Вы находитесь на странице: 1из 8

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN
SOSIALISASI KETEPATAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK

Disusun Oleh :
Nama : Sovia Kristianty Agustin 1506067017

Suci Rahmayani 1506067042

Saiful Dwi Cahhyono 1506067007

Vina Febrianti 1506067044

Widi Haryati 1506067045

Yufita Irawati 1506067046

Kelas : VA

Kelompok : VIII

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


AKADEMI FARMASI INDONESIA
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan
dukungan dalam penyelesaian makalah ini.

Makala Promosi Kesehatan dengan judul SOSIALISASI KETEPATAN DAN KEPATUHAN


PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan. Karena keterbatasan waktu, kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman semua.

Yogyakarta, Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.. .................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR. ................................................................................................. 2

DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4

A. Latar Belakang................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 5

A. Identifikasi Masalah Kesehatan Yang Terjadi................................................... 5

B. Identtifikasi Masyarakat .................................................................................... 5

C. Identifikasi Wilayah .......................................................................................... 6

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 7

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 7

B. Saran ................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antibiotik merupakan zat biokimia yang diproduksi oleh mikroorganisme yang dalam
jumlah kecil dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh pertumbuhan
mikroorganisme lain. Saat ini penggunaan antibiotik yang berlebihan banyak terjadi di
dunia, baik dalam lingkungan masyarakat, maupun dalam lingkungan rumah sakit.
Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak sesuai dapat menyebabkan
munculnya resistensi bakteri dan meningkatkan beban ekonomi masyarakat. Selain itu
terdapat pula efek samping obat yang dapat ditimbulkan dari penggunaan antibiotik.
Penggunaan antibiotik yang berlebihan juga tidak lepas dari keterlibatan penyedia
layanan kesehatan dalam memberi peresepan obat. Tidak jarang dijumpai
penyalahgunaan antibiotik oleh tenaga medis, seperti peresepan yang tidak perlu,
penggunaan dosis yang tidak tepat dan penetapan durasi penggunaan yang salah.
Terdapat dua keadaan yang sifatnya dilematis bagi dokter, disatu sisi mereka ingin
memberikan terapi yang optimal sehingga pasien dapat sembuh dibawah perawatan
dokter. Namun, disisi lain mereka juga harus meminimalkan resiko timbulnya resistensi
bakteri. Keadaan ini juga erat kaitannya dengan kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang antibiotik dan penggunaan antibiotik.
Oleh karena itu kami tertarik untuk melakukan sosialisasi mengenai antibiotik dan
penggunnaannya pada masyarakat. Baik pada masyarakat menengah ke atas maupun
masyarakat dengan kehidupan kehidupan sosial ekonomi menengah ke bawah.
B. Rumusan Masalah
Bardasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan bahwa:
Bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat Jatiarang, Tamanan Banguntapan
Bantul terhadap antibiotik dan penggunaannya?
C. Tujuan
Untuk mengetahui tingkat pengutahuan masyarakat Jatiarang, Tamanan Banguntapan
Bantul terhadao antibiotik dan penggunaannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identifikasi Masalah Kesehatan yang Terjadi
Angka kematian, terselip dari kasus-kasus kematian di rumah sakit, seperti
meninggal karena serangan jantung, struk, pneumoni. Berdasarkan data rekam
medik terdapat kuman resisten. Adanya resistensi Antibiotik, menyebabkan
penurunan kemampuan antibiotik tersebut dalam mengobati infeksi dan penyakit
pada manusia, hewan dan tumbuhan. Lebih lanjut, hal ini menyebabkan terjadinya
masalah seperti: Meningkatnya angka kesakitan dan menyebabkan kematian,
Meningkatnya biaya dan lama perawatan, Meningkatnya efek samping dari
penggunaan obat ganda dan dosis tinggi. Penjualan antibiotik secara bebas di
apotik, kios atau warung, juga menyimpan antibiotik cadangan di rumah, hingga
memaksa dokter untuk minta dituliskan resep antibiotik, merupakan masalah yang
terjadi di masyarakat. Ini dapat mendorong terjadinya resistensi antibiotika pada
manusia (Kemenkes, 2015).
Berdasarkan Laporan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam
Antimicrobial Resistance: Global Report on Surveillance menunjukkan bahwa Asia
Tenggara memiliki angka tertinggi dalam kasus resistensi antibotik di dunia,
khususnya infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang resisten
terhadap Methicillin, sehingga mengakibatkan menurunnya fungsi antibiotik
tersebut. Selain itu di temukan 30% sampai dengan 80% penggunaan antibiotik
tidak berdasarkan indikasi. Hal ini tidak hanya merupakan ancaman bagi
lingkungan yang berkaitan tetapi juga bagi masyarakat luas. Sedangkan menurut
data WHO, pada tahun 2013 terdapat 480.000 kasus baru multidrug-resistent
tuberculosis (MDR-TB) di dunia. Data ini menunjukan bahwa resistensi
antimikroba memang telah menjadi masalah yang harus segera diselesaikan
(Kemenkes, 2015). Hal tersebut berkaitan dengan ketidaktepatan penggunaan
antibiotik pada penyakit yang seharusnya tidak diobati dengan antibiotik. Contoh
penyakit yang tidak diobati dngan antibiotik yaitu Batuk, Diare, Influenza, Cacar
air dan ISPA.
B. Identifikasi Masyarkat
Masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang terbilang rendah, sosial ekonomi,
kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan antibiotik yang
rasional dan minimnya informasi yang diterima. Sehingga hal tersebut berpengaruh
pada derajat kesehatan masyarakat, dan berdampak pada generasi penerus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang (Anonim, 2011), yaitu
pendidikan, Informasi/media massa, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan,
pengalaman, dan usia.
C. Identifikasi Wilayah
Jatiarang adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Banguntapan,
Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta, Indonesia. Luas daerah desa ini adalah
6,6 km2. Jumlah penduduk desa ini sebanyak 2.350 jiwa dengankepadatan 356 jiwa. Mata
pencaharian masyarakat Desa Manurunge mayoritaswiraswasta, selebihnya PNS,
dan petani. Adapun tingkat pendidikan masyarakat Desa Manurunge bermacam-
macam ada yang hanya minimal lulusan SD, SMP, maupun SMA. Tetapi yang
paling dominan adalah lulusan SMA.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan identifikasi di atas dapat disimpulkan bahwa desa jatiarang,
Tamanan Banguntapan Bantul masih dikategorikan sebagai desa dengan tingkat
pemahaman terhadap penggunaan antibiotik yang masih rendah.
B. Saran
Perlu diadakanya sosialisasi mengenai penggunaan antibiotik yang
benarpada masyarakat tersebut, agar tidak terjadi peningkatan penyalahgunaan
penggunaan antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2015. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Penggunaan Antibiotik Bijak dan
Rasional Kurangi Beban Penyakit Infeksi, Jakarta. Di akses pada hari selasa 24 oktober 2017.

Вам также может понравиться