Вы находитесь на странице: 1из 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Subhanahu wa taala atas karunia, hidayah dan nikmatnya
penulis dapat menyelesaikan makalah pendidikan pancasila ini. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Pancasila
Makalah ini ditulis dari hasil ungkapan pemikiran kami sendiri yang bersumber dari
internet dan buku sebagai referensi, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar
mata kuliah Pendidikan Pancasila atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga
kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah
ini.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
semoga hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai arti penting nya Konsep Dan Urgensi
Pancasila Sebagai Etika
Dan semoga dapat di implementasikan dalam kehidupan kita sehari hari. sebagai calon
pengganti pemimpin bangsa dimasa mendatang yang memahami makna serta kedudukan dan
peranan Pancasila, dan khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna,
maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
Demikan makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan yang membacanya,
sehingga, menambah wawasan dan pengetahuan tentang bab ini. Aamiin.

MAKASSAR, FEBRUARI 2017

Kelompok 9

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I: PENDAHULUAN iii

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Penulisan Makalah 1

BAB II: PEMBAHASAN 2


2.1 Menelusuri Konsep Pancasila sebagai Sistem Etika 2
2.2 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika 3
2.3 Bagaimana Pancasila Menjadi Sistem Etika? 4
2.4 Alasan DiperlukannyaPancasila Sebagai Sistem Etika 5
2.5 Hambatan Pancasila sebagai Sistem Etika 6
2.6 Dinamika Pancasila Sebagai Sistem Etika 6

BAB III: PENUTUPAN 8

1. Kesimpulan 8

2. Saran 8

DAFTAR PUSTAKA 9

BAB I
1.1 Latar Belakang
Nilai norma dan moral adalah konsep-konsep yang saling terkait. Dalam hubungannya
dengan pancasila maka ketiganya akan memberi pemahamann yang saling melengkapi sebagai
sitem etika.
Pancasila sebagai suatu sistem falsafat pada hakikinya merupakan suatu sistem nilai yang
menjadi sumber dari penjabarannorma baik norma hukum, norma moral maupun norma yang
lainnya. Disamping itu, terkandung juga pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar,
rasional, dan konfrehensif. Oleh karena itu, suatu pemikiran falsafat adalah suatu nilai-nilai yang
mendasar yang memberikan landasan bagi manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Nilai-nilai tersebut dijadikan dalam kehidupan yang bersifat praktis atau kehidupan yang
bersifat nyata dalam masyarakat, bangsa dan Negara maka diwujudkan dalam norma-norma yang
kemudian menjadi pedoman.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud etika pancasila ?

