Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tim Penguji
Penguji II
Mengesahkan
Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Ub.Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
ii
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA PRE-
EKLAMPSIA/EKLAMPSIA DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI
PUSKESMAS TAMAN SIDOARJO PERIODE APRIL 2017
Disetujui :
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Pernyataan ini kami buat dengan penuh tanggung jawab dan kami
bersedia menerimakonsekuensi apapun yang berlaku apabila dikemudian hari
diketahui bahwa pernyataan initidak benar.
Surabaya, 2017
15710029
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan tugas
ilmu kesehatan masyarakat.
Terselesaikannya laporan ini tentunya tak lepas dari dorongan dan uluran
tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salah kiranya bila penulis
mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. Sri Harmadji, dr., Sp.THT-KL (K), Rektor Universitas Wijaya
KusumaSurabaya.
2. Prof. Soedarto, dr., DTM&H, Ph.D, Sp.Par(K), Dekan Fakultas
Kedokteran UniversitasWijaya Kusuma Surabaya.
3. Prof. Dr. Hj. Rika Subarniati T, dr, S.KM, selaku Kepala Bagian Ilmu
KesehatanMasyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.
4. Sukma Sahadewa, dr., M.Kes, selaku Koordinator Ilmu Kesehatan
Masyarakat FakultasKedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
5. Atik Sri Wulandari, SKM, M.Kes, selaku pembimbing yang telah
membantu danmendampingi dalam penyusunan laporan penelitian ini.
6. Dr. Ika Harnasti selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo
beserta staf danjajarannya.
7. dr. Zuhaida, M.Kes, selaku Kepala Puskesmas Taman Sidoarjo yang telah
membantu danmendampingi dalam penyusunan penelitian ini.
8. dr. Rachmad Sudarto, selaku dokter pembimbing DM di Puskesmas
Taman Sidoarjo Sidoarjo.
v
9. Seluruh staf Puskesmas Taman Sidoarjo yang telah membantu kami
hingga terlaksananyapenelitian ini.
10. Orang tua penulis yang selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan
tugas ini.
11. Teman-teman yang telah membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan
penulis dan mendukung penulis menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Semoga Tuhan YME membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang
telah membantu penulis menyelesaikan tugas penelitian ini dengan melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya.
Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
sebagai masukan yang berharga bagi penulis. Semoga Tugas Penelitian ini bisa
memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas dan masyarakat.
Penulis
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
One of the factors that influence the regularity of antenatal care pregnant
mothers is the level of knowledge about danger sign oh pregnancy. The purpose of
this research to find out correlation between knowledge of pregnant women about
the sign of preeclampsia/eclampsia with the regularity of antenatal care in
Puskesmas Taman Sidoarjo April 2017
Design of this research was an analytical with cross sectional design type.
The sample of 108 respondents taken using probability sampling technique with
simple random sampling method. Collecting data using questionnaires for the
independent variable is the level of knowledge and the KMS pregnant mothers for
the dependent variable is the regularity of antenatal care, and then examined
statistically with Chi-square test.
From the result nearly entirely (63%) of respondents have a enough level
oh knowledge, and the majority (66,7%) of respondents regularly do antenatal
care. After doing the statistic found P= 0,017< = 0,05, so h1 accepted which
means there correlation between knowledge of pregnant mother about the signs of
preeclampsia/eclampsia with regularity of antenatal care.
The conclusions of research. The better knowledge pregnant mothers do
so more regularly in antenatal care. So expected to for all pregnant mothers for
regular antenatal care in the do in order to monitor the health of mother and
fetus, as well as defect early the deviation of pregnancy.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ...... i
Halaman Pengesahan.................................................................................. ii
Halaman Persetujuan.......... iii
Pernyataan Keaslian Tulisan...................................................................... iv
Kata Pengantar ... v
Abstrak ....... vii
Abstract....... viii
Daftar Isi ..................................... ix
DaftarTabel..... xii
Daftar Gambar.... xiii
Daftar Lampiran. xiv
Daftar Singkatan. xv
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah .......... 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian .......... 6
ix
2. Epidemiologi 12
3. Etiologi preeklampsia dan eklampsia............................................. 14
4. Patofisiologi preeklampsia dan eklampsia..................................... 15
5. Tanda gejala preeklampsia dan eklampsia ................................. 17
6. Faktor predisposisi ........................................................................ 20
7. Faktor risiko yang berperan .......................................................... 21
C. Konsep Keteraturan Antenatal care............... 25
1. Konsep keteraturan......................................................................... 25
2. Konsep Antenatal care................................................................... 28
x
Bab V : Penelitian dan Analisa Data
A. Gambaran umum lokasi penelitian....................................................45
B. Karakteristik responden.....................................................................45
