Вы находитесь на странице: 1из 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Saat seorang wanita menemukan sebuah gumpalan di payudaranya, ia bereaksi dalam
bentuk rasa takut, cemas, serta khawatir tentang kemungkinan dirinya terkena kanker
payudara. Penyakit ini dapat ganas, dapat juga tidak, tetapi respon emosional wanita akan
mempengaruhi keefektifan perawatannya. Karena tidak ada metode jelas untuk mencegah
kanker payudara, wanita harus diberi pendidikan tentang deteksi dini, skrining, serta faktor
risiko. Deteksi ini memungkinkan pengobatan kanker yang masih terlokalisasi, yang terkait
dengan anka bertahan hidup lima tahun pada lebih dari 90% penderita (American Cancer
Society, 1994).
Kanker payudara menduduki tempat nomor dua dari insidens semua tipe kanker di
Indonesia, baik menurut penyelidikan bagian patologi Universitas Indonesia (Prof.
Soetomo Tjokronegoro), maupun registrasi yang terbaru dari Proyek Penelitian
Registrasi Kanker di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo, Juli 1975 Maret 1998. Selama
tiga tahun terakhir proyek ini mengerjakan registrasi di Rs Ciptomangunkusumo, dan
ditemukan 2606 kasus kanker. Kanker servik uteri (633 kasus) yang terbanyak, kanker
payudara (385 kasus) yang nomor dua terbanyak, dan kanker nasofaring nomor tiga, yaitu
282 kasus. Umur penderita kanker payudara termuda, adalah 20-29 tahun, yang tertua 80-
89 tahun, dan terbanyak berumur 40-49 tahun, yakni 130 kasus.
Akhir-akhir ini orang melihat secara epidemiologi tendensi penyakit ini familiar, artinya
seorang wanita dengan ibu penderita kanker payudara mempunyai kemungkinan lebih
banyak mendapat kanker payudara daripada wanita-wanita dari ibu yang tidak menderita
dari penyakit tersebut. Jua wanita-wanita yang infertile lebih tinggi kemungkinan
mendapat kanker payudara daripada wanita yang fertil. Ini dapat dimengerti, menurut
beberapa penyelidik karena waktu hamil tidak ada ovulasi. Penekanan ovulasi inilah yang
dianggap mempunyai hubungan dengan rendahnya kanker payudara.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II

DASAR TEORI

A. Definisi
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang cukup menakutkan bagi
seorang wanita, setelah kanker serviks. Sel kanker akan tumbuh dan menyerang jaringan
payudara Anda, misalnya saluran keluar air susu, lobulus (pabrik penghasil air susu),
bersama jaringan penunjang lainnya seperti jaringan lemak. Gaya hidup, hormonal, dan
faktor lingkungan memang dicurigai sebagai penyebab dari kanker ini. Namun, tidak
semua orang dengan gaya hidup yang hampir sama juga memiliki risiko untuk terkena
kanker payudara. Sehingga masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berawal dari sel payudara. Kumpulan
sel kanker membentuk tumor yang berkembang secara cepat di jaringan payudara, dan bisa
menyebar ke bagian tubuh yang lain. Kanker payudara terjadi hampir selalu pada wanita
namun dapat terjadi pula pada pria.

B. Jenis Kanker Payudara


Dua di antara tiga wanita yang mengidap kanker payudara berusia di atas 50 tahun.
Saat menyadari adanya gejala kanker payudara, dianjurkan untuk segera
mengonsultasikannya ke dokter. Setelah pemeriksaan, dokter biasanya merujuk ke rumah
sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan diagnosis.
Kanker payudara umumnya terbagi dalam dua kategori, yaitu :
1. Kanker payudara invasive
Bentuk paling umum dari kanker payudara invasif adalah kanker payudara
duktal invasif yang berkembang pada sel-sel pembentuk saluran payudara. Kata
invasif berarti kanker ini dapat menyebar di luar payudara. Sekitar 80 persen dari
semua kasus kanker payudara invasif merupakan jenis semacam ini. Jenis kanker
payudara invasif lain meliputi:
a. Kanker payudara lobular invasif. Penyakit ini berkembang pada kelenjar
penghasil susu yang disebut lobulus.
b. Kanker payudara terinflamasi.
c. Kanker Paget pada payudara.

