Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB I

FREEPORT DAN IRIAN JAYA


Pada tahun 1936, dalam upaya mendaki gletser beberapa kilometer ke sebelah timur,
seorang geolog muda berkebangsaan Belanda bernama Jean Jacquez Dozy mengenali sebuah
gunung dalam peta yang dibawanya. Meskipun tujuan utamanya adalah melakukan
pendakian gletser Cartenz, Dozy menaruh perhatian tersendiri terhadap gunung aneh tersebut
dan terdorong untuk membuat catatan serta mengambil beberapa contoh batuan.
Contoh batuan kemudian dikirim ke beberapa laboratorium untuk dianalisis. Hasil
analisis berserta penjelasan-penjelasan tentang lapisan batuan di sekeliling gunung yang
dibuat oleh Dozy diterbitkan dalam Jurnal Geologi Leiden. Anomali yang lebih menarik dan
lebih dramatis adalah Ertsberg atau Gunung BIjih, yakni sebuah gunung dengan kandungan
tembaga kadar tinggi. Perusahaan yang saat ini dikenal sebagai Freeport McMoran Copper &
Gold dan merupakan induk dari PT Freeport Indonesia, memulai usaha 80 tahun yang lalu
dengan sebuah perusahaan belerang yang beroperasi di sepanjang Gulf Coast di Amerika
Serikat.
Dalam tahun 1960-an dilakukan eksplorasi di Australia dengan tujuan utama
menemukan nikel. Forbes Wilson yang pada saat itu menjabat manager eksplorasi Freeport,
sebenarnya sedang mencari nikel di Indonesia pada saat dia menemukan laporan tentang
tembaga di pedalaman Irian Jaya, yang pada waktu itu masih bernama Netherlands New
Guinea. Pada akhir 1960-an, setelah adanya perubahan pemerintahan di Indonesia, proyek di
Ertsberg pun dimulai.

BAB II
PENEMUAN ERTSBERG
Manager eksplorasi Freeport Forbes K. Wilson adalah orang pertama yang mampu
melihat adanya potensi anomali geologis yang ditemukan dalam ekspedisi Dozy ke
pegunungan Cartensz. Dozy membuat sketsa singkapan batuan hitam kokoh berbentuk aneh
yang menonjol di kaki pegunungan setinggi 3500 meter di pedalaman New Guinea. Dibawah
sketsa dia menuliskan kata Ertsberg sebuah kata dalam bahasa Belanda yang berarti
Gunung Bijih. Dozy pada saat itu adalah ahli geologi perminyakan yang masih muda. Dia
bergabung dalam ekspedisi Colijn pada tahun 1936, yakni ekspedisi pertama yang berhasil
mencapai beberapa puncak pegunungan di sekitar puncak jaya sekarang.
Pada tahun 1936, Jean Jacquez Dozy datang ke Babo untuk melakukan pemetaan
udara di daerah konsesi NNGPM. Manajer operasi di Babo adalah seorang ahli hukum
bernama Dr. Anton H. Colijn menemukan jalur untuk mencapai gletser yang dinamakan
dengan Alpine Meadow atau Padang Alpine, Hal ini ditemukan Colijn saat berada dalam
pesawat pada waktu pertama kali dilakukan penerbangan percobaan untuk mengetahui
ketinggian maksimal yang dapat dicapai dalam kondisi setempat.
Dozy dan Colijn melakukan ekspedisi dengan biaya dan waktu cuti mereka sendiri,
hal ini menyebabkan mereka tidak dapat berharap untuk mereka mendapat perbekalan yang
cukup atau disertai dengan regu pembawa barang. Meskipun dihadapkan dengan beberapa

