Вы находитесь на странице: 1из 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini dengan tepat pada waktunya.Banyak rintangan dan hambatan yang
kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan
dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing , sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga
tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan dan doa.
Tidak lupa pula kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki
makalah kami ini, di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah
ini.

Padang, 01 September 2015

Penulis,

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................... .1
B. Rumusan Masalah ........................................ .1
C. Tujuan..................................................................................... ..1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Konsumen ............................................................ .2


B. Konsep Utilitas .............................................................................. 3
C. Proses pengambilan keputusan oleh konsumen .................. ..5
D. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen .................. .6
E. Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Pembelian ............. ..7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpula.................................................................... ..9
B. Saran .................................................................................. .10

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu perilaku konsumen merupakan ilmu tentang bagaimana individu
mengambil suatu keputusan dalam menggunakan sumberdaya yang dimilikinya
yaitu waktu, tenaga, dan uang untuk mengkonsumsi sesuatu, termasuk
mempelajari apa, mengapa, kapan, dan dimana seseorang membeli, serta
seberapa sering seseorang membeli dan menggunakan suatu produk dan jasa.
Perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yang
dilakukan oleh konsumen melewati lima tahapan yaitu: pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi informasi, pembelian dan pasca pembelian.
Mempelajari tentang perilaku konsumen ini penting agar kita dapat
menyesuaikan dengan keinginan konsumen sehingga barang dagangan yang
diperdagangkan dapat terjual.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Perilaku Konsumen
2. Konsep utilitas
3. Proses pengambilan keputusan oleh konsumen
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
5. Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Pembelian

C. Tujuan
1. Mahasiswa mengerti akan perilaku konsumen
2. Mahasiswa memahami bagaimana konsep utilitas
3. Mahasiswa mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku
konsumen

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Konsumen

Menurut Solomon (2000), perilaku konsumen adalah studi yang meliputi proses
ketika individu atau kelompok tertentu membeli, menggunakan atau mengatur
produk, jasa, ide atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat.
Menurut Schiffman dan Kanuk (1997), Ilmu perilaku konsumen merupakan
ilmu tentang bagaimana individu mengambil suatu keputusan dalam
menggunakan sumberdaya yang dimilikinya yaitu waktu, tenaga, dan uang
untuk mengkonsumsi sesuatu, termasuk mempelajari apa, mengapa, kapan, dan
dimana seseorang membeli, serta seberapa sering seseorang membeli dan
menggunakan suatu produk dan jasa.
Peter dan Olson (1999) menyatakan bahwa :
a. Perilaku konsumen itu dinamis karena pikiran, perasaan, dan tingkah laku
individu, kelompok konsumen dan lingkungan sosial akan selalu berubah.
b. Perilaku konsumen dipengaruhi pikiran antar manusia, perasaan, dan tingkah
laku beserta lingkungannya.
c. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh perubahan-perubahan diantara
manusia.
Peter dan Olson (1999) menyebutkan bahwa American Marketing Association
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara pengaruh
dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan
aspek pertukaran dalam hidup mereka.
Definisikan perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2008:214): Perilaku
konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih,
membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman
untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.

4
B. Konsep utilitas

Pengertian Utility
Nilai Guna (Utility) dalam ekonomi ialah kemampuan suatu
barang atau jasa dalam memberikan manfaat atau kegunaan atau
kepuasan kepada orang yang mengkonsumsinya.Semakin tinggi utility
suatu barang atau jasa, semakin diinginkan barang atau jasa itu oleh
seseorang. Cara mengukur kepuasan seseorang dapat menggunakan dua
macam pendekatan yaitu :
1. Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal
Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau sering
disebut dengan teori nilai subyektif : dianggap manfaat atau
kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat
dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur dari keseimbangan
konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi
berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang
yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai
jenis barangakan memberikan nilai guna marginal yang sama
besarnya. Oleh karena itu dapatdisimpulkan, Besar kecilnya
kepuasan yang diperoleh konsumen tergantung pada jenisdan
jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.
2. Pendekatan nilai guna ordinal
Pendekatan nilai guna ordinal mennjelaskan manfaat yang
diperoleh masyarakatdari mengkonsumsikan barang-barang
tidak kuantitif / tidak dapat diukur. Pendakatan ini muncul
karena adanya keterbatasan - keterbatasan yang ada
padapendekatan cardinal, meskipun bukan berarti pendekatan
cardinal tidak memiliki kelebihan.Nilai guna (Utility) juga
dapat dibedakan diantara dua pengertian, yaitu :