Jenis-jenis kanker ini juga dikenal sebagai kanker payudara sekunder atau
metastasis. Jenis ini dapat menyebar ke bagian lain tubuh. Penyebarannya
biasanya melalui kelenjar getah bening (kelenjar kecil yang menyaring bakteri
dari tubuh) atau aliran darah.

2. Kanker payudara non-invasif


Bentuk kanker non-invasif biasanya ditemukan melalui mamografi karena
jarang menimbulkan benjolan. Jenis ini juga sering disebut pra kanker. Tipe yang
paling umum dari kanker ini adalah duktal karsinoma in situ. Jenis kanker payudara
ini bersifat jinak dan ditemukan dalam saluran (duktus) payudara, serta belum
menyebar.

C. Manifestasi Klinis Kanker Payudara


Memiliki risiko atau tidak, tentu tidak ada salahnya untuk mengenali ciri-ciri kanker
payudara. Terutama kanker payudara stadium 1. Agar jika sel kanker tersebut tumbuh,
tidak terlambat untuk mengobatinya. Berikut ini adalah ciri-ciri kanker payudara stadium
1 yang perlu ketahui.
1. Munculnya benjolan di payudara
Benjolan di dalam payudara merupakan salah satu pertanda awal dari
munculnya kanker payudara. Dan benjolan ini tidak selalu terasa sakit. Meski
begitu, tidak semua benjolan yang muncul merupakan benjolan kanker payudara.
Benjolan ini dapat teraba saat melakukan pemeriksaan pribadi di rumah. Biasanya
teraba saat sedang menstruasi.
2. Warna kulit payudara berubah
Perubahan warna ini terkadang disalahartikan dengan infeksi. Padahal, jika
tidak yakin dengan benjolan yang muncul di dalam payudara, perubahan warna
kulit mungkin bisa membuat lebih waspada. Pada tahap ini, kulit payudara akan
menjadi kemerahan, seperti terjadi iritasi, tekstur kulit terasa seperti kulit jeruk,
permukaan kulit area payudara yang terkena kanker tampak berlekuk-lekuk, dan
terjadi penebalan kulit. Meski begitu, pada kanker payudara tipe tertentu yang
cukup jarang, perubahan warna tidak terjadi.
3. Puting terasa sakit
Ciri-ciri dari kanker payudara stadium 1 lainnya adalah dengan munculnya
perubahan pada bagian puting disertai rasa nyeri. Selain itu, ditandai dengan keluar
cairan tidak normal dari puting atau puting melesak.
4. Muncul benjolan pada ketiak
Meski disebut kanker payudara, bukan berarti benjolan pada di bawah
ketiak yang temui tidak ada hubungannya dengan kanker ini. Jaringan payudara
meluas hingga di bawah ketiak. Itulah kenapa kanker dapat menyebar melalui
kelenjar getah bening di bawah ketiak.

D. Etiologi
Penyebab kanker payudara belum diketahui dengan pasti. Hal yang diketahui yaitu
selsel payudara berkembang secara abnormal dan membentuk sebuah benjolan di
payudara. Benjolan ini dapat menyebar ke jaringan di sekitarnya dan dapat pula ke bagian
tubuh yang lain. Terdapat beberapa kondisi yang menjadi faktor pemicu kanker payudara.
Para dokter memperkirakan sekitar 510% kanker payudara berhubungan dengan mutasi
gen yang didapat dari keluarga. Gen tersebut yaitu gen 1 (BRCA1) dan gen 2 (BRCA2).
Jika Anda memiliki riwayat keganasan pada keluarga, sebaiknya Anda memeriksa darah
Anda untuk mendeteksi gen tersebut.

