Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB III
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
3.1. UMUM
AKNOP adalah Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan yang memberikan
estimasi dan evaluasi dari kegiatan operasi dan pemeliharaan yang akan dikerjakan
sehingga metoda dan biaya dapat diatur dengan sebaik-baiknya.
Dimasa lalu besaran biaya operasi dan pemeliharaan sungai dan pantai mengacu pada
format dan penilaian dari masing-masing pengelola. Mulai dari perhitungan, formulasi dan
tata cara dalam menentukan biaya operasi dan pemeliharaannya berbeda-beda. Akibatnya
adalah beberapa usulan biaya operasi dan pemeliharaan tidak efektif dan efisien karena
dalam penentuannya hanya menggunakan estimasi sepihak saja. Hal ini menyebabkan sulit
dievaluasi kinerjanya.
III-1
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Data ini akan dikumpulkan melalui pengumpulan data primer dan sekunder serta
kunjungan lapangan.
3.5. METODOLOGI
Dalam rangka menangani pelaksanaan tersebut, Konsultan menyusun pendekatan teknis
dengan urutan kegiatan sebagai berikut :
Tahap I : Pendahuluan
Tahap II : Pengumpulan dan Analisis Data
Tahap III : Tata Cara Penyusunan Audit Teknis dan AKNOP Sungai
Tahap IV : Pelaporan
Secara garis besar dasar pemikiran terhadap Pendekatan Metodologi yang disusun,
dituangkan dalam bentuk Bagan Alir Kegiatan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.1.
III-2
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Mulai
Pendahuluan
Persiapan Administrasi
Mobilisasi dan Koordinasi Team Pelaksana
Pemantapan Program Kerja dan Pendalaman KAK
Pengumpulan Data Awal
Diskusi Awal dengan Pemberi Kerja
Studi Literatur
Penyusunan Polapikir
Penyusunan pola PikirTata
Audit
CaraTeknis & Aknop
Penyusunan Sungai
AKNOP OP Sungai dan OP
Pantai
Diskusi
Disetujui?
Tidak
Ya
A
Penyusunan Tata Cara Penyusunan AKNOP OP Sungai dan
OP Pantai
III-3
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Tidak
Disetujui
Ya
Diskusi
Tidak
Disetujui
Ya
Selesai
III-4
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
3.5.1. Pendahuluan
Pada Tahap Pendahuluan akan dilakukan berbagai kegiatan awal mencakup pengumpulan
data awal, mengkaji laporan terdahulu maupun referensi-referensi lain.
Melakukan koordinasi dalam memantapkan program kerja yang akan dilaksanakan pada
tahap-tahap selanjutnya. Tahap ini terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Persiapan Administrasi
Persiapan administrasi merupakan kegiatan paling awal yang dilaksanakan oleh pihak
Konsultan setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPK)/Kontrak dari Pemberi
Kerja. Persiapan administrasi tersebut mencakup pembuatan dokumen kontrak,
pengurusan surat ijin ke instansi terkait, pembuatan surat tugas kepada personil yang
akan terlibat dalam penanganan proyek, surat pernohonan data dan sebagainya.
Persiapan administrasi tersebut diusahakan dapat diselesaikan sesegera mungkin
sehingga tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan berikutnya.
Pekerjaan persiapan ini akan dilaksanakan oleh seorang administrasi teknik yang telah
cukup berpengalaman dalam menangani pekerjaan yang sejenis, sehingga diharapkan
dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang disediakan untuk itu. Segala sesuatu
yang terkait dengan masalah administrasi tersebut akan selalu di bawah pengawasan
Team Leader yang bertanggung jawab atas penyelesaian seluruh pekerjaan.
Dengan telah dimobilisasinya Tenaga Ahli tersebut, maka kegiatan penanganan proyek
dengan skala penuh telah berjalan.
Tingkat keberhasilan suatu proyek tidak hanya tergantung atas kemampuan dari para
Tenaga Ahli yang menangani, akan tetapi faktor koordinasi akan memegang peranan
kunci yang akan menentukan kelancaran dan kesempurnaan hasil yang akan dicapai.
