Вы находитесь на странице: 1из 19

168

BAB IV

PEMBAHASAN

Program Studi Ilmu Keperawatan adalah program pendidikan

yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan perawat profesional

yang disebut dengan Ners. Program pendidikan Ners dilaksanakan

melalui dua tahapan yaitu tahap Program Akademik (Sarjana

Keperawatan) dan tahap Program Profesi (Ners). Proses

pendidikan tahap Program Profesi di Indonesia dilaksanakan

dengan Pengalaman Belajar Klinik (PBK) dan Pengalaman Belajar

Lapangan (PBL).

Praktik profesi bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa

melalui penyesuaian profesional dalam bentuk pengalaman

belajar lapangan secara komprehensif yang memberi kesempatan

kepada mahasiswa menjadi terampil dalam menerapkan ilmu

pengetahuan yang diperoleh secara teori pada pembelajaran

perkuliahan (tahap akademik) untuk diterapkan menjadi tindakan

(psikomotor) pada keadaan nyata di lapangan (tahap profesi).

Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) atau praktik profesi

keperawatan komunitas akan mengarahkan mahasiswa dalam

melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan komunitas secara

mandiri dan profesional, melalui tahapan proses: pengkajian,

perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan

168
169

evaluasi keperawatan komunitas dari masalah sederhana sampai

masalah yang kompleks melalui upaya promotif, preventif,

dengan tidak mengabaikan aspek-aspek kuratif dan rehabilitatif

sesuai dengan batas kewenangan, tanggung jawab, dan kemampuan

perawat berlandaskan pada etika profesi keperawatan. Praktik

profesi keperawatan komunitas ini akan dilaksanakan di lahan

praktik pada puskesmas, wilayah binaan komunitas, keluarga

binaan, panti sosial, panti werda, sekolah-sekolah, dan

masyarakat.

Praktik keperawatan komunitas di Desa Taman Baru yang

dilaksanakan oleh mahasiswa Program Profesi Ners angkatan XI B

Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Mataram dimaksudkan untuk

mengaplikasikan konsep keperawatan komunitas dengan

menggunakan proses keperawatan sebagai dasar ilmiah.

Upaya pendidikan untuk mencetak seorang perawat yang

profesional, mandiri, dan mempunyai kompetensi sesuai dengan

yang diinginkan dapat dilakukan dengan menerapkan konsep

tersebut, dan secara resmi mahasiswa melakukan praktik klinik

keperawatan komunitas di Desa Taman Baru mulai dari tanggal 10

Maret 2016 sampai dengan 30 April 2016 dengan melakukan

berbagai kegiatan. Berikut uraian seputar kegiatan praktik

klinik Profesi keperawatan komunitas yang telah dilakukan.


170

Praktik klinik keperawatan komunitas diawali dengan

persiapan dari kampus STIKES Mataram sampai dengan pelaksanaan

di lapangan. Pada tahap persiapan dilakukan pembekalan oleh

pembimbing profesi keperawatan komunitas tentang mekanisme

perijinan praktik dan peraturan yang berlaku selama kegiatan

praktik profesi berlangsung. Selanjutnya dilakukan persiapan

yang lebih intensif dari mahasiswa yang bersangkutan. Selama

proses persiapan, pembekalan, hingga di lapangan terdapat

sejumlah kendala, yang paling menonjol adalah tidak optimalnya

rencana dan pelaksanaan terkait kesiapan masyarakat, dan waktu

pelaksanaan sehingga rencana tidak bisa diterapkan sepenuhnya

di lapangan.

Untuk itu, pada tataran prakteknya terdapat beberapa

perubahan dan sejumlah strategi baru dari mahasiswa untuk

dapat memanifestasikan konsep keperawatan kesehatan masyarakat

secara lebih nyata. Setelah dilakukan analisa data dan

penentuan prioritas masalah dari beberapa masalah yang

ditemukan pada saat pengkajian, maka dapat disusun beberapa

rencana kegiatan (intervensi) untuk mengatasi masalah

tersebut. Rencana kegiatan yang berhubungan dengan

permasalahan kesehatan disepakati pada saat Musyawarah

Masyarakat Desa I (MMD) dan pertemuan secara formal dengan

sejumlah pengurus kesehatan dan aparat desa secara intensif.