1
tantangan Colijn dan Dozy tetap bertekad untuk mencapai puncak. Keuntungan yang dimiliki
Colijn dan Dozy pada tahun 1936 adalah tersedianya pesawat Sikorsky.
Pada saat itu, seorang penerbang baru tiba di Babo, yakni seorang perwira penerbang
angkatan laut bernama Frits J. Wissel. Colijn kemudian menjadikan Dozy dan Wissel sebgai
mitra dalam melakukan ekspedisi. Dengan keterbatasan waktu dan dana, ekspedisi harus
ramping, yakni dengan sesedikit mungkin pembawa barang. Hari Senin tanggal 23 tahun
1936 Dozy akhirnya mencapai Carstenszweide disusul dengan rombongan Wissel dan Colijn.
Dalam laporan yang diterbitkan pada tahun 1939.
Perang Dunia Kedua menghentikan semua kegiatan eksplorasi mineral di daerah Irian
Jaya. Laporan ini muncul kembali saat sebuah perusahaan pertambangan Belanda yang
bernama Oost Borneo Maatschappij (OBM) ingin melakukan eksplorasi di daerah Irian Jaya
yang saat itu dikenal dengan New Guinea Belanda. Kemudian seorang insinyur
pertambangan bernama Jan van Gruisen melakukan studi kepustakaan dan menemukan
laporan Dozy. Van Gruisen mempunyai seorang kawan insinyur tambang dari Amerika
Serikat yang telah dia kenal bertahun-tahun. Kawan ini adalah Forbes Wilson dari Freeport.
Wilson kemudian membentuk tim ekspedisi gabungan Freeport-OBM pada April tahun 1960

BAB III
MEMBANGUN TAMBANG
Untuk melanjutkan proyek Ertsberg PT. Freeport membutuhkan transportasi untuk
mengirimkan tim ahli dan peralatan pemboran karena untuk mencapai lokasi membutuhkan
waktu yang lama dan akses yang dilalui sangat sulit. Alat transportasi yang digunakan adalah
helikopter. Tetapi, permasalahan yang utama adalah terjadinya perubahan politik di new
guenea barat. Pada tahun 1960 ertsberg masih terletak di New Guinea belanda namun pada
tahun 1963, ertsberg sudah menjadi bagian Irian Jaya. Setelah dalam kekuasaan indonesia
new guenea berganti nama menjadi irian barat.
Pada saat pergantian Presiden Republik Indonesia keadaan mulai berubah dengan
drastis dimana pada tahun 1966 PT Freeport memulai babak baru untuk memulai proyek
Ertsberg. Pimpinan tertinggi Freeport mendengar tentang perubahan keadaan di Indonesia
yang mengembirakan. Keberhasilan Texaco ditentukan oleh peran salah satu manager
indonesia yaitu julius tahija. Tahija mengatur pertemuan antara pejabat PT Freeport dengan
menteri pertambangan dan perminyakan, jendral ibnu sutowo. Ibnu sutowo sudah mengetahui
tentang expedisi yang dilakukan oleh PT Freeport, ibnu sutowo mengatakan bahwa pihak
jepang sudang mendekati beliau namun karena beliau merasa bahwa PT Freeport akan lebih
mampu, maka beliau lebih memilih PT Freeport untuk meneruskan pekerjaan.
Pada awalnya jendral Ibnu Sutowo menawarkan pada PT Freeport kontrak bagi hasil
yang didasari petunjuk pelaksanaan kontrak perminyakan asing pada waktu pemerintahan
soekarno dulu. Tetapi kontrak tersebut tidak menarik untuk pertambangan karena
pertambangan tidak dapat menghasilkan produksi dengan cepat dan memerlukan investasi
yang besar. Secara singkat, kontrak karya mengambil jalan tengah dimana kontraktor asing
mendapat hak penuh terhadap mineral dan tanah dengan model kontrak bagi hasil dimana

2
negara tuan rumah langsung mendapatkan hak atas peralatan dan prasarana dan dalam waktu
singkat seluruh operasi menjadi milik negara.

BAB IV
ERA BAWAH TANAH
Pada tahun 1975,perusahaan sedang menghadapi ketidakpastian masa depan operasi di
Indonesia.Pada saat itu cadangan bijih Ertberg hanya tersisa 12 juta.Sedangkan kapasitas
pengolahan sebanyak 2,7 juta ton per tahun.Dengan tanggungan hutang $105 juta,sedangkan
pendapatan bersih 6,8 juta maka hal tersebut merupakan kondisi yang sulit. Mengingat umur
tambang tinggal 4 tahun lagi. Dalam kondisi tersebut satu satunya harapan untuk
mendapatkan profit adalah dengan menggali bijih tembaga dibawah perut Ertsberg.

Pada akhirnya Dewan Direktur Freeport Indonesia dengan dukungan utusan


bank,menyetujui usulan tersebut. Setelah rencana perluasan tambang terbuka selesai,maka
kesempatan untuk menemukan tambahan cadangan terbuka luas. Pada struktur geologi
Ertsberg,mineralisasi tembaga dapat ditemukan pada setiap sudut dan celah daerah
penambangan. Endapan bijih Ertsberg merupakan skarn atau endapan kontak metasomasis.