Dengan koordinasi diharapkan tidak ada kerancuan dan tumpang tindih pelaksanaan
kegiatan dari masing-masing Tenaga Ahli, sehingga dukungan dari masing-masing
personil akan memberikan hasil yang optimal.
Mengingat pentingnya koordinasi ini, Team Leader akan memimpin langsung untuk
membicarakan dan mendiskusikan masalah-masalah yang berkaitan dengan :
- Jadwal pelaksanaan pekerjaan
- Jadwal penugasan masing-masing personil
- Uraian tugas dari masing-masing personil
- Hubungan kerja antar personil
III-5
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Disamping koordinasi antar Team Konsultan, koordinasi akan dilakukan pula dengan
Pemberi Kerja, khususnya dengan Direksi Pekerjaan. Hal ini terkait dengan usaha
menyamakan persepsi yang sangat dibutuhkan sebagaimana dipersyaratkan dalam
Kerangka Acuan Kerja.
d. Penyusunan RMK
Rencana Mutu Kontrak (RMK) digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Rencana Mutu Pekerjaan (RMK) antara lain memuat: sasaran mutu, persyaratan teknis
dan administrasi, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab, bagan alir kegiatan,
jadwal pelaksanaan kegiatan, jadwal peralatan, daftar material dan jadwal personil.
III-6
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
III-7
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Disamping itu Konsultan juga akan melakukan studi lileratur, baik literatur dari dalam
negeri maupun dari luar negeri, dengan maksud untuk memperkaya pengetahuan
dalam upaya mencapai sasaran pekerjaan ini.
h. Penyusunan Pola Pikir Tata Cara Penyusunan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP
Sungai
Untuk penyusunan tata cara penyusunan AKNOP Sungai yang akan dikembangkan
sejauh mungkin dapat mengadopsi sistem yang telah ada sehingga terjamin
keberlanjutan program dan kontinuitas data. Oleh sebab itu sebelum melakukan
III-8
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Menyusun pola pikir Tata Cara Penyusunan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP
Sungai, yang setidaknya berisi:
1) Kondisi pengelolaan dan AKNOP Sungai Bolango saat ini, serta aturan/kebijakan
yang mendasari;
2) Tata cara Penyusunan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai;
3) Rekomendasi langkah/upaya penerapan.
III-9
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Untuk melaksanakan kegiatan survei lapangan dan pengumpulan data, tim konsultan
akan mempersiapkan halhal sebagai berikut:
1) Surat tugas untuk personil pelaksanaan yang disetujui Pemberi Kerja/Direksi
Pekerjaan.
2) Surat Perintah Kerja dari Pemberi Kerja/Direksi Pekerjaan.
3) Surat ijin yang dikeluarkan oleh Pemberi Kerja/Direksi untuk instansiinstansi
terkait.
4) Pengenalan wilayah kerja strategis di wilayah kerja.
5) Persiapan komponen dasar untuk pekerjaan lapangan.
6) Persiapan transport lapangan.
7) Surat ijin melakukan survey dari instansi berwenang setempat.
b. Kunjungan Lapangan
Melakukan kunjungan lapangan ke lokasi kegiatan di wilayah Sungai Bolango guna
pengumpulan data, inventarisasi dan konsultasi dengan pakar, pejabat/petugas OP
BWS dan pejabat/petugas Dinas PU/PSDA setempat, masyarakat, serta pemangku
kepentingan lainnya terkait Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai, sekaligus
melakukan peninjauan langsung ke lapangan.
III-10
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
d. Survey Lapangan
Dalam pelaksanaan kegiatan Survey Lapangan konsultan akan mendata kondisi
sarana/prasarana bangunan air yang dimiliki oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi II
dengan dibuktikan oleh foto dokumentasi dan titik lokasi letak bangunan tersebut
berada dengan menggunakan GPS.
e. Pengolahan Data
Data yang diperoleh di lapangan tersebut selanjutnya akan diolah guna dilakukan
penghitungan teknis mengenai kerusakannya dan mendesain kerusakan tersebut
sehingga dapat diketahui sarana/prasarana bangunan air mana saja yang perlu
direhabilitasi.
