Вы находитесь на странице: 1из 5

KOMPLEKSOMETRI

Tugas : menentukan kadar MgSO4 secara kompleksometri

Hari/tanggal : rabu/18 juni 2014

Prinsip : pembentukan senyawa kompleks yang stabil

Reaksi :-

I. Dasar teori :
Tirtasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks. Titrasi ini biasanya digunakan untuk penetapan kadar
logam polivalen atau senyawanya dengan menggunakan Na2EDTA sebagai titran
pembentuk kompleks persyaratan.
Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian PH, misal Mg,
Ca, Cr, dan Ba dapat ditirtasi pada PH=11 EDTA sebagian besar titrasi
kompleksometri mempergunakan indicator yang juga bertindak sebagai
pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda
dengan pengompleksnya sendiri. Indicator demikian disebut indicator
metalokromat. Contohnya erichrome black T (EBT) dan asam salisilat.

I. Alat dan bahan :


Alat :
Buret 50 ml (1) kaca arloji (1)
Beaker glass 1000 ml (1) corong (1)
Beaker glass 250 ml (1) batang pengaduk (1)
Gelas ukur 25 ml (1) statif dan kleim (1)
Erlenmeyer 50 ml (6) labu takar 50 ml (1)
Pipet tetes (3) neraca kasar (1)
Pipet volume 10 ml (1) neraca digital (1)
Bahan :
ZnSO4 7 H2O 0,05 M
Na2EDTA 0,05 M
Aquadest bebas CO2
Buffer PH=10
Indikator EBT
Aquadest

II. Prosedur kerja :


A. Pembuatan larutan baku primer ZnSO4 7 H2O 0,05 M 50 ml
Perhitungan :

g=
1000
50
= 1000 0,05 287

= 0,7175 gr = 717,5 mg.


a. Timbang dengan seksama sesuai perhitungan
b. Masukkan ke dalam labu takar 50 ml secara kuantitatif
c. Larutkan dalam aqua bebas CO2
d. Tambahkan aqua bebas CO2 sampai garis etsa
e. Kocok sampai homogeny

B. Pembuatan larutan baku sekunder Na2EDTA 0,05 M 800 ml

Perhitungan :


G = 1000

800
= 1000 0,05 372,24

= 14,88 gr
a. Timbang sesuai perhitungan
b. Masukkan dalam beaker glass
c. Tambahkan aqua bebas CO2 sampai 500 ml
d. Aduk sampai homogeny

C. Standarisasi larutan baku sekunder terhadap baku primer


a. Dipipet 10,0 ml dimasukkan dalam Erlenmeyer
b. Tambahkan 40 ml aquadest
c. Tambahkan 1 ml buffer ph = 10
d. Tambahkan 2-3 tetes EBT
e. Titrasi dengan baku sekunder sampai warna biru
f. Catat volume titran
g. Lakukan titrasi triplo

D. Penetapan kadar sampel secara kompleksometri


a. Dipipet 10,0 ml larutan sampel dimasukkan dalam Erlenmeyer
b. Tambahkan 40 ml aquadest
c. Tambahkan 1 ml buffer ph = 10
d. Tambahkan 2-3 tetes EBT
e. Titrasi dengan baku sekunder sampai warna biru
f. Catat volume titran
g. Lakukan titrasi triplo

III. Pengamatan hasil :


A. Penimbangan baku primer
Wadah + zat : 14,6688 gr
Wadah + sisa zat : 14,0933 gr
0,5755 gr
IV. Pembahasan :
Pada titrasi kompleksometri ini yang akan ditentukan kadarnya adalah
MgSO4. Penentuan kadar MgSO4 dilakukan dengan titrasi EDTA, PH untuk
titrasi adalah 10 dengan indicator EBT. Pada PH tinggi misalnya 12 MgSO4 akan
mengendap EDTA merupakan asam lemah dengan empat proton. Bentuk asam
dari EDTA dituliskan sebagai H4Y dan reaksi netralisasinya adalah sebagai
berikut, Mg2+ + H2Y2 MgY2- + 2H+. jika sebelum titrasi ditambahkan indicator
maka indicator akan membentuk kompleks dengan Mg2+ (berwarna merah)
kemudian Mg2+ pada kompleks akan bereaksi dengan EDTA yang ditambahkan
jika semua Mg2+ sudah bereaksi dengan EDTA maka warna merah akan hilang
selanjutnya kelebihan sedikit EDTA akan menyebabkan terjadinya titik akhir
titrasi yaitu terbentuknya warna biru.
Keunggulan EDTA adalah mudah larut dalam air, dapat diperoleh dalam
keadaan murni, sehingga EDTA banyak dipakai pada percobaan kompleksometri.
Larutan yang mengandung ion logam yang akan ditetapkan, dibufferkan sampai
PH yang dikehendaki yaitu logam Mg pada PH 10-12, dititrasi langsung dengan
Na2EDTA 0,05 M dan ditambah indicator EBT, TAT dapat diketahui pada saat
warna pink menjadi violet.
Titrasi kompleksometri sangat dipengaruhi oleh PH. Hanya pada harga-
harga PH lebih besar kira-kira 12, kebanyakan EDTA ada dalam bentuk tetra ion
Y1- . Pada harga-harga PH yang lebih rendah, zat yang berproton HY3- . Jelaslah
bahwa kecenderungan yang sebenarnya untuk membentuk khelonat logam pada
sembarang PH tidak dapat dibedakan langsung. Oleh sebab itu, pada titrasi
kompleksometri ini dilakukan penambahan buffer PH 10.
V. Kesimpulan :
Kadar baku primer :
Kadar baku sekunder :
Kadar sampel :
VI. Daftar pustaka :
Andari, susilowati . 2014 . Buku Pedoman Kimia Analitik Kuantitatif .
Ponorogo . SEMA
Andari, susilowati . 2014 . Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analitik .
Ponorogo . SEMA

Вам также может понравиться