Вы находитесь на странице: 1из 6

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: 2252-9454

Vol. 6, No. 3, pp. 476- 481, July 2017

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBASIS


BLENDED LEARNING PADA MATERI POKOK KIMIA UNSUR

DEVELOPMENT OF GUIDED INQUIRY STUDENT WORK SHEET BASED ON BLENDED


LEARNING ON CHEMICAL ELEMENTS TOPIC

Pipit Tri Rahma dan Kusumawati Dwiningsih


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya
email: pipittrirahma@gmail.com
Abstrak
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kelayakan Lembar Kerja Siswa (LKS) Model
Inkuiri Terbimbing berbasis blended learning ditinjau dari segi kelayakan teoritis dan segi kelayakan
empiris pada materi pokok kimia unsur. Sasaran penelitian ini adalah 10 siswa SMA Negeri 1
Menganti. Rancangan penelitian menggunakan desain One Group Pretest-Postest. Hasil analisis data
menunjukan bahwa Lembar Kerja Siswa ini layak digunakan dengan prosentase kelayakan sebesar
83%. Ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 70% pada kategori sedang dan 30% pada kategori
tinggi. Berdasarkan hasil uji coba, Lembar Kerja Siswa (LKS) model inkuiri terbimbing berbasis
blended learning layak untuk di terapkan untuk pembelajaran kimia
Kata kunci: Lembar Kerja Siswa, model inkuiri terbimbing, blended learning, kimia unsur

Abstract
This research is aimed to determine the feasibility of student worksheet with guided inquiry model
based on blended learning in terms of the theoretical feasibility and empirical feasibility on chemical
elements topic. The sample of this research is 10 students of SMA Negeri 1 Menganti. The research
design used is One Group Pretest-Posttest design. The results of data analysis showed that the Student
Worksheet is appropriate to use the eligibility percentage of 83%. The completeness of student
learning outcomes reached 70% in the moderate category and 30% in the high category. Based on the
test results, the student worksheet with guided inquiry model based blended learning eligible to apply
in chemistry study.
Keyword: student worksheet, guided inquiry model, blended learning, chemical elements

karakteristik e-learning bersifat jaringan, yang


PENDAHULUAN membuatnya mampu untuk dapat memperbaiki
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan secara cepat, menyimpan atau juga
merupakan dua hal yang saling berkaitan. Pada memunculkan kembali, mendistribusikan, serta
dasarnya, perkembangan tekologi yang saat ini berbagi pembelajaran dan informasi [1]. Internet
telah tumbuh menjadi sangat pesat merupakan berperan penting dalam memberikan pengayaan
wujud dari kemajuan ilmu pengetahuan. Manusia dan media komunikasi antara peserta didik dengan
yang pada dasarnya cenderung tidak pernah puas pendidik, sesama peserta didik, maupun peserta
akan berusaha menciptakan teknologi-teknologi didik dengan sumber lain [2].
baru yang dapat menunjang kesejahteraannya. Hal Dalam aplikasinya, sistem pembelajaran
ini dibuktikan dengan peralatan- peralatan canggih menggunakan e-learning tergolong belum
yang semakin menjamur di masyarakat. Setiap maksimal. Hal ini disebabkan oleh lemahnya
inovasi dari peralatan tersebut didesain agar kualitas dan kontrol terhadap metode pendidikan
memberikan banyak kemudahan bagi e-learning seperti belum mampunya siswa dalam
penggunanya. mengelola waktu dan memproses informasi secara
Inovasi yang muncul akibat perkembangan mandiri. Hal ini menyebabkan pembelajaran
IPTEK tersebut dapat dirasakan oleh seluruh secara tatap muka menjadi alternatif yang paling
sektor kehidupan, termasuk pada sektor tepat dalam memfasilitasi siswa untuk belajar.
pendidikan. Bukti nyata ditunjukkan dengan Pembelajaran tatap muka merupakan
terciptanya sistem e-learning yang diyakini pembelajaran yang sangat umum berlangsung saat
memiliki dampak positif dalam menunjang sistem ini. Pembelajaran dengan sistem tatap muka
pembelajaran. Rosenberg mengungkapkan bahwa memungkinkan terjadinya interaksi yang
UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6, No. 3, pp. 476- 481, July 2017

