Вы находитесь на странице: 1из 29

NSAID

Non-Steroid Anti-inflammatory Drug


Nyeri
Sensasi tidak enak umumnya akibat rangsangan
menimbulkan jejas/kerusakan jaringan
Rangsangan:
Sayatan
Terbakar
Dingin beku
Kimia
Racun (pd mukosa/otot)
Bakeri / toksinnya
Dll.
Mediator yang dilepaskan:
Prostaglandin
Histamin
Bradikinin
Serotonin
Leukotrien / SRS-A
JENIS NYERI
1. NYERI AKUT: timbul mendadak, durasi
singkat, timbul karena adanya
gangguan/robekan pada jaringan
2. NYERI KRONIK: kejadian dapat saja
timbul meskipun jaringan telah normal
kembali, dapat terjadi dalam periode
yang lama
3 TAHAP PROSES NYERI
RESEPSI: nyeri perifer yang dicetuskan
oleh aktivasi sensor nyeri (nociceptors)
KONDUKSI: penghantaran nyeri perifer ke
medula spinalis
PERSEPSI: bagian tertentu dari otak
(serebral & talamus) akan menerima
sinyal nyeri dan meresponnya sehingga
timbullah rasa NYERI
PERSEPSI NYERI
Mechanism of pain perception.
Activation of nociceptors in
damaged, diseased, or inflamed
tissues by a range of algesic and
hyperalgesic chemical mediators
stimulates A and C sensory
afferent nerves, which terminate in
the superficial laminae (I and II) and
lamina V of the spinal cord. Nitric
oxide (NO) is the retrograde
transmitter increasing substance P
(SP) and glutamate release to
cause wind-up. (AMPA, 2-amino-
3, 3-hydroxy-5-methylisooxazol-4-yl
propionic acid: NKA, neurokinin A;
NMDA, N-methyl D-aspartate
receptors; NOS, nitric oxide
synthase)
eml-glmst 7
Fenomena wind-up
Peningkatan jumlah aksi potensial yang progresif yang diproduksi oleh
neuron2 kornu dorsalis, yang disebabkan stimulus berulang yang
dihantarkan oleh serabut saraf C.
Aktivasi serabut saraf C menyebabkan pelepasan glutamat di kornu
dorsalis.
Glutamat ditangkap oleh reseptor AMPA (-amino-3-hydroxy-5-methyl-4-
isoxazole propionic acid), menyebabkan dipolarisasi membran.
Bila impuls yang masuk cukup (akibat stimulus berulang), menyebabkan
depolarisasi memanjang.
Pemanjangan depolarisasi mengaktifkan reseptor N-methyl-D-aspartate
(NMDA) dengan mengeluarkan Mg2+ yang menutup reseptor.
Dengan demikian menjadi peka terhadap glutamat yang dilepaskan serabut
saraf C.
Aktivitas kedua reseptor AMPA & NMDA oleh glutamat menyebabkan
neuron postsinaptik menjadi lebih peka dan proses ini yang
dinamakan wind-up.
Impuls berulang, misalnya dengan jarak waktu <3 detik pada pasien pasca-
herpes mampu menimbulkan nyeri.
Gesekan baju atau peregangan kulit dalam pergerakan yang pada orang
normal tidak menimbulkan nyeri, pada sebagian pasien NPH (neuralgia
pasca herpes) akan menimbulkan nyeri. Fenomena ini disebut wind-up pain
(Dan et al, 2000).
3 derajat kekuatan perangsangan
rasa sakit:

1. Kuat : Kulit, peritoneum,


kornea, mukosa uretra
2. Sedang : Fasia, otot, jaringan
lemak
3. Ringan : Usus, otak
INFLAMASI
Adalah reaksi/respon lokal terhadap
adanya kerusakan jaringan
Penyebab inflamasi :
Mikrobiologik bakteri, virus

Immunologik reaksi antigen-


antibodi
Fisik trauma, terdapatnya
benda asing, atau radiasi seperti
sinar matahari atau sinar-X
Kimiawi zat asam atau basa
Inflamasi / Radang

Adalah reaksi / respon lokal terhadap adanya


kerusakan jaringan
Tanda tanda inflamasi:
Rubor (kemerahan)
Kalor (panas)

Dolor (nyeri)

Tumor (pembengkaan)

Functio laesa (gangguan / kehilangan fungsi)


Inflamasi / Radang

Temperatur tubuh > normal (> 37 C)


Pelepasan zat pirogen memacu pelepasan
PG.E2 di daerah termostat produk panas >
panas yang hilang temperatur tubuh
meningkat
Respon terhadap cedera (injury):
-Vasodilatasi
-Peningkatan permeabilitas
Ke-2 hal diatas menyebabkan
timbulnya gejala inflamasi:
1. Rubor (kemerahan)
2. Kalor (panas)
3. Dolor (nyeri)
4. Tumor (pembengkan)
5. Functio laesa (gangguan / kehilangan
fungsi)
Efek mediator:

Prostaglandin (PG.):
PG.E2 : vasodilatasi, edema
PG.F2 : bronkokonstriksi, vasokonstriksi
Prostasiklin (PG.I2): antiagregasi trombosit, vasodilator
Tromboksan (TX) A2: agregasi trombosit, vasokonstriksi
Leukotrien / SRS-A: bronkokonstriksi, permeabilitas
vaskuler me, sekresi mukus me
RESPON INFLAMASI

AKUT respon inflamasi akut terjadi


langsung setelah cedera.
Perubahan ini cenderung
menyebabkan eksudasi &
meningkatkan aktivitas leukosit (sel
darah putih) pada tempat cedera
(injury),& ke-5 gejala inflamasi
hampir selalu timbul.
MEDIATOR RESPON INFLAMASI
NEUROGENIK
Berhubungan dengan refleks vasokontriksi arteriol dalam
waktu singkat antara terjadinya cedera & vasodilatasi
Saraf merasakan cedera dalam suatu gerakan refleks