III-11
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
c. UndangUndang
d. Peraturan Pemerintah
e. Keputusan Presiden
f. Peraturan Menteri
6. Identifikasi OP sungai
Studi ini dapat memberikan gambaran mengenai OP sungai. Datadata dapat
diperoleh dari Dinas PSDA, BBWS/BWS, Dinas Lingkungan Hidup, Bappeda serta
beberapa instansi terkait lain yang akan diidentifikasi melalui diskusi dan
wawancara. Hasil yang diperoleh dari instansi terkait nantinya dikombinasikan
dengan hasil identifikasi langsung di lapangan.
III-12
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
3.5.4. Pelaporan
Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen :
1. Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Laporan ini berisi Rencana Mutu Kontrak (RMK) diserahkan sebanyak 3 (tiga)
buku asli dan 2 (dua) Copy diserahkan paling lambat dua minggu setelah
penandatanganan Kontrak atau diterbitkannya SPMK.
2. Laporan Pendahuluan AKNOP
Laporan Paling Lambat diterima 30 Hari (1 Bulan) setelah konsultan menerima
SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja), Konsultan harus sudah menyerahkan Laporan
Pendahuluan sebanyak 3 (tiga) buku asli dan 2 (dua) Copy.
3. Laporan Penunjang :
a. Laporan Interim AKNOP
III-13
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Laporan Interim ini merupakan laporan yang berisikan mengenai hasil analisis
data serta hasil pekerjaan yang telah disusun setelah mendapatkan masukan
dari pelaksanaan Diskusi. Laporan Interim diserahkan sebanyak 3 (Tiga) buku
yang terdiri dari, 1 (satu) asli dan 2 (Dua) copy .
b. Gambar Desain A 3
Semua hasil pengukuran dan Perencanaan teknis disajikan dalam bentuk
gambar perencanaan ukuran A3 Sebanyak 2 (dua) Rangkap.
4. Laporan Akhir AKNOP
Laporan Akhir ini merupakan penyempurnaan dari Draft yang telah disusun
setelah mendapatkan masukan dari pelaksanaan Diskusi. Laporan Akhir
diserahkan sebanyak 3 (Tiga) buku, 1 (satu) asli dan 2 (Dua) copy .
III-14
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Pasal 21:
(1) Perlindungan palung sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) huruf a
dilakukan dengan menjaga dimensi palung sungai.
(2) Menjaga dimensi palung sungai sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan
melalui pengaturan pengambilan komoditas tambang di sungai.
(3) Pengambilan komoditas tambang di sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
hanya dapat dilakukan pada sungai yang mengalami kenaikan dasar sungai.
III-15
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Pasal 53:
Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf b meliputi
kegiatan:
a. fisik dan nonfisik konservasi sungai, pengembangan sungai, dan pengendalian daya
rusak air sungai; dan
b. operasi dan pemeliharaan prasarana sungai serta pemeliharaan sungai.
Pasal 55:
(1) Pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sungai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 53 huruf b dilakukan melalui kegiatan:
a. pengaturan dan pengalokasian air sungai;
b. pemeliharaan untuk pencegahan kerusakan dan/atau penurunan fungsi prasarana
sungai; dan
c. perbaikan terhadap kerusakan prasarana sungai.
(2) Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53
huruf b dilakukan melalui penyelenggaraan kegiatan konservasi sungai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 sampai dengan Pasal 28, dan pengembangan sungai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 sampai dengan Pasal 33.
Pasal 23
(1) Perlindungan danau paparan banjir sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20 ayat (2)
huruf c dilakukandengan mengendalikan sedimen dan pencemaran airpada danau.
(2) Pengendalian sedimen sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan dengan
pencegahan erosi padadaerah tangkapan air.
Pasal 24
(1) Perlindungan dataran banjir sebagaimana dimaksuddalam Pasal 20 ayat (2) huruf d
dilakukan pada dataranbanjir yang berpotensi menampung banjir.
(2) Perlindungan dataran banjir sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan dengan
membebaskan dataranbanjir dari peruntukan yang mengganggu fungsipenampung
banjir.
