Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Larutan dapat di definisikan sebagai campuran homogen dari dua zat atau lebih
yang terdispers sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Disebut
homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam ( satu fase) sehingga tidak dapat
diamati bagian bagian komponen penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Dalam
campuran heterogen permukaan permukaan tertentu dapat diamat
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan
pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut.
Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Pada umumnya zat
yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut
adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau
menggunakan air biasanya tidak disebutkan.
Berdasarkan banyak jenis suatu zat yang menyusun larutan, dikenal dengan
larutan biner (tersusun dari dua jenis zat), larutan terner (tiga jenis zat penyusun), larutan
kuartener (empat jenis zat penyusun) dan seterusnya.
Contoh larutan biner
Zat terlarut Pelarut Contoh
Gas Gas Udara, semua campuran gas
Gas Cair Karbondioksida dalam air
Gas Padat Hydrogen dalam platina
Cair Cair Alcohol dalam air
Cair Padat Raksa dalam tembaga
Padat Padat Perak dalam platina
Padat Cair Garam dalam air
Menurut sifat hantaran listriknya, dikenal dengan larutan elektrolit dan larutan
non elektrolit. Zat cair yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit,
sedangkan zat cair yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non
elektrolit. Zat cair yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit,
sedangkan zat cair yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non
elektrolit. Data fisik larutan yang diuji dengan menggunakan alat uji elektrolit
menunjukkan :
a. Dapat menghantarkannya arus listrik pada larutan elektrolit disebabkan adanya ion-
ion yang dapat bergerak bebas.
b. Makin banyak ion-ion yang bergerak bebas, makin kuat daya hantar listriknya.
c. Yang termasuk elektrolit kuat meliputi semua senyawa ionic dan sebagian senyawa
kovalen polar, yaitu:
Asam kuat : HClO4, HNO3, H2SO4, HCl, HBr, HI
a. Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari
yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang
partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa
melarutkan zat).
b. Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan
yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan
konsentrasi maksimal).
c. Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih
banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain,
larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan.
Menurut Keenan (1996) larutan dapat dibedakan menjadi beberapa sifat, yaitu
sebagai berikut:
a. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil zat terlarut relatif
terhadap jumlah zat pelarut.
b. Larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar jumlah zat
terlarut.
c. Larutan lewat jenuh adalah larutan yang tidak dapat melarutkan zat terlarut atau
sudah terjadi pengendapan.
d. Larutan belum jenuh adalah larutan yang masih bisa untuk melarutkan zat terlarut
atau belum terjadi atau terbentuk endapan.
e. Larutan tepat jenuh adalah larutan yang menimbulkan endapan.
. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan gas dibuat dengan
mencampurkan suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam
semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan.
Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan.
Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan
adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom
atau molekul dari komponen lainnya.
Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau
pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume
(berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi,
yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
Lambang
Nama Definisi
Satuan Fisika
% w/w Persen berat
Satuan kimia
X Fraksi mol
F Formal
M Molal
N Normal
M Molar
1.Fraksi mol adalah perbandingan dari jumlah mol dari suatu komponen dengan jumlah
total mol dalam larutan. Contoh, dalam larutan yang mengandung 1 mol alkohol dan 3
mol air, maka fraksi mol alkohol adalah dan air (syukri, 1999). Jumlah kedua
fraksimol (fraksi mol zat terlarut + fraksi mol pelarut) sama dengan 1
2.Molaritas dari solute adalah jumlah mol solute perliter larutan dan biasanya dinyatakan
dengan huruf besar M. larutan 6,0 molar HCl ditulis 6,0 M, bararti bahwa larutan dibuat
dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada air yang cukup dan kemudian volume larutan
dibuat menjadi satu liter.
3.Molalitas dari suatu solute adalah jumlah mol solute per satu kilogram solvent.
Molalitas biasanya ditulis dengan hurup kecil m. Tulisan 6,0 m HCl dibaca 6,0 molal,
dan menyatakan suatu larutan yang dibuat dengan menambahkan 6,0 mol HCl pada satu
kilogram air.
