Вы находитесь на странице: 1из 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Umumnya indikator derajat kesehatan suatu Negara dilihat dari kesehatan

ibu dan anak yang berkualitas dan rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi (AKB) (Manuaba, 2010).Berdasarkan pengamatan

World Health Organization (WHO), AKI adalah sebesar 500.000 jiwa dan AKB

sebesar 10.000.000 jiwa setiap tahunnya.Jumlah tersebut sebenarnya masih

diragukan karena besar kemungkinan kematian ibu dan bayi yang tidak

dilaporkan (Prawirohardjo, 2010).

Menurut Prawirohardjo (2010) Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi

atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan

normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9

bulan menurut kalender internasional.

Terkait dengan pelayanan kesehatan ibu hamil, hasil Riskesdas 2013

menunjukkan cakupan pelayanan antenatal bagi ibu hamil semakin

meningkat.Hal ini memperlihatkan semakin membaiknya akses masyarakat

terhadap pelayanan antenatal oleh petugas kesehatan. Cakupan pelayanan

antenatal pertama kali tanpa memandang trimester kehamilan (K1 akses)

meningkat dari 92,7% pada tahun 2010 menjadi 95,2% pada tahun 2013.

1
2

Peningkatan akses ini juga sejalan dengan cakupan ibu hamil yang mendapat

pelayanan antenatal pertama pada trimester pertama kehamilan (K1 Trimester

1), yaitu dari 72,3% pada tahun 2010 menjadi 81,3% pada tahun 2013.

Demikian pula pada tahapan selanjutnya, cakupan pelayanan antenatal

sekurang-kurangnya empat kali kunjungan (K4) juga meningkat dari 61,4%

pada tahun 2010 menjadi 70,0% pada tahun 2013 (Depkes, 2013).

Berdasarkan SDKI 2012, di Indonesia rata-rata AKI tercatat mencapai

359 per 100 ribu kelahiran hidup.Rata-rata kematian ini jauh melonjak

dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu (SDKI,

2012).AKB di Indonesia masih tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan

negara lain di kawasan ASEAN.Berdasarkan Human Development Report

2010, AKB di Indonesia mencapai 31 per 1.000 kelahiran (SDKI, 2012).

AKI yang terjadi di Provinsi Banten terbilang masih cukup

tinggi.Angkanya masih menembus 189/100.000 kelahiran.Sementara target

penekanan AKI yang tercantum dalam Millenium Development Goals (MDGs)

harus tercapai 102/100.000 kelahiran (BKKBN, 2013).AKB di Provinsi Banten

pada tahun 2013 sebesar 32/1000 kelahiran hidup (Pusdatin, 2013).

Adapun kematian ibu di kota tangerang tahun 2008 tercatat sebanyak 10

orang dari kelahiran 48.400 persalinan dan kematian bayi tercatat sebanyak 24

orang dari kelahiran 34,593 kelahiran hidup. (Dinas Kesehatan Kota

Tangerang,2007)
3

AKI di Kabupaten Tangerang pada tahun 2006 sebesar 19/100.000

kelahiran hidup, pada tahun 2007 sebesar 40/100.000 kelahiran hidup, pada

tahun 2008 sebesar 39/100.000, pada tahun 2009 sebesar 22/100.000, pada

tahun 2010 sebesar 33/100.000 kelahiran hidup. Adanya kenaikan dan

penurunan AKI di Kabupaten Tanggerang belum mencapai target yang di

tetapkan oleh pemerintah. Dan AKB di Kabupaten Tangerang pada tahun 2005

sebesar 130/1000 kelahiran hidup, pada tahun 2006 sebesar 88/1000 kelahiran

hidup, pada tahun 2007 sebesar 93/1000 kelahiran hidup, pada tahun 2008

sebesar 102/1000 kelahiran hidup, pada tahun 2009 sebesar 111/1000 kelahiran

hidup, pada tahun 2010 sebesar 74/1000 kelahiran hidup. Adanya kenaikan dan

penurunan AKB di Kabupaten Tanggerang belum mencapai target yang di

tetapkan oleh pemerintah (Dinkes Kab.Tangerang, 2010).

Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu

langsung.Pola penyebab langsung di mana-mana sama yaitu perdarahan 25%

biasanya perdarahan pasca persalinan, sepsis 15%, hipertensi dalam kehamilan

12%, partus macet 8%, komplikasi aborsi tidak aman 13% dan sebab lain-lain

8%. Sedangkan pada neonatal, penyebab kematian yang biasanya terjadi adalah

asfiksia, trauma kelahiran, infeksi, prematuritas, kelainan bawaan dan sebab-

sebab lain. Jika tidak meninggal, keadaan ini akan meninggalkan masalah bayi

dengan cacat. Kondisi ini lebih diperparah lagi dengan kondisi yang sering

disebut dengan 3 terlambat yaitu terlambat mengambil keputusan dan


4

mengenali tanda bahaya, terlambat dirujuk dan terlambat mendapatkan

penanganan medis (Prawirohardjo, 2010).

Penyebab langsung kematian ibu hampir 90 persen terjadi pada saat

persalinan dan segera setelah persalinan.Sementara itu, risiko kematian ibu juga

makin tinggi akibat adanya faktor keterlambatan, yang menjadi penyebab tidak

langsung kematian ibu.Ada tiga risiko keterlambatan, yaitu terlambat

mengambil keputusan untuk dirujuk (termasuk terlambat mengenali tanda

bahaya), terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat keadaan darurat dan

terlambat memperoleh pelayanan yang memadai oleh tenaga

kesehatan.Sedangkan pada bayi, dua pertiga kematian terjadi pada masa

neonatal (28 hari pertama kehidupan).Penyebabnya terbanyak adalah bayi berat

lahir rendah dan prematuritas, asfiksia (kegagalan bernapas spontan) dan

infeksi (Depkes, 2012).

Untuk menurunkan AKI dan AKB, Menkes menetapkan kebijakan baru

diantaranya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang

berkualitas melalui peningkatan pelayanan outreach berbasis fasilitas,

peningkatan akses layanan KB terutama bagi ibu pasca melahirkan dan

kelompok unmet need melalui pelayanan kesehatan reproduksi terpadu, dan

memperkuat fungsi bidan desa, memperkuat sistem rujukan, dan mengurangi

hambatan finansial (Depkes, 2013).


5

1.2 Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan sacara

komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan BBL dengan

menggunakan pendekatan Manajemen Varney kemudian malakukan

pendokumentasian dengan SOAP

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin ( intranatal

care) dengan presentasi bokong.

2. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan akseptor KB

IMPLANT.

1.3 Manfaat

1.3.1. Penulis

Manfaat penulisan laporan ini bagi penulis yaitu merupakan

pengalaman yang sangat berharga untuk menambah wawasan, ilmu

pengetahuan serta pengembangan kemampuan ( life skil) mengenai

asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan presentasi bokong dan KB.

1.3.2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

masukan bagi instansi yang terkait dalam menentukan kebijakan

terhadap upaya peningkatan mutu pelayanan kebidanan. Selain itu juga


6

laporan ini bisa dijadikan sebagai dokumentasi yang dapat dijadikan

referensi di perpustakaan, sehingga bisa meningkatkan pengetahuan

mahasiswa yang lain.

1.3.3. Bagi Klien

Manfaat bagi klien diharapkan ibu bisa mendapatkan pelayanan

kebidanan dari ibu bersalin hingga ibu ber-KB.

Вам также может понравиться