E. Tes Diagnosis Kanker Payudara


Periksakan diri ke dokter jika merasakan perubahan pada payudara. Pemeriksaan yang
biasanya dilakukan yaitu:
1. Anamnesa dan pemeriksaan fisik: sebuah pemeriksaan pada tubuh untuk
memeriksa kondisi kesehatan secara umum, termasuk memeriksa tandatanda
penyakit, seperti benjolan dan lainnya yang abnormal. Selain itu, dilakukan
pengumpulan data mengenai riwayat kesehatan pasien, kebiasaan dan riwayat
penyakit dahulu serta terapi yang pernah didapatkan.
2. Pemeriksaan klinis payudara: pemeriksaan payudara oleh dokter atau tenaga
kesehatan lain. Dokter akan memeriksa payudara dan di bawah ketiak untuk
menemukan benjolan atau hal lain yang abnormal.
3. Pemeriksaan ultrasound: prosedur yang menggunakan gelombang suara berenergi
tinggi (ultrasound) pada organ dalam dan menghasilkan gema (echo). Echo ini akan
menghasilkan gambaran dari jaringan tubuh berbentuk sonogram. Gambar tersebut
dapat dicetak.
4. MRI (magnetic resonance imaging): prosedur yang menggunakan magnet,
gelombang radio, dan komputer untuk membuat gambar kedua payudara berseri
secara rinci. Prosedur ini juga disebut nuclear magnetic resonance imaging
(NMRI).
5. Pemeriksaan darah: pengambilan sampel darah dengan tujuan memeriksa substansi
tertentu yang dikeluarkan oleh organ dan jaringan tubuh ke dalam darah. Kadar
yang tidak normal (lebih tinggi atau lebih rendah dari normal) dapat menjadi tanda
suatu penyakit.
6. Biopsi: pengambilan sel atau jaringan untuk dilihat di bawah mikroskop oleh ahli
patologi untuk memeriksa tanda kanker. Jika terdapat benjolan pada payudara,
sebaiknya dilakukan biopsi payudara. Terdapat 4 tipe biopsi yang digunakan untuk
memeriksa kanker payudara:
a. Biopsi eksisi: pengambilan seluruh jaringan pada benjolan.
b. Biopsi insisi: pengambilan sebagian dari benjolan atau sampel jaringan.
c. Biopsi inti: pengambilan jaringan menggunakan jarum (wide needle).
d. Fineneedle aspiration biopsy (FNAB): pengambilan jaringan atau cairan
menggunakan jarum (thin needle).

F. Faktor-Faktor Risiko
Beberapa kondisi yang membuat seseorang lebih berisiko terkena kanker payudara adalah:
1. Usia tua merupakan faktor risiko utama untuk sebagian besar kanker. Dengan
bertambahnya usia, risiko kanker payudara semakin tinggi.
2. Riwayat keluarga. Ini artinya jika ada anggota keluarga Anda yang sedarah (ibu,
anak, atau saudara kandung perempuan) yang menderita kanker payudara.
3. Perubahan gen BRCA1 dan BRCA2 atau gen lain yang diwariskan.
4. Konsumsi alkohol.
5. Jaringan payudara tampak padat dan tebal pada mammogram.

Kanker payudara juga lebih mungkin menyerang payudara yang banyak terekspos
estrogen yang diproduksi tubuh sendiri, diakibatkan oleh:

1. Menstruasi pada usia dini.


2. Melahirkan anak pertama pada usia tua atau tidak pernah melahirkan.
3. Menopause pada usia lanjut.
4. Mengonsumsi hormon seperti estrogen dan progestin untuk gejalagejala
menopause.
5. Obesitas.
6. Memiliki riwayat kanker payudara yang invasif, ductal carcinoma in situ (DCIS),
atau lobular carcinoma in situ (LCIS).

G. Obat & Pengobatan


Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. Selalu konsultasikan pada
dokter. Dokter akan menentukan terapi dan pengobatan untuk kanker payudara
berdasarkan faktorfaktor berikut:
1. Tipe kanker payudara
2. Stadium kanker payudara
3. Ukuran kanker payudara
4. Sensitivitas sel kanker terhadap hormone
5. Kondisi kesehatan Anda secara umum

Terdapat 5 tipe pengobatan standar untuk mengobati kanker payudara, yaitu:

1. Operasi dan pembedahan


a. Bedah konservatif, yaitu mengangkat sel kanker beserta kelenjar getah bening
yang terlibat.
b. Mastektomi total, yaitu mengangkat seluruh payudara yang terkena kanker.
c. Modified radical mastectomy (mastektomi radikal yang dimodifikasi), yaitu
mengangkat seluruh payudara yang terkena kanker, kelenjar getah bening di
bawah ketiak, sepanjang otot pada dada, dan terkadang sebagian otot dinding
dada.
2. Terapi radiasi, yaitu terapi kanker dengan menggunakan sinar xray berenergi
tinggi atau radiasi tipe lain untuk membunuh sel kanker atau menghambat
pertumbuhan sel kanker.
3. Kemoterapi, yaitu terapi kanker menggunakan obatobatan untuk menghambat
pertumbuhan sel kanker. Terapi ini dapat dilakukan sebelum pembedahan untuk
mengecilkan tumor sebelum diangkat. Selain itu, terapi ini juga dapat dilakukan
setelah pembedahan untuk mencegah pertumbuhan tumor kembali.
4. Terapi hormon, yaitu terapi kanker dengan menghambat kerja hormon dan
mencegah perkembangan sel kanker. Terapi ini efektif hanya pada kanker
payudara yang sensitif terhadap hormon. Dokter akan melakukan pemeriksaan
untuk menentukan tipe kanker payudara Anda.
5. Terapi target, yaitu terapi yang menggunakan obatobatan atau bahan kimia lain
untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker secara spesifik tanpa membunuh
selsel normal. Terapi ini antara lain:
a. Antibodi monoclonal
b. Penghambat tirosin kinase
c. Cyclindependent kinase inhibitors (penghambat cyclindependent kinase)
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 17 September 2017, Pukul 07.30 WIB
Ruang : Bedah Wanita dan Anak
Cara Pengkajian : Wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik

1. Identitas Klien
Nama : Ny. T
Umur : 37 tahun
No. Register : 6890456
Alamat : Banyuraden, Sleman
Pekerjaan : Guru
Pendidikan Terakhir : S1
Diagnosa Medis : Ca Mammae

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. M
Umur : 37 tahun
Alamat : Banyuraden, Sleman
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan terakhir : SMA
Hubungan dengan klien : Suami

3. Riwayat penyakit sekarang


Pasien mengatakan sebelum dirawat pasien mengeluh punggungnya nyeri hingga
tidak bisa bangun sama sekali dari tempat tidur, sehingga pasien tidak bisa melakukan
aktifitasnya sendiri, harus dibantu dari pihak keluarga. Hal ini dialami pasien selama
seminggu dirumah. Pasien mengatakan karena biasanya pasien mengkonsumsi obat-
obat herbal mengalami perubahan tetapi saat itu pasien tidak mengalami perubahan
sama sekali, dan akhirnya dibawa ke rumah sakit.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya sudah pernah dirawat dirumah sakit untuk operasi Ca
Mammae selama 1 minggu di RS. Sarjito, DIY.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

: Perempuan : Meninggal

: Laki-laki : Tinggal serumah

: Klien : Menikah
Dalam keluarga pasien, ada yang menderita tumor, yaitu ibu pasien. Ibu pasien
mengidap tumor kelenjar tiroid dan akhirnya meninggal. Pasien tinggal bersama kedua
mertuanya, suami dan kedua anaknya, jadi total penghuni rumah adalah 6 orang.

6. Riwayat Psikososial
Selama dirawat dirumah sakit pasien mendapat dukungan yang baik dari keluarga dan
kerabat.

7. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda Vital
Tanggal/Jam 17 Sepetember 2017
TD (mmHg) 120/90 mmHg
HR : Frekuensi 102 x/menit
RR : Frekuensi 22 x/menit
Suhu (oC) 36,7 oC

b. Kepala dan Leher


Yang Dikaji Keterangan
Bentuk Mesocepal
Rambut Rambut rontok akibat keoterapi
Mata Simetris, sklera ikterik -/-
Telinga Fungsi pendengaran baik
Hidung Sekret (-)
Mulut Bicara pasien jelas, mukosa berwarna merak
muda, tidak ada sariawan ataupun perdarahan
gusi
Leher Pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran
limfe (-)
c. Paru-paru
Tanggal 17 September 2017
Inspeksi Simetris, tidak ada tarikan otot-otot
pernafasan
Palpasi Palpasi paru ka=ki
Perkusi Resonan seluruh lapang paru
Auskultasi Ronkhi (-), wheezing (-)

d. Abdomen
Tanggal 17 September 2017
Inspeksi Kulit coklat, bentuk datar, tdah ada lesi atupun
edema
Auskultasi Sulit dinilai
Palpasi Tidak terkaji
perkusi Timpani