1. Data Umum.................................................................................45
2. Data Khusus................................................................................48
C. Analisa data hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ANC.49
Bab VI : Pembahasan
A. Pembahasan......................................................................................51
1. Pengetahuan tentang tanda pre-eklampsia/eklampsia..........51
2. Kepatuhan ANC.........................................................................52
3. Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ANC.....55
B. Keterbatasan penelitian....................................................................56
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1 Jadwal Pemberian Imunisasi TT....... 32
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar III. 1 Kerangka Konsep 35
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Surat Persetujuan Menjadi Responden.....63
xiv
DAFTAR SINGKATAN
Halaman
AKI Angka Kematian Ibu.1
TN Tetanus Neonatorum.32
TT Tetanus Toksoid31
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu
yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun
Di Indonesia, angka kematian ibu dan angka kematian perinatal masih sangat
tinggi, walaupun sudah mengalami penurunan yang signifikan selama tahun 1994
(SDKI) terahir tahun 2012 didapatkan bahwa angka kematian ibu d Indonesia
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian ibu (AKI)
pada tahun 2013 di Provinsi Jawa Timur sebesar 93,52 per 100.000 kelahiran
hidup dan di Sidoarjo 80,02 per 100.000 kelahiran hidup. Dari kesenjangan antara
target dengan angka yang dicapai, dapat disimpulkan bahwa angka kematian ibu
di Indonesia masih cukup tinggi dan belum berhasil mencapai target yang
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu
adalah sikap dan perilaku ibu itu sendiri selama hamil dan didukung oleh
pengetahuan ibu terhdap kehamilannya. Banyak ibu hamil yang tidak mengetahui
1
2
secara teratur. Misalnya banyak ibu hamil yang tidak mengetahui bahwa
peningkatan tekanan darah dan bengkak di muka, kaki, tangan merupakan salah
satu tanda bahaya kehamilan preeklampsia atau eklampsia. Beberapa faktor yang
penyulit yang dapat membahayakan ibu dan bayi baik yang berupa kesakitan atau
Preeklampsia merupakan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin, dan
nifas yang terdiri dari hipertensi, proteinuri, dan edema setelah kehamilan 20
31,3% pada kehamilan primigravida dan ada juga yang mengatakan sekitar 12,4%
yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3
dengan wanita nulipara memilki resiko lebih besar (7 sampai 10 persen) jika
dibandingkan dengan wanita multipara. Faktor resiko lain yang berkaitan dengan
usia ibu lebih dari 35 tahun, berat ibu berlebihan, dan etnis Afri-Amerika.
(Dinkes, 2013).
khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan target tahun 2010, berupa
cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4. K1 yaitu kunjungan ibu hamil yang
pertama kali pada masa kehamilan dan K4 yaitu kontak minimal 4 kali selama
minimal 1 kali kontak pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2
sebesar 94,9%. Dari data diatas didapatkan bahwa cakupan kunjungan antenatal
memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya
care (ANC) sebagai saah satu upaya pencegahan awal dari faktor resiko
mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga
dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya
mendeteksi kelainanyang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut
diketahui, dan segera lekas dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap
2006). Apalagi ibu hamil yang tidak melakukan pemerikasaan kehamilan, maka
tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami
keadaan resiko tinggi dan komplikasi yang dapat membahayakan kehidupan ibu
dan janinnya. Dan dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi
(Saifuddin, 2002).
Upaya yang dapat dilakukan dari masalah di atas adalah dengan memberikan
tanda preeklampsia dan eklampsia, serta menganjurkan ibu hamil secara rutin
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Pemahaman ibu hamil dalam kepatuhan kontrol di poli bersalin sebagai salah
2. Tujuan Khusus
Taman Sidoarjo
6
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
dan raba. Pengetahuan dapat diperoleh dari pendidikan, pengalaman, media masa
2. Tingkatanpengetahuan
a. Tahu (know)
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau dari rangsangan yang telah diterima, karena itulah tahu merupakan
b. Memahami (comprehension)
7
8
c. Aplikasi (application)
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Diartikan
d. Analisis (analysis)
e. Sintetis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
sudah ada.
a. Materi
Materi atau hal yang dipelajari, yang ikut menentukan proses danhasil
b. Lingkungan
yang terdiri dari suhu, kelembaban udara dan kondisi tempat belajar,
sedangkan faktor yang kedua adalah lingkungan sosial, yaitu manusia dengan
c. Instrumental
belajar dan alat-alat peraga, dan perangkat lunak (software) seperti kurikulum,
sedemikian rupa sehingga sesuai materi dan subyek belajar. Misalnya metode
atau demonstrasi.
d. Individu
Faktor ini dibedakan dalam kondisi fisiologis dan psikologis. Kedua hal
Contoh kondisi fisiologis seperti status gizi dan kondisi panca indera
10
belajar.
yang menyedihkan dapat menimbulkan apatis dan putus asa pada seseorang,
(Notoatmodjo, 2007).
orang memiliki budaya atau kebiasaan berbeda yang telah dilakukan secara
sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang
dan buku
(Notoatmodjo, 2007).
