TNA
7
aed
INAAN MASYARAKAT DESA MUTAN
HUBUNGAN BANTUAN PEN
(PMDH) DAN JUMLAH POLISI HUTAN,
DENGAN TINGKAT PENCURIAN KAYU DI KPH BOGOR,
PT, PERHUTANI (PERSERO) UNIT 1 JAWA BARAT
(Studi Kasus di BKPH Leuwiliang, Jasinga, Parung Panjang,
Bogor dan Jonggol)
Oleh :
Almen
01496093
JURUSAN MANAJEMEN BHUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR,
2002ALMEN £01496093. Hubungan Bantuan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) dan Jumlah
Polisi Huten, Dengan Tingket Pencurian Kayu di KPH Bogor, PT. Pechuteni Unit I Jawa Barat (Studi
Kasus di BKPH Leuwiliang, Jasings, Parung Panjang, Bogor dan Jonggol). Di bawah bimbingan Ir.
M, Chamim Mashar, MM,
RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan vatuk menganaliss tingkat pentcurian kaya di KPH Bogor khususnya
i BKPH Lenwiliang, Jesinga, Parung Panjang, Bogor dan Jonggol, serta menganalisis hubuagen
jjumsh polisi hutan dan bantuan PMDH dengan tingkat pencurian kayu di lokasi tersebut, Dai yang
Gikumputkan terdisi dari data-daia sekunder. Data sekunder dikumputkan dari data-data yang
terdepat pada PT. Perhuteni baik i tingket KPH maupun BKPH dan Badan Pusat Statistik Kabupaten
Bogor. Data-data tersebut, antara Jain : keadaan umum lokasi, tingket pencurian kayu, upaya
pengamanan pencurian kayu, kegiatan PMDH di masing-masing BKPH, dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat.
Untuk membandingkan angka pencurian kayu yang terjadi maka angka pencurian kayu di
‘masing-masing BKPH dipersentasekan terhadap nilai produksi kayonya tiap tahun, Data pencurian
kayu, bantuan PMDH dan gaji polisi bhutan dianalisis dengan analisis tabel. Analisis tabel ini, yakni
membandingkan tingkat pencurian kayu dengan bantuan program PMDH dan biaya pengamanan
pencurian kay, yang terjadi tiap tahun di masing-masing BKPH. Sehingga dengan analisis tabel ini
slihat hubungan yang terjadi, yakni apakah dengan semakin tingginya bantuan PMDH atau semakin
‘meningkatnya jumish polisi hutan dan biaya pengamanan hutan akan diikuti dengan semskin turunnya
tingkat pencurian kaya, Untuk melihat fubungan secara lebih jelas digunakan analisis graftk, yakni
dengan menggambarkan dalam bentuk graffk data-data yang telah dianalisis dengan analisis tabel
ini digunakan program Excel.
Untuk memudahkan perhitungan dan pembuatan graf
Pada tahun 1996 di KPH Bogor nilai pencurian kayu yang terjedi adalah sebesar Rp.
22.982,044,00. Pada tahun berikutnya, tahun 1997, tingkat pencurian kayu di KPH Bogor trun
‘menjadi senilai Rp. 10. 679.200,00 dan turun lagi pada tahun berikutnya, tahun 1998, menjadi senilai
Rp. 1.218.500,00. Namun tingkat pencurian keyu menjadi semakin meningkat sejak tahun 1999 ~ Mei
2001. Pada tahun 1999 pencurian kayu meningkat menjadi senilai Rp. 11.413.800,00. Dan mencapai
tingkat pencurian tertinggi pada tahun 2000, sevilai Rp. 27. 311.000,00, Sampai bulan Mei 2001 nilai
pencurian kayu sudah mencapai Rp.25.342.000,00.