2. Bagaimna konsep dan urgensi pancasila denga etika ?

3. Pentingnya etika pancasila ?


1.2 Tujuan Penulisan

an Khusus: a) Agar mahasiswa lebih memahami tentang materi Pancasila Sebagai Sistem Etika.
b) Untuk mendorong semangat mahasiswa agar memiliki etika yang sesuai dengan Sila dalam
Pancasila.
an Umum : a) Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang Pancasila Sebagai Sistem Etika.
b) Untuk memberi gambaran secara tertulis tentang Pancasila Sebagai Sistem Etika.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Menelusuri Konsep Pancasila sebagai Sistem Etika
A. Pengertian Etika
Pernahkah Anda mendengar istilah etika? Kalaupun Anda pernah mendengar istilah
tersebut, tahukah Anda apa artinya? Istilah etika berasal dari bahasa Yunani, Ethos yang
artinya tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan,
sikap, dan cara berpikir. Secara etimologis, etika berarti ilmu tentang segala sesuatu yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan
hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun masyarakat.
Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain.
Dalam artian ini, etika sama maknanya dengan moral. Etika dalam arti yang luas ialah ilmu yang
membahas tentang kriteria baik dan buruk (Bertens, 1997: 4--6). Etika pada umumnya
dimengerti sebagai pemikiran filosofis mengenai segala sesuatu yang dianggap baik atau buruk
dalam perilaku manusia. Keseluruhan perilaku manusia dengan norma dan prinsip-prinsip yang
mengaturnya itu kerapkali disebut moralitas atau etika (Sastrapratedja, 2002: 81).
Etika selalu terkait dengan masalah nilai sehingga perbincangan tentang etika, pada
umumnya membicarakan tentang masalah nilai (baik atau buruk). Apakah yang Anda ketahui
tentang nilai? Frondizi menerangkan bahwa nilai merupakan kualitas yang tidak real karena nilai
itu tidak ada untuk dirinya sendiri, nilai membutuhkan pengemban untuk berada (2001:7).
Misalnya, nilai kejujuran melekat pada sikap dan kepribadian seseorang. Istilah nilai
mengandung penggunaan yang kompleks dan bervariasi. Lacey menjelaskan bahwa paling tidak
ada enam pengertian nilai dalam penggunaan secara umum, yaitu sebagai berikut.
1. Sesuatu yang fundamental yang dicari orang sepanjang hidupnya.
2. Suatu kualitas atau tindakan yang berharga, kebaikan, makna atau pemenuhan karakter untuk
kehidupan seseorang.
3. Suatu kualitas atau tindakan sebagian membentuk identitas seseorang sebagai pengevaluasian
diri, penginterpretasian diri, dan pembentukan diri.
4. Suatu kriteria fundamental bagi seseorang untuk memilih sesuatu yang baik di antara berbagai
kemungkinan tindakan.
5. Suatu standar yang fundamental yang dipegang oleh seseorang ketika bertingkah laku bagi
dirinya dan orang lain.
6. Suatu objek nilai, suatu hubungan yang tepat dengan sesuatu yang sekaligus membentuk
hidup yang berharga dengan identitas kepribadian seseorang. Objek nilai mencakup karya seni,
teori ilmiah, teknologi, objek yang disucikan, budaya, tradisi, lembaga, orang lain, dan alam itu
sendiri. (Lacey, 1999: 23).

Dengan demikian, nilai sebagaimana pengertian butir kelima (5), yaitu sebagai standar
fundamental yang menjadi pegangan bagi seseorang dalam bertindak, merupakan kriteria yang
penting untuk mengukur karakter seseorang. Nilai sebagai standar fundamental ini pula yang
diterapkan seseorang dalam pergaulannya dengan orang lain sehingga perbuatannya dapat
dikategorikan etis atau tidak.
Namun,tahukah Anda bahwa dalam bahasa pergaulan orang acapkali mencampuradukkan
istilah etika dan etiket?Padahal,keduanya mengandung perbedaan makna yang hakiki. Etika
berarti moral, sedangkan etiket lebih mengacu pada pengertian sopan santun, adat istiadat. Jika
dilihat dari asal usul katanya,etika berasal dari kata ethos, sedangkan etiket berasal dari kata
etiquette.Keduanya memang mengatur perilaku manusia secara normatif.tetapiEtika lebih
mengacu ke filsafat moral yang merupakan kajian kritis tentang baik dan buruk, sedangkan etiket
mengacu kepada cara yang tepat,yang diharapkan, serta ditentukan dalam suatu komunitas
tertentu. Contoh,mencuri termasuk pelanggaran moral, tidak penting apakah dia mencuri dengan
tangan kanan atau tangan kiri. Etiket,misalnya terkait dengan tata cara berpeilaku dalam
pergaulan,sepertimakan dengan tangan kanan dianggap lebih sopan atau beretiket(Bertens, 1997:
9).