e. Ekstremitas
Kekuatan otot klien : 4 3

4 4

Ekstremitas Atas

Kanan Kiri
Tgl
Kesemutan Edema Baal Nyeri Kesemutan Edema Baal Nyeri

17/04/
- - - - + - - +
2012
Ekstremitas bawah

Kanan Kiri
Tgl
Kesemutan Edema Baal Nyeri Kesemutan Edema Baal Nyeri

11/05/
- - - - - - - -
11

Dirasakan : + Tidak dirasakan : -

f. Sistem persyarafan
Tanggal pemeriksaan 17 September 2017
Status mental
- Tingkat kesadaran Composmentis
- GCS 15 (E4M6V5)
- Gaya bicara Jelas
Fungsi intelektual
- Orientasi waktu Baik
- Orientasi orang Baik
- Orientasi tempat Baik
Daya pikir
- Spontan, alamiah, masuk akal Ya
- Kesulitan berpikir Tidak
- halusinasi Tidak
Status emosinal
- Alamiah & datar Ya
- Pemarah Tidak
- Cemas Tidak
- Apatis Tidak
g. Pemeriksaan Syaraf Kranial
Nervous I (Olfaktorius)

Tanggal 17 September 2017

Sensasi hidung kanan Ada

Sensasi hidung kiri Ada

Nervous II (Optikus)

Tanggal 17 September 2017

Mata Ketajaman penglihatan Ada


Lapang pandang Ada
kanan Melihat warna Ada

Mata Ketajaman penglihatan Ada


Lapang pandang Ada
kiri Melihat warna Ada

Nervous III (Okulomotorius)

Tanggal 17 September 2017

Bentuk Bulat isokor


Mata
Besar pupil 2 mm
kanan
Reflek cahaya Ada

Nistagmus Tidak ada

Bentuk Bulat isokor


Mata
Besar pupil 2 mm
kiri
Reflek cahaya Ada
Nervous IV (Trochlearis)

Tanggal 17 September 2017

Mata
Pergerakan mata ke atas dan kebawah Ada
kanan

Mata
Pergerakan mata ke atas dan kebawah Ada
kiri

Nervous V (Trigeminus)

Tanggal 17 September 2017

Membuka mulut Mampu, Baik

Mengunyah Mampu, Baik

Menggigit Mampu, Baik

Reflek kornea Ada

Dahi Ada
Sensasi wajah:
dengan benda Dagu Ada

halus, kasar, Pipi kanan Ada


tumpul, runcing.
Pipi kiri Ada

Nervous VI (Abdusen)

Tanggal 17 September 2017

Mata Pergerakan mata lateral Ada


kanan Melihat kembar Tidak ada

Pergerakan mata lateral Ada


Mata Kiri Melihat kembar Tidak ada

Nervous VII (Fasialis)

Tanggal 17 September 2017

Mengerutkan dahi Mampu

Tersenyum Mampu

Mengangkat alis Mampu

Menutup mata Mampu

Nervous VIII (vestibulochoclearis)

Tanggal 17 September 2017

Suara bisikan Terdengar


Telinga kanan
Detik arloji Terdengar

Suara bisikan Terdengar


Telinga kiri
Detik arloji Terdengar

Nervous IX (Glosofaringeus)

Tanggal 17 September 2017

Merasakan asam Mampu

Merasakan asin Mampu

Nervous X (Vagus)

Tanggal 17 September 2017

Menelan Mampu

Bicara Mampu
Nervous XI (Accesorius)

Tanggal 17 September 2017

Mengangkat Kanan Mapu, lemah


bahu Kiri Mampu, lemah,
nyeri

Mengangkat Mampu
kepala Mampu

Nervous XII (Hypoglosus)

Tanggal 17 September 2017

Menjulurkan lidah Mampu

Menggerakkan Ke kanan Mampu


lidah Ke kiri Mampu

Tremor Mampu

h. Pemeriksaan sistem motorik

Tanggal 17 September 2017

Ekstremitas atas 4/3


Kekuatan otot
Ekstremitas bawah 4/4

Keseimbangan Tangan kanan Ada


Tangan kiri Ada
dan koordinasi
i. Status mobilisasi
Tgl Duduk Berdir Jalan
17 April 2012 Tidak mampu Tidak mampu Tidak mampu

