Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh:
Reynaldi Fattah Zakaria
NPM 1102013246
Pembimbing:
dr. Ridwan, Sp. S
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB I : Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB II : Tinjauan Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
Skrining Nyeri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
Penilaian Nyeri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
Skala Penilaian Nyeri Uni-dimensional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
Skala Penilaian Nyeri multidimensional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
Pengkajian Nyeri . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
Penkajuan Ulang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
Lampiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sensasi penglihatan, pendengaran, bau, rasa, sentuhan, dan nyeri merupakan hasil
stimulasi reseptor sensorik. Nyeri adalah sensasi yang penting bagi tubuh. Provokasi
saraf-saraf sensorik nyeri menghasilkan reaksi ketidaknyamanan, distress, atau
penderitaan.1
Kontrol nyeri tetap merupakan problem signifikan pada pelayanan kesehatan di
seluruh dunia. Penanganan nyeri yang efektif tergantung pada pemeriksaan dan penilaian
nyeri yang seksama baik berdasarkan informasi subjektif maupun objektif.2 Teknik
pemeriksaan/penilaian oleh tenaga kesehatan dan keengganan pasien untuk melaporkan
nyeri merupakan dua masalah utama. Masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan,
pasien, dan sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan diketahui sebagai salah satu
penghambat dalam penatalaksanaan nyeri yang tepat.
Penanganan nyeri adalah upaya mengatasi nyeri yang dilakukan pada pasien bayi,
anak, dewasa, dan pasien tersedasi dengan pemberian obat ataupun tanpa pemberian obat
sesuai tingkat nyeri yang diarasakan pasien.3 Pendekatan untuk memperoleh riwayat
detail dari seorang pasien nyeri sebaiknya menggunakan kombinasi pertanyaan terbukan
dan tertutup untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengetahui masalah
pasien. Selain itu, faktor-faktor seperti menentukan tempat ketika melakukan wawancara,
menunjukkan sikap yang suportif dan tidak menghakimi, memperhatikan tanda-tanda
verbal dan nonverbal, dan meluangkan waktu yang cukup untuk melakukan wawancara.1
Penilaian nyeri awal pada pasien dengan nyeri bisa dibantu menggunakan
penilaian nyeri awa (Paser, Mc Caffery M). Bila pada pasien anak-anak, penilaian awal
menggunakan penilaian nyeri awal untuk anak-anak. Untuk pasien nyeri kanker
digunakan initial assesssment management of Cancer Pain.4
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Skrining Nyeri
Secara umum, nyeri dibedakan antara nyeri nosiseptik dan nyeri neuropatik. Nyeri
nosiseptik dan nyeri neuropatik masing-masing memiliki perbedaan karakteristik yang
signifikan.
Untuk membedakan antara nyeri nosiseptif dan nyeri neuropatik dapat digunakan
Pain Quality Assessment Tools, yaitu:
a. ID Pain
Digunakan untuk membedakan antara nyeri neuropatik dan nosiseptik.
Terdiri atas 5 komponen nyeri neuropatik, yaitu rasa kesemutan, panas terbakar,
kebas/baal, kesetrum, nyeri bertambah bila tersentuh, dan 1 komponen nyeri
nosiseptik yaitu nyeri yang terbatas pada persendian/otot/ gigi/lainnya. Bila skor
>2 mungkin terdapat nyeri neuropatik.
Tabel 2. ID Pain
Pertanyaan Kondisi Skor
Apakah nyeri terasa seperti kesemutan? Tidak 0
Ya +1
4
Apakah nyeri terasa panas/membakar? Tidak 0
Ya +1
Apakah terasa baal/kebal Tidak 0
Ya +1
Apakah nyeri bertambah hebat saat tersentuh? Tidak 0
Ya +1
Apakah nyeri hanya terasa di persendian /otot / Tidak 0
geligi /lainnya?
Ya -1
Total skor
Skor total minimum : -1
Skor total maksimum : 5
Jika skor >2, mungkin terdapat nyeri neuropatik.