12
4. Pengukuran Pengetahuan
yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian
atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui
2007).
5. Kategori Pengetahuan
hidatidosa (Prawiroharjo,2002).
multisistem yang bersifat spesifik terhadap kehamilan dan masa nifas. Lebih
tepatnya, peyakit ini merupakan penyakit plasenta karena juga terjadi pada
13
kehamilan dimana terdapat trofoblas tetapi tidak ada jaringan janin (Norwit,
2007).
disebut eklampsia. Jika telah eklampsia, resiko bagi ibu dan janin meningkat
bergantung pada apakah kejang muncul sebelum, selama, atau setelah persalinan
(Leveno, 2009).
Istilah eklampsia berasal dari bahasa Yunani dan berarti Halilintar. Kata
didahului oleh tanda-tanda lalin. Pada wanita yang menderita eklampsia timbul
dengan negara lainnya, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain jumlah
berkisar antara 0,3%-0,7% dan pada negara maju angka tersebut lebih kecil, yaitu
antara 0,05%-0,1%.
14
musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban
vasokonstriktor endogen dalam aliran darah. Apa yang telah diketahui adalah
pada cetak biru (blueprint) untuk perkembangan preeklampsia telah ada pada awal
gelombang kedua dari 8-18 minggu yang bertanggung jawab untuk pengahncuran
lapisan muskularis dari arteriola spiralis dalam miometrium yang dekat dengan
secara klinik sebagai preeklampsia. Meskipun menarik, hipotesis ini masih harus
halus didasar kuku, fundus okuli, konjungtiva bulbar, dan diperkirakan dari
penyelidikan akhir ini dengan biopsi hati dan ginjal ternyata bahwa perubahan
patologi-anatomi diorgan itu pada tidak dan terkena preeklampsia. Berikut adalah
perubahan organ dan sistem organ pada preeklampsia dan eklampsia. (Lenevo,
2009)
a. Perubahan kardiovaskuler
beban jantung akibat hipertensi, dan cedera endotel disertai ekstravasasi ke dalam
ruang ekstrasel, terutama paru. Pemberian cairan yang agresif kepada wanita
secara bermakna sementara curah jantung yang sudah tinggi bertambah hinga
b. Perubahan hematologis
parah sehingga mengancam nyawa; kadar plasma sebagian dari faktor pembekuan
16
Trombositopenia
ke kadar normal dalam 3-5 hari. Trombositopenia nyata yang didefinisikan oleh
Terjadinya peningkatan kadar enzim hati dalam situasi klinis ini akan
yaitu Hemolisis (H), peningkatan enzim hati (Elevated Liver Enzyme, EL), dan
eklampsia telah lama diketahui. Dua jenis patologi otak yang berbeda tetapi
berat. Perubahan ini dapat dijumpai pada semua wanita dengan hipertensi
Lesi lain yang sering dijumpai pada preeklampsia dan hampir universal
pada eklampsia bersifat luas dan jarang mematikan. Lesi otak utama adalah
biasanya terjadi disatu sisi dan jarang menyebabkan kehilangan pengelihatan total
pada sebagian wanita dengan kebutaan korteks. Jarang diindikasikan terapi bedah;
Edema serebrum dapat terjadi pada kasus yang parah, dan penurunan kesadaram
dan delirium adalah faktor utama dengan gejala yang hilang timbul. Pada
yang berkembang menjadi parah. Dimana tanda dan gejala preeklampsia kejadian
hipertensi disertai proteinuria dan atau edema stelah kehamilan 20 minggu dengan
Preeklampsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai berikut: (Lenevo,
2009)
1. Tekanan darah sistolik 160 dan tekanan darah diastolik 110 mmHg,
tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hail sudah dirawat di rumah
sakit dan sudah menjalani tirah baring
6. Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen (akibat
tegangnya kapsula Glisson)
8. Hemolysis mikroangiopati
untuk menentukan gejala mana yang muncul lebih dahulu. Tetapi secara teori
19
pengelihatan, mual keras, nyeri epigastrium, dan hiperrefleksia. Bila keadaan ini
tidak dikenali dan segera diobati, akan timbul kejang. Konvulsi kejang eklamptik
1. Tahap tonik
spasme, sehingga pernafasan berhenti dan warna kulit menjadi biru atau
kehitaman (sianosis).
2. Tahap klonik
3. Tahap koma
20
kesadarannya.
a. Nulipara
Fetalis
g. Pasien yang miskin dengan pemeriksaan antenatal yang kurang atau tidak
sama sekali dan nutrisi yang buruk, terutama dengan diet kurang protein.
yang menjadi faktor utama yang menyebabkan angka kematian ibu tinggi
21
determinants).(Kusmiyati, 2008)
a. Determinan proksi/dekat
preeklampsia berat, sedangkan wanita yang tidak hamil tidak memiliki risiko
tersebut.
b. Determinan intermediat
a) Status reproduksi.