Pada tahun 1975 endapan skarn belum banyak dipahami. Secara teoritis penambangan
jenis cadangan skarn tidak mudah.Ertsberg merupakan cadangan skarn yang luar biasa besar
dengan persebarannya yang lebih dapat diramalkan. Dengan adanya endapan bijih yang
tersingkap di permukaan tanah, kegiatan penambangan menjadi lebih pasti.

Para geolog yakin bahwa ertsberg bukan satu-satunya endapat di wilayah tersebut.Pada
tahun 1973 geolog Frank Nelson ditugaskan untuk melakukan pemetaan disekeliling Etsberg.
Cebakan mineral yang diemukan Frank dikenal Ertsberg East atau Gunung Bijih Timur
(GBT). Pada tahun 1976 diketahi bahwa cadangan bijih GBT sebanyak 40 juta ton, dengan
kadar tembaga 2,5 %. Dengan harga tembaga yang hanya 63 sen dollar per pon, tidak ada
jaminan operasi tersebut ekonomis. Kemudian setelah dikaji lebih dalam, pemilihan
penambangan dengan Block Caving dinilai dapat memberikan profit marjin yang ekonomis.

Dalam proses peningkatan produksi,terdapat beberapa kendala mengenai keterbatasan


kapasitas pada kereta kabel dan masalah ketenaga kerjaan.Dengan meningkatnya kegiatan
penambangan bawah tanah,maka diperlukan lebih banyak pekerja asing. Untuk mengatasi
keterbatasan pengangkutan dengan kereta kabel, sedangkan penambahan unitnya dibutuhkan
biaya yang sangat mahal,maka dibuat saluran bijih.

Pada tahun 1987 bursa saham dunia mengalami koreksi sehingga penawaran publik
dibatalkan.Jika saja Freeport mempunyai cadangan emas sedikit saja,maka hal ini akan
melambungkan harga saham.Tahun 1988 dilakukan pengeboran dangkal pada zona utama di
Grasberg.Sepanjang 591 meter dari lobang bor ini mengandung 1,69% tembaga dan 1,77%
grm / ton emas.Setelah selama 7 tahun terus-menerus dilakukan mengeboran,grasberg
merupakan cadangan emas terbesar di dunia dan cadangan tembaga ketiga terbesar. Grasberg
merupakan penemuan terpenting dalam abad ini.

3
BAB V
ERA GRASBERG
Pada awal tahun 1996,diperoleh kenyataan bahwa Grasberg mengandung deposit
sebesar 1,76 milyar ton batuan bijih dengan kadar rata-rata 1,11 % tembaga atau sama
dengan 35,2 milyar ton tembaga murni. Hal ini mengingat bahwa jenis endapan Grasberg
merupakan tipe porpiri,dimana pada tahun tersebut studi mengenai porpiri belum banyak.
Hingga pada akhirnya pemboran di Grasberg mendapat persetujuan setelah mengatas
namakan para penyandang dan. Pada tahun 1985, bor eksplorasi pertama Grasberg
ditancapkan. Dalam suatu lubang bor selanjutnya ditemukan emas dalam kadar yang masih
sedikit. Pemboran pun terus dilanjutkan hingga pada tahun 1989 para geologi dan insinyur
telah memperkirakan bahwa Grasberg mengandung batuan bijih sedikinya 99 juta ton.

Dengan segera perusahaan membuat perencanaan tambang terbuka mengenai bijih


tersebut dengan target produksi 32.000 atau lebih dikenal Program 32K. Pada awalnya
terjadi perdebatan sengit tentang rancang bangun sistem pengangkutan bijih yang dianggap
terbaik. Hingga pada akhirnya dipilih dengan cara menempakan mesin pemecah batu di
puncak Grasberg dan menjauhkan batuan melalui saluran bijih menuju sistem
conveyor.SGrasberg.

Dengan makin banyaknya data pemboran yang masuk, sruktur geologi Grasberg mulai
banyak dikenal. Maka endapan bijih Grasberg yang telah berumur tiga juta tahun. Yang
menjadikan Grasberg istimewa adalah ukuran serta kadar emas dan tembaga yang tinggi.

