Вы находитесь на странице: 1из 56

LAPORAN

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Tn. H


DENGAN MASALAH KURANGNYA PENGETAHUAN KELUARGA
TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI (SPR 18)
DI RT 4 RW 3 DESA WATUGONG KECAMATAN LOWOKWARU
TANGGAL 03 OKTOBER s.d 11 OKTOBER 2017

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas


Praktik Kebidanan Komunitas

DISUSUN OLEH:
ALDEA ZULFA NAULYA
NIM. 1402450002

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2017

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktik Kebidanan Komunitas ini telah disetujui pada tanggal :

Pembimbing Kebidanan Malang Bidan Desa Watugong

Suprapti SST., M.Kes. Erista N.L., Amd.Keb


NIP. NIP.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan Keluarga sebagai salah
satu syarat menyelesaikan Praktik Kebidanan Komunitas di Puskesmas Dinoyo,
Kabupaten Malang.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada:

1. Budi Susatia, S. Kep., M. Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kemenkes Malang, yang telah memberikan kesempatan menyusun Asuhan
Kebidanan Keluarga.
2. Herawati Mansur, SST., S. Psi., M. Pd. selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, yang telah memberikan kesempatan
menyusun Asuhan Kebidanan Keluarga.

3. Naimah ,SKM, M.Kes. selaku Ketua Program Studi D IV Kebidanan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, yang telah memberikan kesempatan
menyusun Asuhan Kebidanan Keluarga.

4. dr...selaku Kepala Puskesmas Lawang, yang telah memberikan


kesempatan menyusun Asuhan Kebidanan Keluarga.

5. ....selaku Ketua Praktik Kebidanan Komunitas tahun 2017, yang telah


memberikan kesempatan menyusun Asuhan Kebidanan Keluarga.

6. Suprapti, M.Kes selaku pembimbing institusi yang telah memberikan


bimbingan sehingga Asuhan Kebidanan Keluarga dapat terselesaikan.

7. Yuni Diahningsih, SST selaku pembimbing lahan sehingga Asuhan


Kebidanan Keluarga dapat terselesaikan,

iii
8. Erista N.L,Amd.Keb selaku Bidan Desa Watugong, sehingga Asuhan
Kebidanan Keluarga dapat terselesaikan,
9. Masyarakat Desa Watugong yang selalu mendukung dalam setiap
kegiatan.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal
baik yang telah diberikan dan semoga Asuhan Kebidanan Keluarga ini
berguna bagi semua pihak yang memanfaatkan.

Malang, 4 Oktober 2017

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .....................................................................................................iii


Daftar Isi ...............................................................................................................iv
Daftar Gambar.......................................................................................................v
Daftar Lampiran ...................................................................................................vi
Daftar Tabel ..........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Tujuan .......................................................................................................2
1.3 Sistematika Penulisan ...............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................4
2.1 Konsep Keluarga.............................................................................................4
2.2 Konsep Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga Berdasarkan Prioritas........9
2.3 Konsep Kehamilan Normal.............................................................................11
2.4 Konsep Kehamilan Risiko Tinggi...................................................................26
BAB III TINJAUAN KASUS...............................................................................32
3.1 Pengkajian.......................................................................................................32
3.2 Menentukan Diagnosa / Masalah Kebidanan Dan Prioritas Masalah.............42
3.3 Perencanaan.....................................................................................................45
3.4 Pelaksanaan.....................................................................................................49
3.5 Evaluasi...........................................................................................................51
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................52
BAB V PENUTUP................................................................................................55
5.1 Kesimpulan......................................................................................................55
5.2 Saran................................................................................................................55
Daftar Pustaka.......................................................................................................57
Lampiran

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Gb. Genogram Keluarga Tn. H dan Ny. M


Gambar 3.2 Gb. Denah Rumah Tn. H

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Kunjungan Rumah


Lampiran 2 Dokumentasi Kunjungan Rumah
Lampiran 3 SAP Kehamilan Resiko Tinggi
Lampiran 4 Leaflet Kehamilan Resiko Tinggi

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skala Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga Menurut Prioritas


Tabel 2.2 Skor Puji Rokhyati
Tabel 3.1 Data Anggota Keluarga Tn. H
Tabel 3.2 Profil Kegiatan dalam Keluarga
Tabel 3.3 Menentukan Diagnosa dan Masalah
Tabel 3.4 Skoring Masalah 1
Tabel 3.5 Skoring Masalah 2
Tabel 3.6 Prioritas Masalah
Tabel 3.7 Perencanaan Asuhan Kebidanan Keluarga
Tabel 3.8 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Keluarga
Tabel 3.9 Evaluasi Asuhan Kebidanan Keluarga

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Timur pada tahun 2012, capaian


Angka Kematian Ibu (AKI) cenderung meningkat dalam 5 (lima) tahun
terakhir, yaitu berkisar antara 7-11 point dengan data yang bersumber dari
Laporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten/Kota. Capaian AKI dapat
digambarkan sebagai berikut : pada tahun 2008 sebesar 83 per 100.000
kelahiran hidup (kh); tahun 2009 sebesar 90,7 per 100.000 kh; tahun 2010
sebesar 101,4 per 100.000 kh; tahun 2011 sebesar 104,3 per 100.000 kh; dan
di tahun 2012 mencapai 97,43 per 100.000 kh.
Salah satu penyebab hal tersebut adalah kesakitan saat kehamilan. Saat
kehamilan seorang ibu pasti akan mengalami perubahan fisiologis maupun
psikologis. Proses kehamilan ini juga perlu pengawasan agar nanti dapat
berjalan normal dan dapat melalui persalinan yang aman sehingga ibu dan
bayi selamat dan sehat, sehingga diperlukan asuhan pada kehamilan atau biasa
disebut Antenatal Care (ANC).
Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil
melakukan paling sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan selama
kehamilan, menurut jadwal 1-1-2 yaitu: paling sedikit sekali kunjungan dalam
trimester pertama, paling sedikit sekali kunjungan dalam trimester kedua, dan
paling sedikit dua kali kunjungan dalam trimester ketiga (Kemenkes, 2012).
Salah satu manfaat kunjungan ini adalah untuk mendeteksi resiko pada ibu
hamil, salah satunya kehamilan resiko tinggi. Yaitu kehamilan dengan adanya
salah satu atau lebih faktor resiko dari pihak ibu maupun bayi yang dapat
memberikan dampak yang kurang menguntungkan bagi ibu dan bayi
(Sarwono,2008).
Kasus kehamilan risiko banyak ditemukan di masyarakat, tetapi tenaga
kesehatan tidak bisa menemukannya satu persatu, karena itu peran serta bidan
sangat dibutuhkan dalam mendeteksi ibu hamil risiko. Salah satu tindakan
bidan yaitu melalui promosi kesehatan dan pencegahan risiko, seperti

ix
pemberian suplemen nutrisi, zat besi, imunisasi tetanus toksoid dan pemberian
konseling tentang tanda bahaya kehamilan, dan keluarga berencana.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian data yang dilakukan
Mahasiswa Kebidanan D III Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang di
Dusun Turi, Desa Turirejo kecamatan Lawang pada Januari 2017, jumlah ibu
hamil sebanyak 34 jiwa, dan dari jumlah ibu yang hamil, 7 diantaranya
memiliki risiko tinggi kehamilan.
Dari fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan Asuhan
Keluarga Tn. J dengan masalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang
kehamilan resiko tinggi (SPR 10).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan pada
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian untuk menentukan masalah kesehatan,
2) Mampu menegakkan diagnosa atau masalah kebidanan serta
menentukan prioritas masalah,
3) Mampu menyusun rencana asuhan kebidanan keluarga yang akan
dilakukan,
4) Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan keluarga yang
disusun,
5) Mampu mengevaluasi tindakan kebidanan yang telah dilakukan.

x
1.3 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keluarga
2.2 Konsep Kehamilan Normal
2.3 Konsep Kehamilan Risiko Tinggi
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Menentukan Diagnosa / Masalah Kebidanan dan Prioritas Masalah
3.3 Perencanaan
3.4 Pelaksanaan
3.5 Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Pengertian
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras

xi
dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya
(BKKBN, 1999).
Keluarga adalah dua tahun lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga berinteraksi satu sama lain, dalam didalam
peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Effendy, 2008).

