Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MAKALAH
Oleh
UNIVERSITAS JEMBER
2017
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
MAKALAH
Oleh
UNIVERSITAS JEMBER
2017
A. Pengertian
Gangguan mental adalah pola mental atau perilaku atau anomali
yang menyebabkan penderitaan atau gangguan kemampuan untuk
berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Pola atau anomali ini tidak bersifat
normatif perkembangan atau sosial. Gangguan mental adalah kombinasi
dari bagaimana seseorang berpikir, berperilaku, merasa dan merasakan.
Seringkali gangguan mental memiliki aspek sosial dan berhubungan
dengan fungsi otak tertentu, atau area di otak atau di tempat lain dalam
sistem saraf.
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh
pasien untuk mengakhiri kehidupannya (Ade Herman, 2011). Bunuh diri
adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk menyakiti
diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa (Nita
Fitria, 2010).
Kita mengenal tiga macam perilaku bunuh diri; isyarat bunuh diri,
ancaman bunuh diri, da percobaan bunuh diri. Ancaman bunuh
diri/percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan resiko bunuh diri.
Ancaman bunuh diri umunya diucapkan oleh pasien , berisi keinginan
untuk mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan
persiapan alat untuk melaksanakn rencana tersebut.
Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang
dapat mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri
karena merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya. Perilaku
bunuh diri disebabkan karena stress yang tinggi dan berkepanjangan
dimana individu gagal dalam melakukan mekanisme koping yang
digunakan dalam mengatasi masalah.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks
dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan
keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Resiko bunuh diri sendiri
memerlukan peran serta keluarga untuk menjaga individu agar tetap
terlindungi dari benda-benda berbahaya yang dapat mendukung individu
untuk mendukung percobaan bunuh dirinya tersebut. Di sini keluarga
sangat berperan aktif untuk mengawasi dan melindungi individu dari
percobaan bunuh diri.
B. Tujuan
Tujuan umum:
Tujuan khusus:
b. Genogram
13. Berisi tentang susunan dalam keluarga klien yang ada di dalam KK pada saat
dilakukan pengkajian dan diberikan tanda jika ada keluarga yang sudah
meninggal dan identitas keluarga sesuai jenis kelamin. Memilki keluarga
yang memiliki riwayat bunuh diri merupakan salah satu penyebab bunuh diri.
c. Tipe Keluarga
Berisi tentang tipe keluarga yang dimiliki oleh klien misalnya keluarga inti
dimana terdapat ayah,ibu, dan anak.
d. Suku bangsa
Mengkaji keluarga tentang kebiasaan dalam merawat keluarga sesuai dengan
suku dan kebiasaan keluarga dalam merawat keluarga yang sakit.
e. Agama
Mengkaji keyakinan atau kepercayaan yang dianut oleh keluarga misalnya
islam. Dan mengkaji aktivitas klien dalam beribadah apabila klien sakit
f. Status sosial ekonomi
Mengkaji hasil dari penghasilan yang didapat oleh keluarga dalam satu bulan
yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, serta siapa saja
anggota keluarga yang mencari nafkah.
g. Aktivitas rekreasi keluarga
Mengkaji apakah keluarga pernah berekreasi ke tempat wisata atau
berkumpul bersama keluarga serta keinginan keluarga untuk berekreasi.
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Bagaimana komunikasi yang digunakan klien dalam sehari-hari terhadap
keluarga dan lingkungan sekitar.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Bagaimana pengambilan kepututasan dalam keluarga tersebut bila ada
masalah.
c. Struktur Peran
Bagaimana peran yang dijalankan oleh anggota keluarga di dalam keluarga
tersebut.
d. Nilai atau Norma Keluarga
Bagaimana nilai dan norma yang dianut dan berlaku di keluarga dan diterima
oleh lingkungan sekitar.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Bagaimana aktivitas keluarga semenjak ada anggota keluarga yang menderita
risiko bunuh diri dan apakah mengalami gangguan mobilitas dalam
melakukan pekerjaan dan merawat keluarga yang berisiko bunuh diri
tersebut.
b. Fungsi Sosialisasi
Bagaimana sosialisi keluarga dengan lingkungan sekitar saat sebelum dan
sesudah adanya risiko bunuh diri dan bagaimana perubahannya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1. Mengenal masalah
Bagaimana kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
risiko bunuh diri, hal ini biasanya dapat tergambar dari tingkat pendidikan
dari anggota keluarga.
2. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Bagaimana pengambilan keputuasan dalam keluarga yang diambil oleh
keluarga tentang risiko bunuh diri
3. Merawat anggota keluarga yang sakit
Setelah dilakukan pemeriksaan dan dirawat dan kemudian dijelaskan
bagaimana risiko bunuh diri harus ditangani oleh keluarga.
4. Memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Mengenalkan kepada keluarga tentang kebersihan lingkungan,
menjelaskan manfaat pemeliharaan lingkungan dan mengetahui
pencegahan risiko bunuh diri yaitu menempatkan klien pada lingkungan
yang aman bebas dari benda-benda berbahaya.
5. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat.
Keluarga mampu memahami dan mengetahui tempat pelayanan terdekat
dan apabila ada anggota keluarga yang ada risiko bunuh diri segera
dibawa ke pelayanan kesehatan
d. Fungsi Reproduksi
Klien dengan risiko bunuh diri pada umumnya terjadi penurunan disfungsi
seksual atau terjadi gangguan pola lain.
e. Fungsi Ekonomi
Klien dengan risiko bunuh diri biasanya mengalami permasalah dalam biaya
karena ia tidak dapat menjalankan peran perekonomian dalam keluarganya
sehingga menjadi permasalahan utama dalam proses pengobatan.
7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada setiap anggota. Berikut tabel
pemeriksaan fisik :
TTV
Nadi
RR
Suhu
BB
8. Harapan keluarga
Harapan keluarga terhadap klien agar klien diberikan kesembuhan sehingga bisa
melakukan aktivitasnya seperti biasanya, diberikan kemudahan dan kelancaran
selama perawatan.
C. Jenis Masalah
C.1 Aktual: menjelaskan masalah yang nyata, sesuai dengan data kilnik yang
ditemukan (Keliat, 2009)
No Data Etiologi Masalah
C.2 Risiko: menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak
dilakukan intervensi (Keliat, 2009)
No Data Etiologi Masalah
Kekacauan/
konflik
menyatakan
keinginan
meningkatkan
keharmonisan
keputusan
dengan nilai
5. DS : Kesiapan Kesiapan
meningkatkan meningkatkan
- keluarga mengekspresikan
proses keluarga proses keluarga b.d
keinginan meningkatkan
keluarga
keselamatan anggota keluarga
- keluarga mengekspresikan mengekspresikan
keinginan meningkatkan keinginan
adaptasi keluarga terhadap meningkatkan
keluarga
perubahan keselamatan
mengekspresikan
DO : anggota keluarga
keinginan
klien.
Mengekspresikan
keinginan
meningkatkan
adaptasi keluarga
terhadap
perubahan
a. Tidak/kurang sehat 3
b. Ancaman kesehatan
c. Krisis 2
1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah:
a. Dengan mudah 2
b. Hanya sebagian
c. Tidak dapat 1
a. Tinggi 3
b. Hanya sebagian
c. Tidak dapat 2
1
4. Menonjolkan masalah:
TOTAL
B. Risiko
NO Diagnosa Paraf
C. Wellnes
NO Diagnosa Paraf
VI. EVALUASI
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencanatentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah di tetapkan, dilakukan dengan
cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi
adalah untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan.Tahapan evaluasi dibagi
dalam 2 jenis yaitu:
a. Evaluasi Berjalan (sumatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan
perkembangandengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga. Format yang
dipakai adalah format subjektif, obyektif.
b. Evaluasi (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang
akandicapai. Bila terdapat kesenjangan antara keduanya, mungkin semua tahapan dalam
proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar data-data, masalah atau rencana yang perlu
dimodifikasi.