1) Faktor usia
akan tetapi di negara berkembang sekitar 10% - 20% bayi dilahirkan dari ibu
remaja yang sedikit lebih besar dari anakanak. Padahal dari suatu penelitian
ditemukan bahwa dua tahun setelah menstruasi yang pertama, seorang wanita
1%.) Padahal dari suatu penelitian ditemukan bahwa dua tahun setelah mestruasi
panggul antara 2 7% dan tinggi badan 1%. Hipertensi karena kehamilan paling
sering mengenai wanita nulipara. Wanita yang lebih tua, yang dengan
menghadapi risiko yang lebih besar untuk menderita hipertensi karena kehamilan
22
atau superimposed pre-eclampsia. Jadi wanita yang berada pada awal atau akhir
2) Paritas
Dari kejadian delapan puluh persen semua kasus hipertensi pada kehamilan,
Catatan statistik menunjukkan dari seluruh insiden dunia, dari 5%-8% pre-
risiko terhadap kehamilan, telah terbukti bahwa persalinan kedua dan ketiga
b) Status kesehatan
1) Riwayat preeklampsia
riwayatpreeklampsia berat.
2) Riwayat hipertensi
minggu tanpa disertai gejala lain. Kira-kira 20% menunjukkan kenaikan yang
lebih mencolok dan dapat disertai satu gejala preeklampsia atau lebih, seperti
menyebutkan bahwa dalam pemeriksaan kadar gula darah sewaktu lebih dari 140
c. Determinan kontekstual
a) Tingkat pendidikan
matang, mereka dengan mudah untuk menerima dan memahami suatu informasi
(Moerman 2007).
beberapa ahli menyimpulkan bahwa wanita dengan keadaan sosial ekonomi yang
lebih baik akan lebih jarang menderita preeklampsia, bahkan setelah faktor ras
diderita oleh wanita dari kelarga mampu tetap saja bisa menjadi berat dan
daerah kumuh Status sosial mempunyai risiko yang sama, tetapi kelompok
kesehatan sebagai mana mestinya. Bahkan orang miskin tidak percaya dan tidak
yang mempunyai risiko untuk mengalami eklampsia. Pasien yang miskin dengan
pemeriksaan antenatal yang kurang atau tidak sama sekali merupakan faktor
c) Pekerjaan
darah. Begitu juga bila terjadi pada seorang ibu hamil, dimana peredaran darah
dalam tubuh dapat terjadi perubahan seiring dengan bertambahnya usia kehamilan
25
karenanya pekerjaan tetap dilakukan, asalkan tidak terlalu berat dan melelahkan
1. Konsep Kepatuhan
a. Definisi Kepatuhan
(Poerwadarminto, 2008).
beberapa kali atau lebih, keadaan atau hal teratur (Hoetomo, 2005).
untuk melakukan pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan pada anak.
Kunjungan Antenatal Care adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan
atau asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta
kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan
1) Pendidikan
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
2) Akomodasi
Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian klien yang
dapat mempengaruhi kepatuhan antenatal care adalah jarak dan waktu, biasanya
ibu cenderung malas melakukan antenatal care pada tempat yang jauh. (Hoetomo,
2005)
Hal ini berarti membangun dukungan social dari keluarga dan teman-
harmonis dan positif akan membawa dampak yang positif pula pada ibu dan
melakukan antenatal care dipengaruhi oleh kesehatan saat hamil. Keluhan yang
diderita ibu akan membuat ibu semakin aktif dalam kunjungan antenatal
care.(Lenevo, 2009)
2007)
6) Pengetahuan
Adanya unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang
diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali atau diubah sedemikian rupa,
7) Usia
dipercaya daripada yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai
28
maka cara berfikir semakin matang dan teratur melakukan antenatal care
(Notoatmodjo, 2007)
8) Dukungan keluarga
Motivasi ibu dalam pelaksanaan antenatal care akan semakin teratur jika
mendapat dukungan besar dari keluarga, karena keluarga merupakan orang yang
(Suparyanto, 2010).
Kunjungan ibu hamil atau ANC adalah pertemuan antara bidan dengan ibu
hamil dengan kegiatan mempertukarkan informasi ibu dan bidan. Serta observasi
selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan kontak sosial untuk mengkaji
1) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan
selama kehamilan.
komplikasi.
perperium normal, dan merawat anak secara fisik, psikologi dan sosial
Untuk melakukan Antenatal Care (ANC), ibu hamil dapat dibantu oleh
Puskesmas, Rumah Sakit maupun di klinik dokter praktek swasta (Depkes RI,
2001)
1) Pemeriksaan pertama
30
2) Pemeriksaan ulang
3) Pemeriksaan khusus
dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester
pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali trimester tiga (Sarwono,
2002).
pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali
trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester
kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester ketiga (28-36
minggu periksa empat minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan
dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu satu minggu sekali (Salmah, 2006)
31
1) Timbang badan dan tinggi badan dengan alat ukur yang terstandar.
hubungannya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi. Berat badan ibu
hamil yang sehat akan bertambah antara 10-12 kg sejak sebelum hamil (Nadesul,
2006). Tinggi badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Ibu dengan tinggi
untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Tekanan
darah tinggi, protein urin positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas.
