Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
Kelompok 6/THP-A
UNIVERSITAS JEMBER
Oktober, 2017
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan bahan bakar saat ini bagi penduduk di seluruh dunia semakin
meningkat, sementara cadangan bahan bakar fosil semakin menipis. Oleh karena
itu di banyak negara sudah mulai dilakukan uji coba dan pencarian alternatif
bahan bakar yang terbarukan sebagai pengganti atau substitusi bahan bakar fosil.
Salah satu alternatif pengganti atau substitusi bahan bakar fosil adalah
menggunakan minyak dari tumbuhan (nabati). Penggunaan minyak nabati sebagai
bahan bakar telah diaplikasikan dalam berbagai bentuk, mulai dari minyak nabati
murni tanpa modifikasi (biofuel) hingga dalam bentuk metyl atau etyl esternya
(biodiesel) yang lebih mendekati karakteristik bahan bakar diesel umumnya.
Biodiesel secara umum didefinisikan sebagai ester monoalkil dari minyak
tanaman dan lemak hewan. Biodiesel merupakan jenis bahan bakar yang
diproduksi dari bahan pertanian sehingga merupakan bahan bakar yang dapat
diperbaharui. Biodiesel memiliki sifat fisis yang sama dengan minyak solar
sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan
bermesin diesel.
Biodiesel bahan bakunya merupakan sumber minyak seperti minyak kelapa
(Coconut Oil), minyak sawit (CPO), minyak biji jarak (Jathrophacurcas), minyak
kedelai, minyak canola (Rapeseed Oil), dan sebagainya. Dari berbagai sumber
minyak tersebut yang banyak menghasilkan minyak ialah kelapa dikarenakan
minyak yang terkandung dalam kelapa cukup banyak yaitu mencapai 30-35% dari
berat basah buah kelapa. Selain itu, buah kelapa sangat gambat di temukan di
Indonesia karena penyebarannya sangat luas.
Minyak kelapa yang berasal dari kelapa prosesnya meliputi pengecilan ukuran
yaitu dilakukan pemarutan kelapa selanjutnya di ekstrak hingga menghasilkan
santan. Santan tersebut lalu dipanaskan beberpa saat hingga blondo dan minyak
akan terpisah. Lalu lakukan penyaringan sehingga mendapatkan minyak tanpa
blondo. Minyak yang sudah jadi tidak bisa langsung digunakan langsung sebagai
bahan bakar diesel hal tersebut dikarenakan daya bakar yang rendah. Sehingga hal
terbut masih ada prosenya yaitu dengan di transesterifikasi. Proses
transesterifikasi minyak kelapa dilakukan dengan menggunakan alkohol dan
katalis untuk mengubah trigliserida menjadi fatty acid alkyl ester (FAME) atau
etil ester asam lemak (biodiesel) dan gliserol.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tahapan proses pembuatan biodiesel dari minyak kelapa
2. Mengetahui karakteristik mutu yang penting dalam pembuatan biodiesel
3. Mengetahui aplikasi biodiesel dalam kehidupan sehari-hari
BAB 2. KARAKTERISTIK BAHAN
2.2 Biodiesel
Biodiesel didefinisikan sebagai metil ester yang diproduksi dari minyak
tumbuhan atau lemak hewan dan memenuhi kualitas untuk digunakan sebagai
bahan bakar di dalam mesin diesel (Vicente et al., 2006).
Biodiesel termasuk bahan bakar yang terbakar sempurna dihasilkan dari
beberapa minyak nabati pengganti minyak bumi. Biodiesel terdiri dari metil ester
minyak nabati, dimana rantai karbon trigliserida diubah secara kimia menjadi
ester dan asam lemak. Rantai hidrokarbon biodiesel pada umumnya terdiri dari
16 - 20 atom karbon, sifat kimia biodiesel membuatnya dapat terbakar dengan
sempurna, dan mengikat pembakaran pada campurannya dengan bahan bakar
diesel dari minyak bumi (Vicente et al., 2006).
Rantai karbon biodiesel bersifat sederhana, berbentuk lurus dan dua atom
oksigen tiap cabang di degredasi oleh bakteri dibandingkan dengan rantai karbon
petrodisel yang bersifat kompleks, biodiesel dari ester nabati tidak mengandung
senyawa organik volatil. Beberapa studi menunjukkan bahwa pemakaiannya
sebagai biodiesel memberikan efek yang berbeda satu dengan yang lain. Sifat ini
berhubungan erat dengan struktur dan komposisi kandungan asam lemaknya.
Misalnya kandungan asam lemak antara minyak hewan dengan tumbuhan (Leung
et al., 2006).