BAB VI
MENUJU 115.000 TON PER HARI

Selain mengenai masalah keuangan,kendala lain dalam program produksi 115k adalah
ketersediangan infrastruktur seperti jalan dan tempat pengolahana.Masalah yang dialami
dalam kegiatan pertambangan 115k yakni diperlukan jalan yang besar untuk mengangkut
sarana penambangan dan pengankut batuan seperti shovel dan truk raksasa,padahal akses
jalan unuk mengangkut itu semua belum tersedia. Sedangakan tantangan pada fasilitas
pengolahan yakni minimnya ketersediaan ruang bagi alat-alat pengolahan tersebut mengingat
dibutuhkannya tanah datar yang luas sedangkan kondisi topografi lingkungan yang tidak
mendukung.Padahal dana yang tersedia masih sangat terbatas.

Ekspasi perusahaan dalam program 115K menelan biaya hingga $953 juta. Sebagian
dana tersebut didapat dari penjualan saham preferen dan privatisasi aset yang tidak berkaitan
dengan bisnis inti perusahaan.Hingga pada akhinya di bulan Agustus 1995,jumlah tenaga
kerja mencapai 17.308 orang.

Perluasan untuk mencapai 115.000 ton bijih/Hari merupakan suatu pencapaian yang
luar biasa.Tahun 1996 PTFI memproduksi 1,1 milyar ton tembaga dan 1,5 juta troy ons

4
emas.Menurut perusahaan penelitian pasar logam di London Brooke Hunt,tambang Freeport
merupakan satu-satunya produsen tembaga dengan biaya paling rendah di dunia.

Dengan telah mapannya perluasan,kapasitas produksi meningkat hingga 16 kali dari


produksi awal pada Desember 1972.Hal ini dapat menggambarkan peningkatan skala operasi
Freeport dari proyek perluasan satu ke yang lain sampai terakhir pada tingat 115K.

BAB VII
MENAMBANG BIJIH TEMBAGA

Pada daerah wilayah PT Freeport terdapat salah satu singkapan yang permukaannya
tidak ditumbuhi oleh tumbuhan yang diberi nama eastridge discovery zone . pada permukaan
zona ini terkandung arsenopirit . pada singkapan ini juga terkandung 126 gram per ton emas .
pada ujung singkapan ini terdapat garis punggung . yang dinamakan batas marmer (metamorf
kontak ) dan pada atasnya ditemukan batuan sedimen terdiri atas batu lempung , kapur &
lempung kapur . eastridge adalah salah satu endapan skarn wabu . wabu adalah salah satu
skarn yang unik didunia.
Pada tahun 1994 pemboran berhasil menemui endapan pada 160 lubang bor didaerah
wabu dimana interval jaraknya adalah 3 meter dan kandungan emanya lebih dari 1 gram per
ton. Pada tahun 1992 freeport melakukan surve helimag , para geologi juga menemukan
posisi pusat endapan .
Pada akhir tahun menghasilkan 191 juta ton bijih dan batuan limbah, 1 milyard pon
tembaga dan 1,4 juta troy ons emas (dengan syarat kadar bijih 0,8 persen (kadar tembaga di
tambah nilai kandungan emas yang dinyatakan dalam persen tembaga)).
Pabrik pengolahan kedua dibangun tahun 1991 dengan kapasitas produksi 57.600 ton
per hari, dengan menyetel ulang alat, efisiensi alat dapat ditingkatkan sehingga dapat dicapai
72.500 ton per hari.
Pada tahun 1993, menetapkan bulan juni untuk mencapai 115000 ton per hari. Sehingga
dilakukan pelatihan pekerja baru dan peralatan baru.

BAB VIII
EKSPLORASI

Air merupakan komponen operasi yang paling penting, dan pabrik pengolahan membutuhkan
air dalam jumlah yang cukup besar untuk mencapai target produksi yang telah direncakan.
Air yang terbuang bersama tailing akan dilakukan pengolahan kembali sehingga dapat
kembali digunakan.

Freeport menelusuri jejak-jejak terbentuknya endapan tembaga dan endapan perak


jauh kebelakang. Dimana New Guinea dan Australia tidak terletak pada posisi yang sama

5
seperti sekarang ini. Hal tersebut disebabkan oleh pergerakan lempengan benua Australia dan
benua pasific yang mengakibatkan terbentuknya berbagai endapan tembaga dan endapan
perak.