2.2 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika

1. Esensi Pancasila sebagai Sistem Etika


Hakikat Pancasila sebagai sistem etika terletak pada hal-hal sebagai berikut.
Pertama,hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan
sebagai penjamin prinsip-prinsip moral. Artinya,setiap perilaku warga negaraharus didasarkan
atas nilai-nilai moral yang bersumber pada norma agama. Setiap prinsip moral yang
berlandaskan pada norma agama, maka prinsip tersebut memiliki kekuatan (force) untuk
dilaksanakan oleh pengikut-pengikutnya.
Kedua,hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan manusia
yang mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan dengan actus homini, yaitu
tindakan manusia yang biasa. Tindakan kemanusiaan yang mengandung implikasi moral
diungkapkan dengan cara dan
sikap yang adil dan beradabsehingga menjamin tata pergaulan antarmanusia dan antarmakhluk
yang bersendikan nilai-nilai kemanusiaan yang tertinggi, yaitu kebajikan dan kearifan
Ketiga,hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup bersama sebagai warga
bangsa yang mementingkan masalah bangsa di atas kepentingan individu atau kelompok. Sistem
etika yang berlandaskan pada semangat kebersamaan, solidaritas sosialakan melahirkankekuatan
untuk menghadapi penetrasi nilai yang bersifat memecah belah bangsa.
Keempat,hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk mufakat.
Artinya,menghargai diri sendiri sama halnya dengan menghargai orang lain.
Kelima, hakikat sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan perwudan
dari sistem etika yang tidak menekankan pada kewajiban semata (deontologis) atau menekankan
pada tujuan belaka (teleologis), tetapi lebih menonjolkan keutamaan (Virtue ethics) yang
terkandung dalam nilai keadilan itu sendiri.
2. Urgensi Pancasila sebagai Sistem Etika
Hal-hal penting yang sangat urgen bagi pengembangan pancasila sebagai sistem etika
meliputi hal-hal sebagai berikut. Pertama,meletakkan sila-sila pancasila sebagai sistem etika
berarti menempatkan pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap,
tindakan,dan keputusan yang diambil setiap warga negara. Kedua,pancasila sebagai sistem etika
memberi guidancebagi setiap warga negarasehingga memiliki orientasi yang jelas dalam tata
pergaulan baik lokal, nasional, regional, maupuninternasional. Ketiga,pancasila sebagai sistem
etika dapat menjadi dasar analisis bagi berbagai kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara
negarasehingga tidak keluar dari semangat negarakebangsaan yang berjiwa pancasilais.
Keempat,pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring pluralitas nilai
yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai dampak globalisasi yang memengaruhi
pemikiran warga negara.

2.3 Bagaimana Pancasila Menjadi Sistem Etika?


Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa Indonesia, juga
merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan kepada
setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem
etika, dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam diri setiap individu
sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Mahasiswa sebagai peserta didik termasuk anggota masyarakat
ilmiah-akademik yang memerlukan sistem etika yang orisinal dan komprehensif agar dapat
mewarnai setiap keputusan yang diambilnya dalam profesi ilmiah. Sebab keputusan ilmiah yang
diambil tanpa pertimbangan moralitas, dapat menjadi bumerang bagi dunia ilmiah itu sendiri
sehingga menjadikan dunia ilmiah itu hampa nilai (value free).
Kita sebagai mahasiswa berkedudukan sebagai mahluk individu dan sosial sehingga
setiap keputusan yang diambil tidak hanya terkait dengan diri sendiri, tetapi juga berimplikasi
dalam kehidupan sosial dan lingkungan. Pancasila sebagai sistem etika merupakan moral
guidance yang dapat diaktualisasikan ke dalam tindakan konkrit, yang melibatkan berbagai aspek
kehidupan. Oleh karena itu, sila-sila pancasila perlu diaktualisasikan lebih lanjut ke dalam
putusan tindakan sehingga mampu mencerminkan pribadi yang saleh, utuh, dan berwawasan
moral-akademis. Dengan demikian, mahasiswa dapat mengembangkan karakter yang pancasilais
melalui berbagai sikap yang positif, seperti jujur, disiplin, tanggung jawab, mandiri, dan lainnya.
Mahasiswa sebagai insan akademis yang bermoral pancasila juga harus terlibat dan
berkontribusi langsung dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai perwujudan sikap
tanggung jawab warga negara. Tanggung jawab yang penting berupa sikap menjunjung tinggi
moralitas dan menghormati hukum yang berlaku di Indonesia. Untuk itu, diperlukan penguasaan
pengetahuan tentang pengertian etika, aliran etika, dan pemahaman Pancasila sebagai sistem
etika sehingga mahasiswa memiliki keterampilan menganalisis persoalan-persoalan korupsi dan
dekadensi moral dalam kehidupan bangsa Indonesia.