maksimal dalam proses pembelajaran. Namun, dalam mengukur atau menilai keaktifan siswa
dalam hal penyampaiannya pembelajaran secara dalam proses pembelajaran jarak jauh [7].
tatap muka cenderung membutuhkan waktu yang Lembar kerja siswa dalam suatu
lama, terlebih apabila dalam proses pembelajaran pembelajaran merupakan media pembelajaran
terdapat suatu aktivitas motorik seperti praktikum. yang berkedudukan penting karena dapat
Masalah yang demikian ini dapat berakibat pada memfasilitasi siswa dalam memahami materi.
ketidakefektifan pembelajaran. Pada dasarnya pemahaman siswa akan lebih
Munir menyatakan bahwa kekurangan bermakna apabila siswa mampu menemukan
waktu yang terjadi di kelas dapat diatasi dengan sendiri konsep dari materi yang dipelajari. Hal ini
pembelajaran online. Dalam pembelajaran online sesuai dengan teori konstruktivis, dimana siswa
dapat tercipta suatu komunikasi yang interaktif harus membangun sendiri pengetahuan yang
antara guru dan siswa. Pembelajaran ini dimilikinya. Dalam hal ini, guru hanya berperan
merupakan pemanfaatan dari teknologi informasi sebagai fasilitator dalam memberikan kesempatan
dan komunikasi dengan memanfaatkan media bagi siswa untuk menemukan atau
komputer dan internet [3]. mengembangkan pengetahuan mereka.
Blended learning merupakan kombinasi Bahan ajar yang ditemukan di sekolah
pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran kurang membuat siswa paham terhadap materi
online yang bertujuan untuk melengkapi yang diajarkan. Salah satu faktor yang mendasari
pembelajaran satu sama lain [4]. Karakteristiknya masalah ini adalah ketidaksesuaian lembar kerja
adalah mengijinkan pembelajaran synchronous siswa dengan kebutuhan siswa. Dalam membuat
(bergantung pada waktu) dan asynchronous (tidak suatu bahan ajar seperti LKS akan lebih baik bila
bergantung pada waktu), sehingga pengembangan dikondisikan dengan karakter, kemampuan, dan
perangkat pembelajaran yang didesain pengalaman siswa, sehingga siswa akan lebih
menggunakan blended learning dapat mudah dalam menemukan konsep materi dan
mempermudah siswa dalam pengkondisian online mengkonstruksi pemahamannya terhadap materi
dan offline saat pembelajaran [5]. tersebut [8]. Perangkat pembelajaran berbasis
Perangkat pembelajaran yang akan blended learning pada dasarnya digunakan untuk
dikembangkan merupakan lembar kerja siswa meningkatkan kualitas hasil belajar [9].
(LKS) pada materi pokok kimia unsur. Kimia Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
unsur merupakan salah satu pokok bahasan pada bermaksud menggagas ide mengenai lembar kerja
pembelajaran kimia di SMA yang memiliki siswa berbasis blended learning pada materi
karakteristik memuat materi yang banyak pokok kimia unsur. Tujuannya adalah untuk
mengenai sifat fisika dan kimia, kegunaan, serta memperoleh bahan ajar LKS yang sesuai dengan
asal mula unsur serta cenderung tidak banyak kebutuhan siswa sehingga dapat memandu siswa
melibatkan perhitungan [6]. Materi yang diberikan dalam menemukan konsep materi dan
pada siswa kelas XII ini dapat dipelajari dengan mengembangkan konsep yang telah ditemukan.
banyak membaca serta menelaah, sehingga dalam Agar dapat mencapai luaran yang diharapkan,
mempelajari kimia unsur diperlukan konsentrasi maka dilakukan uji kelayakan secara empiris
dan ketelatenan dalam belajar. Permasalahan berupa uji coba terbatas. Dengan demikian, dapat
umum yang dihadapi siswa adalah kurangnya diketahui kelayakan LKS kimia unsur yang
minat baca yang umumnya dipicu oleh banyaknya dikembangkan dilihat dari segi isi serta respon
materi dan pendidik hanya menyampaikan materi siswa.
sekilas karena harus mengejar materi lain untuk
persiapan ujian nasional. METODE
Adanya pengembangan lembar kerja siswa Penelitian yang dilaksanakan adalah
ini bertujuan untuk mendorong siswa agar lebih penelitian pengembangan menggunakan model
termotivasi dalam belajar secara mandiri. Sistem pengembangan 4-D menurut Thiagarajan [10].
online yang bersifat fleksibel dalam blended Sasaran penelitian adalah 10 siswa kelas XII (dua
learning dapat memudahkan siswa dalam belas) SMA Negeri 1 Menganti-Gresik. Siswa
mengakses informasi terkait materi pembelajaran. dipilih secara heterogen berdasarkan tingkat
Sementara sistem offline (tatap muka) dapat kemampuan akademiknya, yaitu 3 siswa kelompok
dijadikan sarana bagi guru untuk menjelaskan atas (kemampuan akademik baik), 4 siswa
konsep yang belum dipahami siswa sehingga kelompok tengah (kemampuan akademik cukup),
waktu dalam kegiatan pembelajaran menjadi dan 3 siswa kelompok bawah (kemampuan
efektif. Sistem online juga memungkinkan guru akademik kurang). Rancangan penelitian ini
mengacu pada desain penelitian One Group
UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6, No. 3, pp. 476- 481, July 2017