8. Pengkajian Kebutuhan Dasar Manusia


a. Kebutuhan oksigenasi
- TD : 120/90 - Ekstremitas dingin : (+)
- Nadi :102 x/menit Sianosis (+)
Irama : teratur Edema (+)
Tegangan : Normal - Nyeri dada (+)
- Pernafasa : 22 x/menit
Irama : teratur
Kedalaman : Normal
Sesak nafas, nyeri dada : (+)
Cuping hidung : (-)
Sianosis : (+)

b. Kebutuhan nutrisi dan cairan


Membuka mulut Mampu
Mengunyah Mampu
menggigit Mampu

- Makan : 3 x/sehari
- Bentuk makanan selama dirawat : bubur dan lauk pauk
- Nafsu makan : kurang baik
- Mual (+)
- Muantah (-)
- Kondisi gigi : lengkap, tidak memakai gigi palsu, karies gigi (-)
- Abdomen :
Bentuk datar, warna norml
c. Kebutuhan eliminasi
- Kebiasaan BAK : 4 6 x/hari
Jumlah : 300 cc
- Kebiasaan BAB : 1 3
Warna : hijau
Konsistensi : padat

d. Kebutuhan Aktifitas

Sebelum sakit : tidak ada kesulitan dalam beraktifitas. Saat dikaji : aktivitas klien
dibantu oleh keluarga.

e. istirahat
Kebiasaan tidur malam: 7 jam; tidur siang: 2 jam.
Perasaan setelah bangun tidur: segar.
Penggunaan obat tidur: (-).
f. Kebutuhan personal hygiene
Tgl Mandi Gosok gigi Potong kuku Keramas

17 April 2012 + + + +

Keterangan : + : ya; - : tidak

g. Pola komunikasi dan mental


Berbicara lancar dan jelas. Bahasa yang digunakan bahasa Jawa dan bahasa
Indonesia.
Keadaan emosi baik, memori baik.
h. Pola koping stress adaptasi
Masalah utama selama masuk RS: masalah kemoterapi.
Kehilangan/perubahan yang terjadi sebelumnya: tidak ada.
Takut terhadap kekerasan: tidak.
Pandangan terhadap masa depan: optimis; skor 0-10 = 6
i. Pola konsep diri
Sebelum dan saat dirawat di rumah sakit.
Harga diri : tidak terganggu.
Ideal diri : tidak terganggu.
Identitas diri : tidak terganggu.
Gambaran diri : tidak terganggu.
Peran : tidak terganggu.
j. Pola Rekreasi
Sebelum sakit klien dan keluarga jarang pergi rekreasi. Ketika dirawat di rumah
sakit, kebutuhan rekreasi klien berkumpul dengan keluarganya.
k. Terapi modalitas dan spiritual
Sebelum dirawat: klien rajin melakukan shalat 5 waktu dan selalu berdzikir.
Saat pengkajian: klien hanya berdzikir dan berdoa karena ada keterbatasan gerak
untuk melakukan shalat 5 waktu.

9. Pemeriksaan Penunjang

a. Hasil pemeriksaan laboratorium (17 September 2017)


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal keterangan
Hemoglobin 10,80 gr% 12,00 -15,00 L
Hematokrit 31,0 % 35,0 47,0 L
Eritrosit 3,64 Juta/mmk 3,90 5,60 L
MCH 29,70 Pg 27,00 32,00
MCHC 34,80 g/dl 29,00 36, 00
Leukosit 9,90 Ribu/mmk 4,00 11,00
Trombosit 138,0 Ribu/mmk 150,00 400,0 L
RDW 15,50 % 11,60 14,80 H
MPV 9,60 fl 4,00 11,00
B. ANALISA DATA
Tgl/Jam Data Fokus problem Etiologi
17/09/17 DS : Gangguan Proses metastase kanker
08.00 Klien mengatkan nyeri rasa nyaman
pada bagian punggung dan (nyeri)
bahu
Klin mengatakan nyeri
apabila bergerak
Pasien mengatakan nyeri
pada skala 5
DO :
Wajah klien tampak
tegang karena nyeri
Klien tampak meringis
ketika bergerak
Nyeri pada skala 5
17/09/17 DS : Gagangguan Kompliasi Ca Mammae
08.30 Klien mengatakan mobilitas
punggungnya terasa nyeri fisik
Klien mengatakn nyeri
punggung seperti dipukul
Klien mengatakan tidak
bisa melakukan
aktifitasnya sendiri, harus
dibantu pihak keluarga
Klien mengatakan sudah
tidak merasakan sakit
pada bagian post operasi
Ca mammae
Klien mengatakan sedikit
nyeri tangan kirinya
digerakkan

DO :
Terdapat luka post operasi
pada payudara bagian kiri
Klien terlihat berbaring
Aktifitas klien tampak
dibantu oleh keluarga
Saat dilakukan ROM aktif
ddan pasif pada tangan
kiri, klien tampak meringis
menahan nyeri
TTV :
TD : 120/90 mmHg
RR : 22 x/menit
Nadi : 102 x/menit
Suhu : 36,7 oC

