Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Gambar 1.1
Logo Pertamina
1
1.1.2. Visi dan Misi Pertamina
a. Visi:
b. Misi:
Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip prinsip komersial yang kuat (Pertamina,
2012).
Gambar 1.2
Logo Pertamax
2
Gambar 1.3
Product Knowledge Pertamax
3
1.2. Latar Belakang Penelitian
Tabel 1.1
Jumlah Kendaraan Bermotor di Indonesia
Mobil
Tahun Bis Truk Sepeda Motor Jumlah
Penumpang
2009 7910407 2160973 4452343 52767093 67336644
2010 8891041 2250109 4687789 61078188 76907127
2011 9548866 2254406 4958738 68839341 85601351
2012 10432259 2273821 5286061 76381183 94373324
2013 11 484 514 2286309 5615494 84732652 104118969
Dari data pada Tabel 1.1 tersebut, sampai dengan tahun 2013 tercatat ada
sebanyak 104.118.969 kendaraan bermotor di Indonesia. Penggunaan kendaraan
bermotor ini tidak luput dengan pemakaian energi yang digunakan, yaitu bahan
bakar fosil berupa bahan bakar minyak (BBM). Di Indonesia sektor transportasi
mengkonsumsi sekitar 20% dari total konsumsi energi final nasional. Hampir
seluruh energi yang dipakai di sektor transportasi (97% dari total sektor
transportasi) menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Berdasar prakiraan
kebutuhan energi maka sektor transportasi darat merupakan sektor yang paling
besar menggunakan energi di sektor transportasi dengan pangsa mencapai 90%.
Sedangkan sektor transportasi darat yang paling besar dalam menggunakan bahan
bakar adalah sub-sektor kendaraan bermotor (Kementerian ESDM, 2012).
4
Pemakaian BBM yang bermanfaat untuk menjalankan kendaraan bermotor
ini ternyata memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan dan kesehatan, seperti
yang disebutkan dalam laporan Kementerian ESDM (2012) Gas buang sisa
pembakaran Bahan Bakar Minyak (BBM) mengandung bahan-bahan pencemar
seperti CO2 (Carbon Dioksida), NOx (Nitrogen Oksida), CO (Carbon
Monoksida), VHC (Volatile Hydro Carbon) dan partikel lainnya. Bahan-bahan
pencemar tersebut dapat berdampak negatif terhadap manusia ataupun ekosistem
bila melebihi konsentrasi tertentu. Beberapa dampak negatif adalah seperti
pencemaran udara akibat polusi yang dihasilkan dari asap kendaraan bermotor,
pemanasan global dan perubahan iklim, serta kandungan logam beracun (timbal)
yang mengakibatkan gangguan kesehatan.
Menurut hasil survei global Nielsen pada tahun 2014 yang meneliti aksi
aksi tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) yang
terlihat pada Gambar 1.4, lebih dari separuh (55%) dari responden menyatakan
bersedia membayar lebih untuk produk dan jasa perusahaan yang peduli terhadap
isu isu sosial dan lingkungan (Hijauku, 03 Juli 2014).
5
Gambar 1.4
Survei CSR Nielsen
6
membantu menyelamatkan lingkungan dan masyarakat namun juga akan
membantu meningkatkan reputasi merek dan kinerja perusahaan (Hijauku, 03 Juli
2014).
Untuk memperkuat klaim hijau yang ada pada produknya, Pertamina terus
berupaya untuk memberikan pesan pesan yang mengedukasi kepada para
konsumen, diantaranya dengan melalui slogan produknya Lebih Baik Pertamax
yang dimaksudkan bahwa agar konsumen menggunakan kualitas bahan bakar
yang lebih baik, yang dapat membuat kualitas udara dan lingkungan yang lebih
baik, serta agar dapat tercipta kualitas hidup yang lebih baik (Pertamina, 2012).
Dalam rangka mengkomunikasikan pesan yang didapat konsumen dengan
menggunakan Pertamax, Pertamina berusaha melakukan berbagai inovasi untuk
membuat promosi yang menarik, baik melalui iklan di televisi, internet, maupun
media lainnya agar konsumen bisa menyadari manfaat hijau dan non-hijau yang
7
didapat dengan menggunakan Pertamax. Salah satu contoh iklan yang menarik
untuk mengedukasi manfaat penggunaan Pertamax dapat dilihat pada Gambar 1.5.
