Вы находитесь на странице: 1из 21

USTEK - FS Agribisnis Perikanan

2.1. PENDEKATAN

A. MENGAPA MANAJEMEN SISTEM AGRIBISNIS

Sebagai negara yang kaya akan berbagai sumberdaya, dapat


dikatakan Indonesia pada dasarnya merupakan negara besar
agribisnis atau berpotensi sebagai negara besar agribisnis.
Berbagai aspek seperti potensi sumberdaya alam yang dimiliki,
kualitas sumberdaya manusianya, tingkat ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ada, potensi pasar agribisnis dalam dan luar
negara, pengembangan industri-industri penunjang agribisnis,
ketersediaan dukungan industri finansial, dukungan kebijakan
pemerintah dalam pembangunan agribisnis sesungguhnya
merupakan pondasi yang tepat untuk membangun Indonesia
menjadi negara agribisnis.

Hal ini telah disadari oleh semua pihak termasuk pemerintah


sehingga pembangunan agribisnis telah menjadi salah satu
kebijakan pembangunan nasional, strategi pengembangan
agribisnis juga mengalami perkembangan dari waktu kewaktu,
yang pada awalnya pengembangan agribisnis hanya dilakukan
untuk tanaman pangan dan hanya merupakan tanggung jawab
dinas teknis terkait, sehingga dapat dikatakan hanya merupakan
pendekatan sektor dan parsial, saat ini telah berevolusi dan
berubah. Saat ini pengembangan agribisnis diubah menjadi
pengembangan seluruh komoditi yang diterima oleh pasar, baik
pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri,
pengembangannyapun dilakukan melalui pendekatan terpadu. Jadi

II-1
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

pengembangan agribisnis mengalami perubahan, dulunya


pendekatan per bagian menjadi pengembangan terpadu, dulunya
melalui pendekatan sektor kemudian menjadi pendekatan multi
sektor, dulunya melakukan pendekatan parsial kemudian menjadi
pendekatan sistem terpadu. Hal ini menyebabkan pengembangan
agribisnis menjadi pendekatan multi disiplin dan lintas departemen.

Ada banyak tulisan mengenai agribisnis, ada yang


menggambarkan agribisnis sebagai total kegiatan yang berasal
dari komoditi pertanian dan komoditi berasal atau yang dibuat
berdasarkan komoditi pertanian tersebut. Adapula yang
menggambarkan agribisnis sebagai semua kegiatan di sector
pertanian dimulai dari penyediaan sarana produksi, proses
produksi, penanganan pasca panen/pengolahan, dan pemasaran,
sehingga produk tersebut sampai ke konsumen. Dari gambaran ini,
agribisnis merupakan alur hulu-hilir yang berawal dari usaha
pertanian produksi dan berakhir di konsumen. Akibatnya sisi
istimewa pengembangan agribisnis umumnya lebih mendahulukan
hilir dibandingkan hulu. Fakta-fakta memperlihatkan bila terjadi
gejolak harga komoditi agribisnis maka kebijakan yang diambil
pastilah lebih mementingkan menstabilkan kondisi hilir, baru
mempertimbangkan kemudian mempertimbangkan kondisi hulu.
Hal ini memperlihatkan pendekatan forward linkage (hilir) lebih
diutamakan dibandingkan pendekatan backward linkage (hulu).

Menjadi sebuah pertanyaan mengapa agribisnis hanya selalu


membicarakan alur hulu-hilir, sehingga banyak energi dan
perhatian yang dicurahkan untuk hal ini. Mengapa pendekatan
pengembangan agribisnis tidak dilakukan dengan pendekatan hilir-
hulu, atau bahkan melakukan pendekatan pengembangan siklus

II-2
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

hulu-hilir-hulu. Pendekatan siklus bagi agribisnis, mengibaratkan


agribisnis bagaikan air yang memiliki suatu siklus, dari hulu hingga
ke hilir kembali ke hulu lagi membentuk siklus agribisnis. Konsep
siklus hulu-hilir-hulu akan memperlihatkan bahwa apa yang terjadi
di hilir merupakan akibat aktivitas di hulu, dan apa yang terjadi di
hulu akibat aktivitas di hilir sehingga antara hulu-hilir akan saling
mempengaruhi. Karenanya siklus agribisnis kompleks, memiliki
interkoneksi, memiliki interdependensi inter dan antar siklus bisnis
lainnya. Untuk itu perlu dipahami apa batasan siklus, elemen
pembentuknya, bagaimana relasi antar elemen, subsiklus maupun
suprasiklusnya. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan
pendekatan sistem merupakan pendekatan yang dapat
menggambarkan siklus agribisnis beserta elemen-elemen
pembentuknya.