Apabila tekanan darah mengalami kenaikan 15 mmHg dalam dua kali pengukuran
dengan jarak 1 jam atau tekanan darah > 140/90 mmHg, maka ibu hamil
mengalami preeklamsi. Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi maka akan menjadi
secara dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin intrauterin,
tinggi fundus uteri juga dapat digunakan untuk mendeteksi terhadap terjadinya
Pemberian tablet tambah darah dimulai setelah rasa mual hilang satu tablet
setiap hari, minimal 90 tablet. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi
60 mg) dan asam folat 500 g. Tablet besi sebaiknya tidak minum bersama kopi,
protein urine, gula darah, dan hepatitis B. Pemeriksaan khusus dilakukan didaerah
33
prevalensi tinggi dan atau kelompok perilaku terhadap HIV, sifilis, malaria,
selama hamil, perawatan payudara, gizi ibu hamil, tanda-tanda bahaya kehamilan
dan janin sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam
al., 2009)
ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut :
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah
pelayanan antenatal dan untuk memberi kesempatan yang cukup kepada pemberi
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung
kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat social
diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat periksa hamil,
baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Disamping itu, kadang-kadang
yang mau periksa hamil tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat periksa
hamil, melainkan ibu tersebut dengan mudah harus memperoleh fasilitas periksa
(toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
konsep sudah harus dijelaskan landasan teori pada tinjauan pustaka sebelumnya
(Sulistyaningsih, 2011).
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Pengaruh
35
36
Gambar III.1 kerangka konseptual hubungan pengetahuan ibu hamil tentang tanda
preeklampsia/eklampsia dengan kepatuhan antenatal care di
Puskesmas Taman Sidoarjo tahun 2017.
pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal dan faktor eksternal yang
sosial, ekonomi, dan budaya; faktor pemungkin (enabling factors) yang terdiri
(reinforcing factors) yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, dan
ibu hamil tentang konsep preeklampsia dan eklampsia yang dikhususkan tentang
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan ibu
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengamatan yang bersifat analitik yaitu
sutau jenis penelitian observasi yang mencoba mencari seberapa besar hubungan
cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau
observasi dan variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat.
pertanyaan adalah mudah, murah dan waktu yang diperlukan tidak lama.
Sedangkang kerugian dari kuisioner adalah tidak objektif, kurang jelas bagi
2. Waktu Penelitian
37
38
C. Populasi Penelitian
dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Taman
berikut:
n : Besar sampel
N : Populasi
e : Interval Keyakinan (biasanya 0,05 atau 0,1)
= 148
1+ 148( 0,05)
= 148
1,37
= 108
Besar sampel pada penelitian ini adalah 108 responden. Besar sampel ini
derajat kepadatannya.
sampling.
39
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
2017
Kriteria Sampel
Inklusi :
Sampel Eksklusi :
Besar sampel yang digunakan dalam Ibu hamil yang tidak bersedia
penelitian ini adalah 108 responden. menjadi responden
Pertanyaan Penelitian
Hasil Penelitian
Kesimpulan
Gambar IV.1 Prosedur penelitian hubungan pengetahuan ibu hamil tentang tanda
preeklampsia/eklampsia dengan kepatuhan antenatal care di
Puskesmas Taman Sidoarjo tahun 2017.
41
G. Definisi Operasional
Tabel IV.1 definisi operasional hubungan pengetahuan ibu hamil tentang tanda
preeklampsia/eklampsia dengan kepatuhan antenatal care di
Puskesmas Taman Sidoarjo 2017.
Data Definisi Alat Hasil ukur Skala
ukur pengukuran
Variabel Segala sesuatu yang Koesi a. Jika jawaban benar Nominal
independen: diketahui ibu hamil dalam oner 76% berarti
Tingkat menjawab pertanyaan tentang B No pengetahuan baik
pengetahuan tanda-tanda 1-10 b. Jika jawaban benar
ibu hamil preeklampsia/eklampsia yang < 76% berarti
tentang tanda dievaluasi dengan pengetahuan
preeklampsia/e menggunakan kuisioner yang
klampsia kurang baik.
terdiri dari 10 pertanyaan
(Arikunto, 2006)
1. Pengolahan data
antara lain:
meskipun hanya jawaban berupa tidak tahu atau tidak mau menjawab.