5
Apakah nyeri anda menyebabkan kulit di bagian yang Tidak 0
terasa sakit kelihatan berbeda dari biasanya?
Ya 5
Apakah nyeri anda menyebabkan bagian kulit yang Tidak 0
terkena menjadi tidak normal pekanya terhadap
sentuhan?
Apakah rasa tidak nyaman bila kulit digores secara
ringan atau rasa nyeri bila memakai pakaian yang ketat
dapat untuk menggambarkan keadaan tidak normal ini?
Ya 3
Apakah nyeri anda muncul tiba-tiba dengan mendadak Tidak 0
tanpa ada sebab yang jelas pada saat anda sedang
berdiam diri?
Ya 2
Apakah nyeri anda terasa seakan-akan suhu kulit di Tidak 0
bagian yang nyeri berubah secara tidak normal?
Ya 1
B. Tes Sensoris
Alodinia Tidak 0
Menggores kulit dengan kapas secara ringan pada bagian
tidak nyeri dibandingkan bagian yang tidak normal
Ya 5
Perubahan nilai ambang nyeri pada tusukan jarum Sama 0
Beda 3
6
Penilaian Nyeri
Ada beberapa cara untuk membantu mengetahui akibat nyeri menggunakan skala
penilaian nyeri tunggal atau multidimensi.
7
b. Verbal Rating Scale (VRS)
Skala ini menggunakan angka-angka 0 sampai 10 untuk menggambarkan
tingkat nyeri. Dua ujung ekstrem juga digunakan pada skala ini, sama seperti pada
VAS atau skala reda nyeri. Skala numerik verbal ini lebih bermanfaat pada
periode pascabedah, karena secara alami verbal/kata-kata tidak terlalu
mengandalkan koordinasi visual dan motorik. Skala verbal menggunakan kata-
kata dan bukan garis atau angka untuk menggambarkan tingkat nyeri. Skala yang
digunakan dapat berupa tidak ada nyeri, sedang, parah. Hilang/redanya nyeri
dapat dinyatakan sebagai sama sekali tidak hilang, sedikit berkurang, cukup
berkurang, baik/ nyeri hilang sama sekali. Karena skala ini membatasi pilihan kata
pasien, skala ini tidak dapat membedakan berbagai tipe nyeri.4
8
d. Wong Baker Pain Rating Scale
Digunakan pada pasien dewasa dan anak >3 tahun yang tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka.4
9
b. The Brief Pain Inventory (BPI)
Adalah kuesioner medis yang digunakan untuk menilai nyeri. Awalnya
digunakan untuk menilai nyeri kanker, namun sudah divalidasi juga untuk
penilaian nyeri kronik (lampiran 2).
10
Indikator Kondisi Skor
Rileks 1
Ekspresi wajah Sedikit mengerut (mengerutkan dahi) 2
Mengerut secara penuh (menutup kelopak mata) 3
Meringis 4
Tidak ada pergerakan 1
Pergerakan Sedikit membungkuk 2
ekstremitas atas
Membungkuk penuh dengan fleksi jari 3
Retraksi permanen 4
Pergerakan yang menoleransi 1
Kompensasi Batuk dengan pergerakan 2
terhadap ventilator
Melawan ventilator 3
Tidak mampu mengontrol ventilator 4
Interpretasi Skor
3 : Tidak nyeri
45 : Nyeri ringan
6 11 : Nyeri yang tidak dapat ditolerir*
12 : Sangat nyeri*
*Catatan : Untuk skor 6 pertimbangkan pemberian obat sedasi atau analgesik.
11
Indikator Kondisi Skor
Berbicara dengan nada normal atau tidak 0
bersuara
Vokalisaasi Mendesah, mengerang 1
Menangis, berteriak 2
Rileks 0
Ekspresi wajah Kaku 1
Meringis 2
Tidak ada gerakan 0
Pergerakan tubuh Lokalisasi nyeri 1
Gelisah 2
Tidak ada ketegangan otot 0
Ketegangan otot Tegang, kaku 1
Sangat tegang atau kaku 2
Interpretasi Skor
Pasien dengan skor 2 : Tidak nyeri. Pertimbangan evaluasi ulang.