B. MANAJEMEN SISTEM AGRIBISNIS

Teori dan pengalaman dalam pengembangan agribisnis telah


memberikan pemahaman baru bagi para ahli agribisnis, pada
umumnya telah sepakat bahwa agribisnis merupakan suatu sistem
yang kompleks dan dinamis sehingga pengembangan agribisnis
idealnya juga menggunakan pendekatan sistem. Pendekatan
sistem agribisnis saat ini dilakukan berdasarkan teori dan
pendapat para ahli yang menyatakan bahwa sistem agribisnis
terdiri dan terbentuk dari beberapa subsistem, ada yang memilah
menjadi sistem hulu-hilir, ada pula yang memilah sistem agribisnis
menjadi subsistem on farm-off farm. Apapun jenis pemilahannya,
banyak kajian yang dilakukan berdasarkan pemilahan tersebut
sehingga kajian yang sering dilakukan hanya sampai pada level
subsistem saja.

II-3
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

Menurut ilmu sistem, subsistem merupakan sistem didalam sistem


yang lebih besar sehingga subsistem sesungguhnya masih dapat
dirinci dan dipilah lagi. Subsistem merupakan integrasi
sekumpulan elemen-elemen pembentuk sistem, yang saling
berhubungan satu sama lain, yang dipengaruhi dan mempengaruhi
lingkungannya serta mempunyai tujuan dan sasaran yang sama.
Berdasarkan pemahaman sistem, kajian agribisnis tentulah dapat
dilakukan lebih rinci, lebih terstruktur, dan sistematis. Kajian dapat
dilakukan dengan menjelaskan atau menerangkan apa
sesungguhnya yang menjadi pembentuk subsistem agribisnis
tersebut.
Apakah perincian sistem agribisnis cukup hanya sampai level
subsistem, ataukah mau dirinci lebih lanjut, itu kembali pada
pertimbangan masing-masing. Hanya perlu dipahami bahwa
pendekatan sistem merupakan pendekatan yang akan
memberikan penjelasan atau gambaran bagian terkecil (elemen)
pembentuk subsistem karena pendekatan sistem akan berusaha
untuk mencari pengertian secara keseluruhan melalui
pengetahuan pada bagian-bagiannya, dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran yang holistik, general dan terpadu. Ilmu
sistem juga memberikan pemahaman bahwa sistem agribisnis
merupakan bagian dari sistem yang lebih besar, lebih makro yang
disebut sebagai supra sistem, dimana sistem agribisnis merupakan
bagian dari supra sistem ekonomi negara sehingga sistem
agribisnis dipengaruhi dan mempengaruhi oleh sistem ekonomi
negara secara keseluruhan.

Pendekatan sistem juga akan memberikan pemahaman bahwa


sistem agribisnis tidaklah langsung berkembang menjadi sistem

II-4
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

yang kompleks, unik dan selalu bersifat dinamis tetapi berevolusi


dari sistem yang amat sederhana menjadi sistem yang kompleks.
Ada pergeseran orientasi pengembangan agribisnis, pada awalnya
pengembangan agribisnis memiliki orientasi agraris berkembang
menjadi orientasi produktifitas, orientasi profit, orientasi industri,
orientasi berkelanjutan.

Orientasi agraris bertujuan untuk mencukupi kebutuhan diri sendiri


atau kelompoknya sendiri. Ciri umum budaya agraris diantaranya
adalah bersifat komunal, diikat oleh kesadaran kolektif, terdapat
ikatan emosional, hubungan dan orientasi primordial, keterkaitan
dengan alam tinggi, dan teknologi masih sederhana.

Orientasi produksi atau produktifitas bertujuan untuk meningkatkan


produksi agar selain mencukupi kebutuhan diri sendiri juga untuk
disimpan atau melakukan barter dengan kelompok lain. Umumnya
masih bercirikan budaya agraris tetapi berusaha untuk tidak
tergantung pada alam.

Orientasi profit bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari


perdagangan antar kelompok. Ciri budayanya merupakan
campuran antara agraris dan pedagang.