Pasal 25
(1) Perlindungan aliran pemeliharaan sungai sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20 ayat
(3) huruf a ditujukanuntuk menjaga ekosistem sungai.
(2) Menjaga ekosistem sungai sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan mulai dari
hulu sampai muarasungai.
(3) Perlindungan aliran pemeliharaan sungai dilakukandengan mengendalikan
ketersediaan debit andalan 95%(sembilan puluh lima persen).
III-16
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
(4) Dalam hal debit andalan 95% (sembilan puluh limapersen) tidak tercapai, pengelola
sumber daya air harusmengendalikan pemakaian air di hulu.
Pasal 26
(1) Perlindungan ruas restorasi sungai sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20 ayat (3)
huruf b ditujukanuntuk mengembalikan sungai ke kondisi alami.
(2) Perlindungan ruas restorasi sungai sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui:
a. kegiatan fisik; dan
b. rekayasa secara vegetasi.
(3) Kegiatan fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf a meliputi penataan palung
sungai, penataansempadan sungai dan sempadan danau paparan banjir, serta
rehabilitasi alur sungai.
Pasal 27
(1) Pencegahan pencemaran air sungai sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20 ayat (1)
huruf b dilakukanmelalui:
a. penetapan daya tampung beban pencemaran;
b. identifikasi dan inventarisasi sumber air limbahyang masuk ke sungai;
c. penetapan persyaratan dan tata cara pembuanganair limbah;
d. pelarangan pembuangan sampah ke sungai;
e. pemantauan kualitas air pada sungai; dan
f. pengawasan air limbah yang masuk ke sungai.
(2) Pencegahan pencemaran air sungai dilaksanakansesuai dengan dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
Pasal 56
(1) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf c
dilakukan secara berkala dan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
(2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan melalui
kegiatan pengamatan, pencatatan, dan evaluasi hasil pemantauan.
(3) Hasil evaluasi pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai
masukan dalam peningkatan kinerja dan/atau peninjauan ulang rencana pengelolaan
sungai.
3.6.3 Surat Edaran Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Nomor 01/SE/D/2013 Tentang
Tata Cara OP Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai
Tata Cara OP Prasarana Sungai dan Pemeliharaan Sungai telah diatur melalui Surat Edaran
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Nomor SE No. 01/SE/D/2013.
III-17
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
A. Klasifikasi Sungai
Menurut Surat Edaran, sungai dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Sungai yang masih alami, relatif belum ada aktifitas pembangunan dikanan-kiri alur
sungainya. Alur sungai tidak perlu pemeliharaan.
2. Sungai yang sudah terdapat aktifitas pembangunan dikanan-kiri alur sungainya.
Pemeliharaan dibuat selektif, pada ruas sungai ditempat bangunan fasilitas yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi (pemukiman,jalan raya, rumah sakit,jaringan
irigasi, dan lain-lain).
3. Sungai yang melewati perkotaan. Pelaksanaan pemeliharaan diklasifikasikan secara
khusus dengan memperhatikan jumlah prasarana yang ada dan tingkat
kepentingannya.
Berdasarkan Surat Edaran Dirjen SDA No.01/SE/D/2013 tentang Tata Cara Operasi dan
Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta Pemeliharaan Sungai, ruang lingkup OP Sungai adalah:
a. operasi prasarana sungai
b. Pemeliharaan prasarana sungai dan pemeliharaan sungai
Operasi prasarana sungai meliputi operasi dalam rangka penggunaan air sungai dan operasi
dalam rangka pengelolaan banjir.
(1) Penggunaan Air Sungai
a. penyusunan rencana alokasi air global/tahunan (RAAT);
b. penetapan alokasi air;
c. penyusunan rencana alokasi air rinci (RAAR);
d. pelaksanaan alokasi air;
e. pengawasan; dan
f. monitoring dan evaluasi.
