Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan basis akrual merupakan salah satu ciri dari praktik manajemen
keuangan modern (sektor publik) yang bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih
transparan mengenai biaya (cost) pemerintah dan meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan di dalam pemerintah dengan menggunakan informasi yang diperluas, tidak
sekedar basis kas. Secara umum, basis akrual telah diterapkan di negara-negara yang lebih
dahulu melakukan reformasi manajemen publik. Tujuan kuncinya adalah untuk meminta
pertanggungjawaban para manajer dari sisi keluaran (output) dan/atau hasil (outcome) dan
pada saat yang sama melonggarkan kontrol atas masukan (input). Dalam konteks ini, para
manajer diminta agar bertanggung jawab untuk seluruh biaya yang berhubungan dengan
output/outcome yang dihasilkannya, tidak sekedar dari sisi pengeluaran kas.
TINJAUAN LITELATUR
Pengertian akuntansi dapat dijelaskan melalui dua pendekatan yaitu dari segi proses
dan dari segi fungsinya. Dilihat dari segi prosesnya, akuntansi adalah suatu keterampilan
dalam mencatat, menggolongkan dan meringkas transaksi-transaksi keuangan yang
dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaan serta melaporkan hasil-hasilnya di dalam
suatu laporan yang disebut sebagai laporan keuangan.
Dilihat dari segi fungsinya, akuntansi merupakan suatu kegiatan jasa yang berfungsi
menyajikan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan, dari suatu lembaga atau
perusahaan yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan-
keputusan ekonomi di antara berbagai alternatif tindakan.
Hal lain yang juga dapat disimpulkan dari kedua pengertian akuntansi dimaksud
adalah mengenai pembidangan akuntansi. Menurut kedua pengertian akuntansi, kegiatan
jasa yang dilakukan oleh akuntansi dalam menyajikan informasi keuangan, selalu berkaitan
dengan kegiatan suatu lembaga atau suatu perusahaan. Secara umum, akuntansi dibagi
dalam tiga cabang, yaitu: akuntansi keuangan, akuntansi manajemen dan akuntansi
pemerintahan.
Basis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi atau peristiwa
akuntansi diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan berdasarkan pengaruh
transaksi pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima
atau dibayarkan.
Dengan kata lain, basis akrual digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan
ekuitas dana. Akuntansi berbasis akrual merupakan international best practice dalam
pengelolaan keuangan modern yang sesuai dengan prinsip New Public Management (NPM)
yang mengedepankan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan.
1. Pengakuan pendapatan :
Saat pengakuan pendapatan pada basis akrual adalah pada saat pemerintah
mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan pemerintah. Dalam
konsep basis akrual, mengenai kapan kas benar-benar diterima menjadi hal yang
kurang penting. Oleh karena itu,dalam basis akrual kemudian muncul estimasi
piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum diterima.
2. Pengakuan beban:
Pengakuan beban dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi. Sehingga
dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka titik ini dapat
dianggap sebagai starting point munculnya biaya meskipun beban tersebut belum
dibayar.
Kelebihan:
Kelemahan:
Relatif lebih kompleks dibanding basis akuntansi kas maupun basis kas menuju
akrual sehingga membutuhkan SDM dengan kompetensi akuntansi yang memadai.
PEMBAHASAN
Pasal 1:
Tahun 2010:
1) Mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan dengan akuntansi
berbasis akrual,
2) Menyiapkan dan menetapkan SAP berbasis akrual,
3) Menyiapkan Rencana Implementasi SAP berbasis akrual.
Tahun 2011 :
1) Menyiapkan peraturan dan kebijakanuntuk penerapan akuntansi berbasis
akrual,
2) Menyusun proses bisnisdan sistem akuntansiuntuk penerapan akuntansi
berbasisakrual.
Tahun 2012 :
1) Mengembangkan Sistem Akuntansi dan pedomanyang akan digunakan dalam
penerapan akuntansi berbasis akrual,
2) Melaksanakan capacity building berupa training dan sosialisasi SAP berbasis
akrual kepada seluruh stakeholders yang terlibat,
3) Mengembangkan teknologi informasi termasuk sistem aplikasi yang akan
digunakan.
Tahun 2013 :
1) Melakukan uji coba implementasi Konsolidasi LK, penyempurnaan sistem dan
capacity building,
2) Penyusunan peraturan yang berkaitan.
Tahun 2014
1) Implementasi secara paralel penerapan basis CTA dan akrual dalam Laporan
Keuangan, tetapi Laporan Keuangan yang diberi opini oleh BPK adalah yang
berbasis CTA.
2) Konsolidasi Laporan K/L dan BUN dengan basis akrual,
3) Evaluasi dan finalisasi sistem yang akan digunakan.