Orientasi industri bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang


terus menerus melalui industri. Ciri budayanya telah beralih dari
agraris menjadi budaya pedagang dan industri. Orientasi budaya
industri diantaranya (1) tekun, ulet, kerja keras, hemat, cermat,
disiplin dan menghargai waktu; (2) mampu merencanakan dan
mengelola usaha; (3) selalu memegang teguh asas efisiensi dan
produktivitas, (4) menggunakan teknologi, (5) mempunyai motivasi
yang kuat untuk berhasil, (6) berorientasi kepada kualitas produk
dan permintaan pasar, (7) berorientasi kepada nilai tambah, (8)

II-5
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

mampu mengendalikan dan memanfaatkan alam, (9) tanggap


terhadap inovasi, (10) berani menghadapi risiko usaha, (11)
melakukan agribisnis yang terintegrasi maupun quasi integrasi
secara vertikal, (12) melakukan perekayasaan untuk mengurangi
atau menggantikan ketergantungan pada alam sehingga produk
yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan yang diminta
pasar, dan (13) professional serta mandiri dalam menentukan
keputusan

Orientasi berkelanjutan bertujuan agar agribisnis berkelanjutan


dengan pertimbangan dari berbagai segi. Ciri budayanya adalah
selalu berusaha kembali kealam, bersahabat dengan alam.
Orientasi utamanya adalah teknologi tepat guna dan akrab
lingkungan.

Masing-masing orientasi memiliki latar belakangnya sendiri-sendiri


sekaligus mempengaruhi tujuan pengembangan agribisnis.
Agribisnis masa datang tidaklah memilah atau memilih orientasi
tetapi memadukan semua orientasi yang ada dengan
pertimbangan sistem agribisnis itu unik, dinamis dan selalu
dipengaruhi oleh keunggulan-keunggulan komparatatis spesifikasi
lokasinya sehingga agribisnis masa datang idealnya bersifat multi
orientasi.

Bagaimanapun sebagai suatu pendekatan, pendekatan sistem


selain memiliki keunggulan juga memiliki kekurangan. Untuk
mengelola keunggulan maupun meminimalkan kelemahan yang
ada, diperlukan suatu manajemen sistem dan untuk sistem
agribisnis diperlukan manajemen sistem agribisnis agar sistem
berjalan efisien dan efektif.

II-6
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

C. AGRIBISNIS

Ada beragam fakta yang membuktikan peranan agribisnis dalam


pembangunan Indonesia. Data perjalanan sejarah Indonesia
memperlihatkan bahwa agribisnis telah dilakukan pada zaman
nenek moyang dan menjadi penggerak ekonomi kerajaan-kerajaan
dahulu. Banyak pelabuhan-pelabuhan besar berdiri dan menjadi
makmur berkat keunggulan hasil bumi Indonesia.

Seiring dengan pertumbuhan populasi penduduk, pangsa pasar


produk agribisnis juga tumbuh dengan berkembangnya kebutuhan
manusia akan produk-produk agribisnis yang alami dan ramah
lingkungan. Kebutuhan dan kesadaran manusia akan bioenergi,
biofarmaka, makanan organik, bio produk lainnya akan membuat
permintaan akan produk-produk agribisnis semakin meningkat
tetapi disisi lain volume sumberdaya alam (SDA) tetap bahkan ada
kecenderungan menurunnya kualitas sumberdaya alam sehingga
produktifitasnya juga menurun. Adanya peningkatan produk
agribisnis tetapi disisi lain produktifitas sumberdaya alam menurun
memerlukan pendekatan agribisnis untuk mengoptimalkan
sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Agribisnis melibatkan multi sektor kehidupan manusia, berbagai


hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan,
berperan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Agribisnis terkait
dengan pengelolaan keanekaragaman hayati dan kekayaan
biodiversity Indonesia, berperan dalam degradasi Sumber Daya
Alam dan Lingkungan sekaligus berperan dalam upaya menjaga
ketahanan Sumber Daya Alam Indonesia. Agribisnis terlibat dalam
pemenuhan berbagai kebutuhan manusia baik fisik dan non fisik,

II-7
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

menjadi pembuka lapangan kerja dan penghidupan bagi


masyarakat. Agribisnis terlibat dengan pemanfaatan dan
pengembangan IPTEK dalam rentang yang lebar mulai dari yang
sederhana, tepat guna, madya hingga teknologi tinggi. Agribisnis
berperan dalam pengembangan pasar berbagai jenis, tipe dan
fungsi untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen
dan memuaskan produsen. Adanya pasar agribisnis juga
mengembangkan aliran distribusi barang, jasa maupun uang.
Peran lain agribisnis adalah mendorong pengembangan sektor
industri keuangan dan sektor pendukungnya. Agribisnis juga
berperan dalam pengembangan organisasi usaha, organisasi
penunjang usaha termasuk organisasi kemasyarakatan.
Singkatnya agribisnis berperan dalam manajemen SDA, SDM,
IPTEK, Pasar, Finansial, Organisasi.

