Вы находитесь на странице: 1из 6

ENDOMETRIOSIS

A. PENGERTIAN


Endometriosis adalah lesi jinak atau lesi dengan sel-sel yang serupa dengan
dengan sel-sel lapisan uterus tumuh secara menyimpang dalam rongga pelvis
diluar uterus. (Brunner & Suddarth, Keperawatan Medikal Bedah, 1556 : 2002)

Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium (kelenjar dan
stoma) diluar uterus (Arif Mansjoer, Kapita Selekta, 381: 2001)

Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium diluar kavum
uterus.Bila jaringan endometrium terdapat didalam miometrium disebut
adenomiosis (adenometriosis internal) sedangkan bila duluar uterus disebut
(endometriorisis ekterna).

B. ETIOLOGI

Sampai saat ini belum ada yang memastikan penyebab endometriosis. Ada beberapa
teori yang menerangkan endometriosis seperti :
1. Teori implantasi yaitu implantasi sel endometrium akibat regurgitan transtuba
pada saat menstruasi.
2. Teori metaplasia yaitu metaplasia sel multipotensial menjadi endometrium,
namun teori ini tidak didukung bukti klinis maupun eksperimen.
3. Teori induksi yaitu kelanjutan teori metaplasia dimana faktor biokimia,
endogen menginduksi perkembangan sel peritoneal yang tidak berdiferensiasi
menjadi jaringan endometrium (Arif Mansjoer, Kapita Selekta, 381: 2001)

Teori lain :
1. Teori transplantasi bahwa aliran darah haid (menstruasi retrogard)
mengirimkan kembali jaringan endometrium ke tempat ektopik melalui
tuba fallopi.
2. Teori metaplasi berhubungan dengan jaringan epitel embrionik yang
tertahan yang selama pertumbuhannya dapat berubah menjadi jaringan
epitel oleh stimuli dari luar (Brunner & Suddarth, Keperawtan
Medikal Bedah, 1556: 2002)

C. PATOFISIOLOGI

Dengan mengacu pada frekuensinya, endometriosis mengenai pelvis mengenai


ovarium, ligament uteosakral, serviks, permukaan terluar uterus, umbilikus, jaringan
parut akibat laparatomi, sakus hernialis dan apendiks.Letak endometrium yang tidak
tepat, berespon dan tergantung pada stimulasi hormonal ovarium.Selama menstruasi,
pertumbuhan jaringan ektopik ini mengalami perdarahan sebagian besar kedalam area
yang tidak mempunyai saluran keluar yang menyebabkan nyeri dan perlekatan.Lesi
biasanya kecil, keriput dan berwarna coklat atau biru-hitam yang
menandakan perdarahan yang tidak dapat keluar.
Jaringan endometrium yang terkandung di dalam suatu kista ovarium tidak
mempunyai jalan keluar untuk perdarahan, pembentukan ini disebut pseudokist (kista
coklat). Perlekatan, kista dan jaringan parut dapat terjadi yang menyebabkan tidak
saja nyeri tetapi juga infertilitas.

D. PATHWAY

E. TANDA DAN GEJALA Gejala

yang sering ditemukan :

1. Subfertilitas
2. Dismenore
3. Dispaneunia (nyeri panggul kronik)
4. Rasa sakit hebat pada abdomen bagian bawah, vagina, pelvis posterior dan pinggang
terjadi selama 1 atau 2 hari sebelum siklus mentruasi selama 2 atau 3 hari
5. Diare
6. Sulit buang air besar
7. Merasa sakit bahkan mengeluarkan darah ketika buang air kecil.