2.1.2 Struktur Keluarga


Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, menurut Effendy (2008)
diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.

xii
d. Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga kaena
adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.1.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga


Ciri ciri struktur keluarga menurut Effendy (2008), adalah :
a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mnjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-
masing.

2.1.4 Bentuk Keluarga


a. Keluarga Inti (Nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berani (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama
f. Kelurga Kabitas (Cohabitation)
Adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.

2.1.5 Peranan Keluarga


Menurut Effendy (2008), peranan keluarga adalah :

xiii
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku
dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
a. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, perperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
Mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu ibu juga
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

2.1.6 Fungsi Keluarga


Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :
a. Fungsi biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluraga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingka laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
3) Meneruskn nilai-nilai budaya kelurga
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga

xiv
2) Pengaturan penggunakan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan
hari tua, dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan, dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan
minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang
dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.

2.1.7 Tahap-tahap Kehidupan Keluarga


Tahap-tahap kehidupannya menurut Effendy (2008) adalah sebagi berikut:
a. Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini mulai dari menikanya yang dilanjutkan dalam membentuk
rumah tangga.

b. Tahap menjelang kelahiran anak


Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai
generasi penerus. Melahirkan anak merupakan kebanggan bagi
keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi
Dalam hal ini keluarga mangasuh, mendidik dan memberikan kasih
sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat
tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya masih sangat
lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya
sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam
masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan
yang bersih. Dalam fase keluarga adalah mulai menanamkan norma-
norma sosial budaya dan sebagainya.
e. Tahap menghadapi anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak,
mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan

xv
anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan
meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini
anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiaannya,
Oleh karena itu suritauladan dari kedua orang tua dengan anak perlu
dipelihara dan dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melampaui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan
pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke
masyarakat dalam memulai kehidupannya sesunggunya, dalam tahap
ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.

h. Tahap berdua kali


Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-
sendiri, tinggalah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini, keluarga
akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan
dapat menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua
Tahap ini masuk ketahap lanjut usia, dan kedua orang tua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

2.2 Konsep Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga Menurut


Prioritasnya
Setelah data dianalisa, mungkin keluarga menghadapi beberapa
masalah kesehatan dan masalah perawatan yang tidak dapat ditangani
sekaligus melihat sumber daya keluarga maupun sumber daya tenaga
kesehatan. Maka mengingat situasi ini tenaga kesehatan dapat menyusun
masalah-masalah yang telah diidentifikasi sesuai prioritasnya. Sehingga
tersusunlah sebuah alat yang disebut Skala Menyusun Masalah Kesehatan
Keluarga Menurut Prioritasnya.
Alat ini bertujuan untuk melihat masalah seobjektif mungkin. Ada 4
kriteria dalam menentukan prioritas dari masalah-masalah kesehatan:
2.2.1 Sifat masalah
Dikelompokkan dalam ancaman kesehatan, tidak kurang sehat dan krisis
yang dapat diketahui
2.2.2 Kemungkinan dari masalah dapat diubah-ubah

xvi
Kemungkinan berhasilnya mengurangi masalah, atau mencegah masalah
bila seandainya ada tindakan.
2.2.3 Potensi masalah untuk dicegah
Sifat dan beratnya masalah yang akan timbul yang dapat dikurangi atau
dicegah
2.2.4 Masalah yang menonjol
Cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan
mendesaknya masalah.
Tabel 2.1 Skala Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga

KRITERIA MASALAH Skor BOBOT


a. Sifat masalah
1)Ancaman kesehatan 3
1
2)Tidak/kurang sehat 2
3)Krisis 1
e. Kemungkinan masalah
2
dapat diubah
1)Dengan mudah 1 2
2)Hanya sebagian 0
3)Tidak dapat
i. Potensi masalah untuk
3
dicegah
1)Tinggi 2 1
2)Cukup 1
3)Rendah
m. Menonjolnya masalah
1)Masalah berat harus ditangani 2
2)Ada masalah tetap tidak perlu segera 1 1
ditangani 0
3)Masalah tidak dirasakan
Skoring :
a. Tentukanlah skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah
dengan bobot

Jumlah kanlah skor untuk semua kriteria. Skor tertinggi adalah 5, sama
dengan seluruh bobot.

xvii
2.3 Konsep Kehamilan Normal
2.3.1 Pengertian Kehamilan
a. Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati,
yang menandai awal periode intrapartum (Varney, 2007).
b. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan
(Manuaba, 2010).
c. Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau
d. 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono,
2007).

2.3.2 Tanda-Tanda Kehamilan


Tanda-tanda kehamilan menurut Ummi (2010), yaitu :
a. Tanda Tidak Pasti (Presumtive Sign)
Tanda tidak pasti adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat
dikenali dan pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil.
1) Amenorea (berhentinya menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi.
Lamanya amenorea dapat dikonfirmasikan dengan memastikan
hari pertama haid terakhir (HPHT) dan digunakan untuk
memperkirakan usia kehamilan dan taksiran persalinan. Tetapi
amenorea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu,
tumor pituitari, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi, dan
biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan kehamilan.
2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang
terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning sickness.
Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis tetapi bila terlampau
sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut
dengan hiperemesis gravidarum.
3) Ngidam (menginginkan makanan tertentu)

xviii
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan
yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-
bulan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan makin
tuanya kehamilan.
4) Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada
pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16 minggu.
5) Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama akibat dari penurunan
kecepatan basal metabolisme (basal metabolisme rate-BMR) pada
kehamilan yang akan meningkat seiring pertambahan usia
kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.
6) Payudara tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada
payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan
sistem alveolar payudara. Bersama somatomamotropin, hormon-
hormon ini menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan
perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan,
pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum.
7) Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering,
terjadi pada triwulan pertama akibat desakan uterus terhadap
kandug kemih. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini akan
berkurang karena uterus yang membesar keluar dari rongga
panggul. Pada akhir triwulan, gejala bisa timbul karena janin
mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung
kemih.
8) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus
otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
9) Pigmentasi Kulit

xix
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.
Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit.
Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini :
(a) Sekitar pipi : cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah
dahi, hidung, pipi dan leher)
(b) Sekitar leher : tampak lebih hitam
(c) Dinding perut : striae liviade/gravidarum (terdapat pada
seorang primigravida, warnanya membiru), striae nigra, linea
alba menjadi lebih hitam (linea grisea/nigra)
(d) Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae sehingga
terbentuk areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada
tiap wanita, ada yang merah muda pada wanita kulit putih,
coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam pada wanita
kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgomeri menonjol dan
pembuluh darah menifes sekitar payudara
(e) Sekitar pantat dan paha atas terdapat striae akibat
pembesaran bagian tersebut.

xx
10) Epulis
Hipertropi papilla ginggivae/gusi sering terjadi pada triwulan
pertama.
11) Varises atau penampakan pembuluh darah vena
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.
Varises dapat terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki, dan betis,
serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat hilang
setelah persalinan.
b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang
dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik
kepada wanita hamil.
1) Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan ke-
empat kehamilan.
2) Tanda Hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri.
3) Tanda Goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks
seperti ujung hidung sedangkan pada wanita hamil melunak
seperti bibir.
4) Tanda Chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa
vagina termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda Piscaceck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena
ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga
daerah tersebut berkembang lebih dulu.