Peran diatas merupakan keterlibatan agribisnis bagi swasta dan


masyarakat, bagi pemerintah agribisnis berperan dalam
pengembangan dan implementasi undang-undang, peraturan-
peraturan, hukum dan legalitas. Pada peta persaingan usaha,
pemerintah berperan dalam mengkondisikan peluang dan
tantangan dunia usaha agar kondusif bagi pengembangan
agribisnis. Agribisnis juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
kebijakan ekonomi mikro pemerintah dengan tujuan mencegah
atau menangani kegagalan pasar. Beberapa kebijakan pemerintah
dalam mengintervensi pasar diantaranya :

Mengontrol harga dengan penetapan harga dasar, harga


maksimum dan kuota produksi.

Menaikkan atau menurunkan pajak dan subsidi.

II-8
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

Membatasi impor dengan penentuan tarif pajak dan kuota


impor.

Peran agribisnis bagi ekonomi makro dapat dilihat dari


pencantuman pertanian pada posisi teratas laporan Produk
Domestik Bruto sehingga bila kebijakan ekonomi makro
pemerintah adalah untuk menjaga kestabilan pertumbuhan PDB,
tentunya akan mempengaruhi atau dipengaruhi oleh agribisnis.
Kebijakan-kebijakan ekonomi makro terbagi menjadi kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal. Kedua kebijakan tersebut akan
mempengaruhi :

Tingkat konsumsi masyarakat luas.

Tingkat konsumsi organisasi atau instansi pemerintah.

Tingkat investasi.

Pertumbuhan atau penurunan ekspor.

Pertumbuhan atau penurunan impor.

Tingkat inflasi dan pengangguran

Interaksi ekonomi dengan dunia internasional

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil pemerintah


dalam upaya mengendalikan jumlah uang yang beredar untuk
mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang diharapkan
lebih baik. Kebijakan moneter terbagi menjadi kebijakan moneter
ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif. Kebijakan moneter
ekspansif bila menambah jumlah uang yang beredar dan kebijakan
moneter kontraktif bila mengurangi jumlah uang yang beredar,
populer dengan sebutan kebijakan uang ketat (tight money policy).

II-9
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah untuk


mengendalikan penerimaan dan pengeluarannya. Berdasarkan
perbandingan penerimaan dengan pengeluaran, terdapat 3 jenis
anggaran yaitu anggaran defisit (kebijakan fiskal ekspansif),
anggaran berimbang dan anggaran surplus (kebijakan fiskal
kontraktif). Anggaran defisit (penerimaan < pengeluaran) umumnya
digunakan untuk menstimulir pertumbuhan ekonomi, anggaran
surplus (penerimaan > pengeluaran) digunakan untuk mengerem
pertumbuhan ekonomi dengan cara menaikkan pajak untuk
mengurangi daya beli.

Ekonomi internasional memperlihatkan keunggulan komparatif dan


keunggulan kompetitif sehingga pengembangan agribisnis akan
mengembangkan keunggulan komparatif dan keunggulan
kompetitif bangsa Indonesia. Untuk mengembangkan dan
mempertahankan keunggulan-keunggulan tersebut, beberapa
kebijakan perdagangan internasional ditempuh oleh suatu negara.
Kebijakan perdagangan internasional dibagi menjadi kebijakan
ekspor dan kebijakan impor. Kebijakan ekspor terdiri dari kebijakan
ekspor dalam negeri dan kebijakan ekspor luar negeri. Sementara
kebijakan impor terdiri dari tarif penghalang (tariff barrier),
kebijakan non tarif dan kebijakan perdagangan antar negara
(dumping dan international cartel).

Pasar produk agribisnis yang mendunia membuat agribisnis


dipengaruhi oleh sistem moneter internasional dengan bursa
valasnya, sumber dana dan pembiayaan internasional,
pemahaman sistem pembayaran internasional, perkembangan
arus modal internasional sampai pada bisnis internasional dengan

II-10
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

bentuk multinational corporation. Hal ini membuat perekonomian


suatu negara menjadi perekonomian terbuka.