BAB IX
PENGGUNAAN DAN PENJUALAN TEMBAGA

Tembaga dan perunggu mempunyai sifat-sifat yang sesuai untuk digunakan secara
luas dengan berbagai cara yang berbeda dalam pembuatan barang-barang yang dibutuhkan
dalam kehidupan modern. Logam tembaga mempunyai beberapa sifat khusus, antara lain
mudah dikerjakan, lunak, mudah dicampur dengan logam lain, tidak mudah berkarat dan
warnanya menarik, sehingga digunakan secara luas sejak dahulu. Tembaga banyak
digunakan dalam industri telekomunikasi, meskipun akhir-akhir ini pertumbuhannya sedikit
terganggu oleh penggunaan serat optik.
Salah satu penggunaan tembaga yang paling banyak dikenal adalah dalam pembuatan
amunisi.Perunggu serta campuran tembaga dengan seng digunakan dalam pembuatan peluru
dan selongsong peluru.Kadang-kadang tembaga juga dinamakan "logam merah" karena
warnanya, selain juga karena tembaga banyak digunakan pada waktu perang yang
menumpahkan banyak darah.

Sampai pada akhir-akhir ini, seluruh penjualan kosentrat tembaga yang merupakan satu-
satunya produk Freeport, dilakukan di pasar konsentrat yang dikenal dengan nama custom
concentrate market. Di pasar ini para penambang menjual konsentrat kepada pabrik
peleburan yang tidak mengoperasikan tambang terpadu. Pada umumnya custum smelter
berlokasi dakat palabuhan, dimana kapal-kapal besar berkapasitas 35.000 ton berlabuh
dengan muatan konsentrat tembega.
Pada tahun 1995, Freeport menghasilkan 500.000 ton tembaga, setara dengan 1,6 juta
ton konsentrat. Sekitar 450.000 ton konsentrat dijual ke perusahaan peleburan yang beraflliasi
dengan Freeport di Spanyol, sedangkan sisanya yang 1,15 juta tor dijual kepada pasar
konsentrat internasional. Jumlah konsentrat yang di jual ke pasar mewakili 13,6 persen dari
seluruh jumlah penjualan konsentrat tembaga di pasar dunia dalam tahun 1995.Dalam
volume, jumlah penjualan Freeport hanya diungguli oleh perusahaan tambang di Cili,
Escondida yang meliputi 17 persen dari penjualan pasar. Setelah PT Freeport Indonesia,
penjual konsentrat terbesar selanjutnya adalah Ok Tedi (7,6 persen) di Papua New Guinea
dan Highland Valley Copper (5,8 persen) di Canada. Peleburan di Gresik yang diharapkan
akan beroperasi pada tahun 1988 atau 1999, akan melebur sebagian besar konsentrat dari
Grasberg, sehingga peran Freeport dalam pasar dunia akan menurun menjadi 5 persen.
Sebagian besar dari custom smelter berlokasi di Pasific Rim, yakni di Jepang, Korea,
Cina, Filipina dan Australia.Jepang mendominasi pasar custom smelter, sedangkan pelebur-
pelebur Jepang membeli sekitar 45 persen dari seluruh konsentrat tembaga yang dijual di
pasar dunia.Dengan terus meningkatnya produksi, maka Freeport perlu meluaskan pasar
diiuar Pasific Rim dan mulai memasuki pasar Atlantic Basin. Hubungan Freeport dengan
peleburan Rio Tinto Mineral di Spanyol merupakan batu loncatan yang bagus untuk

6
'memasuki pasar tembaga mutu tinggi di pasar Eropa.
Transaksi konsentrat tembaga secara komersial terdiri dari dua bagian, sedangkan
perhitungan penjualan logam-logam yang terkandung dalam konsentrat itu sendiri sebenarnya
sederhana.Untuk logam-logam yang terkandung dalam konsentrat, Freeport mendapatkan
pembayaran berdasarkan harga rata-rata selama sebulan yang ditetapkan oleh London Metal
Exhange sebagai dasar harga. Biasanya perlu disepakati sebelumnya bahwa harga akan
ditetapkan satu atau dua bulan setelah kapal meninggalkan pelabuhan Amamapare, Harga
kemudian ditetapkan berdasar harga rata-rata selama jumlah bulan yang telah disepakati
tersebut, dan bukan harga pada suatu hari tertentu. Setelah konsentrat dilebur dan
dimurnikan, dilakukan penyesuaian terhadap kehilangan yang terjadi dalam proses peleburan
Bagian kedua dari transaksi melibatkan negosiasi biaya peleburan dan pemurnian
logam. Biaya-biaya ini dikenal dalam industri pertambangan sebagai TC/RC, singkatan dari
treatment charge (biaya pengolahan) dan refining charge (biaya pemurnian). TC/RC
diperlakukan seperti harga komoditi, karena besarnya bernbah sesuai dengan hukum
persediaan dan permintaan Kalau ada kekurangan kapasitas dalam peleburan dunia,
perusahaan pertarnbangan dipaksa untuk membayar lebill besar.Sebaliknya, kalau teriadi
kelebihan kapasitas, maka terjadi persaingan antar peleburan, dan perusahaan tambang dapat
menekan untuk membayar lebih murah.Selama bertahun-tahun, TC/RC ini berfluktuasi
dengan sangat tajam, tetapi secara keseluruhan tetap menguntungkan perusahaan
pertambangan.Perubahail biaya dalam kontrak spot pada umumnya diikuti oleh kontrak
jangka panjang, karena pasar spot lebih peka terhadap permintaan dan persediaan pada suatu
tempat dan pada suatu waktu tertentu.