xxi
6) Kontraksi Braxton Hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus akibat meningkatnya
actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik,
sporadis, tidak nyeri biasanya timbul pada kehamilan delapan
minggu, tetapi baru dapat di amati dari pemeriksaan abdominal
pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat
frekuensinya, lamanya, dan kekuatannya sampai mendekati
persalinan.
7) Teraba Ballotement
Kekuatan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin
bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan
pemeriksa. Hal ini harus ada dalam pemeriksaan kehamailan
karena perabaan seperti bentuk janin saja tidak cukup karena
dapat saja merupakan mioma uteri.
8) Pemeriksan Test Biologis Kehamilan (Planotest) positif.
Pemeriksan ini adalah untuk mendeteksi adannya Humon
Corionic gonadaotropin (hCG) yang di produksi oleh
sinsrotrotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon ini disekresi
di peredaraan darah ibu (pada plasma darah) dan diekskresi pada
urine ibu. Hormon ini dapat dideteksi pada 26 hari setelah
konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30-60. Tingkat
tertinggi pada hari ke 60-70 usia gestasi, kemudian menurun pada
hari ke 100-130.
c. Tanda Pasti (Positif sign)
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukan langsung keberadaan janin
yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.
1) Gerakan janin dalam rahim
Gerrakan janin ini harus dapat teraba dengan jelas oleh pemeriksa
gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar
20 minggu.

xxii
2) Denyut Jantung Janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat
Fetal Elektrocaradiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop
Laenec, DJJ baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-20
minggu.
3) Bagian-bagian Janin
Bagianbagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong)
serta bagian kecil janin yaitu (lengan dan kaki) dapat diraba
dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir).
Bagian janin ni dapat dilihat dengan sempurna lagi dengan
menggunakan USG.
4) Kerangka Janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.

2.3.3 Perubahan Fisiologis Wanita Hamil


Perubahan fisiologis wanita hamil menurut Sarwono (2007), yaitu :
a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram
pembesaran ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
b. Vagina
1) Elastisitas vagina bertambah
2) Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
3) Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput
lendirnya berwarna kebiru- biruan (Tanda Chadwick)
c. Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapat corpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila
normal, dan linea alba.

e. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari
alveoli puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola
mammae melebar dan lebih tua warnanya.
f. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yamg sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh

xxiii
usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim,
kapasitas paru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan
bernafas lebih dalam. Sekitar 20-25%.
g. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh
uterus yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.

2.3.4 Perubahan dan Adaptasi Psikologis dalam Masa Kehamilan TM I, II,


dan III
Perubahan dan adaptasi psikologis dalam masa kehamilan trimester I, II,
dan III menurut Ummi (2010), yaitu :
a. Trimester pertama
Segera setelah terjadi peningkatan hormone estrogen dan progesterone
dalam tubuh, maka akan segera muncul berbagai macam
ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya mual muntah,
keletihan, dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu
perubahan psikologi seperti berikut :
1) Membenci kehamilannnya, merasakan kekecewaan, penolakan,
kecemasan, dan kesedihan.
2) Mencari tahu secara aktif apakah memang benar-benar hamil
dengan memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering kali
memberitahukan orang lain apa yang dirahasiakannya.
3) Hasrat melakukan seks berbeda-beda pada setiap wanita. Ada
yang meningkat libidonya, ada juga yang mengalami penurunan.
Pada wanita yang mengalami penurunan libido, akan menciptakan
suatu kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur
dengan suami. Banyak wanita hamil yang merasakan kebutuhan
untuk dicintai dan mencintai, tetapi bukan dengan seks.
Sedangkan, libido yang sangat besar dipengaruhi oleh kelelahan,
rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekuatiran.
Sedangkan, bagi suami sering kali membatasi hubungan suami
istri karena takut mencederai istri dan calon bayinya. Hal ini perlu
komunikasi lebih lanjut jika dihadapkan dengan istri yang
mempunyai libido tinggi atau meningkat.

xxiv
4) Sedangkan pada suami sebagai calon ayah akan timbul
kebanggaan, tetapi bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan
untuk mencari nafkah bagi keluarga.
b. Trimester Kedua
Pada masa ini ibu hamil dan keluarga memasuki masa transisi ( masa
menerima kehamilan menyiapkan kelahiran dan menerima bayi )
1) Ketakutan peningkatan berat badan
2) Kekhawatiran tekanan darah meningkat
3) Rasa ketidaknyamanan aktifitas seksual
4) Biasanya ibu sudah merasa sehat
5) Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi
dan rasa tidak nyaman. Perut ibupun belum terlalu besar sehingga
belum dirasakan sebagai beban
6) Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai
menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif
7) Ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan
kehadiran bayinya sebagai seseorang di luar dari dirinya sendiri
8) Banyak ibu merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak
nyaman

c. Trimester Ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasakan
khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan
ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala
terjadinya persalinan pada ibu. Sering kali ibu merasa khawatir atau
takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.
Kebanyakan ibu akan bersikap melindungi bayinya dan akan
menghindari orang atau benda apa saja yang dianggap membahayakan
bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan
bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.

2.3.5 Ketidaknyamanan Wanita Hamil Trimester III


Menurut Varney (2007), ketidaknyamanan wanita hamil pada trimester III
adalah :
a. Nyeri punggung bagian bawah

xxv
Sebagian besar disebabkan karena perubahan sikap badan pada
kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan disebabkan
perut yang membesar. Ini diimbangi dengan lordosis yang berlebihan
dan sikap ini dapat menimbulkan spasmus
Cara penanganan :
Istirahat cukup, menggunakan penyokong abdomen eksternal
b. Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi
pusat pernapasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan
meningkatkan kadar oksigen. Peningkatan aktivitas metabolis yang
terjadi selama kehamilan akan meningkatkan karbondioksida.
Hiperventilasi akan menurunkan karbon dioksida. Sesak nafas terjadi
pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan diafragma.
Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama
kehamilan.
Cara penanganan :
1) Menjelaskan dasar fisiologis masalah tersebut
2) Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepan dan
kedalaman pernafasannya saat sedang mengalami hiperventilasi
3) Anjurkan wanita berdiri dan meregangkan tangannya diatas
kepalanya secara berkala dan mengambil nafas dalam
4) Instruksikan melakukan peregangan yang sama ditempat tidur
seperti saat sedang berdiri.
c. Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan
vena pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada
vena panggul pada saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat
tidur terlentang. Edema pada kaki yang menggantung terlihat pada
pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan edema karena
preeklamsi.
Cara penanganan :
1) Hindari menggunakan pakaian ketat
2) Elevasi kaki secara teratur setiap hari
3) Posisi menghadap kesamping saat berbaring
4) Penggunaan korset pada abdomen yang dapat melonggarkan
tekanan vena-vena panggul
d. Peningkatan frekuensi berkemih

xxvi
Terjadi karena peningkatan berat uterus yang akhirnya menekan
kandung kencing. Pada primigravida utamanya hal ini disebabkan
karena penurunan kepala janin sehingga menekan kandung kencing
Cara penanganan :
1) Menjelaskan mengapa hal itu terjadi
2) Mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam
e. Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II
dan bertahan hingga trimester III.
Penyebab :
1) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang
ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.
2) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi
otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah
progesteron dan tekanan uterus
3) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan
tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar
Cara penanganan :
1) Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung
menjadi terlalu penuh
2) Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar
bagi lambung untuk menjalankan fungsinya
3) Hindari makanan berlemak, karena lemak mengurangi motilitas
usus dan sekresi asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan.
4) Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat
menyebabkan gangguan pencernaan.
f. Konstipasi
Terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot
polos usus besar ketika terjadi peningkatan progesteron
Cara penanganan :
1) Asupan cairan yang adekuat
2) Istirahat cukup
3) Minum air hangat ( air putih, teh ) saat bangkit dari tempat tidur
untuk menstimulasi peristaltik
4) Makan makanan berserat dan mengandung serat alami
5) Miliki pola defekasi yang baik dan teratur
6) Lakukan latihan secara umum, berjalan tiap hari, pertahankan
postur tubuh yang baik, mekanisme tubuh yang baik, kontraksi otot
abdomen bagian bawah secara teratur
g. Kram tungkai