F. KOMLIKASI

1. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat


dengan kolon atau ureter
2. Torsi ovarium atau rupture ovarium sehingga terjadi peritonitis karena
endometrioma
3. Calamenial seizure atau pnemotoraks karena eksisi endometriosis

G. PENATALAKSANAAN

1. Pencegahan yaitu menunda kehamilan, tidak melakukan pemeriksaan kasar atau


melakukan kerokan pada haid.
2. Observasi pada pembesaran analgesik yaitu pemeriksaan periodik dan berkala.
3. Pengobatan hormonal.
4. Pembedahan dilakukan dengan histeroktomi total salfingo-oferektomi bilateral
eksisi tempat endometriorisis
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Nama pasien
b. Nama penanggung jawab
2. Riwayat Kesehatan
a. keluarga : riwayat kanker, kemataian akibat kelainan ginekologi
b. Riwayat sosial : merokok
c. Riwayat kehamilan : lama kehamilan, masalah kehamilan, tipe
kelahiran, lama persalinan dan berat bayi
d. Siklus menstruasi : nyeri tekan, ukuran kesimetrisan, karakteristik puting,
kondisi kulit
3. Pemeriksaan Umum :
Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen

b. Pemeriksaan panggul : nyeri panggul



Pemeriksaan Penunjang
a. Biopsy lesi mencurigakan pada laparoskopi
b. Pemeriksaan konsentrasi Ca 125
c. Ultrasonografi
d. Tomografikomputer
e. Magnetic resonance imaging (MRI)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan dismenore


2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan seksualitas, fertilitas
3. Cemas berhubungan dengan diagnosis kanker, takut akan rasa nyeri
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

C. INTERVENSI

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


No
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Nyeri Tujuan : Setelah dilakukan NIC : Pain Management


berhubungan tindakan keperawatan
dengan dismenore diharapkan nyeri berkurang 1. Lakukan pengkajian
NOC : Pain Control nyeri secara
Kriteria Hasil : komprehensif (termasuk
- Mampu mengontrol nyeri lokasi, karakteristik,
(tahu penyebab nyeri, mampu durasi, frekuensi,
menggunakan tehnik kualitas dan faktor
nonfarmakologi untuk presipitasi)
mengurangi nyeri, mencari 2. Ajarkan tentang teknik
bantuan) non farmakologi
- Melaporkan bahwa nyeri 3. Kaji tipe dan sumber
berkurang dengan nyeri untuk untuk
menggunakan manajemen menentukan intervensi
nyeri 4. Kontrol lingkungan
- Menyatakan rasa nyaman yang dapat
setelah nyeri berkurang mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
5. Berikan pengobatan
analgesik untuk
mengurangi rasa nyeri

2 Gangguan citra Tujuan : Percaya diri klien Intervensi :


tubuh meningkat - Dorong pertanyaan tentang
berhubungan Kriteria hasil : situasi saat ini dan harapan
dengan perubahan - Klien dapat menunjukan yang akan datang
seksualitas,
kearah penerimaan diri - Identifikasikan masalah peran
fertilitas
- Klien dapat menyusun tujuan klien
yang realistis - Dorong klien untuk
mengekpresikan perasaannya

3 Cemas Tujuan : Setelah dilakukan NIC : Anxiety Reduction


berhubungan tindakan keperawatan
dengan diagnosis diharapkan cemas akan (Penurunan Kecemasan)
kanker, takut akan berkurang.
rasa nyeri NIC : Anxiety Reduction
NOC : Anxiety control
(Penurunan Kecemasan)
Kriteria Hasil : 1. Jelaskan seluruh
- Klien dapat mengungkapkan
prosedur tindakan
perasaan cemas kepada klien dan
- Wajah klien tampak rilek perasaan yang mungkin
muncul pada saat
melakukan tindakan
2. Kaji tingkat kecemasan
dan reaksi fisik pada
tingkat kecemasan
3. Temani klien untuk
mendukung keamaan
dan menurunkan rasa
takut
4. Ajarkan pada klien
untuk menggunakan
teknik relaksasi
Berikan pengobatan
untuk menurunkan
cemas dengan cara yang
tepat

4 Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan kurang
informasi
DAFTAR PUSTAKA

Вам также может понравиться