Hal-hal diatas memperlihatkan keterlibatan dan peran agribisnis


dengan berbagai sektor sehingga layaklah bila agribisnis dipelajari
untuk lebih dipahami. Pemahaman yang akan menimbulkan
kesadaran dan keberpihakan semua pemangku kepentingan
dalam pengembangan agribisnis untuk mempertahankan
keunggulan komparatif dan meraih keunggulan kompetitif
agribisnis negara kita.

D. SISTEM

Alam telah memperlihatkan bahwa segala sesuatu dalam


kehidupan ini berbentuk sistem, dari sistem yang paling sederhana
hingga sistem yang paling kompleks. Berbagai bentuk sistem ini
membentuk suatu jaring, yang merupakan suatu jaring kehidupan.
Suatu sistem yang berada dalam jaring kehidupan akan saling
mempengaruhi dan saling tergantung satu sama lain sehingga
kondisi setiap sistem akan selalu saling terkait. Sifat-sifat tersebut
membuat suatu sistem kehidupan akan selalu berusaha
membentuk dan menjaga keseimbangan hubungan antara
beragam sistem yang ada, keseimbangan hubungan yang terjadi
dan terbentuk secara otomatis karena jaring kehidupan telah
memiliki caranya sendiri untuk menyeimbangkan hubungan antara
satu sistem dengan sistem lainnya.

Manusia dengan didasari oleh perasaan ingin tahu akan selalu


berusaha untuk memahami sistem dengan mempelajari dan
mengamati sistem itu sendiri. Pengamatan tentulah tidak dapat
dilakukan secara serentak pada beragam sistem, tetapi harus

II-11
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

memfokuskan pada suatu sistem yang dipilih dengan cara


membatasi sistem tersebut, dengan memberikan garis batas maya
bagi sistem yang akan diamati agar terdapat pemisahan
sementara antara sistem dengan lingkungan. Setelah adanya
batasan maya ini barulah suatu sistem dapat diamati sehingga
dapat dipahami apa pengaruh lingkungan bagi sistem, apa yang
menjadi pembentuk sistem, bagaimana elemen sistem saling
berinteraksi dan berintegrasi, apa yang menjadi input sistem,
output sistem, bagaimana proses yang terjadi pada sistem dan
pada akhirnya dapat memahami tujuan serta sasaran sistem
tersebut.

Bila pengamatan difokuskan pada suatu sistem, akan terlihat


bahwa sistem terbentuk dari subsistem dan elemen, kemudian
antara subsistem/elemen terhubungkan oleh aliran energi dan
untuk menjaga agar tidak terjadi kekacauan hubungan maka
terdapat semacam aturan atau prosedur yang mengatuh hubungan
antara subsistem/elemen tersebut. Prosedur ini berfungsi untuk
menempatkan subsistem/elemen berdasarkan tugas atau
peranannya dalam suatu sistem sehingga sistem dapat berfungsi
dengan baik. Selain itu prosedur juga mengatur keseimbangan
hubungan antara subsistem/elemen dalam sistem.

Suatu sistem yang baik akan memiliki kemampuan alamiah untuk


bertahan hidup dalam menghadapi gangguan dari dalam maupun
dari luar sistem. Kemampuan-kemampuan untuk bertahan hidup
dalam kondisi minimal, kemampuan beradaptasi, fleksibel
terhadap pengaruh lingkungan, kemampuan untuk
meregenerasikan diri demi mempertahankan kelangsungan hidup
dan memperbanyak diri.

II-12
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

Secara umum sistem dapat dikatakan merupakan kumpulan


elemen yang saling berinteraksi satu sama lain guna mencapai
satu tujuan. Memahami ilmu sistem berguna untuk mencari
pengertian keseluruhan melalui pengetahuan pada bagian-
bagiannya, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang
holistik, general dan terpadu. Paradigma ilmu sistem lebih
menekankan adanya generalis dan pendekatan multi disiplin untuk
memahami realitas dunia nyata.

