Вы находитесь на странице: 1из 10

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Pada hari ini tanggal 30 Mei 2017 telah dipresentasikan portofolio oleh:

Nama Peserta : Gantarini Rianna Panannangan

Dengan judul/topik : Gagal Jantung

Nama Pendamping : dr. Sapta Yudha Oka & dr. K. Dandung, Sp.A

Nama Wahana : RS Pertamina Klayan - Cirebon

No No
Nama Peserta Presentasi Tanda Tangan
. .

1 Gantarini Rianna Panannangan 1

2 2

3 3

4 4

5 5

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

(dr. Sapta Yudha)

Catatan: Halaman protofolio ini sebaiknya disalin~sinar (fotokopi) karena anda akan membuat sejumlah laporan yang sekaligus merupakan
catatan untuk bekal dan berpraktik nantinya.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 1


Borang Portofolio

Nama Peserta: Gantarini Rianna Panannangan

Nama Wahana: RS Pertamina Klayan Cirebon

Topik: Gagal Jantung

Tanggal (kasus): 3 Mei 2017


Nama Pasien: Tn. H No. RM : A06110302

Tanggal Presentasi: 30 Mei 2017 Nama Pendamping: dr. Sapta Yudha

Tempat Presentasi: RS Pertamina Klayan Cirebon

Obyektif Presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi:
Tujuan:

Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data pasien: Nama: Tn H Nomor Registrasi:

Nama Klinik: R. Sakura Telp: - Terdaftar sejak: 3 Mei 2016


Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/Gambaran Klinis: Gagal Jantung

2. Riwayat Pengobatan : Clopidogrel 1x1, amlodipin 1x5mg

3. Riwayat kesehatan/Penyakit : Riwayat hipertensi sejak 20 tahun lalu namun obat tidak rutin diminum. Riwayat serangan jantung 2 tahun la

4. Riwayat keluarga : Ayah pasien memiliki riwayat sakit jantung dan kolesterol tinggi.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 1


5. Riwayat pekerjaan: -

6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN): -

7. Riwayat imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus): -

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 1


8. Lain-lain:
Pemeriksaan fisik
STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Tampak sesak


Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
Tekanan Darah : 170/100 mmHg.
Nadi : 118 x/menit.
Suhu : 36,60 C.
Frekuensi Pernapasan : 40 x/menit
Kepala : Normocephal.
Mata : Konjungtiva: anemis (-) Sklera: ikterik (-)
Mulut : tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada perbesaran KGB, JVP 5+5 cm H2O, retraksi suprasternal dan supraklavikula (+)
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris, retraksi (+)
Paru : VBS ki = ka; Rh +/+; Wh -/-
Jantung : BJ S1 S2 S3 Gallop, murmur sistolik (+) gr 2/6 katup mitral

Abdomen : Cembung, lembut, BU (+), Nyeri tekan epigastrium (+)


Hepar teraba 3cm BAC, lunak, rata, tepi tajam, nyeri tekan(+) , Lien ruang traube kosong dan tidak teraba membesar
Ekstremitas : Akral hangat; CRT <2 , pitting edema (+/+)

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 1


PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Hb 15,6 g/dL
Ht 45 %
Leukosit 9,2 ribu/uL
Trombosit 210 ribu/uL
CK 133.52 U/l
CK-MB 18,1 U/l

Pemeriksaan EKG :
OMI dinding inferoseptal + Left Ventricular Hypertophy

Pemeriksaan Echocardiography
LV dilatasi
EF 39%
Katup AO : Kalsifikasi (-), Aortic Regurgitation(-)
Katup MV : Kalsifikasi (-), Mild Mitral Regurgitation
Kesimpulan :
HHD,LHF,MR mild.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 1


Daftar Pustaka:

1. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan Praktik Klinis PAPDI. Jakarta.2016

