Вы находитесь на странице: 1из 6

1.

Definisi TB Paru

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB


(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya.

Proses penularan melalui udara atau langsung seperti saat batuk. Penyakit ini
dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu:

a) Tuberkulosis paru primer yang sering terjadi pada anak. Proses ini dapat dimulai
dari proses yang disebut droplet nuklei yaitu suatu proses terinfeksinya partikel
yang mengandung da atu lebih kuman tuberkulosis yang hidup dan terhirup
serta diendapkan pada permukaan alveoli. Kemudian terjadi eksudasi dan
dilatasi pada kapiler, keluar fibrin, magrofag ke dalam ruang alveolar.
b) Tuberkulosis pasca primer, terjadi pada klien yang sebelumnya terinfeksi oleh
kuman mikobakterium tuberkulosa (A.Aziz Alimul Hidayat, 2006).

2. Etiologi

Jenis kuman berbentuk batang, ukuran panjang 14/um dan tebal 0,3 0,6/um.
Sebagian besar kuman berupa lemak/lipid sehingga kuman tahan asam dan lebih tahan
terhadap kimia, fisik. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob yang menyukai daerah yang
banyak oksigen, dalam hal ini lebih menyenangi daerah yang tinggi kandungan
oksigennya yaitu daerah apikal paru, daerah ini yang menjadi prediklesi pada penyakit
tuberculosis (Mycobacterium tuberculosis).

Faktor-faktor penyebab Mycobacterium Tuberculosis.

a. Herediter: resistensi seseorang terhadap infeksi kemungkian diturunkan secara


genetik.
b. Jenis kelamin: pada akhir masa kanak-kanak dan remaja, angka kematian dan
kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan.
c. Usia: pada masa bayi kemungkinan terinfeksi sangat tinggi.
d. Pada masa puber dan remaja dimana masa pertumbuhan yang cepat, kemungkinan
infeksi cukup tinggi karena diit yang tidak adekuat.
e. Keadaan stress: situasi yang penuh stress , kurang nutrisi, stress emosional,
kelelahan yang kronik.
3. Patofisiologi TB Paru

Penularan TB Paru terjadi karena kuman mycobacterium tuberculosis. dibatukkan


atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat
hidup dalam udara bebas selama kurang lebih 1-2 jam, tergantung pada tidaknya sinar
ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Suasana lembab dan gelap kuman
dapat tahan berhari hari sampai berbulanbulan. Bila partikel ini terhisap oleh orang
sehat maka ia akan menempel pada jalan nafas atau paruparu.

Partikel dapat masuk ke dalam alveolar, bila ukuran vartikel kurang dari 5
mikrometer. Kuman akan dihadapi terlebih dulu oleh neutropil, kemudian baru oleh
makrofag. Kebanyakan partikel ini akan dibersihkan oleh makrofag keluar dari cabang
trakea bronkhial bersama gerakan sillia dengan sekretnya. Bila kuman menetap di
jaringan paru maka ia akan tumbuh dan berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Di
sini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya.

Kuman yang bersarang ke jaringan paru akan berbentuk sarang tuberkulosis


pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau efek primer atau sarang ghon (fokus).
Sarang primer ini dapat terjadi pada semua jaringan paru, bila menjalar sampai ke pleura
maka terjadi efusi pleura. Kuman dapat juga masuk ke dalam saluran gastrointestinal,
jaringan limfe, orofaring, dan kulit. Kemudian bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar
keseluruh organ, seperti paru, otak, ginjal, tulang. Bila masuk ke dalam arteri pulmonalis
maka terjadi penjalaran keseluruh bagian paru dan menjadi TB milier. Sarang primer
akan timbul peradangan getah bening menuju hilus (limfangitis lokal), dan diikuti
pembesaran getah bening hilus (limfangitis regional). Sarang primer limfangitis lokal
serta regional menghasilkan komplek primer (range). Proses sarang paru ini memakan
waktu 38 minggu. Berikut ini menjelaskan skema tentang perjalanan penyakit TB Paru
hingga terbentuknya tuberkel ghon.
4. Tanda Dan Gejalah

Berikut ini adalah gejala penyakit TBC paru-paru yang bisa kita kenali sejak dini :

1. Ketika penderita batuk atau berdahak biasanya disertai keluarnya darah.


2. Penderita mengalami sesak napas dan nyeri pada bagian dada.
3. Penderita mengalami deman (meriang panas dingin) lebih dari sebulan
4. Penderita berkeringan pada waktu malam hari tanpa penyebab yang jelas.
5. Badan penderita lemah dan lesu
6. Penderita mengalami penurunan berat badan dikarenakan hilangnya nafsu makan
7. Urin penderita berubah warna menjadi kemerahan atau keruh. Ciri gejala ini
muncul pada kondisi selanjutnya
5. Manifestasi Klinis

Tanda tanda klinis dari penderita tuberkulosis paru sangat beragam tergantung
pada kondisi tubuh penderita, akan tetapi gejala klinis yang paling sering ditemui pada
penderita antara lain (Smeltzer & Bare, 2002 ) :