2.4 Alasan DiperlukannyaPancasila Sebagai Sistem Etika


Anda perlu mengetahui bahwa pancasila sebagai sistem etika tidaklah muncul begitu saja.
Pancasila sebagai sistem etika diperlukan dalam kehidupan politik untuk mengatur sistem
penyelenggaraan negara. Anda dapatbayangkan apabila dalam penyelenggaraan kehidupan
bernegara tidak ada sistem etika yang menjadi guidanceatau tuntunan bagi para penyelenggara
negara, niscaya negara akan hancur. Beberapa alasan mengapa pancasila sebagai sistem etika itu
diperlukan dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara di Indonesia,meliputi hal-hal sebagai
berikut. Pertama,korupsi akan bersimaharajalelakarena para penyelenggara negara tidak
memiliki rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya.Para penyelenggara negara tidak
dapatmembedakan batasanyang boleh dantidak, pantas dantidak, baik dan buruk (good and bad).
Pancasila sebagai sistem etika terkait dengan pemahaman atas kriteria baik (good)dan buruk
(bad). Archie Bahmdalam Axiology of Science, menjelaskan bahwa baik dan buruk merupakan
dua hal yang terpisah. Namun,baik dan burukitu eksis dalam kehidupan manusia, maksudnya
godaan untuk melakukan perbuatan buruk selalu muncul. Ketika seseorang menjadi pejabat dan
mempunyai peluang untuk melakukan tindakan buruk (korupsi), maka hal tersebut dapat terjadi
pada siapa saja. Oleh karena itu,simpulan Archie Bahm, Maksimalkan kebaikan, minimalkan
keburukan (Bahm, 1998: 58).
Kedua,dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama generasi
mudasehingga membahayakan kelangsungan hidup bernegara. Generasi muda yang tidak
mendapat pendidikan karakter yang memadai dihadapkan pada pluralitas nilai yang melanda
Indonesia sebagai akibat globalisasisehingga mereka kehilangan arah. Dekadensi moral itu
terjadi ketika pengaruh globalisasitidak sejalan dengan nilai-nilai pancasila, tetapi justru nilai-
nilai dari luar berlaku dominan. Contoh-contoh dekadensi moral,antara lainpenyalahgunaan
narkoba, kebebasan tanpa batas, rendahnya rasa hormat kepada orang tua, menipisnya rasa
kejujuran, tawuran di kalangan para pelajar. Kesemuanya itu menunjukkan lemahnya tatanan
nilai moral dalam kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu,pancasila sebagai sistemetika
diperlukan kehadirannya sejak dini, terutama dalam bentuk pendidikan karakter di sekolah-
sekolah.

2.5 Hambatan Pancasila sebagai Sistem Etika


Apakah Anda mengetahui bentuk tantangan terhadap pancasila sebagai sistem etika apa
saja yang muncul dalam kehidupan bangsa Indonesia? Hal-hal berikut ini dapat menggambarkan
beberapa bentuk tantangan terhadap sistem etika pancasila.
Pertama,tantangan terhadap sistem etika pancasila pada zaman Orde Lama berupa sikap
otoriter dalam pemerintahan sebagaimana yang tercermin dalam penyelenggaraan negara yang
menerapkan sistem demokrasi terpimpin. Hal tersebut tidak sesuai dengan sistem etika pancasila
yang lebih menonjolkan semangat musyawarah untuk mufakat.
Kedua,tantangan terhadap sistem etika pancasila pada zaman Orde Baru terkait dengan
masalah NKK (Nepotisme, Kolusi, dan Korupsi) yang merugikan penyelenggaraan negara. Hal
tersebut tidak sesuai dengan keadilan sosialkarena nepotisme, kolusi, dan korupsi hanya
menguntungkan segelintir orang atau kelompok tertentu.
Ketiga,tantangan terhadap sistem etika pancasila pada era Reformasi berupa eforia
kebebasan berpolitik sehingga mengabaikan norma-norma moral. Misalnya,munculnya
anarkisme yang memaksakan kehendak dengan mengatasnamakan kebebasan berdemokrasi.