Pretest-Postest Design, yaitu eksperimen yang siswa dan efektifitas lembar kerja siswa yang
dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa dikembangkan. N-gain diperoleh melalui rumus:
kelompok pembanding.
Setelah penelitian dilakukan maka dinalisis
Observasi Aktivitas Siswa dan Respon siswa.
Observasi aktivitas siswa dianalisis untuk Dimana:
memberikan gambaran mengenai aktivitas siswa Spost = Nilai posttest
pada saat uji coba berlangsung. Angket respon Spre = Nilai pretest
siswa digunakan untuk seberapa besar respon Smaks = Nilai maksimal
siswa terhadap pembelajaran kimia unsure Nilai N-gain yang diperoleh selanjutnya
menggunakan LKS berbasis inkuiri yang diinterpretasikan kedalam kategori peningkatan
dikembangkan. Analisis ini didasarkan pada pada tabel 3. berikut:
analisis menggunakan skala Guttman. Tabel 3 Kategori N-gain
Tabel 1 Skala Guttman Nilai N-gain Kategori
Respon siswa Skor g > 0,70 Tinggi
Ya 1 0,30 < g 0,70 Sedang
Tidak 0 g 0,30 Rendah

Data yang diperoleh selanjutnya dihitung HASIL DAN PEMBAHASAN


menggunakan rumus perhitungan persen yaitu: Hasil penelitian pengembangan lembar
kerja siswa model inkuiri terbimbing berbasis
blended learning pada materi pokok kimia unsur
diuraikan di bawah ini:
Hasil dan Analisis Data Hasil Uji Kelayakan
Hasil validasi oleh dua orang validator yaitu
dosen dan guru kimia ditunjukkan oleh diagram 1.
Analsis hasil belajar ini diperoleh dari sebagai berikut:
pretest dan posttest yang dilakukan untuk
mengetahui kelayakan lembar kerja siswa yang
dikembangkan berdasarkan hasil belajar siswa
secara individu. Penilaian hasil belajar ini
didasarkan pada Permendikbud No. 104 Tahun
2014 [11]. Hasil pretest dan posttest siswa
dianalisis menggunakan rumus berikut:

Tabel 2 Rentang Penilaian Kompetensi Gambar 1 Hasil Validasi LKS


Pengetahuan Berdasarkan analisis hasil validasi,
Rentang Angka Huruf diperoleh presentase penilaian secara keseluruhan
3,85- 4,00 A sebesar 83%. Berdasarkan tabel 4. Maka
3,51- 3,84 A- dinyatakan bahwa presentase ini termasuk dalam
3,18- 3,50 B+ kategori sangat layak. Dengan demikian, lembar
2,85- 3,17 B kerja siswa model inkuiri terbimbing berbasis
2,51- 2,84 B- blended learning yang dikembangkan layak
2,18- 2,50 C+ digunakan sebagai media belajar siswa.
Tabel 4 Interpretasi skor kelayakan
1,85- 2,17 C
Presentase Kategori
1,51- 1,84 C-
(%)
1,18- 1,50 D+ 0 20 Buruk sekali
1,00- 1,17 D 21 40 Buruk
41 60 Cukup layak
Selanjutnya dilakukan perhitungan N-gain 61 80 Layak
untuk dapat menyatakan peningkatan hasil belajar 81 100 Sangat layak
UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6, No. 3, pp. 476- 481, July 2017