BAB X
PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Para pengunjung yang mendarat di bandar udara timika, dari jendela dapat dilihat
sungai Aikwa yang lebar berkelok-kelok mengalirkan air bewarna abu-abu dikarenakan oleh
kandungan material buangan berupa tailing, yakni pasir dan lumpur buangan dari pabrik
pengolahan dibuang ke sungai Aikwa yang berjumlah 120.000 ton per hari.
Freeport menyewa Bruce Marsh sebagai manajer pengelolaan lingkungan dalam
tahun 1991, dan salah satu tugasnya yaitu menemukan cara terbaik mengelola tailing. Arus
limpahan sungai Aikwa membawa endapan sedimen ke daerah aliran sungai Minajerwi. Pada
model komputer yang duvyat meramalkan bahwa sungai Minajerwi akan tersumbat dalam
waktu 11 tahun.
Pada akhirnya kami menetapkan sistem tanggul sebagai pilihan. Dengan menciptakan
daerah pengendalian banjir yang dinamakan Daerah Pengendapan Aikwa / Aikwa
Deposition Area (ADA). Yang berfungsi menahan air sungai agar tidak meluap ke daerag
aliran sungai Minajerwi dan melindungi Taman Nasional Lorentz. ADA yang telah mendapat
persetujuan dari Pemerintah Indonesia, mempunyai kapasitas yang besar dan fleksibel untuk
sungai-sungai di Irian Jaya.

7
Tailing yang tertimbun adalah hal yang paling mencolok terhadap masalah
lingkungan. Tailing yang dihasilkan sampai akhir penambangan sekitar 1,5 milyar ton.
Permasalahan yang dihadapi dalam penumpukan limbah bukanlah revegetasi tanaman,
melainkan air asam tambang yang berpotensi ditimbulkan, akibatnya air dapat merusak
kehidupan vegetasi area tambang. Namun karena 25% limbah adalah batu kapur, maka dapat
ternetralkan.

BAB XI
HUBUNGAN MASYARAKAT

Pada tahun 1969, sewaktu Freeport mulai membangun jalan, pelabuhan, kota, pabrik
pengolahan dan prasarana setempat masih sangat langka danhidup berpencar. Beberapa ratus
orang suku Amungme hidup di daerah pegunungan yang berhutan, menanam ubi jalan di
lereng-lereng gunung, memelihara babi dan berburu. Di sepanjang pantai, beberapa suku
Kamoro hidup dalam permukiman berpindahsepanjang tepi sungai, menjaring ikan dan udang
di sungai pasang surut, berburu burung kasuari dan babi di hutan dataran rendah dan
menebang pohon sagu.

Kehidupan suku Amungne dan Kamoro sebelum adanya operasi tambang, dapat
dikatakan cukup memprihatinkan dimana tingkat kematian bayi mencapai 50 persen akibat
penyakit pernafasan dan gangguan pencernaan, sedang untuk orang orang muda yang sehat
mati dalam perang antar suku. Dalam kesepakatan pertama antara Freeport dan penduduk
Lembah Wa yang ditandatangani pada tahun 1974, pembangunan pelayanan kesehatan dan
sekolah adalah keinginan yang utama bagi suku Amungne. Meskipun serba terbatas, orang
orang suku Kamoro yang tinggal di pantai mempunyai hubungan dagang, sedang orang suku
Amungne masih sangat terisolasi dari dunia luar.