4.Normalitas dari suatu solute adalah jumlah gram ekuivalen solute per liter larutan.
Biasanya ditulis dengan huruf besar N. Tulisan 0,25 N KMnO4 dibaca 0,25 normal, dan
menyatakan larutan yang mengandung 0,25 gram ekuifalen dari kalium permanganat
per liter larutan.
Persen dari solute dapat dinyatakan sebagai persen berat atau persen volume.
Sebagai contoh, 3% berat H2O2 adalah 3 gram H2O2 tiap 100 gram larutan. Sedangkan
12% volulme adlah suatu larutan yang dibuat dari 12 ml alkohol dan solvent ditambahkan
hingga volume menjadi 100 ml.
M1 x V1 = M2 x V2
Asam sulfat bersifat sebagai oksidator kuat. Reaksi asam sulfat pekat dengan
air sangat kuat dan menimbulkan panas yang sangat tinggi.
Pengenceran asam sulfat dilakukan dengan jalan menambahkan asam kedalam
air secara perlahan, sedikit demi sedikit sambil diaduk. Air tidak boleh ditambahkan
kedalam asam. Hal itu akan mengakibatkan memerciknya larutan sehingga
menimbulkan hal yang membahayakan. Asam sulfat pekat juga bertindak sebagai
dehidrator, yaitu menarik air dari senyawa lainnya.
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami
dibumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Asam sulfat murni berupa cairan bening
seperti minyak, dan oleh karenanya pada zaman dahulu ia dinamakan minyak vitriol.
Pengenceran asam sulfat dilakukan dengan cara menambahkan asam kedalam air secara
perlahan, sedikit demi sedikit sambil diaduk. Air tidak boleh ditambahkan kedalam
asam, itu mengakibatkan memerciknya larutan sehingga menimbulkan hal yang
berbahaya. Hal ini dikarenakan asam pekat panas umumnya beberapa sebagai
oksidator, manakala asam encer berperan sebagai asam biasa. Sehingga ketika asam
pekat panas bereaksi dengan seng, timah, dan tembaga, ia akan menghasilkan garam,
air dan sulfur dioksida, asam encer yang bereaksi dengan logam seperti seng akan
menghasilkan garam dan hidrogen. Asam sulfat pekat juga bertindak sebagai
dehidrator, yaitu menarik air dari senyawa lainnya. H2SO4 pekat memiliki sifat
higroskopi. Higroskopi adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari
lingkungannya baik melalui absorbsi atau adsorpsi. Suatu zat disebut higroskopis jika
zat itu mempunyai kemampuan menyerap molekul air yang baik. Contoh zat-zat
higroskopis adalah madu, gliserin, etanol, metanol, asam sulfat pekat, dan natrium
hidrokida (soda kaustik) pekat. Kalsium klorida merupakan zat yang sangat
higroskopis, sehingga kalsium klorida akan larut dalam molekul-molekul air yang
diserapnya. Fenomena tersebut disebut juga deliquescence. Karena bahan-bahan
higroskopis memiliki afinitas yang kuat terhadap kelembapan udara, biasanya mereka
disimpan di wadah tertutup. Beberapa zat higroskopis juga ditambahkan pada makanan
atau bahan-bahan tertentu untuk menjaga kelembapannya. Zat-zat ini disebut
humektan.
