Tengah & DIY Solo Baru 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
372 Region Jawa Tengah & DIY Ungaran 150/20 60 1 60 3.08 0.42 3.50 2017 UNALLOCATED Ext .
373 Region Jawa Tengah & DIY Bantul 500/150 500 2 1,000 51.57 6.38 57.95 2018 UNALLOCATED IBT-1 & 2
374 Region Jawa Tengah & DIY Klaten 150/20 60 1 60 3.08 0.42 3.50 2018 UNALLOCATED Ext .
375 Region Jawa Tengah & DIY Masaran 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
376 Region Jawa Tengah & DIY Purworejo 150/20 60 1 60 3.08 0.42 3.50 2018 UNALLOCATED Ext .
377 Region Jawa Tengah dan DIY Muria HVDC Converter Station 500/150 DC 0 1 0 500.00 0.00 500.00 2019 UNALLOCATED GITET DC Baru
378 Region Jawa Timur & Bali Buduran II/Sedati 150/20 60 2 120 7.32 1.28 8.60 2009 UNALLOCATED GI Baru
379 Region Jawa Timur & Bali Petrokimia 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2009 UNALLOCATED Ext.
380 Region Jawa Timur & Bali Amplapura 150/20 30 1 30 2.39 0.40 2.79 2010 UNALLOCATED Uprate 20
381 Region Jawa Timur & Bali Banyuwangi 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2010 UNALLOCATED Uprate20
382 Region Jawa Timur & Bali Dolopo 70/20 30 1 30 3.02 0.48 3.50 2010 UNALLOCATED Ext
383 Region Jawa Timur & Bali Genteng 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 UNALLOCATED Ext.
384 Region Jawa Timur & Bali Kedinding 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2010 UNALLOCATED Uprate 30
385 Region Jawa Timur & Bali Kraksaan 150/20 30 1 30 2.56 0.44 3.00 2010 UNALLOCATED Ext.
386 Region Jawa Timur & Bali Kupang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 UNALLOCATED Ext.
387 Region Jawa Timur & Bali Lawang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 UNALLOCATED Ext.
388 Region Jawa Timur & Bali Manyar 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2010 UNALLOCATED Uprate 30
389 Region Jawa Timur & Bali PLTP Bedugul 150/20 0 1 0 2.52 0.48 3.00 2010 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
390 Region Jawa Timur & Bali SelorejoPLTA 70/20 20 1 20 1.72 0.28 2.00 2010 UNALLOCATED Ext.
391 Region Jawa Timur & Bali Surabaya Selatan 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 UNALLOCATED Ext.
392 Region Jawa Timur & Bali Tuban 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2010 UNALLOCATED Uprate 30
393 Region Jawa Timur & Bali Ubud/Payangan 150/20 30 1 30 2.56 0.44 3.00 2010 UNALLOCATED Ext. Trf-2
394 Region Jawa Timur & Bali Wlingi II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2010 UNALLOCATED Ext.
395 Region Jawa Timur & Bali Cerme 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 UNALLOCATED Ext.
396 Region Jawa Timur & Bali Jombang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 UNALLOCATED Ext.
397 Region Jawa Timur & Bali Mliwang 150/20 30 1 30 2.99 0.51 3.50 2011 UNALLOCATED Ext.
398 Region Jawa Timur & Bali Negara 150/20 30 1 30 1.71 0.29 2.00 2011 UNALLOCATED Uprate 15
399 Region Jawa Timur & Bali Paiton 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2011 UNALLOCATED Ext.
400 Region Jawa Timur & Bali Pare 70/20 30 1 30 3.01 0.49 3.50 2011 UNALLOCATED Ext.
Rencana Pengembangan Gardu Induk
Lanjutan
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
401 Region Jawa Timur & Bali Pier 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 UNALLOCATED Ext.
402 Region Jawa Timur & Bali PLTP Ijen 150/20 0 1 0 2.52 0.48 3.00 2011 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
403 Region Jawa Timur & Bali Sekarputih 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 UNALLOCATED Ext.
404 Region Jawa Timur & Bali Simpang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 UNALLOCATED Ext.
405 Region Jawa Timur & Bali Trenggalek 70/20 30 1 30 2.54 0.40 2.94 2011 UNALLOCATED Uprate20
406 Region Jawa Timur & Bali Undaan 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2011 UNALLOCATED Ext.
407 Region Jawa Timur & Bali Driyorejo 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
408 Region Jawa Timur & Bali Gianyar 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext Trf-3
409 Region Jawa Timur & Bali Jayakertas 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext
410 Region Jawa Timur & Bali Kalisari 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
411 Region Jawa Timur & Bali Kapal 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2012 UNALLOCATED Uprate 30
412 Region Jawa Timur & Bali Kebonagung 500/150 500 2 1,000 51.27 6.68 57.95 2014 UNALLOCATED GITET Baru
413 Region Jawa Timur & Bali New Banyuwangi 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2012 UNALLOCATED GI Baru
414 Region Jawa Timur & Bali Nusa Dua 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2012 UNALLOCATED Uprate 30
415 Region Jawa Timur & Bali Padang Sambian 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext. Trf-2
416 Region Jawa Timur & Bali Rungkut 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
417 Region Jawa Timur & Bali Sengguruh PLTA 70/20 20 1 20 3.01 0.49 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
418 Region Jawa Timur & Bali Wonokromo 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2012 UNALLOCATED Ext.
419 Region Jawa Timur & Bali Bangkalan 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2013 UNALLOCATED Uprate 30
420 Region Jawa Timur & Bali Baturiti 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2013 UNALLOCATED Uprate 30
421 Region Jawa Timur & Bali Bojonegoro 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
422 Region Jawa Timur & Bali Bondowoso 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
423 Region Jawa Timur & Bali Jember 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext
424 Region Jawa Timur & Bali Kediri 500/150 500 1 500 16.05 2.75 18.80 2013 UNALLOCATED Ext. Trf-4
425 Region Jawa Timur & Bali Kediri 500/150 500 1 500 16.05 2.75 18.80 2013 UNALLOCATED Ext. Trf-3
426 Region Jawa Timur & Bali Kubu (Bali Timur) PLTU 150/20 30 1 30 7.28 1.32 8.60 2013 UNALLOCATED GI Baru
427 Region Jawa Timur & Bali Kupang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
428 Region Jawa Timur & Bali Magetan 70/20 30 1 30 3.01 0.49 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
429 Region Jawa Timur & Bali New Sanur 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2013 UNALLOCATED GI Baru
430 Region Jawa Timur & Bali Pakis 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
431 Region Jawa Timur & Bali Pemaron 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2013 UNALLOCATED Ext
432 Region Jawa Timur & Bali Perak 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2013 UNALLOCATED Uprate 30
433 Region Jawa Timur & Bali PLTA Kesamben 150/20 0 1 0 2.52 0.48 3.00 2013 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
434 Region Jawa Timur & Bali PLTA Kalikonto 150/20 0 1 0 2.52 0.48 3.00 2013 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
435 Region Jawa Timur & Bali Sekarputih 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
436 Region Jawa Timur & Bali Siman 70/20 20 1 20 3.01 0.49 3.50 2013 UNALLOCATED Ext
437 Region Jawa Timur & Bali Tanggul 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
438 Region Jawa Timur & Bali Wlingi II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2013 UNALLOCATED Ext.
439 Region Jawa Timur & Bali Babat 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
440 Region Jawa Timur & Bali Gilimanuk 150/20 30 1 30 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.

155
156
Rencana Pengembangan Gardu Induk
Lanjutan
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
441 Region Jawa Timur & Bali Gilitimur 150/20 30 1 30 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
442 Region Jawa Timur & Bali Lamongan 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2014 UNALLOCATED Uprate 30-60 MVA
443 Region Jawa Timur & Bali Mojoagung 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
444 Region Jawa Timur & Bali Negara 150/20 30 1 30 1.71 0.29 2.00 2014 UNALLOCATED Uprate 30
445 Region Jawa Timur & Bali New Kapal 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2014 UNALLOCATED GI Baru
Lampiran A.4.2

446 Region Jawa Timur & Bali New Kuta 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

447 Region Jawa Timur & Bali Ngawi 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
448 Region Jawa Timur & Bali Ponorogo II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
449 Region Jawa Timur & Bali Rungkut 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
450 Region Jawa Timur & Bali Trenggalek 70/20 30 1 30 3.02 0.48 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
451 Region Jawa Timur & Bali Tulungagung II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2014 UNALLOCATED Ext.
452 Region Jawa Timur & Bali Altaprima 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
453 Region Jawa Timur & Bali Antosari 150/20 30 1 30 1.71 0.29 2.00 2015 UNALLOCATED Uptrate 10
454 Region Jawa Timur & Bali Balongbendo 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
455 Region Jawa Timur & Bali Banaran 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
456 Region Jawa Timur & Bali Bangil 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2015 UNALLOCATED Uprate30
457 Region Jawa Timur & Bali Blitar Baru 70/20 30 1 30 2.58 0.42 3.00 2015 UNALLOCATED Uprate20
458 Region Jawa Timur & Bali Buduran 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
459 Region Jawa Timur & Bali Bumicokro 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
460 Region Jawa Timur & Bali Gembong 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
461 Region Jawa Timur & Bali Gianyar 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext Trf-3
462 Region Jawa Timur & Bali Gondangwetan 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
463 Region Jawa Timur & Bali Kapal 500/150 500 1 500 52.45 5.50 57.95 2015 UNALLOCATED GITET Baru
464 Region Jawa Timur & Bali Kasih Jatim 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
465 Region Jawa Timur & Bali Lumajang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext
466 Region Jawa Timur & Bali Ngagel 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2015 UNALLOCATED Uprate
467 Region Jawa Timur & Bali Ngoro 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext
468 Region Jawa Timur & Bali Ngoro 500/150 500 2 1,000 51.97 5.98 57.95 2015 UNALLOCATED GITET Baru
469 Region Jawa Timur & Bali Nusa Dua 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2015 UNALLOCATED Uprate 30
470 Region Jawa Timur & Bali Pakis 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
471 Region Jawa Timur & Bali Pamekasan 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
472 Region Jawa Timur & Bali Pemaron 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2015 UNALLOCATED Ext
473 Region Jawa Timur & Bali Perak 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
474 Region Jawa Timur & Bali Ponorogo 70/20 30 1 30 3.02 0.48 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
475 Region Jawa Timur & Bali Sawahan 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2015 UNALLOCATED Uprate 50
476 Region Jawa Timur & Bali Sawahan 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2015 UNALLOCATED Uprate 50
477 Region Jawa Timur & Bali Sidoarjo 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext. Trf-2
478 Region Jawa Timur & Bali Surabaya Selatan 500/150 500 1 500 16.94 1.86 18.80 2015 UNALLOCATED Ext. Trf-3
479 Region Jawa Timur & Bali Surabaya Selatan 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
480 Region Jawa Timur & Bali Turen 70/20 30 1 30 3.02 0.48 3.50 2015 UNALLOCATED Ext.
Rencana Pengembangan Gardu Induk
Lanjutan
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
481 Region Jawa Timur & Bali Amplapura 150/20 30 1 30 2.57 0.43 3.00 2016 UNALLOCATED Uprate 20
482 Region Jawa Timur & Bali Banyuwangi 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2016 UNALLOCATED Uprate30
483 Region Jawa Timur & Bali Caruban 70/20 30 1 30 2.59 0.41 3.00 2016 UNALLOCATED Uprate 10
484 Region Jawa Timur & Bali Celukanbawang PLTU 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
485 Region Jawa Timur & Bali Gunungsari/Simogunung 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
486 Region Jawa Timur & Bali Jombang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
487 Region Jawa Timur & Bali Karangkates 150/20 30 1 30 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
488 Region Jawa Timur & Bali Karangpilang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
489 Region Jawa Timur & Bali Kebonagung 500/150 500 1 500 16.94 1.86 18.80 2016 UNALLOCATED Ext. Trf-3
490 Region Jawa Timur & Bali Kedinding 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
491 Region Jawa Timur & Bali Kediri Baru 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
492 Region Jawa Timur & Bali Kertosono II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
493 Region Jawa Timur & Bali Krian 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
494 Region Jawa Timur & Bali Lawang 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2016 UNALLOCATED Uprate
495 Region Jawa Timur & Bali Manyar 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
496 Region Jawa Timur & Bali Mranggen 70/20 30 1 30 3.02 0.48 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
497 Region Jawa Timur & Bali New Kapal 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
498 Region Jawa Timur & Bali Ngimbang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
499 Region Jawa Timur & Bali Paciran/Brondong 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2016 UNALLOCATED Uprate30
500 Region Jawa Timur & Bali Padang Sambian 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext. Trf-3
501 Region Jawa Timur & Bali Petrokimia 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
502 Region Jawa Timur & Bali PLTP Iyang Argopuro 150/20 0 1 0 7.05 1.35 8.40 2016 UNALLOCATED Accosiated Kit Baru
503 Region Jawa Timur & Bali Polehan 70/20 30 1 30 2.54 0.40 2.94 2016 UNALLOCATED Uprate 10
504 Region Jawa Timur & Bali Probolinggo 150/20 30 1 30 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
505 Region Jawa Timur & Bali Rungkut 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
506 Region Jawa Timur & Bali Segoromadu 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
507 Region Jawa Timur & Bali Sengguruh PLTA 70/20 30 1 30 2.54 0.40 2.94 2016 UNALLOCATED Uprate20
508 Region Jawa Timur & Bali Simpang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
509 Region Jawa Timur & Bali Situbondo 150/20 30 1 30 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
510 Region Jawa Timur & Bali Sukolilo 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
511 Region Jawa Timur & Bali Tulungagung PLTA 70/20 30 1 30 2.54 0.40 2.94 2016 UNALLOCATED Uprate 20
512 Region Jawa Timur & Bali Ubud/Payangan 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2016 UNALLOCATED Ext
513 Region Jawa Timur & Bali Ujung 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
514 Region Jawa Timur & Bali Undaan 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
515 Region Jawa Timur & Bali Waru 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2016 UNALLOCATED Ext.
516 Region Jawa Timur & Bali Babat 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2017 UNALLOCATED Uprate30
517 Region Jawa Timur & Bali Balongbendo 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
518 Region Jawa Timur & Bali Banaran 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2017 UNALLOCATED Uprate 30
519 Region Jawa Timur & Bali Bangkalan 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2017 UNALLOCATED Uprate 30
520 Region Jawa Timur & Bali Banyuwangi 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2017 UNALLOCATED Uprate30

157
158
Rencana Pengembangan Gardu Induk
Lanjutan
No. Region Lokasi Rasio Unit Size Jumlah Kapasitas Perkiraan Biaya M USD Tahun Sumber Dana Keterangan
MVA Unit MVA Fx Lx Jumlah Operasi
521 Region Jawa Timur & Bali Blitar Baru 70/20 30 1 30 3.01 0.49 3.50 2017 UNALLOCATED Uprate20
522 Region Jawa Timur & Bali Bringkang/Bambe 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
523 Region Jawa Timur & Bali Bulukandang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
524 Region Jawa Timur & Bali Dolopo 70/20 30 1 30 3.02 0.48 3.50 2017 UNALLOCATED Ext
525 Region Jawa Timur & Bali Gembong 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
Lampiran A.4.2

526 Region Jawa Timur & Bali Jayakertas 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

527 Region Jawa Timur & Bali Jember 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext
528 Region Jawa Timur & Bali Kalisari 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
529 Region Jawa Timur & Bali Kasih Jatim 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
530 Region Jawa Timur & Bali Kraksaan 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
531 Region Jawa Timur & Bali Manisrejo 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2017 UNALLOCATED Uprate 20
532 Region Jawa Timur & Bali Mranggen 70/20 30 1 30 2.59 0.41 3.00 2017 UNALLOCATED Uprate 10
533 Region Jawa Timur & Bali New Kuta 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
534 Region Jawa Timur & Bali New Porong 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext. Trf-2
535 Region Jawa Timur & Bali New Sanur 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext
536 Region Jawa Timur & Bali Ngagel 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
537 Region Jawa Timur & Bali Ponorogo II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
538 Region Jawa Timur & Bali Sampang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext
539 Region Jawa Timur & Bali Sedati/Buduran II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
540 Region Jawa Timur & Bali Sengkaling 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
541 Region Jawa Timur & Bali Sidoarjo 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext. Trf-3
542 Region Jawa Timur & Bali Sukorejo 70/20 30 1 30 3.02 0.48 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
543 Region Jawa Timur & Bali Sumenep 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
544 Region Jawa Timur & Bali Tulungagung II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2017 UNALLOCATED Ext.
545 Region Jawa Timur & Bali Turen II 150/20 60 2 120 7.31 1.29 8.60 2017 UNALLOCATED GI Baru
546 Region Jawa Timur & Bali Babadan 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2018 UNALLOCATED Uprate 50
547 Region Jawa Timur & Bali Babat 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
548 Region Jawa Timur & Bali Banyuwangi 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
549 Region Jawa Timur & Bali Baturiti 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2018 UNALLOCATED Uprate 30
550 Region Jawa Timur & Bali Bondowoso 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
551 Region Jawa Timur & Bali Darmogrand 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
552 Region Jawa Timur & Bali Kediri Baru 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext
553 Region Jawa Timur & Bali Kertosono II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext
554 Region Jawa Timur & Bali Mojoagung 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
555 Region Jawa Timur & Bali Mojoagung 150/20 60 1 60 2.57 0.43 3.00 2018 UNALLOCATED Uprate 30
556 Region Jawa Timur & Bali New Kapal 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext
557 Region Jawa Timur & Bali New Nusa Dua/Pecatu 150/20 60 1 60 7.29 1.31 8.60 2018 UNALLOCATED GI Baru
558 Region Jawa Timur & Bali Ngimbang 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext
559 Region Jawa Timur & Bali Pacitan II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
560 Region Jawa Timur & Bali Rungkut 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
561 Region Jawa Timur & Bali Sengguruh PLTA 70/20 30 1 30 3.01 0.49 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
562 Region Jawa Timur & Bali Siman 70/20 20 1 20 3.01 0.49 3.50 2018 UNALLOCATED Ext
563 Region Jawa Timur & Bali Tuban 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
564 Region Jawa Timur & Bali Ubud/Payangan 150/20 60 1 60 3.00 0.50 3.50 2018 UNALLOCATED Ext
565 Region Jawa Timur & Bali Wlingi II 150/20 60 1 60 2.99 0.51 3.50 2018 UNALLOCATED Ext.
Jumlah 51,380 5,531.84 644.56 6,176.40
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018

Penjelasan Lampiran A.4

PENJELASAN Lampiran A.4


RENCANA PENGEMBANGAN
SISTEM PENYALURAN JAWA BALI

Rencana pengembangan sistem penyaluran di sistem Jawa Bali meliputi:


1. Pengembangan sistem penyaluran 500 kV
• Program penambahan trafo IBT 500 MVA 500/150 kV di lokasi yang masih dapat dikembangkan di
delapan lokasi, yaitu: Cawang, Gandul, Cilegon, Cibatu, Mandirancan, Pedan, Kediri, dan Paiton.
• Pembangunan GITET baru berikut transmisi terkait di sistem Jawa Bali, yaitu: Durikosambi, Muara-
karang, Lengkong, Tambun, Rancaekek, Rawalo, Bantul, Surabaya Selatan, Ngimbang, Kebon
Agung, Ngoro.
• Pembangunan transmisi 500 kV baru terkait dengan proyek pembangkit, yaitu: Suralaya Baru-
Balaraja, Balaraja-Kembangan, Banten–Cilegon, Upper Cisokan-incomer Saguling/Cibinong, In-
dramayu-Cibatu, Tanjung Jati A-Mandirancan, PLTU Jateng infrastruktur-Pemalang, Cilacap-Rawa-
lo, Tanjung Jati B-Mandirancan, Matenggeng-Rawalo, Cepu- incomer Tanjung Jati B/Mandirancan,
Paiton-Grati sirkit 3 dan Pelang-Kebon Agung.
• Pembangunan transmisi 500 kV Paiton-Kapal termasuk overhead line 500 kV menyeberangi selat
Bali (Jawa Bali Crossing) sebagai solusi jangka panjang pasokan listrik ke pulau Bali.
• Pembangunan transmisi 500 kV HVDC bipole 3,000 MW Sumatra-Jawa untuk menyalurkan listrik
dari PLTU Mulut Tambang di Sumatra Selatan ke stasiun konverter Parung.
2. Pengembangan sistem penyaluran 150 kV
• Pembangunan GI baru dan program penambahan trafo distribusi 150/20 kV dalam rangka memenuhi
pertumbuhan kebutuhan listrik sebagaimana terdapat pada Lampiran A.6 mengenai capacity­ ba­
lance gardu induk. Sedangkan penambahan trafo distribusi 70/20 kV merupakan program relokasi
trafo dari Jawa Barat ke Jawa Timur.
• Pembangunan transmisi baru 150 kV terkait dengan proyek pembangkit PLTU percepatan, PLTU
IPP dan PLTP IPP.
• Perkuatan transmisi 150 kV eksisting di lokasi tersebar di sistem Jawa Bali dalam rangka memenuhi
kriteria keandalan (N-1).

159
Lampiran A.5
PETA RENCANA
PENGEMBANGAN PENYALURAN
SISTEM JAWA BALI
A.5.1 JARINGAN SISTEM 500 KV JAWA-BALI (EXISTING & RENCANA PENGEMBANGAN)

A.5.2 LOKASI PEMBANGKIT BARU NON BBM (PROGRAM PERCEPATAN 6.900 MW)

A.5.3 LOKASI PEMBANGKIT BARU

A.5.4 TOPOLOGI JARINGAN REGION DKI & BANTEN

A.5.5 TOPOLOGI JARINGAN REGION JAWA BARAT

A.5.6 TOPOLOGI JARINGAN REGION JATENG & DIY

A.5.7 TOPOLOGI JARINGAN REGION JAWA TIMUR & BALI

A.5.8 TOPOLOGI JARINGAN SUB-SISTEM BALI


162
Jaringan Sistem 500 kV Jawa-Bali
Jaringan Sistem 500 kV Jawa-Bali (Existing & Rencana Pengembangan)
(Existing & Rencana Pengembangan)

SLAYA MTWAR
P P

CLGON P BJNGR

KMBNG BKASI
Lampiran A.5.1

TJATI
Tenaga Listrik 2009-2018

BRAJA CWANG CBATU


Rencana Usaha Penyediaan

TJGJT

GNDUL
CIBNG
DEPOK
CRATA
GRSIK
CSKAN SGLNG MDCAN

UNGAR PWDDI
BDSLN
RCKEK PMLNG NGBNG
SBSLN
SBBRT
TASIK
GRATI
RWALO

PEDAN PITON
CLCAP KDIRI

Keterangan :
GITET 500 kV
KAPAL
Pembangkit 500 kV
Rencana GITET 500 kV

SUTET Existing 500 kV


Lokasi pembangkit Baru Non BBM (Program Percepatan 6.900 MW)

Lokasi pembangkit Baru Non BBM


PLTU Suralaya Ext PLTU Teluk Naga (Program Percepatan 6,900 MW)
1x 600 MW, 2010 3x 300 MW, 2011

PLTU Jabar Utara


SLAYA MTWAR 3x 300 MW, 2009

CLGON
PLTU Rembang
BJNGR
2x300 MW, 2009
KMBNG BKASI
PLTU Tj Awar-Awar
TJATI 3x300 MW, 2009
BRAJA CWANG CBATU
GNDUL

LBUAN
DEPOK CIBNG

CIRATA

MDCAN
GRSIK
CSKAN SGLNG

RCKEK
PWDDI
BDSLN

UNGAR NGBNG
PLTU Labuhan PLTU Paiton Baru
SBBRT
2x300 MW, 2009 SBSLN 1x600 MW, 2010
TASIK

GRATI

RWALO PITON
PEDAN
CLCAP KDIRI

PLTU Jabar Selatan


3x300 MW, 2011
PLTU Tj. Jati Baru
1x600 MW, 2011
Keterangan :
GITET 500 kV

Pembangkit 500 kV
PLTU Jatim Selatan
Rencana GITET 500 kV 2x300 MW, 2011
SUTET Existing 500 kV
Lampiran A.5.2
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

163
164
LOKASI PEMBANGKIT BARU
LOKASI PEMBANGKIT BARU
PLTGU LNG BJNGR
Lampiran

PLTU TJATI A
3,000 MW
2x600 MW
PLTU Suralaya Ext PLTU Indramayu
A.5
LampiranA.5.3

1 x 625 MW 3x330 MW (2009) PLTU Tj Jati B


Tenaga Listrik 2009-2018

2x660 MW
Rencana Usaha Penyediaan

PLTGU Cepu PLTU Paiton 3-4


PLTU Indramayu PLTU Jateng 3,000 MW
PLTU Teluk Naga 800 MW
2x1,000 MW 2x1,000 MW
3 x315 MW
SLAYA
BJGRA
B JGRA Madura PLTU Bali Timur
U 2008 22006 PLTU Cirebon
GU 2x100 MW
GU U GU 1x600 MW 2 x 100 MW
CLGON BLRJA KMBNG
MRTWR
2006 CWANG GU PLTU Rembang
U CBATU 2x315 MW, 2009 PLTU Bali Utara
LKONG BKASI U TJATI.A/C
2015 2013
GNDUL U 3 x 130 MW
TJATI
PLTU Tanjung Awar-awar
A CRATA
CIBNG A T. Jati B SCPP 2011 2x350 MW
DEPOK U U
2006 SGLNG U U
U A PMLNG T.AWAR
PLTU Labuhan CSKAN BDSLN MDCAN 2013 2012 U
2x300 MW (2009) 2016
RCKEK GRSIK MADURA
2010 UNGAR
SBBRT G PLTU Paiton Baru
A 2012
TSMYA
NGBNG SBLTN 1x660 MW
RWALO 2007 2006/7
2011
PLTU Pelabuhan Ratu JAWA
3x350 MW G CLCAP PITON
U
GU
2011 GRATI U
Upper Cisokan PS PEDAN
KBAGUNG
4x250 MW 2014
HVDC U A
3,000 MW KDBRU
U NGORO 2015 GU
2015
Central Java Matenggeng PS BALI
KAPAL
1x600 MW 2015
4x400MW PLTU Jatim Selatan
1x1,000 MW 2x315 MW
Grindulu PS
4x250MW PLTU Pelang
2x1,000 MW

PLAN IPP on going PERCEPATAN PENANGG KRISIS


20,000 MW 3,000 MW 7430 MW 590 MW
TOPOLOGI JARINGAN REGION DKI & BANTEN

HVDC Ke Sumatra
SLAYA
P PENDO
SLIRA
MTSUI
PENI TELUK JAKARTA
CLGON LONTAR MTWAR
KKSTL P P P TGBRU P
CLBRU CNKNG MKRNG PRIOK
P P
PLTU SRANG
ANYER P JTAKE
TGRNG KSBRU
POLYP
ASAHI CKNDE CLDUG DUKSB CWANG
KMBNG BKASI JBEKA
BRAJA CKUPA
JPDKLP

TMBUN
MENES RKSRU PUCAM JTWRN GDMKR
PTKGN TMBUN
BRAJA -7
KOPO MNTUR TYGRI CBATU
PLTU DPBRU
LBUAN P GNDUL JTRGN PNCOL
SAKTI RKBTG GDRIA
JTLHR P
J ar SRPNG PBRAN
ing
DEPOK CIBNG CLGSI
an 5
00 k
V
CKMPY
HVD
C
CIRATA P PWKTA
SNTUL
BOGOR-X KBKRU

PDLNG
BGBRU
BUNAR
P SGLNG
BGRKT
CNJUR LGDAR
CIAWI
P KRCAK

CBKRU P CGRLG
P SLKRU RJMLA CGRLG-2

P SALAK P BDSLN
P PTUHA

UBRUG
P
LBSTU
Keterangan :
GITET 500 kV
Pembangkit 500 kV
Lampiran A.5.4

Rencana GITET 500 kV


PRATU
Tenaga Listrik 2009-2018

SUTET Existing 500 kV


Rencana Usaha Penyediaan

P
PLTU

165
JABSEL
TNAGA TELUK JAKARTA

166
SPTAN PRIOK MTWAR
MKRNG ANCOL

KMYRN KLPGD

ANGKE
PLPNG MRNDA
Lampiran

PSKMS TGBRU KDSPI


GRGOL MGBSR GMBRU CBATU
CKRNG
MAXIM KT PNG
A.5

DRKSB
LampiranA.5.4

BDKMY KBSRH GBLMA PKRNG


New
Tenaga Listrik 2009-2018

JTAKE Old
CKNDE CKUPA
Rencana Usaha Penyediaan

GPOLA PGSAN PGLNG


DKT AS
T GRNG PLMAS
KBJRK KARET STBDI BKASI
Old PGDNG KSBRU
New MGRAI
CIPNG
PSW
SLAYA SMBRT
BLRJ A CLDUK
KMBNG AGP CRANG
SNYAN PDKLP
CITRA DNYSA Ol d

New
MPANG JBEKA
PNCOL
T GRSA JTWRG
CSW
CWANG
LKONG DRTGA
KMANG TMBUN
PTKNG
LEGOK CBAT U
CLG ON
KSLMA
BNTRO MNTUR

SRPNG JTNGN
GDRIA
GNDUL

DPBRU

SCBNG

DEPOK III
CMGIS
CLGSI
CIBNG ASPEK ITP

SNT UL
BGBRU

TSMYA
PT PLN P3B Jawa Bali KDBDK SGLNG
Bidang Perencanaan
TOPOLOGI JARINGAN REGION JAWA BARAT

MTWAR
GU RGDLK
PNDLI
TGHRG
KSBLM

PNDLI KSBRU
DWUAN
KRTMR
PRURI INBRT
BKASI CKLDO INDMY
FAJAR MLIGI
CURUG
PRMYA
KRPYG SKMDI
PDKLP JBEKA SOUTH HRGLS
MKSRI JTLHR
CIKRG PYNYG TLJBE PBRAN
A CGNEA JTBRG
TMBUN

GDMKR INDRM SBANG CKRNG


CBATU
Ke Jtrgn PNCOL TYGRI PWKTA
CRATA
CKPAY ARJWN
A KDPTN SRAGI
CIBNG ASPEK CLGSI
CLGSI
PLMAN
PDLRG DAGO SMDNG
SNTUL
SGLNG
DEPOK
BOGOR DGPKR A PRKAN
CNJUR A CBBAT
RCKEK
LGDAR
KDBDK BBKAN BRBES
UBRNG
CIAWI CBRUM MDCAN
KRCDG
BDTMR KNGAN
CBKRU SLKRU CGRLG
P KRCDG-II MLBNG
RCKBA
SLKLM P CKSKA
PTUHA PASIA MJLYA
LBSTU P BDSLN
CKLNG A
RJKB P KMJNG
GARUT
LMJAN A P WYNDU
DRJAT P TSMYA
REGION 3
CAMIS BNJAR
STOSA
P CVRON
MNANG

TSMYA-7
SMDRA

PEDAN
PMPEK
Lampiran A.5.5
Tenaga Listrik 2009-2018

PGDRN
Rencana Usaha Penyediaan

167
168
TOPOLOGI JARINGAN REGION JATENG DAN DIY
TGJTI
P
Lampiran

LAUT JAWA JPARA PATI


A.5

REMBANG
LampiranA.5.6
Tenaga Listrik 2009-2018

TBROK KUDUS
Rencana Usaha Penyediaan

JKULO
SRAGI BRBES PKLON P
KBSEN KRAPK
WLERI
KLNGU
PMLNG KLSRI SYUNG
BTANG RDGRT
SPGLM BLORA
MDCAN SMGBR
SRDOL PDLAM
MRGEN CEPU BJGRO
BDSLN PDPYG
PDADI
P DIENG
BMAYU PBLGA P UNGAR
JABAR GRUNG TMGNG
P KDMBO
KRIAN
BAWEN
JELOK
MRICA P BRNGI
KLBKL P P
BNJAR WSOBO MJNGO
MNANG KTNGR SCANG BDONO
RWALO
RWALO SRAGN
SGRAH
JAJAR
P
JATIM
WALIN MDARI MSRAN
GBONG
MKRAN
TASIK KBMEN PALUR
KNTUG
PWRJO GRGOL NGAWI
GJYAN KLATN
STARA GDEAN WSARI
LMNIS WBJAN

U PEDAN
WATES
BANTL
SMANU WNGRI KDIRI/ PITON
PLTU CLCAP

DIY
LAUTAN INDONESIA
TOPOLOGI JARINGAN REGION JAWA TIMUR & BALI

Tjg-AWAR TOPOLOGI JARINGAN


U
KEREK

JAWA TENGAH TUBAN


REGION JAWA TIMUR & BALI
MLWNG PLTGU GRSIK
PKMIA BKLAN
TUBN3 SMSIK BRATA
BABAT
P

LNGAN U GRSIK SMNEP


Ke CEPU BJGRO
MSBAR MNYAR SGMDU GLMUR

CERME PERAK
Ke UNGAR NGBNG ALPMA TNDES U
GBONG SMPAG
KJTIM PKSAN
MKBAN
UJUNG
DYRJO
UDAAN SIMPG
KPANG
MIWON KJRAN
BBDAN DARMO NGAGL
TARIK SWHAN
SBBRT SLILO
AJMTO RNKUT
CKMIA BNGUN

KRPLG WKRMO
PLOSO WARU
Ke SRGEN SKTIH ISPDO
BLBDO MPION
NGAWI SRBSL GRATI
KTSNO NGORO
BDRAN P
MJAGN
MGTAN NGJUK PITON
CRBAN PRONG
JKTAS
P
STBDO
Ke PEDAN MRGEN KDIRI BNGIL GDWTN
PBLGO
BNRAN BCKRO
A KRSAN
BLKDG RJOSO
SIMAN PIER
MNRJO SLRJO PDAAN
A A SKRJO
SYZAG GDING
MDLAN
DLOPO GGRAM LWANG
BDWSO
BLBNG
PARE SKLNG
GLANG

PLHAN

GRNGN PNRGO LJANG


KBAGN
Gantry
PAKIS KTPNG Ke Bali
TGLEK TUREN
TLANG JMBER
TNGUL
BLTAR
PCTAN A STAMI BWNGI
WLNGI GPGAN GTENG
A
PLTA TLAGN KKTES
LDOYO A
SGRUH
Lampiran A.5.7
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

169
170
TOPOLOGI JARINGAN SUB-SISTEM BALI
TOPOLOGI JARINGAN
Lampiran

PMRON
SUB-SISTEM BALI
G
A.5
LampiranA.5.8

CELUK
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

BTRTI
U

Ke BWANGI GLNUK
G

NGARA PYNGN

AMPRA
ASARI

GNYAR

KAPAL

KETERANGAN : PBIAN

PSGRN SANUR
SUTT 500 kV GARDU INDUK 500 kV
KUTA
SUTT 150 kV GARDU INDUK 150 kV

SKLT 150 kV GARDU INDUK 70 kV


NSDUA
SUTT 70 kV
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran A.5

PENJELASAN Lampiran A.5


PETA PENGEMBANGAN
SISTEM PENYALURAN JAWA BALI

 Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran A.5

171
Lampiran A.6
CAPACITY BALANCE
GARDU INDUK
SISTEM JAWA BALI

A.6.1 Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

A.6.2 Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Jawa Barat dan Banten

A.6.3 Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY

A.6.4 Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Jawa Timur

A.6.5 Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Bali


174
Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Volt- Kapasi-
PUBLIC Source of
No. age tas MVA Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Total Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf.
(MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

1 ABADI GUNA 150/20 120 67.9 71.6 78.0 60 85.0 92.8 101.3 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 APLN+UNALLOC Tampung Setiabudi, Mam-
PAPAN pangBaru

66.58% 70.22% 50.96% 55.57% 60.67% 66.24% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%
Lampiran A.6.1

2 ABADI GUNA 150/20 2.9 60 12.3 23.2 35.1 48.1 60 Unallocated Tampung Setiabudi, Mam-
Tenaga Listrik 2009-2018

PAPAN 2 pang Baru


Rencana Usaha Penyediaan

5.69% 24.09% 45.52% 68.85% 47.13%

3 ANCOL 150/20 180 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke M Besar,
Priok Timur, Kemayoran, dan
Muara Karang

70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

4 ANGKE 150/20 210 125.0 125.0 125.0 125.0 125.0 125.0 125.0 125.0 125.0 125.0 125.0 IBRD Dialihkan ke Muarakarang

70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

5 BALARAJA 150/20 120 73.3 73.5 80.7 60 88.7 97.5 105.8 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 IBRD Menampung beban Cikupa

71.85% 72.08% 52.75% 57.96% 63.74% 69.16% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

1.33494212 9.870333056 20.510683 32.89759364 46.39219678 61.09222351

6 NEW BALARAJA 150/20 12.4 60 16.7 21.4 26.7 33.8 48.1 60 65.1 84.8 60 106.3 129.8 IBRD Menampung beban Balaraja
/ GITET dan Cikupa

24.39% 32.76% 42.06% 52.37% 66.22% 47.19% 63.82% 55.45% 69.51% 84.82%

7 BEKASI *) 150/20 240 59.4 62.8 68.4 74.7 81.6 89.2 97.0 105.3 115.1 125.8 137.4 Dialihkan ke Penggilingan
dan Kandang Sapi

29.14% 30.77% 33.53% 36.60% 40.01% 43.73% 47.53% 51.64% 56.43% 61.66% 67.35%

8 BINTARO 150/20 180 112.8 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Mnpung bbn Ptkangan

73.76% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

9 BINTARO 2 150/20 14.2 120 16.5 33.4 52.3 72.9 60 94.1 97.7 98.5 99.5 108.3 APLN Percepatan Mnpung bbn Ptkangan

13.90% 16.18% 32.78% 51.27% 47.67% 61.52% 63.86% 64.36% 65.01% 70.79%

10 BUDI KEMU- 150/20 180 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke Kebon Sirih
LIAAN

70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 0

11 CAWANG + NEW 150/20 240 127.6 135.4 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 Dialihkan ke Cipinang, T
CAWANG Rasuna dan Manggarai

62.54% 66.39% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

12 CENGKARENG 150/20 240 142.7 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 Dialihkan ke Teluk Naga &
Tgr Baru

69.94% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%
lanjutan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Volt- Kapasi-
PUBLIC Source of
No. age tas MVA Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Total Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf.
(MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

13 CIKOKOL/ 150/20 180 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke Lengkong,
TANGERANG Legok, Sepatan, Tangerang
Baru

70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

14 CIKUPA 150/20 120 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 Dialihkan ke Citra Habitat,
Balaraja & GITET/New
Balaraja

70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

15 CILEDUK 150/20 120 41.7 48.9 73.8 60 76.7 93.6 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 APLN Percepatan Menampung
Petukangan,Cikokol &
Kembangan

40.90% 47.95% 48.25% 50.13% 61.16% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 0

16 CILEDUK 2 150/20 4.6 120 25.1 47.2 73.0 101.1 60 131.8 Unallocated Menampung
Petukangan,Cikokol &
Kembangan

4.55% 24.57% 46.29% 71.58% 66.11% 86.15% 0

17 CIPINANG 150/20 120 77.0 81.2 92.5 60 105.2 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 APLN Percepatan Tampung Cawang, Pulo Mas

75.47% 79.60% 60.45% 68.78% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

18 CIPINANG 2 150/20 12.3 120 27.9 43.8 69.3 101.5 60 107.1 107.1 Unallocated Tampung Cawang, Pulo Mas

12.09% 27.31% 42.90% 67.91% 66.35% 70.00% 70.00%

19 CIPINANG 3 150/20 26.9 120 56.9 Unallocated Tampung Cawang, Pulo Mas

26.36% 55.76%

20 CSW 150/20 120 102.2 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 Tampung Snayan , Mampang

100.18% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

21 ANTASARI / 150/20 39.3 120 44.6 57.6 72.1 60 88.0 104.2 107.1 107.1 107.1 107.1 APLN Percepatan Tampung Snayan , Mampang
CSW 2

38.51% 43.69% 56.47% 47.12% 57.49% 68.12% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

22 ANTASARI / 150/20 14.8 120 35.5 58.0 82.7 60 Unallocated Tampung Snayan , Mampang
CSW 3

14.54% 34.76% 56.87% 54.04%

23 CITRA HABITAT 150/20 120 65.5 72.1 83.6 60 98.5 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 IBRD Menampung beban
Cikupa,Jatake

64.21% 70.73% 54.65% 64.40% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

175
176
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Volt- Kapasi-
PUBLIC Source of
No. age tas MVA Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Total Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf.
(MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

24 CITRA HABITAT2 150/20 120 9.7 30.3 52.4 77.3 60 106.8 107.1 107.1 Unallocated Menampung beban
(MILLENNIUM) Cikupa,Jatake

9.52% 29.73% 51.42% 50.53% 69.82% 70.00% 70.00%


Lampiran A.6.1

25 CITRA HABITAT3 150/20 33.1 120 70.9 Unallocated Menampung beban


Tenaga Listrik 2009-2018

Cikupa,Jatake
Rencana Usaha Penyediaan

32.45% 69.48%

26 DANAYASA 150/20 120 84.5 90.2 78.3 60 86.4 95.4 105.2 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 APLN Percepatan mnpung beban Senayan,
Mampang

82.81% 88.46% 51.15% 56.46% 62.34% 68.76% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

27 DANAYASA 2 150/20 8.1 120 19.0 19.8 45.3 60.4 Unallocated mnpung beban Senayan,
Mampang

7.94% 18.58% 19.37% 44.46% 59.17%

28 DUKUH ATAS 150/20 120 55.3 58.4 64.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 Unallocated mnpung Setia Budi

54.24% 57.21% 63.18% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

29 DUKUH ATAS 2 150/20 1.0 120 9.9 19.5 29.4 40.1 52.6 66.3 81.1 60 Unallocated Tampung Duku Atas

0.99% 9.66% 19.14% 28.82% 39.34% 51.58% 64.96% 53.04%

30 DUREN TIGA 150/20 120 75.6 82.5 87.0 60 100.7 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 APLN Percepatan mnpung Kmang,Mampang

74.11% 80.90% 56.86% 65.81% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

31 DUREN TIGA 2 150/20 8.8 120 25.3 42.1 60.4 81.6 60 104.7 129.9 Unallocated mnpung Kmang,Mampang

8.58% 24.80% 41.29% 59.18% 53.33% 68.44% 84.90%

32 DURI KOSAMBI 150/20 180 129.1 136.2 148.3 60 161.7 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 APLN Percepatan 0

84.38% 89.01% 72.69% 79.28% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

33 DURI KOSAMBI 2 150/20 33.8 120 50.1 66.6 84.5 60 105.4 107.1 107.1 APLN Percepatan 0

33.17% 49.10% 65.31% 55.25% 68.89% 70.00% 70.00%

34 DURI KOSAMBI 3 150/20 21.0 120 45.8 Unallocated 0

20.62% 44.90%

35 GAMBIR BARU 150/20 180 131.8 139.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke Kelapa Gading,
Kemayoran & T Tinggi

86.13% 90.90% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

36 GAMBIR LAMA 70/20 120 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 Dialihkan ke Kebon Sirih, T
Tinggi & Uprt G Lama
lanjutan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Volt- Kapasi-
PUBLIC Source of
No. age tas MVA Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Total Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf.
(MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

37 UPRT GMBR 150/20 8.1 11.0 13.2 17.7 22.7 28.1 33.6 35.7 35.7 35.7 35.7 Menampung beban Gambir
LAMA Lama

15.91% 21.52% 25.85% 34.65% 44.42% 55.09% 65.96% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

38 GMBR LAMA 2 150/20 4.0 120 11.0 18.6 26.9 Unallocated Tampung Uprating Gambir
Lama

3.88% 10.75% 18.24% 26.41%

39 GANDARIA 70/20 90 70.7 74.5 53.6 53.6 53.6 53.6 53.6 53.6 53.6 53.6 53.6 Dialihkan ke Gandaria Baru

92.35% 97.37% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

40 UPRT GANDARIA 150/20 0 27.5 120 34.8 60 42.9 51.7 53.6 53.6 53.6 53.6 53.6 APLN Percepatan Menampung beban Gandaria

107.87% 45.49% 56.06% 67.57% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

41 GANDARIA 2 150/20 7.1 120 16.8 28.1 40.4 53.74 Unallocated Menampung beban Gandaria

6.95% 16.46% 27.53% 39.58% 52.69%

42 GANDUL 150/20 180 121.2 128.2 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke Pondok Indah

79.20% 83.81% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

43 GEDUNG POLA 150/20 180 75.4 79.5 86.7 94.6 103.4 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke Kebon Sirih,
Manggarai & T Tinggi

49.25% 51.99% 56.65% 61.82% 67.57% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

44 GROGOL 150/20 120 77.3 85.8 101.2 60 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 APLN Percepatan Tampung Kb Jeruk &
Ketapang

75.76% 84.13% 66.17% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

45 GROGOL 2 150/20 11.3 120 30.3 51.1 72.3 60 95.2 107.1 107.1 107.1 Unallocated Tampung Kb Jeruk &
Ketapang

11.06% 29.72% 50.08% 47.22% 62.24% 70.00% 70.00% 70.00%

46 GROGOL 3 150/20 14.9 120 41.4 73.0 60 Unallocated #REF!

14.59% 40.59% 47.69%

47 JATAKE 150/20 180 142.9 142.8 142.8 60 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 142.8 IBRD Dialihkan ke Citra Habitat,
Tigaraksa & Lippo/Curug

93.41% 93.33% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

48 JATIRANGON 150/20 180 98.0 103.6 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke Jatiwaringin
2010

177
178
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Volt- Kapasi-
PUBLIC Source of
No. age tas MVA Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Total Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf.
(MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

64.03% 67.70% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

49 JATIWARINGIN 150/20 26.1 120 44.3 64.4 86.4 60 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 KEIII Lot - 6 Tampung beban Pondok
Kelapa & Jatirangon
Lampiran A.6.1

25.60% 43.39% 63.14% 56.46% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%


Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

50 JATIWARINGIN 2 150/20 6.3 120 31.4 60.8 92.7 60 127.6 Unallocated Tampung Jatiwaringin

6.14% 30.82% 59.56% 60.60% 83.39%

51 KANDANG SAPI 150/20 60 36.4 48.5 61.5 60 82.6 105.9 60 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 APLN Percepatan, Tampung
Unallocated 2012 Plmpng,Bekasi,Marunda &
Pegangsaan

71.47% 95.03% 60.28% 53.96% 69.23% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 0

52 KANDANG 150/20 24.3 120 50.2 78.3 60 107.1 107.1 107.1 Unallocated Tampung
SAPI 2 Plmpng,Bekasi,Marunda &
Pegangsaan

23.81% 49.21% 51.16% 70.00% 70.00% 70.00%

53 KANDANG 150/20 3.9 120 39.5 78.3 60 Unallocated Tampung


SAPI 3 Plmpng,Bekasi,Marunda &
Pegangsaan

3.80% 38.71% 51.15%

54 KARET BARU 150/20 180 87.6 92.4 100.6 109.7 119.8 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke Semanggi Barat
tahun 2013

57.25% 60.39% 65.75% 71.71% 78.31% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

55 KARET LAMA 150/20 120 70.7 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 Dialihkan ke New Karet 70 kV

69.31% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

56 NEW KARET 150/70 0 3.2 100 9.8 17.2 25.3 34.2 43.3 53.1 64.5 100 77.0 90.5 IBRD Tampung Karet Lama
150/70 KV *)

150/20 3.74% 11.54% 20.19% 29.80% 40.26% 50.92% 62.46% 37.95% 45.28% 53.25%

70/20

57 KEBON SIRIH 150/20 120 76.0 88.1 108.4 60 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 APLN Percepatan Dialihkan ke Grogol & New
Swnayan

74.53% 86.34% 70.85% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

58 KEBON SIRIH 2 150/20 23.9 120 49.0 76.5 60 104.5 107.1 107.1 107.1 107.1 Unallocated Dialihkan ke Grogol & New
Swnayan

23.44% 48.07% 49.97% 68.28% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

59 KEBON SIRIH 3 150/20 27.8 120 63.2 101.9 60 144.1 Unallocated Dialihkan ke Grogol & New
Swnayan
lanjutan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Volt- Kapasi-
PUBLIC Source of
No. age tas MVA Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Total Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf.
(MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

27.25% 61.99% 66.61% 94.19%

60 KEBON JERUK 150/20 180 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke Grogol & New
Swnayan

70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

61 KELAPA GADING 150/20 0 36.6 120 56.7 79.0 60 103.3 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 KE III Lot - 6 Tampung Gambir
Baru,Pegangsaan &
Plumpang

35.87% 37.05% 51.63% 67.51% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

62 KELAPA GAD- 150/20 20.9 120 39.2 68.5 75.4 60 105.6 Unallocated Tampung Kelapa Gading
ING 2

20.51% 38.45% 67.16% 49.27% 69.01%

63 KEMANG 150/20 180 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke pondok Indah &
Duren Tiga

70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

64 KEMAYORAN 150/20 120 73.3 60 77.3 93.0 103.9 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 IBRD Mnpung bbn Ancol &
Gambir Baru

47.91% 50.55% 60.77% 67.90% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

65 KEMAYORAN 2 150/20 8.9 120 22.1 35.5 50.1 67.1 85.6 60 105.7 Unallocated Mnpung bbn Ancol &
Gambir Baru

8.71% 21.64% 34.82% 49.11% 65.74% 55.92% 69.09%

66 KEMBANGAN 150/20 180 95.5 100.7 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke Cileduk

62.43% 65.82% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

67 KETAPANG 150/20 180 104.3 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke Mangga Besar
& Grogol

68.15% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

68 LEGOK 150/20 60 35.9 40.7 46.8 60 55.1 64.4 74.5 60 84.9 96.2 107.1 107.1 107.1 APLN Percepata & Mnpung Serpong, Cikokol
Unallocated 2015 + BSD

70.39% 79.83% 45.85% 54.04% 63.14% 48.72% 55.50% 62.86% 70.00% 70.00% 70.00%

69 LEGOK 2 150/20 2.2 60 16.5 32.2 Unallocated Mnpung Serpong, Cikokol


+ BSD

4.31% 32.40% 63.08%

70 LENGKONG 150/20 120 49.4 58.3 71.0 86.9 60 104.5 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 IBRD IFB - 2B Mnpung Serpong, Cikokol
+ BSD

48.43% 57.12% 69.64% 56.78% 68.30% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

179
180
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Volt- Kapasi-
PUBLIC Source of
No. age tas MVA Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Total Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf.
(MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

71 LENGKONG 2 150/20 16.7 120 36.5 51.9 61.8 85.8 60 112.1 Unallocated Mnpung Serpong, Cikokol
+ BSD

16.37% 35.74% 50.93% 60.62% 56.09% 73.25%


Lampiran A.6.1
Tenaga Listrik 2009-2018

72 LIPPO KARA­ 150/20 0 29.4 120 49.1 61.0 77.8 60 96.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 IBRD IFB - 2B Menampung beban Maxi M
Rencana Usaha Penyediaan

WACI & Jatake

28.87% 48.11% 39.88% 50.86% 62.83% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

73 LIPPO KARA­ 150/20 0 7.7 120 27.9 38.2 53.5 77.3 60 Unallocated Dialihkan ke CSW, AGP, Dan-
WACI 2 ayasa, D Tiga & T rasuna

7.53% 27.34% 37.48% 52.45% 50.52%

74 MAMPANG BARU 150/20 180 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke CSW, AGP, Dan-
ayasa, D Tiga & T rasuna

70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

75 MANGGA BESAR 150/20 120 88.1 98.3 107.1 60 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 IBRD Menampung bbn Ketapang
& Ancol

86.35% 96.39% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

76 MANGGA 150/20 12.2 120 35.5 61.5 89.8 60 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 APLN Percepatan Menampung bbn Ketapang
BESAR 2 & Ancol

11.94% 34.81% 60.25% 58.71% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

77 MANGGA 150/20 11.8 120 43.4 80.2 60 109.1 151.1 Unallocated Menampung bbn Ketapang
BESAR 3 & Ancol

11.55% 42.54% 52.42% 71.33% 98.76%

78 MANGGARAI 150/20 120 31.4 33.4 44.7 60.5 78.1 60 100.5 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Unallocated Menampung beban, Gd Pola,
Cawang & Pulo Mas

30.80% 32.72% 43.81% 39.54% 51.08% 65.67% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 0

79 MANGGARAI 2 150/20 18.3 120 37.3 56.9 81.2 60 113.5 Unallocated Menampung beban, Gd Pola,
Cawang & Pulo Mas

17.92% 36.53% 55.77% 53.10% 74.17%

80 MARUNDA 150/20 180 104.2 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke Kandang Sapi

68.08% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

81 MAXI MAN- 150/20 120 95.6 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 Dialihkan ke Lippo / Curug
GANDO

93.72% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%
lanjutan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Volt- Kapasi-
PUBLIC Source of
No. age tas MVA Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Total Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf.
(MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

82 MINIATUR 150/20 120 61.5 64.9 70.7 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 71.4 IBRD IFB - 2B 0

60.28% 63.60% 69.27% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

83 MINIATUR 2 150/20 5.7 120 12.8 20.5 28.4 37.0 47.0 57.8 69.7 Unallocated Tampung Miniatur

5.56% 12.54% 20.14% 27.89% 36.29% 46.06% 56.71% 68.32%

84 MUARA KARANG 150/20 120 86.2 101.8 114.2 60 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 APLN Percepatan Menampung beban Ancol
& Angke

84.53% 99.84% 74.64% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

85 MUARA 150/20 31.2 120 58.0 87.2 60 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Unallocated Menampung beban Ancol
KARANG 2 & Angke

30.60% 56.85% 57.01% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

86 MUARA 150/20 10.0 120 42.4 80.2 60 107.1 107.1 Unallocated Menampung beban Ancol
KARANG 3 & Angke

9.79% 41.58% 52.40% 70.00% 70.00%

87 MUARA 150/20 14.3 120 59.3 Unallocated Menampung beban Ancol


KARANG 4 & Angke

14.01% 58.10%

88 PASAR KEMIS 150/20 120 89.4 94.6 103.3 60 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 APLN Dialihkan ke Sepatan 2011

87.64% 92.73% 67.51% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

89 PEGANGSAAN 150/20 180 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke Kelapa Gading &
Kandang Sapi

70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

90 PENGGILINGAN 150/20 120 61.8 71.3 80.9 107.1 60 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Unallocated Menampung bbn P Gadung,
Bekasi & Pdk Kelapa

60.61% 69.89% 79.34% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

91 PEGILINGAN 2 150/20 2.7 120 34.9 70.1 101.7 60 107.1 107.1 107.1 107.1 Unallocated Menampung bbn P Gadung,
Bekasi & Pdk Kelapa

2.66% 34.18% 68.71% 66.44% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

92 PEGILINGAN 3 150/20 33.1 120 77.9 60 107.1 107.1 Unallocated Menampung bbn P Gadung,
Bekasi & Pdk Kelapa

32.41% 50.94% 70.00% 70.00%

93 PEGILINGAN 4 150/20 20.0 120 73.7 60 Unallocated Menampung bbn P Gadung,


Bekasi & Pdk Kelapa

19.58% 48.20%

181
182
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Volt- Kapasi-
PUBLIC Source of
No. age tas MVA Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Total Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf.
(MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

94 PETUKANGAN 150/20 180 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke Senayan Baru,
Bintaro, Pondok Indah &
Ciledug
Lampiran A.6.1

70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

95 PLUMPANG 150/20 210 119.8 125.0 125.0 125.0 125.0 125.0 125.0 125.0 125.0 125.0 125.0 Dialihkan ke Kandang Sapi,
Priok Timur & Klp Gading

67.12% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

96 PONDOK 150/20 180 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke Penggilingan &
KELAPA Jatiwaringin,

70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

97 PONDOK INDAH 150/20 0 48.6 120 87.8 107.1 60 107.1 93.8 102.4 107.1 127.2 131.5 KE III Lot - 6 Tampung bbn Gandul,
Petukangan & Kemang

47.67% 57.37% 70.00% 70.00% 61.29% 66.94% 70.00% 83.14% 85.93%

98 PONDOK 150/20 1.3 120 29.9 72.4 60 106.5 107.1 107.1 107.1 Unallocated Tampung bbn Gandul,
INDAH 2 Petukangan & Kemang

1.26% 29.28% 47.34% 69.60% 70.00% 70.00% 70.00%

99 PONDOK 150/20 39.1 120 82.4 60 129.8 Unallocated Tampung bbn Gandul,
INDAH 3 Petukangan & Kemang

38.31% 53.88% 84.85%

100 PRIOK TIMUR 150/20 7.8 60 12.2 17.1 22.5 28.0 42.4 60 51.2 71.4 71.4 KE III Menampung bbn Ancol &
Plumpang

15.22% 23.92% 33.57% 44.10% 54.82% 41.57% 50.21% 70.00% 70.00%

101 PRIOK TIMUR 2 150/20 14.4 60 29.4 KE III Menampung bbn Cengkareng

28.31% 57.72%

102 PULO GADUNG 150/20 300 165.4 175.5 178.5 178.5 178.5 178.5 178.5 178.5 178.5 178.5 178.5 Dialihkan ke Penggilingan

70/20 64.87% 68.83% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

103 PULO MAS 150/20 180 100.1 106.7 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke Cipinang &
Manggarai

65.44% 69.73% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

104 SEMANGGI 150/20 23.7 120 34.9 47.1 61.2 76.6 60 93.4 Unallocated Menampung beban Karet
BARAT Baru

23.25% 34.24% 46.14% 60.00% 50.07% 61.03%


lanjutan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Volt- Kapasi-
PUBLIC Source of
No. age tas MVA Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Total Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf.
(MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

105 SENAYAN 150/20 180 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke CSW, Danayasa
& Senayan Baru

70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

106 SENAYAN BARU 150/20 0 7.3 120 10.8 48.2 60 64.7 92.3 100.9 86.4 91.5 106.2 107.1 107.1 KE III Lot - 8 Menampung Senayan, Petu-
kangan & Kebon Jeruk

7.16% 10.59% 31.48% 42.29% 60.33% 65.96% 56.50% 59.80% 69.40% 70.00% 70.00%

107 SENAYAN 150/20 15.7 120 53.1 81.6 60 107.1 107.1 107.1 Unallocated Menampung Senayan, Petu-
BARU 2 kangan & Kebon Jeruk

15.40% 52.10% 53.34% 70.00% 70.00% 70.00%

108 SENAYAN 150/20 7.7 120 57.9 110.7 60 KE III+unallocated Tampung Senayan Baru 2
BARU 3

7.53% 56.76% 72.37%

109 SEPATAN 150/20 60 32.2 35.5 41.0 60 53.1 70.8 90.1 60 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 APLN UAI 2008 Menampung beban P. Kemis
dan Cikokol/Tangerang

63.04% 69.64% 40.24% 52.06% 69.38% 58.91% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 0

110 SEPATAN 2 150/20 2.9 120 24.6 49.8 77.4 60 107.7 unallocated Menampung beban P. Kemis
dan Cikokol/Tangerang

2.84% 24.07% 48.82% 50.61% 70.39% 0

111 SERPONG 150/20 180 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke Lengkong
& Legok

70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

112 SETIABUDI 150/20 180 95.7 101.8 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 Dialihkan ke AGP, Dukuh Atas
& T Rasuna

62.56% 66.51% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

113 T. RASUNA/PAN- 150/20 11.5 120 26.5 53.3 83.2 60 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 KE III lot - 5 Tampung Mampang,Sbudi,
CORAN & Cawang

11.30% 26.00% 34.85% 54.36% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

114 T. RASUNA/PAN- 150/20 8.8 120 42.3 78.9 60 107.1 107.1 107.1 Unallocated Tampung Mampang,Sbudi,
CORAN 2 & Cawang

8.60% 41.49% 51.55% 70.00% 70.00% 70.00%

115 T. RASUNA/PAN- 150/20 26.2 120 61.0 112.1 60 Unallocated Tampung Mampang,Sbudi,
CORAN 3 & Cawang

25.70% 59.84% 73.26%

116 TANAH TINGGI 150/20 29.3 120 38.5 48.7 62.7 78.9 60 96.5 107.1 107.1 107.1 KE III Lot - 8 Tampung Gambir Baru, Ged.
Pola & Gambir Lama

28.71% 37.72% 47.71% 61.48% 51.58% 63.07% 70.00% 70.00% 70.00%

183
184
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Volt- Kapasi-
PUBLIC Source of
No. age tas MVA Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Total Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf. Transf.
(MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

117 TANAH TINGGI 2 150/20 9.9 120 32.2 56.5 Unallocated Menampung bbn Ancol &
Plumpang

9.68% 31.55% 55.39%


Lampiran A.6.1

118 TANGERANG 150/20 120 68.4 76.9 99.3 60 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 APLN Percepatan Menampung bbn Cengkareng
Tenaga Listrik 2009-2018

BARU & Cikokol /Tangerang


Rencana Usaha Penyediaan

67.07% 75.37% 64.90% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

119 TANGERANG 150/20 10.7 120 31.2 53.7 76.8 60 107.1 107.1 107.1 107.1 Unallocated Menampung bbn Cengkareng
BARU 2 & Cikokol /Tangerang

10.47% 30.63% 52.68% 50.18% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

120 TANGERANG 150/20 0.8 120 45.1 80.5 60 119.1 Unallocated Menampung bbn Cengkareng
BARU 3 & Cikokol /Tangerang

0.75% 44.26% 52.62% 77.87%

121 TELUK NAGA 150/20 60 46.8 56.1 71.4 60 88.6 60 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 unallocated Menampung bbn Cengkareng

91.73% 109.99% 70.04% 57.91% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

122 TELUK NAGA 2 150/20 0.7 120 21.8 43.5 67.4 95.2 60 107.1 107.1 unallocated Menampung bbn Cengkareng

0.65% 21.33% 42.69% 66.06% 62.22% 70.00% 70.00%

123 TELUK NAGA 3 150/20 18.7 120 52.3 unallocated Menampung bbn Cengkareng

18.31% 51.27%

124 TIGARAKSA 150/20 60 39.1 45.7 54.3 60 72.0 60 87.2 103.9 107.1 107.1 107.1 107.1 107.1 APLN Percepatan, Menampung bbn Jatake
Unallocated 2013

76.58% 89.68% 53.20% 47.07% 56.97% 67.93% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00% 70.00%

125 TIGARAKSA 2 150/20 14.3 120 33.6 69.3 104.6 60 136.4 unallocated Menampung bbn Jatake

14.03% 32.90% 67.94% 68.38% 89.14%

TOTAL 9030.0 5307.8 180 5615.8 640 6133.0 2040 6709.0 1260 7349.7 1140 8050.7 1140 8768.5 1620 9549.7 960 10460.3 1300 11456.3 360.0 12545.5 0.0

KONSUMEN 160.5 160.5 160.5 160.5 160.5 160.5 160.5 160.5 160.5 160.5 160.5
BESAR

TOTAL GI 5468.3 5776.3 6293.5 6869.5 7510.2 8211.2 8929.0 9710.2 10620.9 11616.8 12706.0

BEBAN PUNCAK 4482.8 4735.3 5159.3 5631.5 6156.8 6731.4 7319.9 7960.3 8706.8 9523.3 10416.2
(SCENARIO)

DIVERSITY 1.22 1.22 1.22 1.22 1.22 1.22 1.22 1.22 1.22 1.22 1.22

*) Untuk Pengembangan GI New Karet 70 kV, kemungkinan akan ada pelanggan Umum ( 20 kV ), menampung Karet lama.
Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Jawa Barat dan Banten
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

REGION JAWA
BARAT

1 BANDUNG 150/20 Alih beban ke Braga 13 MW &


150 121.1 123.5 75.6 83.4 91.9 101.9 111.8 72.4 78.7 84.8 91.0
UTARA ke Dago Pakar 52 MW TH 2010

Alih beban ke Lembang 50


79% 81% 49% 55% 60% 67% 73% 47% 51% 55% 59%
TH 2015

Ke Dago Pakar 52.0 57.7 63.8 71.0 78.3 86.1 94.4 102.6 111.0

Ke Braga GIS 13.0 14.4 16.0 17.8 19.6 21.5 23.6 25.6 27.7

Ke Lembang 50.0 54.8 59.6 64.4

2 CIBEUREUM 150/20 IBRD IFB-2A Ext tr-2 150 kV 60 MVA th


60 43.9 47.1 46.1 60 51.7 57.7 64.8 72.0 79.7 87.8 60 95.8 104.0 2009, Alih beban ke Braga 6
MW th 2010

86% 92% 45% 51% 57% 64% 71% 78% 57% 63% 68% Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2016

Ke Braga GIS 6.0 6.7 7.4 8.2 9.0 9.9 10.9 11.8 12.8

3 CIGERELENG 150/20 180 137.7 105.3 60 103.7 112.8 122.7 134.3 146.0 158.6 111.8 119.7 127.8 APLN_Percepatan Ext tr-4 150 kV 60 MVA th 2009

Alih beban ke Braga 9.7 MW


90% 52% 51% 55% 60% 66% 72% 78% 55% 59% 63% th 2010 & ke Dayuhkolot 40
MW th 2009

Ke Braga GIS 9.7 10.8 11.9 13.2 14.6 16.1 17.6 19.1 20.7

Ke Dayeuhkolot 40.0 43.9 48.6 53.8 59.9 66.0 72.6 79.6 86.5 93.6

Ke Cigereleng III 60.0 65.2 70.5

4 KIARACON- 150/20 Alih beban ke Braga 9.8 MW &


180 104.2 112.8 61.6 71.6 82.4 95.0 107.7 121.2 70.5 78.8 87.2
DONG GIS ke Kircon II 55 MW th 2010

68% 74% 40% 47% 54% 62% 70% 79% 46% 51% 57%

Ke Braga GIS 9.8 10.9 12.0 13.4 14.8 16.2 17.8 19.3 20.9

Ke Kiaracon-
55.0 61.0 67.5 75.1 82.8 91.1 99.8 108.5 117.4
dong II

Ke Kiaracon-
65.0 70.6 76.4
dong III

5 UJUNGBERUNG 150/20 APLN_Percepatan Ext tr-4 150 kV 60 MVA th 2009


180 103.7 109.1 60 117.7 106.4 115.7 126.5 137.4 149.0 161.2 143.2 153.0
dari Ciledug

Alih beban ke New Ujungberug


68% 53% 58% 52% 57% 62% 67% 73% 79% 70% 75%
22 MW th 2010, 30 MW th 2017

Ke New Ujung-
0.0 22.0 24.3 27.1 29.9 32.9 36.0 39.1 42.3
berung

30.0 32.5

6 BANDUNG 70/20 Uprate GI 70 kV ke 150 kV


90 54.2 57.3 59.7 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
TIMUR th 2011

Alih beban ke Braga 2.5 MW


71% 75% 78% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
th 2010
Lampiran A.6.2
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

185
186
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

Ke Braga GIS 2.5 2.8 3.1 3.4 3.8 4.1 4.5 4.9 5.3

7 BENGKOK/PLTA 70/20 10 2.6 2.9 3.3 3.8 4.3 5.0 5.6 0.0 0.0 0.0 0.0
Lampiran A.6.2

31% 34% 39% 45% 51% 59% 66% 0% 0% 0% 0%


Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

DAGO PAKAR 150/20 ADB - B4 GI Baru 150 kV 60 MVA th


52.0 120 57.7 63.8 60 71.0 78.3 86.1 94.4 102.6 111.0 2010, Alih beban dari Bdg
Utara 52 MW

(GI. Baru) 51% 57% 42% 46% 51% 56% 62% 67% 73% APLN_Percepatan Ext tr-2 60 MVA th 2010

Dari Bandung
52.0 57.7 63.8 71.0 78.3 86.1 94.4 102.6 111.0
Utara

BRAGA GIS 150/20 APLN_Percepatan GIS Baru 150 kV 120 MVA th


41.0 120 45.5 50.3 56.0 61.7 67.9 74.4 80.9 60 87.5 2010, Alih beben dari Bdg Utara
13 MW, Bdg Timur 2.5 MW,

(GI. Baru) Kiaracondong 9,8 MW,


40% 45% 49% 55% 61% 67% 73% 53% 57% Cigerelng 9.7 MW & Cibeureum
6 MW

Dari Bandung
13.0 14.4 16.0 17.8 19.6 21.5 23.6 25.6 27.7
Utara

Dari Bandung
2.5 2.8 3.1 3.4 3.8 4.1 4.5 4.9 5.3
Timur

Dari Kiaracon-
9.8 10.9 12.0 13.4 14.8 16.2 17.8 19.3 20.9
dong GIS

Dari Cigereleng 9.7 10.8 11.9 13.2 14.6 16.1 17.6 19.1 20.7

Dari Cibeurem 6.0 6.7 7.4 8.2 9.0 9.9 10.9 11.8 12.8

DAYEUHKOLOT 150/20 APLN_Percepatan GI Baru 150 kV 60 MVA th


40.0 60 43.9 48.6 60 53.8 59.9 66.0 72.6 79.6 86.5 60 93.6 2009, Alih beban dari Ciger-
eleng 40 MW

(GI. Baru) 78% 86% 48% 53% 59% 65% 71% 78% 57% 61% Unallocated Ext tr-2 60 MVA th 2011

Dari Cigereleng 40.0 43.9 48.6 53.8 59.9 66.0 72.6 79.6 86.5 93.6

KIARACON- 150/20 APLN_Percepatan GI Baru 150 kV 120 MW th


DONG II 55.0 120 61.0 67.5 75.1 82.8 91.1 99.8 60 108.5 117.4 2010, Alih beban dari Kircon
53 MW

(GI. Baru) 54% 60% 66% 74% 81% 89% 65% 71% 77% Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2016

Dari Kiaracon-
55.0 61.0 67.5 75.1 82.8 91.1 99.8 108.5 117.4
dong GIS

BANDUNG 150/20 Unallocated GI Baru Uprate ke 150 kV 120


65.6 120 71.9 79.4 87.0 95.0 103.6 60 112.0 120.6
TIMUR BARU MVA th 2011,

(Uprate ke Unallocated Ext tr-3 60 MVA th 2016


64% 71% 78% 85% 93% 68% 73% 79%
150 kV)

NEW UJUNG- 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 60 MW th 2010,


BERUBG 0.0 22.0 60 24.3 27.1 29.9 32.9 36.0 69.1 60 74.8 Alih beban dari Ujungberung
22 MW
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

(GI. Baru) Alih beban dari Ujung berung 30


43% 48% 53% 59% 64% 71% 68% 73%
MW th 2017

Dari Ujungberung 0.0 22.0 24.3 27.1 29.9 32.9 36.0 39.1 42.3

30.0 32.5

BENGKOK 150/20 6.3 60 7.1 7.8 8.5

(Uprate ke
12% 14% 15% 17%
150 kV)

6.3 7.1 7.8 8.5

LEMBANG 150/20 50.0 120 54.8 59.6 64.4

(GI. Baru) Alih beban dari Bandung Utara


49% 54% 58% 63%
50 MW th 2015

50.0 54.8 59.6 64.4

CIGERELENG II 150/20 60.0 120 65.2 70.5

(GI. Baru) 59% 64% 69%

60.0 65.2 70.5

KIARACON- 150/20
65.0 120 70.6 76.4
DONG III

(GI. Baru) 64% 69% 75%

65.0 70.6 76.4

Sub Total 850 567.5 - 597.8 180 659.4 420 730.1 240 806.4 60 896.1 - 986.1 - 1,082.7 180 1,184.7 420 1,285.2 180 1,387.7 -

8 CIANJUR 150/20 120 81.9 81.7 93.4 60 108.0 53.8 64.3 74.8 86.1 97.9 109.4 121.1 Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2010,

Alih beban ke Tanggeung 8


80% 80% 61% 71% 35% 42% 49% 56% 64% 72% 79% MW th 2009 & ke Cianjur II 45
MW th 2013

Ke Tanggeung 8.0 8.8 9.7 10.8 12.0 13.2 14.5 15.9 17.3 18.7

Ke Cianjur II 70.0 77.9 85.9 94.5 103.6 112.6 121.8

TANGGEUNG 70/20 APLN DJBB GI Baru 70 kV 30 MVA th 2009,


12.0 30 13.2 14.6 16.1 18.0 19.8 21.8 30 23.9 26.0 28.1 Alih beban dari CJR 8 MW, Bdg
Sel 1 MW & LBST 3 MW

(GI. Baru) 47% 52% 57% 63% 70% 78% 43% 47% 51% 55% Unallocated Ext tr-2 30 MVA th 2015,

Dari Cianjur 8.0 8.8 9.7 10.8 12.0 13.2 14.5 15.9 17.3 18.7

Dari Bandung
1.0 1.1 1.2 1.3 1.5 1.7 1.8 2.0 2.2 2.3
Selatan

Dari Lembursitu 3.0 3.3 3.6 4.0 4.5 5.0 5.4 6.0 6.5 7.0

187
188
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

CIANJUR II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 MVA th


70.0 120 77.9 85.9 94.5 60 103.6 112.6 121.8 2013, Alih beban dari Cianjur
45 MW

(GI. Baru) 69% 76% 84% 62% 68% 74% 80%

Dari Cianjur 70.0 77.9 85.9 94.5 103.6 112.6 121.8


Lampiran A.6.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Sub Total 120 81.9 - 93.7 30 106.6 60 122.6 - 139.9 120 160.2 - 180.5 - 202.3 90 225.3 - 247.9 - 271.0 -
Rencana Usaha Penyediaan

9 CIBABAT GIS 150/20 Alih beban ke Cibabat II 65


180 128.1 134.7 80.2 86.2 92.8 100.7 108.6 117.2 105.4 112.8 120.5
MW th 2010

84% 88% 52% 56% 61% 66% 71% 77% 69% 74% 79%

Ke Cibabat II GIS 65.0 72.1 79.8 88.8 97.9 107.6 118.0 128.2 138.7

Ke Cibabat II 21.0 22.8 24.7

10 LAGADAR 150/20 IBRD Uprate trafo 30 ke 60 MVA th


120 70.4 75.6 30 83.7 93.8 52.9 60.0 67.2 74.9 83.2 91.3 99.7 2009, Alih beban ke Lagadar II
35 MW th 2013

69% 59% 66% 74% 41% 47% 53% 59% 65% 72% 78%

Ke Lagadar II 52.0 57.9 63.8 70.2 76.9 83.6 90.4

11 PADALARANG 150/20 IBRD IFB-2A Uprate tr 150 kV 30 ke 60 MVA


BARU 120 83.4 87.6 30 94.3 72.7 78.5 85.4 92.1 99.3 106.8 30 114.0 121.4 th 2008, Alih beban ke Padala-
rang II 20 MW th 2012

Unallocated Uprate tr 150 kV 30 ke 60


82% 69% 74% 57% 62% 67% 72% 78% 70% 75% 79%
MVA th 2016

Ke Padalarang II 30.0 33.2 36.9 40.7 44.8 49.1 53.4 57.7

CIBABAT II GIS 150/20 APLN_Percepatan GI Baru 150 kV 120 kV th 2010,


65.0 120 72.1 79.8 88.8 97.9 60 107.6 118.0 114.2 123.6
Alih beban dari Cibabat 65 MW

(GI. Baru) 64% 71% 78% 87% 64% 70% 77% 75% 81% Unallocated Ext tr-3 60 MVA th 2016

Dari Cibabat GIS 65.0 72.1 79.8 88.8 97.9 107.6 118.0 128.2 138.7

14.0 15.1

LAGADAR II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 MVA th


52.0 120 57.9 63.8 70.2 76.9 83.6 60 90.4 2013, Alih beban dari Lagadar
35 MW

(GI. Baru) 51% 57% 63% 69% 75% 55% 59%

Dari Lagadar 52.0 57.9 63.8 70.2 76.9 83.6 90.4

PADALARANG II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 60 MVA th


30.0 120 33.2 36.9 40.7 44.8 49.1 53.4 57.7 2012, Alih beban dari Padala-
rang Baru 20 MW

(GI. Baru) 33% 36% 40% 44% 48% 52% 57%

Dari Padalarang 30.0 33.2 36.9 40.7 44.8 49.1 53.4 57.7
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

CIBABAT III 150/20 21.0 60 36.8 39.8

(GI. Baru) 41% 72% 78%

21.0 22.8 24.7

14.00 15.1

Sub Total 420 281.9 - 297.9 60 323.2 120 354.9 120 389.2 120 429.6 - 470.3 60 514.0 - 560.4 90 606.2 60 653.2 -

12 MANDIRANCAN 150/20 60 22.2 25.0 29.3 34.7 40.8 60 48.1 55.8 64.4 73.7 83.4 60 93.8 Unallocated Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2013

43% 49% 57% 68% 40% 47% 55% 63% 72% 55% 61%

13 SUNYARAGI 150/20 Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th


120 75.2 80.6 69.2 60 77.9 87.2 98.1 109.1 120.7 99.0 108.0 117.2 2010, Alih beban ke Kanci 20.1
MW th 2010

74% 79% 45% 51% 57% 64% 71% 79% 65% 71% 77%

Ke Kanci 20.1 22.3 24.7 27.4 30.3 33.3 36.5 39.7 42.9

34.0 37.0 40.0

14 JATIBARANG 150/20 IBRD IFB-2A Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2008,


60 42.9 60 40.3 45.9 52.8 60.2 68.9 77.4 86.4 60 95.9 105.0 114.2 Alih beban ke Cikedung 6.4
MW th 2009

42% 40% 45% 52% 59% 68% 76% 56% 63% 69% 75% Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2018

Ke Cikedung 6.4 7.0 7.8 8.6 9.6 10.6 11.6 12.7 13.8 15.0

15 HAURGEULIS 150/20 IBRD IFB-2A Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2008,


60 48.3 60 47.0 54.1 63.1 73.0 84.8 60 96.9 110.2 94.5 106.3 118.7 Alih beban ke Cikedung 6.3
MW th 2009

47% 46% 53% 62% 72% 55% 63% 72% 62% 69% 78% Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2015

Ke Cikedung 6.3 6.9 7.7 8.5 9.4 10.4 11.4 12.5 13.6 14.7

Ke Haurgeulis II 30.0 32.6 35.3

16 ARJAWINAN- 70/20 Uprate GI 70 kV ke 150 kV


70 39.0 42.7 48.6 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
GUN th 2011

66% 72% 82% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

17 BABAKAN 70/20 APLN_Percepatan Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA th


40 29.5 32.3 20 23.7 27.9 32.4 37.7 43.1 20 48.7 0.0 0.0 0.0 2009, Alih beban ke Kanci 13.2
MW th 2010

Unallocated Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA


87% 63% 46% 55% 64% 74% 63% 72% 0% 0% 0%
th 2016

Ke Kanci 13.2 14.6 16.2 18.0 19.9 21.9 24.0 26.0 28.2

18 CANGKRING 70/20 30 23.5 25.6 30 29.0 33.3 37.9 43.3 30 48.8 54.7 61.0 0.0 0.0 APLN_Percepatan Ext tr-2 70 kV 30 MVA th 2009

92% 50% 57% 65% 74% 57% 64% 72% 80% 0% 0% Unallocated Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2014

189
190
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

19 INDRAMAYU 70/20 Alih beban ke Cikedung 6.3


90 25.8 21.9 25.3 29.5 34.0 39.3 44.6 50.2 56.2 0.0 0.0
MW th 2009

34% 29% 33% 39% 44% 51% 58% 66% 73% 0% 0%

Ke Cikedung 6.3 6.9 7.7 8.5 9.4 10.4 11.4 12.5 13.6 14.7
Lampiran A.6.2
Tenaga Listrik 2009-2018

20 KUNINGAN 70/20 APLN_Percepatan Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2009,


Rencana Usaha Penyediaan

60 34.9 33.2 30 38.1 44.2 50.7 58.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Alih beban ke Cikijing 5 MVA
th 2009

68% 43% 50% 58% 66% 76% 0% 0% 0% 0% 0% Uprate GI 70 ke 150 kV th 2016

Ke Cikijing 5.0 5.5 6.1 6.7 7.5 8.3 9.1 10.0 10.8 11.7

CIKEDUNG 150/20 APLN_Percepatan GI Baru 150 kV 60 MVA th


2009, Alih beban dari HGLS
19.0 60 20.8 23.1 25.6 28.4 31.4 34.5 37.8 41.1 44.5 60
6.3 MW, JTBR 6.4 MW & INMY
6,3 MW

(GI. Baru) 37% 41% 45% 50% 56% 61% 68% 74% 81% 44%

Dari Haurgeulis 6.3 6.9 7.7 8.5 9.4 10.4 11.4 12.5 13.6 14.7

Dari Jatibarang 6.4 7.0 7.8 8.6 9.6 10.6 11.6 12.7 13.8 15.0

Dari Indramayu 6.3 6.9 7.7 8.5 9.4 10.4 11.4 12.5 13.6 14.7

KANCI 150/20 APLN_Percepatan GI Baru 150 kV 60 MVA th


33.3 60 36.9 40.9 45.5 60 50.1 55.1 60.4 65.7 71.1 2010, Alih beban dari Babakan
13.2 MW, Sunyaragi 20.1 MW

(GI. Baru) 65% 72% 80% 45% 49% 54% 59% 64% 70% Unallocated Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2013

Dari Babakan 13.2 14.6 16.2 18.0 19.9 21.9 24.0 26.0 28.2

Dari Sunyaragi 20.1 22.3 24.7 27.4 30.3 33.3 36.5 39.7 42.9

ARJAWINAN- 150/20 Unallocated GI. Baru 150 kV 1x60 MVA


56.0 120 64.0 73.3 82.6 60 92.5 102.9 113.2 123.5
GUN BARU th 2011

(Uprate ke Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2017


55% 63% 72% 54% 60% 67% 74% 81%
150 kV)

0.0

KUNINGAN 150/20 Unallocated GI Baru Uprate ke 150 kV 120


66.0 120 74.1 82.7 60 91.1 99.6
BARU MVA th 2016

(Uprate ke
65% 73% 54% 60% 65%
150 kV)

SUNYARAGI II 150/20 34.0 60 37.0 40.0

(GI. Baru) 67% 72% 78%

34.0 37.0 40.0

HAURGEULIS II 150/20 30.0 120 32.6 35.3

(GI. Baru) 29% 32% 35%

30.0 32.6 35.3


lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

BABAKAN 150/20 54.7 120 60.5 66.4

(Uprate ke
54% 59% 65%
150 kV)

CANGKRING 150/20 67.2 120 73.5

(Uprate ke
66% 72%
150 kV)

INDRAMAYU 150/20 62.0 120 67.9

(Uprate ke
61% 67%
150 kV)

Sub Total 590 341.2 120 367.7 140 417.2 120 479.3 120 546.6 60 625.8 150 705.7 200 791.6 60 882.8 360 973.1 300 1,065.6 60

21 GARUT 150/20 APLN_Percepatan Ext tr-3 150 kV 60 MW th 2009,


120 60.7 66.6 60 76.2 88.1 100.9 116.1 30 76.3 87.1 98.5 109.8 121.3 Alih beban ke Garut II 30 MW
th 2016

Unallocated Uprate tr 150 kV 30 ke 60


79% 52% 60% 69% 79% 76% 50% 57% 64% 72% 79%
MVA th 2014

Ke Garut II 55.0 60.5 66.3 72.1 78.0

22 MALANGBONG 70/20 Uprate GI. 70 ke 150 kV th


60 42.0 41.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 2010, Alih beban ke Cikijing 5
MW th 2009

81% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Ke Cikijing 5.0 5.5 6.1 6.7 7.5 8.3 9.1 10.0 10.8 11.7

23 PEMEUNGPEUK 70/20 20 9.9 11.0 12.7 14.8 30 17.1 19.8 22.6 25.6 28.9 32.1 35.5 20 Unallocated Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2011

58% 65% 75% 35% 40% 47% 53% 60% 68% 76% 60%

24 SUMADRA 70/20 20 13.7 15.1 17.3 10 20.1 23.1 30 26.7 30.3 34.1 38.3 42.4 10 46.6 APLN Ext tr-2 70 kV 10 MVA th 2010

81% 89% 68% 79% 45% 52% 59% 67% 75% 71% 78% Unallocated Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2013

MALANGBONG 150/20 APLN_Percepatan GI Baru Uprate ke 150 kV 120


47.1 120 54.6 62.7 72.2 81.8 92.0 102.8 113.4 60 124.1
BARU MVA th 2010

(Uprate ke Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2017


46% 54% 61% 71% 80% 90% 101% 74% 81%
150 kV)

0.0

GARUT II 150/20 55.0 120 60.5 66.3 72.1 78.0 Unallocated GI Baru 150 kV 60 MVA th 2016

(GI. Baru) 54% 59% 65% 71% 76%

Dari Garut 55.0 60.5 66.3 72.1 78.0

Sub Total 220 126.3 - 133.8 60 153.3 130 177.6 30 203.9 30 234.8 30 265.9 120 299.4 - 334.8 - 369.7 70 405.5 20

191
192
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

25 DAWUAN 150/20 KE III Lot 3 Uprate tr 150 kV 20 ke 60 MVA


150 89.7 40 91.8 95.2 99.4 104.0 109.4 114.9 120.7 102.0 105.9 110.0
th 2008 (Trf mobile)

59% 60% 62% 65% 68% 72% 75% 79% 67% 69% 72%
Lampiran A.6.2

25.0 27.2 29.4


Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

26 TEGAL HERANG 150/20 60 33.9 36.4 40.4 60 45.3 50.6 56.9 63.3 70.1 77.3 84.5 60 91.8 APLN_Percepatan Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2010

67% 71% 40% 44% 50% 56% 62% 69% 76% 55% 60%

27 KOSAMBI BARU 150/20 120 74.5 80.0 88.8 60 99.8 111.7 73.7 82.5 91.9 101.9 111.8 121.9 Unallocated Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2010

Alih beban ke Kosambi II 40


73% 78% 58% 65% 73% 48% 54% 60% 67% 73% 80%
MW th 2015

Ke Kosambi II 52.0 57.3 63.1 69.1 75.1 81.3

28 PERURI 150/20 60 25.4 26.3 27.7 60 29.4 31.3 33.5 35.7 38.0 40.5 43.0 60 45.5

50% 52% 27% 29% 31% 33% 35% 37% 40% 28% 30%

29 MEKARSARI 150/20 60 31.1 32.8 35.4 38.6 42.2 60 46.4 50.6 55.3 60.2 65.2 70.3 Unallocated Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2013

61% 64% 69% 76% 41% 45% 50% 54% 59% 64% 69%

30 TELUKJAMBE 150/20 120 67.5 70.5 75.4 81.4 60 88.0 95.6 103.4 111.7 120.4 109.1 116.2 Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2012

66% 69% 74% 53% 57% 63% 68% 73% 79% 71% 76%

Ke Telukjambe II 20.0 21.6

31 PINAYUNGAN 150/20 Alih beban ke Pinayungan II 50


180 98.1 102.3 109.1 117.5 81.6 87.2 92.9 98.9 105.2 111.5 117.8
MW th 2013

64% 67% 71% 77% 53% 57% 61% 65% 69% 73% 77%

Ke Pinayungan II 45.0 50.1 55.2 60.7 66.6 72.4 78.3

32 KIARAPAYUNG 150/20 Unallocated Uprate tr 150 kV 30 ke 60


60 16.3 16.6 17.2 17.9 18.6 19.5 20.4 30 21.4 22.4 23.4 24.4
MVA th 2017

64% 65% 67% 70% 73% 77% 40% 42% 44% 46% 48%

33 MALIGI 150/20 60 33.0 34.5 37.0 40.0 43.3 47.2 60 51.1 55.3 59.8 64.1 68.6 Unallocated Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2013

65% 68% 72% 78% 85% 46% 50% 54% 59% 63% 67%

34 PARUNGMULYA 150/20 60 35.3 36.3 38.0 40.0 42.2 44.8 60 47.4 50.2 53.1 56.0 59.0 Unallocated Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2013

69% 71% 74% 78% 83% 44% 46% 49% 52% 55% 58%
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

35 RENGAS 70/20 Uprate GI. 70 ke 150 kV th 2012


70 32.5 35.8 41.0 47.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
DENGKLOK

55% 60% 69% 80% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

KOSAMBI II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 MVA th


52.0 120 57.3 63.1 69.1 75.1 81.3 2015, Alih beban dari Kosambi
Baru 40 MW

(GI. Baru) 51% 56% 62% 68% 74% 80%

Dari Kosambi
52.0 57.3 63.1 69.1 75.1 81.3
Baru

RENGAS DENG- 150/20 Unallocated GI Baru Uprate ke 150 kV 120


54.5 120 62.8 71.1 80.1 89.6 99.0 108.7 60
KLOK BARU MVA th 2012

(Uprate ke Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2018


53% 62% 70% 79% 88% 97% 71%
150 kV)

PINAYUNGAN II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 MVA th


45.0 120 50.1 55.2 60.7 66.6 72.4 78.3 2013, Alih beban dari Pinayun-
gan 50 MW

(GI. Baru) 44% 49% 54% 60% 65% 71% 77%

Dari Pinayungan 45.0 50.1 55.2 60.7 66.6 72.4 78.3

DAWUAN II 150/20 25.0 60 27.2 29.4

(GI. Baru) 49% 53% 58%

Dari Dawuan 25.0 27.2 29.4

TELUKJAMBE II 150/20 20.0 60 21.6

(GI. Baru) 39% 42%

Dari Telukjambe 20.0 21.6

Sub Total 1,000 537.3 40 563.4 - 604.9 180 656.8 60 713.1 300 779.2 240 845.8 30 917.4 - 993.3 60 1,068.2 180 1,145.0 60.0

36 CIKASUNGKA 150/20 APLN_Percepatan Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2009,


120 75.6 81.6 60 91.0 102.8 115.7 68.9 77.9 87.8 98.3 108.9 119.8 Alih beban ke Cikasungka II 40
MVA th 2014

74% 53% 59% 67% 76% 45% 51% 57% 64% 71% 78%

Ke Cikasungka II 62.0 68.3 75.2 82.4 89.6 96.9

37 BANDUNG 150/20 Unallocated Ext tr-4 150 kV 60 MVA th 2014,


SELATAN 180 100.5 106.2 91.6 102.0 113.3 76.6 85.1 94.3 104.1 114.0 124.3 Alih beban ke Patuha 25 MW &
ke Tanggeung 1 MW th 2009

66% 69% 60% 67% 74% 50% 56% 62% 68% 75% 81%

193
194
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

Ke Patuha 0.0 25.0 27.7 30.7 34.1 37.6 41.4 45.4 49.3 53.4

Ke Tanggeung 1.0 1.1 1.2 1.3 1.5 1.7 1.8 2.0 2.2 2.3

Ke Bandung
50.0 55.1 60.6 66.5 72.2 78.1
Selatan II
Lampiran A.6.2
Tenaga Listrik 2009-2018

38 PANYADAP 150/20 KE III Lot 3 Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2011,


Rencana Usaha Penyediaan

120 70.0 74.9 60 82.7 92.4 102.9 115.3 82.9 91.9 101.5 111.1 120.9 Alih beban ke Panyadap II 40
MW th 2016

69% 49% 54% 60% 67% 75% 54% 60% 66% 73% 79%

Ke Panyadap II 45.0 49.5 54.3 59.0 63.8

39 PANASIA 150/20 60 34.7 36.9 40.5 19.9 22.1 24.7 27.3 30.1 33.2 36.2 39.4 Unallocated Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2011

Ke Panasia II 68% 72% 79% 39% 43% 48% 54% 59% 65% 71% 77%

25.0 27.7 30.8 33.9 37.3 40.9 44.5 48.1

40 KAMOJANG 70/20 30 12.5 13.6 15.6 17.9 20.5 30 23.5 26.5 29.7 33.1 36.4 39.8 Unallocated Ext tr-2 70 kV 30 MVA th 2013

49% 54% 61% 70% 40% 46% 52% 58% 65% 71% 78%

41 MAJALAYA 70/20 50 35.8 38.1 20 41.8 46.3 51.3 10 57.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Unallocated Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2010

84% 64% 70% 78% 75% 84% 0% 0% 0% 0% 0% Uprate GI. 70 ke 150 kV th 2014

42 SANTOSA 70/20 20 14.9 16.4 18.8 30 21.8 25.0 28.8 32.6 36.7 30 41.0 45.3 49.7 APLN - UAI 07 Ext tr-2 70 kV 30 MVA th 2009

88% 97% 44% 51% 59% 68% 77% 54% 60% 67% 73% Unallocated Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2017

PATUHA 150/20 APLN GI Baru 150 kV 60 MVA th


0.0 25.0 60 27.7 30.7 34.1 60 37.6 41.4 45.4 49.3 53.4 2009, Alih beban dari Bdg
Selatan 25 MW

(GI. Baru) 49% 54% 60% 33% 37% 41% 44% 48% 52% Ext tr-2 150 kV th 2016

Dari Bandung
0.0 25.0 27.7 30.7 34.1 37.6 41.4 45.4 49.3 53.4
Selatan

CIKASUNGKA II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 MVA th


62.0 120 68.3 75.2 82.4 60 89.6 96.9 2014, Alih beban dari Cika-
sungka 40 MW

(GI. Baru) 67% 74% 54% 59% 63%

Dari Cikasungka 62.0 68.3 75.2 82.4 89.6 96.9

MAJALAYA 150/20 Unallocated GI Baru Uprate ke 150 kV 120


62.9 120 69.2 75.8 82.4 60 89.2
BARU MVA th 2014

(Uprate ke
62% 68% 74% 54% 58%
150 kV)
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

BANDUNG 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 MVA th


SELATAN II 50.0 120 55.1 60.6 66.5 72.2 78.1 2016, Alih beban dari Panyadap
40 MW

(GI. Baru) 49% 54% 59% 65% 71% 77%

Dari Bandung
50.0 55.1 60.6 66.5 72.2 78.1
Selatan

PANYADAP II 150/20 45.0 120 49.5 54.3 59.0 63.8

(GI. Baru) 44% 49% 53% 58% 63%

45.0 49.5 54.3 59.0 63.8

PANASIA II 150/20 25.0 60 27.7 30.8 33.9 37.3 40.9 60 44.5 48.1

(GI. Baru) 49% 54% 60% 67% 73% 40% 44% 47%

25.0 27.7 30.8 33.9 37.3 40.9 44.5 48.1

Sub Total 580 344.0 - 367.8 140 406.9 90 455.8 60 509.0 40 571.7 300 635.2 240 703.7 30 776.5 120 848.9 60 923.3 -

43 SUKAMANDI 150/20 60 42.3 46.3 52.7 60 60.8 69.5 79.9 90.4 60 101.9 114.0 106.2 117.1 APLN - UAI 07 Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2009

83% 91% 52% 60% 68% 78% 59% 67% 75% 69% 77% Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2014

20.0 21.6

44 CIRATA BARU 150/20 30 13.9 15.2 60 17.3 20.0 22.9 26.4 29.9 33.7 37.8 41.8 46.0 APLN_Percepatan Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2009

54% 20% 23% 26% 30% 35% 39% 44% 49% 55% 60%

45 CIKUMPAY 150/20 APLN_Percepatan Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2009,


120 95.7 102.0 60 111.9 62.3 69.1 77.1 85.0 93.5 102.5 111.2 120.0 Alih beban ke Cikumpay II 50
MW th 2012

94% 67% 73% 41% 45% 50% 56% 61% 67% 73% 78%

Ke Cikumpay II 62.0 68.6 76.4 84.2 92.6 101.5 110.3 119.3

46 PABUARAN 150/20 60 32.3 34.8 38.7 43.6 60 48.8 55.0 61.2 67.9 74.9 81.8 60 88.8 Unallocated Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2011

63% 68% 76% 43% 48% 54% 60% 67% 73% 53% 58%

47 SUBANG 70/20 60 37.0 40.6 30 46.2 53.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 APLN_Percepatan Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2009

73% 53% 60% 70% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Uprate GI 70 ke 150 kV th 2014

48 PURWAKARTA 70/20 Alih beban ke Jtiluhur 17,5


20 15.9 16.9 5.4 5.8 6.3 6.9 7.5 8.2 8.9 9.6 10.3
MW th 2010

94% 99% 32% 34% 37% 41% 44% 48% 52% 56% 61%

Ke Jatiluhur 13.0 14.4 16.0 17.8 19.6 21.5 23.6 25.6 27.7

195
196
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

49 CIGANEA 70/6 Alih beban ke Jtiluhur 25 MW


14 20.6 22.7 1.0 2.4 4.0 5.9 7.8 9.8 12.0 14.2 16.5
th 2010

173% 190% 8% 20% 34% 49% 65% 82% 101% 120% 139%

Ke Jatiluhur 25.0 27.7 30.7 34.1 37.6 41.4 45.4 49.3 53.4
Lampiran A.6.2
Tenaga Listrik 2009-2018

CIKUMPAY II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 MVA th


Rencana Usaha Penyediaan

62.0 120 68.6 76.4 84.2 60 92.6 101.5 110.3 119.3 2012, Alih beban dar Cikumpay
50 MW

(GI. Baru) 67% 75% 55% 61% 66% 72% 78%

Dari Cikumpay 62.0 68.6 76.4 84.2 92.6 101.5 110.3 119.3

SUKAMANDI II 150/20 20.0 60 21.6

(GI. Baru) 39% 42%

20.0 21.6

SUBANG BARU 150/20 Unallocated GI Baru Uprate ke 150 kV 120


60.8 120 69.8 79.0 88.9 60 99.4 109.9 120.8
MVA th 2014

(Uprate ke Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2017


60% 68% 77% 58% 65% 72% 79%
150 kV)

JATILUHUR 150/20 APLN - UAI 08 GI Baru 150 kV 60 MVA th


38.0 60 42.1 60 46.6 51.9 57.2 62.9 69.0 75.0 60 81.1 2010, Alih beban dai PWK 17,5
MW & dari Ciganea 25 MW

(GI. Baru) 75% 41% 46% 51% 56% 62% 68% 49% 53% Unallocated Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2011

Dari Purwakarta 13.0 14.4 16.0 17.8 19.6 21.5 23.6 25.6 27.7

Dari Ciganea 25.0 27.7 30.7 34.1 37.6 41.4 45.4 49.3 53.4

Sub Total 364 257.7 - 278.4 150 311.2 120 352.2 240 396.8 120 449.3 - 502.3 120 559.4 60 620.0 - 680.1 180 741.7 -

50 RANCAEKEK 150/20 180 131.8 136.6 60 144.3 153.9 109.2 115.1 121.0 127.3 134.0 140.4 147.0 APLN_Percepatan Ext tr-4 150 kV 60 MVA th 2009

Alih beban ke Rancaekek II 34


86% 67% 71% 75% 54% 56% 59% 62% 66% 69% 72%
MW th 2014

Ke Rancaekek II 55.0 61.2 67.5 74.2 81.4 88.4 95.7

51 SUMEDANG 70/20 APLN Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA


50 24.6 27.0 30.8 20 35.6 40.7 46.7 52.8 20 59.3 0.0 0.0 0.0
th 2010

Unallocated Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA


58% 63% 52% 60% 68% 79% 69% 78% 0% 0% 0%
th 2015

52 KADIPATEN 70/20 Alih beban ke Cikijing 5.2 MW


90 51.1 50.6 57.5 6.2 9.2 12.7 16.2 20.0 24.0 28.0 32.0 th 2009 & ke Kadipaten II 32
MW th 2011

67% 66% 75% 8% 12% 17% 21% 26% 31% 37% 42%
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

Ke Cikijing 5.2 5.7 6.3 7.0 7.8 8.6 9.4 10.3 11.2 12.2

Ke Kadipaten II 60.0 66.4 73.9 81.5 89.6 98.2 106.7 115.5

53 PARAKAN 70/20 10 7.7 8.5 9.8 20 11.4 13.1 15.2 17.3 19.5 21.9 10 24.3 26.8 APLN Ext tr-2 70 kV 10 MVA th 2010

Unallocated Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA


91% 101% 39% 45% 52% 60% 68% 77% 64% 71% 79%
th 2014

CIKIJING 150/20 APLN_Percepatan GI Baru 150 kV 60 MVA th


2009, Alih beban dari KDPT
20.3 60 22.3 24.7 27.3 30.4 33.5 36.9 40.4 43.9 60 47.5
5.2 , MLBG 5 , CMIS 5.1 &
KNGN 5 MW

(GI. Baru) 40% 44% 48% 54% 60% 66% 72% 79% 43% 47%

Dari Kadipaten 5.2 5.7 6.3 7.0 7.8 8.6 9.4 10.3 11.2 12.2

Dari Malangbong 5.0 5.5 6.1 6.7 7.5 8.3 9.1 10.0 10.8 11.7

Dari Kuningan 5.0 5.5 6.1 6.7 7.5 8.3 9.1 10.0 10.8 11.7

Dari Ciamis 5.1 5.6 6.2 6.9 7.6 8.4 9.3 10.1 11.0 11.9

KADIPATEN II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 MVA th


60.0 120 66.4 73.9 81.5 89.6 60 98.2 106.7 115.5 2011, Alih beban dari Kadipaten
32 MW

(GI. Baru) 59% 65% 72% 80% 59% 64% 70% 75%

Dari Kadipaten 60.0 66.4 73.9 81.5 89.6 98.2 106.7 115.5

RANCAEKEK II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 MVA


55.0 120 61.2 67.5 74.2 81.4 88.4 60 95.7 th 2014, Alih beban dari
Rancaekek 34 MW

(GI. Baru) 54% 60% 66% 73% 80% 58% 63%

Dari Rancaekek 55.0 61.2 67.5 74.2 81.4 88.4 95.7

SUMEDANG 150/20
66.2 120 72.9 79.8
BARU

(Uprate ke
65% 71% 78%
150 kV)

Sub Total 330 215.2 - 243.0 120 264.6 40 291.7 120 320.9 120 355.3 - 389.8 20 426.9 60 466.1 130 504.7 120 544.2 -

54 TASIKMALAYA 150/20 APLN_Percepatan Uprate tr 150 kV 15 ke 60 MVA


105 71.4 78.4 45 76.9 89.4 102.9 30 118.8 74.7 85.8 97.5 109.0 120.7 th 2009, Alih bbn ke KRNL 12,5
th 2010 ke TSKM II 30 th 2017

Unallocated Uprate tr 150 kV 30 ke 60


80% 61% 60% 70% 67% 78% 49% 56% 64% 71% 79% MVA th 2012

197
198
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

Ke Karang-
12.5 13.9 15.3 17.1 18.8 20.7 22.7 24.7 26.7
nunggal

Ke Tasikmalaya II 60.0 66.0 72.3 78.6 85.1


Lampiran A.6.2

55 NEW TASIK 150/20 APLN_Percepatan Ext tr-2 150 kV 60 MVA th


Tenaga Listrik 2009-2018

30 14.6 16.1 15.0 17.4 20.1 23.3 60 26.4 29.8 33.4 37.0 40.5 2009, Alih beban ke KRNGL 3,4
Rencana Usaha Penyediaan

MW th 2010

57% 63% 59% 68% 79% 30% 35% 39% 44% 48% 53%

Ke Karang-
3.4 3.8 4.2 4.6 5.1 5.6 6.2 6.7 7.3
nunggal

56 CIAMIS 150/20 Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th


90 40.5 39.6 45.6 53.2 61.5 60 71.2 81.0 91.7 103.0 30 114.2 105.7 2012, Alih beban ke Cikijing 5.1
MW th 2009

53% 52% 60% 70% 48% 56% 64% 72% 67% 75% 69%

Ke Cikijing 5.1 5.6 6.2 6.9 7.6 8.4 9.3 10.1 11.0 11.9

Ke Ciamis II 20.0

57 BANJAR 150/20 90 36.6 40.3 46.1 53.5 61.4 70.7 60 80.2 90.3 101.1 86.8 95.7 Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2014

48% 53% 60% 70% 80% 55% 63% 71% 79% 68% 75%

25.0 27.0

58 PANGANDARAN 70/20 30 18.6 20.2 30 22.8 25.9 29.4 33.4 37.5 41.9 46.6 20 51.3 56.1 10 APLN_Percepatan Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2009

Unallocated Uprate tr 70 kV 10 ke 20 MVA


73% 40% 45% 51% 58% 66% 74% 82% 69% 75% 73%
th 2018

KARANGNUNG- 150/20 APLN_Percepatan GI Baru 150 kV 30 MVA th


GAL 15.9 30 17.6 19.5 21.7 23.9 26.3 30 28.9 31.4 33.9 2010, Alih beban dari Tasik 12,5
MW & New Tasik 3.4 MW

(GI. Baru) 62% 69% 77% 85% 94% 52% 57% 62% 67% Ext tr-2 150 kV 30 MVA th 2015

Dari Tasikmalaya 12.5 13.9 15.3 17.1 18.8 20.7 22.7 24.7 26.7

Dari New Tasik 3.4 3.8 4.2 4.6 5.1 5.6 6.2 6.7 7.3

TASIKMALAYA II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 60 MVA th


60.0 120 66.0 72.3 78.6 85.1 60 2016, Alih beban dari Tasikma-
laya 30 MW

(GI. Baru) 59% 65% 71% 77% 56%

Dari Tasikmalaya 60.0 66.0 72.3 78.6 85.1

CIAMIS II 150/20 20.0 60

(GI. Baru) 39%

Dari Ciamis 20.0


lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

BANJAR II 150/20 25.0 60 27.0

(GI. Baru) 49% 53%

Dari Banjar 25.0 27.0

Sub Total 345 181.8 - 194.5 75 222.3 30 257.1 - 294.8 90 339.1 120 383.8 120 431.9 30 482.8 50 533.2 60 584.8 130

59 CIBATU 150/20 60 33.8 19.4 60 20.8 22.6 24.6 26.9 29.2 31.7 34.3 37.0 39.6 APLN_Percepatan Ext tr-2 150 kv 60 MVA th 2009

Alih beban ke Cik/Lippo 16.3


66% 19% 20% 22% 24% 26% 29% 31% 34% 36% 39%
MW th 2009

Ke Cikarang/
16.3 17.9 19.8 21.9 24.4 26.9 29.6 32.4 35.3 38.1
Lippo

60 FAJAR SURYA 150/20 IBRD Uprate tr 150 kV 30 ke 60 MVA


WISESA 120 64.9 30 68.9 66.7 73.6 81.2 90.1 99.0 108.7 118.9 30 99.0 106.9 th 2008, Alih beban ke Suatani
8,5 MW th 2010

Unallocated Uprate tr 150 kV 30 ke 60


51% 54% 52% 58% 64% 71% 78% 85% 78% 65% 70%
MVA th 2017

Ke Sukatani/
8.5 9.4 10.4 11.6 12.8 14.1 15.4 16.8 18.1
Gobel

Ke Fajar SW II 30.0 32.5

61 GANDA MEKAR 150/20 IBRD IFB-2B Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2008,
120 76.0 60 72.5 74.7 77.5 80.5 84.1 87.7 91.6 95.7 99.8 104.1 Alih beban ke Cik/Lippo 5.2
MW th 2009

50% 47% 49% 51% 53% 55% 57% 60% 63% 65% 68%

Ke Cikarang/
5.2 5.7 6.3 7.0 7.8 8.6 9.4 10.3 11.2 12.2
Lippo

62 JABABEKA 150/20 Alih beban ke Sukatani 14


180 133.1 138.2 132.3 80.9 83.9 87.5 91.2 95.3 99.7 104.2 109.0 MW th 2010 ke Jababeka II 45
MW th 2011

87% 90% 86% 53% 55% 57% 60% 62% 65% 68% 71%

Ke Sukatani/
14.0 15.5 17.2 19.1 21.1 23.2 25.4 27.6 29.9
Gobel

Ke Jababeka II 60.0 66.4 73.9 81.5 89.6 98.2 106.7 115.5

63 TAMBUN 150/20 APLN_Percepatan Uprate tr 150 kV 30 ke 60 MVA


150 116.4 125.1 30 125.5 81.3 92.0 104.7 117.6 81.6 91.7 101.9 112.4
th 2009 (Trf mobile)

Alih beban ke Bks Utara 3.3


MW & Muaratawar 10 MW
91% 82% 82% 53% 60% 68% 77% 53% 60% 67% 73%
th 2010 ke Tambun II 74 MW
th 2011

Ke Bekasi Utara 3.3 3.7 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0

Ke Tambun II 60.0 66.4 73.9 81.5 89.6 98.2 106.7 115.5

Ke Muaratawar 0.0 10.0 11.1 12.3 13.7 15.1 16.6 18.2 19.7 21.3

Ke Tambun III 50.0 54.8 59.6 64.4

199
200
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

64 PONCOL 70/20 90 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Uprate GI 70 ke 150 kV th 2008

0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Lampiran A.6.2
Tenaga Listrik 2009-2018

PONCOL BARU 150/20 APLN JBN GI Baru Uprate ke 150 kV120


66.0 120 69.8 65.8 72.1 60 79.1 87.3 95.5 104.5 113.9 123.3 133.0 MVA th 2008, Alih beban ke
Rencana Usaha Penyediaan

uaratawar 10 MW th 2009

(Uprate ke Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2011


65% 68% 64% 47% 52% 57% 62% 68% 74% 81% 87%
150 kV)

Ke Muaratawar 0.0 10.0 11.1 12.3 13.7 15.1 16.6 18.2 19.7 21.3

SUKATANI/ 150/20 APLN_Percepatan GI Baru 150 kV 60 MVA th


GOBEL 2010, Alih beban dari Fajar
26.8 60 29.7 32.9 36.6 40.3 44.4 48.6 60 52.9 57.2
8.5 MW, JBBK 14 MW, CKRG
4.3 MW

(GI. Baru) 53% 58% 64% 72% 79% 87% 48% 52% 56% Unallocated Ext tr-2 150 kV 60 MVA th2016

Dari Fajar SW 8.5 9.4 10.4 11.6 12.8 14.1 15.4 16.8 18.1

Dari Jababeka 14.0 15.5 17.2 19.1 21.1 23.2 25.4 27.6 29.9

Dari Cikarang 4.3 4.8 5.3 5.9 6.5 7.1 7.8 8.5 9.2

FAJAR SURYA 150/20


30.0 60 32.5
WISESA II

(GI. Baru) 59% 64%

Dari Fajar SW 30.0 32.5

CIKARANG/ 150/20 APLN_Percepatan GI Baru 150 kV 60 MVA th


LIPPO 2009, Alih beban dari CBTU
22.8 60 25.0 27.7 30.7 34.1 37.6 41.4 45.4 49.3 53.3 60
16.3 MW, CKRG 1.3 MW,
GDMR 5.2 MW

(GI. Baru) 45% 49% 54% 60% 67% 74% 81% 89% 97% 52% Unallocated Ext tr-2 150 kV 60 MVA th2018

Dari Cibatu 16.3 17.9 19.8 21.9 24.4 26.9 29.6 32.4 35.3 38.1

Dari Cikarang 1.3 1.4 1.6 1.7 1.9 2.1 2.4 2.6 2.8 3.0

Dari Gandamekar 5.2 5.7 6.3 7.0 7.8 8.6 9.4 10.3 11.2 12.2

JABABEKA II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 MVA th


60.0 120 66.4 73.9 81.5 89.6 98.2 106.7 60 115.5 2011, Alih beban dari Jababeka
45 MW

(GI. Baru) 59% 65% 72% 80% 88% 96% 70% 75%

Dari Jababeka 60.0 66.4 73.9 81.5 89.6 98.2 106.7 115.5

TAMBUN II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 MVA th


60.0 120 66.4 73.9 60 81.5 89.6 98.2 106.7 115.5 2011, Alih beban dari Tambun
74 MW

(GI. Baru) 59% 65% 48% 53% 59% 64% 70% 75% Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th2013

Dari Tambun 60.0 66.4 73.9 81.5 89.6 98.2 106.7 115.5
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

TAMBUN III 150/20 50.0 120 54.8 59.6 64.4

(GI. Baru) 49% 54% 58% 63%

Dari Tambun 50.0 54.8 59.6 64.4

Total Region II 5,539 3,425.0 370 3,654.7 1,105 4,007.2 1,370 4,463.5 1,290 4,958.3 1,060 5,540.0 900 6,126.6 910 6,757.6 630 7,426.4 1,320 8,087.9 1,330 8,765.2 330

REGION
JAKARTA &
BANTEN

65 PONDOK 150/20 Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2016


120 40.1 43.9 49.9 57.5 65.7 75.3 85.0 95.4 106.5 117.4 128.5
KELAPA

39% 43% 49% 56% 64% 74% 83% 94% 104% 115% 126%

Ke Pondok
0.0
Kelapa II

66 BEKASI 150/20 Alih beban ke Bks Utara 66,7


240 157.4 168.9 120.3 135.7 92.7 106.4 119.5 134.4 150.3 141.0 155.7
MW th 2010

Alih beban ke Bekasi II 42


77% 83% 59% 67% 45% 52% 59% 66% 74% 69% 76%
MW th 2012

Ke Bekasi Utara 66.7 74.0 81.8 91.1 100.4 110.4 121.1 131.6 142.3

Ke Bekasi II 60.0 66.4 73.9 81.5 89.6 98.2 106.7

Ke Bekasi III 25.0 27.0

67 CIKARANG 150/20 Alih beban ke Sukatani 4 .3


120 52.8 51.8 47.9 48.0 48.1 48.1 48.2 48.3 48.4 48.5 48.6 MW 2010 ke Cik/Lippo 1.3
MW th 2009

52% 51% 47% 47% 47% 47% 47% 47% 47% 48% 48%

Ke Sukatani/
4.3 4.8 5.3 5.9 6.5 7.1 7.8 8.5 9.2
Gobel

Ke Cikarang/
1.3 1.4 1.6 1.7 1.9 2.1 2.4 2.6 2.8 3.0
Lippo

BEKASI UTARA 150/20 APLN_Percepatan GI Baru 150 kV 120 MVA


th 2010, Alih beban dari
70.0 120 77.6 85.9 60 95.6 105.4 115.9 127.1 138.1 149.4
Bekasi 66.7 MW & dari Tambun
3.3 MW

(GI. Baru) 69% 76% 56% 62% 69% 76% 83% 90% 98% Unallocated Ext tr-3 60 MVA th 2012

Dari Bekasi 66.7 74.0 81.8 91.1 100.4 110.4 121.1 131.6 142.3

Dari Tambun 3.3 3.7 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0

BEKASI II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 kV th 2012,


60.0 120 66.4 73.9 81.5 60 89.6 98.2 106.7
Alih beban dari Bekasi 42 MW

(GI. Baru) 59% 65% 72% 53% 59% 64% 70%

Dari Bekasi 60.0 66.4 73.9 81.5 89.6 98.2 106.7

201
202
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

MUARATAWAR 150/20 APLN_Percepatan GI Baru 150 kV 60 kV th 2009,


0.0 20.0 60 22.2 24.5 27.3 30.1 33.1 36.3 39.5 42.7 Alih beban dari Tambun 10 MW
& Poncol Baru 10 MW
Lampiran A.6.2

(GI. Baru) 39% 43% 48% 54% 59% 65% 71% 77% 84%
Tenaga Listrik 2009-2018

Dari Tambun 0.0 10.0 11.1 12.3 13.7 15.1 16.6 18.2 19.7 21.3
Rencana Usaha Penyediaan

Dari Poncol Baru 0.0 10.0 11.1 12.3 13.7 15.1 16.6 18.2 19.7 21.3

BEKASI III 150/20 25.0 60 27.0

(GI. Baru) 49% 53%

Dari Bekasi 25.0 27.0

Sub Total 1,200 740.4 210 781.3 150 845.8 240 926.5 300 1,014.5 180 1,118.2 60 1,223.3 - 1,336.9 180 1,457.8 90 1,578.1 180 1,702.0 60

68 BOGORBARU 150/20 Alih beban ke Bogor Kota 41.6


180 134.1 143.4 116.4 80.2 89.8 101.1 112.4 124.5 97.3 106.4 115.6
MW th 2010

Alih beban ke Bogor II 50


88% 94% 76% 52% 59% 66% 73% 81% 64% 70% 76%
MW th 2011

Ke Bogor Kota 41.6 46.1 51.0 56.8 62.6 68.9 75.5 82.1 88.8

Ke Bogor II 50.0 55.3 61.6 67.9 74.7 81.9 89.0 96.2

Ke Bogor III 40.0 43.5 47.0

69 CIBINONG 150/20 IBRD Uprate tr 150 kV 30 ke 60


210 164.8 171.5 159.8 30 132.9 140.6 149.7 158.5 167.9 143.6 149.9 156.2
MVA th 2010

Alih beban ke Cileungsi II 22.5


92% 96% 78% 65% 69% 73% 78% 82% 70% 73% 77% MW th 2010, ke Cibinong II 38
MW th 2011

Ke Cibinong II 38.0 42.0 46.8 51.6 56.7 62.2 67.6 73.1

Ke Jonggol/
22.5 24.9 27.6 30.7 33.9 37.3 40.8 44.4 48.0
Cileungsi II

Ke Cibinong II 34.0 37.0 40.0

70 SENTUL 150/20 60 35.1 36.6 39.1 60 42.1 60 45.4 49.3 53.1 57.3 61.6 65.9 70.2 APLN_Percepatan Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2009

69% 72% 38% 28% 30% 32% 35% 37% 40% 43% 46% Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2011

71 JATIRANGGON 150/20 Alih beban ke Cileungsi II 3.3


60 14.0 14.6 12.2 13.0 13.8 14.8 15.7 16.8 17.9 18.9 20.0
MW th 2010

27% 29% 24% 25% 27% 29% 31% 33% 35% 37% 39%

Ke Jonggol/
3.3 3.7 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0
Cileungsi II

72 CILEUNGSI 70/20 Alih beban ke Cileungsi II 7.4


60 31.2 32.7 27.5 29.5 31.7 34.4 37.2 40.3 0.0 0.0 0.0
MW th 2010

61% 64% 54% 58% 62% 67% 73% 79% 0% 0% 0% Uprate GI 70 ke 150 kV th 2016

Ke Jonggol/
7.4 8.2 9.1 10.1 11.1 12.3 13.4 14.6 15.8
Cileungsi II
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

73 BUNAR 70/20 40 31.1 33.5 37.4 42.2 47.5 30 53.7 60.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Unallocated Ext tr-3 70 kV 30 MVA th 2012

61% 66% 73% 83% 62% 70% 78% 0% 0% 0% 0%

74 CIAWI 70/20 APLN - UAI 08 Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA th


60 51.5 56.0 20 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
2009 dari poncol

101% 82% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Uprate GI 70 ke 150 kV th 2010

75 KEDUNGBADAK 70/20 Alih beban ke Bogor Kota 14,1


50 45.2 49.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
MW th 2010

106% 115% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Uprate GI 70 ke 150 kV th 2010

Ke Bogor Kota 14.1 15.6 17.3 19.3 21.2 23.3 25.6 27.8 30.1

76 KRACAK 70/20 APLN - UAI 08 Uprate tr 70 kV 10 ke 30 MVA


20 17.6 19.4 20 13.5 16.2 19.2 22.7 26.2 0.0 0.0 0.0 0.0 2009, Alih beban ke Bgr Kota
8,8 MW th 2010 trafo baru

103% 57% 40% 48% 56% 67% 77% 0% 0% 0% 0% Uprate GI 70 ke 150 kV th 2015

Ke Bogor Kota 8.8 9.8 10.8 12.0 13.2 14.6 16.0 17.4 18.8

JONGGOL/ 150/20 APLN_Percepatan GI Baru 150 kV 120 MVA th


CILEUNGSI II 2010, Alih beban dari JTRG
33.2 120 36.8 40.7 45.3 50.0 55.0 60.3 65.5 70.9
3.3 MW, CBNG 22.5 MW, CLSI
7.4 MVA

