Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract
This research is aimed to determine the feasibility of student worksheet with guided inquiry model
based on blended learning in terms of the theoretical feasibility and empirical feasibility on chemical
elements topic. The sample of this research is 10 students of SMA Negeri 1 Menganti. The research
design used is One Group Pretest-Posttest design. The results of data analysis showed that the Student
Worksheet is appropriate to use the eligibility percentage of 83%. The completeness of student
learning outcomes reached 70% in the moderate category and 30% in the high category. Based on the
test results, the student worksheet with guided inquiry model based blended learning eligible to apply
in chemistry study.
Keyword: student worksheet, guided inquiry model, blended learning, chemical elements
maksimal dalam proses pembelajaran. Namun, dalam mengukur atau menilai keaktifan siswa
dalam hal penyampaiannya pembelajaran secara dalam proses pembelajaran jarak jauh [7].
tatap muka cenderung membutuhkan waktu yang Lembar kerja siswa dalam suatu
lama, terlebih apabila dalam proses pembelajaran pembelajaran merupakan media pembelajaran
terdapat suatu aktivitas motorik seperti praktikum. yang berkedudukan penting karena dapat
Masalah yang demikian ini dapat berakibat pada memfasilitasi siswa dalam memahami materi.
ketidakefektifan pembelajaran. Pada dasarnya pemahaman siswa akan lebih
Munir menyatakan bahwa kekurangan bermakna apabila siswa mampu menemukan
waktu yang terjadi di kelas dapat diatasi dengan sendiri konsep dari materi yang dipelajari. Hal ini
pembelajaran online. Dalam pembelajaran online sesuai dengan teori konstruktivis, dimana siswa
dapat tercipta suatu komunikasi yang interaktif harus membangun sendiri pengetahuan yang
antara guru dan siswa. Pembelajaran ini dimilikinya. Dalam hal ini, guru hanya berperan
merupakan pemanfaatan dari teknologi informasi sebagai fasilitator dalam memberikan kesempatan
dan komunikasi dengan memanfaatkan media bagi siswa untuk menemukan atau
komputer dan internet [3]. mengembangkan pengetahuan mereka.
Blended learning merupakan kombinasi Bahan ajar yang ditemukan di sekolah
pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran kurang membuat siswa paham terhadap materi
online yang bertujuan untuk melengkapi yang diajarkan. Salah satu faktor yang mendasari
pembelajaran satu sama lain [4]. Karakteristiknya masalah ini adalah ketidaksesuaian lembar kerja
adalah mengijinkan pembelajaran synchronous siswa dengan kebutuhan siswa. Dalam membuat
(bergantung pada waktu) dan asynchronous (tidak suatu bahan ajar seperti LKS akan lebih baik bila
bergantung pada waktu), sehingga pengembangan dikondisikan dengan karakter, kemampuan, dan
perangkat pembelajaran yang didesain pengalaman siswa, sehingga siswa akan lebih
menggunakan blended learning dapat mudah dalam menemukan konsep materi dan
mempermudah siswa dalam pengkondisian online mengkonstruksi pemahamannya terhadap materi
dan offline saat pembelajaran [5]. tersebut [8]. Perangkat pembelajaran berbasis
Perangkat pembelajaran yang akan blended learning pada dasarnya digunakan untuk
dikembangkan merupakan lembar kerja siswa meningkatkan kualitas hasil belajar [9].
(LKS) pada materi pokok kimia unsur. Kimia Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
unsur merupakan salah satu pokok bahasan pada bermaksud menggagas ide mengenai lembar kerja
pembelajaran kimia di SMA yang memiliki siswa berbasis blended learning pada materi
karakteristik memuat materi yang banyak pokok kimia unsur. Tujuannya adalah untuk
mengenai sifat fisika dan kimia, kegunaan, serta memperoleh bahan ajar LKS yang sesuai dengan
asal mula unsur serta cenderung tidak banyak kebutuhan siswa sehingga dapat memandu siswa
melibatkan perhitungan [6]. Materi yang diberikan dalam menemukan konsep materi dan
pada siswa kelas XII ini dapat dipelajari dengan mengembangkan konsep yang telah ditemukan.
