Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila
6. menghasilkan kepuasan semua pihak yang terlibat (win win solution bagi
Komunikasi ada tiga jenis yaitu verbal, tertulis, dan nonverbal yang
secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka. Kata-kata adalah alat atau
komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk
berespon secara langsung. Komunikasi verbal yang efektif harus sesuai dengan hal-
hal berikut:
klien.
3. Arti denotatif dan konotatif yaitu harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak
1993; Swansburg, 1990; Szilagyi, 1984; dan Tappen ,1995 dalam Musliha &
Fatmawati, 2010).
petugas kesehatan lainnya, dan teman sejawat. Komunikasi tertulis yang dilakukan
perawat dengan klien terjadi bila klien dalam keadaan bisu atau ada gangguan pada
artikulasi karena penyakitnya (biasanya ada gangguan pada area Brocha) (Nasir dkk.,
2011).
diarsipkan.
3. Dokumentasi historis.
mendefinisikan bahwa penyampaian kode nonverbal biasa disebut juga bahasa isyarat
atau bahasa diam (silent language). Komunikasi nonverbal dapat diamati pada hal-hal
berikut:
12
hubungan antara yang berbicara yaitu pesan yang menyampaikan sikap dan
5. Kinesics yaitu gerakan tubuh yang menggambarkan sikap, emosi, konsep diri,
2011).
Menurut Potter & Perry dalam Musliha & Fatmawati, 2010 ada empat tahap
1.Tahap Pra-interaksi
keperawatan atau medis, entri dalam catatan perawat mengenai catatan medis, atau
diskusi dengan perawat lainnya yang merawat klien. Fase pra interaksi adalah waktu
terjadinya stereotip pada klien dan membantu perawat untuk berpikir mengenai nilai
atau perasaan pribadi. Meskipun perawat mungkin merasa resah mengenai klien, hal
ini akan mempertajam proses mental dan membantu perencanaan. Langkah akhir dari
fase pra interaksi adalah untuk menentukan lokasi dan menetapkan kapan pertemuan
dengan klien dilakukan untuk pertama kalinya. Lingkungan yang nyaman, tersendiri
2. Tahap Orientasi
Fase orientasi dimulai ketika perawat dan klien bertemu untuk pertama
Pengujian, klien seringkali menguji perawat selama fase orientasi. Hal ini
lebih besar daripada keinginan untuk berubah. Perawat yang sadar akan apa yang
menjadi ketakutan klien harus menunjukkan rasa percaya diri dan kompeten. Perawat
harus bersikap terbuka dan ingin tahu tentang masalah klien. Perawat dapat
tidak sanggup untuk meminta bantuan. Ketika klien mulai mambagi perasaan dan
14
sikapnya dengan perawat, mereka menjadi mudah dikritik. Klien harus menjadi
memahami kebutuhan klien. Menunjukkan perhatian adalah salah satu cara untuk
perawat mulai mengkaji status kesehatan klien. Melalui observasi dan interaksi,
perawat dan klien bersama-sama menentukan tujuan. Ketika klien telah mampu ikut
serta dalam penyusunan tujuan dan melihat keuntungan yang diinginkan, intervensi
pihak namun perawat memegang peran sebagai pemimpin. Memimpin tidak berarti
mengontrol dalam kesan yang bersifat manipulatif. Klien bertindak sebagai penerima
perawat mungkin dapat menetapkan kontrak dengan klien. Umumnya fase ini
panjang kontak dengan klien dan durasi hubungan. Perawat tidak seharusnya
melakukan kontrak dengan cara yang terlalu formal tetapi harus memberikan garis
15
3. Tahap Kerja
Selama fase bekerja dari hubungan yang membantu, perawat berupaya untuk
mencapai tujuan selama fase orientasi. Perawat dan klien bekerja bersama.
pemaparan diri.
laku atau pemikiran yang berhubungan dengan pemahaman diri. Teknik ini
perawat dan klien. Klien belajar untuk memahami bagaimana mereka berinteraksi
dengan orang lain. Hal ini meliputi menarik perhatian pada tingkah laku atau
pernyataan klien.
atau perasaan personal dalam konteks hubungan. Hal ini bukan terapi untuk perawat.
