Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Kasus yang dibahas dalam laporan kasus ini adalah persalinan normal. Diagnosis
G3P2012 ditegakkan berdasarkan anamnesis dimana pasien mengaku kehamilan sekarang
adalah yang ketiga dengan anak sebelumnya yang masih hidup dan lahir aterm,yang
dilahirkan secara pervaginam serta ada riwayat abortus sebelumnya satu kali. Dari
HPHT tanggal 4 Januari 2016 dan dari tanggal perkiraan persalinan yaitu 11 Oktober
2016. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tinggi fundus uteri 34 cm (3 jari di
bawah prosesus xipoideus). Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan riwayat ANC di
bidan dan di dr.spesialis SpOG maka didapatkan umur kehamilan saat ini mencapai 40-
41 minggu.Menurut pasien, hasil USG dikatakan bayi berada dalam keadaan yang baik.
Penderita datang dengan keluhan sakit perut hilang timbul. Hal ini didukung
dengan pemeriksaan dalam (VT) dimana didapatkan adanya pembukaan serviks sebesar
5 cm. Ada riwayat keluar air dari kemaluan dan hasil pemeriksaan dalam (VT)
menunjukkan efficement 50%,teraba kepala,denominator belum jelas,penurunan Hodge
II dan tidak teraba bagian kecil.Data yang di dapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan dalam menunjukkan tidak ada kontraindikasi untuk pasien melahirkan
pervaginam. Pengelolaan selanjutnya pada pasien ini adalah sesuai dengan partograf
WHO.
Pasien diberitahu agar jangan mengedan dan sesering mungkin kencing untuk
mengosongkan kandung kencing dan mengosongkan rektum. Posisi berbaring ke tempat
punggung janin berada. Cara ini mencegah tertekannya arteri aorta abdominalis dan
vena cava inferior sehingga mencegah hipoksia intrauterin dan edema tungkai bawah
dalam kemudian, kontraksi uterus semakin meningkat baik frekuensi maupun
durasinya, kemudian penderita mengeluh ingin meneran seperti buang air besar. Saat
dilakukan pemeriksaan dalam, pembukaan serviks didapatkan telah lengkap (10 cm).
Salah satu tanda masuknya persalinan kala II adalah bukaan telah lengkap dan
keinginan ibu untuk meneran. Ini menunjukkan bahwa kala I telah berakhir dan partus
memasuki kala II. Kemudian diambil sikap untuk memulai pimpin persalinan. Penderita
harus dipimpin meneran pada waktu ada his dengan diselingi bernapas. Posisi penderita
berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku. Kepala sedikit diangkat,

34
sehingga dagunya mendekati dada dan ia dapat melihat perutnya. Karena pada posisi ini
sumbu panggul akan lebih horizontal dan memudahkan penurunan kepala janin. Saat
kepala janin telah sampai di dasar panggul, vulva mulai membuka. Rambut kepala janin
mulai tampak. Perineum dan anus tampak mulai meregang. Perineum mulai lebih
tinggi, sedangkan anus mulai membuka. Tahan perineum dengan tangan kanan (dengan
kain kasa steril) agar tidak robek (perasat Ritgen). Pada penderita ini tidak dilakukan
episiotomi dengan alasan bahwa perineum pasien ini cukup elastis dan merupakan
kehamilan yang kedua. Setelah kepala lahir, bersihkan mulut dan hidung dengan kasa
steril dan hisap lendir di mulut-hidung bayi dengan penghisap lendir, kemudian kepala
janin akan mengadakan putaran paksi luar menyesuaikan dengan letak punggung janin.
Lalu diselidiki apakah ada belitan tali pusat pada leher. Dilanjutkan melahirkan kedua
bahu janin, badan, trokanter anterior, dan trokanter posterior. Bayi lahir segera
menangis. Jalan napas dibersihkan, tali pusat di klem lalu digunting dan bayi diserahkan
ke perinatologi. Pasien disuntik oksitosin 10 IU (IM) untuk meningkatkan kontraksi
ritmik uterus dalam mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan.
Kala III dimulai sejak bayi lahir lengkap sampai plasenta lahir lengkap.
Peregangan tali pusat terkendali dlakukan untuk melahirkan plasenta. Plasenta lahir
diteliti apakah kotiledon-kotiledon lengkap atau ada sebagian yang tertinggal dalam
cavum uteri karena sisa plasenta bisa menimbulkan perdarahan post partum. Diberikan
pula metyl ergometrin 10 IU (IM) sambil diperhatikan kontraksi uterus. Masase ringan
dilakukan untuk memperbaiki kontraksi uterus. Pada penderita ini kontraksi uterus baik.
Kemudian dilakukan penjahitan luka jalan lahir secara jelujur pada mukosa vagina dan
perineum, dilanjutkan dengan jahitan subkutis ke arah himen. Evaluasi jalan lahir untuk
mengetahui adanya robekan dan laserasi jalan lahir.
Setelah melewati kala III, penderita diobservasi selama 2 jam atau pasien
memasuki kala IV. Diperhatikan apakah kontraksi uterus sudah baik, tidak ada
perdarahan aktif dari vagina atau perdarahan-perdarahan laserasi alat genitalia lainnya;
plasenta dan selaput-ketuban harus lahir lengkap; kandung kencing kosong; bayi dalam
keadaan baik; ibu dalam keadaan baik. Nadi dan tekanan darah normal, tidak ada
keluhan sakit kepala atau mual. Ini sesuai dengan observasi pada kala IV partus normal.
Pasien kemudian dipindahkan ke ruangan dan diamati vital sign dan keluhan, serta di

