Вы находитесь на странице: 1из 13

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................. .. i
DAFTAR ISI...... ii

BAB I.................................................................................................. 1
PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........ 1
1.2 Dimensi Peningkatan Mutu 1
1.3 Teori dan Model Peningkatan Mutu Sekolah. 3

BAB II................................................................................................. 7
PEMBAHASAN............. 7
2.1 Kelebihan ................... 7
2.2 Kekurangan ................ 7

BAB III.................................................................................................. 8
PENUTUP............. 8
3.1 Kesimpulan 8

DAFTAR PUSTAKA.. 9
CRITICAL BOOK REPORT
PROFESI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Sani susanti Spd Mpd

MANAJEMEN PENDIDIKAN

Suatu Usaha Meningkatkan Mutu Sekolah

OLEH :

Nur Adellah (4163121010)

PENDIDIKAN FISIKA REGULER B 2016

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya makalah ini dapat
terselesaikan, meskipun banyak kekurangan di sana- sini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PROFESI PENDIDIKAN dalam
makalah ini dijelaskan tentang Dimensi Peningkatan Mutu, Teori dan Model Peningkatan Mutu
Sekolah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk membantu dalam memahami tentang dari
Dimensi Peningkatan Mutu, Teori dan Model Peningkatan Mutu Sekolah

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu masukan
dan kritikan sangat saya harapkan untuk penyusunan yang lebih baik.

Medan, Februari 2017

Penyusun,

Penulis
IDENTITAS BUKU
1. Identitas Buku

Buku ini memiliki cover berwarna abu-abu dengan disertai gambar-gambar seorang siswa
yang ingin menuntut ilmu sampai kejenjang universitas,dan terdapat gambar topi yang
menunjukkan jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai ke jenjang
universitas,sehingga buku ini terlihat jelas bahwa buku ini berisi tentang pendidikan
dengan melalui gambar.

Jenis Buku : Buku


Judul buku : Manajemen Pendidikan suatu usaha untuk meningkatkan mutu sekolah
Penulis : Prof. Zamroni, Ph.D.
Tata letak : Nanjar Tri Mukti
Sampul : Dian Qamajaya
Penerbit : Ombak, 2013
Bab : 1 samapi 3
Ketebalan : 69-73
ISBN : 978-602-258-086-7
DOI :-
Materi : Dimensi Peningkatan Mutu, Teori dan Model Peningkatan Mutu Sekolah
Bab I

Pendahuluan

Latar Belakang

Pengembangan sumber daya manusia, dari aspek pendidikan, berarti mengembangkan


pendidikan baik aspek kuantitas maupun kualitas. Aspek kuantitas menekankan pada perluasan
sekolah sehingga penduduk memiliki akses untuk bisa mendapatkan pelayanan pendidikan, tidak
memandang latar belakang mereka.sehingga penduduk yang berpendapatan rendah dan yang
tinggal di pelosok sekali pun, bisa menyekolahkan anak-anak mereka. Dengan demikian jumlah
sekolah dan fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan sekolah disesuaikan dengan
kebutuhan.

