Вы находитесь на странице: 1из 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

KOROSI PADA PAKU

OLEH :

I Putu Agus Budi Suryawan (01)


Alit Tri Santika Ningsih (04)
Putu Cahyati Arsani Diantiwi (09)
Putu Gita Arisanti (16)
Kadek Indra Diradja Kepakisan (17)
Kadek Yulita Maha Putri (37)

XII IPA 9

SMA NEGERI 8 DENPASAR

TAHUN AJARAN 2017/2018


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas
kehendak-Nyalah laporan percobaan ini dapat terselesaikan. Penulisan laporan percobaan ini
bertujuan untuk mengetahui proses terjadinya korosi pada logam (paku).

Kami menyadari bahwa laporan percobaan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
kritik serta saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapakan demi
penyempurnaan laporan percobaan ini. Semoga laporan percobaan ini dapat memberi manfaat
bagi para pembaca tentang proses terjadinya korosi pada besi.

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan. Korosi ini sebenarnya
merupakan peristiwa oksidasi logam oleh gas oksigen yang ada di udara membentuk
oksidanya. Proses korosi banyak menimbulkan masalah pada barang-barang yang terbuat
dari besi walaupun logam-logam lain (kecuali logam mulia) dapat juga mengalami korosi.
Jadi jelas korosi dikenal sangat merugikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi/perkaratan pada besi ?
2. Bagaimana proses terjadinya perkaratan pada besi ?
C. Tujuan percobaan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi (karat) besi.
2. Untuk mengetahui paku yang lebih cepat dan banyak perkaratannya.
D. Manfaat Percobaan
1. Dapat mengetahui sifat dari berbagai bahan terhadap besi.
2. Dapat menambah informasi mengenai korosi (karat).
3. Dapat menambah pengetahuan tentang larutan elektrolit.
BAB 2
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Korosi

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi
yang paling lazim adalah perkaratan besi. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan
yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan
lingkungan.
Dalam kehidupan sehari - hari, besi yang teroksidasi disebut dengan karat dengan
rumus : Fe2O3 xH2O
Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi
bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada permukaan
besi bertindak sebagai katode.
Reaksi perkaratan: Anode : Fe Fe2 + 2e-

Katode : O2 + 2H2O 4e- + 4OH-

Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s) Fe2 + (aq) + 2e E = +0.44 V

Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain besi itu yang bertindak
sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.

