Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KATA PENGANTAR............................................. .. i
DAFTAR ISI...... ii
BAB I.................................................................................................. 1
PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........ 1
1.2 Dimensi Peningkatan Mutu 1
1.3 Teori dan Model Peningkatan Mutu Sekolah. 3
BAB II................................................................................................. 7
PEMBAHASAN............. 7
2.1 Kelebihan ................... 7
2.2 Kekurangan ................ 7
BAB III.................................................................................................. 8
PENUTUP............. 8
3.1 Kesimpulan 8
DAFTAR PUSTAKA.. 9
CRITICAL BOOK REPORT
PROFESI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Sani susanti Spd Mpd
MANAJEMEN PENDIDIKAN
OLEH :
JURUSAN FISIKA
2017
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya makalah ini dapat
terselesaikan, meskipun banyak kekurangan di sana- sini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PROFESI PENDIDIKAN dalam
makalah ini dijelaskan tentang Dimensi Peningkatan Mutu, Teori dan Model Peningkatan Mutu
Sekolah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk membantu dalam memahami tentang dari
Dimensi Peningkatan Mutu, Teori dan Model Peningkatan Mutu Sekolah
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu masukan
dan kritikan sangat saya harapkan untuk penyusunan yang lebih baik.
Penyusun,
Penulis
IDENTITAS BUKU
1. Identitas Buku
Buku ini memiliki cover berwarna abu-abu dengan disertai gambar-gambar seorang siswa
yang ingin menuntut ilmu sampai kejenjang universitas,dan terdapat gambar topi yang
menunjukkan jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai ke jenjang
universitas,sehingga buku ini terlihat jelas bahwa buku ini berisi tentang pendidikan
dengan melalui gambar.
Pendahuluan
Latar Belakang
Model merupakan terminologi yang sering kali digunakan untuk menunjuk teori.
Model dan teori ini sering bergantian untuk menunjukkan hal yang sama. Bell (2004)
menguraikan perbedaan antara teori dan model, kalau teori murni bersifat abstraksi dari
suatu kondisi masyarakat tertentu di mana menjelaskan suatu fenomena, maka model
merupakan perwujudan teori dalam suatu struktur hubungan sebab dan akibat yang
divisualisasikan.
Salah satu teori peningkatan mutu sekolah menekankan pada peran kultur sekolah
dalam rangka model The Total Quality Management (TQM). Teori ini menjelaskan
bahwa mutu sekolah mencangkup tiga kemampuan, yaitu: kemampuan akademik, sosial,
dan moral. Meski demikian, pada umumnya yang mendapatkan penekanan adalah
kemampuan akademik, yang dengan mudah dapat diukur untuk dievaluasi secara
kuantitatif.
Menurut teori ini, mutu sekolah ditentukan oleh tiga variable, yakni kultur
sekolah, proses belajar mengajar, dan realitas sekolah. Kultur sekolah merupakan nilai-
nilai, kebiasaan-kebiasaan, upacara-upacara, slogan-slogan, dan berbagai perilaku yang
telah lama terbentuk di sekolah dan diteruskan dari satu angkatan ke angkatan berikutnya,
baik secara sadar maupun tidak. Kultur ini diyakini memengaruhi perilaku seluruh
komponen sekolah, yaitu: guru, kepala sekolah, staf administrasi, siswa, dan juga orang
tua siswa. Kultur yang kondusif bagi peningkatan mutu akan mendorong perilaku warga
ke arah peningkatan mutu sekolah, sebaliknya kultur yang tidak kondusif akan
menghambat upaya menuju peningkatan mutu sekolah.
Kultur sendiri dipengaruhi oleh dua variable, yaitu: variable pengaruh eksternal
dan realitas sekolah itu sendiri. Pengaruh eksternal dapat berupa kebijakan pendidikan
yang dikeluarkan pemerintah, perkembangan media masa, dan lain sebagainya. Realitas
adalah keadaan dan kondisi yang dimiliki sekolah. Hubungan antara keduanya bersifat
resiprokal, bersifat timbal balik. Realitas sekolah memengaruhi kultur sekolah, tetapi
kultur pada gilirannya juga memengaruhi realitas sekolah.
Realitas sekolah adalah kondisi faktual yang ada di sekolah, baik kondisi fisik
seperti gedung dan fasilitasnya; seperti atap kelas bocor, kamar mandi tidak memiliki air
yang cukup, kelas bising karena lokasi di tepi jalan besar, maupun non fisik seperti
hubungan antar guru tidak harmonis, dan peraturan sekolah yang ada kelewat kaku.
Pandangan
Realitas Mutu akademik
pengalaman
sekolah sosial dan moral
sekolah
Faktor Kurikulum
internal PBM
Teori kedua merupakan peningkatan mutu yang dipengaruhi olehh apa yang disebut teori
organizing business for excelency yang dikembangkan oleh Andrew Tani (2004), teori ini
menekankan pada keberadaan sistem organisasi yang mampu merumuskan dengan jelas visi,
misi, dan srategi untuk mencapai tujuan optimal.