Batuk/Batuk darah
Pada penderita biasanya tampak batuk yang lama, batuk dapat mengakibatkan iritasi pada
saluran pernafasan, akan tetapi batuk juga berfungsi mengeluarkan produk radang keluar
seperti dahak.
Demam
Sering terjadi demam pada kondisi tertentu malahan kadang kadang terjadi peningkatan
suhu tubuh biasa mencapai 39 40 C, karena kondisi ini terpengaruh akan daya tahan
tubuh terhadap infeksi kuman tuberkulosis.
Sesak nafas
Biasa terjadi jika kondisi penyakit sudah pada tahap yang kronis, dimana telah terjadi
komplikasi pada paruparu seperti terjadi efusi pleura, pneumothorak dan abses paru.
Nyeri dada
Gejala ini jarang terjadi, ini akibat terjadi infiltrasi radang yang sudah mencapai pleura
sehingga menimbulkan pleuritis atau radang pleura. Tampak inspirasi dan ekspirasi yang
tidak normal.
Malaise
Gejala sering ditemukan berupa tidak nafsu makan (anoreksia), berat badan turun secara
drastis, pusing, nyeri otot dan lain sebagainya
6. Terapi Medis

7. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Soeparman (1994), ada beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat


dilakukan pada pemeriksaan TB Paru, sebagai berikut:

Photo thorak
Pada sebagian besar TB paru, diagnosis terutama ditegakkan dengan pemeriksaan
dahak secara mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks. Namun pada kondisi
tertentu pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan sesuai dengan indikasi sebagai
berikut:
a) Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus ini
pemeriksaan foto toraks dada diperlukan untuk mendukung diagnosis TB paru
BTA positif.
b) Ketiga spesimen dahak hasilnya tetap negatif setelah 3 spesimen dahak SPS
pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan
setelah Pasien tersebut diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat yang
memerlukan penanganan khusus (seperti: pneumotorak, pleuritis eksudativa,
efusi pericarditis atau efusi pleural) dan pasien yang mengalami hemoptisis
berat (untuk menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma).
Radiologi

Pada hasil foto toraks posterior anterior (PA), lateral terlihat gambaran infiltrat
atau nodular terutama pada lapangan atas paru, terlihat kavitas, serta tuberkuloma atau
tampak seperti bayangan atau coin lesion. Pada TB primer tampak gambaran radiologi
berupa infiltrat pada paru-paru unilateral yang disertai pembesaran kelenjar limfe di
bagian infiltrat berada.

Mikrobiologi

Pemeriksaan sputum sebanyak 3 kali setiap hari, berdasarkan pemeriksaan pada


basil tahan asam (BTA) guna memastikan hasil diagnosis. Akan tetapi hanya 30% 70%
saja yang dapat didiagnosis dengan pemeriksaan ini karena diduga tidak terlalu sensitif.

Biopsi jaringan

Dilakukan terutama pada penderita TB kelenjar leher dan bagian lainnya, dimana
dari hasil terdapat gambaran perkejuan dengan sel langerhan akan tetapi bukanlah
merupakan diagnosis positif dari tuberkulosis oleh karena dasar dari diagnosis yang
positif adalah ditemukannya kuman mycobacterium tuberkulosa.

Bronkoskopi

Hasil dari biopsi pleura dapat memperlihatkan suatu gambaran dan dapat
digunakan untuk bahan pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA).

Tes tuberculosis

Tes mantouk diberikan dengan menyuntikan 0,1 cc Derivat Protein Murni (PPD)
secara intra muskuler (IM), kemudian dapat terlihat dalam 48 72 jam setelah dites,
dikatakan positif bila diameter durasi lebih besar dari 10 mm. Gambar berikut ini
merupakan gambaran pemeriksaan tes mantouk.

Tes Peroksida Anti Peroksidase (PAP)

Merupakan uji serologi imunoperoksidase mengunakan alat histogen


imunoperoksidase skrining untuk menentukan IgG sepesifik terhadap basil tuberkulosis
paru.

8. Terapi Non Farmakologi


o Sering berjemur dibawah sinar matahari pagi (pukul 6-8 pagi).
o Memperbanyak istirahat (bedrest).
o Diet sehat, dianjurkan mengkonsumsi banyak lemak dan vitamin A untuk
membentuk jaringan lemak baru dan meningkatkan sistem imun.
o Menjaga sanitasi/kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal.
o Menjaga sirkulasi udara di dalam rumah agar selalu berganti dengan
udara yang baru.
o Berolahraga, seperti jalan santai di pagi hari.

Rencana Keperawatan

Dx 1: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret ditandai dengan

DS : -Klien mengeluh sesak nafas

-Klien emgatakan mengeluarkan lender

Tujuan / Kriteria

Jalan nafas dapat di pertahankan degan kriteria

- Mengeluarkan secret tanpa bantuan


- Stridor tidak ada

Rencana Keperawatan

o Kaji fungsi pernapasan contoh bunyi nafas, kecepatan, irama dan kedalaman, serta
penggunaan otot aksesoris
o Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa/batuk efektif catat karakter, jumlah
spurum dan hemoptysis
o Beri posisi semi atau fowler tinggi, bantu klien untuk batuk dan latihan nafas dalam
o Bersihkan secret dari mulut dan trachea pengisapan sesuai keperluan
o Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml.hari kecuali kontradiksi

Dx 2 : Resiko tinggi infeksi (penyebaran / aktifaasi ulang) berhubungan degan pertahanan primer tidak
adekuat, penurunan kerja silia/ stasis sekret .

DX 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan degan adanya infeksi kronik

Вам также может понравиться