A. Dimensi Peningkatan Mutu


Peningkatan mutu sekolah adalah suatu proses yang sistematis dan terus menerus
untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan factor-faktor yang berkaitan
dengan itu,dengan tujuan agar yang menjadi target sekolah dapat dicapai dengan lebih
efektif dan efisien. Peningkatan mutu berkaitan dengan target yang harus dicapai, proses
untuk mencapai dan factor-faktor yang terkait. Dalam peningkatan mutu ada dua aspek
yang perlu mendapatkan perhatian, yakni aspek kualitas hasil dan aspek proses mencapai
hasil tersebut.
1. Peningkatan Kualitas Lulusan
Dalam pengertian yang paling dasar pada kurikulum berbasis kompetensi
(KBK). Kualitas lulusan adalah tercapainya standar kompetensi lulusan (SKL)
yang telah ditetapkan oleh menteri pendidikan. Standar kompetensi tersebut
terkait dengan jenjang pendidikan, jenis sekolah, kelas, dan mata pelajaran.
Disebut berkualitas manakala lulusan dapat mencapai standar yang telah
ditentukan.
Dalam pengertian yang lebih luas maka kualitas tidak hanya terkait
dengan standar kualitas tersebut. Melainkan terdapat tolak ukur lain.
Misalnya, bagaimana pencapaian siswa dalam lomba-lomba ilmu pengetahuan
seperti olimpiade yang berjenjang dari mulai tingkat kabupaten, provinsi,
sampai tingkat internasional. Terdapat juga lomba di bidang seni, seperti
lomba mengarang, melukis, dan lomba paduan suara. Di samping itu, terdapat
juga lomba olah raga.
2. Peningkatan Kualitas Proses Belajar Mengajar
Inti dari sekolah adalah interaksi guru dan siswa, khususnya di ruang-
ruang tertentu di sekolah. Ruang-ruang tersebut bisa berupa ruang kelas, ruang
leb, ruang praktik, lapangan olah raga, ataupun fasilitas lainnya yang
memungkinkan berlangsungnya interaksi antara guru dan siswa. Kualitas
proses belajar mengajar ditantukan oleh kualitas interaksi guru-siswa tersebut.
Kemampuan atau kompetensi guru merupakan penguasaan materi yang akan
diajarkan dan penguasaan metodologi pembelajaran. Dalam pengertian yang
lebih umum penguasaan metodologi adalah penguasaan pedagogik. Yakni
penguasaan ilmu pendidikan, termasuk di dalamnya kemampuan
menyampaikan bahan yang diajarkan, kemampuan menelola kelas,
kemampuan memahami siswa dengan segala perbedaan yang dimiliki, serta
lain sebagainya. Kemampuan pedagogik dan kemampuan personal telah
dijelaskan diatas. Sedangkan kemampuan personal adalah kemampuan yang
terkait dengan diri pribadi, seperti jujur, bisa menjadi teladan menunjukkan
sikap tegas dan berwibawa, rapi dan sebagainya.
Kemampuan guru adalah sifat positif guru terhadap tugas-tugas
profesional mengajar, yang tercermin pada dedikasi pada tugas-tugas tersebut.
Dedikasi inilah yang menimbulkan sengat dan tekat dalam proses belajar
mengajar.

B. Teori dan Model Peningkatan Mutu Sekolah


Teori ini merupakan serangkaian konsep, variable, dan proposisi yang memiliki
keterkaitan kausalitas sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh yang dapat
menjelaskan suatu fenomena. Konsep adalah abstraksi sesuatu yang tidak memiliki
predikat sehingga tidak memiliki variabilitas. Teori ini harus memiliki variable, tidak
cukup konsep,karena untuk dilihat keterkaitan satu dengan yang lainnya. Hubungan atau
keterkaitan dua atau lebih variable dinamakan proposisi.

Model merupakan terminologi yang sering kali digunakan untuk menunjuk teori.
Model dan teori ini sering bergantian untuk menunjukkan hal yang sama. Bell (2004)
menguraikan perbedaan antara teori dan model, kalau teori murni bersifat abstraksi dari
suatu kondisi masyarakat tertentu di mana menjelaskan suatu fenomena, maka model
merupakan perwujudan teori dalam suatu struktur hubungan sebab dan akibat yang
divisualisasikan.

Salah satu teori peningkatan mutu sekolah menekankan pada peran kultur sekolah
dalam rangka model The Total Quality Management (TQM). Teori ini menjelaskan
bahwa mutu sekolah mencangkup tiga kemampuan, yaitu: kemampuan akademik, sosial,
dan moral. Meski demikian, pada umumnya yang mendapatkan penekanan adalah
kemampuan akademik, yang dengan mudah dapat diukur untuk dievaluasi secara
kuantitatif.
Menurut teori ini, mutu sekolah ditentukan oleh tiga variable, yakni kultur
sekolah, proses belajar mengajar, dan realitas sekolah. Kultur sekolah merupakan nilai-
nilai, kebiasaan-kebiasaan, upacara-upacara, slogan-slogan, dan berbagai perilaku yang
telah lama terbentuk di sekolah dan diteruskan dari satu angkatan ke angkatan berikutnya,
baik secara sadar maupun tidak. Kultur ini diyakini memengaruhi perilaku seluruh
komponen sekolah, yaitu: guru, kepala sekolah, staf administrasi, siswa, dan juga orang
tua siswa. Kultur yang kondusif bagi peningkatan mutu akan mendorong perilaku warga
ke arah peningkatan mutu sekolah, sebaliknya kultur yang tidak kondusif akan
menghambat upaya menuju peningkatan mutu sekolah.