(GI. Baru) 33% 36% 40% 44% 49% 54% 59% 64% 69%

Dari Cileungsi 7.4 8.2 9.1 10.1 11.1 12.3 13.4 14.6 15.8

Dari Cibinong 22.5 24.9 27.6 30.7 33.9 37.3 40.8 44.4 48.0

Dari Jatirangon 3.3 3.7 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0

BOGOR KOTA 150/20 APLN_Percepatan GI Baru 150 kV 120 MVA th


2010, Alih beban dari Bgr Baru
64.5 120 71.5 79.1 88.1 60 97.1 106.8 117.1 102.2 110.6
41.6 MW, KDBD 14.1 MW,
KRCK 8.8 MVA

(GI. Baru) 63% 70% 78% 58% 63% 70% 77% 67% 72% Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2014

Dari Bogor Baru 41.6 46.1 51.0 56.8 62.6 68.9 75.5 82.1 88.8

Dari Kedung
14.1 15.6 17.3 19.3 21.2 23.3 25.6 27.8 30.1
Badak

Dari Kracak 8.8 9.8 10.8 12.0 13.2 14.6 16.0 17.4 18.8

Ke Bogor Baru II 25.0 27.0

CIBINONG II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 MVA th


38.0 120 42.0 46.8 51.6 56.7 96.2 60 104.6 113.1 2011, Alih beban dari Cibinong
38 MW

(GI. Baru) 37% 41% 46% 51% 56% 63% 68% 74%

Dari Cibinong 38.0 42.0 46.8 51.6 56.7 62.2 67.6 73.1

34.0 37.0 40.0

203
204
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

BOGOR II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 MVA th


50.0 120 55.3 61.6 67.9 74.7 81.9 89.0 60 96.2 2011, Alih beban dari Bogor
Baru 50 MW
Lampiran A.6.2

(GI. Baru) 49% 54% 60% 67% 73% 80% 58% 63%
Tenaga Listrik 2009-2018

Dari Bogor Baru 50.0 55.3 61.6 67.9 74.7 81.9 89.0 96.2
Rencana Usaha Penyediaan

BOGOR III 150/20 40.0 120 43.5 47.0

(GI. Baru) 39% 43% 46%

Dari Bogor Baru 40.0 43.5 47.0

KEDUNGBADAK 150/20 ADB - B5 GI Baru Uprate ke 150 kV 120


41.1 120 47.2 53.9 61.7 69.6 78.2 87.2 60 96.2 105.4
BARU MVA th 2010

(Uprate ke
40% 46% 53% 61% 68% 77% 57% 63% 69%
150 kV)

CIAWI BARU 150/20 APLN_Percepatan GI Baru Uprate ke 150 kV 120


63.1 120 72.0 81.7 60 93.0 104.5 116.8 109.9 108.2 106.4
MVA th 2010

(Uprate ke Unallocated Ext tr-3 150 kV 60nMVA th 2014


62% 71% 53% 61% 68% 76% 72% 71% 70%
150 kV)

Ke Ciawi Bar II 20.0 21.7 23.5

KRACAK BARU 150/20 Unallocated GI Baru Uprate ke 150 kV 120


30.1 120 34.2 38.4 42.7
MVA th 2017

(Uprate ke
30% 34% 38% 42%
150 kV)

CILEUNGSI 150/20 Unallocated GI Baru Uprate ke 150 kV 120


43.7 120 47.2 50.9
BARU MVA th 2016

(Uprate ke
43% 46% 50%
150 kV)

BUNAR BARU 150/20 Unallocated GI Baru Uprate ke 150 kV 120


66.8 120 74.0 81.2 60 88.7
MVA th 2017

(Uprate ke
65% 73% 53% 58%
150 kV)

BOGOR KOTA II 150/20 25.0 60 27.0

(GI. Baru) 49% 53%

Dari Bogor Kota 25.0 27.0

CIAWI BARU II 150/20 20.0 60 21.7 23.5

(GI. Baru) 43% 46%

Dari Ciawi Baru 20.0 21.7 23.5

Sub Total 740 524.8 - 556.9 40 607.9 570 671.7 300 740.8 90 822.0 60 903.8 - 991.7 240 1,084.8 420 1,163.8 180 1,244.5 -
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

77 ASAHIMAS 150/20 Alih beban ke Asahimas II 20


120 69.5 69.9 70.4 51.0 49.6 47.9 46.2 44.4 42.5 40.6 38.7
MW th 2011

Daftar tunggu 28.9 MVA th 2007


68% 68% 69% 50% 49% 47% 45% 43% 42% 40% 38%
& th 2008

Ke Asahims II 20.0 22.1 24.6 27.2 29.9 32.7 35.6 38.5

78 CIKANDE 150/20 60 32.0 33.9 36.8 60 40.4 44.4 49.1 53.9 59.1 64.7 70.3 76.0 Unallocated Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2010

Daftar tunggu 24.5 MVA th


63% 66% 36% 40% 44% 48% 53% 58% 63% 69% 75%
2007 & 2008

79 SALIRAINDAH 150/20 120 49.1 50.9 53.8 57.4 61.3 66.0 70.8 76.0 81.6 60 87.2 93.0

48% 50% 53% 56% 60% 65% 69% 74% 53% 57% 61%

80 SERANG 150/20 APLN - UAI 08 Uprate tr 150 kV 30 ke 60


150 77.9 81.6 87.5 30 94.9 102.9 112.4 87.0 93.9 101.3 108.7 116.4
MVA th 2010

Alih beban ke Serang II 30


61% 64% 57% 62% 67% 73% 57% 61% 66% 71% 76%
MW th 2017

Ke Serang II 35.0 38.5 42.2 45.9 49.6

81 SURALAYA 150/20 30 5.1 5.4 6.0 6.7 7.4 8.4 9.3 10.4 11.5 12.7 14.0

20% 21% 23% 26% 29% 33% 37% 41% 45% 50% 55%

82 PUNCAK ARDI 150/20 Ext tr-3 150 kV 60 MVA th


MULYA 90 106.2 60 115.8 117.8 60 100.3 101.0 101.8 102.8 103.9 105.2 106.6 108.2 2008, Alih beban ke PAM II 20
MW th 2011

69% 76% 58% 49% 50% 50% 50% 51% 52% 52% 53% APLN - UAI 08 Ext tr- 150 kV 60 MVA th 2010

Ke Puncak Ardi Daftar tunggu 119.4 MVA th


20.0 22.1 24.6 27.2 29.9 32.7 35.6 38.5
Mulya II 2007 & 2009

83 CILEGON BARU 150/20 120 60.0 62.2 65.7 70.1 75.0 80.8 86.7 60 93.2 100.2 107.3 114.7 Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2015

59% 61% 64% 69% 74% 79% 57% 61% 65% 70% 75%

84 CILEGON LAMA 150/20 60 26.9 29.0 32.4 36.7 41.3 46.8 60 52.4 58.5 65.0 71.6 78.3 Unallocated Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2013

53% 57% 64% 72% 81% 46% 51% 57% 64% 70% 77%

85 KOPO 150/20 60 36.2 37.7 40.1 60 43.1 46.4 50.3 54.3 58.6 63.3 67.9 72.7 APLN - UAI 08 Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2010

Daftar tunggu 24.5 MVA th


71% 74% 39% 42% 46% 49% 53% 57% 62% 67% 71%
2007 & 2008

86 MENES 70/20 50 41.4 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Uprate GI 70 ke 150 kV th 2009

97% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

205
206
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

87 SAKETI 70/20 30 24.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Uprate GI 70 ke 150 kV th 2009

96% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Lampiran A.6.2
Tenaga Listrik 2009-2018

88 RANGKAS­ 70/20 Uprate GI 70 ke 150 kV th 2009


40 31.4 34.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
BITUNG
Rencana Usaha Penyediaan

92% 101% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

RANGKAS­ 150/20 ADB - B4 GI Baru Uprate ke 150 kV 120


39.1 120 45.0 51.4 58.9 66.4 74.4 82.9 60 91.1 99.5
BITUNG BARU MVA th 2010

(Uprate ke
38% 44% 50% 58% 65% 73% 54% 60% 65%
150 kV)

SERANG II 150/20 35.0 120 38.5 42.2 45.9 49.6 Unallocated GI Baru 150 kV 60 MVA th 2017

(GI. Baru) 34% 38% 41% 45% 49%

Dari Serang 35.0 38.5 42.2 45.9 49.6

MENES BARU 150/20 APLN_Percepatan GI Baru Uprate ke 150 kV 120


45.1 120 51.1 58.7 66.7 76.1 85.4 95.3 105.7 60 115.7 125.8
MVA th 2009

(Uprate ke Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2016


44% 50% 58% 65% 75% 84% 93% 69% 76% 82%
150 kV)

ASAHIMAS II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 MVA th


20.0 60 22.1 24.6 27.2 29.9 32.7 35.6 38.5 2011, Alih beban dari Asahimas
20 MW th 2011

(GI. Baru) 39% 43% 48% 53% 59% 64% 70% 75%

Dari Asahims 20.0 22.1 24.6 27.2 29.9 32.7 35.6 38.5

SAKETI BARU 150/20 APLN_Percepatan GI Baru Uprate ke 150 kV 60


26.7 60 30.4 34.9 39.8 45.5 51.2 60 57.2 63.6 69.7 76.0
MVA th 2009

(Uprate ke Unallocated Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2014


52% 60% 68% 78% 89% 50% 56% 62% 68% 74%
150 kV)

PUNCAK ARDI 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 60 MVA th 2011,


20.0 60 22.1 24.6 27.2 29.9 32.7 35.6 38.5
MULYA II Alih beban dari PAM 20 MW

(GI. Baru) 39% 43% 48% 53% 59% 64% 70% 75%

Dari Puncak Ardi


20.0 22.1 24.6 27.2 29.9 32.7 35.6 38.5
Mulya

Sub Total 930 560.0 60 592.6 180 631.1 330 679.2 120 731.6 - 793.3 60 855.8 240 923.3 - 995.1 180 1,066.4 - 1,139.7 -

89 CIBADAK BARU 150/20 120 67.6 72.9 81.4 60 92.0 103.6 117.1 80.7 90.4 100.6 110.7 121.0 APLN_Percepatan Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2010

Alih beban ke Cibadak II 30


66% 71% 53% 60% 68% 77% 53% 59% 66% 72% 79%
MW th 2016
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)
Ke Cibadak
50.0 55.0 60.3 65.5 70.9
Baru II

90 PELABUHAN 70/20 Uprate GI 70 ke 150 kV th 2010


40 26.8 29.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
RATU

79% 86% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

91 LEMBURSITU 70/20 Uprate GI 70 ke 150 kV th 2010,


80 68.8 71.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Alih beban ke Tanggeung 3
MW th 2009

101% 105% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

Ke Tanggeung 3.0

CIBADAK 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 VA th 2016,


BARU II 70.0 120 77.0 84.4 60 91.7 99.2 Alih beban dari CBDRU 30 MW
& Lembursitu II 20 MW

(GI. Baru) 69% 75% 55% 60% 65%

Dari Cibadak
50.0 55.0 60.3 65.5 70.9
Baru

Dari Lembursitu
20.0 22.0 24.1 26.2 28.4
Baru

LEMBURSITU 150/20 APLN_Percepatan GI Baru Uprate ke 150 kV 120


BARU 79.6 120 90.2 60 101.4 114.4 110.0 105.0 99.7 94.5 89.1 MVA th 2010, Alih beban ke
Cibadak II 20 MW th 2016

(Uprate ke Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2011


78% 59% 66% 75% 72% 69% 65% 62% 58%
150 kV)

Ke Cibadak II 20.0 22.0 24.1 26.2 28.4

Ke Lembur Situ
25.0 27.5 30.1 32.8 35.4
Baru II

LEMBURSITU 150/20
25.0 60 27.5 30.1 32.8 35.4
BARU II

(GI. Baru) 49% 54% 59% 64% 69%

Dari Lembursitu
25.0 27.5 30.1 32.8 35.4
Baru

PELABUHAN 150/20 APLN_Percepatan GI Baru Uprate ke 150 kV 60


33.3 60 38.4 43.9 50.2 60 56.7 63.5 70.8 77.9 85.2
RATU BARU MVA th 2010

(Uprate ke
65% 75% 86% 49% 56% 62% 69% 76% 84%
150 kV)

Sub Total 240 163.1 - 173.3 - 194.4 240 220.6 60 248.8 - 281.7 60 342.4 180 363.4 - 385.6 60 407.6 - 430.0 -

207
208
lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

92 CIMANGGIS 150/20 120 108.3 114.4 124.4 60 76.9 83.8 91.8 99.6 107.6 115.9 98.7 104.3 IBRD IFB 2B Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2010

Alih beban ke Cimanggis II 50


106% 112% 81% 50% 55% 60% 65% 70% 76% 65% 68%
MW th 2011
Lampiran A.6.2

Ke Cimanggis II 60.0 66.4 73.9 81.5 89.6 98.2 106.7 115.5


Tenaga Listrik 2009-2018

Ke Cimanggis III 25.0 27.0


Rencana Usaha Penyediaan

93 DEPOK / 150/20 Unallocated Ext tr-2 150 kV 60 MVA th 2010,


RAWADENOK 60 61.0 64.9 71.0 60 78.7 87.0 60 96.7 106.6 117.2 98.4 106.8 115.5 Alih beban Depok Baru 36
MW th 2008

120% 127% 70% 77% 57% 63% 70% 77% 64% 70% 76% Unallocated Ext tr-3 150 kV 60 MVA th 2012

Dari Depok Baru 36 38.3 42.0 46.6 51.6 57.4 63.3 69.6 76.3 82.9 89.7

Ke Rawadenok II 30.0 32.6 35.3

94 SERPONG 150/20 180 41.1 44.3 49.3 55.6 62.4 70.4 78.5 87.2 96.4 105.5 114.8

27% 29% 32% 36% 41% 46% 51% 57% 63% 69% 75%

95 GANDUL 150/20 60 21.6 22.8 24.8 27.3 29.9 33.1 36.3 39.7 23.3 25.1 27.0

42% 45% 49% 53% 59% 65% 71% 78% 46% 49% 53%

Ke Gandul II 20.0 21.7 23.5

96 DEPOK BARU 70/20 Alih beban ke Depok Raden 36


90 38.9 40.4 42.8 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
MW th 2008

76% 79% 84% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% Uprate GI 70 ke 150 kV th 2011

Ke Rawadenok 36.0 38.3 42.0 46.6 51.6 57.4 63.3 69.6 76.3 82.9 89.7

97 GANDARIA 70/20 90 13.0 14.3 16.2 18.6 21.3 24.4 27.5 30.8 34.4 37.8 41.4

17% 19% 21% 24% 28% 32% 36% 40% 45% 49% 54%

CIMANGGIS II 150/20 Unallocated GI Baru 150 kV 120 MVA th


60.0 120 66.4 73.9 81.5 89.6 60 98.2 106.7 115.5 2011, Alih beban dari Cimanggis
50 MW

(GI. Baru) 59% 65% 72% 80% 59% 64% 70% 75%

Dari Cimanggis 60 66.4 73.9 81.5 89.6 98.2 106.7 115.5

CIMANGGIS III 150/20 25.0 60 27.0

(GI. Baru) 49% 53%

Dari Cimanggis 25.0 27.0


lanjutan

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
Volt-
PUBLIC sitas Source of
No. age Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Add. Notes
SUBSTATION MVA Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Peak Finance
(kV) Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap. Cap.
Total (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW) (MW)
(MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)

DEPOK BARU 150/20 Unallocated GI Baru Uprate ke 150 kV 120


45.8 120 49.1 53.0 56.9 61.0 65.4 69.7 74.1
150 KV MVA th 2011

(Uprate ke
45% 48% 52% 56% 60% 64% 68% 73%
150 kV)

RAWADENOK II 150/20 30.0 60 32.6 35.3

(GI. Baru) 59% 64% 69%

Dari Rawadenok 30.0 32.6 35.3

GANDUL II 150/20 20.0 60 21.7 23.5

(GI. Baru) 39% 43% 46%

Dari Gandul 20.0 21.7 23.5

Sub Total 600 284.0 - 301.1 - 328.6 120 363.0 240 400.0 60 443.3 - 486.7 - 533.0 60 581.9 120 629.8 60 678.4 -

Total Region I 2,990 1,782.1 60 1,888.6 220 2,070.1 1,440 2,275.6 720 2,498.1 330 2,759.6 180 3,050.9 420 3,320.1 360 3,605.6 780 3,875.1 300 4,151.2 -

Total Distribusi
8,529 5,207.1 430 5,543.3 1,325 6,077.3 2,810 6,739.0 2,010 7,456.4 1,390 8,299.6 1,080 9,177.5 1,330 10,077.6 990 11,032.0 2,100 11,962.9 1,630 12,916.4 330
Jabar & Banten

209
210
Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
sitas
No. Gardu Induk “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak “Peak “Peak `
MVA Add Trafo Add Trafo Add Trafo
Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Load” Load”
Total (MVA) (MVA) (MVA)
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MW) (MW)

1 TAMBAK LOROK PLTU 86 62.6 67.2 75.8 60 86.0 97.4 77.9 60 87.1 97.6 108.9 121.5 135.4 Tambah trafo 1x60 MVA ( 10)

86% 92% 61% 69% 79% 52% 58% 65% 73% 81% 91% Up rate 30-60 MVA (13)

TAMBAK LOROK BARU 35.0 60 39.2 43.7 60 48.7 54.4 Pindahan dari GI Tambak Lorok tahun 2013
Lampiran A.6.3

2014
Tenaga Listrik 2009-2018

69% 77% 43% 48% 53% GI Baru 1 x 60 MW


Rencana Usaha Penyediaan

2 KRAPYAK 110 28.8 31.1 35.2 40.0 45.6 51.2 57.5 64.6 72.4 60 81.1 90.7 Up rate 20 - 60 MVA ( III ) 2016

31% 33% 38% 43% 49% 55% 62% 69% 57% 64% 71%

3 PANDEAN LAMPER 92 55.5 59.2 66.4 60 74.8 84.3 93.8 60 104.3 116.1 128.7 113.6 125.8 Uprate 16-60 MVA(09)

31.5 MVA rusak diganti 16 86% 92% 57% 65% 83% 61% 68% 76% 84% 68% 76% Uprate 16-60 MVA(13)
MVA eks Klaten

PANDEAN LAMPER 42.6 60 22.9 GI Baru 1 x 60 MVA , Beban Pindahan dari Pandean
BARU 2017

84% 45% Lamper th 2017 ------55 MW

4 SRONDOL 63 24.4 25.6 28.3 31.4 34.8 38.1 41.7 45.6 49.8 60 54.3 59.2 Tahun 2008, sbg bbn pindah ke GI. Mranggen

46% 48% 53% 59% 65% 71% 78% 85% 64% 70% 76% Uprate 31.5-60 MVA(16)

5 WELERI 46 18.4 19.4 21.5 24.0 26.7 29.4 32.3 35.5 30 38.9 42.6 46.6 Tambah 1 x 30 MVA (15)

Trafo mobile 47% 50% 55% 61% 68% 75% 83% 55% 60% 66% 72%

Uprate 16-60 MVA (13)

6 KALIWUNGU 80 44.8 48.2 54.4 61.9 60 70.2 78.8 88.3 99.0 110.7 60 123.7 138.2 Up rate 16 - 30 MVA (09), Up rate 30 - 60 MVA (16)

66% 94% 107% 61% 69% 77% 87% 97% 72% 81% 90% Tambah trafo 1x60 MVA ( 11 )

7 PURWODADI 80 57.7 60.5 60 66.8 74.1 82.1 60 90.0 98.4 107.8 117.6 60 128.3 139.9 Uprating 30----->60 MVA (09)

85% 65% 71% 79% 64% 71% 77% 85% 77% 84% 91% Uprating 20----->60 MVA (12)

Uprating 30----->60 MVA (17)

8 KEDUNGOMBO PLTA 6.3 2.5 2.7 2.9 3.3 20 3.6 4.0 4.3 4.8 5.2 5.7 6.2 Uprating 6,3----->16 MVA (11)

47% 50% 55% 19% 68% 23% 26% 28% 31% 33% 36%

9 KALISARI 120 49.1 52.2 58.2 65.3 73.2 81.1 60 89.8 99.4 109.7 121.1 133.5 Tambah Trafo 1 x 60 MVA ( 13 )

48% 51% 57% 64% 72% 53% 59% 65% 72% 79% 87%

10 SAYUNG 120 61.1 64.9 72.5 81.3 60 91.2 101.2 112.0 60 124.1 108.3 119.6 132.0 Uprate 30 --> 60 MVA (11 DAN 15)

60% 64% 71% 64% 72% 79% 73% 81% 71% 78% 86% Beban pindah ke Mranggen 2015
lanjutan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
sitas
No. Gardu Induk “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak “Peak “Peak `
MVA Add Trafo Add Trafo Add Trafo
Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Load” Load”
Total (MVA) (MVA) (MVA)
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MW) (MW)

11 SIMPANG LIMA 60 45.6 48.9 55.1 60 62.4 70.7 79.1 88.3 60 98.8 110.1 122.6 136.5 Tambah 1 x 60 MVA (09,14)

89% 96% 54% 61% 69% 78% 58% 65% 65% 80% 89%

12 RANDU GARUT 60 40.8 43.9 49.6 56.3 60 63.9 71.6 80.2 90.0 100.5 60 112.3 125.4 Tambah 1 x 60 MVA (10,16 )

80% 86% 97% 55% 63% 70% 79% 88% 66% 73% 82%

13 PUDAK PAYUNG 60 22.3 23.5 25.9 28.7 31.8 34.9 38.1 41.8 45.6 49.7 60 54.2 Tambah 1 x 60 MVA (17)

44% 46% 51% 56% 62% 68% 75% 82% 82% 49% 53%

14 BUKIT SMG BARU 2008 14.1 60 15.2 17.2 19.5 22.2 25.0 28.1 31.5 35.3 39.6 44.3 GI Baru 1 x 60 MVA (08) APLN

14% 15% 17% 19% 22% 25% 28% 31% 35% 39% 43%

15 MRANGGEN 2008 19.0 60 19.9 22.0 24.4 27.0 29.6 32.4 35.4 67.5 74.0 81.1 GI Baru 1 x 60 MVA (08) APLN

19% 20% 22% 24% 26% 29% 32% 35% 66% 73% 79% Ambil beban PWRDI, SRDOL;

Jml Semarang 983.3 546.7 120 582.3 60 651.9 180 733.4 200 824.7 60 885.6 180 982.8 120 1092.0 30 1209.3 360 1400.9 120 1526.3

26

16 KUDUS 90 62.1 60 65.4 72.5 80.7 89.8 60 98.8 108.6 119.4 121.8 133.5 146.1 Uprate 30 ----> 60 MVA (08)_JBN IBRD; Tambah 1
x 60 MVA (12)

61% 64% 71% 79% 59% 65% 71% 78% 80% 87% 95%

17 PATI 90 63.1 66.8 74.2 60 82.9 92.5 60 102.1 112.5 107.4 118.1 129.7 142.5 Uprate 30 ----> 60 MVA ( 10 )

83% 87% 73% 81% 60% 67% 74% 70% 77% 85% 93% Tambah 1 x 60 MVA ( 12 )

PATI BARU 2015 13.3 60 14.1 14.9 15.7 Ambil beban dari GI Pati.

26% 28% 29% 31%

18 REMBANG 50 30.3 60 32.6 36.9 41.9 47.5 53.3 59.7 66.9 60 74.8 83.5 93.3 Uprate 20 ----> 60 MVA (08)--->proring -IBRD

40% 43% 48% 55% 62% 70% 78% 52% 59% 66% 73% Tambah trafo 60 MVA (15)

19 BLORA 32 19.1 20.6 23.4 30 26.6 30.3 34.1 60 38.4 43.2 48.5 54.4 60.9 Uprate 16 ----> 30 MVA (10) eks Pati

70% 76% 60% 68% 78% 45% 50% 57% 63% 71% 80% Uprate 16 ----> 60 MVA (13)

20 CEPU 36 18.1 19.4 30 21.9 24.8 28.1 31.4 35.1 39.3 60 43.9 48.9 54.5 Uprate 16 ----> 30 MVA (09) eks Kudus

59% 46% 51% 58% 66% 74% 83% 51% 57% 64% 71% Uprate 16 ----> 60 MVA (15)

211
212
lanjutan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
sitas
No. Gardu Induk “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak “Peak “Peak `
MVA Add Trafo Add Trafo Add Trafo
Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Load” Load”
Total (MVA) (MVA) (MVA)
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MW) (MW)

21 JEPARA 90 59.4 60 62.3 68.8 66.7 73.9 60 81.0 88.6 67.1 73.2 79.8 87.0 Uprate 30-> 60 MVA ( 08 ) IBRD

58% 61% 67% 65% 48% 53% 58% 53% 57% 63% 68% Tambah Trafo 1x60 MVA (12)
Lampiran A.6.3
Tenaga Listrik 2009-2018

JEPARA BARU 2015 23.9 60 25.2 26.4 27.7 Pindahan dari GI JEPARA 20 MW (15)
Rencana Usaha Penyediaan

47% 47% 52% 54% 1 x 60 MVA Unalocated

22 JEKULO 50 29.7 31.0 34.0 60 37.5 41.3 44.9 48.9 53.2 57.7 62.5 67.7 Up rate 20 - 60 MVA ( 10)

70% 73% 44% 49% 54% 59% 64% 69% 75% 82% 89%

23 TJ. JATI 2011 0.0 0.0 0.0 9.6 30 10.6 11.6 12.7 13.9 15.2 16.6 18.1 Gardu Induk Baru TJ. JATI , 1 x 30 MVA eks. Jepara

0% 0% 0% 19% 21% 23% 25% 27% 30% 32% 35%

Jml Kudus 438 281.76 180 298.12 30 331.59 150 370.65 30 414.09 180 457.36 504.45 0.00 547.55 240.00 592.33 0.00 650.16 0.00 713.41 0.00

14

24 UNGARAN 75 36.4 39.2 44.3 50.4 60 57.3 64.3 72.2 81.1 90.7 101.5 60 113.5 Uprate 15---->60 MVA (11) Relokasi Krapyak

57% 61% 70% 49% 56% 63% 71% 79% 89% 66% 74% Tambah 1 x 60 MVA (17)

25 BERINGIN 90 50.4 53.9 60.5 60 68.3 77.0 85.9 60 95.6 106.5 118.3 111.9 124.2 Up rate 30 - 60 MVA (10)

66% 70% 59% 67% 76% 56% 62% 70% 77% 73% 81% Tambah 1 x 60 MVA (13)

26 BAWEN 50 29.4 31.6 35.8 40.6 60 46.2 51.8 58.1 65.2 73.0 101.0 60 112.7 Uprate 20 ---> 60 MVA (07 ) IBRD

38% 41% 47% 40% 45% 51% 57% 64% 72% 66% 74% Uprate 30 ---> 60 MVA (11 )

Tambah 1 x 60 MVA (17)

Jml Salatiga 215 116.2 - 124.6 - 140.6 60 159.3 120 180.4 - 202.0 60 225.9 - 252.8 - 282.0 - 314.4 120 350.3

27 PALUR 180 106.1 113.6 111.5 102.2 115.5 129.1 121.0 135.1 60 150.4 167.3 186.1 tahun 2008, 2011 sbg beban pindah ke GI Masaran

69% 74% 73% 67% 76% 84% 79% 66% 74% 82% 91% tahun 2010 dan 2013 beban sebagian pindah ke
GI Palur Baru

PALUR BARU 2010 34.0 60 38.2 42.9 47.7 60 76.0 84.5 60 93.6 103.7 114.9 PB 1 x 60 MVA ( 2010 )

67% 75% 84% 47% 74% 55% 61% 68% 75% Tambah 1 x 60 MVA (2013) dan (2016)

28 JAJAR 136 80.5 85.1 77.0 86.1 60 96.1 106.1 117.0 99.1 109.0 119.8 131.6 Uprate 16 ---> 60 MVA (2011) Unalocated

79% 83% 76% 62% 63% 69% 76% 65% 78% 86% 94% tahun 2010 beban sbg pindah ke GI Palur Baru

JAJAR BARU 2015 30.0 60 33.0 36.3 39.8 GI Baru 2015

59% 65% 71% 78%


lanjutan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
sitas
No. Gardu Induk “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak “Peak “Peak `
MVA Add Trafo Add Trafo Add Trafo
Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Load” Load”
Total (MVA) (MVA) (MVA)
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MW) (MW)

29 WONOGIRI PLTA 15.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

30 SRAGEN 110 57.2 61.2 68.9 120 78.0 88.1 98.5 102.2 114.1 127.1 60 141.4 157.2 Uprate 2 x 30 ---> 2 x 60 MVA ( 2010)

61% 65% 48% 54% 61% 68% 71% 79% 71% 79% 88%

31 WONOSARI 80 43.7 47.2 53.5 61.0 60 69.5 78.3 88.0 99.1 60 111.2 124.6 139.7 Tambah 1 x 60 MVA (2010)

64% 69% 79% 51% 58% 77% 86% 65% 73% 81% 91% Up Rate 20 ---> 60 MVA (15)

32 WONOGIRI 90 47.3 51.1 57.9 66.1 49.0 60 55.2 62.1 69.9 78.4 87.9 98.5 Uprate 30---->1x60 MVA ( 12 ) Unalocated

62% 67% 76% 86% 48% 54% 61% 68% 77% 86% 97% tahun 2010 sebagian beban pindah ke GI
Nguntoronadi

NGUNTORONADI 2012 26.2 60 29.5 33.2 37.4 41.9 60 47.0 52.7 Tambah 1 x 60 MVA (2016)

51% 58% 65% 73% 41% 46% 52%

33 MANGKUNEGARAN 60 40.9 44.2 60 50.1 57.1 65.1 73.3 82.4 67.8 76.0 85.2 74.6 Tambah 1 x 60 MVA (08)

80% 43% 49% 56% 64% 72% 81% 66% 75% 84% 73%

34 GROGOL (SOLO BARU) 60 32.3 34.2 38.0 30 42.5 47.4 52.4 57.7 88.7 60 98.1 108.5 60 140.8 Tambah 1 x 30 MVA (10)

63% 67% 50% 56% 62% 68% 75% 70% 77% 61% 79% Tambah 1 x 60 MVA (14)

35 MASARAN 2008 23.9 60 25.6 28.8 56.6 63.9 71.4 87.4 60 97.6 108.6 120.9 142.0 60 Ambil Beban Palur dan Sragen ( 1 x 60 mVA , 2008
) APLN

23% 25% 28% 55% 63% 70% 57% 64% 64% 79% 70% Tambah 1 x 60 MVA (2014,2018)

Jml Surakarta 732 432.0 60 462.3 60.0 520.0 210.0 587.8 120 664.0 60 741.5 60.0 826.9 60.0 893.3 300.0 994.3 60.0 1106.3 1238.1

17

36 KENTUNGAN 90 73.2 77.6 86.4 60 96.7 108.2 119.6 132.1 146.0 142.8 157.2 173.0 Uprate 30 ---60 MVA (2007)

72% 76% 56% 63% 71% 78% 86% 95% 140% 154% 170% Tambah 1 x 60 MVA (2009,2015 )

KENTUNGAN BARU 2014

37 BANTUL 120 51.8 55.2 61.8 69.6 78.3 87.1 60 96.7 107.5 119.1 131.9 146.0 Tambah 1 x 60 MVA (2013)

51% 54% 61% 68% 77% 57% 63% 70% 78% 86% 95%

38 GODEAN 60 26.7 28.5 32.0 36.2 40.8 45.5 60 50.6 56.4 62.7 69.6 77.2 Tambah 1x 60 MVA (2013)

52% 56% 63% 71% 80% 45% 50% 55% 61% 68% 76%

213
214
lanjutan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
sitas
No. Gardu Induk “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak “Peak “Peak `
MVA Add Trafo Add Trafo Add Trafo
Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Load” Load”
Total (MVA) (MVA) (MVA)
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MW) (MW)

39 WATES 46 17.9 19.1 21.5 24.2 27.3 30.5 33.9 30 37.8 42.0 46.6 51.8 Tambah Trafo 1 x30 MVA (2014)

46% 49% 55% 62% 70% 78% 53% 59% 65% 72% 80%
Lampiran A.6.3

40 MEDARI 30 18.8 30 19.9 22.2 24.9 27.8 30.7 33.9 37.5 59.3 60 65.3 71.8 Tambah 1x30MVA (08) Eks. Kentungan
Tenaga Listrik 2009-2018

37% 39% 44% 49% 55% 60% 67% 74% 58% 64% 70%
Rencana Usaha Penyediaan

41 GEJAYAN 120 63.7 67.5 75.2 48.3 54.0 59.7 65.9 72.9 80.3 88.4 97.2 Tambah Trafo 1 x 60 MVA ( 2010) Unalocated

62% 66% 74% 47% 53% 59% 65% 71% 79% 87% 95%

42 WIROBRAJAN 60 22.7 24.2 27.1 66.4 60 34.3 38.2 42.4 47.1 52.2 57.8 64.0 Tambah Trafo 1 x 60 MVA ( 2015) Unalocated

44% 47% 53% 65% 34% 37% 42% 46% 51% 57% 63%

43 SEMANU 60 32.9 34.9 38.9 60 43.5 48.7 53.8 59.4 65.7 72.3 60 79.6 87.6 Uprate 30 ---60 MVA (2009, 2016)

65% 68% 51% 57% 64% 70% 78% 86% 57% 62% 69%

0.0

BANTUL BARU 2013 0.0

Jml Yogya 586 307.8 30 327.0 - 365.2 120 409.8 60 419.5 - 465.2 120.0 515.0 30.0 570.9 0.0 630.7 120.0 696.4 768.6

14

44 SANGGRAHAN 90 59.8 63.5 60 70.9 60 79.4 89.0 98.6 109.0 95.7 60 105.6 116.5 128.4 Uprate 30 --> 60 MVA ( 2009, 2010, 2015 )

78% 62% 56% 62% 70% 77% 86% 63% 69% 76% 84%

SANGGRAHAN BARU 25.0 60 27.6 30.4 33.5 Ambil beban Sanggrahan dan Purworejo
2015

49% 54% 60% 66%

45 PURWOREJO 50 39.1 42.8 30 49.3 60 57.0 65.8 75.2 85.8 89.6 102.0 60 108.3 123.1 60 Uprate 20 --> 30 MVA (2009)

92% 84% 48% 56% 65% 74% 84% 88% 80% 85% 80% Tambah 1 x 60 MVA (2010)

Uprate 30 --> 60 MVA (2016) dan (2018)

46 SECANG 46 26.9 28.4 31.5 60 35.2 39.3 43.3 47.6 52.5 57.6 63.3 69.4 Uprate 16--->60 MVA (2010)

69% 73% 41% 46% 51% 57% 62% 69% 75% 83% 91%

47 TEMANGGUNG 30 19.6 20.7 30 22.9 25.6 28.5 31.5 34.6 38.2 41.9 30 46.0 50.5 Tambah trafo ----> 30 MVA (2009) dan (2016)

77% 41% 45% 50% 56% 62% 68% 75% 55% 60% 66%

Jml Magelang 216 145.4 - 155.4 120 174.6 180 197.2 - 222.7 - 248.5 - 277.1 - 301.0 120 334.8 90 364.4 404.9
lanjutan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
sitas
No. Gardu Induk “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak “Peak “Peak `
MVA Add Trafo Add Trafo Add Trafo
Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Load” Load”
Total (MVA) (MVA) (MVA)
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MW) (MW)

48 KLATEN 60 47.3 50.3 60 56.2 63.2 71.0 78.8 87.4 96.9 60 107.2 118.5 60 130.9 Tambah trafo ---->60 MVA (2009)

Pindah ke Pd Lamper 93% 49% 55% 62% 70% 77% 86% 76% 84% 77% 86% Uprate 30 ----> 60 MVA (2015) dan (2017)
(16 MVA)

49 MOJOSONGO 60 40.2 43.1 60 48.6 55.1 62.4 60 69.9 78.1 87.4 97.4 60 108.6 121.0 Uprate 30----->60 MVA (09,12)

79% 56% 64% 72% 61% 68% 77% 86% 64% 71% 79% Tambah 1 x 60 MVA (2016)

50 BANYUDONO 80 42.7 45.8 51.7 58.7 66.5 60 74.5 83.3 93.3 60 104.1 116.1 129.4 Uprate 20----->60 MVA (12 ) Unalocated

63% 67% 76% 86% 65% 73% 82% 61% 68% 76% 85% Tambah 1 x 60 MVA (2015)

51 PEDAN 60 28.3 30.9 60 35.5 41.0 47.3 53.9 61.4 70.0 79.5 90.3 60 102.4 Tambah 1 x 60 MVA (08) dari Proyek JBN-IBRD

56% 30% 35% 40% 46% 53% 60% 69% 78% 59% 67% Tambah 1 x 60 MVA (2017)

Jml Klaten 260 158.5 - 170.2 180 192.1 - 218.0 - 247.2 120 277.1 - 310.2 - 347.6 120 388.2 60 433.5 483.8

52 KALIBAKAL 100 57.6 60 62.0 70.1 79.7 90.5 60 101.5 90.7 101.8 113.9 127.3 142.2 Uprate 20 ---> 60 MVA (08- IBRD dan 12)

48% 52% 59% 67% 59% 66% 59% 67% 74% 83% 93% Beban di eks trafo 20 MVA three winding dipindah ke

out Going trafo 60 MVA, dan trafo 2 x 20 MVA


sebagai step up.

53 PURBALINGGA 2008 26.0 60 27.9 31.6 49.1 55.8 62.7 70.3 78.9 88.3 98.8 60 110.5 Ambil beban KLBKL dan Mrica Unalocated

25% 27% 31% 48% 55% 61% 69% 77% 87% 65% 72% Tambah 1 x 60 MVA (2016)

54 WONOSOBO 46 32.2 34.7 39.3 60 44.7 50.8 57.2 64.2 72.1 60 80.7 90.4 101.1 Uprate 16------>60 MVA (09)

82% 89% 51% 58% 66% 75% 84% 57% 63% 71% 79% Tambah 1 x 60 MVA (2015)

55 RAWALO 46 27.3 29.7 33.8 60 38.8 44.4 50.3 56.9 64.4 72.7 60 82.0 92.4 Uprate 1 x 16 --> 60MVA (2010)

70% 76% 44% 51% 58% 66% 74% 84% 57% 64% 72% Tambah 1 x 60 MVA (2016)

56 MRICA PLTA 60 29.3 31.5 35.7 27.5 31.2 35.1 39.4 44.3 49.6 60 55.5 62.1 Uprate 30------>60 MVA (16)

57% 62% 70% 54% 61% 69% 77% 87% 65% 73% 81%

57 GARUNG PLTA 5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

215
216
lanjutan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
sitas
No. Gardu Induk “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak “Peak “Peak `
MVA Add Trafo Add Trafo Add Trafo
Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Load” Load”
Total (MVA) (MVA) (MVA)
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MW) (MW)

58 DIENG 2006 16 11.0 11.8 13.4 20 15.2 17.3 19.5 21.8 24.6 27.5 30.8 34.4 Tambah 1 x 30 MVA (2009)

81% 87% 44% 50% 57% 64% 71% 80% 90% 101% 113%

KALIBAKAL BARU 2014 23.1 60 25.9 28.9 32.4 0.00 36.1 Pindahan dari GI Kalibakal Th 2014 29 MW
Lampiran A.6.3

45% 51% 57% 63% 71% 1 x 60 MVA (2014)


Tenaga Listrik 2009-2018

Jml Purwokerto 273 183.3 120 197.6 - 223.9 140 254.9 - 290.1 60 326.3 - 366.4 60 412.0 60 461.6 120 517.0 578.8
Rencana Usaha Penyediaan

11

58 KEBASEN 100 74.6 60 80.0 73.0 82.7 71.6 80.1 89.5 100.1 111.6 124.4 60 138.5 Tambah Trafo 1 x 60 MVA (08)

55% 59% 54% 61% 53% 59% 66% 74% 82% 55% 62% Uprating 20---->60 MVA (17)

60 PEMALANG 90 56.1 60 58.5 59.7 65.6 72.2 78.5 85.2 92.6 60 100.2 108.5 117.4 Uprating 30---->60 MVA (08) IBRD

55% 57% 58% 64% 71% 77% 84% 60.5% 65.5% 70.9% 76.7% Tambah Trafo 1 x 60 MVA (2015)

tahun 2010 beban sebagian pindah ke GI Lain

61 BUMIAYU 46 27.7 28.9 15.0 30 16.5 18.1 19.7 21.4 23.2 25.1 27.1 29.3 Uprating 16---->30 MVA (2009)

71% 74% 59% 65% 71% 77% 84% 91% 98% 106% 115% tahun 2010 beban sebagian pindah ke GI Lain

62 BREBES 50 50.2 52.9 54.2 60.3 60 67.0 73.6 80.8 88.8 97.2 106.3 116.3 Uprate 20 -->60 MVA ( 07 ) IBRD

66% 69% 71% 47% 53% 58% 63% 70% 76% 83% 91% Tambah Trafo 1x 60 MVA (2011) Unalocated

tahun 2010 beban sebagian pindah ke GI Lain

KEBASEN BARU 2010/ 42.5 120 47.4 52.8 58.1 63.9 70.4 77.3 84.8 93.0 GI Baru 2 x 60 MVA
BALAPULANG

42% 46% 52% 57% 63% 69% 76% 83% 91%

Jml Tegal 286 208.7 120 220.2 - 244.4 150.0 272.5 60.0 281.7 0.0 310.0 - 340.7 - 375.0 60 411.4 - 451.1 494.6

63 PEKALONGAN 151.5 81.1 84.7 92.9 60 102.5 112.9 94.6 102.9 112.0 121.5 131.8 142.9 Uprate 31,5 -->60 MVA ( 2010 )

63% 66% 61% 67% 74% 62% 67% 73% 79% 86% 93% tahun 2013 beban sebagian pindah ke GI Lain

64 BATANG 61.5 37.5 40.3 45.6 51.7 60 58.7 65.9 73.8 82.7 92.4 103.3 60 115.3 Tambah 1 x 60 MVA (2011) Unalocated (sdh ada
fondasi)

72% 77% 87% 50% 57% 64% 71% 80% 80% 72% 80% Uprate 30 -->60 MVA ( 2017 )

PEKALONGAN BARU 28.4 60 30.9 33.7 36.5 39.6 42.9 Pindahan dari GI Pekalongan th 2013 25 MW
2013/KAJEN

56% 61% 66% 66% 78% 84% 1 x60 MVA(2012)

Jml Pekalongan 213 118.7 - 125.0 - 138.5 60 154.2 60 171.6 0.0 188.9 60.0 207.6 0.0 228.4 0.0 250.5 0.0 274.7 301.1
lanjutan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
sitas
No. Gardu Induk “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak “Peak “Peak `
MVA Add Trafo Add Trafo Add Trafo
Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Load” Load”
Total (MVA) (MVA) (MVA)
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MW) (MW)

65 LOMANIS 50 31.7 34.0 38.3 60 43.3 49.0 54.7 61.1 60 68.2 76.0 84.6 94.1 Uprate 20--->60 MVA (2009)

75% 80% 50% 57% 64% 72% 48% 54% 60% 66% 74% Tambah 1 x 60 MVA (2016) Unalocated

66 GOMBONG 50 35.8 38.5 43.6 60 49.5 56.2 63.0 70.7 60 79.3 88.6 99.0 60 110.6 Tambah 1 x 30 MVA (2009)

84% 91% 47% 53% 60% 67% 55% 62% 69% 65% 72% Uprate 20-->60 MVA (2012)

Uprate 30-->60 MVA (2017)

67 MAJENANG 50 34.7 37.2 41.9 60 47.5 53.7 60.1 60 67.1 75.0 83.6 93.1 103.6 60 Tambah 1 x 31.5 MVA (2010)

82% 88% 55% 62% 70% 47% 53% 59% 66% 73% 68% Uprate 20 ---60 MVA (2013) Unalocated

68 WADASLINTANG 16 0.1 0.1 0.1 0.1 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.3 0.3

yg 6.3 MVA diganti 16 MVA 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 2% 2% 2% 2%

69 KEBUMEN 60 28.9 31.1 35.3 40.1 60 45.6 51.3 57.6 64.7 72.4 81.1 91.3

57% 61% 69% 39% 45% 50% 56% 63% 63% 71% 79% Tambah 1 x 60 MVA (11) Unalocated

70 SEMEN NUSANTARA 60 24.0 25.7 28.9 32.7 37.0 41.4 60 46.2 51.6 57.5 64.0 71.2 Tambah 1 x 60 MVA (13) Unalocated

47% 50% 57% 64% 73% 41% 45% 51% 51% 56% 63%

10

Jml Cilacap 286 155.3 0 166.7 - 188.1 180 213.3 60 241.7 0 270.7 120.0 302.8 120.0 339.0 0.0 378.3 0.0 422.0 471.1

119

Total Dist. 4,488 2,654 630 2,829 450 3,171 1,430 3,571 710 3,958 480 4,373 600 4,860 390 5,360 930 5,933 810 6,631 7,331

Konsumen Besar 161 161 161 161 161 161 161 161 161 161 161

Total Beban GI 2816 2991 3332 3732 4119 4534 5021 5521 6095 6792 7492

Beban Puncak Sistem 2656 2821 3143 3503 3903 4349 4816 5334 5898 6521 7211

Devircity Factor 1.060 1.060 1.060 1.066 1.055 1.043 1.043 1.035 1.033 1.042 1.039

Catatan : *) = Realisasi

217
218
Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Jawa Timur
Kapa- 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
sitas
No. Gardu Induk Teg. Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Dana Keterangan
MVA
Total Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA

I APJ SBU 870 439.43 120 475.32 300 538.79 180 589.88 120 652.41 0 702.18 60 767.26 0 861.04 180 937.35 1035.64 1126.11

1 Krembangan 150/20 100 65.54 70.65 60 79.05 86.57 96.07 81.82 90.23 69.85 76.38 83.50 91.27 Unallocated

77% 52% 58% 64% 71% 60% 66% 51% 56% 61% 67% Th 2009 tambah trafo 60 MVA.
Lampiran A.6.4
Tenaga Listrik 2009-2018

2 Ujung Baru 150/20 60 36.41 28.25 31.61 60 34.61 38.42 42.64 47.01 67.03 73.30 60 80.15 87.62 Unallocated Th 2010 tambah 60 MVA dan
Beban dialihkan ke perak
Rencana Usaha Penyediaan

12mw. 2016 uprate 30 ke 60

71% 55% 31% 34% 38% 42% 46% 66% 57% 63% 69%

3 Tandes 150/20 200 86.35 60 63.08 70.58 77.29 85.78 95.38 102.82 110.83 121.20 132.49 135.04 Unallocated Th 2008 60 MVA pengganti
trafo rusak

44% 32% 36% 40% 44% 49% 53% 57% 62% 68% 69%

4 New Tandes 150/20 30.00 120 32.34 35.42 0 38.18 42.45 45.76 49.33 53.18 57.32 72.76 Unallocated Th 2009 usulan GI Baru 2
x 60 MVA

29% 32% 35% 37% 42% 45% 48% 52% 56% 71%

5 Kenjeran 150/20 100 61.38 66.17 60 74.03 81.07 89.97 78.04 86.06 75.23 82.27 89.97 93.49 Unallocated Th 2009 tambah 60 MVA dan
beban dialihkan ke kedinding
10mw

72% 49% 54% 60% 66% 57% 63% 55% 60% 66% 69%

6 Sawahan 150/20 100 47.85 51.59 60 57.72 63.21 70.15 78.00 86.01 95.18 60 104.08 60 93.82 102.71 Unallocated Th 2009 tambah 60 MVA. 2015
dan 2016 uprate 50 ke 60

56% 38% 42% 46% 52% 57% 63% 66% 68% 61% 67%

7 Simpang 150/20 100 45.77 49.34 55.21 60.46 60 67.10 74.61 82.27 91.04 99.56 60 88.87 100.29 Unallocated Th 2011 tambah 60 MVA. 2016
uprate 50 ke 60

54% 58% 65% 44% 49% 55% 60% 67% 69% 62% 69%

8 Kupang 150/20 60 40.84 44.43 49.48 60 54.74 60.86 67.78 60 74.84 82.92 90.68 99.16 108.56 Unallocated Th 2010 dan 2013 tambah
60 MVA

80% 87% 49% 54% 60% 44% 49% 54% 59% 65% 71%

9 Gembong 150/20 60 20.00 60 21.87 58.92 60 64.50 Unallocated GI.Gembong terbakar thn 2007.
2015 GI Baru 60 MVA

39% 43% 58% 63%

10 Undaan 150/20 60 33.29 35.89 40.15 43.97 60 48.80 54.26 59.83 81.21 88.81 60 97.12 106.32 Unallocated Th 2011 tambah 30 MVA, 2016
tambah 60 mva

65% 70% 79% 43% 48% 53% 59% 80% 58% 63% 69%

11 Altaprima 150/20 30 21.99 60 23.93 26.64 29.48 32.77 36.50 40.30 44.65 60 48.83 53.37 58.43 APLN Th 2008 tambah trafo 60 MVA,
2015 tambah 60 MVA

29% 31% 35% 39% 43% 48% 53% 35% 38% 42% 46% `
lanjutan

Kapa- 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
sitas
No. Gardu Induk Teg. Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Dana Keterangan
MVA
Total Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA

12 Kedinding 150/20 10.00 60 11.06 12.30 13.70 15.13 36.76 40.20 60 43.96 48.12 KE-III Lot 7 Th 2010 Beban sebagian dr GI.
Kenjeran, 2016 tambah 60 MVA

20% 22% 24% 27% 30% 72% 39% 43% 47%

13 PLTU PERAK 150/20 12 30 12.00 12.00 12.00 37.00 60.00 37.00 37.00 60.00 37.00 57.00 57.00 Th 2009 Beban sebagian dr GI.
Ujung. 2013 uprate 30 ke 60
mva. 2015 tambah trafo 60 mva

47% 47% 47% 47% 73% 73% 36% 36% 56% 56%

II APJ SBS & 1360 709.54 120 769.89 360 854.16 60 945.33 0 1046.70 240 1164.56 0 1255.31 60 1314.48 120 1408.66 1473.58 1594.85
SBB

14 Ngagel 150/20 80 24.08 26.20 29.18 32.28 35.89 39.97 44.14 48.90 60 53.53 88.59 60 103.98 Unallocated 2015 uprate 20 ke 60 mva.
2017 tambah trafo 60 mva

35% 39% 43% 47% 53% 59% 65% 48% 52% 58% 68%

15 Karangpilang 150/20 100 60.27 34.93 38.28 42.01 45.86 50.07 54.12 58.60 63.45 60 68.70 80.21 Unallocated Th 2009 beban 30 mw dialihkan
ke GI.Bringkang. 2016 tambah
trafo 60 mva

71% 41% 45% 49% 54% 59% 64% 69% 47% 51% 59%

16 Waru 150/20 250 104.72 98.93 110.16 121.89 135.52 140.92 130.60 134.69 162.43 60 163.68 161.19 Unallocated th 2009 - beban dikurangi 15
mw ke Simogunung. 2016
uprate 30 ke 60

49% 47% 52% 57% 64% 66% 61% 63% 68% 69% 68%

17 Simogunung 150/20 30.00 120 33.41 36.96 41.10 55.77 61.58 68.22 74.67 60 91.68 107.44 KE-III Lot 7 Th 2009 beban dari waru dan
darmogrande. 2016 tambah
60 mva

29% 33% 36% 40% 55% 60% 67% 49% 60% 70%

18 Darmo Grande 150/20 110 53.41 43.10 60 48.00 53.11 59.04 65.76 72.61 80.44 88.05 96.32 105.44 60 Unallocated Th 2009 tmbh trafo 60 mva dan
beban dialihkan ke simogunung
15mw. 2018 uprate 50 ke 60

57% 30% 33% 37% 41% 46% 50% 56% 61% 67% 69%

19 Sukolilo 150/20 170 68.07 74.05 82.46 91.24 101.44 112.97 124.74 128.20 140.32 60 123.50 135.21 Unallocated Th 2015 Beban dipindah ke GI.
Sby Sel, 2016 tambah 60 mva

47% 51% 57% 63% 70% 78% 86% 89% 72% 63% 69%

20 Rungkut 150/20 260 145.56 118.36 131.80 136.83 152.13 60 151.42 167.20 60 165.24 165.86 60 166.44 172.21 60 Unallocated Th 2006 Beban dipindah ke GI.
Sby Sel, thn 2017 beban dipin-
dah ke GI N-Rungkut (Sedati)

66% 54% 60% 62% 66% 66% 70% 69% 67% 68% 68%

219
220
lanjutan

Kapa- 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
sitas
No. Gardu Induk Teg. Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Dana Keterangan
MVA
Total Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA

21 Wonokromo 150/20 60 56.55 0 61.52 68.50 75.80 84.27 60 93.85 103.63 94.81 103.78 98.53 100.86 Unallocated Tahun 2007 tambah trafo 60
MVA, thn 2012 tambah trafo
60 MVA
Lampiran A.6.4

55% 60% 67% 74% 55% 61% 68% 62% 68% 64% 66%
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

22 Driyorejo 150/20 110 76.90 60 82.84 90.79 99.64 108.76 60 103.75 102.15 90.60 96.75 93.07 99.30 IBRD Th 2008 60 MVA GI Baru/sbgn
beban dialihkan ke GI Bambe

53% 57% 63% 69% 71% 68% 67% 59% 63% 61% 65%

23 Babadan 150/20 100 56.12 60 60.45 66.25 72.71 79.37 86.66 93.67 101.42 84.01 91.90 100.61 60 Unallocated Th 2008 tambah 60 MVA, 2018
uprate 50 ke 60

41% 44% 49% 53% 58% 64% 69% 75% 62% 68% 70%

24 Krian 150/20 120 48.17 52.41 58.36 64.57 71.79 79.95 88.28 97.80 107.05 60 97.11 106.31 IBRD Th 2016 tambah 60 MVA

47% 51% 57% 63% 70% 78% 87% 96% 70% 63% 69%

25 Sby. Selatan 150/20 0 15.71 37.09 41.30 60 56.70 63.04 70.20 77.52 95.88 60 104.95 98.87 108.32 KE-III Lot 11 Th 2007 operasi. 2010 dan
(Wonorejo) *) 2015 tambah trafo 60 MVA

31% 73% 40% 56% 62% 69% 76% 63% 69% 65% 71%

26 Kalisari 150/20 20.00 60 22.27 24.64 27.40 60 52.51 57.98 64.24 70.31 92.92 60 101.79 KE-III Lot 10 GI Baru 60 MVA Thn 2009.
2012 dan 2017 tambah 60 MVA

39% 44% 48% 27% 51% 57% 63% 69% 61% 67%

27 Bringkang/ 150/20 30.00 120 33.41 36.96 41.10 60.77 77.10 85.42 93.49 102.27 60 111.96 KE-III Lot 7 Th 2009 - mengambil sebagian
Bambe beban GI Karangpilang, 2017
tambah 60 MVA

29% 33% 36% 40% 60% 76% 84% 92% 67% 73%

III APJ MALANG 456 308.25 30 332.85 180 363.35 230 402.40 60 446.08 20 495.36 60 546.18 0 604.15 150 662.64 726.62 796.86

28 Kebonagung 150/20 90 47.15 50.92 56.48 62.80 60 69.90 77.96 86.22 95.70 60 104.96 105.13 105.43 ADB Th 2011 tambah 60 MVA. 2015
uprate 30 ke 60

62% 67% 74% 49% 55% 61% 68% 63% 69% 69% 69%

29 Blimbing 70/20 60 43.19 30 46.64 31.73 35.28 29.27 32.64 36.10 40.07 43.95 48.19 52.91 Unallocated Th.2008 tmbh trafo 30 mva

56% 61% 41% 46% 38% 43% 47% 52% 57% 63% 69%

30 Blimbing II 150/20 20 120 22.24 24.76 27.61 30.53 33.89 37.17 50.75 71.73 Usulan GI Baru uprate 70/20
ke 150/20 kV Tahun 2010
2x60 MVA

20% 22% 24% 27% 30% 33% 36% 50% 70%

31 Polehan 70/20 50 33.49 36.16 30 40.11 44.60 49.64 35.36 39.11 33.41 36.65 30 40.18 34.12 Unallocated thn 2009 tmbh trafo 30 mva,
2016 uprate 20 ke 30 mva

79% 53% 59% 66% 73% 52% 58% 49% 48% 53% 45%
lanjutan

Kapa- 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
sitas
No. Gardu Induk Teg. Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Dana Keterangan
MVA
Total Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA

32 Pakis 150/20 30 23.16 25.01 60 27.74 30.84 34.33 58.29 60 64.47 81.55 60 89.45 98.11 107.73 Unallocated Th 2009 tambah 60 MVA, 2017
tambah 60 MVA

91% 33% 36% 40% 45% 57% 63% 53% 58% 64% 70%

33 Sengkaling 150/20 60 36.83 39.77 60 44.11 49.05 54.59 0 60.88 67.33 74.74 81.97 89.88 60 108.69 Unallocated Th 2009 tambah 60 MVA, 2017
tambah 60 MVA

72% 39% 43% 48% 54% 60% 66% 73% 80% 59% 71%

34 Lawang 150/20 60 35.99 38.86 43.11 60 47.93 63.36 70.65 0 78.14 86.73 95.13 60 104.30 107.53 Unallocated Th 2010 dan 2016 tmbh 60 MVA

71% 76% 42% 47% 62% 69% 77% 85% 62% 68% 70%

35 Karangkates 70/20 20 20.13 21.74 30 24.11 26.82 29.85 33.29 36.81 40.86 44.82 30 49.14 53.96 Unallocated Th 2009 30 MVA. 2016 tambah
30 MVA

86% 37% 41% 46% 51% 57% 63% 69% 48% 52% 57%

36 Turen 70/20 50 43.71 47.20 50.97 30 55.04 59.43 64.17 0 69.30 74.83 30 82.07 69.98 71.85 Unallocated Th 2010 tambah 30 MVA

74% 80% 54% 58% 63% 68% 74% 71% 78% 66% 68%

37 Turen II 150/20 20 60 26.96 Usulan GI baru 150/20 kV tahun


2017 60 mva

39% 25%

38 PLTA Seng- 70/20 30 17.53 18.93 20.99 23.34 25.98 20 28.97 32.05 35.57 39.01 30 42.79 46.99 30 Unallocated Th 2012 tambah 20 MVA, 2016
guruh uprate 20 ke 30. 2018 tambah
trafo 30 MVA

69% 74% 82% 92% 61% 68% 75% 84% 76% 84% 61%

39 PLTA Selorejo 70/20 6 3.35 3.62 4.01 20 4.46 4.96 5.54 6.12 6.80 7.45 8.17 8.97 Unallocated Th 2010 uprated 6 ke 20 MVA

372% 402% 22% 25% 28% 31% 34% 38% 42% 46% 50%

IV APJ PA­ 645 335.44 0 359.77 120 397.10 300 424.92 180 463.80 0 506.50 0 547.78 0 593.65 120 634.75 677.45 723.98
SURUAN

40 Gondang 150/20 90 43.45 46.60 50.91 60 55.76 60.86 66.47 71.89 77.90 60 83.30 88.89 94.99 Unallocated Th 2010 uprated 30 ke 60 MVA.
Wetan Th 2015 tambah 60 MVA

57% 61% 50% 55% 60% 65% 70% 51% 54% 58% 62%

41 Bangil 150/20 40 27.00 28.96 31.64 60 34.65 37.82 41.31 44.67 48.41 51.76 60 65.24 69.72 APLN-UAI06 Th 2010 dan 2016 uprated 20
ke 60 MVA

79% 85% 47% 51% 56% 61% 66% 71% 51% 64% 68%

42 Bulukandang 150/20 60 26.69 28.62 31.28 34.25 60 37.39 40.83 44.16 47.86 61.17 83.27 60 88.99 Unallocated Th 2011 tmbh 60 MVA, 2016
dari pandaan. 2017 uprate
30 ke 60

52% 56% 61% 34% 37% 40% 43% 47% 60% 65% 70%

221
222
lanjutan

Kapa- 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
sitas
No. Gardu Induk Teg. Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Dana Keterangan
MVA
Total Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA

43 Bumi Cokro 150/20 70 50.48 54.14 60 59.16 59.79 65.26 71.27 77.08 83.53 60 89.32 85.31 91.17 APLN-UAI07 Th 2009 tambah 60 MVA
(mengganti trafo mobil). Th
2015 uprate 20 ke 60 MVA
Lampiran A.6.4

85% 49% 54% 54% 59% 64% 70% 58% 62% 59% 63%
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

44 PIER 150/20 50 24.62 26.41 28.85 31.60 60 34.49 37.67 40.74 44.15 47.20 50.37 53.83 Unallocated Th 2011 tambah 60 MVA

58% 62% 68% 34% 37% 40% 44% 47% 50% 54% 58%

45 Pandaan 70/20 80 50.58 54.25 41.28 40.21 43.89 47.93 51.84 56.18 50.07 35.53 37.97 Unallocated Sebagian beban pindah ke New
Sukorejo th 2010. 2016 beban
ke bulukandang

74% 80% 61% 59% 65% 70% 76% 83% 74% 52% 56%

46 Grati 150/20 60 9.81 10.52 11.49 12.59 13.74 15.00 16.23 17.58 18.80 20.06 21.44

19% 21% 23% 25% 27% 29% 32% 34% 37% 39% 42%

47 Probolinggo 150/20 105 48.31 51.81 60 56.61 62.00 67.68 73.91 79.93 86.62 92.62 60 98.83 105.62 Unallocated Th 2009 uprated 20 ke 60 MVA.
2016 tambah trafo 60 MVA

67% 42% 46% 50% 55% 60% 65% 70% 53% 57% 61%

48 Kraksaan 150/20 30 17.38 18.64 20.37 60 22.30 24.35 26.59 28.75 31.16 33.32 35.55 60 38.00 Unallocated Th 2010 uprate 30 ke 60 mva.
2017 tambah 60 mva

68% 73% 40% 44% 48% 52% 56% 61% 65% 35% 37%

49 Paiton 150/20 40 20.17 21.63 23.64 25.89 60 28.26 30.86 33.38 36.17 38.67 41.27 44.10 Unallocated Th 2011 tambah 60 mva

59% 64% 70% 30% 33% 36% 39% 43% 45% 49% 52%

50 Sukorejo 70/20 20 16.96 18.20 0 6.88 7.54 8.23 0 8.98 9.71 10.53 11.26 12.01 30 12.84 Unallocated Pemindahan beban ke New
Sukorejo thn 2010. 2017 uprate
20 ke 30

72% 77% 40% 44% 48% 53% 57% 62% 66% 47% 50%

51 New Sukorejo / 150/20 35.00 120 38.33 41.84 45.69 49.42 53.55 57.26 61.10 65.30 Unallocated Th 2010 New Sukorejo 2x60
Purwosari MVA, Beban diambil dari GI
Pandaan dan Sukorejo

34% 38% 41% 45% 48% 53% 56% 60% 64%

V APJ MADIUN 330 200.10 30 214.59 240 241.75 150 269.77 0 302.01 0 338.85 30 377.20 120 401.55 30 443.86 510.61 555.82
& PNR

52 Manisrejo 150/20 70 32.46 35.02 60 39.21 43.87 49.20 55.31 61.68 69.05 76.41 84.54 60 93.69 Unallocated Th 2009 tmbh 60 MVA. 2017
uprate 20 ke 60 mva

55% 32% 35% 40% 45% 50% 56% 62% 69% 59% 65%
lanjutan

Kapa- 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
sitas
No. Gardu Induk Teg. Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Dana Keterangan
MVA
Total Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA

53 Meranggen 70/20 20 13.61 30 14.68 16.44 18.40 0 20.63 23.19 25.87 28.96 32.04 30 35.45 54.29 30 Unallocated Thn 2008 tambah 30 MVA.
2016 uprate 10 ke 30 mva

32% 35% 39% 43% 49% 55% 61% 68% 54% 60% 71%

54 Magetan 70/20 30 21.99 23.72 30 26.56 29.72 33.33 37.47 30 41.78 46.78 51.76 57.27 48.47 APLN+Unal Th 2009 uprated 10 ke 30 MVA,
2013 tambah 30 MVA

86% 56% 63% 70% 78% 55% 61% 69% 76% 84% 71%

55 Ngawi 150/20 80 48.16 51.96 60 58.19 65.09 73.01 82.07 91.52 60 82.46 91.25 100.97 101.88 Unallocated Th 2009 uprated 20 ke 60
MVA,2014 tmbh 60 MVA

71% 51% 57% 64% 72% 80% 60% 54% 60% 66% 67%

56 Caruban 70/20 30 16.75 18.07 30 20.24 22.64 25.39 28.55 31.83 35.64 39.44 30 43.64 48.35 Unallocated Th 2009 uprate dr 10 ke 30
MVA, 2016 tmbh 30 MVA

66% 43% 48% 53% 60% 67% 75% 84% 58% 64% 71%

57 Ponorogo 70/20 50 35.12 37.21 18.38 20.34 22.62 25.22 27.91 31.00 30 34.05 37.41 41.45 APLN-UAI06 Th 2015 tambah 30 MVA

83% 88% 43% 48% 53% 59% 66% 46% 50% 55% 61%

58 New Ponorogo 150/20 0 25.00 120 27.97 31.37 35.26 39.32 60 44.02 48.71 73.90 60 81.89 Unallocated GI Ponorogo 70/20kV di-uprate
150/20kV - 60 MVA th 2010,
beban diambil dari GI Pono-
rogo.2014 tambah 60 MVA.
25% 27% 31% 35% 26% 29% 32% 36% 40% 2017 tambah 60 mva

59 Pacitan 70/20 30 18.59 4.70 5.23 5.78 6.43 7.17 7.94 8.82 9.76 10.80 11.96 Unallocated Th 2009 sebagian beban
dialihkan ke New Pacitan

73% 18% 20% 23% 25% 28% 31% 35% 38% 42% 47%

60 New Pacitan 150/20 15.00 60 16.68 18.46 20.53 22.89 25.33 28.14 30.91 33.95 37.62 60 Unallocated GI Baru 2009 60 MVA. 2018
tambah 60 MVA

29% 33% 36% 40% 45% 50% 55% 61% 67% 37%

61 Dolopo 70/20 20 13.43 14.23 15.82 30 17.51 19.48 21.72 24.02 26.69 29.53 32.68 30 36.21 Unallocated Th 2010 tambah 30 MVA, 2017
tambah 30 MVA

79% 84% 37% 41% 46% 51% 57% 63% 69% 48% 53%

VI APJ KEDIRI 385 235.86 0 254.46 210 282.51 30 314.00 120 349.23 0 390.10 0 431.95 150 472.54 90 511.12 533.04 579.34

62 Banaran 150/20 90 62.69 42.78 47.49 52.81 58.73 65.43 66.22 77.02 60 77.95 78.89 60 76.49 Unallocated Thn 2009 sebagian beban
dialihkan ke GI Gitet Kediri,
82% 56% 62% 69% 77% 86% 87% 76% 76% 52% 50% 2015 uprate 30 ke 60. 2017
tambah 60 mva

223
224
lanjutan

Kapa- 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
sitas
No. Gardu Induk Teg. Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Dana Keterangan
MVA
Total Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA

63 Kediri Baru 150/20 60 25.00 60 27.75 30.86 34.32 38.24 42.24 0 46.82 51.28 60 66.13 82.49 60 IBRD Th 2009 trf 60MVA baru, 2016
(Gitet) dan 2018 tmbh 60 MVA

49% 54% 61% 67% 75% 83% 92% 50% 65% 54%
Lampiran A.6.4
Tenaga Listrik 2009-2018

64 Pare 70/20 30 24.03 25.98 30 28.84 32.07 30 35.67 39.74 43.90 0 38.66 42.34 36.35 39.84 Unallocated Th 2009 uprated 10 ke 30 MVA,
Rencana Usaha Penyediaan

th 2011 tambah trafo 30 MVA

94% 61% 68% 47% 52% 58% 65% 57% 62% 53% 59%

65 PLTA Tulun- 70/20 20 14.63 5.82 6.45 7.18 7.98 8.89 9.83 10.89 11.93 30 13.06 14.31 Unallocated 2016 uprate 20 ke 30
gagung

86% 34% 38% 42% 47% 52% 58% 64% 47% 51% 56%

66 Trenggalek 70/20 30 24.79 26.27 30 29.21 32.33 30 35.96 40.09 51.35 30 57.05 62.48 48.39 53.05 APLN + Unal Th. 2009 uprate 10 ke 30 MVA,
2011 uprate 20 ke 30 MVA,
2014 tambah 30 MVA

97% 62% 69% 63% 71% 79% 67% 75% 82% 63% 69%

67 Tulungagung 70/20 66 43.89 37.45 41.57 36.22 40.29 44.88 49.58 54.96 50.19 34.94 33.30 Unallocated Thn 2007 uprate trafo 16 ke
30 MVA, beban dialihkan ke GI
Tulung Agung II

78% 67% 74% 65% 72% 80% 88% 98% 89% 62% 59%

68 Tulungagung 150/20 20.00 60 22.20 34.69 38.58 42.98 47.48 60 52.63 67.64 94.04 60 108.09 APLN JBN Th 2009 60 MVA, 2014 dan
II *) 2017 tambah 60 MVA

39% 44% 68% 76% 84% 47% 52% 66% 61% 71%

69 Blitar Baru 70/20 50 37.62 30.67 24.04 16.74 18.61 20.74 22.91 25.39 30 27.81 30.44 30 43.37 Unallocated Th 2015 uprate 20 ke 30 mva.
2017 tambah 30 mva

89% 72% 57% 39% 44% 49% 54% 50% 55% 40% 57%

70 PLTA Wlingi 150/20 39 28.21 20.50 22.76 25.31 28.14 22.35 24.70 27.37 22.98 25.15 22.57 Unallocated

85% 62% 69% 76% 85% 67% 74% 83% 69% 76% 68%

71 New Wlingi *) 150/20 20.00 30 32.20 30 45.81 60 50.95 66.76 73.75 60 81.75 96.53 60 105.66 105.83 KE-III Lot 10 + Unal GI Baru 2009 30 MVA, 2010
tambah 30 MVA, 2011 tambah
60 MVA. 2014 dan 2016 uprate
30 ke 60 MVA

78% 63% 45% 50% 65% 58% 64% 63% 69% 69% + Unallocated

VII APJ JEMBER 320 153.49 0 166.47 120 174.44 0 195.79 0 220.10 0 247.95 180 277.06 0 310.69 60 344.66 382.27 404.56

72 Jember 150/20 110 65.86 71.43 60 67.66 75.94 85.37 96.17 60 107.46 120.54 133.64 148.12 60 144.42 Unallocated Th 2008 uprated 20 ke 60MVA.
Th 2013 uprated 30 ke 60MVA.
2017 tambah 60 mva

70% 56% 53% 60% 67% 63% 70% 79% 87% 73% 71%
lanjutan

Kapa- 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
sitas
No. Gardu Induk Teg. Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Dana Keterangan
MVA
Total Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA

73 Tanggul 150/20 120 41.66 45.18 0 50.76 56.97 64.05 72.15 60 80.63 90.44 100.26 111.13 123.36 Th 2013 tambah 60 MVA

41% 44% 50% 56% 63% 47% 53% 59% 66% 73% 81%

74 Lumajang 150/20 90 45.97 49.86 60 56.02 62.87 70.68 59.62 66.63 74.73 60 82.85 91.83 101.94 Unallocated Th 2009 uprated 30 ke 60MVA,
thn 2015 tambah 60 MVA

60% 49% 55% 62% 69% 58% 65% 49% 54% 60% 67%

75 New Lumajang 150/20 20.00 60 22.35 24.97 27.91 31.18 34.85 Unallocated GI Baru th 2013 60 MVA

39% 44% 49% 55% 61% 68%

VIII APJ MOJO­ 570 309.41 0 339.33 260 378.11 30 426.23 120 475.33 60 530.97 80 587.16 60 672.48 60 729.02 792.98 860.46
KERTO

76 Sekarputih 150/20 90 60.19 76.01 60 84.78 104.90 60 116.99 130.68 60 144.74 140.84 139.63 137.22 130.80 KE III + Unal th. 2009 tambah 60 MVA 2011
60 MVA

79% 75% 83% 69% 76% 64% 71% 69% 68% 67% 64%

77 Mojoagung 150/20 60 30.62 23.59 0 26.31 22.45 25.03 27.96 45.97 60 71.08 78.04 60 85.64 94.11 60 Unallocated Th 2014 tambah 60 MVA. 2016
dan 2018 uprate 30 ke 60 MVA

60% 46% 52% 44% 49% 55% 45% 70% 61% 67% 62%

78 New Jombang 150/20 60 20.00 60 26.93 40.15 60 54.77 61.18 67.77 75.31 97.68 60 107.19 107.79 KE-III Lot 10 + Unal Th 2009 60 MVA, 2011 dan
2016 tambah 60 MVA

39% 53% 39% 54% 60% 66% 74% 64% 70% 70%

79 Ngoro 150/20 80 51.74 46.75 0 47.14 47.77 43.27 48.34 53.54 62.49 60 78.61 86.26 60 94.80 IBRD Th 2007 uprated 20 ke 60MVA,
th 2015 dan 2017 tambah
60 MVA

76% 69% 69% 70% 64% 71% 79% 53% 66% 51% 56%

80 Ploso 70/20 90 52.80 47.91 53.43 49.81 55.55 62.05 51.73 54.48 51.81 46.86 51.49 APLN Beban dialihkan sebagian ke GI
New Jombang

69% 63% 70% 65% 73% 81% 68% 71% 68% 61% 67%

81 Tarik 70/20 20 28.51 31.27 20 34.88 34.04 37.96 42.40 31.97 35.52 29.00 24.84 27.30 Unallocated Beban dipidah ke Ngoro dan
Sekarputih, CF Ploso 70%

84% 61% 68% 67% 74% 83% 63% 70% 57% 49% 54%

82 Siman 70/20 40 13.73 15.06 16.79 18.80 20.96 23.42 20 25.93 28.82 31.64 34.72 38.16 30 Th 2013 tambah 20 MVA, 2018
uprate 10 ke 30 MVA

40% 34% 49% 55% 62% 46% 51% 57% 62% 68% 56%

225
226
lanjutan

Kapa- 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
sitas
No. Gardu Induk Teg. Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Dana Keterangan
MVA
Total Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA

83 Jaya kertas 150/20 60 28.51 0 31.27 0 34.88 39.04 43.54 60 48.63 53.86 59.86 65.72 72.11 60 79.25 Unallocated Thn 2012 tambah 60 MVA.
2017 tambah 60 MVA

56% 61% 68% 77% 43% 48% 53% 59% 64% 47% 52%
Lampiran A.6.4
Tenaga Listrik 2009-2018

84 Kertosono 70/20 30 20.06 7.00 7.81 8.74 9.75 10.89 12.07 13.41 14.72 16.15 16.75 Unallocated GI Kertosono 70/20kV di-uprate
Rencana Usaha Penyediaan

79% 27% 31% 34% 38% 43% 47% 53% 58% 63% 66%

85 New Kertosono 150/20 15.00 60 16.73 18.73 20.88 23.33 25.84 48.71 53.48 60 68.69 85.48 60 APLN GI 150/20kV - 60 MVA Th 2009,
2016 dan 2018 tambah 60 MVA

29% 33% 37% 41% 46% 51% 96% 52% 67% 56%

86 Nganjuk 70/20 40 23.23 10.48 11.69 30 13.08 14.59 16.30 18.05 20.06 22.02 24.17 26.56 Unallocated Th. 2010 uprate trafo 20 ke
30 MVA

68% 62% 28% 31% 34% 38% 42% 47% 52% 57% 62%

87 GITET 150/20 15.00 60 16.73 28.73 32.04 35.79 54.64 60.71 66.66 60 89.15 107.97 60 Th 2009 60 MVA, 2016 dan
Ngimbang 2018 tambah 60 MVA

29% 33% 56% 63% 70% 107% 119% 65% 87% 71%

IX APJ PAME­ 220 139.27 0 142.26 210 153.16 0 166.30 0 182.23 0 200.34 60 218.75 60 240.11 60 260.80 283.38 308.61
KASAN

88 Bangkalan 150/20 50 28.85 29.47 30 31.72 34.45 37.75 41.50 60 45.31 49.74 54.02 58.75 60 63.98 Unallocated Th 2009 uprated 20 ke 30 MVA,
2013 uprate 30 ke 60 MVA,
2017 uprate 30 ke 60 MVA

68% 58% 62% 68% 74% 54% 59% 65% 71% 58% 63%

89 Sampang 150/20 40 27.85 28.45 60 30.63 33.26 36.45 40.07 43.75 48.02 52.16 56.66 60 61.70 APLN Th 2009 tambah 30 MVA, 2017
tambah 60 MVA

82% 33% 36% 39% 43% 47% 51% 56% 61% 48% 52%

90 Pamekasan 150/20 50 31.83 32.52 60 35.01 38.01 41.65 45.79 50.00 54.88 60 59.61 64.75 70.52 Unallocated Th 2009 uprating 20 ke 60 MVA,
2015 uprate 30 ke 60 mva

75% 43% 46% 50% 54% 60% 65% 54% 58% 63% 69%

91 Sumenep 150/20 50 34.82 35.57 60 38.29 41.58 45.56 50.09 54.69 60.03 65.20 70.82 60 77.13 APLN Th 2009 tambah 60 MVA, 2017
uprate 20 ke 60 mva

82% 38% 41% 44% 49% 54% 58% 64% 70% 56% 60%

92 Gili Timur 150/20 30 15.92 16.26 17.50 19.01 20.83 22.90 25.00 60 27.44 29.81 32.41 35.30 Th 2014 uprate 10 ke 60 MVA

62% 64% 69% 75% 82% 90% 37% 40% 44% 48% 52%
lanjutan

Kapa- 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
sitas
No. Gardu Induk Teg. Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Dana Keterangan
MVA
Total Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA

X APJ SITU- 75 55.85 20 57.05 60 64.31 0 71.71 0 80.05 0 89.53 60 99.33 0 110.61 0 121.73 133.93 167.58
BONDO

93 Situbondo 150/20 40 31.69 32.37 60 36.49 40.69 45.42 50.80 56.36 62.76 69.07 60 75.99 83.74 60 APLN+unal Th 2009 dan 2015 uprate 20 ke
60, 2018 tambah trafo 60 MVA

93% 48% 54% 60% 67% 75% 83% 92% 68% 75% 55%

94 Bondowoso 150/20 35 24.16 20 24.68 27.82 31.02 34.63 38.73 60 42.97 47.85 52.66 57.94 83.84 60 Unallocated Th 2008 tambah 20 MVA, 2013
uprate 15 ke 60 MVA, 2018
uprate 20 ke 60 MVA

52% 53% 60% 66% 74% 46% 51% 56% 62% 68% 70%

XI APJ BANYU- 180 96.68 0 102.37 0 113.69 120 125.47 0 138.86 0 154.17 0 169.87 0 187.71 0 205.03 223.89 244.86
WANGI

95 Banyuwangi 150/20 70 46.38 49.11 0 54.53 60 60.19 66.61 73.95 81.49 90.05 98.35 60 107.40 60 117.46 60 unallocated Th 2010 dan 2016 uprate 20
ke 60 MVA, 2017 uprate 30 ke
60 MVA. 2018 tambah trafo
60 MVA

78% 83% 58% 64% 71% 79% 87% 96% 77% 70% 58%

96 Genteng 150/20 110 50.30 53.26 0 59.15 60 65.28 72.25 80.21 88.38 97.67 82.68 90.28 98.74 Unallocated th 2010 tambah 60 MVA, 2016
tambah 60 MVA

54% 57% 41% 45% 50% 56% 61% 68% 57% 62% 68%

97 New Banyu- 150/20 24 60 26.21 28.66 Unallocated GI Baru th 2016 60 MVA


wangi

47% 51% 56%

XII APJ BOJONE- 320 179.84 0 195.67 180 215.21 60 227.12 60 249.58 0 274.82 60 300.00 120 328.05 0 354.16 381.97 412.41
GORO

98 Bojonegoro 150/20 80 50.94 54.85 60 60.33 66.48 73.05 80.44 60 87.80 96.02 103.66 96.91 104.63 Unallocated Th 2009 uprated 20 ke 60MVA,
2013 tambah 60 MVA

75% 54% 59% 65% 72% 53% 57% 63% 68% 63% 68%

99 Babat/Baureno 150/20 60 33.27 35.82 0 39.40 33.41 36.72 40.43 44.13 60 48.26 52.10 71.17 60 76.84 60 Th 2014 dan 2017 uprate 30
ke 60 mva. 2018 tambah trafo
60 mva

65% 70% 77% 66% 72% 79% 58% 63% 68% 70% 50%

100 Brondong 150/20 0 20.00 60 22.00 24.24 26.63 29.33 32.01 35.01 37.79 60 40.75 43.99 KE III GI Baru 60 MVA, 2016 tambah
(New) / Paciran trafo 60 MVA

39% 43% 48% 52% 58% 63% 69% 37% 40% 43%

227
228
lanjutan

Kapa- 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
sitas
No. Gardu Induk Teg. Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Dana Keterangan
MVA
Total Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA

101 Lamongan 150/20 60 38.46 31.42 60 34.56 38.08 41.84 46.07 50.29 60 55.00 59.37 64.01 69.11 Unallocated Tahun 2009 dan 2014 Uprate 30
MVA ke 60 MVA

75% 41% 45% 50% 55% 60% 49% 54% 58% 63% 68%
Lampiran A.6.4
Tenaga Listrik 2009-2018

102 Tuban 150/20 90 40.54 35.66 0 39.22 60 43.21 47.49 52.29 57.08 62.42 67.38 72.65 60 78.44 Unallocated Tahun 2010 uprate 30 ke
Rencana Usaha Penyediaan

60 MVA, 2017 tambah trafo


60 MVA

53% 47% 38% 42% 47% 51% 56% 61% 66% 47% 51%

103 Mliwang 150/20 30 16.63 17.91 0 19.70 21.71 60 23.85 26.27 28.67 31.35 33.85 36.49 39.40 Unallocated Tahun 2011 tambah 60 MVA

65% 70% 77% 28% 31% 34% 37% 41% 44% 48% 52%

XIII APJ GRESIK 280 153.20 0 163.87 120 179.69 60 196.81 60 214.74 0 234.39 0 253.34 0 274.31 0 293.01 312.28 333.31

104 Segoro Madu 150/20 & 80 39.34 42.08 60 46.14 50.53 55.14 60.18 65.05 70.43 75.23 60 80.18 85.58 Unallocated Th 2008 uprated 20 ke 60MVA,
70/20 2016 tambah trafo 60 MVA

77% 41% 45% 50% 54% 59% 64% 69% 49% 52% 56%

105 Manyar 150/20 60 56.93 60.90 66.78 60 73.14 79.80 87.11 94.15 101.94 108.89 60 116.05 123.87 APLN+unal Th 2010 uprate 30 ke 60 MVA,
2016 tambah trafo 60 MVA

33% 35% 47% 52% 57% 62% 67% 72% 51% 55% 58%

106 Cerme 150/20 60 21.74 23.25 0 25.50 27.93 60 30.47 33.26 35.95 38.92 41.58 44.31 47.29 Unallocated Tahun 2011 tambah 60 MVA

43% 46% 50% 27% 30% 33% 35% 38% 41% 43% 46%

107 Petrokimia 150/20 80 35.20 37.65 60 41.28 45.21 49.33 53.85 58.20 63.02 67.31 60 71.74 76.57 Unallocated Th 2009 uprate 30 MVA ke 60
MVA, th 2013 tambah 60 MVA,
2016 tambah trafo 60 MVA

52% 40% 44% 48% 53% 58% 62% 67% 47% 50% 53%

XIV APJ SIDO- 310 193.81 60 211.91 240 235.76 60 283.00 60 314.31 0 349.61 0 410.52 60 484.14 240 556.09 649.32 723.20
ARJO

108 Buduran 150/20 150 110.60 60 90.93 86.16 96.11 106.75 118.74 130.94 144.85 60 158.30 164.88 170.34 IBRD Th 2008 tambah 60MVA
(IBRD), beban dialihkan ke
New Buduran. 2015 tambah
trafo 60 MVA

57% 47% 44% 49% 55% 61% 67% 59% 64% 67% 69%

109 New Buduran / 150/20 0 30.00 120 33.38 37.23 41.35 46.00 0 75.72 60 83.77 91.54 122.98 60 144.51 Unallocated Thn 2009 N Buduran 60 MVA
Sedati mengambil sebagian beban GI
Buduran. 2017 tambah trafo
60 MVA

29% 33% 37% 41% 45% 49% 55% 60% 60% 71%
lanjutan

Kapa- 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
sitas
No. Gardu Induk Teg. Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Dana Keterangan
MVA
Total Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA

110 Porong 70/20 50 Unallocated Th 2010 Uprate 10 ke 30 MVA

111 Sidoarjo 150/20 0 15.00 60 16.73 18.58 20.67 22.80 55.22 60 66.34 99.45 60 108.78 Unallocated Thn 2010 GI N Porong 60
MVA, 2015 dan 2017 tambah
trafo 60 MVA

29% 33% 36% 41% 45% 54% 65% 65% 71%

112 Balongbendo 150/20 60 46.35 50.67 60 56.38 62.89 69.85 77.69 85.68 94.78 60 103.58 113.12 60 136.73 Unallocated Th 2009 tambah 60 MVA, 2015
tambah 60 MVA

77% 50% 55% 62% 68% 76% 84% 62% 68% 55% 67%

113 Kasih Jatim 150/20 50 36.87 40.31 60 44.85 50.03 55.56 61.80 68.15 75.39 60 103.39 112.92 60 123.50 Unallocated Th 2009 tambah 60 MVA, 2015
dan 2017 tambah 60 mva

87% 43% 48% 54% 59% 66% 73% 52% 72% 58% 63%

114 New Porong 150/20 20 60 22.21 24.71 27.25 30.14 32.94 35.97 60 39.35 Lapindo GI Baru tahun 2011 60 MVA, th
2017 tambah 60 MVA

39% 44% 48% 53% 59% 65% 35% 39%

TOTAL BEBAN 6321 3,510.16 380 3,785.81 2,600 4,192.02 1,280.00 4,638.72 780.00 5,135.43 320.00 5,679.33 590.00 6,241.72 630.00 6,855.52 7,462.89 8,116.95 8,831.96
PUNCAK GI
DISTRIBUSI

BEBAN 524 524 524 524 524 524 524 524 524 524 524
PUNCAK
KONSUMEN
BESAR

TOTAL 4,034 4,310 4,716 5,163 5,659 6,203 6,766 7,380 7,987 8,641 9,356
PUNCAK
GI.DISTRBUSI
&
GI.KONSUMEN
BESAR

BEBAN PUN- 3,631 3,878 4,245 4,648 5,094 5,583 6,089 6,641 7,188 7,779 8419
CAK SISTEM

DIVERSITY 1.111 1.111 1.111 1.111 1.111 1.111 1.111 1.111 1.111 1.111 1.111
FAKTOR

229
230
Capacity Balance Gardu Induk Distribusi Bali
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
sitas “Peak Add “Peak “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak “Peak Add “Peak “Peak “Peak “Peak
No. Gardu Induk Add Trafo Add Trafo Add Trafo Add Trafo Add Trafo Add Trafo Mutasi Trafo Sumber Dana
MVA Load” Trafo Load” Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Load” Trafo Load” Load” Load” Load”
Total (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)
(MW) (MVA) (MW) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MW) (MVA) (MW) (MW) (MW) (MW)

1 ANTOSARI 30 9.48 9.97 11.16 12.46 13.80 15.40 17.00 20.30 30 25.84 26.10 28.62 Th 15 + 30 MVA (2)
Usulan Trf 37% 39% 44% 49% 54% 60% 67% 40% 51% 51% 56%

2 BATURITI 16 5.69 5.98 6.70 7.48 8.28 9.24 30 10.20 12.78 18.00 19.36 27.87 30 Th 13 uprate 16 menjadi
30 MVA
Lampiran A.6.5

Usulan Trf 42% 44% 49% 55% 61% 36% 40% 50% 71% 76% 55% Th 18 + 30 MVA (2)
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

3 GIANYAR 90 43.5 45.7 51.2 55.2 63.4 60 70.7 78.0 86.3 60 95.7 101.0 109.6 Th 12 uprate 30 (2) menjadi
60 MVA
Usulan Trf 57% 60% 67% 72% 62% 69% 77% 56% 63% 66% 72% Th 15 + 60 MVA (3)

4 PADANGSAMBIAN 60 40.1 47.4 30 50.0 59.3 67.7 60 76.2 82.9 89.4 99.1 60 109.9 121.9 Th 09 +30 MVA (2) APLN UAI 07
Usulan Trf 79% 62% 65% 77% 53% 60% 65% 70% 64.8% 72% 80% Th 12 uprate 30 menjadi
60 MVA (2)
0.0 Th 16 + 60 MVA

5 KAPAL 100 77.2 60 78.4 60 90.8 101.4 112.4 60 125.3 125.3 125.3 125.3 125.3 125.3 Th 08 uprate 30 (3) menjadi IBRD
60 MVA
Usulan Trf 70% 61% 71% 80% 73% 82% 82% 82% 82% 82% 82% Th 09 uprate 2x20 (1&2) APLN UAI 07
menjadi 60 MVA
Th 12 uprate 30 (4) menjadi
60 MVA
NEW KAPAL (Tanah 15.2 60 32.3 46.7 60 73.4 97.7 60 Th 14 GI NEW KAPAL 60
Lot-Kediri) MVA (1)
Usulan Trf 30% 63% 46% 72% 64% Th 16 + 60 MVA(2)
Th 18 + 60 MVA(3)

6 NUSA DUA 80 52.8 60 55.4 62.1 69.3 76.8 60 85.7 94.6 104.6 60 115.9 128.5 128.5 Th 08 uprate 20 (2) menjadi KE III Lot 3
60 MVA
Usulan Trf 52% 54% 61% 68% 60% 67% 74% 59% 65% 72% 72% Th 12 uprate 30 (1) menjadi
60 MVA
Th 15 uprate 30 (3) menjadi
60 MVA
NEW NUSA DUA (Pecatu) 14.0 60 Th 14 GI NEW NUSA DUA
60 MVA (1)
Usulan Trf 27%
7 PESANGGARAN 135 95.9 60 98.0 109.8 117.0 114.6 111.7 109.4 106.1 103.2 98.6 94.0 Th 08 uprate 15 (3) menjadi IBRD
60 MVA
Usulan Trf 63% 64% 72% 76% 75% 73% 71% 69% 67% 64% 61%
KUTA 5.0 60 5.5 6.1 7.3 19.1 35.3 52.4 60 66.2 75.3 85.3 60 96.3 Th 08 GI Kuta 60 MVA (1) APLN JBN
Usulan Trf 10% 11% 12% 14% 37% 69% 51% 65% 74% 56% 63% Th 14 GI Kuta + 60 MVA (2)
Th 17 GI Kuta + 60 MVA (3)

8 SANUR 150 75.1 78.9 88.4 60 98.7 109.3 113.9 112.3 109.9 107.6 104.1 100.7 Th 10 uprate 30 (2) menjadi KE III Lot 3
60 MVA
Usulan Trf 59% 62% 58% 64% 71% 74% 73% 72% 70% 68% 66%
NEW SANUR (Padang 8 60 19 31 38 45 60 51 Th 13 GI New Sanur 60
Galak) MVA (1)
Usulan Trf 16% 37% 60% 74% 44% 50% Th 17 + 60 MVA
lanjutan
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kapa-
sitas “Peak Add “Peak “Peak Add “Peak Add “Peak Add “Peak “Peak Add “Peak “Peak “Peak “Peak
No. Gardu Induk Add Trafo Add Trafo Add Trafo Add Trafo Add Trafo Add Trafo Mutasi Trafo Sumber Dana
MVA Load” Trafo Load” Load” Trafo Load” Trafo Load” Trafo Load” Load” Trafo Load” Load” Load” Load”
Total (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA) (MVA)
(MW) (MVA) (MW) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MW) (MVA) (MW) (MW) (MW) (MW)

9 AMLAPURA 50 22.5 23.7 26.5 60 29.6 32.8 36.6 40.4 47.7 53.0 60 58.9 64.9 Th 10 uprate 20 (1) menjadi RKAP P3B
60 MVA
Usulan Trf 53% 56% 35% 39% 43% 48% 53% 62% 52% 58% 64% Th 16 uprate 30 (2) menjadi
60 MVA

10 GILIMANUK 20 7.18 7.54 8.44 9.43 10.44 11.65 12.86 30 16.23 18.27 19.98 21.88 Th 14 uprate 10 (1) menjadi
30 MVA
Usulan Trf 42% 44% 50% 55% 61% 69% 38% 48% 54% 59% 64%

11 NEGARA 30 17.5 18.4 20.6 30 23.0 25.4 28.4 31.3 60 34.7 40.4 44.6 49.2 Th 11 uprate 15 (1) menjadi
30 MVA
Usulan Trf 69% 72% 54% 60% 67% 74% 41% 45% 53% 58% 64% Th 14 uprate 15 (2) menjadi
60 MVA

12 PEMARON 60 38.1 40.1 60 44.9 50.1 55.5 61.9 60 68.3 75.6 60 83.8 92.9 103.0 Th 09 uprate 30 (1) menjadi APLN Perc
60 MVA
Usulan Trf 75% 52% 59% 65% 73% 61% 89% 59% 66% 73% 81% Th 13 uprate 30 (2) menjadi
60 MVA
Th 15 +60 MVA

13 PAYANGAN 30 18.7 19.7 22.1 30 24.6 27.3 30.4 33.6 38.7 43.7 60 53.7 63.6 60 Th 10 + 30 MVA (2)
Usulan Trf 74% 77% 43% 48% 54% 60% 66% 76% 57% 70% 62% Th 16 uprate 30 (1) menjadi
60 MVA
Th 18 uprate 30 (2) menjadi
60 MVA
CELUKAN BAWANG 30 0.0 0.0 0.0 2.0 30 4.2 6.5 12.2 13.0 28.3 60 35.7 49.1 PLTU Batubara Bali Utara APLN
(New)
0% 0% 0% 8% 17% 25% 48% 51% 37% 47% 64% Th 2016 + 60 MVA (2)

BALI TIMUR/KUBU (New) 30 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 5.0 30 9.7 14.4 17.2 18.0 19.3 PLTU Batubara Bali Timur
0% 0% 0% 0% 0% 20% 38% 57% 67% 71% 76%

Trafo GI Terpasang 851 28 1,026 28 1,106 29 1,221 30 1,251 30 1,371 32 1,505 34 1,690 36 1,840 40 2,110 42 2,230 45 2,410 Tambah Trafo (Unit/MVA)
(Unit/MVA)
Tambah Trafo (Unit/MVA) 4 240 3 150 4 180 1 30 4 240 4 180 4 210 4 210 5 300 2 120 4 210 39
Mutasi Trafo (Unit/MVA) 3 65 3 70 3 65 4 120 2 46 2 25 2 60 1 30 1 30 2,070
Beban GI. (MW) 509 535 599 667 741 825 915 1,014 1,128 1,250 1,378
Beban Puncak Sistem 467 491 549 613 681 760 841 931 1031 1143 1268
Bali (MW)
Beban Puncak Isolated 1.8 2.0 2.1 2.2 2.4 2.6 2.7 2.9 3.1 3.4 3.6
(MW)
Beban Puncak Total 469 492 551 616 684 763 844 933 1035 1147 1271
(RUPTL) MW
Diversity Factor 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09 1.09

DF rata-rata 2008 - 18 + 1.09

231
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.6.1 A.6

Penjelasan Lampiran A.6


CAPACITY BALANCE GARDU INDUK

 Capacity balance gardu induk menunjukkan keseimbangan antara kapasitas trafo distribusi (150/20 kV,
70/20 kV) dan beban konsumen yang dilayani dari gardu induk tersebut.
 Capacity balance gardu induk diperoleh berdasarkan kriteria pembebanan trafo GI existing sebesar 80%,
artinya jika trafo telah dibebani ≥ 80% dari kapasitasnya, maka beban dialihkan ke trafo GI terdekat,
namun jika hal itu tidak dimungkinkan maka diperlukan penambahan trafo atau membangun GI baru.
 Kebutuhan trafo baru dan GI baru selain untuk memenuhi pertumbuhan biasa juga untuk memenuhi
kebutuhan konsumen besar yang telah mempunyai kesepakatan penyambungan (sebagai contoh Mile-
nium, Lautan Steel, dll) dan GI baru di lokasi pembangkit baru.
 Kebutuhan trafo GI di sistem Jawa Bali tahun 2008-2018 rata-rata sekitar 4.500 MVA per tahun dan kebu-
tuhan trafo GI terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu sekitar 8.000 MVA akibat mundurnya pelaksanaan
pengadaan trafo terkait proyek percepatan pembangkit 10.000 MW di tahun-tahun sebelumnya.

232
Lampiran A.7
KEBUTUHAN FISIK
PENGEMBANGAN DISTRIBUSI
SISTEM JAWA BALI
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran A.7

Kebutuhan Fisik
Kebutuhan Fisik Distribusi
Distribusi

Tahun JTM JTR Trafo Pelanggan


kms kms MVA 10^3
2008 6,580 8,520 1,143 1,063
2009 7,217 9,103 1,338 1,111
2010 9,469 11,654 1,740 1,339
2011 9,134 12,022 1,791 1,407
2012 9,441 13,011 1,959 1,478
2013 9,965 13,911 2,173 1,553
2014 10,545 13,860 2,178 1,530
2015 10,638 14,799 2,421 1,603
2016 11,316 15,783 2,550 1,579
2017 12,012 16,835 2,878 1,638
2018 10,942 17,650 3,039 1,713
Jumlah 107,259 147,149 23,210 16,012

234
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran A.7

PENJELASAN LAMPIRAN A.7


KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI

• Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran A.7

235
Lampiran A.8
ANALISIS ALIRAN DAYA
SISTEM JAWA BALI

A.8.1 PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2009

A.8.2 PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2010

A.8.3 PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2011

A.8.4 PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2012

A.8.5 �������������������������������������������������������������������
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2013

A.8.6 �������������������������������������������������������������������
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2014

A.8.7 �������������������������������������������������������������������
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2015

A.8.8 �������������������������������������������������������������������
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2016

A.8.9 �������������������������������������������������������������������
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2017

A.8.9 �������������������������������������������������������������������
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2018
238
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK
TAHUN 2009
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2009

Muara Tawar
290 Tanjung Jati Gresik
770
Lampiran A.8.1

(497)
1370
Tenaga Listrik 2009-2018

882 90
Rencana Usaha Penyediaan

(512) (511)
Cawang 46
Kembangan Cibatu
386 666 604
(491) (483) (494) 1308 Ngimbang
178 790
-199 560 Surabaya
555 Mandi (505)
528 Cirata (502) Selatan
Bekasi (488) rancan Ungaran
386 912 288 483
487 298 460 731 574
840 (495) (508) 562
Balaraja (490) (498)
703 319 Krian
740 58 15 Bandung Paiton
Suralaya (501) 592
1533 Cibinong Selatan 451
180 1480
218 3080 744 524 200 456
(492) (493) Grati 326 0 3750
(508) 2283 395 (491) (490) (509)
5
Gandul 202 Saguling 504
254 (515)
588
Depok 415 1759
(491)

913
-326
(508)
Cilegon
224 597 1100
280 745 634
(492) (490) (502)
Tasik Pedan Kediri
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK
TAHUN 2010
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2010

Muara Tawar
160 Tanjung Jati Gresik
760
(491)
1260 113
(515) 580
524 (508)
Kembangan Cawang
Cibatu
265 559 907
(489) (485) (487) 1260 Ngimbang 466
238 101 570 Surabaya
383 Mandi (507) (499) Selatan
395 Cirata Ungaran
Bekasi (483) rancan
265 655 129 230
321 370 503 630 700
400 (489) (505) 545
Balaraja (493) (504)
1210 636 148 Krian
554 248 151
(501) 354 Bandung 241 Paiton
Suralaya 614
1852 Cibinong 379 Selatan
434 1584
3690 3090 417 142 300 262 328 422
(489) (489) (480) Grati 0 3700
(505) 1210 1168 (488) (487) 89 (506)
Ujungberung
Gandul 586 Saguling 234 661
(514)
1028
Depok 466 1434
(488)

142 876
(504)
Cilegon
115 201 395 403
316 193 644 620
(492) (496) (497) (504)
Tasik Rawalo Pedan Kediri
Lampiran A.8.2
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

239
240
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK
Penjelasan

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI


TAHUN 2011SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2011
Lampiran

Muara
Tawar
Lampiran
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

332 Tanjung Jati Gresik


1275 (494)
A.8.3 A.8

129 118
1200 400
453 (516) (509)
Kembangan Cawang
350 780 818 Cibatu
(482) (489) 287
(486) 1070 Ngimbang
Bekasi 190 70 520 Surabaya
104 366 Mandi
765 (509) (503) Selatan
(479) Cirata rancan Ungaran
350 972 60 128
590 248 437 29 828
355 (490) (506) 520
Balaraja (494) (507)
1131 612 956 71 Krian
(497) 259 Bandung 244 288
Suralaya Cibinong Selatan 745 Paiton
1131 1648 208
167 1765
257 3750 627 183 300 335 405 Grati 500
(504) (487) (490) (486) 0 3700
(487) (488) (509)
Gandul 660 117 Rancaekek
475 Saguling 560
178 (516)
1229 Depok 513 1112 1352
Cilacap
(487)
600
277 941 (510)
(502)
600
Cilegon
329 700 300 727
368 196 600 619
(504) (508) (502) (506)
Rawalo Pedan Kediri
Tasik
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK
TAHUN 2012
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2012

Durikosambi Muara Tawar


Tanjung Jati
550 347 Gresik
(495) 1590 (503)
467 147
2400 280
521 (511) (500)
550 Cawang
424 988 897 Cibatu
(495) (485) (498) 1600 133
Ngimbang
Kembangan 244
Bekasi 376 17 630 Surabaya
1166 741 30 Mandi (501) (496) Selatan
(485) Cirata rancan Ungaran
188 204 188
744 242 461 627 933
285 (496) (498) 632
Balaraja (489) (500)
1242 518 1347 193 Krian
985 422
(500) 334 Bandung 460
Suralaya Cibinong Selatan 1190 Paiton
1242 800 45 2340
286 40
644 270 250 377 458 Grati 517
(508) 3720 (495) (494) (487) 0 4570
340 (493) (490) (503)
Gandul 1 Rancaekek
612 Saguling 611
317 (512)
933 Depok 570 1586
(494) Cilacap
1500
208 718 (507)
(508)
1500
Cilegon
852 1375 168 847
522 278 997 732
(499) (504) (492) (499)
Tasik Rawalo Pedan Kediri
Lampiran A.8.4
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

241
242
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK
TAHUN 2013
Penjelasan

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2013
Lampiran

Durikosambi Muara Tawar Indramayu


Lampiran

661 184 1800 Tanjung Jati Gresik


Tenaga Listrik 2009-2018

Tjjati-A
925 (500)
Rencana Usaha Penyediaan

(495) (498)
550 451 162
2200
A.8.5 A.8

661 (506) (514) 665


228 (506)
Cawang 894 1778
Kembangan
594 592 961 1257
(495) (489) (496) 548 502
Cibatu 17 Pemalang Ngimbang
Bekasi 98 Tmbun 604 300 103 819 Surabaya
1303 350 404 Mandi (497) (506) (491) Selatan
(487) (493) Cirata 169 468 Ungaran
51 rancan 25 78
494 497 476 642 926
Balaraja 480 (496)
(499) (504) (504) 823
1212 365 250 Krian
669 467 9
(501) 586
Bandung 260 329
Suralaya Cibinong 756 Paiton
1212 Selatan
292 480 2106
314 3624 877 550 200 498 569
(507) (495) (492) (494) Grati 526 0 3940
895 (492) (490) (503)
Gandul 90 90 Saguling
242 Rancaekek
594
480 (512)
875 Depok 460
(494) Cilacap
1400
230 644 (512)
(506) 1216
1400
Cilegon
469 927 124 387
469 340 992 827
(504) (509) (498) (500)
Tasik Rawalo Pedan Kediri
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK
TAHUN 2014
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2014

Muara
Durikosambi Muarakarang Tawar Indramayu PLTU
509 418 Pemalang Tanjung Jati Gresik
865 1800 Tjjati-A
(490) 509 (489) 1345 (500)
(499) 900 592 173
1200 2400 520
1374 1421 (498) (513) (501)
Cawang (485)
Kembangan 1342 1778
616 785 1515 898
(490) (486) (494) 1195 346
Pemalang Ngimbang
Cibatu 416
Bekasi 77 Tmbun 643 509 1229 111 809 Surabaya
1550 480 462 Mandi (496) (500) (487) Selatan
(484) (492) Cirata rancan 208 180 Ungaran
442 26 85
708 609 690 795 992
Balaraja
400 (492)
(498) (498) 813
Lengkong (492)
1552 228 535 557 166 Krian
168 434 403 461
Suralaya (497) (490) Bandung
Cibinong 566 Paiton
791 255 Selatan 574
344 396 2238
766 659 326 665 595 Grati 498
(504) 3860 (490) (489) (492) (485) 0 4480
1552 524 (488) (499)
Gandul 428 133 0
650 1161 Saguling Rancaekek 698
364 409 (509)
361
Depok 504 800
(490) (492) Upper kbgung
397
Cisokan 557
Cilacap (493)

Cilegon 1400
(508) 197
454 1512
(504)
538 1396
599 283 Tasik 675 302 417
390 415 1128 895
500
(505) Banten (500) (504) (489) (494) Kediri
Rawalo Pedan
Lampiran A.8.6
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

243
244
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK
TAHUN 2015
Penjelasan

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2015
Lampiran

Muara
Durikosambi Muarakarang Tawar Indramayu
Pemalang Tanjung Jati
746 657 512 2400 Tjjati-A Gresik
Lampiran

(498) (498) 1690 (503) (517) 1800


Tenaga Listrik 2009-2018

655 (500) 637


Rencana Usaha Penyediaan

1200 2400 (514) 775 200


1401 (499) (496)
A.8.7 A.8

Cawang 525
Kembangan 1703 Cibatu 2363
1794 1352
726 928 1279
(484) (486) (499) 1198 573
353 Pemalang Ngimbang
Bekasi 63 Tmbun 908 658 141 781 Surabaya
1616 542 512 Mandi (498) (500) (486) Selatan
(483) (494) Cirata 558 573 Ungaran
511 rancan 33 107
686 806 836 1014
865 360 (496) (498) 785
Balaraja Lengkong (498) (498)
1734 281 636 605 428 Krian
310 581 456 540
(498) (490) Bandung
Cibinong 119 Paiton
864 228 Selatan
378 487 406 1817
891 770 426 695 788 Grati 333
(504) 3750 (490) (489) (495) (487) 0 4215
547 (491) (499)
Suralaya 875 Gandul 627 248 Rancaekek
949 1512 Saguling 531
1589 519 610 (511)
577
Depok 554 1000 971
Bojanegara (495) Upper kbgung 469
753 (489)
Cisokan 536 465
720 (490) (494)
(503) Cilacap 466
ngoro (515)
Cilegon 1400
505 (506) kapal
744 40 640
(503) 402
1396
500 231 Tasik 636 357 171
404 398 1138 911
500 (497) (502) (486) (488) Kediri
(504)
Banten Rawalo Pedan
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK
TAHUN 2016
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2016

Durikosambi Muarakarang Muara Tawar Indramayu Pemalang Tanjung Jati


590 910 Gresik
1240 590 1800 (509) 2700 Tjjati-A 1600
(494) (494) (521) 660
1200 (523) 2400 240
Kembangan (519) 700
1840 610 (517) (504)
Cawang 1490 2650 75
1590 Cepu 1800
860 885 1270
(494) (492) (508) Ngimbang 460
Cibatu 140 1190 Pemalang (524)
Bekasi 120 Tmbun 900 640 33 800 Surabaya
1680 470 610 Mandi (517) (502) (484) Selatan
(491) (499) Cirata 160 Ungaran
1030 rancan 780 8 25
750 700 930 970 1130
Balaraja 480 (506)
(515) (500) (500) 800
Lengkong
1830 600 690 920 Krian
280 750 440
(500) (493) 100 680 Bandung 550
Cibinong 220 Paiton
950 190 830 Selatan 1520
400 810 980 360 690 1030 Grati 440 0
(506) 3860 (495) (498) (504) (496) 4500
570 (500) (498) 0
Suralaya 930 Gandul 1080 340 Saguling
470 Rancaekek
1060 675
1670 710 490 (509)
470
600 kbgung 897
Bojanegara Depok 600 (503) Upper 626
670 (497)
750 Cisokan 670 322 kapal
750 (488) (493)
(505) Cilacap 626
1340 ngoro
1300 (515)
Cilegon
470 (509) 180 570
700 (502) Parung 760
(506)
1290
500 1800 150 Tasik
(505) 275 410 120
370 600 1270 1040
500 1800 (504) (506) (486) (487) Kediri
(507) Muara Enim
Rawalo Pedan
Banten
Lampiran A.8.8
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

245
246
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK
TAHUN 2017
Penjelasan

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2017
Lampiran

Durikosambi Muarakarang Muara Tawar


815 Indramayu
1230 810 Pemalang Tanjung Jati Gresik
850 2400 Tjjati-A
(496) (496) 1510 (498) 1600
(516)
Lampiran

1200 (499) 620 210


Tenaga Listrik 2009-2018

2400 (515) 850


2040 (498) (498)
Rencana Usaha Penyediaan

Kembangan Cawang 430 130


1080 2360 Cepu
A.8.9 A.8

1320 1595 1640


920 900
(496) (483) (496) 1198 500
Cibatu 140 Pemalang (518) Ngimbang
640
Bekasi 230 Tmbun 700 135 610 Surabaya
710 740 (498) (496) (485) Selatan
1920 590 Cirata Mandi
1050 (482) (490) 210 680
rancan 30 100
670 890 940 860 1170
Balaraja 480 (494)
(497) (494) (494) 840
Lengkong
1890 820 810 Krian
300 830 400 Ungaran
(500) (496) 310 630 Bandung 550
Cibinong 630 160 Paiton
1700 830 1040 Selatan 1540
450 880 1080 320 800 1180 Grati 410
(506) 3490 (496) (493) (493) (481) 0 4080
567 (486) (495)
Suralaya 28 Gandul 1100 630 Rancaekek
240 400 Saguling 650
440 (505)
2040 390 580
800 kbgung 910
Bojanegara Depok 660 (495) Upper 670
1160 (494) Matenggeng
1580 Cisokan 690 340
2040 300 (490) (492)
(505) (510) ngoro 669
2000 (509)
Cilegon
800 860 250 550 kapal
(496) Parung 300 760
(499)

500 3000 250 Tasik


(510) 300 630 10
550 650 1230 1075
500 3000 (501) (507) (483) (486) Kediri
(506) Muara Enim
Rawalo Pedan
Banten 1295
1300
(510) Cilacap
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK
TAHUN 2018
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM JAWA BALI SAAT BEBAN PUNCAK TAHUN 2018

Durikosambi Muarakarang Muara Tawar Indramayu


541 Pemalang Tanjung Jati B
1117 868 2400 Tjjati-A Gresik
(491) 541 (490) 1790 (499) 1600
(516)
1200 (500) 2400 644 297
(513) 640 (496)
1660 342 2362 (501)
Kembangan Cawang 1258 Cepu 3
1388 1600 1738
977 840
(490) (482) (496) 1198 Pemalang (900) Ngimbang
Cibatu 185 342
Bekasi 177 Tmbun 690 237 1010 Surabaya
721 815 (497) (494) (478) Selatan
1617 498 Cirata Mandi
1020 (481) (490) 344 560
rancan 57 180
662 989 1130 750 1306
Balaraja 660 (494)
(498) (493) (493) 1010
Lengkong
1740 675 972 Krian
308 870 480 Ungaran
(498) (492) 128 485 Bandung 627
Cibinong 890 172 Paiton
951 117 1000 Selatan 1855
476 909 1182 360 836 1221 Grati 488
(505) 3600 (491) (489) (492) (479) 0 4080
537 (485) (496)
220 Gandul 1298 594 Rancaekek
Suralaya 31 490 Saguling 701
1600 109 514 165 (510)
Grindulu 500
Depok 670 600 kbgung 743
Bojanegara (490) (494) Upper Matenggeng
1056 600 909 454
1467 Cisokan
1380 400 (506) 600 (499) (490)
(505) (505) ngoro 743
2030 (512)
Cilegon
864 688 Parung 145 42 kapal
(493) 1040 400 270
(504)
3000 Tasik
499 (510) 184 391 707 106 507
574 595 601 1123 1240
500 3000 (496) (488) (479) (486) Kediri
(505) Muara Enim Rawalo (502)
Banten 1300 Bantul Pedan 1600
1300 1600
(506) (508)
Cilacap Pelang
Lampiran A.8.10
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

247
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran A.8

PENJELASAN LAMPIRAN A.8


PRAKIRAAN ALIRAN DAYA 2009 - 2018

Analisa aliran daya pada sistem Jawa Bali dilakukan dengan memperhitungkan seluruh pembangkit dan beban
yang ada pada neraca daya, meliputi sistem 500 kV, 150 kV dan 70 kV. Namun pada RUPTL 2009-2018 ini
hanya ditunjukkan hasil analisa aliran daya pada sistem transmisi 500 kV saja.

Prakiraan aliran daya sistem 500 kV di sistem Jawa Bali dari tahun 2009 sampai dengan 2018 dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Arah aliran daya tahun 2009 masih dari timur (Jatim dan Jateng) ke barat (Jabar, Jakarta dan Banten)
dengan transfer sebesar 1,600 MW. Tegangan sistem cukup baik, yaitu masih sesuai kriteria grid code,
tegangan tertinggi adalah di GITET Paiton (515 kV) dan terendah di GITET Cawang (488 kV). Konfigurasi
jaringan 500 kV masih sama dengan tahun 2008.
2. Aliran daya tahun 2010 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 800 MW.
Tegangan sistem cukup baik yaitu tertinggi di GITET Tanjung Jati B (515 kV) dan terendah di GITET Ran-
caekek (480 kV). Tambahan pembangkit baru pada tahun ini adalah: PLTU Suralaya #8 (630 MW), PLTU
Paiton #9 (660 MW), dan PLTGU Muaratawar Blok-5 (241 MW). Tambahan SUTET baru adalah SUTET
Suralaya Baru – Balaraja 2 sirkit. Tambahan GITET baru adalah GITET Rawalo, GITET Rancaekek dan
GITET Surabaya Selatan.
3. Aliran daya tahun 2011 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 1,700 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Tanjung Jati B (516 kV) dan terendah
di GITET Cawang (480 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU Cilacap Baru #1 (600 MW) dan
PLTGU Muaratawar Add-On (1,200 MW). Tambahan SUTET baru adalah SUTET Cilacap-Rawalo 2 sirkit.
Tambahan GITET adalah GITET Ngimbang yang berada di antara Ungaran-Krian.
4. Aliran daya tahun 2012 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 2,800 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Paiton (512 kV) dan terendah di GITET
Bekasi (479 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU IPP Tanjung Jati B Expansion #3,#4 (2x660
MW) dan PLTU IPP Paiton Expansion (800 MW). Tambahan SUTET baru adalah SUTET Tanjung Jati
B ke Ungaran/Pedan 2 sirkit, SUTET Paiton-Grati #3 1 sirkit, SUTET Kembangan-Balaraja 2 sirkit dan
SUTET Durikosambi-Kembangan 2 sirkit. Tambahan GITET baru adalah GITET Durikosambi.
SUTET Tanjung Jati B ke Ungaran/Pedan merupakan topologi sementara sebelum kemudian dibangun
SUTET Tanjung Jati B ke Mandirancan pada tahun 2014.
5. Aliran daya tahun 2013 arahnya masih dari timur ke barat dengan transfer daya sebesar 1,100 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Tanjung Jati B (514 kV) dan terendah
di GITET Bekasi (487 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU Indramayu Baru (2x1000 MW) dan
PLTU IPP Jabar/Ex. T.Jati A (2x660 MW) yang berlokasi dekat Cirebon. Tambahan SUTET baru adalah
SUTET Indramayu-Mandirancan 2 sirkit, SUTET Mandirancan-Cibatu 2 sirkit, SUTET Mandirancan - Ja-
bar/Ex. T.Jati A 2 sirkit. Tambahan GITET adalah GITET Tambun.

248
6. Aliran daya tahun 2014 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 900 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Tanjung Jati B (513 kV) dan terendah
di GITET Bekasi (484 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU Pemalang Infrastruktur (2x1000
MW), PLTU IPP Banten (600 MW) dan Upper Cisokan PS (4x250 MW). Tambahan SUTET baru adalah
SUTET PLTU Pemalang-Pemalang 2 sirkit, SUTET Durikosambi-Muarakarang 2 sirkit, SUTET Tanjung
Jati B-Mandirancan 2 sirkit, SUTET Banten-Cilegon 2 sirkit dan SUTET Grati-Kebon Agung-Kediri 1 sirkit.
Tambahan GITET baru adalah GITET Muarakarang, GITET Lengkong dekat Serpong dan GITET Kebon
Agung dekat Malang.
7. Aliran daya tahun 2015 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 1,600 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Kapal (515 kV) dan terendah di GITET
Bekasi (483 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTGU LNG Bojanegara (3x750 MW) yang berlo-
kasi dekat Serang. Tambahan SUTET baru adalah SUTET Paiton-Kapal 2 sirkit. Tambahan GITET baru
adalah GITET Kapal di Bali dan GITET Ngoro di Jawa Timur.
8. Aliran daya tahun 2016 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 1200 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Tanjung Jati B (519 kV) dan terendah
di GITET Bekasi (491 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTGU Cepu (4x750 MW), PLTU Mulut
Tambang di Sumatra yang dikirim ke stasiun konverter di Parung (3,000 MW). Tambahan SUTET baru
adalah SUTET HVDC Muara Enim-Parung. Pada tahun ini tidak ada tambahan GITET baru.
Injeksi daya sebesar 3000 MW dari sistem HVDC ke Cibinong dan Depok membuat pembebanan SUTET
terkait sangat tinggi. Pada RUPTL berikutnya akan dikaji opsi SUTET baru yang akan mengalirkan daya
dari Stasiun konverter Parung menuju PLTA Pompa Upper Cisokan.
9. Aliran daya tahun 2017 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 1200 MW.
Tegangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Indramayu (516 kV) dan terendah di
GITET Rancaekek (481 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTA Pompa Matenggeng (2x400 MW)
berlokasi dekat Majenang. Tambahan SUTET baru adalah SUTET Matenggeng-Rawalo 2 sirkit. Pada
tahun ini tidak ada tambahan GITET baru.
10. Aliran daya tahun 2018 arahnya masih dari timur ke barat, dengan transfer daya sebesar 800 MW. Tegan-
gan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GITET Indramayu (516 kV) dan terendah di GITET
Rancaekek (479 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU Pelang (2x1000 MW) dekat Trenggalek
dan PLTA Pompa Grindulu (4x250 MW) berlokasi dekat Pacitan. Tambahan SUTET baru adalah SUTET
Pelang-Kediri 2 sirkit dan SUTET Grindulu-Kebon Agung 2 sirkit. Tambahan GITET baru adalah GITET
Bantul.