B. Bahan - bahan
1. Aquades
2. Asam sulfat pekat 97% p.a (pro analysis)
3. Asam klorida pekat 37% p.a (pro analysis)
4. NaOH padat
VII. ALUR KERJA :
Percobaan I (Pembuatan Larutan Asam Sulfat)
H2SO4 pekat 97% p.a Aquades
Dicampur
Larutan H2SO4
Digoyang goyang
sampai bagian
NaOH padat
Pada percobaan pertama yaitu pembuatan larutan asam sulfat 250 ml dengan
molaritas 2 M. Langkah awal percobaan adalah menghitung molaritas H2SO4 97%
p.a kemudian setelah mengetahui molaritasnya, maka dapat dihitung volume H2SO4
yang dibutuhkan. Langkah selanjutnya adalah mengambil aquades lalu dimasukkan
kedalam labu ukur hingga bagian labu ukur. Kemudian H2SO4 97% p.a. diambil
sebanyak 27,46 mL diambil menggunakan pipet ukur yang telah dipasang karet
hisap lalu dimasukkan kedalam labu ukur yang telah terisi aquades tersebut. Lalu
digoyang-goyangkan secara perlahan, kemudian tambahkan kembali aquades
kedalam labu ukur hingga mencapai batas meniskus. Setelah itu kocoklah secara
perlahan agar larutan H2SO4 tercampur rata sehingga dari percobaan pertama ini
diperoleh larutan H2SO4 dengan konsentrasi 2 M sebanyak 250 mL. Hasil larutan
yang telah diperoleh kemudian dipindahkan kedalam botol reagen, lalu diberi label
nama zat dan tanggal pembuatannya. Reaksi yang dihasilkan : H2SO4(l) + H2O(l)
H2SO4(aq)
M = 18,21 M
Mol Fraksi mol
-mol zat Terlarut (H2SO4)
Xt = +
n=MxV
0,5
= 2 x 250 = 0,5+12,36
= 500 mmol 0,5
= 12,86
= 0,5 mol
-mol zat Pelarut (H2O) = 0,039
Diketahui :
Air = 1 gr/cm3 Xp = +
Ditanya : mol H2O 12,36
= 0,5+12,36
V = 250 27,46
12,36
= 222,5 mL =
12,86
m=xV
= 0,961
= 1 x 222, 5
= 222,5 gram
n =
222,5
= = 12,36 mol
18
Molalitas Normalitas
Massa terlarut (mt) = n x Mr
N=
= 0,5 x 98
2 0,5
= 49 gram = 0,25
Massa pelarut (mp) = 222,5 gram =4N
1000
Molalitas = x
49 1000
= 98 x 222,5
1 1000
= 2 x 222,5
= 2,25 molal
Pada percobaan kedua yaitu pembuatan larutan asam klorida (HCl) 250 ml
dengan molaritas 2 M. Langkah awal percobaan adalah menghitung molaritas
HCl 37% p.a kemudian setelah mengetahui molaritasnya, maka dapat dihitung
volume HCl yang dibutuhkan. Kemudian HCl 37% p.a diambil sebanyak 41,46
mL diambil menggunakan pipet ukur yang telah dipasang karet hisap lalu
dimasukkan kedalam labu ukur.Langkah selanjutnya adalah tambahkan aquades
kedalam labu ukur hingga bagian, lalu digoyang-goyangkan secara perlahan,
kemudian tambahkan kembali aquades kedalam labu ukur hingga mencapai
batas meniskus. Setelah itu kocoklah secara perlahan agar larutan HCl
tercampur rata sehingga dari percobaan pertama ini diperoleh larutan HCl
dengan konsentrasi 2 M sebanyak 250 mL. Hasil larutan yang telah diperoleh
kemudian dipindahkan kedalam botol reagen, lalu diberi label nama zat dan
tanggal pembuatannya. Reaksi : HCL (l) + H2O(l) HCL (aq)
= 12,06 M
Mol Fraksi mol
-Mol zat Terlarut (HCl)
Xt = +
n=MxV
0,5
= 2 x 250 = 0,5+11,59
= 500 mmol 0,5
= 12,09
= 0,5 mol
-Mol zat Pelarut (H2O) = 0,04
Air = 1 gr/cm3
V = 250 41,46 Xp = +
= 208,54 mL 11,59
= 0,5+11,59
m=xV
11,59
= 1 x 208, 54 = 12,09
= 208,54 gram
= 0,96
n =
208,54
= 18
= 11,59 mol
Molalitas Normalitas
Massa terlarut (mt) = n x Mr
N=
= 0,5 x 36,5
1 0,5
= 18,25 gram = 0,25
Massa pelarut (mp) = 208,54 gram =2N
1000
Molalitas = x
18,25 1000
= x 208,54
36,5
1 1000
= 2 x 208,54
= 2,40 molal
Pada percobaan ketiga yaitu pembuatan larutan NaOH 250 ml dengan molaritas 2
M. Langkah awal percobaan adalah mengukur massa NaOH sebesar 20 gram
menggunakan neraca ohauss.Caranya pertama kita timbang terlebih dahulu kaca
arloji kosong kemudian kita timbang NaOH padatannya. Kemudian menyiapkan
labu ukur yang selanjutnya diisi dengan aquades hingga bagian . Kemudian
dimasukan hasil padatan NaOH yang telah dilarutkan dengan aquades dalam gelas
kimia yang berada dalam bak yang berisi air kedalam labu ukur. Lalu dikocok
secara perlahan, kemudian ditambahkan aquades hingga mencapai batas meniscus.