Tahun 2015
1) Penerapan implementasi penuh akuntansi berbasis akrual di Indonesia.
2) Laporan Keuangan yang diberi opini adalah yang berbasis akrual.
Namun benar seperti yang dikatakan Simanjuntak (2010) ada beberapa tantangan
penerapan akuntansi berbasis akrual di pemerintahan Indonesia yang harus di hadapi di
antaranya :
Sistem
Akuntansi dan
Information
Technology
(IT) Based
System
Komitmen
Lingkungan/ dari
Masyarakat Tantangan
Pimpinan
Tersedianya
Sumber Daya
Resistensi
Manusia (SDM)
Terhadap
Perubahan yang Kompeten
Dukungan yang kuat dari pimpinan merupakan kunci keberhasilan dari suatu
perubahan. Salah satu penyebab kelemahan penyusunan Laporan Keuangan pada
beberapa Kementerian/Lembaga adalah lemahnya komitmen pimpinan satuan kerja
khususnya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) penerima dana
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan. Kejelasan perundang-undangan mendorong
penerapan akuntansi pemerintahan dan memberikan dukungan yang kuat baik bagi
paran pimpinan kementerian/lembaga di pusat maupun Gubernur/Bupati/Walikota
di daerah.
5) Lingkungan/Masyarakat
Sementara itu, Ritonga (2010) dalam Halim (2012) mengatakan bahwa untuk
mendukung penerapan akuntansi pemerintahan berbasis akrual diperlukan kondisi-
kondisi yang mendukung, sekaligus menjadi permasalahan yang dihadapi saat ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan profesional dalam
pengelolaan keuangan.
2. Dukungan dari pemeriksa laporan keuangan, karena perubahan basis akuntansi
akan mengubah cara pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa. Perubahan-
perubahan yang terjadi harus melalui pertimbangan dari Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).
3. Tersedianya sistem teknologi informasi yang mampu mengakomodasi
persyaratan-persyaratan dalam penerapan akuntansi berbasis akrual.
4. Adanya sistem penganggaran berbasis akrual, karena jika anggaran pendapatan,
belanja, dan pembiayaannya masih berbasis kas sedangkan realisasinya berbasis
akrual, maka antara anggaran dan realisasinya tidak dapat diperbandingkan.
5. Harus ada komitmen dan dukungan politik dari para pengambil keputusan
dalam pemerintahan, karena upaya penerapan akuntansi berbasis akrual
memerlukan dana yang besar dan waktu yang lama, bahkan lebih lama dari
masa periode jabatan presiden, gubernur, bupati, walikota, dan anggota
DPR/DPRD.
Dengan berbagai permasalahan dan tantangan penerapan akuntansi berbasis akrual
dalam pemerintahan indonesia seperti yang telah disebutkan diatas, maka pemerintah harus
berupaya semaksimal mungkin agar penerapannya dapat berjalan dengan baik dan optimal
demi terciptanya tata kelola pemerintahan (good governance) yang lebih transparan dan
akuntabel. Karena seperti yang telah disebutkan diatas bahwa manfaat akuntansi berbasis
akrual dapat menyediakan gambaran operasional pemerintah yang lebih transparan serta
pendapatan dan belanja pemerintah dapat dialokasikan secara tepat setiap saat. Sehingga
dalam hal ini diperlukan strategi pemerintah untuk mendukung keberhasilan penerapan
akuntansi berbasis akrual.
Perubahan akuntansi pemerintahan yang mulai digagas dalam satu dasa warsa
terakhir telah memperoleh momentum dengan diundangkannya tiga paket UU di
bidang keuangan negara dan di bidang pemerintahan daerah. Momentum ini perlu
dipertahankan dengan secara tepat waktu menyiapkan standar akuntansi
pemerintahan yang dibutuhkan dan sekaligus memberikan pelayanan terutama bagi
instansi pemerintah yang baru menerapkan akuntansi pemerintahan saat ini. Untuk
itu perlu didorong kerja sama antar lembaga baik pemerintah maupun swasta untuk
memberikan pelayanan kepada instansi pemerintah yang memerlukan bantuan
dalam menerapkan akuntansi pemerintahan. Selain itu, perlu dibangun komunikasi
yang efektif antara para pemakai laporan keuangan dengan KSAP sehingga dapat
diperoleh umpan balik secara interaktif untuk memperbaiki proses pengembangan
akuntansi pemerintahan yang ada. Untuk itu, sarana seperti web site, help desk, dan
kegiatan sosialisasi harus secara berkesinambungan dilaksanakan.
Secara umum, Pemerintah Indonesia menerapkan basis akuntansi akrual karena basis
akrual memiliki manfaat sebagai berikut:
a) Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah
b) Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban pemerintah
c) Bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya jasa layanan,
efisiensi, dan pencapaian tujuan