Rata-rata persentase pencurian kaya terhadap produksi kayunya selama tahun 1996-2000 di
KPH Bogor relat keel, yakni scbesar 0,36 %. Namun perlu mendapat perhatian di beberapa lokast
terutama i Jonggol (6,74 %) dan BKPH Bogor (2,28%).Hanya berdasarfan data statistik pengeluaran dana untuk bantuan PMDH dan besamya
pencurian Kayw temyata semakia tinggi bantuan PMDH di KPH Bogor tidak diikuti dengan
‘menuruaaya tingkat penourian Kayu selama 1996-2000, Bantuan PMDH tidak berpengeruh terhedap
‘ingkat pencurian kayu di BKPH Jasinga. Karena walaupun di RPH Cirangsad bantuan PMDH pada
tahun 1997 dapat mengurangi tingket pencurian kayu sclema tahun 1997-1999, namun temyata di
RPH Cipatat (selama 1997 ~ Mei 2001) dan RPH Cigudeg. (selma 1999 ~ Mei 2001) tanpa diberi
Dantuan PMDH tidak terjadi pencurian kay,
Di BKPH Parung Panjang bantuan program PMDE diberikan dua kali yakni pada tahun 1996
dan 1998, Selama karan waktu 1996 — 1998 di RP# Macibaya tidak terjadi pencurian kayu, Pada
talun 1996 diberikan bantuan sebesar Rp. 6,050.000,00. Namun pada talun 1999 di RPH Maribaya
tingkat peacurian kayu meningkat sonilai Rp, 2.577.500,00. Pencurian kau terus meningkat di RPH
Maribaya, sampai pada Mei 2001 menjadi senifai Rp.28.150.000,00. Sehingga di RPH Maribaya
bbantuan program PMDIT tidak berpengaruh techadap tingket pencurian kaye. Hal in} disebabkan
arena bantuan PMDH yang dibetikan tidak Kontinyu/terus menerus, yakni hanya satu kali pada tahun
1996, Disamping itu jumlah bantuan yong diberikan juge relatif tidek besar yakni sebesar Rp.
6.056.000,00. Demikian pula ci RPH Jagabaye walaupun sudah diberikan bantuan PMDH tahun 1996
dan 1998 namun pada tahun 1999 pencurian kay meningkat senilsi Rp.859.900,00 kemudian peda
tahun 2000 texjadi lagi pencurian kayu senilai Rp.473,000,00. Schingga di RPH Jagabaya pun batuan
PMDH ini tidak berpengaruh teshadap tingkat pencurian kayo, Hal ini disebabkan oleh bantuan
PMDH yang diberikan, yakui kaptering air, kurang memberi lapangan pekerjaan pada masyarakat
(curang tepat). Disarping itu bantuan PMDE. yang éiberikan relatifKecil bila dibendingkan bantuan
PMDH yang diberikan éi RPH Tenjo. __Sedangkan di RPH Tenjo sejak talnun 1996 ~ Mei 2001
tidak texjadi pencurian kayu. Hal int berarti di RPH Tenjo bantuan PMDH berpengaruh terhadap
penurunan tingkat pencurian kayz, Bantuan PMDH di RPH Tenjo dapat berpengaruh karena bentuan
PMDE yang diberikan dapat memberi lapangan pekerjaan kepada masyarakat sehingga dapat
‘meningkatkan pendapatan masyarekat. Disamping itu bantuan yang diberikan kontinyw/tcrus menerus,
yakni dilaksanaken pada tahun 1996 dan 1998, Bantuan PMDH di 8PH Tenjo dapat berpengaruh juga
karena disebabkan oleh bantuan PMDH yang diberikan relatif besar bila dibandingkan dengen bantuan
PMDH yang diberikan di RPE lain
Di BKPH Jonggol sejak tahun 1996 — Mei 2001 tidak ada bentuan program PMDH. Namun
pencurian kay semakin menuran sejek tehun 1996. Tahun 1996 tercatat sebagai tahun dengan
pencurian kayui tertinggi di BKPH Jonggol yakni senilai Rp.11.594.500,00, Kemudian pads tahun
1997 tingkat pencurian turn menjadi Rp.2.736,600,00. Setetah itu sejak tahun 1998 - Mei 2001 tidak
ada pencurian kayu. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya pengaruh penambahan jumlah polisi hutan
di BKPH Jonggol iniSedangkan di BKPH Leuwiliang bantuan program PMDH tidak dapat menurunkan tingkat
ppencurian kayu yang terjadi. Hal ini diduga disebabkan Karena bantuan PMDH yang diberikan, yakni
kaptering air, kurang tepat daa tidak dapat moningkatkan pendapatan masyaraket. Terlihat misalnya
Ketika pada taluun 1996 di RPH Gobang diberi bantuan PMDH temyata pada tafun berikutnya (1997)
‘ingkat pencurian kayu malah meningkat di RPH Gobang tersebut, Demikien juga di RPH Cianten,
ketika diberi bantwan PMDH pada tahun 1999 sebesar Rp. 12.000.000,00 pada tahun 2000 tingkat
pencurian kaya di RPH Cianten malah meningkat mencapai Rp. 9.487.000,00.