2. WHO. The Global Prevalence of Cardiovascular Disease and and Susceptibility: A Systematic Review. 2015.

3. Yancy, Clyde W.,et al. ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart Failure. 2013

4. Phibbs, Brendan. The Human Heart : A Basic Guide to Heart Disease. 2nd ed. 2007

5. Rakel, R.E, D.P. Textbook of Family Medicine. 2011

6. Bui, Anh L. , Horwich, Tamara B. Epidemiology and risk profile of heart failure. 2010

HASIL PEMBELAJARAN:

1. Definisi: Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang terjadi karena karena abnormalitas struktur dan/atau fungsi jantung sehingga
mengganggu kemampuan pompa jantung. Gagal jantung ditandai dengan adanya gejala gagal jantung (nafas pendek yang tipikal saat
istrahat atau saat melakukan aktifitas disertai / tidak kelelahan), Tanda retensi cairan (kongesti paru atau edema pergelangan kaki),
Adanya bukti objektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istirahat.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 1


2. Epidemiologi: Berdasarkan WHO 2016, total kematian karena penyakit Kardiovaskular mencapai 17,5 juta/tahun terdiri dari 42%
karena penyakit jantung koroner, 38% karena stroke. 30% kematian di seluruh dunia karena penyakit jantung. Di USA, prevalensi
mencapai 5,8 juta dan setiap tahunnya ditemukan 550.000 kasus baru . Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, di Indonesia
prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan diagnosis dokter dan gejala sekitar 1,5%, gagal jantung sebesar 0,3% dengan case
fatality Rate sebesar 13,42%.

3. Faktor Risiko: Hipertensi, Dislipidemia, Obesitas, Merokok, Diabetes mellitus, Riwayat gangguan jantung sebelumnya, Riwayat
infark miokard.
4. Patofisiologi: Diawali dengan masuknya virus kedalam saluran pencernaan,kemudian masuk ke aliran darah menuju hati (vena porta), lalu
menginvasi ke sel parenkim hati. Di sel parenkim hati virus mengalami replikasi yang menyebabkan sel parenkim hati menjadi rusak. Setelah
itu virus akan keluar dan menginvasi sel parenkim yang lain atau masuk kedalam ductus biliaris yang akan dieksresikan bersama feses. Sel
parenkim yang telah rusak akan merangsang reaksi inflamasi yang ditandai dengan adanya agregasi makrofag,pembesaran sel kupfer yang
akan menekan ductus biliaris sehinnga aliran bilirubin direk terhambat, kemudian terjadi penurunan eksresi bilirubin ke usus. Keadaan ini
menimbulkan ketidakseimbangan antara uptake dan ekskresi bilirubin dari sel hati sehingga bilirubin yang telah mengalami proses konjugasi
(direk) akan terus menumpuk dalam sel hati yang akan menyebabkan reflux (aliran kembali keatas) ke pembuluh darah sehingga akan
bermanifestasi kuning pada jaringan kulit terutama pada sklera kadang disertai rasa gatal dan air kencing seperti teh pekat akibat partikel
bilirubin direk berukuran kecil sehingga dapat masuk ke ginjal dan di eksresikan melalui urin. Akibat bilirubin direk yang kurang dalam usus
mengakibatkan gangguan dalam produksi asam empedu (produksi sedikit) sehingga proses pencernaan lemak terganggu (lemak bertahan
dalam lambung dengan waktu yang cukup lama) yang menyebabkan regangan pada lambung sehingga merangsang saraf simpatis dan saraf
parasimpatis mengakibatkan teraktifasinya pusat muntah yang berada di medula oblongata yang menyebabkan timbulnya gejala mual,
muntah dan menurunnya nafsu makan.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 1


5. Manisfestasi Klinis: Gejala tipikal meliputi sesak nafas, ortopneu, paroxysmal nocturnal dyspnoe, toleransi aktifitas yang berkurang, cepat
lelah, bengkak di pergelangan kaki, peningkatan JVP, refluks hepatojugular, suara jantung S3 (gallop), apex jantung bergeser ke lateral,
bising jantung. Gejala lain yang kurang tipikal meliputi batuk di malam hari/dini hari, mengi, berat badan bertambah >2kg/minggu, berat
badan turun (gagal jantung stadium lanjut), perasaan kembung/begah, nafsu makan menurun, depresi, berdebar, pingsan, edema perifer,
krepitasi pulmonal, suara pekak di basal paru pada perkusi, takikardia, nadi irreguler, nafas cepat, hepatomegali, asites, kaheksia.