Freeport melakukan pendekatan pada para penghuni pemukiman dengan tujuan


menyakinkan mereka untuk pindah ke TImika agar mendapat pemukiman yang lebih sehat
dan layak. Daerah sekitar Freeport yang dianggap sebagaisimbol nyata dari kedaulatan
pemerintahan Indonesia dijadikan sasaran kegiatan OPM. Dalam musim semi 1977
bersamaan dengan hari pemilu di Indoneisa, pengacauan keamanan terjadi di beberapa daerah
pegunungan. Pada bulan juli 1977 beberapa anggota OPM memotong jaringan pipa
konsentrat dengan gergaji tangan, merobohkan pohon pada kawat jaringan listrik serta
membakar tangki bahan bakar. Dalam serangan pembalasan yang dilakukan oleh tentara
Indonesia sebagaian besar dari 17 bangunan yang dibangun oleh Freeport untuk penduduk
Wa dihancurkan, dan beberapa kelompok gubuk liar dibakar.

Pada tahun 1994 Freeport membangun rumah sakit di TImika yang kemudia
dialihkan menjadi rumah sakit pemerintah. Perluasan rumah sakit yang dibiayai Freeport
meliputi ruang gawat darurat, ruang untuk perawatan pasien luar, ruang pemeriksaaan, ruang
arsip, mesin sinar x, dan beberapa peralatan laboratorium. Permasalahan terbesar di daerah
rendah adalah malaria, yang juga meluas diseluruh Irian Jaya. Dibawah pimpinan Dr. Marvin
Clark, pada tahun 1992, Freeport melakukan pemberantasan malaria secara besar besaran.
Regu pemantau malaria setiap hari melakukan pemeriksaan ke seluruh pemukimam, di
kawasan daerah rendah termasuk pemukimam transmigrasi dan di pemmukimam pekerja
perusahaan pemotongan kayu serta kota Timika.

8
Orang Amungme sebenarnya menyadari manfaat rumah sehat, dimana perapian dapur
terpisah dari ruang tinggal, namun tradisi yang kuat tidak dapat mereka lepaskan. Tidak
semua bantuan bahan bangunan dari Freeport merupakan bahan setempat.

BAB XII
TIMIKA DAN KOTA BARU

Pada tahun 1967, wilayah kota Timika sekarang berada tidak terdapat apapun selain
hutan belantara. Kota yang sekarang berpenduduk 35000 jiwa itu semula hanyalah desa kecil.
Daerah pantai selatan Irian jaya baru terbentuk pada 50000 tahun yang lalu. Penduduk Irian
jaya tidak pernah meentap di daerah tidak bertuan antara pegunungan dan pantai. Mereka
hanya mengembara di daerah ini unutk berburu, berdagang atau berperang, tetapi tidak
pernah menetap.

Setalah tambang Erstberg berproduksi tahun 1972, perusahaan mulai menghadapi


masalah dengan para pendatang yang bermukim di sekitar tembagapura. Sebagian besar dari
mereka bukan orang amingme tapi orang dani, ekagi, dan monni yang ingin mendapat
pekerjaan di Freeport.

Daya beli Freeport, potensi peluang kerja yang ditawarkan perusahaan dan prasarana
yang dibangun oleh Freeport, secara langsung atau tidak langsung merupakan factor
keberhasilan program transmigrasi. Kota Timika yang mudah dicapai dari pemukiman
transmigrasi merupakan peluangbagi para trasnmigran untuk mendapatkan pekerjaan
sambilan seabgai tambahan pendapatan mereka dari pertanian. Selain itu kota Timika juga
merupakan pasar untuk menjual hasil pertanian. Kondisi lahan dan curah hujan di pantai
selatan Irian Jaya tidak sesuai untuk pertanian sawah irigasi, dengan demikian pertanian
irigasi merupakan keahlian petani Jawa, kurang dapat dikembangkan.

Sebuah kota sebesar Kuala Kencana harus dilengkapi dengan berbagai prasarana yang
memadai, antara lain air, listrik dan sistem pembuangan limbah. Salah satu sarana yang
paling membanggakan yakni lapangan golf setara internasional. Padang Golf Rimba Irian
dengan 18 holes, par 72 dan panjang jalur 6850 yard.
Rombongan pertama terdiri dari 66 keluarga datang di Kuala Kencana dengan perasaan
bahagia menempati rumah yang dirancang dengan nyaman serta lingkungan yang indah.
Rombongan keluarga pertama dipindahkan secara tergesa-gesa karena disesuaikan dengan
jadwal kunjungan presiden Soeharto untuk peresmian kota. Selain beberapa keluhan kecil,
setelah beberapa minggu pindah, pada umumnya para penghuni Kuala Kencana merasa
senang dengan perubahan kehidupan mereka di kota baru ini.