2.6 Dinamika Pancasila Sebagai Sistem Etika


Beberapa argumen tentang dinamika pancasila sebagai sistem etika dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama,pada
zaman Orde Lama,pemilu diselenggarakan dengan semangat demokrasi yang diikuti banyak
partai politik, tetapidimenangkan empat partai politik, yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI),
Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI), Partai Nahdhatul Ulama (PNU), dan Partai Komunis
Indonesia (PKI). Tidak dapat dikatakan bahwa pemerintahan di zaman Orde Lama mengikuti
sistem etika pancasila, bahkan ada tudingan dari pihak Orde Baru bahwa pemilihan umum pada
zaman Orde Lama dianggap terlalu liberalkarena pemerintahan Soekarno menganut sistem
demokrasi terpimpin, yang cenderung otoriter.
Kedua,pada zaman Orde Baru sistem etika pancasila diletakkan dalam bentuk penataran
P-4. Pada zaman Orde Baru itu pula muncul konsep manusia Indonesia seutuhnya sebagai
cerminan manusia yang berperilaku dan berakhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
Manusia Indonesia seutuhnya dalam pandangan Orde Baru,artinya manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang secara kodrati bersifat monodualistik, yaitu makhluk rohani
sekaligus makhluk jasmani, dan makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Manusia sebagai
makhluk pribadi memiliki emosi yang memiliki pengertian, kasih sayang, harga diri, pengakuan,
dan tanggapan emosional dari manusia lain dalam kebersamaan hidup. Manusia sebagai mahluk
sosial,memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera. Tuntutan tersebut hanya
dapat terpenuhi melalui kerjasama dengan orang lain, baik langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itulah,sifat kodrat manusia sebagai mahluk individu dan sosial harus dikembangkan
secara selaras, serasi, dan seimbang (Martodihardjo, 1993: 171).
Manusia Indonesia seutuhnya (adalah makhluk mono-pluralis yang terdiri atassusunan
kodrat: jiwa dan raga; Kedudukan kodrat: makhluk Tuhan dan makhluk berdiri sendiri; sifat
kodrat: makhluk sosial dan mahluk individual. Keenam unsur manusia tersebut saling
melengkapi satu sama lain dan merupakan satu kesatuan yang bulat. Manusia Indonesia menjadi
pusat persoalan, pokok dan pelaku utama dalam budaya pancasila. (Notonagoro dalamAsdi,
2003: 17-18).
Ketiga,sistem etika pancasila pada era reformasi tenggelam dalam eforia
demokrasi.Namun seiring dengan perjalanan waktu, disadari bahwa demokrasi tanpa dilandasi
sistem etika politik akan menjurus pada penyalahgunaan kekuasaan, serta machiavelisme
(menghalalkan segala cara untuk mencapi tujuan). Sofian Effendi, Rektor Universitas Gadjah
Mada dalam sambutan pembukaan Simposium Nasional Pengembangan Pancasila sebagai
Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Nasional (2006: xiv) mengatakan sebagai
berikut.Bahwa moral bangsa semakin hari semakin merosot dan semakin hanyut dalam arus
konsumerisme, hedonisme, eksklusivisme, dan ketamakan karena bangsa Indonesia tidak
mengembangkan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembelajaran penulis selama melaksanakan penyusunan makalah ini, penulis
atau penyusun dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Pendukung dari Pancasila sebagai sistem etika adalah Pancasila memegang peranan
dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Di setiap saat dan dimana saja
kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke
dua pada Pancasila, yaitu Kemanusian yang adil dan beradab sehingga tidak dapat dipungkiri
bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar. Dengan
menjiwai butir-butir Pancasila masyarakat dapat bersikap sesuai etika baik yang berlaku dalam
masyarakat, bangsa dan negara.

3.2 Saran
Hubungan nilai dengan norma adalah nilai mendasari terbentuknya pola perilaku. Pola
perilaku akan bisa terwujud sesuai denagan yang kita inginkan apabila terdapat kaidah-kaidah
atau ketentuan-ketentuan yang memendorong dan mengarahkan untuk mewujudkan pola
perilaku itu menjadi perbuatan atau tindakan konkret. Dalam bersosialisasi kita juga haru
menerapkan aturan pancasila sebagai sitem etika, dengan norma-norma dan ketentuan yang telah
ada.