KIMIAWI
-Kinin (bradikinin) : zat kimia kompleks yang bersifat protein
Efek kinin :
1. Vasodilatasi
2. Peningkatan permeabilitas membran sel
3. Meningkatkan migrasi leukosit
4. Rasa sakit
-Histamin vasodilatasi, peningkatan
permeabilitas membran sel & stimulasi pada
ujung saraf untuk menguatkan persepsi rasa
sakit
-Prostaglandin
Efek prostaglandin :
1. Vasodilatasi
2. Peningkatan permeabilitas membran sel
3. Meningkatkan migrasi leukosit
4. Rasa sakit
5. Demam
6. Pengumpulan (agregasi platelet)
SINTESIS PROSTAGLANDIN

enzim
siklooksigenase
Analgesik
Obat untuk meredakan/menghilangkan rasa nyeri,
tidak menghilangkan/mengganggu kesadaran
Analgesik dibagi 2 gol besar:
Analgesik OPIOID / narkotik:
Meningkatkan nilai ambang rasa nyeri
Menidurkan ambang rasa nyeri meningkat
Menimbulkan adiksi
Mempengaruhi emosi
Depresi nafas
Indikasi: nyeri hebat, batuk, diare
Analgesik, antipiretik, anti-inflamasi nonsteroid /non-
narkotik (NSAID)
Pembagian NSAID
3 Efek penggunaan NSAID

Analgesik :
Pd nyeri dengan intensitas rendah sedang (sakit
kepala, mialgia, antralgia)
Efek analgesiknya < gol opiat, nyeri karena
terpotongnya saraf eferen tidak teratasi oleh NSAID.

Anti-inflamasi:
Bervariasi, parasetamol sangat lemah anti-
inflamasinya
NSAID berguna untuk terapi simptomatis saja.

Antipiretik:
Penurunan suhu tubuh hanya pada keadaan demam
Efek samping:
Reaksi hipersensitif (alergi)
Induksi tukak peptik:
Iritasi lokal bersifat asam
Iritasi bersifat sistemik menghambat sintesis PG
menghambat pembentukan lapisan mukus
dinding lambung me faktor protektif lambung
mudah teriritasi
Perpanjangan waktu perdarahan

Gagal ginjal aliran darah dan kecepatan filtrasi


ginjal me
Patogenesa Ulkus
Peptikum :
Pd orang sehat ada keseimbangan antara faktor
agresif dan defensif lambung.
Faktor agresif :
Faktor internal : asam lambung, enzim pepsin
Faktor eksternal : zat iritan dari luar, infeksi kuman
Helicobacter pylori
Faktor defensif :
Lapisan mukosa yang intak (utuh)
Sekresi bikarbonat
Regenerasi mukosa yang baik
Prostaglandin
Lapisan mukus
Sirkulasi yang adekuat
CYCLOOXYGENASE

Suatu enzim yang bertanggung


jawab pada produksi prostaglandin
Ada 2 bentuk : COX-1 dan COX-2
Ada 2 tempat aktif yang terpisah utk
sintesa prostaglandin :
a. Tempat aktif cyclooxygenase
b. Tempat aktif peroxidase (terlibat
dlm aktivasi gugus heme)

25
PERBEDAAN COX-1 & COX-2
Distimulasi terus Diinduksi secara
menerus oleh tubuh normal tdk setiap saat
Konsentrasinya tetap Dibuat hanya oleh sel-
stabil di dalam tubuh sel tertentu yaitu Ex
Menghasilkan a549 sel paru
prostaglandin yg Untuk signal nyeri dan
digunakan utk inflamasi
persediaan tubuh Untuk respon
Prostaglandin inflamasi
menstimulasi fungsi Distimulasi hanya sbg
homeostasis tubuh bagian dari respon
normal spt : produksi imun
mukus pencernaan, Produksi distimulasi
mengatur produksi oleh sitokin inflamasi
as.lambung dan dan faktor-faktor
ekskresi air lewat ginjal pertumbuhan
Non-steroidal Anti-inflammatory
Drugs (NSAIDs)
Mekanisme kerja yaitu menghambat
aktivitas cyclooxygenase
Terdapat perbedaan selektifitas
terhadap COX-1 &
COX-2
Memiliki perbedaan struktur kimia
Berbeda profil farmakokinetik &
potensi
Indikasi secara umum yaitu
Analgesik di CNS & perifer melalui
penghambatan PG
Antipyretic (efek CNS )
Anti-inflammatory (kecuali
Parasetamol) melalui penghambatan PG
Secara umum efek analgesik
terbatas
COX inhibition and clinical benefits
COX-1 Poten efek analgesik
specific Postoperative pain
inhibition
Aspirin Anti agregasi platelet
Ketorolac Waktu penggunaan
terbatas
Toksik terhadap GI
& ginjal
COX-2 Efek samping
specific minimal
Lambat
inhibition menyembuhkan
Celecoxib fraktur
Rofecoxib Meningkatkan 28
Valdecoxib kejadian KV
Less GI side effects

More GI side effects


Diclofenac Celecoxib
Acetosal IndomethacinIbuprofen
Meloxicam Rofecoxib
Ketorolac Piroxicam Ketoprofen
Nimesulide Valdecoxib

non- preferentially
preferentially
COX-1 COX-1 selective COX-2 COX-2
selective selective selective selective
COX
inhibitor inhibitor inhibitor
inhibitor inhibitor

anti-inflammatory
analgesic

Вам также может понравиться