Kemudian dikocok secara perlahan agar tercampur merata. Sehingga didapatkan
larutan NaOH dengan konsentrasi 2M sebanyak 250 mL. Reaksi yang terjadi :
NaOH (s) + H2O(l) NaOH (aq)
= 20 gram
Mol Fraksi mol
-Mol Zat Terlarut (NaOH)
Xt = +
n =
0,5
20 = 0,5+13,89
= 40
= 0,035
= 0,5 mol
-Mol Zat Pelarut (H2O)
Air = 1 gr/cm3 Xp = +
V = 250 mL 13,89
= 0,5+13,89
n =
.
= 0,965
=
1.250
= 18
= 13,89 mol
Normalitas
N=
1 0,5
= 0,25
=2N
X. PEMBAHASAN
Pada percobaan kedua yaitu pembuatan larutan asam klorida (HCl) 250
ml dengan molaritas 2 M. Asam klorida adalah asam kuat, dan terbuat dari
atom hidrogen dan klorin, Asam klorida bersifat korosif, yang berarti akan
merusak dan mengikis jaringan biologis bila tersentuh oleh karena itu
disarankan bahwa seseorang yang menangani HCl harus menggunakan
sarung tangan, kacamata, dan masker saat bekerja dengan asam ini. Langkah
awal percobaan adalah menghitung molaritas HCl 37% p.a kemudian setelah
mengetahui molaritasnya, maka dapat dihitung volume HCl yang dibutuhkan.
Kemudian HCl 37% p.a diambil sebanyak 41,46 mL diambil menggunakan
pipet ukur yang telah dipasang karet hisap lalu dimasukkan kedalam labu
ukur. Karakteristik HCl saat sebelum direaksikan atau dicampur dengan
aquades adalah HCl pekat tidak berwarna, memiliki bau yang menyengat
(+++), dan memiliki suhu ruang normal (tidak panas). Langkah selanjutnya
adalah tambahkan aquades kedalam labu ukur hingga bagian, lalu
digoyang-goyangkan secara perlahan hal ini bertujuan agar larutan yang
dibuat dapat bercampur secara merata. Kemudian tambahkan kembali
aquades kedalam labu ukur hingga mencapai batas meniscus, jangan sampai
melebihi batas karena akan mempengaruhi konsentrasi larutan yang dibuat.
Setelah itu kocoklah secara perlahan agar larutan HCl tercampur rata
sehingga dari percobaan pertama ini diperoleh larutan HCl dengan
konsentrasi 2 M sebanyak 250 mL. Hasil larutan yang telah diperoleh
memiliki karakteristik larutan HCl tidak berwarna dan baunya cukup
menyengat (++) ada sedikit panas (+) yang dihasilkan saat HCl pekat
dicampur dengan aquades. Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik,
atom Hidrogen dan klorin berpartisipasi dalam ikatan kovalen, yang berarti
bahwa hidrogen akan berbagi sepasang elektron dengan klorin. Ini ikatan
kovalen hadir sampai air ditambahkan ke HCl. Setelah ditambahkan aquades
atau air, HCl akan terpisah menjadi ion hidrogen (yang positif dan akan
melakat pada molekul air) dan ion klorida (yang negatif). Reaksi yang
dihasilkan dari percobaan ini dapat ditulis sebagai berikut : HCL (l) + H2O(l)
HCL (aq)
Pada percobaan ketiga yaitu pembuatan larutan NaOH 250 ml dengan
molaritas 2 M. Karakteristik padatan NaOH berwarna putih atau praktis putih,
berbentuk pellet atau butiran kecil-kecil, bersifat sangat basa, keras, rapuh
dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat
menyerap karbondioksida dan lembab. mudah larut dalam air dan dalam
etanol tetapi tidak larut dalam eter. Langkah awal percobaan adalah
mengukur massa NaOH sebesar 20 gram menggunakan neraca
ohauss.Caranya pertama kita timbang terlebih dahulu kaca arloji kosong
kemudian kita timbang NaOH padatannya. Kemudian menyiapkan labu ukur
yang selanjutnya diisi dengan aquades hingga bagian . Kemudian
dimasukan hasil padatan NaOH yang telah dilarutkan dengan aquades dalam
gelas kimia yang berada dalam bak yang berisi air kedalam labu ukur.