Lokasi pembangkit yang dapat ditambah unit baru setelah tahun 2018 adalah PLTU Pemalang (1x1000 MW),
PLTU Jabar/Ex.Tjati A (1x1000), PLTU Cilacap Baru (1x1000 MW), PLTU Banten (1x1000 MW), PLTU Pelang
(1x1000 MW).

249
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran A.8

Calon lokasi lain di pulau Jawa yang dapat dibangun pembangkit termal berdasarkan studi PLN adalah Tang-
gul Angin di Kabupaten Kebumen, Tanjung Sedari di Kabupaten Karawang, Tanjung Kuntianak di Kabupaten
Pandeglang, Cihara di Kabupaten Malimping Lebak dan Tampora di Kabupaten Situbondo. Lima lokasi terse-
but merupakan kandidat yang mempunyai prioritas tertinggi dan dapat dikembangkan setelah tahun 2018.

Dalam hal setelah tahun 2018 akan dikembangkan transmisi HVDC Sumatra-Jawa bipole ke dua, maka di-
perkirakan terdapat beberapa calon lokasi stasiun konverter di pulau Jawa, yaitu Teluk Naga, Muarakarang
dan Muara Tawar. Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut adalah: (i) kedekatan dengan pusat beban, (ii)
jaringan SUTET di Parung lokasi stasiun konverter bipole pertama sudah sulit dikembangkan.

250
Lampiran A.9
KEBUTUHAN INVESTASI
SISTEM JAWA BALI
Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) - PLN

252
[Disbursement Schedule]
Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) - PLN [Disbursement Schedule]
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc - 1,596.5 3,441.0 1,258.2 1,358.5 1,541.0 516.0 1,680.5 1,260.0 1,191.5 2,778.2 16,621.4
Pembangkit Lc - 711.8 1,244.5 540.1 631.5 759.0 344.0 769.5 540.0 594.3 1,383.8 7,518.6
Total - 2,308.3 4,685.5 1,798.3 1,990.0 2,300.0 860.0 2,450.0 1,800.0 1,785.9 4,162.0 24,140.0
Lampiran A.9

Fc 298.3 1,073.1 1,113.5 568.8 588.2 738.0 1,522.2 541.8 1,015.6 366.0 242.1 8,067.7
Lc 64.7 388.5 222.3 140.3 175.5 220.9 319.9 167.5 245.0 105.9 64.1 2,114.5
Tenaga Listrik 2009-2018

Penyaluran
Rencana Usaha Penyediaan

Total 363.0 1,461.6 1,335.8 709.1 763.7 958.9 1,842.1 709.3 1,260.6 471.9 306.3 10,182.2
Fc -
Distribusi Lc 464.4 494.0 663.6 665.7 703.8 766.0 831.3 873.0 963.6 1,061.2 1,066.9 8,553.3
Total 464.4 494.0 663.6 665.7 703.8 766.0 831.3 873.0 963.6 1,061.2 1,066.9 8,553.3
Fc 298.3 2,669.6 4,554.5 1,827.0 1,946.7 2,279.0 2,038.2 2,222.3 2,275.6 1,557.5 3,020.3 24,689.1
Total Lc 529.1 1,594.3 2,130.5 1,346.1 1,510.8 1,745.9 1,495.2 1,809.9 1,748.6 1,761.4 2,514.8 18,186.5
Total 827.3 4,263.9 6,685.0 3,173.1 3,457.5
Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) – PLN 4,024.9 3,533.4 4,032.3 4,024.2 3,319.0 5,535.1 42,875.5

[Fixed Asset Addition]


Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) – PLN [Fixed Asset Addition]
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total

PLTG FC - - - - - - - 490.0 - 420.0 - 910.0


LC - - - - - - - 210.0 - 180.0 - 390.0
PLTU FC - 1,036.5 3,061.3 1,174.2 770.5 1,541.0 - 770.5 - - 1,541.0 9,895.0
LC - 471.8 1,081.8 504.1 379.5 759.0 - 379.5 - - 759.0 4,334.7
PLTD FC - - - - - - - - - - - -
LC - - - - - - - - - - - -
PLTGU FC - 560.0 379.7 84.0 588.0 - - 420.0 1,260.0 420.0 840.0 4,551.7
LC - 240.0 162.7 36.0 252.0 - - 180.0 540.0 180.0 360.0 1,950.7
PLTA FC - - - - - - 118.8 - - - - 118.8
LC - - - - - - 79.2 - - - - 79.2
PLTP FC - - - - - - - - - - - -
LC - - - - - - - - - - - -
PS FC - - - - - - 397.2 - - 351.5 397.2 1,145.9
LC - - - - - - 264.8 - - 234.3 264.8 763.9
PLTN FC - - - - - - - - - - - -
LC - - - - - - - - - - - -
Jum lah FC - 1,596.5 3,441.0 1,258.2 1,358.5 1,541.0 516.0 1,680.5 1,260.0 1,191.5 2,778.2 16,621.4
LC - 711.8 1,244.5 540.1 631.5 759.0 344.0 769.5 540.0 594.3 1,383.8 7,518.6
Seluruh - 2,308.3 4,685.5 1,798.3 1,990.0 2,300.0 860.0 2,450.0 1,800.0 1,785.9 4,162.0 24,140.0
Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) – PLN
[Disbursement
Proyeksi Kebutuhan Schedule]
Investasi (M USD) – PLN [Disbursement
- OngoingSchedule]
Project- Ongoing Project
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total

PLTG FC -
LC -
PLTU FC 1,345.8 1,031.3 544.7 2,921.8
LC 425.4 313.1 177.7 916.2
PLTD FC -
LC -
PLTGU FC -
LC -
PLTA FC -
LC -
PLTP FC -
LC -
PS FC -
LC -
PLTN FC -
LC -
Jum lah FC 1,345.8 1,031.3 544.7 - - - - - - - - 2,921.8
LC 425.4 313.1 177.7 - - - - - - - - 916.2
Seluruh 1,771.2 1,344.4 722.4 - - - - - - - - 3,838.0

253
Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) – PLN

254
[Fixed
Proyeksi Kebutuhan Asset
Investasi Addition]
(M USD) - Ongoing
– PLN [Fixed Asset Addition]
Project- Ongoing Project
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total

PLTG FC -
LC -
PLTU FC 1,036.5 2,830.2 480.8 4,347.4
Lampiran A.9

LC 471.8 968.0 162.5 1,602.3


PLTD FC -
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

LC -
PLTGU FC -
LC -
PLTA FC -
LC -
PLTP FC -
LC -
PS FC -
LC -
PLTN FC -
LC -
Jum lah FC - 1,036.5 2,830.2 480.8 - - - - - - - 4,347.4
LC - 471.8 968.0 162.5 - - - - - - - 1,602.3
Seluruh - 1,508.3 3,798.1 643.3 - - - - - - - 5,949.7
Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) - IPP
[Disbursement Schedule]

Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) - IPP [Disbursement Schedule]

BASE 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
0.0
PLTG FC 21.0 31.5 - - - - - - - - - 52.5
LC 13.5 9.0 - - - - - - - - - 22.5
PLTU FC 342.1 724.7 985.9 1,144.6 1,198.9 1,139.6 1,131.1 785.9 439.2 138.7 - 8,030.5
LC 227.3 378.2 485.9 578.9 579.5 549.5 526.7 330.2 193.5 68.3 - 3,918.1
PLTD FC - - - - - - - - - - - -
LC - - - - - - - - - - - -
PLTGU FC - - - - - - - - - - - -
LC - - - - - - - - - - - -
PLTA FC - - 13.8 37.2 57.0 46.8 13.2 - - - - 168.0
LC - - 13.6 29.2 33.6 26.8 8.8 - - - - 112.0
PLTP FC 49.8 26.5 54.3 172.5 309.5 272.2 168.4 209.0 467.5 458.3 227.9 2,416.0
LC 26.7 13.1 22.3 81.2 150.7 143.3 81.0 93.1 224.2 244.4 112.3 1,192.2
PS FC - - - - - - - - - - - -
LC - - - - - - - - - - - -
PLTN FC - - - - - - - - - - - -
LC - - - - - - - - - - - -
Jumlah FC 413.0 782.7 1,053.9 1,354.2 1,565.4 1,458.5 1,312.7 995.0 906.7 597.0 227.9 10,667.1
LC 267.6 400.2 521.8 689.3 763.8 719.6 616.5 423.2 417.8 312.7 112.3 5,244.8
Seluruh 680.5 1,182.9 1,575.7 2,043.5 2,329.2 2,178.1 1,929.3 1,418.2 1,324.5 909.7 340.2 15,911.9

255
Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) - IPP

256
[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) - IPP [Fixed Asset Addition]
With LNG 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
-
PLTG FC - 52.5 - - - - - - - - - 52.5
LC - 22.5 - - - - - - - - - 22.5
PLTU FC - - 100.2 1,209.7 1,202.0 739.7 1,787.6 770.5 1,386.9 924.6 - 8,121.1
LC - - 49.3 595.8 592.0 364.3 880.4 379.5 683.1 455.4 - 3,999.9
Lampiran A.9

PLTD FC - - - - - - - - - - - -
LC - - - - - - - - - - - -
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

PLTGU FC - - - - - - - - - - - -
LC - - - - - - - - - - - -
PLTA FC - - - - - 36.0 132.0 - - - - 168.0
LC - - - - - 24.0 88.0 - - - - 112.0
PLTP FC 48.2 88.4 - - 180.9 333.7 406.0 32.2 112.6 514.6 759.8 2,476.3
LC 23.8 43.6 - - 89.1 164.3 200.0 15.8 55.4 253.4 374.2 1,219.7
PS FC - - - - - - - - - - - -
LC - - - - - - - - - - - -
PLTN FC - - - - - - - - - - - -
LC - - - - - - - - - - - -
Jumlah FC 48.2 140.9 100.2 1,209.7 1,382.9 1,109.3 2,325.6 802.7 1,499.5 1,439.2 759.8 10,817.9
LC
Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) – PLN dan IPP
23.8 66.1 49.3 595.8 681.1 552.7 1,168.4 395.3 738.5 708.8 374.2 5,354.1
Seluruh 72.0 207.0 149.5 1,805.5 2,064.0 1,662.0 3,494.0 1,198.0 2,238.0 2,148.0 1,134.0 16,172.0
[Disbursement Schedule]
Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) – PLN dan IPP [Disbursement Schedule]
BASE 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
0.0
PLTG FC 21.0 31.5 - - - - 196.0 294.0 168.0 252.0 - 962.5
LC 13.5 9.0 - - - - 126.0 84.0 108.0 72.0 - 412.5
PLTU FC 1,946.0 2,287.6 2,316.5 2,019.1 1,853.8 1,640.4 1,400.8 1,209.7 978.5 523.9 231.2 16,407.5
LC 810.2 987.3 1,052.6 971.7 883.1 777.2 678.5 576.8 421.2 220.1 113.9 7,492.8
PLTD FC - - - - - - - - - - - -
LC - - - - - - - - - - - -
PLTGU FC 243.9 410.7 332.6 218.4 294.0 84.0 378.0 672.0 924.0 462.0 420.0 4,439.7
LC 161.1 127.5 147.7 108.0 50.4 72.0 288.0 324.0 324.0 180.0 72.0 1,854.7
PLTA FC - - 13.8 61.0 92.6 82.4 37.0 - - - - 286.8
LC - - 13.6 45.0 57.4 50.6 24.6 - - - - 191.2
PLTP FC 49.8 26.5 54.3 172.5 309.5 272.2 168.4 209.0 467.5 458.3 227.9 2,416.0
LC 26.7 13.1 22.3 81.2 150.7 143.3 81.0 93.1 224.2 244.4 112.3 1,192.2
PS FC - 39.7 59.6 99.3 134.5 171.9 167.3 187.2 169.6 97.0 19.9 1,145.9
LC - 26.5 39.7 79.4 76.4 114.6 123.3 126.3 99.8 64.7 13.2 763.9
PLTN FC - - - - - - - - - - - -
LC - - - - - - - - - - - -
Jumlah FC 2,260.8 2,796.0 2,776.8 2,570.2 2,684.5 2,250.9 2,347.5 2,571.9 2,707.7 1,793.2 898.9 25,658.4
LC 1,011.5 1,163.3 1,276.0 1,285.4 1,217.9 1,157.6 1,321.4 1,204.2 1,177.3 781.2 311.4 11,907.3
Seluruh 3,272.3 3,959.4 4,052.7 3,855.6 3,902.4 3,408.5 3,668.9 3,776.1 3,885.0 2,574.5 1,210.3 37,565.7
Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) – PLN dan IPP
[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi (M USD) – PLN dan IPP [Fixed Asset Addition]
With LNG 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
-
PLTG FC - 52.5 - - - - - 490.0 - 420.0 - 962.5
LC - 22.5 - - - - - 210.0 - 180.0 - 412.5
PLTU FC - 1,036.5 3,161.5 2,383.9 1,972.5 2,280.7 1,787.6 1,541.0 1,386.9 924.6 1,541.0 18,016.1
LC - 471.8 1,131.2 1,099.9 971.5 1,123.3 880.4 759.0 683.1 455.4 759.0 8,334.7
PLTD FC - - - - - - - - - - - -
LC - - - - - - - - - - - -
PLTGU FC - 560.0 379.7 84.0 588.0 - - 420.0 1,260.0 420.0 840.0 4,551.7
LC - 240.0 162.7 36.0 252.0 - - 180.0 540.0 180.0 360.0 1,950.7
PLTA FC - - - - - 36.0 250.8 - - - - 286.8
LC - - - - - 24.0 167.2 - - - - 191.2
PLTP FC 48.2 88.4 - - 180.9 333.7 406.0 32.2 112.6 514.6 759.8 2,476.3
LC 23.8 43.6 - - 89.1 164.3 200.0 15.8 55.4 253.4 374.2 1,219.7
PS FC - - - - - - 397.2 - - 351.5 397.2 1,145.9
LC - - - - - - 264.8 - - 234.3 264.8 763.9
PLTN FC - - - - - - - - - - - -
LC - - - - - - - - - - - -
Jumlah FC 48.2 1,737.4 3,541.2 2,467.9 2,741.4 2,650.3 2,841.6 2,483.2 2,759.5 2,630.7 3,538.0 27,439.3
LC 23.8 777.9 1,293.9 1,135.9 1,312.6 1,311.7 1,512.4 1,164.8 1,278.5 1,303.2 1,758.0 12,872.7
Seluruh 72.0 2,515.3 4,835.0 3,603.8 4,054.0 3,962.0 4,354.0 3,648.0 4,038.0 3,933.9 5,296.0 40,312.0

257
258
Kebutuhan Investasi Pengembangan Distribusi
Kebutuhan Investasi Pengembangan Distribusi

Tahun JTM JTR Trafo Pelanggan SCADA Jumlah


2008 164.11 62.47 82.88 86.05 68.86 464.38
Lampiran A.9

2009 193.27 62.82 103.89 90.79 43.20 493.96


Tenaga Listrik 2009-2018

2010 285.64 73.85 145.30 114.09 44.77 663.65


Rencana Usaha Penyediaan

2011 265.77 77.47 151.98 122.67 47.78 665.68


2012 267.98 83.55 173.24 131.94 47.09 703.82
2013 283.50 89.67 199.18 142.13 51.56 766.04
2014 331.03 89.64 210.89 143.69 56.01 831.25
2015 317.56 96.28 242.20 154.73 62.21 872.98
2016 362.86 102.18 276.48 156.19 65.86 963.58
2017 389.20 109.71 323.53 166.40 72.32 1,061.17
2018 334.24 115.64 358.97 179.61 78.40 1,066.85
Jumlah 3,195.15 963.29 2,268.54 1,488.28 638.08 8,553.34
Proyeksi Kebutuhan Invetasi
Pembangkit, Penyaluran dan Distribusi
[Disbursement Schedule]
Proyeksi Kebutuhan Invetasi Pembangkit, Penyaluran dan Distribusi [Disbursement Schedule]
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc - 1,596.5 3,441.0 1,258.2 1,358.5 1,541.0 516.0 1,680.5 1,260.0 1,191.5 2,778.2 16,621.4
Pembangkit Lc - 711.8 1,244.5 540.1 631.5 759.0 344.0 769.5 540.0 594.3 1,383.8 7,518.6
Total - 2,308.3 4,685.5 1,798.3 1,990.0 2,300.0 860.0 2,450.0 1,800.0 1,785.9 4,162.0 24,140.0
Fc 298.3 1,073.1 1,113.5 568.8 588.2 738.0 1,522.2 541.8 1,015.6 366.0 242.1 8,067.7
Penyaluran Lc 64.7 388.5 222.3 140.3 175.5 220.9 319.9 167.5 245.0 105.9 64.1 2,114.5
Total 363.0 1,461.6 1,335.8 709.1 763.7 958.9 1,842.1 709.3 1,260.6 471.9 306.3 10,182.2
Fc -
Distribusi Lc 464.4 494.0 663.6 665.7 703.8 766.0 831.3 873.0 963.6 1,061.2 1,066.9 8,553.3
Total 464.4 494.0 663.6 665.7 703.8 766.0 831.3 873.0 963.6 1,061.2 1,066.9 8,553.3
Fc 298.3 2,669.6 4,554.5 1,827.0 1,946.7 2,279.0 2,038.2 2,222.3 2,275.6 1,557.5 3,020.3 24,689.1
Total Lc 529.1 1,594.3 2,130.5 1,346.1 1,510.8 1,745.9 1,495.2 1,809.9 1,748.6 1,761.4 2,514.8 18,186.5
Total 827.3
Proyeksi Kebutuhan Invetasi
4,263.9 6,685.0 3,173.1 3,457.5 4,024.9 3,533.4 4,032.3 4,024.2 3,319.0 5,535.1 42,875.5
Pembangkit, Penyaluran dan Distribusi
[Fixed Asset
Proyeksi Kebutuhan Invetasi Pembangkit, Addition]
Penyaluran dan Distribusi [Fixed Asset Addition]

Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 1,847.9 2,013.3 1,722.8 1,216.0 1,119.0 792.4 1,034.8 1,577.0 1,801.0 1,196.3 671.0 14,991.4
Pembangkit Lc 744.0 763.1 754.2 596.1 454.2 438.1 704.9 781.0 759.5 468.5 199.1 6,662.5
Total 2,591.8 2,776.5 2,477.0 1,812.0 1,573.2 1,230.4 1,739.7 2,357.9 2,560.5 1,664.7 870.1 21,653.8
Fc 926.2 996.5 681.6 614.3 864.9 1,169.3 832.7 790.9 471.2 218.5 48.4 7,614.4
Penyaluran Lc 289.6 206.1 162.6 190.1 256.0 249.0 213.7 181.6 103.1 42.7 6.4 1,900.9
Total 1,215.8 1,202.6 844.2 804.4 1,120.8 1,418.3 1,046.4 972.6 574.3 261.1 54.8 9,515.4
Fc -
Distribusi Lc 464.4 494.0 663.6 665.7 703.8 766.0 831.3 873.0 963.6 1,061.2 1,066.9 8,553.3
Total 464.4 494.0 663.6 665.7 703.8 766.0 831.3 873.0 963.6 1,061.2 1,066.9 8,553.3
Fc 2,774.1 3,009.8 2,404.5 1,830.3 1,983.9 1,961.6 1,867.4 2,367.9 2,272.1 1,414.8 719.4 22,605.8
Total Lc 1,498.0 1,463.2 1,580.4 1,451.9 1,413.9 1,453.1 1,749.9 1,835.6 1,826.2 1,572.3 1,272.4 17,116.8
Total 4,272.1 4,473.0 3,984.8 3,282.1 3,397.8 3,414.8 3,617.3 4,203.5 4,098.3 2,987.1 1,991.8 39,722.5

259
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.9 A.9

PENJELASAN Lampiran A.9


KEBUTUHAN DANA INVESTASI DAN
SUMBER PENDANAAN SISTEM JAWA BALI

Untuk melaksanakan pembangunan pembangkit, transmisi dan distribusi baik oleh IPP maupun oleh PLN
sampai dengan tahun 2018 di sistem Jawa Bali dibutuhkan dana investasi sebesar US$ 55,63 milyar atau
rata-rata US$ 5,6 milyar per tahun.

Disbursement schedule tahunan sebagaimana diperlihatkan pada Tabel A.9.1 dan Gambar A.9.1.
Kebutuhan tersebut terdiri atas USD 39.7 milyar porsi PLN dan sisanya oleh IPP sebesar USD 15.9 milyar.
Disbursment schedule pada 2 tahun terakhir mengalami penurunan yang cukup tajam dimana sekitar hanya
50% dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena disbursment proyek-proyek yang beroperasi
setelah 2018 tidak termasuk dalam perhitungan.

Tabel A.9.1 Kebutuhan Investasi Sistem Jawa-Bali Proyek PLN dan IPP
Pembangkit Penyaluran Dist, Jumlah
Tahun  Jumlah 
Fc Lc Fc Lc Lc Fc Lc
2008 2.260,8 1.011,5 926,2 289,6 464,4 3.187,1 1.765,5 4.952,6
2009 2.796,0 1.163,3 996,5 206,1 494,0 3.792,5 1.863,4 5.655,9
2010 2.776,8 1.276,0 681,6 162,6 663,6 3.458,4 2.102,2 5.560,6
2011 2.570,2 1.285,4 614,3 190,1 665,7 3.184,5 2.141,2 5.325,7
2012 2.684,5 1.217,9 864,9 256,0 703,8 3.549,3 2.177,7 5.727,0
2013 2.250,9 1.157,6 1.169,3 249,0 766,0 3.420,1 2.172,7 5.592,8
2014 2.347,5 1.321,4 832,7 213,7 831,3 3.180,1 2.366,4 5.546,6
2015 2.571,9 1.204,2 790,9 181,6 873,0 3.362,8 2.258,8 5.621,6
2016 2.707,7 1.177,3 471,2 103,1 963,6 3.178,8 2.244,0 5.422,8
2017 1.793,2 781,2 218,5 42,7 1.061,2 2.011,7 1.885,0 3.896,8
2018 898,9 311,4 48,4 6,4 1.066,9 947,4 1.384,6 2.332,0
Jumlah 25.658,4 11.907,3 7.614,4 1.900,9 8.553,3 33.272,8 22.361,6 55.634,4

4500
M USD

4000
3500
3000 Pembangkit
2500 Transmisi
Distribusi
2000
1500
1000
500
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tahun
Gambar A.9.1 Kebutuhan Dana Investasi

260
Porsi PLN
Dana yang dibutuhkan PLN hingga tahun 2018 sangat besar, yaitu mencapai US$ 39,7 milyar atau rata-rata
US$ 4 milyar per tahun. Kebutuhan tersebut terdiri atas US$ 21,7 milyar untuk pendanaan proyek pembangkit,
US$ 9,5 milyar untuk pendanaan proyek transmisi dan gardu induk serta US$ 8,5 milyar pendanaan proyek
distribusi.

Sumber Pendanaan
Sebagaimana dijelaskan pada butir 5.5 sumber pendanaan untuk proyek PLN selama ini terdiri atas dana inter-
nal PLN, pinjaman bilateral/multilateral berupa pinjaman lunak dan kredit ekspor, pinjaman dari bank domestik,
obligasi, APBN dan hibah luar negeri.
Proses untuk memperoleh pinjaman bilateral/multilateral berupa pinjaman lunak membutuhkan waktu yang
cukup lama, harus tercantum dalam Blue Book Bappenas, sehingga sumber dana ini sesuai untuk mendanai
proyek-proyek dengan karakteristik sebagai berikut:
− Pelaksanaannya multiyears
− Tidak mendesak, jadwal operasi 6 atau 7 tahun lagi
− Renewable energy yang risikonya tinggi sehingga kurang menarik bagi investor swasta, antara lain
proyek PLTA dan PLTP.
Sumber pendanaan kredit ekspor, pinjaman dari bank domestik atau obligasi dan APBN diperuntukkan untuk
proyek-proyek sangat mendesak.
Sumber pendanaan APLN diperuntukkan untuk mendanai proyek distribusi dan sebagian proyek transmisi dan
gardu induk, dan dana pendamping proyek pembangkit dan transmisi.
Sumber pendanaan hibah luar negeri diperuntukkan untuk mendanai technical assistance menyusun pre-fea-
sibility study, feasibility study dan basic design.
Berdasarkan hasil pembahasan terakhir dengan Bappenas, proyek-proyek PLN di sistem Jawa – Bali yang
diusulkan untuk didanai dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri - PHLN (sumber dana bilateral/multilateral, hibah
dan kredit eksport) adalah seperti ditampilkan pada Tabel A.9.2 berikut.

Tabel A.9.2 Daftar Usulan PHLN 2006-2009 di Sistem Jawa – Bali


Biaya (M USD)
No. Nama Proyek Kegiatan Dana
Pinjaman  Jumlah 
Pendamping
1 Upper Cisokan Pumped Storage Konstruksi 592,9 254,1 847,0
2 Jawa Bali Cossing Konstruksi 286,4 41,7 328,1
3 Rehabilitation of Paiton Rehabilitasi 41,1 7,2 48,3
4 Rehabilitation of Saguling Rehabilitasi 13,4 2,4 15,8
5 Muara Tawar Add On Konstruksi 850,0 150,0 1.000,0
6 Java - Bali Submarine Konstruksi 52,5 9,3 61,7
7 E/D & Supervision of HVDC Konstruksi 40,0 0,0 40,0

261
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan
Lampiran
Lampiran
A.9 A.9

Biaya (M USD)
No. Nama Proyek Kegiatan Dana
Pinjaman  Jumlah 
Pendamping
8 Java - Bali Distribution Konstruksi 100.0 15.0 115.0
9 Muara Jawa STCPP Konstruksi 221,0 39,0 260,0
10 Grindulu Pumped Storage T/A 10,0 10,0
11 Matenggeng Pumped Strorage T/A 10,0 10,0
12 Poeger Pumped Storage T/A 10,0 10,0
Scattered Transmission and
13 Konstruksi 500,0 500,0
Substation
  Jumlah   2.727,3 518,7 3.245,9

Tabel����������������������������������������������������������������������������������������������
A.9.2 menunjukkan bahwa usulan PHLN 2006 – 2009 membutuhkan pendanaan US$ 3,246 milyar untuk
mendanai 8 proyek konstruksi, 2 proyek rehabilitasi dan 3 technical assistance.
Sejauh ini donor yang telah mengindikasikan minatnya untuk mendanai proyek tersebut pada Tabel A.9.2
adalah:
− IBRD untuk mendanai proyek Upper Cisokan Pumped Storage power plant dengan pinjaman USD 593
juta dan feasibility study Matenggeng Pumped Storage Power Plant Project.
− JICA (dulu dikenal dengan JBIC) tertarik untuk mendanai proyek transmisi HVDC 500 kV Sumatera– Jawa
yang akan didanai secara bertahap, dimana tahap awal hanya mendanai review engineering design dan
engineering supervision sebesar US$ 40 juta. Loan agreement diperkirakan Maret 2009 dan loan untuk
konstruksi akan dilakukan Maret 2010.
− JBIC Credit Line (Credit export) untuk mendanai rehabilitasi PLTU Paiton dan PLTA Saguling sekitar US$
65 juta.
− ADB berminat mendanai proyek Jawa – Bali Crossing.
Proyek Muara Tawar Add on dan Java-Bali 150 kV submarine cable sedang diusahakan untuk dapat didanai
dengan kredit ekspor.

262
LAMPIRAN B

sISTEM luar jAWA - bALI


b .1 Sistem Sumatera

b.2 Sistem Kalimantan

B.3 Sistem sulawesi

B.4 Sistem Maluku dan papua

B.5 Sistem ntb dan ntt

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2009-2018

RUPTL-Lampiran B.indd 263 1/14/09 3:08:24 PM


RUPTL-Lampiran B.indd 264 1/14/09 3:08:24 PM
Lampiran B.1
SISTEM SUMATERA

1.1 PROYEKSI
B.1.1 PROYEKSIKEBUTUHAN
KEBUTUHANTENAGA
TENAGALISTRIK�
LISTRIK�

1.2 NERACA
B.1.2 NERACADAYA
DAYADAN
DANRINCIAN
RINCIANPEMBANGKIT
PEMBANGKIT

1.3 NERACA
B.1.3 NERACAENERGI
ENERGIDAN
DANPROYEKSI
PROYEKSIKEBUTUHAN
KEBUTUHANBAHAN
BAHANBAKAR
BAKAR

1.4 RENCANA
B.1.4 RENCANAPENGEMBANGAN
PENGEMBANGANPENYALURAN
PENYALURAN

1.5 PETA
B.1.5 PETARENCANA
RENCANAPENGEMBANGAN
PENGEMBANGANPENYALURAN
PENYALURAN

1.6 CAPACITY
B.1.6 CAPACITYBALANCE
BALANCEGARDU
GARDUINDUK
INDUK

1.7 KEBUTUHAN
B.1.7 KEBUTUHANFISIK
FISIKPENGEMBANGAN
PENGEMBANGANDISTRIBUSI
DISTRIBUSI

1.8 ANALISA
B.1.8 ANALISAALIRAN
ALIRANDAYA
DAYASISTEM
SISTEM

1.9 KEBUTUHAN
B.1.9 KEBUTUHANINVESTASI
INVESTASI

RUPTL-Lampiran B.indd 265 1/14/09 3:08:24 PM


RUPTL-Lampiran B.indd 266
266
PROYEKSI KEBUTUHAN
Energy TENAGA
And Load LISTRIK
Demand SUMATERA
Forecast
Wilayah NAD
Energy and Load Demand Forecast Wilayah NAD

Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Lampiran B.1.1
Tenaga Listrik 2009-2018

Total Population (10^3) 4,084.8 4,098.2 4,112.2 4,123.2 4,135.4 4,146.7 4,156.7 4,166.3 4,174.6 4,182.4 4,188.2
Rencana Usaha Penyediaan

- Growth Rate (%) 0.36 0.33 0.34 0.27 0.30 0.27 0.24 0.23 0.20 0.19 0.14
Growth of GDP (%) 5.3 5.3 5.3 5.3 5.2 5.2 4.8 4.8 4.8 4.7 4.7
Electrification Ratio (%) 78.7 81.7 84.3 87.1 89.5 91.7 94.0 96.2 98.6 100.0 100.0

Energy Sales (GWh) 1,058.4 1,145.9 1,231.7 1,324.2 1,407.7 1,496.6 1,591.1 1,691.5 1,798.3 1,912.0 2,031.7
- Growth Rate (%) 8.1 8.3 7.5 7.5 6.3 6.3 6.3 6.3 6.3 6.3 6.3
-- Residential 714.9 782.3 849.2 921.6 987.1 1,057.0 1,131.5 1,210.8 1,295.4 1,385.7 1,481.8
-- Commercial 137.3 152.1 165.2 179.3 192.3 206.2 220.9 236.7 253.6 271.5 289.0
-- Public 149.3 153.0 156.9 160.9 164.3 167.8 171.3 174.8 178.4 182.1 186.1
-- Industrial 56.9 58.5 60.4 62.4 64.0 65.7 67.4 69.1 70.9 72.7 74.8

Power Contracted (MVA) 699.9 752.9 803.7 857.9 906.2 957.1 1,010.6 1,066.9 1,126.1 1,188.4 1,252.5
-- Residential 471.6 503.5 534.1 566.2 594.4 623.8 654.3 686.1 719.1 753.5 789.2
-- Commercial 105.7 121.4 135.4 150.8 165.1 180.5 197.0 214.8 233.9 254.5 274.5
-- Public 85.1 90.2 96.0 102.2 107.6 113.4 119.5 125.8 132.5 139.5 147.4
-- Industrial 37.5 37.8 38.3 38.7 39.1 39.5 39.8 40.2 40.6 41.0 41.5
65,000 46,503 44,185 46,190 40,438 41,918 43,359 44,928 46,547 48,313 49,647
Number of Customer 866,680 913,183 957,368 1,003,558 1,043,996 1,085,913 1,129,272 1,174,200 1,220,746 1,269,059 1,318,706
-- Residential 792,260 833,849 873,588 915,086 951,345 988,893 1,027,691 1,067,851 1,109,414 1,152,508 1,197,006
-- Commercial 47,900 51,841 55,243 58,856 62,113 65,535 69,125 72,897 76,858 81,025 84,999
-- Public 25,475 26,438 27,470 28,538 29,451 30,389 31,350 32,336 33,350 34,392 35,556
-- Industrial 1,045 1,055 1,066 1,078 1,087 1,096 1,106 1,115 1,125 1,134 1,146

Total Production (GWh) 3) 1,199.7 1,313.6 1,395.1 1,478.6 1,563.2 1,652.8 1,747.5 1,852.7 1,965.4 2,089.8 2,218.2
Energy Requirement (GWh) 1,224.7 1,306.4 1,387.5 1,470.5 1,554.6 1,643.8 1,737.9 1,842.6 1,954.6 2,078.3 2,206.0
Station Use (%) 2) (2.1) 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
T&D Losses (%) 1) 13.48 12.19 11.13 9.85 9.35 8.85 8.35 8.10 7.91 7.91 7.81
PS GI&Dis (%) 1) 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09
Load Factor (%) 57.3 59.0 59.1 59.2 59.4 59.5 59.7 59.9 60.5 60.6 61.4
Peak Load (MW) 239 254 270 285 301 317 334 353 371 394 413

1/14/09 3:08:26 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 267
Energy And Load Demand Forecast
Energy and LoadWilayah Forecast Wilayah Sumut
Demand Sumut

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Total Population (10^3) 12,914.6 13,066.6 13,217.6 13,358.6 13,503.4 13,645.9 13,785.3 13,923.6 14,056.0 14,185.8 14,313.0
- Growth Rate (%) 1.21 1.18 1.16 1.07 1.08 1.06 1.02 1.00 0.95 0.92 0.90
Growth of GDP (%) 6.7 6.7 6.7 6.7 6.7 6.7 6.3 6.3 6.3 6.3 6.3
Electrification Ratio (%) 78.2 80.9 83.4 85.7 87.8 89.4 90.9 92.3 93.5 94.6 95.5

Energy Sales (GWh) 5,714.0 6,246.0 6,826.0 7,470.2 8,180.3 8,962.9 9,822.3 10,772.9 11,760.9 12,849.0 14,041.9
- Growth Rate (%) 10.5 9.3 9.3 9.4 9.5 9.6 9.6 9.7 9.2 9.3 9.3
-- Residential 2,345.1 2,555.6 2,780.5 3,031.4 3,305.7 3,604.7 3,927.9 4,282.7 4,633.2 5,015.5 5,426.0
-- Commercial 839.5 953.7 1,083.2 1,230.3 1,397.3 1,587.1 1,802.2 2,046.5 2,298.6 2,581.9 2,900.0
-- Public 429.9 491.1 560.8 640.4 731.3 835.0 953.2 1,088.1 1,242.1 1,417.7 1,618.0
-- Industrial 2,099.5 2,245.6 2,401.5 2,568.1 2,746.0 2,936.1 3,138.9 3,355.6 3,586.9 3,834.0 4,097.9

Power Contracted (MVA) 2,947.3 3,113.9 3,286.2 3,464.1 3,645.8 3,830.1 4,021.8 4,221.9 4,430.9 4,649.4 4,876.0
-- Residential 1,563.7 1,633.5 1,701.6 1,767.5 1,828.7 1,883.4 1,935.9 1,986.5 2,034.9 2,080.9 2,122.2
-- Commercial 445.2 471.7 500.1 530.6 563.3 598.4 635.9 676.0 719.0 764.9 813.9
-- Public 194.2 210.6 228.5 247.8 268.8 291.5 316.1 342.8 371.7 403.1 437.0
-- Industrial 744.2 798.1 856.0 918.2 985.1 1,056.9 1,133.9 1,216.6 1,305.3 1,400.6 1,502.9
124,626 124,169 121,702 118,533 111,576 102,022 99,367 97,387 95,095 92,505 86,584
Number of Customer 2,452,896 2,577,065 2,698,767 2,817,300 2,928,876 3,030,898 3,130,265 3,227,652 3,322,747 3,415,251 3,501,836
-- Residential 2,298,910 2,411,672 2,521,122 2,626,485 2,723,902 2,810,703 2,893,719 2,973,527 3,049,719 3,121,899 3,186,627
-- Commercial 88,665 94,621 100,967 107,738 114,962 122,671 130,884 139,646 148,994 158,967 169,608
-- Public 60,988 66,117 71,678 77,706 84,240 91,325 99,005 107,331 116,358 126,143 136,751
-- Industrial 4,332 4,655 5,001 5,372 5,771 6,199 6,657 7,149 7,676 8,242 8,850

Total Production (GWh) 3) 6,382.3 6,914.6 7,530.9 8,221.7 8,979.5 9,817.0 10,734.7 11,748.0 12,797.4 13,951.2 15,213.3
Energy Requirement (GWh) 6,382.3 6,914.6 7,530.9 8,221.7 8,979.5 9,817.0 10,734.7 11,748.0 12,797.4 13,951.2 15,213.3
Station Use (%) 2) - - - - - - - - - - -
T&D Losses (%) 1) 10.46 9.66 9.35 9.13 8.89 8.69 8.49 8.29 8.09 7.89 7.69
PS GI&Dis (%) 1) 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Load Factor (%) 63.6 63.8 64.0 64.2 64.4 64.6 64.8 65.0 65.2 65.4 65.6
Peak Load (MW) 1,146 1,237 1,343 1,462 1,592 1,735 1,891 2,064 2,241 2,436 2,648
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

267

1/14/09 3:08:27 PM
Energy And Load Demand Forecast

RUPTL-Lampiran B.indd 268


268
Energy and LoadWilayah
Demand Sumbar
Forecast Wilayah Sumbar
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Total Population (10^3) 4,480.7 4,507.3 4,535.3 4,564.9 4,597.4 4,631.2 4,662.6 4,693.4 4,713.2 4,733.3 4,752.5
- Growth Rate (%) 0.61 0.59 0.62 0.65 0.71 0.74 0.68 0.66 0.42 0.43 0.41
Lampiran B.1.1

Growth of GDP (%) 6.4 6.4 6.4 6.4 6.4 6.4 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
Tenaga Listrik 2009-2018

Electrification Ratio (%) 65.8 68.0 70.3 72.8 75.3 77.9 80.7 83.6 86.6 89.7 93.0
Rencana Usaha Penyediaan

Energy Sales (GWh) 1,895.5 2,017.8 2,147.2 2,284.0 2,428.8 2,582.0 2,743.9 2,915.1 3,096.2 3,287.6 3,490.0
- Growth Rate (%) 6.1 6.5 6.4 6.4 6.3 6.3 6.3 6.2 6.2 6.2 6.2
-- Residential 767.1 826.8 890.3 957.9 1,029.9 1,106.5 1,188.0 1,274.7 1,367.0 1,465.1 1,569.6
-- Commercial 181.9 190.3 199.0 208.1 217.6 227.6 237.9 248.7 260.0 271.7 284.0
-- Public 163.3 171.4 179.8 188.4 197.4 206.5 215.9 225.6 235.4 245.5 255.6
-- Industrial 783.2 829.3 878.0 929.5 983.9 1,041.4 1,102.0 1,166.1 1,233.8 1,305.3 1,380.8

Power Contracted (MVA) 876.1 916.0 958.3 1,003.1 1,050.5 1,100.6 1,153.7 1,209.7 1,269.0 1,331.6 1,397.8
-- Residential 541.7 568.0 596.0 625.8 657.5 691.2 727.1 765.2 805.6 848.7 894.3
-- Commercial 134.9 141.9 149.3 156.9 164.9 173.3 182.1 191.3 200.9 211.0 221.5
-- Public 61.3 63.0 64.7 66.5 68.4 70.3 72.3 74.4 76.6 78.8 81.1
-- Industrial 138.2 143.1 148.4 153.9 159.7 165.8 172.1 178.8 185.9 193.2 200.9
25,638 44,696 47,254 49,963 52,845 55,905 59,150 62,604 66,274 70,170 74,319
Number of Customer 837,885 882,582 929,835 979,798 1,032,643 1,088,547 1,147,697 1,210,301 1,276,575 1,346,745 1,421,064
-- Residential 761,636 803,009 846,792 893,135 942,200 994,158 1,049,193 1,107,500 1,169,288 1,234,782 1,304,220
-- Commercial 49,362 51,843 54,445 57,169 60,024 63,018 66,150 69,433 72,873 76,471 80,240
-- Public 26,589 27,418 28,273 29,155 30,064 31,002 31,969 32,966 33,994 35,054 36,147
-- Industrial 298 311 325 339 354 369 386 402 420 438 457

Total Production (GWh) 3) 2,107.1 2,238.1 2,376.4 2,522.2 2,676.2 2,838.7 3,010.0 3,190.9 3,381.8 3,583.0 3,795.3
Energy Requirement (GWh) 2,105.7 2,236.5 2,374.7 2,520.4 2,674.3 2,836.7 3,007.9 3,188.7 3,379.4 3,580.5 3,792.6
Station Use (%) 2) 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
T&D Losses (%) 1) 9.89 9.69 9.49 9.29 9.09 8.89 8.69 8.49 8.29 8.09 7.89
PS GI&Dis (%) 1) 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09
Load Factor (%) 71.9 72.1 72.2 72.2 72.3 72.3 72.4 72.4 72.5 72.5 72.7
Peak Load (MW) 334 354 376 399 423 448 475 503 533 564 596
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

1/14/09 3:08:29 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 269
Energy And Load Demand Forecast
Energy and LoadWilayah Forecast Wilayah Riau
Demand Riau

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Total Population (10^3) 6,246.4 6,505.1 6,779.1 7,062.4 7,349.9 7,640.6 7,933.5 8,243.0 8,563.6 8,887.7 9,214.8
- Growth Rate (%) 4.27 4.14 4.21 4.18 4.07 3.95 3.83 3.90 3.89 3.78 3.68
Growth of GDP (%) 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5
Electrification Ratio (%) 39.3 41.4 43.6 45.9 48.4 51.0 53.9 56.9 60.1 63.5 67.1

Energy Sales (GWh) 2,006.8 2,224.0 2,468.9 2,745.0 3,055.6 3,403.9 3,794.6 4,231.9 4,720.7 5,264.9 5,871.0
- Growth Rate (%) 11.2 10.8 11.0 11.2 11.3 11.4 11.5 11.5 11.5 11.5 11.5
-- Residential 1,085.5 1,250.7 1,440.6 1,658.3 1,907.3 2,190.4 2,512.0 2,876.3 3,287.7 3,750.2 4,269.7
-- Commercial 504.8 536.8 570.8 607.0 645.5 686.4 729.8 776.0 825.1 877.3 932.7
-- Public 244.5 254.2 264.2 274.7 285.5 296.8 308.5 320.7 333.3 346.4 360.1
-- Industrial 172.0 182.3 193.3 204.9 217.3 230.4 244.2 258.9 274.5 291.0 308.4

Power Contracted (MVA) 960.9 1,031.9 1,109.8 1,194.9 1,287.9 1,389.4 1,500.0 1,620.7 1,752.2 1,895.4 2,051.3
-- Residential 568.1 614.7 666.1 722.7 784.9 853.1 928.0 1,010.1 1,100.2 1,198.7 1,306.7
-- Commercial 253.1 271.0 290.5 311.6 334.4 359.1 385.9 414.8 446.1 479.8 516.3
-- Public 89.3 92.7 96.2 99.9 103.8 107.9 112.2 116.7 121.4 126.4 131.5
-- Industrial 50.3 53.5 57.0 60.8 64.9 69.3 74.0 79.1 84.6 90.5 96.8
48,546 59,696 65,179 71,169 77,713 84,736 92,522 101,027 110,317 120,287 131,340
Number of Customer 655,992 715,688 780,867 852,037 929,750 1,014,485 1,107,007 1,208,034 1,318,351 1,438,638 1,569,978
-- Residential 572,185 625,856 684,561 748,773 819,008 895,716 979,609 1,071,359 1,171,703 1,281,280 1,401,106
-- Commercial 66,742 72,006 77,685 83,811 90,421 97,541 105,221 113,507 122,444 132,071 142,454
-- Public 16,762 17,501 18,272 19,077 19,918 20,796 21,712 22,669 23,668 24,711 25,800
-- Industrial 303 325 349 375 403 433 465 499 536 575 618

Total Production (GWh) 3) 2,328.6 2,527.1 2,789.7 3,084.3 3,414.4 3,782.6 4,193.6 4,651.4 5,160.5 5,724.4 6,383.4
Energy Requirement (GWh) 2,315.7 2,513.0 2,774.1 3,067.0 3,395.1 3,761.2 4,169.8 4,625.0 5,131.2 5,691.8 6,347.0
Station Use (%) 2) 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
T&D Losses (%) 1) 13.25 11.41 10.91 10.41 9.91 9.41 8.91 8.41 7.91 7.41 7.41
PS GI&Dis (%) 1) 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09
Load Factor (%) 62.8 63.1 63.3 63.6 63.9 64.1 64.4 64.6 64.9 65.1 65.4
Peak Load (MW) 423 457 503 554 610 674 744 822 908 1,003 1,114
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

269

1/14/09 3:08:31 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 270
270
Energy And Load Demand Forecast
Energy and LoadWilayah Forecast Wilayah S2JB
Demand S2JB
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Total Population (10^3) 11,614.2 11,806.8 12,002.5 12,199.7 12,384.3 12,579.5 12,772.3 12,960.3 13,151.3 13,342.6 13,535.3
- Growth Rate (%) 1.72 1.66 1.66 1.64 1.51 1.58 1.53 1.47 1.47 1.45 1.44
Lampiran B.1.1

Growth of GDP (%) 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Electrification Ratio (%) 61.6 63.5 65.5 67.5 69.7 71.9 74.2 76.6 79.1 81.7 84.4
Rencana Usaha Penyediaan

Energy Sales (GWh) 3,137.6 3,439.3 3,773.0 4,142.1 4,550.9 5,003.4 5,505.1 6,061.9 6,680.2 7,366.5 8,129.5
- Growth Rate (%) 9.0 9.6 9.7 9.8 9.9 9.9 10.0 10.1 10.2 10.3 10.4
-- Residential 1,711.8 1,838.0 1,973.8 2,120.0 2,277.3 2,446.4 2,628.4 2,824.4 3,035.3 3,262.2 3,506.4
-- Commercial 574.6 636.5 705.3 781.7 866.5 960.6 1,065.2 1,181.4 1,310.7 1,454.2 1,613.7
-- Public 243.6 279.6 321.4 369.7 425.6 490.3 565.1 651.8 752.0 867.9 1,002.0
-- Industrial 607.7 685.1 772.4 870.7 981.5 1,106.1 1,246.4 1,404.3 1,582.2 1,782.2 2,007.4

Power Contracted (MVA) 1,598.8 1,689.9 1,788.4 1,894.8 2,010.0 2,134.7 2,269.8 2,416.4 2,575.8 2,749.3 2,938.4
-- Residential 989.5 1,033.6 1,080.1 1,129.0 1,180.6 1,234.7 1,291.6 1,351.5 1,414.3 1,480.2 1,549.5
-- Commercial 280.0 298.1 317.7 338.9 361.6 386.0 412.3 440.5 470.8 503.3 538.1
-- Public 133.1 149.1 167.6 189.3 214.3 243.5 277.3 316.5 362.0 414.8 476.1
-- Industrial 196.2 209.1 222.9 237.7 253.5 270.5 288.6 308.0 328.8 351.0 374.7
83,463 71,098 75,076 79,314 83,865 88,686 93,887 99,538 105,613 112,087 119,166
Number of Customer 1,400,761 1,471,859 1,546,935 1,626,249 1,710,114 1,798,800 1,892,687 1,992,225 2,097,838 2,209,926 2,329,091
-- Residential 1,302,697 1,364,976 1,430,251 1,498,653 1,570,346 1,645,435 1,724,104 1,806,574 1,893,013 1,983,528 2,078,377
-- Commercial 62,884 67,251 71,927 76,933 82,294 88,030 94,170 100,747 107,790 115,326 123,393
-- Public 34,569 38,981 44,065 49,928 56,692 64,504 73,529 83,965 96,037 110,009 126,190
-- Industrial 612 651 692 735 782 831 884 940 999 1,063 1,130

Total Production (GWh) 3) 3,525.9 3,858.7 4,210.7 4,583.1 5,004.3 5,497.3 6,047.4 6,647.4 7,310.6 8,051.9 8,824.5
Energy Requirement (GWh) 3,523.9 3,856.6 4,208.4 4,580.6 5,001.6 5,494.5 6,044.3 6,644.0 7,307.0 8,047.9 8,820.2
Station Use (%) 2) 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
T&D Losses (%) 1) 10.87 10.72 10.25 9.48 8.92 8.84 8.83 8.67 8.48 8.37 7.74
PS GI&Dis (%) 1) 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09
Load Factor (%) 65.2 65.5 66.0 66.4 66.9 67.3 67.6 68.1 68.2 68.4 68.4
Peak Load (MW) 617 673 729 787 854 932 1,021 1,115 1,224 1,343 1,472
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

1/14/09 3:08:33 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 271
Energy And Load Demand Forecast
Energy and Load
Wilayah Forecast Wilayah Lampung
Demand Lampung

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Total Population (10^3) 7,623.2 7,732.0 7,843.0 7,949.6 8,057.3 8,165.5 8,271.2 8,377.4 8,481.4 8,584.8 8,686.3
- Growth Rate (%) 1.48 1.43 1.44 1.36 1.35 1.34 1.29 1.28 1.24 1.22 1.18
Growth of GDP (%) 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.8 6.4 6.4 6.4 6.4 6.4
Electrification Ratio (%) 46.0 48.8 51.8 55.1 58.7 62.5 66.6 71.1 76.0 81.2 87.0

Energy Sales (GWh) 1,780.7 1,965.1 2,167.3 2,388.0 2,629.8 2,894.7 3,174.9 3,481.2 3,823.8 4,198.8 4,609.3
- Growth Rate (%) 8.9 10.4 10.3 10.2 10.1 10.1 9.7 9.6 9.8 9.8 9.8
-- Residential 949.1 1,054.1 1,169.5 1,295.4 1,433.6 1,585.3 1,748.1 1,926.9 2,125.4 2,343.4 2,582.5
-- Commercial 354.6 385.1 418.2 454.2 493.3 535.7 579.1 626.0 678.9 736.2 798.3
-- Public 135.1 146.1 157.9 170.8 184.6 199.4 214.7 231.0 249.3 268.9 290.0
-- Industrial 342.1 379.9 421.6 467.6 518.4 574.3 633.0 697.3 770.3 850.4 938.5

Power Contracted (MVA) 996.7 1,058.5 1,126.0 1,199.1 1,278.8 1,365.6 1,459.0 1,560.8 1,672.2 1,793.6 1,925.9
-- Residential 679.4 727.4 780.3 837.9 901.2 970.7 1,046.6 1,129.9 1,221.2 1,321.3 1,431.1
-- Commercial 145.1 153.7 162.9 172.7 183.2 194.4 205.7 217.6 230.9 245.0 260.1
-- Public 55.4 56.2 57.0 57.8 58.7 59.6 60.5 61.4 62.3 63.3 64.2
-- Industrial 116.8 121.2 125.8 130.6 135.7 141.0 146.3 151.9 157.8 164.0 170.5
64,939 70,339 76,868 83,179 90,880 99,297 107,972 118,178 129,061 141,300 154,568
Number of Customer 910,763 981,102 1,057,970 1,141,149 1,232,029 1,331,325 1,439,298 1,557,475 1,686,537 1,827,837 1,982,406
-- Residential 865,653 934,032 1,008,830 1,089,822 1,178,392 1,275,248 1,380,766 1,496,357 1,622,592 1,760,905 1,912,317
-- Commercial 25,015 26,631 28,350 30,179 32,126 34,197 36,276 38,480 40,917 43,507 46,260
-- Public 19,862 20,196 20,536 20,882 21,233 21,591 21,954 22,323 22,699 23,081 23,470
-- Industrial 232 243 254 266 278 290 303 315 329 343 358

Total Production (GWh) 3) 1,985.2 2,185.9 2,405.4 2,644.5 2,905.8 3,191.5 3,492.7 3,821.3 4,188.1 4,588.9 5,026.5
Energy Requirement (GWh) 1,985.2 2,185.9 2,405.4 2,644.5 2,905.8 3,191.5 3,492.7 3,821.3 4,188.1 4,588.9 5,026.5
Station Use (%) 2) - - - - - - - - - - -
T&D Losses (%) 1) 10.21 10.01 9.81 9.61 9.41 9.21 9.01 8.81 8.61 8.41 8.21
PS GI&Dis (%) 1) 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09
Load Factor (%) 54.0 54.5 55.0 55.6 56.1 56.7 57.3 57.8 58.4 59.0 59.6
Peak Load (MW) 420 458 499 543 591 642 696 754 818 888 963
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

271

1/14/09 3:08:35 PM
Energy And Load Demand Forecast

RUPTL-Lampiran B.indd 272


272
Energy and LoadWilayah
Demand Forecast
Babel Wilayah Babel
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Total Population (10^3) 1,015.7 1,030.3 1,044.7 1,059.5 1,073.1 1,087.8 1,102.4 1,116.4 1,130.6 1,144.2 1,157.8
- Growth Rate (%) 1.47 1.44 1.40 1.42 1.28 1.37 1.34 1.27 1.27 1.20 1.19
Lampiran B.1.1

Growth of GDP (%) 6.7 6.7 6.7 6.7 6.7 6.7 6.3 6.3 6.3 6.3 6.3
Tenaga Listrik 2009-2018

Electrification Ratio (%) 50.7 52.8 55.1 57.5 60.0 62.6 65.3 68.2 71.2 74.4 77.7
Rencana Usaha Penyediaan

Energy Sales (GWh) 385.3 414.9 461.6 496.5 530.9 567.7 607.3 649.7 695.3 738.2 783.8
- Growth Rate (%) 21.2 7.7 11.3 7.5 6.9 6.9 7.0 7.0 7.0 6.2 6.2
-- Residential 240.5 262.0 285.4 310.8 335.2 361.5 389.9 420.5 453.5 483.1 514.7
-- Commercial 78.2 83.5 89.1 95.1 101.5 108.3 115.5 123.2 131.5 140.2 149.5
-- Public 31.3 33.3 35.4 37.7 40.1 42.6 45.3 48.2 51.2 54.5 57.9
-- Industrial 35.3 36.1 51.7 52.9 54.1 55.3 56.5 57.8 59.1 60.4 61.7

Power Contracted (MVA) 171.2 180.0 196.9 206.8 217.4 228.6 240.5 253.2 266.6 280.7 295.7
-- Residential 115.9 122.3 129.2 136.6 144.4 152.7 161.5 170.9 180.8 191.4 202.6
-- Commercial 31.4 32.6 33.8 35.1 36.5 37.9 39.4 40.9 42.6 44.3 46.0
-- Public 13.1 13.5 13.9 14.3 14.7 15.1 15.6 16.1 16.6 17.1 17.6
-- Industrial 10.8 11.6 19.9 20.9 21.9 22.9 24.1 25.3 26.6 28.0 29.5
15,000 8,935 9,465 10,028 10,620 11,239 11,907 12,615 13,365 14,139 14,980
Number of Customer 152,481 161,416 170,881 180,909 191,529 202,768 214,675 227,290 240,655 254,794 269,775
-- Residential 139,078 147,478 156,387 165,836 175,855 186,468 197,723 209,660 222,321 235,727 249,945
-- Commercial 8,885 9,270 9,670 10,088 10,523 10,975 11,447 11,938 12,449 12,981 13,536
-- Public 4,354 4,494 4,640 4,790 4,946 5,107 5,274 5,448 5,627 5,813 6,005
-- Industrial 164 174 184 194 206 218 231 244 258 273 289

Total Production (GWh) 3) 435.0 466.3 516.9 553.5 590.9 630.9 673.8 719.7 768.9 815.0 865.5
Energy Requirement (GWh) 428.6 459.3 509.0 545.0 581.8 621.1 663.2 708.3 756.6 801.9 851.5
Station Use (%) 2) 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
T&D Losses (%) 1) 10.08 9.67 9.31 8.90 8.74 8.58 8.42 8.26 8.10 7.93 7.93
PS GI&Dis (%) 1) 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Load Factor (%) 59.8 60.2 61.0 61.5 61.9 62.4 62.9 63.4 63.8 64.3 64.8
Peak Load (MW) 83 88 97 103 109 115 122 130 137 145 152
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

1/14/09 3:08:37 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.1.1

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.1


PRAKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
SISTEM SUMATERA

UMUM

Prakiraan kebutuhan tenaga listrik sistem Luar Jawa Bali disusun berdasarkan proyeksi kebutuhan listrik di
masing-masing daerah kerja PLN Wilayah, dengan memperhitungkan dinamika pertumbuhan ekonomi re-
gional setempat, peningkatan rasio elektrifikasi serta adanya perbaikan tingkat efisiensi (penurunan susut
jaringan) di masing-masing sistem transmisi dan distribusi.

Pada suatu region yang terdiri dari sistem interkoneksi (grid) dan sistem isolated, demand forecast pada suatu
PLN Wilayah dilakukan terhadap gabungan demand pada grid dan pada sistem isolated dengan menggu-
nakan parameter-parameter pertumbuhan yang sama. Hasil demand forecast yang diperoleh dipecah menjadi
demand grid dan demand sistem isolated. Pemecahan dilakukan berdasarkan trend data lima tahun terakhir.
Demand grid pada PLN Wilayah tersebut selanjutnya digabungkan dengan demand grid pada PLN Wilayah
lain yang menjadi bagian dari sistem interkoneksi. Contoh dari region ini adalah sistem Sumatera.

1. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah NAD

Kebutuhan tenaga listrik propinsi NAD selama 5 tahun terakhir sangat tinggi, rata-rata mencapai 14,6% per
tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata sebesar 21,8 % per tahun,
diikuti sektor publik rata-rata 18,5% per tahun, sektor rumah tangga 13,9% per tahun. Sedangkan sektor indus-
tri mengalami pertumbuhan menurun sebesar –1,1% per tahun.

Perkembangan ekonomi propinsi NAD selama 2000 – 2005 mengalami kontraksi rata-rata sebesar –2,42% per
tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 5 - 20% per tahun. Pertumbuhan ekonomi NAD dimasa
yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.

Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan han-
dal sangat diperlukan oleh masyarakat.

1.1. Asumsi

– Pertumbuhan ekonomi di asumsikan antara 5,3% sampai 4,7% atau rata-rata sebesar 5% per tahun.
– Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 0,25% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 3,81 orang pada tahun 2008 menjadi 3,7 orang pada tahun 2018.

273

RUPTL-Lampiran B.indd 273 1/14/09 3:08:37 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.1.1

– Susut jaringan ditargetkan turun dari 12.19% (2009) menjadi 7,8% (2018).
– Rasio elektrifikasi diharapkan meningkat dari 77% (2009) menjadi 100% (2018).
– Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1.34 selama peri-
ode prakiraan.
– Faktor beban diasumsikan antara antara 59% sampai 61,4%.

1.2. Prakiraan Kebutuhan Listrik NAD tahun 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
– Prakiraan kebutuhan listrik mengalami peningkatan dari 1.146 GWh tahun 2008 menjadi 2.031.7 GWh
pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 6,74% per tahun. Sedangkan penambahan pelanggan
selama periode yang sama mengalami kenaikan, yaitu dari 913.183 pelanggan menjadi 1.252.847 atau
bertambah rata-rata 38.617 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan
rasio elektrifikasi dari 77,2% menjadi 100%. Beban puncak mengalami kenaikan dari 254 MW tahun 2009
menjadi 413 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 5,6% per tahun.
– Prakiraan beban puncak grid Aceh yang merupakan bagian dari sistem Sumut pada tahun 2008 sebesar
171 MW akan naik menjadi 397 MW pada tahun 2018 atau tumbuh 8,8% per tahun. Hal ini setelah mem-
perhitungkan tersambungnya sistem Takengon dan Sumsusalam tahun 2009 dan sistem Meulaboh, Blang
Pidie, TapakTuan dan Kutacane pada tahun 2010. Sedangkan sistem lainnya masih merupakan sistem
isolated seperti sistem Sabang, Sinabang dan sistem Blangjeran.

2. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Sumatera Utara

Kebutuhan tenaga listrik propinsi Sumatera Utara 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 5,6% per tahun. Per-
tumbuhan tertinggi terjadi pada sektor publik dengan tumbuh rata-rata sebesar 13,7% per tahun, diikuti sektor
komersil rata-rata 8,4% per tahun, sektor rumah tangga rata-rata 5,1% per tahun dan sektor industri meng­
alami pertumbuhan rata-rata 3,6 % per tahun.

Perkembangan ekonomi propinsi Sumatera Utara selama 2000 – 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 4,91% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4 – 5,7% per tahun. Pertumbuhan
ekonomi Sumatera Utara dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.

Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertum-
buhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyara-
kat.

274

RUPTL-Lampiran B.indd 274 1/14/09 3:08:37 PM


2.1. Asumsi

– Pertumbuhan ekonomi di asumsikan antara 6,7% sampai 6,3% atau rata-rata sebesar 6,5% per tahun.
– Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,03% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah dari 4,41 orang tahun 2008 menjadi 4,3 orang pada tahun 2018
– Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 9,7% (2009) menjadi 7,7% (2018)
– Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 81% (2009) menjadi 100% (2018)
– Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1.45 selama peri-
ode prakiraan
– Faktor beban diasumsikan berkisar antara 63,8% sampai 65,6%.

2.2. Prakiraan Kebutuhan Listrik Wilayah Sumatera Utara 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
– Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 5.714 GWh tahun 2008 menjadi
14.041,9 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 9,41 % per tahun. Sedangkan penam-
bahan pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 2.452.896 pelanggan menjadi
3.644.562 atau bertambah rata-rata 119.167 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan
meningkatkan rasio elektrifikasi dari 78,5 % menjadi 100 %. Beban puncak mengalami kenaikan dari 1.146
MW tahun 2008 menjadi 2.648 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,7% per tahun.
– Prakiraan beban puncak grid Sumatera Utara pada tahun 2008 sebesar 1.135 MW dan pada tahun 2018
menjadi 2.634 MW atau tumbuh rata-rata 8,8% per tahun. Sedangkan sistem Pulau Nias, Pulau Tello dan
pulau Sembilan merupakan sistem isolated.

3. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Sumatera Barat

Kebutuhan tenaga listrik Propinsi Sumatera Barat dalam 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 6,2% per tahun.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata sebesar 17,0 % per tahun, diikuti
sektor publik rata-rata 8,2% per tahun, sektor rumah tangga 4,9% per tahun dan sektor industri tumbuh rata-
rata 4,6 % per tahun.

Perkembangan ekonomi propinsi Sumatera Barat selama 2000 – 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 4,96% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4,7 – 5,7% per tahun. Dimasa yang
akan datang, pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat diperkirakan masih akan tinggi.

Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertum-
buhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyara-
kat.

275

RUPTL-Lampiran B.indd 275 1/14/09 3:08:37 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.1.1

3.1. Asumsi

– Pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6,4% sampai 6% atau rata-rata sebesar 6,2% per.
– Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 0,6% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga dari 4,0 orang tahun 2008 menjadi 3,89 orang pada tahun 2018,
– Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 9,7% (2009) menjadi 7,9% (2018).
– Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 71% (2009) menjadi 100% (2018)
– Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,02
– Faktor beban diasumsikan berkisar antara 72,1% sampai 72,7%.

3.2. Prakiraan Kebutuhan Listrik Sumatera Barat 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
– Hasil prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 1.895,5 GWh tahun 2008
menjadi 3.490,0 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 6,3 % per tahun. Sedangkan
penambahan pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 837.885 pelanggan menjadi
1.338.708 atau bertambah rata-rata 50.082 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan
meningkatkan rasio elektrifikasi dari 68,0 % menjadi 100 % pada tahun 2018. Beban puncak mengalami
kenaikan dari 334 MW tahun 2008 menjadi 596 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 5,9% per
tahun.
– Prakiraan beban puncak grid Sumbar pada tahun 2008 sebesar 313 MW dan tahun 2018 menjadi 594 MW
atau tumbuh 6,6% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih merupakan sistem isolated.

4. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah Riau


& Kepri

Prakiraan kebutuhan tenaga listrik PLN Wilayah Riau & Kepri merupakan gabungan dari kebutuhan listrik
Provinsi Riau dan Propinsi Kepri kecuali Batam. Pertumbuhan tenaga listrik di kedua Provinsi tersebut tidak
termasuk Batam dalam 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 11,4% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi
pada sektor publik dengan tumbuh rata-rata 17,1 % per tahun, diikuti sektor komersil 15,8% per tahun, sektor
rumah tangga 9,7% per tahun dan sektor industri tumbuh rata-rata 5,2 % per tahun.

Riau dan Kepri, mempunyai letak geografis yang strategis, kekayaan alam Riau sangat melimpah terutama
kandungan minyak bumi dan gas alam serta batubara. Perkembangan ekonomi propinsi Riau dan propinsi
Kepri selama 2000 – 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 2,95% per tahun, sebelumnya pertum-
buhan mencapai antara 3 – 5,7% per tahun. Pertumbuhan ekonomi Riau dan Kepri dimasa yang akan datang
diperkirakan tinggi.

276

RUPTL-Lampiran B.indd 276 1/14/09 3:08:38 PM


Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertum­
buhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyarakat.

4.1. Asumsi

– Pertumbuhan ekonomi gabungan kedua Propinsi diasumsikan 6,9% sampai 6,5% atau rata-rata sebesar
6,7% per tahun.
– Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 3,96% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga dari 4,32 orang tahun 2008 menjadi 4,22 orang pada tahun 2018
– Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 11,4% (2009) menjadi 7,4% (2018)
– Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 41,4% (2009) menjadi 88% (2018)
– Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,7 selama periode
perencanaan
– Faktor beban diasumsikan berkisar antara 63% sampai 65,4%

4.2. Prakiraan Kebutuhan Listrik Riau & Kepri tahun 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
– Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 2.006,8 GWh tahun 2008 menjadi
5.871,0 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 11,3 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 655.992 pelanggan menjadi 2.091.426
atau bertambah rata-rata 143.543 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan mening-
katkan rasio elektrifikasi dari 39,6 % menjadi 88,5 % pada tahun 2018. Beban puncak mengalami kenaikan
dari 423 MW tahun 2008 menjadi 1.114 MW pada tahun 2,018 atau tumbuh rata-rata 10,17% per tahun.
– Prakiraan beban puncak grid Riau pada tahun 2008 sebesar 265.9 MW, dengan tersambungnya beberapa
sistem isolated : sistem Siak, Rengat, Tembilahan, Teluk Kuantan dan Bagan Siapi Api, maka pada tahun
2018 beban puncak grid menjadi 794 MW atau tumbuh 11,5% per tahun. Sedangkan sistem lainnya seperti
sistem Tanjung Pinang, Tanjung Uban, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Batu, Dabo Singkep, Belakang
Padang dan Ranai, Natuna masih merupakan sistem isolated.

5. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (S2JB)

Kebutuhan tenaga listrik PLN Wilayah (S2JB) merupakan gabungan dari kebutuhan listrik propinsi Sumatera
Selatan, Jambi dan propinsi Bengkulu. Dalam 5 tahun terakhir kebutuhan listrik diketiga propinsi tersebut
tumbuh sangat tinggi, mencapai rata-rata 11,3% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil
dengan tumbuh rata-rata sebesar 24,5 % per tahun, diikuti sektor publik 16,1% per tahun, sektor rumah tangga
9,4% per tahun dan sektor industri tumbuh rata-rata 5,0 % per tahun.

277

RUPTL-Lampiran B.indd 277 1/14/09 3:08:38 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.1.1

Sumatera Selatan dan Jambi mempunyai sumber daya alam yang melimpah terutama potensi energi primer
seperti batubara dan gas alam, dikenal sebagai lumbung energi.

Perkembangan ekonomi propinsi Sumatera Selatan, Jambi dan propinsi Bengkulu selama 2000 – 2005 me­
ngalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,2% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4 - 5%
per tahun. Perrtumbuhan ekonomi ketiga propinsi tersebut dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan
tinggi.

Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertum-
buhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyara-
kat.

5.1. Asumsi

– Pertumbuhan ekonomi gabungan ketiga Propinsi diasumsikan 6,6% sampai 6,2% atau rata-rata sebesar
6,4% per tahun.
– Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,54% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 4,2 orang pada tahun 2008 menjadi 4,1 orang pada tahun 2018
– Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 10,72% (2009) menjadi 7,74% (2018)
– Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 48% (2009) menjadi 89% (2018)
– Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,56 selama peri-
ode perencanaan
– Faktor beban diasumsikan berkisar antara 65,5% sampai 68,4%.

5.2. Prakiraan Kebutuhan Listrik Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu 2009-
2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
– Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 3.137,6 GWh tahun 2008 menjadi
8.129,5 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 10,0 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 1.400.761 pelanggan menjadi 3.185.856
atau bertambah rata-rata 178.509 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan mening-
katkan rasio elektrifikasi dari 47,1 % menjadi 88,9 % pada tahun 2018. Beban puncak mengalami kenaikan
dari 617 MW tahun 2008 menjadi 1.472 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 9,1% per tahun.
– Prakiraan beban puncak grid Sumsel pada tahun 2008 sebesar 598,5 MW dan pada tahun 2018 beban
puncak grid menjadi 1.461,5 MW atau tumbuh 9,3% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih meru-
pakan sistem isolated.

278

RUPTL-Lampiran B.indd 278 1/14/09 3:08:38 PM


6. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah
Lampung

Kebutuhan tenaga listrik propinsi Lampung dalam 5 tahun terakhir masih tinggi, rata-rata tumbuh 10,2% per
tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata 20,7 % per tahun, diikuti
sektor publik 19,7% per tahun, sektor industri 12,4% per tahun dan sektor rumah tangga tumbuh rata-rata
5,5% per tahun.

Perkembangan ekonomi propinsi Lampung selama 2000 – 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar
4,76% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 5 – 5,76% per tahun. Perrtumbuhan ekonomi
Lampung dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.

Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertum-
buhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyara-
kat.

6.1. Asumsi

– Pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6,9% sampai 6,4% atau rata-rata sebesar 6,6% per tahun
– Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,31% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 4,14 orang pada tahun 2008 menjadi 4,04 orang pada tahun 2018
– Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 10% (2009) menjadi 8,21% (2018)
– Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 50% (2009) menjadi 89% (2018)
– Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,5 selama periode
perencanaan
– Faktor beban diasumsikan berkisar antara 55% sampai 60%.

6.2. Prakiraan Kebutuhan Listrik Propinsi Lampung tahun 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
– Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 1.780,7 GWh tahun 2008 menjadi
4.609,3 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 10,0 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 910.763 pelanggan menjadi 1.982.406
atau bertambah rata-rata 107.164 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan mening-
katkan rasio elektrifikasi dari 47,1 % menjadi 89,0 % pada 2018. Beban puncak mengalami kenaikan dari
420 MW tahun 2008 menjadi 963 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,7% per tahun.
– Prakiraan beban puncak grid Lampung pada tahun 2008 sebesar 417 MW dan pada tahun 2018 beban
puncak grid menjadi 962,6 MW atau tumbuh 8,7% per tahun. Sedangkan sistem kecil lainnya masih ber­
operasi terpisah.

279

RUPTL-Lampiran B.indd 279 1/14/09 3:08:38 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.1.1

7. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Bangka Belitung

Kebutuhan tenaga listrik propinsi Bangka Belitung dalam 5 tahun terakhir sangat tinggi, rata-rata tumbuh 11%
per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata 21,2 % per tahun,
diikuti sektor publik 20,7% per tahun, sektor rumah tangga 10.3% per tahun dan sektor industri mengalami
pertumbuhan negatif rata-rata -1,6 % per tahun.

Perkembangan ekonomi propinsi Bangka Belitung selama 2000 – 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 6,15% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 5,9 – 11,8% per tahun. Perrtumbuhan
ekonomi Bangka Belitung dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.

Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertum-
buhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyara-
kat.

6.1. Asumsi

– Pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6,7% sampai 6,3% atau rata-rata sebesar 6,5% per tahun
– Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,32% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 3,75 orang pada tahun 2008 menjadi 3,65 orang pada tahun 2018
– Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 9,67% (2009) menjadi 7,93% (2018)
– Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 53,5% (2009) menjadi 91% (2018)
– Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,13 selama peri-
ode perencanaan
– Faktor beban diasumsikan berkisar antara 60% sampai 65%.

6.2. Prakiraan Kebutuhan Listrik Propinsi Bangka Belitung tahun 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
– Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 385,3 GWh tahun 2008 menjadi
783,8 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 7,4 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 152.481 pelanggan menjadi 308.586 atau
bertambah rata-rata 15.611 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan
rasio elektrifikasi dari 51,3 % menjadi 91,0 %. Beban puncak mengalami kenaikan dari 83 MW tahun 2008
menjadi 152 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 6,3% per tahun.
– Prakiraan beban puncak sistem Bangka pada tahun 2008 sebesar 66 MW dan pada tahun 2018 beban
puncak sistem menjadi 123 MW atau tumbuh 6,4% per tahun. Beban puncak sistem Belitung pada tahun
2008 sebesar 17 MW menjadi 29 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 5,5% per tahun. Sedangkan
sistem kecil lainnya masih beroperasi terpisah.

280

RUPTL-Lampiran B.indd 280 1/14/09 3:08:39 PM


NERACA DAYA DAN RINCIAN PENGEMBANGAN PEMBANGKIT SUMATERA

RUPTL-Lampiran B.indd 281


NeracaNERACA Sistem
DayaDAYA Sumatera 2008 – 2018
SISTEM SUMATRA 2008 - 2018

No. Pasokan dan kebutuhan Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Kebutuhan
Produksi GWh 17,342 18,931 20,826 22,720 24,858 27,060 29,476 32,142 34,998 38,160 41,608
Faktor Beban % 63 63 63 63 63 64 64 64 65 65 65
Beban Puncak Bruto MW 3,134 3,444 3,785 4,106 4,477 4,853 5,265 5,710 6,185 6,744 7,354
2 Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 3,760 3,760 3,074 3,074 2,410 2,410 2,410 2,410 2,410 2,410 2,410
PLN
PLTA MW 859 859 859 859 859 859 859 859 859 859 859
PLTMH MW 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
PLTU MW 945 945 685 685 685 685 685 685 685 685 685
PLTG MW 550 550 123 123 123 123 123 123 123 123 123
PLTGU MW 818 818 818 818 506 506 506 506 506 506 506
PLTD MW 351 351 351 351
IPP
PLTGU MW 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
PLTG MW 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
3 Tambahan Kapasitas
PLN
On-going Project
Labuhan Angin PLTU 115 115
Sewa Tahap I PLTD 30 -30
Sewa Tahap II PLTD 65 -65
PLTG Apung PLTG 30 -30
PLTD Apung PLTD 65 -65
PLTD MFO PLTD 60 -60
Crash Program PLTG 170 -170
Indralaya PLTGU 40
Keramasan PLTGU 86
Rencana
Lhokseumawe PLTGU 40 80
Peusangan 1-2 PLTA 86
Asahan III PLTA 174
New PLTU (Sumbagut) PLTU 200 200
Meulaboh (Perpres) PLTU 100 100
Pangkalan Susu (Perpres) PLTU 40 0
Tarahan (Perpres) PLTU 100 100
Sumbar Pesisir (Perpres) PLTU 200
Sumbar Pesisir (Perpres 2) PLTU 200
Tarahan (Perpres 2) *) PLTU 200 200
Seulawah PLTP 40
Ulubelu PLTP 55 55 55 55
Lumut Balai PLTP 55 55 55 55
Hululais #1,2 PLTP 110 55
Lampiran B.1.2

Sungai Penuh PLTP 55


Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

281

1/14/09 3:08:40 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 282
282
NeracaNERACA Sistem
Daya DAYA Sumatera
SISTEM (Lanjutan
SUMATRA 2008 - 2018 )
No. Pasokan dan kebutuhan Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
IPP
On-going Project
Teluk Lembu PLTG 20
Rencana
Lampiran B.1.2

Keramasan PLTG 100


Tenaga Listrik 2009-2018

Gunung Megang, ST Cycle PLTGU 40


Rencana Usaha Penyediaan

New Sumut PLTU 200 400


Sumut Infrastructure PLTU 200
NAD PLTU 30
Sumsel - 4 PLTU 114 114
Sumsel - 1 PLTU 100 100
Sumsel - 2 PLTU 100 100
Sumsel - 5 PLTU 150 150
Mulut Tambang (HVDC) PLTU 200 200
Riau Mulut Tambang PLTU 150 150
Sibayak PLTP 10
Sorik Merapi PLTP 55
Sarulla PLTP 60 11 0 160
Pusuk Bukit PLTP 55 55
Simbolon PLTP 55 55
Sipaholon PLTP 30
Rajabasa PLTP 110
Wai Ratai PLTP 55 55
G. Talang PLTP 55
Kerinci PLTP 20
Muara Laboh PLTP 110
Asahan I PLTA 180
Merangin PLTA 350
Potensi Proyek IPP
Sumut - 1 PLTU 150 150
Sumut - 2 PLTU 2 25
Sumbar - 1 PLTU 200
Sumsel - 3 PLTU 113 113
Sumsel - 6 PLTU 300 300
Rantau Dadap PLTP 110
5 Jumlah Pasokan MW 4,200 4,480 4,948 5,868 6,713 7,288 7,858 8,173 9,038 9,643 10,043
6 Cadangan % 34 30 31 43 50 50 49 43 46 43 37

1/14/09 3:08:42 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 283
Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit
Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit Sumatera
Sumatra
(MW)
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
PLN
PLTU 115 115 1,118 35 225 200 1,808
PLTGU 40 120 86 246
PLTG 170 - 100 150 200 620
PLTD 20 2 22
PLTP 170 260 165 115 710
PLTA - - - 1 260 1 - - - - - 262
Total 325 135 1,240 292 845 366 115 - 150 200 - 3,668
IPP -
PLTU 51 902 1,202 200 200 150 300 663 113 3,780
PLTGU 40 40
PLTG 120 120
PLTD -
PLTP 10 60 165 270 180 55 110 55 905
PLTA - - 195 73 13 - - - 350 - - 630
Total - 10 406 1,035 1,380 470 380 205 760 718 113 5,475
PLN+IPP -
PLTU 115 115 1,169 937 1,427 400 200 150 300 663 113 5,588
PLTGU 40 - 160 86 - - - - - - - 286
PLTG 170 - 120 - 100 - - - 150 200 - 740
PLTD - 20 2 - - - - - - - - 22
PLTP - 10 - 230 425 435 295 55 110 55 - 1,615
PLTA - - 195 74 273 1 - - 350 - - 892
Total 325 145 1,646 1,327 2,225 836 495 205 910 918 113 9,143

283

1/14/09 3:08:43 PM
Neraca Daya Wilayah NAD

RUPTL-Lampiran B.indd 284


284
Sistem
Neraca Daya Sabang
Wilayah NAD Sistem Sabang

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 15.9 17.5 18.6 19.8 21.1 22.4 23.8 25.4 27.0 28.9 30.8
Beban Puncak MW 3.1 3.3 3.5 3.7 4.0 4.2 4.5 4.7 5.0 5.3 5.6
Load Faktor % 58.5 60.2 60.3 60.4 60.6 60.7 60.9 61.1 61.7 61.9 62.6
Lampiran B.1.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Pasokan
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Terpasang MW 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4
Derating Kapasitas 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 1.0 1.0
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Aneuk Loat
MAN 1.00 2 PLTD
Deutz 0.10 1 PLTD
Niigata 1.10 1 PLTD
Marcedes MTU 0.40 2 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Caterpillar 1.00 2 PLTD 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
Caterpillar 1.60 1 PLTD 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
PLTD Sewa
Sewa Pembangkit (rencana) PLTD 2.0 2.0 2.0
Project PLN
Lho Pria Laot PLTP 10.0
Jaboi (Rencana) PLTP 10.0
Jumlah Kapasitas MW 5.9 5.9 5.9 3.9 3.9 3.9 3.9 23.9 23.9 23.4 23.4
Cadangan MW 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 6.6 6.6 6.6 6.6
Pemeliharaan 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 5.0 5.0 5.0 5.0
Operasi 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.6 1.6 1.6 1.6
Surplus/Defisit MW 0.2 0.0 -0.2 -2.4 -2.7 -2.9 -3.2 12.6 12.3 11.5 11.2

1/14/09 3:08:44 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 285
Neraca Daya Wilayah NAD
Sistem
Neraca Daya Blangpidie
Wilayah NAD Sistem Blangpidie

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 35.3 38.9 41.5 44.2 47.0 49.9 53.0 56.5 60.2 64.4 64.4
Beban Puncak MW 7.3 7.8 8.4 8.9 9.4 10.0 10.6 11.2 11.9 12.6 12.6
Load Faktor % 55.0 56.6 56.7 56.8 57.0 57.1 57.2 57.5 58.0 58.2 58.2
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 13.8 13.8 13.8 13.8 13.8 13.8 13.8 13.8 13.8 13.8 13.8
Derating Capacity 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Suak
SWD 0.75 2 PLTD 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Merrless 1.06 1 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
MAK 2.65 2 PLTD 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3
MTU 1.00 3 PLTD 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
Cummins 0.80 1 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Caterpillar 1.02 1 PLTD 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Caterpillar 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Caterpillar 0.60 1 PLTD 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Project PLN
Sewa Pembangkit (Rencana) PLTD 2.0 2.0

Disuplai dari grid 150 kV Sumbagut tahun 2010


Jumlah Kapasitas MW 12.3 12.3
Cadangan MW 3.7 3.7
Pemeliharaan 2.7 2.7
Operasi 1.0 1.0
Surplus/Defisit MW 1.2 0.7

285

1/14/09 3:08:46 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 286
286
Neraca Daya Wilayah NAD
Sistem Tapaktuan
Neraca Daya Wilayah NAD Sistem Tapaktuan

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Lampiran B.1.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Kebutuhan
Rencana Usaha Penyediaan

Produksi Energi GWh 25.3 27.8 29.7 31.6 33.6 35.7 37.9 40.4 43.0 46.0 46.0
Beban Puncak MW 4.9 5.3 5.6 5.9 6.3 6.7 7.1 7.5 7.9 8.5 8.5
Load Faktor % 58.7 60.4 60.5 60.7 60.8 61.0 61.1 61.4 61.9 62.1 62.1
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 7.4 7.4 7.4 7.4 7.4 7.4 7.4 7.4 7.4 7.4 7.4
Derating Kapasitas 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Tapaktuan
MTU 1.00 2 PLTD 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
SWD 0.78 1 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
SWD 9F 1.20 2 PLTD 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
APBN 2003 0.82 2 PLTD 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
Project PLN
Sewa Pembangkit (Rencana) PLTD
Disuplai dari grid 150 kV Sumbagut tahun 2010
Jumlah Kapasitas MW 5.6 5.6
Cadangan MW 2.0 2.0
Pemeliharaan 1.2 1.2
Operasi 0.8 0.8
Surplus/Defisit (N-2) MW -1.3 -1.7

1/14/09 3:08:47 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 287
Neraca Daya Wilayah NAD
Sistem
Neraca Daya Sinabang
Wilayah NAD Sistem Sinabang

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 12.3 13.5 14.5 15.4 16.4 17.4 18.5 19.7 21.0 22.4 23.9
Beban Puncak MW 2.6 2.7 2.9 3.1 3.3 3.5 3.7 3.9 4.1 4.4 4.7
Load Faktor % 54.8 56.4 56.5 56.6 56.8 56.9 57.1 57.3 57.8 58.0 58.7
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 3.5 3.5
Derating Capacity 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.4 0.4
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Sinabang
Deutz 0.26 2 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
DAF DKS A 0.12 2 PLTD 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
DAF DKS AG 0.14 1 PLTD 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
PLTD Lasikin
MTU 2000G 0.53 2 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
MTU 0.40 1 PLTD 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
Caterpillar 0.97 1 PLTD 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
MTU 4000G 1.06 1 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
Yanmar 0.03 1 PLTD 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Project PLN
Lasikin (Relokasi dari unit lain) PLTD 1.0 1.0

Jumlah Kapasitas MW 4.6 4.6 4.6 5.6 5.6 5.6 6.6 6.6 6.6 6.2 6.2
Cadangan MW 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Pemeliharaan 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Operasi 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Surplus/Defisit MW 0.5 0.3 0.2 1.0 0.8 0.6 1.4 0.7 0.9 0.3 0.0

287

1/14/09 3:08:49 PM
Neraca Daya Wilayah NAD

RUPTL-Lampiran B.indd 288


288
Neraca Daya
Sistem NAD Sistem Kutacane
WilayahKutacane

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 38.2 42.1 44.9 47.9 50.8 54.0 57.4 61.1 65.2 69.6 69.6
Beban Puncak MW 8.2 8.8 9.4 10.0 10.6 11.2 11.8 12.6 13.3 14.2 14.2
Load Faktor % 53.1 54.6 54.7 54.9 55.0 55.1 55.3 55.5 56.0 56.2 56.2
Lampiran B.1.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Pasokan
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Terpasang MW 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1
Derating Capacity 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Kuning
Deutz 0.10 1 PLTD 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Deutz 0.56 1 PLTD 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
DAF DKT 0.14 1 PLTD 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
MTU 1.00 3 PLTD 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
Daihatsu 0.50 1 PLTD
SWD 6TM 2.30 1 PLTD 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3
SWD 8FG 0.75 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Cummins 1.00 2 PLTD 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
PLTM Sepakat
Turbin WKC 0.9 2 PLTD 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9
Deutz 0.0 1 PLTD 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Project PLN
Kuning PLTD
Disuplai dari grid 150 kV Sumbagut tahun 2010
Jumlah Kapasitas MW 9.4 9.4
Cadangan MW 3.3 3.3
Pemeliharaan 2.3 2.3
Operasi 1.0 1.0
Surplus/Defisit MW -2.1 -2.7

1/14/09 3:08:50 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 289
Neraca Daya Wilayah NAD
Sistem Blangkejeran
Neraca Daya Wilayah NAD Sistem Blangkejeran

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 10.6 11.7 12.5 13.3 14.1 15.0 15.9 17.0 18.1 19.3 20.6
Beban Puncak MW 2.3 2.5 2.7 2.8 3.0 3.2 3.4 3.6 3.8 4.0 4.3
Load Faktor % 51.6 53.1 53.2 53.3 53.4 53.6 53.7 53.9 54.4 54.6 55.2
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 4.8 4.8 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6
Derating Capacity 0.4 0.4 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Blangkejeran
Deutz 0.26 1 PLTD
DAF DKT 0.14 3 PLTD 0.4 0.4
Daihatsu DM 0.52 1 PLTD 0.5 0.5
Daihatsu 0.25 1 PLTD 0.3 0.3
MTU 18V 0.82 2 PLTD 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
MTU 12V 1.00 2 PLTD 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
Project PLN
Blangkejeran (Rencana) PLTMH 1.0 1.0

Jumlah Kapasitas MW 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 5.4 5.4 5.4 5.4 5.4 5.4
Cadangan MW 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8
Pemeliharaan 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Operasi 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Surplus/Defisit MW 0.3 0.1 -0.1 -0.2 -0.4 0.4 0.2 0.0 -0.2 -0.4 -0.7

289

1/14/09 3:08:52 PM
Neraca Daya Wilayah NAD

RUPTL-Lampiran B.indd 290


290
Neraca Daya Wilayah
Sistem NAD Sistem Subulussalam
Subulussalam
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 39.7 43.7 46.7 49.7 52.8 56.1 59.6 63.5 67.7 72.3 72.3
Beban Puncak MW 9.2 9.8 10.5 11.1 11.8 12.5 13.2 14.0 14.8 15.8 15.8
Load Faktor % 49.4 50.8 50.9 51.0 51.2 51.3 51.4 51.6 52.1 52.2 52.2
Lampiran B.1.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Pasokan
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Terpasang MW 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4
Derating Capacity 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Rimo PLTD
Daihatsu 26DM 0.52 1 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Daihatsu 22 0.25 1 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Niigata 1.10 1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
MTU 12 V 0.50 4 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
MTU 1.10 2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2
PLTD Singkil
Deutz BA 6 M 0.26 1
MTU 0.82 2 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
PLTD Kuta Fajar
APBN 2003 0.70 1 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Project PLN
Relokasi dari Seuneabok PLTD
Disuplai dari grid 150 kV Sumbagut tahun 2009
Jumlah Kapasitas MW 6.8
Cadangan MW 1.9
Pemeliharaan 1.1
Operasi 0.8
Surplus/Defisit MW -4.3

1/14/09 3:08:53 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 291
Neraca Daya Wilayah NAD
Neraca Daya Wilayah NAD Sistem Takengon
Sistem Takengon
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 45.0 49.5 52.8 56.3 59.8 63.5 67.5 71.9 76.6 81.9 81.9
Beban Puncak MW 14.5 15.5 16.6 17.6 18.6 19.7 20.9 22.2 23.5 25.0 25.0
Load Faktor % 35.3 36.4 36.4 36.5 36.6 36.7 36.8 37.0 37.3 37.4 37.4
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 12.3 12.3 12.3 12.3 11.6 12.3 12.3 12.3 12.3 12.3 12.3
Derating Capacity 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Dedalu
Daihatsu 0.30 2 PLTD
DAF DKS 0.20 1 PLTD
Deutz 0.30 1 PLTD
PLTD Ayangan
SWD 8 FG 1.00 2 PLTD 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
Deutz 1.22 1 PLTD
SWD 6 TM 3.30 1 PLTD 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3
MTU 0.70 2 PLTD 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
Caterpillar 1.60 2 PLTD 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2
PLTD Janarata
DAF 0.12 4 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MWM 0.13 1 PLTD 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Deutz 0.40 1 PLTD 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
Caterpillar 0.65 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
PLTD Jagong Jeget
Deutz 8 M 0.4 1 PLTD
PLTD Bintang
Deutz 8 M 0.1 1 PLTD
PLTMH Angkup
Angkup 0.75 1 PLTMH 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Project PLN

Disuplai dari grid 150 kV Sumbagut tahun 2009


Jumlah Kapasitas MW 10.6
Cadangan MW 4.9
Pemeliharaan 3.3
Operasi 1.6
Surplus/Defisit MW -8.8

291

1/14/09 3:08:55 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 292
292
Neraca Daya Wilayah NAD
Neraca Daya Wilayah
Sistem NAD Sistem Meulaboh
Meulaboh
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 77.2 85.0 90.7 96.6 102.6 109.0 115.8 123.4 131.6 140.6 140.6
Beban Puncak MW 14.3 15.3 16.3 17.3 18.4 19.5 20.6 21.9 23.1 24.6 24.6
Load Faktor % 61.6 63.4 63.5 63.7 63.8 64.0 64.1 64.4 65.0 65.2 65.2
Pasokan
Lampiran B.1.2

Kapasitas Terpasang MW 26.6 26.6 26.6 26.6 26.6 26.6 26.6 26.6 26.6 26.6 26.6
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Derating 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
PLTD Seunebok
Deutz 1.2 1 PLTD 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
SWD 3.5 2 PLTD 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9
MAK 2.7 1 PLTD 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7
Deutz 1.2 1 PLTD
Deutz 1.2 1 PLTD
Mirrless 5.2 1 PLTD 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2
Caterpillar 1.6 1 PLTD 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
GE-1 2.8 2 PLTD 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6
PLTD Sungai Mas
Deutz F3L 0.0 1 PLTD 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Deutz F6L 0.0 1 PLTD 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
PLTD Sama Tiga
Marcedes Benz 0.4 1 PLTD 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
Deutz 0.4 1 PLTD 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
PLTD Jeuram
MTU 0.4 1 PLTD 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
MTU 1.1 2 PLTD 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1
PLTD Sewa
PT Cita Contrac PLTD
Beli Energi
Media group 5.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0
Project PLN
Disuplai dari grid 150 kV Sumbagut, tahun 2010
Jumlah Kapasitas MW 27.4 37.4
Cadangan MW 7.5 7.5
Pemeliharaan 5.2 5.2
Operasi 3.5 3.5
Surplus/Defisit MW 5.6 14.6

1/14/09 3:08:56 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 293
Neraca Daya Wilayah Riau
Sistem
Neraca Daya Wilayah Siak
Riau Sistem Siak

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 36.2 39.3 43.5 48.2 53.5 59.4 66.0 73.4 81.6 90.8 101.4
Beban Puncak MW 7.5 8.1 8.9 9.9 10.9 12.0 13.3 14.8 16.4 18.1 20.2
Load Faktor % 55.3 55.5 55.7 55.9 56.1 56.3 56.5 56.7 56.9 57.1 57.4
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 4.8 4.8 4.8 4.8 4.8 4.8 4.8 4.8 4.8 4.8 4.8
Derating Capacity MW 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
Mitsubishi 0.60 2 PLTD 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Mitsubishi 1.60 1 PLTD 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
Komatsu 0.10 1 PLTD 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Deutz BA12 0.52 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Deutz F10 0.10 6 PLTD 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Pembangkit Pemda
MTU 0.60 1 PLTD 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
MTU 6R 0.10 2 PLTD 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel PLTD 1.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
Project PLN
Sewa KIT (Coal Gasifier) PLTGB 8
Project IPP

Jumlah Kapasitas MW 5.3 10.3 18.3 18.3 18.3 18.3 18.3 18.3 18.3 18.3 18.3
Cadangan MW 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2
Pemeliharaan 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
Operasi 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Surplus/Defisit MW -4.4 0.0 7.2 6.3 5.2 4.1 2.8 1.3 -0.2 -2.0 -4.1

293

1/14/09 3:08:58 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 294
294
Neraca Daya Wilayah Riau
Neraca Daya
Sistem Riau Sistem Rengat
WilayahRengat
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 71.9 78.1 86.2 95.4 105.6 117.0 129.8 144.0 159.8 177.3 197.7
Beban Puncak MW 14.0 15.2 16.7 18.4 20.4 22.5 24.9 27.6 30.6 33.9 37.7
Load Faktor % 58.7 58.8 58.9 59.0 59.1 59.3 59.4 59.5 59.6 59.8 59.9
Lampiran B.1.2

Pasokan
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Terpasang MW 18.6 18.6 18.6


Derating Capacity MW 4.5 4.5 4.5
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Air Molek
Mitsubishi 0.60 1 PLTD 0.6 0.6 0.6
Yanmar 0.60 1 PLTD 0.6 0.6 0.6
Deutz 1.20 3 PLTD 3.6 3.6 3.6
Perkins 1.00 1 PLTD 1.0 1.0 1.0
Fuji 2.00 3 PLTD 6.0 6.0 6.0
PLTD Danau Raja
SWD 0.34 2 PLTD 0.3 0.3 0.3
Kubota 0.30 2 PLTD 0.6 0.6 0.6
Deutz 0.26 2 PLTD 0.3 0.3 0.3
Deutz 0.52 5 PLTD 2.6 2.6 2.6
Pembangkit Pemkab
PLTD 1.00 3 PLTD 3.0 3.0 3.0
Project PLN

Project IPP
Rengat (Mengatasi Krisis) PLTU 14.0
Disuplai dari Grid 150 kV Tahun 2011
Jumlah Kapasitas MW 17.1 31.14 31.1
Cadangan MW 3.0 9.0 9.0
Pemeliharaan 2.0 7.0 7.0
Operasi 1.0 2.0 2.0
Surplus/Defisit MW 0.1 7.0 5.4

1/14/09 3:08:59 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 295
Neraca Daya Wilayah Riau
Neraca Daya Wilayah
Sistem Riau Sistem Tembilahan
Tembilahan
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 44.6 48.5 53.8 59.7 66.3 73.6 81.9 91.2 101.5 113.0 126.4
Beban Puncak MW 8.6 9.4 10.4 11.5 12.8 14.2 15.8 17.6 19.5 21.7 24.3
Load Faktor % 58.9 58.9 59.0 59.0 59.1 59.2 59.2 59.3 59.3 59.4 59.4
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 7.9 6.3 6.3 6.3
Derating Capacity MW 2.3 1.9 1.9 1.9
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
SWD 0.34 3 PLTD 1.0
Deutz 0.10 2 PLTD
Perkins 0.24 1 PLTD
Kubota 0.60 1 PLTD
Deutz 0.24 1 PLTD
Deutz 1.20 2 PLTD 2.4 2.4 2.4 2.4
Yanmar 0.27 2 PLTD 0.5
Yanmar 0.60 3 PLTD 1.8 1.8 1.8 1.8
Pembangkit Pemda
Komatsu 0.40 4 1.6 1.6 1.6 1.6
Relokasi Ex Tlk Kuantan
PLTD 0.26 2 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5
Pembangkit Sewa
Sewa Genset 2.00 1 PLTD
Project PLN
Sewa genset (PLTD MFO) PLTD 6.0 -6.0
Project IPP
Tembilahan (Mengatasi Krisis) PLTU 14.0
Di pasok dari grid 150 kV, tahun 2012
Jumlah Kapasitas MW 11.6 10.5 24.5 18.5
Cadangan MW 1.8 8.2 8.2 8.2
Pemeliharaan 1.2 7.0 7.0 7.0
Operasi 0.6 1.2 1.2 1.2
Surplus/Defisit MW 1.1 -7.1 5.9 -1.3

295

1/14/09 3:09:01 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 296
296
Neraca Daya Wilayah Riau
Neraca Daya
Sistem Riau Sistem
WilayahKuala EnokKuala Enok
Lampiran B.1.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rencana Usaha Penyediaan

Kebutuhan
Produksi Energi GWh 4.9 5.7 6.7 7.9 9.3 11.1 13.1 15.6 18.5 21.9 26.1
Beban Puncak MW 1.7 1.9 2.2 2.5 2.8 3.2 3.6 4.1 4.7 5.3 6.1
Load Faktor % 32.3 33.7 35.2 36.7 38.2 39.9 41.6 43.4 45.3 47.2 49.2
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Derating Capacity MW 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.1 0.1
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
Mitsubishi S6U 0.60 2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Mitsubishi S12R 1.00 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Project PLN
Kuala Enok, Loan Belgia PLTD 2.4
Relokasi PLTD PLTD 4.0 4.0
Project IPP

Jumlah Kapasitas MW 1.9 4.3 4.3 8.3 8.3 8.3 8.3 7.3 11.3 11.5 11.5
Cadangan MW 1.6 2.2 2.2 3.2 3.2 3.0 3.0 3.0 3.0 5.0 5.0
Pemeliharaan 1.0 1.2 1.2 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0
Operasi 0.6 1.0 1.0 1.2 1.2 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 2.0
Surplus/Defisit MW -1.4 0.2 -0.1 2.6 2.3 2.1 1.7 0.2 3.6 1.2 0.4

1/14/09 3:09:02 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 297
Neraca Daya Wilayah Riau
Neraca Daya Wilayah
Sistem Riau Sistem
Bagan Bagan Siapi-Api
Siapi-Api
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 31.1 33.9 37.6 41.8 46.5 51.7 57.6 64.2 71.6 79.8 89.4
Beban Puncak MW 5.6 6.1 6.7 7.4 8.3 9.2 10.2 11.3 12.6 14.0 15.6
Load Faktor % 63.7 63.9 64.0 64.2 64.3 64.5 64.6 64.8 64.9 65.1 65.2
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 11.2 11.2 9.2 9.2
Derating Capacity MW 2.5 2.5 2.5 2.5
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
SWD 0.34 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3
SWD 0.50 1 PLTD
Deutz 0.52 2 PLTD 1.0 1.0 1.0 1.0
Deutz 0.22 2 PLTD 0.4 0.4 0.4 0.4
Deutz 1.20 1 PLTD 1.2 1.2 1.2 1.2
MWM 0.27 1 PLTD
MWM 0.80 2 PLTD 1.6 1.6 1.6 1.6
Perkins 0.24 1 PLTD
Mitsubhisi 0.60 1 PLTD 0.6 0.6 0.6 0.6
Daihatsu 0.52 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5
Daihatsu 0.52 1 PLTD
Daihatsu 0.30 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3
Pembangkit Pemda
MWM 0.80 4 PLTD 3.2 3.2 3.2 3.2
Pembangkit Sewa
Caterpillar 1.00 2 PLTD 2.0 2.0 2.0 2.0
Project PLN
Gasifikasi Batubara (sewa) PLTGB 2.5
Disuplai dari Grid 150 kV, Tahun 2012
Jumlah Kapasitas MW 13.3 13.3 11.3 11.3
Cadangan MW 2.0 2.0 2.0 2.0
Pemeliharaan 1.2 1.2 1.2 1.2
Operasi 0.8 0.8 0.8 0.8
Surplus/Defisit MW 5.7 5.2 2.5 1.8

297

1/14/09 3:09:03 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 298
Neraca Daya Wilayah Riau

298
Neraca Daya Wilayah
Sistem Riau Sistem
Selat PanjangSelat Panjang
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 41.0 44.6 49.4 54.8 60.8 67.5 75.0 83.4 92.8 103.2 115.3
Beban Puncak MW 7.7 8.4 9.3 10.2 11.3 12.6 13.9 15.4 17.1 19.0 21.2
Load Faktor % 60.6 60.8 60.9 61.1 61.2 61.4 61.5 61.7 61.8 62.0 62.1
Lampiran B.1.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Pasokan
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Terpasang MW 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1
Derating Capacity MW 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
Kubota 0.6 1 PLTD
Deutz 0.6 1 PLTD
BWSC 1.0 2 PLTD 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
Deutz 1.2 2 PLTD 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
Pembangkit Pemda
ABC 1.2 1 PLTD 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Mitsubishi 3.0 1 PLTD 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
Mitsubishi 1.5 1 PLTD 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Sewa Pembangkit
Sewa Genset MFO PLTD 6.0 6.0 6.0
Project PLN
Selat Panjang (Perpres) PLTU 10.0
Selat Panjang (Rencana) PLTU 10.0
Project IPP

Jumlah Kapasitas MW 13.7 13.7 23.7 17.7 17.7 27.7 27.7 27.7 27.7 27.7 27.7
Cadangan MW 2.2 2.2 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2
Pemeliharaan 1.2 1.2 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
Operasi 1.0 1.0 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Surplus/Defisit MW 3.8 3.1 8.2 1.3 0.2 8.9 7.6 6.1 4.4 2.5 0.3

1/14/09 3:09:05 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 299
Neraca Daya Wilayah Riau
Neraca DayaSistem Riau Sistem Bengkalis
WilayahBengkalis
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 45.2 49.3 54.8 60.9 67.9 75.7 84.4 94.2 105.1 117.3 131.6
Beban Puncak MW 8.8 9.6 10.8 12.0 13.5 15.1 17.0 19.1 21.5 24.1 27.2
Load Faktor % 58.9 58.5 58.1 57.7 57.4 57.0 56.6 56.3 55.9 55.6 55.2
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 12.3 12.3 12.3 12.3 12.3 12.3 12.3 12.3 12.3 12.3 12.3
Derating Capacity MW 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
Deutz 1.20 2 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
Deutz 0.56 1
Deutz 0.22 1
Yamar 0.60 2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Kubota 0.30 2
Komatsu 0.31 3
Catterpilar 0.40 2
SWD 0.34 1
MWM 0.22 1
Pembangkit Pemda
ABC 1.20 1 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Mitsubishi 3.00 2 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
Mitsubishi 1.50 1 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Sewa Pembangkit
Sewa Genset MFO PLTD 6.0 6.0 6.0
Project PLN
Bengkalis (Perpres) PLTU 14.0
Bengkalis (Rencana) PLTU 7.0 7.0
Jumlah Kapasitas MW 18.3 18.3 32.3 26.3 26.3 26.3 26.3 33.3 40.3 40.3 40.3
Cadangan MW 1.8 1.8 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2
Pemeliharaan 1.2 1.2 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Operasi 0.6 0.6 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Surplus/Defisit MW 7.7 6.9 13.3 6.1 4.6 3.0 1.1 6.0 10.6 8.0 4.9

299

1/14/09 3:09:06 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 300
300
Neraca Daya Wilayah Riau
Neraca Daya Wilayah
Sistem Riau Sistem
Tanjung Tanjung Pinang
Pinang
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 236.7 258.5 287.1 319.3 355.6 396.4 442.1 493.4 550.7 614.5 689.5
Beban Puncak MW 42.3 46.0 50.9 56.5 62.6 69.6 77.3 85.9 95.5 106.2 118.7
Load Faktor % 63.8 64.1 64.3 64.6 64.8 65.1 65.3 65.5 65.8 66.1 66.3
Lampiran B.1.2

Pasokan
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Terpasang MW 41.8 41.8 41.8 41.8 41.8 41.8 41.8 41.8 41.8 41.8 41.8
Derating kapasitas 9.2 9.2 9.2 9.2 9.2 9.2 9.2 9.2 9.2 9.2 9.2
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Suka Berenang
Cockeril 1.0 2 PLTD 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
MWM 0.9 1 PLTD 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
MAK 2.5 5 PLTD 12.7 12.7 12.7 12.7 12.7 12.7 12.7 12.7 12.7 12.7 12.7
MAK 2.5 2 PLTD 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
PLTD Air Raja
Mitsubishi 5.7 2 PLTD 11.3 11.3 11.3 11.3 11.3 11.3 11.3 11.3 11.3 11.3 11.3
Allen 4.9 2 PLTD 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8
Pembangkit Sewa
Sewa Genset PLTD 3.0 3.0
Project PLN
Tj. Pinang (Perpres Tambahan) PLTU 25.0 25.0
Sewa PLTU Removable PLTU 30.0 -30.0
Project IPP
Tanjung Pinang (Kemitraan) PLTU 20.0
Interkoneksi dengan grid 150 kV Batam, Tahun 2010
Kapasitas Efektif MW 35.5 85.5
Cadangan MW 8.2 8.2
Pemeliharaan 5.7 5.7
Operasi 2.5 2.5
Surplus/Defisit MW -15.0 31.3

1/14/09 3:09:07 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 301
Neraca Daya Wilayah Riau
Neraca Daya Wilayah
Sistem Riau Sistem
Tanjung Tanjung Uban
Uban
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 24.3 26.6 29.7 33.2 37.2 41.6 46.7 52.3 58.7 65.8 74.2
Beban Puncak MW 4.5 4.9 5.4 6.0 6.7 7.4 8.3 9.2 10.3 11.5 12.8
Load Faktor % 62.2 62.5 62.9 63.3 63.6 64.0 64.4 64.8 65.1 65.5 65.9
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7
Derating kapasitas 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
MWM 0.2 3
Perkins 0.3 1
Deutz 0.3 1 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Deutz 1.2 2 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
Deutz 1.0 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Pembangkit Sewa
Sewa Genset 2.0 PLTD 4.0 4.0
Project PLN

Disupplai dari grid 150 kV Batam, Tahun 2010


Kapasitas Efektif MW 6.6 6.6
Cadangan MW 2.2 2.2
Pemeliharaan 1.2 1.2
Operasi 1.0 1.0
Surplus/Defisit MW -0.1 -0.5

301

1/14/09 3:09:09 PM
Neraca Daya Wilayah Riau

RUPTL-Lampiran B.indd 302


302
Sistem
Neraca Daya Tanjung
Wilayah Balai
Riau Sistem Karimun
Tanjung Balai Karimun
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 109.2 119.3 132.5 147.5 164.3 183.2 204.4 228.2 254.8 284.5 319.3
Beban Puncak MW 17.8 19.5 21.7 24.3 27.1 30.4 34.0 38.1 42.7 47.8 53.8
Load Faktor % 70.1 69.8 69.6 69.4 69.1 68.9 68.7 68.4 68.2 68.0 67.7
Lampiran B.1.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Pasokan
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Terpasang MW 20.4 20.4 20.4 20.4 20.4 20.4 20.4 20.4 20.4 20.4 20.4
Derating kapasitas 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
MAK 2.5 4 PLTD 10.2 10.2 10.2 10.2 10.2 10.2 10.2 10.2 10.2 10.2 10.2
Mitsubishi 1.0 1 PLTD 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Allen 3.0 2 PLTD 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
Pembangkit Pemkab
Catterpilar 0.8 2 PLTD 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
Catterpilar 0.8 2 PLTD 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
Pembangkit Sewa
Sewa Genset (HSD) PLTD 5.0
Sewa Genset (MFO) PLTD 10.0
Project PLN
TB. Karimun (Perpres) PLTU 14.0
New PLTU PLTU 30.0
Project IPP
Tanjung Balai Karimun (Kemitraan) PLTU 12.0
Jumlah Kapasitas MW 19.4 24.4 40.4 40.4 40.4 40.4 70.4 70.4 70.4 70.4 70.4
Cadangan MW 5.5 5.5 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0
Pemeliharaan 3.0 3.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Operasi 2.5 2.5 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
Surplus/Defisit MW -3.9 -0.6 8.6 6.1 3.2 0.0 26.4 22.3 17.7 12.6 6.6

1/14/09 3:09:10 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 303
Neraca Daya Wilayah Riau
Neraca Daya Wilayah
Sistem Riau Sistem
Tanjung Tanjung Batu
Batu
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 25.7 28.0 31.2 34.7 38.6 43.1 48.1 53.7 59.9 66.9 75.1
Beban Puncak MW 4.8 5.3 5.9 6.6 7.4 8.2 9.2 10.4 11.6 13.0 14.7
Load Faktor % 61.0 60.8 60.5 60.2 59.9 59.6 59.4 59.1 58.8 58.6 58.3
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7
Derating Capacity MW 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
Perkins 0.24 1
Komatsu 0.31 1 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Deutz 0.26 2 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Deutz 1.05 2 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1
MWM 0.22 1
Mitsubishi 1.02 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Daihatsu 0.60 4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
PLTD Relokasi
Deutz 1.20 1 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Yanmar 0.60 2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Project PLN
Tanjung Batu (Rencana) PLTU 10.0 5.0
Project IPP

Jumlah Kapasitas MW 6.1 6.1 6.1 16.1 16.1 16.1 16.1 21.1 21.1 21.1 21.1
Cadangan MW 1.6 1.6 1.6 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
Pemeliharaan 1.0 1.0 1.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
Operasi 0.6 0.6 0.6 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Surplus/Defisit MW -0.3 -0.7 -1.3 3.6 2.8 1.9 0.9 4.8 3.5 2.1 0.4

303

1/14/09 3:09:12 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 304
304
Neraca Daya Wilayah Babel
Neraca DayaSistem Babel Sistem Bangka
Wilayah Bangka
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan Interkoneksi dengan Mentok-Koba-Toboali
Produksi Energi GWh 345.1 369.8 413.2 442.1 472.0 504.1 538.5 575.3 614.7 651.8 692.1
Beban Puncak MW 66.0 70.2 77.9 82.8 87.8 93.1 98.8 104.8 111.2 117.1 123.4
Load Faktor % 59.7 60.1 60.5 61.0 61.4 61.8 62.2 62.7 63.1 63.6 64.0
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 26.5 26.5 37.1 37.1 37.1 37.1 37.1 37.1 37.1 37.1 37.1
Lampiran B.1.2

Derating Kapasitas 5.3 5.3 7.4 7.4 7.4 7.4 7.4 7.4 7.4 7.4 7.4
Tenaga Listrik 2009-2018

Pembangkit PLN
Rencana Usaha Penyediaan

Manufacture Size Jlh unit PLTD


PLTD Merawang
MAK 1.50 2 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
Mirrless 2.50 2 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
Allen 3.50 3 10.5 10.5 10.5 10.5 10.5 10.5 10.5 10.5 10.5 10.5 10.5
Caterpillar 4.00 2 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0
PLTD Mentok
Cockerill 0.50 3 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
SWD 0.70 3 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1
MTU 0.40 1 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
PLTD Koba
Cummins 0.23 4 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
Komatsu 0.60 1 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
MAN 0.40 1 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
Cummins 1.00 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
PLTD Toboali
MAN 0.30 2 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
MAN 0.40 3 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
MTU 0.40 1 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
Cummins 1.00 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Komatsu 0.50 1 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD 19.5 19.5
Retirement
Proyek PLN
Merawang (MFO) PLTD 15.0
Air Anyer (Perpres) PLTU 50.0
Proyek IPP
Cangkang PLTU 5.0
Air Anyer (Bangka Power) PLTU 12.0
Bangka (Kemitraan) PLTU 20.0
New PLTU PLTU 30.0
Jumlah Kapasitas MW 40.7 55.7 119.7 131.7 131.7 161.7 161.7 161.7 161.7 161.7 161.7
Cadangan MW 6.5 6.5 35.0 35.0 35.0 40.0 40.0 40.0 40.0 40.0 40.0
Pemeliharaan 4.0 4.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0
Operasi 2.5 2.5 10.0 10.0 10.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0
Surplus/Defisit MW -31.8 -21.0 6.8 13.9 8.9 28.6 22.9 16.9 10.5 4.6 -1.7

1/14/09 3:09:14 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 305
Neraca Daya Wilayah Babel
Neraca Daya Wilayah
Sistem Babel Sistem
Tanjung Tanjung Pandan
Pandan
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan Interkoneksi dengan Mangggar
Produksi Energi GWh 89.9 96.5 103.7 111.5 118.9 126.8 135.3 144.4 154.2 163.2 173.3
Beban Puncak MW 17.1 18.1 18.8 20.0 21.1 22.3 23.6 24.9 26.3 27.6 29.1
Load Faktor % 60.2 60.8 63.0 63.6 64.3 64.9 65.6 66.2 66.9 67.5 68.0
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 13.5 10.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7 7 7.0
Derating Kapasitas 2.7 2.0 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
PLTD Pilang
Daihatsu 2.00 2 4.0 4.0
Niigata 2.00 2 4.0 2.0
Komatsu 0.50 3 1.5
Caterpillar 4.00 1 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0
PLTD Manggar
Komatsu 0.5 2 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Niigata 2.0 1 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel PLTD 4.0
Project PLN
PLTD MFO PLTD 5.0
Belitung Baru (Perpres) PLTU 30.0
Project IPP
Cangkang PLTU 14.0
Belitung (Kemitraan) PLTU 12.0
Jumlah Kapasitas MW 19.8 13.0 66.6 66.6 66.6 66.6 66.6 66.6 66.6 66.6 66.6
Cadangan MW 6.0 6.0 22.0 22.0 22.0 22.0 22.0 22.0 22.0 22.0 22.0
Pemeliharaan 4.0 4.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0
Operasi 2.0 2.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Surplus/Defisit MW -3.3 -11.1 25.8 24.6 23.5 22.3 21.0 19.7 18.3 17.0 15.5

305

1/14/09 3:09:15 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 306
306
Rencana Pengembangan Pembangkit
Rencana Pengembangan Pembangkit
RUPTL 2009
RUPTL 2009– 2018
– 2018
WILAYAH Owner JENIS PROYEK MW COD STATUS
NAD PLN PLTP Jaboi 5.0 2011 Plan
NAD PLN PLTP Jaboi 5.0 2014 Plan
NAD PLN PLTM Blangkejeran 1.0 2011 Plan
Lampiran B.1.2

NAD PLN PLTM Blangkejeran 1.0 2013 Plan


Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

SUMUT Swasta PLTM Parlilitan 7.5 2011 Plan


SUMUT Swasta PLTM Parluasan 2.1 2010 On Going
SUMUT Swasta PLTM Parluasan 2.1 2010 On Going
SUMUT Swasta PLTM Pakat 5.0 2011 Plan
SUMUT Swasta PLTM Pakat 5.0 2011 Plan
SUMUT Swasta PLTM Aek Hutaraja 2.3 2010 On Going
SUMUT Swasta PLTM Aek Hutaraja 2.3 2010 On Going
SUMBAR Swasta PLTM Mangani 1.1 2011 Plan
SUMBAR Swasta PLTM Telun Berasap 6.0 2010 On Going
SUMBAR Swasta PLTM Gumanti 10.0 2012 Plan
SUMBAR Swasta PLTM Kambahan 1.5 2011 Plan
SUMBAR Swasta PLTM Tarusan 3.0 2011 Plan
SUMBAR Swasta PLTM Bayang 6.0 2011 Plan
SUMBAR Swasta PLTM Fatimah 1.4 2011 Plan
SUMBAR Swasta PLTM Guntung 0.6 2011 Plan
SUMBAR Swasta PLTM Sikarban 1.4 2011 Plan
SUMBAR Swasta PLTM Lubuk Gadang 4.0 2011 Plan
SUMBAR Swasta PLTM Sinamar 10.0 2011 Plan
SUMBAR Swasta PLTM Sumpur 2.0 2011 Plan
SUMBAR Swasta PLTM Guning Tujuh 8.0 2011 Plan
SUMBAR Swasta PLTM Muara Sako 2.5 2012 Plan
BABEL PLN PLTD Belitung 5.0 2009 Plan
BABEL PLN PLTD Merawang 5.0 2009 Plan
BABEL PLN PLTD Merawang 5.0 2009 Plan
BABEL PLN PLTD Merawang 5.0 2009 Plan
BABEL Swasta PLTU Cangkang-Bangka 5.0 2010 On Going
BABEL Swasta PLTU Cangkang-Belitung 7.0 2010 Plan
BABEL Swasta PLTU Cangkang-Belitung 7.0 2010 Plan
BABEL PLN PLTU Belitung Baru 15.0 2010 On Going
BABEL PLN PLTU Belitung Baru 15.0 2010 On Going

1/14/09 3:09:17 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 307
Rencana Pengembangan
Rencana Pembangkit
Pengembangan Pembangkit
RUPTL
RUPTL 2009
2009 ––2018
2018
WILAYAH O w n er JE N IS PROYEK MW C OD STATUS
BABEL PLN PLTU Air Anyer 25.0 2010 On Going
BABEL PLN PLTU Air Anyer 25.0 2010 On Going
BABEL Swasta PLTU Air Anyer 6.0 2011 Plan
BABEL Swasta PLTU Air Anyer 6.0 2011 Plan
BABEL Swasta PLTU Bangka 10.0 2010 Plan
BABEL Swasta PLTU Bangka 10.0 2010 Plan
BABEL Swasta PLTU Bangka 15.0 2013 Plan
BABEL Swasta PLTU Bangka 15.0 2013 Plan
BABEL Swasta PLTU Belitung 6.0 2010 Plan
BABEL Swasta PLTU Belitung 6.0 2011 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTG Teluk Lembu 20.0 2008 On Going
SUMBAGSEL PLN PLTGU Indralaya 40.0 2008 On Going
SUMBAGSEL Swasta PLTG Keramasan 50.0 2010 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTG Keramasan 50.0 2010 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTU Sumsel - 4 113.5 2011 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTU Sumsel - 4 113.5 2012 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTU Sumsel - 5 150.0 2014 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTU Sumsel - 5 150.0 2015 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTA Merangin 175.0 2016 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTA Merangin 175.0 2016 Plan
SUMBAGSEL PLN PLTU Tarahan Baru 100.0 2010 On Going
SUMBAGSEL PLN PLTU Tarahan Baru 100.0 2011 On Going
SUMBAGSEL Swasta PLTGU Gunung Megang, Steam Cycle 40.0 2010 On Going
SUMBAGSEL PLN PLTGU Keramasan 86.0 2011 On Going
SUMBAGSEL PLN PLTU Tarahan baru (perpres2) 200.0 2011 Plan
SUMBAGSEL PLN PLTU Tarahan baru(pepres2) 200.0 2012 Plan
SUMBAGSEL PLN PLTU Sumbar Pesisir (perpres2) 100.0 2014 Plan
SUMBAGSEL PLN PLTU Sumbar Pesisir (perpres2) 100.0 2014 Plan
SUMBAGSEL PLN PLTU Sumbar Pesisir 100.0 2010 On Going
SUMBAGSEL PLN PLTU Sumbar Pesisir 100.0 2010 On Going
SUMBAGSEL Swasta PLTU Sumsel - 1 100.0 2011 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTU Sumsel - 1 100.0 2012 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTU M. Tambang (HVDC) 200.0 2016 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTU M. Tambang (HVDC) 200.0 2017 Plan

307

1/14/09 3:09:20 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 308
308
Rencana
Rencana Pengembangan Pembangkit
Pengembangan Pembangkit
RUPTL
RUPTL 2009
2009 ––2018
2018
WILAYAH O w n er J ENIS PROYEK MW C OD STATUS
SUMBAGSEL Swasta PLTU Sumsel - 2 100.0 2012 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTU Sumsel - 2 100.0 2013 Plan
SUMBAGSEL PLN PLTP Ulubelu 55.0 2011 On Going
Lampiran B.1.2

SUMBAGSEL PLN PLTP Ulubelu 55.0 2012 On Going


Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

SUMBAGSEL PLN PLTP Ulubelu 55.0 2013 Plan


SUMBAGSEL PLN PLTP Ulubelu 55.0 2014 Plan
SUMBAGSEL PLN PLTP Lumut Balai 55.0 2011 Plan
SUMBAGSEL PLN PLTP Lumut Balai 55.0 2012 Plan
SUMBAGSEL PLN PLTP Lumut Balai 55.0 2013 Plan
SUMBAGSEL PLN PLTP Lumut Balai 55.0 2014 Plan
SUMBAGSEL PLN PLTP Hululais 110.0 2012 Plan
SUMBAGSEL PLN PLTP Hululais 55.0 2013 Plan
SUMBAGSEL PLN PLTP Sungai Penuh 55.0 2011 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTP Rajabasa 55.0 2012 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTP Rajabasa 55.0 2013 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTP W ai Ratai 55.0 2014 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTP W ai Ratai 55.0 2015 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTP G. Talang 55.0 2017 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTP Kerinci 20.0 2011 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTU Riau Mulut Tambang 150.0 2016 Plan
SUMBAGSEL Swasta PLTU Riau Mulut Tambang 150.0 2017 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTP Sibayak 10.0 2009 On Going
SUMBAGUT PLN PLTG Sicanang 170.0 2008 On Going
SUMBAGUT PLN PLTU Labuhan Angin 115.0 2008 On Going
SUMBAGUT PLN PLTU Labuhan Angin 115.0 2009 On Going
SUMBAGUT PLN PLTP Seulawah 40.0 2012 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTA Asahan I 180.0 2010 On Going
SUMBAGUT PLN PLTA Peusangan 86.0 2012 On Going
SUMBAGUT PLN PLTA Asahan III 174.0 2012 On Going
SUMBAGUT PLN PLTU Meulaboh 100.0 2010 On Going
SUMBAGUT PLN PLTU Meulaboh 100.0 2011 On Going
SUMBAGUT PLN PLTU Pangkalan Susu 200.0 2010 On Going
SUMBAGUT PLN PLTU Pangkalan Susu 200.0 2010 On Going
SUMBAGUT Swasta PLTU Sumut Infrastucture 100.0 2012 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTU Sumut Infrastucture 100.0 2012 Plan

1/14/09 3:09:23 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 309
Rencana
Rencana Pengembangan Pembangkit
Pengembangan Pembangkit
RUPTL 2009
RUPTL 2009– 2018
– 2018
WILAYAH Owner JENIS PROYEK MW COD STATUS
SUMBAGUT Swasta PLTU Sumut Infrastucture 100.0 2012 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTU Sumut 200.0 2017 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTU Sumut 200.0 2018 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTU Sumut 200.0 2018 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTP Sarulla 60.0 2010 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTP Sarulla 110.0 2011 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTP Sarulla 160.0 2012 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTP Sorik Merapi 55.0 2012 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTP Pusuk Bukit 55.0 2014 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTP Pusuk Bukit 55.0 2015 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTP Simbolon 55.0 2015 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTP Simbolon 55.0 2016 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTP G. Sinabung 20.0 2014 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTP Sipaholon 30.0 2012 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTU Rancong 30.0 2011 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTU Kuala Tanjung 112.5 2012 Plan
SUMBAGUT Swasta PLTU Kuala Tanjung 112.5 2012 Plan
SUMBAGUT PLN PLTGU Lhokseumawe 120.0 2010 Plan
SUMBAGUT PLN PLTU New Sumut 200.0 2012 Plan
SUMBAGUT PLN PLTU New Sumut 200.0 2013 Plan
RIAU PLN PLTU Bengkalis 7.0 2010 On Going
RIAU PLN PLTU Bengkalis 7.0 2010 On Going
RIAU Swasta PLTU Rengat 7.0 2011 Plan
RIAU Swasta PLTU Rengat 7.0 2011 Plan
RIAU PLN PLTD Kuala Enok 1.2 2010 Plan
RIAU PLN PLTD Kuala Enok 1.2 2010 Plan
RIAU Swasta PLTU Tembilahan 7.0 2011 Plan
RIAU Swasta PLTU Tembilahan 7.0 2011 Plan
RIAU Swasta PLTU Tj. Balai Karimum 6.0 2011 Plan
RIAU Swasta PLTU Tj. Balai Karimum 6.0 2011 Plan
RIAU PLN PLTU Tj. Balai Karimum 7.0 2010 On Going
RIAU PLN PLTU Tj. Balai Karimum 7.0 2010 On Going
RIAU PLN PLTU Tanjung Batu 5.0 2011 Plan
RIAU PLN PLTU Tanjung Batu 5.0 2011 Plan

309

1/14/09 3:09:25 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 310
310
Rencana Pengembangan Pembangkit
Rencana Pengembangan Pembangkit
RUPTL
RUPTL2009 – 2018
2009 – 2018
Lampiran B.1.2
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

WILAYAH Owner JENIS PROYEK MW COD STATUS


RIAU Swasta PLTU Tj. Pinang 10.0 2011 Plan
RIAU Swasta PLTU Tj. Pinang 10.0 2011 Plan
RIAU PLN PLTU Tj. Pinang (Tambahan) 25.0 2011 Plan
RIAU PLN PLTU Tj. Pinang (Tambahan) 25.0 2012 Plan
RIAU PLN PLTU Sel. Panjang 5.0 2010 On Going
RIAU PLN PLTU Sel. Panjang 5.0 2010 On Going
S2JB Swasta PLTU Talang Duku 12.0 2011 Plan
S2JB Swasta PLTM Manna 2.0 2011 Plan
S2JB Swasta PLTM Manna 2.0 2011 Plan
S2JB Swasta PLTM Lebong 3.0 2011 Plan
S2JB Swasta PLTM Lebong 3.0 2011 Plan
S2JB Swasta PLTM Lebong 3.0 2011 Plan
S2JB Swasta PLTM Lebong 3.0 2011 Plan
S2JB Swasta PLTU Musi Rawas 7.0 2011 Plan
S2JB Swasta PLTU Musi Rawas 7.0 2011 Plan
LAMPUNG Swasta PLTU Lampung Tengah 6.0 2011 Plan
LAMPUNG Swasta PLTU Lampung Tengah 6.0 2011 Plan
LAMPUNG Swasta PLTU Kalianda 6.0 2011 Plan
LAMPUNG Swasta PLTU Kalianda 6.0 2010 Plan

1/14/09 3:09:26 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.1.2

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.2


NERACA DAYA SISTEM SUMATERA

• Walaupun telah dibangun transmisi 150 kV Baganbatu – Rantauprapat yang menghubungkan sistem
Sumbagut dan Sumbagselteng, namun kedua sistem tersebut pada saat ini masih terpisah secara elek-
trik. Kedua sistem ini belum dapat dioperasikan sebagai satu sistem interkoneksi karena terkendala oleh
masalah stabilitas, yaitu adanya osilasi inter area pada frekuensi rendah dengan damping sangat rendah
antara kelompok generator di Sumbagut dan kelompok generator di Sumbagselteng. Interkoneksi kedua
sistem melalui transmisi 275 kV Payakumbuh–Padangsidempuan pada tahun 2010 diharapkan akan dapat
mewujudkan sistem interkoneksi Sumatra . Dengan beroperasinya interkoneksi Sumatera1, maka sistem
Sumbagsel yang memiliki sumber energi primer murah akan dapat memasok sebagian kebutuhan sistem
Sumbagut, walaupun besarnya daya yang dapat ditransfer akan dibatasi oleh limit stabilitas.