Pada prinsipnya, proses pembuatan biodiesel sangat sederhana. Biodiesel
dihasilkan melalui proses yang disebut reaksi esterifikasi asam lemak bebas atau
reaksi transesterifikasi trigliserida dengan alkohol dengan bantuan katalis dan dari
reaksi ini akan dihasilkan metil ester/etil ester asam lemak dan gliserol :
Minyak lemak + alkohol/methanol biodiesel + gliseril
2.6 Transesterifikasi
Transesterifikasi adalah istilah umum yang digunakan untuk menjabarkan
reaksi organik yang penting di mana ester ditransformasi menjadi bahan lain
melalui interchange dari alkoksi. Jika reaksi terjadi antara ester original dengan
suatu alkohol maka proses transesterifikasi disebut sebagai alkoholisis
(Manurung, 2006). Reaksi transesterifikasi antara minyak atau lemak alami
dengan metanol dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Spesifikasi minyak diesel secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. Spesifikasi Minyak Diesel (Dasar SK Dirjen Migas No. 3675
K/24/DJM/2006, tanggal 17 Maret 2006)
Sifat Satuan Batasan Metoda
Min Max ASTM
Densitas pada 15oC Kg/m3 815 870 D-4052/1298
Kinematic viscosity mm2/sec 2,0 5,0 D-445
@ 45oC
o
Distilasi T 95 C - 370 D-86
Angka centana 48 D-613
Index Centana - 45 D-4737
Water content - - 500 D-1744
Colour mg/kg - 3,0 D-1500
Ash No. ASTM - 0,01 D-482
o
Flash point PM C 60 - D-93
Condradson carbon % m/m - 0,1 D-4530
residue
BAB 3. PRINSIP PENGOLAHAN
Buah Kelapa
Tempurung,
Pemisahan sabut, nira
kelapa
Daging Buah
Pengecilan ukuran
Santan
Pengambilan minyak
Minyak kelapa
NaOH Metanol
sebanyak 1% 96%
Pencampuran
Minyak Kelapa
Transesterifikasi
Gliserol
Dekantasi
Pure Biodiesel
H2SO4 , HNO3
Nitrasi
Lawson H. 1995. Food Oil and Fats Technology, Utilization, and Nutrition. New
York : Chapman and Hall.
Leung D.Y.C., Guo Y., 2006. Transterification of Neat and Used Frying Oil:
Optimization for Biodiesel Production. Fuel Process Technology 87, 883-
884.
Manurung, R. 2006. Transesterifikasi Minyak Nabati. Medan : Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Jurnal Teknologi Proses 5 (1)
hal : 47-52.
Mardiah, Widodo, Agus, Trisningwati, Efi, Purijatmiko, Aries. 2006. Pengaruh
Asam Lemak dan Konsentrasi Katalis Asam terhadap Karakteristik dan
Konversi Biodiesel pada Transesterifikasi Minyak Mentah Dedak Padi.
Surabaya : Jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS).
Mittelbach, M., dan C. Remschmidt., 2004, Biodiesel: The Comprehensive Handbook,
Martin Mittelbach, Graz, Austria (dalam Prosiding Seminar Nasional Tatang H.
Soerawidjaja).
OBrien, Richard D. 2004, Fats and Oils, Formulating and Processing for
Applications, 2nd edition. Florida, USA : CRC Press.
Padil et al. 2010. Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Kelapa Melalui Reaksi
Metanolisis Menggunakan Katalis CaCO3 Yang Dipijarkan. Jurnal Natur
Indonesia 13 (1),Oktober 2010: 27-32. Riau : Jurusan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau.
Palungkun, R., 2004. Aneka Produk Olahan Kelapa. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pertamina. 1997. Bahan Bakar Minyak. Direktorat Pembekalan dan Pemasaran
Dalam Negeri.
Prihandana. 2006. Menghasilkan Biodiesel Murah Mengatasi Polusi dan
Kelangkaan BBM. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Sidabuntar, E. Dan Fanusin, M., N. 2013. Pengaruh Rasio Reaktan dan Jumlah
Katalis Terhadap Konversi Minyak Jagung menjadi Metil Ester. Teknik
Kimia Fakultas Teknik niversitas Sriwijaya. Jurnal Teknik Kimia No. 1 Vol.
19.
SNI-04-7182-2006. 2006. Biodiesel. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Suhardiman, P. 1999. Bertanam Kelapa Hibrida. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sutardi, santoso, U.,Angia, 2008. Pengaruh Pemanasan Kelapa Parut Dan Teknik
Pengunduhan Terhadap Rendemen Dan Mutu Virgin Coconut Oil (VCO).
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 2 : 135 142.
Tyson, K. S., 2004. Energy Efficiency and Renewable Energy. U.S. Departement of
Energy.