Kultur sendiri dipengaruhi oleh dua variable, yaitu: variable pengaruh eksternal
dan realitas sekolah itu sendiri. Pengaruh eksternal dapat berupa kebijakan pendidikan
yang dikeluarkan pemerintah, perkembangan media masa, dan lain sebagainya. Realitas
adalah keadaan dan kondisi yang dimiliki sekolah. Hubungan antara keduanya bersifat
resiprokal, bersifat timbal balik. Realitas sekolah memengaruhi kultur sekolah, tetapi
kultur pada gilirannya juga memengaruhi realitas sekolah.

Realitas sekolah adalah kondisi faktual yang ada di sekolah, baik kondisi fisik
seperti gedung dan fasilitasnya; seperti atap kelas bocor, kamar mandi tidak memiliki air
yang cukup, kelas bising karena lokasi di tepi jalan besar, maupun non fisik seperti
hubungan antar guru tidak harmonis, dan peraturan sekolah yang ada kelewat kaku.

kualitas kurikulum Dn proses belajar mengajar (PBM) merupakan variable ketiga


yang memengaruhi mutu sekolah. Dampak variabel kualitas kurikulum dan PBM atas
mutu sekolah amat jelas. Bahkan diyakini merupakan variabel yang paling dekat dan
paling menentukan mutu lulusan. Sebagaimana dapat dilihat pada gambar 1.1, kualitas
kurikulum dan PBM memiliki hubungan timbale balik dengan realitas sekolah. Kualitas
kurikulum dan PBM juga dipengaruhi oleh faktor internal sekolah. Faktor internal adalah
aspek kelembangan dari sekolah, seperti bagaimana struktur organisasi sekolah,
bagaimana pemilihan kepala sekolah dilaksanakan, dan lain sebagainya. Faktor internal
sekolah ini juga akan memengaruhi pandangan dan pengalaman sekolah, selain itu
pandangan dan pengalaman sekolah juga akan dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Faktor Kultur
eksternal sekolah

Pandangan
Realitas Mutu akademik
pengalaman
sekolah sosial dan moral
sekolah

Faktor Kurikulum
internal PBM

Gambar 1.1. Peningkatan Mutu Sekolah Model (TQM)

Teori kedua merupakan peningkatan mutu yang dipengaruhi olehh apa yang disebut teori
organizing business for excelency yang dikembangkan oleh Andrew Tani (2004), teori ini
menekankan pada keberadaan sistem organisasi yang mampu merumuskan dengan jelas visi,
misi, dan srategi untuk mencapai tujuan optimal.

Teori ini menjelaskan bahwa peningkatan mutu sekolah berawal dan dimulai dari
dirumuskan visi sekolah. Visi merupakan sebagai gambaran masa depan menjadi realitas.
Konsep misi mengan dung dua aspek, yaitu aspek abstrak dan konkret. Misi mengandung aspek
abstrak dalam wujud perlunya kepemimpinan. Kepemimpinan sesuatu yang tidak tampak.
Kepemimpinan yang hidup dalam suatu sekolah akan melahirkan kultur sekolah. Bagaimana
sifat dan bentuk kultur sekolah sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan sekolah. Jadi
kepemimpinan dan kultur sekolah merupakan sisi abstrak dari konsep misi.
Strategi Infra
program struktur

Pmb Mutu
Visi Misi

kepemimpinan Kultur

Gambar 1.2. Teori Ekselensi Organisasi untuk Peningkatan Mutu Sekolah

Di pihak lain, misi juga mengandung sesuatu yang bersifat konkret yakni strategi dan
program, yang dapat dirumuskan dalam rencana tertulis. Strategi dan program dapat diketahui
secara umum, karena strategi dan progtam berkaitan erat dengan infrastruktur sekolah.

