Вы находитесь на странице: 1из 3

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan
Apendiks disebut juga umbai cacing. Fungsi organ ini tidak diketahui namun sering
menimbulkan masalah kesehatan. Peradangan akut apendiks memerlukan tindakan bedah
segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya.

2.2 Anatomi
Apendiks Vermiformis merupakan derivat dan evolusi dari caecum. Pada bayi, apendiks
tampak sebagai divertikulum berbentuk seperti kerucut, terletak pada ujung inferior dari
caecum. Dengan tumbuh kembang bayi dan perkembangan dari caecum maka apendiks
terletak pada sisi kiri dan dorsal + 2,5 cm dari katub ileocaecal.
Dinding apendiks terdiri dari semua lapisan dinding usus, tiga taenia koli membentuk
lapisan luar dari lapisan muskulus longitudinal . Pertemuan ketiga taenia koli merupakan
letak basis apendiks dan merupakan petunjuk posisi apendiks. Posisi basis apendiks dengan
caecum adalah konstan, dimana sisi bebas apendiks ditemukan pada berbagai variasi
misalnya: pelvic, retrocaecal, retroileal.
Jaringan limfoid apendiks mulai tampak setelah usia 2 minggu setelah lahir. Jumlah
folikel limfoid akan meningkat secara bertahap hingga mencapai puncaknya yaitu sekitar 200
folikel pada usia 12 20 tahun. Setelah umur 30 tahun folikel limfoid ini akan berkurang
setengahnya dan kemudian akan menghilang atau tinggal sisa-sisanya pada umur 60 tahun.
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (beranjak 3-15
cm), dan diameter 0.7 cm. Di pangkal apendiks terdapat valvula apendicularis (Gerlachi).
Lumennya sempit di bagian proksimal dan lebar di bagian distal. Namun demikian, pada
bayi, apendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya.
Keadaan ini mungkin menjadi sebab rendahnya insiden appendisitis pada usia itu. Pada 65%
kasus, apendiks terletak intraperitoneal. Kedudukan itu memungkinkan apendiks bergerak
dan ruang geraknya bergantung pada mesoapendiks penggantungnya.
Pada kasus selebihnya apendiks terletak retroperitoneal, yaitu di belakang sekum, di
belakang colon asendens atau di tepi lateral colon asendens. Gejala klinik apendisitis
ditentukan oleh letak apendiks.
Persarafan parasimpatis berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti a. Mesenterica
superior dan a. Apendicularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari n.toracalis X.
Karena itu nyeri visceral pada apendistis bermula disekitar umbilicus.
Perdarahan apendiks berasal dari a.apendicularis yang merupakan arteri tanpa kolateral.
Jika arteri ini tersumbat, misalnya trombosis pada infeksi, apendiks akan mengalami
ganggren.

2.3 Fisiologi
Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml perhari. Lendir itu secara normal dicurahkan ke
dalam lumen dan selanjutnya mengalir kedalam lumen. Hambatan aliran di muara apendiks
tampaknya berperan pada patogenensis apendisitis.
Imunoglobulin sekretor yang dihasilkan oleh GALT (gut associated lymphoid tissue)
yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk apendiks, ialah IgA. Imunoglobulin itu
sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun demikian pengangkatan apendiks
tidak mempengaruhi sistem imun tubuh sebab jumlah jaringan limfe disini kecil sekali jika
dibandingkan dengan jumlah disaluran cerna dan seluruh tubuh.

2.4 Apendisitis Akut


A. Epidemiologi
Apendisitis akut atau radang apendiks akut merupakan kasus infeksi intraabdominal
yang sering dijumpai di negara-negara maju, sedangkan pada negara berkembang
jumlahnya lebih sedikit, namun dalam tiga dasawarsa terakhir menurun secara bermakna.
Kejadian ini diduga disebabkan oleh menurunnya pengkonsumsian makanan berserat
dalam menu sehari-hari.
Insiden pada laki-laki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali pada usia 20-30
tahun, insiden pada laki-laki lebih tinggi. Apendisitis dapat menyerang orang dalam
berbagai umur, umumnya menyerang orang dengan usia dibawah 40 tahun, khususnya
antara 8 sampai 14 tahun, dan sangat jarang terjadi pada usia dibawah 2 tahun.

B. Etiologi
Apendisitis akut merupakan infeksi bakteria. Apendisitis dapat terjadi karena
berbagai macam penyebab, antara lain obstruksi oleh fecalith, tumor, atau bahkan oleh
cacing (Oxyurus vermicularis), akan tetapi paling sering disebabkan obstruksi oleh
fecalith. Hasil observasi epidemiologi juga menyebutkan bahwa obstruksi fecalith adalah
penyebab terbesar.
Penelitian epidemiologi menunjukan peran kebiasaan makan makanan rendah serat
dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan menaikkan
tekanan intrasekal. Yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan
meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Hal ini akan mempermudah
timbulnya apendisitis akut.

Вам также может понравиться