Pendekatan sistem berguna untuk melengkapi pendekatan


spesialisasi. Telah terbukti secara ekonomi bahwa spesialisasi
pada batas-batas tertentu akan sangat menguntungkan, akan
memberikan gambaran yang detil dan rinci. Hal ini terkadang
menimbulkan kecenderungan dalam mengkaji suatu masalah
dilakukan semakin dalam, detil dan rinci, sehingga terjadi over
spesialisasi. Kajian yang over spesialisasi tidak dipungkiri
merupakan kajian yang baik, yang amat mendalam dan rinci, tetapi
sayangnya sering melupakan gambaran keseluruhan sebagai
realita kehidupan. Para ahli kesisteman berpendapat bahwa kajian
dunia nyata secara parsial akan menimbulkan kesulitan untuk
memahami cara kerja atau tindakan suatu sistem yang kompleks,
dinamis dan unik. Eriyatno (2003) dalam bukunya Ilmu Sistem
menyatakan bahwa teori sistem merupakan paradigma yang
mempelajari sesuatu secara utuh dan berusaha mencari
pengertian secara keseluruhan melalui pengetahuan atas bagian-
bagiannya. Dapat dikatakan bahwa kajian sistem dan kajian
spesialisasi akan saling melengkapi, memberikan gambaran realita
yang holistik, general, terpadu sekaligus dilengkapi dengan kajian
yang mendalam, detil dan rinci.

II-13
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

Berbagai teori agribisnis telah dikemukakan oleh para ahli, dan


secara garis besar penggambaran sistem agribisnis adalah sistem
agribisnis hulu-hilir. Bentuk aliran hulu-hilir pada umumnya
memilah system agribisnis kedalam 4 subsistem, yaitu:

Subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness) yang


merupakan kegiatan ekonomi yang menyediakan sarana produksi bagi
pertanian, seperti industri dan perdagangan agrokimia (pupuk, pestisida,
dll), industri agrootomotif (mesin dan peralatan), dan industri benih/bibit.
Subsistem agribisnis hulu disebut juga subsistem faktor input (input
factor subsystem).

Subsistem usahatani (on-farm agribusiness) yang merupakan


kegiatan ekonomi yang menggu-nakan sarana produksi yang dihasilkan
oleh subsistem agribisnis hulu untuk menghasilkan produk pertanian
primer. Termasuk ke dalam subsistem usahatani ini adalah usaha
tanaman pangan, usaha tanaman hortikultura, usaha tanaman obat-
obatan, usaha perkebunan, usaha perikanan, usaha peternakan, dan
kehutanan.

Subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness) yang berupa


kegiatan ekonomi yang mengolah produk pertanian primer menjadi
produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir, beserta
kegiatan perdagangan di pasar domestik maupun di pasar internasional.
Kegiatan ekonomi yang termasuk dalam subsistem agibisnis hilir ini
antara lain adalah industri pengolahan makanan, industri pengolahan
minuman, industri pengolahan serat (kayu, kulit, karet, sutera, jerami),
industri jasa boga, industri farmasi dan bahan kecantikan, dan lain-lain
beserta kegiatan perdagangannya. Disamping ketiga subsistem di atas,
diperlukan subsistem keempat sebagai bagian dari pembangunan sistem
agribisnis.

II-14
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

Subsistem penunjang adalah seluruh kegiatan yang menyediakan


jasa bagi agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan
pengembangan, lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan
lembaga pemerintah (kebijakan fiskal dan moneter, perdagangan
internasional, kebijakan tata-ruang, serta kebijakan lainnya).

Penggambaran sistem agribisnis yang bertitik pangkal pada on


farm (usaha tani) telah amat membantu untuk mendiagnosis,
mendisain dan mengembangkan agribisnis. Andaikan sistem
agribisnis tersebut terus menerus dirinci maka belum ada
gambaran mengenai elemen (elemen berasal dari bahasa Latin
"elementum" yang artinya bagian terkecil) pembentuk sistem
agribisnis sekaligus menjelaskan elemen-elemen pembentuk
subsitem-subsistem dalam sistem agribisnis.

Di dunia realita dimana terdapat beragam sistem yang kompleks


dan dinamis, maka akan terlihat bahwa sistem agribisnis hanyalah
salah satu dari bagian beragam sistem tersebut. Gambaran diatas
juga belum memberikan penjelasan bagaimana interaksi beragam
sistem, termasuk apa yang menjadi supra sistem (sistem yang
lebih besar) bagi sistem agribisnis, lalu apa peran dan pengaruh
supra sistem bagi sistem agribisnis di dunia nyata, masih perlu
dikaji lagi.

