Вы находитесь на странице: 1из 5

KONSEP INTRAPRENEURSHIP

Intrapreneurship adalah kewirausahaan (entrepreneurship) dalam perusahaan (enterprenership


inside of the organization) atau dapat dikatakan bahwa intrapreneurship adalah
entrepreneuship yang ada di dalam perusahaan. Konsep intrapreneurship pertama muncul
pada tahun 1973 oleh Susbauer dalam tulisannya yang berjudul Intracoporate
Enterpreneurship : Programs in American Industry, dan kemudian dipopulerkan oleh
Pinchott (1985) dan Burgelman (2007) dalam disertasinya.

Princhott (1985) mendefinisikan seorang intrapreneur adalah seorang yang memfokuskan


pada inovasi dan kreativitas dan yang mentransformasi suatu mimpi atau gagasan menjadi
usaha yang menguntungkan yang dioperasikannya dalam lingkup lingkungan perusahaan.
Oleh karena itu, agar sukses intrapreneurship harus diimplementasikan dalam strategi
perusahaan (Dalam Budiharjo, 2011:152).

Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa Intrapreneurship berakar pada kewirausahaan
(Amo dan Kolvereid, 2005; Antoncic, 2001; Davis, 1999; Honig, 2001), ada beberapa
perbedaan antara intrapreneurship dan kewirausahaan. Pertama semua, intrapreneur membuat
keputusan berisiko menggunakan sumber daya perusahaan. untuk melakukannya, pengusaha
menggunakan sumber daya mereka sendiri (Antoncic dan Hisrich, 2001; Luchsinger dan
Bagby, 1987; Morris et al, 2008). Kedua, intrapreneurship terjadi di antara karyawan dari
dalam organisasi mereka, sedangkan kewirausahaan cenderung terutama secara eksternal
terfokus (Amo dan Kolvereid, 2005; Antoncic, 2001; Antoncic dan Hisrich, 2001; Davis,
1999; Luchsinger dan Bagby, 1987).

Lebih lanjut Asef Karimi, dkk (2011) menyebutkan bahwa sepertiga dari semua, pengusaha
lebih memilih untuk mengembangkan pengetahuan tacit dalam organisasi baru daripada
menggunakan prosedur atau mekanisme dari perusahaan lain. Di sisi lain, intrapreneur
bekerja dalam organisasi yang sudah memiliki politik mereka sendiri, bahasa, prosedur, dan
birokrasi (Antoncic, 2001; Antoncic dan Hisrich, 2001; Davis, 1999; Honig, 2001).

Meskipun kewirausahaan dan intrapreneurship memiliki perbedaan penting, mereka juga


memiliki beberapa koneksi karena intrapreneurship secara konsisten diposisikan sebagai
kewirausahaan dalam organisasi (Antoncic, 2001; Davis, 1999, dalam Asef Karimi, dkk,
2011).

Faktor Pendorong Intrapreneurship

Antonic (2007) yang dikutip Budiharjo (2011) menyebutkan antesenden intrapreneurship


dibagi menjadi dua yaitu lingkungan (environment) dan organisasi (organization).

1. Faktor lingkungan yang positif meliputi dinamisme peluang teknologi, pertumbuhan


industry, dan permintaan untuk produk baru, sedangkan antesenden untuk lingkungan
yang tidak dikehendaki meliputi perubahan yang tidak dikehendaki dan persaingan
yang tinggi.
2. Dari sisi organisasi, karakteristik organisasi yang dapat mendorong intrapreneurship
adalah system terbuka, kendali formal pada aktivitas intrapreneurship, pemindahan
intensif pada lingkungan, dukungan organisasional, dan nilai-nilai perusahaan. Dalam
penelitiannya, Antonic (2007) membuktikan bahwa intrapreneurship berkorelasi
secara positif dengan pertumbuhan (company growth), dan dibuktikan pula bahwa
dimensi lingkungan dan karakteristik organanisasi (organization characteristics)
berkorelasi positif dengan intrapreneurship.

Faktor Penghambat Intrapreneurship

Eesley dan Longenecker (2006, dikutip oleh Budiharjo, 2011) mengemukakan 10 hambatan
utama dalam intrepreneurship meliputi :

1. Menghukum kesalahan yang disebabkan oleh tindakan risk taking


2. Gagasan-gasasan tanpa tindak lanjut
3. Tidak ada dorongan intrapreneurship
4. Unhealthy politicking dalam organisasi
5. Komunikasi yang buruk antar karyawan dan juga pada pelanggan
6. Karyawan tidak didorong berpikir untuk mencari peluang
7. Misi, sasaran perusahaan tidak jelas
8. Kurang dukungan manajemen
9. Penghasilan keputusan beresiko yang tidak diberi reward
10. Keterbatasan waktu dan sumber daya

KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN INTRAPENEUR


Ciri-ciri intrapreneur yaitu

Intrapreneur seolah menjadi general manager dari sebuah bisnis baru yang belum ada
di perusahaan
Biasanya memiliki backgroud teknis atau perusahaan, tetapi tidak memusuhi disiplin
kerja yang lain, pandai beradaptasi dan melakukan penyesuaian
Melakukan hal-hal sesuai kehendak hatinya
Pemikir/konseptor sekaligus pelaksana
Punya dedikasi penuh dan bersedia mencurahkan waktu habis-habisan agar mimpinya
kenyataan.
Menunjukkan kualitas yang baik
Segala sepak terjanggnya hanya berdasar kepentingan usahanya
Orang yang meraih target yang ditetapkannya sendiri
Selalu menetapkan standar kerja yang tinggi
Kegagalannya merupakan proses belajar
Berdasarkan pendapat Antonic (2003) mengemukakan intrapreneurship memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Understand the environment.