C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan Proses metastase kanker
2. Gagangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Kompliasi Ca Mammae
D. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan & kriteria Hasil Intervensi


1 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakuakan tindakan 1. Pantau keadan umum
(nyeri) berhubungan dengan selama 3x24 jam diharapkan 2. Pantau penyebab nyeri
Proses metastase kanker nyeri pasien berkurang, 3. Berikan teknik relaksasi
dengan kriteria hasil : 4. Kolaborasi dengan
a. Nyeri dapat dikendalikan tenaga medis tentang
b. Nyeri dirasakan ceki- terapi kemo terapi
cekit
c. Nyeri tidak menyebar
d. Frekuensi nyeri turun
e. Nyeri dapat teratasi
2 Gagangguan mobilitas fisik Setelah di rawat selama 2x24 1. berikan penjelasan
berhubungan dengan jam klien dapat mengangkat pada klien /keluarga
Kompliasi Ca Mammae tangan keatas, kesamping tentang pentingnya
dan keatas terbatas kadang- mobilisasi
kadang. Dengan kriteria 2. demonstrasikan latihan
hasil : mobilisasi dari yang
a. Klien dapat sederhana secara
menunjukkan mobilisasi periodik
secra periodik dalam 3. memberikan latihan
batas-batas yang ROM
dianjurkan 4. berikan teknik relaksasi
b. bisa mengangkat lengan untuk menurunkan
keatas, kesamping dan tingkat nyeri
kedepan. 5. anjurkan pasien untuk
sidikit-sedikt
melakukan aktifitasnya
tanpa bantuan dari
keluarga
E. IMPLEMENTASI
Tgl/Jam No Dx Implementasi Respon klien TTD
17/09/17 1 Memonitor DS : AII
08.00 TTV pasien menanyakan berapa tekanan
darahnya
DO :
TTV
TD : 120/90
RR : 22
Nadi : 102
Suhu 36,7
17/09/17 2 Memberikan DS : - AII
08.10 terapi ROM DO :
a. Wajah klien nampak tegang saat
dilakukannya terapi ROM
b. Pasien mengatakan nyeri ketika
tangan kanannya digerakkan
17/09/17 1, 2 Mengajarkan DS : AII
08.35 relaksasi nafas pasien tampak mengerti tentang
dalam untuk teknik relaksasi nafas dalam
menurunkan DO :
tingakat nyeri a. Klien mengatakan nyeri
berkurang dari skala 5 menjadi 3
b. Klien mengatakan nyeri tersa
cekit-cekit, tidak seperti dipukul
lagi
c. Nyeri dapt dikendalikan
F. EVALUASI

Tanggal/Jam No Evaluasi TTD


Dx (SOAP)
18/09/17 2 S: AII
13.00 Klien masih mengeluh susah untuk
menggerakkan tangan kirinya khususnya bahu
dan lengan.
O:
Klien tampak masih kesulitan untuk
menggerakkan tangan kanannya saat memakai
baju
A:
Masalah belum teratasi
P:
Pertahankan intervensi dan lanjut ke ntervensi
berikutnya
18/09/17 1, 2 S: AII
13.30 Klien mengatakan tingkat nyeri berkurang
setelah mempraktekkan teknik relaksasi nafas
dalam
O:
Klien tampak rileks setelah melakukan terapi
relaksasi nafas dalam
A:
Masalah teratasi
P:
Pertahankan intervensi
BAB IV
PENUTUP

Вам также может понравиться

  • Bab I
    Bab I
    Документ3 страницы
    Bab I
    atika
    Оценок пока нет
  • Bab 11
    Bab 11
    Документ20 страниц
    Bab 11
    atika
    Оценок пока нет
  • Bab 11
    Bab 11
    Документ20 страниц
    Bab 11
    atika
    Оценок пока нет
  • BAB I Dan II
    BAB I Dan II
    Документ19 страниц
    BAB I Dan II
    atika
    Оценок пока нет
  • Asesmen Awal
    Asesmen Awal
    Документ3 страницы
    Asesmen Awal
    atika
    Оценок пока нет
  • Askepnya
    Askepnya
    Документ6 страниц
    Askepnya
    atika
    Оценок пока нет