Di BKPH Bogor bentuan program PMDH diberiken setiap tabun sclama kurun waktu tahun
1996-2000, Bantuan program PMDH ini tidak dapat mempengaruhi tingkat pencurian kayu di BPH
Bogor. Hal ini diduga disebabkan oleh lokasi bantuan PMDH sering tidak tepat, yakni di lokasi yang
‘mempunyai tingkat pencurian kayu yang tinggi
Hianya berdasarkan data statistik pengelvaran gaji polisi hutan temyata penambahan jumlah
polisi hutan di BKPH Leuwiliang dan BKPH Parung Panjang tidak borpengaruh untuk menurunkan
tingkat pencurian kayu selama tahun 1996-2000, Setelah penambshan jumlsh polisi hutan dan biaya
pengamanan sebesar Rp.19,08 juta, nilai pencurian kayu malah meningkat sebesar Rp. 3,12 juta di
BKPH Leuwiliang dan sebesar Rp. 1,64 juta di BKPH Parung Panjang. Hal ini diduga adalah karena
na trasportasinya, sehingga
menudahkan pula bagi pencuri untuk mencuri kayu. Disamping itu BKPH Parung Panjang
BKPH Parung Panjang mempunyai wilayah yang lebih mudah sa
mempunyai tanaman Acacia mangiun yang sedang diminati olch masyarakat scbagai bahan baka
mebel,
Sedangkan penambahan polisi hutan di BKPH Jasinga, di BKPH Bogor dan di BKPH Jonggot
berpengaruh untuk menurunkan tingkat pencurian kayu. Setelah penambahan junlah polisi hutan dan
biaya pengamanan huten sebesar Rp.19,08 juts, nilai pencurian kayu turun sebesar Rp. 1,31 jute di
BKPH Jasinga, turun sebesar Rp. 2,86 jute. di BKPH Bogor dan turun sebesar Rp. 10,31 juta, di
BKPH Jonggol. Hal ini bisa disebabkan kerena jenis pohon yang tumbuh di BKPH tersebut kurang
diminati pencuri kayu, seperti pohon pinus di BKPH Bogor. Pohon pinus mempunyai permukaan
batang yang kasar sehingga mempersulit pengangkutan dan mempunyai batang yang bergetal
schingga kurang diminati pencuri kayu.INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS KEHUTANAN
SUBUNGAN BANTUAN PEMBINAAN MASYARAKAT DESA HUTAN (PMDH) DAN
JUMLAH POLISI HUTAN,
DENGAN TINGKAT PENCURIAN KAYU DI KPH BOGOR,
PT. PERHUTANI (PERSERO) UNIT Ill JAWA BARAT
(Studi Kasus di BKPH Leuwiliang, Jasinga, Parung Panjang, Bogor dan Jonggol)
Oleh :
ALMEN
201496093
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperofeh gelar
SARJANA KEHUTANAN
Pade Jurusan Manajemen Hutan,
Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor
2002
JURUSAN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGORHubungan Bantuan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (MDI) dan
Jumlah Polisi Hutan, Dengun Tingkat Pencurian Kayu di KPH Bogor
PT. Perhutani (Persero) Unit DX Jawa Barat (Studi Kasus di BKPHL
Leuwitiang, Jasinga, Parung Panjang, Bogor dan Jonggol).
Iudul Penel
Nama Mahasiswa Almen
‘Nomor Induik 1801496093
Dosen Pempisnbihg
(Charnim Masher, MM,
“NIP. 130354164
Disahkan Oleh :
Kerva Jurasan Manajemen Hutan
Fakultas Kehutanan Jinstitut Pertanian Bogor
‘Tanggal lulus + 13 Maret 2002RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir i kota hujan Padang Panjang, Sumatera Borat, peda tanggal 21 Agustus 1978,
dari pasangan B. Herman L. dan Asnimar Suki. Penulis merupskan anak ke empat dati empat
borsaudara, Pada tahun 1984 Penulis masuk ke sekolah dasar di SD Inpres Siteba 1. Enam tahun
kkemudian, pada tahun 1990, penulis diterima di SMP 29 Padang dan pada tahun 1992 pindah ke SMP
8 Padang. Pada Tahun 1993 Penulis diterima sekolah di SMA 1 Padang. Tiga tahun berikutnya, pada
‘tahun 1996, Penulis lalus dari SMA dan diterima di Institut Pertanian Bogor, Jurusan Manajemen
Hiotan Fakuites Kehutanen,
Selame kuliah penulis menemukan sebueh idealita dan tertark ntule mewujudkannya. Hil ini
rmengantarkan penulis ke dalam diskusisiiskusi panjang, dari satu majelis ke majelis yang tein
sehingga penulis memutusken terlibat aktif dalam organisasi-organisasi keislaman balk organisasi
Keislaman di dalam kampus seperti BKIM, MT Al Asyjaar Fahutan, maupun di luar kampus seperti
eLKASI, Forum Pengemban Dakwah, DKM Masjid dan Isin-tain, Idealita bagi penulis haruslah
dimiliki oleh seorang mabasiswa, dan sebagai seorang muslim tentulah idealita tersebut adalah idealita
renjedi seorang muslim secara sempurma (kaaff).KATA PENGANTAR
‘Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Sholawat dan salam scmoga selalu
tercurah pada junjunganku Nabi Allah, Muhammad SAW.