• Sebagaimana dijelaskan pada butir 4.1.1, neraca daya sistem interkoneksi Sumatera mempunyai reserve
margin yang relatif tinggi, yaitu mencapai 51%. Hal ini mengindikasikan banyaknya proyek IPP yang COD
nya kemungkinan mengalami keterlambatan.

• Proyek-proyek IPP yang belum financial closing, kecuali PLTP, tidak disebut nama lokasinya secara spe-
sifik, namun hanya disebutkan kawasan daerah dimana proyek tersebut berada. Hal ini dimaksudkan agar
suatu proyek IPP dapat dikembangkan oleh pengembang yang lebih siap dalam melaksanakan proyek,
yaitu mereka yang lebih dahulu memperoleh financial closing. Status beberapa IPP saat ini dalam RUPTL
2009 – 2018 adalah: PLTU NAD adalah PLTU Rancong; PLTU Sumut-1 adalah PLTU Paluh Merbau; PLTU
Sumut-2 adalah PLTU Kuala Tanjung; PLTU Sumbar-1 adalah PLTU Kambang; PLTU Sumsel-1 adalah
PLTU Banjar Sari; PLTU Sumsel-2 adalah PLTU Baturaja; PLTU Sumsel-3 adalah PLTU Banyuasin; PLTU
Sumsel-4 adalah PLTU Simpang Belimbing; PLTU Sumsel-5 adalah PLTU Bayung Lencir; PLTU Sumsel-6
adalah PLTU Pendopo; PLTU Riau Mulut Tambang adalah PLTU Cirenti. Status ini dapat berubah tergan-
tung pada progres selanjutnya dari setiap proyek tersebut.

• Proyek-proyek IPP yang masuk dalam kategori Potensi Proyek adalah mereka yang berpotensi menggan-
tikan proyek-proyek IPP yang dihentikan (terminated) karena tidak berhasil memenuhi ketentuan/kewa-
jiban yang tertuang dalam kontrak. Proyek IPP dalam kategori ini tidak diperhitungkan dalam neraca daya,
namun tetap dapat diproses pengadaannya. Dalam hal ada lebih dari satu pengembang yang berminat
untuk membangun IPP pada suatu kawasan dan memenuhi syarat untuk menggantikan proyek IPP yang
dihentikan, maka pengadaannya akan dilakukan melalui proses tender kompetitif.

1 Untuk memastikan hal tersebut diperlukan studi small signal stability.

311

RUPTL-Lampiran B.indd 311 1/14/09 3:09:26 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.1.2

• Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :


1. Proyek PLTU Percepatan Tahap I ( PLTU Meulaboh, PLTU Pangkalan Susu, PLTU Sumbar Pesisir,
PLTU Tarahan ) dan PLTA Asahan III, merupakan proyek yang sangat strategis karena selain proyek-
proyek ini akan dapat mengatasi defisit pasokan daya yang saat ini terjadi juga sekaligus akan
mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit yang eksisting.
2. PLTU Mulut Tambang (IPP) terkait HVDC, proyek ini harus dapat diselesaikan selaras dengan penye­
lesaian proyek Interkoneksi Jawa-Sumatera 500 kV HVDC.
3. PLTP Ulubelu #1 dan #2 dengan kapasitas 2x55MW, rencana operasi tahun 2011 dan 2012.

• Dalam hal pengembangan PLTP, PLN akan membangun sisi hilir pada lokasi-lokasi sebagai berikut: PLTP
Seulawah Agam 1x40 MW, PLTP Ulubelu 4x55 MW, PLTP Lumut Balai 4x55 MW, PLTP Hulu Lais 3x55
MW, PLTP Sungai Penuh 1x55 MW. Khusus untuk PLTP Ulubelu unit 1 dan 2 sumber dana sudah tersedia
dari JBIC dimana Loan Agreement sudah ditandatangani pada tahun 2005. PLTP Lumut Balai unit 1 dan 2
(2x55 MW) dan PLTP Seulawah Agam 2x20 MW sudah mendapat indikasi pendanaan dimana JBIC ber-
minat mendanai proyek tersebut. Proyek-proyek PLTP lainnya akan dikembangkan oleh IPP dengan total
kapasitas ± 940 MW sampai dengan tahun 2018, namun sampai dengan saat ini eksplorasi yang dilakukan
pihak swasta terhadap proyek-proyek PLTP tersebut belum tuntas, sehingga hal ini menjadi sangat rawan
terhadap ketersediaan reserve margin pada neraca daya di sistem Sumatra.

• Lokasi PLTU baru yang masuk dalam proyek percepatan tahap II adalah:
1. New PLTU Sumut 2x200 MW, akan berlokasi di Pangkalan Susu.
2. PLTU Sumbar Pesisir 2x100MW, akan berlokasi di Teluk Sirih.
3. PLTU Tarahan 2x200MW, akan berlokasi di lokasi Tarahan proyek percepatan tahap I.

Lokasi-lokasi tersebut baru mempertimbangkan aspek pengembangan transmisinya dan masih perlu dilakukan
studi lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek-aspek lainnya seperti pasokan batubara, kondisi lokasi,
ketersediaan air dan aspek lingkungan. Dengan demikian lokasi final baru dapat ditetapkan setelah dilakukan
studi tersebut.

Kepulauan Riau

• Sistem kelistrikan di Kepulauan Riau terdiri atas beberapa sistem isolated tersebar dengan skala yang
relatif masih kecil. Dua sistem terbesar adalah sistem Tanjung Pinang dan sistem Tanjung Balai Karimun.
Kedua sistem tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, dimana beban puncak sistem Tanjung
Pinang saat ini sebesar 42,3 MW dan akan meningkat menjadi 118,7 MW pada tahun 2018, atau tumbuh
rata-rata sebesar 10,9% per tahun. Sedangkan beban puncak sistem Tanjung Balai Karimun saat ini sebe-
sar 17,8 MW akan meningkat menjadi 53,8 MW pada tahun 2018, atau tumbuh dengan tingkat pertumbuh­
an rata-rata sebesar 11,7% per tahun.

312

RUPTL-Lampiran B.indd 312 1/14/09 3:09:27 PM


• Sistem Tanjung Pinang saat ini mengalami kekurangan pasokan daya. Upaya yang dilakukan untuk men-
gatasi kekurangan pasokan daya dalam jangka pendek adalah menyewa PLTD 3,0 MW dan PLTU ba-
tubara mobile sebesar 2x15 MW yang direncanakan untuk memenuhi pertumbuhan demand tahun 2009
sampai dengan tahun 2012. Dalam jangka menengah-panjang sistem Tanjung Pinang (pulau Bintan) akan
terinterkoneksi dengan sistem Batam melalui submarine cable 150 kV 2 sirkit dengan kapasitas 130 MVA
yang dibangun dengan sumber dana dari APLN. Interkoneksi ini akan mulai beroperasi pada tahun 2010
jika pembangunan PLTU Tanjung Kasam di Batam selesai tepat waktu. Dengan beroperasinya interkonek-
si Batam-Bintan ini, maka kebutuhan sistem Tanjung Pinang sampai dengan tahun 2018 akan dipasok dari
pusat-pusat pembangkit di pulau Batam.

• Sama halnya dengan sistem Tanjung Pinang, sistem Tanjung Balai Karimun saat ini juga mengalami
kekurangan pasokan daya. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan pasokan daya dalam
jangka pendek adalah sewa PLTD dengan kapasitas 5 MW dan 10 MW. Dalam jangka menengah diren-
canakan pembangunan PLTU Tanjung Balai Karimun 2x7 MW yang merupakan proyek percepatan pem-
bangkit PerPres 71/2006 dengan rencana operasi tahun 2010. Proyek PLTU Tanjung Balai Karimun ini
merupakan proyek strategis, karena selain bertujuan untuk memenuhi pertumbuhan permintaan (demand)
tenaga listrik juga akan menurunkan biaya operasi karena menghentikan pemakaian BBM dari pembang-
kit-pembangkit eksisting. Disamping itu direncanakan pula proyek IPP yaitu PLTU Kemitraan 2x6 MW,
direncanakan beroperasi tahun 2010. Dalam jangka panjang untuk memenuhi pertumbuhan demand sam-
pai dengan tahun 2018 direncanakan pembangunan PLTU batu bara 3x10 MW dengan rencana operasi
tahun 2014.

Bangka Belitung

• Sistem Bangka dan sistem Belitung (sistem Tanjung Pandan) merupakan sistem isolated yang masih ter-
pisah dengan tingkat pertumbuhan sedang. Beban puncak pada sistem Bangka akan tumbuh dengan
tingkat pertumbuhan rata-rata 6,5% per tahun sampai dengan tahun 2018, sehingga beban puncak saat
ini sebesar 66,0 MW meningkat menjadi 123,4 MW pada tahun 2018. Sedangkan beban puncak sistem
Belitung akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 5,5% per tahun sampai dengan tahun 2018,
sehingga beban puncak sistem Tanjung Pandan yang saat ini sebesar 17,1 MW akan meningkat menjadi
29,1 MW pada tahun 2018.

• Kondisi kelistrikan sistem Bangka saat ini mengalami kekurangan pasokan daya. Upaya yang dilakukan
dalam mengatasi kekurangan pasokan daya tersebut dalam jangka pendek adalah sewa PLTD sebesar
19,5 MW. Dalam jangka menengah-panjang direncanakan pembangunan PLTU percepatan pembang-
kit PerPres 71/2006, yaitu PLTU batubara Air Anyer 2x25 MW yang diharapkan beroperasi tahun 2010.
Proyek PLTU Air Anyer ini merupakan proyek strategis, karena selain bertujuan untuk memenuhi pertum-

313

RUPTL-Lampiran B.indd 313 1/14/09 3:09:27 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.1.2

buhan permintaan (demand) tenaga listrik juga akan menurunkan biaya operasi karena menghentikan
pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit eksisting. Disamping itu direncanakan pula pembangunan
beberapa proyek IPP yaitu: PLTU cangkang 1x5 MW, PLTU Air Anyer 2x6 MW dan PLTU Bangka Ke-
mitraan 2x10 MW. Ketiga proyek IPP ini direncanakan beroperasi tahun 2010 dan 2011. Dalam jangka
panjang direncanakan pembangunan New PLTU IPP dengan kapasitas 2x15 MW yang akan beroperasi
pada tahun 2013.

• Sistem Tanjung Pandan (Belitung) saat ini mengalami kekurangan pasokan daya. Upaya yang dilakukan
untuk mengatasi kekurangan pasokan daya dalam jangka pendek adalah dengan menyewa PLTD 4 MW.
Dalam jangka menengah-panjang direncanakan pembangunan PLTU batubara Belitung Baru (proyek per-
cepatan pembangkit PerPres 71/2006) dengan kapasitas 2x15 MW, dan direncanakan beroperasi pada
tahun 2010. Proyek PLTU batubara Belitung Baru ini merupakan proyek strategis, karena selain bertujuan
untuk memenuhi pertumbuhan permintaan (demand) tenaga listrik juga akan mengurangi biaya operasi
karena menghentikan pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit eksisting. Disamping itu direncanakan
pula pembangunan proyek IPP yaitu : PLTU cangkang 2x7 MW dan PLTU Belitung Kemitraan 2x6 MW
yang direncanakan beroperasi tahun 2010. Dengan beroperasinya pembangkit-pembangkit baru tersebut
akan memenuhi permintaan tenaga listrik sampai dengan tahun 2018.

314

RUPTL-Lampiran B.indd 314 1/14/09 3:09:27 PM


RUPTL-Lampiran B.indd 315
NERACA ENERGI DAN PROYEKSI
ProyeksiKEBUTUHAN BAHAN BAKAR SUMATERA
Neraca Energi
Proyeksi Neraca Energi Sumatera
Sumatra
(GWh)
Tahun HSD MFO Gas Batubara Hydro Geot. Jumlah
2008 3,652 1,999 4,140 4,933 4,251 - 18,975
2009 1,895 1,598 6,115 6,690 4,251 61 20,610
2010 1,570 4 6,013 8,928 5,522 415 22,452
2011 1,065 4 6,721 8,567 5,522 2,522 24,400
2012 403 3 5,689 7,020 7,106 6,301 26,521
2013 447 3 4,967 8,574 7,109 7,769 28,869
2014 539 3 4,306 10,227 7,109 9,263 31,447
2015 660 3 4,124 12,142 7,109 10,253 34,291
2016 804 3 3,975 12,752 9,110 10,697 37,342
2017 959 3 3,582 16,354 9,110 10,705 40,712
2018 1,145 3 3,561 19,893 9,110 10,687 44,398
Lampiran B.1.3
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

315

1/14/09 3:09:28 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 316
316
Proyeksi Kebutuhan Energi Primer
Lampiran B.1.3
Tenaga Listrik 2009-2018

Sumatra
Proyeksi Neraca Energi Primer Sumatera
Rencana Usaha Penyediaan

HSD MFO Gas Batubara


Tahun
10^3 kL 10^3 kL bcf 10^3 ton
2008 1,099 626 48 2,695
2009 602 492 69 3,674
2010 399 4 64 4,970
2011 281 1 69 4,690
2012 120 1 60 3,867
2013 133 1 51 4,691
2014 160 1 44 5,568
2015 196 1 43 6,585
2016 239 1 41 6,907
2017 285 1 38 8,804
2018 340 1 38 10,692

1/14/09 3:09:29 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.1.3

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.3


KEBUTUHAN ENERGI PRIMER

Produksi Energi

Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka
produksi energi berdasarkan jenis energi primer di sistem Sumatra adalah Lampiran B.1.3.

Produksi energi pada Lampiran B1.3 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan meng-
gunakan ProSym dengan asumsi harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
– Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, dan ba-
tubara = USD 90/ton.
– Ketersediaan gas alam hanya berdasarkan pada kontrak yang ada.
– Ketersediaan batubara tidak terbatas.
– Pemanfaatan tenaga panas bumi dan tenaga air sesuai dengan proyek PLTP dan PLTA pada neraca
daya.

Lampiran B1.3 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Peranan MFO yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 2.000 GWh, akan sangat berkurang
menjadi sekitar 4 GWh pada tahun 2010. Hal ini terjadi karena PLTU Belawan 1 – 4 tidak dioperasikan lagi,
karena digantikan peranannya oleh PLTU batubara yang mulai tahun 2010 akan beroperasi.
b. Peranan HSD yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 3.652 GWh akan secara bertahap
berkurang menjadi sekitar 400 GWh pada tahun 2012, karena penggunaan HSD untuk pengoperasian
PLTGU Belawan berkurang secara bertahap sejalan dengan beroperasinya PLTU batubara. Selanjutnya
peranan HSD akan naik kembali menjadi 1.145 GWh pada tahun 2018. Hal ini karena masih beroperasinya
pembangkit diesel isolated untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan beban di sistem tersebar dan sistem
isolated yang belum terinterkoneksi dengan sistem Sumatra.
c. Peranan pembangkit gas yang semula 4.140 GWh pada tahun 2008 naik menjadi 6.115 GWh pada tahun
2009 dan secara bertahap semakin menurun menjadi 3.561 GWh pada tahun 2018. Hal ini karena peng­
operasian pembangkit gas disesuaikan dengan ketersediaan gas dari kontrak yang ada.
d. Peranan pembangkit batubara akan semakin dominan yang pada tahun 2008 sebesar 4.933 GWh akan
naik 4 kali lipat menjadi 19.893 GWh pada tahun 2018.
e. Peranan pembangkit hidro semakin besar dengan masuknya PLTA Asahan 1 pada tahun 2010, PLTA
Asahan 3 pada tahun 2012 dan PLTA Merangin pada tahun 2016.
f. Kontribusi pembangkit geothermal relatif sangat besar pada tahun 2018 dengan produksi 10.687 GWh,

317

RUPTL-Lampiran B.indd 317 1/14/09 3:09:29 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.1.3

yaitu 24% dari total produksi. Hal ini terjadi karena besarnya penambahan kapasitas pembangkit terse-
but, yang pada tahun 2009 hanya 10 MW akan menjadi 1.600 MW pada tahun 2018. Banyaknya kandidat
proyek PLTP di Sumatera akan menyebabkan capacity factor pembangkit beban dasar lainnya, yaitu PLTU
batubara, menjadi rendah jika semua proyek PLTU batubara tersebut terlaksana. Selain itu banyaknya
kandidat proyek PLTP yang kepastian implementasinya masih rendah akan membuat situasi yang cukup
rawan bagi Sumatera apabila pengembangan PLTP yang direncanakan tidak terlaksana sesuai jadwal
mengingat ketidakpastian pelaksanaan beberapa pembangkit IPP juga tinggi.

Kebutuhan Bahan Bakar

Kebutuhan energi primer di sistem Sumatera dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat pada
Lampiran B1.3.

Kebutuhan bahan bakar HSD semakin turun yang pada tahun 2008 sebesar 1,1 juta liter menjadi 0,12 juta
liter pada tahun 2012 kemudian naik kembali menjadi 0,34 juta liter pada tahun 2018 sesuai dengan produksi
energi listrik pada keterangan di atas. Sedangkan pemakaian MFO menjadi sangat kecil mulai tahun 2010
karena hanya digunakan untuk mengoperasikan PLTD skala kecil tersebar.

Proyeksi pemakaian gas mengikuti pasokan gas yang terus mengalami depletion.

Volume pemakaian batubara meningkat dari tahun ke tahun, yaitu naik dari 2,7 juta ton pada tahun 2008 men-
jadi 10,7 juta ton pada tahun 2018 atau meningkat 4 kali lipat.

318

RUPTL-Lampiran B.indd 318 1/14/09 3:09:30 PM


RUPTL-Lampiran B.indd 319
RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN SUMATERA
Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI
Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI Sumatera
Sumatra
(kms)
Tegangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah
500 kV AC - - - - - - - - 240 - - 240
500 kV DC - - - - - - - - 800 - - 800
275 kV 5,122 - 2,476 2,508 10,106
150 kV 743 984 3,128 1,131 1,399 125 220 157 141 41 - 8,069
(MVA)
70 kV -
Total 743 984 8,250 1,131 1,399 125 2,696 157 3,689 41 - 19,215

Tegangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah
500/275 kV 1,000 1,000
275/150 kV 1,500 4,000 - 1,250 1,500 - 8,250
150/20 kV 1,186 1,230 1,290 440 700 750 510 900 820 410 30 8,266
70/20 kV 30 30 60
Total 1,216 2,760 5,290 440 700 750 1,760 900 3,320 410 30 17,576
Lampiran B.1.4
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

319

1/14/09 3:09:31 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 320
320
No. Area Dari Ke Tegangan Conductor kms kmr Fx Lx Jumlah Rencana Status Keterangan
1 NAD Panton Labu Incomer (Idi -Lhok Seumawe) 150 kV 2 cct, 1 HAWK 1 0.5 0.04 0.01 0.06 2009 Incomer
2 NAD Takengon PLTA Peusangan 1 150 kV 2 cct , 2 HAWK 22 11.0 1.25 0.43 1.68 2009 Committed
3 NAD PLTA Peusangan 1 PLTA Peusangan 2 150 kV 2 cct , 2 HAWK 14 7.0 0.79 0.28 1.07 2009 Committed
4 NAD PLTA Peusangan 2 Bireun 150 kV 2 cct , 2 HAWK 114 57.0 6.46 2.25 8.70 2009 Committed
Lampiran B.1.4

5 NAD Sidikalang Subulussalam 150 kV 2 cct , 1 HAWK 130 65.0 5.30 1.90 7.20 2009
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

6 NAD Meulaboh Sigli 275 kV 2 cct , 2 Zebra 333 166.5 33.64 21.87 55.52 2010 Konstruksi 275 kV
7 NAD PLTU Meulaboh Meulaboh 150 kV 2 cct , 1 HAWK 60 30.0 2.45 0.88 3.32 2010
8 NAD Meulaboh Blang Pidie 150 kV 2 cct , 1 HAWK 190 95.0 7.74 2.78 10.53 2010
9 NAD Brast agi Kut a Cane 150 kV 2 cct , 1 HAWK 200 100.0 8.15 2.93 11.08 2010
10 NAD Jant ho Incomer (Sigli -Banda Aceh) 150 kV 2 cct , 1 HAWK 1 0.5 0.04 0.01 0.06 2010 Incomer
11 NAD Blang Pidie Tapak Tuan 150 kV 2 cct , 1 HAWK 130 65.0 5.30 1.90 7.20 2010
12 NAD Cot Trueng Incomer ( Bireun - Lhokseumawe) 150 kV 2 cct, 1 HAWK 6 3.0 0.24 0.09 0.33 2012
13 NAD Takengon PLTA Peusangan 1 150 kV 2 cct , 2 HAWK 22 11.0 1.25 0.43 1.68 2012 Committed
14 NAD PLTP Seulawah 2pi Incomer (Sigli - Banda Aceh) 150 kV 4 cct, 1 HAWK 16 8.0 1.30 0.47 1.77 2012
15 NAD Banda Aceh Krueng Raya 150 kV 2 cct , 1 HAWK 90 45.0 3.67 1.32 4.99 2014

16 Sumut PLTU Labuhan Angin Sibolga 150 kV 2 cct , 1 Zebra 76 38.0 3.84 1.31 5.15 2008 On Going
17 Sumut Dolok Sanggul Incomer ( Tele - Tarutung) 150 kV 2 cct, 1 HAWK 14 7.0 0.57 0.20 0.78 2009 Incomer
18 Sumut Tanjung Marowa Kuala Namu 150 kV 2 cct , 2 HAWK 34 17.0 1.93 0.67 2.60 2009
19 Sumut Galang Namurambe 150 kV 2 cct , 2 x Zebra 80 40.0 6.17 1.71 7.88 2010
20 Sumut Galang Tanj. Marowa 150 kV 2 cct , 2 x Zebra 20 10.0 1.54 0.43 1.97 2010
21 Sumut P. Sidempuan Panyabungan 150 kV 2 cct , 1 HAWK 140 70.0 5.71 2.05 7.76 2010
22 Sumut Lima Puluh Incomer (K.Tanjung -Kisaran) 150 kV 2 cct, 1 HAWK 40 20.0 1.63 0.59 2.22 2010 Incomer
23 Sumut Kuala Namu Incomer (Sei Rotan - Perbaungan) 150 kV 2 cct, 1 HAWK 30 15.0 1.22 0.44 1.66 2010
24 Sumut Porsea Simangkok 150 kV 2 cct, 2 HAWK 10 5.0 0.57 0.20 0.76 2010
25 Sumut PLTU Kuala Tanjung Kuala Tanjung 150 kV 2 cct , 2 HAWK 6 3.0 0.34 0.12 0.46 2012 IPP
26 Sumut PLTA Asahan III Simangkok 150 kV 2 cct, 2 HAWK 22 11.0 1.25 0.43 1.68 2012 Committed

1/14/09 3:09:35 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 321
Lanjutan
No. Area Dari Ke Tegangan Conductor kms kmr Fx Lx Jumlah Rencana Status Keterangan
27 Sumut Tanjung Pura Incomer (Binjai - P.Brandan) 150 kV 2 cct, 1 HAWK 30 15.0 1.22 0.44 1.66 2012 Incomer
28 Sumut KIM KIM 2 150 kV 2 cct , 2 HAWK 2 1.0 0.11 0.04 0.15 2012
29 Sumut KIM Medan Pancing 150 kV 2 cct , 2 HAWK 20 10.0 1.13 0.39 1.53 2012
30 Sumut KIM 2 Medan Selayang 150 kV 2 cct , 2 HAWK 30 15.0 1.70 0.59 2.29 2012
31 Sumut PLTU Sumut Infrast uct ure Lamhot ma 150 kV 2 cct , 2 HAWK 20 10.0 1.13 0.39 1.53 2012 IPP
32 Sumut Lamhotma Labuhan (Uprating dari 1 x 240 mm2) 150 kV 1 cct, 2 HAWK 3 3.2 0.22 0.10 0.32 2015 Terkait PLTU Sumut
33 Sumut Labuhan Belawan (Uprat ing dari 1 x 240 mm2) 150 kV 1 cct, 2 HAWK 3 3.0 0.21 0.09 0.30 2015 Terkait PLTU Sumut
34 Sumut Lamhot ma Belawan 150 kV 2nd cct , 2 HAWK 6 6.2 0.23 0.04 0.28 2015 Terkait PLTU Sumut
35 Sumut PLTU Paluh Merbau Belawan PLTGU 150 kV 2 cct , 2 HAWK 60 30.0 3.40 1.18 4.58 2015 IPP

36 Sumbar Indarung Bungus 150 kV 2 cct , 2 HAWK 35 17.5 1.98 0.69 2.67 2008 On Going
37 Sumbar Maninjau Simpang Empat 150 kV 2 cct , 1 HAWK 160 80.0 6.52 2.34 8.86 2008 On Going
38 Sumbar Maninjau Padang Luar 150 kV 2 nd cct , 1 HAWK 42 42.0 1.13 0.23 1.36 2010
39 Sumbar Padang Luar Payakumbuh 150 kV 2 nd cct , 1 HAWK 32 32.0 0.86 0.18 1.04 2010
40 Sumbar Bangko Sungai Penuh 150 kV 2 cct , 2 x Zebra 246 123.0 24.85 16.16 41.01 2010
41 Sumbar PLTU Sumbar Pesel Bungus 150 kV 4 cct , 2 HAWK 50 25.0 2.83 0.99 3.82 2010 Incomer
42 Sumbar PLTP Sungai Penuh Sungai Penuh 150 kV 2 cct , 1 HAWK 20 10.0 0.82 0.29 1.11 2011
43 Sumbar Bungus Kambang 150 kV 2 cct , 2 HAWK 180 90.0 10.19 3.55 13.74 2011
44 Sumbar Pariaman Incomer (L.Alung - Maninjau) 150 kV 2 cct , 1 HAWK 4 2.0 0.16 0.06 0.22 2011 Incomer
45 Sumbar Kiliranjao Teluk Kuant an 150 kV 2 nd cct , 1 HAWK 52 52.0 1.40 0.29 1.69 2011 2nd circuit
46 Sumbar PLTP Kerinci Incomer (Bangko - Sungai Penuh) 150 kV 2 cct, 2 x Zebra 20 10.0 2.02 1.31 3.33 2011 IPP
47 Sumbar PLTP Gunung Talang Solok 150 kV 2 cct , 1 HAWK 20 10.0 0.82 0.29 1.11 2017 IPP

48 Riau Duri Bagan Bat u 150 kV 2 nd cct , 1 HAWK 115 115.0 3.09 0.64 3.73 2008 2nd circuit
49 Riau Garuda Sakt i Kulim/ Pasir Put ih 150 kV 2 cct , 2 HAWK 70 35.0 3.96 1.38 5.34 2009
50 Riau Bangkinang Pasir Pangaraian 150 kV 2 cct , 1 HAWK 220 110.0 8.97 3.22 12.19 2010
51 Riau Garuda Sakt i New Garuda Sakt i 150 kV 2 cct , 1 HAWK 40 20.0 1.63 0.59 2.22 2010
52 Riau Dumai KID Dumai/ New Dumai 150 kV 2 cct , 1 HAWK 56 28.0 2.28 0.82 3.10 2010
53 Riau Tanjung Kasang Tanjung Sauh 150 kV 2 cct , 3 x 300 mm2 6 3.0 2.18 0.24 2.42 2010 Kabel Laut (Batam-Bintan)
54 Riau Tanjung Sauh Pulau Ngenang 150 kV 2 cct , 1 HAWK 10 5.0 0.41 0.15 0.55 2010 Batam - Bintan

321

1/14/09 3:09:40 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 322
322
Lanjutan
No. Area Dari Ke Tegangan Conductor kms kmr Fx Lx Jumlah Rencana Status Keterangan
55 Riau Pulau Ngenang Tanjung Taluk 150 kV 2 cct, 3 x 300 mm2 12 6.0 2.18 0.24 2.42 2010 Kabel Laut (Batam-Bintan)
56 Riau Tanjung Taluk Sribintan 150 kV 2 cct, 1 HAWK 60 30.0 2.45 0.88 3.32 2010 Pulau Bintan
57 Riau Sribintan Air Raja 150 kV 2 cct, 1 HAWK 70 35.0 2.85 1.02 3.88 2010 Pulau Bintan
58 Riau Teluk Kuantan Rengat 150 kV 2 cct, 2 HAWK 194 97.0 10.98 3.82 14.81 2011
Lampiran B.1.4
Tenaga Listrik 2009-2018

59 Riau Dumai Bagan Siapi-api 150 kV 2 cct, 1 HAWK 134 67.0 5.46 1.96 7.42 2012
Rencana Usaha Penyediaan

60 Riau Kulim/ Pasir Putih Perawang 150 kV 2 cct, 1 HAWK 70 35.0 2.85 1.02 3.88 2012
61 Riau Kulim/ Pasir Putih Pangkalan Kerinci 150 kV 2 cct, 2 HAWK 134 67.0 7.59 2.64 10.23 2012
62 Riau Rengat Tembilahan 150 kV 2 cct, 1 HAWK 220 110.0 8.97 3.22 12.19 2012
63 Riau Pangkalan Kerinci Rengat 150 kV 2 cct, 2 HAWK 134 67.0 7.59 2.64 10.23 2012
64 Riau PLTU Cirenti Incomer (Teluk Kuantan - Rengat) 150 kV 4 cct, 2 HAWK 140 35.0 7.93 2.76 10.69 2016 IPP

65 S2JB Borang Mariana 150 kV 2 cct, 2 x 330 mm2 18 9.0 1.23 0.40 1.63 2008 On Going
66 S2JB Muara Bulian Incomer (M.Bungo - Aur Duri) 150 kV 2 cct, 2 x 330 mm2 10 5.0 0.68 0.22 0.91 2008 Incomer
67 S2JB PLTG Sengeti Incomer (Aur Duri - Payo Selincah) 150 kV 2 cct, 2 x 330 mm2 20 10.0 1.37 0.44 1.81 2008 On Going
68 S2JB Pekalongan 70 Sukamerindu 70 (Uprating) 70 kV Up ke TACSR185 mm2 122 61.0 3.28 1.28 4.56 2008 Uprating
69 S2JB Bukit Asam Lahat (Uprating dari 1 x 240 mm2) 150 kV 2 cct, 2 HAWK 94 47.0 3.29 1.41 4.70 2008
70 S2JB Tanjung Api api Borang 150 kV 2 cct, 1 HAWK 70 35.0 2.85 1.02 3.88 2009
71 S2JB Pagar Alam Manna 150 kV 1 st cct, 1 HAWK 48 48.0 2.62 1.19 3.81 2009
72 S2JB Lahat Pagar Alam 150 kV 2 nd cct, 1 HAWK 47 47.0 1.26 0.26 1.52 2009
73 S2JB Betung Sekayu 151 kV 1 st cct, 1 HAWK 35 35.0 1.91 0.87 2.78 2010
74 S2JB Talang Kelapa Betung 150 kV 2nd cct, 2 x 330 mm2 55 55.0 2.57 0.43 2.99 2010 2nd circuit
75 S2JB Sarolangun Bangko 150 kV 1 st cct, 1 HAWK 65 65.0 3.55 1.61 5.16 2010 1st circuit
76 S2JB Kambang Mukomuko 150 kV 1 st cct, 1 HAWK 123 123.0 6.73 3.04 9.77 2010 1st circuit
77 S2JB Mariana Kayu Agung 150 kV 1 cct, 2 x Zebra 45 45.0 4.47 1.59 6.05 2010 1st circuit
78 S2JB Jaka Baring Incomer ( Keramasan - Mariana) 150 kV 2 cct, 1 x 330 mm2 1 0.5 0.04 0.02 0.06 2010 Incomer
79 S2JB Pekalongan/ Curup Pulo Baai 150 kV 2 cct, 1 HAWK 45 45.0 3.67 1.32 4.99 2010

1/14/09 3:09:44 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 323
Lanjutan
No. Area Dari Ke Tegangan Conductor kms kmr Fx Lx Jumlah Rencana Status Keterangan
80 S2JB Bet ung Aur Duri 150 kV 2 cct , 2 x Zebra 380 190.0 38.39 24.96 63.36 2011 Konstuksi 275 kV
81 S2JB PLTP Lumut Balai Lahat 150 kV 2 cct , 2 HAWK 50 25.0 3.85 1.07 4.93 2011
82 S2JB PLTU Sumsel-4 (S. Belimbing) Lahat 150 kV 2 cct , 2 x Zebra 190 95.0 19.20 12.48 31.68 2011
83 S2JB PLTU Sumsel-1 (Banjarsari) Incomer (PLTU S.Belimbing - Lahat) 150 kV 2 cct, 2 x Zebra 1 0.5 0.08 0.02 0.10 2011
84 S2JB PLTP Hulu Lais Pekalongan 150 kV 2 cct , 2 HAWK 120 60.0 6.79 2.36 9.16 2012
85 S2JB Bat uraja Muara Dua 150 kV 1 st cct , 1 HAWK 62 62.0 3.39 1.53 4.92 2012 IPP
86 S2JB PLTU Sumsel-2 (Bat uraja) Bat uraja 150 kV 2 cct , 2 HAWK 40 20.0 2.26 0.79 3.05 2012
87 S2JB Lubuk Linggau Muara Rupit 150 kV 1 st cct , 1 HAWK 65 65.0 3.55 1.61 5.16 2013
88 S2JB PLTU Sumsel-3 (Banyuasin) Bet ung 150 kV 2 cct , 2 HAWK 20 10.0 1.13 0.39 1.53 2017

89 Lampung Menggala Gumawang 150 kV 1 cct , 2 x Zebra 91 91.0 9.03 3.21 12.24 2008 On Going
90 Lampung Sukarame Incomer (Sut ami - Nat ar) 150 kV 2 cct , 1 HAWK 1 0.5 0.04 0.01 0.06 2008 Incomer
91 Lampung Blambangan Umpu Incomer (Baturaja - B.Kemuning) 150 kV 2 cct, 1 HAWK 1 0.5 0.04 0.01 0.06 2008 Incomer
92 Lampung Sribawono Seputih Banyak 150 kV 2 cct, 2 x Zebra 140 70.0 10.79 3.00 13.79 2009
93 Lampung Bukit Kemuning Kotabumi (Uprating dari 1 x 240 mm2) 150 kV 2 cct, 2 HAWK 74 37.0 2.59 1.11 3.70 2009
94 Lampung PLTU Tarahan Baru Incomer (New Tarahan - Kalianda) 150 kV 2 cct, 2 x Zebra 1 0.5 0.08 0.02 0.10 2010 On Going
95 Lampung Pagelaran Kot a Agung 150 kV 2 cct , 1 HAWK 80 40.0 3.26 1.17 4.43 2010
96 Lampung Liwa Incomer (B.Kemuning - Besai) 150 kV 2 cct , 1 HAWK 200 100.0 5.47 2.47 7.94 2010
97 Lampung PLTP Ulu Belu pi Incomer (Pagelaran-Batutegi) 150 kV 2 cct, 2 HAWK 40 20.0 1.63 0.59 2.22 2011 On Going
98 Lampung Gumawang Menggala 150 kV 2nd cct , 2 x Zebra 91 91.0 5.00 0.83 5.83 2012 2nd circuit
99 Lampung Menggala Seput ih Banyak 150 kV 2 cct, 2 x Zebra 120 60.0 9.25 2.57 11.82 2012
100 Lampung Nat ar Gedong Tat aan 150 kV 1 cct , 1 HAWK 60 30.0 1.64 0.74 2.38 2012
101 Lampung PLTP Rajabasa Kalianda 150 kV 2 cct , 1 HAWK 40 20.0 1.63 0.59 2.22 2012 IPP
102 Lampung Teluk Bet ung Teluk Rat ai 150 kV 2 cct , 1 HAWK 60 30.0 1.64 0.74 2.38 2013
103 Lampung Kalianda Bakauheni 150 kV 2 cct , 2 x Zebra 90 45.0 6.94 1.93 8.87 2014
104 Lampung PLTP Wai Rat ai Teluk Rat ai 150 kV 2 cct , 1 HAWK 40 20.0 1.09 0.49 1.59 2014 IPP
105 Lampung Menggala Simpang Pemat ang 150 kV 1 cct , 1 HAWK 85 85.0 4.65 2.10 6.75 2015
106 Lampung Pakuan Ratu Incomer (Gumawang - Menggala) 150 kV 2 cct, 2 x Zebra 1 0.5 0.08 0.02 0.10 2016
107 Lampung Sukadana Incomer (S.Banyak - Sribawono) 150 kV 2 cct , 2 x Zebra 1 0.5 0.08 0.02 0.10 2017 Incomer

108 Bangka Air Anyir Pangkal Pinang 150 kV 2 cct, 1 HAWK 44 22.0 1.79 0.64 2.44 2009
109 Bangka Air Anyir Sungai Liat 150 kV 2 cct , 1 HAWK 112 56.0 4.57 1.64 6.20 2009
110 Bangka Pangkal Pinang Kelapa 150 kV 2 cct , 1 HAWK 200 100.0 8.15 2.93 11.08 2010
111 Bangka Pangkal Pinang Air Gegas 150 kV 2 cct, 1 HAWK 200 100.0 8.15 2.93 11.08 2010
112 Belitung Suge Tanjung Pandan/ Dukong 70 kV 2 cct, 1 HAWK 50 25.0 2.04 0.73 2.77 2009

8,069 4,555 454.49 193.42 647.91

323

1/14/09 3:09:50 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 324
324
PENGEMBANGAN
Pengembangan Transmisi
TRANSMISI 275 KV275
SUMATERAkV Sumatera

No. Area Dari Ke Tegangan Conductor kms kmr Fx Lx Jumlah Rencana Status Keterangan
1 Sumbar Kiliranjao Payakumbuh 275 kV 2 cct , 2 x Zebra 266 133 26.88 17.47 44.35 2010
2 Sumut Padang Sidempuan Payakumbuh 275 kV 2 cct , 2 x Zebra 600 300 60.62 39.41 100.03 2010 Commited
3 Sumut Padang Sidempuan PLTP Sarulla 275 kV 2 cct , 2 x Zebra 602 301 60.82 39.55 100.37 2010
Lampiran B.1.4

4 Sumut PLTP Sarulla Simangkok 275 kV 2 cct, 2 x Zebra 604 302 61.02 39.68 100.70 2010
Tenaga Listrik 2009-2018

5 Sumut PLTA Asahan 1 Simangkok 275 kV 2 cct, 2 x Zebra 606 303 61.23 39.81 101.03 2010 IPP
Rencana Usaha Penyediaan

6 Sumut Simangkok Galang 275 kV 2 cct, 2 x Zebra 608 304 61.43 39.94 101.37 2010
7 Sumut Galang Binjai 275 kV 2 cct , 2 x Zebra 610 305 61.63 40.07 101.70 2010
8 Sumut Binjai PLTU Pangkalan Susu 275 kV 2 cct , 2 x Zebra 612 306 61.83 40.20 102.04 2010
9 Riau Garuda Sakt i Payakumbuh 275 kV 2 cct , 2 x Zebra 614 307 62.04 40.33 102.37 2010
13 S2JB Bet ung Aur Duri 275 kV 2 cct , 2 x Zebra 616 308 62.24 40.46 102.70 2014
14 S2JB PLTU Sumsel-5 (B.Lencir) Incomer 2 PI 275 kV 2 cct , 2 x Zebra 618 309 62.44 40.60 103.04 2014
15 S2JB Aur Duri Rengat 275 kV 2 cct , 2 x Zebra 620 310 62.64 40.73 103.37 2014
16 Riau Rengat Garuda Sakt i 275 kV 2 cct , 2 x Zebra 622 311 62.84 40.86 103.70 2014
10 S2JB Lahat Gumawang 275 kV 2 cct, 2 x Zebra 624 312 63.05 40.99 104.04 2016
11 S2JB Bangko Tengah Incomer (Lahat - Gumawang) 275 kV 4 cct, 2 x Zebra 626 313 63.25 41.12 104.37 2016
12 S2JB Bangko Tengah Betung 275 kV 2 cct, 2 x Zebra 628 314 63.45 41.25 104.70 2016
17 NAD Pangkalan Susu Sigli 275 kV 2 cct , 2 x Zebra 630 315 63.65 41.38 105.04 2016

10,106 5,053 1,021.05 663.86 1,684.91

PENGEMBANGAN
Pengembangan Transmisi
TRANSMISI 500 KV500
SUMATERAkV Sumatera

No. Area Dari Ke Tegangan Conductor kms kmr Fx Lx Jumlah Rencana Status Keterangan
1 Sumsel Musi Rawas Bangko Tengah 500 kV 2 cct , 4 x Dove 240 120 52.14 26.19 78.33 2016
2 Lampung Bangko Tengah Ket apang 500 kV 4 x 720 mm2 800 400 238.00 42.00 280.00 2016 HVDC

1/14/09 3:09:54 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 325
Pengembangan Gardu
PENGEMBANGAN Induk
GARDU INDUK150
150 kV dan
kVdan 70 kV kV Sumatera
70SUMATERA

No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kap Fx Lx Jumlah COD Keterangan
1 NAD Tualang Cut 150/20 kV Extension 10 0.49 0.49 2008 Relokasi dari Sigli
2 NAD Bireun 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2007
3 NAD Sigli 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008 Uprating 10 MVA
4 NAD Banda Aceh 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2009
5 NAD Takengon 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009 Pengganti PLTD Isolated
6 NAD Subulussalam 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009 Pengganti PLTD Isolated
7 NAD Panton Labu 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009
8 NAD Bireun Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2009 T/L ke Peusangan 2
9 NAD Peusangan 1 150/20 kV Extension 4 LB 2.11 0.36 2.47 2009 T/L ke Takengon dan Peusangan 2
10 NAD Peusangan 2 150/20 kV Extension 4 LB 2.11 0.36 2.47 2009 T/L ke Peusangan 1 dan Bireun
11 NAD Meulaboh 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010 Pengganti PLTD Isolated
12 NAD PLTU Meulaboh Pembangkit New 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010
13 NAD Sigli Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010
14 NAD Kuta Cane 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
15 NAD Brastagi Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 T/L ke Kuta Cane
16 NAD Jantho 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
17 NAD Blang Pidie 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010 T/L ke Tapak Tuan
18 NAD Meulaboh Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 T/L ke Blang Pidie
19 NAD Tapak Tuan 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010 T/L ke Blang Pidie
20 NAD Cot Trueng 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2012
21 NAD PLTP Seulawah 150/20 kV Extension 4 LB 2.11 0.36 2.47 2012
22 NAD Krueng Raya 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2014
23 NAD Banda Aceh Ext LB 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2014 T/L ke Krueng Raya
24 NAD Takengon 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2014
25 NAD Meulaboh 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2014
26 NAD Jantho 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
27 NAD Banda Aceh 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2016

325

1/14/09 3:09:57 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 326
326
Lanjutan
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kap Fx Lx Jumlah COD Keterangan
28 Sumut Koto Pinang 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2008 on Going
29 Sumut Sibolga Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2008 on Going -- ke PLTU Labuhan Angin
30 Sumut PLTU Labuhan Angin Pembangkit Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2008 on Going -- ke Sibolga
31 Sumut GIS Listrik 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2008
32 Sumut Paya Pasir 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2008
Lampiran B.1.4
Tenaga Listrik 2009-2018

33 Sumut Perbaungan 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008


Rencana Usaha Penyediaan

34 Sumut Paya Geli 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2009


35 Sumut Kisaran 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2009
36 Sumut Labuhan 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2009
37 Sumut Gunung Para 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2009 Uprating 10 MVA & Single Pi
38 Sumut KIM 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2009
39 Sumut Tele 150/20 kV Extension 20 0.98 0.17 1.15 2009 Uprating 10 MVA
40 Sumut Lamhotma 150/20 kV Extension 10 0.49 0.49 2009 Relokasi dari Tele
41 Sumut Aek Kanopan 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2009 Dirubah menjadi Single pi
42 Sumut Gunung Tua 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2009 Uprating 10 MVA
43 Sumut Dolok Sanggul 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009
44 Sumut Kuala namu 150/20 kV New 60 2.85 0.49 3.34 2009 Bandara Baru
45 Sumut Tanjung Marowa 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2009 T/L ke Kuala Namu
46 Sumut Sidikalang Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2009 T/L ke Subussalam
47 Sumut Denai 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2010
48 Sumut Denai 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 Perubahan ke Double phi
49 Sumut Namurambe 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2010
50 Sumut Namurambe 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 Perubahan ke Double phi
51 Sumut Mabar 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2010
52 Sumut Tebing Tinggi 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2010
53 Sumut Sidikalang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2010
54 Sumut Sibolga 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2010 Uprating 10 MVA
55 Sumut Penyabungan 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
56 Sumut P. Sidempuan Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 T/L ke Penyabungan
57 Sumut Lima Puluh 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
58 Sumut Namurambe 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 T/L ke Galang
59 Sumut Tanjung Marowa 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 T/L ke Galang

1/14/09 3:10:01 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 327
Lanjutan
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kap Fx Lx Jumlah COD Keterangan
60 Sumut Galang 150/20 kV New 4 LB 2.11 0.36 2.47 2010 T/L ke Nrambe dan Tj Marowa
61 Sumut Pematang Siantar 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2011
62 Sumut P. Sidempuan 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2011
63 Sumut Tanjung Marowa 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2011
64 Sumut Kuala namu 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2011
65 Sumut Kuala Tanjung 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2012 T/L ke PLTU Kuala Tanjung
66 Sumut PLTU Kuala Tanjung Pembangkit New 2 LB 1.05 0.18 1.23 2012 T/L Kuala Tanjung
67 Sumut PLTA Asahan III Pembangkit New 2 LB 1.05 0.18 1.23 2012 T/L ke Simangkuk
68 Sumut GIS Listrik 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2012
69 Sumut Rantau Prapat 150/20 kV Extension 20 0.98 0.17 1.15 2012 Uprating 10 MVA
70 Sumut Tanjung Pura 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2012
71 Sumut KIM 2 150/20 kV New 120 4.65 0.79 5.44 2012
72 Sumut Medan Pancing 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2012
73 Sumut Lamhotma 150/20 kV Extension 3 LB 1.25 0.22 1.47 2012 2nd cct ke Belawan dan 2 cct ke PLTU
74 Sumut Medan Selayang 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2012
75 Sumut KIM 150/20 kV Extension 6 LB 3.16 0.54 3.70 2012 ke KIM 2, M.Pancing, M Selayang
76 Sumut Sicanang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2013
77 Sumut Lima Puluh 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2013
78 Sumut Medan Pancing 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2013
79 Sumut Medan Selayang 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2013
80 Sumut Kisaran 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2014 Uprating 30 MVA
81 Sumut Porsea 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2014
82 Sumut Binjai 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2014 Uprating 30 MVA
83 Sumut Paya Geli 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2015
84 Sumut Titi Kuning 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2015
85 Sumut Sei Rotan 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2015 Uprating 31,5 MVA
86 Sumut Kuala Tanjung 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2015
87 Sumut Padang Sidempuan 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2015
88 Sumut Perbaungan 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
89 Sumut PLTGU Belawan Pembangkit Extension 2 D 2 CB 1.71 0.29 2.00 2015 T/L ke PLTU Merbau
90 Sumut Tele 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
91 Sumut Denai 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2015
92 Sumut Paya Pasir 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2016
93 Sumut Tebing Tinggi 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2016
94 Sumut Pematang Siantar 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2016
95 Sumut Labuhan 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2017
96 Sumut Tarutung 150/20 kV Extension 20 0.98 0.17 1.15 2017
97 Sumut Namurambe 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2017
98 Sumut Tanjung Pura 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2017

327

1/14/09 3:10:05 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 328
328
Lanjutan
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kap Fx Lx Jumlah COD Keterangan
99 Sumbar Bungus 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2008 on Going
100 Sumbar Indarung Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2008 T/L ke Bungus
101 Sumbar Batusangkar 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008 Uprating 10 MVA
102 Sumbar Solok 150/20 kV Extension 20 0.54 0.54 2008 Relokasi dari Adijaya
103 Sumbar Simpang Empat 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2008 on Going
104 Sumbar Maninjau Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2008 T/L ke Simpang 4
Lampiran B.1.4

105 Sumbar Simpang Haru Ext LB 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2008 Extension GIS LB
Tenaga Listrik 2009-2018

106 Sumbar Lubuk Alung 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008 Uprating 10 MVA
Rencana Usaha Penyediaan

107 Sumbar Kiliranjao 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008


108 Sumbar Pauh Limo 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2008
109 Sumbar Padang Luar 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2009
110 Sumbar Padang Panjang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2009
111 Sumbar Salak 150/20 kV Extension 20 0.49 0.49 2009 Relokasi dari Padang Luar
112 Sumbar Maninjau 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2010 T/L ke Padang Luar (2nd sirkit)
113 Sumbar Padang Luar 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 T/L ke Maninjau&Payakumbuh (2nd sirkit)
114 Sumbar Payakumbuh 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2010 T/L ke Padang Luar (2nd sirkit)
115 Sumbar Bungus 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 T/L ke PLTU Sumbar Pesel
116 Sumbar PLTU Sumbar Pesel Pembangkit New 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 T/L ke Bungus
117 Sumbar Sungai Penuh 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
118 Sumbar Simpang Empat 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2010
119 Sumbar Sungai Penuh 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011 T/L ke PLTP Kerinci
120 Sumbar PLTP Sungai Penuh Pembangkit New 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011 T/L ke Sungai Penuh
121 Sumbar Pariaman 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011
122 Sumbar Kambang 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2011
123 Sumbar Bungus Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011 T/L ke Kambang
124 Sumbar Kiliranjao Ext LB 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2011 T/L 2nd 2cct ke Teluk Kuantan
125 Sumbar PLTP Kerinci Pembangkit New 4 LB 2.11 0.36 2.47 2011 T/L Incomer 2 pi Bangko - S.Penuh
126 Sumbar Payakumbuh 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2012
127 Sumbar Maninjau 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2013
128 Sumbar Simpang Haru 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2013
129 Sumbar PIP 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
130 Sumbar Solok 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
131 Sumbar Sungai Penuh 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
132 Sumbar Pauh Limo 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2017 Uprating 10 MVA
133 Sumbar Lubuk Alung 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2017
134 Sumbar Solok 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2017 T/L ke PLTP Gunung Talang
135 Sumbar PLTP Gunung Talang Pembangkit New 2 LB 1.05 0.18 1.23 2017 T/L ke Solok

1/14/09 3:10:10 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 329
Lanjutan
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kap Fx Lx Jumlah COD Keterangan
134 Riau Duri 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008
135 Riau Dumai 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008
136 Riau Bagan Batu Ext LB 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2008 T/L 2nd cct ke Duri
137 Riau Duri Ext LB 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2008 T/L 2nd cct ke B.Batu
138 Riau Teluk Lembu 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2008 Uprating 30 MVA
139 Riau Teluk Kuantan 150/20 kV Extension 10 0.60 0.60 2008 Relokasi dari Lubuk Alung
140 Riau Kulim 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009
141 Riau Garuda Sakti Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2009 T/L ke Kulim
142 Riau Kandis 150/20 kV New 10 - - - 2009 GI Modular
143 Riau Kulim 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2010
144 Riau Pasir Pangarayan 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
145 Riau Bangkinang Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 T/L ke P.Pangarayan
146 Riau New Garuda Sakti 150/20 kV New 60 2.85 0.49 3.34 2010
147 Riau Garuda Sakti Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 T/L ke New Garuda Sakti
148 Riau KID Dumai 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
149 Riau Dumai Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 T/L ke KID Dumai
150 Riau Tanjung Taluk/Lobam 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010 Pulau Bintan
151 Riau Sribintan 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010 Pulau Bintan
152 Riau Air Raja 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010 Pulau Bintan
153 Riau Rengat 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2011
154 Riau Teluk Kuantan Ext LB 150/20 kV Extension 3 LB - - - 2011 T/L ke Rengat dan Kiliranjao 1 cct
155 Riau Dumai 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2012 Uprating 30 MVA
156 Riau Bagan Batu 150/20 kV Extension 20 0.98 0.17 1.15 2012 Uprating 10 MVA
157 Riau Perawang 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2012
158 Riau Kulim Ext LB 150/20 kV Extension 4 LB 2.11 0.36 2.47 2012 T/L ke P.Kerinci dan Perawang
159 Riau Pangkalan Kerinci 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2012
160 Riau Rengat Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2012 T/L ke Pangkalan Kerinci
161 Riau Tembilahan 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2012
162 Riau Rengat Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2012 T/L ke Tembilahan
163 Riau Bagan Siapi-api 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2012
164 Riau Dumai Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2012 T/L ke Bagan Siapi-api
165 Riau Bangkinang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2013
166 Riau Duri 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2013 Uprating 30 MVA
167 Riau Kulim 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2013 Uprating 30 MVA
168 Riau New Garuda Sakti 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2014
169 Riau Perawang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
170 Riau KID Dumai 150/20 kV Extension 60 - - - 2015
171 Riau PLTU Cirenti Pembangkit New 4 LB 2.11 0.36 2.47 2016 T/L Incomer 2 pi T.Kuantan - Rengat
172 Riau Dumai 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2016 Uprating 30 MVA
173 Riau Kulim 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2016 Uprating 30 MVA
174 Riau Tembilahan 150/20 kV Extension 20 0.98 0.17 1.15 2016
175 Riau Teluk Kuantan 150/20 kV Extension 20 0.98 0.17 1.15 2016
176 Riau New Garuda Sakti 150/20 kV Extension 60 - - - 2016

329

1/14/09 3:10:15 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 330
330
Lanjutan
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kap Fx Lx Jumlah COD Keterangan
176 S2JB Borang 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2008 on Going
159 S2JB Mariana 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2008 on Going
160 S2JB Sukamerindu 70/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008 Uprating 15 MVA
161 S2JB Gumawang 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2008 on Going
162 S2JB Gunung Megang 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2008 on Going
163 S2JB Keramasan 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2008
164 S2JB Pekalongan 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008
Lampiran B.1.4

165 S2JB Muara Bulian 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2008
Tenaga Listrik 2009-2018

166 S2JB Muara Bungo 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008
Rencana Usaha Penyediaan

167 S2JB Talang Kelapa 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2008
168 S2JB Mariana 150/20 kV Extension 16 0.54 0.54 2008 Relokasi dari P3B JB
169 S2JB Simpang Tiga 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2009
170 S2JB Bukit Siguntang 70/20 kV Extension 30 0.61 0.15 0.76 2009 Uprating 15 MVA
171 S2JB Borang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2009
172 S2JB Betung 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2009
173 S2JB Gumawang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2009
174 S2JB Tanjung Api-api 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009
175 S2JB Borang Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2009 T/L ke Tanj. Siapi-api
176 S2JB Manna 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009 Pengganti PLTD Isolated
177 S2JB Pagar Alam Ext LB 150/20 kV Extension 3 LB - - - 2009 T/L ke Manna & Lahat 2nd cct
178 S2JB Lahat Ext LB 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2009 T/L ke Pagar Alam
179 S2JB Aur Duri 150/20 kV Extension 30 0.43 0.43 2009 Relokasi dari Simpang Tiga
180 S2JB Gunung Megang 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 Perubahan dari single ke double phi
181 S2JB Prabumulih 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2010 Uprating 15 MVA
182 S2JB Jakabaring 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
183 S2JB Kayu Agung 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
184 S2JB Gumawang Ext LB 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2010 T/L ke Kayu Agung
185 S2JB Sekayu 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
186 S2JB Betung Ext LB 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2010
187 S2JB Mukomuko 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
188 S2JB Kambang Ext LB 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2010 T/L ke Mukomuko
189 S2JB Pulo Baai 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
190 S2JB Pekalongan Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 T/L ke Pulo Baai
191 S2JB Sarolangun 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
192 S2JB Bangko Ext LB 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2010 T/L ke Sungai Penuh
193 S2JB Betung Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011 T/L ke PLTU Sumsel
194 S2JB PLTU Sumsel-1 Pembangkit New 4 LB 2.11 0.36 2.47 2011 T/L ke Betung dan Aur Duri
195 S2JB Aur Duri Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011 T/L ke PLTU Sumsel
196 S2JB Pekalongan 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011 T/L ke PLTP Hulu Lais
197 S2JB Lahat 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2011 Uprating 10 MVA
198 S2JB Muara Dua 150/20 kV New 30 - - - 2011
205 S2JB PLTU Sumsel-1 150/20 kV Extension 30 - - - 2011
206 S2JB Lahat Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011 T/L ke PLTU Simpang Belimbing
207 S2JB PLTU Sp Belimbing 150/20 kV New 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011 T/L ke PLTU Lahat
234 S2JB PLTU Banjarsari 150/20 kV New 4 LB 2.11 0.36 2.47 2011 T/L ke Lahat dan Sp.Belimbing
203 S2JB PLTP Lumut Balai Pembangkit New 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011 T/L ke Lahat
199 S2JB Baturaja Ext LB 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2011 T/L ke Muara Dua

1/14/09 3:10:20 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 331
Lanjutan
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kap Fx Lx Jumlah COD Keterangan
200 S2JB Betung 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011 T/L ke Betung
201 S2JB PLTU New Sumsel - 1 Pembangkit New 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011 T/L ke PLTU New Sumsel-1
202 S2JB Lahat 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011 T/L ke PLTP Lumut Balai
232 S2JB PLTU Baturaja 150/20 kV New 2 LB 1.05 0.18 1.23 2012 T/L ke Baturaja
233 S2JB Baturaja Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2012 T/L ke PLTU Baturaja
204 S2JB PLTP Hulu Lais Pembangkit New 2 LB 1.05 0.18 1.23 2012 T/L ke Pekalongan
208 S2JB Gumawang Ext LB 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2012 T/L ke Menggala 2nd cct
209 S2JB Sungai Lilin 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2012
210 S2JB Talang Kelapa 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2013
211 S2JB Pagar Alam 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2013 Uprating 15 MVA
212 S2JB Muara Rupit 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2013
213 S2JB Lubuk Linggau Ext LB 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2013 T/L ke Muara Rupit
214 S2JB Payo Selincah 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2013
215 S2JB Muara Bungo 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2013
216 S2JB Simpang Tiga 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2014
217 S2JB Baturaja 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2014 Uprating 30 MVA
218 S2JB PLTU Bayung Lincir Pembangkit New 4 LB 2.11 0.36 2.47 2015 T/L ke Aur Duri dan PLTU Sumsel-1
219 S2JB Lubuk Linggau 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
220 S2JB Jakabaring 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
221 S2JB Aur Duri 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
222 S2JB Muara Bulian 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
223 S2JB Talang Kelapa 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2016
224 S2JB Borang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2016
225 S2JB Lahat 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2016
226 S2JB Pagar Alam 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2016
227 S2JB Gumawang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2016
228 S2JB Tanjung Api-api 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2016
229 S2JB Gunung Megang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2016
230 S2JB Pulo Baai 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2016
231 S2JB Bangko 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2016
235 S2JB Betung 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2017 T/L ke PLTU Banyuasin
236 S2JB PLTU Banyuasin Pembangkit New 2 LB 1.05 0.18 1.23 2017 T/L ke Betung
237 S2JB Keramasan 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2017
238 S2JB Muara Bungo 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2017

331

1/14/09 3:10:24 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 332
332
Lanjutan
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kap Fx Lx Jumlah COD Keterangan
239 Lampung Natar 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008
240 Lampung Kalianda 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008
241 Lampung Adijaya 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008 Uprating 20 MVA
242 Lampung Metro 150/20 kV Extension 20 0.49 0.49 2008 Relokasi dari Tegineneng
243 Lampung Tegineneng 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008 Uprating 20 MVA
Lampiran B.1.4

244 Lampung Menggala 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008


Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

245 Lampung Sribawono 150/20 kV Extension 30 0.87 0.87 2008 Relokasi dari Borang
246 Lampung Sukarame 150/20 kV New 60 2.85 0.49 3.34 2008
247 Lampung Blambangan Umpu 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2008
248 Lampung Menggala Ext LB 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2008 T/L ke Gumawang
249 Lampung Teluk Betung 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2009
250 Lampung Sutami 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2009
251 Lampung Seputih Banyak 150/20 kV New 60 2.85 0.49 3.34 2009
252 Lampung Sribawono Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2009 T/L ke Seputih Banyak
253 Lampung Adijaya 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 Perubahan dari tapping ke single phi
254 Lampung PLTU Tarahan Baru (Perpres) Pembangkit New 4 LB 2.11 0.36 2.47 2010 T/L ke New Tarahan dan Kalianda
255 Lampung Kotabumi 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2010
256 Lampung Kota Agung 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
257 Lampung Pagelaran Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010 T/L ke Kota Agung
258 Lampung Liwa 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
259 Lampung Adijaya 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2011
260 Lampung Ulu Belu 150/20 kV New 20 2.03 0.35 2.38 2011
261 Lampung Menggala 150/20 kV Extension 3 LB 1.58 0.27 1.85 2012 T/L ke Sp.Banyak dan 2nd ke Gumawang
262 Lampung Seputih Banyak 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2012 T/L ke Menggala
263 Lampung New Tarahan 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2012
264 Lampung Gedong Tataan 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2012
265 Lampung Natar Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2012 T/L ke Gedong Tataan
266 Lampung Kalianda 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2012 T/L ke PLTP Rajabasa
267 Lampung PLTP Rajabasa Pembangkit New 2 LB 1.05 0.18 1.23 2012 T/L ke Kalianda
268 Lampung Bukit Kemuning 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2013
269 Lampung Metro 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2013

1/14/09 3:10:28 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 333
Lanjutan
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kap Fx Lx Jumlah COD Keterangan
270 Lampung Tegineneng 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2013 Uprating 20 MVA
271 Lampung Teluk Ratai 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2013
272 Lampung Teluk Betung Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB - - - 2013 T/L ke Teluk ratai
273 Lampung Menggala 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2014
274 Lampung Sukarame 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2014
275 Lampung Bakauheni / Ketapang 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2014
276 Lampung Kalianda 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2014 T/L ke Bakauheni
277 Lampung Teluk Ratai 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2014 T/L ke PLTP Wai Ratai
278 Lampung PLTP Wai Ratai Pembangkit New 2 LB 1.05 0.18 1.23 2014 T/L ke Teluk ratai
279 Lampung Pagelaran 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
280 Lampung Natar 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
281 Lampung Sutami 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
282 Lampung Seputih Banyak 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
283 Lampung Simpang Pematang 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2015
284 Lampung Menggala Ext LB 150/20 kV Extension 1 LB 0.53 0.09 0.62 2015 T/L ke Simpang Pematang
285 Lampung Pakuan Ratu 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2016
286 Lampung Kalianda 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2017
287 Lampung Sribawono 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2017
288 Lampung Sukadana 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2017

289 Bangka PLTU Air Anyer Pembangkit New 2 LB 1.05 0.18 1.23 2009
290 Bangka Pangkal Pinang 150/20 kV New 60 2.85 0.49 3.34 2009 Trafo 2 x 30 MVA
291 Bangka Sungai Liat 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009
292 Bangka Kelapa 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
293 Bangka Air Gegas 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
294 Bangka Pangkal Pinang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2012
295 Belitung PLTU Suge Pembangkit New 2 LB 1.05 0.18 1.23 2009
296 Belitung Tanjung Pandan 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009
297 Belitung Tanjung Pandan 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2018

Total 150 kV 8326 456.82 82.77 539.59

333

1/14/09 3:10:32 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 334
334
Pengembangan Gardu Induk 275 kV Sumatera
PENGEMBANGAN GARDU INDUK 275 kV SUMATERA
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kapasitas Fx Lx Jumlah COD Keterangan

1 Sumsel Lahat 275/150 kV IBT / New 500 16.59 2.93 19.52 2009 On going
- 0 x 150 kV Trafo Bay
- 0 x Diameter 2 CB
- 2 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 2 x Trafo 250 MVA
- 0 x 50 Mvar Reactor
Lampiran B.1.4

- 2 x SCADA
Tenaga Listrik 2009-2018

- Busbar & Connection


Rencana Usaha Penyediaan

- Non Equipment cost

2 Sumsel Lubuk Linggau 275/150 kV IBT / New 250 18.15 3.20 21.35 2009 On going
- 0 x 150 kV Trafo Bay
- 2 x Diameter 2 CB
- 2 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 1 x Trafo 250 MVA
- 1 x 50 Mvar Reactor
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

3 Jambi Bangko 275/150 kV IBT / New 250 18.01 3.18 21.19 2009 On going
- 0 x 150 kV Trafo Bay
- 2 x Diameter 2 CB
- 2 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 1 x Trafo 250 MVA
- 1 x 50 Mvar Reactor
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

4 Jambi M uara Bungo 275/150 kV IBT / New 250 17.75 3.13 20.88 2009 On going
- 0 x 150 kV Trafo Bay
- 2 x Diameter 2 CB
- 2 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 1 x Trafo 250 MVA
- 1 x 50 Mvar Reactor
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost
`
5 Sumbar Kiliranjao 275/150 kV IBT / New 250 18.04 3.18 21.23 2009 On going
- 0 x 150 kV Trafo Bay
- 2 x Diameter 2 CB
- 2 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 1 x Trafo 250 MVA
- 1 x 50 Mvar Reactor
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

1/14/09 3:10:34 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 335
Lanjutan
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kapasitas Fx Lx Jumlah COD Keterangan
6 Sumbar Payakumbuh 275/150 kV IBT / New 500 17.24 3.04 20.28 2010 Committed JBIC
- 2 x 150 kV Trafo Bay
- 4 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 2 x Trafo 250 MVA
- 1 x 50 Mvar Reactor
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

7 Sumut Padang Sidempuan 275/150 kV IBT / New 500 17.77 3.14 20.90 2010 Committed JBIC
- 2 x 150 kV Trafo Bay
- 4 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 2 x Trafo 250 MVA
- 1 x 50 Mvar Reactor
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

8 Sumut Galang 275/150 kV IBT / New 1000 36.06 6.36 42.43 2010
- 2 x 150 kV Trafo Bay
- 3 x Diameter 3 CB
- 1 x Diameter 2 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 2 x Trafo 500 MVA
- 1 x 50 Mvar Reactor
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

9 Sumut Simangkuk 275/150 kV New 5.50 0.97 6.47 2010


- 2 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 2 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

10 Sumut Sarulla 275/150 kV IBT / New 500 20.80 3.67 24.47 2010
- 1 x Diameter 2 CB
- 3 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 2 x Trafo 250 MVA
- 1 x 50 Mvar Reactor
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

11 Sumut Asahan 1 275/18 kV Kit / New 4.97 0.88 5.85 2010 IPP
- 2 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 2 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

335

1/14/09 3:10:36 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 336
336
Lanjutan
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kapasitas Fx Lx Jumlah COD Keterangan
12 Riau Garuda Sakti 275/150 kV IBT / New 500 23.61 4.17 27.77 2010
- 2 x 150 kV Trafo Bay
- 1 x Diameter 2 CB
- 3 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 2 x Trafo 250 MVA
- 1 x 50 Mvar Reactor
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost
Lampiran B.1.4

13 Sumut Binjai 275/150 kV IBT / New 1000 27.69 4.89 32.57 2010
- 2 x 150 kV Trafo Bay
Tenaga Listrik 2009-2018

- 1 x Diameter 2 CB
Rencana Usaha Penyediaan

- 3 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 2 x Trafo 500 MVA
- 1 x 50 Mvar Reactor
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

18 Sumsel Betung 275/150 kV IBT / New 500 23.61 4.17 27.77 2014
- 2 x 150 kV Trafo Bay
- 2 x Diameter 2 CB
- 2 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 2 x Trafo 250 MVA
- 2 x 50 Mvar Reactor
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost
`
19 Sumsel PLTU Sumsel-5 (Bayung Lencir) 275/150 kV IBT / New 250 18.59 3.28 21.88 2014
- 1 x 150 kV Trafo Bay
- 2 x Diameter 2 CB
- 2 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 1 x Trafo 250 MVA
- 1 x 50 Mvar Reactor
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

20 Jambi Aur Duri 275/150 kV IBT / New 250 18.59 3.28 21.88 2014
- 1 x 150 kV Trafo Bay
- 2 x Diameter 2 CB
- 2 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 1 x Trafo 250 MVA
- 1 x 50 Mvar Reactor
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost
`
21 Riau Rengat 275/150 kV IBT / New 250 18.59 3.28 21.88 2014
- 1 x 150 kV Trafo Bay
- 2 x Diameter 2 CB
- 2 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 1 x Trafo 250 MVA
- 1 x 50 Mvar Reactor
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

1/14/09 3:10:38 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 337
Lanjutan
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kapasitas Fx Lx Jumlah COD Keterangan
14 Sumsel Musi Rawas 500/36 kV Kit / New 10.20 1.80 12.00 2016
- 2 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

15 Sumsel Gumawang 275/150 kV IBT / New 500 21.46 3.79 25.25 2016
- 2 x 150 kV Trafo Bay
- 1 x Diameter 2 CB
- 2 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 2 x Trafo 250 MVA
- 1 x 50 Mvar Reactor
- 3 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

16 Sumsel Lahat 275/150 kV Extension 4.60 0.81 5.41 2016


- 1 x Diameter 2 CB
- 1 x Diameter 3 CB
- 0 x 50 Mvar Reactor
- 2 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

17 Sumsel Bangko Tengah 500/275 kV IBT / New 1000 31.07 5.48 36.56 2016
- 2 x 275 kV Trafo Bay
- 2 x Diameter 3 CB
- 2 x Diameter 2 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 2 x Trafo 500 MVA
- 0 x 50 Mvar Reactor
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost
22 NAD Sigli 275/150 kV IBT / New 500 23.61 4.17 27.77 2016
- 2 x 150 kV Trafo Bay
- 1 x Diameter 2 CB
- 3 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 2 x Trafo 250 MVA
- 1 x 50 Mvar Reactor
- 4 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

22 NAD Meulaboh 275/150 kV IBT / New 500 16.06 2.83 18.89 2016
- 2 x 150 kV Trafo Bay
- 0 x Diameter 2 CB
- 2 x Diameter 3 CB
- 1 x Bus Zone Prot
- 2 x Trafo 250 MVA
- 0 x 50 Mvar Reactor
- 2 x SCADA
- Busbar & Connection
- Non Equipment cost

Total 275 kV 9250 428.56 75.63 504.19

337

1/14/09 3:10:40 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.1.4

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.4


RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN SUMATERA

Sudah cukup jelas terlihat pada lampiran B.1.4.

338

RUPTL-Lampiran B.indd 338 1/14/09 3:10:40 PM


RUPTL-Lampiran B.indd 339
PETA PENGEMBANGAN PENYALURAN SUMATERA
Banda Aceh

Sigli
Bireueun
Lhokseumawe
Jantho
P Idie
Peusangan 1 & 2
Seulawah 1X86 MW, 2012
110 MW, 2012
NADA
Peta Jaringan Transmisi
Talang Cut
Langsa
Takengon P.Brandan
Meulaboh 1 & 2 Sumatera
2x100 MW, 2010, U Binjai
Electricity B. Pidhie GU PLTG/U Belawan
2011 Meulaboh Medan Baru
T. Tuan P. Geli Sei.Rotan
G 1x150 MW, 2009 Sumut Inf. Summit
For Perbaungan 2x200 MW, 2012, 2013
Titi Kuning N
U K.Tanjung Asahan I
Kotacane T.Tinggi
A Better G.Para 1 x180 MW, 2010
Kisaran
Brastagi Galang Asahan III
Life Subulussalam A 1x154 MW, 2012 W E
P.Siantar Aek Kanopan
Sidikalang Porsea
Sarulla-GeoPP 1-2 A PLTA Asahan
1x110 MW, 2011 Tele P Sibayak
1x10 MW, 2007
Sarulla-GeoPP 3 Tarutung Simangkuk R.Prapat S
1x55 MW, 2012 Tj Balai Karimun 1 & 2
P PLTP Sarula K.Pinang 2x6 MW, 2009
Sarulla-GeoPP 4-5, PLTA Dumai
1x110 MW, 2014 Sipan Sipahoras A Sibolga Tj Balai Karimun 1 & 2
G.Tua Duri 2x7 MW, 2009
Sarulla-GeoPP 6 PLTU Sibolga U
1x55 MW, 2015 U U Tj Balai Karimun 3 & 4
Bagan Batu 2x6 MW, 2009
Lb. Angin-SCPP 1&2
Panyabungan Garuda Sakti
2x115 MW, 2008, 2009 U U Bengkalis
2x7 MW, 2013, 2014
Sibolga A1,A2 Bangkinang
Pd. Sidempuan Bengkalis 3 & 4
2x100 MW, 2010, 2011 Teluk Lembu
Kt.Panjang G 1x14 MW, 2012
HPP Kulim
U Tj Pinang 1 & 2
A 2x10 MW, 2009
RIAU
Pd. Luar
Payakumbuh Rengat 1 & 2 Sel. Panjang 1 & 2
Maninjau HPP T.Kuantan U 2x7 MW, 2009 2x7 MW, 2009
A Batusangkar U Sel. Panjang 1 & 2
Rengat Tembilahan 1 & 2
Lubuk Alung A Ombilin U 2x7 MW, 2009 2x7 MW, 2010
Singkarak HPP U
Pauh Limo A Indarung U
Salak Kiliranjao Cirenti 1 & 2 SCPP Kuala Tungkal
S.Haru Solok 2 x 150 MW, 2013, 2014
Bungus Aur Duri
SUMBAR Sengeti
go
Muara bun
Kambang 1 & 2
G G 1x28 MW, 2008
JAMBI Payo Selincah Keramasan 1 & 2 1&2
2x200 MW, 2011, 2012 U U Bangka
1x10 MW, 2009
Sumbar Pesisir 1 & 2 1x86 MW, 2010
Bayung Lincir U
Jambi
G 2x100 MW, 2009
2x100 MW, 2009, 2010 GU Keramasan 1 & 2 Anyer 1 & 2
1x11 MW, 2009 Bayung Lincir U Air1x10 MW, 2010
S.Lilin 2x50 MW, 2009
S.Penuh 2x150 MW, 2009 G
2x7 MW, 2009, 2010 Bangko PLTG KAJI
Muba Borang G Inderalaya
U A 1x80 MW, 2009 G Tl.Kelapa
S. Penuh G SUMSEL GU 1x40 MW, 2009 Belitung 1 & 2
Merangin-HPP Megang Palembang Timur
G G. 1x6 MW, 2008
1x350 MW, 2015 2x40 MW, 2007 Betung 1. PLTG Apung 1&2
Rawas SCPP
GU 1x150 MW, 2010 2. PLTG Ex U Belitung 1 & 2 Mantung
Pulo Gadung 1x10 MW, 2009
U Musi Keramasan 1x6 MW, 2009
Tes HPP 2 x 600 MW 3. IPP Palembang Timur
Bukit Asam U
A Lubuk Linggau Muara Enim SCPP
4 x 600 MW G Mariana
U U Excess Power
Simpang Tiga
Prabumulih PERTAMINA+PUSRI
Curup Kayu Agung
(2001)
Sukamerindu A Lahat
Musi HPP Gumawang
PT PLN (Persero) Edit 1x210 MW, 2006 HVDC Interconnection
KANTOR PUSAT BENGKULU 55
Juli 2007
DIREKTORAT TRANSMISI DAN DISTRIBUSI Pagar Alam Baturaja LAMPUNG
Menggala
Ulubelu Sp. Surabaya
90
,5

PETA JARINGAN 500 kV DIREKTORAT


31

1 x 110 MW, 2010 P


Bukit Kemuning 65,5 Lampung Tengah 1 - 2
SISTEM SUMATERA PERENCANAAN SISTEM Kotabumi U 51 x 12 MW, 2009
16 6
TGNNG Sribawono
37,5
Transmisi 500 kV GI 275/150 kV Trans Eksisting 28
U PLTU D PLTD Besai HPP A 18,2Metro 52
Adijaya
,5

GITET 500 kV 30
Sutami
38

Transmisi 275 kV Trans Rencana 38,5


Natar Kalianda 1 & 2
G PLTG A PLTA PLTA B.Tegi 16,8
A 2x6 MW, 2009, 2010
GI 275 kV
P Eksisting Pagelaran P Tarahan 1& 2
Transmisi 150 kV GU PLTGU PLTP Tl. Betung U61,7 2x100 MW, 2008, 2009
GI 150 kV LumutBalai GeoPP
Tarahan Baru 1& 2
Transmisi 70 kV GI 70 kV Rencana 1 x 110 MW, 2012 G
Tarahan 2x100 MW, 2009, 2010
Kalianda
Lampiran B.1.5
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

339

1/14/09 3:10:49 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 340
340
Peta Transmisi Sumatera Per Region

Sistem Nangroe Aceh Darussalam (NAD)


PLTD Lueng Bata
60,17 MW
Krueng
Raya
Lampiran B.1.5

Banda Aceh ACSR 1 x 240 mm2


D
45 km - 2014
2
Tenaga Listrik 2009-2018

ACSR 1 x 240 mm PLTU Rancong


2
ACSR 1 x 2 4 0 mm
Rencana Usaha Penyediaan

91,9 km Sigli 30 MW - 2009


1 km - 2 0 1 0
Jantho 2
ACSR 1 x 240 mm2
ACSR 1 x 2 4 0 mm 2
8 km - 2 0 1 2
ACSR 1 x 240 mm 3 km – 2012
99,2 km Cot Trueng
Seulawah
Bireun 2 Lhokseumawe
P A CS R 1 x 240 mm
61,3 k m ACSR 1 x 240 mm2
82,2 km Panton Labu
2
D ACSR 1 x 240 mm
PLTP Seulawah 0,5 km – 2009
2 x 55 MW - 2012 U
PLTD Cot Trueng Idie
ACSR 2 x 240 mm2 9,4 MW
2
ACSR 2 x 430 mm 57 km – 2009
208 km - 2010 2
ACSR 1 x 240 mm
Takengon 128 ,5 km ACSR 1 x 240 mm2
46,3 km

A A Langsa
ACSR 2 x 430 mm2 2
ACSR 1 x 240 mm
PLTA Peusangan 420 km - 2016
24,1 km
(2x22.1 MW) dan Tualang
(2x21. 1 MW) - 2012 Cut
Meulaboh
ACSR 1 x 240 mm2
U 78,3 km
ACSR 1 x 240 mm2 ke
95 km - 2010 GI Pangkalan Brandan
(Sumatera Utara)

Blangpidie Pangkalan
ke Brandan
PLTU Meulaboh
2 x 100 MW – 2010 PLTU P.Susu
2 x 200 - 2016 (Sumatera Utara)
ACSR 1 x 240 mm2
65 km – 2010
Kuta Cane
2
ACSR 1 x 240 mm
100 km – 2010
Tapaktuan
ke
GI Brastagi
(Sumatera Utara)
Brastagi

2
ACSR 1 x 240 mm
65 km - 2009 Sidikalang
PT PLN (Persero ) Edit ke
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN November 2008
SUMATERA
GI Sidikalang
Sabussalam (Sumatera Utara)
PETA JARINGAN PERENCANAAN SISTEM
PROPINSI NAD BIDANG PERENCANAAN
Existing 70 kV U PLTU D PLTD GI Rencana
Existing 150 kV GI Eksisting
G PLTG A PLTA Kit Eksisting
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV GI 275/150
GU PLTGU P PLTP Kit Rencana kV Renc

1/14/09 3:10:56 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 341
Sistem Sumatera Utara
ke
U PLTU P. SUSU
GI Sigli 2 x200 MW – 2010 PLTGU Belawan PLTU Belawan
Belawan
(NAD) 395,3 MW & 422, 5 MW GU 4 x 65 MW
ke ACSR 2 x 430 mm2
U 2
GI Langsa 80 km - 2010 ACSR 2 x 2 4 0 mm
1 5 km - 2 0 1 0
PLTG Paya Pasir Labuhan PLTU Merbau
(NAD) P . Brandan U
90 MW (Total) G 2 x 100 MW – 2010/2011
T. Pura Lamhotma
2 Pa ya Pa sir
ACSR 1 x 240 mm 10 11
5 km - 2012 5 PLTG Glugur U Mabar 2012
G Kim 2
19,85 MW & 12,85 MW MP Kim
ke 46 Glug ur
13 MS Perbaungan
GI Kuta Cane Binjai 3 Binjai GIS Listrik Sei Rotan
2 9 Perbaungan Paya Geli
PLTP Sibayak T i Kuala Namu
Kuning ACSR 1 x 2 4 0 mm2
(NAD) 12
10 MW - 2007 14 16
6 Kualatanjung PLTU Sumut Infra D 1 5 km - 2 0 10
2 Namurambe Denai
Kuta ACSR 2 x 430 mm 15 U 2 x 100 MW – 2012 /2013 ACSR 2 x 4 3 0 mm2 T.Morawa
Cane 80 km - 2011 Tebing 4 0 km - 2 0 1 0 ACSR 2 x 4 3 0 mm 2
2 Tinggi Galang 1 0 km - 2 0 1 0
ACSR 1 x 240 mm P
100 km - 2010 2
ACSR 1 x 240 mm PLTD Ti Kuning
Brastagi G.Para PLTU Kuala Tanjung 6 x 4,14 MW
PLTA Renun 20 km - 2010
Lima Puluh
D 2 x 100 MW – 2011 /2012
2 x 41 MW
A
Pematang Kisaran
Renun
Siantar
ke
2
GI Sabussalam ACSR 2 x 430 mm
Sidikalang 159 km - 2010
(NAD) ACS R 2 x 430 m m 2
8 km - 2010
D Simangkok PLTA Asahan I
ACSR 1 x 240 mm2 2 Asahan I
Sabussalam A CS R 2 x 240 mm
65 km - 2009 Tele 5 k m - 2010 180 MW - 2010
D A Labuhan
2
Porsea Bilik
A CS R 1 x 240 mm Asahan III
PLTMH Parlilitan 7,5 2
7 k m - 2008 A CS R 2 x 240 mm
MW, Pakkat 10 MW, Dolok Sanggul 18 k m - 2013

01 2
A PLTA Asahan III

- 2 mm 2
Hutaraja 5 MW A
174 MW - 2012

km 4 0
SR
62 1 x 2
AC
PLTA Sipan
2
17 MW & 33 MW ACSR 2 x 430 mm
97 km - 2010
Labuhan Tarutung Rantau
PLTU Labuhan Angin Angin Prapat
2 x 115 MW - 2008 /2009 P ACSR 1 x 2 4 0 mm2 , 5 8 km

A Kota ACSR 1 x 2 4 0 mm 2, 4 5 km
U Sarulla Pinang
2 2008
ACSR 1 x 430 mm 2
38 km - 2008 Sibolga ACSR 2 x 430 mm ACSR 1 x 2 4 0 mm 2 , 1 2 7 km
ke
70 km - 2010
GI Bagan Batu
(Riau)
Gunung
Tua PLTP Sarulla Bagan
2
ACSR 2 x 240 mm 110 MW – 2011 Batu
60 km - 2009 110 MW – 2012
Padang
PLTU Sibolga 110 MW – 2013
Sidempuan
2 x 100 MW – 2010 /2011
2
ACSR 1 x 240 mm
2
70 km - 2010 ACSR 2 x 430 mm
300 km - 2010

Panyabungan ke
PT PLN (Persero )
Edit
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN November 2008 GI Payakumbuh
SUMATERA (Sumatera Barat)
PETA JARINGAN PERENCANAAN SISTEM
PROPINSI SUMATERA UTARA BIDANG PERENCANAAN
Existing 70 kV U PLTU D PLTD GI Rencana
Existing 150 kV GI Eksisting
G PLTG A PLTA Kit Eksisting
Rencana 150 kV
GI 275/150
Rencana 275 kV GU PLTGU P PLTP Kit Rencana kV Renc

341

1/14/09 3:11:06 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 342
342
Sistem Riau

Bagan
Siapi - Api
MALAYSIA
Lampiran B.1.5

ke
ACSR 1 x 240 mm 2
GI Kota Pinang 2
Tenaga Listrik 2009-2018

45 km - 2007 ACSR 1 x 240 mm PLTD Dumai


(Sumatera Utara) 67 km - 2010 20 MW
Rencana Usaha Penyediaan

Kota Bagan
Pinang Batu D
Dumai
KID
ACSR 1 x 240 mm2
2008 28 km - 2010

ACSR 1 x 240 mm2


SUMATERA ACSR 1 x 240 mm 2
115 km 59 km
UTARA SINGAPURA
Duri
PLTG Teluk Lembu
2 x 21,6 MW

2
ACSR 1 x 240 mm 2 Perawang
ACSR 1 x 240 mm 117 km
Pasir 5 km - 2009
Pangaraian Teluk
Kandis Lembu ACSR 1 x 240 mm2
G 35 km - 2012
ACSR 1 x 240 mm 2

G
Garuda 20,6 km
Sakti
ACSR 1 x 240 mm2 ACSR2 x 240 mm 2 Kulim PLTG Riau Power
ACSR 1 x 435 mm2 35 km - 2009 20 MW – 2007
110 km - 2010
45, 5 km ACSR 1 x 240 mm 2
20 km - 2010
ACSR 2 x 240 mm2
Bangkinang New Garuda 67 km -2012
Sakti
2
ACSR 2 x 430 mm
ACSR 1 x 435 mm2
150 km - 2011 Pangkalan
18, 3 km
SUMATERA Koto Kerinci
Panjang
A
BARAT PLTA Koto Panjang ACSR 2 x240 mm 2
3 x 38 MW 67 km - 2012
ACSR 1 x 330 mm2
84,8 km
ke ACSR 1 x 240 mm 2
Payakumbuh 110 km -2012
GI Payakumbuh Tembilahan
Rengat
(Sumatera Barat) ACSR 2 x 240 mm2
97 km - 2011
Teluk
Kuantan

ACSR 1 x 240 mm2 2


U ACSR 2 x 340 mm PT PLN (Persero )
52 km – 2 nd cct - 2011 210 km - 2015 Edit
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA November 2008

Kiliranjao PLTU Cirenti PETA JARINGAN PERENCANAAN SISTEM


2x150 MW – 2013 /2014 PROPINSI RIAU BIDANG PERENCANAAN
ke U D GI Rencana
Existing 70 kV PLTU PLTD
GI Kiliranjao ke Existing 150 kV GI Eksisting
G PLTG A PLTA Kit Eksisting
(Sumatera Barat) GI Aur Duri Rencana 150 kV GI 275/ 150
JAMBI (Jambi) Rencana 275 kV GU PLTGU P PLTP Kit Rencana kV Renc

1/14/09 3:11:13 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 343
Sistem Sumatera Barat

SUMATERA Garuda
ke Sakti
UTARA GI Padang Sidempuan
(Sumatera Utara) ke
GI Garuda Sakti
(Riau)
ACSR 2 x 430 mm2
ACSR 2 x 430 mm2 150 km - 2011
300 km - 2010 Koto
PLTA Batang Agam Panjang
3 x 3, 5 MW ke
Simpang
Empat GI Koto Panjang RIAU
(Riau)
Ombilin - Salak : ACSR 1 x 240 mm 2 ; 2,4 km
ACSR 1 x 240 mm 2 ACSR 1 x 330 mm2
Salak - Solok : ACSR 1 x 240 mm2 ; 27,7 km
80 km - 2008 84,8 km
Solok - Indarung : ACSR 1 x 240 mm 2 ; 34,7 km
Payakumbuh
Ombilin - Indarung : ACSR 1 x 240 mm2 ; 63,9 km
Indarung - Pauh Limo : ACSR 1 x 240 mm2 ; 6,7 km A
ACSR 1 x 330 mm2
Pauh Limo - Simpang Haru : ACSR 1 x 240 mm 2 ; 7,0 km Padang
Luar 26 km
Pauh Limo - PIP : ACSR 1 x 240 mm2 ; 22,7 km PLTA Maninjau Maninjau ACSR 2 x 430 mm2
Batusangkar ke
4 x 17 MW A
PIP - Lubuk Alung : ACSR 1 x 240 mm2 ; 12,0 km 2 133 km - 2009
2 Padang ACSR 1 x 330 mm GI Teluk Kuantan
Maninjau - Padang Luar : ACSR 1 x 240 mm 2 ; 42,0 km ACSR 1 x 240 mm Singkarak 32,6 km
56,7 km
Panjang (Riau)
Padang Luar - Payakumbuh : ACSR 1 x 240 mm 2 ; 32,0 km A Ombilin
Lubuk Alung
Batusangkar - Pdg. Panjang : ACSR 1 x 240 mm2 ; 27,0 km ACSR 2 x 330 mm2
Pdg . Panjang - Singkarak : ACSR 1 x 240 mm 2 ; 20,0 km PLTA Singkarak PIP U
74, 6 km ACSR 1 x 240 mm2
2 4 x 43, 75 MW Salak 52 km, 2 nd cct - 2009
Singkarak - Lubuk Alung : ACSR 1 x 330 mm ; 85, 1 km
Pariaman G
Pariaman - Incomer : ACSR 1 x 240 mm2 ; 2,0 km - 2010 Pauh Limo Solok Kiliranjao
Indarung PLTU Ombilin
Simpang
Haru 2 x 100 MW
PLTG Pauh Limo ACSR 2 x 240 mm2
3 x 21,35 MW 18 km – 2008 ACSR 2 x 430 mm2
117 km
Bungus ke
PLTU Sumbar Pesisir GI Muara Bungo
2 x 100 MW – 2010 /2011
U (Jambi)
ACSR 2 x 240 mm2
90 km - 2011
Muara
Bungo

Kambang
PLTU Kambang U
2 x 100 MW – 2011 /2012
JAMBI
PT PLN (Persero )
Edit
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN November 2008
SUMATERA
PETA JARINGAN PERENCANAAN SISTEM
PROPINSI SUMATERA BARAT BIDANG PERENCANAAN
Existing 70 kV U PLTU D PLTD GI Rencana
Existing 150 kV GI Eksisting
G PLTG A PLTA Kit Eksisting
Rencana 150 kV
GI 275/150
Rencana 275 kV GU PLTGU P PLTP Kit Rencana kV Renc
BENGKULU

343

1/14/09 3:11:18 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 344
344
Sistem Jambi

RIAU

Kiliranjao
ke
GI Rengat
(Riau)
Lampiran B.1.5
Tenaga Listrik 2009-2018

Ke
Rencana Usaha Penyediaan

GI Kiliran Jao
(Sumatera Barat)

PLTD Py .Selincah : 6 x 5,2 MW


ACSR 2 x 340 mm2
ACSR 2 x 430 mm 2 210 km - 2015 PLTD Kasang : 2 x 2,5 MW
117 km
SUMATERA
BARAT D Payo
ACSR 2 x 340 mm 2 Selincah
20,5 km
Muarabungo ACSR 2 x 330 mm 2
195 km Aur Duri

ACSR 2 x 340 mm 2 ACSR 2 x 340 mm2


1 km - 2008 10 km - 2008

Muara Bulian G

PLTG Sengeti
28 MW - 2008
PLTP Kerinci ACSR 2 x 430 mm 2
MW - 20 73 km Aur Betung
2
ACSR 2 x 340 mm
ACSR 2 x 430 mm 2 190 km - 2010
P 68 km - 2008

Sungai A
Penuh ACSR 2 x 240 mm2 ke
55 km - 2008 Bangko GI Betung
(Sumatera Selatan)
ACSR 1 x 240 mm2
65 km - 2010 SUMATERA
PLTA Merangin
350 MW - 2015 SELATAN
Sarolangun
ACSR 2 x 430 mm 2
195 km

ke
GI Mukomuko
(Bengkulu)
PT PLN (Persero )
Edit
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
November 2007
SUMATERA
PETA JARINGAN PERENCANAAN SISTEM
ke PROPINSI JAMBI BIDANG PERENCANAAN
BENGKULU GI Lubuk Linggau U PLTU D
Existing 70 kV PLTD GI Rencana
(Sumatera Selatan) Existing 150 kV GI Eksisting
G PLTG A PLTA Kit Eksisting
Rencana 150 kV
GI 275 /150
Rencana 275 kV GU PLTGU P PLTP Kit Rencana kV Renc

1/14/09 3:11:22 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 345
Sistem Bengkulu
ke
SUMATERA GI S.Penuh
BARAT (Jambi)
JAMBI
ke
GI Bangko
ACSR 1 x 240 mm2 (Jambi)
110 km - 2011

Mukomuko

2
ACSR 2 x 430 mm
195 km
PLTA Lebong
12 MW - 2008
SUMATERA
PLTA Tes A
SELATAN
4 x 4,41 MW Lubuk
& PLTA Linggau
2 x 0,66 MW Tes ACSR 2 x 340 mm2
A
70 km
2 Pekalongan
ACSR 1 x 185 mm
40 km
ACSR 2 x 430 mm2
ACSR 1 x 240 mm 2 2
ACSR 2 x 340 mm 117, 2 km ke
45 km - 2010
PLTA15 km GI Bukit Asam
Musi
A (Sumatera Selatan)
ACSR 1 x 185 mm2
Pulau 61 km Lahat
Baai Bukit
Asam
Sukamerindu PLTA Musi
D 2
3 x 70 MW ACSR 1 x 240 mm
PLTD Sukamerindu 47,3 km
3 x 5, 22 MW 2009
PLTD Baai
21,58 MW (Total )
Pagar
Alam

ACSR 1 x 240 mm2


48 km - 2009

Manna

PT PLN (Persero )
Edit
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
November 2008
SUMATERA
PETA JARINGAN
PERENCANAAN SISTEM - BIDANG PERENCANAAN
PROPINSI BENGKULU LAMPUNG
Existing 70 kV U PLTU D PLTD GI Rencana GI 70 kV
Existing 150 kV GI Eksisting Eksisting
G PLTG A PLTA Kit Eksisting
Rencana 150 kV GI 275/150 GI 150 /70
Rencana 275 kV GU PLTGU P PLTP Kit Rencana kV Renc kV Eksisting

345

1/14/09 3:11:26 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 346
346
Sistem Sumatera Selatan
ke
GI Aur Duri
(Jambi)
JAMBI
BANGKA
BELITUNG
Lampiran B.1.5

ke
GI Bangko ACSR 2 x 340 mm 2 PLTG Borang TM #1 & #2 : 2 x 18 MW
Tenaga Listrik 2009-2018

190 km - 2010 PLTG Borang : 33 MW


(Jambi)
Rencana Usaha Penyediaan

Sungai Lilin IPP Borang : 150 MW


2012
PLTG Talang Duku ACSR 1 x 240 mm2 PLTGU Palembang Timur
14 MW & 20 MW 35 km - 2009 150 MW - 2010
Tanjung 1. Keramasan 70 kV
Api-Api 2. Bukit Siguntang
PLTD Sungai Juaro
G GU
GU 2 x 12, 6 MW 3. Talang Ratu
Talang G ACSR 2 x 340 mm2 Borang
Duku 2
4. Seduduk Putih
ACSR 2 x 340 mm2 36,7 km ACSR 2 x 330 mm
ACSR 1 x 240 mm2 4 5
2 55 km Talang 5. Borang 70 kV
ACSR 2 x 430 mm 5,7 km Kelapa D
9 km - 2008
195 km 3 6. Sungai Juaro
Sekayu 2010 9 6 PLTG Boom Baru
2 7. Sungai Kedukan
Betung 2 G 12,8 MW
ACSR 2 x 3 3 0 mm
Muara ACSR 1 x 240 mm2 1 8,9 km 1 8. Bungaran
U 7
Rupit PLTU Bukit Asam : 4 x 65 MW 35 km - 2010 Keramasan 8
ACSR
9. Boom Baru
2 PLTD Bukit Asam : 2 x 6,3 MW 2
ACSR 1 x 240 mm 2 x 2 8 2 mm PLTU Keramasan : 2 x 12, 5 MW
2 3 km
G Jaka Baring 1 - 2 : TACSR 1 x 120 mm2 ; 5,5 km
45 km - 2013 PLTU Muara Enim PLTG Simpang Tiga Simpang 2009 PLTG Keramasan : 2 x 11, 75 MW
Lubuk Tiga Mariana 2 - 3 : TACSR 1 x 120 mm2 ; 7,2 km
400 MW – 2012 /2013 40 MW & 50 MW & 21,35 MW
Linggau U
3 - 4 : ACSR 1 x 120 mm2 ; 7,2 km
PLTU G G
ACSR 2 x 330 mm2 Banjarsari 2 PLTG Keramasan 4 - 5 : ACSR 1 x 120 mm2 ; 10,1 km
BENGKULU ACSR 2 x 282 mm
70 km ACSR 2 x 430 mm 2 2 x 50 MW - 2009 5 - 6 : ACSR 1 x 120 mm2 ; 10,8 km
U
163 km ACSR 2 x 282 mm 2 Kayu
25 km - 2009 Gunung 60 km PLTGU Keramasan
Muara Agung 6 - 7 : ACSR 1 x 120 mm2 ; 12,4 km
ke Megang 86 MW - 2010
2 Enim 7 - 8 : ACSR 1 x 120 mm2 ; 7,2 km

U
ACSR 2 x 430 mm Prabumulih
GI Pekalongan U 8 - 1 : TACSR 1 x 120 mm2 ; 4,7 km
117, 2 km G
(Bengkulu) ACSR 1 x 240 mm2 U ACSR 2 x 430 mm 2 PLTGU Indralaya 9 - 4 : ACSR 1 x 120 mm2 ; 3,5 km
2
47 km ACSR 2 x 282 mm 45 km - 2010 120 MW - 2007
Lahat Bukit 80 km
PLTU Banjarsari Asam ACSR 2 x 430 mm2
2 x 100 MW 2 130 km - 2011 Gumawang
2010 /2011 ACSR 1 x 240 mm 09
47,3 km 20 P
ACSR 2 x 430 mm 2 ACSR 2 x 430 mm 2
2
45 km - 2011 ACSR 1 x 240 mm 91 km - 2008
PLTP Lumut Balai Pagar 75 km PLTG Gunung Megang
2 x 55 MW - 2012 PLT U S .Be limbing 2 x 40 MW – 2007
Alam 2 x 1 0 0 M W – 2 0 1 0/ 2 0 1 1
PLTG Muba
ACSR 1 x 240 mm 2
ACSR 2 x 240 mm 2 Baturaja 2 x 40 MW - 2009
48 km - 2009 20 km - 2010
PLTU Baturaja ke
2 x 100 MW GI Menggala
ke 2010 /2011 U
2 (Lampung)
GI Manna ACSR 1 x 240 mm
(Bengkulu) ACSR 1 x 240 mm 2 98,5 km
62 km - 2011 Menggala
Muara Dua ke
PT PLN (Persero ) Edit GI Bukit Kemuning
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
November 2007 (Lampung)
SUMATERA
PETA JARINGAN Bukit
PROPINSI SUMATERA SELATAN PERENCANAAN SISTEM - BIDANG PERENCANAAN Kemuning

Existing 70 kV U PLTU D PLTD GI Rencana GI 70 kV


Existing 150 kV GI Eksisting Eksisting
G PLTG A PLTA Kit Eksisting
Rencana 150 kV GI 275/ 150 kV GI 150 /70 LAMPUNG
Rencana 275 kV GU PLTGU P PLTP Kit Rencana Renc kV Eksisting

1/14/09 3:11:33 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 347
Sistem Lampung

Gumawang
ke
GI Bukit Asam ke
(Sumatera Selatan) GI Gumawang
(Sumatera Selatan) Simpang
SUMATERA Pematang

Baturaja SELATAN ACSR 2 x 430 mm2


91 km – 2008
ACSR 1 x 240 mm 2
2 nd cct -2012
0.5 km - 2015 ACSR 1 x 240 mm 2
75 km – 2014
Pakuan Ratu

Menggala
Seputih
ACSR 1 x 240 mm2 Banyak
98,5 km Blambangan ACSR 2 x 430 mm 2
Umpu 60 km - 2012
BENGKULU ACSR 1 x 240 mm2
ACSR 1 x 240 mm2 56 km
0,5 km - 2008

PLTD Tegineneng
3 x 9,4 MW ACSR 2 x 430 mm 2
ACSR 1 x 240 mm2
ACSR 2 x 430 mm2 70 km - 2009
31, 5 km
2 0. 5 km - 2017
ACSR 1 x 240 mm
16 km Bukit Kotabumi PLTD Metro
Kemuning 3,75 MW (Total )
ACSR 1 x 240 mm2 Sukadana
37, 5 km ACSR 1 x 240 mm 2
Besai ACSR 1 x 240 mm 2 65,5 km
A 20 km - 2010
Bandar Adijaya D
Agung Metro
Sribawono
ACSR 1 x 240 mm2 D
PLTA Besai
2 x 45 MW 28 km ACSR 2 x 240 mm2
Batutegi
Tegineneng 65 km
ACSR 1 x 240 mm2 ACSR 1 x 240 mm2
PLTA Batutegi A 18,2 km
ACSR 2 x 240 mm2 38,5 km
2 x 14,8 MW ACSR 2 x 430 mm2
27, 8 km ACSR 1 x 240 mm2 Natar
ACSR 2 x 240 mm2 30 km - 2013 52 km - 2007
ACSR 1 x 240 mm 2
Krui 8 km - 2011 Gedong
Tataan 30 km
Ulubelu 2
Pagelaran ACSR 1 x 240 mm Sutami
P D Sukarame
16, 8 km
Teluk 2 PLTU Tarahan #3 & #4
PLTP Ulubelu ACSR 1 x 240 mm2
2 m 2 x 100 MW – 2007/ 2008
2 x 55 MW – 2010 ACSR 1 x 240 mm Betung m
Kota 40 km - 2010 D New
85 km - 2010 Agung ACSR 1 x 240 mm2 40 08 G 2 PLTU Tarahan Perpres
x 2 - 20 m Tarahan 2 x 100 MW – 2010/ 2011
30 km - 2016 1 m
R km a n
PLTD Talang Padang D 40
PT PLN (Persero ) 12,5 MW Teluk A CS 0, 5 r ah x2 m U ACSR 2 x 430 mm 2
Edit Ratai Ta 1 ,2 k
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN SR 14 61,7 km
November 2008
SUMATERA PLTD Teluk Betung AC
18, 18 MW (Total ) Kalianda
PETA JARINGAN PERENCANAAN SISTEM
PROPINSI LAMPUNG BIDANG PERENCANAAN ACSR 2 x 430 mm2
Existing 70 kV U PLTU D PLTD GI Rencana PLTG Tarahan : 21,35 MW 90 km - 2012
Existing 150 kV PLTD Tarahan : 48,54 MW (Total ) Bakauheni
G PLTG A PLTA Kit Eksisting GI Eksisting
Rencana 150 kV
GI 275 /150
Rencana 275 kV GU PLTGU P PLTP Kit Rencana kV Renc

347

1/14/09 3:11:39 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 348
348
Legenda / Keterangan Peta
Legenda / Keterangan Peta
Lampiran B.1.5

Keterangan : GITET 500 kV Existing GITET 500 kV Rencana


Tenaga Listrik 2009-2018

U
Rencana Usaha Penyediaan

U PLTU Existing PLTU Rencana


GI 275 kV Existing GI 275 kV Rencana
GU GU PLTGU Rencana
PLTGU Existing
A PLTA Existing A PLTA Rencana GI 150 kV Existing GI 150 kV Rencana
D D PLTD Rencana GI 70 kV Existing GI 70 kV Rencana
PLTD Existing
P P PLTP Rencana
PLTP Existing
GITET 500/150 kV Existing GITET 500/150 Rencana
G G PLTG Rencana
PLTG Existing
M PLTM Existing M PLTM Rencana GI 275/150 kV Existing GI 275/150 kV Rencana
GI 150/70 kV Existing PLTG Rencana

Transmisi 500 kV Existing Transmisi 500 kV Rencana


Transmisi 275 kV Existing Transmisi 275 kV Rencana
Transmisi 150 kV Existing Transmisi 150 kV Rencana
Transmisi 70 kV Existing Transmisi 70 kV Rencana

1/14/09 3:11:40 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.1.5

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.5


PETA PENGEMBANGAN PENYALURAN
SUMATERA

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.1.5

349

RUPTL-Lampiran B.indd 349 1/14/09 3:11:40 PM


RUPTL-Lampiran B.indd 350
350
CAPACITY BALANCE GARDU INDUK SUMATERA
Capacity Balance GI
Capacity Balance
NAD GI NAD
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
No. Gardu Induk
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MVA
Lampiran B.1.6

(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
SISTEM NAD
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

1 GI ALUE DUA/ LANGSA


150/20 1x30 30
Total 30 13.0 13.4 13.6 13.9 14.0 14.2 14.5 14.8 15.1 15.3 15.3
51% 52% 53% 54% 55% 56% 57% 58% 59% 60% 60%

2 GI TUALANG CUT 150/20 2x10 20 2)


Total 20 12.8 10 13.1 13.4 13.6 13.8 13.9 14.2 14.4 14.7 14.9 14.9
50% 51% 52% 53% 54% 55% 56% 57% 58% 59% 59%

3 GI ALUE BATEE/ IDI 150/20 1x30 30


Total 30 14.4 14.8 15.0 15.2 15.4 15.6 15.9 16.1 16.4 16.6 16.6 10
57% 58% 59% 60% 60% 61% 62% 63% 64% 65% 49%

4 GI LHOKSEUMAWE 150/20 2x30 30


150/20 30 *) *)
Total 60 36.3 29.6 29.7 30.5 22.3 22.7 23.5 24.1 24.7 24.3 23.6
71% 58% 58% 60% 44% 45% 46% 47% 48% 48% 46%

5 GI BIREUEN 150/20 1x30 30 3)


Total 30 24.7 30 25.5 26.1 26.6 27.1 27.5 28.2 28.8 29.5 30.1 30.2
48% 50% 51% 52% 53% 54% 55% 56% 58% 59% 59%

6 GI SIGLI 150/20 2x10 20 4)


Total 20 19.0 30 19.6 20.1 20.5 20.9 21.3 21.9 22.3 22.9 23.4 23.5
45% 46% 47% 48% 49% 50% 51% 52% 54% 55% 39%

7 GI BANDA ACEH/ LAMBAROE 150/20 2x30 60 5) *) *) 20)


Total 60 51.1 57.9 60 56.2 63.1 70.6 78.9 70.6 71.0 76.6 60 84.7 93.7
100% 57% 55% 62% 69% 77% 69% 70% 60% 66% 61%

8 GI TAKENGON 150/20 6) 15)


Pengganti PLTD Isolated Total 15.5 30 16.5 17.6 18.6 19.8 20.9 30 22.2 23.5 25.0 26.4
(65 kms dari GI Bireun/ 13 kms dari Peusangan) 61% 65% 69% 73% 77% 41% 44% 46% 49% 52%

9 GI SUBULUSSALAM 150/20
Pengganti PLTD Isolated : 6.3 MW 150/20 7)
(65 kms dari GI Sidikalang) Total 9 .8 30 10.5 11.1 11.8 12.5 13.2 14.0 14.8 15.8 16.7

1/14/09 3:11:43 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 351
Capacity
CapacityBalance GI NAD
Balance GI
NAD (lanjutan) Lanjutan
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
No. Gardu Induk
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
39% 41% 44% 46% 49% 52% 55% 58% 62% 65%

10 GI MEULABOH 150/20 9) 16)


Pengganti PLTD Isolated Total 16.3 30 17.3 18.4 19.5 20.6 30 21.9 23.1 24.6 26.0
64% 68% 72% 76% 40% 43% 45% 48% 51%
(85 kms dari Peusangan)
11 GI KUTA CANE 150/20 10)
Pengganti PLTD Isolated Total 9.4 30 10.0 10.6 11.2 11.9 12.6 13.3 14.2 14.9
(100 kms dari GI Sidikalang) 37% 39% 41% 44% 46% 49% 52% 56% 59%

12 GI JANTHO 150/20 11) 19)


(sistem Banda Aceh) Total 9.0 30 10.1 11.3 12.6 13.7 22.0 30 23.7 26.2 29.0
(In Comer antara GI Sigli-B. Aceh) 35% 40% 44% 50% 54% 43% 47% 51% 57%

13 GI PANTONLABU 150/20 8)
(sistem Lhokseumawe) Total 8.0 30 9.0 9.3 10.4 10.7 11.0 11.3 11.6 12.5 12.7
(In Comer antara GI A Bateei-LSM) 31% 35% 36% 41% 42% 43% 44% 46% 49% 50%

14 GI KRUENG RAYA 150/20 17)


(sistem Banda Aceh) Total 15.0 30 16.5 17.8 19.7 21.8
(25 km dr Banda Aceh) 59% 65% 70% 77% 86%

15 GI BLANG PIDIE 150/20 12)


Pengganti PLTD Isolated Total 8.4 30 8.9 9.4 10.0 10.6 11.2 11.9 12.6 13.3
(95 kms dari GI Meulaboh) 33% 35% 37% 39% 41% 44% 47% 50% 52%
13)
16 GI TAPAK TUAN 150/20 5.6 30 5.9 6.3 6.7 7.1 7.5 7.9 8.5 8.9
Pengganti PLTD Isolated Total 22% 23% 25% 26% 28% 29% 31% 33% 35%
(65 kms dari GI Blang Pidie)
(110 kms dari GI Subulussalam) 14)
17 GI COT TRUENG 150/20 8.0 30 8.2 8.4 8.6 9.0 9.8 10.8
(sistem Lhokseumawe) Total 16% 32% 33% 34% 35% 38% 43%
(3 kms In Comer GI LSM-Bireuen)
Total Beban GI 170 171 70 207 150 259 150 274 0 289 30 305 0 321 90 339 30 357 60 378 0 398 10
Konsumen Besar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL PEAK GI 171 207 259 274 289 305 321 339 357 378 398
TOTAL PEAK SISTEM 171 207 259 274 289 305 321 339 357 378 397
DIVERSITY FACTOR 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0

351

1/14/09 3:11:47 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 352
352
Capacity Balance GI
Capacity Balance
Sumut GI Sumut
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Peak Peak
No. Gardu Induk Add Trafo Add Trafo Add Trafo
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Load Load
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
SISTEM SUMUT
1 PAYA PASIR 150/20 60 39.3 60.0 42.4 45.4 48.5 50.8 54.8 59.2 64.0 68.7 60 73.8 80.4
38.6% 42% 45% 48% 50% 54% 58% 63% 44.9% 48% 53%

2 PAYA GELI 150/20 60


Lampiran B.1.6

150/20 60
Total 120 79.1 86.4 60.0 93.7 101.4 81.1 88.7 97.0 106.1 60 115.5 125.6 136.9
Tenaga Listrik 2009-2018

77.6% 56% 61% 66% 53% 58% 63% 52.0% 57% 62% 67%
Rencana Usaha Penyediaan

3 TITI KUNING 150/20 60


150/20 60
150/20 60
Total 180 63.8 71.5 79.5 88.2 95.9 107.6 120.7 135.5 60.0 151.2 168.7 173.9
42% 47% 52% 58% 63% 70% 79% 66.4% 74% 83% 85%