5
a. Marginal utility (kepuasan marginal) Yaitu
pertambahan/pengurangan kepuasansebagai akibat
adanya pertambahan/pengurangan penggunaan
satu unit barang tertentu.
b. Total utility (total utility) yaitu keseluruhan
kepuasan yang diperoleh darimengkonsumsi
sejumlah barang-barang tertentu.
Utility adalah kemampuan suatu barang atau jasa dalam
memberikan manfaat ataukegunaan atau kepuasan kepada orang yang
mengkonsumsinya. Semakin tinggi utilitysuatu barang atau jasa, semakin
diinginkan barang atau jasa itu oleh seseorang.Utility bersifat relatif:
barang atau jasa yang memiliki utility bagi orang tertentu belumtentu
bagi orang lain.
Di dalam ilmu ekonomi dikenal ada beberapa jenis utility:
1. Time utility
Adalah nilai yang diciptakan oleh suatu bisnis dengan
menyediakan suatu produk pada saat diinginkan. Menyediakan
terompet pada saat tahun baru adalah contoh keinginan orang atas
suatu produk yang terkait dengan waktu.
2. Place utility
Adalah nilai yang diciptakan oleh suatu bisnis dengan
menyediakan produk di tempat yang diinginkan customer. Sebagai
contoh, tempe mendoan khas Purwokerto tidak tersedia dengan
mudah diJakarta. Manajer sebuah restoran di Jakarta memutuskan
untuk menyediakan mendoan. Dengan demikian, orang-orang Jakarta
yang berasal dari Purwokerto tidak perlu pulangke kampung halaman
hanya untuk menikmati makanan kesukaannya di masa kecil.

6
3. Possession utility
Adalah nilai yang tercipta dengan dimilikinya suatu produk.
Dengan memiliki suatu barang, seseorang bisa menggunakan secara
bebas (memperoleh kontrol penuh) atas barang itu. Possession utility
memiliki arti yang sama dengan ownershiputility. Fungsi bisnis yang
menciptakan possession utility dari suatu produk adalah
fungsi pemasaran.
4. Form utility
Adalah nilai yang diciptakan oleh suatu bisnis dengan
menggabungkan bahan-bahan dan komponen-komponen tertentu
untuk menghasilkan suatu produk. Sebagai contoh,kayu, paku, lem,
tukang, dan peralatan lainnya digabungkan untuk menghasilkan
produk furniture .Penerapan konsepform utilityini dalam bidang
pemasaran adalah dengan meningkatkan daya jual (marketability)
suatu produk melalui pengubahan karakteristik karakteristiknya :
bentuk, ukuran, warna, fungsi, gaya (style).
Sebagai contoh, kertas yang oleh prodosennya dipaket dalam unit
rim (500 lembar) dikemas ulang dengan ukuran yang lebih kecil,
misalnya 50 lembar, oleh sebuah pasar swalayan yang berlokasi di
depan kampus.

C. Proses pengambilan keputusan oleh konsumen


Engel et.al. (1994), menyatakan bahwa: Perilaku konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen melewati
lima tahapan yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
informasi, pembelian dan pasca pembelian. Proses pengambilan keputusan
pembelian konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu :

7
1. Faktor perbedaan individu terdiri dari sumberdaya konsumen, motivasi
dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan
demografi.
2. Faktor lingkungan yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh
pribadi, keluarga dan situasi.
3. Psikologis terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan
sikap / perilaku.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan dan situasi lapisan


masyarakat dimana ia dilahirkan dan berkembang. Ini berarti konsumen berasal
dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan mempunyai
penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap, dan selera yang berbeda-beda, sehingga
pengambilan keputusan dalam tahap pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler
(2008:25) terdiri dari:
1. Faktor Kebudayaan. Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari: budaya,
sub-budaya, kelas sosial,
2. Faktor Sosial. Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga
serta status sosial.
3. Faktor Pribadi. Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap
perilaku konsumen terdiri dari: usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan
dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor Psikologis. Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat
faktor psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta
keyakinan dan pendirian.