Pendekatan sistem akan memberikan penjelasan atau gambaran


bagian terkecil (elemen) pembentuk subsistem karena pendekatan
sistem akan berusaha untuk mencari pengertian agribisnis secara
keseluruhan melalui pengetahuan pada bagian-bagiannya, dengan
tujuan untuk memperoleh gambaran yang holistik, general dan
terpadu. Gambaran yang diperoleh dapat menjelaskan apa

II-15
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

batasan sistem agribisnis, adanya batasan berarti ada lingkungan


luar, seperti apa gambaran lingkungan luas sistem agribisnis, apa
elemen-elemen pembentuknya, bagaimana bentuk hubungan
antara elemen, bagaimana hubungan antara elemen dengan
sistem, apa saja inputnya, apa yang menjadi outputnya,
bagaimana prosesnya, termasuk menjelaskan tujuan dan sasaran
sistem agribisnis. Bagi agribisnis pendekatan sistem akan sangat
membantu dalam manajemen agribisnis itu sendiri

E. MANAJEMEN

Pada dasarnya manajemen memiliki arti dan fungsi bagaimana


sumberdaya manusia memanfaatkan ilmu dan seni untuk
mengelola sumberdaya-sumberdaya yang terbatas dalam
mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Dapat dikatakan efisien
bila manajemen menggunakan biaya yang optimal dalam
mencapai tujuannya, dikatakan efektif bila manajemen dapat
mencapai tujuan dan sasaran yang secara realistis yang telah
ditetapkan sebelumnya. Ada juga yang mengatakan manajemen
adalah memperoleh pengerjaan sesuatu melalui orang lain (is
getting things done through other people) atau manajemen adalah
proses pegambilan keputusan (decision making).

Pada umumnya tahapan dalam manajemen dibagi menjadi


perencanaan, pelaksanaan, pengawasan & evaluasi serta
perbaikan & inovasi. Dengan berkembangnya ilmu dan seni
manajemen, tahapan ini telah diadopsi dan dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan dan jenis manajemen. Adopsi dan implementasi
manajemen terjadi di berbagai sektor, dari hal yang umum seperti
manajemen SDA, manajemen SDM, Manajemen Riset IPTEK,

II-16
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

Manajemen Pasar dan Pemasaran, Majanemen Finansial,


Manajemen Organisasi, Manajemen Strategi sampai pada hal
khusus dengan berkembangnya istilah manajemen perubahan
(change manajemen), Manajemen Ilmu Pengetahuan
(Organizational Knowledge Management System), Manajemen
Limbah, Manajemen Keuangan Rumah Tangga, Manajemen
Institusi Pendidikan, Manejemen Rumah Sakit dan berbagai istilah
baru lainnya.

Contoh lain manajemen adalah manajemen faktor produksi,


manajemen organisasi, manajemen proses produksi, manajemen
output, manajemen distribusi dan pemasaran, supply chain
management, total quality management, HACCP, manajemen riset,
manajemen sistem dll. Manajemen faktor produksi lebih berfokus
pada pengelolaan faktor produksi seperti bahan baku, tenaga
kerja, teknik, investasi, modal kerja, energi, lingkungan dan lain-
lain. Walaupun manajemen telah berkembang demikian beragam,
dasar manajemen masih tetap sama yaitu bagaimana
memanfaatkan sumberdaya terbatas secara efisien dan efektif.

Sistem agribisnis akan selalu terkait dengan berbagai elemen dan


dipengaruhi oleh situasi kondisi bisnis secara umum. Kajian sistem
agribisnis perlu menggunakan ilmu dan seni manajemen agar
pengelolaan sumberdaya dan segala sesuatu yang terkait dengan
sistem dapat dilakukan secara efisien dan efektif. Manajemen akan
menjabarkan bagaimana merencanakan, melaksanakan,
mengawasi, mengevaluasi, melakukan perbaikan dan melakukan
inovasi untuk pengembangan sistem agribisnis.

II-17
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

2.2. METODOLOGI

2.2.1. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan untuk keperluan analisis pada studi ini


dapat digolongkan kepada dua kelompok, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer dikumpulkan dengan melakukan penerapan
metoda wawancara kepada aparatur pemerintah, terutama pemerintah
daerah, pada instansi-instansi yang berwenang dalam melakukan proses
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang di
kawasan perencanaan. Adapun data sekunder mencakup catatan-
catatan, hasil-hasil studi hasil-hasil publikasi peraturan-peraturan, serta
dokumen kebijakan dari instansi instansi yang terkait. Di samping itu,
data sekunder ini mencakup juga hasil pengkajian literatur dan artikel-
artikel jurnal-jurnal ilmiah, baik jurnal nasional maupun internasional.
Adapun lingkup dari data sekunder ini mencakup data sosial
kependudukan, ekonomi, fisik alami dan binaan, profil perkotaan dan
kegiatan kota di wilayah studi, dan aspek institusional dalam
pelaksanaan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