4 SEI ROTAN 150/20 31.5


150/20 60
Total 91.5 44.3 37.5 40.2 43.1 45.2 48.9 53.0 57.3 60 61.7 66.5 72.5
57% 48% 52% 55% 58% 63% 68% 56.2% 61% 65% 71%

5 TEBING TINGGI 150/20 30


150/20 30
Total 60 36.3 38.9 41.5 60.0 44.2 46.1 49.6 53.4 57.4 61.4 60 98.6 102.5
71% 76% 40.7% 43% 45% 49% 52% 56% 48.2% 77% 80%

6 KUALA TANJUNG 150/20 60


150/20 60
Total 120 49.4 52.9 56.3 59.7 62.1 66.6 71.5 76.7 60 81.8 87.3 95.2
48% 52% 55% 59% 61% 65% 70% 50.1% 53% 57% 62%

7 KISARAN 150/20 30
150/20 31.5
Total 61.5 40.2 43.8 60.0 46.3 50.0 52.9 57.7 63.0 60.0 68.8 74.6 81.0 88.3
77% 56% 60% 64% 68% 74% 62% 67% 73% 79% 87%

8 P.SIANTAR 150/20 30
150/20 60
Total 90 54.1 60.2 56.7 62.4 60.0 67.3 75.0 83.5 92.9 102.9 60.0 114.0 124.3
71% 79% 74% 48.9% 53% 59% 65% 73% 67.3% 74% 81%

9 MABAR 150/20
60

Total 60 36.2 38.8 41.2 60.0 43.8 45.5 48.9 52.4 56.3 60.1 64.1 69.9
71% 76% 40.4% 43% 45% 48% 51% 55% 59% 63% 69%

10 GLUGUR 150/20 60
60
Total 120 54.5 58.4 62.0 65.8 40.8 43.7 46.9 50.3 53.6 57.2 62.3
53% 57% 61% 65% 40% 43% 46% 49% 53% 56% 61%

11 GIS LISTRIK 150/20 60

Total 60 58.99 60.0 63.16 67.12 71.20 73.97 60.0 79.33 85.05 91.19 97.25 103.71 113.1
57.8% 62% 66% 70% 48.3% 52% 56% 60% 64% 68% 74%

1/14/09 3:11:50 PM
Capacity Balance GI

RUPTL-Lampiran B.indd 353


Sumut (lanjutan 1) Lanjutan
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Peak Peak
No. Gardu Induk Add Trafo Add Trafo Add Trafo
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Load Load
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
12 LABUHAN 150/20 31.5 22.2 25.14 60.0 28.3 31.7 34.9 39.6 44.9 50.89 57.4 64.8 60.0 70.6
83% 32.3% 36% 41% 45% 51% 58% 65% 74% 50% 55%

13 PORSEA 150/20 20 7.8 8.6 9.3 10.2 10.9 12.0 13.2 30.0 14.6 16.0 17.5 19.1
46% 50% 55% 60% 64% 71% 31.1% 34% 38% 41% 45%

14 BRASTAGI 150/20 20
150/20 30
Total 30 14.8 16.2 17.5 19.0 30.0 20.2 22.1 24.2 26.6 28.9 60.0 31.5 34.4
58% 63% 69% 37.3% 40% 43% 57.0% 62% 34% 37% 40%

15 BINJAI 150/20 30
60
60
Total 150 63.2 69.7 76.4 83.5 89.4 98.8 109.2 60.0 120.7 132.6 145.8 148.9
50% 55% 60% 65% 70% 78% 71.4% 79% 87% 95% 97%

16 P.BRANDAN 150/20 30
150/20 10
Total 40 22.9 24.5 15.3 16.3 16.9 18.2 19.6 21.0 22.4 24.0 26.1
67% 72% 45% 48% 50% 54% 58% 62% 66% 71% 77%

17 R.PRAPAT 150/20 30.0


150/20 10.0
150/20 31.5
Total 71.5 32.3 35.1 29.0 35.5 37.4 20.0 40.7 44.3 48.1 52.1 56.3 61.4
53% 58% 55% 68% 54.0% 59% 64% 69% 75% 72% 79%

18 SIDIKALANG 150/20 20
Total 20 12.0 13.1 14.3 30 15.5 16.4 18.0 19.8 21.7 23.6 25.8 28.1
70% 77% 33.5% 36% 39% 42% 46% 51% 56% 61% 66%

19 GUNUNG PARA 150/20 10.0 7.7 8.6 30.0 6.4 7.1 7.8 8.7 9.8 11.1 12.4 13.9 15.1
90.5% 34% 25% 28% 30% 34% 39% 43% 49% 54% 59%

20 TARUTUNG 150/20 10
150/20 10
Total 20 9.9 5.9 6.5 7.2 7.8 8.8 9.9 11.0 12.3 13.7 20.0 15.0
58% 34% 38% 42% 46% 52% 58% 65% 72% 40% 44%

21 S I B O L G A 150/20 30
150/20 10
Total 40 23.5 25.5 27.4 60.0 29.5 31.0 33.7 36.6 39.8 43.0 39.6 43.1
69% 75% 35.9% 39% 41% 44% 48% 52% 56% 52% 56%

22 P.SIDIMPUAN 150/20 30
150/20 31.5
Total 61.5 36.5 40.7 32.2 43.0 60.0 46.5 51.9 58.0 64.8 60.0 72.0 79.9 87.2
70% 78% 62% 55% 59.8% 67% 75% 50.3% 56% 62% 68%

23 PERBAUNGAN 150/20 30 23.0 30.0 20.5 22.7 25.1 27.1 30.3 33.9 37.8 30.0 42.0 46.7 50.9
45.1% 40% 44% 49% 53% 59% 66% 49.4% 55% 61% 67%

24 KIM 150/20 60
60
Total 120 78.0 84.7 60.0 91.4 98.5 80.9 88.1 95.9 104.4 113.1 122.4 128.5

353

1/14/09 3:11:54 PM
Capacity Balance GI

RUPTL-Lampiran B.indd 354


354
Sumut (lanjutan 2) Lanjutan
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Peak Peak
No. Gardu Induk Add Trafo Add Trafo Add Trafo
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Load Load
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
76% 55% 60% 64% 53% 58% 63% 68% 74% 80% 84%

25 NAMURAMBE 150/20 60 37.3 41.0 44.7 60.0 48.7 52.0 57.3 63.0 69.4 76.0 83.3 60.0 90.8
73% 80% 44% 48% 51% 56% 62% 68% 75% 54% 59%

26 T. MORAWA 150/20 60 34.0 36.6 39.1 41.6 60 43.4 46.8 50.4 54.3 58.2 62.3 67.9
Lampiran B.1.6

67% 72% 77% 40.8% 43% 46% 49% 53% 57% 61% 67%
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

27 TELE 150/20 10 9.0 9.9 20.0 14.0 15.2 11.1 12.2 13.4 14.7 30.0 16.1 17.5 19.1
105.5% 58% 82% 90% 65% 72% 79% 58% 63% 69% 75%
3.2 3.5 3.7 4.1 4.5 4.9 5.3 5.8
28 LAMHOTMA 150/20 10 7.2 7.7 10.0 8.1 8.6 8.9 9.5 10.2 10.9 11.6 12.3 13.4
85% 45% 48% 51% 52% 56% 60% 64% 68% 72% 79%

29 DENAI 150/20
Total 60 43.0 47.4 51.8 60.0 56.6 60.5 66.8 73.8 81.4 60.0 89.4 98.2 107.0
84% 93% 51% 56% 59% 66% 72% 53.2% 58% 64% 70%

30 SICANANG 150/20 30 9.9 11.2 12.6 14.2 15.6 17.7 30.0 20.1 22.9 25.8 29.2 31.8
39% 44% 50% 56% 61% 34.8% 39% 45% 51% 57% 62%

31 A. KANOPAN 150/20 20 13.5 15.0 30.0 9.7 13.9 14.9 16.6 18.4 20.4 22.5 24.8 27.1
79.4% 35% 23% 33% 35% 39% 43% 48% 53% 58% 64%

32 GUNUNG TUA 150/20 10 8.0 8.9 30.0 9.7 10.6 11.4 12.6 13.9 15.4 16.9 18.6 20.3
94.5% 35% 38% 42% 45% 49% 54.6% 60% 50% 55% 60%

33 PERDAGANGAN # (Lima Puluh) 150/20 14.1 30.0 15.7 17.1 19.3 30.0 21.7 24.5 27.4 30.7 33.5
55% 61% 67% 37.8% 43% 48% 54% 60% 66%

34 TANJUNG PURA # 150/20 11.5 30.0 13.0 14.6 16.4 18.4 20.7 30.0 22.5
45% 51% 57% 64% 72% 40% 44%

35 KOTA PINANG # 150/20 7.9 30.0 8.8 9.7 10.7 11.6 13.0 14.5 16.1 17.9 19.9 21.7
31% 34% 38% 42% 46% 51% 57% 63% 70% 78% 85%

36 PENYABUNGAN # 150/20 6.5 30.0 7.2 7.7 8.7 9.7 10.8 12.0 13.3 14.5
25% 28% 30% 34% 38% 42% 47% 52% 57%

37 DOLOK SANGGUL # 150/20 8.3 30.0 8.9 9 .6 10.0 10.9 11.8 12.8 13.8 14.9 16.3
33% 35% 37% 39% 43% 46% 50% 54% 59% 64%

38 KUALA NAMU # 150/20

Total 6.0 37.9 60.0 41.0 60.0 43.5 47.7 52.2 57.2 62.3 67.8 73.9
#DIV/0! 74% 40.2% 43% 47% 51% 56% 61% 66% 72%
dari tanjung morawa (17km)
39 LABUHAN BILIK # 150/20 8.1 30.0 8.8 9 .3 10.2 11.2 12.2 13.3 14.5 15.8
32% 34% 37% 40% 66% 72% 52% 57% 62%
antara R. Prapat dan Kota Pinang (mundur ke 2012)
40 KIM 2 # 150/20 44.0 47.0 50.1 53.5 56.8 60.3 65.8

Total 43% 120 46% 54% 57% 56% 59% 64%


dari kim 1
41 MEDAN PANCING # 150/20 39.1 60 41.9 60.0 44.9 48.2 51.4 54.8 59.7

1/14/09 3:11:59 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 355
Capacity Balance GI
Sumut (lanjutan 3)
Lanjutan
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Peak Peak
No. Gardu Induk Add Trafo Add Trafo Add Trafo
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Load Load
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
77% 41.1% 48% 52% 50% 54% 59%
transmisi dari kim 1 (10 km)
42 MEDAN SELAYANG # 150/20 34.2 60 37.4 60.0 40.9 44.8 48.7 53.0 57.8
67% 36.7% 44% 48% 48% 52% 57%

TOTAL PEAK GI UMUM 1,907.5 1,080 1,173 1,282 1,403 1,535 1,680 1,840 2,015 2,195 2,393 2,606.7
TOTAL PEAK GI 1,158 1,251 1,360 1,481 1,613 1,758 1,918 2,093 2,273 2,471 2,685
TOTAL PEAK SISTEM 1,135 1,227 1,333 1,452 1,581 1,724 1,880 2,052 2,229 2,422 2634
DIVERSITY FACTOR 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02

355

1/14/09 3:12:02 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 356
Capacity Balance GI

356
Capacity Balance
SumbarGI Sumbar
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
No. Gardu Induk
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
SISTEM SUMBAR
1 MANINJAU 150/20 20 8.9 9.0 10.0 10.7 11.2 12.3 30.0 13.1 14.0 15.0 15.9 16.8
52% 53% 59% 63% 66% 29% 31% 33% 35% 38% 40%
Lampiran B.1.6
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

2 PADANG PANJANG 150/20 30 6.9 7.6 8.1 8.3 9.1 9.6 10.2 10.7 11.3 12.0
27% 30% 32% 33% 36% 38% 40% 42% 44% 47%

3 PADANG LUAR 150/20 20


150/20 30
Total 50 18.8 19.4 60 21.9 24.0 25.5 28.6 31.2 33.9 36.9 40.1 42.4
44% 25% 29% 31% 33% 37% 41% 44% 48% 52% 55%

4 PAYAKUMBUH 150/20 30 15.2 15.5 17.4 18.8 19.9 30.0 22.1 23.8 25.7 27.7 29.8 31.4
60% 61% 68% 74% 39% 43% 47% 50% 54% 58% 62%

5 PIP 150/20 50 19.5 19.7 21.9 23.5 24.5 27.0 28.9 30.8 30.0 32.9 35.0 37.0
46% 46% 52% 55% 58% 64% 68% 45% 48% 52% 54%

6 PAUH LIMO 150/20 10


150/20 30
Total 40 36.6 60 37.0 41.1 44.1 46.1 50.7 54.2 57.9 61.7 65.8 30 69.5
43% 44% 48% 52% 54% 60% 64% 68% 73% 60% 63%

7 SIMPANG HARU 150/20 42


150/20 42
Total 84 41.9 42.5 46.2 48.6 49.8 53.7 30.0 56.3 59.0 61.7 64.5 68.1
59% 59% 65% 68% 70% 55% 58% 61% 64% 67% 70%

8 LUBUK ALUNG 150/20 20


150/20 10 Uprating Trafo 10 MVA
Total 30 23.2 30 23.7 26.5 20.6 21.7 24.1 26.1 28.1 30.3 32.6 30 34.4
55% 56% 62% 48% 51% 57% 61% 66% 71% 35% 37%

9 INDARUNG
Total 150 80.8 80.8 80.8 80.8 80.8 80.8 80.8 80.8 80.8 80.8 85.3
63% 63% 63% 63% 63% 63% 63% 63% 63% 63% 67%

10 BATUSANGKAR 150/20 10 8.5 30.0 8.7 9.7 10.5 11.1 12.3 13.3 14.3 15.4 16.6 17.5
25% 25% 29% 31% 33% 36% 39% 42% 45% 49% 52%

1/14/09 3:12:05 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 357
Capacity Balance GI
Sumbar (lanjutan)
Lanjutan
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
No. Gardu Induk
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
RELOKASI DARI ADIJAYA
11 SOLOK 150/20 20 16.3 20.0 16.5 18.3 19.6 20.5 22.6 24.1 25.8 30.0 27.5 29.3 30.9
48% 48% 54% 58% 60% 66% 71% 43% 46% 49% 52%
RELOKASI DARI PADANG LUAR
12 SALAK 150/20 20 10.6 10.7 20.0 11.9 12.8 13.3 14.7 15.7 16.8 17.9 19.1 20.1
62% 32% 35% 38% 39% 43% 46% 49% 53% 56% 59%

13 SUNGAI LANSEK 150/20 20 14.9 30.0 15.4 17.4 19.0 20.3 22.7 24.8 27.0 29.3 31.8 33.6
35% 36% 41% 45% 48% 53% 58% 63% 69% 75% 79%

14 BATANG AGAM 150/20 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
#DIV/0! #DIV/0!

15 BUNGUS 150/20 19.4 30.0 19.6 21.7 12.5 13.1 14.4 15.4 16.4 17.5 18.7 19.7
76% 77% 85% 49% 51% 56% 60% 64% 69% 73% 77%

16 SIMPANG EMPAT 150/20 11.2 30.0 20.8 23.5 60.0 25.7 27.4 30.7 33.5 36.4 39.6 43.0 45.5
44% 81% 31% 34% 36% 40% 44% 48% 52% 56% 59%

17 KAMBANG 150/20 10.8 30.0 11.3 12.5 13.3 14.2 15.2 16.2 17.1
43% 44% 49% 52% 56% 59% 63% 67%

18 PARIAMAN 150/20 8.2 30.0 8.5 9.4 10.0 10.7 11.4 12.2 12.8
32% 33% 37% 39% 42% 45% 48% 50%

19 SEI. PENUH 150/20 13.6 30.0 14.6 15.2 16.7 17.9 19.1 30.0 20.4 21.7 22.9
53% 57% 60% 66% 70% 37% 40% 43% 45%

TOTAL PEAK GI 554 325.6 346.1 389.4 413.0 428.5 464.2 491.9 521.1 551.9 584.3 617.2
TOTAL PEAK SISTEM 313.1 332.8 374.4 397.1 412.0 446.4 473.0 501.1 530.7 561.8 593.5
DIVERSITY FACTOR 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04

357

1/14/09 3:12:08 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 358
Capacity Balance GI

358
Capacity Balance
Riau GI Riau
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
No. Gardu Induk
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

1 KOTO PANJANG 150/20 20 10.84 11.64 5.53 6.12 6.66 7.33 8.09 8.92 9.76 10.65 11.82
64% 68% 33% 36% 39% 43% 48% 52% 57% 63% 70%
Lampiran B.1.6

2 BANGKINANG 150/20 30 13.99 14.64 15.01 16.18 17.18 18.42 30 19.82 21.30 22.70 24.15 26.82
Tenaga Listrik 2009-2018

55% 57% 59% 63% 67% 36% 39% 42% 45% 47% 53%
Rencana Usaha Penyediaan

3 GARUDA SAKTI 150/20 50


50
Total 100 86.79 85.75 65.22 71.25 71.21 71.92 72.86 73.72 73.99 74.12 82.31
102% 101% 77% 84% 84% 85% 86% 87% 87% 87% 97%

4 TELUK LEMBU 150/20 30


150/20 60
Total 90 86.73 30 80.84 70.57 74.16 74.27 75.16 76.30 77.35 77.79 78.09 86.71
85% up 60 79% 69% 73% 73% 74% 75% 76% 76% 77% 85%

5 DURI 150/20 30 27.14 30 29.41 31.21 34.83 37.23 41.34 30 46.04 51.21 56.51 62.24 69.11
53% 58% 61% 68% 73% 54% up 60 60% 67% 74% 81% 90%

6 DUMAI 150/20 30 29.40 30 31.70 33.50 37.21 39.58 30 43.75 48.50 53.71 58.99 30 64.68 71.82
58% 62% 66% 73% 52% up 60 57% 63% 70% 58% up 60 51% 70%

7 BAGAN BATU 150/20 10 4.41 4.76 5.03 5.58 6.11 10 6.75 7.49 8.29 9.10 9.98 11.08
52% 56% 59% 66% 36% up 20 40% 44% 49% 54% 59% 65%

8 TELUK KUANTAN 150/20 10 6.56 10 7.04 7.40 8.19 8.91 9.80 10.82 11.93 13.04 14.23 20 15.80
39% 41% 44% 48% 52% 58% 64% 70% 77% 42% 31%

9 KULIM 150/20 0
150/20 0
Total 0 18.98 30 25.21 30 26.29 33.61 42.22 30 52.16 63.39 75.53 30 96.91 107.61
74% 49% 52% 66% 55% up 60 68% 83% 74% up 60 76% 106%

10 RENGAT 150/20 23.44 30 25.62 28.29 30 31.33 34.66 38.04 41.66 46.27
56% 66% 39% 45% 52% 59% 82% 91%

11 TEMBILAHAN 150/20 15.06 20 16.41 17.94 19.60 21.23 20 22.95 25.49


37% 46% 56% 67% 39% 45% 75%

12 BAGAN SIAPI-API 150/20 9.41 30 10.40 11.53 12.77 14.02 15.37 17.07
37% 41% 45% 50% 55% 60% 67%

13 PASIR PANGARAYAN 150/20 8.28 30 9.20 10.06 11.12 12.33 13.65 14.99 16.44 18.25
32% 36% 39% 44% 48% 54% 59% 64% 72%

1/14/09 3:12:12 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 359
Capacity Balance GI
Riau (lanjutan)
Lanjutan
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
No. Gardu Induk
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

14 PANGKALAN KERINCI 150/20 7.53 30 8.32 9.22 10.21 11.22 12.30 13.66
30% 33% 36% 40% 44% 48% 54%

15 PERAWANG 150/20 15.06 30 16.49 18.11 19.87 30 21.62 23.49 26.08


59% 65% 71% 39% 42% 92% 102%

16 NEW GRD. SAKTI 150/20 27.60 60 30.24 32.62 35.56 47.32 60 61.09 71.03 85.48 60 94.92
54% 59% 64% 70% 46% 60% 70% 56% 47%

17 KID DUMAI 150/20 18.40 60 20.07 21.55 32.92 35.83 38.94 60 51.92 55.88 62.05
36% 39% 42% 65% 70% 38% 51% 110% 122%
18 Modular Kandis 150/20 2.37 10 2.51 2.78 3.05 3.37 3.73 4.13 4.54 4.98 5.53
24% 25% 28% 30% 34% 37% 41% 45% 59% 65%

TOTAL PEAK GI 320 265.86 100 287.13 30 315.45 120 365.54 30 434.71 150 479.56 120 529.43 10 584.75 30 646.02 80 713.60 792.40
TOTAL PEAK SISTEM 265.9 287.1 315.5 365.5 434.7 479.6 529.4 584.8 646.0 713.6 792.4
DIVERSITY FACTOR 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

359

1/14/09 3:12:14 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 360
360
Capacity Balance GI
Capacity Balance
S2JB GI S2JB
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Peak
No. Gardu Induk Add Trafo Add Trafo
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Load
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

1 BUKITSIGUNTANG 70/12 15
70/20 15 uprating trafo 15 mjd 30 MVA (70/20)
Total 30 20.01 13.22 30 14.69 16.17 17.62 19.55 21.71 24.31 26.96 29.66 32.84
Lampiran B.1.6

78% 35% up 38% 42% 46% 51% 57% 64% 70% 78% 86%
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

2 TALANG RATU 70/12 10


70/12 5
70/12 10
70/20 10
Total 35 15.95 16.72 18.57 20.44 22.27 14.12 15.68 17.56 19.48 21.42 23.72
54% 56% 62% 69% 75% 47% 53% 59% 65% 72% 80%

3 SEDUDUK PUTIH 70/12 15


70/20 30
Total 45 23.04 13.28 14.75 16.24 17.69 19.63 21.80 24.41 27.08 29.78 32.98
60% 35% 39% 42% 46% 51% 57% 64% 71% 78% 86%

4 SUNGAI JUARO 70/12 15


70/20 20
Total 35 12.17 12.76 14.17 15.60 17.00 14.14 15.71 17.59 19.51 21.46 23.76
41% 43% 48% 52% 57% 48% 53% 59% 66% 72% 80%

5 BOOM BARU 70/12 20


70/20 30
Total 50 16.72 17.52 19.46 21.43 23.34 25.90 28.76 32.20 26.79 29.47 32.64
39% 41% 46% 50% 55% 61% 68% 76% 63% 69% 77%

6 BUNGARAN 70/12 5
70/12 5
70/12 15
70/20 10
Total 35 13.77 14.43 7.63 8.24 8.69 9.53 10.47 11.72 12.85 13.80 15.28
46% 49% 26% 28% 29% 32% 35% 39% 43% 46% 51%

7 SUNGAI KEDUKAN 70/12 10


- Trafo II 15 MVA 70/20 15
(Step up : Pertamina) Total 25 4.82 5.06 2.02 2.15 2.22 2.42 2.64 2.95 3.21 3.38 3.75
23% 24% 9% 10% 10% 11% 12% 14% 15% 16% 18%

8 KERAMASAN 70/12 15
70/12 10
150/20 trafo 150/20 kV
Total 25 25.97 60 27.22 30.24 33.29 36.27 40.25 44.69 50.04 55.51 61.06 60 67.62
36% 38% 42% 46% 50% 56% 62% 69% 77% 50% 55%

1/14/09 3:12:18 PM
Capacity Balance GI

RUPTL-Lampiran B.indd 361


S2JB (lanjutan 1) Lanjutan
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Peak
Add Trafo Add Trafo
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Load
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
150/20 30 27.10 60 47.02 52.22 57.50 62.65 84.82 60 94.18 105.46 116.98 60 128.68 142.49
35% 61% 68% 75% 82% 67% 74% 83% 92% 72% 80%

150/20 15
Total 15 11.05 11.58 30 12.86 14.16 15.43 17.12 19.01 21.29 32.55 30 35.80 39.65
87% 30% 34% 37% 40% 45% 50% 56% 51% 56% 62%

relokasi dari P3B JB


150/20 16 11.25 16 15.69 16.69 14.08 14.96 16.12 17.41 18.98 20.58 17.84 19.75
41% 58% 61% 52% 55% 59% 64% 70% 76% 66% 73%
150/20 16 10.63 10.63 10.63 10.63 10.63 10.63 10.63 10.63 10.63 10.6 10.6
78% 78% 78% 78% 78% 78% 78% 78% 78% 78% 78%

150/20
150/20 60 Uprating 30 ke 60 MVA, dan relokasi 30 MVA ke Aur Duri
Total 60 55.64 58.32 60 54.70 60.44 65.95 73.53 81.93 60 92.19 102.60 113.18 125.33
109% 57% 54% 59% 65% 72% 54% 60% 67% 74% 82%

150/20 15
150/20 30 uprating 15 ke 60 MVA
Total 45 25.02 26.23 29.13 60 32.08 34.95 38.78 43.06 48.21 53.48 58.83 65.15
65% 69% 33% 42% 46% 51% 56% 63% 70% 77% 85%

150/20 60
150/20 60
Total 120 29.08 30.48 33.86 37.28 40.62 45.07 50.04 56.03 62.16 75.13 83.20
29% 30% 33% 37% 40% 44% 49% 55% 61% 74% 82%

150/20 20
150/20 30
Total 50 18.61 19.74 22.48 17.76 19.94 22.99 26.43 60 30.65 34.93 44.24 48.99
36% 46% 53% 42% 47% 54% 35% Up 45% 46% 58% 64%

150/20 10
150/20 20
Total 30 16.93 17.74 19.71 21.70 30 23.64 26.23 29.12 32.61 36.18 30 39.79 44.07
66% 70% 77% 51% Up 56% 62% 69% 77% 53% 59% 65%

150/20 10
150/20 15
Total 25 11.78 12.34 13.71 15.09 16.44 18.25 30 20.26 22.69 25.17 30 27.68 30.66
55% 58% 65% 71% 77% 54% Up 60% 67% 49% up 54% 60%

361

1/14/09 3:12:21 PM
Capacity Balance GI

RUPTL-Lampiran B.indd 362


362
S2JB (lanjutan 2) Lanjutan
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Peak
No. Gardu Induk Add Trafo Add Trafo
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Load
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
18 LUBUKLINGGAU 150/20 50
50 23.39 24.85 27.60 30.38 33.10 29.73 31.79 35.17 30 38.66 41.73 46.21
55% 58% 65% 71.49% 78% 70% 75% 52% 57% 61% 68%
masukkan ke RKAP 2008
19 BETUNG 150/20 20 14.68 15.38 30 9.09 10.09 8.59 9.81 11.21 13.03 14.80 16.51 18.28
Lampiran B.1.6

86% 36% 21% 24% 20% 23% 26% 31% 35% 39% 43%
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

USULAN GI BARU 150/20 kV


1 GUMAWANG (ON GOING) 150/20 21.06 30 22.07 30 24.52 26.99 29.41 32.63 36.23 40.57 45.01 30 49.51 54.82
83% 43% 48% 53% 58% 64% 71% 80% 88% 65% 72%

2 JAKA BARING 150/20 12.00 30 13.44 15.05 16.86 18.88 21.15 30 23.69 26.53 29.38
47% 53% 59% 66% 74% 41% 46% 52% 58%

3 KAYU AGUNG 150/20 10.08 30 10.88 11.75 12.69 13.81 15.01 16.32 17.63 19.52
40% 43% 46% 50% 54% 59% 64% 69% 77%

4 TANJUNG API-API 150/20 20.00 60 22.00 24.20 26.62 29.28 32.21 35.43 38.97 60 42.87 47.48
39% 43% 47% 52% 57% 63% 69% 76% 42% 47%

5 GUNUNG MEGANG 150/20 8.7 30 9.14 10.16 11.18 12.18 13.52 15.01 16.81 18.65 30 22.54 24.96
(Outlet PLTG 2 x 40 MW ) 34% 36% 40% 44% 48% 53% 59% 66% 73% 44% 49%

6 SUNGAI LILIN 275/20 12.00 30 12.84 13.74 14.70 15.73 16.83 18.64
47% 50% 54% 58% 62% 66% 73%
dari GI Baturaja
7 MUARA DUA 150/20 7.50 30 8.03 8.59 9.19 9.83 10.52 11.26 12.46
29% 31% 34% 36% 39% 41% 44% 49%
dari GI Lubuk Linggau (150 kV) 65 km
8 MUARA RUPIT 150/20 7.00 30 9.00 10.50 12.00 14.00 15.50
27% 35% 41% 47% 55% 61%
dari GI Betung
9 SEKAYU 150/20 8.0 30.0 8.7 9.5 10.4 11.3 12.3 13.4 14.6 16.19
31% 34% 37% 41% 44% 48% 53% 57% 64%

Total Kap. Terpasang GI MVA 877 136 927 50 1,012 85 1,012 - 1,012 - 1,027 15 1,097 70 1,127 30 1,127 - 1,127 1,127

TOTAL PEAK GI MW 417.38 461.42 510.95 557.68 616.55 682.41 755.87 844.03 934.40 1035.87 1145.95
Persentase pembebanan % 55.99 58.56 59.40 64.83 71.68 78.17 81.06 88.11 97.54 108 120
PEAK SISTEM INT. SUMSEL MW 393.58 435.61 479.82 528.29 581.38 645.11 716.28 794.05 881 979 1,082
Diversity Factor 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06
1,147

1/14/09 3:12:27 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 363
Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan 3)
Lanjutan
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Peak
No. Gardu Induk Add Trafo Add Trafo
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Load
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

1 SUKAMERINDU 70/20 15
70/20 15
70/20 30
150/20 mengganti trafo 15 mjd 30 MVA
Total 60 38.46 30 43.50 29.29 30.82 31.15 33.28 34.18 35.01 36.75 37.47 38.39
50% 68% 46% 48% 49% 52% 54% 55% 58% 59% 60%

2 PEKALONGAN 70/20 5
70/20 10
150/20 trafo 150/20 kV
Total 15 14.14 30 14.21 14.17 13.12 11.48 10.48 8.97 7.92 7.03 5.90 6.04
37% 37% 37% 34% 30% 27% 23% 21% 18% 15% 16%

3 TES 70/20 5 3.07 2.57 1.98 1.19 1.20 1.28 1.32 1.35 1.42 1.44 1.48
72% 60% 47% 28% 28% 30% 31% 32% 33% 34% 35%

4 Suplai lgs dr PLTD ke sistem 20 kV 15.24 17.24 - - - - -

USULAN GI BARU 150/20 KV


1 MANNA / MASSAT 150/20 - 3.56 30 3.81 4.00 4.04 4.32 4.44 4.54 4.77 4.90 5.02
(Terkait dg pembangunan PLTU 2 14% 15% 16% 16% 17% 17% 18% 19% 19% 20%
x 6 MW)

2 Muko-Muko 150/20 - - 4.08 30 5.18 6.30 7.42 8.56 9.70 9.84 10.18 10.43
16% 20% 25% 29% 34% 38% 39% 40% 41%
maju ke 2010
3 Sukamerindu 2 / Pulau Baai 150/20 33.45 60 35.19 37.01 38.00 39.03 39.98 41.96 30 42.78 43.84
66% 69% 73% 75% 77% 78% 82% 56% 57%

Total Kap. Terpasang GI MVA 140 60 140 - 140 - 140 - 140 - 140 - 140 - 140 - 140 - 140 140
Total Kap.Terpasang Pembangkit MW 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57

TOTAL PEAK GI MW 70.92 81.08 86.78 89.50 91.17 94.78 96.49 98.49 101.77 103.89 106.51
Persentase Pembebanan % 59.59 68.13 72.92 75.21 76.61 79.65 81.08 82.76 85.52 87.31 89.50
PEAK SISTEM BENGKULU MW 66.93 76.25 82.09 84.62 87.10 89.83 91.26 92.68 96.08 97.59 100.44
Diversity Factor 1.06 1.06 1.06 1.06 1.05 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06

363

1/14/09 3:12:31 PM
Capacity Balance GI

RUPTL-Lampiran B.indd 364


364
S2JB (lanjutan 4)
Lanjutan
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Peak
No. Gardu Induk Add Trafo Add Trafo
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Load
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

1 JAMBI (AUR DURI) 150/20 30


relokasi dari GI Simpang Tiga
Total 30 20.20 13.73 30 14.74 15.73 18.22 19.51 21.44 23.03 30 25.26 27.74 30.32
79% 27% 29% 31% 36% 38% 42% 30% 33% 36% 59%
Lampiran B.1.6

2 PAYO SELINCAH 150/20 60


Tenaga Listrik 2009-2018

(BATANG HARI PLTD) 150/20 60


Rencana Usaha Penyediaan

Total 120 61.26 69.96 74.35 78.81 78.77 83.87 60 91.24 97.55 106.01 115.33 126.07
60% 69% 73% 77% 77% 55% 60% 64% 69% 75% 82%

3 MUARA BUNGO 150/20 30 30.86 30 34.95 37.09 39.28 43.81 46.64 30 50.55 54.01 58.49 63.40 30 69.31
61% 69% 73% 77% 86% 61% 66% 71% 76% 62% 68%

4 BANGKO 150/20 30 19.41 21.99 14.52 15.19 17.28 18.24 19.81 21.03 22.80 30 24.89 27.21
76% 86% 57% 60% 68% 72% 78% 82% 45% 49% 53%

USULAN GI BARU 150/20 KV akhir tahun 2008


1 GI. MUARA BULIAN 150/20 30 15.28 - 15.89 - 16.58 - 17.36 - 18.24 - 19.23 - 20.35 - 21.54 30 22.79 24.11 26.36
60% 62% 65% 68% 72% 75% 80% 42% 45% 47% 52%

2 GI SAROLANGUN 150/20 30 0.00 0.00 8.82 9.52 10.29 11.11 12.00 12.96 14.00 15.00 16.40
(Terkait dg pembangunan PLTU 2 0% 0% 35% 37% 40% 44% 47% 51% 55% 59% 64%
x 6 MW)
Total Kap terpasang GI MVA 210 60 210 - 240 30 270 30 270 - 360 90 360 - 360 - 360 - 360 360
TOTAL PEAK GI MW 147.01 156.5 166.1 175.9 186.6 198.6 215.4 230.1 249.4 270.5 295.7
Persentase Pembebanan % 82.36 87.70 81.42 76.64 81.31 64.90 70.39 75.20 81 88.39 96.62
PEAK SISTEM JAMBI 138.69 147.37 156.70 165.93 176.76 188.16 203.94 217.90 236 255.80 278.93
Diversity Factor 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06
296
PLN WS2JB
Kapasitas terpasang GI MVA 1,227 1,277 1,392 1,422 1,422 1,527 1,597 1,627 1,627 1,627 1,627
PEAK GI WS2JB MW 635.3 699.0 763.8 823.1 894.3 975.8 1,067.7 1,172.6 1,285.5 1,410.2 1,548.1
PEAK SISTEM S2JB MW 599.2 659.2 718.6 778.8 845.2 923.1 1,011.5 1,104.6 1,212.9 - 1,332.1 1,462
DIVERSITY FACTOR 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06 1.06

1/14/09 3:12:37 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 365
Capacity Balance GI
Balance GI Lampung
Capacity Lampung
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
No. Gardu Induk
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

1 TARAHAN 150/20 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Terpasang MW (2x30) 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0
Beban Puncak MW 36.75 39.97 39.97 39.97 39.97 39.97 39.97 39.97 39.97 39.97 39.97 0.00
Pembebanan Trafo % 72.1% 78.4% 78.4% 78.4% 78.4% 78.4% 78.4% 78.4% 78.4% 78.4% 78.4%

2 TELUK BETUNG 150/20 80 80 120 120 120 120 120 120 120 120 120 180
Terpasang MW (1x20) 68.0 102.0 102.0 102.0 102.0 102.0 102.0 102.0 102.0 102.0 153.0
Beban Puncak MW (1x60) 50.80 55.26 60 59.73 64.55 63.44 62.13 66.35 70.86 75.83 81.15 86.84 60
Pembebanan Trafo % 74.7% 54.2% *2) 58.6% 63.3% 62.2% 60.9% 65.0% 69.5% 74.3% 79.6% 56.8%

3 NATAR 150/20 30 60 60 60 60 60 60 60 90 90 90 90
Terpasang MW (1x30) 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 76.5 76.5 76.5 76.5
Beban Puncak MW 29.33 30 31.90 34.48 37.26 34.89 37.41 39.98 42.74 30 45.78 49.03 52.52 0.00
Pembebanan Trafo % 57.5% 62.6% 67.6% 73.1% 68.4% 73.3% 78.4% 55.9% 59.8% 64.1% 68.7%

4 SUTAMI 150/20 30 30 60 60 60 60 60 60 90 90 90 90
Terpasang MW (1x30) 25.5 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 76.5 76.5 76.5 76.5
Beban Puncak MW 23.72 25.93 30 28.16 30.57 32.96 35.51 38.13 40.95 30 44.08 47.44 51.05 0.00
Pembebanan Trafo % 93.0% 50.8% 55.2% 59.9% 64.6% 69.6% 74.8% 53.5% 57.6% 62.0% 66.7%
dimasukkan ke rkap 2008
5 KALIANDA 150/20 30 60 60 60 60 60 60 60 60 60 90 90
Terpasang MW (1x30) 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 76.5 76.5
Beban Puncak MW 26.82 30 29.31 31.83 34.56 37.26 40.14 34.98 37.57 40.43 43.52 30 46.84 0.00
Pembebanan Trafo % 52.6% 57.5% 62.4% 67.8% 73.1% 78.7% 68.6% 73.7% 79.3% 56.9% 61.2%

6 GI TEGINENENG Total 60 70 70 70 70 70 130 130 130 130 130 130


Terpasang MW (3x20) 59.5 59.5 59.5 59.5 59.5 93.5 93.5 93.5 93.5 93.5 93.5
Beban Puncak MW 49.22 30 39.98 43.42 41.39 44.62 48.07 60 51.62 55.44 59.67 59.17 63.68 0.00
Pembebanan Trafo % 82.7% *1) 67.2% 73.0% 69.6% 75.0% 51.4% *2) 55.2% 59.3% 63.8% 63.3% 68.1%

7 GI ADIJAYA Total 20 30 10 30 30 60 60 60 60 60 60 60 80
Terpasang MW (1x20) 25.5 25.5 25.5 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 68.0
Beban Puncak MW 21.04 30 16.98 18.54 25.98 30 28.05 30.26 32.52 34.94 37.63 40.52 43.64
Pembebanan Trafo % 82.5% *1) 66.6% 72.7% 50.9% 55.0% 59.3% 63.8% 68.5% 73.8% 79.5% 64.2%

8 GI MENGGALA Total 20 50 50 50 50 50 50 80 80 80 80 80
Terpasang MW (1x20) 42.5 42.5 42.5 42.5 42.5 42.5 68.0 68.0 68.0 68.0 68.0
Beban Puncak MW 27.70 30 24.41 26.61 29.00 31.38 33.92 36.57 30 28.55 25.88 27.93 30.15 0.00
Pembebanan Trafo % 65.2% 57.4% 62.6% 68.2% 73.8% 79.8% 53.8% 42.0% 38.1% 41.1% 44.3%

365

1/14/09 3:12:41 PM
Capacity Balance GI

RUPTL-Lampiran B.indd 366


366
Lampung (lanjutan 1)
Lanjutan
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
No. Gardu Induk
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
9 PLTD METRO Total 7
Terpasang MW
Beban Puncak MVA 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Pembebanan Trafo %
Lampiran B.1.6

10 GI SRIBAWONO 150/20 20 50 50 50 50 50 50 50 50 50 80 80
Tenaga Listrik 2009-2018

Terpasang MW (1x20) 42.5 42.5 42.5 42.5 42.5 42.5 42.5 42.5 42.5 68.0 68.0
Rencana Usaha Penyediaan

Beban Puncak MW 22.43 30 24.52 26.63 28.91 31.17 0.00 33.58 0.00 29.40 0.00 31.58 0.00 33.99 0.00 34.05 30 36.65
Pembebanan Trafo % 52.8% 57.7% 62.7% 68.0% 73.3% 79.0% 69.2% 74.3% 80.0% 50.1% 53.9%

11 BUKIT KEMUNING Total 20 20 20 20 20 20 50 50 50 50 50 80


Terpasang MW (1x20) 17.0 17.0 17.0 17.0 17.0 42.5 42.5 42.5 42.5 42.5 68.0
Beban Puncak MW 6.05 0.00 9.19 0.00 2.58 0.00 5.84 0.00 9.61 0.00 13.95 30 18.88 24.51 25.22 0.00 32.10 0.00 34.04 30
Pembebanan Trafo % 35.6% 54.1% 15.2% 34.4% 56.5% 32.8% 44.4% 57.7% 59.3% 75.5% 50.1%

12 KOTABUMI Total 40 40 40 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Terpasang MW (2x20) 34.0 34.0 59.5 59.5 59.5 59.5 59.5 59.5 59.5 59.5 59.5
Beban Puncak MW 24.58 26.86 29.17 30 31.67 34.15 36.79 39.51 42.43 0.00 40.97 0.00 44.09 0.00 47.45 0.00
Pembebanan Trafo % 72.3% 79.0% 49.0% 53.2% 57.4% 61.8% 66.4% 71.3% 68.9% 74.1% 79.8%

13 PAGELARAN Total 50 50 50 50 50 50 50 50 80 80 80 120 40


Terpasang MW (1x20) 42.5 42.5 42.5 42.5 42.5 42.5 42.5 68.0 68.0 68.0 102.0
Beban Puncak MW (1x30) 28.37 31.00 20.88 0.00 21.82 0.00 24.00 0.00 27.23 33.00 0.00 39.20 30 45.96 0.00 53.23 0.00 61.06 60
Pembebanan Trafo % 66.7% 72.9% 49.1% 51.3% 56.5% 64.1% 77.7% 57.7% 67.6% 78.3% 59.9% *2)

14 PLTD Talang Padang Total 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7


Terpasang MW 5.9 5.9 5.9 5.9 5.9 5.9 5.9 5.9 5.9 5.9 5.9
Beban Puncak MW 3.50 3.50 3.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Pembebanan Trafo % 59.5% 59.5% 59.5% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

15 GI METRO Total 30 50 50 50 50 50 80 80 80 80 80 80
Terpasang MW (1x30) 42.5 42.5 42.5 42.5 42.5 68.0 68.0 68.0 68.0 68.0 68.0
Beban Puncak MW 25.70 20 27.01 0.00 29.20 0.00 31.55 0.00 33.85 0.00 36.30 30 38.80 0.00 41.47 44.42 0.00 43.79 0.00 46.88 0.00
Pembebanan Trafo % 60.5% 63.6% 68.7% 74.2% 79.7% 53.4% 57.1% 61.0% 65.3% 64.4% 68.9%

16 GI NEW TARAHAN 150/20 30 30 30 30 30 90 90 90 90 90 90 90


Terpasang MW 25.5 25.5 25.5 25.5 76.5 76.5 76.5 76.5 76.5 76.5 76.5
Beban Puncak MW 9.22 0.00 10.03 0.00 14.08 0.00 18.44 22.70 60 27.23 31.85 0.00 36.80 0.00 42.27 0.00 48.12 54.39 0.00
Pembebanan Trafo % 36.2% 39.3% 55.2% 72.3% 29.7% 35.6% 41.6% 48.1% 55.3% 62.9% 71.1%

1/14/09 3:12:46 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 367
Capacity Balance GI
Lampung (lanjutan 2) Lanjutan
Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
No. Gardu Induk
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
17 GI SUKARAME 150/20 60 60 2 x 30 60 60 60 60 60 90 90 90 90 90
Terpasang MW 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 76.5 76.5 76.5 76.5 76.5
Beban Puncak MW 26.51 0.00 28.84 0.00 31.18 0.00 33.71 0.00 36.18 0.00 38.81 41.49 30 44.37 47.54 0.00 50.94 0.00 54.58
Pembebanan Trafo % 52.0% 56.5% 61.1% 66.1% 70.9% 76.1% 54.2% 58.0% 62.1% 66.6% 71.3%

18 GI BLAMBANGAN UMPU 150/20 30 30 1 x 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 60


Terpasang MW 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 51.0
Beban Puncak MW 9.50 0.00 10.43 0.00 11.38 0.00 12.41 0.00 13.45 0.00 14.56 0.00 15.71 0.00 16.95 0.00 18.33 0.00 19.82 0.00 21.43 30
Pembebanan Trafo % 37.2% 40.9% 44.6% 48.7% 52.7% 57.1% 61.6% 66.5% 71.9% 77.7% 42.0%

19 GI SEPUTIH BANYAK 150/20 60 60 2 x 30 60 60 60 60 60 90 90 90 90


Terpasang MW 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 51.0 76.5 76.5 76.5 76.5
Beban Puncak MW 26.64 0.00 28.75 0.00 31.02 0.00 33.29 0.00 35.71 0.00 38.21 40.90 30 43.85 44.50 0.00 47.71 0.00
Pembebanan Trafo % 52.2% 56.4% 60.8% 65.3% 70.0% 74.9% 53.5% 57.3% 58.2% 62.4%

20 GI KOTA AGUNG 150/20 30 30 1 x 30 30 30 30 30 30 30 30 60


Terpasang MW 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 51.0
Beban Puncak MW 12.79 0.00 13.89 0.00 14.97 0.00 15.18 0.00 16.31 0.00 17.51 0.00 18.85 0.00 20.29 0.00 21.83 30
Pembebanan Trafo % 50.2% 54.5% 58.7% 59.5% 64.0% 68.7% 73.9% 79.6% 42.8%

21 GI LIW A 150/20 30 30 1 x 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Terpasang MW 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5
Beban Puncak MW 10.23 0.00 11.15 12.08 0.00 13.08 0.00 14.11 0.00 15.23 0.00 16.47 0.00 17.81 0.00 19.25 0.00
Pembebanan Trafo % 40.1% 43.7% 47.4% 51.3% 55.3% 59.7% 64.6% 69.8% 75.5%

22 GI ULU BELU 150/20 20 20 1 x 20 20 20 20 20 20 20 20


Terpasang MW 17.0 17.0 17.0 17.0 17.0 17.0 17.0 17.0
Beban Puncak MW 4.35 0.00 4.42 0.00 4.49 0.00 4.56 0.00 4.64 0.00 4.73 0.00 4.82 0.00 10.82 0.00
Pembebanan Trafo % 25.6% 26.0% 26.4% 26.8% 27.3% 27.8% 28.4% 63.6%

24 GI GEDONG TATAAN 150/20 30 30 1 x 30 30 30 30 30 30 30


Terpasang MW 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5
Beban Puncak MW 14.20 0.00 14.30 0.00 15.29 0.00 16.36 0.00 17.54 0.00 18.80 0.00 20.16 0.00
Pembebanan Trafo % 55.7% 56.1% 60.0% 64.2% 68.8% 73.7% 79.1%

27 GI TELUK RATAI 150/20 30 30 1 x 30 30 30 30 30 30


Terpasang MW 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5
Beban Puncak MW 10.19 0.00 10.97 0.00 11.81 0.00 12.75 0.00 13.76 0.00 14.85 0.00
Pembebanan Trafo % 39.9% 43.0% 46.3% 50.0% 54.0% 58.2%

367

1/14/09 3:12:52 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 368
368
Capacity Balance GI
Lampung (lanjutan 3)
Lampiran B.1.6

Lanjutan
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Trafo MVA Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
No. Gardu Induk
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MVA
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
23 GI BAKAUHENI/KETAPANG 150/20 30 30 1 x 30 30 30 30 30
Terpasang MW 25.5 25.5 25.5 25.5 25.5
Beban Puncak MW 14.78 0.00 15.87 0.00 17.09 0.00 18.39 0.00 19.79 0.00
Pembebanan Trafo % 58.0% 62.3% 67.0% 72.1% 77.6%

25 GI SIMPANG PEMATANG 150/20 30 30 1 x 30 30 30 30


Terpasang MW 25.5 25.5 25.5 25.5
Beban Puncak MW 10.87 0.00 11.75 0.00 12.71 0.00 13.74 0.00
Pembebanan Trafo % 42.6% 46.1% 49.8% 53.9%

26 GI PAKUAN RATU 150/20 30 30 1 x 30 30 30


Terpasang MW 25.5 25.5 25.5
Beban Puncak MW 15.40 0.00 16.63 0.00 17.96 0.00
Pembebanan Trafo % 60.4% 65.2% 70.4%

28 GI SUKADANA 150/20 30 30 1 x 30 30
Terpasang MW 25.5 25.5
Beban Puncak MW 13.90 0.00 14.96 0.00
Pembebanan Trafo % 54.5% 58.7%

PEAK GI MW 943.8 421.2 461.8 503.1 548.0 596.6 648.8 703.0 761.5 826.4 896.5 972.2
PEAK SYSTEM MW 417.1 457.2 498.1 542.6 590.7 642.4 696.0 754.0 818.2 887.6 962.6
DIVERSITY FACTOR 1.01 1.01 1.01 1.01 1 .01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01 1.01
Catatan :
*1) Up Rating dari 1 x 20 MVA ke 1 x 30 MVA
*2) Up Rating dari 1 x 20 MVA ke 1 x 60 MVA
*3) Up Rating dari 1 x 30 MVA ke 1 x 60 MVA

1/14/09 3:12:55 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.1.6

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.6


CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
REGION SUMATERA

• Pengembangan gardu induk disusun berdasarkan capacity balance dengan memasukkan GI existing dan
GI ongoing project. Selanjutnya dari Capacity Balance tersebut dapat dilihat pembebanan masing ma­
sing GI. GI yang telah berbeban di atas 70% dari kapasitas nominalnya memerlukan penambahan trafo.
Kemudian dievaluasi juga kebutuhan GI baru untuk perbaikan kualitas pelayanan dan de-dieselisasi serta
pengembangan GI baru terkait dengan pembangkit baru.
• Setelah mendapatkan GI-GI baru yang dibutuhkan, selanjutnya disusun kembali capacity balance yang
baru setelah mempertimbangkan penambahan GI baru tersebut.
• Dengan demikian dapat disusun proyeksi kebutuhan GI, dimana hasil pengembangan GI tersebut dipergu-
nakan juga sebagai dasar pengembangan sistem penyaluran.
• Dengan kriteria keandalan dan asumsi di atas, kebutuhan pembangunan Gardu Induk Baru dan pengem-
bangan trafo GI eksisting sampai tahun 2018 sebesar 17.576 MVA dan pengembangan jaringan transmisi
sepanjang 19.215 kms dengan rincian seperti pada Lampiran B1.6.

369

RUPTL-Lampiran B.indd 369 1/14/09 3:12:55 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran B.1.7

KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI SUMATERA

370

RUPTL-Lampiran B.indd 370 1/14/09 3:12:55 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.1.7

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.7


KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI
SUMATERA

371

RUPTL-Lampiran B.indd 371 1/14/09 3:12:55 PM


RUPTL-Lampiran B.indd 372
372
ANALISA ALIRAN DAYA SISTEM SUMATERA

PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM 275 KV SUMATERA


TAHUN 2010 PLTP PLTA
SARULLA ASAHAN 1
60 MW 2 X 90 MW

170 MW
Lampiran B.1.8

60 MW
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

275 kV 172 MW 250 MW 208 MW 230 MW 271 MW 200 MW 50 MW 110 MW 280 MW

172 MW 79 MW 39 MW 22 MW 42 MW 122 MW 147 MW 354 MW

Lubuk Padang
Lahat Linggau Bangko M.Bungo K.Jao Payakumbuh Sidempuan Galang
Pembangkit (897 MW) Pembangkit (181 MW) Pembangkit (- MW) Pembangkit (20 MW) Pembangkit (320 MW) Pembangkit (227 MW) Pembangkit (311 MW) Pembangkit (325 MW)
- PLTU Bukit Asam - PLTA Tes - - PLTG Payo Selincah - PLTU Ombilin - PLTA Maninjau - PLTU Labuhan Angin - PLTGU Belawan
- PLTGU Gunung Megang - PLTA Musi - PLTG Pauh Limo - PLTA Singkarak - PLTA Renun
- PLTGU Simpang Tiga Gardu Induk (135 MW) - PLTU T .Sirih - PLTA Batang Agam - PLTA Sipan Gardu Induk (713 MW)
- PLTGU Paltim Gardu Induk (101 MW) Gardu Induk (39 MW) - Muara Bungo - PLTP Sibayak - Tanjung Marowa
- PLTG TM Borang - Lubuk Linggau - Bangko - Aur Duri Gardu Induk (273 MW) Gardu Induk (96 MW) - Namurambe
- PLTG Keramasan - Sukamerindu - Sungai Penuh - Payo Selincah - Kiliranjao - Payakumbuh Gardu Induk (456 MW) - Denai
- Kit 70 kV - Tes - Sarolangun - Muara Bulian - Batu Sangkar - Padang Luar - Padang Sidempuan - Sei Rotan 76 MW
(PLTU dan G Keramasan) - Pekalongan - Muko - muko - Salak - Maninjau - Gunung Tua - Titi Kuning
- Pulo Baai - Solok - Lubuk Alung - Rantau Prapat - GIS Listrik
Gardu Induk (404 MW) Jambi - Indarung - Simpang Empat - Koto Pinang - Binjai
- Lahat Bengkulu - Pauh Limo - Sibolga - Belawan
- Bukit Asam - Simpang Haru - Tarutung - Labuhan
- Pagar Alam - PIP - Porsea - Lamhotma
- Prabumulih - Bungus - Tele - Paya Pasir
- Manna - Teluk Kuantan Sumbar - Sidikalang - Mabar
- Simpang Tiga - Padang Panjang - Brastagi - KIM
142 MW
- Keramasan Jambi - Pematang Siantar - Sicanang
- Talang Kelapa - Gunung Para - Kuala Namu
- Borang Sumbar - Tebing Tinggi
- Mariana - Kisaran Sumut
- Tanjung Api – Api - Aek Kanopan
- Jaka Baring - Kuala Tanjung
- Gunung Megang - Tebing Tinggi
- Sekayu AREA 150 KV - Perbaungan
- Betung LAMPUNG - Panyabungan
- 70 kV Sistem Palembang - Dolok Sanggul
171 MW
- Kuta Cane
Sumsel - Sabulussalam
- Lima Puluh
189 MW
Sumut
Garuda 280 MW
Sakti
Pembangkit (123 MW)
- PLTA Koto Panjang Binjai
- PLTG Teluk Lembu Pembangkit (- MW)
- PLTG Riau Power -
Gardu Induk (308 MW) 360 MW Gardu Induk (223 MW)
- Koto Panjang - Binjai
- Bangkinang - Pangkalan Brandan
- Garuda Sakti - Paya Geli
- Teluk Lembu - Glugur
- Duri - Langsa
- Dumai - Tualang Cut
- Bagan Batu - Idie
- Kulim
- Pasir Pangarayan Sumut / NAD
- New Garuda sakti PLTU
- KID Dumai
- Kandis
Pangkalan Susu
2 X 200 MW
Riau

275 kV
150 kV

1/14/09 3:13:01 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 373
PLTP SARULLA
330 MW
L
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM 275 KV SUMATERA
PLTP
TAHUN 2014 SIPAHOLON PLTA ASAHAN 1
30 MW 2 X 90 MW
PLTA ASAHAN 3
2 X 77 MW

282 MW
140 MW
120 MW

275 kV 300 MW 368 MW 370 MW 285 MW 361 MW 280 MW 282 MW 540 MW


0 MW

420 MW 140 MW 9 MW 82 MW 80 MW 52 MW 276 MW 560 MW

Lubuk Padang
Lahat Linggau Bangko M.Bungo K.Jao Payakumbuh Sidempuan Galang
Pembangkit (998 MW) Pembangkit (261 MW) Pembangkit (65 MW) Pembangkit (- MW) Pembangkit (399 MW) Pembangkit (198 MW) Pembangkit (338 MW) Pembangkit (140 MW)
- PLTU Bukit Asam - PLTA Tes - PLTP Sungai Penuh - - PLTU Ombilin - PLTA Maninjau - PLTU Labuhan Angin - PLTGU Belawan
- PLTGU Gunung Megang - PLTA Musi - PLTP Kerinci - PLTG Pauh Limo - PLTA Singkarak - PLTP Sibayak - PLTU Sumut Insfra
- PLTGU Simpang Tiga - PLTP Hulu Lais Gardu Induk (67 MW) - PLTU T.Sirih - PLTA Batang Agam - PLTA Renun
- PLTGU Paltim Gardu Induk (55 MW) - Muara Bungo - PLTU Sumbar Pesel 2 - PLTA Sipan Gardu Induk (1242 MW)
- PLTG TM Borang Gardu Induk (118 MW) - Bangko - Muara Bulian Gardu Induk (142 MW) - PLTP Sorik Merapi - Tanjung Marowa
- PLTG Keramasan - Lubuk Linggau - Sungai Penuh Gardu Induk (314 MW) - Payakumbuh - PLTP Pusuk Bukit - Namurambe
- Kit 70 kV - Sukamerindu - Mukomuko - Kiliranjao - Padang Luar - Denai
(PLTU dan G Keramasan) - Tes - Sarolangun - Salak - Maninjau Gardu Induk (663 MW) - Sei Rotan 29 MW

Jambi

Jambi
- PLTU Baturaja - Pekalongan - Solok - Lubuk Alung - Padang Sidempuan - Titi Kuning

Bengkulu
- PLTU Banjarsari - Pulo Baai - Batusangkar - Batu Sangkar - Gunung Tua - GIS Listrik
- PLTU Simpang Belimbing - Muara Rupit - Indarung - Simpang Empat 128 MW - Rantau Prapat - Binjai

Sumbar
- PLTP Lumut Balai - Pauh Limo - Pariaman - Koto Pinang - Belawan

191 MW
- Simpang Haru - Padang Panjang - Sibolga - Labuhan
Gardu Induk (566 MW) - PIP - Tarutung - Lamhotma
- Lahat - Bungus - Porsea - Paya Pasir
- Bukit Asam - Kambang - Tele - Mabar

Sumbar
- Pagar Alam - Sidikalang - KIM
- Prabumulih - Brastagi - Sicanang
- Manna Betung Pembangkit (0 MW) - Pematang Siantar - Kuala Namu
- Simpang Tiga - PLTG Payo Selincah - Gunung Para - KIM-2
Pembangkit (- MW)
- Keramasan PLTU Bayung Lincir - Tebing Tinggi - Medan Pancing
-

Jambi
- Talang Kelapa 2 X 150 MW Gardu Induk (106 MW) - Kisaran - Medan Selayang
- Borang - Aur Duri - Aek Kanopan
Gardu Induk (21 MW)
- Mariana - Payo Selincah - Kuala Tanjung
- Betung Pembangkit (- MW) Sumut
- Tanjung Api – Api - - Tebing Tinggi
- Sekayu
- Jaka Baring Gardu Induk (13 MW) - Perbaungan

Sumsel
Sumsel
- Gunung Megang - Sungai Lilin - Panyabungan
- 70 kV Sistem Palembang 130 MW - Dolok Sanggul
24 MW - Kuta Cane
288 MW - Sabulussalam
320 MW Aur Duri - Lima Puluh
Sumut

Garuda 602 MW
290 MW 277 MW 406 MW
Sakti

M.Enim
Pembangkit (108 MW)
- PLTA Koto Panjang
Binjai
92 MW - PLTG Teluk Lembu Pembangkit (- MW)
- PLTG Riau Power -
640 MW
Pembangkit (938 MW) 314 MW Gardu Induk (389 MW)
- PLTU New Tarahan Gardu Induk (281 MW)
142 MW - Koto Panjang - Binjai
- PLTU Tarahan (Perpres-1) - Bangkinang
- PLTU Tarahan (Perpres-2) - Paya Geli
- Garuda Sakti - Glugur
- PLTA Besai - Teluk Lembu
Sumut

- PLTA Batutegi - Pangkalan Brandan


- Duri - Tanjung Pura
- PLTP Ulubelu - Dumai
- PLTP Rajabasa
Rengat
- Bagan Batu
Riau

- PLTP Wai Ratai Pembangkit (- MW) - Bagan Siapi-api


Gumawang - Pasir Pangarayan
PLTU Pangkalan
-
Gardu Induk (778 MW) - New Garuda sakti Susu - 1
- Baturaja Gardu Induk (140 MW) - KID Dumai
- Gumawang
2 X 200 MW 19 MW
- Teluk Kuantan - Kandis
- Kayu Agung - Rengat
- Muara Dua - Tembilahan NEW PLTU SBU
130 MW - Sistem Lampung - Pangkalan Kerinci 2 X 200 MW Sub Sistem NAD
- Kulim
- Perawang

Riau
275 kV Lampung
160 MW
150 kV

373

1/14/09 3:13:06 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 374
374
PLTP SARULLA
330 MW
L
PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM 275 KV SUMATERA
PLTP
TAHUN 2018 SIPAHOLON PLTA ASAHAN 1
30 MW 2 X 90 MW PLTA ASAHAN 3
2 X 77 MW
PLTP SIMBOLON
2 X 55 MW
308 MW
150 MW
230 MW

275 kV 197 MW 308 MW 550 MW 432 MW 460 MW 306 MW 236 MW 614 MW


71 MW
Lampiran B.1.8
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

495 MW 112 MW 246 MW 112 MW 33 MW 35 MW 374 MW 939 MW

Lubuk Padang
Lahat Linggau Bangko M.Bungo K.Jao Payakumbuh Sidempuan Galang
Pembangkit (897 MW) Pembangkit (261 MW) Pembangkit (325 MW) Pembangkit (- MW) Pembangkit (444 MW) Pembangkit (205 MW) Pembangkit (425 MW) Pembangkit (180 MW)
- PLTU Bukit Asam - PLTA Tes - PLTP Sungai Penuh - - PLTU Ombilin - PLTA Maninjau - PLTU Labuhan Angin - PLTGU Belawan
- PLTGU Gunung Megang - PLTA Musi - PLTP Kerinci - PLTG Pauh Limo - PLTA Singkarak - PLTP Sibayak - PLTU Sumut Insfra
- PLTGU Simpang Tiga - PLTP Hulu Lais - PLTA Merangin Gardu Induk (76 MW) - PLTU T.Sirih - PLTA Batang Agam - PLTA Renun
- PLTGU Paltim - Muara Bungo - PLTU Sumbar Pesel 2 - PLTA Sipan Gardu Induk (1.402 MW)
- PLTG TM Borang Gardu Induk (145 MW) Gardu Induk (74 MW) - Muara Bulian Gardu Induk (184 MW) - PLTP Sorik Merapi - Tanjung Marowa
- PLTG Keramasan - Lubuk Linggau - Bangko Gardu Induk (399 MW) - Payakumbuh - PLTP Pusuk Bukit - Namurambe
- Kit 70 kV - Sukamerindu - Sungai Penuh - Kiliranjao - Padang Luar - Denai
(PLTU dan G Keramasan) - Tes - Mukomuko - Salak - Maninjau Gardu Induk (884 MW) - Sei Rotan 336 MW

Jambi

Jambi
- PLTU Banjarsari - Pekalongan - Sarolangun - Solok - Lubuk Alung - Padang Sidempuan - Titi Kuning

Bengkulu
- PLTU Simpang Belimbing - Pulo Baai - Batusangkar - Batu Sangkar 181 MW - Gunung Tua - GIS Listrik
- PLTP Lumut Balai - Muara Rupit - Indarung - Simpang Empat - Rantau Prapat - Binjai

Sumbar
- Pauh Limo - Pariaman - Koto Pinang - Belawan

194 MW
Gardu Induk (404 MW) - Simpang Haru - Padang Panjang - Sibolga - Labuhan
- Lahat - PIP - Tarutung - Lamhotma
- Bukit Asam - Bungus - Porsea - Paya Pasir
- Baturaja - Kambang - Tele - Mabar

Sumbar
- Pagar Alam - Sidikalang - KIM
- Prabumulih - Brastagi - Sicanang
- Manna Betung Pembangkit (0 MW) - Pematang Siantar - Kuala Namu
- Simpang Tiga - PLTG Payo Selincah - Gunung Para - KIM-2
Pembangkit (- MW)

W t
- Keramasan PLTU Bayung Lincir - Tebing Tinggi - Medan Pancing
-

Jambi
- Talang Kelapa - Kisaran - Medan Selayang

0 M mu
2 X 150 MW Gardu Induk (147 MW)
Sumut

20 Su
- Borang - Aur Duri - Aek Kanopan
Gardu Induk (33 MW)

TU
- Mariana - Kuala Tanjung

2 X New
- Betung Pembangkit (- MW) - Payo Selincah

PL
- Tanjung Api – Api - - Tebing Tinggi
- Sekayu
- Jaka Baring Gardu Induk (18 MW) - Perbaungan

Sumsel
Sumsel
- Gunung Megang - Sungai Lilin - Panyabungan 279 MW 1.162 MW
- 70 kV Sistem Palembang 260 MW - Dolok Sanggul
95 MW 348 MW - Kuta Cane
457 MW
- Sabulussalam
431 MW Aur Duri - Lima Puluh
Sumut

Garuda 808 MW
233 MW 114 MW 472 MW

M.Enim
Sakti 454 MW
Pembangkit (105 MW) 720 MW
- PLTA Koto Panjang
Binjai
126 MW - PLTG Teluk Lembu Pembangkit (- MW)
- PLTG Riau Power PLTU Pangkalan Susu - 1
2 X 200 MW -
Pembangkit (870 MW) 340 MW Gardu Induk (570 MW) 112 MW 166 MW
- PLTU New Tarahan NEW PLTU SBU Gardu Induk (397 MW)
56 MW - Koto Panjang - Binjai
- PLTU Tarahan (Perpres-1) - Bangkinang 2 X 200 MW
- PLTU Tarahan (Perpres-2) Meulaboh - Paya Geli
- Garuda Sakti Sigli - Glugur
W t

- PLTA Besai - Teluk Lembu


Sumut

- PLTA Batutegi Pembangkit (160 MW) Pembangkit (80 MW) - Pangkalan Brandan
0 M mu

- Duri - Tanjung Pura


- PLTU Meulaboh - PLTP Seulawah
2 0 Su

400 MW - PLTP Ulubelu - Dumai


Rengat
TU

- PLTP Rajabasa
1 X New

PLTU MT (HVDC) - Bagan Batu


PL

- PLTP Wai Ratai Gardu Induk (48 MW) Gardu Induk (157 MW)
- Bagan Siapi-api

Riau
400 MW Gumawang Pembangkit (250 MW) - Meulaboh - Sigli
- PLTU Riau MT - Pasir Pangarayan
Gardu Induk (1.046 MW) - Blang Pidie - Banda Aceh
- New Garuda sakti
- Gumawang - Tapak Tuan - Jantho
Gardu Induk (222 MW) - KID Dumai
- Kayu Agung - Kandis - Krueng Raya
- Teluk Kuantan
- Muara Dua - Rengat Sub Sistem Lhokseumawe
- Sistem Lampung - Tembilahan
137 MW - Pangkalan Kerinci Pembangkit (80 MW)
- Kulim - PLTU NAD
- Perawang - PLTA Peusangan

Riau
Gardu Induk (135 MW)
275 kV Lampung - Bireun - Idie
278 MW - Takengon - Langsa
150 kV - Lhokseumawe - T.Cut
- Panton Labu - Cot Trueng

1/14/09 3:13:12 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.1.8

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.8


PRAKIRAAN ALIRAN DAYA SISTEM SUMATRA

Analisa aliran daya sistem Sumatra dilakukan dengan memperhitungkan seluruh pembangkit dan beban yang
ada pada neraca daya, meliputi sistem 275 kV, 150 kV dan 70 kV. Namun pada RUPTL 2009-2018 ini hanya
ditunjukkan hasil analisa aliran daya pada sistem transmisi 275 kV saja.

Prakiraan aliran daya di sistem 275 kV Sumatra pada tahun 2010, 2014 dan 2018 dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Pada tahun 2010 akan dioperasikan sistem tegangan 275 kV pada transmisi 275 kV Lahat – Lubuk Ling-
gau – Bangko – Muara Bungo – Kiliranjao, yang sebelumnya dioperasikan pada tegangan 150 kV. Tam-
bahan transmisi 275 kV baru adalah transmisi Kiliranjao – Payakumbuh – Padang Sidempuan – Sarulla
– Simangkok – Galang – Binjai – PLTU Pangkalan Susu. Arah aliran daya pada tahun ini, adalah dari
selatan (Kiliranjao – Payakumbuh) ke utara (Padang Sidempuan – Galang) dengan transfer sebesar 200
MW. Tegangan sistem cukup baik, yaitu tertinggi di GI Payakumbuh (288 kV) dan terendah di GI Galang
(270 kV). Tambahan pembangkit baru pada tahun ini adalah, PLTU Tarahan Perpres (100 MW) PLTU Pan-
gkalan Susu Perpres (2x200 MW), PLTU Sumbar Pesisir Perpres (2 x 100 MW), PLTU Meulaboh Perpres
(100 MW), PLTP Sarulla (60 MW) dan PLTA Asahan I (180 MW).

2. Aliran daya tahun 2014 arahnya masih dari selatan ke utara, dengan transfer daya pada transmisi 275
kV Payakumbuh – Padang Sidempuan sebesar 280 MW. Tegangan sistem cukup baik yaitu tertinggi di
GI Sarula (282 kV) dan terendah di GI Binjai (270 kV). Tambahan pembangkit baru sampai pada tahun ini
adalah, PLTU New Sumbagut (400 MW), PLTA Asahan III (174 MW), PLTU Tarahan Perpres 2 (400 MW),
PLTU Sumbar Pesisir Perpres 2 (200 MW), PLTU Sumut IPP (200 MW) dan PLTP tersebar (1300 MW)
dan PLTU Sumsel 1,2,4,5 (900 MW). Tambahan transmisi 275 kV baru adalah Transmisi 275 kV Lahat
– Betung – Aur Duri – Rengat – Garuda Sakti diperlukan untuk mengevakuasi daya dari PLTU Sumsel-5 2
x 150 MW dan untuk mengurangi beban transmisi 275 kV jalur barat setelah masuknya PLTA Merangin 350
MW (GI 275 kV Bangko) dan PLTU Mulut Tambang 400 MW (GI 275 kV Muara Enim). Daya yang mengalir
pada transmisi 275 kV sisi timur dari Betung – Garuda Sakti sebesar 300 – 400 MW.

3. Aliran daya tahun 2018 arahnya masih dari selatan ke utara, dengan transfer daya sebesar 306 MW. Te-
gangan sistem cukup baik, dengan tegangan tertinggi di GI Kiliranjao (287 kV) dan terendah di GI Galang
(267 kV). Tambahan pembangkit baru adalah PLTU MT Bangko Tengah (400 MW), PLTU MT Riau (300
MW), PLTA Merangin (350 MW), PLTU New Sumut (600 MW) dan PLTP tersebar (275 MW). Tambahan
transmisi 275 kV baru adalah transmisi 275 kV Pangkalan Susu – Sigli dan PLTU Meulaboh – Sigli diop-
erasikan menjadi 275 kV, yang sebelumnya beroperasi 150 kV.

375

RUPTL-Lampiran B.indd 375 1/14/09 3:13:13 PM


RUPTL-Lampiran B.indd 376
376
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Tidak Termasuk IPP
Lampiran B.1.9

KEBUTUHAN INVESTASI SUMATERA


Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

[Fixed Asset Addition]


Tidak Termasuk IPP (Fixed Asset Addition)
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Sumatra
Sumatera
(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 247.8 139.8 828.8 666.3 1,176.8 391.9 338.3 - - - - 3,789.7
Pembangkit Lc 43.7 24.7 350.7 165.3 207.7 69.2 59.7 - - - - 920.9
Total 291.5 164.5 1,179.5 831.6 1,384.5 461.0 398.0 - - - - 4,710.6
Fc 91.1 204.1 944.4 125.9 133.3 33.5 364.3 43.8 687.5 22.0 1.2 2,651.1
Penyaluran Lc 25.2 45.2 459.3 54.8 34.7 7.1 184.3 9.5 259.5 4.1 0.2 1,083.9
Total 116.2 249.2 1,403.7 180.7 168.0 40.6 548.7 53.3 947.1 26.1 1.4 3,734.9
Fc -
Distribusi Lc 147.9 158.3 177.5 193.3 205.3 215.3 227.7 244.6 259.3 276.3 285.8 2,391.5
Total 147.9 158.3 177.5 193.3 205.3 215.3 227.7 244.6 259.3 276.3 285.8 2,391.5
Fc 338.9 343.9 1,773.2 792.2 1,310.1 425.3 702.6 43.8 687.5 22.0 1.2 6,440.7
Total Lc 216.8 228.2 987.5 413.4 447.8 291.5 471.7 254.0 518.8 280.4 286.0 4,396.3
Total 555.6 572.1 2,760.7 1,205.6 1,757.9 716.8 1,174.4 297.9 1,206.4 302.4 287.2 10,837.0

1/14/09 3:13:15 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 377
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Tidak Termasuk IPP
[Disbursement Schedule]
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Tidak Termasuk IPP (Disbursement Schedule)
Sumatra
Sumatera
(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 405.0 601.0 817.8 749.3 611.5 326.0 136.7 - - - - 3,647.3
Pembangkit Lc 151.3 211.3 198.9 136.4 112.2 52.1 21.3 - - - - 883.4
Total 556.3 812.3 1,016.6 885.8 723.7 378.1 157.9 - - - - 4,530.7
Fc 329.5 632.7 291.1 111.8 119.6 234.1 236.7 425.7 150.9 5.1 0.2 2,537.4
Penyaluran Lc 208.8 256.1 87.2 25.7 80.8 96.7 127.0 132.3 28.1 0.5 0.0 1,043.2
Total 538.3 888.7 378.3 137.5 200.4 330.7 363.7 558.0 179.0 5.6 0.3 3,580.6
Fc -
Distribusi Lc 147.9 158.3 177.5 193.3 205.3 215.3 227.7 244.6 259.3 276.3 285.8 2,391.5
Total 147.9 158.3 177.5 193.3 205.3 215.3 227.7 244.6 259.3 276.3 285.8 2,391.5
Fc 734.6 1,233.6 1,108.8 861.2 731.1 560.0 373.4 425.7 150.9 5.1 0.2 6,184.7
Total Lc 508.0 625.7 463.6 355.4 398.3 364.0 376.0 376.9 287.4 276.9 285.9 4,318.0
Total 1,242.5 1,859.3 1,572.5 1,216.6 1,129.4 924.1 749.3 802.6 438.3 282.0 286.1 10,502.7

377

1/14/09 3:13:16 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 378
378
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP
Lampiran B.1.9

[Fixed Asset Addition]


Tenaga Listrik 2009-2018

Proyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP (Fixed Asset Addition)


Rencana Usaha Penyediaan

Sumatra
Sumatera
(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 247.8 150.0 1,385.0 1,608.8 2,330.7 558.5 636.7 334.1 1,037.9 663.9 442.0 9,395.2
Pembangkit Lc 43.7 26.5 448.9 331.6 411.3 98.6 112.4 59.0 183.2 117.2 78.0 1,910.1
Total 291.5 176.5 1,833.9 1,940.4 2,742.1 657.0 749.0 393.0 1,221.0 781.0 520.0 11,305.4
Fc 91.1 204.1 944.4 125.9 133.3 33.5 364.3 43.8 687.5 22.0 1.2 2,651.1
Penyaluran Lc 25.2 45.2 459.3 54.8 34.7 7.1 184.3 9.5 259.5 4.1 0.2 1,083.9
Total 116.2 249.2 1,403.7 180.7 168.0 40.6 548.7 53.3 947.1 26.1 1.4 3,734.9
Fc -
Distribusi Lc 147.9 158.3 177.5 193.3 205.3 215.3 227.7 244.6 259.3 276.3 285.8 2,391.5
Total 147.9 158.3 177.5 193.3 205.3 215.3 227.7 244.6 259.3 276.3 285.8 2,391.5
Fc 338.9 354.1 2,329.5 1,734.7 2,464.0 591.9 1,001.0 377.9 1,725.4 685.8 443.2 12,046.3
Total Lc 216.8 230.0 1,085.7 579.7 651.4 320.9 524.4 313.0 702.0 397.6 364.0 5,385.5
Total 555.6 584.1 3,415.1 2,314.4 3,115.4 912.8 1,525.4 690.9 2,427.4 1,083.4 807.2 17,431.8

1/14/09 3:13:18 PM
RUPTL-Lampiran B.indd 379
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP
[Disbursement Schedule]
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP (Disbursement Schedule)
Sumatra
Sumatera
(Juta US$)

Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 500.9 914.1 1,616.7 1,685.1 1,291.2 770.1 672.0 585.0 555.5 437.0 176.8 9,204.4
Pembangkit Lc 165.4 290.0 361.6 277.3 229.1 125.6 112.1 108.1 94.1 70.8 27.3 1,861.4
Total 666.3 1,204.1 1,978.2 1,962.5 1,520.3 895.7 784.1 693.1 649.6 507.8 204.1 11,065.8
Fc 329.5 632.7 291.1 111.8 119.6 234.1 236.7 425.7 150.9 5.1 0.2 2,537.4
Penyaluran Lc 208.8 256.1 87.2 25.7 80.8 96.7 127.0 132.3 28.1 0.5 0.0 1,043.2
Total 538.3 888.7 378.3 137.5 200.4 330.7 363.7 558.0 179.0 5.6 0.3 3,580.6
Fc -
Distribusi Lc 147.9 158.3 177.5 193.3 205.3 215.3 227.7 244.6 259.3 276.3 285.8 2,391.5
Total 147.9 158.3 177.5 193.3 205.3 215.3 227.7 244.6 259.3 276.3 285.8 2,391.5
Fc 830.5 1,546.8 1,907.7 1,797.0 1,410.8 1,004.2 908.7 1,010.6 706.4 442.1 177.0 11,741.8
Total Lc 522.1 704.4 626.3 496.3 515.2 437.5 466.8 485.0 381.5 347.6 313.2 5,296.0
Total 1,352.6 2,251.2 2,534.1 2,293.3 1,926.0 1,441.6 1,375.5 1,495.7 1,087.9 789.7 490.2 17,037.8

379

1/14/09 3:13:20 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.1.9

PENJELASAN LAMPIRAN B.1.9


KEBUTUHAN INVESTASI SUMATERA

ˆSudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.1.9

380

RUPTL-Lampiran B.indd 380 1/14/09 3:13:20 PM


Lampiran B.2
SISTEM KALIMANTAN

B.2.1 PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK�

B.2.2 NERACA DAYA DAN RINCIAN PEMBANGKIT

B.2.3 NERACA ENERGI DAN PROYEKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKAR

B.2.4 RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN

B.2.5 PETA RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN

B.2.6 CAPACITY BALANCE GARDU INDUK

B.2.7 KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI

B.2.8 ANALISA ALIRAN DAYA SISTEM

B.2.9 KEBUTUHAN INVESTASI

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 381 1/14/09 2:51:10 PM


382

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 382


PROYEKSI KEBUTUHAN
LoadTENAGA LISTRIK KALIMANTAN
Forecast
Wilayah Kalbar
Load Forecast Wilayah Kalbar
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Lampiran B.2.1
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Total Population (10^3) 4,620.3 4,695.3 4,771.5 4,844.6 4,919.6 4,994.8 5,068.7 5,142.5 5,214.5 5,286.3 5,357.2
- Growth Rate (%) 1.7 1.6 1.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.4 1.4 1.3
Growth of Total GDP (%) 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2
Electrification Ratio (%) 51.2 53.7 56.3 59.1 62.0 65.0 68.3 71.7 75.3 79.1 83.2

Energy Sales (GWh) 1,010.5 1,123.8 1,252.2 1,396.1 1,557.3 1,737.6 1,939.2 2,165.9 2,421.3 2,708.0 3,001.0
- Growth Rate (%) 5.5 11.2 11.4 11.5 11.5 11.6 11.6 11.7 11.8 11.8 10.8
-- Residential 553.0 626.3 709.1 803.0 909.2 1,029.5 1,165.8 1,319.8 1,494.2 1,691.6 1,915.1
-- Commercial 264.1 287.5 313.1 340.9 371.2 404.1 440.0 479.0 522.4 569.8 621.5
-- Public 105.2 111.6 118.3 125.5 133.1 141.1 149.7 158.7 168.0 177.9 188.4
-- Industrial 88.3 98.5 111.7 126.8 143.8 162.8 183.8 208.3 236.6 268.7 276.1

Power Contracted (MVA) 559.6 595.6 635.5 678.7 725.5 775.9 830.0 889.1 953.6 1,023.5 1,079.9
-- Residential 352.6 374.2 397.3 422.2 448.8 477.4 507.9 540.6 575.6 612.9 652.9
-- Commercial 117.4 123.9 130.8 138.3 146.4 155.0 164.3 174.2 185.0 196.6 209.0
-- Public 50.9 52.8 54.8 56.9 59.2 61.5 64.0 66.6 69.3 72.2 75.2
-- Industrial 38.8 44.8 52.5 61.3 71.1 81.9 93.8 107.7 123.7 141.8 142.9
21,694 36,118 38,489 41,064 43,820 46,762 49,901 53,170 56,812 60,626 64,697
Number of Customer 539,218 575,336 613,825 654,889 698,710 745,472 795,373 848,543 905,354 965,981 1,030,678
-- Residential 491,479 524,772 560,267 598,155 638,606 681,791 727,898 777,046 829,512 885,521 945,312
-- Commercial 33,257 35,446 37,776 40,259 42,904 45,724 48,729 51,926 55,409 59,127 63,093
-- Public 14,123 14,753 15,411 16,098 16,816 17,566 18,349 19,167 20,022 20,915 21,848
-- Industrial 359 365 371 378 384 390 397 404 411 418 425

Total Production (GWh) 1,150.2 1,272.0 1,409.5 1,562.8 1,733.6 1,923.8 2,140.0 2,390.1 2,672.0 2,988.5 3,311.8
Energy Requirement (GWh) 1,132.9 1,252.9 1,388.3 1,539.3 1,707.5 1,894.8 2,107.8 2,354.2 2,631.8 2,943.5 3,262.0
Station Use (%) 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6
T & D Losses (%) +) 10.8 10.3 9.8 9.3 8.8 8.3 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0
PS GI&Dis (%) 1) 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Load Factor (%) 54.7 55.6 56.1 56.6 57.1 57.7 58.3 58.9 59.5 59.8 60.1
Peak Load (MW) 240 261 287 315 347 381 419 463 513 570 629
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================

1/14/09 2:51:11 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 383
Load Forecast
LoadWilayah Kalselteng
Forecast Wilayah Kalselteng

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Total Population (10^3) 5,714.4 5,827.2 5,943.2 6,058.0 6,174.9 6,291.1 6,407.0 6,525.0 6,643.7 6,761.4 6,878.4
- Growth Rate (%) 2.0 2.0 2.0 1.9 1.9 1.9 1.8 1.8 1.8 1.8 1.7
Growth of Total GDP (%) 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2
Electrification Ratio (%) 56.9 58.1 59.4 60.7 62.0 63.4 64.6 67.2 67.4 68.8 70.4

Energy Sales (GWh) 1,743 1,904 2,095 2,304 2,518 2,752 2,993 3,256 3,550 3,872.0 4,223.6
- Growth Rate (%) 13.8 9.3 10.0 10.0 9.3 9.3 8.8 8.8 9.0 9.1 9.1
-- Residential 1,036.8 1,144.0 1,262.3 1,392.7 1,536.7 1,695.5 1,860.2 2,040.8 2,244.9 2,469.3 2,716.0
-- Commercial 338.7 367.6 406.5 449.5 488.0 529.7 572.2 618.1 669.1 724.4 784.3
-- Public 153.8 163.3 179.6 197.4 209.7 222.7 235.6 249.3 264.2 280.0 296.7
-- Industrial 213.8 229.4 246.2 264.2 283.4 304.1 325.1 347.5 372.0 398.4 426.5

Power Contracted (MVA) 951 991 1,033 1,077 1,124 1,173 1,222 1,273 1,328 1,386.2 1,447.0
-- Residential 608.2 632.4 657.9 684.7 712.7 742.1 771.1 801.3 833.8 867.7 903.2
-- Commercial 179.2 188.0 197.4 207.5 218.4 230.0 241.7 254.1 267.7 282.2 297.5
-- Public 86.5 90.1 93.8 97.8 101.9 106.3 110.9 115.7 120.8 126.1 131.7
-- Industrial 76.9 80.2 83.6 87.2 90.8 94.6 98.2 102.0 106.1 110.2 114.6
59,666 41,435 43,314 45,279 47,334 49,482 48,736 50,823 54,507 56,909 59,417
Number of Customer (10^3) 920,137 961,572 1,004,886 1,050,165 1,097,499 1,146,981 1,195,717 1,246,540 1,301,047 1,357,956 1,417,373
-- Residential 842,364 879,498 918,268 958,748 1,001,012 1,045,139 1,088,458 1,133,572 1,181,940 1,232,372 1,284,956
-- Commercial 46,690 49,551 52,587 55,809 59,228 62,856 66,468 70,287 74,448 78,855 83,523
-- Public 30,523 31,942 33,427 34,982 36,608 38,310 40,091 41,955 43,905 45,946 48,082
-- Industrial 560 581 604 627 651 676 701 726 754 782 811

Total Production (GWh) 2,093.8 2,282.0 2,503.0 2,735.9 2,971.4 3,237.7 3,510.3 3,806.3 4,139.5 4,515.38 4,925.96
Energy Requirement (GWh) 1,963.54 2,139.49 2,345.99 2,563.73 2,783.86 3,032.81 3,287.59 3,564.30 3,875.81 4,227.13 4,610.92
Station Use (%) 6.2 6.2 6.3 6.3 6.3 6.3 6.3 6.4 6.4 6.4 6.4
T & D Losses (%) +) 11.14 10.90 10.63 10.05 9.47 9.17 8.87 8.57 8.31 8.31 8.31
PS GI&Dis (%) 1) 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09
Load Factor (%) 66.0 66.2 66.29 66.4 66.6 66.7 66.8 67.0 67.1 67.2 67.4
Peak Load (MW) 362 394 431 470 510 554 600 649 704 767 835
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================

383

1/14/09 2:51:12 PM
Load Forecast

384

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 384


Forecast Wilayah
Load Wilayah KaltimKaltim
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Total Population (10^3) 2,864.4 2,935.4 3,008.2 3,081.1 3,155.2 3,229.5 3,303.6 3,379.6 3,456.0 3,533.1 3,609.5
Lampiran B.2.1

- Growth Rate (%) 2.5 2.5 2.5 2.4 2.4 2.4 2.3 2.3 2.3 2.2 2.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Growth of Total GDP (%) 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.4 6.4 6.4 6.4 6.4
Rencana Usaha Penyediaan

Electrification Ratio (%) 59.4 60.4 63.0 65.7 68.6 71.6 74.8 78.2 81.8 85.6 89.6

Energy Sales (GWh) 1,639.6 1,818.8 2,036.4 2,273.7 2,533.1 2,815.9 3,124.3 3,460.6 3,828.4 4,204.1 4,601.5
- Growth Rate (%) 12.9 10.9 12.0 11.7 11.4 11.2 10.9 10.8 10.6 9.8 9.5
-- Residential 903.4 996.3 1,120.4 1,256.4 1,405.8 1,569.5 1,748.6 1,944.7 2,160.4 2,396.0 2,653.0
-- Commercial 421.0 470.1 524.5 584.6 651.0 724.4 805.5 894.9 993.5 1,072.3 1,157.3
-- Public 139.5 146.9 154.7 162.9 171.5 180.5 190.0 199.9 210.3 224.2 239.0
-- Industrial 175.8 205.5 236.8 269.8 304.7 341.4 380.2 421.0 464.1 511.7 552.2

Power Contracted (MVA) 762.5 826.0 902.4 982.9 1,067.5 1,154.0 1,244.0 1,336.6 1,435.6 1,533.6 1,628.9
-- Residential 389.3 406.2 432.0 459.6 489.2 520.9 554.8 591.1 630.4 670.0 712.3
-- Commercial 211.3 233.1 257.1 281.1 304.7 327.3 348.4 368.9 390.2 406.4 423.4
-- Public 89.8 102.4 116.8 133.3 152.2 171.9 194.2 217.4 243.1 272.0 304.7
-- Industrial 72.1 84.2 96.4 108.8 121.4 133.9 146.6 159.2 171.9 185.1 188.5
19,340 23,989 37,312 39,828 42,680 45,238 48,136 51,829 56,340 59,513 63,878
Number of Customer 465,156 489,145 526,457 566,285 608,965 654,203 702,339 754,168 810,508 870,021 933,899
-- Residential 419,994 438,636 469,986 503,513 539,568 578,178 619,461 663,768 711,839 763,244 818,177
-- Commercial 29,676 32,852 36,335 39,805 43,199 46,445 49,476 52,680 56,067 58,659 61,371
-- Public 15,226 17,390 19,861 22,683 25,906 29,280 33,094 37,404 42,276 47,783 54,007
-- Industrial 259 267 275 283 292 300 308 317 325 335 345

Total Production (GWh) 1,845.2 2,044.6 2,286.8 2,550.7 2,838.5 3,152.1 3,493.5 3,865.5 4,271.7 4,686.0 5,123.3
Energy Requirement (GWh) 1,811.9 2,007.6 2,245.3 2,504.3 2,786.8 3,094.6 3,429.7 3,794.7 4,193.4 4,600.0 5,029.2
Station Use (%) 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7
T & D Losses (%) +) 9.1 8.6 8.1 7.6 7.1 6.6 6.1 5.6 5.1 4.6 4.1
PS GI&Dis (%) 1) 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06
Load Factor (%) 67.6 67.9 68.2 68.6 68.9 69.3 69.6 70.0 70.3 70.7 70.7
Peak Load (MW) 312 344 383 425 470 520 573 631 694 757 827
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================

1/14/09 2:51:14 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.2.1

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.1


PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
SISTEM DI KALIMANTAN

1. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Kalimantan Barat

Kebutuhan tenaga listrik Provinsi Kalbar selama 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 6,2% per tahun. Pertum-
buhan tertinggi terjadi pada sektor publik dengan tumbuh rata-rata sebesar 13,7 % per tahun, disusul sektor
komersil rata-rata 11,3% per tahun, sektor rumah tangga 5,7% per tahun dan sektor industri mengalami per-
tumbuhan negatif rata-rata -7,1 % per tahun.

Perkembangan ekonomi Provinsi Kalbar selama 2000 – 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar
3,95% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4,56 – 4,79% per tahun. Pertumbuhan ekonomi
Kalbar di masa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.

Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan han-
dal sangat diperlukan oleh masyarakat.

1.1. Asumsi

– Pertumbuhan ekonomi diasumsikan antara 6,6% sampai 6,2% atau rata-rata sebesar 6,4% per tahun.
– Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi 1,5% per tahun dengan asumsi jumlah orang per rumah
tangga 4,81 orang (2008) menjadi 4,69 orang (2018).
– Susut jaringan ditargetkan turun dari 10,3% (2009) menjadi 8% (2018).
– Rasio elektrifikasi diharapkan meningkat dari 54% (2009) menjadi 91% (2018)
– Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,8 selama periode
prakiraan
– Faktor beban diasumsikan antara antara 54,7% sampai 60,1%

1.2. Prakiraan Kebutuhan Listrik Kalbar tahun 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
– Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 1.010,5 GWh tahun 2008 menjadi
3.001,0 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 11,5 % per tahun. Sedangkan penambah­
an pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan yaitu dari 539.218 pelanggan menjadi
1.127.439 atau bertambah rata-rata 58.822 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan
meningkatkan rasio elektrifikasi dari 51,1 % menjadi 91,2 % pada tahun 2018. Beban puncak mengalami

385

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 385 1/14/09 2:51:14 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.2.1

kenaikan dari 240 MW tahun 2008 menjadi 629 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 10,1% per
tahun.
– Prakiraan beban puncan grid Katulistiwa pada tahun 2008 sebesar 171,3 MW dan dengan tersambungnya
beberapa sistem seperti sistem Singkawang, Sambas, Sanggau, Sintang, maka pada tahun 2018 beban
puncak grid menjadi 561,8 MW atau tumbuh 12,6% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih beroperasi
isolated.

2. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah

Kebutuhan tenaga listrik PLN Wilayah Kalselteng merupakan gabungan dari kebutuhan listrik Provinsi Kali-
mantan Selatan dan Provinsi Kalimantan Tengah. Pertumbuhan tenaga listrik di kedu propinsi dalam 5 tahun
terakhir mencapai rata-rata 5,9% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tum-
buh rata-rata sebesar 17,0 % per tahun, diikuti sektor publik rata-rata 10,8% per tahun, sektor rumah tangga
6,5% per tahun, sedangkan sektor industri mengalami pertumbuhan negatif rata-rata -7,8 % per tahun.

Perkembangan ekonomi Provinsi Kalsel & Kalteng selama 2000 – 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata
sebesar 4,69% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4,78 – 5,48% per tahun. Pertumbuhan
ekonomi Kalselteng di masa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.

Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang per­
tumbuh­an ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh ma-
syarakat.

2.1. Asumsi

– Pertumbuhan ekonomi gabungan kedua Provinsi diasumsikan antara 6,6% sampai 6,2% atau rata-rata
sebesar 6,4% per tahun.
– Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,87% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga dari 3,99 orang (2008) menjadi 3,89 orang (2018).
– Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 10,9% (2009) menjadi 8,3% (2018)
– Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 60% (2009) menjadi 95% (2018)
– Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,45 selama peri-
ode prakiraan
– Faktor beban diasumsikan berkisar antara 66% sampai 67,4%.

386

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 386 1/14/09 2:51:14 PM


2.2. Prakiraan Kebutuhan Listrik PLN Wilayah Kalselteng 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
– Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 1.743,0 GWh tahun 2008 menjadi
4.223,6 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 9,3 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 920.137 pelanggan menjadi 1.813.059
atau bertambah rata-rata 89.292 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkat-
kan rasio elektrifikasi dari 58,8 % menjadi 95,1 % pada tahun 2018. Beban puncak mengalami kenaikan
dari 362 MW tahun 2008 menjadi 835 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,7% per tahun
– Prakiraan beban puncak grid Barito pada tahun 2008 sebesar 279 MW dan dengan tersambungnya be-
berapa sistem seperti sistem Sampit, Pangkalan Bun, Batu Licin, Buntok dan Kasongan, maka pada tahun
2018 beban puncak grid menjadi 791,3 MW atau tumbuh rata-rata 11,0% per tahun. Sedangkan sistem
lainnya masih beroperasi terpisah.

3. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Kalimantan Timur

Kebutuhan tenaga listrik Provinsi Kalimantan Timur dalam 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 8,4% per tahun.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata sebesar 12,3 % per tahun, diikuti
sektor rumah tangga rata-rata 10,1% per tahun, sektor publik 9,2% per tahun dan sektor industri mengalami
pertumbuhan negatif rata-rata -5,0 % per tahun.

Perkembangan ekonomi Provinsi Kaltim selama 2000 – 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar
2,57% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 2,8 – 4,7% per tahun. Di masa yang akan
datang, pertumbuhan ekonomi Kaltim diperkirakan tinggi.

Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertum-
buhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyara-
kat.

3.1. Asumsi

– Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltim diasumsikan 6,8% sampai 6,4% atau rata-rata sebesar 6,6% per
tahun.
– Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 2,34% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah dari 3,86 orang tahun 2008 menjadi 3,77 orang pada tahun 2018.
– Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 8,6% (2009) menjadi 4,1% (2018).
– Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 57% (2009) menjadi 94% (2018)

387

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 387 1/14/09 2:51:15 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.2.1

– Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,65
– Faktor beban diasumsikan berkisar antara 68% sampai 71%.

3.2. Prakiraan Kebutuhan Listrik Kalimantan Timur 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
– Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 1.639,6 GWh tahun 2008 menjadi
4.601,6 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 10,9 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 465.156 pelanggan menjadi 1.022.542
atau bertambah rata-rata 55.739 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkat-
kan rasio elektrifikasi dari 56,6 % menjadi 94,6 % pada 2018. Beban puncak mengalami kenaikan dari 312
MW tahun 2008 menjadi 827 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 10,3% per tahun.
– Prakiraan beban puncak grid Mahakam pada tahun 2008 sebesar 220,9 MW dan dengan tersambungnya
beberapa sistem seperti sistem Bontang, Sangata, Tanah Grogot, Petung, maka pada tahun 2018 beban
puncak grid menjadi 695 MW atau tumbuh rata-rata 12,1 % per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih
beroperasi terpisah.

388

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 388 1/14/09 2:51:15 PM


RUPTL-Lampiran B2.1.indd 389
NERACA DAYA DAN RINCIAN PENGEMBANGAN
Neraca Daya PEMBANGKIT KALIMANTAN
Sistem Khatulistiwa
Neraca Daya Sistem Khatulistiwa
No. Kebutuhan dan Supplai Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Kebutuhan
Produksi GW h 905 1,022 1,176 1,360 1,580 1,731 1,903 2,101 2,323 2,717 3,014
Fa k t or Be ban % 60 61 61 62 61 62 62 62 63 61 61
Beban Puncak MW 171 191 219 251 295 321 350 384 422 506 562
2 Pasokan
Kapasitas Daya Mampu MW 205 235 187 34 34 34 34 34 34 34 34
PLN
PLTG MW 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34 34
PLTD MW 115 115 67
SWASTA
PLTD Sewa HSD MW 16 16 16
PLTD Sewa MFO MW 40 40 40
PLTD Sewa MFO (Baru) MW 30 30
3 Tambahan Kapasitas
PLN
On-going dan Committed Project
Pontianak (MFO) PLTD 15
Parit Baru (Perpres Tahap 2) PLTU 50 50
Parit Baru (Perpres) PLTU 50 50
Merasap PLTMH
Rencana
New PLTG PLTG 35 70
Singkawang Baru ( Perpres) PLTU 50
IPP
Rencana
Pontianak - 1 PLTU 67 67 67
Pontianak - 2 PLTU 50
Import SESCo 50 50 50 50
Potensi Proyek

4 Jumlah Pasokan MW 235 265 317 381 498 565 565 615 665 750 870
Cadangan % 37 39 45 52 69 76 61 60 57 48 55
Lampiran B.2.2

5
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

389

1/14/09 2:51:15 PM
390
Neraca Daya

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 390


Neraca
Sistem Sistem Kalselteng-Tim
Daya Kalselteng-Tim
No. Kebutuhan dan Pasokan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Kebutuhan
Produksi GW h 3,054 3,398 4,086 4,668 5,246 5,774 6,335 6,945 7,622 8,349 9,191
Faktor Beban % 70 70 70 69 69 70 70 70 70 71 71
Beban Puncak MW 499 555 671 767 863 947 1,035 1,131 1,237 1,350 1,486
2 Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 575 610 490 276 246 246 246 246 246 246 246
PLN
Lampiran B.2.2

PLTA MW 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Tenaga Listrik 2009-2018

PLTU MW 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130
Rencana Usaha Penyediaan

PLTGU MW 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66 66
PLTG MW 21 21
PLTD MW 192 192 165
PLTD Sewa HSD MW 5 5
PLTD Sewa MFO MW 34 39
IPP
Excess Power - Kalsel MW 8 8
PLTG Menamas MW 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
PLTD Pemkot Balikpapan MW 2
PLTD Pemda Kukar MW 8
Kaltimex MW 21 21
PLTD Apung MFO MW 30 30 30 30
PLTD Cogindo MFO MW 40 40
PLTMG Tanjung Batu MW 9 9 9

3 Tambahan Kapasitas
PLN
Committed Project
Pulang Pisau (Perpres) PLTU 65 65
Asam Asam (Perpres) PLTU 65 65
Rencana
New PLTG Kaltim PLTG 50 50
Muara Teweh PLTGU 40 80
Sembera PLTG 40
Muara Jawa PLTU 100 100
New PLTU Kaltim PLTU 100 100 200
New PLTU Kalsel PLTU 200
Kusan PLTA 65
IPP
On Going
Embalut PLTU 50
Rencana
Menamas PLTG 20
Senipah PLTG 80
Kaltim (Infrastruktur) PLTU 60 60
Potensi Proyek IPP
Kalsel-1 (MT) PLTU 65 65
Kalsel-2 (MT) PLTU 65 65
Kaltim (Kemitraan) PLTU 50

4 Jumlah Pasokan MW 625 720 900 1,096 1,326 1,386 1,586 1,651 1,701 1,701 1,901
5 Cadangan % 25 30 34 43 54 46 53 46 38 26 28

1/14/09 2:51:17 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 391
Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit
Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit Kalimantan
Kalimantan
(MW)
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
PLN
PLTU 237 242 255 200 200 6 200 1,340
PLTGU 40 80 120
PLTG 40 249 85 85 459
PLTD 17 3 2 22
PLTP -
PLTA - - 2 0 - - - 65 - - - 67
Total -
IPP -
PLTU 50 39 301 197 73 55 135 118 50 1,018
PLTGU -
PLTG 20 88 108
PLTD 3 3 6
PLTP -
PLTA -
Total 50 20 130 301 197 73 55 135 121 50 - 1,132
PLN+IPP -
PLTU 50 - 276 543 452 273 255 135 124 50 200 2,358
PLTGU - - 40 80 - - - - - - - 120
PLTG - 60 337 - - - - - 85 85 - 567
PLTD - - 20 - 3 - 2 - 3 - - 28
PLTP - - - - - - - - - - - -
PLTA - - 2 0 - - - 65 - - - 67
Total 50 60 674 623 455 273 257 200 212 135 200 3,139

391

1/14/09 2:51:17 PM
Neraca Daya Wilayah Kalbar

392

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 392


Neraca DayaSistem
Wilayah Sanggau
Kalbar Sistem Sanggau

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 45.1 50.0 55.5
Beban Puncak MW 10.9 12.2 14.2
Load Faktor % 47.4 46.6 44.7
Lampiran B.2.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Pasokan
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Terpasang MW 7.4 7.4 7.4


Derating capacity MW 0.7 0.7 0.7
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
SWD 0.5 1 0.5 0.5 0.5
DEUTZ 0.5 1 0.5 0.5 0.5 Interkoneksi dengan
PERKINS 3000 SR 0.5 1 0.5 0.5 0.5 Sistem Khatulistiwa
DEUTZ MWM 0.5 2 1.0 1.0 1.0
SWD BBI-1 1.2 2 2.4 2.4 2.4
DEUTZ MWM ** 0.8 1 0.8 0.8 0.8
DEUTZ MWM 0.8 1 0.8 0.8 0.8
MTU 0.9 1 0.9 0.9 0.9
PLTD Sewa
Sewa Diesel 2.0 2 4.0 4.0 4.0
Project PLN
Sanggau (APBN) PLTD
Sanggau (Loan Denmark) PLTD 2.0
Project IPP
PLTU

Jumlah Kapasitas MW 12.6 12.6 12.6


Cadangan MW 3.2 3.2 3.2
Pemeliharaan 2.0 2.0 2.0
Operasi 1.2 1.2 1.2
Surplus/Defisit MW -1.4 -2.8 -4.7

1/14/09 2:51:18 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 393
Neraca Daya Wilayah Kalbar
Wilayah Kalbar
Neraca Daya Sistem SintangSistem Sintang
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 82.5 92.9 106.4 122.6 135.1 147.4 173.8 177.5 195.5 215.6 238.0
Beban Puncak MW 18.3 20.3 23.1 26.5 29.0 31.3 34.0 37.1 40.5 44.6 49.1
Load Faktor % 51.4 52.1 52.5 52.9 53.2 53.7 58.3 54.6 55.1 55.2 55.4
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 14.0 14.0 11.6 11.6 11.6 11.6 11.6 11.6 11.6 11.6 11.6
Derating capacity MW 4.0 4.0 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 1.8 1.8
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
DEUTZ I 1.2 2 PLTD 2.4 2.4
WARTSILA I 2.8 2 PLTD 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6
RUSTON I 3.0 2 PLTD 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
PLTD Sewa
Sewa HSD 3.0 1 PLTD 3.0 3.0 3.0 3.0
Sewa MFO (Tambahan) PLTD 4.0 4.0 4.0 4.0
Proyek PLN
Ketapang (Rencana) PLTU 30.0
Project IPP
Ketapang (Kemitraan) PLTU 14.0 Interkonesi dengan sistem Khatulistiwa
Jumlah Kapasitas MW 17.0 17.0 29.3 29.3 52.3 52.3
Cadangan MW 4.2 4.2 10.0 10.0 22.0 22.0
Pemeliharaan 3.0 3.0 7.0 7.0 15.0 15.0
Operasi 1.2 1.2 3.0 3.0 7.0 7.0
Surplus/Defisit MW -5.5 -7.5 -3.8 -7.2 1.3 -1.0

393

1/14/09 2:51:19 PM
Lampiran-B.2.2

394
Neraca Daya Wilayah Kalbar

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 394


Neraca DayaSistem Kalbar Sistem Putussibau
Wilayah Putussibau
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 20.5 23.2 26.8 31.1 34.6 38.0 41.9 46.4 51.5 57.2 63.7
Beban Puncak MW 4.1 4.6 5.3 6.0 6.6 7.2 7.9 8.6 9.4 10.4 11.5
Load Faktor % 56.6 57.6 58.2 58.9 59.5 60.2 60.9 61.7 62.4 62.8 63.2
Lampiran B.2.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Pasokan
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Terpasang MW 5.3 4.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
Derating capacity MW 1.7 1.0 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
MWM 0.22 1
DETZ MWM 0.22 2 0.4
SWD 0.30 1
KUBOTA 0.30 1 0.3
DETZ MWM 0.50 1 0.5
DETZ MWM 0.50 2 1.0 1.0
DETZ MWM ** 0.52 1 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MTU 0.70 1 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
MTU 0.90 2 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8
Proyek PLN
Putussibau Sewa PLTD PLTD 4.0
Putussibau (Rencana) PLTU 5.0 5.0
Project IPP

Jumlah Kapasitas MW 3.6 7.0 6.7 11.7 16.7 16.7 16.7 16.7 16.7 16.7 16.7
Cadangan MW 1.6 1.6 1.6 5.9 5.9 5.9 5.9 5.9 5.9 5.9 5.9
Pemeliharaan 0.9 0.9 0.9 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
Operasi 0.7 0.7 0.7 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
Surplus/Defisit MW -2.2 0.8 -0.1 -0.2 4.2 3.6 3.0 2.2 1.4 0.4 -0.7

1/14/09 2:51:20 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 395
Neraca Daya Wilayah Kalbar
Neraca DayaSistem Kalbar Sistem Ketapang
Wilayah Ketapang
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 82.5 92.9 106.4 122.6 135.1 147.4 173.8 177.5 195.5 215.6 238.0
Beban Puncak MW 18.3 20.3 23.1 26.5 29.0 31.3 34.0 37.1 40.5 44.6 49.1
Load Faktor % 51.4 52.1 52.5 52.9 53.2 53.7 58.3 54.6 55.1 55.2 55.4
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 14.0 14.0 11.6 11.6 11.6 11.6 11.6 11.6 11.6 11.6 11.6
Derating capacity MW 4.0 4.0 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 1.8 1.8
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
DEUTZ I 1.2 2 PLTD 2.4 2.4
WARTSILA I 2.8 2 PLTD 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6
RUSTON I 3.0 2 PLTD 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
PLTD Sewa
Sewa HSD 3.0 1 PLTD 3.0 3.0 3.0 3.0
Sewa MFO (Tambahan) PLTD 4.0 4.0 4.0 4.0
Proyek PLN
Ketapang (Rencana) PLTU 30.0 Interkoneksi dengan
Project IPP Sistem Khatulistiwa
Ketapang (Kemitraan) PLTU 14.0
Jumlah Kapasitas MW 17.0 17.0 29.3 29.3 52.3 52.3 52.3 52.3
Cadangan MW 4.2 4.2 10.0 10.0 22.0 22.0 22.0 22.0
Pemeliharaan 3.0 3.0 7.0 7.0 15.0 15.0 15.0 15.0
Operasi 1.2 1.2 3.0 3.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Surplus/Defisit MW -5.5 -7.5 -3.8 -7.2 1.3 -1.0 -3.7 -6.8

395

1/14/09 2:51:21 PM
Neraca Daya Wilayah Kalselteng

396

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 396


Neraca Daya Wilayah Kota Baru
SistemKalselteng Sistem Kota Baru

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 42.4 46.9 52.3 58.1 64.2 71.1 78.3 86.3 95.4 105.7 117.2
Beban Puncak MW 6.9 7.7 8.5 9.5 10.5 11.6 12.8 14.2 15.7 17.4 19.3
Lampiran B.2.2

Load Faktor % 70.0 70.0 69.9 69.8 69.8 69.7 69.6 69.6 69.5 69.4 69.4
Tenaga Listrik 2009-2018

Pasokan
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Terpasang MW 6.2 3.4 3.4 3.4 3.4 3.4 3.4 3.4 3.4 3.4 3.4
Dearating Capacity MW 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
SWD 0.4 1 PLTD
SWD 0.4 1 PLTD
Kubota 0.6 1 PLTD
Deutz 0.7 1 PLTD
Wartsila 1.3 2 PLTD 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Mirrless 0.9 1 PLTD 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.94 0.9
Kubota 0.6 1 PLTD
PLTD Sewa
Sewa HSD (Bukaka) PLTD 2.8
Project PLN
PLTD MFO PLTD 7.5
Kota Baru (Perpres Tambahan) 7.0 7.0
Project IPP
Kota Baru (rencana) PLTU 6.0 6.0
Jumlah Kapasitas MW 16.0 10.4 17.4 24.4 24.4 24.4 24.4 30.4 36.4 36.4 36.4
Cadangan MW 2.2 3.8 9.5 9.5 9.5 9.5 9.5 9.5 9.5 9.5 9.5
Pemeliharaan 1.3 2.5 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Operasi 0.9 1.3 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Surplus/Defisit MW 6.8 -1.1 -0.7 5.3 4.4 3.2 2.0 6.7 11.2 9.5 7.6

1/14/09 2:51:23 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 397
Neraca Daya Wilayah Kalselteng
Neraca Daya Wilayah
SistemKalselteng
BatulicinSistem Batulicin
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 42.0 46.6 52.1 58.0 64.1 71.2 78.6 86.8 96.1 106.8 118.7
Beban Puncak MW 8.2 9.1 10.2 11.3 12.5 13.9 15.4 17.0 18.8 20.9 23.2
Load Faktor % 58.5 58.5 58.5 58.4 58.4 58.4 58.4 58.4 58.3 58.3 58.3
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 3.4 3.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
Derating capacity MW 0.8 0.8 0.8 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Pagatan
Deutz 0.260 1 PLTD
MWM 0.500 1 PLTD 0.5 0.5
Kubota 0.300 2 PLTD
Skoda 0.660 2 PLTD
Perkins 0.528 1 PLTD 0.5 0.5
Deutz MWM 0.500 1 PLTD
Kubota 0.850 1 PLTD
Perkins 0.520 1 PLTD
MTU 12V 0.530 3 PLTD 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
MTU 12V 0.800 1 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
PLTD Sewa
Sewa HSD (Sewatama) PLTD
Sewa MFO (Sewa baru) PLTD 5.0 5.0
Pembelian Energi
PT. Indocement Tunggal Prakarsa 2.5 2.5
Project PLN

Project IPP
Rencana Disuplai dari GI Batulicin tahun 2010
Jumlah Kapasitas MW 10.9 10.9
Cadangan MW 1.4 1.4
Pemeliharaan 0.8 0.8
Operasi 0.6 0.6
Surplus/Defisit MW 1.3 0.4

397

1/14/09 2:51:24 PM
Neraca Daya Wilayah Kalselteng

398

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 398


Sistem
Neraca Daya Wilayah Kalselteng
Buntok Sistem Buntok
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 25.2 27.9 31.2 34.7 38.4 42.5 47.0 51.8 57.4 63.7 70.8
Beban Puncak MW 5.1 5.7 6.3 7.0 7.7 8.6 9.4 10.4 11.5 12.7 14.1
Load Faktor % 56.1 56.2 56.4 56.5 56.6 56.7 56.8 57.0 57.1 57.2 57.3
Lampiran B.2.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Pasokan
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Terpasang MW 5.4 5.4 5.4 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Derating Capacity MW 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
MWM 0.22 1 PLTD
Deutz 0.26 3 PLTD
Deutz-MWM 0.50 2 PLTD 1.0 1.0 1.0
Mirrless 0.94 2 PLTD 1.9 1.9 1.9
MWM 0.50 3 PLTD 1.5 1.5 1.5
Deutz-AG 1.00 1 PLTD 1.0 1.0 1.0
PLTD Sewa
Sewa MFO (Sewa baru) PLTD 5.0 5.0 5.0
Project PLN

Project IPP
Rencana Disuplai dari GI Buntok Tahun 2011
Jumlah Kapasitas MW 4.2 4.2 4.2
Cadangan MW 1.5 1.5 1.5
Pemeliharaan 1.0 1.0 1.0
Operasi 0.5 0.5 0.5
Surplus/Defisit MW -2.4 -3.0 -3.6

1/14/09 2:51:25 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 399
Neraca Daya Wilayah Kalselteng
Neraca Daya Wilayah
SistemKalselteng Sistem Muara Teweh
Muara Teweh
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 24.4 26.8 29.5 32.4 35.4 38.8 42.3 46.1 50.4 55.3 60.6
Beban Puncak MW 4.7 5.1 5.6 6.2 6.7 7.4 8.0 8.8 9.6 10.5 11.5
Load Faktor % 59.9 59.9 59.9 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0 60.1 60.1
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 5.8 5.8 5.8 5.8 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5
Derating Capacity MW 1.7 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
MWM 0.22 4 0.7 0.7 0.7 0.7
SWD 0.34 2 0.7 0.7 0.7 0.7
Mirrless 0.94 1 0.9 0.9 0.9 0.9
Daihatsu 1.25 1 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
D-MWM 0.50 1 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MAN 0.50 1 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
D-AG 1.25 1 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
PLTD Sewa
Sewa HSD PLTD 1.0 4.0 4.0 4.0
Project PLN

Project IPP
Interkoneksi dengan sistem Kalsel
Jumlah Kapasitas MW 5.1 8.8 8.8 8.8
Cadangan MW 1.8 1.8 1.8 1.8
Pemeliharaan 1.3 1.3 1.3 1.3
Operasi 0.5 0.5 0.5 0.5
Surplus/Defisit MW -1.4 1.9 1.4 0.8

399

1/14/09 2:51:26 PM
Neraca Daya Wilayah Kalselteng

400

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 400


Neraca Daya Wilayah Kuala Pambuang
SistemKalselteng Sistem Kuala Pambuang

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 9.4 10.1 11.1 12.0 13.0 14.1 15.1 16.3 17.7 19.1 20.8
Beban Puncak MW 1.8 2.0 2.1 2.3 2.5 2.7 2.9 3.1 3.4 3.7 4.0
Load Faktor % 59.4 59.4 59.4 59.4 59.3 59.3 59.3 59.3 59.3 59.3 59.3
Lampiran B.2.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Pasokan
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Terpasang MW 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9
Derating Capacity MW 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
Deutz 0.10 2 PLTD 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
MWM 232 V12 0.22 4 PLTD 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
MWM 604 V 0.53 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MAN 0.24 1 PLTD 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
MTU 0.53 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Deutz/MWM 0.53 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Project PLN

Project IPP
PLTD MFO (rencana) PLTD 3.0 3.0
Jumlah Kapasitas MW 2.2 2.2 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2 8.2 8.2 8.2
Cadangan MW 0.8 0.8 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
Pemeliharaan 0.5 0.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Operasi 0.2 0.2 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Surplus/Defisit MW -0.2 -0.3 1.3 1.1 0.9 0.7 0.5 0.3 3.1 2.8 2.5

1/14/09 2:51:27 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 401
Neraca Daya Wilayah Kalselteng
Sistem Sampit
Neraca Daya Wilayah Kalselteng Sistem Sampit
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 92.5 100.0 108.8 118.0 127.1 137.3 147.7 158.8 171.3 185.4 200.6
Beban Puncak MW 17.2 18.6 20.2 21.9 23.5 25.4 27.3 29.3 31.6 34.1 36.9
Load Faktor % 61.3 61.4 61.5 61.6 61.6 61.7 61.8 61.9 62.0 62.0 62.1
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 19.4 17.4
Derating kapasitas MW 5.4 5.4
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
Cockerill 1.00 2 2.0
MAK 1.28 2 2.6 2.6
Niigata 3.00 1 3.0 3.0
Daihatsu 3.00 1 3.0 3.0
Catterpilar 1.20 1 1.2 1.2
MAK 2.80 2 5.6 5.6
Deutz 1.00 2 2.0 2.0
Pembangkit Sewa
Sewa HSD (Kaltimex) PLTD 4.8 4.8
Sewa HSD PLTD 2.0 2.0
Project PLN

Project IPP

Rencana Disuplai dari GI Sampit Tahun 2010


Jumlah Kapasitas MW 20.8 18.8
Cadangan MW 5.8 5.8
Pemeliharaan 3.0 3.0
Operasi 2.8 2.8
Surplus/Defisit MW -2.3 -5.6

401

1/14/09 2:51:28 PM
Neraca Daya Wilayah Kalselteng

402

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 402


Neraca Daya Wilayah
SistemKalselteng
Pangkalan Sistem
Bun Pangkalan Bun
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 77.8 84.8 93.0 101.7 110.5 120.4 130.6 141.7 154.1 168.2 183.5
Beban Puncak MW 15.5 16.9 18.5 20.3 22.0 24.0 26.0 28.2 30.7 33.5 36.6
Load Faktor % 57.2 57.3 57.3 57.3 57.3 57.3 57.3 57.3 57.3 57.3 57.3
Lampiran B.2.2

Pasokan
Tenaga Listrik 2009-2018

Kapasitas Terpasang MW 17.5 15.0 15.0 15.0


Rencana Usaha Penyediaan

Derating capacity MW 3.7 2.7 2.7 2.7


Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
MTU 0.53 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5
MWM 0.52 2 PLTD 1.0 1.0 1.0 1.0
Kubota 0.85 1 PLTD 0.9
Niigata 1.10 1 PLTD 1.1
Perkins 0.70 2 PLTD 1.4 1.4 1.4 1.4
Skoda 0.53 2 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1
Deutz 0.26 2 PLTD 0.5
PLTD Kumai
MAK 2.80 2 PLTD 5.6 5.6 5.6 5.6
MA-CAT 2.70 2 PLTD 5.4 5.4 5.4 5.4
Pembangkit Sewa
Sewa HSD (Sewatama) PLTD 2.0 2.0 2.0
Sewa HSD (sewa baru) PLTD 2.0 2.0 2.0
Project PLN

Project IPP
Pangkalan Bun PLTU 14.0
Rencana Disuplai dari GI Pangkalan Bun Tahun
2012
Jumlah Kapasitas MW 17.8 16.3 30.3 26.3
Cadangan MW 3.9 3.9 9.5 9.5
Pemeliharaan 2.8 2.8 7.0 7.0
Operasi 1.1 1.1 2.5 2.5
Surplus/Defisit MW -1.6 -4.5 2.3 -3.4

1/14/09 2:51:29 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 403
Neraca Daya Wilayah Kalselteng
Neraca Daya Wilayah Kasongan
SistemKalselteng Sistem Kasongan
Pasokan/Kebutuhan UNIT 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
KEBUTUHAN
Produksi Energi GW H 26.41 30.8 33.7 37.1 40.8 44.6 48.8 53.2 58.0 63.4 69.5 76.2
Beban Puncak MW 6.23 6.9 7.5 8.2 8.9 9.7 10.5 11.4 12.3 13.4 14.6 15.9
Load Faktor % 48.36 51.0 51.4 51.7 52.1 52.5 52.9 53.3 53.7 54.1 54.5 54.9
PASOKAN
Kapasitas Terpasang 6.91 7.26 7.64 8.05
Derating Kapasitas 0.47 0.47 0.47 0.47
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD TUMBANG SAMBA - - - - - - - - - - - -
DEUTZ 0.10 2 MW 0.20 0.20 0.20 0.20
DEUTZ 0.24 2 MW 0.48 0.48 0.48 0.48
KOMATSU 0.24 2 MW 0.48 0.48 0.48 0.48
CUMMINS 0.25 1 MW 0.25 0.25 0.25 0.25
DEUTZ 0.22 1 MW 0.22 0.22 0.22 0.22
PLTD TUMBANG KAMAN
DEUTZ 0.04 1 MW 0.04 0.04 0.04 0.04
DEUTZ 0.10 1 MW 0.10 0.10 0.10 0.10
DEUTZ 0.13 1 MW 0.13 0.13 0.13 0.13
PLTD PETAK BAHANDANG
DEUTZ 0.04 1 MW 0.04 0.04 0.04 0.04
DEUTZ 0.10 1 MW 0.10 0.10 0.10 0.10
PLTD BAUNG BANGO
DEUTZ 0.10 1 MW 0.10 0.10 0.10 0.10
PLTD TELAGA PULANG
DEUTZ 0.04 2 MW 0.08 0.08 0.08 0.08
PRY 6 & RTG SAMPIT
PRY 6 MW 3.45 3.80 4.17 4.59
RTG SAMPIT MW 1.24 1.24 1.24 1.24
PROJECT PLN

PROJECT IPP

Disuplai dari GI Kasongan Tahun 2011


Jumlah Kapasitas MW 6.44 6.79 7.17 7.59
Cadangan
Pemeliharaan 0.24 0.24 0.24
Operasi MW 0.21 0.10 0.10 0.10
Surplus/Defisit % 3.36 1.45 1.34 1.22

403

1/14/09 2:51:31 PM
Neraca Daya Wilayah Kaltim

404

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 404


Neraca DayaSistem
Wilayah Bontang
Kaltim Sistem Bontang
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Sales GW h 83.5 93.0 104.5 117.2 131.1 146.4 163.1 181.4 201.6 222.3 244.3
Produksi Energi GW h 92.1 102.6 115.4 129.4 144.8 161.6 180.1 200.3 222.6 245.5 269.8
Beban Puncak MW 15.6 17.2 19.3 21.4 23.8 26.4 29.2 32.3 35.7 39.1 42.8
Lampiran B.2.2

Load Faktor % 67.6 68.0 68.4 68.9 69.4 69.8 70.3 70.8 71.3 71.7 71.9
Tenaga Listrik 2009-2018

Pasokan
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Terpasang MW 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2 13.2
Derating capacity MW 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
MAK 2.5 4 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0
Cummins 0.8 4 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2
Pembangkit Swasta
Sewa 2.8 1 PLTD 2.8
Sewa 2.8 PLTD 2.8 2.8
Proyek PLN
Bontang PLTMG 14.0
Project IPP

Dipasok dari Grid 150 kV Tahun 2010


Jumlah Kapasitas MW 14.8 12.0
Cadangan MW 3.3 9.5
Pemeliharaan 2.5 7.0
Operasi 0.8 2.5
Surplus/Defisit (n-2) MW -4.0 -14.7

1/14/09 2:51:32 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 405
Neraca Daya Wilayah Kaltim
Neraca DayaSistem Kaltim Sistem Sangata
Wilayah Sangata
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Sales GW h 51.4 57.4 64.8 73.0 81.9 91.8 102.6 114.6 127.8 141.4 156.0
Produksi Energi GWh 55.6 62.3 70.4 79.3 89.2 100.0 112.0 125.2 139.8 154.9 171.1
Beban Puncak MW 9.1 10.2 11.4 12.8 14.3 16.0 17.8 19.8 21.9 24.2 26.7
Load Faktor % 69.6 69.9 70.3 70.7 71.1 71.5 71.9 72.3 72.7 73.2 73.3
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 5.4 5.4 5.4 5.4 5.4 5.4 5.4 5.4 5.4 5.4 5.4
Derating capacity MW 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
MAN 0.50 3 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
CAT 1.00 2 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
MWM 0.70 2 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
MWM 0.50 1 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Pembangkit Sewa
Sewa Genset PLTD 4.0 4.0 4.0
Sewa Genset (Baru) PLTD 3.0 3.0 3.0
Project IPP

Disuplai dari Grid 150 kV Tahun 2011


Jumlah Kapasitas MW 10.2 10.2 10.2
Cadangan MW 1.7 1.7 1.7
Pemeliharaan 1.0 1.0 1.0
Operasi 0.7 0.7 0.7
Surplus/Defisit MW -0.6 -1.6 -2.9

405

1/14/09 2:51:33 PM
Neraca Daya Wilayah Kaltim

406

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 406


Neraca DayaSistem
WilayahKota
KaltimBangun
Sistem Kota Bangun
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Sales GW h 7.8 8.6 9.7 10.9 12.2 13.6 15.1 16.8 18.7 20.6 22.7
Produksi Energi GWh 8.4 9.4 10.5 11.8 13.2 14.7 16.3 18.1 20.1 22.1 24.2
Beban Puncak MW 1.7 1.9 2.1 2.3 2.5 2.8 3.1 3.4 3.8 4.1 4.5
Lampiran B.2.2

Load Faktor % 57.4 57.8 58.2 58.6 59.0 59.4 59.8 60.2 60.6 61.1 61.2
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
Derating capacity MW 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
Deutz 0.14 1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Komatsu 0.24 2 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Deutz 0.22 1 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
MAN 0.20 1 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
Komatsu 0.50 1 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MTU 0.35 1 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
MTU 0.50 1 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Proyek PLN
Kota Bangun (Rencana) PLTD 1.5 2.0 2.0
Project IPP

Jumlah Kapasitas MW 2.9 2.9 4.9 4.9 4.9 4.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9
Cadangan MW 1.0 1.0 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Pemeliharaan 0.5 0.5 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Operasi 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Surplus/Defisit MW 0.3 0.1 1.4 1.1 0.9 0.6 2.3 2.0 1.7 1.3 0.9

1/14/09 2:51:35 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 407
Neraca Daya Wilayah Kaltim
Sistem Melak
Neraca Daya Wilayah Kaltim Sistem Melak
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Sales GW h 21.6 23.9 26.8 30.0 33.4 37.2 41.3 45.8 50.7 55.7 61.0
Produksi Energi GWh 24.0 26.6 29.8 33.3 37.1 41.2 45.7 50.6 56.0 61.5 67.3
Beban Puncak MW 4.7 5.2 5.8 6.4 7.1 7.8 8.7 9.5 10.5 11.5 12.5
Load Faktor % 58.4 58.7 59.0 59.3 59.6 59.9 60.3 60.6 60.9 61.2 61.3
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 7.2 7.2 7.2 7.2 7.2 7.2 7.2 7.2 7.2 7.2 7.2
Derating capacity MW 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9
Pembangkit PLN / PEMDA
Manufacture Size Jlh unit PLTD
MAN 0.48 6 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9
DEUTZ 0.26 1 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
DEUTZ 0.56 1 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
DEUTZ 0.30 1 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
DEUTZ 1.60 2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel (Rencana) PLTD 3.0 3.0 3.0
Project PLN
Melak (Rencana) PLTD
Project IPP
Melak (Rencana) PLTU 5.0 5.0 5.0
Jumlah Kapasitas MW 7.3 7.3 7.3 9.3 14.3 14.3 19.3 19.3 19.3 19.3 19.3
Cadangan MW 2.2 2.2 2.2 2.2 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6
Pemeliharaan 1.6 1.6 1.6 1.6 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
Operasi 0.6 0.6 0.6 0.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
Surplus/Defisit MW 0.5 0.0 -0.6 0.8 0.6 -0.1 4.1 3.2 2.2 1.2 0.2

407

1/14/09 2:51:36 PM
Neraca Daya Wilayah Kaltim

408

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 408


Sistem Tanah Grogot
Neraca Daya Wilayah Kaltim Sistem Tanah Grogot
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Sales GW h 34.2 38.1 42.8 48.0 53.7 59.9 66.7 74.2 82.3 90.8 99.7
Produksi Energi GWh 37.7 42.0 47.1 52.8 59.1 65.9 73.4 81.6 90.6 99.8 109.6
Beban Puncak MW 6.8 7.6 8.4 9.4 10.5 11.6 12.8 14.2 15.6 17.1 18.8
Lampiran B.2.2

Load Faktor % 63.0 63.3 63.7 64.1 64.5 64.9 65.3 65.7 66.1 66.6 66.7
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2
Derating capacity MW 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
MWM 0.27 1 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Deutz 0.26 3 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Mirrless 0.94 1 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
Daihatsu 1.25 1 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
Cummins 1.00 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD 3.0
Sewa Baru 1.0
Proyek PLN

Project IPP
Tanah Grogot (Mengatasi krisis) PLTU 14.0
Disuplai dari Grid 150 kV Tahun 2009
Jumlah Kapasitas MW 6.5
Cadangan MW 2.3
Pemeliharaan 1.3
Operasi 1.0
Surplus/Defisit MW -2.5

1/14/09 2:51:37 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 409
Neraca Daya Wilayah Kaltim
Sistem Petung
Neraca Daya Wilayah Kaltim Sistem Petung
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Sales GW h 32.8 36.6 41.2 46.4 52.0 58.2 65.0 72.5 80.8 89.4 98.5
Produksi Energi GWh 36.8 41.0 46.2 51.8 58.1 64.9 72.4 80.6 89.6 98.9 108.9
Beban Puncak MW 7.2 7.9 8.9 9.9 10.9 12.1 13.4 14.8 16.3 17.9 19.6
Load Faktor % 58.6 59.1 59.6 60.0 60.5 61.1 61.6 62.1 62.6 63.1 63.4
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5
Derating Capacity MW 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD

Skoda 0.49 2 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Mirless 0.94 1 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
NWM 0.50 2 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Catterpilar 1.20 1 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Deutz 1.20 2 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
Pembangkit Sewa
Sewatama 2 MW 2.0 2.0
Sewa Pemda 1.5 MW 1.5 1.5
Project
Petung (Loan Denmark) PLTD
Petung (Rencana) PLTU
Disuplai dari grid 150 kV Tahun 2010
Jumlah Kapasitas MW 7.4 7.4
Cadangan MW 2.2 2.2
Pemeliharaan 1.2 1.2
Operasi 1.0 1.0
Surplus/Defisit MW -2.0 -2.7

409

1/14/09 2:51:38 PM
410
Neraca Daya Wilayah Kaltim

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 410


Neraca DayaSistem Kaltim Sistem Nunukan
Wilayah Nunukan

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Sales GW h 28.7 31.8 35.7 39.9 44.5 49.5 55.0 61.0 67.6 74.3 81.5
Produksi Energi GWh 30.7 34.1 38.3 42.9 48.0 53.5 59.5 66.1 73.4 80.8 88.7
Beban Puncak MW 5.1 5.7 6.3 7.1 7.8 8.7 9.6 10.6 11.6 12.7 13.9
Lampiran B.2.2

Load Faktor % 68.1 68.5 69.0 69.4 69.9 70.4 70.9 71.4 71.9 72.4 72.6
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6
Derating capacity MW 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
SWD 0.34 2 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Daihatsu 1.25 1 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
MAN 0.53 6 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2
Deutz-MWM 0.53 1 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Pembangkit Sewa
Sewa Genset 1.2 1.2 1.2
Sewa Rencana 2.0 2.0 2.0
Project PLN
New PLTD PLTD 5.0 2.5
Project IPP
Nunukan (rencana) PLTU 6.0 6.0
Jumlah Kapasitas MW 6.6 6.6 6.6 9.4 15.4 20.4 20.4 20.4 20.4 22.9 22.9
Cadangan MW 1.8 1.8 1.8 7.2 7.2 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5
Pemeliharaan 1.3 1.3 1.3 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
Operasi 0.5 0.5 0.5 1.2 1.2 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Surplus/Defisit MW -0.4 -0.9 -1.5 -4.9 0.3 3.2 2.3 1.3 0.2 1.6 0.4

1/14/09 2:51:40 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 411
Neraca Daya Wilayah Kaltim
Sistem Berau
Neraca Daya Wilayah Kaltim Sistem Berau
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Sales GW h 51.8 57.8 65.1 73.0 81.8 91.4 101.9 113.5 126.2 139.3 153.2
Produksi Energi GWh 57.4 63.9 71.9 80.7 90.4 101.0 112.6 125.3 139.3 153.7 169.1
Beban Puncak MW 9.4 10.5 11.7 13.1 14.6 16.2 18.0 19.9 22.1 24.2 26.6
Load Faktor % 69.4 69.7 70.0 70.4 70.7 71.1 71.4 71.7 72.1 72.4 72.5
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 17.7 17.7 17.7 17.7 17.7 17.7 17.7 17.7 17.7 17.7 17.7
Derating capacity MW 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
PLTD Tanjung Redep 5.7 5.7 5.7 5.7 5.7 5.7 5.7 5.7 5.7 5.7 5.7
Pembangkit Swasta
Berau PLTU 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0 12.0
Proyek PLN

Project IPP
Berau PLTU 10.0 10.0 10.0
Jumlah Kapasitas MW 17.7 17.7 27.7 37.7 37.7 37.7 37.7 47.7 47.7 47.7 47.7
Cadangan MW 7.2 7.2 16.0 16.0 16.0 16.0 16.0 16.0 16.0 16.0 16.0
Pemeliharaan 6.0 6.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0
Operasi 1.2 1.2 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
Surplus/Defisit MW 1.1 0.1 0.0 8.6 7.1 5.5 3.7 11.8 9.7 7.5 5.1

411

1/14/09 2:51:42 PM
412
Neraca Daya Wilayah Kaltim

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 412


Neraca Daya
Sistem Kaltim Sistem
WilayahTanjung Tanjung Selor
Selor
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Sales GW h 27.5 30.5 34.2 38.3 42.7 47.5 52.7 58.4 64.7 71.1 77.9
Produksi Energi GWh 30.8 34.1 38.2 42.6 47.4 52.7 58.5 64.7 71.5 78.5 85.9
Beban Puncak MW 5.2 5.8 6.4 7.1 7.9 8.7 9.6 10.5 11.5 12.6 13.7
Lampiran B.2.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Load Faktor % 67.1 67.5 67.9 68.4 68.9 69.4 69.8 70.3 70.8 71.3 71.5
Rencana Usaha Penyediaan

Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 6.2 6.2 6.2 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
Derating capacity MW 2.5 2.5 2.5 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
Kubota 0.30 2 0.6 0.6 0.6
Mirrlees 0.94 1 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
Daihatsu 1.25 2 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
MWM 0.80 2 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
MAN 0.59 1 0.6 0.6 0.6
Pembangkit Sewa
Sewa Genset MW 2.0 3.0 3.0 3.0
Proyek PLN
Tanjung Selor PLTD 4.0 4.0
Project IPP
Tanjung Selor (Rencana) PLTU 5.0 5.0
Jumlah Kapasitas MW 5.7 6.7 10.7 10.0 12.0 17.0 17.0 17.0 21.0 21.0 21.0
Cadangan MW 2.3 2.3 3.3 3.3 3.3 3.3 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Pemeliharaan 1.3 1.3 2.0 2.0 2.0 2.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
Operasi 1.0 1.0 1.3 1.3 1.3 1.3 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
Surplus/Defisit MW -1.7 -1.3 1.0 -0.4 0.9 5.0 0.5 -0.5 2.5 1.4 0.3

1/14/09 2:51:43 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 413
Neraca Daya Wilayah Kaltim
Neraca DayaSistem Malinau
Wilayah Kaltim Sistem Malinau

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Sales GW h 16.0 17.8 19.9 22.3 24.9 27.7 30.8 34.2 37.9 41.7 45.7
Produksi Energi GWh 17.1 19.0 21.3 23.9 26.7 29.8 33.1 36.8 40.9 45.0 49.4
Beban Puncak MW 3.0 3.3 3.7 4.1 4.6 5.1 5.6 6.2 6.8 7.5 8.2
Load Faktor % 64.6 65.0 65.4 65.9 66.3 66.8 67.2 67.7 68.1 68.6 68.8
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 6.1 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 1.5 1.5 1.5
Derating capacity MW 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
MWM 0.22 2 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
MAN 0.54 2 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
Pembangkit Sewa
Sewa Genset PLTD
MAN 0.53 6 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2
Komatsu 0.72 2 1.4
Proyek PLN
Malinau (Rencana) PLTD 2.0 3.0
Malinau (Rencana) PLTU 6.0
Jumlah Kapasitas MW 7.4 5.9 5.9 5.9 8.9 8.9 8.9 8.9 11.8 11.8 11.8
Cadangan MW 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Pemeliharaan 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Operasi 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
Surplus/Defisit MW 3.6 1.8 1.5 1.0 3.6 3.1 2.5 2.0 4.2 3.5 2.8

413

1/14/09 2:51:45 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.2.2

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.2


NERACA DAYA REGION KALIMANTAN

1. Neraca Daya Sistem Kalimantan Barat

• Sistem interkoneksi Kalimantan Barat termasuk salah satu wilayah yang memiliki potensi pertumbuhan
yang tinggi, yaitu diproyeksikan rata-rata tumbuh sebesar 12,6% per tahun sampai dengan tahun 2018.
Kondisi pasokan saat ini jumlah kapasitas terpasang sebesar 235 MW termasuk sewa PLTD 50 MW.
Semua pembangkit di sistem Kalbar masih menggunakan BBM sehingga biaya operasi pada sistem ini
sangat tinggi.