8
9
E. Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Pembelian
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan
dalampembelian mereka. Proses pengambilan keputusan tersebut merupakan
sebuahpendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas lima tahap yaitu
sebagai berikut: (Kotler, 2008:234)
1. Pengenalan Masalah. Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini
ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan
yang belum terpenuhi dan belum terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut
diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan
yang belum segera terpenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya,
serta kebutuhan yang sama-sama harus dipenuhi. Jadi dari tahap ini
proses pembelian itu mulai dilakukan.
2. Pencarian Informasi. Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan
terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak mengenai produk
atau jasa yang ia butuhkan. Pencarian informasi dapat bersifat aktif
maupun pasif. Informasi yang bersifat aktif dapat berupa kunjungan
terhadap beberapa toko untuk membuat perbandingan harga dan kualitas
produk, sedangkan pencarian informasi pasif, dengan membaca suatu
pengiklanan di majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus
dalam perkiraanya tentang gambaran produk yang diinginkan.
3. Evaluasi Alternatif. Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan
tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap
alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian
bagi masing-masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis
produk dan kebutuhannya. Ada konsumen yang mempunyai tujuan
pembelian untuk meningkatkan prestasi, ada yang sekedar ingin
memenuhi kebutuhan jangka pendeknya dan sebagainya.
4. Keputusan Pembelian. Keputusan untuk membeli disini merupakan
proses pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap dimuka dilakukan

10
maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak.
Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai
serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk,
merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya.
Perusahaan perlu mengetahui beberapa jawaban atas pertanyaan
pertanyaan yang menyangkut perilaku konsumen dalam keputuan
pembeliannya.
5. Perilaku Pascapembelian. Setelah membeli produk, konsumen akan
mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak
berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode
pascapembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian,
tindakan pascapembelian, dan pemakaian produk pascapembelian.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Definisikan perilaku konsumen slah satunya menurut Kotler dan Keller


(2008:214): Perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan
organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide
atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.

Konsep utilitas
Cara mengukur kepuasan seseorang dapat menggunakan dua macam
pendekatan yaitu:
Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal
Besar kecilnya kepuasan yang diperoleh konsumen tergantung pada
jenisdan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi.
Pendekatan nilai guna ordinal
Pendekatan nilai guna ordinal mennjelaskan manfaat yang diperoleh
masyarakatdari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak dapat
diukur.
Di dalam ilmu ekonomi dikenal ada beberapa jenis utility:
Time utility
Adalah nilai yang diciptakan oleh suatu bisnis dengan menyediakan
suatu produk pada saat diinginkan.
Place utility
Adalah nilai yang diciptakan oleh suatu bisnis dengan
menyediakan produk ditempat yang diinginkan customer.
Possession utility

12
Adalah nilai yang tercipta dengan dimilikinya suatu produkility dari
suatu produk adalah fungsi pemasaran.
Form utility

Adalah nilai yang diciptakan oleh suatu bisnis dengan


menggabungkan bahan-bahan dan komponen-komponen tertentu untuk
menghasilkan suatu produk.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen


Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler (2008:25) terdiri
dari:
1. Faktor Kebudayaan.
2. Faktor Sosial.
3. Faktor Pribadi.
Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Pembelian
Proses pengambilan keputusan tersebut merupakan sebuahpendekatan
penyelesaian masalah yang terdiri atas lima tahap yaitu sebagai berikut: (Kotler,
2008:234)
1. Pengenalan Masalah.
2. Pencarian Informasi.
3. Evaluasi Alternatif.
4. Keputusan Pembelian.
5. Perilaku Pascapembelian.

B. Saran
Diharapkan agar Mahasiswa/i dapat mengerti dan memahami tentang perilaku
konsumen
Diharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa/I dan digunakan
sebaik mungkin.

13
DAFTAR PUSTAKA

Wicaksono,Erick.2013.Ekonomi SMA Kelas 1.Jakarta:Yudistira.


