Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji syukur kepada Allah Subhanahu wa taala atas karunia, hidayah dan nikmatnya
penulis dapat menyelesaikan makalah pendidikan pancasila ini. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Pancasila
Makalah ini ditulis dari hasil ungkapan pemikiran kami sendiri yang bersumber dari
internet dan buku sebagai referensi, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar
mata kuliah Pendidikan Pancasila atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga
kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah
ini.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
semoga hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai arti penting nya Konsep Dan Urgensi
Pancasila Sebagai Etika
Dan semoga dapat di implementasikan dalam kehidupan kita sehari hari. sebagai calon
pengganti pemimpin bangsa dimasa mendatang yang memahami makna serta kedudukan dan
peranan Pancasila, dan khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna,
maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
Demikan makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan yang membacanya,
sehingga, menambah wawasan dan pengetahuan tentang bab ini. Aamiin.
Kelompok 9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
1. Kesimpulan 8
2. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I
1.1 Latar Belakang
Nilai norma dan moral adalah konsep-konsep yang saling terkait. Dalam hubungannya
dengan pancasila maka ketiganya akan memberi pemahamann yang saling melengkapi sebagai
sitem etika.
Pancasila sebagai suatu sistem falsafat pada hakikinya merupakan suatu sistem nilai yang
menjadi sumber dari penjabarannorma baik norma hukum, norma moral maupun norma yang
lainnya. Disamping itu, terkandung juga pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis, mendasar,
rasional, dan konfrehensif. Oleh karena itu, suatu pemikiran falsafat adalah suatu nilai-nilai yang
mendasar yang memberikan landasan bagi manusia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Nilai-nilai tersebut dijadikan dalam kehidupan yang bersifat praktis atau kehidupan yang
bersifat nyata dalam masyarakat, bangsa dan Negara maka diwujudkan dalam norma-norma yang
kemudian menjadi pedoman.
an Khusus: a) Agar mahasiswa lebih memahami tentang materi Pancasila Sebagai Sistem Etika.
b) Untuk mendorong semangat mahasiswa agar memiliki etika yang sesuai dengan Sila dalam
Pancasila.
an Umum : a) Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang Pancasila Sebagai Sistem Etika.
b) Untuk memberi gambaran secara tertulis tentang Pancasila Sebagai Sistem Etika.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Menelusuri Konsep Pancasila sebagai Sistem Etika
A. Pengertian Etika
Pernahkah Anda mendengar istilah etika? Kalaupun Anda pernah mendengar istilah
tersebut, tahukah Anda apa artinya? Istilah etika berasal dari bahasa Yunani, Ethos yang
artinya tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan,
sikap, dan cara berpikir. Secara etimologis, etika berarti ilmu tentang segala sesuatu yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam arti ini, etika berkaitan dengan kebiasaan
hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun masyarakat.
Kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain.
Dalam artian ini, etika sama maknanya dengan moral. Etika dalam arti yang luas ialah ilmu yang
membahas tentang kriteria baik dan buruk (Bertens, 1997: 4--6). Etika pada umumnya
dimengerti sebagai pemikiran filosofis mengenai segala sesuatu yang dianggap baik atau buruk
dalam perilaku manusia. Keseluruhan perilaku manusia dengan norma dan prinsip-prinsip yang
mengaturnya itu kerapkali disebut moralitas atau etika (Sastrapratedja, 2002: 81).
Etika selalu terkait dengan masalah nilai sehingga perbincangan tentang etika, pada
umumnya membicarakan tentang masalah nilai (baik atau buruk). Apakah yang Anda ketahui
tentang nilai? Frondizi menerangkan bahwa nilai merupakan kualitas yang tidak real karena nilai
itu tidak ada untuk dirinya sendiri, nilai membutuhkan pengemban untuk berada (2001:7).
Misalnya, nilai kejujuran melekat pada sikap dan kepribadian seseorang. Istilah nilai
mengandung penggunaan yang kompleks dan bervariasi. Lacey menjelaskan bahwa paling tidak
ada enam pengertian nilai dalam penggunaan secara umum, yaitu sebagai berikut.