Melarutkan padatan NaOH dengan aquades di dalam gelas kimia bertujuan
agar NaOH tercampur merata. Lalu dikocok secara perlahan, kemudian
ditambahkan aquades hingga mencapai batas meniscus, tidak boleh melebihi
batas karena akan berpengaruh terhadap hasil konsentrasi larutan yang dibuat.
Kemudian dikocok secara perlahan agar tercampur merata. Sehingga
didapatkan larutan NaOH dengan konsentrasi 2M sebanyak 250 mL. Hasil
larutan NaOH yang dibuat memiliki karakteristik larutan tidak berwarna,
baunya tidak menyengat, dan terjadi kenaikan suhu sehingga menimbulkan
sedikit panas (++). NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air
dalam percobaan ini aquades, NaOH murni merupakan padatan berwarna
putih. NaOH sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika
dilarutkan, karena pada proses pelarutannya dalam air bereaksi secara
eksotermis, yaitu pelepasan kalor dari system ke lingkungan karena titik didih
NaOH lebih besar dibandingakan titik didih air. Semakin banyak massa
NaOH maka larutan akan semakin panas dan kalor yang dilepas juga semakin
besar. Selain itu ketika NaOH dilarutkan dalam air, NaOH akan terurai secara
sempurna menjadi ion Na (Na+) dan ion OH-, dimana ion Na oleh keaktifan
lagam Na itu sendiri, sehingga dapat menimbulkan panas serta untuk
memutuskan ikatan hidrogen jaga saat penguraian NaOH maka dilepaskan
kalor yang besar oleh NaOH kedalam larutan sehingga terjadilah reaksi
eksoterm. Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut : NaOH (s) + H2O(l)
NaOH (aq)
XI. KESIMPULAN :
o Pada percobaan pertama pembuatan larutan H2SO4 yang telah dilakukan
dengan menggunakan aquades sebagai pelarut. Dari larutan 250 mL H2SO4 2
M, dengan zat terlarutnya adalah asam sulfat pekat 97% p.a (pro analysis).
Didapatkan hasil sebagai berikut :
Molaritas = 2M
Volume = 250 mL
Molalitas = 2,25 molal
Xt = 0,039
Xp = 0,961
Normalitas =4N
o Pada percobaan kedua yaitu pembuatan larutan 250 mL HCl 2 M, dengan zat
terlarutnya adalah asam klorida pekat 37% p.a (pro analysis). Didapatkan hasil
sebagai berikut :
Molaritas = 2M
Volume = 250 mL
Molalitas = 2,40 molal
Xt = 0,04
Xp = 0,96
Normalitas =2N
o Pada pembuatan larutan NaOH, dengan zat terlarutnya adalah NaOH padat.
Didapatkan hasil sebagai berikut :
Molaritas = 2M
Volume = 250 mL
Molalitas = 2 molal
Xt = 0,035
Xp = 0,965
Normalitas =2N
Untuk membuat larutan dengan zat cair digunakan metode
pengenceran. Sedangkan untuk bahan dasar padatan seperti NaOH digunakan
metode pelarutan. Pada dasarnya kedua metode ini memiliki tujuan yang
sama yaitu untuk mendapatkan larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah
perbedaannya hanya pada perhitungan yang digunakan.