banyak membaca serta menelaah, sehingga dalam Agar dapat mencapai luaran yang diharapkan,
mempelajari kimia unsur diperlukan konsentrasi maka dilakukan uji kelayakan secara empiris
dan ketelatenan dalam belajar. Permasalahan berupa uji coba terbatas. Dengan demikian, dapat
umum yang dihadapi siswa adalah kurangnya diketahui kelayakan LKS kimia unsur yang
minat baca yang umumnya dipicu oleh banyaknya dikembangkan dilihat dari segi isi serta respon
materi dan pendidik hanya menyampaikan materi siswa.
sekilas karena harus mengejar materi lain untuk
persiapan ujian nasional. METODE
Adanya pengembangan lembar kerja siswa Penelitian yang dilaksanakan adalah
ini bertujuan untuk mendorong siswa agar lebih penelitian pengembangan menggunakan model
termotivasi dalam belajar secara mandiri. Sistem pengembangan 4-D menurut Thiagarajan [10].
online yang bersifat fleksibel dalam blended Sasaran penelitian adalah 10 siswa kelas XII (dua
learning dapat memudahkan siswa dalam belas) SMA Negeri 1 Menganti-Gresik. Siswa
mengakses informasi terkait materi pembelajaran. dipilih secara heterogen berdasarkan tingkat
Sementara sistem offline (tatap muka) dapat kemampuan akademiknya, yaitu 3 siswa kelompok
dijadikan sarana bagi guru untuk menjelaskan atas (kemampuan akademik baik), 4 siswa
konsep yang belum dipahami siswa sehingga kelompok tengah (kemampuan akademik cukup),
waktu dalam kegiatan pembelajaran menjadi dan 3 siswa kelompok bawah (kemampuan
efektif. Sistem online juga memungkinkan guru akademik kurang). Rancangan penelitian ini
mengacu pada desain penelitian One Group
UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: 2252-9454
Vol. 6, No. 3, pp. 476- 481, July 2017
Pretest-Postest Design, yaitu eksperimen yang siswa dan efektifitas lembar kerja siswa yang
dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa dikembangkan. N-gain diperoleh melalui rumus:
kelompok pembanding.
Setelah penelitian dilakukan maka dinalisis
Observasi Aktivitas Siswa dan Respon siswa.
Observasi aktivitas siswa dianalisis untuk Dimana:
memberikan gambaran mengenai aktivitas siswa Spost = Nilai posttest
pada saat uji coba berlangsung. Angket respon Spre = Nilai pretest
siswa digunakan untuk seberapa besar respon Smaks = Nilai maksimal
siswa terhadap pembelajaran kimia unsure Nilai N-gain yang diperoleh selanjutnya
menggunakan LKS berbasis inkuiri yang diinterpretasikan kedalam kategori peningkatan
dikembangkan. Analisis ini didasarkan pada pada tabel 3. berikut:
analisis menggunakan skala Guttman. Tabel 3 Kategori N-gain
Tabel 1 Skala Guttman Nilai N-gain Kategori
Respon siswa Skor g > 0,70 Tinggi
Ya 1 0,30 < g 0,70 Sedang
Tidak 0 g 0,30 Rendah
8. Yasir, M. dan Susantini, E. 2013. 10. Thiagarajan, S. Semmel, D.S dan Semmel, MI.
Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis 1974. Instructional Development for Training
Strategi Belajar Metakognitif Untuk Teachers of Exceptional Children. Indiana:
Indiana University Bloomington.
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Pewarisan Sifat Manusia. Jurnal 11. Kemendikbud. 2014. Permendikbud No. 104
Bioedu, Vol. 2 No. 1; hal. 77- 83. tentang Penlilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
Pada Pendididkan Dasar dan Pendidikan
9. Arham, Uliya Ulil dan Dwiningsih, Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan
Kusumawati. 2016. Kelayakan Multimedia dan Kebudayaan.
Interaktif Berbasis Blended Learning Pada
Materi Pokok Kimia Unsur. Unesa Journal of 12. Bath, D. & Bourke, J. 2010. Getting Started
Chemical Education, Vol. 5 No. 2; hal. 345- with Blended Learning. Australia: Griffith
352. Institute for Higher Education