(2) Pengelolaan Banjir
a. penyusunan SOP banjir;
b. penyiapan bahan banjiran;
c. penyiapan peralatan;
d. monitoring banjir;
e. pemantauan lokasi kritis dan daerah rawan banjir; dan
III-18
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
C. Tahapan OP Sungai
OP Sungai dilaksanakan melalui tahapan:
a. Perencanaan;
b. Pelaksanaan; dan
c. Pemantauan dan evaluasi.
D. Biaya OP Sungai
Komponen biaya OP Sungai terdiri atas komponen biaya operasi dan komponen biaya
pemeliharaan sungai/prasarana sungai.
III-19
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
3. Sungai
Alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air
di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengandibatasi kanan dan kiri oleh garis
sempadan.
(Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang
Sungai)
4. Banjir
Peristiwa meluapnya air sungai melebihi palung sungai.
(Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang
Sungai)
5. Bantaran sungai
Ruang antara tepi palung sungai dan kaki tanggul sebelah dalam yang terletak di kiri
dan/atau kanan palung sungai.
III-20
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
6. Garis sempadan
Garis maya di kiri dan kanan palung sungai yang ditetapkan sebagai batas
perlindungan sungai.
(Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang
Sungai)
9. Analisis produktivitas
Uraian masalah dan keadaan dalam membandingkan antara output (hasil produksi)
dan input (komponen produksi: tenaga kerja, bahan, peralatan, dan waktu).
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum 2012)
III-21
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum 2012)
13. Bendung
Bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun melintang sungai atau sudetan
yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka air atau untuk mendapatkan tinggi
terjun, sehingga air sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi atau dengan
pompa ke tempat-tempat tertentu yang membutuhkannya dan atau untuk
mengendalikan dasar sungai, debit dan angkutan sedimen.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum 2012)
14. Bendungan
Bangunan yang berupa urukan tanah, urukan batu, beton, dan/atau pasangan batu
yang dibangun selain untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun untuk
menahan dan menampung limbah tambang (tailing), atau menampung lumpur
sehingga terbentuk waduk.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum 2012)
15. Pelimpah
Bangunan yang berfungsi untuk melewatkan debit aliran sungai secara terkendali.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum 2012)
16. Intake
Bagian dari bendung yang berfungsi sebagai penyadap aliran sungai.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum 2012)
III-22
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Harga komponen dari mata pembayaran dalam satuan tertentu, misalnya: bahan (m,
m2, m3, kg, ton, zak, dsb.), peralatan (unit, jam, hari, dsb.), dan upah tenaga kerja
(jam, hari, bulan, dsb).
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum 2012)
25. Indeks
Faktor pengali atau koefisien sebagai dasar penghitungan biaya bahan, biaya alat, dan
upah tenaga kerja.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum 2012)
III-23
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
32. Pedoman
Acuan yang bersifat umum yang harus dijabarkan lebih lanjut dan dapat disesuaikan
dengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat.
(Sumber: Penjelasan PP No. 25 Tahun 2000 pasal 2 ayat (3))
34. Krib
Bangunan air yang dibuat melintang sungai mulai dari tebing sungai ke arah tengah
guna mengarahkan arus dan melindungi tebing dari penggerusan dan juga dapat
berfungsi sebagai pengendali alur.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum 2012)
35. Tanggul
Salah satu bangunan pengendali sungai yang fungsi utamanya untuk membatasi
penyebaran aliran lahar, mengarahkan aliran lahar juga dapat dimanfaatkan untuk
keperluan lain.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum 2012)
III-24
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
37. Jeti
Salah satu bangunan pengendali muara yang dibangun untuk stabilisasi muara sungai
dan perbaikan alur sungai.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum 2012)
38. Pengerukan
Proses pengambilan tanah atau material dari lokasi di dasar air, biasanya perairan
dangkal seperti danau, sungai, muara ataupun laut dangkal, dan memindahkan atau
membuangnya ke lokasi lain.
(Sumber: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum 2012)
Akhir dari pekerjaan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai ini adalah dokumen
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai Bolango berikut dokumen pendukungnya.
Inventarisasi data dilakukan paralel agar tujuan akhir dapat tercapai dengan baik. Mulai
dari pendataan peraturan/kebijakan, review studi terdahulu, sampai kunjungan lapangan.