Pasien dnegan skor > 2 : Terdapat nyeri sedang berat, pertimbangkan
pemberian obat analgesik dan sedatif.
12
Aktivitas (pergerakan) Mencari perhatian melalui pergerakan 1
Gelisah 2
Tidak terdapat posisi tangan menutupi 0
tubuh
Sikap bertahan Posisi tangan menyilang menutupi tubuh 1
Kaku 2
Tanda vital stabil 0
Fisiologi (tanda vital) Perubahan sistolik > 20 mmHg atau 1
denyut jantung > 20 x/menit
Perubahan sistolik > 30 mmHg atau 2
denyut jantung > 25 x/menit
Frekuensi pernapasan normal 0
Respirasi Frekuensi pernapasan > 10 x/menit dari 1
batas dasar, pengurangan SpO2 5%
Frekuensi pernapasan > 20 x/menit dari 2
batas dasar, pengurangan SpO2 10%
Interpretasi skor
2 : Tidak nyeri
35 : Nyeri ringan*
6 : Nyeri berat*
*Catatan : Skor 3 mengindikasikan pertimbangan pemberian analgesik.
Pengkajian Nyeri
Dalam melakukan pengkajian nyeri, digunakan alat bantu berupa skor penilaian
nyeri. Penentuan alat bantu penilaian nyeri didasari oleh kriteria yang dibedakan
berdasarkan usia dan tingkat kesadaran pasien.
Untuk pasien bayi 0 1 tahun, digunakan skala NIPS (Neonatal Infant Pain Scale)
(lampiran 3).
Untuk pasien anak >8 tahun dan dewasa digunakan VAS (Visual Analog Scale).
13
Pada pasien dewasa dan anak >3 tahun yang tidak dapat menggambarkan intensitas
nyerinya dengan angka, digunakan Wong Baker FACES Pain Scale.
Pengkajian awal nyeri pada pasien geriatri dapat menggunakan instrumen
Nonverbal Pain Indicators (CPNI) (lampiran 4). Bila pada pasien tersebut terdapat
demensia digunakan Pain Assessment in Advance Dementia Scale (PAINAD)
(lampiran 5).
Untuk pasien dengan perawatan intensif digunakan Behavioral Pain Scale.
Pengkajian Ulang
1. 15 menit setelah intervensi obat injeksi
2. 1 jam setelah intervensi obat oral/lainnya
3. 1 kali tiap 6 jam bila skor nyeri 1 3
4. Setiap 3 jam bila skor nyeri 4 6
5. Setiap 1 jam bila skor nyeri 7 10
14
Penilaian Nyeri di RSUD Pasar Rebo
15
16
Lampiran 1
17
Lampiran 2
The Brief Pain Inventory (BPI)
18
Lampiran 3
Neonatal Infant Pain Scale (NIPS)
19
Lampiran 4
Nonverbal Pain Indicators (CPNI)
20
Lampiran 5
Pain Assessment in Advance Dementia Scale (PAINAD)
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Raylene MR. 2008; terj. D. Lyrawati, 2009. Penilaian Nyeri. Cited. AHRQ
Publication No. 02-E032. Rockville: Agency for Healthcare Research and Quality,
July 2002.
3. Tim Nyeri RSUP Dr Sardjito. Yogyakarta: Protap nyeri RSUP Dr Sarjito. 2012.
6. Payen J F, et al. Assessing pain in critically ill sedated patients by using a behavioral
pain scale. 2001. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11801819
7. Glinas C, Fortier M, Viens C, Fillion L, Puntillo KA. 2004. Pain assessment and
management in critically ill intubated patients: a retrospective study.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15043240
8. Odhner M, et al. Assessing pain control in nonverbal critically ill adults. Dimens Crit
Care Nurs. 2003. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14639117
22