Teori peningkatan mutu dalam buku ini disebut model empat, karena mengandung empat
variabel yang langsung memengaruhi kualitas program belajar mengajar sebagai penentu
peningkatan mutu. Model ini sangat dipengaruhi oleh model ekselensi organisasi tersebut diatas.
Sebagaimana dapat dilihat pada gambar 1.3.

Nilai- Kultur
nilai

Misi kepemimpinanan Mutu


Visi Pmb

Manajerial

srategi instrastruktur

Gambar 1.3. Model Peningkatan Mutu Faktor Empat

Teori ini menjelaskan bahwa mutu sekolah merupakan hasil dari pengaruh proses belajar
mengajar. Seberapa tinggi kualitas rosesblajar mengajar akan menunjukkan seberapa tinggi
kualitas sekolah. Kualitas sekolah berawal dari adanya visi sekolah, yang kemudian dijabarkan
dalam misi sekolah.
Bab II

Pembahasan

Kelebihan buku MANAJEMEN PENDIDIKAN Suatu Usaha Meningkatkan Mutu Sekolah


Karya dari Prof. Zamroni, Ph.D.

Cover : berwarna abu-abu dengan disertai gambar-gambar seorang siswa yang ingin
menuntut ilmu sampai kejenjang universitas,dan terdapat gambar topi yang menunjukkan
jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai ke jenjang universitas,sehingga
buku ini terlihat jelas bahwa buku ini berisi tentang pendidikan dengan melalui gambar.
Cangkupan materi : materi dalam buku ini mudah dipahami oleh setiap pembaca dan
pada setiap materi disertai juga dengan contoh, dan gambar struktur sehingga semakin
memudahkan pembaca dalam memahami maksud dari materi tersebut.
Bahasa : bahasa yang digunakan dalam buku ini ada bahasa baku yang mudah dipahami
oleh setiap pembaca, walaupun juga terdapat beberapa kata yang kurang dimengerti.

Kekurangan buku MANAJEMEN PENDIDIKAN Suatu Usaha Meningkatkan Mutu


Sekolah Karya dari Prof. Zamroni, Ph.D.

Cover : pada buku ini hanya menunjukkan bahwa pendidikan dimulai dari pendidikan
dasar (SD) sampai ke jenjang universitas (bangku kuliah), sedangkan seharusnya
pendidkan itu dimulai dari taman kanak-kanak ataupn pendidikan anak usia dini hingga
sampai ke jenjang universitas (bangku kuliah).
Cangkupan materi: pada buku ini tidak banyak memberi gambar ataupn struktur dalam
pendidiakan
Bahasa : masih terdapat beberapa kata yang kurang dimengerti ataupun dipahami oleh
pembaca.
Bab III

Penutup

Simpulan

maka kualitas tidak hanya terkait dengan standar kualitas tersebut. Melainkan terdapat
tolak ukur lain. Misalnya, bagaimana pencapaian siswa dalam lomba-lomba ilmu pengetahuan
seperti olimpiade yang berjenjang dari mulai tingkat kabupaten, provinsi, sampai tingkat
internasional.

Konsep adalah abstraksi sesuatu yang tidak memiliki predikat sehingga tidak memiliki
variabilitas. Teori ini harus memiliki variable, tidak cukup konsep,karena untuk dilihat
keterkaitan satu dengan yang lainnya. Hubungan atau keterkaitan dua atau lebih variable
dinamakan proposisi.

Kultur sendiri dipengaruhi oleh dua variable, yaitu: variable pengaruh eksternal dan
realitas sekolah itu sendiri. Pengaruh eksternal dapat berupa kebijakan pendidikan yang
dikeluarkan pemerintah, perkembangan media masa, dan lain sebagainya. Realitas adalah
keadaan dan kondisi yang dimiliki sekolah. Hubungan antara keduanya bersifat resiprokal,
bersifat timbal balik.
Daftar Pustaka

Prof. Zamroni, Ph. D. 2013. Manajemen Pendidikan SuatuUsaha Meningkatkan Mutu Sekolah.
Yogyakarta: Ombak

Вам также может понравиться