171

Adapun kegiatan-kegiatan yang telah disepakati bersama

oleh mahasiswa dengan para pengurus kesehatan dan aparat desa,

yaitu:

a. Risiko Peningkatan penyebaran penyakit (diare, DHF,

typoid, ISPA) berhubungan dengan lingkungan masyarakat

yang kurang sehat antara lain :


1) Penyuluhan tentang PHBS
2) Nonton bersama dengan tema PHBS
3) Sosilisai PHBS
4) Tindakan Pemicuan bersama masyarakat khusus

perilaku BAB Sembarangan


5) Gotong Royong
6) Penyuluhan tentang pentingnya jamban
7) Penyuluhan tentang cara penyediaan tempat sampah

organik dan anorganik


8) Advokasi pihak pemerintah desa terkait PERDES

tentang BAB sembarangan


9) Penyuluhan tentang pentingnya Cuci Tangan Pakai

Sabun di Sekolah Dasar


b. Resiko penyalahgunaan NAPZA dan meningkatnya masalah

kesehatan pada remaja berhubungan dengan prilaku

remaja yang tidak sehat antara lain :


1) Pengaktifan kembali karang taruna
2) Penyuluhan dan sosialisai bahaya NAPZA dan Merokok

di Sekolah
3) Perlombaan olahraga
4) Perlombaan MTQ
c. Resiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada

lansia berhubungan dengan kurangnya prilaku masyarakat

dalam memelihara kesehatan lansia antara lain :


1) Penyuluhan tentang pencegahan dan pengobatan secara

tradisional terhadap penyakit hipertensi serta


172

penyuluhan tentang konsep menu sehat


2) Senam lansia dan pemberian makanan tambahan pada

lansia
3) Penyuluhan dan melatiha lansia tentang cara

pembuatan dan pemeliharaan apotik hidup.


d. Risiko meningkatnya masalah kesehatan pada balita

berhubungan dengan masih minimnya kesadaran ibu dalam

pemanfaatan sarana kesehatan seperti posyandu antara

lain :
1) Penyuluhan tentang pentingnya datang ke Posyandu

setiap bulan dan pentingnya memiliki KMS


2) Penyuluhan tentang cara pengolahan makanan balita

yang menarik

A. ANALISIS KAJIAN TEORI DENGAN TEMUAN HASIL IMPLEMENTASI

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS 1 (MASALAH LINGKUNGAN)

Masalah lingkungan merupakan masalah kesehatan yang

paling sering terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat.

Dengan hidup bermasyarakat, masalah kesehatan akan

menjadi suatu masalah yang tidak dapat dihindari,

sehingga memerlukan berbagai tindakan untuk menanganinya.

Salah satu tindakan atau penatalaksanaan yang dapat

dilakukan adalah melakukan sosialisasi maupun memberikan

motivasi untuk menjalankan Perilaku Hidup Bersih Sehat.


173

Dimana Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) merupakan semua

perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga

anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya

sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI

2008).

Tujuan Perilaku Hidup Bersih Sehat adalah untuk

mengubah perilaku masyarakat dari perilaku tidak sehat

menjadi perilaku yang mengutamakan kesehatan dan

kebersihan dalam kehidupan sehari-harinya. Terdapat 10

indikator yang menjadi acuan masyarakat telah menjalankan

perilaku hidup bersih sehat, diantaranya adalah

persalinan ditolong olleh tenaga kesehatan, memberi bayi

ASI eksklusif, menimbang bayi dan balita setiap bulan,

menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih

dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik

di rumah, Makan buah dan sayur setiap hari, melakukan

aktifitas fisik setiap hari dan Tidak merokok di dalam

rumah.

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan

oleh mahasiswa program studi ners angkatan XI-B di Desa

Taman Baru, diperoleh masalah lingkungan jika dilihat

dari 10 indikator PHBS, masih ada dua indicator yang


174

masih belum tercapai yaitu indikator menggunakan jamban

sehat dan menggunakan air bersih. sehingga kegiatan

pemicuan, dan sosialisasi PHBS serta kegiatan penyuluhan

tentang pentingnya jamban dipilih untuk dilaksanakan

dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan.

Berdasarkan hasil musyawarah masyarakat desa di

Desa Taman baru, diperoleh bahwa masih tingginya angka

masalah kesehatan lingkungan. Tingginya masalah kesehatan

lingkungan ini menuntut masyarakat dan mahasiswa yang

sedang melaksanakan praktek di desa Taman Baru untuk

menentukan beberapa kegiatan yang dapat membantu

mengatasi masalah kesehatan lingkungan yang terjadi.