Gambar 1.5
Iklan Pertamax
Pada Gambar 1.5 tersebut dapat dilihat bahwa selain menyampaikan pesan
Pertamax merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan, Pertamina juga
menyebutkan manfaat lain diluar aspek kehijauannya seperti mengurangi
pembentukan karat dan membersihkan mesin, serta masih banyak keunggulan
non-hijau lain yang disampaikan Pertamina seperti pemakaian bahan bakar
menjadi lebih efisien, pembakaran sempurna untuk meningkatkan performa, dan
manfaat lainnya.
8
produknya saja tanpa memperhatikan kepuasan konsumen. Pertamina berusaha
menerapkan prinsip prinsip yang disampaikan oleh Ottman et al. (Retnawati,
2012:123) untuk menghindari green marketing myopia yaitu dengan cara
menonjolkan hal hal yang diinginkan oleh konsumen seperti memberikan value
lain diluar aspek kehijauan (consumer value positioning), melakukan edukasi
secara berkala mengenai manfaat penggunaan produk hijau (calibration of
consumer knowledge), serta memberikan klaim secara jujur agar memperoleh
kepercayaan konsumen (credibility of product claims).
9
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang juga mengatakan
pertumbuhan saat ini memang ke Pertamax sedangkan, BBM beroktan rendah
atau Premium stabil. Hal ini terjadi seiring harganya yang makin terjangkau.
Pertumbuhan itu membuat PT Pertamina yakin total konsumsi Pertamax yang
tahun lalu hanya 800 ribu kl, di 2015 mencapai 1,5 juta kl. Jika, disparitas harga
dengan Premium tetap sedikit, total konsumsi bisa sampai 2 juta kl dalam setahun.
Keyakinan itu juga didukung oleh trend otomotif saat ini yang memproduksi
kendaraan dengan BBM tanpa timbal. Lambat laun, Premium akan semakin
ditinggalkan (Jawa Pos, 21 Januari 2015).
Manfaat yang dirasakan oleh para pengguna Pertamax ini didukung oleh
pernyataan Yusworo Setyo Winoto seorang guru teknik sepeda motor SMKN 3
Bondowoso, menurutnya bahwa BBM jenis Pertamax menghasilkan pembakaran
yang sempurna, sementara Premium tidak terjadi pembakaran secara sempurna
atau masih bersisa, sisa pembakaran itu akan menjadi kerak atau kotoran yang
menempel di silinder. Akibatnya, kalau kendaraan yang biasa menggunakan
Premium harus sering diservis karena blok atau silindernya lebih cepat kotor dan
kendaraan dengan konsumsi Pertamax, lebih lama masa servisnya karena lebih
bersih, pemakaian suku cadangnya tentu lebih awet. Pertamax yang mengandung
zat adiktif yang berguna untuk membersihkan mesin dapat membuat tarikan
maupun laju kendaraan menjadi lebih nyaman. Selain itu, Premium juga
mengandung zat timah atau timbal yang menyebabkan polusi udara, sementara
Pertamax tidak ada (Prabowo, 07 Desember 2014).
10
Berdasarkan uraian latar belakang diatas mengenai produk hijau yang
dihadirkan Pertamina dan kaitannya dengan green marketing myopia, maka
peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian berjudul ANALISIS PRINSIP 3C
(CONSUMER VALUE POSITIONING, CALIBRATION OF CONSUMER
KNOWLEDGE, CREDIBILITY OF PRODUCT CLAIMS) UNTUK
MENGHINDARI GREEN MARKETING MYOPIA DI INDONESIA (Studi pada
Pengguna Bahan Bakar Ramah Lingkungan Pertamax).
11
2. Aspek Praktis
Kegunaan penelitian ini dalam aspek praktis adalah diharapkan hasil
penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan terkait, yaitu
Pertamina sebagai bahan masukan dalam menentukan strategi
pemasarannya.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang gambaran objek penelitian yang akan diteliti,
hal hal yang menjadi alasan yang melatarbelakangi munculnya judul
penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang teori teori yang akan dipakai dalam
penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan ruang lingkup
penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang jenis penelitian, variabel operasional,
tahapan penelitian, populasi, dan sampel, pengumpulan data, serta teknik
analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisikan tentang analisis dan pengolahan data yang dilakukan,
hasil penelitian dan pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisikan kesimpulan yang didapat dari penelitian serta saran
yang dapat diberikan kepada obyek penelitian.
12