Sugiarto,dkk.2002.Ekonomi Mikro.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Feryanto,Agung.2010.Buku Panduan Pendidik Ekonomi Untuk SMA/MA.Klaten:Intan
Pariwara.
PhilipKotler&KevinLaneKeller,2008,Manajemenpemasaran,Edisi 13 Jilid 1. Jakarta.
Schiffman , L.G & Kanuk , L.L.1997.Consumen Behavior.Edisi 6.New Jersey:Prentice
Hall
Solomon, M.R.2000. Consumen Behavior : Buying, Having and Being.Edisi ke 4.New
Jersey:Prentice Hall
Peter, J.P ., Olson J.C.1999. Consumen Behavior and Marketing Strategy. Edisi 3.
Homewood:Irwin

14
HASIL DISKUSI
Felin Septia
1. Coba jelaskan kembali apa yang dimaksud dengan pendekatan nilai guna (Utility)
kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal ?
Jawaban oleh Filsi Atika Gustadina
1. Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal
Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal atau sering disebut dengan teori
nilai subyektif : dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang
konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif / dapat diukur dari keseimbangan
konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam
barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit
tambahan dari berbagai jenis barangakan memberikan nilai guna marginal yang
sama besarnya. Oleh karena itu dapatdisimpulkan, Besar kecilnya kepuasan yang
diperoleh konsumen tergantung pada jenisdan jumlah barang atau jasa yang
dikonsumsi.
2. Pendekatan nilai guna ordinal
Pendekatan nilai guna ordinal mennjelaskan manfaat yang diperoleh
masyarakatdari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak dapat
diukur. Pendakatan ini muncul karena adanya keterbatasan - keterbatasan yang
ada padapendekatan cardinal, meskipun bukan berarti pendekatan cardinal tidak
memiliki kelebihan.

Sri Rahmi Putri M


2. Coba sebutkan contoh dari semua jenis utility telah dijelaskan terlebihdahulu oleh
penyaji yang berkaitan dengan gizi ?
Jawaban oleh Mutiara Ulfi dan Nabila Fahmiayumtari
- Contoh possession utility misalnya kita sebagai ahli gizi menciptakan suatu
makanan baru seperti lapek bergizi dan kita berhak untuk menjualnya atau
mendagangkannya karena itu hak milik kita

15
- Contoh form utility misalnya kita membuat jus campur dengan menggabungkan
beberapa jenis jus lalu terbentuk suatu jus baru baru yang memiliki nutrisi lebih
tinggi.
- Contoh dari time utility yaitu misalnya ketika disuatu daerah terjadi wabah KVA
jika seorang ahli gizi tinggal di daerah tersebut dan masyarakat sangat
membutuhkan vitamin A maka ahli gizi tersebut bisa menyediakan kapsul
vitamin A untuk memnuhi kebutuhan.
- Contoh dari place utility yaitu misalnya rending adalah makanan khas Sumatra
barat, kemudian kita membuka sebuah rumah makan yang menyediakan rending
di daerah Kalimantan, sehingga warga Kalimantan tidak harusdatang ke Sumatra
Barat untuk mencoba rendang.

Yuni Elsa Rakhmawati


3. Apa yang dimaksud dengan pascapembelian ?
Jawaban oleh Wulan Angraini
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami level kepuasan
atau ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan
berlanjut hingga periode pascapembelian. Pemasar harus memantau kepuasan
pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan pemakaian produk pascapembelian.
Jadi pascapembelian yaitu level kepuasan atau ketidakpuasan konsemen
setelah membeli barang, apakah konsemen puas atau tidak puas dengan suatu produk
yang dibeli. Kepuasan atau ketidakpuasan ini akan diketahui ketika konsumen telah
membeli suatu produk tersebut atau disebut juga dengan periode pascapembelian.

Soal Kasus
1. Seorang mahasiswa mengunjungi perpustakaan untuk mencari tugas kuliah dan
ketika dia membaca suatu buku ekonomi pangan dan gizi. Kalimat yang dibaca
yaitu perilaku konsumen studi yang meliputi proses ketika individu atau

16
kelompok tertentu menbeli, menggunakan atau mengatur produk, jasa, idea tau
pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat. Pengertian perilaku
konsumen tersebut merupakan salah satu pendapat dari seseorang yaitu
a. Schiffman dan Kanuk (1997)\
b.Solomon (2000)
c. Peter dan Olson (1999)
d.Solomon (2001)

2. Anissa ingin memahami jenis utility yang mana dalam bidang ekonomi dapat
dibedakan dalam beberapa jenis dan Ia membaca dan memahaminya suatu buku.
Setelah membaca buku tersebut didapatkan jenis utility salah satunya yaitu nilai
yang diciptakan oleh suatu bisnis dengan menyediakan suatu produk pada saat
diinginkan. Kalimat yang didapatkan Anissa merupakan salah satu jenis utility
yaitu
a. Possession utility
b.Place utility
c. Form utility
d.Time utility