Kegiatan yang direncanakan dan disepakati oleh

masyarakat, perangkat desa dan mahasiswa yang didukung

oleh pihak puskesmas Sekotong diperoleh 9 kegiatan yang

diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesehatan

lingkungan tersebut. Adapun kegiatan yang paling

diharapkan untuk dapat terus menerus dilaksanakan oleh

masyarakat adalah kegiatan gotong royong dan kegiatan

yang dapat meningkatkan perilaku hidup bersih sehat.

Dengan melaksanakan kegiatan yang dapat

meningkatkan perilaku hidup bersih sehat tersebut,

diharapkan masyarakat desa Taman Baru dapat lebih


175

menyadari pentingnya kesehatan, baik kesehatan diri

sendiri maupun kesehatan lingkungan sekitar mereka.

Sehingga kedepannya masyarakat dapat terhindar dari

penyakit-penyakit yang disebabkan oleh masalah kebersihan

lingkungan seperti diare, demam berdarah, malaria, dan

sebagainya.

B. ANALISIS KAJIAN TEORI DENGAN TEMUAN HASIL IMPLEMENTASI

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS 2 (MASALAH LANSIA)

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di

masyarakat Dusun Taman Sejati dan Kelep Tengah di

dapatkan hasil jumlah penyakit terbanyak yang

diderita lansia yaitu hipertensi sebanyak 10

(37,04%) dari 27 lansia yang terdata sakit.

Berdasarkan data tersebut saat dimusyawarahkan

dengan masyarakat di MMD 1, warga sepakat untuk

dilakukan penyuluhan terkait dengan tanaman obat


176

herbal untuk penanganan hipertensi dimana hasil

kesepakaktan tersebut didukung oleh data sebanyak 9

dari 27 lansia yang menderita sakit melakukan

pengobatan sendiri dirumah.

Obatan herbal adalah obat yang berasal dari

seluruh atau sebagian dari tumbuh-tumbuhan.

Pengguanaan obat herbal telah dikenal dan banyak

digunakan sejak zaman dahulu, karena memiliki

khasiat yang manjur dan ampuh. Pada masa kini, para

ahli mulai tertarik dengan penggunaan obat herbal

karena efek samping yang ditimbulkan minimal.

Penyuluhan pengobatan herbal yang diberikan yaitu

tentang pengobatan hipertensi dengan rebusan daun

seledri dan sari buah mengkudu.

Daun seledri telah lama digunakan sebagai obat

penurun tekanan darah, hal ini didukung oleh

tinginya kalium, mineral dan antioksidan yang

terdapat dalam seledri. Seledri juga diketahui

mengandung senyawa 3-n-bhutil-pthalide yyang

bermanfaat untuk merenggangkan dan melebarkan otot-

otot dinding arteri sehingga memungkinkan darah

untuk mengalir lebih bebas. Buah mengkudu memiliki


177

kandungan senyawa terpenoid, zat antibakteri, asam

arkobat, scopeletin, zat anti kanker, xereonine,

serta memiliki nutrisi lengkapyang diperlukan bagi

tubuh manusia (Dalimartha, 2008).

Selain pemberian penyuluhan tentang pengobatan

herbal juga dilakukan senam lansia untuk menunjang

tingkat mobilitas fisik pada lansia sehingga

membantu sirkulasi peredaran darah serta pemberian

makanan tambahan. Senam adalah serangkaian gerak

nada yang teratur dan terarah serta terencana

yangdilakukan secara tersendiri atau berkelompok

dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga

menurut Suroto, 2004.

Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah

dilakukan tidak memberatkan yang diterapkan pada

lansia. Apabila orang melakukan senam, peredaran

darah akan lancar dan meningkatkan jumlah darah ke

otak sebanyak 20% hingga terbentuk hormone

norepinefrin ang dapat menimbulkan rasa gembira dan

menghilangkan depresi. Dari hasil kegiatan tindak

lanjut MMD 1 untuk program lansia, partisipasi

lansia cukup baik sebanyak 25 lansia datang dan


178

setelah dilakukan pemeriksaan tekanan darah sebagian

besar mengalami hipertensi sebanyak 12 lansia.

Lansia antusias mengikuti kegiatan senam lansia dan

penyuluhan obat herbal, serta ikut dalam proses

pembuatannya.