Data-data tersebut dianalisis, apakah ada kesesuaian antara peraturan/kebijakan dengan
pelaksanaan di lapangan. Jika sudah sesuai, maka Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP
Sungai tersebut selanjutnya disusun berdasarkan hasil analisis data. Jika belum sesuai, maka
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai merujuk pada peraturan/kebijakan dengan
mempertimbangkan hasil kunjungan lapangan.
III-25
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Pembiayaan untuk OP yang tepat sasaran dan hasil baik seyogyanya melakukan langkah-
langkah kegiatan dengan urutan sebagai berikut :
1) Inventarisasi bangunan dan seluruh kelengkapannya
2) Penelitian terhadap harga satuan dan tenaga setempat
3) Perencanaan harga satuan pembiayaan sesuai dengan tipe kelengkapannya
4) Inventarisasi dan menyusun personalia yang ditugaskan untuk menangani dan
mengelola OP sesuai daerahnya
3. Konsultan telah menugaskan seorang Team Leader yang bertanggung jawab penuh
terhadap pelaksanaan pekerjaan, baik dibidang teknis maupun administrasi, sehingga
pekerjaan ini dapat dilaksanakan tepat mutu dan waktu sebagaimana yang disebutkan
didalam KAK. Team Leader akan mengkoordinir aktivitas seluruh anggota team kerja,
dan akan mengatur tata hubungan kerja antar mereka. Team leader juga akan
melaporkan progres pekerjaan, baik kepada pihak pemberi kerja maupun kepada
Direktur pelaksana, selain itu juga akan memimpin diskusi/presentasi yang akan
diadakan dan menghadiri rapat lain yang berkaitan dengan pekerjaan ini.
4. Tenaga Ahli dan Tenaga Teknisi. Tenaga Ahli terdiri dari berbagai tenaga ahli untuk
berbagai bidang, yang masing-masing sangat berpengalaman dalam menangani
pekerjaan sejenis sesuai dengan bidangnya. Sedangkan Tenaga Teknisi terdiri dari juru
ukur yang masing-masing akan membantu tenaga ahli dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan bidangnya.
III-26
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
akan membantu Team Leader dalam melaksanakan pekerjaan administrasi kantor dan
keuangan, operator cad akan membantu dalam penggambaran.
Direktur
PT. GEOMATIK CONSULTANT
(Ir. Anto Basri)
Juru Ukur
Heri Darmawan ST
Keterangan :
: Garis Perintah
: Garis Koordinasi
Nama personil yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan pekerjaan ini dapat
diperiksa pada Tabel 3.1 berikut :
III-27
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
TENAGA AHLI
TENAGA PENDUKUNG
Agar dapat lebih terkoordinasi dan dapat lebih dipahami serta dapat dilaksanakan dengan
penuh rasa tanggung jawab, maka perlu adanya penjabaran tugas dari masing-masing
tenaga (personil) yang menangani pekerjaan ini.
Sesuai dengan rincian tugas personil yang tertuang di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK),
Konsultan akan menugaskan personil pelaksana pekerjaan lengkap dengan personil inti di
dalam struktur organisasi perusahaan, dengan rincian tugas sebagai berikut :
Direktur Perusahaan
Nama : Ir. Anto Basri
Tugas dan tanggung jawab Direktur Perusahaan PT. Geomatik Consultant, antara lain
adalah :
Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian perusahaan.
Memimpin keseluruhan jalannya perusahaan.
Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pemasaran
serta produksi.
Melaksanakan kerjasama operasi dengan mitra kerja atau perusahaan lain dalam
penanganan pekerjaan/proyek.
Mengelola dan mengendalikan seluruh sumber daya perusahaan.
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan pemasaran, produksi dan
sumber daya perusahaan untuk meningkatkan keuntungan maupun performance
perusahaan.
Melakukan koordinasi dengan direktur I dan staff dalam perusahaan.
Menjalin kerjasama yang baik dengan para stakeholder dan instansi pemerintah
maupun swasta.