35
KIE untuk mobilisasi dini, pemberian ASI eksklusif kepada bayinya, cara menjaga
kebersihan diri dan pemakaian KB post partum.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kasus ini adalah persalinan
normal yang sesuai dengan definisi partus normal yaitu bila lahir dengan presentasi
belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau penolongan istimewa serta tidak
mengakibatkan komplikasi pada ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu
kurang dari 24 jam.

36
BAB V
RINGKASAN

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam
uterus melalui vagina ke dunia luar. Partus biasa atau partus normal atau partus spontan
adalah bila bayi lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau
alat bantu serta tidak menyebabkan komplikasi pada ibu dan bayi, dan umumnya
berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
Pada dan selama persalinan ada tiga faktor penting yang berperan, yaitu
kekuatan kontraksi ibu (his) dan kekuatan mengedan, kondisi jalan lahir, dan janin itu
sendiri. Partus dibagi menjadi 4 kala. Pada kala I serviks membuka sampai terjadi
pembukaan 10 cm, kala ini dinamakan pula kala pembukaan. Kala II disebut pula kala
pengeluaran oleh karena berkat kekuatan his dan kekuatan mengedan janin didorong
keluar sampai lahir. Dalam kala III atau kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus
dan dilahirkan. Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta dan berlangsung 2 jam, dalam
kala ini diamati apakah terjadi perdarahan postpartum pada ibu atau tidak.
Pada laporan ini dibahas seorang wanita 27 tahun, Hindu, Bali, ibu rumah
tangga, Abiantuwung Kaja, dengan diagnosis G3P1011 40-41 minggu, tunggal/hidup, PK
II, taksiran berat janin 3400 gram. Penderita mengalami persalinan normal sesuai
definisi dari partus normal. Ibu dan anak setelah proses persalinan ini tidak mengalami
komplikasi dan dalam keadaan baik, maka dipulangkan 1 hari kemudian dengan KIE
ASI eksklusif, cara menjaga kebersihan diri dan pemakaian KB post partum, serta
anjuran untuk kontrol kembali 1 minggu ke poliklinik setelah pulang dari rumah sakit.

37
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro, G.H., saifuddin, A.B., Rachimhadhi, T. (2005), Ilmu Kebidanan,


ed. 7, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
2. Gabbe, S.G., Niebyl, J.R., Simpson, J.L (2002), Obstetrics Normal and Problem
Pregnancies, ed.4, Churchill Livingstone,New York.
3. Cunningham G.E., Gant, N.F., Leveno, K.J., Gilstrap, L.C., Hauth, J.C, (2001),
Williams Obstetrics, ed.21, Mc Graw Hill, New York.
4. Adenia,I., Piliang,S., Roeshadi,R.H., Tala,,M.R.Z. (1999), Kehamilan dan
Persalinan Normal, Bagian Obstetri dan Ginekologi FK USU/RSUP dr. Adam
Malik, Medan.
5. Madjid,O.A., Soekir,S., Wiknjosastro,G.H., dkk. (2007), Asuhan Persalinan
Normal, ed.3, Jaringan Nasional Pelatihan Klinik, Jakarta.
6. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, (2002).
Jakarta.

38

Вам также может понравиться