C. ANALISIS KAJIAN TEORI DENGAN TEMUAN HASIL IMPLEMENTASI

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS 3 (MASALAH REMAJA)

Napza singkatan dari narkotika, alkohoh,

psikotropika, dan zat aditif (lainnya) adalah bahan/zat

yang dapat mempengaruhi kejiwaan/psikologis seseorang

(pikiran, perasaan, dari pelakunya)serta dapat

menimbulkan ketergantungan fisik maupun psikologis.

Berdasarkan hasil pengkajian awal terhadap usia

remaja yang ada didusun binaan dusun kelep tengah dan

dusun taman sejati Desa Taman Baru Kecamatan Sekotong

Lombok Barat perilaku remaja di dua dusun tersebut

beresiko menggunakan Narkotika Psikotropika dan Zat

adiftif (Napza) dikarekan kurangnya kegiatan positif yang

dilakukan oleh remaja ditambah lagi dengan faktor

internal remaja itu sendiri yaitu rasa ingin tahu, rasa

ingin coba coba dan minimnya pengetahuan diiring dengan

kurangnya informasi yang diberikan oleh stakholder


179

terhadap usia remaja yang berkaiatan dengan Narkotika

Psikotropika dan Zat adiftif (Napza).

Pada Musyawarah Masyarakat Desa (MMDI) yang

dilaksanakan di aula kantor Desa Taman Baru, dilakukanlah

musyawarah dengan didasari berdasarkan permasalahan yang

ada pada usia remaja di dusun kelep tengah dan dusun

taman sejati Desa Taman Baru Kecamatan Sekotong Kabupaten

Lombok Barat yang beresiko penggunaan Narkotika

Psikotropika dan Zat adiftif (Napza) hasil dari

Musyawarah Masyarakat Desa (MMDI) disepakatilah solusi

untuk mengatasi permasalahan di bidang keremajaan yaitu

penyuluhan Napza dan kegiatan keremajaan.

Kegiatan yang telah dilaksanakan di Desa Taman Baru

yaitu penyuluhan kesehatan tentang bahaya Narkotika

Psikotropika dan Zat adiftif (Napza) di Pondek Pesantren

Daruddawah dusun dan kegiatan olah raga keremajaan di

dusun kelep tengah Desa Taman Baru Kecamatan Sekotong

Lombok Barat

Salah satu metode metode yang efektif untuk

mencegah penyalahgunaan Napza yaitu dengan memberikan

pengetahuan, informasi tentang bahaya penggunaan Napza

dan kegiatan positif seperti olah raga yang diharapkan

dapat mencegah penyalahgunaan napza.

Penyuluhan bisa digunakan untuk menyampaikan sebuah


180

informasi dengan metode pendidikan kesehatan, dengan

diberikannya pendidikan kesehatan tentunya akan

meningkatkan pengetahuan remaja. Dengan harapan,

meningkatnya pengetahuan akan dibarengi dengan tindakan

yang positif.

D. ANALISIS KAJIAN TEORI DENGAN TEMUAN HASIL IMPLEMENTASI

DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS 4 (MASALAH BALITA)


Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat

kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks

antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS

gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat

diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan

pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum

masalahnya lebih berat.

Fungsi dan Kegunaan Kartu Menuju Sehat (KMS)

1. Fungsi Kartu Menuju Sehat (KMS)

Fungsi utama KMS ada 3, yaitu;

a. Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak.

Pada KMS dicantumkan grafik pertumbuhan normal

anak, yang dapat digunakan untuk menentukan

apakah seorang anak tumbuh normal, atau

mengalami gangguan pertumbuhan. Bila grafik


181

berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan

pada KMS, artinya anak tumbuh normal, kecil

risiko anak untuk mengalami gangguan

pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat

badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan,

anak kemungkinan berisiko mengalami gangguan

pertumbuhan.

b. Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Di

dalam KMS dicatat riwayat pelayanan kesehatan

dasar anak terutama berat badan anak,

pemberian kapsul vitamin A, pemberian ASI pada

bayi 0-6 bulan dan imunisasi.

c. Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan

pesan-pesan dasar perawatan anak seperti

pemberian makanan anak, perawatan anak bila

menderita diare.

2. Kegunaan Kartu Menuju Sehat (KMS)

a. Bagi orang tua balita

Orang tua dapat mengetahui status

pertumbuhan anaknya. Dianjurkan agar setiap


182

bulan membawa balita ke Posyandu untuk

ditimbang. Apabila ada indikasi gangguan

pertumbuan (berat badan tidak naik) atau

kelebihan gizi, orang tua balita dapat

melakukan tindakan perbaikan, seperti

memberikan makan lebih banyak atau membawa anak

ke fasilitas kesehatan untuk berobat.