3. Anissa ingin memahami jenis utility yang mana dalam bidang ekonomi dapat
dibedakan dalam beberapa jenis dan Ia membaca dan memahaminya suatu buku.
Setelah membaca buku tersebut didapatkan jenis utility salah satunya yaitu nilai
yang diciptakan oleh suatu bisnis dengan menggabungkan bahan bahan dan
komponen komponen tertentu untuk menghasilkan suatu produk. Kalimat yang
didapatkan Anissa merupakan salah satu jenis utility yaitu
a. Possession utility
b.Place utility
c. Form utility
d.Time utility

17
4. Anissa ingin memahami jenis utility yang mana dalam bidang ekonomi dapat
dibedakan dalam beberapa jenis dan Ia membaca dan memahaminya suatu buku.
Setelah membaca buku tersebut didapatkan jenis utility salah satunya yaitu nilai
yang diciptakan oleh suatu bisnis dengan menyediakan produk di tempat yang
diinginkan customer. Sebagai contoh, tempe mendoan khas Purwokerto tidak
tersedia dengan mudah diJakarta. Kalimat yang didapatkan Anissa merupakan
salah satu jenis utility yaitu
a. Possession utility
b.Place utility
c. Form utility
d.Time utility

5. Anissa ingin memahami jenis utility yang mana dalam bidang ekonomi dapat
dibedakan dalam beberapa jenis dan Ia membaca dan memahaminya suatu buku.
Setelah membaca buku tersebut didapatkan jenis utility salah satunya yaitu nilai
yang tercipta dengan dimilikinya suatu produk. Dengan memiliki suatu barang,
seseorang bisa menggunakan secara bebas (memperoleh kontrol penuh) atas
barang itu. Kalimat yang didapatkan Anissa merupakan salah satu jenis utility
yaitu
a.Possession utility
b.Place utility
c. Form utility
d.Time utility

6. Rudi mencoba untuk menngabungkan beberapa peralatan Ia menggabungkan


kayu, paku, lem dan peralatn lainnya sehingga peralatan yang digabungkannya
tersebut menghasilkan suatu produk yaitu furniture. Ini termasuk penerapan
konsep dari salah satu jenis utility yaitu

18
a. Possession utility
b.Place utility
c. Form utility
d.Time utility

7. Mutiara menceritakan suatu contoh dari salah satu jenis utility yaitu misalnya kita
sebagai ahli gizi menciptakan suatu makanan baru seperti lapek bergizi dan kita
berhak untuk menjualnya atau mendagangkannya karena itu hak milik kita.
Contoh yang dijelaskan oleh mutiara termasuk contoh dari utility jenis
a.Possession utility
b.Place utility
c. Form utility
d.Time utility

8. Mutiara menceritakan suatu contoh dari salah satu jenis utility misalnya kita
membuat jus campur dengan menggabungkan beberapa jenis jus lalu terbentuk
suatu jus baru baru yang memiliki nutrisi lebih tinggi. Contoh yang dijelaskan
oleh mutiara termasuk contoh dari utility jenis
a. Possession utility
b.Place utility
c. Form utility
d.Time utility

9. Mutiara menceritakan suatu contoh dari salah satu jenis utility misalnya ketika
disuatu daerah terjadi wabah KVA jika seorang ahli gizi tinggal di daerah
tersebut dan masyarakat sangat membutuhkan vitamin A maka ahli gizi tersebut
bisa menyediakan kapsul vitamin A untuk memnuhi kebutuhan. Contoh yang
dijelaskan oleh mutiara termasuk contoh dari utility jenis

19
a. Possession utility
b.Place utility
c. Form utility
d.Time utility

10. Mutiara menceritakan suatu contoh dari salah satu jenis utility misalnya misalnya
rending adalah makanan khas Sumatra barat, kemudian kita membuka sebuah
rumah makan yang menyediakan rending di daerah Kalimantan, sehingga warga
Kalimantan tidak harusdatang ke Sumatra Barat untuk mencoba rendang. Contoh
yang dijelaskan oleh mutiara termasuk contoh dari utility jenis
a. Possession utility
b. Place utility
c. Form utility
d.Time utility

20

Вам также может понравиться