DAFTAR PUSTAKA
http://sinarmentari4u.blogspot.co.id/2011/07/makalah-pancasila-sebagai-sistem-
etika.html
http://julee.blogspot.co.id/2012/11/pentingnya-pancasila-sebagai-etika.html
http://305ak.my.scripedia.com/contoh-makalah-pancasila-2/
http://aji-santosa.blogspot.co.id/2011/11/pengertian-etika-dan-macam-macam-
etika.html
http://julee.blogspot.co.id/2012/11/pentingnya-pancasila-sebagai-etika.html

Вам также может понравиться

  • Tugas Mid Saudin
    Tugas Mid Saudin
    Документ12 страниц
    Tugas Mid Saudin
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Budiawan Tawulo (C1a1 13 099)
    Budiawan Tawulo (C1a1 13 099)
    Документ21 страница
    Budiawan Tawulo (C1a1 13 099)
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Budiawan Tawulo (C1a1 13 099)
    Budiawan Tawulo (C1a1 13 099)
    Документ21 страница
    Budiawan Tawulo (C1a1 13 099)
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Tugas KKN
    Tugas KKN
    Документ7 страниц
    Tugas KKN
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Budiawan Tawulo (C1a1 13 099)
    Budiawan Tawulo (C1a1 13 099)
    Документ21 страница
    Budiawan Tawulo (C1a1 13 099)
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Tugas Mid Chika
    Tugas Mid Chika
    Документ12 страниц
    Tugas Mid Chika
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Tugas Mid Sapri
    Tugas Mid Sapri
    Документ12 страниц
    Tugas Mid Sapri
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Документ1 страница
    Daftar Tabel
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Narni File
    Narni File
    Документ1 страница
    Narni File
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Tugas Mid Basir
    Tugas Mid Basir
    Документ12 страниц
    Tugas Mid Basir
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Tugas Mid Rachmad Zulkifli
    Tugas Mid Rachmad Zulkifli
    Документ12 страниц
    Tugas Mid Rachmad Zulkifli
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Tugas Mid Fandi
    Tugas Mid Fandi
    Документ12 страниц
    Tugas Mid Fandi
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Tugas Mid Habib
    Tugas Mid Habib
    Документ12 страниц
    Tugas Mid Habib
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Tugas Mid Fandi
    Tugas Mid Fandi
    Документ12 страниц
    Tugas Mid Fandi
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Tugas Mid Edi Polo
    Tugas Mid Edi Polo
    Документ12 страниц
    Tugas Mid Edi Polo
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Tugas Mid Chika
    Tugas Mid Chika
    Документ12 страниц
    Tugas Mid Chika
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Tugas Mid Chika
    Tugas Mid Chika
    Документ12 страниц
    Tugas Mid Chika
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Cover R
    Cover R
    Документ1 страница
    Cover R
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Tugas Mid Annisa
    Tugas Mid Annisa
    Документ12 страниц
    Tugas Mid Annisa
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Rifan HAM
    Rifan HAM
    Документ6 страниц
    Rifan HAM
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Tugas Mid Sapri
    Tugas Mid Sapri
    Документ12 страниц
    Tugas Mid Sapri
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Tugas Final Pi
    Tugas Final Pi
    Документ13 страниц
    Tugas Final Pi
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Mid Riko
    Mid Riko
    Документ20 страниц
    Mid Riko
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Surat Aksi 10 November Imkl
    Surat Aksi 10 November Imkl
    Документ1 страница
    Surat Aksi 10 November Imkl
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Aliadin Permohonan
    Aliadin Permohonan
    Документ1 страница
    Aliadin Permohonan
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Aliadin Permohonan
    Aliadin Permohonan
    Документ1 страница
    Aliadin Permohonan
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Daftar Lampira1
    Daftar Lampira1
    Документ1 страница
    Daftar Lampira1
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Aliadin Permohonan
    Aliadin Permohonan
    Документ1 страница
    Aliadin Permohonan
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • ULANGAN HARIAN Xi Mia 1 Hormat Dan Patuh
    ULANGAN HARIAN Xi Mia 1 Hormat Dan Patuh
    Документ1 страница
    ULANGAN HARIAN Xi Mia 1 Hormat Dan Patuh
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Документ123 страницы
    Abs Trak
    sarifudin fudin
    Оценок пока нет