• Tambahan pembangkit pada sistem Kalbar seluruhnya masih dalam tahap rencana, kecuali PLTU Per-
cepatan Pembangkit PerPres 71/2006 yaitu PLTU Parit Baru (2x50 MW) dengan rencana operasi tahun
2010 dan 2011 serta PLTU Singkawang (1x50 MW) dengan rencana operasi tahun 2010. Kedua PLTU
ini sudah kontrak namun pendanaannya masih diupayakan, sehingga kedua PLTU ini diperkirakan akan
mengalami keterlambatan.

• Untuk mengurangi biaya operasi yang tinggi, direncanakan tambahan pembangkit dari IPP yaitu PLTU
Pontianak-1 (saat ini yang dimaksud dengan itu adalah PLTU Gambut) dengan kapasitas 3x67 MW.

• Rencana kebutuhan cadangan yang sangat tinggi hingga mencapai 76% pada tahun 2013 disebabkan
karena sistem Kalbar memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, mengantisipasi keterlambatan penyele-
saian proyek yang kemungkinan besar dialami sebagian besar proyek pembangkit yang ada pada sistem
Kalbar dan mengantisipasi masuknya PLTU Pontianak-1 (3x67 MW) dengan ukuran unit yang relatif besar
untuk sistem ini

• Untuk memenuhi kebutuhan demand jangka panjang di Kalbar, direncanakan akan dilakukan pembelian
tenaga listrik dari Serawak (SESCo) melalui jaringan transmisi 275 kV interkoneksi Sarawak–Kalbar yang
akan memasok sebesar 200 MW ke sistem Kalbar secara bertahap mulai tahun 2015. Walaupun dalam
neraca daya tercantum rencana operasi proyek ini mulai tahun 2015, namun proyek ini akan berperan lebih
penting apabila dapat mulai beroperasi pada tahun 2011 dengan pertimbangan sebagai berikut :
– Dalam hal PLTU Pontianak-1 mengalami keterlambatan atau bahkan tidak jadi karena terkendala ma-
salah lingkungan, maka peran transmisi 275 kV akan menggantikan PLTU Gambut tersebut.
– Dalam hal PLTU Pontianak-1 beroperasi tepat waktu, maka interkoneksi dengan Serawak akan ber-
peran sebagai cadangan untuk meningkatkan sekuriti sistem, karena dengan masuknya PLTU Ponti-
anak-1 keandalan sistem Kalbar akan menjadi rendah . Bahkan bila pihak SESCo membutuhkan, PLN
dapat menjual ke SESCo melalui interkoneksi tersebut.

414

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 414 1/14/09 2:51:45 PM


– Mulai tahun 2015 pola operasinya menjadi tetap, yaitu untuk memasok kebutuhan energi listrik sistem
Kalbar.
• Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :
– Proyek PLTU Percepatan Pembangkit PerPres 71/2006 (PLTU Parit Baru dan PLTU Singkawang
Baru), merupakan proyek yang strategis karena selain proyek-proyek ini akan dapat mengatasi defisit
pasokan daya yang saat ini terjadi, juga sekaligus akan mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-
pembangkit eksisting.
– PLTU IPP Pontianak-1, proyek ini akan menurunkan biaya operasi sistem Kalbar secara signifikan.
– Interkoneksi 275 kV Sarawak – Kalbar, proyek ini akan berperan sangat penting apabila dapat berope­
rasi pada tahun 2011.

2. Neraca Daya Sistem Kalimantan Selatan, Tengah dan


Timur

• Sub-sistem interkoneksi Kalimantan Selatan dan Tengah akan terinterkoneksi dengan sub-sistem Kaliman-
tan Timur pada tahun 2011, yaitu dengan beroperasinya jaringan transmisi 150 kV Barikin–Tanjung–Kua-
ro–Karang Joang. Gabungan dari sistem ini disebut sistem Kaltim-Kalsel, dan termasuk salah satu wilyah
yang memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, yaitu diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 11,5% per
tahun sampai dengan tahun 2018.

• Pada tahun 2010 dan 2011 baik pada sistem Kalselteng maupun sistem Kaltim akan mengalami krisis
pasokan daya karena seluruh tambahan pembangkit yang direcanakan beroperasi tahun 2010 dan 2011
dapat diperkirakan tidak selesai tepat waktu. Tambahan pembangkit tersebut adalah sebagai berikut :
– PLTU Percepatan Pembangkit PerPres 71/2006, yaitu PLTU Pulang Pisau (2x65 MW) dan PLTU
Asam-Asam (2x65 MW) rencana operasi tahun 2010 dan 2011 walaupun saat ini sudah kontrak namun
kemungkinan akan mengalami keterlambatan karena PLN masih mengupayakan pendanaannya.
– New PLTG Kaltim (1x50 MW) rencana operasi tahun 2010, PLTGU Muara Teweh (120 MW) rencana
operasi tahun 2010/2011, PLTU Muara Jawa (2x100 MW) dan New PLTU Kaltim (2x100 MW) rencana
operasi tahun 2011 dan 2012 diperkirakan akan mengalami keterlambatan karena saat ini baru pada
tahap rencana, sehingga belum ada kepastian sumber dananya.
– Proyek IPP yaitu PLTG Senipah (80 MW) rencana operasi tahun 2010, PLTU Kalsel-1 (PLTU Kemi-
traan) (2x65 MW) rencana operasi tahun 2011 dan 2012 dan PLTU Kaltim Infrastruktur (2x60 MW)
rencana operasi tahun 2012 dan 2013 dapat dipastikan akan mengalami keterlambatan karena sampai
dengan saat ini ketiga proyek IPP tersebut belum ada yang mencapai PPA (Power Purchase Agree-
ment).

415

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 415 1/14/09 2:51:45 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.2.2

• Dalam kondisi seperti yang diuraikan di atas, rencana kebutuhan cadangan yang tinggi hingga mencapai
54% pada tahun 2012 dapat dipastikan tidak akan tercapai karena sebagian besar tambahan proyek pem-
bangkit berpotensi mengalami keterlambatan atau bahkan tidak terwujud.

• Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :


– Proyek PLTU Percepatan Pembangkit PerPres 71/2006, yaitu PLTU Pulang Pisau dan PLTU Asam-
Asam masing-masing berkapasitas 2x65 MW, merupakan proyek strategis karena selain proyek-proyek
ini akan dapat mengatasi defisit pasokan daya yang saat ini terjadi juga sekaligus akan mengurangi
pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit yang eksisting.
– PLTGU Muara Teweh (120 MW) merupakan proyek strategis karena pembangkit ini akan memanfaat-
kan pasokan gas dari Bangkanai.
– PLTU Muara Jawa dan New PLTU Kaltim masing-masing berkapasitas 2x100 MW, untuk memenuhi
kebutuhan tenaga listrik dalam jangka menengah (sampai dengan tahun 2014).

• Lokasi PLTU baru yang masuk dalam proyek percepatan tahap II sebagai proyek PLN, yaitu :
– New PLTU Kaltim 2x100 MW, akan berlokasi di Muara Jawa.
– New PLTU Kalsel 2x100 MW, akan berlokasi di Asam-Asam.

Lokasi-lokasi tersebut baru mempertimbangkan aspek pengembangan transmisinya dan perlu distudi lebih
lanjut dengan mempertimbangkan aspek-aspek lainnya seperti suplai batu bara, kondisi site, ketersediaan air
dan aspek lingkungan. Sehingga lokasi final baru bisa ditetapkan setelah dilakukan studi tersebut.

416

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 416 1/14/09 2:51:46 PM


RUPTL-Lampiran B2.1.indd 417
NERACA ENERGI DAN PROYEKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKAR KALIMANTAN

Proyeksi
Proyeksi NeracaNeraca
EnergiEnergi
Kalimantan
Kalimantan
(GWh)
Tahun HSD MFO Gas Batubara Hydro Geot. Jumlah
2008 1,904 521 384 1,013 125 - 3,946
2009 1,575 178 1,064 1,420 126 - 4,364
2010 829 123 2,021 2,642 127 - 5,742
2011 442 18 1,938 4,235 127 - 6,761
2012 300 23 1,919 5,153 127 - 7,521
2013 365 21 1,892 5,885 127 - 8,290
2014 435 21 1,865 6,666 128 - 9,116
2015 501 22 1,855 7,187 470 - 10,035
2016 552 22 1,302 8,720 472 - 11,067
2017 570 23 1,355 9,754 487 - 12,188
2018 648 25 1,297 10,982 466 - 13,418

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer


Proyeksi Neraca Energi Kalimantan
Kalimantan

HSD MFO Gas Batubara


Tahun
10^3 kL 10^3 kL bcf 10^3 ton
2008 485 415 4 572
2009 418 344 12 805
2010 187 138 22 1,486
2011 74 12 21 2,553
2012 68 6 21 3,152
2013 82 6 21 3,674
2014 96 6 20 4,116
2015 113 6 20 4,414
2016 124 6 14 5,291
2017 147 6 15 5,933
Lampiran B.2.3

2018 164 7 14 6,624


Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

417

1/14/09 2:51:46 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.2.3

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.3


KEBUTUHAN ENERGI PRIMER

Produksi Energi

Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka
produksi energi berdasarkan jenis energi primer di sistem Kalimantan adalah Lampiran B2.3.

Produksi energi pada Lampiran B2.3 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan meng-
gunakan ProSym dengan asumsi harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
– Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, dan ba-
tubara = USD 90/ton.
– Ketersediaan gas alam hanya berdasarkan pada kontrak yang ada.
– Ketersediaan batubara tidak terbatas.
– Pemanfaatan tenaga air sesuai dengan proyek PLTA pada neraca daya.

Lampiran B2.3 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Peranan MFO yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 521 GWh, akan sangat berkurang
menjadi sekitar 25 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena berakhirnya kontrak PLTD sewa dan
pengalihan beban dari sistem isolated ke grid, sehingga peranannya digantikan oleh PLTU batubara yang
mulai tahun 2010 akan beroperasi.
b. Peranan HSD yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu 1.904 GWh akan secara bertahap berkurang
menjadi sekitar 650 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena berhentinya pengoperasian sebagian
PLTD HSD baik pada sistem isolated (yang beralih ke grid) maupun PLTD yang tersambung ke grid.
Penggunaan HSD untuk jangka panjang tidak menjadi habis karena di Kalimantan masih tetap dibutuhkan
adanya pembangkit isolated.
c. Peranan pembangkit gas yang semula 384 GWh pada tahun 2008 naik menjadi 2.021 GWh pada tahun
2010 dan secara bertahap semakin menurun menjadi 1.297 GWh pada tahun 2018. Hal ini karena peng­
operasian pembangkit gas disesuaikan dengan ketersediaan gas dari kontrak yang ada.
d. Peranan pembangkit batubara akan semakin dominan yang pada tahun 2008 sebesar 1.013 GWh akan
naik 10 kali lipat menjadi 10.982 GWh pada tahun 2018.
e. Peranan pembangkit hidro meningkat pada tahun 2015 dengan masuknya PLTA Kusan.

418

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 418 1/14/09 2:51:47 PM


Kebutuhan Bahan Bakar

Kebutuhan energi primer di sistem Kalimantan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat pada
Lampiran B.2.3.

Kebutuhan bahan bakar HSD semakin turun yang pada tahun 2008 sebesar 0,48 juta liter menjadi 0,07 juta
liter pada tahun 2011 kemudian naik kembali menjadi 0,16 juta liter pada tahun 2018 sesuai dengan produksi
energi listrik pada keterangan di atas. Sedangkan pemakaian MFO menjadi sangat kecil mulai tahun 2012
karena hanya digunakan untuk mengoperasikan PLTD skala kecil tersebar.

Proyeksi pemakaian gas mengikuti pasokan gas yang terus mengalami depletion.

Volume pemakaian batubara meningkat dari tahun ke tahun, yaitu naik dari 0,57 juta ton pada tahun 2008
menjadi 6,6 juta ton pada tahun 2018 atau meningkat 11 kali lipat.

419

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 419 1/14/09 2:51:47 PM


420

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 420


RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN KALIMANTAN
Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI
Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI Kalimantan
Kalimantan
(kms)
Lampiran B.2.4

Tegangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

500 kV AC - - - - - - - - - - - -
500 kV DC - - - - - - - - - - - -
275 kV 396 396
150 kV 60 786 986 826 310 450 390 560 300 200 - 4,868
70 kV -
Total 60 786 986 826 310 450 786 560 300 200 - 5,264

(MVA)
Tegangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah
500/275 kV -
275/150 kV 100 100
150/20 kV 270 390 240 270 270 120 120 270 270 440 180 2,840
70/20 kV -
Total 270 390 240 270 270 120 220 270 270 440 180 2,940

1/14/09 2:51:48 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 421
No. Area Dari Ke Tegangan Cond uctor kms Fx Lx Jumlah COD Status Keterangan
1 Kalbar Parit Baru Kota Baru, 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 40 1.6 0.6 2.2 2008
2 Kalbar Singkawang Sambas 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 126 5.1 1.8 7.0 2009
3 Kalbar Sei Raya Kota Baru, 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 32 1.3 0.5 1.8 2009
4 Kalbar PLTU Singkawang (Perpres)/Kura2 Incomer 2 phi 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 40 1.6 0.6 2.2 2010
5 Kalbar Siantan Tayan 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 184 7.5 2.7 10.2 2010
6 Kalbar PLTU Gambut Pontianak (IPP) Mempawah 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 7 0.3 0.1 0.4 2011 IPP
7 Kalbar Tayan Sanggau 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 180 7.3 2 .6 10.0 20 1 1
15 Kalbar PLTU Parit Baru (IPP) Parit Baru 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 6 0.2 0.1 0.3 2011 IPP
8 Kalbar Singkawang Bengkayang 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 120 4.9 1.8 6.6 2012
9 Kalbar Bengkayang Ngabang 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 180 7.3 2 .6 10.0 2 0 13
10 Kalbar Sanggau Sekadau 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 100 4.1 1.5 5.5 2013
11 Kalbar Ngabang Tayan 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 110 4.5 1 .6 6.1 2013
12 Kalbar Sintang Sekadau 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 1 80 7.3 2. 6 10.0 20 1 4
16 Kalbar Singkawang Mambong 275 kV 2 cct, ACSR 1x Zebra 396 37.8 24.6 62.4 2014
13 Kalbar Sintang Naga Pinoh 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 180 7.3 2.6 10.0 201 5
14 Kalbar Pangkalan Bun Ketapang 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 300 12.2 4.4 16.6 2016
17 Kalbar Ketapang Sukadana 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 2 00 8.2 2. 9 11.1 20 1 7

18 Kaltim Bukuan Sambutan 150 kV 2cct, ACSR 2 x 240 m m2 20 1.1 0.4 1.5 2008
19 Kaltim Harapan Baru Bukuan 150 kV Up rating mejadi Twin Hawk 20 1.1 0.4 1.5 2009
20 Kaltim Karang Joang Kuaro 150 kV 2cct, ACSR 2x240 m m2 155 8.8 3.1 11.8 20 0 9 on going ADB
21 Kaltim Kuaro Perbatasan 150 kV 2cct, ACSR 2 x 240 m m2 93 5.3 1.8 7.1 2009 on going ADB
22 Kaltim Muara Jawa Incomer 2 phi 150 kV 4cct, ACSR 2x240 m m2 48 2.7 0.9 3.7 2009
23 Kaltim Bontang Sambutan 150 kV 2cct, ACSR 2x240 mm2 90 5.1 1.8 6.9 2010
24 Kaltim Petung Incomer 2 phi 150 kV 4cct, ACSR 2x240 m m2 8 0.2 0.1 0.3 2010
25 Kaltim PLTG Senipah (IPP) Muara Jawa 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 24 1.0 0.4 1.3 2010 IPP
26 Kaltim Bontang Sangata 150 kV 2cct, ACSR 2x240 m m2 65 3.7 1.3 5.0 2011
27 Kaltim PLTU Kaltim/Kemitraan (IPP) Muara Jawa 150 kV 2cct, ACSR 2x240 mm2 50 2.8 1.0 3.8 2011 IPP
30 Kaltim PLTU Muara Jawa (Perpres) Muara Jawa 150 kV 2cct, ACSR 2x240 mm2 24 1.4 0.5 1.8 2011
28 Kaltim Berau Tanjung Selor 150 kV 2cct, ACSR 2x240 m m2 4 0.2 0.1 0.3 2012
29 Kaltim PLTU New Kaltim (Perpres) Muara Jawa/Senipah 150 kV 2cct, ACSR 2 x 240 mm2 10 0.6 0.2 0.8 2013 PLN
31 Kaltim Industri New Industri 150 kV 2cct, ACSR 2x240 m m2 50 2.8 1.0 3.8 2013
32 Kaltim Muara Jawa Industri Baru 150 kV 2cct, ACSR 2x240 m m2 160 9.1 3.2 12.2 2014
33 Kaltim Sembera Em balut 150 kV 2cct, ACSR 2x240 m m2 50 2.8 1.0 3.8 2014

34 Kalselteng Barikin Tanjung 150 kV 2cct, ACSR 2x240 mm2 116 6.6 2.3 8.9 2009 on going ADB
35 Kalselteng Tanjung Perbatasan 150 kV 2cct, ACSR 2x240 mm2 142 8.0 2.8 10.8 2009 on going ADB
36 Kalselteng Barikin Am untai 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 33 1.3 0.5 1.8 2009 on going APLN
37 Kalselteng Seberang Barito Kayutagi 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 21 0.9 0.3 1.2 2009 on going APLN
38 Kalselteng Asam-asam Batu licin 150 kV 2cct, ACSR 2x240 mm2 248 14.0 4.9 18.9 2010
39 Kalselteng Palangkaraya Sampit 150 kV 2 cct, ACSR 1x240 mm2 168 6.8 2.5 9.3 2010
40 Kalselteng PLTU Asam-asam (Perpres) Mantuil 150 kV 2cct, ACSR 2x330 mm2 220 15.0 4.9 19.9 2010
41 Kalselteng PLTU P.Pisau (Perpres)/Selat Incomer 2 phi 150 kV 4cct, ACSR 1 x 240 mm2 4 0.2 0.06 0.2 2010
42 Kalselteng Kasongan (Sampit - P raya) Incomer phi 150 kV 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 2 0.1 0.03 0.1 2011
43 Kalselteng Tanjung Buntok 150 kV 2cct, ACSR 2x240 mm2 260 14.7 5.1 19.8 2011
46 Kalselteng PLTU M. Tambang Kalsel-1(IPP) Rantau 150 kV 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 12 0.7 0.2 0.9 2011 IPP
45 Kalselteng PLTGU Muara Teweh Buntok 150 kV 2cct, ACSR 2x240 mm2 220 12.5 4.3 16.8 2011
44 Kalselteng Sampit Pangkalan Bun 150 kV 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 172 7.0 2.5 9.5 2012
47 Kalselteng Rantau (Barikin - Cempaka) Incomer 2 phi 150 kV 4cct, ACSR 1 x 240 mm2 14 0.8 0.3 1.1 2012
48 Kalselteng PLTU M. Tambang Kalsel-2(IPP) Tanjung 150 kV 2cct, ACSR 2x240 mm2 20 1.1 0.4 1.5 2015 IPP
49 Kalselteng PLTA Kusan Batu Licin 150 kV 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 160 6.5 2.3 8.9 2015
50 Kalselteng PLTA Kusan Barikin 150 kV 2cct, ACSR 1 x 240 mm3 200 8.2 2.9 11.1 2015

5,264 271.9 107.0 378.84

421

1/14/09 2:51:56 PM
422

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 422


PENGEMBANGAN Gardu Induk
Pengembangan GARDU INDUK Kalimantan
KALIMANTAN
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kapasitas Fx Lx Jumlah COD
1 Kalbar Sei Raya 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008
2 Kalbar Kota Baru (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009
3 Kalbar Parit Baru Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2009
4 Kalbar Sambas (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009
Lampiran B.2.4

5 Kalbar Singkawang Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2009


Tenaga Listrik 2009-2018

6 Kalbar Sei Raya Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2009
Rencana Usaha Penyediaan

7 Kalbar Kota Baru Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2009
8 Kalbar Singkawang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2009
9 Kalbar Parit Baru 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2009
10 Kalbar PLTU Singkawang (Perpres)/Kura2 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2010
11 Kalbar Tayan (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
12 Kalbar Siantan Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010
13 Kalbar Sanggau (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2011
14 Kalbar Tayan Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011
15 Kalbar Singkawang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2012
16 Kalbar Bengkayang (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2012
17 Kalbar Singkawang Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2012
18 Kalbar Sekadau (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2013
19 Kalbar Sanggau Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2013
20 Kalbar Ngabang (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2013
21 Kalbar Tayan Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2013
22 Kalbar Sintang (GI Baru) 150/20 kV New 60 3.42 0.58 4.00 2014
23 Kalbar Sanggau Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2014
24 Kalbar Singkawang 275/150 New 100 1.75 0.19 1.94 2014
25 Kalbar Sei Raya 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
26 Kalbar Kota Baru 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
27 Kalbar Sambas 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
28 Kalbar Naga Pinoh (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2015
29 Kalbar Sintang Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2015
25 Kalbar Parit Baru 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2016
26 Kalbar Ketapang (GI Baru) 150/20 kV New 60 3.42 0.58 4.00 2016
27 Kalbar Pangkalan Bun Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2016
28 Kalbar Sukadana (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2017
29 Kalbar Ketapang Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2017
30 Kalbar Siantan 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2017
31 Kalbar Sambas 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2017
32 Kalbar Tayan 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2017

1/14/09 2:51:59 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 423
Lanjutan
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kapasitas Fx Lx Jumlah COD
33 Kaltim Industri 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2008
34 Kaltim Batakan/Manggar Sari 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2008
35 Kaltim Karang Joang/Giri Rejo 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008
36 Kaltim Tengkawang/Karang Asem 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2008
37 Kaltim Sambutan (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2008
38 Kaltim Bukuan Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2008
39 Kaltim Sei Kledang/Harapan Baru 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2009
40 Kaltim Kuaro/Tanah Grogot (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009
41 Kaltim Karang Joang Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2009
42 Kaltim Senipah/Muara Jawa(GI Baru) 150/20 kV New 30 3.29 0.56 3.85 2009
42 Kaltim Bontang (GI Baru) 150/20 kV New 60 3.42 0.58 4.00 2010
43 Kaltim Sambutan Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010
44 Kaltim Petung (GI Baru) 150/20 kV New 30 3.29 0.56 3.85 2010
45 Kaltim Industri 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2011
46 Kaltim Sangata (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2011
51 Kaltim PLTUMuara Jawa Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011
47 Kaltim Bontang Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011
48 Kaltim Sambutan 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2012
49 Kaltim Berau (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2012
50 Kaltim Tanjung Selor (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2012
52 Kaltim New Industri (GI baru) 150/20 kV New 60 2.85 0.49 3.34 2013
53 Kaltim Industri Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2013
54 Kaltim Sembera 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2014
55 Kaltim Embalut 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2014
56 Kaltim Muara Jawa 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2014
57 Kaltim New Industri 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2014
58 Kaltim Petung 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2015
59 Kaltim Sangata 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
60 Kaltim Tenggarong 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
61 Kaltim Tengkawang/Karang Asem 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
62 Kaltim Sei Kledang/Harapan Baru 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2016
63 Kaltim Karang Joang/Giri Rejo 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2016
64 Kaltim Berau 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2016
65 Kaltim Batakan/Manggar Sari 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2017
66 Kaltim Senipah/Muara Jawa(GI Baru) 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2017
67 Kaltim Bontang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2017
68 Kaltim New Industri 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2017
69 Kaltim Industri 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2018

423

1/14/09 2:52:02 PM
424

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 424


Lanjutan
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kapasitas Fx Lx Jumlah COD
69 Kalselteng Tanjung (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009
70 Kalselteng Barikin Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2009
71 Kalselteng Kapuas / Selat 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2009
72 Kalselteng Amuntai (GI baru ) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009
73 Kalselteng Barikin Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2009
74 Kalselteng Kayu Tangi (GI baru ) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009
Lampiran B.2.4

75 Kalselteng Seberang Barito Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2009
Tenaga Listrik 2009-2018

76 Kalselteng Mantuil 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2009


Rencana Usaha Penyediaan

77 Kalselteng Pulang Pisau 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2010


78 Kalselteng Batu licin (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
78 Kalselteng Asam-asam Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010
79 Kalselteng Sampit (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
80 Kalselteng Palangkaraya Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2010
81 Kalselteng Cempaka 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2011
82 Kalselteng Tanjung Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011
83 Kalselteng Buntok (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2011
84 Kalselteng Buntok Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2011
85 Kalselteng PLTGU Muara Teweh (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2011
86 Kalselteng Kasongan (GI Baru) 150/20 kV New 30 1.18 0.20 1.39 2011
87 Kalselteng Trisakti 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2012
88 Kalselteng Kayu Tangi 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2012
89 Kalselteng Sampit Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2012
90 Kalselteng Pangkalan Bun (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2012
93 Kalselteng Barikin 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2014
94 Kalselteng Plehari 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2014
94 Kalselteng Palangkaraya 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
91 Kalselteng Batu Licin Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2015
92 Kalselteng Barikin Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 1.05 0.18 1.23 2015
95 Kalselteng Amuntai 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
96 Kalselteng Mantuil 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2016
97 Kalselteng Trisakti 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2017
98 Kalselteng Kayu Tangi 150/20 kV Extension 20 0.98 0.17 1.15 2017
99 Kalselteng Asam - asam 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2017
100 Kalselteng Pangkalan Bun 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2017
101 Kalselteng Banjarmasin 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2018
102 Kalselteng Selat 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2018
103 Kalselteng Kayu Tangi 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2018
104 Kalselteng Sampit 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2018

Jumlah 2940 173.52 29.45 202.96

1/14/09 2:52:06 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.2.4

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.4


RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN
KALIMANTAN

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.2.4

425

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 425 1/14/09 2:52:06 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran B.2.5

PETA PENGEMBANGAN PENYALURAN KALIMANTAN

426

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 426 1/14/09 2:52:07 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.2.5

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.5


PETA PENGEMBANGAN PENYALURAN
KALIMANTAN

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.2.5

427

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 427 1/14/09 2:52:08 PM


428

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 428


CAPACITY BALANCE GARDU
Capacity Balance KALIMANTAN
INDUKGI
Sistem Khatulistiwa
Capacity Balance GI Sistem Khatulistiwa
TEG. CAPACITY 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
No. NAMA GI
(KV) MVA Peak Add Trf Peak Add Trf Peak Add Trf Peak Add Trf Peak Add Trf Peak Add Trf Peak Add Trf Peak Add Trf Peak Add Trf Peak Add Trf

1 GI SIANTAN 150/20 2 30 60 19.46 19.53 21.49 32.18 32.52 37.96 34.04 41.94 47.77 30 48.15
Lampiran B.2.6

32.43% 32.55% 35.82% 53.64% 54.20% 63.26% 56.74% 69.91% 53.08% 160.50%
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

2 GI SEI RAYA 150/20 1 30 30 21.59 22.80 25.09 30.89 31.28 37.63 44.73 30 53.95 62.83 63.33
35.99% 38.00% 41.82% 51.48% 52.14% 62.71% 49.70% 59.94% 69.81% 70.37%

3 GI. PARIT BARU 150/20 1 30 30 21.28 30 22.47 24.72 35.76 34.89 37.47 40.35 44.09 30 55.01 55.45
35.46% 37.44% 41.21% 59.61% 58.15% 62.44% 67.25% 48.99% 61.13% 61.61%

4 GI. MEMPAWAH 150/20 1 30 30 9.59 10.13 11.14 11.61 12.73 14.05 15.52 17.44 19.70 19.86
31.97% 33.76% 37.15% 38.71% 42.43% 46.83% 51.75% 58.13% 65.66% 66.19%

5 GI. KOTA BARU 150/20 1 0 0 15.08 15.92 17.52 18.26 18.38 20.28 32.41 30 35.18 37.44 37.74
50.26% 53.07% 58.41% 60.87% 61.26% 67.60% 54.02% 58.63% 62.40% 62.90%

6 GI.SINGKAWANG 150/20 1 30 30 17.05 18.18 20.19 21.25 30 21.59 24.05 26.84 30.44 34.71 34.99
56.83% 60.58% 67.32% 35.41% 35.98% 40.09% 44.73% 50.73% 57.85% 58.32%

7 GI PLTU Kura - Kura 150/20 1 0 0 10.00 30 10.36 11.18 11.42 11.28 12.20 13.23 14.57 16.15 16.27
33.33% 34.52% 37.26% 38.08% 37.59% 40.68% 44.09% 48.58% 53.82% 54.25%

8
GI SAMBAS 150/20 1 0 0 16.32 30 16.90 18.24 18.64 18.40 19.92 21.59 30 23.78 26.35 26.56
54.40% 56.33% 60.80% 62.15% 61.34% 66.39% 35.98% 39.64% 43.91% 44.27%

9 GI Sanggau 150/20 1 0 0 16.08 30 16.43 16.22 17.56 19.03 20.96 23.22 30 23.41
53.59% 54.78% 54.07% 58.52% 63.42% 69.88% 38.71% 39.02%

10 GI Tayan 150/20 1 0 0 10.15 30 10.96 11.20 11.06 11.97 12.97 14.29 15.83 15.95
33.84% 36.53% 37.33% 36.85% 39.88% 43.23% 47.62% 52.76% 53.18%

11 GI Bengkayang 150/20 1 0 0 16.15 30 15.94 17.25 18.70 20.60 22.82 30 23.00


53.82% 53.13% 57.50% 62.32% 68.66% 38.03% 38.34%

12 GI Sekadau 150/20 1 0 0 12.50 30 13.53 14.66 16.16 17.90 18.04


41.67% 45.10% 48.88% 53.85% 59.66% 60.14%

13 GI Ngabang 150/20 1 0 0 14.58 30 15.79 17.11 18.85 20.88 21.05


48.62% 52.62% 57.03% 62.83% 69.61% 70.16%

1/14/09 2:52:12 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 429
Capacity Balance GI
Sistem Khatulistiwa (Lanjutan)
Lanjutan
TEG. CAPACITY 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
No. NAMA GI
(KV) MVA Peak Add Trf Peak Add Trf Peak Add Trf Peak Add Trf Peak Add Trf Peak Add Trf Peak Add Trf Peak Add Trf Peak Add Trf Peak Add Trf

14 GI Sintang 150/20 1 0 0 27.64 60 29.95 33.00 36.56 36.85


46.06% 49.92% 55.00% 60.93% 61.42%

15 GI Nanga Pinoh 150/20 1 0 0 - 5.87 30 6.47 7.17 7.23


19.58% 21.57% 23.89% 24.08%

16 GI Ketapang 150/20 1 0 0 - 39.10 60 43.51 43.86


65.17% 72.52% 73.09%

17 GI Sukadana 150/20 1 0 0 - 6.89 30 6.94


22.97% 23.15%

Penambahan Trafo (MVA) 180 90 30 30 60 60 60 120 90 120 -


Total Beban Gardu Induk 130.36 90 146.43 30.00 176.63 30.00 223.81 60 251.37 60.00 307.28 60.00 346.99 120 391.72 90 444.33 498.68
Beban Pembangkit Siantan 24.60 25.97 28.58 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
Beban Pembangkit Sei Raya 28.69 30.29 33.34 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
Total Beban Sistem 180.47 199.19 234.42 259.25 286.33 341.28 380.31 424.26 475.97 528.20
Diversity Factor 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02 1.02

429

1/14/09 2:52:15 PM
430

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 430


Capacity Balance GI
Capacity Balance GI Sistem Kalselteng
Sistem Kalselteng
CAPACITY 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
TEG Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
No. NAMA GI Kap
(KV) Jml Kap Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
[MVA]
[MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA]

1 GI CEMPAKA 150/ 20 1 60 60
- Beban Puncak ( M W ) 24.2 27.3 30.9 34.8 60.0 38.7 43.5 48.6 54.3 60.6 68.0 76.0
48% 54% 61% 34% 38% 43% 48% 53% 59% 67% 74%
Lampiran B.2.6
Tenaga Listrik 2009-2018

2 GI CEMPAKA 70/ 20 2 10 20
Rencana Usaha Penyediaan

- Beban Puncak ( MW ) 1.0 3.0 3 6.2 6.3 6.5 6.7 6.8 6.9 7.0 7.2 7.3 7.4 7.6
1 6 6 25% 26% 26% 27% 27% 28% 29% 29% 30% 30% 31%
29

3 GI BANJARMASIN 70/ 20 2 6 12
- Beban Puncak ( MW ) 1.0 10.0 10 27.6 23.1 23.7 24.2 24.5 25.1 25.5 25.9 26.3 26.8 27.2 30.0
1 20 20 77% 65% 66% 68% 69% 70% 71% 72% 74% 75% 44%
42

4 GI TRISAKTI 70/ 20 2 6 12
- Beban Puncak ( MW ) 2.0 27.0 54 22.9 20.9 18.9 19.3 19.6 20.1 20.4 20.8 21.1 21.6 22.0
2 20 40 25% 23% 21% 21% 22% 22% 23% 23% 23% 24% 24%
106

5 GI TRISAKTI 150/ 20 1 60 60
- Beban Puncak ( M W ) 25.1 28.7 32.9 37.5 42.3 60.0 48.2 54.5 61.8 69.9 79.5 60.0 90.0
49% 56% 64% 73% 41% 47% 53% 61% 69% 52% 59%

6 GI MANTUIL 150/ 20 1 30 30
- Beban Puncak ( M W ) 17.2 19.4 30.0 21.9 24.6 27.3 30.7 34.2 38.2 42.6 30.0 47.7 53.2
68% 38% 43% 48% 54% 60% 67% 75% 56% 62% 70%

7 GI SEBERANG BARITO 150/ 20 2 20 40


- Beban Puncak ( M W ) 17.2 13.3 14.5 14.8 15.8 16.2 17.3 17.6 18.8 19.2 20.6
51% 39% 43% 43% 46% 48% 51% 52% 55% 56% 60%

8 GI SELAT 150/ 20 1 20 20
- Beban Puncak ( M W ) 11.6 13.1 30.0 14.7 16.5 18.3 20.5 22.7 25.3 28.1 31.4 35.0 30.0
68% 31% 35% 39% 43% 48% 54% 60% 66% 74% 51%

9 GI PALANGKARAYA 150/ 20 2 30 60
- Beban Puncak ( M W ) 26.3 28.2 28.9 30.9 32.7 35.0 37.1 39.4 30.0 41.8 44.6 47.4
52% 55% 57% 61% 64% 69% 73% 51% 55% 58% 62%

10 GI BARIKIN 150/ 20 2 30 60
- Beban Puncak ( M W ) 41.6 26.5 28.8 31.3 33.5 36.4 39.1 30.0 42.1 45.3 48.9 52.7
82% 52% 57% 61% 66% 71% 51% 55% 59% 64% 69%

11 GI TANJUNG 150/ 20 1 0 0
- Beban Puncak ( M W ) 6.6 30.0 7.2 7.8 8.3 9.0 9.7 10.4 11.2 12.1 13.1
26% 28% 30% 33% 35% 38% 41% 44% 48% 51%

12 GI AMUNTAI 150/ 20 1 0 0
- Beban Puncak ( M W ) 12.2 30.0 13.3 14.4 15.4 16.7 18.0 19.4 30.0 20.9 22.5 24.3
48% 52% 56% 61% 66% 71% 38% 41% 44% 48%

1/14/09 2:52:18 PM
Capacity Balance GI

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 431


Sistem Kaselteng (Lanjutan) Lanjutan
CAPACITY 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
TEG Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
No. NAMA GI Kap
(KV) Jml Kap Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
[MVA]
[MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA] [MW] [MVA]
13 GI ASAM-ASAM 150/ 20 2 10 20
- Beban Puncak ( M W ) 10.7 11.5 12.4 13.2 14.0 15.0 15.9 17.0 18.0 19.2 30.0 20.5
42% 45% 48% 52% 55% 59% 63% 66% 71% 38% 40%

14 GI PELAIHARI 150/ 20 1 30 30
- Beban Puncak ( M W ) 10.6 11.9 13.5 15.1 16.8 18.9 21.1 30.0 23.5 26.2 29.3 32.8
42% 47% 53% 59% 66% 74% 41% 46% 51% 58% 64%

15 GI RANTAU/ BINUANG 150/ 20 1 30 30


- Beban Puncak ( M W ) 8.6 9.4 10.2 11.1 11.9 12.9 13.9 14.9 16.0 17.3 18.7 30.0
34% 37% 40% 43% 47% 51% 54% 58% 63% 68% 37%

16 GI TAPPING PULANG PISAU 150/ 20 1 10 10


- Beban Puncak ( M W ) 2.3 2.6
27% 30%
GI PLTU Pulang Pisau 150/ 20 1 0 0 2.9 3.3 3.6 4.1 4.5 5.0 5.6 6.2 20 6.9
34% 38% 43% 48% 53% 59% 66% 24% 27%

17 GI BATULICIN 150/ 20 1 0 0
- Beban Puncak ( MW ) 10.2 30.0 11.0 11.8 12.8 13.8 14.8 16.0 17.3 18.6
40% 43% 46% 50% 54% 58% 63% 68% 73%

18 GI KAYU TANGI 150/ 20 1 0 0


- Beban Puncak ( M W ) 13.1 30.0 15.0 17.2 19.4 30.0 22.1 25.0 28.3 32.0 36.4 41.2 30.0
51% 59% 67% 38% 43% 49% 55% 63% 71% 54%

19 GI SAM PIT 150/ 20 1 0 0


- Beban Puncak ( MW ) 8.2 30.0 9.6 10.9 12.4 13.9 15.5 17.2 19.1 21.0 30.0
32% 38% 43% 49% 54% 61% 67% 75% 41%

20 GI KASONGAN 150/ 20 1 0 0
- Beban Puncak ( MW ) 8.95 30.0 9.5 10.1 10.7 11.4 12.1 12.9 13.7
35% 37% 40% 42% 45% 47% 50% 54%

21 GI PANGKALAN BUN 150/ 20 1 0 0


- Beban Puncak ( MW ) 10.1 30.0 11.9 13.7 15.7 17.8 20.2 30.0 22.7
39% 47% 54% 61% 70% 40% 44%

22 GI BUNTOK/ AMPAH 150/ 20 1 0 0


- Beban Puncak ( MW ) 7.0 30.0 7.5 8.2 8.8 9.4 10.2 11.0 11.8
27% 30% 32% 34% 37% 40% 43% 46%

23 GI MUARA TEWEH 150/ 20 1 0 0


- Beban Puncak ( MW ) 10.7 30.0
42%

TOTAL BEBAN GI 252.3 0.0 274.0 150.0 314.4 60.0 359.1 120.0 398.8 120.0 436.7 0.0 475.4 60.0 517.6 60.0 565.0 30.0 618.5 140.0 687.4 180.0
GI KONSUMEN .BESAR 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
GI UM UM 252.3 274.0 314.4 359.1 398.8 436.7 475.4 517.6 565.0 618.5 687.4
Beban Puncak GI 252.3 274.0 314.4 359.1 398.8 436.7 475.4 517.6 565.0 618.5 675.4
DIVERSITY FACTOR 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.02

431

1/14/09 2:52:21 PM
Capacity Balance GI

432

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 432


Balance GI
CapacitySistem Sistem Kaltim
Kaltim
CAPACITY 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
No. Substation No Unit Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Size Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans
(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
Balikpapan Sub System
Uprating Uprating
1. GI Industri -20 -20
1992 150/20 2 20 40 48.3 60 53.5 59.6 66.2 60 69.4 51.3 56.7 62.6 69.1 75.8 83.2 60
Lampiran B.2.6

71% 79% 88% 65% 68% 50% 56% 61% 68% 74% 54%
Tenaga Listrik 2009-2018

BEBAN LEWAT PLTD


Rencana Usaha Penyediaan

2. GI Batakan/Manggar Sari (1 x 60) ( 1 x 60 )


1992 150/20 2 20 40 27.7 60 24.5 27.3 30.4 31.9 35.3 39.1 43.2 47.6 52.2 60 57.3
33% 29% 32% 36% 38% 42% 46% 51% 56% 38% 42%
BEBAN LEWAT PLTD

3. GI Karang Joang/Giri Rejo (1 x 30) ( 1 x 60 )


1993 150/20 1 30 30 21.2 30 20.9 23.1 25.4 26.4 29.0 31.8 34.8 38.0 60 41.3 45.0
42% 41% 45% 50% 52% 57% 62% 68% 37% 41% 44%

Samarinda Sub System

4. GI Sei Keledang/Harapan Baru ( 1 x 60 ) ( 1 x 60 )


1993 150/20 2 30 60 35.9 39.7 60 44.3 49.2 51.6 57.2 63.2 69.9 77.1 60 84.5 92.8
70% 39% 43% 48% 51% 56% 62% 68% 50% 55% 61%
BEBAN LEWAT PLTD

5. GI Palaran/Bukuan
1996 150/20 2 30 60 15.2 16.6 18.4 20.2 21.0 23.1 25.3 27.7 30.3 32.9 35.8
30% 33% 36% 40% 41% 45% 50% 54% 59% 65% 70%

6. GI Karang Asem/Tengkawang (1 x 60) (1 x 60)


1996 150/20 2 30 60 40.7 60 45.0 50.1 55.7 58.5 64.8 71.6 79.1 60 87.3 95.7 105.1
40% 44% 49% 55% 57% 64% 70% 52% 57% 63% 69%
BEBAN LEWAT PLTD

7. GI Tanjung Batu/Embalut
1996 150/20 1 30 30 7.4 8.1 9.0 9.9 10.3 11.3 12.4 13.6 14.8 16.1 17.5
29% 32% 35% 39% 40% 44% 49% 53% 58% 63% 69%
BEBAN LEWAT PLTD

1/14/09 2:52:24 PM
Capacity Balance GI

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 433


Sistem Kaltim (Lanjutan) Lanjutan
CAPACITY 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
No. Substation No Unit Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Size Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans
(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

Rencana Tambahan GI

8. GI Tenggarong ( 1 x 30 )
2006 150/20 10.4 11.4 12.6 13.9 14.4 15.9 17.4 19.0 30 20.8 22.6 24.6
41% 45% 49% 54% 57% 62% 68% 37% 41% 44% 48%

9. GI Sambutan (1 x 30) (1 x 30)


2006 150/20 13.6 30 15.0 16.7 18.6 19.5 30 21.6 23.9 26.4 29.1 31.9 35.0
53% 59% 66% 73% 38% 42% 47% 52% 57% 63% 69%

10. GI Kuaro (Tanah Grogot)


2007 150/20
(1 x 30 )
7.6 30 8.5 9.5 10.0 11.0 12.2 13.4 14.7 15.9 17.2
30% 33% 37% 39% 43% 48% 52% 58% 62% 67%
11 GI Senipah/Muara Jawa
2008 150/20 (1 x 30 ) (1 x 30 )
8.5 30 9.4 10.5 11.0 12.2 13.5 14.9 16.4 18.0 30 19.8
33% 37% 41% 43% 48% 53% 58% 64% 35% 39%
12 GI Bontang
2010 150/20 (2 x 30) (1 x 30 )
19.4 60 21.6 22.7 25.2 27.7 30.5 33.4 36.2 30 39.3
38% 42% 45% 49% 54% 60% 66% 47% 51%

13 GI Sangata (1 x 30 ) (1 x 30 )
2011 150/20 12.9 30 13.7 15.2 16.9 18.6 30 20.6 22.4 24.4
51% 54% 60% 66% 37% 40% 44% 48%

14 GI Petung (1 x 30 )
2011 150/20 8.9 30 9.9 10.4 11.5 12.7 14.0 15.3 16.6 18.0
35% 39% 41% 45% 50% 55% 60% 65% 71%
(1 x 60) (1 x 60)
15 GI Industri 25.6 60 28.4 31.3 34.6 37.9 60 41.6
2013 150/20 50% 56% 61% 68% 37% 41%

16 GI Berau (1 x 30 ) ( 1 x 30 )
2013 150/20 13.9 30 15.4 17.1 18.8 20.7 30 22.5 24.4
55% 61% 67% 74% 41% 44% 48%
17 GI Tanjung Selor (1 x 30 )
2013 150/20 7.5 30 8.3 9.1 9.9 10.8 11.7 12.6
29% 32% 36% 39% 42% 46% 49%

TOTAL BEBAN PUNCAK GI UMUM 320.0 220.5 240.0 250.9 120.0 307.3 90.0 354.0 90.0 392.3 90.0 433.9 60.0 478.8 0.0 527.6 120.0 580.6 150.0 634.3 180.0 693.6 60.0
TOTAL GI KONSUMEN BESAR 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

TOTAL GI UMUM + KONSUMEN BESAR 220.5 250.9 307.3 354.0 392.3 433.9 478.8 527.6 580.6 634.3 693.6
TOTAL BEBAN PUNCAK 209.9 238.8 292.6 337.0 373.5 413.0 455.8 502.3 552.7 603.8 660.3
DIVERSITY FACTOR 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05

433

1/14/09 2:52:27 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.2.6

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.6


CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
REGION KALIMANTAN

• Dengan kriteria seperti yang diuraikan pada Penjelasan Lampiran B1.6, kebutuhan pembangunan Gardu
Induk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting untuk region Kalimantan sampai dengan tahun 2018
sebesar 2.940 MVA dan pengembangan jaringan transmisi sepanjang 5.264 kms dengan rincian seperti
pada Lampiran B2.6.

434

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 434 1/14/09 2:52:27 PM


RUPTL-Lampiran B2.1.indd 435
Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi
KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI KALIMANTAN
Kalimantan
Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi Kalimantan

Jenis 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah
JTM kms 1,136 1,110 1,172 1,269 1,311 1,393 1,405 1,501 1,590 1,693 1,791 15,372
JTR kms 1,214 1,260 1,319 1,415 1,469 1,565 1,589 1,673 1,787 1,871 1,984 17,146
Trafo MVA 92 87 102 106 118 122 124 129 143 144 153 1,320
Pelanggan 10^3 101 102 119 126 134 141 147 156 168 177 188 1,558
Lampiran B.2.7
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

435

1/14/09 2:52:28 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.2.7

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.7


KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI KALIMANTAN

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.2.7

436

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 436 1/14/09 2:52:28 PM


RUPTL-Lampiran B2.1.indd 437
ANALISA ALIRAN DAYA SISTEM KALIMANTAN

Sistem Interkoneksi Kalimantan Barat Tahun 2011


PLTU PERPRES 1, 2X25 MW

U
KURA KOTA BARU
60.2 8.6
149.8 148.3
5.9 2.7 25.4
51.6 1.8
5.4
62.6 23.4
8.4 12.2

PLTU PERPRES 1&2, 3X50 MW PLTG HSD 1x34 MW

2 4 .4 U 77.0 G 17.2
SINGKAWANG MEMPAWAH 4.0 PARIT BARU 3.6 SIANTAN 11.2 SEI RAYA
23.2 12.1 23.4 29.2 34.2
149.3 149.7 148.9 148.4 148.0
7.2 3 .8 7.2 9 .2 10.6
U

21.6 17.4 PLTU GAMBUT 1X50 MW


10.8 2.6

BENGKAYAN SAMBAS
12.8 8.7
149.3 148.7
4.2 2.8

8.8
7.2
5.8 30.6
NGABANG 5 .8 TAYAN 19.8
14.6 10.0
149.1 149.1
4.6 3.1

14.5
4.8

SANGGAU
14.5
Lampiran B.2.8

148.6
4.5
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

KET :

437
NAMA GI
MW
KV
MVAR

1/14/09 2:52:29 PM
438

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 438


Sistem Interkoneksi Kalimantan Barat Tahun 2011 – Sesco
PLTU PERPRES 1, 2X25 MW

U
KURA KOTA BARU
60.7 8.6
151.4 149.0
TRANSFER DARI 18.3 2.7 25.4
SESCO 51.6 1.8
Lampiran B.2.8

SESCO 5.4
100.0
Tenaga Listrik 2009-2018

0.8 38.6
286.0
Rencana Usaha Penyediaan

15.4 22.0 1.8

PLTU PERPRES 1&2, 3X50 MW PLTG HSD 1x34 MW

26.4 U 48.2 G 25.8


SINGKAWANG MEMPAWAH 3 .6 PARIT BARU 4.2 SIANTAN 11.4 SEI RAYA
23.2 12.1 23.4 29.2 34.2
152.3 150.3 149.5 149.3 148.8
7.2 3.8 7.2 9.2 10.6

99.4
16.6 40.2 17.4
15.2 2.6

BENGKAYAN SAMBAS
12.8 8.7
154.8 151.8
4.2 2.8

43.0 31.4 6.8


7.6 NGABANG 2 .8 TAYAN 12.8
14.6 10.0
152.8 151.4
4.6 3.1

14.5
4.6

SANGGAU
7.2
151.4
2.3

KET :
NAMA GI
MW
KV
MVAR

1/14/09 2:52:29 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 439
Sistem Interkoneksi Kalimantan Barat Tahun 2014
PLTU PERPRES 1, 2X25 MW

U
KURA KOTA BARU
63.7 11.7
149.7 148.0
7.1 3.7 49.6
73.4 2.4
6.8
84.2 47.8
10.2 8.1

PLTU PERPRES 1&2, 3X50 MW PLTG HSD 1x34 MW

54.2 U 122.6 G 13.4


SINGKAWANG MEMPAWAH 1.8 PARIT BARU 9.0 SIANTAN 17.0 SEI RAYA
17.8 137.6 29.1 32.0 40.2
148.9 149.9 148.8 148.1 147.6
5.6 11.6 9.9 12.2 14.4
U

43.2 22.6 PLTU GAMBUT 3X67 MW


13.2 0.4

BENGKAYAN SAMBAS
17.2 8.7
148.6 148.0
5.8 2.8

25.6
12.4
5.8 68.0
NGABANG 6.6 TAYAN 20.8
15.5 12.1
149.1 148.6
4.8 3.8

65.6
17.6

46.0 32.4 5.2


SANGGAU 4.2 SEKADAU 3.2 SINTANG 5.8 N. PINOH
18.6 13.3 26.9 5.2
148.7 147.9 146.9 146.9
5.8 4.2 8.4 1.6

KET :
NAMA GI
MW
KV
MVAR

439

1/14/09 2:52:30 PM
440

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 440


Sistem Interkoneksi Kalimantan Barat Tahun 2018
PLTU PERPRES 1, 2X25 MW

U
KURA KOTA BARU
70.8 19.1
150.2 145.6
TRANSFER DARI 7.9 6.0 19.1
SESCO 200 MW 98.6 6.5
SESCO 16.0
100.0 0.8 17.0
Lampiran B.2.8

286.0
15.4 22.0 9.0
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

PLTU PERPRES 1&2, 3X50 MW PLTG HSD 1x34 MW

106.8 U 144.4 G 30.6


SINGKAWANG MEMPAWAH 5.8 PARIT BARU 5.2 SIANTAN 26.0 SEI RAYA
27.4 148.7 43.8 56.4 90.0
150.8 149.0 146.8 146.0 145.1
8.6 10.7 15.6 9.0 32.9
U
189.0
22.2 44.8 17.4 PLTU GAMBUT 3X67 MW
19.6 2.6

BENGKAYAN SAMBAS
24.1 8.7
153.7 151.8
7.6 2.8

43.0 103.4 6.8 62.4 57.0 46.0


7.6 NGABANG 13.6 TAYAN 12.8 32.2 SANDAI 24.8 SKDNA 20.8 KTPG
21.8 17.0 4.1 10.3 45.7
149.8 148.6 149.8 150.1 150.4
6.8 5.3 1.3 3.3 14.3

84.8
18.0

56.6 37.4 7.4


SANGGAU 1.2 SEKADAU 0.2 SINTANG 4.8 N. PINOH
28.2 13.3 26.9 7.3
147.9 147.9 145.0 144.9
8.8 4.2 8.4 2.3

KET :
NAMA GI
MW
KV
MVAR

1/14/09 2:52:31 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 441
Sistem Interkoneksi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Tahun 2011

441

1/14/09 2:52:32 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran B.2.8

Sistem Interkoneksi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Tahun 2014

442

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 442 1/14/09 2:52:32 PM


RUPTL-Lampiran B2.1.indd 443
Sistem Interkoneksi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Tahun 2018

443

1/14/09 2:52:32 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran B.2.8

Prakiraan Aliran Daya Sistem Kaltim 2011

444

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 444 1/14/09 2:52:33 PM


Prakiraan Aliran Daya Sistem Kaltim 2014

445

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 445 1/14/09 2:52:33 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran B.2.8

Prakiraan Aliran Daya Sistem Kaltim 2018

446

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 446 1/14/09 2:52:33 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.2.8

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.8 (Kalimantan)


PRAKIRAAN ALIRAN DAYA 2009 - 2018

A. KALIMANTAN BARAT (SISTEM KHATULISTIWA)

Analisa aliran daya pada sistem Khatulistiwa dilakukan dengan memperhatikan seluruh pembangkit dan beban
yang ada pada neraca daya. Pada RUPTL 2009-2018 ini hanya dilakukan analisa untuk tahun 2011, 2014 dan
2018.

Prakiraan aliran daya sistem Khatulistiwa dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tahun 2011

Studi aliran daya menggunakan beban sistem sebesar 251 MW dengan 2 (dua) asumsi pasokan, yaitu :
a. Pasokan berasal dari sistem 275 kV Serawak (SESCo), sedangkan pasokan dari PLTU Gambut belum
operasi. Hasil simulasi aliran daya dari sistem 275 kV Serawak–Bengkayang sebesar 100 MW, yang me-
masok ke arah GI Ngabang (46 MW) dan GI Singkawang (40 MW). Tegangan sistem tertinggi di GI Beng-
kayang (155 kV) dan tegangan terendah di GI Sei Raya (149 kV). Pembebanan pada semua ruas transmisi
150 kV masih memenuhi kriteria N-1. Pada hasil simulasi aliran daya didapatkan pasokan dari pembangkit
sebesar 253 MW dengan beban sebesar 251 MW dan losses sebesar 2 MW.

b. PLTU Gambut 1x67 MW beroperasi, sedangkan sistem 275 kV Serawak–Bengkayang belum beroperasi.
Aliran daya dari kelompok pembangkit (PLTU Kura-Kura, PLTU Parit Baru dan PLTU Gambut) ke GI Sing-
kawang (62 MW), GI Kota Baru (52 MW) dan GI Siantan (77 MW). Tegangan sistem tertinggi di GI PLTU
Kura-Kura (150 kV) dan tegangan terendah di GI Sei Raya (140 kV). Pembebanan pada semua ruas
transmisi 150 kV masih memenuhi kriteria N-1. Pada hasil simulasi aliran daya didapatkan pasokan dari
pembangkit sebesar 252,5 MW dengan beban sebesar 251 MW dan losses sebesar 1,5 MW.

Tambahan transmisi baru dari tahun 2009 s.d 2011 ada tujuh ruas transmisi, yaitu SUTT 275 KV Serawak–
Bengkayang, SUTT 150 kV Sambas–Singkawang, SUTT 150 kV Singkawang–Bengkayang, SUTT 150 kV
Bengkayang–Ngabang, SUTT 150 kV Ngabang–Tayan, SUTT 150 kV Tayan-Sanggau dan SUTT 150 kV Si-
antan–Tayan.

Pembangkit baru yang beroperasi dalam kurun waktu 2009 s.d 2011 ada tiga lokasi yaitu PLTU Kura-Kura
2x25 MW, PLTU Gambut 1x67 MW dan PLTU Parit Baru 3x50 MW.

447

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 447 1/14/09 2:52:34 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.2.8

2. Tahun 2014

a. Aliran daya dari kelompok pembangkit (PLTU Kura-Kura, PLTU Parit Baru dan PLTU Gambut) ke GI Sing-
kawang (83 MW), GI Kota Baru (73 MW) dan GI Siantan (122 MW). Tegangan sistem tertinggi di GI PLTU
Kura-Kura (150 kV) dan tegangan terendah di GI Nanga Pinoh (147 kV). Dengan adanya GI yang letaknya
jauh dari pembangkit seperti GI Sekadau, GI Sintang dan GI Nanga Pinoh maka dibutuhkan kapasitor 30
MVar yang terpasang di GI Sanggau. Pembebanan pada semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi
kriteria N-1. Pada hasil simulasi aliran daya didapatkan pasokan dari pembangkit sebesar 356 MW dengan
beban sebesar 350 MW dan losses sebesar 6 MW.

Tambahan transmisi baru dari tahun 2012 s.d 2014 ada tiga ruas transmisi, yaitu SUTT 150 kV Sanggau–
Sekadau, SUTT 150 kV Sekadau–Sintang, SUTT 150 kV Sintang–Nanga.

Pembangkit baru yang akan beroperasi dalam kurun waktu 2012 s.d 2014 ada dua lokasi adalah PLTU Parit
Baru 1x50 MW dan PLTU Gambut 2x67 MW.

3. Tahun 2018

a. Arah aliran daya dari sistem 275 kV Serawak-Bengkayang sebesar 200 MW. Trafo IBT 275/150 kV Beng-
kayang memasok ke GI Ngabang (129 MW) dan GI Singkawang (45 MW). Aliran daya dari kelompok
pembangkit (PLTU Kura-Kura, PLTU Parit Baru dan PLTU Gambut) ke GI Singkawang (12 MW), ke GI
Kota Baru (100 MW) dan GI Siantan (145 MW). Tegangan sistem tertinggi di GI Bengkayang (154 kV) dan
tegangan terendah di GI Nanga Pinoh (145 kV). Dengan adanya GI yang letaknya jauh dari pembangkit
maka dibutuhkan kapasitor 30 MVar di GI Sanggau dan 35 MVar di GI Ketapang. Pembebanan pada
semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi kriteria N-1. Pada hasil simulasi aliran daya didapatkan
pasokan dari pembangkit sebesar 580 MW dengan beban sebesar 563 MW dan losses sebesar 17 MW.

Tambahan transmisi baru dari tahun 2015 s.d 2018 ada empat ruas transmisi yaitu SUTT 275 KV Serawak–
Bengkayang, SUTT 150 kV Tayan–Sandai, SUTT 150 kV Sandai–Sukadana, SUTT 150 kV Sukadana–Keta-
pang. Pembangkit yang beroperasi tidak bertambah.

B. KALIMANTAN SELATAN, TENGAH DAN TIMUR

Analisa aliran daya dilakukan dengan melihat jadwal pembangkit yang beroperasi dan beban pada Neraca
Daya. Analisa Sistem Kaltim dan Kalselteng pada tahun 2011 dibuat sebelum ada interkoneksi, dan analisa
tahun 2014 dan 2018 setelah ada interkoneksi GI Kuaro (Kaltim) – GI Tanjung (Kalsel) :

Prakiraan aliran daya sistem 150kV di sistem Kaltim – Kalseteng tahun 2011, 2014 dan 2018 dapat dijelaskan
sebagai berikut :

448

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 448 1/14/09 2:52:34 PM


1. Tahun 2011

Analisa Aliran daya sebelum adanya interkoneksi Kaltim - Kalselteng sebagai berikut :
a. Sistem Mahakam (Kaltim)
Arah aliran daya pada tahun 2011 dari PLTU Muara Jawa ke GI Harapan Baru (Samarinda) sebesar 109
MW, sedangkan ke GI Karang Joang (Balikpapan) sebesar 92 MW. Tegangan sistem tertinggi di GI Pem-
bangkit Muara Jawa (152 kV) sedangkan tegangan terendah di GI Industri (144 kV),masih dalam batas
toleransi. Total daya yang dibangkitkan sebesar 347 MW, beban sistem 343 MW, dan Losses 4 MW.

Pengembangan transmisi 150 kV Sistem Mahakam mengambil beban - beban Sistem Isolated (Bontang,
Sangatta, Penajam / Petung, Tanah Grogot / Kuaro), dan penambahan 2 GI baru yakni GI Sambutan dan
GI Muara Jawa.

Tambahan pembangkit sampai dengan tahun 2013 adalah : PLTG Sembera (40 MW), PLTG Kaltim (50
MW), PLTG Senipah (80 MW), PLTU Muara Jawa (100 MW), PLTU Kaltim Baru (100 MW) dan PLTG
Cogindo (40 MW).

b. Sistem Barito (Kalselteng)


Arah aliran daya pada tahun 2011 dari PLTGU Bangkanai sebesar 82 MW kearah GI Tanjung, dan GI Se-
berang Barito (Kalsel) ke GI Selat (Kalteng) sebesar 25 MW. Tegangan sistem tertinggi di GI Asam asam
(154 kV) dan tegangan terendah di GI Amuntai (145 kV). Total daya yang dibangkitkan sebesar 486 MW,
beban sistem 470 MW, Losses 16 MW.

Tambahan pembangkit baru dari tahun 2009 – 2011 adalah PLTU Asam asam 2 x 65 MW, PLTU Pulang Pisau
2 x 60 MW dan PLTGU Bangkanai 120 MW.

Pengembangan transmisi 150 kV adalah dari Tanjung – Buntok – Muara Teweh serta Gardu Induk GI Buntok,
GI Muara Teweh, serta transmisi 150 kV Asem-asem – Mantuil, Asem-asem – Batu Licin, Palngkaraya – Ka-
songan – Sampit – Pangkalan Bun, Barikin – Amuntai, Seberang Barito – Kayu Tangi.

2. Tahun 2014

Pada tahun ini sistem Kaltim telah terinterkoneksi dengan sistem Kalselteng melalui transmisi 150 kV Tanjung
– Kuaro – Karang Joang.
Arah aliran daya dari sistem Kaltim ke sistem Kalselteng sebesar 48 MW. Tegangan sistem tertinggi di GI
Bangkanai (153 kV) sedangkan tegangan terendah di GI Sangatta (139 kV).

Total daya yang dibangkitkan sebesar 979 MW, beban sistem 960 MW, Losses 19 MW.

449

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 449 1/14/09 2:52:34 PM


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.2.8

Penambahan pembangkit selama tahun 2012 – 2014 adalah: PLTU Infrastruktur Kaltim (2 x 60 MW), PLTU
Muara Jawa (100 MW), PLTU Kaltim Baru (100 MW), dan PLTU Kalsel Baru (200 MW).

3. Tahun 2018

Arah aliran daya dari Kaltim ke Kalselteng sebesar 61 MW. Tegangan sistem tertinggi di GI PLTU Muara Jawa
(152 kV) sedangkan tegangan terendah di GI Sangatta (141 kV). Untuk memperbaiki kwalitas tegangan di GI
Sangatta diperlukan kapasitor sebesar 30 MVAR.

Total daya yang dibangkitkan sebesar 1.362 MW, beban sistem 1326 MW, Losses 36 MW.

Penambahan pembangkit tahun 2015-2018 adalah: PLTU Kaltim Baru (2 x 100 MW), PLTG Kaltim (50 MW),
PLTA Kusan (65 MW), PLTU Kalsel Mulut Tambang (2 x 65 MW). Beban sistem Kaltimselteng sebesar 1.323
MW.

450

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 450 1/14/09 2:52:34 PM


RUPTL-Lampiran B2.1.indd 451
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Tidak Termasuk IPP
KEBUTUHAN INVESTASI KALIMANTAN
[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi - Tidak Termasuk IPP (Fixed Asset Addition)
Kalimantan
Kalimantan
(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc - 20.4 292.2 521.6 283.7 - 222.3 110.5 32.1 17.9 256.7 1,757.4
Pembangkit Lc - 3.6 91.4 114.7 50.1 - 39.2 19.5 5.7 3.2 45.3 372.6
Total - 24.0 383.6 636.3 333.8 - 261.5 130.0 37.8 21.0 302.0 2,130.0
Fc 13.8 72.8 71.5 62.7 29.3 30.8 68.1 39.1 25.6 26.1 6.5 446.4
Penyaluran Lc 2.9 19.8 21.2 18.5 7.4 8.9 33.2 11.0 6.6 6.0 1.1 136.6
Total 16.7 92.6 92.7 81.2 36.8 39.7 101.3 50.1 32.2 32.1 7.6 583.0
Fc -
Distribusi Lc 43.6 38.7 44.0 44.6 46.1 48.5 48.3 51.0 54.6 57.3 60.7 537.7
Total 43.6 38.7 44.0 44.6 46.1 48.5 48.3 51.0 54.6 57.3 60.7 537.7
Fc 13.8 93.2 363.7 584.3 313.0 30.8 290.4 149.6 57.7 44.0 263.2 2,203.8
Total Lc 46.5 62.2 156.6 177.9 103.6 57.4 120.8 81.5 66.9 66.5 107.1 1,046.9
Total 60.3 155.4 520.4 762.2 416.6 88.2 411.1 231.1 124.6 110.4 370.4 3,250.7
Lampiran B.2.9
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

451

1/14/09 2:52:35 PM
452

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 452


Proyeksi Kebutuhan Investasi – Tidak Termasuk IPP
Lampiran B.2.9

[Disbursement Schedule]
Tenaga Listrik 2009-2018

Proyeksi Kebutuhan Investasi - Tidak Termasuk IPP (Disbursement Schedule)


Rencana Usaha Penyediaan

Kalimantan
Kalimantan

(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 69.2 253.0 405.8 301.2 177.1 121.6 100.7 34.3 71.3 113.4 109.8 1,757.4
Pembangkit Lc 40.0 80.8 84.0 44.5 33.8 17.6 13.9 7.4 13.8 20.6 16.2 372.6
Total 109.2 333.9 489.8 345.8 210.8 139.1 114.6 41.7 85.1 134.0 126.0 2,130.0
Fc 60.8 70.0 57.8 36.3 38.0 54.8 42.2 28.4 22.1 9.1 1.3 420.8
Penyaluran Lc 18.7 20.0 14.4 9.1 18.5 21.9 11.5 6.8 4.1 1.2 0.1 126.1
Total 79.4 90.0 72.1 45.4 56.5 76.8 53.6 35.2 26.2 10.3 1.4 546.9
Fc -
Distribusi Lc 43.6 38.7 44.0 44.6 46.1 48.5 48.3 51.0 54.6 57.3 60.7 537.7
Total 43.6 38.7 44.0 44.6 46.1 48.5 48.3 51.0 54.6 57.3 60.7 537.7
Fc 129.9 323.0 463.6 337.5 215.0 176.4 142.9 62.7 93.4 122.5 111.1 2,178.2
Total Lc 102.3 139.6 142.4 98.3 98.4 88.0 73.6 65.2 72.5 79.1 77.0 1,036.4
Total 232.3 462.6 606.0 435.8 313.4 264.4 216.5 127.9 165.9 201.7 188.1 3,214.6

1/14/09 2:52:36 PM
RUPTL-Lampiran B2.1.indd 453
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP
[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi - Tidak Termasuk IPP (Fixed Asset Addition)
Kalimantan
Kalimantan

(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 55.3 30.6 381.9 727.1 495.8 147.0 227.8 132.6 37.4 17.9 256.7 2,509.9
Pembangkit Lc 9.8 5.4 107.2 151.0 87.5 25.9 40.2 23.4 6.6 3.2 45.3 505.4
Total 65.0 36.0 489.1 878.1 583.4 172.9 268.0 156.0 44.0 21.0 302.0 3,015.4
Fc 13.8 72.8 71.5 62.7 29.3 30.8 68.1 39.1 25.6 26.1 6.5 446.4
Penyaluran Lc 2.9 19.8 21.2 18.5 7.4 8.9 33.2 11.0 6.6 6.0 1.1 136.6
Total 16.7 92.6 92.7 81.2 36.8 39.7 101.3 50.1 32.2 32.1 7.6 583.0
Fc -
Distribusi Lc 43.6 38.7 44.0 44.6 46.1 48.5 48.3 51.0 54.6 57.3 60.7 537.7
Total 43.6 38.7 44.0 44.6 46.1 48.5 48.3 51.0 54.6 57.3 60.7 537.7
Fc 69.1 103.4 453.4 789.8 525.2 177.8 295.9 171.7 63.0 44.0 263.2 2,956.4
Total Lc 56.2 64.0 172.4 214.2 141.0 83.3 121.7 85.4 67.8 66.5 107.1 1,179.7
Total 125.3 167.4 625.8 1,004.0 666.2 261.1 417.6 257.1 130.7 110.4 370.4 4,136.1

453

1/14/09 2:52:37 PM
454

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 454


Proyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP
Lampiran B.2.9

[Disbursement Schedule]
Tenaga Listrik 2009-2018

Proyeksi Kebutuhan Investasi - Tidak Termasuk IPP (Disbursement Schedule)


Rencana Usaha Penyediaan

Kalimantan
Kalimantan

(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 89.8 328.7 581.3 513.2 327.6 169.9 111.2 50.8 75.5 113.4 109.8 2,471.3
Pembangkit Lc 43.1 103.0 118.4 81.8 50.8 23.5 16.9 9.0 14.3 20.6 16.2 497.6
Total 132.9 431.7 699.8 595.0 378.3 193.5 128.1 59.8 89.8 134.0 126.0 2,968.9
Fc 60.8 70.0 57.8 36.3 38.0 54.8 42.2 28.4 22.1 9.1 1.3 420.8
Penyaluran Lc 18.7 20.0 14.4 9.1 18.5 21.9 11.5 6.8 4.1 1.2 0.1 126.1
Total 79.4 90.0 72.1 45.4 56.5 76.8 53.6 35.2 26.2 10.3 1.4 546.9
Fc -
Distribusi Lc 43.6 38.7 44.0 44.6 46.1 48.5 48.3 51.0 54.6 57.3 60.7 537.7
Total 43.6 38.7 44.0 44.6 46.1 48.5 48.3 51.0 54.6 57.3 60.7 537.7
Fc 150.6 398.7 639.1 549.5 365.5 224.8 153.4 79.2 97.6 122.5 111.1 2,892.1
Total Lc 105.3 161.8 176.8 135.5 115.4 94.0 76.7 66.8 73.0 79.1 77.0 1,161.4
Total 255.9 560.5 815.9 685.0 480.9 318.8 230.1 145.9 170.6 201.7 188.1 4,053.5

1/14/09 2:52:38 PM
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.2.9

PENJELASAN LAMPIRAN B.2.9


KEBUTUHAN INVESTASI KALIMANTAN

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.2.9

455

RUPTL-Lampiran B2.1.indd 455 1/14/09 2:52:38 PM


RUPTL-Lampiran B2.1.indd 456 1/14/09 2:52:38 PM
Lampiran B.3
Sistem Sulawesi

B.3.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

B.3.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit

B.3.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar

B.3.4 Rencana Pengembangan Penyaluran

B.3.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran

B.3.6 Capacity Balance Gardu Induk

B.3.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi

B.3.8 Analisa Aliran Daya Sistem

B.3.9 Kebutuhan Investasi


458
Load Forecast
PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK SULAWESI
Forecast Wilayah
LoadWilayah SulselraSulselra

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Lampiran B.3.1

Total Population (10^3) 11,042.8 11,191.2 11,290.5 11,483.9 11,628.6 11,774.8 11,920.8 11,992.9 12,130.5 12,268.7 12,404.1
Tenaga Listrik 2009-2018

- Growth Rate (%) 1.36 1.34 0.89 1.71 1.26 1.26 1.24 0.60 1.15 1.14 1.10
Rencana Usaha Penyediaan

Growth of GDP (%) 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.2 7.2 7.2 7.2 7.1
Electrification Ratio (%) 54.3 55.1 56.7 57.9 59.4 60.9 62.5 64.5 66.2 68.0 69.8

Energy Sales (GWh) 2,890.0 3,222.3 3,608.3 4,040.0 4,522.9 5,063.1 5,667.2 6,342.7 7,097.9 7,942.3 8,886.3
- Growth Rate (%) 7.6 11.5 12.0 12.0 12.0 11.9 11.9 11.9 11.9 11.9 11.9
-- Residential 1,377.8 1,536.6 1,720.4 1,925.9 2,155.6 2,412.3 2,699.2 3,019.8 3,377.9 3,777.9 4,224.6
-- Commercial 505.9 571.9 649.7 737.9 837.8 951.1 1,079.3 1,224.4 1,388.7 1,574.7 1,785.0
-- Public 280.3 317.2 360.8 410.2 466.3 529.8 601.9 683.5 776.0 880.7 999.3
-- Industrial 726.0 796.6 877.3 966.0 1,063.2 1,169.9 1,286.8 1,414.9 1,555.3 1,709.1 1,877.3

Power Contracted (MVA) 1,663.5 1,702.7 1,753.4 1,806.1 1,861.0 1,918.1 1,977.4 2,038.9 2,102.8 2,169.1 2,237.9
-- Residential 1,003.9 1,029.8 1,066.8 1,105.6 1,146.2 1,188.6 1,232.9 1,279.2 1,327.4 1,377.8 1,430.2
-- Commercial 280.6 286.9 293.4 300.1 307.0 314.1 321.4 328.9 336.6 344.5 352.6
-- Public 152.7 153.7 154.6 155.6 156.5 157.5 158.4 159.4 160.4 161.3 162.3
-- Industrial 226.2 232.3 238.5 244.8 251.3 257.9 264.6 271.4 278.4 285.5 292.7
30,000 42,703 59,698 62,030 64,451 66,963 69,570 72,275 75,082 77,995 81,017
Number of Customer 1,465,982 1,508,685 1,568,383 1,630,413 1,694,864 1,761,827 1,831,397 1,903,673 1,978,755 2,056,750 2,137,767
-- Residential 1,369,363 1,410,280 1,468,143 1,528,301 1,590,839 1,655,848 1,723,423 1,793,661 1,866,663 1,942,534 2,021,381
-- Commercial 61,227 62,784 64,386 66,025 67,701 69,417 71,171 72,966 74,802 76,680 78,600
-- Public 33,629 33,814 34,001 34,188 34,376 34,565 34,756 34,947 35,140 35,333 35,528
-- Industrial 1,763 1,807 1,853 1,900 1,948 1,997 2,047 2,098 2,150 2,203 2,257

Total Production (GWh) 3) 3,323.8 3,633.7 4,044.8 4,530.9 5,074.5 5,682.4 6,362.0 7,121.9 7,971.3 8,920.7 9,981.9
Energy Requirement (GWh) 3,291.8 3,596.4 4,000.3 4,478.0 5,012.1 5,609.5 6,277.3 7,024.0 7,858.6 8,791.6 9,834.3
Station Use (%) 2) 1.0 1.0 1.1 1.2 1.2 1.3 1.3 1.4 1.4 1.4 1.5
T&D Losses (%) 1) 12.15 10.34 9.74 9.72 9.70 9.68 9.66 9.64 9.62 9.60 9.58
PS GI&Dis (%) 1) 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06
Load Factor (%) 64.1 64.2 64.3 64.4 64.6 64.7 64.8 65.0 65.1 65.2 65.3
Peak Load (MW) 592 646 718 803 897 1,003 1,120 1,252 1,398 1,561 1,744
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================
Load Forecast
LoadWilayah Wilayah Suluttenggo
Forecast Suluttenggo

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Total Population (10^3) 5,661.1 5,742.7 5,824.6 5,903.1 5,984.6 6,064.5 6,144.0 6,224.5 6,303.7 6,382.1 6,459.5
- Growth Rate (%) 1.43 1.44 1.43 1.35 1.38 1.34 1.31 1.31 1.27 1.24 1.21
Growth of GDP (%) 7.5 7.5 7.4 7.4 7.4 7.4 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Electrification Ratio (%) 52.1 53.8 55.0 56.2 57.4 58.6 59.9 61.1 62.4 63.8 65.2

Energy Sales (GWh) 1,215.0 1,410.6 1,567.4 1,739.3 1,928.6 2,136.2 2,364.3 2,614.5 2,889.2 3,190.5 3,520.9
- Growth Rate (%) 5.5 16.1 11.1 11.0 10.9 10.8 10.7 10.6 10.5 10.4 10.4
-- Residential 691.9 791.0 891.2 1,000.9 1,122.0 1,254.7 1,400.5 1,560.3 1,735.6 1,927.7 2,137.9
-- Commercial 254.8 333.8 371.8 414.0 461.0 513.2 571.4 635.9 707.6 787.4 876.0
-- Public 154.9 165.5 176.7 188.8 201.6 215.2 229.7 245.2 261.6 279.2 297.8
-- Industrial 113.5 120.3 127.7 135.6 144.0 153.0 162.7 173.1 184.3 196.3 209.2

Power Contracted (MVA) 799.0 895.9 956.1 1,019.3 1,086.3 1,156.8 1,231.2 1,309.6 1,392.1 1,479.0 1,570.5
-- Residential 521.8 571.3 612.5 655.7 701.8 750.5 802.0 856.6 914.2 975.2 1,039.5
-- Commercial 140.8 181.3 193.3 206.0 219.6 233.9 249.1 265.0 281.9 299.6 318.3
-- Public 82.6 87.3 92.1 97.0 102.1 107.3 112.7 118.2 123.8 129.6 135.5
-- Industrial 53.9 56.0 58.3 60.5 62.8 65.1 67.5 69.8 72.3 74.7 77.2
29,960 40,367 32,012 32,641 34,191 35,202 36,322 37,615 38,753 39,963 41,151
Number of Customer 791,696 832,063 864,075 896,716 930,907 966,109 1,002,432 1,040,046 1,078,799 1,118,762 1,159,913
-- Residential 739,682 777,879 807,607 837,842 869,501 902,034 935,544 970,195 1,005,819 1,042,482 1,080,151
-- Commercial 27,306 28,798 30,383 32,066 33,853 35,750 37,765 39,905 42,182 44,602 47,174
-- Public 24,005 24,668 25,354 26,062 26,794 27,551 28,333 29,142 29,979 30,844 31,738
-- Industrial 704 718 731 746 760 774 789 804 819 834 850

Total Production (GWh) 3) 1,368.8 1,587.9 1,762.5 1,953.7 2,164.0 2,394.4 2,647.3 2,924.2 3,228.1 3,560.9 3,925.5
Energy Requirement (GWh) 1,335.9 1,549.6 1,719.9 1,906.5 2,111.7 2,336.5 2,583.2 2,853.4 3,149.9 3,474.7 3,830.3
Station Use (%) 2) 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
T&D Losses (%) 1) 8.98 8.91 8.81 8.71 8.61 8.51 8.41 8.31 8.22 8.12 8.02
PS GI&Dis (%) 1) 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06
Load Factor (%) 53.7 54.0 54.2 54.6 54.9 55.3 55.7 56.1 56.5 57.0 57.4
Peak Load (MW) 291 336 371 409 450 494 543 595 652 714 781
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================

459
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.3.1

PENJELASAN LAMPIRAN B3.1


PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
SULAWESI

Sudah Cukup jelas terlihat pada Lampiran B.3.1

460
NERACA DAYA & RINCIAN PENGEMBANGAN
Neraca Daya PEMBANGKIT SULAWESI
Neraca Daya Sistem
Sistem SulselSulsel
No. Kebutuhan dan Pasokan Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Kebutuhan
Produksi GWh 2,929 3,206 3,573 4,007 4,493 5,037 5,646 6,328 7,091 7,945 8,900
Faktor Beban % 66 66 66 66 66 66 66 66 67 67 67
Beban Puncak Bruto MW 511 558 620 694 777 869 972 1,087 1,216 1,360 1,520
2 Pasokan
Kapasitas Daya Terpasang MW 594 594 563 342 342 342 342 342 342 342 342
PLN
PLT A MW 146 146 14 6 146 1 46 14 6 146 146 1 46 146 14 6
PLT U MW 25 25
PLT G MW 70 70 70
PL T D MW 81 81 81
PLTD Sewa (HSD) MW 6 6
PLTD Sewa (MFO) MW 70 70 70
IPP
PLT G U MW 1 36 136 136 13 6 1 36 136 136 13 6 136 1 36 136
PLTD (Suppa) MW 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
3 Tambahan Kapasitas
PLN
On-going Project

Rencana
Relokasi PLTG PLTG
Bituang PLTP
Sulsel Barru (Perpres) P LT U 50 50
Takalar (Eks Spanyol) P LT U 10 0 100
Takalar (Perpres 2) PLTU 200 100
Bakaru II PLTA 63 63
Bonto Batu PLTA 100
Poko PLTA 234
IPP
On-going Project
Sengkang PLTG 60 60 -120
Sengkang PLTGU 18 0
Rencana
P o so PLT A 1 45
Malea PLTA 45 45
Sulsel - 1 PL T U 100 100
New PLTU PLTU 200
Lampiran B.3.2

Potensi Proyek
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

4 Jumlah Pasokan MW 654 714 793 967 1,067 1,267 1,467 1,575 1,783 2,017 2,217
5 Cad a n gan % 28 28 28 39 37 46 51 45 47 48 46

461
462
Neraca Daya
Neraca Daya Sistem
Sistem Sulut Sulut
No. Kebutuhan dan Pasokan Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Kebutuhan
Produksi GW h 735 870 965 1,069 1,183 1,309 1,447 1,598 1,764 1,947 2,148
Faktor Beban % 60 60 60 60 61 61 61 62 62 63 63
Lampiran B.3.2

Beban Puncak Bruto MW 140 165 183 202 223 245 269 296 324 355 392
Tenaga Listrik 2009-2018

2 Pasokan
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Daya Terpasang MW 220 240 180 106 106 106 106 106 106 106 106
PLN
PLTA MW 51 51 51 51 51 51 51 51 51 51 51
PLTM MW
PLTP MW 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
PLTD MW 89 89 89 15 15 15 15 15 15 15 15
Sewa PLTD (HSD) PLTD 20 20
Sewa PLTD (MFO) PLTD 20 40
IPP

3 Tambahan Kapasitas
PLN
On-going Project
Poigar PLTA
Rencana
New PLTG PLT G 35 35
Lobong PLTM 2
Lahendong III PLTP 20
Lahendong IV PLTP 20
Lahendong V PLTP 20
Lahendong Optimalisasi PLTP 25
Kotamobagu #1,2 PLTP 20 20
Sulut II (Perpres) PLTU 50
IPP
On-going Project
Mobuya PLTA 3
Rencana
PLTU Sulut PL T U 55 55
New PLTU PLT U 55
Sulut Infrastructure PLTU 25 25
Potensi Proyek

4 Jumlah Pasokan MW 223.5 265.1 255.0 286.0 331.0 351.0 371.0 426.0 481.0 516.0 571.0
5 Ca d an g an % 60 60 39 41 49 43 38 44 48 45 46
Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit
Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit Sulawesi
Sulawesi
(MW)
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
PLN
PLTU 195 241 122 116 110 784
PLTGU -
PLTG 170 5 15 10 35 235
PLTD 14 4 2 6 3 2 7 2 5 44
PLTP 20 45 75 5 40 185
PLTA - 4 - 14 5 14 8 63 163 234 - 504
Total -
IPP -
PLTU 56 70 55 125 185 55 145 300 991
PLTGU 180 180
PLTG 60 60
PLTD -
PLTP -
PLTA - - 3 164 - - - 45 45 - - 257
Total - 60 239 234 55 125 185 100 45 145 300 1,488
PLN+IPP -
PLTU - - 251 311 177 241 295 55 - 145 300 1,775
PLTGU - - 180 - - - - - - - - 180
PLTG - 60 170 5 - 15 - - 10 35 - 295
PLTD - 14 4 2 6 3 2 7 2 - 5 44
PLTP - - 20 45 75 5 40 - - - - 185
PLTA - 4 3 178 5 14 8 108 208 234 - 761
Total - 77 628 541 263 277 345 170 220 414 305 3,240

463
464
Neraca Daya Wilayah Sulselrabar
Sistem
Neraca Daya Wilayah Sulselrabar
Selayar Sistem Selayar
Lampiran B.3.2

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Tenaga Listrik 2009-2018

Kebutuhan
Rencana Usaha Penyediaan

Produksi Energi GW h 11.4 12.4 13.7 15.2 16.9 18.8 20.9 23.2 25.8 28.7 31.8
Beban Puncak MW 3.5 3.7 4.0 4.4 4.8 5.2 5.6 6.1 6.6 7.1 7.7
Load Faktor % 36.9 37.8 38.7 39.7 40.7 41.6 42.7 43.7 44.8 45.8 47.0
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 4.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5
Derating capacity 0.9 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
Daihatsu 0.50 1 PLTD 0.5
SWD 0.54 1 PLTD 0.5
MTU 1.06 1 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
Deutz 1.22 2 PLTD 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
Project PLN
Caterpillar (Ex Palopo) PLTD
Selayar (Rencana) 1.5 PLTD 2.0 2.0 2.0 2.0
Project IPP

Jumlah Efektif MW 4.8 5.9 5.9 5.9 7.9 7.9 9.9 9.9 11.9 11.9 11.9
Cadangan MW 1.7 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2
Pemeliharaan 1.2 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
Operasi 0.5 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Surplus/Defisit MW -0.4 -1.0 -1.3 -1.7 0.0 -0.4 1.1 0.7 2.1 1.6 1.0
Neraca Daya Wilayah Sulselrabar
Neraca Daya Wilayah
SistemSulselrabar
Kendari Sistem Kendari
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 195.6 213.5 237.2 265.3 296.5 331.5 370.5 414.0 462.5 516.7 577.1
Beban Puncak MW 38.2 41.6 46.2 51.7 57.7 64.5 72.0 80.5 89.8 100.3 112.0
Load Faktor % 58.5 58.5 58.6 58.6 58.6 58.7 58.7 58.7 58.8 58.8 58.8
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 39.8 39.8 26.4 26.4 26.4 26.4 26.4 10.7 10.7 10.7 10.7
Derating capacity 4.1 4.1 3.4 3.4 3.4 3.4 3.4 1.4 1.4 1.4 1.4
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
Wua-Wua PLTD
Daihatsu 2.80 2 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6
MAK 2.55 3 7.7 7.7 7.7 7.7 7.7 7.7 7.7
MAK 3.00 2 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
Caterpillar 4.70 1 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7
Lambuya
Deutz 1.20 2 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
Pembangkit PJB
Poasia PLTD 13.4 13.4
Pembangkit Sewa
Deutz (Wua-wua) PLTD 3.6 3.6 3.6 3.6
Sewa PLTD MFO PLTD 5.0 5.0 5.0
Project PLN
Kendari (Perpres) PLTU 20.0
Kendari (Perpres Tambahan) PLTU 15.0 15.0
Lainea PLTP 20.0
Project IPP
Kendari (Kemitraan) PLTU 20.0
Kendari (rencana) PLTU 25.0 25.0
Interkoneksi dengan sistem Sulsel
Jumlah Efektif MW 44.3 44.3 71.6 81.6
Cadangan MW 7.7 7.7 14.7 25.0
Pemeliharaan 4.7 4.7 10.0 15.0
Operasi 3.0 3.0 4.7 10.0
Surplus/Defisit MW -1.6 -5.0 10.7 4.9

465
466
Neraca Daya Wilayah Sulselrabar
Sistem
Neraca Daya Wilayah Sulselrabar
Kolaka Sistem Kolaka
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Lampiran B.3.2

Produksi Energi GW h 38.7 42.4 47.3 53.1 59.5 66.8 74.9 84.0 94.1 105.5 118.2
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Beban Puncak MW 10.2 11.0 12.2 13.6 15.2 16.9 18.8 20.9 23.3 25.9 28.8
Load Faktor % 43.5 43.9 44.2 44.5 44.8 45.2 45.5 45.9 46.2 46.6 46.9
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 10.4 10.4 10.4 10.4 10.4 10.4 10.4 10.4 10.4 10.4 10.4
Derating capacity 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 4.0 4.0 4.1 4.2 10.42
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
Daihatsu 0.52 1 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Daihatsu 0.50 2 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
SWD 0.34 2 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
MAK 2.54 2 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1
Niigata 1.05 3 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2
Pembangkit Sewa
Sewa PLTD MFO PLTD 4.0 4.0 4.0
Project PLN
Deutz (Ex Masamba) PLTD
Sabilambo (Rencana) PLTM 4.7
Kolaka (Perpres Tambahan) PLTU 10.0 10.0
Mikuasi PLTM 2.4

Interkoneksi dengan Sistem Sulsel Tahun 2012


Jumlah Efektif MW 11.0 10.9 25.5 33.8
Cadangan MW 3.5 3.5 12.5 12.5
Pemeliharaan 2.5 2.5 10.0 10.0
Operasi 1.0 1.0 2.5 2.5
Surplus/Defisit MW -1.7 -2.6 3.3 10.2
Neraca Daya Wilayah Sulselrabar
Neraca Daya Wilayah Sulselrabar
Sistem Raha Sistem Raha
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 23.7 26.0 28.9 32.4 36.4 40.8 45.7 51.3 57.4 64.4 72.1
Beban Puncak MW 5.3 5.8 6.4 7.2 8.0 9.0 10.0 11.2 12.5 14.0 15.7
Load Faktor % 51.1 51.2 51.4 51.5 51.7 51.8 52.0 52.1 52.3 52.4 52.6
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 10.1 10.1 10.1 3.9 3.9 3.9 3.9 3.9 3.9 3.9 3.9
Derating capacity 2.5 2.5 2.5 1.3 1.3 1.4 1.4 1.4 1.5 1.5 1.5
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
SWD 0.34 2 PLTD 0.7 0.7 0.7
Deutz 0.56 1 PLTD 0.6 0.6 0.6
Deutz 0.26 1 PLTD 0.3 0.3 0.3
Daihatsu 0.50 2 PLTD 1.0 1.0 1.0
MWM 0.27 1 PLTD 0.3 0.3 0.3
Caterpillar 0.40 1 PLTD 0.4 0.4 0.4
Deutz 0.56 1 PLTD
MAN 0.53 2 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
Mirless 2.86 1 PLTD 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel MFO PLTD 3.0 3.0 3.0
Project PLN
Daihatsu (Ex Sinjai) 0.5 PLTD
Deutz (Ex Palopo) 1.2 PLTD 2.0
Deutz (Ex Matekko) 1.2 PLTD 3.0
Daihatsu (Ex Palopo) 3.0 PLTD 2.5 2.5
New PLTD PLTD 5.0 5.0 5.0
Project IPP

Jumlah Efektif MW 7.6 7.6 9.6 10.1 10.1 12.5 17.5 17.5 17.4 22.4 27.4
Cadangan MW 4.1 4.1 4.1 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2
Pemeliharaan 2.9 2.9 2.9 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
Operasi 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Surplus/Defisit MW -1.9 -2.3 -1.0 -1.3 -2.1 -0.7 3.3 2.1 0.7 4.2 7.5

467
468
Neraca Daya Wilayah Sulselrabar
Neraca Daya Wilayah
Sistem Sulselrabar
Bau-BauSistem Bau-Bau
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 52.8 58.0 65.0 73.2 82.4 92.7 104.4 117.5 132.2 148.8 167.3
Beban Puncak MW 11.4 12.4 13.7 15.3 17.0 19.0 21.1 23.5 26.2 29.2 32.5
Load Faktor % 53.0 53.6 54.1 54.7 55.2 55.8 56.4 57.0 57.6 58.2 58.8
Lampiran B.3.2

Pasokan
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Terpasang MW 15.4 15.4 5.3 5.3 5.3 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
Derating capacity 2.5 2.5 1.6 1.6 1.6 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
SWD 0.34 2 PLTD
Daihatsu 0.52 2 PLTD
Deutz 0.56 2 PLTD 1.1 1.1
Daihatsu 1.25 2 PLTD 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Deutz 1.22 1 PLTD 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Cockeril 1.11 1 PLTD 1.1 1.1
Mirless 2.86 1 PLTD 2.9 2.9
Biwater 0.80 2 PLTM 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel MFO PLTD 5.0 5.0
Project PLN
Deutz (Ex Loka) PLTD 2.0
Deutz (Ex Jnp) PLTD 1.0
Rongi PLTM 0.8
Bau-Bau (Rencana) PLTU 7.0 7.0 7.0 7.0
Deutz (Ex Makale) PLTD 3.0
Project IPP
Bau-Bau (Mengatasi kritis) PLTU 14.0

Jumlah Efektif MW 12.9 12.9 21.5 24.5 24.5 29.1 36.1 36.1 36.1 43.1 50.1
Cadangan MW 3.9 3.9 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0
Pemeliharaan 2.9 2.9 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Operasi 1.0 1.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
Surplus/Defisit MW -2.3 -3.3 -2.2 -0.8 -2.5 0.1 5.0 2.6 -0.1 3.9 7.6
Neraca Daya Wilayah Sulselrabar
Neraca Daya Wilayah Wangi-Wangi
SistemSulselrabar Sistem Wangi-Wangi

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 6.2 6.8 7.7 8.7 9.8 11.1 12.5 14.1 16.0 18.0 20.4
Beban Puncak MW 1.3 1.5 1.6 1.9 2.1 2.4 2.7 3.0 3.4 3.8 4.3
Load Faktor % 53.0 53.1 53.1 53.2 53.2 53.3 53.4 53.4 53.5 53.6 53.6
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 3.1 3.1 2.6 2.6
Derating capacity 1.2 1.2 0.9 0.9
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
Deutz 0.10 3 PLTD 0.3 0.3
Deutz 0.22 1 PLTD 0.22 0.22
MWM 0.22 1 PLTD
Daihatsu 0.50 2 PLTD 1.0 1.0 1.0 1.0
SWD 0.54 3 PLTD 1.6 1.6 1.6 1.6
Project PLN
MAN (Ex Makale) PLTD 0.4
Daihatsu (Ex Makale) PLTD 0.5
MTU (Ex Makale) PLTD 0.7
W angi-W angi 1.0 PLTD 2.0 1.0 1.0

Jumlah Efektif MW 1.9 3.9 4.7 4.7 4.6 4.6 4.6 5.6 5.6 5.6 5.6
Cadangan MW 0.7 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Pemeliharaan 0.5 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Operasi 0.2 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Surplus/Defisit MW -0.1 1.0 1.6 1.4 1.0 0.7 0.4 1.1 0.7 0.3 -0.2

469
470
Neraca Daya Wilayah Suluttenggo
Sistem
Neraca Daya Wilayah Molibagu
Suluttenggo Sistem Molibagu

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 4.9 5.8 6 .4 7.1 7.9 8.7 9.7 10.7 11.8 13.0 14.4
Lampiran B.3.2

Beban Puncak MW 1.9 2.3 2.5 2.8 3.1 3.4 3.7 4.0 4.4 4.8 5.3
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Load Factor % 28.7 28.8 28.9 29.2 29.4 29.7 30.0 30.3 30.6 31.0 31.3
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2
Derating Capacity MW 1 .2 1.2 1 .2 1.2 1 .2 1.2 0 .8 0.8 0 .8 0.8 0 .8
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh Unit
DAF/DINAF 0.14 2 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Kom a tsu 0 .25 1 PLTD 0.3 0 .3 0.3 0 .3 0.3 0 .3 0.0 0 .0 0.0 0 .0 0.0
Caterpillar 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5
Deutz 0 .50 1 PLTD 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5
MAN 0 .50 1 PLTD 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5
MTU 0 .70 1 PLTD 0.7 0 .7 0.7 0 .7 0.7 0 .7 0.7 0 .7 0.7 0 .7 0.7
Project PLN
Milangodaa I 0.72 1 PLTM 0.7
Duminanga 0.53 1 PLTM 0.5
New PLTD PLTD 2.0 2 .0
Project IPP

Jumlah Kapasitas MW 1 .6 3.6 4 .8 4.8 4 .8 4.8 4 .7 4.7 6 .7 6.7 6 .7


Cadangan MW 1.2 1 .2 1.2 1 .2 1.2 1 .2 1.2 1 .2 1.2 1 .2 1.2
Pemeliharaan MW 0.7 0.7 0.7 0 .7 0.7 0 .7 0.7 0.7 0.7 0 .7 0.7
Operasi MW 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5
Surplus/Defisit (N-1) MW (1 . 1 ) 0.6 1 .6 1.3 1 .0 0.7 0 .3 (0.0) 1 .6 1.2 0 .7
Neraca Daya Wilayah Suluttenggo
Neraca Daya Wilayah
Sistem Suluttenggo
Tahuna Sistem Tahuna
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 20.5 24.3 27.0 30.0 33.3 36.9 40.9 45.3 50.2 55.5 61.4
Beban Puncak MW 5.7 6.8 7.5 8.3 9.1 10.0 10.9 12.0 13.1 14.3 15.7
Load Factor % 40.8 41.0 41.2 41.5 41.9 42.3 42.7 43.2 43.6 44.2 44.6
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 11.1 11.1 11.1 11.1 11.1 11.1 11.1 11.1 7 .9 7.9 7.9
Derating Capacity MW 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3 .6 3 .6 1 .6 1.6 1.6
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh Unit
PLTD Tahuna
Deutz 0.70 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0 .7 0 .7 0 .7 0.7 0.7
Deutz 0.56 1 PLTD 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0 .6 0 .6 0 .0 0.0 0.0
SW D 0.77 1 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.0 0.0 0.0
Daihatsu 0.25 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0 .3 0 .3 0 .0 0.0 0.0
SW D 0.34 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.0 0.0 0.0
MTU 1.10 1 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1 .1 1.1 1.1 1.1
Deutz 0.50 4 PLTD 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2 .0 2 .0 2 .0 2.0 2.0
MAN 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0 .5 0.5 0.5 0.5
PLTD Petta
Komatsu 0.70 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Deutz 0.26 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0 .3 0 .3 0 .0 0.0 0.0
Deutz 0.70 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0 .7 0 .7 0 .7 0.7 0.7
PLTD Lesabe
Deutz 0.10 2 PLTD 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0 .2 0 .2 0 .0 0.0 0.0
Deutz 0.27 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0 .3 0 .3 0 .0 0.0 0.0
MTU 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0 .5 0.5 0.5 0.5
PLTD Tamako
MTU 0.70 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Deutz 0.56 1 PLTD 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0 .6 0 .6 0 .0 0.0 0.0
PLTM Ulung Peliang
Alsthom 1.00 1 PLTM 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1 .0 1 .0 1 .0 1.0 1.0
Project PLN
Ulung Peliang II 0.28 1 PLTM 0.3
Belengan 1.21 1 PLTM 1.2
PLTU Tahuna 6.00 1 PLTU 6.0 6.0 6.0
Project IPP

Jumlah Kapasitas MW 7.5 7.5 7.5 7.5 13.8 21.0 21.0 21.0 19.7 25.7 25.7
Cadangan MW 1.8 1.8 1.8 1.8 7.1 7.1 7 .1 7 .1 7 .1 7.1 7.1
Pemeliharaan MW 1.1 1.1 1.1 1.1 6.0 6.0 6 .0 6 .0 6 .0 6.0 6.0
Operasi MW 0.7 0.7 0.7 0.7 1.1 1.1 1 .1 1 .1 1 .1 1.1 1.1
Surplus/Defisit (N-1) MW 0.7 (0.4) (1.1) (1.8) (1.3) 5.0 4.1 3.0 0.6 5.4 4.0

471
472
Neraca
Neraca Daya Wilayah
Daya Wilayah Suluttenggo
Suluttenggo Sistem Gorontalo
(Interkoneksi
Sistem Gorontalo Marisa & Buroko)
(Interkoneksi Marisa & Buroko)
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 1 37 .4 153.0 1 9 0 .7 210.1 2 31 .2 254.4 2 79 .7 30 7 . 3 337.5 370.5 406.6
Beban Puncak MW 28.9 31.9 42.4 46.3 50.5 55.0 59.9 65.3 71.0 77.3 84.1
Lampiran B.3.2

Load Factor % 54.3 54.7 51.4 51.8 52.3 52.8 53.3 53.8 54.2 54.7 55.2
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 39.4 39.4 34.2 34.2 34.2 34.2 34.2 34.2 34.2 34.2 34.2
Derating Capacity MW 13.5 13.5 16.8 16.8 16.8 16.8 16.8 16.8 16.8 16.8 16.8
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh Unit
PLTD Telaga
Daihatsu 0.50 2 PLTD 1 .0 1.0 0 .0 0.0 0 .0 0.0 0 .0 0.0 0 .0 0.0 0 .0
MAK 2 .50 5 PLTD 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5
MAK 2 .86 4 PLTD 11.4 11.4 11.4 11.4 11.4 11.4 11.4 11.4 11.4 11.4 11.4
PLTD Sewa
Sewatama I PLTD 5 .0 5.0
Sewatama II (Bantuan Pemda) PLTD 2.0 2 .0
PT Fitrah Mandiri (Pemda) PLTD 2.5 2.5
Sewatama III (Ex Palu) PLTD 5 .0 5.0
Sistem Marisa (Interkoneksi 2010)
PLTD Marisa PLTD 7.0 7 .0 7.0 7 .0 7.0 7 .0 7.0 7 .0 7.0
Sistem Buroko (Interkoneksi 2010)
PLTD Buroko PLTD 3.2 3 .2 3.2 3 .2 3.2 3 .2 3.2 3 .2 3.2
Project PLN
Mongango 1.20 1 PLTM 1.2
Bone I 10.50 1 PLTA 10.5
Bone II 5.50 1 PLTA 5.5
Kwandang Turbine Gas PLTG
Gorontalo Perpres 25.00 2 PLTU 25.0 25.0
Sewa MFO Gorontalo PLTD 7.0
Project IPP
Gorontalo (Gorontalo Energi) PLTU 6.0 6.0
Molotabu (Tenaga Listrik Gorontalo) PLTU 10.0 10.0
New PLTU PLTU 15.0 15.0

Jumlah Kapasitas MW 26.0 40.2 72.6 107.6 107.6 118.1 123.6 123.6 123.6 138.6 153.6
Cadangan MW 5.7 8 .9 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0
Pemeliharaan MW 2.9 6.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0
Operasi MW 2.9 2.9 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0
Surplus/Defisit (N-2) MW (8.6) (0.6) (19.8) 11.3 7.1 13.1 13.6 8.3 2.5 11.3 19.5
Neraca Daya Wilayah Suluttenggo
Neraca Daya Wilayah Suluttenggo Sistem Palu
(Interkoneksi
Sistem Palu Parigi &
(Interkoneksi Parigi
Poso) & Poso)
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 262 298 364 405 450 500 554 613 679 750 828
Beban Puncak MW 50 56 70 77 85 94 104 114 126 138 152
Load Factor % 60 60 60 60 60 61 61 61 62 62 62
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 81 81 73 73 73 73 73 73 73 73 73
Derating Capacity MW 20 20 14 14 14 14 14 14 14 14 14
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh Unit
PLTD Silae
MAK 8M-453AK 2.50 7 PLTD 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
N Zulser 12ZAV 40S 7.60 2 PLTD 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Hitachi 16ZAV 40S 11.00 1 PLTD 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
PLTD Sewa
Sewatama PLTD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PLTU Swasta (IPP)
PJPP 13.50 2 PLTU 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
Sistem Parigi (Interkoneksi 2007)
PLTD Parigi PLTD 11 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sistem Poso (Interkoneksi 2011)
PLTD Poso PLTD 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PLTM Poso PLTM 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Project PLN
Palu 15.00 2 PLTA 30
Merana PLTP 20
Bora PLTP 5
Palu 15.00 2 PLTU 30
Palu Turbin Gas PLTG 25
Project IPP
PJPP II 15.00 2 PLTU 15 15
Solewana I PLTA 18
Solewana II PLTA 18
Solewana III PLTA 18

Jumlah Kapasitas MW 62 62 77 141 179 179 199 199 229 229 254
Cadangan MW 25 25 25 33 33 33 33 33 33 33 33
Pemeliharaan MW 14 14 14 18 18 18 18 18 18 18 18

473
Operasi MW 11 11 11 15 15 15 15 15 15 15 15
Surplus/Defisit (N-2) MW (13) (19) (17) 30 60 51 62 51 70 57 69
Neraca Daya Wilayah Suluttenggo

474
Sistem Luwuk
Neraca Daya Wilayah Suluttenggo Sistem Luwuk
Pasokan/Kebutuhan Un i t 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 49.7 56.7 63.4 70.8 78.9 87.8 97.6 108.4 120.2 133.3 147.5
Beban Puncak MW 10.8 12.2 13.6 15.1 16.7 18.5 20.5 22.6 25.0 27.6 30.4
Load Factor % 52.7 53.0 53.2 53.5 53.8 54.1 54.4 54.6 54.9 55.2 55.5
Lampiran B.3.2

Pasokan
Tenaga Listrik 2009-2018

Kapasitas Terpasang MW 15.3 15.3 15.3 15.3 15.3 5 .4 5.4 5.4 5.4 5 .4 5.4
Rencana Usaha Penyediaan

Derating Capacity MW 5.1 5.1 5 .1 5.1 5 .1 0.0 0.0 0.0 0 .0 0.0 0 .0


Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh Unit
PLTD Luwuk
SWD DRO-216 K 0.34 2 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Komatsu SAA 6D-170 0.56 2 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Deutz BV 8M-628 1.22 2 PLTD 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
ABC 8E DZC-750-A 1.25 1 PLTD 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Deutz BV 8M-628 1.22 1 PLTD 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Komatsu SAA 6D-125 0.25 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
PLTM Hanga-Hanga
Barata Pelton 1.60 1 PLTM 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
PLTM Swasta (IPP)
PLTM Kalumpang 1.25 1 PLTM 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
PLTM Hanga-Hanga II 2.50 1 PLTM 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
PLTD Moilong
MAN 0.50 2 PLTD 1.0 1.0 1.0 1 .0 1.0 0 .0 0.0 0.0 0.0 0 .0 0.0
MTU 1.00 2 PLTD 2.0 2.0 2.0 2 .0 2.0 0 .0 0.0 0.0 0.0 0 .0 0.0
Project PLN
Luwuk 1.00 1 PLTM 1.0
Luwuk Turbin Gas 5.00 1 PLTG 5.0 5 .0 10.0 10.0
New PLTD Luwuk PLTD 4.0
Project IPP

Jumlah Kapasitas MW 10.2 14.2 15.2 20.2 25.2 30.4 30.4 30.4 40.4 40.4 40.4
Cadangan MW 2.9 2.9 3.2 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0
Pemeliharaan MW 1.6 1.6 1 .6 5.0 5 .0 5.0 5.0 5.0 5 .0 5.0 5 .0
Operasi MW 1.3 1.3 1 .6 5.0 5 .0 5.0 5.0 5.0 5 .0 5.0 5 .0
Surplus/Defisit (N-1) MW (2.2) 0.4 0.0 0.1 3 .5 6.8 4.9 2.7 10.4 7 .8 5.0
Neraca Daya Wilayah Suluttenggo
Neraca Daya Wilayah
Sistem Suluttenggo
Toli-Toli Sistem Toli-Toli
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 23.5 26.9 30.1 33.6 37.5 41.8 46.6 51.8 57.6 63.9 70.8
Beban Puncak MW 6.4 7.2 8.1 9.0 9.9 11.0 12.2 13.5 14.9 16.4 18.1
Load Factor % 42.1 42.4 42.6 42.8 43.1 43.3 43.6 43.8 44.1 44.3 44.6
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 9.7 9.7 9.7 9.7 9.7 9.7 9.7 9.7 9.7 9.7 9.7
Derating Capacity MW 3 .2 3.2 3.2 3.2 3 .2 3.2 3 .2 3.2 3 .2 3.2 3.2
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh Unit
PLTD Tolitoli
Deutz 0 .56 2 PLTD 1.1 1 .1 1.1 1 .1 1.1 1 .1 1.1 1 .1 1.1 1 .1 1.1
MTU 1 .00 1 PLTD 1.0 1 .0 1.0 1 .0 1.0 1 .0 1.0 1 .0 1.0 1 .0 1.0
Daihatsu 0.52 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Daihatsu 1.10 1 PLTD 1.1 1.1 1 .1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1 .1 1.1 1 .1
Daihatsu 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
SW D 0 .34 1 PLTD 0.3 0 .3 0.3 0 .3 0.3 0 .3 0.3 0 .3 0.3 0 .3 0.3
MTU 1 .00 1 PLTD 1.0 1 .0 1.0 1 .0 1.0 1 .0 1.0 1 .0 1.0 1 .0 1.0
Daihatsu 1.25 2 PLTD 2 .5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
PLTM Kolondom
Zulser hydro 0 .80 2 PLTM 1.6 1 .6 1.6 1 .6 1.6 1 .6 1.6 1 .6 1.6 1 .6 1.6
Project PLN
PLTU Tolitoli PLTU 6.0 6.0 6.0
New PLTD Tolitoli PLTD 2.0
Project IPP

Jumlah Kapasitas MW 6 .5 8.5 8.5 14.5 20.5 20.5 20.5 20.5 20.5 20.5 26.5
Cadangan MW 2.3 2 .3 2.3 2 .3 2.3 2.3 2.3 2 .3 2.3 2 .3 7.0
Pemeliharaan MW 1.3 1.3 1.3 1 .3 1.3 1 .3 1.3 1 .3 1.3 1.3 6.0
Operasi MW 1 .0 1.0 1 .0 1.0 1 .0 1.0 1 .0 1.0 1 .0 1.0 1 .0
Surplus/Defisit (N-1) MW (1 . 1 ) 0.0 (0 . 8 ) 4.3 9 .3 8.2 7 .1 5.8 4 .4 2.8 2 .4

475
476
Neraca Daya Wilayah Suluttenggo
Sistem
Neraca Daya Wilayah Suluttenggo
Leok Sistem Leyok
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 7.7 8.8 9 .9 11.1 12.4 13.9 15.5 17.3 19.3 21.5 23.9
Beban Puncak MW 3.3 3.7 4.2 4.6 5.1 5.7 6.3 6.9 7.7 8.5 9.3
Lampiran B.3.2

Load Factor % 26.6 26.9 27.1 27.4 27.7 27.9 28.2 28.5 28.8 29.0 29.3
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8 3.8
Derating Capacity MW 0 .8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0 .8 0.8 0 .8 0.8 0 .8
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh Unit
Deutz 0 .25 2 PLTD 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5
Deutz 0 .10 1 PLTD 0.1 0 .1 0.1 0 .1 0.1 0 .1 0.1 0 .1 0.1 0 .1 0.1
Deutz 0.50 1 PLTD 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0.5 0.5 0 .5
MTU 0 .50 1 PLTD 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5
Kom a tsu 0 .25 2 PLTD 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5
Deutz 0 .50 1 PLTD 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5
Deutz 0 .22 1 PLTD 0.2 0 .2 0.2 0 .2 0.2 0 .2 0.2 0 .2 0.2 0 .2 0.2
Caterpilar 1.00 1 PLTD 1 .0 1.0 1.0 1.0 1 .0 1.0 1 .0 1.0 1 .0 1.0 1 .0
Project PLN
New PLTD Leok PLTD 1.0 2 .5 2.5

Project IPP

Jumlah Kapasitas MW 3.0 4.0 4 .0 4.0 6 .5 9.0 9 .0 9.0 9 .0 9.0 9 .0


Cadangan MW 1.5 1 .5 1.5 1 .5 1.5 1.5 1.5 1 .5 1.5 1 .5 1.5
Pemeliharaan MW 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1 .0 1.0 1.0 1.0 1 .0 1.0
Operasi MW 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5
Surplus/Defisit (N-1) MW (1 . 2 ) (0.7) (1 . 1 ) (1.6) 0 .4 2.4 1 .8 1.1 0 .4 (0.4) (1 . 3 )
Reserve Margin % 16.3 29.3 16.1 4.5 43.0 73.1 56.4 41.5 28.1 16.1 5.3
Neraca Daya Wilayah Suluttenggo
Neraca Daya Wilayah
Sistem Suluttenggo
MoutongSistem Moutong
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 15.2 17.4 19.4 21.6 24.1 26.8 29.8 33.0 36.6 40.6 44.9
Beban Puncak MW 4.8 5.5 6.1 6.8 7.5 8.3 9.2 10.2 11.2 12.4 13.6
Load Factor % 36.0 36.2 36.3 36.5 36.6 36.8 36.9 37.1 37.2 37.4 37.6
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 8.3 8 .3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8 .3 8.3 8 .3 8.3
Derating Capacity MW 3.5 3 .5 3.5 3 .5 3.5 3 .5 3.5 3 .5 3.5 3 .5 3.5
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh Unit
PLTD Moutong 8 PLTD 4.0 4 .0 4.0 4 .0 4.0 4 .0 4.0 4 .0 4.0 4 .0 4.0
PLTD Palasa 10 PLTD 1.9 1 .9 1.9 1 .9 1.9 1 .9 1.9 1 .9 1.9 1 .9 1.9
PLTD Kotaraya 7 PLTD 2 .4 2.4 2 .4 2.4 2 .4 2.4 2 .4 2.4 2 .4 2.4 2 .4
Project PLN
PLTM Tomini II PLTM 1.5
New PLTD Moutong PLTD 1 .0 1.5 2 .0 2.0
Project IPP
New PLTU PLTU 5.0 5.0

Jumlah Kapasitas MW 4.7 6.2 7.2 8.7 8.7 10.7 12.7 12.7 12.7 17.7 22.7
Cadangan MW 1.7 1 .7 1.7 1 .7 1.7 1 .7 1.7 1 .7 1.7 6 .0 6.0
Pemeliharaan MW 1 .0 1.0 1 .0 1.0 1 .0 1.0 1 .0 1.0 1 .0 5.0 5 .0
Operasi MW 0 .7 0.7 0 .7 0.7 0 .7 0.7 0 .7 0.7 0 .7 1.0 1 .0
Surplus/Defisit (N-1) MW (1.1) (0 .2 ) 0 .1 1.0 0.2 1.4 2.5 1.6 0.5 0.4 4.1

477
478
Neraca Daya Wilayah Suluttenggo
Neraca Daya Wilayah
Sistem Suluttenggo
KolonedaleSistem Kolonedale
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 8.5 9.6 10.7 11.9 13.2 14.6 16.2 17.9 19.7 21.7 24.0
Lampiran B.3.2

Beban Puncak MW 2.1 2.4 2.7 2.9 3.2 3.6 3.9 4.3 4.7 5.2 5.7
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Load Factor % 45.6 45.8 46.0 46.3 46.5 46.8 47.0 47.2 47.5 47.7 48.0
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 3.1 3 .1 3.1 3 .1 3.1 3 .1 3.1 3 .1 3.1 3 .1 3.1
Derating Capacity MW 1.4 1 .4 1.4 1 .4 1.4 1 .4 1.4 1 .4 1.4 1 .4 1.4
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh Unit
Deutz 0 .26 2 PLTD 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5
Deutz 0 .25 2 PLTD 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5
Komatsu 0 .25 1 PLTD 0.3 0 .3 0.3 0 .3 0.3 0 .3 0.3 0 .3 0.3 0 .3 0.3
MW M 0 .10 1 PLTD 0.1 0 .1 0.1 0 .1 0.1 0 .1 0.1 0 .1 0.1 0 .1 0.1
Deutz 0 .10 1 PLTD 0.1 0 .1 0.1 0 .1 0.1 0 .1 0.1 0 .1 0.1 0 .1 0.1
Deutz 0 .18 1 PLTD 0.2 0 .2 0.2 0 .2 0.2 0 .2 0.2 0 .2 0.2 0 .2 0.2
MW M 0 .50 1 PLTD 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5 0 .5 0.5
MTU 0 .70 1 PLTD 0.7 0 .7 0.7 0 .7 0.7 0 .7 0.7 0 .7 0.7 0 .7 0.7
Scania (Pemda) 0 .25 1 PLTD 0.3 0 .3 0.3 0 .3 0.3 0 .3 0.3 0 .3 0.3 0 .3 0.3
Project PLN
New PLTD PLTD 2 .0 2 .0
Project IPP
W awopada 1.80 2 PLTM 3.6

Jumlah Kapasitas MW 1.7 1.7 5.3 5.3 5.3 7.3 7.3 7.3 7.3 9.3 9.3
Cadangan MW 1 .2 2 .5 2 .5 2 .5 2 .5 2 .8 2 .8 2 .8 2 .8 2 .8 2 .8
Pemeliharaan MW 0 .7 1.8 1 .8 1.8 1 .8 1.8 1 .8 1.8 1 .8 1.8 1 .8
Operasi MW 0 .5 0.7 0 .7 0.7 0 .7 1.0 1 .0 1.0 1 .0 1.0 1 .0
Surplus/Defisit (N-1) MW (1.2) (2 .5 ) 0 .8 0.5 0.2 1.9 1.5 1 .2 0.7 2.3 1.8
Reserve Margin % 45.8 29.2 152.3 128.3 106.9 143.8 121.5 101.5 83.5 105.7 87.6
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.3.2

PENJELASAN LAMPIRAN B.3.2


NERACA DAYA REGION SULAWESI

1. Neraca Daya Sistem Sulawesi Selatan

• Sistem Sulawesi Selatan (sistem Sulsel) memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi, yaitu diproyeksikan
rata-rata tumbuh sebesar 11,5% per tahun sampai dengan tahun 2018. Porsi antara pembangkit PLN
dan IPP pada sistem Sulsel cukup berimbang dengan total kapasitas terpasang saat ini sebesar 654 MW,
terdiri atas pembangkit PLN sebesar 398 MW dan IPP sebesar 256 MW.
• Sampai dengan tahun 2010 tambahan pembangkit baru yang dapat terealisasi diperkirakan hanya dari
IPP yaitu extension PLTG/U Sengkang 2x60 MW, sementara proyek percepatan tahap I yaitu PLTU Sulsel
barru 2x50 MW yang rencananya beroperasi tahun 2010 dan 2011 kemungkinan besar mengalami keter-
lambatan.
• Tambahan pembangkit-pembangkit baru yang merupakan proyek IPP lainnya diperkirakan dapat selesai
tepat waktu, yaitu sebagai berikut :
- PLTA Poso 145 MW status saat ini sudah financial closing, progres pekerjaan di lapangan sudah men-
capai 46% dan diperkirakan dapat beroperasi pada bulan Mei 2011.
- PLTU Sulsel-1 (PLTU Jeneponto) dengan kapasitas 2x100 MW status saat ini sedang dalam proses
pencapaian financial closing. Proyek ini direncanakan beroperasi pada tahun 2013 dan 2014.
- PLTA Malea 2x45 MW direncanakan beroperasi tahun 2015 dan 2016. Status saat ini sudah mendapat-
kan persetujuan penunjukan langsung. Dilihat dari segi jadwal implementasinya, proyek ini dapat sele-
sai tepat waktu.
• Rencana kebutuhan cadangan yang cukup tinggi hingga mencapai 51% pada tahun 2013 disebabkan
karena :
- Sistem Sulsel memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.
- Mengantisipasi keterlambatan penyelesaian proyek yang kemungkinan besar dialami proyek-proyek
pembangkit yang dibangun PLN.
- Mengantisipasi penurunan kemampuan PLTA akibat pengaruh musim kering. Sebagaimana diketahui
cukup banyak PLTA pada sistem Sulsel dimana kemampuan produksi PLTA tersebut dipengaruhi oleh
kondisi musim.
• Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :
- Proyek PLTU percepatan tahap I, yaitu PLTU Sulsel Barru 2x50 MW, merupakan proyek yang strategis
karena selain proyek-proyek ini akan dapat mengatasi kekurangan pasokan daya yang saat ini terjadi
juga sekaligus akan mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit yang eksisting.
- Proyek PLTU program percepatan tahap II, yaitu PLTU Takalar 3x100 MW, proyek ini sangat penting
untuk memenuhi peningkatan permintaan jangka menengah yaitu periode 2011-2014.