Hasil dan Analisis Observasi Aktivitas serta


Respon Siswa
Kegiatan observasi aktivitas siswa
dilakukan oleh dua orang pengamat yang
penilaiannya menggunakan instrumen lembar
observasi siswa dengan mengamati aktivitas siswa
selama uji coba terbatas berlangsung. Hasil
analisis observasi aktivitas siswa adalah sebagai
berikut:
Tabel 5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kriteria
Positif

Hasil dan Analisis Ketuntasan Hasil Belajar


Hasil analisis ketuntasan hasil belajar adalah
sebagai berikut:
Tabel 8 Hasil Tes Belajar Siswa Materi Alkali
No Nama Nilai Nilai N- Kateg
Siswa Pretest Posttest gain ori
1 SK 2,93 3,47 0,50 Sedan
g
2 WK 0,53 2,67 0,62 Sedan
g
Tabel 6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kriteria
3 VN 1,60 3,47 0,78 Tinggi
Negatif
4 DN 0,53 2,67 0,62 Sedan
g
5 FR 0,00 3,09 0,77 Tinggi
6 ZP 0,00 2,10 0,52 Sedan
g
7 NR 1,60 3,09 0,62 Sedan
g
8 ER 1,60 2,67 0,46 Sedan
g
9 DS 2,67 3,20 0,40 Sedan
g
Selanjutnya untuk angket respon siswa 10 MF 0,00 1,60 0,40 Sedan
digunakan untuk mengetahui kepraktisan lembar g
kerja siswa yang dikembangkan. Data hasil
analisis angket respon siswa adalah sebagai Berdasarkan tabel 8 tentang hasil belajar
berikut: siswa materi alkali, menunjukkan bahwa seluruh
Tabel 7 Hasil Angket Respon Siswa siswa mengalami peningkatan hasil belajar.
Apabila dianalisis menggunakan N-gain, maka
sebanyak 80% siswa mengalami peningkatan
dengan kategori sedang, sementara sebanyak 20%
siswa mengalami peningkatan dengan kategori
tinggi. Hasil yang diperoleh ini sesuai dengan
pernyataan Bath dan Bourke
menyatakan,Blended learning is about effectively
integrating ICTs into course design to enhance the
teaching and learning experiences for students
and teachers [12]. Pendapat tersebut menyatakan
UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6, No. 3, pp. 476- 481, July 2017