xxvii
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau
ketidakseimbangan rasio dan fosfor. Selain itu uterus yang membesar
memberi tekanan pembuluh darah panggul sehingga mengganggu
sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen doturator dalam
perjalanan menuju ekstrimitas bawah.
Cara penanganan :
1) Minta wanita meluruskan kaki yang kram dan menekan tumitnya
(dorsofleksikan kakinya)
2) Dorong wanita untuk melakukan latihan umum dan memiliki
kebiasaan mekanisme tubuh yang baik guna meningkatkan
sirkulasi darah
3) Anjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
4) Anjurkan diet mengandung kalsium dan fosfor
h. Insomnia
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang
membesar, pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan
kecemasan
Cara penanganan :
1) Mandi air hangat
2) Minum air hangat ( susu, teh tanpa kafein dicampur susu ) sebelum
tidur
3) Lakukan aktifitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur
4) Ambil posisi relaksasi
5) Gunakan teknik relaksasi progesif

xxviii
i. Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur
dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan
penekanan pada saraf median dan aliran lengan yang akan
menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-jari
Cara penanganan :
1) Menjelaskan penyebab dari kesemutan dan baal jari-jari
2) Berbaring rileks
2.3.6 Kebutuhan Ibu Hamil
Kebutuhan pada Ibu Hamil menurut Bobak (2008), yaitu :
a. Kebutuhan Fisik ibu Hamil
1) Kebutuhan oksigen
Selama kehamilan kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat sebanyak
20%. Hal ini disebabkan karena selama kehamilan pembesaran
uterus dapat menekan diafragma sehingga tinggi diafragma bergeser
4cm dan kapasitas total (paru-paru berkurang 5%).
2) Kebutuhan nutrisi
Pada prinsipnya nutrisi selama kehamilan adalah makanan sehat dan
seimbang yang harus di konsumsi ibu selama masa kehamilannya
meliputi karbohidrat, protein, (60gr/hari), lemak,vitamin, dan
mineral.
3) Kebutuhan personal hygiene
Macam-macam personal hygiene ibu hamil meliputi mandi,
perawatan gigi dan mulut, perawatan kulit, perawatan payudara, dan
pakaian.
4) Kebutuhan eliminasi
(a)Eliminasi urine dapat meningkat pada kehamilan trimester I dan
trimester III karena adannya penekanan kandung kemih oleh
uterus.
(b)Eliminasi alvi cendrung tidak teratur karena adannya relaksasi
otot polos dan kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar
pada kehamilan dan serta karena adanya aksi hormonal yang
dapat mengurangi gerakan peristaltik usus.
5) Kebutuhan seksual
Biasanya gairah seksual ibu hamil akan menurun pada trimester I
dan trimester III sedangkan pada trimester II gairah ibu akan
kembali.

xxix
6) Kebutuhan Mobilitas
Ibu hamil boleh melakukan olahraga asal tidak terlalu capek/ada
resiko cidera bagi ibu/ janin. Ibu hamil dapat melakukan mobilitas
misalnya dengan berjalan-berjalan. Hindari gerakan melonjak,
meloncat/mencapai benda yang lebih tinggi.
7) Istirahat dan tidur
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup ,setidaknya 1,5 jam pada siang
hari dan 8-11 jan pada malam hari.
8) Imunisasi
Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu, misalnya tetanus neonatorum.
9) Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Diberikan pada trimester I sampai trimester III meliputi persiapan
fisik / fisiologis, persiapan psikologis, persiapan keuangan, persiapan
tempat melahirkan, persiapan transportasi dan persiapan barang-
barang kebutuhan ibu dan bayi.
b. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil
1) Support Keluarga
Meliputi motifasi suami, keluarga, dan usaha untuk mempererat
ikatan keluarga. Sebaiknya keluarga menjalin komunikasi yang baik,
dengan itu untuk membantu ia dalam menyesuaikan diri dan
menghadapi masalah selama kehamilannya karena sering kali merasa
ketergantungan atau butuh pantauan orang-orang di sekitarnya.
2) Support dari Tenaga Kesehatan
Dalam hal ini petugas kesehatan membantu ibu beradaptasi selama
ibu hamil, membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dialami ibu
dan mengenal serta menghindari kemungkinan komplikasi. Selain itu
petugas kesehatan juga berperan dalam membantu untuk
mempersiapkan untuk menjadi orang tua dan dalam mewujudkan
kesehatan yang optimal.
3) Persiapan Menjadi Orang Tua
Dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan Antenatal untuk
membantu menyelesaikan ketakutan dan kehawatiran yang dialami
para calon orang tua.
4) Persiapan Sibling
Dipersiapkan untuk orang tua yang sudah memiliki anak hal ini
bertujuan untuk memudahkan anak sebelumnya beradaptasi dan

xxx
menerima kenyataan terhadap kehidupan atau suasana lingkungan
mereka yang baru.
2.3.7 Tujuan Pengawasan Antenatal
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan, terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan menghadapi laktasi dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Tujuan pengawasan
antenatal, adalah:
a. Mengenali dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, saat persalinan dan kala nifas.
b. Mengenal dan menangani penyulit yang menyertai kehamilan,
persalinan dan nifas
c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, nifas, laktasi, dan aspek KB.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
Pemeriksaan antenatal paling sedikit 4 kali kunjungan, yaitu:
a. Satu kali pada Trimester I Sebelum minggu ke 14
b. Satu kali pada Trimester II Pada minggu ke 14-28
c. Dua kali pada Trimester III Antara minggu ke 28-36 dan setelah
minggu ke 36.
Pengawasan Antenatal memerlukan batasan dan tujuan, maka jadwal
pemeriksaan adalah:
a. Pemeriksaan Pertama
Dilakukan segera setelah diketahui adanya keterlambatan Haid
b. Pemeriksaan Ulang
1) Setiap bualan hingga usia kehamilan 6-7 minggu
2) Setiap dua minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
3) Setiap 4 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai persalinan
c. Pemeriksaan Khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu

2.4 Konsep Kehamilan Resiko Tinggi


2.4.1 Pengertian
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan adanya salah
satu atau lebih faktor resiko dari pihak ibu maupun bayi yang dapat
memberikan dampak yang kurang menguntungkan bagi ibu dan bayi
(Sarwono,2008).

xxxi
Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi
optimalisasi ibu maupun janin pada keadaan yang dihadapi
(Manuaba,2007).
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan satu/lebih faktor resiko,
baik dari pihak ibu maupun janin yang memberikan dampak kurang
menguntungkan baik bagi ibu maupun bayinya (Rochyati,2002).
2.4.2 Kelompok Faktor Resiko
Merupakan suatu keadaan / ciri seseorang / suatu kelompok orang yang
mempunyai hubungan dengan peluang akan terjadinya suatu
penyakit/cacat/kematian. Faktor resiko ibu dapat diamati/dikenal sebelum
peristiwa yang dapat diramalkan terjadi hingga persiapan untuk menangani
dapat direncanakan.
a. Kelompok Faktor Resiko
1) Primigravida : Terlalu muda hamil pertama umur <16 tahun.
2) Primitua : Terlalu tua hamil pertama, umur >35 tahun/terlalu
lambat hamil, setelah kawin >45 tahun.
3) Primitua sekunder :Terlalu lama punya anak lagi, anak terkecil
berusia >10 tahun.
4) Anak terkecil berusia < 2 tahun.
5) Grande multi = anak > 4
6) Umur lebih dari 35 tahun
7) Tinggi < 145 cm, untuk ibu dengan : Hamil pertama, hamil ke-2 /
lebih tetapi belum pernah lahir normal/spontan.
8) Pernah gagal kehamilan : Hamil ke-2 yang 1 gagal, Hamil ke-3 /
lebih gagal ( abortus / lahir mati ) 2x, Hamil terakhir bayi lahir mati
9) Pernah melahirkan dengan : Tarikan tang dengan cunam,
Dikeluarkan oleh penolong dari rahim
10) Pernah operasi caesar sebelum kehamilan ini
b. Kelompok Kehamilan Resiko II
Tanda bahaya saat kehamilan, tapi tidak darurat diantaranya :
1) Penyakit ibu hamil
(a) Anemia
(b) Malaria
(c) Tuberculosa paru-paru
(d) Kencing manis
(e) PMS
2) Pre-eklampsia ringan : Bengkak tungkai dan hipertensi
3) Hamil kembar / gemelli : Perut ibu sangat besar, gerak anak
dirasakan di berbagai tempat
4) Hamil kembar air / hidramnion : Perut ibu sangat besar, gerak anak
kurang terasa karena air ketuban terlalu banyak, biasanya janin kecil