479
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.3.2

- PLTG/U Sengkang IPP extension 2x60 MW, proyek ini akan mengatasi kekurangan pasokan daya
sampai dengan tahun 2010.
- PLTA Poso IPP 145 MW.

2. Neraca Daya Sistem Sulawesi Utara

• Sistem Sulawesi Utara (sistem Sulut) memiliki potensi pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu diproyeksikan
rata-rata tumbuh sebesar 10,8% pertahun sampai dengan tahun 2018.
• Kondisi keseimbangan antara pasokan dan permintaan pada sistem Sulut sampai dengan tahun 2010 rela-
tif lebih aman dengan masuknya proyek percepatan tahap I, yaitu PLTU Sulut II 2x25 MW yang berlokasi
di Amurang. PLTU Sulut II ini diperkirakan dapat selesai tepat waktu yaitu tahun 2010.
• Proyek pembangkit berikutnya setelah PLTU Sulut II yang diperkirakan dapat selesai tepat waktu adalah
PLTP Lahendong IV 1x20 MW apabila proyek ini dibangun oleh PLN mengingat sumber dana sudah terse-
dia dari Loan ADB 1982 – INO. Proyek ini direncanakan beroperasi tahun 2011. Berdasarkan alasan terse-
but PLN berkeinginan untuk tetap membangun PLTP Lahendong IV ini.
• Proyek-proyek pembangkit lainnya baik yang akan dibangun oleh PLN maupun swasta (IPP) berpotensi
mengalami keterlambatan penyelesaian, yaitu antara lain :
_ New PLTG 1x35 MW rencana operasi tahun 2011, proyek ini baru pada tahap rencana, belum ada
kepastian sumber dana.
_ PLTU Sulut Infrastruktur (IPP) dengan kapasitas 2x25 MW rencana operasi tahun 2011 dan 2012 di-
perkirakan akan mengalami keterlambatan mengingat status saat ini baru pada tahap pra-qualifikasi.
_ PLTP Lahendong Optimalisasi 1x25MW rencana operasi tahun 2011, status saat ini baru pada tahap
rencana, belum ada kepastian baik pengembangnya (PLN atau IPP) maupun sumber dananya.
• Rencana kebutuhan cadangan yang cukup tinggi hingga mencapai 49% pada tahun 2012 disebabkan
karena :
- Sistem Sulut memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi.
- Mengantisipasi keterlambatan penyelesaian proyek baik yang dibangun PLN maupun swasta IPP.
• Proyek-proyek strategis yang perlu direalisasikan tepat waktu adalah :
- Proyek PLTU percepatan pahap I, yaitu PLTU Sulut II 2x25 MW, merupakan proyek yang strategis
karena selain proyek ini akan memasok permintaan tenaga listrik pada tahun 2010, juga sekaligus
akan mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit yang eksisting.
- Proyek PLTP Lahendong IV 1 x 20 MW.
- PLTU IPP Sulut Infrastruktur 2 x 25 MW.

480
NERACA ENERGI & PROYEKSI
KEBUTUHAN BAHAN BAKAR SULAWESI
Proyeksi Neraca Energi
Proyeksi Neraca Energi Sulawesi
Sulawesi
(GWh)
Tahun HSD MFO Gas Batubara Hydro Geot. Jumlah
2008 782 915 1,461 142 1,094 298 4,693
2009 796 833 1,883 171 1,117 421 5,222
2010 369 704 1,932 1,343 1,243 216 5,807
2011 316 7 1,955 1,558 2,043 605 6,485
2012 386 6 1,979 2,061 2,095 711 7,238
2013 341 0 2,008 2,751 2,147 831 8,077
2014 321 - 2,025 3,404 2,170 1,088 9,009
2015 334 - 2,028 3,469 3,074 1,141 10,046
2016 362 - 2,036 3,574 4,081 1,146 11,199
2017 389 - 2,049 3,940 4,944 1,159 12,482
2018 566 1 2,049 5,122 5,004 1,165 13,907
Lampiran B.3.3
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

481
482
Proyeksi Kebutuhan Energi Primer
Lampiran B.3.3

Proyeksi Kebutuhan Energi Primer Sulawesi


Sulawesi
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

HSD MFO Gas Batubara


Tahun
10^3 kL 10^3 kL bcf 10^3 ton
2008 245 240 4,140 96
2009 370 227 6,115 116
2010 269 168 6,013 970
2011 97 2 6,721 1,042
2012 118 1 5,689 1,318
2013 103 0 4,967 1,712
2014 96 0 4,306 2,099
2015 101 0 4,124 2,176
2016 109 0 3,975 2,326
2017 117 0 3,582 2,659
2018 171 0 3,561 3,438
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.3.3

PENJELASAN LAMPIRAN B3.3


KEBUTUHAN ENERGI PRIMER

Produksi Energi

Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka
produksi energi berdasarkan jenis energi primer di sistem Sulawesi adalah Lampiran B3.3.

Produksi energi pada Lampiran B3.3 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan meng-
gunakan ProSym dengan asumsi harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
- Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, dan ba-
tubara = USD 90/ton.
- Ketersediaan gas alam hanya berdasarkan pada kontrak yang ada.
- Ketersediaan batubara tidak terbatas.
- Pemanfaatan tenaga panas bumi dan tenaga air sesuai dengan proyek PLTP dan PLTA pada neraca
daya.

Lampiran B3.3 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Peranan MFO yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 915 GWh, akan sangat berkurang
menjadi sekitar 1 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena berakhirnya kontrak PLTD sewa dan pen-
galihan beban dari sistem isolated ke grid, sehingga peranannya digantikan oleh PLTU batubara dan
pembangkit geothermal yang mulai beroperasi pada tahun 2010.
b. Peranan HSD yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu 782 GWh akan secara bertahap berkurang
menjadi sekitar 566 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena berhentinya pengoperasian sebagian
PLTD HSD baik pada sistem isolated (yang beralih ke grid) maupun PLTD yang tersambung ke grid. Peng-
gunaan HSD untuk jangka panjang tidak menjadi habis karena di Sulawesi masih tetap dibutuhkan adanya
banyak pembangkit isolated.
c. Peranan pembangkit gas meningkat dari 1.461 GWh pada tahun 2008 menjadi 2.049 GWh pada tahun
2018. Hal ini karena adanya penambahan kapasitas pembangkit gas oleh swasta dan ketersediaan gas
diasumsikan selalu ada.
d. Peranan pembangkit batubara akan menjadi dominan, yaitu dari hanya 142 GWh pada tahun 2008 (PLTU
IPP Palu) akan naik 36 kali lipat menjadi 5.122 GWh pada tahun 2018 atau 36,8% dari total produksi. Hal
ini terjadi karena besarnya penambahan kapasitas PLTU batubara, yang pada tahun 2008 hanya 27 MW
akan menjadi 1.775 MW pada tahun 2018.

483
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.3.3

e. Peranan pembangkit hidro semakin meningkat khususnya di Sulawesi Selatan, yaitu dengan masuknya
beberapa proyek PLTA berikut: Bakaru II, Bonto Batu, Poko, Poso dan Malea. Bakaru II dan Poko meru-
pakan pembangkit beban puncak sedangkan ketiga PLTA lainnya merupakan pembangkit beban menen-
gah/dasar.
f. Peranan tenaga panas bumi semakin meningkat khususnya di Sulawesi Utara, dengan akan beropera-
sinya PLTP Lahendong IV dan V, Kotamobagu dan optimalisasi Lahendong.

Kebutuhan Bahan Bakar

Kebutuhan energi primer di sistem Sulawesi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat pada
Lampiran B3.3.

Kebutuhan HSD semakin turun yaitu dari 0,24 juta liter pada tahun 2008 menjadi 0,1 juta liter pada tahun 2011,
kemudian naik kembali menjadi 0,17 juta liter pada tahun 2018 sesuai dengan produksi energi listrik pada ke-
terangan di atas. Sedangkan pemakaian MFO menjadi sangat kecil mulai tahun 2012 karena hanya digunakan
untuk mengoperasikan sedikit PLTD skala kecil tersebar.

Pemakaian gas di Sulawesi hanya dilakukan oleh pembangkit IPP, yaitu PLTGU Sengkang dan diasumsikan
pasokan gas tetap ada hingga tahun 2018.

Volume pemakaian batubara meningkat dari 0,01 juta ton pada tahun 2008 (yaitu pemakaian PLTU IPP skala
kecil Palu) menjadi 3,4 juta ton pada tahun 2018 atau meningkat 35 kali lipat.

484
RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN SULAWESI
Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI
Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI Sulawesi
Sulawesi
(kms)
Tegangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah
500 kV AC - - - - - - - - - - - -
500 kV DC - - - - - - - - - - - -
275 kV - - -
150 kV 295 507 1,223 841 470 74 8 180 90 32 8 3,728
70 kV 105 50 4 - 159
Total 400 507 1,273 845 470 74 8 180 90 32 8 3,887

(MVA)
Tegangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah
500/275 kV -
275/150 kV -
150/20 kV 290 480 570 280 360 150 260 210 380 126 210 3,316
70/20 kV 50 80 70 20 220
Total 340 560 570 280 360 150 330 210 400 126 210 3,536
Lampiran B.3.4
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

485
486
Pengembangan
PENGEMBANGAN Transmisi Sulawesi
TRANSMISI SULAWESI
No. Area Dari Ke Tegangan Conductor kms Fx Lx Jumlah COD Status Keterangan
Lampiran B.3.4

1 Sulutenggo Lopana Kotamubagu/Otam 150 k V 2 nd cct, 1 HAW K 71 0.95 0.20 1.15 2008 2nd circuit
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

2 Sulutenggo PLTU PJPP Parigi 70 kV 1 st cct, 1 HAW K 53 2.87 1.30 4.17 2008
3 Sulutenggo Parigi Talise 70 kV 2 nd cct, 1 HAW K 53 1.41 0.29 1.70 2008
4 Sulutenggo Lopana Telling (New 150 kV) 150 k V 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 96 3.91 3.91 7.83 2009
5 Sulutenggo Telling (New 150 kV) Ranomut Baru 150 kV (Paniki) 150 kV 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 16 0.65 0.23 0.89 2009
6 Sulutenggo PLTU Gorontalo Energi (IPP) Botupingge 150 k V 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 70 2.85 1.02 3.88 2010 1 st circuit
7 Sulutenggo Isimu Botupingge 150 k V 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 90 3.67 1.32 4.99 2010 2nd circuit
8 Sulutenggo Isimu Marissa 150 k V 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 220 8.97 3.22 12.19 2010
9 Sulutenggo PLTU Gtalo (Perpres)/Kwandang Incomer 150 k V 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 24 0.98 0.35 1.33 2010
10 Sulutenggo Isimu Buroko 150 k V 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 140 5.71 2.05 7.76 2010
11 Sulutenggo PLTU 2 Sulut (Perpres) Lopana 150 k V 2cct, ACSR 2 x 240 mm2 36 1.47 0.53 1.99 2010
12 Sulutenggo Ranomut Baru 150 kV (Paniki) Bitung Baru 150 kV ( Kema ) 150 kV 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 56 2.28 0.82 3.10 2010
13 Sulutenggo Kotamubagu/Otam Lolak (New) 150 k V 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 72 2.93 1.05 3.99 2010
14 Sulutenggo Talise Pasang Kayu 150 k V 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 140 5.71 2.05 7.76 2010
15 Sulutenggo PLTA Poso Parigi 150 k V 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 280 11.41 4.10 15.51 2011
16 Sulutenggo Lolak Buroko 150 k V 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 210 8.56 3.07 11.63 2011
17 Sulutenggo Bintauna Tapping 150 k V 2cct, ACSR 1 x 240 mm3 1 0.04 0.01 0.06 2011
18 Sulutenggo PLTU Palu (Kemitraan) Incomer (Talise - Pasang Kayu) 150 kV 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 20 0.82 0.29 1.11 2011
19 Sulutenggo PLTP Kotamubagu Kotamubagu/Otam 150 kV 2cct, ACSR 1 x 240 mm3 20 0.82 0.29 1.11 2011
21 Sulutenggo PLTU Infrastructure (IPP) Incomer (Bitung - Sawangan) 70 kV 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 4 0.16 0.06 0.22 2011
20 Sulutenggo PLTU Sulut (IPP) PLTU 2 Sulut (Perpres) 150 kV 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 8 0.33 0.12 0.44 2014
22 Sulutenggo New PLTU PLTU 2 Sulut (IPP) 150 k V 2cct, ACSR 1 x 240 mm2 8 0.33 0.12 0.44 2018
Lanjutan
No. Area Dari Ke Tegangan Conductor kms Fx Lx Jumlah COD Status Keterangan
23 Sulselra Majene Mamuju 150 k V 2 cct, 1 HAW K 224 9.13 3.28 12.41 2008
24 Sulselra Sidrap Maros (New) 150 k V 2 cct, 2 x Zebra 308 23.74 6.60 30.34 2009
25 Sulselra Maros (New) Sungguminasa 150 k V 2 cct, 2 x Zebra 64 4.93 1.37 6.30 2009
2
26 Sulselra Tanjungbunga Bontoala 150 k V 1 cct, UGC 400 mm 23 35.08 5.07 40.14 2009 Cable
27 Sulselra Sengkang Siwa /Kera (New) 150 k V 2 cct, 2 x Zebra 130 10.02 2.78 12.81 2010
28 Sulselra Siwa/Kera (New) Palopo 150 k V 2 cct, 1 HAW K 160 6.52 2.34 8.86 2010
29 Sulselra Sengkang Sidrap 150 k V 2 cct, 2 x Zebra 70 5.40 1.50 6.90 2010
2
30 Sulselra Tallo Lama Bontoala 150 k V 2 cct, UGC 240 mm 10 15.25 2.20 17.45 2010 Cable
31 Sulselra PLTU Sulsel (Perpres)/Barru Incomer 2 phi 150 k V 2 cct, 1 HAW K 5 0.19 0.07 0.26 2010
32 Sulselra PLTU NII Tanasa Kendari 70 kV 2 cct, 1 HAW K 50 2.04 0.73 2.77 2010
33 Sulselra Mamuju Pasang Kayu 150 k V 2 cct, 1 HAW K 160 6.52 2.34 8.86 2011
34 Sulselra Kendari Unahaa (New) 150 k V 2 cct, 1 HAW K 70 2.85 1.02 3.88 2011
35 Sulselra PLTU Kolaka (Perpres tambahan) Kolaka 150 k V 2cct, 1 HAW K 40 1.63 0.59 2.22 2011
36 Sulselra PLTU Takalar (Perpres 2) Tip. 157 150 k V 2 cct, 2 x Zebra 20 3.08 0.86 3.94 2011
37 Sulselra PLTU Takalar (Perpres 2) Tip. 158 150 k V 2 cct, 1 HAW K 20 0.82 0.29 1.11 2011
38 Sulselra Palopo W otu (New) 150 k V 2 cct, 1 HAW K 170 6.93 2.49 9.42 2012
39 Sulselra W otu (New) Malili (New) 150 k V 2 cct, 1 HAW K 100 4.08 1.46 5.54 2012
40 Sulselra Unahaa Kolaka (New) 150 k V 2 cct, 1 HAW K 200 8.15 2.93 11.08 2012
41 Sulselra PLTU Jeneponto (IPP-Bosowa) PLTU Takalar (Perpres 2) 150 kV 2 cct, 2 x Zebra 4 0.31 0.09 0.39 2013 IPP
42 Sulselra PLTA Malea Makale 150 k V 2 cct, 1 x Zebra 70 3.53 3.53 7.07 2013 IPP
43 Sulselra PLTA Bakaru II Sidrap 150 k V 2 cct, 2 x Zebra 180 27.75 7.71 35.46 2015
44 Sulselra PLTA Bonto Batu Makale 150 k V 2 cct, 1 x Zebra 70 3.53 3.53 7.07 2016
45 Sulselra PLTA Poko PLTA Bakaru II 150 k V 2 cct, 2 x Zebra 20 1.54 0.43 1.97 2016
46 Sulselra PLTU Lakatong (IPP) Takalar 150 k V 2 cct, 1 HAW K 16 0.65 0.23 0.89 2017
47 Sulselra New PLTU Takalar 150 k V 2cct, 2 x Zebra 16 1.23 0.34 1.58 2017

Jumlah 3,887 251.74 80.20 331.94

487
488
PENGEMBANGAN Gardu Induk
PengembanganGARDU INDUKSulawesi
SULAWESI
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kapasitas Fx Lx Jumlah COD
1 Suluttenggo Bitung 70/20 kV Extension 30 1.08 0.18 1.26 2008
2 Suluttenggo Talise Ext LB 70/20 kV Extension 1 LB 0.40 0.07 0.47 2008
3 Suluttenggo PLTU Tawaeli Ext LB 70/20 kV Extension 1LB 0.40 0.07 0.47 2008
4 Suluttenggo Parigi (GI Baru) 70/20 kV New 20 2.03 0.35 2.38 2008
5 Suluttenggo Telling (GIS 150 kV Baru) 150/20 kV New 60 3.42 0.58 4.00 2009
Lampiran B.3.4

6 Suluttenggo Lopana Ext 2 LB 150/20 kV Extension 2 LB 2.11 0.36 2.47 2009


Tenaga Listrik 2009-2018

7 Suluttenggo Telling (GIS 150 kV Baru) 150/70 kV New 60 1.60 0.86 2.46 2009
Rencana Usaha Penyediaan

8 Suluttenggo Tomohon 150/70 kV Extension 60 1.60 0.86 2.46 2009


9 Suluttenggo Ranomut Baru 150 kV(Paniki) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009
10 Suluttenggo Telling Ext 2 LB 150/20 kV Extension 2 LB 2.11 0.36 2.47 2009
11 Suluttenggo Botupingge (GI Baru) 150/20 kV New 30 4.35 0.74 5.09 2010
12 Suluttenggo PLTU Gorontalo Baru /Anggrek 150/20 kV New 20 2.03 0.35 2.38 2010
13 Suluttenggo Isimu (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
14 Suluttenggo Marissa GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
15 Suluttenggo Otam/kotamubagu 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2010
16 Suluttenggo Bitung Baru 150 kV (Kema) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
17 Suluttenggo Ranomut Baru 150 kV(Paniki) 150/20 kV Extension 2 LB 2.11 0.36 2.47 2010
18 Suluttenggo Lolak (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
19 Suluttenggo Otam Ext LB 150/20 kV Extension 2 LB 2.11 0.36 2.47 2010
20 Suluttenggo Botupingge 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2010
21 Suluttenggo Buroko (GI Baru) 150/20 kV New 20 2.03 0.35 2.38 2010
22 Suluttenggo Pasang Kayu (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
23 Suluttenggo Talise Ext LB 150/70 kV New 60 1.60 0.86 2.46 2010
24 Suluttenggo Parigi Ext LB 150/70 kV New 60 1.60 0.86 2.46 2010
25 Suluttenggo Poso (GI Baru) 150/20 kV New 20 2.03 0.35 2.38 2010
26 Suluttenggo Kawangkoan 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2011
27 Suluttenggo Buroko 150/20 kV Extension 2 LB 2.11 0.36 2.47 2011
28 Suluttenggo Bintauna (GI Tapping) 150/20 kV New 20 2.03 0.35 2.38 2011
29 Suluttenggo Lolak 150/20 kV Extension 2 LB 2.11 0.36 2.47 2011
30 Suluttenggo Kotamubagu 150/20 kV Extension 2 LB 2.11 0.36 2.47 2011
31 Suluttenggo Ranomut Baru 150 kV(Paniki) 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2012
32 Suluttenggo Tomohon 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2013
33 Suluttenggo Bitung Baru 150 kV (Kema) 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2013
34 Suluttenggo Talise 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2013
35 Suluttenggo Tasik Ria 70/20 kV Extension 30 1.08 0.18 1.26 2014
36 Suluttenggo Parigi 150/20 kV Extension 20 0.98 0.17 1.15 2014
37 Suluttenggo Bitung Baru 150 kV (Kema) 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
38 Suluttenggo Botupingge 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
39 Suluttenggo Sawangan 70/20 kV Extension 20 0.87 0.14 1.01 2016
40 Suluttenggo Telling 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2016
41 Suluttenggo Talise 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2016
42 Suluttenggo Poso 150/20 kV Extension 20 0.98 0.17 1.15 2016
43 Suluttenggo Otam/kotamubagu 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2017
Lanjutan
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kapasitas Fx Lx Jumlah COD
44 Sulselra Tallo Lam a 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2008
45 Sulselra Bontoala 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2008
46 Sulselra Panakkukang 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2008
47 Sulselra Tanjung Bunga 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2008
48 Sulselra Mamuju (GI Baru) 150/20 kV New 20 2.03 0.35 2.38 2008
49 Sulselra Majene Ext LB 150/20 kV Extension 3LB 3.16 0.54 3.70 2008
50 Sulselra Sidrap 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2008
51 Sulselra Maros (GI Baru) 150/20 kV New 30 4.35 0.74 5.09 2009
52 Sulselra Sidrap Ext LB 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2009
53 Sulselra Sungguminasa Ext LB 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2009
54 Sulselra Tello 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2009
55 Sulselra Bontoala (Uprating 150 kV) 150/20 kV New 60 2.85 0.49 3.34 2009
56 Sulselra Tanjung Bunga Ext LB 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2009
57 Sulselra Sungguminasa 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2009
58 Sulselra Pare-pare 150/20 kV Relokasi 30 0.00 0.00 0.00 2009
59 Sulselra Bulukum ba 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2009
60 Sulselra PLTU Nii Tanasa 70/20 kV New 20 2.03 0.35 2.38 2009
61 Sulselra Kendari 70/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2009
62 Sulselra Kendari 70/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2009
63 Sulselra Barru 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2010
64 Sulselra Polm as 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2010
65 Sulselra Siwa/Kera (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2010
66 Sulselra Palopo Ext LB 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2010
67 Sulselra Sengkang Ext LB 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2010
68 Sulselra Sengkang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2010
69 Sulselra Jeneponto 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2010
70 Sulselra Takalar/Tallasa 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2011
71 Sulselra Pare-pare 150/20 kV Relokasi 20 0.00 0.00 0.00 2011
72 Sulselra Watampone 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2011
73 Sulselra Makale 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2011
74 Sulselra Unahaa (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2011
75 Sulselra Kendari 150 kV 150/70 kV New 60 1.60 0.86 2.46 2011
76 Sulselra Pasang Kayu Ext LB 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2011
77 Sulselra Mamuju Ext LB 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2011
78 Sulselra Pangkep 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2012
79 Sulselra Tallo Lam a 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2012
80 Sulselra Panakkukang 150/20 kV Extension 120 3.60 0.61 4.21 2012
81 Sulselra Wotu (GI Baru)+4 LB 150/20 kV New 30 4.35 0.74 5.09 2012
82 Sulselra Palopo Ext LB 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2012
83 Sulselra Malili (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2012
84 Sulselra Kolaka (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2012
85 Sulselra Kendari (150 kV New) 150/20 kV New 30 3.13 0.53 3.66 2012
86 Sulselra Sinjai 150/20 kV Relokasi 30 0.00 0.00 0.00 2013
87 Sulselra PLTA Malea 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2013

489
490
Lanjutan
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kapasitas Fx Lx Jumlah COD
88 Sulselra Makale 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2013
89 Sulselra Unahaa 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2013
90 Sulselra Mandai 70/20 kV Relokasi 20 0.00 0.00 0.00 2014
91 Sulselra Borongloe 70/20 kV Relokasi 20 0.00 0.00 0.00 2014
92 Sulselra Daya Baru (GI Baru) 150/20 kV New 30 2.24 0.38 2.62 2014
Lampiran B.3.4

93 Sulselra Maros Ext LB 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2014
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

94 Sulselra Tallo Lama 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2014


95 Sulselra Pinrang 150/20 kV Relokasi 30 0.00 0.00 0.00 2014
96 Sulselra Mamuju 150/20 kV Relokasi 30 0.00 0.00 0.00 2014
97 Sulselra Sidrap 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2014
98 Sulselra Sengkang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2014
99 Sulselra Maros 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
100 Sulselra Bontoala 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2015
101 Sulselra Palopo 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
102 Sulselra PLTA Bakaru II 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2015
103 Sulselra Sidrap 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2015
104 Sulselra Kolaka 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2015
105 Sulselra Tello 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2016
106 Sulselra Tanjung Bunga 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2016
107 Sulselra Takalar/Tallasa 150/20 kV Extension 60 1.80 0.30 2.10 2016
108 Sulselra New Sungguminasa 150/20 kV New 60 2.85 0.49 3.34 2016
109 Sulselra Sunggumisa Ext LB 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2016
110 Sulselra PLTA Bonto Batu 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2016
111 Sulselra Makale 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2016
112 Sulselra Soppeng 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2016
113 Sulselra Sengkang 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2016
114 Sulselra Mandai 70/20 kV Relokasi 20 0.00 0.00 0.00 2017
115 Sulselra Bakaru 150/20 kV Relokasi 16 0.00 0.00 0.00 2017
116 Sulselra New PLTU 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2017
117 Sulselra Takalar/Tallasa 150/20 kV Extension 2LB 2.11 0.36 2.47 2017
118 Sulselra Watampone 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2017
119 Sulselra Kendari 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2017
120 Sulselra Pare-pare 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2018
121 Sulselra Polmas 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2018
122 Sulselra Majene 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2018
123 Sulselra Bulukumba 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2018
124 Sulselra Jeneponto 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2018
125 Sulselra Malili 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2018
126 Sulselra Unahaa 150/20 kV Extension 30 1.18 0.20 1.39 2018

Jumlah 3,536 209.81 38.68 248.49


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.3.4

PENJELASAN LAMPIRAN B.3.4


RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN SULAWESI

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.3.4

491
PETA RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN SULAWESI

492
Peta Pengembangan Penyaluran Sulawesi

Likupang

Amurang 1 & 2 Ranomut Bitung


2x55 MW, 2010, 2011 G 2x35 MW, 2008, 2016
Amurang Baru 1 & 2 Telling
Gorontalo 1 & 2 Lahendong 1 & 2
2x25 MW, 2010 Sawangan
2x6 MW, 2009 2x20 MW, 2007, 2008
A
Sulut 1& 2
Gorontalo Baru 1 & 2 Tanggari
2x25 MW, 2013, 2014
2x25 MW, 2009 P A 1x35 MW, 2008
Lampiran B.3.5

U Buroko U Tonsea Lama


Anggrek Lolak 1x35 MW, 2008
Tenaga Listrik 2009-2018

Tomohon
Rencana Usaha Penyediaan

Isimu Lopana Kawangkoan


Batupinge
Marisa
Kotamubagu/Otam

Tawaeli 1 & 2
U 2x13,5 MW

Talise
Silae
Parigi

Poso

Poso
A 1x145 MW, 2011

Wotu
Bonto Batu
Palopo
1x100 MW, 2016
Mamuju Malea
1x182 MW, 2016 Malili
A Makale Siwa
Bakaru 2
Polmas A 2x63 MW, 2013, 2014
Poko
Majene 1x120 MW, 2009
Sengkang
Pinrang Sidrap A 1x120 MW, 2009 Kendari
Kolaka
2 x 10 MW, 2011 2x10 MW, 2010
A
Pare-pare Kolaka
Soppeng U
Kendari
Sengkang Unaaha 2x10 MW, 2009 PT PLN (Persero)
G 1x20 MW, 2008 Edit
Sengkang DIREKTORAT PERENCANAAN & TEKNOLOGI
1x45 MW, 2009 Nov 2008
Pangkep KANTOR PUSAT
Maros
Sektor Tello Watampone
1x120 MW, 2009
PETA JARINGAN TRANS SUBDIREKTORAT
Tello PERENCANAAN SISTEM
SISTEM SULAWESI
Panakukkang
A Trans Eksisting
G Bulukumba U PLTU D PLTD
S.Minasa Trans Rencana
Takalar Transmisi 275 kV
Takalar Baru 1 & 2 U Jeneponto
2x100 MW, 2013, 2014 G PLTG A PLTA Kit Eksisting
U Jeneponto 1 & 2
1x100 MW, 2011, 2012 Transmisi 150 kV
Bosowa 1 & 2
1x100 MW, 2010, 2011 GU PLTGU P PLTP Kit Rencana
Transmisi 70 kV
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.3.5

PENJELASAN LAMPIRAN B.3.5


PETA PENGEMBANGAN PENYALURAN SULAWESI

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.3.5

493
494
CAPACITYCapacity Balance
BALANCE GARDU INDUK
GI SULAWESI
CapacitySistem GI Sistem Sulsel
BalanceSulsel

CAPACITY 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Exist' 2006
No. SUBSTATION No Unit Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Lampiran B.3.6

S iz e Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans
Tenaga Listrik 2009-2018

(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
Rencana Usaha Penyediaan

U. Pandang Branch
1 Pangkep 70/20 1 20
150/20 1 30 30 11.85 13.07 14.63 16.53 18.65 30 21.01 23.64 26.39 29.41 32.74 36.60
46% 51% 57% 65% 37% 41% 46% 52% 58% 64% 72%
2. Mandai
70/20 1 5 -
70/20 1 2.5 -
Th. 1996 ex Pnkng 1 20 20
Th. 2005 ex Pnkng Relokasi 1 20 20 (Relok. dr Bontoala) (Relok. dr Bontoala) (Relok. dr Bontoala)
40 13.40 14.77 16.50 18.62 20.98 23.62 26.53 20 29.58 32.93 36.61 30 41.92
39% 43% 49% 55% 62% 69% 52% 58% 65% 48% 55%

3. Daya
2005 : ex PNKNG 70/20 2 20 40 9.31 10.25 11.46 12.93 14.56 16.39 11.97 13.34 14.85 16.51 18.46
27% 30% 34% 38% 43% 48% 35% 39% 44% 49% 54%

4 Daya Baru 1 60 - 6.44 30 7.18 8.00 8.89 9.94


2014 150/20 25% 28% 31% 35% 39%

5 Maros 70/20 1 10 (APLN 2008)


2009 150/20 1 30 10 5.89 6.95 30 8.33 10.08 12.18 14.70 17.71 21.17 30 25.27 30.13 33.68
69% 20% 25% 30% 36% 43% 52% 36% 42% 51% 57%

6 Tello (Relok. 20 MVA ke Borongloe) (APLN 2008)


1992 70/20 1 20 30 17.92 19.88 60 22.37 25.40 28.82 32.65 36.93 41.45 53.02 60 65.93 73.70
2004 150/20 1 30 70% 26% 29% 33% 38% 43% 48% 54% 42% 52% 58%

7 Tallo Lama
1995 150/20 2 30 60 (APLN 2007) (2009 - 1x30 MVA direlokasi ke Pare) (2014 - 1x30 MVA direlokasi ke Pinrang)
60 35.42 60 39.36 44.37 50.49 57.38 60 65.15 73.81 60 83.01 93.21 104.52 116.83 60
35% 51% 58% 66% 45% 51% 48% 54% 61% 68% 57%
8 Bontoala
70/20 2 20 40 2010- Kabel loop 150 kV T.Lama-Bontoala (2014 - 1x20 MVA dan 2017 - 1x30 MVA direlokasi ke Mandai)
1995 70/20 1 30 30 Direlokasi ke Mandai 20,30 MVA & Borongloe 20 MVA (2014 - 1x20 MVA direlokasi ke Borongloe)
70 35.19 38.82 43.44 49.08 55.38 62.42 70.21 78.38 87.38 97.27 108.73
(APBN/APLN 2007) (APBN/APLN 2008)
2008 150/20 1 60 - 35.19 60 38.82 60 43.44 49.08 55.38 62.42 70.21 78.38 60 87.38 97.27 108.73
69% 38% 43% 48% 54% 61% 69% 51% 57% 64% 71%
9 Panakukang
70/20 2 20 40 2013 - 1 x 30 MVA - Relok. Ke Sinjai
1995 70/20 1 20 20 (APBN/APLN 2007) 2014 - 1 x 30 MVA - Relok. Ke Mamuju
2005 150/20 2 30 60 47.67 60 53.57 61.08 70.30 80.82 120 92.81 106.35 120.97 120.97 120.97 135.22
31% 35% 40% 46% 40% 45% 52% 59% 59% 59% 66%
Capacity Balance GI
Sistem Sulsel Lanjutan
CAPACITY 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Exist' 2006
No. SUBSTATION No Unit Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
S iz e Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans
(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

10 Tanjung Bunga (APBN/APLN 2007)


2006 150/20 1 30 30 19.54 60 22.10 25.37 29.39 34.01 39.31 45.35 51.92 59.36 60 67.77 75.75
26% 29% 33% 38% 44% 51% 59% 68% 47% 53% 59%

11 Borongloe (Relok. dr Bontoala)


70/20 1 10 10 9.35 10.33 11.57 13.08 14.77 16.67 18.76 20 20.97 23.40 26.07 29.14
2006 70/20 1 20 37% 40% 45% 51% 58% 65% 44% 49% 55% 61% 69%

12 Tallasa
1996 150/20 1 16 16
2000 150/20 1 20 20 (APBN/APLN 2010) 2016 - 16 MVA - Relok ke Bakaru
36 16.87 18.81 21.27 24.28 30 27.69 31.54 35.85 40.44 45.56 60 51.25 57.29
55% 61% 70% 43% 49% 56% 64% 72% 43% 55% 53%

13 Sungguminasa (APBN/APLN 2008)


1998 150/20 1 30 30 17.21 19.06 60 21.41 24.27 27.49 31.10 35.12 39.35 44.03 49.20 55.00
67% 25% 28% 32% 36% 41% 46% 51% 58% 64% 72%

14 Sungguminasa baru 1 60 - 9.85 60 20.91 23.37


2016 150/20 19% 41% 46%
Pare - Pare Branch
1. Pare-pare (Relokasi dr Tallo Lama)
150/20 1 16 16 9.12 10.20 30 11.58 13.26 15.17 17.34 19.78 22.40 25.32 28.58 31.95 30
67% 26% 30% 34% 39% 44% 51% 57% 65% 73% 49%

2. Barru (APBN/APLN 2009)


150/20 2 5 10 5.11 5.90 6.92 30 8.18 9.66 11.39 13.42 15.68 18.29 21.31 23.82
60% 69% 20% 24% 28% 34% 39% 46% 54% 63% 70%

Pinrang Branch
1 Bakaru (Relok dr Tallasa) (Relok dr Tallasa)
150/20 1 20 20 4.56 5.07 5.72 6.52 7.42 8.44 9.57 10.78 12.12 13.61 16 15.21
27% 30% 34% 38% 44% 50% 56% 63% 71% 44% 50%

2 Pinrang 1 5
150/20 1 16 16 (Relok. dr Tallo Lama)
16 11.23 12.49 14.09 16.05 18.26 20.75 23.53 30 26.49 29.77 33.41 37.35
37% 41% 46% 52% 60% 68% 42% 47% 53% 60% 67%

3. Polmas (APBN/APLN 2009)


2000 150/20 1 20 20 9.46 10.62 12.08 30 13.88 15.93 18.26 20.89 23.72 26.89 30.45 34.04 30
56% 62% 28% 33% 37% 43% 49% 56% 63% 72% 50%

4 Majene (Relok. dr Bone)


2000 150/20 1 20 20 9.33 10.30 11.52 13.02 20 14.69 16.56 18.63 20.79 23.18 25.81 28.85 30
55% 61% 68% 38% 43% 49% 55% 61% 68% 76% 85%

5 Mamuju (APBN/APLN 2007) (Relok. dr Panakukang)


2007 150/20 1 20 - 5.76 20 6.41 7.27 8.29 9.43 10.70 12.12 30 13.70 15.47 17.45 19.50
34% 38% 43% 49% 55% 63% 29% 32% 36% 41% 46%

495
496
Capacity
Capacity Balance
Balance GI Sistem
GISulsel
(Lanjutan
Sistem Sulsel 1)
(Lanjutan 1)
CAPACITY 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Exist' 2006
No. SUBSTATION No Unit Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Lampiran B.3.6

S iz e Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans
(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Watampone Branch
1. Soppeng
1995 150/20 1 20 20
2000 150/20 1 20 20
40 9.69 10.68 11.94 13.48 15.20 17.12 19.24 21.46 23.91 30 26.59 29.73
29% 31% 35% 40% 45% 50% 57% 63% 40% 45% 50%

2. Bone / Watampone
1995 150/20 1 20 20
2000 150/20 1 20 20 2011 - 1 x 20 MVA - Relok ke Majene)
40 19.05 21.02 23.52 26.58 60 29.99 33.81 38.04 42.48 47.36 52.73 60 58.94
56% 62% 69% 39% 44% 50% 56% 62% 70% 44% 50%

3. Sidrap (APBN/APLN 2007)


1995 150/20 1 20 20 14.41 30 16.23 18.55 21.40 24.66 28.38 32.60 60 37.17 42.31 48.10 53.77
34% 38% 44% 50% 58% 67% 35% 40% 45% 51% 58%

4 Sengkang
2002 150/20 1 30 30 11.96 13.21 11.83 13.38 15.10 17.04 19.18 30 21.42 23.90 26.62 29.76
1999 1 16 47% 52% 46% 52% 59% 67% 38% 42% 47% 52% 58%
(APBN/APLN 2009)
5 Siwa 5.53 30 6.28 7.12 8.06 9.10 10.21 11.43 12.78 14.29
2010 150/20 1 30 - #DIV/0! #DIV/0! 22% 25% 28% 32% 36% 40% 45% 50% 56%

Bulukumba Branch
1. Bulukumba (APBN/APLN2008)
2006 150/20 1 20 20 11.12 12.30 30 13.81 15.64 17.70 20.00 22.56 25.26 28.23 31.52 35.23 30
65% 29% 32% 37% 42% 47% 53% 59% 66% 74% 52%

2 Sinjai (Relok dr Panakkukang)


2007 150/20 1 20 - 7.07 7.81 8.75 9.90 11.19 12.63 30 14.23 15.91 17.77 19.81 22.14
42% 46% 51% 58% 66% 30% 33% 37% 42% 47% 52%

3 Jeneponto (APBN/APLN 2009)


2006 150/20 1 20 20 9.87 10.93 12.27 30 13.91 15.75 17.81 20.11 22.53 25.20 28.15 31.47 30
58% 64% 29% 33% 37% 42% 47% 53% 59% 66% 46%

Palopo Branch
1. Palopo
2006 150/20 2 20 40 13.67 15.22 14.60 16.64 18.94 21.53 24.42 27.51 30 30.93 34.73 38.82
40% 45% 43% 49% 56% 63% 72% 46% 52% 58% 65%

2. Makale / Enrekang
2006 150/20 1 20 20 8.42 9.86 11.72 14.06 30 16.84 20.16 24.08 28.54 33.79 30 39.94 44.64
50% 58% 69% 33% 40% 47% 57% 67% 50% 59% 66%

3 Wotu
2012 150/20 1 30 - 7.78 30 8.82 9.99 11.30 12.76 14.39 16.09
30% 35% 39% 44% 50% 56% 63%

4 Malili
2012 150/20 1 30 - 9.07 30 10.29 11.66 13.18 14.89 16.79 18.77 30
36% 40% 46% 52% 58% 66% 37%
Capacity
Capacity Balance
Balance GI Sistem
GISulsel
(Lanjutan
Sistem Sulsel 2)
(Lanjutan 2)
CAPACITY 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Exist' 2006
No. SUBSTATION No Unit Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
S iz e Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans Trans
(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

Kendari Branch
1. Kolaka (APBN/APLN2014)
2012 150/20 1 30 - 15.15 30 16.87 18.78 20.90 30 23.25 25.87 28.92
59% 66% 74% 41% 46% 51% 57%

2. Unaha
2012 150/20 1 30 - 20.21 30 22.58 30 25.22 28.16 31.44 35.10 39.24 30
79% 44% 49% 55% 62% 69% 51%

3 Kendari (APBN/APLN2016) (APBN/APLN2016)


2009 70/20 2 30 Beban mana thn 2007? 37.53 60 41.93 46.83 52.30 58.39 65.19 30 72.87
2012 150/20 1 30 74% 82% 92% 103% 114% 85% 95%

Big Consumer
1. Tonasa III & IV
150/20 3 32 95 39.00 39.00 39.00 39.00 39.00 39.00 39.00 39.00 39.00 39.00 39.00

2 Barawaja 10
150/30/20 1 20 20 5.30 5.30 5.30 5.30 5.30 5.30 5.30 5.30 5.30 5.30 5.30

3 Semen Bosowa
150/20 2 45 90 32.70 32.70 32.70 32.70 32.70 32.70 32.70 32.70 32.70 32.70 32.70

TOTAL PEAK KONSUMEN BESAR (MW) 77.00 77.00 77.0 77.0 77.0 77.0 77.0 77.0 77.0 77.0 77.0

TOTAL PEAK LOAD 1 (MW) 399.5 445.2 503.5 574.9 663.6 756.2 860.2 971.5 1,095.9 1,234.8 1,381.2
TOTAL PEAK LOAD 2 (MW) - #VALUE! - - 82.0 91.7 102.5 114.5 128.0 143.0 159.8
TOTAL SYSTEM PEAK LOAD (MW) 476.5 #VALUE! 580.5 651.9 822.5 924.8 1,039.6 1,163.0 1,300.8 1,454.7 1,618.0

SCENARIO NORMAL (MW) 476.5 522.2 580.5 651.9 822.5 924.8 1,039.6 1,163.0 1,300.8 1,454.7 1,626.1

ANNUAL DIVERSITY FACTOR 1.00 #VALUE! 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Catt : Agust 2007 ( plus sinjai 20 MVA = 843 MVA ) 823.0 290 270 120 140 390 60 280 150 300 136 270

497
Capacity Balance GI

498
CapacitySistem
Balance Sulut
GI Sistem Sulut
Teg.
No. Gardu Induk Juml Kapasitas Trafo 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sistem
No Unit Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Unit Size Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo
(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
1 GI Ranomut 70/20 2 20 40
40 30.24 23.39 25.34 27.51 30.17 33.05 36.17 39.50 43.09 46.91 51.41
Lampiran B.3.6

56% 43% 47% 51% 56% 61% 67% 73% 80% 87% 95%
Tenaga Listrik 2009-2018

2 GI Sawangan 70/20 1 10 10
Rencana Usaha Penyediaan

10 7.28 8.14 8.71 9.33 10.11 10.94 11.83 12.76 13.75 20 14.78 16.20
40% 45% 48% 52% 56% 61% 66% 71% 38% 41% 45%
3 GI Bitung 70/20 1 20 20
20 2.04 4.95 7.90 8.87 10.07 11.42 12.93 14.61 30 16.49 18.57 20.35
11% 28% 44% 49% 56% 63% 72% 32% 37% 41% 45%
- Beban Sewa Genset (MW) 15.00 15.00

4 GI Tonsealama 70/20 1 10 10 (relok dari Teling)


10 5.10 5.70 10 6.09 6.53 7.08 7.66 8.28 8.93 9.62 10.35 11.34
57% 32% 34% 36% 39% 43% 46% 50% 53% 57% 63%
5 GI Teling 70/20 2 10 20
1 20 20
40 32.34 13.69 15.13 16.77 18.77 20.99 23.44 26.13 29.09 32.33 35.42
60% 25% 28% 31% 35% 39% 43% 48% 54% 60% 66%
6 GI Teling 150 kV 150/20
23.65 60 25.55 27.66 30.25 33.04 36.05 39.26 42.70 30 46.35 50.79
44% 47% 51% 56% 61% 67% 73% 53% 57% 63%
7 GI Tomohon 70/20 1 10 10 13.59 14.91 16.33 17.86 19.49 21.36
10 8.38 9.51 10.33 11.25 12.37
47% 53% 57% 62% 69% 75% 33% 36% 40% 43% 47%
GI Tomohon 150 kV 150/20 30

8 GI Kawangkoan 150/20 1 20 20
20 9.99 11.22 12.06 13.00 30 14.15 15.38 16.70 18.10 19.60 21.17 23.20
56% 62% 67% 29% 31% 34% 37% 40% 44% 47% 52%
9 GI Lopana 150/20 1 20 20
20 5.61 6.28 6.73 7.23 7.84 8.50 9.20 9.94 10.73 11.56 12.67
31% 35% 37% 40% 44% 47% 51% 55% 60% 64% 70%
10 GI Tasik Ria 70/20 1 20 20
20 5.27 6.36 7.36 8.53 9.99 11.68 13.65 30 15.92 18.54 21.55 23.61
29% 35% 41% 47% 55% 65% 30% 35% 41% 48% 52%
Capacity Balance GI
Sistem Sulut (Lanjutan)
Lanjutan
Teg.
No. Gardu Induk Juml Kapasitas Trafo 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sistem
No Unit Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Unit Size Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo
(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
11 GI Otam 150/20 1 20 20
20 2.08 14.09 20.42 30 21.90 23.73 25.67 27.75 29.93 32.25 34.68 30.00 38.00
12% 78% 45% 49% 53% 57% 62% 67% 72% 48% 53%
- Beban Pembangkit Kota (MW) 15.00 5.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

12 GI Likupang 70/20 1 20
3.61 4.12 4.49 4.90 5.41 5.97 6.58 7.23 7.94 8.70 9.53
20% 23% 25% 27% 30% 33% 37% 40% 44% 48% 53%
13 GI Kema (Ranomut Baru) 150/20 1 30
14.46 30 15.95 17.77 19.78 30 21.99 24.40 27.04 29.91 32.77
54% 59% 66% 37% 41% 45% 50% 55% 61%
14 GI Lolak 150/20 1 20
3.37 20 3.86 4.46 5.15 5.93 6.83 7.85 9.00 9.86
19% 21% 25% 29% 33% 38% 44% 50% 55%
15 GI Paniki (Bitung Baru) 150/20 2 30
16.56 30 17.72 19.00 20.58 30.00 22.27 24.07 25.96 27.97 30.08 32.96
61% 66% 70% 38% 41% 45% 48% 52% 56% 61%

TOTAL BEBAN KONSUMEN BESAR


TOTAL BEBAN GARDU INDUK 141.94 167.66 185.67 202.28 222.75 245.09 269.50 295.81 324.51 355.43 389.49
TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM 139.80 165.31 183.27 202.17 222.65 245.00 269.42 295.75 324.48 355.43 389.49
DIVERSITY FACTOR 1.02 1.01 1.01 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
PENAMBAHAN TRANSFORMATOR 0 90 80 30 30 60 30 30 50 30

499
500
Capacity Balance GI
CapacitySistem GI Sistem Gorontalo
Balance Gorontalo

Teg.
No. Gardu Induk Juml Kapasitas Trafo 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sistem

No Unit Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Unit Size Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo
Lampiran B.3.6

(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
Tenaga Listrik 2009-2018

1 GI Botupingge 150/20
Rencana Usaha Penyediaan

23.45 30 25.15 30 27.56 30.19 33.03 36.11 39.45 30 43.08 47.01 51.14
87% 47% 51% 56% 61% 67% 49% 53% 58% 63%
2 GI PLTU (Anggrek) 150/20
3.35 20 3.59 3.94 4.31 4.72 5.16 5.64 6.15 6.72 7.31
19% 20% 22% 24% 26% 29% 31% 34% 37% 41%
3 GI Isimu 150/20
6.70 30 7.19 7.88 8.62 9.44 10.32 11.27 12.31 13.43 14.61
25% 27% 29% 32% 35% 38% 42% 46% 50% 54%
4 GI Marisa 150/20
4.22 30 5.35 5.77 6.23 6.73 7.26 7.84 8.47 9.15 9.96
16% 20% 21% 23% 25% 27% 29% 31% 34% 37%
5 GI Buroko 150/20
3.22 20 3.42 3.63 3.85 4.08 4.32 4.57 4.84 5.26
18% 19% 20% 21% 23% 24% 25% 27% 29%
6 GI Bintauna 150/20
1.40 20 1.61 1.77 1.95 2.14 2.36 2.59 2.85 3.10
8% 9% 10% 11% 12% 13% 14% 16% 17%
7 GI Moutong CS 150/20
15.02 30 16.52 18.16 19.75
56% 61% 67% 73%
TOTAL BEBAN KONSUMEN BESAR
TOTAL BEBAN GARDU INDUK 37.72 45.90 50.18 54.75 59.70 65.07 85.89 93.70 102.16 111.14
TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM 31.90 35.62 39.11 42.84 46.88 51.27 71.05 77.72 84.97 92.62
DIVERSITY FACTOR 1.18 1.29 1.28 1.28 1.27 1.27 1.21 1.21 1.20 1.20
PENAMBAHAN TRANSFORMATOR 110 70 0 0.0 0 0 60 0 0 0
Capacity Balance GI
CapacitySistem Palu
Balance GI Sistem Palu

Teg.
No. Gardu Induk Juml Kapasitas Trafo 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sistem

No Unit Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Unit Size Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo Trafo
(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
1 GI Talise 70/20 1 30 30
1 10 10
40 43.54 34.68 39.10 43.91 49.12 30 54.77 60.89 67.53 30 74.72 82.95
69% 55% 62% 70% 55% 61% 68% 58% 64% 71%
- Beban PLTD Silae (MW) 9.0 9.0 9.0 9.0 9.0 9.0 9.0 9.0 9.0 9.0

2 GI Parigi 150/20 8.33 9.00 10.09 11.30 12.64 14.12 20 15.76 17.57 19.56 21.72
46% 50% 56% 63% 70% 39% 44% 49% 54% 60%

3 GI Donggala 150/20 7.48 30 8.39 9.39 10.51 11.74 13.10 14.60 16.26 18.06
28% 31% 35% 39% 43% 49% 54% 60% 67%

4 GI Poso 150/20 7.37 20 8.20 9.09 10.06 11.09 12.21 13.42 20 14.72 16.34
41% 46% 51% 56% 62% 68% 37% 41% 45%

TOTAL BEBAN KONSUMEN BESAR


TOTAL BEBAN GARDU INDUK 60.86 67.53 74.77 82.69 91.32 100.71 110.96 122.12 134.26 148.07
TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM 62.77 69.64 77.12 85.29 94.18 103.87 114.44 125.95 138.47 152.10
DIVERSITY FACTOR 0.97 0.97 0.97 0.97 0.97 0.97 0.97 0.97 0.97 0.97
PENAMBAHAN TRANSFORMATOR 0 50 0 0 30 20 0 50 0 0

501
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.3.6

PENJELASAN LAMPIRAN B.3.6


CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
REGION SULAWESI

Dengan kriteria seperti yang diuraikan pada Penjelasan Lampiran B1.6, kebutuhan pembangunan Gardu In-
duk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting untuk region Kalimantan sampai dengan tahun 2018 sebesar
3.536 MVA dan pengembangan jaringan transmisi sepanjang 3,887 kms dengan rincian seperti pada Lampiran
B.3.6.

502
Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi
KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN
Sulawesi DISTRIBUSI SULAWESI
Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi Sulawesi

Jenis 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah
JTM kms 517 681 811 894 968 1,048 1,160 1,252 1,357 1,464 1,515 11,665
JTR kms 387 818 891 950 1,055 1,215 1,300 1,340 1,435 1,536 1,587 12,513
Trafo MVA 101 94 101 108 119 136 146 150 161 172 178 1,465
Pelanggan 10^3 70 83 92 95 99 102 106 110 114 118 122 1,110
Lampiran B.3.7
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

503
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.3.7

PENJELASAN LAMPIRAN B.3.7


KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI
SULAWESI

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.3.7

504
ANALISA ALIRAN DAYA SISTEM SULAWESI
Sistem Interkoneksi Minahasa – Gorontalo 2011
Lampiran B.3.8
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

505
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran B.3.8

Sistem Interkoneksi Minahasa – Gorontalo 2014

506
Sistem Interkoneksi Minahasa – Gorontalo 2018

507
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran B.3.8

Sistem Sulawesi Selatan Tahun 2010

508
Sistem Interkoneksi Sulawesi Selatan – Kolaka – Kendari Tahun 2014

509
510
Sistem Interkoneksi Sulawesi Selatan – Kolaka – Kendari Tahun 2018
Lampiran B.3.8
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.3.8

PENJELASAN LAMPIRAN B.3.8 (SULAWESI)


PRAKIRAAN ALIRAN DAYA 2009 - 2018

A. SULUTENGGO (Minahasa)

Analisa aliran daya pada sistem Minahasa dilakukan dengan memperhatikan seluruh pembangkit dan beban
yang ada pada neraca daya, meliputi sistem 150 kV dan 70 kV. Pada RUPTL 2009-2018 dilakukan analisa
untuk tahun 2011, 2014 dan 2018.

Prakiraan aliran daya sistem Minahasa dapat dijelaskan sebagai berikut :


1. Tahun 2011
Aliran daya dari kelompok pembangkit (PLTP, PLTU Sulut II dan PLTU Sulut Infrastructure) ke Utara yaitu
GI Paniki, GI Teling dan GI Ranomuut (94,11 MW). Tegangan sistem 150 kV tertinggi di GI Lopana (146,5
kV) dan tegangan terendah di GI Paniki (145,7 kV), sedangkan untuk sistem 70 kV tertinggi di GI Tomohon
(66,7 kV) dan terendah di GI Ranomuut (65,1 kV). Untuk memperbaiki kwalitas tegangan dibutuhkan
kapasitor 15 MVar yang terpasang di GI Paniki.

Pada hasil simulasi aliran daya didapatkan pasokan dari pembangkit sebesar 286MW dengan beban sebe-
sar 202 MW dan total losses sebesar 2,1 MW. Pembebanan pada semua ruas transmisi 150 kV masih
memenuhi kriteria N-1.

Tambahan transmisi baru dari tahun 2009 s.d 2011 ada lima ruas transmisi, yaitu SUTT 150 kV PLTU Sulut
II – Lopana, SUTT 150 kV Lopana - Teling, SUTT 150 kV Teling - Paniki, SUTT 150 kV Paniki – Kema dan
SUTT 150 kV Kema – PLTU Sulut Infrastructure.

Pembangkit baru yang akan beroperasi dalam kurun waktu 2009 s.d 2011 ada tujuh unit adalah PLTP #3,
PLTP #4, PLTP Optimalisasi, PLTU Sulut II #1, PLTU Sulut II #2, PLTU Sulut Infrastructure #1 dan New
PLTG #1.

2. Tahun 2014
Aliran daya dari kelompok pembangkit (PLTP, PLTP Kotamobagu, PLTU Sulut II dan PLTU Sulut Infrastruc-
ture) ke Utara yaitu GI Paniki, GI Teling dan GI Ranomuut (136 MW). Tegangan sistem 150 kV tertinggi di
GI Otam (146,5 kV) dan tegangan terendah di GI Paniki (143,0 kV), sedangkan untuk sistem 70 kV tertinggi
di GI Tomohon (65,1 kV) dan terendah di GI Ranomuut (63,0 kV). T
Total beban sistem Minahasa sebesar 269 MW dengan jumlah total pasokan sebesar 371 MW, dengan
total losses sistem Minahasa sebesar 3,0 MW. Berdasarkan hasil simulasi load flow penggunaan ruas

511
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.3.8

transmisi 150 kV Lolak – Buroko belum memberikan manfaat yang cukup sebab besar aliran daya pada
transmisi tersebut hanya 1,6 MW, Pembebanan pada semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi
kriteria N-1 sedangkan untuk IBT di GI Tomohon sudah tidak memenuhi criteria N-1. Apabila pertumbuhan
beban di Sistem 70 Sistem Minahasa sejak tahun 2011 dihentikan maka penambahan kebutuhan IBT di GI
Tomohon tidak diperlukan.

Tambahan transmisi baru dari tahun 2012 s.d 2014 adalah transmisi150 kV, yaitu transmisi 150 kV PLTP
Kotamobagu – Otam,

Pembangkit baru yang akan beroperasi dalam kurun waktu 20012 s.d 2014 ada empat unit adalah PLTP
#5, PLTU Sulut Infrastructure #2, PLTP Kotamobagu #1 dan PLTP Kotamobagu #2.

3. Tahun 2018
Aliran daya dari kelompok pembangkit (PLTP, PLTP Kotamobagu, PLTU Sulut II dan PLTU Sulut Infra-
structure, PLTU Sulut) ke Utara yaitu GI Paniki, GI Teling dan GI Ranomuut ( 131,4 MW) dan ke Sistem
Gorontalo (52,2 MW). Tegangan sistem 150 kV tertinggi di GI Anggrek (148,9 kV) dan tegangan terendah
di GI Teling (144,5 kV), sedangkan untuk sistem 70 kV tertinggi di GI Tomohon (65,9 kV) dan terendah di
GI Ranomuut (63,9 kV). Untuk memperbaiki kwalitas tegangan dibutuhkan kapasitor sebesar 30 MVar (15
MVar GI Marisa dan 15 MVar GI Ranomuut).
Total beban sistem Minahasa-Gorontalo sebesar 478,4 MW dengan jumlah total pasokan sebesar 631
MW, dengan total losses sistem Minahasa-Gorontalo sebesar 8,2 MW. Dengan adanya ruas transmisi Lo-
lak – Buroko maka kebutuhan sistem Gorontalo akan energi yang murah dapat diatasi. Pembebanan pada
semua ruas transmisi 150 kV masih memenuhi kriteria N-1 sedangkan untuk IBT di GI Tomohon sudah
tidak memenuhi criteria N-1. Apabila pertumbuhan beban di Sistem 70 Sistem Minahasa sejak tahun 2011
dihentikan maka penambahan kebutuhan IBT di GI Tomohon tidak diperlukan.

Tambahan transmisi baru dari tahun 2015 s.d 2018 ada satu ruas transmisi, yaitu SUTT 150 kV Lolak
– Buroko,

Pembangkit baru yang akan beroperasi dalam kurun waktu 20015 s.d 2018 ada tiga unit adalah PLTU
Sulut #1, PLTU Sulut #2 dan New PLTU #1.

B. SULSELRABAR

Analisa aliran daya pada sistem Sulselbar dilakukan dengan memperhitungkan seluruh pembangkit dan beban
yang ada pada neraca daya RUPTL 2009 – 2018, meliputi sistem 150 kV dan 70 kV.

512
Prakiraan aliran daya sistem 150 kV dan 70 kV di sistem Sulselbar dari tahun 2009 sampai dengan 2018 dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahun 2010
Aliran daya masih dari utara (PLTA Bakaru, PLTGU Sengkang dan PLTU Barru) ke pusat beban di selatan
melalui transmisi 150 kV (ke kota Makassar dan sekitarnya) dengan transfer daya sebesar 320,8 MW.

Tegangan sistem cukup baik masih sesuai kriteria grid code. Tegangan tertinggi di sistem 150 kV di GI
Makale (149,2 kV) dan tegangan terendah di GI Daya Baru (144,5 kV). Total beban sistem Sulselbar
sebesar 659,4 MW dengan jumlah total pasokan sebesar 690 MW, dengan total susut transmisi di sistem
Sulselbar sebesar 4,47% (30,9 MW).

Tambahan pembangkit baru adalah PLTGU Sengkang 2 x 60 MW dan PLTU Barru 1 x 50 MW. Penam-
bahan transmisi 150 kV baru adalah SUTT Sidrap – Maros (308 kms), SUTT Maros – Sungguminasa (64
kms), SUTT Sengkang – Sidrap (110 kms), SUTT Palopo – Siwa (160 kms), SUTT Siwa – Sengkang (130
kms), SKTT Tallo Lama – Bontoala (9 kms) dan SUTT PLTU Perpres – Barru (10 kms).

2. Tahun 2014
Aliran daya masih dari utara (PLTA Bakaru, PLTGU Sengkang, PLTA Poso dan PLTU Barru) ke pusat be-
ban di selatan melalui transmisi 150 kV (ke kota Makassar dan sekitarnya) dengan transfer daya sebesar
256,8 MW. Aliran daya dari sistem sulsel ke sistem tenggara (Kendari) melalui transmisi 150 kV sebesar
57 MW.

Tegangan sistem cukup baik masih sesuai kriteria grid code. Tegangan tertinggi di sistem 150 kV di GI
Palopo (149,98 kV) dan tegangan terendah di GI Sinjai (144,3 kV). Total beban sistem Sulselbar sebesar
1113,1 MW dengan jumlah total pasokan sebesar 1148,6 MW, dengan total susut transmisi di sistem
Sulselbar sebesar 3,1% (35,6 MW).

Tambahan pembangkit baru dari tahun 2010 s.d 2014 adalah PLTU Jeneponto (Eks Spanyol) 2 x 100 MW,
PLTU Punaga (Perpres 2) 3 x 100 MW, PLTU Jeneponto Bosowa 2 x 100 MW dan PLTA Poso 145 MW.
Tambahan transmisi 150 kV baru adalah SUTT Palopo – Wotu (170 kms), SUTT Wotu - Malili (100 kms),
SUTT Malili – Kolaka (500 kms), SUTT Kolaka – Unaaha (200 kms), SUTT Unaaha – Kendari (70 kms),
SKTT Daya Baru – Incomer 2 phi (10 kms) dan SUTT PLTU Jeneponto – Tip 57 (20 kms), SUTT PLTU
Jeneponto – Tip 58 (20 kms) serta SUTT PLTU Jeneponto (IPP) – PLTU Jeneponto (PLN) (4 kms).

3. Tahun 2018
Aliran daya masih dari utara (PLTA Bakaru I, PLTGU Sengkang, PLTA Poso PLTA Bakaru II, PLTA Bonto
Batu, PLTA Poko, PLTA Malea dan PLTU Barru) ke pusat beban di selatan melalui transmisi 150 kV (ke
kota Makassar dan sekitarnya) dengan transfer daya sebesar 144 MW. Aliran daya dari sistem sulsel ke

513
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.3.8

sistem tenggara (Kendari) melalui transmisi 150 kV sebesar 16,2 MW. Transfer daya berkurang karena ada
tambahan PLTU sistem Kendari.

Tegangan sistem cukup baik masih sesuai kriteria grid code. Tegangan tertinggi di sistem 150 kV di GI
Malili (149,92 kV) dan tegangan terendah di GI Mamuju (138,1 kV). Total beban sistem Sulselbar sebesar
1685.9 MW dengan jumlah total pasokan sebesar 1724,4 MW, dengan total susut transmisi di sistem
Sulselbar sebesar 2,2% (38,5 MW).

Tambahan pembangkit baru PLTA Bakaru II 2 x 63 MW, PLTA Bonto Batu 100 MW, PLTA Poko 234 MW,
PLTA Malea 2 x 45 MW dan PLTU Lakatong 200 MW. Penambahan transmisi 150 kV baru adalah SUTT
Sungguminasa Baru – Sungguminasa (20 kms), dan SUTT PLTU Lakatong – Tallasa (20 kms), SUTT PLTA
Lalindu – Unaaha (20 kms), SUTT PLTA Malea – Makale (20 kms) serta SUTT PLTA Bonto Batu – Makale
(30 kms).

514
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Tidak Termasuk IPP
KEBUTUHAN INVESTASI
[Fixed Asset SULAWESI
Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Tidak Termasuk IPP
Sulawesi
(Fixed Asset Addition) Sulawesi

(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc - 38.2 121.9 414.0 180.9 183.6 199.2 111.6 283.5 415.7 3.2 1,951.7
Pembangkit Lc - 6.7 85.2 88.7 31.9 32.4 35.2 19.7 50.0 73.4 0.6 423.8
Total - 44.9 207.1 502.7 212.8 216.0 234.4 131.3 333.5 489.0 3.8 2,375.5
Fc 31.9 105.2 116.6 58.5 41.0 12.8 11.5 39.7 26.2 9.7 8.6 461.5
Penyaluran Lc 8.0 24.6 30.5 17.2 10.6 5.1 2.0 9.7 7.6 1.9 1.5 118.9
Total 39.9 129.8 147.1 75.7 51.6 17.9 13.5 49.4 33.8 11.6 10.1 580.4
Fc -
Distribusi Lc 17.9 34.0 33.5 36.1 40.2 44.9 48.7 53.0 56.8 58.8 60.7 484.7
Total 17.9 34.0 33.5 36.1 40.2 44.9 48.7 53.0 56.8 58.8 60.7 484.7
Fc 31.9 143.3 238.5 472.4 221.9 196.4 210.7 151.2 309.7 425.3 11.8 2,413.2
Total Lc 26.0 65.4 149.2 142.1 82.7 82.5 85.9 82.4 114.4 134.1 62.8 1,027.4
Total 57.8 208.7 387.7 614.5 304.6 278.9 296.6 233.6 424.1 559.4 74.6 3,440.6
Lampiran B.3.9
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

515
516
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Tidak Termasuk IPP
[Disbursement
Proyeksi Kebutuhan InvestasiSchedule]
– Tidak Termasuk IPP
Lampiran B.3.9
Tenaga Listrik 2009-2018

(Disbursement Schedule) Sulawesi


Rencana Usaha Penyediaan

Sulawesi
(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 45.0 137.8 243.2 287.6 208.3 240.4 239.6 170.7 166.3 110.2 3.2 1,852.2
Pembangkit Lc 37.6 59.5 62.9 52.5 36.6 37.4 40.1 30.3 33.3 15.3 0.6 406.2
Total 82.6 197.2 306.1 340.1 244.9 277.9 279.7 201.0 199.7 125.5 3.8 2,258.5
Fc 92.8 102.7 66.6 38.8 18.2 17.4 31.4 25.6 12.8 7.1 1.7 415.0
Penyaluran Lc 25.3 24.6 15.9 9.1 4.4 5.4 8.1 5.5 2.3 1.0 0.2 101.8
Total 118.1 127.3 82.5 47.9 22.6 22.8 39.5 31.1 15.1 8.1 1.9 516.8
Fc -
Distribusi Lc 17.9 34.0 33.5 36.1 40.2 44.9 48.7 53.0 56.8 58.8 60.7 484.7
Total 17.9 34.0 33.5 36.1 40.2 44.9 48.7 53.0 56.8 58.8 60.7 484.7
Fc 137.7 240.4 309.8 326.4 226.4 257.8 271.0 196.3 179.1 117.3 4.9 2,267.3
Total Lc 80.9 118.1 112.4 97.7 81.3 87.8 96.9 88.8 92.4 75.1 61.4 992.7
Total 218.6 358.5 422.2 424.1 307.7 345.6 367.9 285.1 271.5 192.3 66.3 3,260.0
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP
[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP
Sulawesi
(Fixed Asset Addition) Sulawesi

(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc - 68.8 293.4 786.8 241.7 321.8 403.6 248.8 360.0 415.7 285.0 3,425.5
Pembangkit Lc - 12.1 115.5 154.5 42.7 56.8 71.2 43.9 63.5 73.4 50.3 683.8
Total - 80.9 408.9 941.3 284.3 378.5 474.9 292.8 423.5 489.0 335.3 4,109.4
Fc 31.9 105.2 116.6 58.5 41.0 12.8 11.5 39.7 26.2 9.7 8.6 461.5
Penyaluran Lc 8.0 24.6 30.5 17.2 10.6 5.1 2.0 9.7 7.6 1.9 1.5 118.9
Total 39.9 129.8 147.1 75.7 51.6 17.9 13.5 49.4 33.8 11.6 10.1 580.4
Fc -
Distribusi Lc 17.9 34.0 33.5 36.1 40.2 44.9 48.7 53.0 56.8 58.8 60.7 484.7
Total 17.9 34.0 33.5 36.1 40.2 44.9 48.7 53.0 56.8 58.8 60.7 484.7
Fc 31.9 173.9 410.0 845.2 282.7 334.6 415.2 288.5 386.2 425.3 293.6 3,887.1
Total Lc 26.0 70.8 179.5 207.9 93.5 106.9 122.0 106.6 127.9 134.1 112.5 1,287.5
Total 57.8 244.7 589.5 1,053.1 376.1 441.4 537.1 395.1 514.1 559.4 406.1 5,174.5

517
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP

518
[Disbursement Schedule]
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP
[Disbursement Schedule] Sulawesi
Sulawesi
(Juta US$)
Item
Lampiran B.3.9

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Tenaga Listrik 2009-2018

Fc 143.5 303.0 483.6 417.8 358.4 420.1 371.2 227.2 244.1 222.9 109.8 3,301.4
Rencana Usaha Penyediaan

Pembangkit Lc 53.9 92.1 102.8 77.3 66.8 65.2 58.6 39.2 51.1 34.1 16.4 657.6
Total 197.4 395.0 586.3 495.1 425.2 485.4 429.8 266.4 295.2 257.0 126.2 3,959.0
Fc 92.8 102.7 66.6 38.8 18.2 17.4 31.4 25.6 12.8 7.1 1.7 415.0
Penyaluran Lc 25.3 24.6 15.9 9.1 4.4 5.4 8.1 5.5 2.3 1.0 0.2 101.8
Total 118.1 127.3 82.5 47.9 22.6 22.8 39.5 31.1 15.1 8.1 1.9 516.8
Fc -
Distribusi Lc 17.9 34.0 33.5 36.1 40.2 44.9 48.7 53.0 56.8 58.8 60.7 484.7
Total 17.9 34.0 33.5 36.1 40.2 44.9 48.7 53.0 56.8 58.8 60.7 484.7
Fc 236.3 405.6 550.2 456.6 376.5 437.5 402.5 252.8 256.8 230.0 111.5 3,716.4
Total Lc 97.2 150.7 152.2 122.5 111.5 115.6 115.5 97.7 110.2 93.9 77.2 1,244.1
Total 333.4 556.3 702.4 579.1 488.0 553.1 518.0 350.5 367.1 323.9 188.7 4,960.6
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.3.9

PENJELASAN LAMPIRAN B.3.9


KEBUTUHAN INVESTASI SULAWESI

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.3.9

519
Lampiran B.4
Sistem Maluku & Papua

B.4.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

B.4.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit

B.4.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar

B.4.4 Rencana Pengembangan Penyaluran

B.4.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran

B.4.6 Capacity Balance Gardu Induk

B.4.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi

B4.8 Analisa Aliran Daya Sistem

B4.9 Kebutuhan Investasi


522
Load Forecast
PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK MALUKU & PAPUA
Forecast Wilayah
LoadWilayah MalukuMaluku
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Lampiran B.4.1

======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Total Population (10^3) 2,263.6 2,309.2 2,338.9 2,379.9 2,416.5 2,450.8 2,488.5 2,531.0 2,571.3 2,608.8 2,646.3
- Growth Rate (%) 1.71 2.01 1.29 1.75 1.54 1.42 1.54 1.71 1.59 1.46 1.44
Growth of GDP (%) 4.8 4.7 4.7 4.7 4.6 4.6 4.1 4.1 4.1 4.0 4.0
Electrification Ratio (%) 57.0 60.0 62.8 65.1 67.3 69.4 71.4 73.1 74.8 76.4 78.2

Energy Sales (GWh) 425.4 471.4 518.9 569.0 621.4 677.4 737.2 800.8 868.5 940.2 1,018.1
- Growth Rate (%) 12.0 10.8 10.1 9.6 9.2 9.0 8.8 8.6 8.5 8.3 8.3
-- Residential 268.1 289.1 311.6 335.8 362.0 390.1 420.3 452.9 488.0 525.8 566.4
-- Commercial 82.8 93.8 104.4 115.0 125.5 136.3 147.5 159.0 170.8 182.8 195.7
-- Public 68.5 82.4 96.7 111.7 127.4 144.3 162.4 181.8 202.5 224.3 248.4
-- Industrial 6.0 6.1 6.3 6.4 6.6 6.7 6.9 7.1 7.2 7.4 7.6

Power Contracted (MVA) 270.7 293.1 315.3 338.0 361.2 385.6 411.3 438.6 467.4 498.0 531.1
-- Residential 187.1 200.3 212.4 224.0 235.1 246.2 257.2 268.2 279.1 289.9 301.1
-- Commercial 46.9 53.5 60.9 69.0 78.0 88.1 99.2 111.6 125.5 140.9 158.0
-- Public 32.7 35.1 37.6 40.4 43.3 46.5 49.9 53.5 57.4 61.6 66.2
-- Industrial 4.1 4.2 4.4 4.5 4.7 4.9 5.0 5.2 5.4 5.6 5.8
20,771 22,905 21,291 20,720 20,073 20,316 20,580 20,807 21,069 21,306 22,460
Number of Customer 299,575 322,480 343,771 364,491 384,564 404,880 425,460 446,267 467,336 488,642 511,102
-- Residential 278,300 299,098 318,065 336,217 353,458 370,648 387,772 404,763 421,612 438,256 455,557
-- Commercial 12,114 13,550 15,154 16,948 18,951 21,187 23,687 26,477 29,596 33,076 36,966
-- Public 9,098 9,767 10,484 11,255 12,082 12,970 13,924 14,947 16,046 17,225 18,491
-- Industrial 63 65 68 70 72 75 77 80 82 85 88

Total Production (GWh) 3) 472.4 524.4 579.4 635.2 693.3 755.3 821.6 892.1 966.9 1,046.2 1,132.2
Energy Requirement (GWh) 462.6 512.4 563.7 617.8 674.3 734.7 799.1 867.6 940.5 1,017.6 1,101.2
Station Use (%) 2) 2.1 2.3 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7 2.7
T&D Losses (%) 1) 8.04 7.99 7.94 7.89 7.84 7.79 7.74 7.69 7.64 7.59 7.54
PS GI&Dis (%) 1) 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Load Factor (%) 50.7 50.9 51.2 51.5 51.7 52.0 52.2 52.5 52.8 53.0 53.3
Peak Load (MW) 106 117 129 141 153 166 180 194 209 225 243
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================
Load Forecast
LoadWilayah
Forecast Wilayah
PapuaPapua
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Total Population (10^3) 2,699.5 2,759.3 2,819.9 2,879.6 2,939.5 2,999.5 3,059.4 3,119.5 3,179.1 3,238.0 3,296.9
- Growth Rate (%) 2.27 2.22 2.20 2.12 2.08 2.04 2.00 1.96 1.91 1.85 1.82
Growth of GDP (%) 6.1 6.1 6.1 6.1 6.1 6.1 5.7 5.7 5.7 5.7 5.7
Electrification Ratio (%) 30.0 31.1 32.2 33.3 34.5 35.8 37.1 38.4 39.9 41.4 43.0

Energy Sales (GWh) 562.2 616.9 668.5 724.4 785.0 850.7 921.9 999.0 1,082.6 1,173.2 1,278.2
- Growth Rate (%) 11.0 9.7 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 9.0
-- Residential 331.2 355.8 382.2 410.5 440.9 473.4 508.3 545.8 585.9 628.9 675.0
-- Commercial 149.3 170.8 187.9 206.6 227.3 249.9 274.8 302.0 332.0 364.9 403.6
-- Public 73.9 82.1 90.0 98.5 107.8 118.0 129.1 141.1 154.2 168.5 188.4
-- Industrial 7.8 8.1 8.4 8.7 9.0 9.4 9.7 10.1 10.4 10.8 11.2

Power Contracted (MVA) 330.4 354.6 381.0 409.6 440.7 474.5 511.1 550.9 594.1 640.9 696.1
-- Residential 188.7 199.0 209.9 221.6 234.1 247.3 261.3 276.2 292.0 308.7 326.5
-- Commercial 87.4 96.3 106.3 117.4 129.7 143.5 158.8 175.9 194.8 215.9 240.9
-- Public 51.2 56.1 61.4 67.0 73.1 79.7 86.7 94.4 102.6 111.4 123.5
-- Industrial 3.1 3.2 3.4 3.6 3.8 4.0 4.2 4.4 4.7 4.9 5.2
15,999 15,136 16,159 17,281 18,454 19,709 21,089 22,532 24,120 25,783 28,561
Number of Customer 228,358 243,494 259,653 276,935 295,388 315,097 336,186 358,717 382,838 408,621 437,181
-- Residential 196,671 208,558 221,138 234,472 248,580 263,505 279,318 296,043 313,761 332,496 352,340
-- Commercial 20,300 22,574 25,098 27,903 31,016 34,469 38,305 42,559 47,285 52,524 58,752
-- Public 11,320 12,293 13,344 14,483 15,712 17,040 18,475 20,023 21,696 23,499 25,983
-- Industrial 67 69 73 76 80 84 88 92 97 101 106

Total Production (GWh) 3) 625.5 682.4 737.5 797.6 860.5 930.3 1,006.8 1,089.9 1,180.3 1,278.3 1,392.1
Energy Requirement (GWh) 618.5 674.1 727.9 786.7 848.2 916.5 991.3 1,072.6 1,161.0 1,256.9 1,368.3
Station Use (%) 2) 1.1 1.2 1.3 1.4 1.4 1.5 1.5 1.6 1.6 1.7 1.7
T&D Losses (%) 1) 9.09 8.48 8.16 7.91 7.43 7.17 6.99 6.85 6.74 6.65 6.57
PS GI&Dis (%) 1) 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Load Factor (%) 54.2 54.4 54.7 54.9 55.1 55.3 55.5 55.8 56.0 56.2 56.4
Peak Load (MW) 132 143 154 166 178 192 207 223 241 260 282
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== =====================

523
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.4.1

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.1


PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
SISTEM MALUKU & PAPUA

1. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah


Maluku

Kebutuhan tenaga listrik PLN Wilayah Maluku merupakan gabungan dari kebutuhan listrik Provinsi Maluku
dan Provinsi Maluku Utara. Selama 5 tahun terakhir kebutuhan listrik di kedua provinsi tersebut tumbuh sangat
tinggi mencapai rata-rata 16,2% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh
rata-rata 27,2 % per tahun, diikuti sektor publik 19,6% per tahun, sektor rumah tangga 14,0% per tahun dan
sektor industri mengalami pertumbuhan negative rata-rata -11,6 % per tahun.

Perkembangan ekonomi Provinsi Maluku dan Maluku Utara selama 2000 – 2005 mengalami pertumbuhan
rata-rata sebesar 3,4% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4,1 – 5,1% per tahun. Pertum-
buhan ekonomi kedua propinsi tersebut di masa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.

Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertum-
buhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyara-
kat.

1.1. Asumsi

- Pertumbuhan ekonomi gabungan kedua Propinsi diasumsikan 4,7% sampai 4% atau rata-rata sebesar
4,4% per tahun.
- Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,6% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 4,67 orang tahun 2008 menjadi 4,57 orang pada tahun 2018
- Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 8% (2009) menjadi 7,5% (2018).
- Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 61% (2009) menjadi 94% (2018)
- Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 2,1
- Faktor beban diasumsikan berkisar antara 51% sampai 53%.

1.2. Prakiraan Kebutuhan Listrik Maluku dan Maluku Utara Tahun 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 425,4 GWh tahun 2008 menjadi
1.018,1 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 9,1% per tahun. Sedangkan penambahan pelang-

524
gan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 299.575 pelanggan menjadi 601.812 atau ber-
tambah rata-rata 30.224 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio
elektrifikasi dari 57,4 % menjadi 94,3 % pada 2018. Beban puncak akan mengalami kenaikan dari 106 MW
tahun 2008 menjadi 243 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,6% per tahun.
- Prakiraan beban puncak sistem Ambon pada tahun 2008 sebesar 35,9 MW dan meningkat menjadi 87,9
MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 9,4% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih beroperasi
terpisah.

2. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah Papua

Kebutuhan tenaga listrik PLN Wilayah Papua merupakan gabungan dari kebutuhan listrik Provinsi Papua
dan Provinsi Papua Barat. Selama 5 tahun terakhir kebutuhan listrik di kedua provinsi tersebut tumbuh
mencapai rata-rata 9,9% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh
rata-rata 14,7 % per tahun, diikuti sektor publik 11,0% per tahun, sektor rumah tangga 8,0% per tahun dan
sektor industri tumbuh rata-rata 1,0 % per tahun.

Perkembangan ekonomi Provinsi Papua dan Papua Barat selama 2000 – 2005 mengalami pertumbuhan rata-
rata sebesar 4,27% per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 5,1 – 29,6% per tahun. Pertumbuh-
an ekonomi kedua provinsi tersebut di masa yang akan datang diperkirakan tinggi.

Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertum-
buhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyara-
kat.

2.1. Asumsi

- Pertumbuhan ekonomi gabungan kedua Provinsi diasumsikan 6,1% sampai 5,7% atau rata-rata sebesar
6% per tahun.
- Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 2% per tahun dengan asumsi jumlah orang per
rumah tangga 4,16 orang tahun 2008 menjadi 4,07 orang pada tahun 2018
- Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 8,5% (2009) menjadi 6,6% (2018)
- Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 31% (2009) menjadi 84% (2018)
- Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1.5 selama periode
perencanaan
- Faktor beban diasumsikan berkisar antara 54% sampai 56%.

525
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.4.1

2.2. Prakiraan Kebutuhan Listrik Papua dan Papua Barat 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara regional mengalami peningkatan dari 562,2 GWh tahun 2008
menjadi 1.278,2 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 8,6% per tahun. Sedangkan
penambahan pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 228.358 pelanggan menjadi
764.843 atau bertambah rata-rata 53.648 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan
meningkatkan rasio elektrifikasi dari 30,3% menjadi 84,0% pada 2018. Beban puncak akan mengalami
kenaikan dari 132 MW tahun 2008 menjadi 282 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 7,9% per
tahun.
- Prakiraan beban sistem Jayapura pada tahun 2008 sebesar 37,0 MW dan meningkat menjadi 79,1 MW
pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 7,9% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih beroperasi
terpisah.

526
Neraca Daya Wilayah Maluku
NERACA DAYA & RINCIAN PENGEMBANGAN PEMBANGKIT MALUKU & PAPUA
Wilayah Maluku
Neraca DayaSistem AmbonSistem Ambon
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 183.0 204.3 227.0 250.3 274.7 301.0 329.3 359.6 392.0 426.6 464.3
Beban Puncak MW 35.9 39.9 44.2 48.6 53.1 58.0 63.2 68.8 74.7 81.1 87.9
Load Faktor % 58.4 58.6 58.8 59.0 59.2 59.4 59.6 59.8 60.0 60.2 60.4
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 55.1 55.1 55.1 55.1 55.1 55.1 55.1 55.1 55.1 55.1 55.1
Derating capacity 14.1 14.1 14.1 14.1 14.1 14.1 14.1 14.1 14.1 14.1 14.1
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Poka
GMT (MFO) 6.4 3 PLTD 19.2 19.2 19.2 19.2 19.2 19.2 19.2 19.2 19.2 19.2 19.2
Caterpillar 4.7 2 PLTD 9.4 9.4 9.4 9.4 9.4 9.4 9.4 9.4 9.4 9.4 9.4
ABC 2.5 2 PLTD 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
PLTD Hative Kecil (MFO)
SWD 2.3 2 PLTD 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6
SWD 3.28 1 PLTD 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.28 3.28 3.3
SWD 6.56 1 PLTD 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6
SWD 7.04 1 PLTD 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
PLTD Sewa
Sewa HSD PLTD
Project PLN
Tulehu (Rencana) PLTP 20.0
Isal-2 PLTA 20.0
Ambon Baru (Perpres) PLTU 15.0 15.0
Project IPP
New PLTU PLTU
Ambon (kemitraan) PLTU 6.0 6.0
Lampiran B.4.2

Jumlah Efektif MW 41.0 56.0 77.0 83.0 103.0 103.0 123.0 123.0 123.0 123.0 123.0
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Cadangan MW 10.0 10.0 22.0 22.0 23.0 23.0 23.0 23.0 23.0 23.0 23.0
Pemeliharaan 7.0 7.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0

527
Operasi 3.0 3.0 7.0 7.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0 8.0
Surplus/Defisit MW -4.9 6.0 10.8 12.4 26.8 21.9 36.7 31.1 25.2 18.9 12.0
528
Neraca Daya Wilayah Maluku
Neraca Daya
Sistem Maluku Sistem
WilayahTernate Ternate - Soasiu
- Soasiu
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan Interkoneksi dengan Sistem Soasiu
Lampiran B.4.2

Produksi Energi GW h 81.7 106.6 118.1 129.8 142.1 155.3 169.4 184.5 200.6 217.7 236.3
Tenaga Listrik 2009-2018

Beban Puncak MW 15.9 21.3 23.6 25.8 28.1 30.6 33.3 36.1 39.1 42.3 45.7
Rencana Usaha Penyediaan

Load Faktor % 58.9 57.1 57.4 57.6 57.8 58.0 58.2 58.4 58.7 58.9 59.1
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 17.8 21.7 21.7 21.7 21.7 21.7 21.7 21.7 21.7 21.7 21.7
Derating capacity 4.4 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3 5.3
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Ternate
SWD 3.28 2 PLTD 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6 6.6
Allen 3.00 1 PLTD 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
Catterpilar 4.70 1 PLTD 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7
SWD 3.54 1 PLTD 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5
PLTD Soasiu
SWD 0.43 1 PLTD 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
SWD 0.75 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
ABC 1.25 1 PLTD 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
MWM 0.50 3 PLTD 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
PLTD Sewa
Sewa HSD PLTD 5.5 5.5
Project PLN
Soa Siu, Loan Belgia PLTD 1.6
Ternate (Perpres) PLTU 14.0
New PLTU PLTU 14.0
Project IPP
Ternate (Kemitraan) PLTU 12.0

Jumlah Efektif MW 18.9 23.5 44.0 44.0 44.0 44.0 58.0 58.0 58.0 58.0 58.0
Cadangan MW 8.2 8.2 11.7 11.7 11.7 11.7 11.7 11.7 11.7 11.7 11.7
Pemeliharaan 4.7 4.7 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Operasi 3.5 3.5 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7
Surplus/Defisit MW -5.2 -6.1 8.7 6.5 4.2 1.7 13.0 10.2 7.2 4.0 0.5
Neraca Daya Wilayah Maluku
Wilayah Maluku
Neraca Daya Sistem SoasiuSistem Soasiu
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 14.2 15.6 17.0 18.4 19.8 21.3 22.8 24.4 26.1 27.9 29.7
Beban Puncak MW 3.4 3.7 4.1 4.4 4.7 5.0 5.4 5.7 6.1 6.5 6.9
Load Faktor % 47.5 47.7 47.8 48.0 48.2 48.4 48.5 48.7 48.9 49.0 49.2
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 3.9 3.9 3.5 3.5 3.5 2.8 2.8 2.8 2.8 1.5 1.5
Derating capacity 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
SWD 0.43 1 PLTD 0.4 0.4
SWD 0.75 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
ABC 1.25 1 PLTD 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
MWM 0.50 3 PLTD 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Project PLN
Soa Siu, Loan Belgia PLTD 1.6
Project IPP
Interkoneksi dengan grid 20 kV Ternate, Tahun 2009
Jumlah Efektif MW 4.9
Cadangan MW 2.0
Pemeliharaan 1.3
Operasi 0.7
Surplus/Defisit MW -0.5

529
530
Neraca Daya Wilayah Maluku
Wilayah Maluku
Neraca Daya Sistem Tual Sistem Tual
Lampiran B.4.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Rencana Usaha Penyediaan

Kebutuhan
Produksi Energi GW h 26.9 29.0 31.1 33.1 35.1 37.2 39.3 41.4 43.6 45.9 48.2
Beban Puncak MW 5.4 5.8 6.2 6.6 7.0 7.4 7.8 8.2 8.6 9.0 9.5
Load Faktor % 56.7 56.9 57.0 57.1 57.3 57.4 57.6 57.7 57.8 58.0 58.1
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 11.0 11.0 11.0 11.0 11.0 8.1 8.1 8.1 8.1 8.1 8.1
Derating capacity 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
SWD 0.43 2 PLTD 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
MWM 0.90 1 PLTD 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
Deutz 0.56 2 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
MTU 0.72 2 PLTD 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
Caterpillar 1.42 1 PLTD 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
Daihatsu 1.25 2 PLTD 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
MAN 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Deutz 0.74 2 PLTD 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Komatsu 0.80 1 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
PLTD Sewa
Sewa HSD PLTD 2.0 4 4 4
Project PLN
Tual (Rencana) PLTU 5.0 5.0
Project IPP
Jumlah Efektif MW 8.0 10.0 10.0 15.0 16.0 15.3 15.3 15.3 15.3 15.3 15.3
Cadangan MW 2.4 3.9 3.9 6.4 6.4 6.4 6.4 6.4 6.4 6.4 6.4
Pemeliharaan 1.4 2.5 2.5 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
Operasi 1.0 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
Surplus/Defisit MW 0.2 0.3 -0.1 2.0 2.6 1.5 1.1 0.7 0.2 -0.2 -0.6
Neraca Daya Wilayah Maluku
Neraca Daya Sistem
Wilayah Maluku
TobelloSistem Tobello
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 16.9 18.6 20.4 22.2 24.1 26.1 28.2 30.4 32.7 35.1 37.8
Beban Puncak MW 4.0 4.4 4.8 5.2 5.6 6.1 6.5 7.0 7.6 8.1 8.7
Load Faktor % 39.2 39.6 40.1 40.5 41.0 41.4 41.9 42.4 42.9 43.3 43.3
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 5.8 5.8 5.8 5.8 5.8 5.8 5.8 5.8 5.8 5.8 5.82
Derating capacity 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
MWM 0.7 2 PLTD 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
SWD 0.7 2 PLTD 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Caterpillar 1.4 1 PLTD 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
MWM 0.5 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MWM 0.5 2 PLTD 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Project PLN
Tobello (Loan Belgia) PLTD 3.2
Tobello (Rencana) PLTD 3.0 3.0
Jumlah Efektif MW 3.4 6.6 6.6 6.6 9.6 12.6 12.6 12.6 12.6 12.6 12.6
Cadangan MW 2.2 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6 4.6
Pemeliharaan 1.4 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2 3.2
Operasi 0.8 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
Surplus/Defisit MW -2.8 -2.4 -2.8 -3.2 -0.6 1.9 1.5 1.0 0.4 -0.1 -0.7

531
532
Neraca Daya Wilayah Maluku
Wilayah Maluku
Neraca Daya Sistem MasohiSistem Masohi
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 22.4 25.3 28.4 31.6 35.1 38.8 42.9 47.4 52.1 57.3 63.0
Lampiran B.4.2

Beban Puncak MW 5.2 5.8 6.5 7.2 7.9 8.7 9.5 10.4 11.4 12.5 13.6
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Load Faktor % 49.5 49.8 50.1 50.4 50.8 51.1 51.4 51.7 52.1 52.4 52.8
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 8.1 8.1 8.1 6.1 6.1 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6
Derating capacity 2.8 2.8 2.8 2.1 2.1 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Masohi
SWD 0.43 1 PLTD 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
Komatsu 0.56 1 PLTD 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
MTU 0.78 1 PLTD 0.8 0.8 0.8 'Relokasi ke Sanana
Deutzag 0.54 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 'Relokasi ke Sanana
Komatsu 0.72 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 'Relokasi ke Sanana
Daihatsu 1.25 1 PLTD 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
Deutz 0.10 1 PLTD 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Caterpilar 1.42 1 PLTD 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
Caterpilar 1.42 1 PLTD 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
PLTD Liang
MWM 0.1 1 PLTD 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Deutz 0.28 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
PLTD Waipia
Deutz 0.04 3 PLTD 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Marcedes 0.1 1 PLTD 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Volvo 0.28 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
PLTD Sewa
Sewa Diesel HSD PLTD 2.0
Project PLN
Isal II PLTA 20.0
Masohi PLTU 10.0
Project IPP
Gasifikasi Batubara (sewa) PLTD 4.0 -4.0
Jumlah Efektif MW 7.4 9.4 9.4 18.0 18.0 15.7 15.7 31.7 31.7 31.7 31.7
Cadangan MW 2.7 2.7 2.7 2.7 7.5 7.5 7.5 7.5 7.5 7.5 7.5
Pemeliharaan 1.4 1.4 1.4 1.4 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
Operasi 1.3 1.3 1.3 1.3 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Surplus/Defisit MW -0.5 0.9 0.2 8.2 2.6 -0.5 -1.3 13.7 12.8 11.7 10.6
Neraca Daya Wilayah Maluku
Wilayah Maluku
Neraca Daya Sistem BacanSistem Bacan
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 7.8 8.9 10.1 11.3 12.7 14.1 15.7 17.5 19.4 21.5 23.8
Beban Puncak MW 1.9 2.2 2.5 2.8 3.1 3.4 3.8 4.2 4.6 5.1 5.6
Load Faktor % 46.4 46.6 46.8 47.0 47.1 47.3 47.5 47.7 47.9 48.1 48.3
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.60
Derating capacity 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.50
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
MAN 0.40 2 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Deutz 0.40 1 PLTD 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
MAN 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MWM 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MTU 0.70 2 PLTD 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
Pembangkit Sewa
Sewa HSD PLTD 0.5 0.5 0.5
Project PLN
Bacan PLTD 1.2
Project IPP
Bacan PLTB 3.0
Jumlah Efektif MW 3.6 4.8 4.8 7.3 7.3 7.3 7.3 7.3 7.3 7.3 7.3
Cadangan MW 1.2 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9
Pemeliharaan 0.7 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Operasi 0.5 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Surplus/Defisit MW 0.5 0.7 0.4 2.6 2.3 2.0 1.6 1.2 0.8 0.3 -0.2

533
534
Neraca Daya Wilayah Papua
Neraca Daya Sistem
Wilayah Jayapura
Papua Sistem Jayapura
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 216.8 236.5 255.6 276.5 298.3 322.5 349.0 377.8 409.2 443.2 482.7
Lampiran B.4.2

Beban Puncak MW 37.0 40.2 43.3 46.6 50.1 53.9 58.1 62.7 67.6 72.9 79.1
Tenaga Listrik 2009-2018

Load Faktor % 66.9 67.2 67.5 67.7 68.0 68.3 68.5 68.8 69.1 69.4 69.6
Rencana Usaha Penyediaan

Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 69.1 69.1 58.5 26.5 25.3 25.3 25.3 25.3 25.3 25.3 25.3
Derating capacity 19.3 18.0 10.0 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9 6.9
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
Yarmoch
SWD 2.3 2 PLTD 4.6 4.6
Perkins 1.2 2 PLTD 2.3 2.3 2.3
Caterpillar 0.8 1 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Komatsu 0.7 2 PLTD 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
Waena
MAK 2.5 4 PLTD 10.2 10.2 10.2
Daihatsu 3.0 1 PLTD 3.0 3.0 3.0
MAK 2.8 3 PLTD 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4 8.4
Perkins 1.2 1 PLTD 1.2 1.2 1.2 1.2
Mitsubhisi 1.2 3 PLTD 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6
Mirreless 6.3 1 PLTD 6.3 6.3 6.3 6.3 6.3 6.3 6.3 6.3 6.3 6.3 6.3
Wartsila 6.0 1 PLTD 6.0 6.0 6.0
Sentani
Deutz 0.6 1 PLTD 0.6 0.6 0.6
Komatsu 0.7 3 PLTD 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2
Arso
Komatsu 0.7 3 PLTD 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2
MAN 0.4 1 PLTD 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
Pembangkit Sewa
Sewa HSD PLTD 16.0 16.0 10.0
Project PLN
Genyem (Ongoing) PLTA 10.0 10.0
Jayapura Baru (Perpres) PLTU 20.0
Amai PLTM 1.4
Project IPP
Jayapura (Rencana) PLTU 10.0 10.0
Jayapura PLTU 21.6
Jumlah Kapasitas MW 69.1 69.1 78.5 78.1 86.9 86.9 86.9 86.9 96.9 108.3 108.3
Reserve Margin % 86.8 72.0 81.5 67.5 73.5 61.1 49.4 38.6 43.3 48.4 36.8
Cadangan MW 9.0 16.0 16.0 16.0 16.0 16.0 16.0 16.0 16.0 16.0 16.0
Pemeliharaan 6.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0
Operasi 3.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
Surplus/Defisit MW 23.1 12.9 19.2 15.5 20.8 16.9 12.7 8.2 13.3 19.3 13.2
Neraca Daya Wilayah Papua
Wilayah Papua
Neraca Daya Sistem Biak Sistem Biak
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 45.1 49.2 53.2 57.5 62.1 67.1 72.6 78.7 85.2 92.3 100.5
Beban Puncak MW 7.6 8.3 8.9 9.6 10.3 11.1 12.0 12.9 13.9 15.0 16.3
Load Faktor % 67.8 68.0 68.3 68.6 68.8 69.1 69.4 69.7 69.9 70.2 70.5
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 13.6 13.6 13.6 13.6 13.6 13.6 13.6 13.6 6.0 6.0 6.0
Derating capacity 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 1.4 1.4 1.4
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
Daihatsu 3.00 2 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
MAK 2.54 3 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6
Pembangkit Sewa
Sewa MFO PLTD 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0
Project PLN
Biak (Rencana) PLTU 7.0 7.0 7.0 7.0
Jumlah Efektif MW 12.7 12.7 13.7 20.7 27.7 24.7 24.7 24.7 25.6 32.6 32.6
Cadangan MW 5.5 5.5 5.5 5.5 5.5 5.5 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0
Pemeliharaan 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Operasi 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
Surplus/Defisit MW -0.4 -1.0 -0.7 5.6 11.9 8.1 2.8 1.8 1.7 7.6 6.3

535
536
Neraca Daya Wilayah Papua
Neraca DayaSistem Papua Sistem Serui
Wilayah Serui
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 17.5 19.1 20.6 22.3 24.1 26.0 28.2 30.5 33.0 35.8 39.0
Lampiran B.4.2

Beban Puncak MW 3.3 3.6 3.8 4.1 4.4 4.8 5.2 5.6 6.0 6.5 7.0
Tenaga Listrik 2009-2018

Load Faktor % 60.8 61.0 61.2 61.5 61.7 62.0 62.2 62.5 62.7 63.0 63.2
Rencana Usaha Penyediaan

Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.00
Derating capacity 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.40
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
Caterpillar 0.8 1 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
MTU 1.0 1 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Mitsubishi 1.2 1 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
MAN 0.5 2 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
Deutz 0.7 1 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Komatsu 0.7 1 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Komatsu 0.5 1 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Project PLN
Mariarotu I PLTM 1.3
Mariarotu II PLTM 1.2 1.2
Tatui (Rencana) PLTM 1.3
Jumlah Efektif MW 4.6 4.6 5.9 5.9 7.2 8.4 9.6 9.6 9.6 9.6 9.6
Cadangan MW 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9
Pemeliharaan 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Operasi 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Surplus/Defisit MW -0.6 -0.9 0.2 -0.1 0.9 1.7 2.5 2.1 1.7 1.2 0.7
Neraca Daya Wilayah Papua
Neraca DayaSistem
Wilayah Sorong
Papua Sistem Sorong
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 113.4 123.7 133.8 144.7 156.1 168.8 182.6 197.7 214.1 231.9 252.6
Beban Puncak MW 18.8 20.4 22.0 23.7 25.4 27.4 29.5 31.9 34.4 37.1 40.2
Load Faktor % 68.9 69.2 69.5 69.7 70.0 70.3 70.6 70.9 71.1 71.4 71.7
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 26.0 12.5 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7 8.7
Derating capacity MW 5.0 2.5 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
Klademak
Cockeril 1.10 1 PLTD 1.1
Daihatsu 3.10 1 PLTD 3.1
MAN 0.50 1 PLTD 0.5
Klasaman
MAK 2.54 2 PLTD 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1
MAK 2.80 1 PLTD 2.8
MAK 2.20 1 PLTD 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2
Komatsu 0.70 2 PLTD 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
Pembangkit Sewa
Sewa HSD PLTD 6.0
Sewa HSD (baru) PLTD 2.0 2.0 2.0
Excess Power 1.8 1.8
Project PLN
Sorong (Perpres Tambahan) PLTU 15.0 15.0
Sewa PLTG PLTG 20.0
Project IPP
Sorong (Rencana) PLTU
Jumlah Efektif MW 21.0 30.0 26.7 41.7 56.7 56.7 56.7 56.7 56.7 56.7 56.7
Cadangan MW 4.0 4.0 4.0 18.0 18.0 18.0 18.0 18.0 18.0 18.0 18.0
Pemeliharaan 3.0 3.0 3.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0

537
Operasi 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
Surplus/Defisit MW -1.8 5.6 0.7 0.0 13.2 11.3 9.1 6.8 4.3 1.6 -1.5
538
Neraca Daya Wilayah Papua
Neraca DayaSistem Papua Sistem Wamena
WilayahWamena
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Lampiran B.4.2

Produksi Energi GW h 11.4 12.5 13.5 14.6 15.7 17.0 18.4 20.0 21.6 23.5 25.6
Tenaga Listrik 2009-2018

Beban Puncak MW 2.0 2.2 2.3 2.5 2.7 2.9 3.1 3.4 3.7 3.9 4.3
Rencana Usaha Penyediaan

Load Faktor % 65.6 65.8 66.1 66.3 66.6 66.9 67.1 67.4 67.6 67.9 68.2
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6
Derating capacity 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Wamena
Deutz 0.3 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Catterpilar 0.5 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
DEUTZ 0.1 1 PLTD 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Komatsu 0.7 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
PLTM Sinagma
Gilbert 0.1 1 PLTM 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Flender 0.1 2 PLTM 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
PLTM Walesi
Biwater 0.5 2 PLTM 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Biwater 0.3 2 PLTM 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Project PLN
Wamena (Biofuel) PLTD 1.0
Walesi I (Expansi) PLTM 0.3
W alesi II (Cascade) PLTM 1.0 1.0

Jumlah Efektif MW 3.2 3.2 4.2 5.2 5.2 5.2 5.2 6.2 6.2 6.2 6.2
Cadangan MW 1.2 1.2 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Pemeliharaan 0.7 0.7 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Operasi 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Surplus/Defisit MW 0.0 -0.2 0.3 1.1 1.0 0.8 0.5 1.3 1.0 0.7 0.4
Neraca Daya Wilayah Papua
Neraca DayaSistem Papua Sistem Merauke
WilayahMerauke
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 49.3 53.8 58.2 62.9 67.9 73.4 79.5 86.0 93.2 100.9 109.9
Beban Puncak MW 8.4 9.1 9.8 10.6 11.3 12.2 13.2 14.2 15.3 16.5 17.9
Load Faktor % 67.2 67.5 67.8 68.0 68.3 68.6 68.9 69.1 69.4 69.7 70.0
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 15.7 15.7 14.3 8.9 6.9 6.9 6.9 6.9 5.3 5.3 5.3
Derating capacity 3.6 3.6 3.0 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9 1.9
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
SWD 0.34 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
MWM 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Deutz 0.26 2 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Deutz 0.56 2 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
SWD 0.54 1 PLTD
Catterpilar 0.51 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Catterpilar 0.34 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
MAN 1.00 2 PLTD 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
DAIHATSU 1.25 1 PLTD 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
KOMATSU 0.80 3 PLTD 2.4 2.4 2.4
Deutz 0.10 3 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Yanmar 0.01 1 PLTD 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Perkins 0.04 1 PLTD 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Pembangkit Sewa
Sewatama PLTD 5.0 5.0 5.0 2.0
Pemda PLTD 1.4 1.4
Project PLN
Kurik I PLTD 2.5
Merauke (Perpres Tambahan) PLTU 10.0 10.0
Project IPP
Kurik I PLTU
Jumlah Efektif MW 12.1 14.6 13.8 19.5 27.5 27.5 27.5 27.5 25.9 25.9 25.9
Cadangan MW 2.3 2.3 2.3 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Pemeliharaan 1.3 1.3 1.3 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0

539
Operasi 1.0 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
Surplus/Defisit MW 1.5 3.2 1.8 2.0 9.2 8.3 7.3 6.3 3.6 2.3 0.9
540
Neraca Daya Wilayah Papua
Neraca DayaSistem Papua Sistem Manokwari
Wilayah Manokwari
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2017
Kebutuhan
Lampiran B.4.2

Produksi Energi GW h 46.7 50.9 55.1 59.6 64.3 69.5 75.2 81.4 88.2 95.5 104.1
Tenaga Listrik 2009-2018

Beban Puncak MW 8.0 8.7 9.4 10.1 10.9 11.7 12.6 13.6 14.7 15.8 17.2
Rencana Usaha Penyediaan

Load Faktor % 66.4 66.7 66.9 67.2 67.5 67.8 68.0 68.3 68.6 68.8 69.1
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 10.7 10.7 10.7 10.7 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2 6.2 6.17
Derating capacity 3.5 3.1 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.2 2.20
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
Daihatsu 1.3 1 PLTD 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
MAN 1.0 2 PLTD 2.0 2.0 2.0 2.0
Daihatsu 0.6 2 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
Deutz 1.2 2 PLTD 2.5 2.5 2.5 2.5
Komatsu 0.8 1 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Komatsu 0.5 2 PLTD 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Mitsubishi 1.0 2 PLTD 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel PLTD 3.0
Sewa Diesel (Baru) PLTD 2.0 2.0 2.0
Project PLN
Sanggeng MFO (Loan Belgia) PLTD 3.2
Prafi (Ongoing) PLTM 2.5
Andai (Rencana) PLTU 7.0 7.0
Project IPP

Jumlah Efektif MW 12.2 15.3 16.2 21.2 23.7 23.7 23.7 23.7 23.7 23.7 23.7
Cadangan MW 2.3 2.8 2.8 8.2 8.2 8.6 8.6 8.6 8.6 8.6 8.6
Pemeliharaan 1.3 1.6 1.6 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Operasi 1.0 1.2 1.2 1.2 1.2 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
Surplus/Defisit MW 1.8 3.7 4.0 2.8 4.6 3.4 2.4 1.5 0.4 -0.8 -2.1
Neraca Daya Wilayah Papua
Neraca DayaSistem
Wilayah Nabire
Papua Sistem Nabire
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 27.0 29.4 31.8 34.4 37.1 40.1 43.4 47.0 51.0 55.2 60.1
Beban Puncak MW 5.3 5.7 6.2 6.7 7.2 7.7 8.3 9.0 9.7 10.4 11.3
Load Faktor % 58.3 58.5 58.7 59.0 59.2 59.4 59.7 59.9 60.1 60.4 60.6
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 10.9 10.9 10.9 10.9 10.9 10.9 10.9 10.9 10.9 10.9 10.89
Derating capacity 2.7 2.7 2.9 2.9 2.9 2.9 3.0 3.0 3.0 3.0 3.00
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
Deutz 0.3 3 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Caterpillar 0.2 1 PLTD 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
Komatsu 0.7 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Skoda 0.7 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
MTU 1.0 2 PLTD 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
MAN 1.0 2 PLTD 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
MAN 0.5 3 PLTD 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Caterpillar 2.3 1 PLTD 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3
Deutz 0.8 1 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel HSD PLTD 1.0 1.0 1.0
Project PLN
Kalibumi I (Rencana) PLTM 2.6
Kalibumi II (Rencana) PLTM 2.0 2.0
Sanoba (Rencana) PLTM 0.2
Jumlah Efektif MW 9.2 9.2 11.6 10.6 10.6 12.6 14.5 14.5 14.7 14.7 14.7
Cadangan MW 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3
Pemeliharaan 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3
Operasi 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Surplus/Defisit MW 0.6 0.2 2.1 0.6 0.1 1.6 2.9 2.2 1.7 1.0 0.1

541
542
Neraca Daya Wilayah Papua
Neraca DayaSistem
WilayahFak-Fak
Papua Sistem Fak-Fak
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Lampiran B.4.2

Produksi Energi GW h 16.0 17.5 18.9 20.5 22.1 23.9 25.9 28.0 30.3 32.9 35.8
Tenaga Listrik 2009-2018

Beban Puncak MW 2.6 2.8 3.1 3.3 3.5 3.8 4.1 4.4 4.8 5.2 5.6
Rencana Usaha Penyediaan

Load Faktor % 70.1 70.4 70.7 70.9 71.2 71.5 71.8 72.0 72.3 72.6 72.9
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8
Derating capacity 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Kebun Kapas
MWM 0.2 1 PLTD 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
Komatsu 0.3 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
SWD 0.3 2 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Deutz 0.6 1 PLTD 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Deutz 0.6 2 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
MAN 0.5 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Komatsu 0.7 2 PLTD 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4 1.4
PLTM Werba
Francis (Werba) 1.0 2 PLTM 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
Pembangkit Sewa
Sewa HSD PLTD 1.0 1.0 1.0 1.0
Project PLN
Kombemur (Rencana) PLTM 3.3 3.3
Jumlah Efektif MW 5.1 6.1 6.1 6.1 6.1 8.4 11.7 11.7 11.7 11.7 11.7
Cadangan MW 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 4.3 4.3 4.3 4.3 4.3 4.3
Pemeliharaan 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3 3.3
Operasi 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Surplus/Defisit MW 0.9 1.7 1.5 1.2 1.0 0.3 3.3 2.9 2.6 2.2 1.8
Neraca Daya Wilayah Papua
Neraca DayaSistem
Wilayah Timika
Papua Sistem Timika
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 50.1 54.7 59.1 63.9 69.0 74.6 80.7 87.3 94.6 102.4 111.6
Beban Puncak MW 7.9 8.6 9.3 10.0 10.8 11.6 12.5 13.5 14.5 15.7 17.0
Load Faktor % 72.1 72.4 72.7 72.9 73.2 73.5 73.8 74.1 74.4 74.6 74.9
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 14.0 11.1 6.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.1 4.10
Derating capacity 3.4 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.20
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
Catterpilar 0.25 2 PLTD 0.5
Catterpilar 0.54 1 PLTD 0.5
Catterpilar 0.73 2 PLTD 1.5
Deutz-MWM 0.80 2 PLTD 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
MAN 0.40 1 PLTD 0.4
Perkins 1.20 1 PLTD 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Mitsubishi 1.30 1 PLTD 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
Pembangkit Sewa
Sewa HSD 7.0 7.0 2.0
Project PLN
Timika (Loan Belgia) PLTD 3.2
Timika (Perpres) PLTU 14.0
Timika (Rencana) PLTU 7.0 7.0
Project IPP

Jumlah Efektif MW 10.6 13.1 22.1 20.1 20.1 20.1 27.1 34.1 34.1 34.1 34.1
Cadangan MW 1.9 3.7 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2 8.2
Pemeliharaan 1.2 2.5 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Operasi 0.7 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Surplus/Defisit MW 0.8 0.8 4.6 1.9 1.1 0.3 6.4 12.4 11.4 10.2 8.9

543
544
Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit
Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit Maluku & Papua
Maluku dan Papua
(MW)
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Lampiran B.4.2
Tenaga Listrik 2009-2018

PLN
Rencana Usaha Penyediaan

PLTU 15 63 69 59 7 21 234
PLTGU -
PLTG 20 20
PLTD 14 16 1 31
PLTP 20 20
PLTA 3 0 24 11 6 26 - 0 1 - 72
Total -
IPP -
PLTU 18 28 10 10 66
PLTGU -
PLTG -
PLTD -
PLTP -
PLTA -
Total - - 18 28 - - - - 10 10 - 66
PLN+IPP -
PLTU - 15 81 97 59 7 21 - 10 10 - 300
PLTGU - - - - - - - - - - - -
PLTG - - 20 - - - - - - - - 20
PLTD - 14 - 16 - - - 1 - - - 31
PLTP - - - - 20 - - - - - - 20
PLTA - 3 0 24 11 6 26 - 0 1 - 72
Total - 32 101 136 90 13 47 1 10 11 - 443
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.4.2

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.2


NERACA DAYA SISTEM MALUKU & PAPUA

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.4.2

545
546
Lampiran B.4.3

NERACA ENERGI & PROYEKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKAR MALUKU & PAPUA
Tenaga Listrik 2009-2018

Proyeksi Neraca Energi


Rencana Usaha Penyediaan

Proyeksi Neraca Energi Maluku & Papua


Maluku dan Papua
(GWh)
Tahun HSD MFO Gas Batubara Hydro Geot. Jumlah
2008 829 183 - 0 13 - 1,025
2009 751 193 92 31 23 - 1,090
2010 509 30 99 547 42 - 1,228
2011 287 42 96 854 102 - 1,380
2012 297 17 60 909 153 66 1,501
2013 309 17 65 1,007 212 66 1,676
2014 339 61 71 1,069 228 49 1,817
2015 394 74 77 1,137 231 66 1,978
2016 424 106 85 1,224 239 66 2,142
2017 467 141 100 1,297 249 66 2,318
2018 514 187 131 1,366 251 66 2,516
Proyeksi Kebutuhan Energi Primer
Maluku dan Papua
Proyeksi Kebutuhan Energi Primer Maluku & Papua

HSD MFO Gas Batubara


Tahun
10^3 kL 10^3 kL bcf 10^3 ton
2008 2,068 1,289 0 0
2009 1,595 1,103 1 21
2010 941 341 2 369
2011 540 31 1 576
2012 380 22 1 613
2013 394 16 1 679
2014 447 17 1 721
2015 506 19 1 767
2016 582 22 1 826
2017 715 25 2 875
2018 886 29 2 922

547
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.4.3

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.3


KEBUTUHAN ENERGI PRIMER

Produksi Energi

Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka
produksi energi berdasarkan jenis energi primer di sistem Maluku dan Papua adalah Lampiran B4.3.