Intrapreneur harus mengerti semua aspek lingkungannya, baik dari lingkungan internal
perusahaan maupun lingkungan eksternal perusahaan.

2. Visionary and flexible.

Intrapreneur harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan ide-idenya menjadi


kenyataan, dapat beradaptasi dan bekerja secara efektif dalam situasi yang berbeda.

3. Encourage team work


.
Intrapreneur harus memiliki kemampuan untuk membangun tim kerja dan tim tersebut
bekerja dengan disiplin.

4. Encourage open discussion.

Intrapreneur harus mampu mengadakan diskusi terbuka dalam usahanya membentuk tim
kerja yang bagus.

5. Builds a coalition of supporters.

Intrapreneur dapat mencapai tujuannya dengan membangun koalisi untuk mendukung


inovasinya. Koalisi dapat terdiri dari pekerja dan manajemen puncak.

6. Persists.
Intrapreneur harus tekun dan gigih dalam bekerja agar tujuan dapat tercapai.

Hubungan Kreatifitas, Inovasi dengan Kewirausahaan

Mungkin sedikit informasi ini membantu rekan atau teman yang ingin mengetahui
sedikit mengenai bidang kewirausahaan. adapun informasi ini saya dapatkan saat saya
mengambil mata kuliah kewirausahaan dikampus saya..

a. Inovasi
Inovasi adalah proses menemukan atau mengimplementasikan sesuatu yang baru ke
dalam situasi yang baru. Konsep kebaruan ini berbeda bagi kebanyakan orang karena sifat
nya relative (apa yang dianggap baru oleh seseorang atau pada suatu konteks dapat menjadi
sesuatu yang meruapakan lama bagi orang lain dalam konteks lain). Inovasi adalah
memikirkan dan melakukan sesuatu yang baru yang menambah atau menciptakan nilai-nilai
manfaat(social/ekonomik) (Gde Raka,2001). Untuk menghasilkan perilaku inofatif
seseorang arus melihat inovasi secara mendasar sebagai proses yang dapat dikelola (John
Adair,1996).

b. Kreativitas
Kreativitas merupakan memikirkan sesuatu,kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda
dengan apa yang telah ada sebelumnya. Kreatif adalah menghadirkan sesuatu benda atau hal
yang sebelumnya sama sekali belum ada untuk dipergunakan. Ide yang kratif dikaitkan
dengan ide yang baru paling tidak untuk orang yang bersangkutan Ide kreatif ini dapat
melibatkan sebuah usaha penggabungan du ahal atau lebih ide-ide secara langsung (John
Adair,1996).

Kreativitas dan inovasi. Inovasi dan kreativitas berbeda wilayah domain yang
sama,teapi memiliki batasan yang tegas. Kreatifitas merupakan langkah pertama menuju
inovasi yang terdiri atas berbagai tahap. Kreatifitas berkaitan dengan produksi kebaruan dan
ide yang bermanfaat sedangkan inovasi berkaitan dengan produksi atau adopsi ide yang
bermanfaat dan implementasinya.

c. Wirausaha
Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan
menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka
meraih sukses. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang
memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya
kreativitas yang tinggi. Daya kreatifitas tersebut sebaiknya adalah dilandasi oleh cara
berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-
produk yang telah ada selama ini di pasar.

Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk
ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru
dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya
mustahil.

Namun,gagasan-gagasan yang baikpun, jika tidak diimplementasikan dalam


kehidupan sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi. Gagasan-gagasan yang jenius
umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi dari wirausahawan yang bersangkutan.
Kreativitas yang tinggi tetap membutuhkan sentuhan inovasi agar laku di pasar.

Inovasi yang dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam menambahkan


nilai guna/nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk dengan
memperhatikan market oriented atau apa yang sedang laku dipasaran. Dengan
bertambahnya nilai guna atau manfaat pada sebuah produk, maka meningkat pula daya jual
produk tersebut di mata konsumen, karena adanya peningkatan nilai ekonomis bagi produk
tersebut bagi konsumen.

Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki
adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut
dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri
ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha.

Seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu
dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) atau
kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil
tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan
untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari
peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing)
dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya. Kemauan dan
kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:

1. Melakukan proses/ teknik baru (the new technik)


2. Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service).
3. Menghasilkan nilai tambah baru (the new value added),
4. Merintis usaha baru (new businesess), yang mengacu pada pasar
5. Mengembangkan organisasi baru (the new organisaton).

Referensi :

http://teorionline.net/intrapreneurship/

http://ayuetikas.blogspot.co.id/2015/04/intrapreneurship-kwu-sap-9.html

Вам также может понравиться