xxxii
5) Hamil lebih bulan / serotinus : Ibu hamil > 9 bulan
6) Hamil kelainan letak
Sungsang : rasa berat menunjukkan letak kepala janin di atas perut
Lintang : rasa berat menunjukkan letak kepala janin di samping
perut kiri / kanan
7) Janin mati dalam kandungan : Ibu hamil tidak merasakan gerakan
janin lagi, perut mengecil
c. Kelompok Kehamilan Resiko III
Ada ancaman nyawa ibu dan bayi dengan faktor resiko ini
membutuhkan pengenalan dini, dirujuk dengan segera. Faktor resiko
dalam kelompok ini adalah :
1) Perdarahan sebelum kelahiran bayi
Mengeluarkan darah saat hamil, sebelum kelahiran bayi
2) Pre eklampsia berat / eklampsia
Pada hamil 6 bulan / lebih sakit kepala, bengkak tungkai, wajah,
hipertensi, albumin dalam urine, bila eklampsia ditambah kejang
kejang
2.4.3 Penatalaksanaan KRT ( Kehamilan Resiko Tinggi )
a. Kehamilan resiko tinggi harus dibina antara lain oleh seorang ahli
kebidanan dengan pengawasan yang intensif
b. Persalinan harus dilakukan di RS yang lengkap fasilitasnya
c. Jika perlu dilakukan pemeriksaan khusus seperti USG
d. Penderita masuk RS sedini mungkin
e. Setelah bayi lahir secara intensif dirawat oleh dokter anak.

xxxiii
2.4.4 Skreening Deteksi Dini Ibu Hamil Resiko Tinggi Menuju Persalinan
Aman Menurut Poedji Rochjati
Sangat baik bila ibu hamil dalam kehamilan muda sudah dapat
dilakukan perkiraan kemungkinan terjadi penyulit saat persalinan sehingga
jika sudah mendekati persalinan dan betul betul terjadi penyulit saat ibu
hamil, suami dan keluarga sudah ada kesiapan baik mental, keputusan
merujuk, biaya dan transportasi.
Perkiraan berat ringannya komplikasi persalinan dan bahaya kesakitan
/ kematian ibu dan / bayi diberi pembobotan / diukur dengan menggunakan
angka dan dinamakan sistem score dapat diberikan tiap kondisi ibu hamil
yaitu umur, paritas, faktor resiko yang menyebabkan terjadi komplikasi
persalinan.
Tujuan sistem score :
a. Membuat pengelompokkan ibu hamil kehamilan resiko rendah (KRR)
kehamilan resiko tinggi (KRT) dan kehamilan resiko sangat tinggi
(KRST) agar berkembang perilaku kebutuhan, tempat, dan penolong
persalinan yang sesuai dengan kondisi ibu hamil
b. Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat
agar peduli dan memberikan dukungan.
Fungsi score :
a. Alat komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) bagi ibu hamil, suami,
keluarga dan masyarakat
b. Alat peringatan bagi petugas kesehatan agar lebih waspada

Tabel 2.2 Skor Puji Rokhyat


Fakto
Sko
r No Masalah/ Faktor Resiko II
r I II III
resiko I
Skor awal ibu hamil 2
I 1. Terlalu muda hamil I < 16 tahun 4
a. Terlalu lambat hamil I, kawin >
2. 4
4 tahun
b. Terlalu tua hamil I > 35 tahun 4
Terlalu cepat hamil lagi (< 2
3. 4
tahun)
4. Terlalu lama hamil lagi (> 10 4

xxxiv
tahun)
5.Terlalu banyak anak, 4 / lebih 4
6.Terlalu tua, umur > 35 tahun 4
7.Terlalu pendek < 145 cm 4
8.Pernah gagal kehamilan 4
9.Pernah melahirkan dengan : 4
a. Tarikan / vakum 4
b. Uri dirogoh 4
c. Diberi infus / trasfusi 4
10. Pernah operasi sesar 4
II 11. Penyakit pada ibu hamil 4
a. Kurang darah 4
b. Malaria 4
c. TBC paru 4
d. Payah Jantung 4
e. Kencing manis ( diabetes ) 4
f. Penyakit Menular Seksual 4
Bengkak pada muka/tungkai dan
12. 4
hipertensi
13. Hamil kembar 2 / lebih 4
14. Hamil kembar air (hydramnion) 4
15. Bayi mati dalam kandungan 4
16. Kehamilan lebih bulan 4
17. Letak sungsang 8
18. Letak lintang 8
19. Perdarahan dalam kehamilan ini 8
Pre-eklampsia berat / kejang
20. 8
kejang
JUMLAH

xxxv
Skor awal ibu hamil : 2
Skor total : skor awal ibu hamil + faktor resiko I,II,III
Kehamilan Persalinan dengan Resiko
Kelomp Rujukan
Jmlh Perawat Rujuka Penolon
ok Tempat RD RD RT
skor an n g
resiko B R W
Rumah
Tidak
2 KRR Bidan Polinde Bidan
dirujuk
s
Polinde Bidan
6- Bidan, Bidan,
KRT s PKM/ dokte
10 dokter PKM
RS r
> Dokte
KRST Dokter RS RS
12 r

xxxvi
xxxvii
BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Kamis / 3 Oktober 2017
Waktu : 14.30 WIB
Tempat : Rumah Tn. H
Oleh : Aldea Zulfa Naulya
Data subyektif
a. Struktur dan Sifat Keluarga
a. Identitas Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Karyawan Toko Bangunan
Penghasilan : Rp 800.000,- / bulan
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Desa Watugong, RT 4 RW 3 Kelurahan Tlogomas
Kabupaten Malang

b. Data Anggota Keluarga


Tabel 3.1 Data Anggota Keluarga

Hub.
No Nama Umur L/P Agama Pendidikan Pekerjaan

1 Ny. M 32 th P Islam Istri SD IRT


Ibu
2 Ibu.H 55 th P Islam SD Tidak bekerja

3 Tn. H 24 th L Islam Suami SD Bekerja


Bapak
4 Tn. H 60 th L Islam SD Bekerja

5 An.M 11 th P Islam Anak 1 SD Sekolah

c. Genogram

38
Gb. 3.1 Genogram Keluarga Tn. H dan Ny. M

6 5 6 58
0 0 2
9
32 4
bl
3 112
6
Keterangan :
: Laki-laki : Suami pertama
: Perempuan : Suami Istri
: Keluarga yang tinggal satu rumah, keluarga yang dibina
: Anggota keluarga yang sudah meninggal
: Anggota keluarga yang memiliki tekanan darah tinggi
d. Pengambilan Keputusan
Dalam keluarga yang mengambil keputusan dan memutuskan suatu
permasalahan dalam keluarga adalah Tn. H dan Ny M. Keputusan yang dimiliki
Ibu akan disampaikan pada suami, dan keputusan terakhir yang digunakan adalah
keputusan bersama terutama untuk masalah kesehatan akan ibu pertahankan
pendapatnya. Jika suami tidak dapat mengambil keputusan tentang masalah, Tn. H
dan Ny M akan berdiskusi dengan keluarga Ny M.
e. Hubungan Dalam Keluarga
Hubungan antara keluarga baik. Tn. H selalu mendukung kehamilan yang
sedang dijalani Ibu. Antara Tn. H dan Ny. M hampir tidak pernah bertengkar, Tn.
H bersifat terbuka dalam menegur Ny. M jika ada yang tidak sesuai, dan Ny. M
tidak mudah marah saat ditegur.
f. Kebutuhan Sehari-hari
1) Kebutuhan Nutrisi
a) Untuk memenuhi nutrisi keluarga sehari-hari dengan memasak
sendiri dengan komposisi : nasi, sayur, ikan, tempe, tahu, telur. Namun ibu
tidak suka memakan sayur.
b) Tn. H dan anak mempunyai frekuensi makan yang teratur yaitu 3x
sehari. Ny. M biasa makan 1-2x dalam sehari, dan saat hamil Ibu porsi
makan ibu tetap tidak bertambah atau menurun.
2) Kebutuhan Istirahat
Kebiasaan istirahat keluarga tidak teratur tergantung pada kemauan dan
kesibukan masing-masing:
a) Tn. H jarang dan hampir tidak pernah tidur siang karena bekerja. Dan
biasanya malam tidur mulai jam 21.00 WIB sampai jam 05.30 WIB.
b) Ny. M pada siang hari tidur meskipun cuma 1 jam pada saat sebelum
hamil, saat hamil tidak bisa tidur siang. Pada malam hari Ny. M tidur pukul