III-28
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Tenaga profesional dan mempunyai kemampuan untuk bekerja keras sesuai dengan
apa yang tertera pada Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya,
Mempunyai kemampuan yang baik terhadap bidang tugasnya,
Mempunyai latar belakang pengalaman kerja dibidangnya.
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajiban.
Bersedia untuk bekerja di lapangan dan mempunyai mental yang baik sesuai dengan
bidang masing-masing.
Team Konsultan akan dipimpin oleh seorang Pimpinan Team (Team Leader) yang telah
berpengalaman dalam memimpin pekerjaan perencanaan konservasi dan sejenisnya, dan
akan membawahi tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan pekerjaan
ini.
Untuk posisi Team Leader, PT. GEOMATIK CONSULTANT akan menempatkan seorang
yang telah berpengalaman luas dalam bidang perencanaan konservasi dan sejenisnya.
Kriteria dan tanggung jawab tenaga ahli dalam pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultan
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai adalah sebagai berikut :
III-29
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Sungai.
Melakukan pengumpulan data dan analisis data.
Menguraikan tujuan kerja menjadi sasaran operasional yang mudah diukur
keberhasilannya.
Melaksanakan diskusi horizontal dengan anggota tim lainnya yang terkait dengan
bidangnya.
Menyusun AKNOP Sungai sesuai dengan skala prioritas.
Membantu menyusun laporan yang diperlukan oleh team leader.
Seperti diketahui, bahwa keberadaan dan ketepatan penempatan tenaga ahli sangat
menentukan suatu keberhasilan proyek, ini berarti penentuan kapan para Tenaga Ahli
mulai bekerja merupakan hal yang sangat penting, karena ketidak tepatan waktu bagi para
Tenaga Ahli dapat menimbulkan pemborosan dana dan beresiko terhadap penyelesaian
pekerjaan.
Dalam hal keperluan jumlah tenaga personil yang dibutuhkan, khususnya untuk Tenaga
Ahli, Proyek secara cermat dan jelas sudah memberikan kebutuhan yang diperlukan,
sedangkan jumlah bulan orang (man month) yang dibutuhkan tergantung dari hasil analisa
teknis yang dilakukan sendiri oleh Konsultan, dan hasilnya adalah seperti yang
digambarkan pada Jadual Penugasan Personil. Selengkapnya, Jadual Penugasan Personil
tersebut, disajikan pada Gambar 3.3, dengan total waktu pelaksanaan selama 3 (tiga) bulan
atau 90 (sembilan puluh) hari kalender, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan di
dalam Kerangka Acuan Kerja.
III-30
LAPORAN PENDAHULUAN
Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Jadual pelaksanaan pekerjaan disusun mengacu pada total waktu pelaksanaan pekerjaan
yang telah dialokasikan di dalam Kerangka Acuan Kerja, kapasitas kerja normal personil
dan bagan alir proses pelaksanaan pekerjaan serta ruang lingkup dan volume pekerjaan.
III-31
LAPORAN PENDAHULUAN
Pengadaan Jasa Konsultan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
WAKTU PELAKSANAAN
ORANG
NO NAMA PERSONIL JABATAN BULAN I BULAN II BULAN III
BULAN
I II III IV I II III IV I II III IV
TENAGA AHLI
TENAGA PENDUKUNG
III-32
LAPORAN PENDAHULUAN
Pengadaan Jasa Konsultan Audit Teknis dan Penyusunan AKNOP Sungai
Gambar 3.4. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Audit Teknis dan Penyusunan Aknop Sungai
BULAN KE-
BOBOT
NO URAIAN PEKERJAAN I II III KETERANGAN
(%)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I. TAHAP PERSIAPAN
2 Survey Infrastruktur Sungai dan Prasarana Sungai 6.00 1.50 1.50 1.50 1.50
0.00
IV TAHAP DISKUSI
100.00
RENCANA 3.00 6.50 2.50 13.50 7.50 9.00 14.00 16.00 7.00 8.00 10.00 3.00
KUMULATIF RENCANA 0.00 3.00 9.50 12.00 25.50 33.00 42.00 56.00 72.00 79.00 87.00 97.00 100.00 GARIS RENCANA
REALISASI
DEVIASI
III-33