Teori ini menjelaskan bahwa peningkatan mutu sekolah berawal dan dimulai dari
dirumuskan visi sekolah. Visi merupakan sebagai gambaran masa depan menjadi realitas.
Konsep misi mengan dung dua aspek, yaitu aspek abstrak dan konkret. Misi mengandung aspek
abstrak dalam wujud perlunya kepemimpinan. Kepemimpinan sesuatu yang tidak tampak.
Kepemimpinan yang hidup dalam suatu sekolah akan melahirkan kultur sekolah. Bagaimana
sifat dan bentuk kultur sekolah sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan sekolah. Jadi
kepemimpinan dan kultur sekolah merupakan sisi abstrak dari konsep misi.
Strategi Infra
program struktur
Pmb Mutu
Visi Misi
kepemimpinan Kultur
Di pihak lain, misi juga mengandung sesuatu yang bersifat konkret yakni strategi dan
program, yang dapat dirumuskan dalam rencana tertulis. Strategi dan program dapat diketahui
secara umum, karena strategi dan progtam berkaitan erat dengan infrastruktur sekolah.
Teori peningkatan mutu dalam buku ini disebut model empat, karena mengandung empat
variabel yang langsung memengaruhi kualitas program belajar mengajar sebagai penentu
peningkatan mutu. Model ini sangat dipengaruhi oleh model ekselensi organisasi tersebut diatas.
Sebagaimana dapat dilihat pada gambar 1.3.
Nilai- Kultur
nilai
Manajerial
srategi instrastruktur
Teori ini menjelaskan bahwa mutu sekolah merupakan hasil dari pengaruh proses belajar
mengajar. Seberapa tinggi kualitas rosesblajar mengajar akan menunjukkan seberapa tinggi
kualitas sekolah. Kualitas sekolah berawal dari adanya visi sekolah, yang kemudian dijabarkan
dalam misi sekolah.
Bab II
Pembahasan
Cover : berwarna abu-abu dengan disertai gambar-gambar seorang siswa yang ingin
menuntut ilmu sampai kejenjang universitas,dan terdapat gambar topi yang menunjukkan
jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai ke jenjang universitas,sehingga
buku ini terlihat jelas bahwa buku ini berisi tentang pendidikan dengan melalui gambar.
Cangkupan materi : materi dalam buku ini mudah dipahami oleh setiap pembaca dan
pada setiap materi disertai juga dengan contoh, dan gambar struktur sehingga semakin
memudahkan pembaca dalam memahami maksud dari materi tersebut.
Bahasa : bahasa yang digunakan dalam buku ini ada bahasa baku yang mudah dipahami
oleh setiap pembaca, walaupun juga terdapat beberapa kata yang kurang dimengerti.
Cover : pada buku ini hanya menunjukkan bahwa pendidikan dimulai dari pendidikan
dasar (SD) sampai ke jenjang universitas (bangku kuliah), sedangkan seharusnya
pendidkan itu dimulai dari taman kanak-kanak ataupn pendidikan anak usia dini hingga
sampai ke jenjang universitas (bangku kuliah).
Cangkupan materi: pada buku ini tidak banyak memberi gambar ataupn struktur dalam
pendidiakan
Bahasa : masih terdapat beberapa kata yang kurang dimengerti ataupun dipahami oleh
pembaca.
Bab III
Penutup
Simpulan
maka kualitas tidak hanya terkait dengan standar kualitas tersebut. Melainkan terdapat
tolak ukur lain. Misalnya, bagaimana pencapaian siswa dalam lomba-lomba ilmu pengetahuan
seperti olimpiade yang berjenjang dari mulai tingkat kabupaten, provinsi, sampai tingkat
internasional.
Konsep adalah abstraksi sesuatu yang tidak memiliki predikat sehingga tidak memiliki
variabilitas. Teori ini harus memiliki variable, tidak cukup konsep,karena untuk dilihat
keterkaitan satu dengan yang lainnya. Hubungan atau keterkaitan dua atau lebih variable
dinamakan proposisi.
Kultur sendiri dipengaruhi oleh dua variable, yaitu: variable pengaruh eksternal dan
realitas sekolah itu sendiri. Pengaruh eksternal dapat berupa kebijakan pendidikan yang
dikeluarkan pemerintah, perkembangan media masa, dan lain sebagainya. Realitas adalah
keadaan dan kondisi yang dimiliki sekolah. Hubungan antara keduanya bersifat resiprokal,
bersifat timbal balik.
Daftar Pustaka
Prof. Zamroni, Ph. D. 2013. Manajemen Pendidikan SuatuUsaha Meningkatkan Mutu Sekolah.
Yogyakarta: Ombak