‘Tak terasa sudah beberapa tahun berlalu, Sudab banyak yang perulis alami di kampus
tercinta ini, bergeul dengan orang-orang yang penuh dengan idealita dan cita-cita, semangat membare
seperti tak akan surat, dan mengenal akan perjuangan yang tidak akan pemeh berakhir. Semuanya
terasa indah bila djalani dengen niat yang ikhlas dan didasari oleh tujuan yang mulia, yakni domi
menggapai ridho Allah, SWT. Sangat besar terima kasih penulis pada orang-orang berikut ini arena
telah banyak mengajarkan penulis tentang arti “kehidupan", yakni kepada
10.
Bapak Ir. M, Chamim Masher, MM, yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, Bapak I-Edhi Sandra, MSi, dan Bapak Ir. Bedysman Tambunan_yang.telah maguji
penulis dalam ujian komprehensif.
Bapak Ir. Teguh Purwanto, MBA, Ir. Jejen, Nur Rochman, STP, Widi Wiliardi, SHut, Anis
Kusnandar, $, Hut, H. Soedarso, Jaye Rafe'i, Pak Supardi, Pak Suyamo, Pak Soma, Pak
Endang, Pak Asep, Pak Rudi, Teh Sia, Bu Lifis dan semua pejabat PT. Perhuteni KPH Bogor
yang telah banyak membant dalam pengambilan data penelitian,
Ayahands dan tbu tereinta, Uda Win, Uni
ili (Alm) dan Keponakanka Put serta Hosana yang
tersayang atas dorongan dan perhatiannya
Bapak Ir, Gamal Rustamaji, Beng Pram, Mas Akmal, Mas Fajar, Yusuf, Andik, Wahya,
Salman, dan Bang Endes yang telah bersedia meminjamkan komputeraya
‘Ake, Dolly, Maga, aul, Ether, Sugeng, Frlin, Enjang, Abi, Ryan, Adi, rd, des, Bagia, Soni,
Ika, Sondi, Ite, Harini, Anis dan Andi serte rekan-rekan scjurusen MNA"23_ atas
kebersamaannya selama ini dalam suka dan duke.
Agung, Fadhli, Eko, Arif, Inwan, Yoyok, Teguh, Irawan, Rizal, Adi, Bejo, Supardi, Soleh
Amin, Mulyadi dan rekan-rekan seperjuangan Hizhut Tahrir'33 khususnya sahabatlty Dudi
Lesmana dan Mbak Dian. Keep the spivit for fighting, My Fiend
Adik-adikica: Ega, Dwi, Dudik, Atik, Heru, Dadan, Fachruddin, Acuma, Riva’, Ipin, Iwan,
‘Ambok dan juga Kang Epi plus Winarno.
‘Adik-adikku di MT Al Asyjaar dan BKIM: Eko A, Fikri, Coto, Bambang, Yusféhmi, Hilmi,
Sukiman, TIOK, Kastim, Witlill
Bapak-bapak pengurus Masjid Almuhajirin, Ust. Syamsuddin, Zaki, Bang Don, M’Meri, Uda
Al, Pak Rochyan, Pak Hasan, Pak Eman, Pak Tantan, Pak Zaenal, Pak Imam dan Tbu-ibu
Kompleks IPB IL
Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi di IPB ini, semoge
Elvin, Susman, Hendra, Uno, Pujiono, Chusnul, Fatih dll
‘Allah membalas kebailean kalian semua, Amin, Jazakumullah Khairan katsiraa.IL
1H.
Vv.
DAFTAR ISI
Teks
B, Tujuan Penelitian
C. Manfeat Penelitian
D. Hipotesis...
TINJAUAN PUSTAKA...
A. Pencurian Kayu
B. Awal Kejshatan
C. Usaha-ustha Penanggulangan Peocorian Kayu.
D. Pembinaan Masyarakat Desa Hutan
METODOLOG! PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
B. Bahan dan Alet..
. Batasan Operasional....
D. Kerangka Pemikiran
F. Metode Pengumpulan Data,
G. Analisis Date, Setar
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN .
Letaknrninninennninnnnnnnn
Luas..
Scruknur Organisesi Kepegawai
Kependudiat oon
Pendidikan.
Ketenagakerjaan..
HASIL DAN PEMBAHASAN wwssosonenminninnsons
A. Pencurian Kayu a
'B, Hubungan Bantuan PMDH Dengan Tingkat Pencurian Kayo...
smo Aw
C. Hubungan Jumlah Polisi Hutan Dengan Tingkat Pencurian Kayu....
Halaman,
iti
10
u
12
13
13
13
15
18
15
16
19
19
24
32VL KESIMPULAN DAN SARAN visu
A. Kesimpulan...
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
40
40
41