bahwa blended learning dinyatakan efektif dalam Saran


mengintegrasikan TIK kedalam desain 1. Peneliti ini hanya dilakukan hingga tahap uji
pembelajaran untuk meningkatkan pengalaman coba terbatas. Untuk memperoleh informasi
belajar mengajar bagi siswa dan guru. Hal ini lebih mengenai lembar kerja yang
sesuai dengan tabel 3 tentang kategori perolehan dikembangkan ini, maka diperlukan penerapan
N-gain. dalam proses pembelajaran yang sebenarnya.
Tabel 9 Hasil Tes Belajar Siswa Materi Alkali 2. Dalam pembelajaran online forum diskusi
Tanah kurang berjalan maksimal sehingga harus
No Nama Nilai Nilai N- Kategori dilakukan pengkondisian siswa agar forum
Siswa Pretest Posttest gain diskusi online dapat bermanfaat bagi siswa.
1 SK 1,87 3,47 0,75 Tinggi
2 WK 0,53 2,40 0,54 Sedang DAFTAR PUSTAKA
3 VN 1,07 3,20 0,72 Tinggi 1. Rosenberg, Marc. J. (2001). E-Learning :
4 DN 1,60 3,47 0,78 Tinggi Strategies For Delivering Knowledge In The
5 FR 1,07 2,67 0,55 Sedang Digital Age. USA : McGraw-Hill Companies.
6 ZP 1,07 2,93 0,63 Sedang
7 NR 1,07 2,40 0,33 Sedang 2. Dwiningsih, Kusumawati, Sukarmin, Muchlis,
8 ER 1,60 2,93 0,76 Tinggi dan Rusli Hidayah. 2015. Pembelajaran Kimia
9 DS 0,53 2,10 0,45 Sedang Anorganik Berbasis Web Lite Course. Molucca
10 MF 1,07 2,10 0,35 Sedang Journal of Chemistry Education, Vol. V No. 2;
hal. 22- 30.
Dalam tabel 6. tentang hasil belajar siswa
pada materi alkali tanah, menunjukkan bahwa 3. Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh
seluruh siswa mengalami peningkatan dengan Berbasis Teknolohi Informasi dan Komunikasi.
kategori sedang hingga tinggi. Kategori tersebut Bandung: Alfabeta.
dianalisis berdasarkan N-gain, bahwa sebanyak
60% siswa mengalami peningkatan hasil belajar 4. Dwiningsih, Kusumawati, Sukarmin, dan
dengan kategori sedang, sementara 40% siswa Muchlis. 2016. Pengaruh Self Regulated
mengalami peningkatan dengan kategori tinggi. Learning terhadap Hasil Belajar Kognitif
Secara keseluruhan, presentase hasil belajar Mahasiswa Melalui Blended Lerning Berbasis
siswa mengalami kenaikan sebesar 70% pada Web. Prosiding Seminar Nasional Hasil
kategori sedang dan 30% pada kategori tinggi. Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat,
Berdasarkan hasil presentase tersebut, 27 November 2017, hal. 79- 82, ISBN: 978-
menunjukkan bahwa lembar kerja siswa yang 602-0951-13-3.
dikembangkan dinyatakan efektif digunakan
sebagai media pembelajaran karena dapat 5. Murniati, Diani Rachmanita dan Sanjaya, I
meningkatkan hasil belajar siswa. Gusti Made. 2013. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Kimia Berbasis Blended
PENUTUP Learning di SMA Negeri 7 Kediri. Unesa
Simpulan Journal of Chemical Education, Vol. 2 No. 3;
Lembar kerja siswa model inkuiri terbimbing hal. 133-137.
berbasis blended learning pada materi kimia unsur
yang dikembangkan dinyatakan layak ditinjau dari 6. Tyas, Andina Suyaning dan Dwiningsih,
segi teoritis. Berdasarkan hasil validasi, lembar Kusumawati. 2016. Pengembangan Media
kerja siswa yang dikembangkan memperoleh Berbasis Video Untuk Siswa Kelas XII Pada
presentase kelayakan secara keseluruhan sebesar Materi Kimia Unsur. Unesa Journal of
83%. Chemical Education, Vol. 5 No. 3; hal. 645-
Lembar kerja siswa model inkuiri terbimbing 651.
berbasis blended learning pada materi kimia unsur
yang dikembangkan dinyatakan layak ditinjau dari 7. A.P, Raffani Ovianti dan Dwiningsih,
segi empiris. Hal ini dibuktikan dengan Kusumawati. 2016. Developing Multimedia
peningkatan hasil belajar siswa sebesar 70% pada Interactive Based Blended Learning at Kimia
kategori sedang dan 30% pada kategori tinggi. Subject Class XII. Prosiding Seminar ISEL, 6
Agustus 2016.
UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6, No. 3, pp. 476- 481, July 2017

8. Yasir, M. dan Susantini, E. 2013. 10. Thiagarajan, S. Semmel, D.S dan Semmel, MI.
Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis 1974. Instructional Development for Training
Strategi Belajar Metakognitif Untuk Teachers of Exceptional Children. Indiana:
Indiana University Bloomington.
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Pewarisan Sifat Manusia. Jurnal 11. Kemendikbud. 2014. Permendikbud No. 104
Bioedu, Vol. 2 No. 1; hal. 77- 83. tentang Penlilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
Pada Pendididkan Dasar dan Pendidikan
9. Arham, Uliya Ulil dan Dwiningsih, Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan
Kusumawati. 2016. Kelayakan Multimedia dan Kebudayaan.
Interaktif Berbasis Blended Learning Pada
Materi Pokok Kimia Unsur. Unesa Journal of 12. Bath, D. & Bourke, J. 2010. Getting Started
Chemical Education, Vol. 5 No. 2; hal. 345- with Blended Learning. Australia: Griffith
352. Institute for Higher Education

Вам также может понравиться