1. Sesuatu yang fundamental yang dicari orang sepanjang hidupnya.
2. Suatu kualitas atau tindakan yang berharga, kebaikan, makna atau pemenuhan karakter untuk
kehidupan seseorang.
3. Suatu kualitas atau tindakan sebagian membentuk identitas seseorang sebagai pengevaluasian
diri, penginterpretasian diri, dan pembentukan diri.
4. Suatu kriteria fundamental bagi seseorang untuk memilih sesuatu yang baik di antara berbagai
kemungkinan tindakan.
5. Suatu standar yang fundamental yang dipegang oleh seseorang ketika bertingkah laku bagi
dirinya dan orang lain.
6. Suatu objek nilai, suatu hubungan yang tepat dengan sesuatu yang sekaligus membentuk
hidup yang berharga dengan identitas kepribadian seseorang. Objek nilai mencakup karya seni,
teori ilmiah, teknologi, objek yang disucikan, budaya, tradisi, lembaga, orang lain, dan alam itu
sendiri. (Lacey, 1999: 23).
Dengan demikian, nilai sebagaimana pengertian butir kelima (5), yaitu sebagai standar
fundamental yang menjadi pegangan bagi seseorang dalam bertindak, merupakan kriteria yang
penting untuk mengukur karakter seseorang. Nilai sebagai standar fundamental ini pula yang
diterapkan seseorang dalam pergaulannya dengan orang lain sehingga perbuatannya dapat
dikategorikan etis atau tidak.
Namun,tahukah Anda bahwa dalam bahasa pergaulan orang acapkali mencampuradukkan
istilah etika dan etiket?Padahal,keduanya mengandung perbedaan makna yang hakiki. Etika
berarti moral, sedangkan etiket lebih mengacu pada pengertian sopan santun, adat istiadat. Jika
dilihat dari asal usul katanya,etika berasal dari kata ethos, sedangkan etiket berasal dari kata
etiquette.Keduanya memang mengatur perilaku manusia secara normatif.tetapiEtika lebih
mengacu ke filsafat moral yang merupakan kajian kritis tentang baik dan buruk, sedangkan etiket
mengacu kepada cara yang tepat,yang diharapkan, serta ditentukan dalam suatu komunitas
tertentu. Contoh,mencuri termasuk pelanggaran moral, tidak penting apakah dia mencuri dengan
tangan kanan atau tangan kiri. Etiket,misalnya terkait dengan tata cara berpeilaku dalam
pergaulan,sepertimakan dengan tangan kanan dianggap lebih sopan atau beretiket(Bertens, 1997:
9).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembelajaran penulis selama melaksanakan penyusunan makalah ini, penulis
atau penyusun dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Pendukung dari Pancasila sebagai sistem etika adalah Pancasila memegang peranan
dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Di setiap saat dan dimana saja
kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke
dua pada Pancasila, yaitu Kemanusian yang adil dan beradab sehingga tidak dapat dipungkiri
bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar. Dengan
menjiwai butir-butir Pancasila masyarakat dapat bersikap sesuai etika baik yang berlaku dalam
masyarakat, bangsa dan negara.
3.2 Saran
Hubungan nilai dengan norma adalah nilai mendasari terbentuknya pola perilaku. Pola
perilaku akan bisa terwujud sesuai denagan yang kita inginkan apabila terdapat kaidah-kaidah
atau ketentuan-ketentuan yang memendorong dan mengarahkan untuk mewujudkan pola
perilaku itu menjadi perbuatan atau tindakan konkret. Dalam bersosialisasi kita juga haru
menerapkan aturan pancasila sebagai sitem etika, dengan norma-norma dan ketentuan yang telah
ada.
DAFTAR PUSTAKA
http://sinarmentari4u.blogspot.co.id/2011/07/makalah-pancasila-sebagai-sistem-
etika.html
http://julee.blogspot.co.id/2012/11/pentingnya-pancasila-sebagai-etika.html
http://305ak.my.scripedia.com/contoh-makalah-pancasila-2/
http://aji-santosa.blogspot.co.id/2011/11/pengertian-etika-dan-macam-macam-
etika.html
http://julee.blogspot.co.id/2012/11/pentingnya-pancasila-sebagai-etika.html