39
23.00 WIB dan bangun pukul 05.00 WIB untuk menyiapkan kebutuhan
sekolah anak, sarapan minum anak dan suami.
c) An M pada siang hari jarang tidur, datang sekolah kira kira pukul
13.00-14.00 WIB, kemudian bermain bersama temannya, malam hari tidur
pukul 20.00 WIB bangun pukul 05.30 WIB, mandi siap siap, sarapan dan
berangkat sekolah.
d) Tn S pada siang hari tidak pernah tidur karena sampai sore bekerja di
sawah, malam hari tidur pukul 20.00 WIB bangun pukul 04.00 WIB untuk
membersihkan rumah dan berangkat ke sawah.
e) Ibu H pada siang hari jarang tidur dan malam hari tidur mulai pukul
21.00 WIB bangun pukul 04.00 untuk melakukan ibadah dan membantu
Ny. M.
3) Kebersihan Diri
Dalam sehari anggota keluarga mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari
menggunakan pasta gigi, Tn. H mengganti pakaian 2x setelah mandi, dan Ny.
M dan Ibu.S berganti baju 1/2x setelah mandi. Selama hamil, Ny. M selalu
berganti celana dalam saat merasa lembab atau setelah BAK jika celana dalam
basah.
4) Eliminasi
Pola BAB masing-masing anggota keluarga sama yaitu 1 x sehari. Sekarang
Ny. M BAB 1x dalam 2 atau 3 hari, Ny. M merasa sulit BAB.
5) Olah Raga
Ny. M melakukan olahraga dengan jalan-jalan, menyapu di sekitar rumahnya
selama 15 menit. Ibu menganggap bahwa pekerjaan sehari-harinya termasuk
olahraga.
Tn. H bekerja, dan menganggap pekerjaan sehari-harinya termasuk olahraga.
An M setelah pulang sekolah sering berenang di sungai bersama teman
temannya dan itulah olahraganya.
Ibu H biasanya membersihkan pekarangan belakang rumah. Beliau
menganggap bahwa pekerjaannya sudah termasuk olahraga.
Tn S bekerja di sawah, dan menggap kegiatan tersebut sudah cukup sebagai
olahraga.
6) Rekreasi
Ibu beserta seluruh anggota keluarga tidak pernah berekreasi karena anak
sekolah, suami bekerja, ibu Ny M sudah lansia, dan bapak Ny M juga bekerja
di sawah. Biasanya keluarga menghabiskan waktu bersama duduk di plester
ruang tamu.
Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi
1) Penghasilan
Setiap bulan Tn. H mendapat menghasilan Rp. 800.000, 00 yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ny. M bekerja memasak ditempat orang
40
jual lalapan, namun di kehamilannya ini ibu memutuskan untuk libur terlebih
dahulu. Tn. H memiliki kepercayaan pada Ny. M untuk mengatur keuangan
keluarga.
2) Pendidikan
Tn. H lulusan SD dan sekarang bekerja menjadi karyawan di Toko Bangunan,
Ny. M lulusan SD dan sekarang tidak bekerja. Tn S lulusan SD dan bekerja di
sawah , Ibu H lulusan SD di rumah saja.
3) Suku dan Agama
Tn. H, Ny. M dan Tn S, Ibu H adalah sama-sama suku jawa dan beragama
Islam.
4) Hubungan dengan Keluarga
Hubungan anggota keluarga terjalin baik, jika ada masalah diselesaikan dengan
musyawarah, dan Ny. M menuruti perkataan suami namun untuk keputusan
tetap dirundingkan bersama.
g. Faktor Lingkungan
1) Perumahan
Rumah yang ditempati Tn. H adalah milik sendiri, dengan luas tanah 50 m2, dan
luas bangunan 4o m2, dan terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang TV,
1 dapur. Ventilasi rumah berupa jendela terbuka dengan sirkulasi udara dan
cahaya cukup. Kamar mandi di dalam rumah dan ada wc. Memiliki teras..
Gambar 3.1 Denah Rumah Tn. J

TERAS

RUANG TAMU

KAMAR TIDUR

R.TV &
R.KELUARGA
KAMAR TIDUR

DAPUR WC

41
2) Jenis Bangunan
Lantai rumah depan dari keramik, lantai rumah belakang dari semen, dinding
depan tembok, dan dinding samping dan belakang rumah dari tembok, ventilasi
jendela terbuka, penerangan listrik, cahaya masuk cukup.
3) Kebersihan
Halaman rumah cukup bersih, keadaan rumah juga cukup bersih.
4) Pemakaian Air
Air berasal dari air sumur bor yang dialirkan melalui pipa dan disalurkan ke
tiap-tiap rumah warga dengan membeli. Keadaan air jernih, tidak berbau dan
tidak berasa.
5) Jamban Keluarga
Terdapat jamban keluarga di dalam rumah sendiri.
6) Pembuangan Limbah
Pembuangan limbah di sungai.
7) Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah daun daun dibuang di lubang sampah berada di belakang
rumah kemudian dibakar.
8) Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Tn. H terbiasa ke bidan bila sakit dan Ny. M jika tidak kunjung
sembuh pergi ke puskesmas terdekat.
9) Psikologis
Ny M anggota keluarga yang paling senang bergurau dari pada ibu bapaknya
yang selalu terlihat serius.
h. Keadaan Kesehatan Keluarga
1) Tn. H tidak pernah sakit hingga harus di rawat di Rumah Sakit, hanya
menderita panas dingin, panas dingin.
2) Ny. M pernah di rawat di Rumah Sakit setelah menajalani kuretase dan operasi
tiroid.
3) An M tidak pernah di rawat di Rumah Sakit.
4) Tn S tidak pernah di rawat di Rumah Sakit.
5) Ibu H tidak pernah di rawat di Rumah Sakit. Ibu sekarang menderita penyakit
darah tinggi.
i. Riwayat Kehamilan
Pada kehamilan pertama, ibu melahirkan dengan proses SC karena KPD
di RS Unisma dengan bayi perempuan, BBL 3800 gr, dan sehat . Selang 11 tahun
Ibu Hamil anak kedua, pada kehamilan kedua ibu mengalami mual muntah hingga
nafsu makan berkurang dan mengalami keguguran saat usia kandungan menginjak
4 bulan kemudian dilakukan kuretase di RSI Unisma dan opname selama 2 hari.
Saat ini ibu sedang hamil dan sekarang usia kehamilan ibu 7 minggu. Ibu tes darah
dan Hb saat hamil. Ibu jarang memeriksakan kehamilannya di posyandu dan bidan
karena ibu khawatir seperti anak sebelumnya yang mengalami keguguran.
42
Kemudian ibu memutuskan periksa dipuskesmas karena terdapat nyeri di perut
samping kanan bawah.
Hasil lab : Tanggal 03/10/2017
Darah Lengkap : Hemoglobin 8,3gr/dl L 12,0-17,0 P 12,0-16,0
Lekosit 4500sel/mm3 4000-10000
Hematokrit 27,7% 37,0-50,0
Trombosit 234.000sel/mm3 150000-450000
Eritrosit 4,05jt sel/mm3 L 4,5-5,8jt P 3,8-5,4jt
j. Riwayat Persalinan
Persalinan pertama pada usia kehamilan 2 bulan ibu merasakan mual muntah,
sulit tidur. Ibu mengatakan jarang memeriksakan kehamilannya dibidan atau
pelayanan kesehatan lainnya kecuali jika dirasa ada keluhan. Ibu melahirkan
secara SC di Rumah Sakit Unisma, dikarenan ketuban pecah dini. Bayi lahir
dengan penolong dokter, lahir dengan BB lahir 3800 gram berjenis kelamin
perempuan. Dan saat ini berusia 11 tahun.
Kedua, tahun 2016 ibu mengalami keguguran saat janin dalam kandungan
berusia 4 bulan. 2 hari ibu mengalami flek flek kemudian periksa ke
puskesmas Dinoyo dan dirujuk ke Unisma dan dilakukan Kuretase dan
opname selama dua hari. Kemudian rawat jalan.