3) Kesesuaian jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak sesuai maka
untuk kurang baik. Sedangkan pada vaiabel keteraturan antenatal care (variabel
c. Tabulating
Penyajian data dalam bentuk angka yang disusun dalam tabulasi data
dalam kategori yang berbeda. Langkah berikutnya adalah memasukkan data yang
100% : Seluruhnya
50% : Setengahnya
2. Analisis Data
yang digunakan antara lain variabel bebas (independen) terdiri dari tingkat
kontingensi) maka nilai p (sig) yang dibaca adalah continuity correction. Jika
Adapun syarat uji chi-square harus memenuhi syarat yaitu : nilai frekuensi
harapan kurang dari lima (EF < 5) dan tidak boleh lebih dari atau sama dengan
20 persen dari semua sel yang ada. Apabila tidak memenuhi syarat maka
Taman Sidoarjo ini cukup strategis, yaitu berada ditepi jalan dan berada di tengah-
B. Karakteristik Responden
1. Data umum
45
46
2%
3% 16%
21%
2%
56%
2. Data Khusus
Persentase
Pengetahuan Frekuensi (%)
Kurang 40 37.0
Baik 68 63.0
Total 108 100.0
Dari tabel V.1 dapat diketahui bahwa 63% (68 responden), hampir
Persentase
Kepatuhan anc Frekuensi (%)
Tidak Teratur 36 33.3
Teratur 72 66.7
Total 108 100.0 Sumber : Data penelitian
tahun 2017
Berdasarkan tabel V.2 dapat diketahui bahwa dari 66.7% (72 responden)
(ANC).
(ANC)
kunjungan antenatal care tidak teratur dan 52,5% (21 orang) yang melakukan
antenatal care tidak teratur dan 75,0% (51 orang) yang melakukan kunjungan
penggabungan kategori tabel 2x2, didapatkan nilai P= 0,017 dan = 0,05. Berarti
P< tabel maka H1 diterima berarti ada hubungan pengetahuan tentang tanda pre-
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
berusia antara 26-30 tahun. Dalam kategori usia ini, responden tidak termasuk
dalam usia yang risiko terjadinya pre-eklampsia dan eklampsia. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Haryono (2009) bahwa usia masuk ke dalam
eklampsia/eklampsia.
seseorang yang didapatkan melalui proses pendidikan yang dijalani, baik formal
maupun informal. Hal ini juga didukung oleh pendapat Soedarmayanti (2009)
51
52
suatu materi. Berdasarkan pada tabel V.1 juga didapatkan hampir setengahnya
menerima informasi juga berbeda, ada yang cepat dan mudah dalam menerima
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa usia dan tingkat pendidikan
tahun dan di atas 30 tahun. Begitu pula dengan responden yang hampir seluruhnya
(ANC). Keteraturan ibu hamil dalam melakukan antenatal care ini dapat dilihat
dari jumlah kunjungan ibu hamil selama masa kehamilan, yaitu pada Trisemester
antental care dikatakan teratur jika ibu hamil melakukan kunjungan antenatal
53
care sebanyak 1 kali pada trisemester I, 1 kali pada trisemester II, 2 kali pada
trisemster III.
kepatuhan kunjungan ibu hamil dalam melakukan antenatal care dipengaruhi oleh
dari faktor pengetahuan, sikap, pendidikan, status sosial, ekonomi, dan budaya;
reinforcing factors yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, dan petugas
kesehatan. Pengaruh faktor status sosial ekonomi pada keteraturan antenatal care
Apabila dihubungkan dengan waktu luang yang sedikit, bisa dikatakan ibu hamil
care yang cukup besar daripada ibu hamil yanng tidak bekerja karena faktor
care. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu hamil, semakin tinggi dan luas juga
pengetahuan yang lebih akan tanda pre-eklampsia dan eklampsia, sehingga ibu
janin, dan mendeteksi dini adanya kelainan selama kehamilan sehingga dapat
ditangani secara dini dan cepat oleh petugas kesehatan. Seperti yang diugkapkan
oleh Azwar (2007), bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan, semakin baik pula
keteraturan antenatal care. Berdasarkan gambar V.1 didapatkan (9%) ibu hamil
yang berusia dibawah 26 tahun, yang apabila dilihat dari segi tingkat
pengetahuannya, usia tersebut merupakan dimana ibu hamil masih belum banyak
berfikir semakin matang dan patuh melakukan antenatal care. Begitu juga dilihat
dari karakteristik ibu hamil menurut paritas, yaitu dimana kalau kehamilan
pertama seorang ibu akan lebih rajin mencari sumber informasi tentang bahaya
bagi kehamilannya. Sesuai dengan data gambar V.4 yang menunjukkan bahwa
keaktifan ibu hamil dalam mencari informasi tentang kehamilan anak pertamanya
Dari data hasil penelitian didapatkan bahwa usia, tingkat pendidikan, dan
antenatal care, sesuai data hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian
kehamilan anak pertama. Hal ini berkaitan dengan aktifnya ibu hamil untuk
kontingensi 2x2 , uji exact fisher test menghasilkan nilai P = 0,017 dan = 0,05,
nilai P< dan H1 ini berarti menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu
Hal ini di tunjukkan pada V.3 didapatkan bahwa hampir seluruhnya (75%)
Hal ini menunjukkan bahwa teratur tidaknya antenatal care dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan ibu hamil, pengetahuan ini antara lain pengetahuan akan
memiliki presentasi keteraturan yang cukup tinggi yaitu 52,5% (21 responden)
56
dari total 100% (40 responden) dengan pengetahuan kurang. Hal ini dapat terjadi
karena salah satu faktor yang berpengaruh adalah faktor sosial budaya, dimana
budaya turun menurun yang tinggi (Notoadmodjo, 2009). Selain itu sosial budaya
baik memiliki presentasi ketidak teraturan 25, % (17 responden) dari total 100%
(68 responden) dengan pengetahuan baik. Hal ini mungkin dikarenakan oleh
pengetahuannya baik.
Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusi baik yang dapat diamati
pengetahuan yang luas akan kehamilannya dan pentingnya antenatal care, maka
57
kemungkinan besar ibu hamil tersebut akan teratur melakukan antenatal care
untuk memeriksakan kondisi ibu dan janin, serta memantau adanya kelainan
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku
yang tidak disadari oleh pengetahuan. Sesuai dengan data yang didapatkan dari
B. Keterbatasan penelitian
dilakukan uji coba terlebih dahulu, oleh karena itu validits dan reliabilitasnya
2. Sampel yang digunakan dalam penelitan ini dilakukan pada ibu hamil
A. Simpulan
Sidoarjo tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda pre-
sebagai berikut :
B. Saran
58
59
Diharapkan bagi setiap ibu hamil dengan adanya penelitian ini bisa
Angsar. 2003. Hipertensi dalam kehamilan. Edisi II. SMF Obstetri. Ginekologi
FKUA/RSDS.
Depkes RI. 2001. Pelayanan Informasi Obat. Jakarta Departemen Kesehatan RI.
Kepmenkes RI.
Dinkes. 2014. Profil kesehatan Jawa Timur. Jakarta Departemen Kesehatan RI.
Kepmenkes RI.
Derek LJ. 2001. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6. Jakarta ; EGC.
60
61
Leveno, Kennet J. et al. 2009. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta : EGC.
Manuaba. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi
Social. Jakarta; EGC.
Meilani. 2009. Kebidanan komunitas. Yogyakarta ; Fitramaya.
Moerman. 2007. Growth of the birth canal in adolescent girls. American journal
of obstetric.
Mufdlilah. 2010. Pengetahuan bidan terhadap penyimpanan dan transportasi
vaksin. Jakarta.
Nadesul, Handrawan. 2006. Sehat itu murah. Jakarta PT Kompas.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). 2012. Jakarta; Badan Pusat
Statistik.
(Informed Consent)
Setelah mendapat penjelasan dengan baik tentang tujuan dan manfaat penelitian
yang berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda
Preeklampsia/Eklampsia Dengan Kepatuhan Antenatal Care di Puskesmas Taman
Sidoarjo tahun 2017, saya mengerti bahwa saya diminta untuk mengisi kuesioner dan
menjawab pertanyaan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan tingginya angka
kejadian preeklampsia/eklampsia. Saya memerlukan waktu 20-30 menit sebagaimana
yang telah dijelaskan sebelumnya. Saya memahami bahwa penelitian ini tidak membawa
resiko. Apabila ada pertanyaan yang menimbulkan respon emosional, penelitian akan
dihentikan dan peneliti akan memberikan dukungan.
Saya mengerti bahwa catatan mengenai data penelitian akan dirahasiakan, dan
kerahasiaannya ini akan dijamin. Informasi mengenai identitas saya tidak akan di tulis
pada instrument penelitian dan akan tersimpan secara terpisah di tempat yang aman.
Saya mengerti bahwa saya berhak menolak untuk berperan sebagai responden
atau mengundurkan diri setiap saat tanpa adanya sanksi atau kehilangan semua hak saya.
Saya telah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian ini atau
mengenai keterlibatan saya dalam penelitian ini, dan telah dijawab dengan memuaskan.
Secara sukarela saya sadar dan bersedia berperan dalam penelitian ini dengan
menandatangani Surat Persetujuan Menjadi Responden.
Taman,.......
Responden,
()
Saksi :
1. (tanda tangan)
2. (tanda tangan)
63
Lampiran 2
KUISIONER
Tanggal Pengisian :
No. Responden :
Petunjuk Pengisian :
3. Jawaban anda sangat kami harapkan, karena penting artinya bagi kami untuk
A. Data Umum
Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan ibu saat ini :
64
65
C. Data Observasi
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=pengetahuanresponden BY
keteraturananc
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ CC PHI
/CELLS=COUNT EXPECTED ROW
/COUNT ROUND CELL.
Dimensions Requested 2
[DataSet1] F:\ikm\fix.sav
67
68
Cases
pengetahuan responden *
108 100.0% 0 .0% 108 100.0%
keteraturan anc
keteraturan anc
% within pengetahuan
47.5% 52.5% 100.0%
responden
baik Count 17 51 68
% within pengetahuan
25.0% 75.0% 100.0%
responden
% within pengetahuan
33.3% 66.7% 100.0%
responden
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.33.