Produksi energi pada Lampiran B4.3 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan asumsi
harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
- Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, dan ba-
tubara = USD 90/ton.
- Gas alam hanya digunakan di Papua.
- Ketersediaan batubara tidak terbatas.
- Pemanfaatan tenaga panas bumi dan tenaga air sesuai dengan proyek PLTP dan PLTA pada neraca
daya.

Lampiran B4.3 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Peranan MFO yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu sekitar 183 GWh, akan berkurang menjadi
sekitar 17 GWh pada tahun 2013 dan meningkat lagi menjadi 187 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi
karena peranannya digantikan oleh PLTU batubara dan pembangkit geothermal yang mulai beroperasi
pada tahun 2010 di sistem Ambon.
b. Peranan HSD yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu 829 GWh akan secara bertahap berkurang
menjadi sekitar 287 GWh pada tahun 2011 dan meningkat lagi menjadi 514 GWh pada tahun 2018. Hal ini
terjadi karena berhentinya pengoperasian sebagian PLTD HSD. Penggunaan HSD untuk jangka panjang
tidak menjadi habis karena di Maluku dan Papua masih tetap dibutuhkan karena sistem masih tersebar.
c. Peranan pembangkit gas hanya di sistem Sorong – Papua.
d. Peranan pembangkit batubara mulai tahun 2009 dengan produksi 31 GWh dan pada tahun 2018 mening-
kat tajam menjadi 1.366 GWh. Hal ini terjadi karena besarnya penambahan kapasitas PLTU batubara,
yang pada tahun 2008 belum ada pembangkit batubara dan pada tahun akan menjadi 1.775 MW.
e. Peranan pembangkit hidro meningkat baik di Maluku dan Papua, yaitu dengan masuknya proyek PLTA
berikut : Genyem dan Isal.
f. Peranan tenaga panas bumi mulai tahun 2012 dengan beroperasinya PLTP Tulehu.

548
Kebutuhan Bahan Bakar

Kebutuhan energi primer di sistem Maluku dan Papua dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat
pada Lampiran B4.3.

Kebutuhan HSD semakin turun yaitu dari 2,06 juta liter pada tahun 2008 menjadi 0,38 juta liter pada tahun
2012, kemudian naik kembali menjadi 0,88 juta liter pada tahun 2018 sesuai dengan produksi energi listrik
pada keterangan di atas. Sedangkan pemakaian MFO menjadi sangat kecil mulai tahun 2011 karena hanya
beroperasi di sistem Ambon.

Pemakaian gas khususnya di Papua hanya dilakukan oleh pembangkit IPP, yaitu PLTG Sorong dan diasumsi-
kan pasokan gas tetap ada hingga tahun 2018.

Pemakaian batubara mulai tahun 2009 sebesar 0,02 juta ton akan naik menjadi 0,92 juta ton pada tahun
2018.

549
550
RENCANA PENGEMBANGAN
Proyeksi Kebutuhan PENYALURAN MALUKU
Fisik Transmisi dan&GIPAPUA
Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI Maluku & Papua
Maluku dan Papua
(kms)
Lampiran B.4.4
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Tegangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah
500 kV AC - - - - - - - - - - - -
500 kV DC - - - - - - - - - - - -
275 kV - - - - -
150 kV - - - - - - - - - - - -
70 kV - - 170 268 - - 186 624
Total - - 170 268 - - 186 - - - - 624

(MVA)

Tegangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah
500/275 kV -
275/150 kV -
150/20 kV -
70/20 kV 90 110 30 - 30 50 60 - 30 400
Total - - 90 110 30 - 30 50 60 - 30 400
PENGEMBANGAN
PengembanganTRANSMISI Maluku
TransmisiPAPUA DAN Papua
& MALUKU
No. Area Dari Ke Tegangan Conductor kms Fx Lx Jumlah C OD
1 Papua PLTU Hautekamp Yarmokh 70kV 2 cct, 1 Hawk 40 2.19 1.49 3.68 2010
2 Papua PLTA Genyem Waena 70kV 2 cct, 1 HAWK 165 6.16 4.43 10.60 2011
3 Papua PLTU Pomako Timika 70kV 2 cct, 1 HAW K 60 2.24 1.61 3.85 2011

4 Maluku PLTU Waai Sirimao 70kV 1 st cct, 1 HAWK 55 3.02 2.05 5.06 2010
5 Maluku PLTU W aai Passo 70kV 1 st cct, 1 HAW K 33 1.81 1.23 3.04 2010
6 Maluku Passo Sirimao 70kV 1 st cct, 1 HAW K 42 2.30 1.56 3.87 2010
7 Maluku Masohi Kairatu 70kV 2 st cct, 1 HAW K 43 5.38 3.65 9.02 2011
8 Maluku PLTA Isal II Masohi 70kV 2 cct, 1 HAW K 186 6.95 5.00 11.94 2014

Jumlah 624 30.06 21.02 51.07

551
552
Lampiran B.4.4
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Pengembangan
PENGEMBANGAN GARDU Induk Maluku
Gardu INDUK PAPUA & Papua
DAN MALUKU
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kapasitas Fx Lx Jumlah COD
1 Papua Yarmokh (GI Baru) 70/20 kV New 30 1.88 0.32 2.20 2010
2 Papua Waena (GI Baru) 70/20 kV New 30 1.88 0.32 2.20 2011
3 Papua Genyem (GI Baru) 70/20 kV New 20 1.67 0.28 1.95 2011
4 Papua Timika (GI Baru) 70/20 kV New 20 1.67 0.28 1.95 2011
5 Papua Yarmokh 70/20 kV Extension 30 1.08 0.18 1.26 2012
6 Papua Waena 70/20 kV Extension 30 1.08 0.18 1.26 2015
7 Papua Yarmokh 70/20 kV Extension 30 1.08 0.18 1.26 2016
8 Papua Waena 70/20 kV Extension 30 1.08 0.18 1.26 2018

9 Maluku Sirimao (GI Baru) 70/20 kV New 40 2.53 0.42 2.96 2010
10 Maluku Passo (GI Baru) 70/20 kV New 20 1.67 0.28 1.95 2010
11 Maluku Masohi (GI Baru) 70/20 kV New 20 1.67 0.28 1.95 2011
12 Maluku Kairatu (GI Baru) 70/20 kV New 20 1.67 0.28 1.95 2011
13 Maluku Sirimao 70/20 kV Extension 30 1.08 0.18 1.26 2014
14 Maluku Passo 70/20 kV Extension 20 0.87 0.14 1.01 2015
15 Maluku Sirimao 70/20 kV Extension 30 1.08 0.18 1.26 2016

Jumlah 400 22.01 3.67 25.68


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.4.4

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.4


RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.4.4

553
554
PETA RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN MALUKU & PAPUA
Peta Transmisi Maluku & Papua
Lampiran B.4.5
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.4.5

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.5


PETA TRANSMISI MALUKU & PAPUA

555
556
Capacity Balance GI
CAPACITY BALANCE GARDU INDUK MALUKU & PAPUA
Capacity Balance
Sistem GI Sistem
Ambon Ambon – Wilayah
– Wilayah MalukuMaluku
Kapasitas Trafo 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Unit Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
No. Gardu Induk Teg Total
No. Size Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
Lampiran B.4.6

MVA MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA
1 Sistem Ambon
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Beban Puncak Konsumen 34.9 38.8 42.6 46.8 51.2 55.9 60.9 66.3 72.0 78.0 84.6

1. GI Ambon/Sirimao 70/20 - - - 18.0 40 19.9 21.9 24.1 26.4 30 44.5 48.6 30 53.1 57.9
53% 58% 64% 71% 44% 75% 57% 62% 68%

2. GI Passo 70/20 - - - 9.7 20 10.5 11.4 12.2 13.2 21.8 20 23.4 25.0 26.7
57% 62% 67% 72% 78% 64% 69% 73% 79%

2 Sistem Masohi - Kairatu - Piru


Beban Puncak Konsumen 7.0 7.7 12.8 13.9 15.1 16.3 17.7 19.1

3. GI Masohi 150/20 - - - 4.5 20 4.9 8.4 9.2 10.1 11.0 12.0 13.1
26% 29% 49% 54% 59% 65% 71% 77%

4. GI Kairatu 150/20 - - - 2.5 10 2.7 4.5 4.7 5.0 5.3 5.7 6.0
30% 32% 52% 56% 59% 63% 66% 70%

3 Sistem Namlea - Mako - Air Buaya


Beban Puncak Konsumen 5.4 5.9 6.5 7.2

5. GI Namlea 150/20 - - - 5.4 10 5.9 6.5 7.2


63% 70% 77% 85%

Supply dari Sistem 20 kV 38.8 14.9 16.4 17.9 19.6 21.3 - - - -

Total Beban Puncak GI Umum - - - - 27.7 60.0 37.4 30.0 40.9 - 49.1 - 53.5 30.0 86.7 30.0 94.2 30.0 102.3 - 111.0 -
Total Beban Pembangkit Langsung - 38.8 14.9 16.4 17.9 19.6 21.3 - - - -
Beban Total GI + Pembangkit Langsung - 38.8 42.6 53.8 58.8 68.7 74.8 86.7 94.2 102.3 111.0
Total Beban Puncak Konsumen 34.9 38.8 42.6 53.8 58.8 68.7 74.8 86.7 94.2 102.3 111.0
Diversity Factor - 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Capacity Balance GI
Capacity
Interkoneksi Interkoneksi
Balance GITernate & Tidore
Ternate – Tidore – Wilayah
& Wilayah Maluku Maluku
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
No. Gardu Induk Tegangan
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA MW MVA
1 Sistem Ternate - Tidore
Beban Puncak Konsumen 22.7 24.8 27.1 29.5 32.1 34.8 37.7 40.7 44.0

1. GI Ternate 70/20 20.8 30 22.6 30 24.5 26.5 28.6


82% 44% 48% 52% 56%

2 Sistem Tobelo - Malifut - Jailolo - Sofifi


Beban Puncak Konsumen 13.0 14.0 15.1 16.2 17.4

2. GI Tobelo 70/20 4.1 10 4.4 4.7 5.1 5.5


48% 52% 56% 60% 64%

3. GI Jailolo 70/20 4.4 10 4.7 5.1 5.4 5.8


51% 55% 59% 64% 69%

Supply dari Sistem 20 kV - 22.7 24.8 27.1 29.5 15.8 17.1 18.5 19.9 21.5

Total Beban Puncak GI Umum - - - - - - - - - - 29.3 50.0 31.7 30.0 34.3 - 37.0 - 39.9 -
Total Beban Pembangkit Langsung - 22.7 24.8 27.1 29.5 15.8 17.1 18.5 19.9 21.5
Beban Total GI + Pembangkit Langsung - 22.7 24.8 27.1 29.5 45.1 48.8 52.7 56.9 61.4
Total Beban Puncak Konsumen - 22.7 24.8 27.1 29.5 45.1 48.8 52.7 56.9 61.4
Diversity Factor #### 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

557
558
Capacity Balance GI
Lampiran B.4.6
Tenaga Listrik 2009-2018

Sistem
Capacity Jayapura
Balance Wilayah
GI Sistem–Jayapura – Wilayah
PapuaPapua
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Trafo 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
No. SUBSTATION Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Unit Size Total Transf Transf Transf Transf Transf Transf Transf Transf Transf Transf Transf
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

2 SISTEM JAYAPURA
Beban Sistem 37.00 40.20 43.30 46.60 50.10 53.90 58.10 62.70 67.60 72.90 78.73
1. Yarmokh
70/20 1 0 0
22.2 24.1 17.0 30 19.0 25.1 30 27.3 29.9 32.6 40.6 30 43.7 47.2
67% 74% 49% 54% 59% 64% 53% 57% 62%

Beban langsung dari pembangkit 9.00 9.00 5.00 5.00 5.00 5.00

2. Waena
70/20 1 0 0
12.6 30 13.9 15.3 16.9 18.6 30 20.4 22.4 24.6 30
50% 55% 60% 66% 36% 40% 41% 46%

Beban langsung dari pembangkit 17.3

3. PLTA Genyem
70/20 1 0 0
6.0 20 6.1 6.2 6.4 6.5 6.6 6.8 6.9
35% 36% 37% 37% 38% 39% 40% 41%

TOTAL BEBAN PUNCAK GI UMUM 17.0 30.0 37.6 50.0 45.1 30.0 48.9 0.0 53.1 0.0 57.7 30.0 67.6 30.0 72.9 0.0 78.7 30.0
TOTAL Beban Pembangkit Langsung 26.3 0.0 9.0 0.0 5.0 0.0 5.0 0.0 5.0 0.0 5.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
BEBAN TOTAL GI + PEMBANGKIT LANGSUNG 43.3 46.6 50.1 53.9 58.1 62.7 67.6 72.9 78.7
TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM JAYAPURA 43.3 46.6 50.1 53.9 58.1 62.7 67.6 72.9 78.7
DIVERSITY FACTOR (dengan beban langsung Pembangkit ) 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.4.6

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.6


CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
REGION MALUKU DAN PAPUA

Dengan kriteria seperti yang diuraikan pada Penjelasan Lampiran B.1.6, kebutuhan pembangunan Gardu In-
duk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting untuk region Kalimantan sampai dengan tahun 2018 sebesar
400 MVA dan pengembangan jaringan transmisi sepanjang 624 kms dengan rincian seperti pada Lampiran
B.4.6.

559
560
Lampiran B.4.7
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi


Maluku dan Papua
KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI MALUKU & PAPUA
Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi Maluku & Papua

Jenis 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah
JTM kms 60 149 154 159 164 169 174 179 184 190 195 1,776
JTR kms 69 166 172 178 184 190 196 203 210 216 223 2,006
Trafo MVA 2 8 8 9 9 9 10 10 11 12 12 100
Pelanggan 10^3 9 13 14 15 15 16 17 18 19 20 22 178
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.4.7

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.7


KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI
MALUKU & PAPUA

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.4.7

561
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran B.4.8

ANALISA ALIRAN DAYA SISTEM MALUKU & PAPUA

562
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.4.8

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.8


ANALISIS ALIRAN DAYA
MALUKU & PAPUA

563
564
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Tidak Termasuk IPP
KEBUTUHAN INVESTASI MALUKU & PAPUA
[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Tidak Termasuk IPP
Lampiran B.4.9
Tenaga Listrik 2009-2018

Maluku
(Fixed Asset dan)Papua
Addition Maluku & Papua
Rencana Usaha Penyediaan

(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc - 32.1 78.0 138.1 105.9 24.3 73.7 0.6 0.5 3.6 - 456.8
Pembangkit Lc - 5.7 25.7 24.4 18.7 4.3 13.0 0.1 0.1 0.6 - 92.6
Total - 37.8 103.7 162.5 124.6 28.5 86.7 0.8 0.6 4.2 - 549.4
Fc -
Penyaluran Lc -
Total - - - - - - - - - - - -
Fc -
Distribusi Lc 16.6 19.2 23.7 24.2 25.2 26.6 28.2 29.8 31.5 33.4 36.5 295.0
Total 16.6 19.2 23.7 24.2 25.2 26.6 28.2 29.8 31.5 33.4 36.5 295.0
Fc - 32.1 78.0 138.1 105.9 24.3 73.7 0.6 0.5 3.6 - 456.8
Total Lc 16.6 24.9 49.4 48.6 43.9 30.9 41.2 29.9 31.6 34.0 36.5 387.6
Total 16.6 57.0 127.4 186.7 149.8 55.2 114.9 30.5 32.1 37.6 36.5 844.4
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Tidak Termasuk IPP
[Disbursement Schedule]
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Tidak Termasuk IPP
(Disbursement Schedule
Maluku ) Maluku& Papua
dan Papua
(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 14.8 56.9 112.1 113.9 68.8 45.9 34.7 0.9 2.0 1.8 - 451.9
Pembangkit Lc 2.9 22.9 22.8 18.0 10.0 9.2 4.5 0.2 0.4 0.3 - 91.1
Total 17.7 79.8 134.9 131.9 78.8 55.1 39.2 1.1 2.4 2.1 - 543.0
Fc -
Penyaluran Lc -
Total - - - - - - - - - - - -
Fc -
Distribusi Lc 16.6 19.2 23.7 24.2 25.2 26.6 28.2 29.8 31.5 33.4 36.5 295.0
Total 16.6 19.2 23.7 24.2 25.2 26.6 28.2 29.8 31.5 33.4 36.5 295.0
Fc 14.8 56.9 112.1 113.9 68.8 45.9 34.7 0.9 2.0 1.8 - 451.9
Total Lc 19.5 42.1 46.5 42.2 35.3 35.8 32.7 29.9 31.9 33.7 36.5 386.1
Total 34.3 99.1 158.6 156.2 104.0 81.7 67.4 30.8 33.9 35.5 36.5 838.0

565
566
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP
[Fixed Asset Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP
Lampiran B.4.9
Tenaga Listrik 2009-2018

Maluku dan Papua


(Fixed Asset Addition) Maluku & Papua
Rencana Usaha Penyediaan

(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc - 32.1 97.9 168.6 105.9 24.3 73.7 0.6 11.6 14.6 - 529.3
Pembangkit Lc - 5.7 29.2 29.8 18.7 4.3 13.0 0.1 2.0 2.6 - 105.4
Total - 37.8 127.1 198.4 124.6 28.5 86.7 0.8 13.6 17.2 - 634.7
Fc -
Penyaluran Lc -
Total - - - - - - - - - - - -
Fc -
Distribusi Lc 16.6 19.2 23.7 24.2 25.2 26.6 28.2 29.8 31.5 33.4 36.5 295.0
Total 16.6 19.2 23.7 24.2 25.2 26.6 28.2 29.8 31.5 33.4 36.5 295.0
Fc - 32.1 97.9 168.6 105.9 24.3 73.7 0.6 11.6 14.6 - 529.3
Total Lc 16.6 24.9 52.9 54.0 43.9 30.9 41.2 29.9 33.6 35.9 36.5 400.4
Total 16.6 57.0 150.8 222.6 149.8 55.2 114.9 30.5 45.1 50.6 36.5 929.7
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP
[Disbursement Schedule]
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP
Maluku
(Disbursement dan Papua
Schedule ) Maluku & Papua

(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 14.8 70.0 137.6 125.7 68.8 45.9 34.7 4.2 13.1 9.5 - 524.3
Pembangkit Lc 2.9 27.5 25.9 19.2 10.0 9.2 4.5 1.5 2.3 0.9 - 103.9
Total 17.7 97.5 163.5 144.9 78.8 55.1 39.2 5.7 15.4 10.4 - 628.2
Fc -
Penyaluran Lc -
Total - - - - - - - - - - - -
Fc -
Distribusi Lc 16.6 19.2 23.7 24.2 25.2 26.6 28.2 29.8 31.5 33.4 36.5 295.0
Total 16.6 19.2 23.7 24.2 25.2 26.6 28.2 29.8 31.5 33.4 36.5 295.0
Fc 14.8 70.0 137.6 125.7 68.8 45.9 34.7 4.2 13.1 9.5 - 524.3
Total Lc 19.5 46.7 49.6 43.4 35.3 35.8 32.7 31.3 33.8 34.3 36.5 398.9
Total 34.3 116.7 187.2 169.2 104.0 81.7 67.4 35.5 46.9 43.8 36.5 923.3

567
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran B.4.9

PENJELASAN LAMPIRAN B.4.9


KEBUTUHAN INVESTASI MALUKU & PAPUA

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.4.9

568
Lampiran B.5
Sistem NTB & NTT

B.5.1 Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

B.5.2 Neraca Daya dan Rincian Pengembangan Pembangkit

B.5.3 Neraca Energi dan Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar

B.5.4 Rencana Pengembangan Penyaluran

B.5.5 Peta Rencana Pengembangan Penyaluran

B.5.6 Capacity Balance Gardu Induk

B.5.7 Kebutuhan Fisik Pengembangan Distribusi

B.5.8 Analisa Aliran Daya Sistem

B.5.9 Kebutuhan Investasi


570
Load Forecast
PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK NTB & NTT
Forecast Wilayah
Load Wilayah NTB NTB
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Lampiran B.5.1

Total Population (10^3) 4,562.0 4,632.0 4,701.1 4,768.1 4,837.0 4,905.2 4,973.0 5,040.8 5,107.6 5,174.3 5,240.1
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

- Growth Rate (%) 1.54 1.53 1.49 1.43 1.45 1.41 1.38 1.36 1.33 1.31 1.27
Growth of GDP (%) 6.4 6.4 6.4 6.4 6.4 6.4 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
Electrification Ratio (%) 41.9 45.7 49.4 50.3 50.3 50.2 50.2 50.1 50.1 50.1 50.2

Energy Sales (GWh) 641.3 699.9 780.0 910.0 1,010.0 1,110.0 1,220.0 1,340.0 1,470.0 1,606.1 1,737.0
- Growth Rate (%) 15.1 9.1 11.4 16.7 11.0 9.9 9.9 9.8 9.7 9.3 8.2
-- Residential 420.2 448.8 475.7 543.3 620.0 694.6 777.2 867.4 965.0 1,065.9 1,158.7
-- Commercial 116.9 131.5 147.2 201.6 216.4 232.6 250.4 269.8 291.1 314.4 340.0
-- Public 85.1 91.2 119.4 126.1 133.2 140.9 149.1 157.8 167.2 177.2 187.9
-- Industrial 19.1 28.4 37.7 39.0 40.4 41.9 43.4 45.0 46.7 48.6 50.5

Power Contracted (MVA) 343.9 375.9 421.8 482.3 489.3 496.5 503.9 511.6 519.5 527.6 536.0
-- Residential 225.3 248.1 270.9 302.3 306.0 309.7 313.5 317.4 321.3 325.4 329.4
-- Commercial 62.7 67.1 71.7 100.1 102.7 105.5 108.3 111.3 114.5 117.7 121.1
-- Public 45.7 46.1 60.3 60.6 60.9 61.3 61.6 62.0 62.4 62.7 63.1
-- Industrial 10.2 14.6 19.0 19.3 19.7 20.1 20.4 20.9 21.3 21.8 22.3
35,000 40,000 40,001 15,965 7,612 7,752 7,907 8,065 8,215 8,380 8,535
Number of Customer 384,517 424,517 464,518 480,483 488,095 495,847 503,755 511,819 520,035 528,415 536,950
-- Residential 354,439 393,022 431,581 446,726 453,495 460,375 467,380 474,511 481,759 489,138 496,638
-- Commercial 14,803 15,737 16,694 17,355 18,037 18,746 19,484 20,251 21,049 21,880 22,744
-- Public 15,128 15,441 15,755 15,907 16,060 16,215 16,371 16,528 16,688 16,848 17,010
-- Industrial 146 317 488 496 504 512 521 529 539 549 559

Total Production (GWh) 3) 720.1 791.0 880.4 1,025.7 1,137.2 1,249.1 1,372.2 1,506.3 1,651.6 1,803.5 1,949.5
Energy Requirement (GWh) 689.0 755.4 840.8 979.5 1,086.0 1,192.9 1,310.4 1,438.5 1,577.3 1,722.3 1,861.8
Station Use (%) 2) 4.3 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5 4.5
T&D Losses (%) 1) 6.92 7.34 7.22 7.09 6.99 6.94 6.89 6.84 6.79 6.74 6.69
PS GI&Dis (%) 1) 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Load Factor (%) 55.1 53.6 53.4 55.5 57.4 58.7 60.1 61.4 62.6 63.5 63.8
Peak Load (MW) 149 168 188 211 226 243 261 280 301 324 349
========================= ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Load Forecast
Forecast Wilayah
Load Wilayah NTT NTT
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========
Calendar Year 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

Total Population (10^3) 4,301.8 4,359.6 4,417.6 4,472.3 4,529.0 4,583.9 4,639.4 4,694.9 4,748.5 4,801.9 4,854.4
- Growth Rate (%) 1.36 1.34 1.33 1.24 1.27 1.21 1.21 1.20 1.14 1.12 1.09
Growth of Total GDP (%) 6.1 6.1 6.1 6.1 6.1 6.1 5.7 5.7 5.7 5.6 5.6
Electrification Ratio (%) 21.9 22.8 23.8 24.9 25.9 27.1 28.3 29.5 30.8 32.2 33.6

Energy Sales (GWh) 339.0 382.2 480.5 534.9 586.2 642.8 705.5 774.8 851.5 936.5 1,030.6
- Growth Rate (%) 10.1 12.7 25.7 11.3 9.6 9.7 9.7 9.8 9.9 10.0 10.0
-- Residential 194.0 216.9 242.6 271.2 303.2 338.9 378.8 423.4 473.2 528.8 590.9
-- Commercial 58.0 64.9 72.7 81.3 91.0 101.8 113.8 127.3 142.4 159.3 178.1
-- Public 75.0 77.7 80.5 83.4 86.4 89.5 92.7 96.0 99.5 103.0 106.7
-- Industrial 12.0 22.6 84.8 99.0 105.6 112.7 120.1 128.1 136.5 145.4 154.9

Power Contracted (MVA) 226.0 240.9 281.9 298.0 309.7 322.2 335.4 349.4 364.1 379.7 396.1
-- Residential 150.0 157.9 166.4 175.3 184.9 195.0 205.8 217.2 229.4 242.2 255.9
-- Commercial 40.0 40.8 41.7 42.5 43.4 44.3 45.2 46.1 47.0 47.9 48.9
-- Public 28.0 29.0 30.0 31.1 32.2 33.4 34.6 35.9 37.2 38.6 40.0
-- Industrial 8.0 13.1 43.8 49.0 49.2 49.5 49.8 50.2 50.5 51.0 51.4
8,548 13,074 13,828 14,602 15,445 16,309 17,250 18,215 19,265 20,376 21,516
Number of Customer 234,372 247,446 261,274 275,876 291,321 307,630 324,880 343,095 362,360 382,737 404,253
-- Residential 210,907 223,372 236,573 250,531 265,312 280,939 297,486 314,978 333,499 353,109 373,836
-- Commercial 14,797 15,078 15,364 15,654 15,950 16,252 16,559 16,871 17,189 17,512 17,842
-- Public 8,538 8,864 9,202 9,553 9,918 10,297 10,690 11,098 11,521 11,961 12,418
-- Industrial 130 133 135 138 140 143 146 148 151 154 157

Total Production (GWh) 373.2 420.6 528.7 588.4 644.6 706.7 775.4 851.3 935.4 1,028.5 1,131.5
Energy Requirement (GWh) 366.3 412.8 518.9 577.5 632.7 693.7 761.1 835.6 918.1 1,009.5 1,110.6
Station Use (%) 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8
T & D Losses (%) +) 7.44 7.42 7.39 7.37 7.34 7.32 7.29 7.27 7.24 7.22 7.19
PS GI&Dis (%) 1) 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Load Factor (%) 53.9 54.5 55.0 55.6 56.1 56.7 57.2 57.8 58.4 59.0 59.6
Peak Load (MW) 79 88 110 121 131 142 155 168 183 199 217
======================== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ========== ==========

571
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.5.1

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.1


PRAKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
SISTEM DI NTB DAN NTT

1. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah NTB

Kebutuhan tenaga listrik propinsi NTB dalam 5 tahun terakhir tumbuh tinggi mencapai rata-rata 10,4% per
tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata 18,5% per tahun, diikuti
sektor industri 18,2% per tahun, sektor publik 17,0% per tahun dan sektor rumah tangga tumbuh rata-rata
6,8% per tahun.

Perkembangan ekonomi propinsi NTB selama 2000 – 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,54%
per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 6,3 – 7,3% per tahun. Pertumbuhan ekonomi propinsi
NTB dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.

Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertum-
buhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyara-
kat.

1.1. Asumsi

- Pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6,4% sampai 6% atau rata-rata sebesar 6,2% per tahun.
- Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,4% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 4,5 orang tahun 2008 menjadi 4,4 orang pada tahun 2018
- Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 7,3% (2009) menjadi 6,7% (2018)
- Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 34% (2009) menjadi 88% (2018)
- Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 1,7 selama periode
perencanaan
- Faktor beban diasumsikan berkisar antara 54% sampai 64%.

1.2. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik NTB tahun 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 641,3 GWh tahun 2008 menjadi
1.737,0 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 10,5 % per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 384.517 pelanggan menjadi 1.239.360
atau bertambah rata-rata 85.484 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkat-
kan rasio elektrifikasi dari 30,9 % menjadi 88,5 % pada 2018. Beban puncak mengalami kenaikan dari 149
MW tahun 2008 menjadi 349 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,9% per tahun.

572
- Prakiraan beban puncak sistem Lombok pada tahun 2008 sebesar 101,6 MW dan meningkat menjadi
237.6 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 8,9% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih
beroperasi terpisah.

2. Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik PLN Wilayah NTT

Kebutuhan tenaga listrik propinsi NTT dalam 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 10% per tahun. Pertumbuhan
tertinggi terjadi pada sektor komersil dengan tumbuh rata-rata 15,0 % per tahun, diikuti sektor publik sebesar
14,3% per tahun, sektor industri 8,7% per tahun dan sektor rumah tangga tumbuh rata-rata 7,7% per tahun.
Perkembangan ekonomi propinsi NTT selama 2000 – 2005 mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,4%
per tahun, sebelumnya pertumbuhan mencapai antara 4,6 – 4,9% per tahun. Pertumbuhan ekonomi propinsi
NTT dimasa yang akan datang diperkirakan masih akan tinggi.

Adanya upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi demi pemerataan pembangunan dan menunjang pertum-
buhan ekonomi, maka ketersediaan listrik dalam jumlah cukup dan handal sangat diperlukan oleh masyara-
kat.

2.1. Asumsi

- Pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6,1% sampai 5,6% atau rata-rata sebesar 5,9% per tahun.
- Laju pertumbuhan penduduk mengacu proyeksi Bappenas 1,2% per tahun dengan asumsi jumlah orang
per rumah tangga 4,5 orang tahun 2008 menjadi 4,4 orang pada tahun 2018
- Susut jaringan ditargetkan bisa turun dari 7,4% (2009) menjadi 7,2% (2018)
- Rasio elektrifikasi ditargetkan naik dari 23% (2009) menjadi 86% (2018)
- Elastisitas, rasio pertumbuhan listrik terhadap pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 2 selama periode
perencanaan
- Faktor beban diasumsikan berkisar antara 55% sampai 60%.

2.2. Prakiraan Kebutuhan Listrik PLN Wilayah NTT 2009-2018

Hasil prakiraan kebutuhan tenaga listrik secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Prakiraan kebutuhan listrik secara regional mengalami peningkatan dari 339,0 GWh tahun 2008 menjadi
1.030,6 GWh pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata sebesar 11,8% per tahun. Sedangkan penambahan
pelanggan selama periode yang sama mengalami kenaikan dari 234.372 pelanggan menjadi 984.233 atau
bertambah rata-rata 74.986 pelanggan per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan
rasio elektrifikasi dari 22,1 % menjadi 86,5 % pada 2018. Beban puncak akan mengalami kenaikan dari 79
MW tahun 2008 menjadi 217 MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 10,6% per tahun.
- Prakiraan beban puncak sistem NTT pada tahun 2008 sebesar 37,0 MW dan meningkat menjadi 79,1
MW pada tahun 2018 atau tumbuh rata-rata 7,9% per tahun. Sedangkan sistem lainnya masih beroperasi
terpisah.

573
574
NERACA DAYA & RINCIAN
NeracaPENGEMBANGAN NTB
Daya WilayahPEMBANGKIT NTB & NTT
Neraca Daya
Sistem NTB Sistem Lombok
WilayahLombok
Pasokan/Kebutuhan Jenis Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 504.5 554.2 616.9 718.7 796.8 875.2 961.4 1,055.4 1,157.2 1,263.6 1,365.9
Beban Puncak MW 101.6 118.1 128.3 143.6 154.0 165.4 177.7 190.9 205.3 220.9 237.8
Load Factor % 56.7 53.6 54.9 57.1 59.0 60.4 61.8 63.1 64.3 65.3 65.6
Lampiran B.5.2

Pasokan
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Terpasang MW 92.6 80.5 67.7 50.0 30.9 23.3 23.3 8.1 0.5 0.5 0.5
Derating MW 9.3 8.0 6.8 5.0 4.6 3.5 3.5 1.2 0.1 0.1 0.1
Pembangkit PLN
PLTD Ampenan
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Ampenan
Sulzer 6.4 3 PLTD MW 19.1 19.1 19.1 12.7
Niigata 5 .5 1 PLTD MW 5 .0 5.0 5.0
Sulzer 7.6 4 PLTD MW 30.4 30.4 30.4 30.4 30.4 22.8 22.8 7.6
PLTD Taman
Ruston 1.0 2 PLTD MW 2.1
Ruston 1.0 2 PLTD MW 2.1
Pielstick 5.4 1 PLTD MW 5.4
PLTD Paok Motong
Niigata 2 .5 1 PLTD MW 2.5
Sulzer 6.4 4 PLTD MW 25.5 25.5 12.7 6.4
PLTM Pengga
Wassercraft 0.5 1 PLTM MW 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Pembangkit Sewa
Sewa HSD 0.00 1 PLTD MW
Sewa Pemda 5.00 1 PLTD MW 5.0
Sewa Baru MFO 5.00 4 PLTD MW 10.0 20.0 20.0 20.0 5.0
Sewa Baru MFO 2007 2.50 2 PLTD MW 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0
Project PLN
Diesel MFO 7.50 2 PLTD MW 15.0
Lombok 20.00 1 PLTG MW 20.0
Santong - ADB 0.85 1 PLTM MW 0.9
Sembalun 15.00 2 PLTP MW 20.0
Lombok (Perpres) 25.00 2 PLTU MW 50.0
Lombok (APBN) 25.00 1 PLTU MW 25.0
Lombok (Loan) 25.00 2 PLTU MW 25.0 25.0
Project IPP
Lombok (Kemitraan) 25.00 2 PLTU MW 25.0 25.0
Lombok (rencana) 25.00 2 PLTU MW 25.0 25.0
Jumlah Kapasitas MW 128.3 123.3 161.8 195.9 207.1 225.7 250.7 237.7 256.3 281.3 281.3
Cadangan MW 13.6 13.6 32.6 32.6 32.6 32.6 32.6 32.6 32.6 32.6 32.6
Pemeliharaan MW 7 .6 7.6 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0 25.0
Operasi MW 6.0 6.0 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6 7.6
Surplus/Defisit MW 13.1 -8.4 1.0 19.6 20.5 27.7 40.4 14.2 18.4 27.8 10.9
Neraca Daya Wilayah NTB
Neraca Daya Wilayah
Sistem NTB Sistem Sumbawa
Sumbawa
Pasokan/Kebutuhan Jenis Unit 2008 2 009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 105.0 115.3 128.3 149.5 165.8 182.1 200.0 219.6 240.8 262.9 284.2
Beban Puncak MW 2 2 .3 23 . 5 28 . 2 31.5 33.8 36.3 39.0 41.9 45.1 48.5 52.2
Load Faktor % 53.7 56.0 52.0 54.1 56.0 57.3 58.6 59.8 61.0 61.9 62.1
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 26 .8 2 2. 6 1 7 .4 15.9 6.6 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Derating Capacity 2.7 2.3 1.7 1.6 1.0 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Labuhan
Ruston 0.35 1 PLTD MW 0.4 0.4 0.4 0.4
Catterpilar 0.51 1 PLTD MW 0.5 0.5 0.5 0.5
SW D 0.54 1 PLTD MW 0.5 0.5 0.5 0.5
Daihatsu 0.52 1 PLTD MW 0.5 0.5 0.5 0.5
Deutz 1.22 2 PLTD MW 2.4 2.4 2.4 2.4
Niigata 3.00 1 PLTD MW 3.0 3.0 3.0 3.0
Allen 3.04 2 PLTD MW 6.1 6.1 6.1 6.1 6.1
PLTD Alas
BBI 0.12 1 PLTD MW 0.1
Deutz 0.20 2 PLTD MW 0.4 0.4
Deutz 0.26 1 PLTD MW 0.3
MTU 0.70 1 PLTD MW 0.7 0.7
SW D 0.54 1 PLTD MW 0.5 0.5
SW D 0.34 1 PLTD MW 0.3 0.3
Yanmar 0.10 1 PLTD MW 0.1
PLTD Empang
Deutz 0.10 2 PLTD MW 0.6
SW D 0.34 1 PLTD MW 0.3
MW M 0.53 2 PLTD MW 1.4
PLTD Taliwang
Ruston 0.95 2 PLTD MW 1.9 1.9 1.9 1.9
Ruston 0.78 2 PLTD MW 1.6 1.6 1.6
MW M 0.77 1 PLTD MW 0.8 0.8
Catterpilar 1.00 1 PLTD MW 1.0 1.0
Komatsu 0.70 1 PLTD MW 0.7 0.7
MTU 0.70 1 PLTD MW 0.7 0.7
SW D 0.34 1 PLTD MW 0.3
MW M 0.58 1 PLTD MW 0.6
Deutz 0.53 1 PLTD MW 0.5
PLTM Mamak 0.52 1 PLTM MW 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Pembangkit Sewa PLTD MW
Sewa HSD 1.00 2 2.0 2.0 2.0 2.0
Sewa MFO Baru 2007 5.00 2 1 0. 0 1 0 .0 10 . 0
Project PLN
Sumbawa PLTD 5.0 5.0
Project IPP
New PLTU PLTU 10.0 10.0 10. 0 10.0
Labuhan (Kemitraan) 6.00 2 PLTU MW 12. 0
Jumlah Kapasitas MW 36.1 32.3 39.7 3 8. 3 3 7. 6 47.4 52.4 52.4 62.4 62.4 62.4
Cadangan MW 4 .7 4 .7 9.0 11.0 11.0 11.0 11.0 11.0 11.0 11.0 11.0
Pemeliharaan MW 3.0 3.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
Operasi MW 1.7 1.7 3.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0

575
Surplus/Defisit MW 9.1 4.1 2.5 -4.3 -7.2 0.1 2.4 -0.5 6.4 3.0 -0.8
Neraca Daya Wilayah NTB

576
Neraca DayaSistem NTB Sistem Bima
WilayahBima
Pasokan/Kebutuhan Jenis Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 99.8 109.7 122.1 142.2 157.7 173.2 190.3 208.9 229.0 250.1 270.3
Beban Puncak MW 21.5 22.6 27.2 30.5 32.7 35.1 37.7 40.5 43.5 46.8 50.4
Load Faktor % 52.9 55.3 51.2 53.3 55.1 56.4 57.7 58.9 60.1 61.0 61.2
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 21.5 11.0 11.0 8.6 8.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6
Lampiran B.5.2

Derating Capacity 2.1 1.1 1.1 0.9 0.9 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Tenaga Listrik 2009-2018

Pembangkit PLN
Rencana Usaha Penyediaan

Manufacture Size Jlh unit


PLTD Bima
SWD 0.30 1 PLTD MW 0.3
Daihatsu 0.50 1 PLTD MW 0.5
Deutz 1.20 2 PLTD MW 2.4 2.4 2.4
Niigata 3.00 1 PLTD MW 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
Catterpilar 0.50 2 PLTD MW 0.5
Cockeril 1.10 2 PLTD MW 2.2
PLTD NIU
MAK 2.80 2 PLTD MW 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6 5.6
PLTD Dompu
SWD 0.34 3 PLTD MW 1.0
Yanmar 0.27 1 PLTD MW 0.3
Yanmar 1.20 1 PLTD MW 1.2
MWM 0.50 1 PLTD MW 0.5
Komatsu 0.70 2 PLTD MW 1.4
MTU 0.80 1 PLTD MW 0.8
PLTD Sape
Daihatsu 0.53 1 PLTD MW 0.5
MWM/Deutz 0.42 1 PLTD MW 0.4
Komatsu 0.25 1 PLTD MW 0.3
PLTD Kore
Deutz 0.10 2 PLTD MW 0.2
Komatsu 0.10 1 PLTD MW 0.1
PLTD Tawali
Deutz 0.10 2 PLTD MW 0.2
PLTD Sewa PLTD MW
Sewa HSD 2.00 2 MW
Sewa MFO 2.50 4 MW 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 5.0
Project PLN
Bima Percepatan 10.00 2 PLTU MW 20.0
Bima Pilot Project 7.00 2 PLTU MW 14.0
Huu 17.00 2 PLTP MW 10.0
Project IPP
New PLTU PLTU MW 10.0 10.0

Jumlah Kapasitas MW 29.3 19.9 53.9 51.7 51.7 54.0 59.0 69.0 69.0 69.0 69.0
Cadangan MW 3.9 3.9 12.8 17.0 17.0 17.0 17.0 17.0 17.0 17.0 17.0
Pemeliharaan MW 2.8 2.8 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0
Operasi MW 1.1 1.1 2.8 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Surplus/Defisit MW 3.9 -6.6 13.9 4.3 2.1 2.0 4.4 11.6 8.5 5.2 1.6
Neraca Daya Wilayah NTT
Neraca Daya Wilayah
Sistem NTT Sistem
Kupang Kupang - Soe
- Soe
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan Interkoneksi dengan Sistem Soe
Produksi Energi GW h 155.9 176.4 239.5 267.5 294.0 323.4 356.0 392.2 432.3 476.9 524.7
Beban Puncak MW 28.5 32.2 44.2 49.4 54.2 59.6 65.5 72.1 79.4 87.5 95.3
Load Faktor % 62.5 62.5 61.8 61.9 61.9 62.0 62.0 62.1 62.2 62.2 62.8
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 40.2 40.2 43.7 43.7 43.7 43.7 43.7 43.7 43.7 43.7 43.7
Derating Capacity MW 8.6 8.6 9.4 9.4 9.4 9.4 9.4 9.4 9.4 9.4 9.4
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Kuanino
Niigata 2.5 2 PLTD 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0 5.0
Catterpilar 4.7 1 PLTD 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7
PLTD Tenau
Caterpillar 4.7 1 PLTD 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7
MAK 2.5 4 PLTD 10.2 10.2 10.2 10.2 10.2 10.2 10.2 10.2 10.2 10.2 10.2
Mirrless 5.2 3 PLTD 15.7 15.7 15.7 15.7 15.7 15.7 15.7 15.7 15.7 15.7 15.7
PLTD Soe
MWM TBD 616 0.5 3 PLTD 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
DAIHATSU 0.3 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Deutz F3L 0.0 1 PLTD 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
MTU 0.7 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
MTU 0.5 2 PLTD 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Sewa Pembangkit
GM 2.2 2 PLTD 4.4 4.4 4.4
Project PLN
Kupang Baru (Perpres) PLTU 30.0
PLTD Gas PLTGB 10.0
Oelbubuk PLTB 1.0 2.0
Benain PLTM 2.0
PLTD (APLN) PLTD 1.0
Project IPP
Kupang (Kemitraan) PLTU 30.0
Jumlah Efektif MW 36.0 36.0 70.7 96.3 96.3 98.3 98.3 100.3 110.3 110.3 110.3
Cadangan MW 7.5 7.5 20.2 20.2 20.2 20.2 20.2 20.2 20.2 20.2 20.2
Pemeliharaan 5.0 5.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0
Operasi 2.5 2.5 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2 5.2

577
Surplus/Defisit MW 0.0 -3.7 6.2 26.7 21.9 18.5 12.6 8.0 10.7 2.6 -5.2
578
Neraca Daya Wilayah NTT
Neraca DayaSistem
WilayahSoe
NTT Sistem Soe
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Lampiran B.5.2

Kebutuhan
Tenaga Listrik 2009-2018

Produksi Energi GW h 12.0 13.5 16.9 18.7 20.3 22.2 24.2 26.4 28.9 31.6 34.7
Rencana Usaha Penyediaan

Beban Puncak MW 2.6 2.9 3.6 3.9 4.3 4.6 5.0 5.4 5.9 6.4 7.0
Load Faktor % 47.7 48.4 49.1 49.8 50.5 51.3 52.0 52.7 52.0 56.1 56.7
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5
Derating capacity 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2.1 2.1
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
MWM TBD 616 0.50 3 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
DAIHATSU 0.25 1 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Deutz F3L 0.02 1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
MTU 0.70 1 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
MTU 0.50 2 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Project PLN
PLTD HSD PLTD 1.0 1.0
Oelbubuk PLTB 1.0 2.0
Benain PLTM 2.0
Interkoneksi Dengan Sistem Kupang
Jumlah Efektif MW 4.2 4.2
Cadangan MW 1.7 1.7
Pemeliharaan 1.0 1.0
Operasi 0.7 0.7
Surplus/Defisit MW -0.1 -0.4
Neraca Daya Wilayah NTT
Neraca Daya Wilayah
Sistem NTT Sistem
Atambua Atambua - Kefamenanu
– Kefamenanu
Pasokan/Kebutuhan Unit 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan Interkoneksi dengan Sistem Kefamenanu
Produksi Energi GW h 16.8 19.4 23.0 52.5 61.6 71.3 82.5 95.5 110.7 128.4 149.0 164.0
Beban Puncak MW 3.6 4.2 4.9 11.0 12.9 14.8 17.1 19.7 22.8 26.3 30.5 33.2
Load Faktor % 53.2 53.1 53.3 54.5 54.7 54.9 55.1 55.3 55.5 55.7 55.9 56.4
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 4.6 4.6 4.6 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5
Derating capacity 1.4 1.4 1.4 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Atambua
SWD Dro216 0.34 3 PLTD 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
PERKIN 0.03 1 PLTD 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Daihatsu 6DL28 1.25 1 PLTD 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
MAN 0.25 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
MWM 0.58 1 PLTD 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
KOMATSU 0.70 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
MTU 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
VOLVO 0.25 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
PLTD Kefamenanu
MWM 0.58 3 PLTD 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7
SWD 0.34 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Deutz 0.26 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Deutz 0.19 3 PLTD 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
MTU 0.53 2 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
Pembangkit Sewa
Sewa Kefamenanu
sewa 3.00 1 PLTD 3.0 3.0 3.0
Project PLN
PLTD MFO (APLN) PLTD 2.5 2.5
Atambua (APBN) PLTU 6.0 6.0
Atambua (Perpres) PLTU 6.0 6.0
Project IPP

Jumlah Efektif MW 6.2 8.7 8.7 22.9 34.9 34.9 34.9 34.9 34.9 34.9 34.9 34.9
Cadangan MW 2.0 2.0 2.7 2.7 2.7 2.7 4.5 9.0 9.0 9.0 9.0 9.0
Pemeliharaan 1.2 1.2 1.5 1.5 1.5 1.5 3.0 6.0 6.0 6.0 6.0 6.0
Operasi 0.8 0.8 1.2 1.2 1.2 1.2 1.5 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
Surplus/Defisit MW 0.6 2.5 1.0 9.3 19.4 17.4 13.3 6.2 3.2 -0.4 -4.5 -7.2

579
580
Neraca Daya Wilayah NTT
Neraca Daya Wilayah
Sistem NTT Sistem Kefamenanu
Kefamenanu
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 13.8 16.5 22.1 26.1 30.3 35.2 41.0 47.8 55.7 64.9 71.4
Lampiran B.5.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Beban Puncak MW 2.8 3.4 4.5 5.3 6.1 7.1 8.3 9.6 11.2 13.0 14.1
Rencana Usaha Penyediaan

Load Faktor % 55.7 55.8 56.0 56.2 56.3 56.5 56.6 56.8 57.0 57.1 57.7
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0
Derating capacity 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Kefamenanu
MWM 0.58 3 PLTD 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7
SWD 0.34 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Deutz 0.26 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Deutz 0.19 3 PLTD 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
MTU 0.53 2 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
Pembangkit Sewa
Sewa Kefamenanu 1.0 1.0
Project PLN
PLTD MFO (APLN) PLTD 2.5
Atambua (Perpres) PLTU
Project IPP
Interkoneksi Dengan Sistem Atambua
Jumlah Efektif MW 6.3 6.3
Cadangan MW 2.0 2.7
Pemeliharaan 1.2 1.5
Operasi 0.8 1.2
Surplus/Defisit MW 1.4 0.2
Neraca Daya Wilayah NTT
Sistem
Neraca Daya WilayahKalabahi
NTT Sistem Kalabahi
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 10.4 11.6 14.3 15.7 17.0 18.3 19.8 21.4 23.2 25.1 27.6
Beban Puncak MW 2.1 2.3 2.8 3.0 3.2 3.4 3.7 3.9 4.2 4.5 4.9
Load Faktor % 57.7 58.4 59.0 59.7 60.5 61.2 61.9 62.6 63.4 64.1 64.8
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9
Derating capacity 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
Yanmar 6HAL-T 0.10 3 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Deutz BA6M 0.25 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
MWM TBD 616 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MAN 0.25 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
SWD DRO 216 0.34 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
MTU 0.28 2 PLTD 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Caterpillar 0.73 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Project PLN
PLTD HSD PLTD 2.0
Bukapiting PLTP 5.0

Jumlah Efektif MW 4.2 4.2 4.2 4.2 9.2 9.2 9.2 9.2 9.2 9.2 9.2
Cadangan MW 1.1 1.7 1.7 1.7 1.7 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0
Pemeliharaan 0.6 1.0 1.0 1.0 1.0 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Operasi 0.5 0.7 0.7 0.7 0.7 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Surplus/Defisit MW 1.0 0.2 -0.3 -0.5 4.3 1.8 1.5 1.3 1.0 0.7 0.3

581
582
Neraca Daya Wilayah NTT
Neraca Daya Wilayah
Sistem NTT Sistem Waingapu
Waingapu
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 13.5 15.0 18.6 20.3 21.9 23.7 25.6 27.6 29.9 32.3 35.6
Beban Puncak MW 2.9 3.2 3.9 4.3 4.6 4.9 5.2 5.6 6.0 6.4 6.9
Lampiran B.5.2
Tenaga Listrik 2009-2018

Load Faktor % 52.7 53.3 53.8 54.4 55.0 55.5 56.1 56.7 57.3 57.9 58.5
Rencana Usaha Penyediaan

Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4 4.4
Derating capacity 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
S W D Dro 216 0.34 4 PLTD 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
Yanmar 6ML HTS 0.27 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
DEUTZ BA 6 M 0.25 2 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MTU 0.75 1 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
DEUTZ F3L 0.02 0 PLTD 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
MTU 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Volvo 0.25 2 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MAN 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Project PLN
PLTD HSD PLTD 1.0 1.0
Mauhau PLTB 0.5 1.5 1.5
Kambaniru PLTM 2.0

Jumlah Efektif MW 4.3 4.3 5.8 5.8 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8 9.3 10.8
Cadangan MW 1.0 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6
Pemeliharaan 0.6 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Operasi 0.4 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Surplus/Defisit MW 0.4 -0.6 0.2 -0.1 1.6 1.3 1.0 0.6 0.2 1.3 2.2
Neraca Daya Wilayah NTT
Sistem
Neraca Daya Waikabubak
Wilayah NTT Sistem Waikabubak
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 12.1 13.1 15.8 16.9 17.7 18.7 19.6 20.7 21.8 23.0 25.3
Beban Puncak MW 2.7 2.9 3.5 3.7 3.8 4.0 4.1 4.3 4.5 4.7 5.1
Load Faktor % 51.1 51.6 52.1 52.7 53.2 53.7 54.3 54.8 55.4 56.0 56.5
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7
Derating capacity 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
S W D Dro 216 0.34 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Yanmar 6ML HTS 0.27 2 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
DEUTZ BA 6 M 0.25 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Deutz MWM 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MAN 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MTU 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
DEUTZ F10L 0.10 3 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
PLTM Lokomboro 0.80 1 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
PLTM waikelo 0.02 1 PLTD 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
Project PLN
PLTD HSD PLTD 1.0 2.0 2.0
Mondu PLTB 0.5 0.5

Jumlah Efektif MW 3.8 3.8 3.8 5.8 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8
Cadangan MW 0.8 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Pemeliharaan 0.5 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Operasi 0.3 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Surplus/Defisit MW 0.3 -0.6 -1.2 0.6 2.5 2.3 2.2 2.0 1.8 1.6 1.2

583
584
Neraca Daya Wilayah NTT
Sistem
Neraca Daya Ruteng
Wilayah – Bajawa
NTT Sistem Ruteng - Bajawa
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan Interkoneksi dengan Bajawa
Lampiran B.5.2

Produksi Energi GW h 17.8 20.1 25.4 47.3 51.9 57.0 62.7 69.0 76.0 83.7 92.1
Tenaga Listrik 2009-2018

Beban Puncak MW 3.4 3.7 4.6 10.4 11.3 12.3 13.3 14.5 15.8 17.3 18.8
Rencana Usaha Penyediaan

Load Faktor % 60.6 61.6 62.6 52.0 52.6 53.1 53.7 54.2 54.8 55.4 55.9
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 5.0 5.0 5.0 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1 10.1
Derating capacity 1.3 1.3 1.3 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6 2.6
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Ruteng
Ruston 6AP -2C 0.35 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Kubota L6D26BHCS 0.60 2 PLTD 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2
MTU 0.50 2 PLTD 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
DEUTZ BF 10 0.19 5 PLTD 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
GILKES 0.12 1 PLTD 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
RUSTON 6RK 1.04 1 PLTD 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Kubota 0.30 1 PLTM 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
PLTD Bajawa
Yanmar 6HAL T 0.10 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Ruston 6AP-2C 0.35 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Deutz BA6M 0.25 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MWM TBD 616 0.53 1 PLTD 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
MAN D28LE201 0.40 1 PLTD 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
Daihatsu 6DL-28 1.25 1 PLTD 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
RUSTON 8RK 1.04 1 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
MT U 0.78 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
DAIHATSU 6 PS 0.25 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Project PLN
Ruteng (Rencana) PLTD
Ulumbu (ADB) PLTP 5.0
Ulumbu (APBN) PLTP . 5.0
W ai Sano PLTP 10.0
Mataloko PLTP 1.5
Mataloko (WKP Pertamina) PLTP 3.0 5.0 5.0
Project IPP
Ulumbu PLTP 3.0 3.0
Jumlah Efektif MW 3.7 5.2 10.2 22.0 25.0 28.0 33.0 38.0 38.0 48.0 48.0
Cadangan MW 1.6 1.6 3.7 5.5 5.5 5.5 5.5 5.5 5.5 5.5 5.5
Pemeliharaan 1.0 1.0 2.5 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0
Operasi 0.6 0.6 1.2 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Surplus/Defisit MW -1.3 -0.2 1.8 6.1 8.2 10.2 14.1 17.9 16.6 25.2 23.7
Neraca Daya Wilayah NTT
Sistem
Neraca Daya WilayahBajawa
NTT Sistem Bajawa
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 12.0 13.6 17.0 18.9 20.7 22.7 24.9 27.3 30.0 33.0 36.3
Beban Puncak MW 3.4 3.8 4.8 5.3 5.8 6.3 6.9 7.5 8.2 9.0 9.8
Load Faktor % 40.4 40.6 40.8 40.9 41.1 41.3 41.5 41.6 41.8 42.0 42.4
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1 5.1
Derating capacity 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit
PLTD Bajawa
Yanmar 6HAL T 0.10 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Ruston 6AP-2C 0.35 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Deutz BA6M 0.25 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MWM TBD 616 0.53 1 PLTD 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
MAN D28LE201 0.40 1 PLTD 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
Daihatsu 6DL-28 1.25 1 PLTD 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
RUSTON 8RK 1.04 1 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
MTU 0.78 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
DAIHATSU 6 PS 0.25 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Project PLN
Mataloko PLTP 1.5
Mataloko (WKP Pertamina) PLTP 3.0 5.0 5.0
Project IPP
Interkoneksi dengan Sistem Ruteng
Jumlah Efektif MW 3.8 5.3 5.3
Cadangan MW 1.8 1.8 3.7
Pemeliharaan 1.2 1.2 2.5
Operasi 0.6 0.6 1.2
Surplus/Defisit MW -1.4 -0.3 -3.2

585
Neraca Daya Wilayah NTT

586
Sistem
Neraca Daya Ende
Wilayah Maumere
NTT–Sistem Ende - Maumere
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan Interkoneksi dengan Sistem Ende
Produksi Energi GW h 29.4 29.4 67.9 73.8 7 9 .1 84.7 90.9 97.5 104.7 112.6 123.9
Beban Puncak MW 5.3 5.8 13.5 14.6 15.5 16.5 17.6 18.8 20.1 21.4 23.4
Load Faktor % 45.6 45.6 45.7 4 5. 7 45.7 45.7 45.7 45.8 46.5 47.3 47.3
Pasokan
Lampiran B.5.2

Kapasitas Terpasang MW 7.8 7.8 15.0 15. 0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0 15.0
Tenaga Listrik 2009-2018

Derating capacity 1.9 1.9 4.3 4.3 4.3 4.3 4.3 4.3 4.3 4.3 4.3
Rencana Usaha Penyediaan

Pembangkit PLN
Manufacture Size Jlh unit PLTD
PLTD Wolomarang
Manufacture Size Jlh unit
Deutz BA6M 0.26 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Niigata 6L25CX 1.05 1 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
Caterpillar 0.51 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Deutz BA12M 0.56 2 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
Yanmar Z280L-ET 1.20 2 PLTD 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
Daihatsu 6DL28 1.25 1 PLTD 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
SWD DRO216 0.40 1 PLTD 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
MT U 0.78 1 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
PLTD Mautpaga
SWD Dro216 0.3 2 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Ruston 6AP 0.3 1 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Yanmar 6ML-HTS 0.3 1 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
SWD Dro218 0.5 2 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
Cockerill 1.1 1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
ABC 1.3 2 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
DORMAN 0.5 1 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MTU 0.8 1 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
PLTD Sewa
Sewa HSD 0.5 4 2.0
Project PLN
PLTD MFO (APLN) PLTD 5.0
Sukoria PLTP 10.0
Ndungga (Ongoing) PLTM 1.8
Ende (Perpres) PLTU 14.0
Project IPP

Jumlah Efektif MW 8.6 6.6 32.2 32.2 32.2 32.2 42.2 42.2 42.2 42.2 42.2
Cadangan MW 1.6 1.8 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3
Pemeliharaan 1.1 1.3 7.0 7 .0 7.0 7.0 7. 0 7.0 7.0 7 .0 7. 0
Operasi 0.5 0.5 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
Surplus/Defisit MW 1.7 -1.0 10.5 9.4 8.4 7.4 16.3 15.1 13.8 12.5 10.6
Neraca Daya Wilayah NTT
Sistem
Neraca Daya WilayahMaumere
NTT Sistem Maumere
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 26.9 29.4 36.0 38.9 41.5 44.2 47.2 50.4 53.8 57.5 63.3
Beban Puncak MW 5.3 5.8 7.0 7.6 8.0 8.5 9.0 9.6 10.2 10.9 11.9
Load Faktor % 58.0 58.2 58.5 58.7 59.0 59.2 59.5 59.8 60.0 60.3 60.9
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8 7.8
Derating capacity 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
Pembangkit PLN
PLTD Wolomarang
Manufacture Size Jlh unit
Deutz BA6M 0.26 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Niigata 6L25CX 1.05 1 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
Caterpillar 0.51 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Deutz BA12M 0.56 2 PLTD 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1
Yanmar Z280L-ET 1.20 2 PLTD 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4
Daihatsu 6DL28 1.25 1 PLTD 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
SWD DRO216 0.40 1 PLTD 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
MTU 0.78 1 PLTD 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Pembangkit Sewa
Sewa Diesel PLTD
Project PLN

Project IPP
Interkoneksi dengan Sistem Ende

Jumlah Efektif MW 5.4 5.4


Cadangan MW 2.3 2.3
Pemeliharaan 1.3 1.3
Operasi 1.0 1.0
Surplus/Defisit MW -2.2 -2.7

587
588
Neraca Daya Wilayah NTT
Sistem
Neraca Daya WilayahLarantuka
NTT Sistem Larantuka
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Lampiran B.5.2

Produksi Energi GW h 11.8 13.8 17.9 20.7 23.4 26.6 30.3 34.4 39.2 44.6 49.1
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Beban Puncak MW 2.3 2.7 3.5 4.0 4.5 5.1 5.8 6.6 7.5 8.5 9.2
Load Faktor % 57.8 58.1 58.3 58.6 58.9 59.2 59.4 59.7 60.0 60.3 60.9
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2 4.2
Derating capacity 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3 1.3
Pembangkit PLN
PLTD Larantuka
Manufacture Size Jlh unit
SWD Dro 216 0.34 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Yanmar 6ML HTS 0.27 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Yanmar M220L-SN 0.50 1 PLTD 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
MERCY MTU 0.40 5 PLTD 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0
Kubota 0.45 2 PLTD
MTU 0.70 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
SWD 0.38 1 PLTD 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
Project PLN
PLTD HSD PLTD 1.0
PLTD MFO PLTD 2.0 4.0
Oka Larantuka PLTP 5.0 5.0
Jumlah Efektif MW 3.9 3.9 5.9 9.9 9.9 9.9 9.9 14.9 19.9 19.9 19.9
Cadangan MW 1.7 1.7 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 7.0 7.0 7.0 7.0
Pemeliharaan 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 5.0 5.0 5.0 5.0
Operasi 0.7 0.7 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0
Surplus/Defisit MW -0.1 -0.5 -0.6 2.9 2.3 1.7 1.1 1.3 5.4 4.4 3.7
Neraca Daya Wilayah NTT
Sistem
Neraca Daya WilayahLembata
NTT Sistem Lembata
Pasokan/Kebutuhan Unit 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Kebutuhan
Produksi Energi GW h 4.3 4.8 5.8 6.3 6.8 7.3 7.8 8.3 9.0 9.6 10.6
Beban Puncak MW 1.0 1.1 1.4 1.5 1.6 1.7 1.7 1.9 2.0 2.1 2.3
Load Faktor % 47.1 47.7 48.3 48.9 49.5 50.2 50.8 51.5 52.1 52.8 53.3
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3 2.3
Derating capacity 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Pembangkit PLN
PLTD Larantuka
Manufacture Size Jlh unit
Yanmar 6N165L-SN 0.31 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
MAN 0.68 1 PLTD 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
Deutz BF10L513 0.19 3 PLTD 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
SWD DRO 216 0.34 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Deutz F10 L413 0.10 1 PLTD 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
MAN D2866LE201 0.29 1 PLTD 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Project PLN
New PLTD PLTD 0.5 1.0
Atadei PLTP 1.5
Jumlah Efektif MW 1.7 2.2 2.2 3.7 3.7 3.7 4.7 4.7 4.7 4.7 4.7
Cadangan MW 0.9 0.9 0.9 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1
Pemeliharaan 0.6 0.6 0.6 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Operasi 0.3 0.3 0.3 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6 0.6
Surplus/Defisit MW -0.2 0.2 -0.1 0.1 0.0 0.0 0.9 0.8 0.7 0.5 0.3

589
590
Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit
Proyeksi Kebutuhan Fisik Pembangkit NTB & NTT
NTB dan NTT
(MW)
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Lampiran B.5.2

PLN
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

PLTU 140 57 10 25 25 257


PLTGU -
PLTG -
PLTD 37 2 1 6 3 3 1 3 53
PLTP 8 13 12 61 6 100
PLTA 3 - - 12 2 - - - - - 17
Total -
IPP -
PLTU 12 25 55 92
PLTGU -
PLTG -
PLTD -
PLTP 3 3 6
PLTA -
Total - - 12 28 58 - - - - - - 98
PLN+IPP -
PLTU - - 152 82 65 25 25 - - - - 349
PLTGU - - - - - - - - - - - -
PLTG - - - - - - - - - - - -
PLTD - - 37 2 1 6 3 3 1 3 - 53
PLTP - - 8 16 15 61 - - - 6 - 106
PLTA - 3 - - 12 2 - - - - - 17
Total - 3 197 100 93 94 28 3 1 9 - 525
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.5.2

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.2


NERACA DAYA NTB & NTT

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.5.2

591
592
Lampiran B.5.3
Tenaga Listrik 2009-2018

NERACA ENERGI & PROYEKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKAR NTB & NTT
Rencana Usaha Penyediaan

Proyeksi Neraca Energi


Proyeksi Neraca Energi NTB & NTT
NTB dan NTT
(GWh)
Tahun HSD MFO Gas Batubara Hydro Geot. Jumlah
2008 859 27 - 0 2 - 888
2009 725 155 - 0 9 - 889
2010 302 122 - 764 15 42 1,246
2011 309 62 - 1,142 15 47 1,576
2012 260 52 - 1,358 23 67 1,760
2013 265 34 - 1,408 31 216 1,954
2014 332 40 - 1,500 31 243 2,146
2015 339 48 - 1,600 33 335 2,355
2016 387 59 - 1,696 83 359 2,584
2017 581 70 - 1,725 85 367 2,827
2018 746 82 - 1,777 87 382 3,075
Proyeksi Kebutuhan Energi Primer
NTB dan NTT
Proyeksi Kebutuhan Energi Primer NTB & NTT

HSD MFO Gas Batubara


Tahun
10^3 kL 10^3 kL bcf 10^3 ton
2008 240 7 0 0
2009 204 40 0 0
2010 86 32 0 516
2011 88 16 0 770
2012 74 14 0 916
2013 76 9 0 949
2014 95 11 0 1,012
2015 97 13 0 1,079
2016 110 15 0 1,144
2017 166 18 0 1,163
2018 213 21 0 1,199

593
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.5.3

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.3


KEBUTUHAN ENERGI PRIMER

Produksi Energi

Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi dengan pengembangan pembangkit, maka
produksi energi berdasarkan jenis energi primer di sistem NTB dan NTT adalah Lampiran B5.3.
Produksi energi pada Lampiran B5.3 dialokasikan per unit pembangkit berdasarkan merit order dengan asumsi
harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
- Harga bahan bakar HSD = USD 140/barrel, MFO=USD 110 /barrel, gas alam = USD 6 /mmbtu, dan ba-
tubara = USD 90/ton.
- Ketersediaan batubara tidak terbatas.
- Ketersediaan gas tidak ada
- Ketersediaan energi panas bumi sesuai dengan proyek PLTP sesuai neraca daya.
- Ketersediaan tenaga air terbatas.

Lampiran B5.3 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Peranan MFO yang pada tahun 2008 hanya sekitar 27 GWh dan pada tahun 2009 meningkat menjadi
155 GWh, selanjutnya kecenderungannya turun menjadi 34 GWh pada tahun 2013 dan meningkat lagi
menjadi 82 GWh pada tahun 2018. Hal ini terjadi karena peranannya digantikan oleh PLTU batubara dan
pembangkit geothermal yang mulai beroperasi pada tahun 2010 di sistem Lombok.
b. Peranan HSD yang pada tahun 2008 masih cukup tinggi, yaitu 859 GWh akan secara bertahap menurun
menjadi sekitar 260 GWh pada tahun 2012, karena berhentinya PLTD HSD di sistem dan digantikan PLTU
batubara. Namun produksi PLTD HSD meningkat lagi menjadi 746 GWh pada tahun 2018 karena PLTD
HSD masih beroperasi di sistem-sistem isolated yang kebutuhannya terus tumbuh.
c. Peranan pembangkit batubara mulai tahun 2010 dengan produksi 764 GWh dan pada tahun 2018 menin-
gkat menjadi 1.777 GWh. Hal ini terjadi karena besarnya penambahan kapasitas PLTU batubara, yang
pada tahun 2008 belum ada pembangkit batubara dan pada tahun 2018 akan menjadi 349 MW.
d. Peranan pembangkit hidro sangat terbatas, yaitu hanya ada PLTM Ndungga, Kanbaniru, Benain dan San-
tong.
e. Peranan tenaga panas bumi mulai tahun 2010 dengan beroperasinya PLTP Ulumbu dan beroperasinya
PLTP yang lain dengan total kapasitas 106 MW pada tahun 2018.

594
Kebutuhan Bahan Bakar

Kebutuhan energi primer di sistem NTB dan NTT dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018 dapat dilihat
pada Lampiran B5.3.

Kebutuhan HSD semakin turun yaitu dari 0,24 juta liter pada tahun 2008 menjadi 0,07 juta liter pada tahun
2012, kemudian naik kembali menjadi 0,21 juta liter pada tahun 2018 sesuai dengan produksi energi listrik
pada keterangan di atas. Sedangkan pemakaian MFO menjadi sangat kecil karena hanya beroperasi di sistem
Lombok.

Pemakaian batubara mulai tahun 2010 sebesar 0,52 juta ton akan naik menjadi 1,2 juta ton pada tahun 2018.

595
596
RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN NTB & NTT
Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI
Proyeksi Kebutuhan Fisik Transmisi dan GI NTB & NTT
NTB dan NTT
(kms)
Tegangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah
Lampiran B.5.4
Tenaga Listrik 2009-2018

500 kV AC - - - - - - - - - - - -
Rencana Usaha Penyediaan

500 kV DC - - - - - - - - - - - -
275 kV - - - - -
150 kV 165 110 65 340
70 kV - - 786 90 - 660 170 90 1,796
Total - - 951 110 90 65 - 660 170 90 - 2,136

(MVA)
Tegangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah
500/275 kV -
275/150 kV -
150/20 kV 180 60 30 30 - 30 30 30 30 420
70/20 kV 300 20 50 - - 110 40 60 30 610
Total - - 480 80 80 30 - 140 70 90 60 1,030
PENGEMBANGAN
Pengembangan TRANSMISI
Transmisi NTT
NTBDAN NTB
& NTT
N o. Area Dari Ke T eg a n g a n Co nd ucto r km s Fx Lx Jumlah CO D
1 NTT PLTU Bolok /Kupang Baru Maulafa 70kV 2 cct, 1 HAWK 21 0.66 0.26 0.92 2010
2 NTT Maulafa Naibonat 70kV 2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich) 62 1.94 0.77 2.71 2010
3 NTT Naibonat Nonohamis/Soe 70kV 2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich) 102 3.18 1.27 4.45 2010
4 NTT Kefamenanu Atambua 70kV 2 cct, 1 HAWK 61 1.90 0.76 2.66 2010
5 NTT PLTU Ropa Incomer (Ende-Maumere) 70kV 2 cct, 1 HAWK 10 0.31 0.12 0.44 2010
6 NT T Ende Maumere 70kV 2 cct, 1 HAW K 230 7.18 2.86 10.04 2010
7 NT T Bajawa Ruteng (PLTP Ulumbu) 70kV 2 cct, 1 HAW K 80 2.50 0 .9 9 3.49 2015
8 NT T Bajawa Ende 70kV 2 cct, 1 HAW K 100 3. 12 1.24 4.36 2015
9 NT T Nonohamis/Soe Maulafa 70kV 2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich) 120 3. 75 1.49 5.24 2015
10 NTT Ruteng (PLTP Ulumbu) Labuhan Bajo 70kV 2 cct, 1 HAWK 170 5.31 2.11 7.42 2016

11 NTB Ampenan Jeranjang 150 2 cct, 1 HAWK 13 0.53 0.19 0.72 2010
12 NT B Jeranjang Sengkol 150 2 cct, 1 HAW K 52 2 .1 2 0.76 2.88 2010
13 NT B Sengkol Selong 150 2 cct, 1 HAW K 52 2 .1 2 0.76 2.88 2010
14 NT B Sengkol Kuta 150 2cct,1xACSR 240 mm2 (Hawk) 48 1.96 0.70 2.66 2010
15 NTB PLTU Bonto Ni'u/Bima 70 2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich) 23 0.70 0.28 0.98 2010
16 NT B Ni'u/Bima Dompu 70 2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich) 75 2.3 4 0 .93 3.27 2010
17 NTB PLTU Badas Incomer (Labuhan -Tano) 70 2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich) 38 1.17 0.47 1.64 2010
18 NT B Labuhan Tano 70 2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich) 165 5.15 2. 0 5 7.20 2010
19 NT B PLTU IPP Selong 150 2 cct, 1 HAW K 26 1 .06 0.3 8 1.44 2011
20 NT B Ampenan Tanjung 150 2 cct, 1 HAW K 48 1 .96 0.7 0 2.66 2011
21 NT B Selong Pringgabaya 150 2 cct, 1 HAW K 36 1.47 0 .53 1.99 2011
22 NT B PLTP Hu'u Dompu 70 2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich) 90 2.81 1.12 3.93 2012
23 NTB PLTP Sembalun Pringgabaya 150 2 cct, 1 HAWK 65 2.64 0.95 3.59 2013
24 NT B D om pu Labuhan 70 2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich) 360 11.24 4.47 15.71 2015
25 NT B PLTP Maronge Labuhan 70 2cct,1xACSR 152/25 (Ostrich) 90 2 .8 1 1. 12 3.93 2017

2,136 69.93 27.28 97.22

597
598
Pengembangan
PENGEMBANGAN Gardu Induk
GARDU INDUKNTB
NTT&DAN
NTTNTB
No. Area Nama Gardu Induk Tegangan Baru/Extension Kapasitas Fx Lx Jumlah COD
1 NTT Maulafa (GI Baru) 70/20 kV New 60 2.97 0.49 3.46 2010
2 NTT Bolok (GI Baru) 70/20 kV New 20 1.67 0.28 1.95 2010
3 NTT Naibonat (GI Baru) 70/20 kV New 20 1.88 0.32 2.20 2010
4 NTT Nonohamis/Soe (GI Baru) 70/20 kV New 20 1.88 0.32 2.20 2010
5 NTT Atambua 70/20 kV New 20 1.67 0.28 1.95 2010
Lampiran B.5.4

6 NTT Kefamenanu 70/20 kV New 20 1.67 0.28 1.95 2010


Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

7 NTT Ende 70/20 kV New 20 1.67 0.28 1.95 2010


8 NTT Ropa 70/20 kV New 10 1.65 0.24 1.89 2010
9 NTT Maumere 70/20 kV New 20 1.67 0.28 1.95 2010
10 NTT Maulafa 70/20 kV Extension 30 1.08 0.18 1.26 2015
11 NTT Atambua 70/20 kV Extension 20 0.87 0.14 1.01 2015
12 NTT Bajawa 70/20 kV New 20 1.67 0.28 1.95 2015
13 NTT Ruteng 70/20 kV New 20 1.67 0.28 1.95 2015
14 NTT Maumere 70/20 kV Extension 20 0.87 0.14 1.01 2016
15 NTT Labuhan Bajo 70/20 kV New 20 1.67 0.28 1.95 2016
16 NTT Bolok 70/20 kV Extension 20 0.87 0.14 1.01 2017
17 NTT Kefamenanu 70/20 kV Extension 20 0.87 0.14 1.01 2017
18 NTT Ende 70/20 kV Extension 20 0.87 0.14 1.01 2017
19 NTT Maulafa 70/20 kV Extension 30 1.08 0.18 1.26 2018

20 NTB Ampenan 150 / 20 New 30 2.24 0.38 2.62 2010


21 NTB Jeranjang 150 / 20 New 30 2.24 0.38 2.62 2010
22 NTB Sengkol 150 / 20 New 60 3.42 0.58 4.00 2010
23 NTB Selong 150 / 20 New 30 2.24 0.38 2.62 2010
24 NTB Kuta 150 / 20 New 30 2.24 0.38 2.62 2010
25 NTB Dompu 70 / 20 New 30 1.88 0.32 2.20 2010
26 NTB Ni'u/Bima 70 / 20 New 30 1.88 0.32 2.20 2010
27 NTB Labuhan 70 / 20 New 30 1.88 0.32 2.20 2010
28 NTB Tanjung 150 / 20 New 30 2.24 0.38 2.62 2011
29 NTB Pringgabaya 150 / 20 New 30 2.24 0.38 2.62 2011
30 NTB Tano 70 / 20 New 20 1.67 0.28 1.95 2011
31 NTB Labuhan 70 / 20 Extension 30 1.08 0.18 1.26 2012
32 NTB Dompu 70 / 20 Extension 20 1.08 0.18 1.26 2012
33 NTB Ampenan 150 / 20 Extension 30 1.18 0.20 1.39 2012
34 NTB Ampenan 150 / 20 Extension 30 1.08 0.18 1.26 2013
35 NTB Ni'u/Bim a 70 / 20 Extension 20 0.87 0.14 1.01 2015
36 NTB Ampenan 150 / 20 Extension 30 1.08 0.18 1.26 2015
37 NTB Sengkol 150 / 20 Extension 30 1.08 0.18 1.26 2016
38 NTB Selong 150 / 20 Extension 30 1.08 0.18 1.26 2017
39 NTB Ampenan 150 / 20 Extension 30 1.08 0.18 1.26 2018
Jumlah 1030 62.03 10.37 72.40
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran B.5.4

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.4


RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN
NTB & NTT

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.5.4

599
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran B.5.5

PETA RENCANA PENGEMBANGAN PENYALURAN


NTB & NTT

600
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.5.5

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.5


PETA PENGEMBANGAN PENYALURAN
NTB & NTT

601
602
Capacity Balance GI
CAPACITY BALANCE GARDU INDUK NTB & NTT
Lampiran B.5.6

Interkoneksi Sumbawa & Bima – Wilayah NTB


Capacity Balance GI Interkoneksi Sumbawa & Bima – Wilayah NTB
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

Kapasitas Trafo 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
No. SUBSTATION Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Unit Size Total Transf Transf Transf Transf Transf Transf Transf Transf Transf Transf Transf
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

2 SISTEM SUMBAWA - BIMA


Beban Sistem 43.86 46.15 55.35 61.99 66.48 71.38 76.67 82.40 88.61 95.32 96.86
1. Tano
70/20 1 0 0
7.4 20 7.8 8.3 8.8 9.4 10.0 10.6 11.0
44% 46% 49% 52% 55% 59% 62% 65%

2. Labuhan
70/20 1 0 0
5.0 30 15.6 22.2 30 24.1 26.1 28.2 30.6 33.1 33.0
20% 61% 44% 47% 51% 55% 60% 61% 61%
Beban langsung dari pembangkit 23.30 5.00

4. Dompu
70/20 1 0 0
13.3 30 20.3 21.5 30 22.8 24.2 25.7 27.3 29.0 28.9
52% 80% 42% 45% 48% 50% 54% 57% 57%

5. Ni'u
70/20 1 0 0
13.7 30 13.7 14.9 16.1 17.5 19.1 30 20.8 22.6 24.0
54% 54% 58% 63% 69% 37% 41% 44% 47%

TOTAL BEBAN PUNCAK GI UMUM 0.0 0.0 0.0 0.0 32.1 90.0 57.0 20.0 66.5 60.0 71.4 0.0 76.7 0.0 82.4 30.0 88.6 0.0 95.3 0.0 96.9 0.0
TOTAL Beban Pembangkit Langsung 0.0 0.0 23.3 5.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
BEBAN TOTAL GI + PEMBANGKIT LANGSUNG 0.0 0.0 55.4 62.0 66.5 71.4 76.7 82.4 88.6 95.3 96.9
TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM SUMBAWA - BIMA 43.9 46.2 55.4 62.0 66.5 71.4 76.7 82.4 88.6 95.3 96.9
DIVERSITY FACTOR (dengan beban langsung Pembangkit ) 0.00 0.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Lampiran-B.5.6
Capacity Balance GI
Sistem Kupang – Wilayah NTT
Capacity Balance GI Sistem Kupang – Wilayah NTT
CAPACITY 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

No. Substation No Unit Total Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Size Transf Transf Transf Trans Trans Transf Transf Transf Transf Transf Transf
(MVA) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)

Beban Sistem
1. GI Maulafa
70/20 , 16.85 23.87 60 27.83 31.59 35.76 40.39 30 45.52 51.22 57.55 64.58 30
47% 55% 62% 70% 53% 60% 67% 75% 63%

Beban disuplai langsung dari pembangkit Tenau & Kuanino 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00

2. GI Bolok
70/20 4.74 5.98 20 6.68 7.34 8.08 8.89 9.80 10.80 11.92 20 13.16
35% 39% 43% 48% 52% 58% 64% 35% 39%

4. GI Naiola, Kefamenanu #REF! #REF! #REF! #REF!


70/20 4.50 20 5.30 6.14 7.12 8.26 9.60 11.16 12.98 20 15.11
26% 31% 36% 42% 49% 56% 66% 38% 44%
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5. GI Umanen, Atambua
70/20 6.49 20 7.56 8.68 9.97 11.46 13.18 20 15.17 17.47 20.14
#DIV/0! #DIV/0! 19% 22% 51% 59% 67% 39% 45% 51% 59%

TOTAL BEBAN PUNCAK GI UMUM 21.6 40.8 120.0 47.4 53.7 60.9 69.0 30.0 78.1 20.0 88.3 99.9 40.0 113.0 30.0

TOTAL Beban Pembangkit Langsung 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0 10.0

BEBAN TOTAL GI + PEMBANGKIT LANGSUNG 31.6 50.8 57.4 63.7 70.9 79.0 88.1 98.3 109.9 123.0

TOTAL BEBAN PUNCAK SISTEM KUPANG 28.2 31.6 50.8 57.4 63.7 70.9 79.0 88.1 98.3 109.9 123.0

DIVERSITY FACTOR (dengan beban langsung Pembangkit ) 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

603
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.5.6

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.6


CAPACITY BALANCE GARDU INDUK
REGION NTB & NTT

Dengan kriteria seperti yang diuraikan pada Penjelasan Lampiran B1.6, kebutuhan pembangunan Gardu In-
duk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting untuk region Kalimantan sampai dengan tahun 2018 sebesar
1.030 MVA dan pengembangan jaringan transmisi sepanjang 2.136 kms dengan rincian seperti pada Lampiran
B.5.6.

604
Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi
NTB dan NTT
KEBUTUHAN FISIK PENGEMBANGAN DISTRIBUSI NTB & NTT
Proyeksi Kebutuhan Fisik Distribusi NTB & NTT

Jenis 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah
JTM kms 312 357 370 355 361 375 392 409 437 446 485 4,298
JTR kms 326 373 469 486 503 529 557 587 619 654 716 5,818
Trafo MVA 22 25 30 31 33 35 37 40 42 45 49 390
Pelanggan 10^3 37 38 37 38 39 40 42 43 45 47 51 457
Lampiran B.5.7
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

605
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.5.7

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.7


KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI
NTB & NTT

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.5.7

606
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran B.5.8

ANALISIS ALIRAN DAYA SISTEM NTB & NTT

607
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.5.8

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.8


ANALISIS ALIRAN DAYA
NTB & NTT

608
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Tidak Termasuk IPP
KEBUTUHAN INVESTASI
[Fixed Asset NTB & NTT
Addition]
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Tidak Termasuk IPP
NTB dan NTT
(Fixed Asset Addition) NTB & NTT

(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc - 7.0 142.0 77.2 46.0 98.5 29.2 1.6 0.3 7.7 - 409.6
Pembangkit Lc - 1.2 95.5 13.6 8.1 17.4 5.2 0.3 0.1 1.4 - 142.7
Total - 8.3 237.5 90.8 54.2 115.8 34.4 1.9 0.4 9.1 - 552.3
Fc - - 66.0 10.6 6.2 3.7 - 27.8 8.9 6.5 2.2 132.0
Penyaluran Lc - - 18.0 2.7 1.7 1.1 - 9.4 2.7 1.7 0.4 37.7
Total - - 84.0 13.3 7.8 4.9 - 37.2 11.6 8.2 2.5 169.6
Fc -
Distribusi Lc 12.5 17.3 17.5 10.5 8.3 8.5 8.8 9.0 9.3 9.6 9.8 121.1
Total 12.5 17.3 17.5 10.5 8.3 8.5 8.8 9.0 9.3 9.6 9.8 121.1
Fc - 7.0 208.0 87.8 52.2 102.2 29.2 29.4 9.2 14.2 2.2 541.5
Total Lc 12.5 18.5 131.0 26.8 18.1 27.0 13.9 18.7 12.1 12.7 10.2 301.5
Total 12.5 25.5 339.0 114.7 70.3 129.2 43.2 48.2 21.3 26.9 12.4 843.0
Lampiran B.5.9
Tenaga Listrik 2009-2018
Rencana Usaha Penyediaan

609
610
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Tidak Termasuk IPP
[Disbursement Schedule]
Lampiran B.5.9

Proyeksi Kebutuhan Investasi – Tidak Termasuk IPP


Tenaga Listrik 2009-2018

NTB dan NTT


Rencana Usaha Penyediaan

(Disbursement Schedule) NTB & NTT


(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 21.9 54.2 111.7 69.6 70.0 62.7 9.9 1.6 2.8 5.3 - 409.6
Pembangkit Lc 29.4 43.4 33.6 11.1 11.6 10.6 1.3 0.3 0.4 1.0 - 142.7
Total 51.3 97.6 145.3 80.6 81.6 73.4 11.1 1.9 3.2 6.2 - 552.3
Fc 13.2 41.7 20.8 6.6 3.5 6.3 18.5 12.2 6.1 2.6 0.4 132.0
Penyaluran Lc 7.2 10.1 3.8 1.6 0.7 3.9 5.8 3.0 1.3 0.4 0.0 37.7
Total 20.4 51.8 24.6 8.1 4.2 10.2 24.3 15.2 7.4 3.0 0.5 169.6
Fc -
Distribusi Lc 12.5 17.3 17.5 10.5 8.3 8.5 8.8 9.0 9.3 9.6 9.8 121.1
Total 12.5 17.3 17.5 10.5 8.3 8.5 8.8 9.0 9.3 9.6 9.8 121.1
Fc 35.1 95.9 132.5 76.1 73.5 69.0 28.4 13.8 8.9 7.9 0.4 541.5
Total Lc 49.1 70.8 54.9 23.2 20.6 23.0 15.8 12.3 11.0 10.9 9.9 301.5
Total 84.2 166.7 187.4 99.3 94.1 92.1 44.2 26.1 19.9 18.8 10.3 843.0
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP
[Fixed Asset
Proyeksi Kebutuhan Addition]
Investasi – Termasuk IPP
(Fixed Asset
NTBAddition)
dan NTT NTB & NTT

(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc - 7.0 155.3 104.8 106.8 98.5 29.2 1.6 0.3 13.8 - 517.4
Pembangkit Lc - 1.2 97.8 18.5 18.8 17.4 5.2 0.3 0.1 2.4 - 161.7
Total - 8.3 253.1 123.3 125.7 115.8 34.4 1.9 0.4 16.3 - 679.1
Fc - - 66.0 10.6 6.2 3.7 - 27.8 8.9 6.5 2.2 132.0
Penyaluran Lc - - 18.0 2.7 1.7 1.1 - 9.4 2.7 1.7 0.4 37.7
Total - - 84.0 13.3 7.8 4.9 - 37.2 11.6 8.2 2.5 169.6
Fc -
Distribusi Lc 12.5 17.3 17.5 10.5 8.3 8.5 8.8 9.0 9.3 9.6 9.8 121.1
Total 12.5 17.3 17.5 10.5 8.3 8.5 8.8 9.0 9.3 9.6 9.8 121.1
Fc - 7.0 221.3 115.5 113.0 102.2 29.2 29.4 9.2 20.3 2.2 649.3
Total Lc 12.5 18.5 133.3 31.7 28.8 27.0 13.9 18.7 12.1 13.7 10.2 320.5
Total 12.5 25.5 354.6 147.2 141.8 129.2 43.2 48.2 21.3 34.1 12.4 969.8

611
612
Proyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP
Lampiran B.5.9

[Disbursement Schedule]
Tenaga Listrik 2009-2018

PProyeksi Kebutuhan Investasi – Termasuk IPP


Rencana Usaha Penyediaan

(Disbursement
NTB Schedule)
dan NTTNTB & NTT
(Juta US$)
Item 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Total
Fc 21.9 66.5 150.3 102.1 88.2 62.7 9.9 1.6 5.2 8.9 - 517.4
Pembangkit Lc 29.4 47.5 41.1 15.3 13.8 10.6 1.3 0.3 0.8 1.7 - 161.7
Total 51.3 114.0 191.4 117.4 102.0 73.4 11.1 1.9 6.0 10.6 - 679.1
Fc 13.2 41.7 20.8 6.6 3.5 6.3 18.5 12.2 6.1 2.6 0.4 132.0
Penyaluran Lc 7.2 10.1 3.8 1.6 0.7 3.9 5.8 3.0 1.3 0.4 0.0 37.7
Total 20.4 51.8 24.6 8.1 4.2 10.2 24.3 15.2 7.4 3.0 0.5 169.6
Fc -
Distribusi Lc 12.5 17.3 17.5 10.5 8.3 8.5 8.8 9.0 9.3 9.6 9.8 121.1
Total 12.5 17.3 17.5 10.5 8.3 8.5 8.8 9.0 9.3 9.6 9.8 121.1
Fc 35.1 108.2 171.1 108.7 91.7 69.0 28.4 13.8 11.3 11.5 0.4 649.3
Total Lc 49.1 74.8 62.4 27.3 22.8 23.0 15.8 12.3 11.4 11.6 9.9 320.5
Total 84.2 183.0 233.5 136.1 114.5 92.1 44.2 26.1 22.7 23.2 10.3 969.8
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Penjelasan Lampiran B.5.9

PENJELASAN LAMPIRAN B.5.9


KEBUTUHAN INVESTASI
NTB & NTT

Sudah cukup jelas terlihat pada Lampiran B.5.9

613
LAMPIRAN C

Analisis risiko

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2009-2018


Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran C

IDENTIFIKASI RISIKO

1. Risiko keterlambatan proyek-proyek PLN

Pembangunan instalasi ketenagalistrikan, baik berupa pembangkit, jaringan transmisi maupun jaringan dis-
tribusi, dapat terhambat atau mengalami penundaan sehingga realisasinya menyimpang dari target, baik dari
sisi kapasitas maupun waktu.
Risiko ����������������������������������������
ini�������������������������������������
terdiri dari beberapa risiko, yaitu:
– Risiko pendanaan untuk proyek PLN akibat: (i) kurangnya dana yang dapat diupayakan oleh PLN, baik
yang berasal dari dana internal maupun pinjaman/obligasi, kendala pencairan dana yang semestinya dise-
diakan oleh bank domestik dan bank luar negeri untuk membiayai kontrak EPC, (ii) kurangnya dana yang
dapat disediakan oleh pemerintah, baik dalam bentuk penyertaan modal (equity) maupun pinjaman berupa
SLA.
– Risiko perijinan dan persetujuan. Hal ini terkait dengan proses perijinan dan persetujuan yang melibatkan
berbagai pihak, dan dapat berlarut-larut karena adanya berbagai kepentingan yang dapat mempengaruhi
proses pengambilan keputusan.
– Risiko penyelesaian pembangunan proyek. Risiko ini terkait dengan masalah operasional, terutama aspek
ketersediaan teknologi, sarana pembangunan, dan bencana alam.
– Risiko cost over-run. Risiko ini menyebabkan biaya melebihi anggaran sehingga dapat mempengaruhi
proses pembangunan dan kemampu-labaan Perusahaan.
– Risiko kesalahan desain.
– Risiko keselamatan ketenagalistrikan. Risiko ini terkait dengan keselamatan karyawan PLN maupun ma-
syarakat di lingkungan pembangunan.
– Risiko performance instalasi. Ada kemungkinan instalasi kelistrikan, baik pembangkit, transmisi, maupun
distribusi, tidak dapat beroperasi dengan performance sesuai spesifikasinya, sehingga tenaga listrik yang
tersedia dan dikonsumsi tidak sesuai target.
– Risiko dampak lingkungan. Keberadaan instalasi Perusahaan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan,
yang kemudian dapat berdampak pada aspek-aspek lain, seperti masalah hukum.
– Risiko sosial, berupa penolakan masyarakat terhadap keberadaan instalasi PLN karena dipersepsikan
mengganggu dan berbahaya.

2. Risiko keterlambatan proyek-proyek IPP

Sama seperti pada risiko keterlambatan proyek-proyek PLN��������


, yaitu:
– Risiko pendanaan untuk proyek IPP akibat rendahnya kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di
sektor ketenagalistrikan Indonesia, juga rendahnya kepercayaan bank asing untuk memberi pinjaman ke-
pada proyek di Indonesia.
– Risiko pengembang proyek IPP tidak memperoleh financial closure pada waktunya.
– Risiko perijinan dan persetujuan. Hal ini terkait dengan proses perijinan dan persetujuan yang melibatkan

617
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran C

berbagai pihak, dan dapat berlarut-larut karena adanya berbagai kepentingan yang dapat mempengaruhi
proses pengambilan keputusan.
– Risiko penyelesaian pembangunan proyek. Risiko ini terkait dengan masalah operasional, terutama aspek
ketersediaan teknologi, sarana pembangunan, dan bencana alam.
– Risiko cost over-run. Risiko ini menyebabkan biaya melebihi anggaran sehingga dapat mempengaruhi
proses pembangunan dan kemampu labaan Perusahaan.
– Risiko kesalahan desain.
– Risiko keselamatan ketenagalistrikan. Risiko ini terkait dengan keselamatan karyawan maupun masyara-
kat di lingkungan pembangunan.
– Risiko performance instalasi. Ada kemungkinan instalasi kelistrikan, baik pembangkit, transmisi, maupun
distribusi, tidak dapat beroperasi dengan performance sesuai spesifikasinya, sehingga tenaga listrik yang
tersedia dan dikonsumsi tidak sesuai target.
– Risiko dampak lingkungan. Keberadaan instalasi Perusahaan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan,
yang kemudian dapat berdampak pada aspek-aspek lain, seperti masalah hukum.
– Risiko sosial, berupa penolakan masyarakat terhadap keberadaan instalasi pembangkit karena dipersep-
sikan mengganggu dan berbahaya.

3. Risiko Prakiraan Permintaan Listrik

Resiko yang dihadapi jika prakiraan permintaan listrik lebih tinggi daripada realisasi:
– Kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi yang dibangun lebih banyak dari pada yang dibutuhkan.
Pembangkit dioperasikan pada CF rendah, atau bahkan sebagian tidak dioperasikan. Dalam hal pembang-
kit IPP, PLN dapat terkena penalti pengambilan energi minimum. Transmisi dan distribusi juga berbeban
rendah.
– Pendapatan dari penjualan listrik lebih rendah daripada yang direncanakan, sehingga tidak cukup untuk
membayar pinjaman (pokok berikut bunganya) yang dilakukan untuk mendanai proyek pembangkit, trans-
misi dan distribusi.
– Menimbulkan kecurigaan pada stakeholders, yaitu PLN dianggap membuat prakiraan permintaan listrik
yang tinggi untuk menjustifikasi kelayakan proyek kelistrikan tertentu.
– PLN terkena penalti dari kontrak energi primer (batubara, gas) jangka panjang.
Prakiraan beban lebih rendah dari realisasi permintaan, maka resiko yang akan dihadapi :
– Kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi yang dibangun lebih sedikit dari yang dibutuhkan. Banyak
pembangkit dioperasikan maksimal secara terus menerus bahkan menunda pemeliharaan yang jatuh
tempo, sehingga dapat menurunkan kinerja mesin,
– Banyak calon pelanggan baru dan penambahan daya tidak dapat dilayani, kualitas pelayanan menurun
bahkan terjadi pemadaman.
– Pertumbuhan ekonomi terhambat akibat tidak tersedia infrastruktur listrik yang memadai,
– Citra PLN terpuruk karena gagal melaksanakan misi yang diberikan oleh Pemerintah untuk menyediakan
listrik dalam jumlah yang cukup dan handal.

618
– Konsumen industri dan bisnis memproduksi listrik sendiri dengan pembangkit skala kecil, secara keekono-
mian nasional hal ini sangat tidak efisien,
– Sektor swasta membangkitkan listrik dengan gas atau batubara dan menjual produknya langsung ke kon-
sumen dalam kawasan tertentu, PLN kehilangan market share.
– Susut teknis meningkat karena penambahan jaringan yang terbatas. Susut non-teknis juga meningkat
karena pelanggan/calon pelanggan sulit memperoleh tambah daya/akses listrik yang legal.

4. Risiko ������������������������������������
harga�������������������������������
dan ketersediaan energi primer

Beberapa risiko dominan yang terkait secara khusus dengan RUPTL adalah:
– Risiko harga energi primer. Perubahan harga energi primer khususnya b����������������������������
atubara dan gas akan sangat
mempengaruhi program pengembangan ketenagalistrikan yang optimal. Dalam RUPTL, harga batubara
diasumsikan USD 90 per ton, harga gas alam USD 6 per mmbtu dan harga crude oil USD 140 per barel.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa perubahan harga batubara naik atau turun 10% akan mengakibatkan
perubahan nilai risiko cukup besar yaitu USD 1 s/d 2,5 miliar selama perioda studi 10 tahun.
– Ri��������������������������������������������������������������������������������������������������
siko ketersediaan energi primer. RUPTL ini disusun dengan asumsi gatubara dan gas tersedia dengan
cukup, andal dan tepat waktu. Namun pengalaman menunjukkan bahwa pasokan gas alam sering ter-
lambat datang ke pembangkit yang membutuhkan, atau tersedia dalam volume yang semakin berkurang
akibat depletion. Pasokan batubara ke pembangkit juga sering terkendala, baik karena alasan komersial
maupun operasional.

5. Risiko Likuiditas

Risiko�������������������������
likuiditas terdiri dari:
– Risiko likuiditas kas, yaitu adanya kemungkinan perusahaan tidak dapat meny�����������������������
ediakan dana untuk pem-
bayaran kewajiban jatuh tempo. Risiko ini dapat terjadi bila kesehatan keuangan Perusahaan tidak me-
ngalami perbaikan yang signifikan sehingga tidak dapat menghasilkan kas operasional, dan bila terjadi
keterlambatan pembayaran subsidi oleh Pemerintah.
– Risiko pencairan dana pinjaman untuk investasi.
– Risiko likuiditas aset

6. Risiko ����������������
Produksi��������
/Operasi

Risiko produksi/operasi terkait dengan beberapa masalah potensial berikut ini:


– Kekurangan atau kelangkaan energi primer sebagai bahan bakar pemb����������������
angkit listrik; salah
��������������������
satu penyebab
kekurangan atau kelangkaan tersebut adalah karena pemegang hak pengelolaan energi primer membuat
kon���������������������������������
trak penjualan dengan pihak lain.
– Kerusakan peralatan/fasilitas operasi, terutama karena hal-hal berikut: peralatan yang sudah tua, pem-
bangunan yang dipercepat dalam rangka memenuhi Fast Track Program, penggunaan teknologi baru, dan
penggunaan pemasok baru.

619
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran C

– Risiko kehilangan peralatan/fasilitas operasi, terutama akibat pencurian yang dilakukan terhadap instalasi/
aset perusahaan.
– Kesala�����������������������������������������������������
han �������������������������������������������������
manusia dalam mengoperasikan peralatan/fasilitas.

7. Risiko �������
Bencana

Risiko bencana dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan karena dapat menyebabkan tidak beropera-
sinya peralatan/fasilitas. Risiko ini dapat terjadi karena benca������������������������������������������
na alam, dan benca������������������������
na karena ulah manusia.

8. Risiko ����������
Lingkungan

Risiko lingkungan terkait dengan dua aspek utama:


– Tuntutan masyarakat terhadap keberadaan instalasi karena persepsi mengenai pengaruh listrik terhadap
kesehatan.
– Adan��������������������������������������������������������������������������������������������������
ya limbah, polusi, dan kebisingan yang secara potensial meni��������������������������������������
mbulkan risiko lain, seperti tuntutan
hukum oleh masyarakat.

9. Risiko Regulasi

Risiko regulasi terutama berkaitan dengan:


– Risiko ta���������������������������������������������������������������������������������������������
rif listrik, yang dapat menghambat atau memperlambat proses penyesuaian tarif listrik sesuai
target karena penyesuaian tarif perlu persetujuan parlemen, dan keputusan persetujuan penyesuaian tarif
dapat dipengaruhi oleh berbagai kepentingan.
– Risiko kepastian subsidi, yang terkait dengan kemampuan keuangan Pemerintah dan dorongan berbagai
pihak untuk menurunkan atau bahkan mencabut subsidi.
– Risiko perubahan tatanan sektor ketenagalistrikan, khususnya bila ditetapkannya perundangan yang me-
ngubah status PLN sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) atau diberlakukannya
open access jaringan transmisi dan adanya pasar kompetisi tenaga listrik. Risiko perubahan perundangan
yang mengubah struktur industri dari monopoli bidang transmisi dan distribusi menjadi struktur industri
dengan persaingan bebas bukan saja di bagian pembangkit tetapi di bagian lain dalam ketenagalistrikan.

PROGRAM MITIGASI RISIKO

Pada dasarnya mitigasi risiko akan dilakukan secara dinamis oleh karena metoda dan sarana mitigasi terus
berkembang. Namun demikian, pokok-pokok program mitigasi sebagai acuan penyiapan kebijakan mitigasi
risiko adalah sebagai berikut.

620
1. Mitigasi risiko �������������������������������
keterlambatan proyek-proyek PLN

– Pemanfaatan pasar modal, lembaga keuangan bilateral/multilateral dan APBN dalam pendanaan proyek-
proyek PLN
– Peningkatan kemampuan PLN dalam menghasilkan dana internal (mengupayakan terus harga jual listrik
memberikan margin yang memadai)
– Dukungan/garansi Pemerintah dalam upaya memperoleh pendanaan untuk proyek PLN dan dalam ber-
mitra dengan IPP
– Pengembangan model project finance dimana EPC Contractors juga membawa pendanaan proyek
– Peningkatan koordinasi penyiapan prasarana untuk mengurangi kemungkinan keterlambatan penyele-
saian pembangunan proyek
– Peningkatan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam pengurusan perijinan dan persetujuan untuk
mengurangi kemungkinan keterlambatan perijinan dan persetujuan
– Pelaksanaan proses tender yang kompetitif dan transparan supaya dapat memperoleh kontraktor yang
berkualitas untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan tidak tercapainya perfor-
mance instalasi.
– Pemilihan kontraktor yang berkualitas untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan
tidak tercapainya performance instalasi.
– Penerapan proyek manajemen yang baik untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run,
dan tidak tercapainya performance instalasi.
– Pemilihan engineering designer yang berkualitas untuk meminimalisasi kesalahan desain.
– Peningkatan kualitas survey, antara lain penyelidikan tanah untuk mengurangi kesalahan desain dan cost
overun.
– Penyusunan dan penerapan SOP untuk keselamatan ketenagalistrikan untuk mengurangi dan mengenda-
likan risiko keselamatan ketenagalistrikan.
– Penerapan peraturan mengenai lingkungan secara konsisten supaya Perusahaan terhindar dari risiko
dampak lingkungan dan masalah sosial
– Peningkatan hubungan masyarakat untuk mengurangi masalah sosial.
– Peningkatan kompetensi staf dan unit kerja hubungan masyarakat untuk meningkatkan hubungan dengan
masyarakat.

2. Mitigasi risiko �������������������������������


keterlambatan proyek-proyek IPP

– Pengembang IPP hanya dipilih yang benar-benar memiliki kemampuan.


– Peningkatan koordinasi penyiapan prasarana untuk mengurangi kemungkinan keterlambatan penyelesai-
an pembangunan proyek
– Peningkatan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam pengurusan perijinan dan persetujuan untuk
mengurangi kemungkinan keterlambatan perijinan dan persetujuan

621
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran C

– Pelaksanaan proses tender yang kompetitif dan transparan supaya dapat memperoleh kontraktor yang
berkualitas untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan tidak tercapainya perfor-
mance instalasi.
– Pemilihan kontraktor yang berkualitas untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run, dan
tidak tercapainya performance instalasi.
– Penerapan proyek manajemen yang baik untuk mengurangi keterlambatan pembangunan, cost over-run,
dan tidak tercapainya performance instalasi.
– Pemilihan engineering designer yang berkualitas untuk meminimalisasi kesalahan desain.
– Peningkatan kualitas survey, antara lain penyelidikan tanah untuk mengurangi kesalahan desain dan cost
overun.
– Penyusunan dan penerapan SOP untuk keselamatan ketenagalistrikan untuk mengurangi dan mengenda-
likan risiko keselamatan ketenagalistrikan.
– Penerapan peraturan mengenai lingkungan secara konsisten supaya Perusahaan terhindar dari risiko
dampak lingkungan dan masalah sosial
– Peningkatan hubungan masyarakat untuk mengurangi masalah sosial.
– Peningkatan kompetensi staf dan unit kerja hubungan masyarakat untuk meningkatkan hubungan dengan
masyarakat.

3. Mitigasi risiko prakiraan permintaan listrik

Realisasi penjualan lebih rendah daripada demand forecast


– Mengupayakan peningkatan pemasaran secara agresif dan proaktif apabila terdapat indikasi pertumbuhan
penjualan lebih rendah dari yang diprediksi.
– Mendorong Pemerintah Pusat/Daerah untuk mempercepat arus masuk investasi agar industri dan perda-
gangan tumbuh lebih cepat sehingga dapat menyerap listrik lebih banyak.
– Mempercepat elektrifikasi daerah-daerah yang belum terjangkau listrik
– Secara periodik (tahunan) mereview dan memperbaharui perhitungan prakiraan kebutuhan listrik dengan
menggunakan parameter terbaru yang lebih akurat,
Realisasi penjualan lebih tinggi daripada demand forecast
– Mengendalikan atau membatasi penyambungan pelanggan baru maupun tambah daya,
– Mengefektifkan demand side management (DSM), termasuk penghematan listrik oleh konsumen,
– Mengusulkan kepada Pemerintah kenaikan tarif atau pemberlakuan insentif/disinsentif yang lebih tinggi
agar masyarakat lebih berhemat dalam memakai listrik,
– Meminta kesediaan pelanggan industri dan bisnis untuk mengoperasikan pembangkit sendiri terutama
pada waktu beban puncak,
– Mempercepat penyelesaian proyek-proyek pembangunan pembangkit dan transmisi/distribusi,

622
– Mendorong percepatan investasi untuk pembangunan pembangkit baru,
– Secara periodik (tahunan) mereview dan memperbaharui perhitungan prakiraan kebutuhan listrik dengan
menggunakan parameter terbaru yang lebih akurat,
– Mendorong pembelian listrik dari excess power, pembangkit skala kecil.

4. Mitigasi risiko harga dan ketersediaan energi primer

– Pembuatan kontrak jangka panjang dengan penyedia enerji primer untuk memastikan ketersediaannya
pada saat instalasi siap beroperasi.
– Integrasi hulu untuk menjamin ketersediaan sumber energi primer.
– Sertifikasi sumber gas yang memasok pembangkit.

5. Mitigasi risiko likuiditas

– Pengusulan mekanisme pencairan subsidi yang lebih efektif untuk mengurangi periode pencairan sub-
sidi.
– Investasi peralatan secara lebih efektif untuk mengurangi jumlah dan nilai aset tidak produktif yang harus
dilikuidasi.

6. Mitigasi risiko produksi/operasi

– Pembuatan kontrak jangka panjang dengan penyedia energi primer untuk memastikan ketersediaannya
pada saat instalasi siap beroperasi.
– Peningkatan operasi dan pemeliharaan untuk mengurangi kemungkinan terjadi kerusakan peralatan/fasili-
tas operasi.
– Pene����������������������������������������������������������������������������������������
rapan SOP dan pelatihan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan manusia dalam
menggunakan peralatan/fasilitas.

7. Mitigasi ��������������
risiko��������
bencana

– Penggunaan asuransi untuk risiko tertentu, baik risiko bencana alam maupun risiko bencana akibat ulah
manusia.
– Peningkatan pengawasan dan pengamanan untuk mengurangi kemungkinan terjadi bencana karena ulah
manusia.
– Peningkatan pengawasan dan pengamanan untuk mengurangi kerugian bila ben����������������������
cana alam terjadi. Pe-
ningkatan komunikasi dan citra perusahaan untuk mengurangi kemungkinan kerusakan akibat ulah manu-
sia, seperti sabotase.

623
Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik 2009-2018
Lampiran C

8. Mitigasi������������������
risiko lingkungan

– Sosialisasi masalah ketenagalistrikan dan kaitannya dengan masyarakat untuk mengurangi tuntutan ma-
syarakat terhadap instalasi, termasuk keberadaan transmisi, karena persepsi atau pemahaman mereka
mengenai pegnaruh instalasi terhadap kesehatan manusia.
– Penerapan sistem manajemen lingkungan yang lebih baik dan memenuhi persyaratan yang berlaku su-
paya perusahaan terhindar dari masalah limbah, polusi, dan kebisingan.

9. Mitigasi risiko regulasi

– Peningkatan komunikasi dengan pihak terkait supaya pross penyesuaian tarif sejalan dengan rencana.
– Pengembangan tarif supaya sejalan dengan perkembangan kondisi keuangan Pemerintah sehingga dapat
memperkecil ketidakpastian subsidi.

624
cover RUPTL2.pdf 1/15/2009 9:23:44 AM

RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK


RENCANA USAHA
PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

PT PLN (PERSERO) 2009 - 2018


PT PLN (PERSERO)
2009 - 2018
C

CM

MY

CY

CMY

PT PLN (Persero)
Direktorat Perencanaan dan Teknologi
Jl. Trunojoyo Blok M I/135
Kebayoran Baru, Jakarta 12160
Tel. 021 - 7251234, 7261122
Fax. 021 - 7221330
http://www.pln.co.id

Sahabat Setia untuk Kemajuan

Вам также может понравиться