Evaluasi di susun dengan menggunakan SOAP yang operasional :
S : Ungkapan dan perasaaan dan keluhan yang di rasakan secara subjektif oleh keluarga
setelah implementasi keperawatan
A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objekti keluarga yang di
bandingkan denagn kriteria dan standar yang telah mengacu pada tujuan pada rencana
keperawatan keluarga
Evaluasi
Klien dengan penyakit kronis, nyeri, atau penyakit yang mengancam kehidupan dapat
melakukan perilaku destruktif-diri. Sering kali klien secara sadar memilih bunuh diri.
Menurut Stuart (2006) mengungkapkan bahwa mekanisme pertahanan ego yang berhubungan
dengan perilaku destruktif diri tidak langsung adalah penyangkalan, rasionalisasi,
intelektualisasi, dan regresi. Menurut Fitria (2012) mengemukakan rentang harapan-putus
harapan merupakan rentang adaptif-maladaptif
Adaptif Maladaptif
Keterangan:
a. Peningkatan diri: seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahan diri secara wajar
terhadap situasional yang membutuhkan pertahan diri.
b. Beresiko destruktif: seseorang memiliki kecenderungan atau beresiko mengalami perilaku
destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat
mempertahankan diri, seperti seseorang merasa patah semangat bekerja ketika dirinya
dianggap tidak loyal terhadap pimpinan padahal sudah melakukan pekerjaan secara
optimal.
c. Destruktif diri tidak langsung: seseorang telahmengambil sikap yang kurang tepat
terhadap situasi yangmembutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri.
d. Pencederaan Diri: seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri akibat
hilangnya harapan terhadapsituasi yang ada.
e. Bunuh diri: seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan nyawanya
hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Muhith, Abdul. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Katalog Dalam Terbitan
(KDT)
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Ade Herman. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika.
Fitria, Nita. (2010). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Stuart dan Sundeen. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC Stuart dan
Sundeen. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC
Susanto,.T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta : CV.Trans Info Media
PERTANYAAN
1. Mengapa bunuh diri menjadi salah satu kedarurutan psikiatri yang harus langsung di
tangani....
a. Karena merupakan kegiatan untuk mengakhiri kehidupannya
b. Karena masuk ke dalam gangguan kejiwaan
c. Karena proses yang kompleks
d. Karena berhubungan langsung dengan keluarga
2. Berikut ini yang benar mengenai faktor predisposisi yang menunjang perilaku risiko
bunuh diri adalah . . .
a. Diagnosa psikiatri, sifat kepribadian, lingkungan psikososial, riwayat keluarga,
faktor biokimia.
b. Diagnosa psikiatri, sifat kepribadian, lingkungan psikososial, riwayat pekerjaan,
faktor fisik
c. Riwayat penyakit, keinginan untuk bunuh diri, kemampuan untuk bunuh diri.
d. Faktor sosial, faktor ekonomi, dan pendidikan
e. Faktor stres, tekanan pekerjaan, diagnosa psikiatri
3. seseorang dengan kecenderungan dan merasa dirinya bersalah terhadap situasi yang
seharusnya dapat mempertahankan dirinya, seperti seseorang merasa patah semangat
bekerja ketika dirinya dianggap gagal terhadap pimpinan padahal sudah melakukan
pekerjaan secara tidak maksuimal.
a. Peningkatan dir
b. Berisiko destruktif
c. Destruktif diri tidak langsung
d. Pencederaan diri
e. Bunuh diri
4. Intervensi keperawatan yang tepat untuk risiko bunuh diri b/d gangguan kehidupan
keluarga adalah sebagai berikut, kecuali . . .
a. Ajarkan keluarga untuk menjauhkan klien dari benda-benda berbahaya
b. Ajarkan keluarga untuk menempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu
terlihat oleh keluarga.
c. Ajarkan keluarga untuk mengidentifikasi pengalaman-pengalaman yang
menyenangkan setiap hari
d. Anjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan pernah meninggalkan
pasien sendirian
e. Dukungan keluarga : meningkatkan nilai, minat, dan tujuan keluarga.