Orang tua balita juga dapat mengetahui

apakah anaknya telah mendapat imunisasi tepat

waktu dan lengkap dan mendapatkan kapsul

vitamin A secara rutin sesuai dengan dosis yang

dianjurkan.

b. Bagi kader

KMS digunakan untuk mencatat berat badan

anak dan pemberian kapsul vitamin A serta

menilai hasil penimbangan. Bila berat badan

tidak naik 1 kali kader dapat memberikan

penyuluhan tentang asuhan dan pemberian makanan

anak. Bila tidak naik 2 kali atau berat badan

berada di bawah garis merah kader perlu


183

merujuk ke petugas kesehatan terdekat, agar

anak mendapatkan pemerikasaan lebih lanjut.

KMS juga digunakan kader untuk memberikan

pujian kepada ibu bila berat badan anaknya naik

serta mengingatkan ibu untuk menimbangkan

anaknya di posyandu pada bulan berikutnya.

c. Bagi petugas kesehatan

Petugas dapat menggunakan KMS untuk

mengetahui jenis pelayanan kesehatan yang telah

diterima anak, seperti imunisasi dan kapsul

vitamin A. Bila anak belum menerima pelayanan

maka petugas harus memberikan imunisasi dan

kapsul vitamin A sesuai dengan jadwalnya.

Petugas kesehatan juga dapat menggerakkan tokoh

masyarakat dalam kegiatan pemantauan

pertumbuhan.

KMS juga dapat digunakan sebagai alat

edukasi kepada para orang tua balita tentang

pertumbuhan anak, manfaat imunisasi dan

pemberian kapsul vitamin A, cara pemberian

makan, pentingnya ASI eksklusif dan pengasuhan


184

anak. Petugas dapat menekankan perlunya anak

balita ditimbang setiap bulan untuk memantau

pertumbuhannya

Berdasarkan hasil pengkajian dan hasil Musyawarah

Masyarakat Desa Pertama yang telah dilakukan oleh

mahasiswa program studi ners angkatan XI-B di Desa Taman

Baru, diperoleh masalah Risiko meningkatnya masalah

kesehatan pada balita berhubungan dengan masih minimnya

kesadaran ibu dalam pemanfaatan sarana kesehatan

seperti pentingnya mengunjungi Posyandu dan memiliki

KMS. jika dilihat dari fungsi dan kegunaan KMS, masih

banyak ibu yang belum mengetahui tentang pentingnya

KMS, karena saat pengkajian masih banyak ditemukan

ibu yang memiliki Balita tidak memiliki KMS dan

tidak membawa KMS saat kunjungan.

Dari Hasil Musyawarah Masyarakat Desa tersebut,

risiko meningkatnya masalah kesehatan pada balita ini

menuntut masyarakat dan mahasiswa yang sedang

melaksanakan praktek di desa Taman Baru untuk menentukan

beberapa kegiatan yang dapat membantu mengatasi masalah

kesehatan Balita yang terjadi. Kegiatan yang direncanakan


185

dan disepakati oleh masyarakat, perangkat desa dan

mahasiswa yang didukung oleh pihak puskesmas Sekotong

diperoleh 2 kegiatan yang diharapkan dapat membantu

mengatasi masalah kesehatan Balita tersebut. Adapun

kegiatan yang paling diharapkan untuk dapat terus menerus

dilaksanakan oleh Kader setiap bulan adalah Penyuluhan

tentang pentingnya datang ke Posyandu setiap bulan dan

pentingnya memiliki KMS.

Dengan melaksanakan kegiatan ini setiap kunjungan

Posyandu, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan

perilaku Masyarakat khususnya ibu-ibu yang memiliki

Balita agar tetap mengunjungi Posyandu setiap bulan

dan membawa KMS setiap kunjungan. Kemudian bagi yang

belum memiliki KMS agar berinisiatif saat kunjungan

pertama posyandu untuk meminta KMS ke Kader atau

petugas Posyandu. Kegiatan kedua yaitu Penyuluhan

tentang cara pengolahan makanan balita yang menarik,

diharapakan masyarakat terutama ibu-ibu yang memiliki

balita agar memiliki kesadaran tentang pentingnya nutrisi

bagi anak dan bagaimana mengolah makanan untuk anaknya

secara menarik sehingga nutrisi untuk anak tetap

terpenuhi dengan baik.


186

Вам также может понравиться