A. Studi Literatur

Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk pengkayaan


data dan informasi untuk mendukung kelengkapan sumber data
dan informasi untuk kedalaman analisis. Kegiatan pengumpulan
data sekunder tersebut antara lain mencakup:

1) Tinjauan literatur (artikel, buku dan laporan riset, peta peta

kawasan yang diterbitkan mengenai kebijakan dan program


pengembangan kawasan strategis Kabupaten Kebumen)

II-18
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

2) Pencarian data melalui internet, mengenai kebijakan dan

program pengembangan Kabupaten Kebumen, khususnya


kawasan strategis di Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten
Kebumen

B. Indepth interview

Indepth interview dilakukan dalam bentuk wawancara secara


mendalam dengan tokoh-tokoh atau pelaku kunci yang terkait
dengan isu atau permasalahan sosial-budaya, ekonomi, serta
pemberdayaan masyarakat di wilayah perencanaan. Sasaran
indepth interview mencakup antara lain: lingkungan Pemerintah
Daerah Kabupaten Kebumen, masyarakat di sekitar lokasi wilayah
amatan, LSM, pemerhati lingkungan hidup, serta stakeholder
terkait.

2.2.2. Metode Analisis

Pendekatan analisis mencakup sisi makro, sisi meso dan sisi


mikro. Pendekatan makro meninjau wilayah perencanaan sebagai simpul
dalam suatu wilayah yang luas, dalam hubungan regional dan kawasan
lain di sekelilingnya, pendekatan meso memandang wilayah
perencanaan sebagai suatu wilayah atau organisme yang mempunyai
kemampuan tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang
dikandungnya pada tingkat kawasan kota, sedangkan pendekatan mikro
memandang wilayah perencanaan sebagai suatu bagian kota yang lebih
detil serta menggambarkan secara teknis bagian-bagian tersebut.

Adapun teknik yang digunakan disesuaikan dengan aspek yang


akan dibahas serta kepentingannya, yang antara lain bersifat:

II-19
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

Deskriptif: untuk menganalisis keadaan wilayah dengan uraian-


uraian, penjelasan, pengertian, yang sifatnya cenderung kualitatif.

Ekstrapolatif: menganalisis keadaan pada saat ini dan masa


mendatang dengan menggunakan proyeksi, berdasarkan
perkembangan dan kecenderungan dari komponen analisis yang
sifatnya lebih terukur.

Asumtif: untuk memberikan anggapan atas kondisi yang berlaku


maupun yang diperkirakan akan berlangsung di kemudian hari.

Normatif: dipergunakan untuk analisis yang menyangkut keadaan,


yang seharusnya mengikuti kaidah-kaidah tertentu, misalnya
planologi.

Spasial: untuk menganalisis gejala-gejala yang sifatnya meruang,


perkembangan tata ruang, penyebab dan interaksinya. Analisis
spasial merupakan metoda penelitian yang menjadikan peta,
sebagai model yang merepresentasikan kondisinya, sebagai suatu
media analisis guna mendapatkan hasil-hasil analisis yang
memiliki atribut keruangan. Analisis spasial ini penting untuk
mendapatkan gambaran keterkaitan di dalam permasalahan antar-
wilayah/kawasan-kawasan strategis dalam wilayah Kabupaten
Kebumen

2.3. PROGRAM KERJA

1. PERSIAPAN

a. Menyiapkan semua perangkat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan


pekerjaan seperti data potensi wilayah yang mendukung terhadap
kegiatan agribisnis perikanan yang akan dikaji.

II-20
USTEK - FS Agribisnis Perikanan

b. Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal kunjungan dengan


petugas instansi terkait dan pelaku agribisnis perikanan

c. Membuat daftar checklist untuk pengamatan dan wawancara terkait


hal-hal yang akan dikaji

d. Berkoordinasi dengan petugas instansi terkait dan pelaku agribisnis


perikanan

2. IDENTIFIKASI/STUDI ANALISIS

a. Melakukan pengkajian kelayakan usaha terhadap aspek non


finansial agribisnis perikanan, yaitu:

1) Aspek hukum

2) Aspek pasar

3) Aspek teknis, fisik, dan pelayanan

4) Aspek sosial dan lingkungan

5) Aspek organisasi dan manajemen

b. Melakukan identifikasi potensi dan peluang menggunakan analisis


SWOT

1) Faktor internal

2) Faktor Eksternal

c. Mengkaji aspek finansial kelayakan usaha agribisnis perikanan

3. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

II-21

Вам также может понравиться