6. Diagnosis: Disamping gejala dan tanda klinis di atas, dapat ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan elektrolit, urea, kreatinin, gula
darah, albumin, enzim hati, Analisa Gas Darah,Natriuretic peptide (BNP/NT-proBNP), Electrocardiography, Foto Thorax, Echocardiography,
Excercise Testing.

7. Komplikasi: Syok kardiogenik, infeksi paru, gangguan keseimbangan elektrolit.

8. Penatalaksanaan: Penatalaksanaan gagal jantung akut meliputi : Oksigen, Ventilasi non invasif (dengan PEEP/Positive end expiratory
pressure) dengan indikasi: Edema paru kardiogenik, gagal jantung akut hipertensif. Kontraindikasi: pasien tidak kooperatif, diperkirakan
perlu segera, pemakaian intubasi endotrakeal karena hipoksia yang progresif, penyakit obstruksi saluran napas berat lebih hati-hati dalam
pemberian. Morfin (jika pasien gelisah atau nyeri dada. Dosis 2,5-5mg bolus IV), Diuretika loop, Vasodilator diberikan jika tidak ada tanda-
tanda hipotensi yang simptomatik, tekanan sistolik <90mmHg atau penyakit valvuler yang serius, Nitrat/nitroprusside iv bila tekanan darah
>110 mmHg. Nesiritide : menurunkan tekanan pengisian ventrikel kiri. Obat-obat inotropik, indikasi: tekanan sistolik rendah, cardiac index
rendah dengan adanya tanda-tanda hipoperfusi atau kongesti, Dobutamin, Dopamin, Milrinone dan enoximone, Levosimendan.
Penatalaksanaan Gagal jantung kronik: Non farmakologis : Diet (Hindari obesitas, Rendah garam : 2g (gagal jantung ringan), 1g (gagal
jantung berat), Jumlah cairan: 1,5liter (gagal jantung ringan), 1liter (gagal jantung berat), Hentikan rokok, Hentikan alkohol, Aktivitas fisik,
istirahat baring pada gagal jantung akut, berat, dan eksaserbasi akut. Farmakologis meliputi: Diuretik : loop diuretik/tiazid, spironolakton
dosis 25-50mg/hari; ACE Inhibitor untuk menekan aktivasi neurohormonal; Penyekat Beta; Angiotensin II antagonis reseptor bila ada
kontraindikasi ACEi; Kombinasi hidralazin dan ISDN; Digoksin untuk pasien simptomatik dengan gagal jantung disfungsi ventrikel kiri
terutama dengan fibrilasi atrial. Dosis: 0,125 qd dengan dosis maks 0,375 qd; Antikoagulan dan antiplatelet; Antiaritmia; Hindari Antagonis
kalsium.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 1


9. Pencegahan: Edukasi tentang penyebab dan faktor risiko gagal jantung kronik, misalnya tidak terkontrolnya tekanan darah, kadar lemak,
atau kadar gula darah. Dijelaskan mengenai pentingnya kontrol kembali setelah perawatan di RS. Patuh dalam pengobatan yang telah
direncanakan. Menjaga lingkungan sekitar kondusif untuk pasien berkativitas dan berinteraksi.

10. Prognosis: Angka kematian dalam 1 tahun setelah terdiagnosis mencapai 30-40%, sedangkan dalam 5 tahun 60-70%. Kematian
disebabkan karena perburukan klinis mendadak yang kemungkinan disebabkan karena aritmia ventrikel.
Berdasarkan klasifikasi NYHA kelas IV, mempunyai angka kematian 30-70% sedangkan NYHA kelas II 5-10%.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA| 1

Вам также может понравиться