69
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.33.
Symmetric Measures
Frequencies
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=pendidikanterakhir
pengetahuanresponden keteraturananc
/PERCENTILES=100.0
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE
MEAN
/ORDER=ANALYSIS.
[DataSet2]
Statistics
pendidikan pengetahuan
terakhir responden keteraturan anc
Missing 0 0 0
Frequency Table
pendidikan terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pengetahuan responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
keteraturan anc
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequencies
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=usiaresponden pekerjaan
kehamilan
/PERCENTILES=100.0
/STATISTICS=STDDEV VARIANCE
MEAN
/ORDER=ANALYSIS.
[DataSet2] F:\ikm\fix.sav
Statistics
kehamilan
usia responden pekerjaan responden
Missing 0 0 0
Frequency Table
usia responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
73
32 1 .9 .9 100.0
pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kehamilan responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
V 1 .9 .9 100.0
ABSTRACT
One of the factors that influence the regularity of antenatal care pregnant mothers is
the level of knowledge about danbger sign oh pregnancy. The purpose of this research to find
out correlaction between knowledge of pregnant women about the sign of
preeclampsia/eclampsia with the regularity of antenatal care in Puskesmas Taman Sidoarjo
April 2017
Desaign of this research was an analytical with cross sectional desaign type. The
sampel of 108 respondents taken using probability sampling technique with simple random
sampling method. Collecting data using questionnaires for the independent variable is the
level of knowledge and the KMS pregnant mothers for the dependent variable is the
regularity of antenatal care, and then examined statistically with Chi-square test.
From the result nearly entirely ( 63%) of respondents have a enough level oh
knowledge, and the majority (66,7%) of respondents regularly do antenatal care. After doing
the statistic found P= 0,017< = 0,05, so h1 accepted which means there correlation
between knowledge of pregnant mother about the signs of preeclampsia/eclampsia with
regularity of antenatal care.
The conclusions of research. The better knowledge pregnant mothers do so more
regularly in antenatal care. So expected to for all pregnant mothers for regular antenatal
care in the do in order to monitor the health of mothe and fetus, as well as defect early the
deviation of pregnancy.
74
75
tahun 2017
Gambar V.2 Distribusi karakteristik Berdasarkan gambar V.3 dapat
B. ANALISIS DATA
Pengetahuan Frekuensi Persentase
(%) Analisis Data Hubungan pengetahuan
Kurang 40 37.0
Baik 68 63.0 dengan Kepatuhan Antenatal care
Total 108 100.0 (ANC)
Sumber : Data penelitian tahun 2017
Tabel V.3 Hubungan pengetahuan tentang
Dari tabel V.1 dapat diketahui tanda preeklampsia/eklampsia
bahwa 63%(108 responden), hampir dengan kepatuhan antenatal
seluruhnya memiliki pengetahuan baik care (ANC) di Puskesmas
tentang tanda preeklampsia/eklampsia. Taman Sidoarjo tahun 2017
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Bab II Tinjauan Teori. Derek LJ. 2001. Dasar-dasar Obstetri dan
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk Ginekologi. Edisi 6. Jakarta ; EGC.
1/. Diakses tanggal 8 Februari 2011
Duffus. 2004. Environmental Toxicology.
Arif, Mansjoer, dkk., (2000), Kapita
Jakarta; EGC.
Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica
Aesculpalus, FKUI, Jakarta. Handerson. 2006. Buku ajar konsep
kebidanan. Jakarta. EGC.
Arikunto, S .2006. Prosedur Penelitian
Haryono R, Roeshadi. 2006. Upaya
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta
Menurunkan Angka Kesakitan dan
Rineka Cipta
Kematian Ibu pada Penderita
Preeklampsia dan eklampsia.
Azwar. 2007. Metode penelitian.
http://www.library.usu.ac.id/downl
Yogyakarta ; Pustaka Pelajar.
oad/e-book/Haryono.pdf. Diakses
tanggal 8 Februari 2011
Chesley. 2004. Panduan pengelolaan
hipertensi dalam kehamilan.
Hidayat.2007.Metode Penelitian
Jakarta; EGC.
Keperawatan dan Teknik Penulisan
Ilmiah. Jakarta. Salemba Medika
Cunningham. 2005. Obstetric Williams.
Jakarta; EGC
Hoetomo. 2005. Kamus Lengkap Bhasa
Indonesia. Surabaya; Mitra Pelajar.
Depkes RI. 1998. Pedoman program
pemberantasan penyakit. Jakarta
Leveno, Kennet J. et al. 2009. Obstetri
Departemen Kesehatan RI.
Kepmenkes RI. Williams. Edisi 21. Jakarta : EGC.
Manuaba. 2008. Gawat Darurat Obstetri
Ginekologi dan Obstetri
Ginekologi Social. Jakarta; EGC.