XII. Pertanyaan
1. Tentukan Molaritas (M) asam sulfat pekat 97% yang memiliki kerapatan
larutan 1,84 kg/L dan massa molekul relatif 98,08 g/mol !
Jawab
Diketahui : H2SO4 = 1,84 kg/L
% H2SO4 = 97%
Mr = 98,08 g/mol
Ditanya :M?
10 %
Dijawab :M=
10 1,84 97
=
98,08
= 18,197 M
= 18, 2 M
2. Berapa mL asam sulfat pekat yang diambil jika anda diminta membuat 100
mL asam sulfat 1 M ?
Jawab
Diketahui : M1 = 1M
V1 = 100 mL
M2 = 18,2M
Ditanya : V2 ?
Dijawab : M1 V1 = M2 V2
1 100 = 18,2 V2
100
V2 = 18,2
V2 = 5,495 Ml
V2 = 5,5 mL
3. Berapa mL asam klorida pekat yang diambil jika anda diminta membuat
100 mL asam sulfat 3 M?
Jawab
Diketahui : HCl = 1,19 kg/L
% HCl = 37%
Mr HCl = 36,5 g/mol
M1 = 3M
V1 = 100 mL
Ditanya : V2 ?
10 %
Dijawab : M2 =
10 1,19 37
= 36,5
= 12, 06 M
M1 V1 = M2 V2
3 100 = 12,06 V2
300
V2 = 12,06
V2 = 24,88 mL
50
V2 = 3
V2 = 16,67 mL
5. Berapa mL asam klorida 1 M yang diambil jika anda diminta membuat
100 mL asam klorida 0,5 M ?
Jawab
Diketahui : M1 = 0,5 M
V1 = 100 mL
M2 = 1M
Ditanya : V2 ?
Dijawab : M1 V1 = M2 V2
0,5 100 = 1 V2
50
V2 = 1
V2 = 50 mL
6. Hitunglah berapa gram natrium hidroksida yang ditimbang untuk
membuat 100 mL konsentrasi 1 M !
Jawab
Diketahui : M = 1M
V = 100 mL
Mr NaOH = 40
Ditanya : massa ?
() 1000
Dijawab : massa =
() 1000
1 =
40 100
4000
Massa = 1000
Massa = 4 gram
7. Hitunglah volume larutan natrium hidroksida 1 M yang diambil untuk
membuat 100 mL natrium hidroksida 0,5 M !
Jawab
Diketahui : M1 = 0,5M
V1 = 100 mL
M2 = 1M
Ditanya : V2 ?
Dijawab : M1 V1 = M2 V2
0,5 100 = 1 V2
50
V2 = 1
V2 = 50 mL
XII. DAFTAR PUSTAKA :
Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Banjar Baru: Universitas
Lambung Mangkurat
() (..)
LAMPIRAN
Keterangan Foto
Alat-alat
1. Gelas Ukur
2. Labu Ukur
3. Corong
4. Kaca Arloji
5. Gelas Kimia
6. Pipet tetes
7. Pipet ukur+Karet Hisap
8. Neraca
9.
Bahan-bahan
1. H2SO4 97% p.a.
2. HCl 37% p.a.
3. NaOH padatan
4. Aquades
Percobaan 1
Pembuatan Larutan H2SO4
250 mL dengan 2M
Percobaan 2
Pembuatan Larutan HCl 250
mL dengan konsentrasi 2 M
Ditambahkan aquades
hingga mencapai batas
meniskus
Dikocok-kocok secara
perlahan agar merata
Sehingga dihasilkan larutan
HCl 250 mL dan 2 M
Percobaan 3
Pembuatan Larutan
NaOH 250 mL dengan
konsentrasi 2 M.
Lalu digoyang-goyang
secara perlahan
Kemudian tambahkan
kembali dengan aquades
hingga mencapai batas
meniskus. Lalu dikocok-
kocok secara perlahan agar
tercampur merata.