k. Riwayat Nifas
Ibu tidak mengalami perdarahan, demam maupun kejang.
l. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama menggunakan KB suntik 3
bulan, kemudian tidak mens selama kurang lebih 6 bulan, akhirnya berhenti KB.
Setelah keguguran 4 bulan anak ke dua ibu menggunakan KB kalender selama 2
bulan . Dan juga akhirnya berhenti karena sudah takut mengikuti KB lainnya.
m. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 13 tahun
2) Siklus : 28 hari
3) Lama : 4-5 hari
4) Banyaknya : 1-2 x ganti pembalut
5) Keluhan : Nyeri perut bagian Bawah Kanan
6) HPHT : 15-08-2017
7) TP : 22-05-2018
n. Riwayat Perkawinan
1) Usia pertama kali menikah : suami : 35 tahun, istri : 20 tahun
2) Lama menikah : 7 tahun
3) Status pernikahan : sah
4) Kawin ke : suami : 2, istri : 1
5) Usia Menikah lagi : Ny M : 32 tahun, Tn H : 24 tahun.

o. Profil Kegiatan dalam Keluarga

43
Tabel 3.2 Profil Kegiatan dalam Keluarga
Pelaku
Tipe Kegiatan
Kegiatan

Bapak Kandung
Ibu Kandung

Repro-duktif
Pro-duktif
Waktu Kegiatan

Suami

Sosial
Anak
Istri
04.00 Bangun tidur
04.30 Shalat subuh
05.00 Berbelanja
05.30 Memasak
06.00 Mandi
06.30 Makan pagi
07.00 Berangkat Kerja, sekolah
07.30 Mencuci piring
08.00 Membereskan rumah
Menyapu teras dan
08.30
pekarangan belakang rumah
09.00 Mencuci baju
10.00 Menonton TV dan bersantai
11.00 Memasak untuk siang
11.30 Setrika baju
12.00 Sholat dhuhur
12.30 Tidur siang
13.30 Pulang kerja
14.00 Menyiapkan makan suami
14.30 Makan siang
15.00 Mencuci piring
15.30 Sholat ashar
16.00 Mandi
16.30 Kegiatan di masyarakat
17.30 Menonton TV
18.00 Sholat magrib
18.30 Menyiapkan makan malam
19.00 Makan malam
19.30 Menonton TV
21.00 Tidur malam
Analisa PProfil Kegiatan Keluarga, dari 30 kegiatan yang dilakukan 17 kegiatan
dilakukan oleh Tn. H dan 23 kegiatan dilakukan oleh Ny. M. Meskipun lebih
dominan Ny. M yang melakukan kegiatan sehari-hari, Ny.M tidak merasa
keberatan dengan tugas sebagai ibu rumah tangganya. 17 kegiatan dilakukan Ibu
Kandung Ny. M, membantu kegiatan yang dilakukan oleh Ny.M

44
Data obyektif
Kunjuangan 1
Hari/Tanggal : 03 Oktober 2017
Pukul : 15.30 WIB
a. Tn. H
Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tekanan Darah: 110/70 mmHg
4) Nadi : 76 x/mnt
5) Pernafasan : 22 x/mnt
6) BB : 62 kg
7) TB : 160 cm

b. Ny. M
Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) TD : 110/80 mmHg
4) BB sebelum hamil : 64 kg
5) BB saat ini : 65 kg
6) TB : 144 cm
7) LILA : 27 cm
Pemeriksaan fisik
Mata : Simetris, konjungtiva pucat,sklera putih,
tidak ikterus
Mulut : Bersih, tidak caries, bibir sedikit kering , pucat
Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, dan tidak
ada pembengkakan kelenjar tiroid (bekas
operasi tiroid)
Dada : Simetris, puting susu menojol, tidak teraba
benjolan, kolostrum belum keluar.
Abdomen :
Leopold I : Belum Teraba
Leopold II : Tidak dilakukan
Leopold III : Tidak dilakukan
Mc Donald : Belum Teraba
TBJ = (26-11) x 155 gram = 2325 gram
Ekstermitas : Tidak terdapat oedema atas bawah dan varises.
c. Bapak S
Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Komposmentis
3) Tekanan Darah : 120/80 mmHg
4) Nadi : 80x/m
5) Pernapasan : 22x/m
6) BB,TB : 67 kg, 160cm
d. Ibu H

45
Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Komposmentis
3) Tekanan Darah : 150/90 mmHg
4) Nadi : 88 x/mnt
5) Pernafasan : 20 x/mnt
6) BB : 49 kg
7) TB : 137 cm
e. Anak M
Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tekanan Darah : 100/60mmHg
4) Nadi : 84x/m
5) Pernafasan : 20x/m
6) BB, TB : 35kg, 137cm
3.1 MENENTUKAN DIAGNOSA / MASALAH
Tabel 3.3 Menentukan Diagnosa dan Masalah
Data Masalah Kesehatan
-Pada persalinan pertama, ibu Kurangnya pengetahuan
mengalami Ketuban Pecah Dini keluarga tentang kehamilan
sehingga dirujuk ke RS dan Operasi resiko tinggi.
SC.
-Pada kehamilan kedua ibu
mengalami keguguran usia
kandungan 4 bulan dan dilakukan,
kuretase.
-Selang 2 bulan kemudian ibu hamil
kembali dengan usia kandungan 7
minggu. Dengan jarak terlalu dekat
<2th hamil lagi.
-Pada hasil Lab Darah lengkap
Hemoglobin ibu 8,3gr/dl
L 12,0-17,0 P 12,0-16,0 (Anemia
berat)
-Ibu mengeluh sakit pada bagian Kurangnya pengetahuan
perut bawah kanan tentang ketidak nyamanan
yang dialami Ibu pada
kehamilannya

Skoring Masalah

46
1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang kehamilan resiko tinggi

Tabel 3.4 Skoring Masalah 1


No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah, Ketidaktahuan dan
skala: memerlukan penyuluhan
x1 1
segera
Ancaman
kesehatan
2. Kemungkinan Masalah mudah diubah
masalah dapat dengan penyuluhan yang
diubah, skala : x2 2 tepat.

Dengan
mudah
3. Potensi Masalah dapat diubah
masalah untuk dengan penyuluhan yang
dicegah, x1 1 tepat terutama partisipasi
skala: keluarga dalam
mendukungnya.
Tinggi
4. Menonjolkan Keluarga mengenal
masalah, masalah itu, dan keluarga
skala: merasa masalah tersebut
x1 1
harus terselesaikan.
Masalah berat
harus
ditangani
Total skor 5

2. Kurangnya pengetahuan tentang ketidaknyamanan yang dialami Ibu pada


Kehamilannya.

Tabel 3.5 Skoring Masalah 2


No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah, Ketidaknyamanan dapat
skala: mengganggu aktivitas ibu
x1
dan dapat berdampak pada
Kurang sehat
kesehatan Ibu
2. Kemungkinan 1 Masalah hanya sebagian
x2
masalah dapat dapat diubah dengan

47
diubah, skala : penyuluhan yang tepat.