O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH - (aq) E = +0.40 V

atau

O2(g) + 4H + (aq) + 4e 2H2O(l) E = +1.23 V

Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . xH2O, yaitu karat
besi. Korosi Besi memerlukan oksigen dan air.
B. Faktor-Faktor Penyebab Korosi
Faktor-faktor yang memengaruhi korosi yaitu :
1. Oksigen
Oksigen berperan dalam proses korosi. Hal ini dapat dibuktikan dgn berkaratnya
besi jika terjadi oksidasi pada logam.
2. Air dan kelembapan udara
Semakin besi tsb terkena air, semakin cepat pula korosinya. Kelembapan udara juga
sangat mempengaruhi dalam korosi.
3. Zat elektrolit
Zat-zat elektrolit terutama hujan asam dan garam dapat mempengaruhi korosi.
4. Temperatur
Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara
umum, semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini
disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik
partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks
semakin besar. Dengan demikian laju korosi pada logam semakin meningkat. Efek
korosi yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dapat dilihat pada perkakas-
perkakas atau mesin-mesin yang dalam pemakaiannya menimbulkan panas akibat
gesekan (seperti cutting tools ) atau dikenai panas secara langsung (seperti mesin
kendaraan bermotor).
5. Mikroba
Adanya koloni mikroba pada permukaan logam dapat menyebabkan peningkatan
korosi pada logam. Hal ini disebabkan karena mikroba tersebut mampu
mendegradasi logam melalui reaksi redoks untuk memperoleh energi bagi
keberlangsungan hidupnya. Mikroba yang mampu menyebabkan korosi, antara
lain: protozoa, bakteri besi mangan oksida, bakteri reduksi sulfat, dan bakteri
oksidasi sulfur-sulfida. Thiobacillus thiooxidans Thiobacillus ferroxidans.
C. Proses Terjadinya Korosi
Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan bahan logam
yang pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang
kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu
kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi
menimbulkan banyak kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi
logam menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses
katodik yang mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama. Proses katodik
biasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya.
D. Dampak Korosi
Besi ( Paku ) yang terkena korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada kekuatan. Ini
sangat membahayakan kalau besi tersebut digunakan sebagai pondasi bangunan atau
jembatan. Senyawa karat juga membahayakan kesehatan, sehingga besi tidak bisa
digunakan sebagai alat-alat masak, alat-alat industri makanan/farmasi/kimia.
E. Pencegahan Korosi
Pencegahan besi dari perkaratan bisa dilakukan dengan cara berikut :
1) Proses pelapisan
Besi dilapisi dengan suatu zat yang sukar ditembus oksigen. Hal ini dilakukan
dengan cara dicat atau dilapisi dengan logam yang sukar teroksidasi. Logam yang
digunakan adalah logam yang terletak di sebelah kanan besi dalam deret volta
(potensial reduksi lebih negatif dari besi). Contohnya: logam perak, emas, platina,
timah, dan nikel.
2) Proses katode pelindung (proteksi katodik)
Besi dilindungi dari korosi dengan menempatkan besi sebagai katode, bukan
sebagai anode. Dengan demikian besi dihubungkan dengan logam lain yang mudah
teroksidasi, yaitu logam di sebelah kiri besi dalam deret volta (logam dengan
potensial reduksi lebih positif dari besi).
Hanya saja logam Al dan Zn tidak bisa digunakan karena kedua logam tersebut
mudah teroksidasi, tetapi oksida yang terbentuk (Al2O3/ZnO) bertindak sebagai inhibitor
dengan cara menutup rapat logam yang di dalamnya, sehingga oksigen tidak mampu
masuk dan tidak teroksidasi. Logam-logam alkali, seperti Na, K juga tidak bisa digunakan
karena akan bereaksi dengan adanya air. Logam yang paling sesuai untuk proteksi katodik
adalah logam magnesium (Mg). Logam Mg di sini bertindak sebagai anode dan akan
terserang karat sampai habis, sedang besi bertindak sebagai katode tidak mengalami
korosi.
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
1. Botol bening kecil (ukuran 330ml) 8 6. Minyak Tanah
buah 7. Kapas
2. Paku besi yang tidak berkarat 8 buah 8. Kapur
3. Air hangat 9. Larutan garam
4. Air dingin 10. Larutan air jeruk
5. Minyak Kelapa
B. Langkah Kerja
1. Siapkan 8 buah botol bening kecil dan 8 buah paku besi yang tidak berkarat. Lap hingga
bersih.
2. Beri label pada setiap botol.
3. Perlakukan paku pada setiap botol sebagai berikut :
- Botol 1 : diisi paku saja dengan keadaan terbuka
- Botol 2 : diisi paku dan air dingin dengan keadaan terbuka
- Botol 3 : diisi kapur yang sudah dihaluskan. Selanjutnya kapur ditutupi dengan
lapisan kapas, kemudian masukan paku. Lalu tutup botol dengan rapat
- Botol 4 : masukan paku dan tambahkan air hangat, kemudian ditutup
- Botol 5 : masukan paku dan tambahkan minyak kelapa, kemudiap ditutup
- Botol 6 : masukan paku dan tambahkan minyak tanah, kemudian ditutup
- Botol 7 : masukan paku dan tambahkan larutan garam, kemudian ditutup
- Botol 8 : masukan paku dan tambahkan larutan air jeruk, kemudian ditutup
4. Simpan botol tersebut selama 7 hari di tempat yang sirkulasi udaranya bagus dan tidak
terkena cahaya matahari langsung
5. Amati perubahan yang terjadi pada paku-paku tersebut dan ambil gambar setiap
perubahan yang terjadi
BAB 4
HASIL DAN PENGAMATAN
A. Tabel Hasil Percobaan
Pengamatan Hari Ke-
Botol
1 2 3 4 5 6 7

7
DAFTAR PUSTAKA

http://allriseyuliaa.blogspot.co.id/2015/10/laporan-percobaan-korosi-logam-paku.html.
Diaksek pada tanggal 25 September 2017
http://munirah-amran.blogspot.co.id/2013/01/percobaan-korosi-logam.html. Diaksek
pada tanggal 25 September 2017
http://permatasarinur.blogspot.co.id/2012/12/laporan-praktikum-kimia-korosi.html.
Diaksek pada tanggal 25 September 2017

Вам также может понравиться