Hal ini akan menunjukkan kepada klien bahwa pengalaman mereka dapat dipahami.
kebutuhan fisik klien seperti nutrisi, eliminasi dan kenyamanan memiliki visibilitas
tinggi. Sebagian besar tindakan fisiologis bersifat non-verbal dan dilakukan secara
rutin. Visibilitas tinggi mereka membantu klien mengenali perawat sebagai perilaku
mereka.
kecemasan dan meningkatkan kepuasan klien dan keinginannya untuk bekerja sama.
4. Tahap Terminasi
terminasi, klien menerima kondisi perpisahan tanpa menjadi regresi (putus asa) serta
Evaluasi Hasil yang Telah Dicapai, Hal vital pada masa pemutusan adalah
menentapkan hasil.
mungkin akan merasa cemas atau ambivalen ketika perpisahan makin dekat. Idealnya
Potter & Perry dalam Musliha & Fatmawati, 2010) mengidentifikasi teknik
1. Menyimak dengan penuh perhatian yaitu merupakan metoda non verbal untuk
6. Fokus yaitu memusatkan informasi pada elemen atau konsep kunci dari pesan
yang dikirimkan
8. Memberikan informasi.
9. Mempertahankan ketenangan.
11. Penyimpulan yaitu pengulangan ringkas ide-ide utama yang telah didiskusikan.
1. Resisten yaitu upaya klien untuk tetap tidak menyadari aspek penyebab
klien untuk berubah ketika kebutuhan untuk berubah telah dirasakan. Perilaku
resisten biasanya diperlihatkan oleh klien selama fase kerja, karena fase ini
2. Transferens adalah respon tidak sadar berupa perasaan atau perilaku terhadap
dimasa lalu.
hambatan ini berasal dari perawat yang dibangkitkan atau dipancing oleh
sikap klien.
4. Pelanggaran batas, bisa terjadi jika perawat melampaui batas hubungan yang
dengan klien.
pelayanan dengan sesudah pelayanan yang mereka terima. Kepuasan pengguna jasa
(Muninjaya, 2011).
20
atau harapan pelanggan dapat dipenuhi. Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang
atau puas bahwa produk atau jasa yang diterima telah sesuai atau melebihi harapan
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai
2. Empati (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan. Sikap ini
akan menyentuh emosi pasien. Faktor ini akan berpengaruh pada tingkat
moral hazzard bagi pasien dan keluarganya. Sikap kurang peduli (ignorance)
terbatas yang dimiliki oleh pihak pasien dan keluarganya tentang perawatan
ruangan (tangibility).
faktor ini.
perawatan.
(responsive).
dimensi kualitas jasa berdasarkan lima aspek komponen mutu pelayanan yang dikenal
1. Tangible (nyata)
22
dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata
dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. ini meliputi fasilitas fisik (gedung,
2. Reliability (keandalan)
dan akurat sesuai dengan yang ditawarkan. Dari kelima dimensi kualitas jasa,
reliability dinilai paling penting oleh para pelanggan berbagai industri jasa.
membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) dan tepat kepada
pelanggan, dan dengan penyampaian informasi yang jelas. Dimensi ini dimasukkan
Dimensi ini merupakan penilaian mutu pelayanan yang paling dinamis. Harapan
sejalan dengan kemajuan teknologi dan informasi kesehatan yang dimiliki oleh
kebanyakan ditentukan oleh sikap para front-line staff. Mereka secara langsung
23
berhubungan dengan para pengguna jasa dan keluarganya, baik melalui tatap muka,
4. Assurance (kepastian)
yang dapat dipercaya oleh pasien. Pemenuhan terhadap kriteria pelayanan ini akan
mengakibatkan pengguna jasa merasa terbebas dari risiko. Terdiri dari komponen:
5. Empathy (empati)
Kriteria ini terkait dengan rasa kepedulian dan perhatian khusus staf kepada
untuk dihubungi setiap saat jika para pengguna jasa ingin memperoleh bantuannya.
Peranan SDM kesehatan sangat menentukan mutu keperawatan karena mereka dapat
.2010
5. Nasir dkk.2010
6. Suryani.2006
Skema 2.3
25
dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi atau hal yang sedang atau akan
5. Tangible