Hanya
sebagian
3. Potensi Masalah dapat diubah
masalah untuk dengan penyuluhan yang
dicegah, x1 tepat terutama partisipasi
skala: keluarga dalam
mendukungnya.
Cukup
4. Menonjolkan Keluarga mengenal
masalah, masalah itu, tetapi
skala: keluarga tidak melihatnya
x1 sebagai masalah yang
Masalah tidak
harus ditangani segera.
perlu segera
ditangani
Total skore 3

Prioritas masalah

Dari skoring masalah, didapatkan prioritas masalah sebagai berikut:


Tabel 3.8 Prioritas Masalah
No. Masalah Jumlah skor
1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang kehamilan resiko 5
tinggi.
2. Kurangnya pengetahuan ibu tentang ketidaknyamanan yang
3
dialami Ibu pada kehamilannya.

48
49
Masalah
Masalah perawatan Sasaran Tujuan Perawatan Tindakan Perawa
kesehatan

1 2 3 4 5
Kurangnya
pengetahuan
tentang
bahaya
anemia bagi
Identfikasi masalah keluarga (pengkajian data)
ibu hamil

Kurangnya pengetahuan Setelah - Setelah tndakan, ibu - Mengucapkan


tentang masalah anemia tndakan/ dan keluarga dapat dan me
bagi ibu hamil asuhan, mengert mengetahui hubungan baik
keluarga dapat bahaya rokok bagi tercipta hub
mengambil kesehatan ibu dan janin yang kooperatf
tndakan yang - Dapat menyebutkan pengkaji dan kel
- Memberi
tepat agar ibu bahaya apa saja yang
pengetahuan te
dan bayi dapat mungkin akan dialami
bahaya meroko
terhindar dari ibu dan janin.
perokok aktf
bahaya asap - Dapat menyebutkan
perokok pasif.
rokok. tndakan apa saja yang
- Menganjurkan
harus dilakukan agar
untuk mela
ibu dan janin terhindar
tndakan yang
dari bahaya sebagai
menghindari ib
perokok pasif.
janin dari b
rokok.

50
Kurangnya pengetahuan Setelah - Setelah tndakan, ibu - Mengucapkan
tentang bahaya rokok tndakan dan keluarga dapat dan me
bagi ibu hamil sebagai /asuhan, mengert mengetahui hubungan baik
perokok pasif. keluarga dapat bahaya rokok bagi tercipta hub
melaksanakan kesehatan ibu dan janin yang kooperatf
anjuran yang - Dapat menyebutkan pengkaji dan kel
- Memberi
telah diberikan bahaya apa saja yang
pengetahuan te
agar ibu dan mungkin akan dialami
bahaya meroko
janin dapat ibu dan janin.
perokok aktf
terhindar dari - Dapat menyebutkan
perokok pasif.
bahaya sebagai tndakan apa saja yang
- Menganjurkan
perokok pasif. harus dilakukan agar
untuk mela
ibu dan janin terhindar
tndakan yang
dari bahaya sebagai
menghindari ib
perokok pasif.
janin dari b
rokok.

Evaluasi tndakan/asuhan yang telah diberikan

51
Penurunan
nafsu makan
ibu hamil
akibat mual
muntah.
Identfikasi masalah keluarga (pengkajian data)

Penurunan nafsu makan Setelah - Setelah tndakan, ibu dan - Mengucapkan


ibu hamil akibat mual tndakan/ keluarga dapat mengert dan me
muntah. asuhan, saat hamil ibu harus hubungan baik
keluarga dapat mendapat nutrisi yang tercipta hubungan
mengambil cukup untuk tumbuh kooperatf
tndakan yang kembang ibu dan juga pengkaji dan kelua
- Memberi penget
tepat agar ibu janin dalam kandungan.
tentang pent
dan janin dapat - Dapat menyebutkan apa
pemenuhan nutri
tumbuh dan saja yang akan terjadi
ibu dan janin,
berkembang pada ibu dan bayi apabila
mengantsipasi
dengan sehat. ibu kekurangan nutrisi.
penurunan
- Dapat menjelaskan cara
makan saat
untuk mengantsipasi
muntah.
kurangnya nafsu makan
saat mual dan muntah.

52
Penurunan nafsu makan Setelah - Setelah tndakan, ibu dan - Mengucapkan
ibu hamil akibat mual tndakan/ keluarga dapat mengert dan me
muntah. asuhan, saat hamil ibu harus hubungan baik
keluarga dapat mendapat nutrisi yang tercipta hubungan
mengambil cukup untuk tumbuh kooperatf
tndakan yang kembang ibu dan juga pengkaji dan kelua
tepat agar ibu janin dalam kandungan.
- Memberi penget
dan janin dapat - Dapat menyebutkan apa
tentang pent
tumbuh dan saja yang akan terjadi
pemenuhan nutri
berkembang pada ibu dan bayi apabila
ibu dan janin,
dengan sehat. ibu kekurangan nutrisi.
mengantsipasi
- Dapat menjelaskan cara
penurunan
untuk mengantsipasi
makan saat
kurangnya nafsu makan
muntah.
saat mual dan muntah.

Evaluasi tndakan/asuhan yang telah diberikan

53
A. Pelaksanaan
Waktu Masalah Kesehatan Implementasi

03-10-2017 - - M
Pukul :
emperkenalkan diri pada keluarga.
14.30 WIB
- M
enjelaskan tujuan kunjungan.
- M
elakukan Pengkajian.
- M
embuat janji untuk melakukan
kunjungan untuk pengamatan.
10-10-2017 Kurangnya - Mengucapkan salam dan membina
Pukul :
pengetahuan tentang hubungan baik agar tercipta hubungan
08.00 WIB
bahaya anemia berat yang kooperatf antara pengkaji dan
pada ibu hamil keluarga.
- Melakukan pemeriksaan terhadap
keluhan yang dirasakan.
- Memberi pengetahuan tentang bahaya
kadar hemoglobin yang sangat rendah
bagi kesehatan ibu dan janin.
- Menganjurkan ibu untuk segera
membuat keputusan bersama suami
tentang cara mengantsipasi bahaya
anemia berat pada ibu dan janin.
11-12-2016 Penurunan Nafsu - Mengucapkan salam dan membina
Pukul :
Makan akibat Mual hubungan baik agar tercipta hubungan
18.00 WIB
Muntah. yang kooperatf antara pengkaji dan
keluarga.
- Melakukan pemeriksaan terhadap
keluhan yang dirasakan.
- Memberi pengetahuan tentang
pentngnya nutrisi bagi ibu dan janin
khususnya pada usia kehamilan muda.

1
- Memotvasi Ibu untuk makan teratur
dengan pola gizi seimbang dengan
makan sedikit tapi sering.

B. Evaluasi
Tanggal Masalah Kesehatan Implementasi

03-10-2017 Kurangnya S : Ibu mengatakan mengert dan


Pukul :
pengetahuan tentang telah mendiskusikan dengan
14.30 WIB
bahaya anemia berat suami tentang cara
pada ibu hamil. mengantsipasi bahaya
penurunan kembali
hemoglobin yang berpengaruh
pada kesehatan ibu dan janin.
O : Suami telah ikut serta
mengatur makanan yang
dikonsumsi ibu, dengan
membelikan sayuran, makanan
kombinasi sayur karena ibu
tdak mengkonsumsi sayur
sebelumnya.
A : Masalah sudah teratasi.
P : Anjurkan suami untuk tetap
turut serta dalam menjaga
kesehatan ibu dan janin,
berkontribusi untuk
meingkatkan kadar
hemoglobin ibu dengan tetap
meberikan sayuran.

2
Penurunan Nafsu S : Ibu mengatakan dapat
Makan akibat Mual menegrt tentang manfaat
Muntah. pemberian nutrisi yang cukup
untuk kesehatan ibu dan janin.
O : Ibu telah mencoba untuk
makan sedikit demi sedikit
tetapi sering kali (5- 6 kali
dalam sehari)
A : Masalah sudah teratasi.
P : Anjurkan ibu untuk terus
melakukan hal itu apabila mual
muntah masih terasa.

Вам также может понравиться