Mendekati awal masuknya ke abad 21, masa depan dari freeport semakin baik. Dengan
biaya produksi konsentrat yang semakin rendah.Pembangunan - pembangunan yang terus
berkembang seperti perluasan pabrik peleburan di spanyol dan mulainya pembangunan
pabrik peleburan di gresik,jawa timur.selain itu dapat dilihat dari jumlah cadangan diseluruh
daerah grasberg yang sangan mendukung kedepannya.

Dengan terus berkembangnya tambang freeport sehingga banyak daerah yang lebih
terjamah dan merasakan efek positif dari tambang freeport seperti prasarana yang
berkembang untuk kepentingan tambang seperti pembangunan jalan trans irian jaya yang

9
menghubungkan bagian utara dengan selatan. Pembangunan pun diirian jaya akan semakin
cepat dengan berpadu dengan pemerintahan dan freeport indonesia. Pembangunan jalan yang
lakukan juga untuk kepentinagn operasi tambang agar lebih menguntung kan tambang. Jalan
yang dibangunpun dapat membantu masyarakat bagian gunung pedalaman irian jaya
mengetahui dunia modern.

Penandatanganan Kontrak Karya Pertama Pertambangan dengan perusahaan asing


sebagai tombak pengembangan wilayah dengan harapan dapat mendapatkan keuntungan
yang besar dalam jangka waktu 20 tahun mendatang, selain itu pemerintah akan melakukan
liberalisasi undang-undang penanaman modal yang jika dilaksanakan maka PT. Freeport
Indonesia melalui Freeport McMoran Copper&Gold akan memasuki bursa saham Jakarta dan
New York. Pemerintah Indonesia dapat mengkonversi saham PTFI menjadi saham FCX dan
menjual di bursa saham Jakarta, dengan demikian dapat membuka peluang investasi di
Indonesia dan mendapatkan dana tunai pada waktu yang sama serta memungkinkan dapat
terjadinya penyesuaian harga kedua bursa sehingga saham Freeport lebih menarik bagi
pedagang di seluruh dunia.

PEMBAHASAN

Pada bab terakhir mengatakan bahwa dengan kontrak karya pertambangan pertama dengan
perusahaan asing bila dalam jangka 20 tahun mendatang (sekarang) saham PTFI akan
menarik bagi pedagang seluruh dunia.

Namun kenyataannya sekarang, Pemerintah merubah kontrak karya tersebut menjadi IUPK
(Izin Usaha Pertambangan Khusus). Hal ini karena sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 1
Tahun 2017 (PP 1/2017), perusahaan tambang pemegang KK harus mengubah status
kontraknya menjadi IUPK agar dapat mengekspor konsentrat (mineral yang sudah diolah tapi
belum sampai tahap pemurnian).

Tetapi proses perubahan KK menjadi IUPK sebenarnya tak mulus. Freeport tak mau begitu
saja berganti baju menjadi IUPK, mereka sempat mengajukan syarat. Syarat tersebut yaitu
mereka ingin merubah menjadi IUPK asalkan berprinsip naildown,bukan prevailing seperti
diatur dalam PP 1/2017. Prevailing artinya mengikuti aturan pajak yang berlaku. Jadi, pajak
dan royalti yang dibayar Freeport dapat berubah-ubah sesuai peraturan perpajakan yang
berlaku. Berbeda dengan KK yang sifatnya naildown, pajak dan royalti yang dibayar
besarnya tetap, tidak akan ada perubahan hingga masa kontrak berakhir.

Pada akhirnya perubahan KK menjadi IUPK terjadi namun Dirjen Minerba Kementrian
ESDM tidak menceritakan proses mengapa Freeport mau mengubah kontrak mereka, IUPK
yang ditetapkan berprinsip prevailing maka Freeport memiliki 5 tahun untuk membangun
smelter agar dapat mengekspor hasil galian mereka.

Kenyataannya PTFI mengalami goyangan atau masalah dimasa kini, hal tersebut dikarenakan
Pemerintahaan Indonesia yang ingin mendapatkan pajak dan royalti yang lebih tinggi dan
merubah peraturan bekas orde baru.

10

Вам также может понравиться