Вы находитесь на странице: 1из 15

Pengertian Kanker Payudara

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dari mekanisme
normalnya,sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,cepat dan tidak
terkendali.Selain itu kanker paudara didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang
ganas yang berasal dari parenchymadan dan juga kanker payudara ini yang paling umum
diderita kaum wanita.

KLASIFIKASI
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara
diklasifikasikan sebagai berikut:
I. Non-invasif karsinoma
Non-invasif karsinoma adalah kanker yang masih berada pada tempatnya,
merupakan kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat
asalnya. Non-invasif karsinoma dibedakan menjadi menjadi dua, yaitu :
Non-invasif duktal karsinoma
Lobular karsinoma in situ

II. Invasif karsinoma


Invasif karsinoma adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan
lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke
bagian tubuh lainnya). Sekitar 80% kanker payudara invasif adalah kanker duktal dan
10% adalah kanker lobuler. Invasif karsinoma terdapat beberapa jenis, antara lain :
Invasif duktal karsinoma
Papilobular karsinoma
Solid-tubular karsinoma
Scirrhous karsinoma
Special types
Mucinous karsinoma
Medulare karsinoma
Invasif lobular karsinoma
Adenoid cystic karsinoma
karsinoma sel squamos
karsinoma sel spindel
Apocrin karsinoma
Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia
Tubular karsinoma
Sekretori karsinoma
Lainnya

III. Paget's Disease


Pagets disease adalah suatu kanker kulit yang jarang terjadi yang menyerupai
dermatitis (peradangan kulit berupa bercak kemerahan dan berasal dari kelenjar di
dalam atau di bawah kulit). Biasanya berasal dari kanker pada saluran susu di
payudara, sehingga kanker ini biasanya ditemukan di sekitar puting susu.2

B. Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
a. Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetic sel yang memicu sel menjadi
ganas.Perubahan dalam bahan genetic sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut
karsinogen yang bisa berupa bahan kimia,virus,radiasi (penyinaran) atau sinar matahari.Tetapi
tidak semua sel mempunyai kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen.kelainan genetic
sel atau bahan lainnya yang disebut promotor yang menyebabkan sel lebih rentan terhadap
suatu karsinogen.Bahkan gangguan fisik menahun pun bisa menyebabkan sel menjadi lebih
peka untuk mengalami suatu keganasan.
b. Fase promosi
Pada tahap promosi suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel
yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi.Karena itu diperlukan
beberapa factor untuk tertajidanya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu
karsinogen).
c. Fase metastatis
Metastatis menuju ketulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker payudara,beberapa
diantaranya disertai komplikasi lainseperti simtoma hiperkalsemia,patologikal fractures atau
spinal cord compression.Metastatis demikian bersifat oestiolotik yang berarti bahwa oesteoklas
hasil induksi sel kanker merupakan mediator osteolisis dan mempengaruhi diferensial dan
aktifitas osteoblas serta osteoklas lain hingga meningkatkan resorpsi tulang.
C. Gejala Klinis
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa :
Benjolan pada payudara
Umumnya berapa benjolan payudara yang tidak nyeri pada payudara.Benjolan itu mula-mula
kecil,semakin lama akan semakin besar,lalu melekat pada kulit payudara atau pada putting
susu.
Erosi atau eksema putting susu
Kulit atau putting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi),berwarna merah muda atau
kecoklat-coklatan sampai menjadi edema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk
,mengkerut,atau timbul borok (ulkus)pada payudara .Borok itu semakin lama akan semakin
besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara ,sering berbau busuk
dan mudah berdarah.Ciri lain nya antara lain :
1. Perdarahan pada putting susu
2. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar,sudah timbul
borok,atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.
3. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak,bengkak (edema) pada lengan
dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh.Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan
mengetahui criteria operbilitas heagensen sebagai berikut : terdapat edema luas pada kulit
payudara,adanya nodul pada kulit payudara,kanker payudara jenis karsinimatosa,terdapat
nodul supraklavikula,adanya edema lengan,adanya metastase jauh,serta terdapat dua dari
tanda-tanda local adcanced,yaitu ulserasi kulit edema kulit kulit terfiksasi pada dinding
toraks,kelenjar getah beningaksila berdiameter lebih 2,5cm dan kelenjar getah bening aksila
melekat satu sama lain.
4. Keluarnya cairan
Keluarnya cairan (nipple discharge) adalah keluarnya cairan dari putting susu secara spontan
dan tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang
hamil,menyusui dan pemakai pil kontrasepsi.
Seorang wanita harus waspada apabila dari putting susu keluar caira berdarah cairan encer
dengan awarna merah atau coklat,keluar sendiri tanpa harus memijit putting susu,berlangsung
terus menerus,hanya pada satu payudara (unilateral) dan cairan selain air susu.
D. Faktor penyebab terjadinya kanker payudara :
1. Factor resiko
a. Factor reproduksi
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan resiko terjadinya kanker payudara adalah
nuliparitas,menarche pada umur muda,menopause pada umur lebih tua dan kehamilan pertama
pada umur tua.Resiko utama kanker payudara adalah bertambanhya umur.Diperkirakan
periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan
window of initation perkembangan kanker payudara.Secara anatomi dan fungsional payudara
akan mengalami autrofi dengan bertanbahanya umur.Kurang dari 25% kanker payudara terjadi
pada masa sebelum menopause ssehingga diperkirakan awal terjadinya tumor jauh sebelum
terjadi perubahan klinis.
b. Penggunaan hormone
Hormone estrogen berhubungan terjadinya kanker payudara.Suatu analisis menyatakan bahwa
walaupun tidak terdapat resiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral,wanita yang
menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai resiko tinggi untuk mengalami
kanker payudara sebelum menopause.Sel sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal
mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.
c. Penyakit fibrokistik
Pada wanita dengan adenosis,fibroadenoma,dan fibrosis tidak ada peningkatan resiko terjadi
kanker payudara.
Pada hiperplasis dan papiloma resikosedikit meningkat 1 sampai 2 kali.Sedangkan pada
hyperplasia atipik,resiko meningkat hingga 5 kali.
d. Obesitas
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara
pada wanita paska menopause.Variasi terhadap kanker ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh diet terjadinya keganasan ini.
e. Radiasi
Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya resiko
kanker payudara.
f. Riwayat keluarga dan factor genetic
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan
dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.Terdapat peningkata resiko keganasan pada
wanita yang keluargannya mmenderita kanker payudara.Pada studi genetic ditemukan bahwa
kanker payudara brhubungan dengan gen tertentu.Apabila terdapat BRCA 1 yaitu suatu gen
kerentanan terhadap kanker payudara,probalitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60%
pada umur 50 tahun dan sebesar 85% ppada umur 70 yahun.Faktor usia sangat berpengaruh
sekkitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun.Resiko terbesar usia 75 tahun.
2. Factor genetic
Kanker payudara dapat terjadi karena adanya beberapa factor genetic yang diturunkan dari
orang tua ke anaknya.Faktor genetic yang diamksud adalah adanya mutasi pada beberapa gen
yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor.
E. Pengobatan kanker
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada
stadium penyakit :
1. Masektomi
Masektomi adalah operasi pengangkatan payudara.Ada 3 jenis masektomi :
Modified radical mastectomy yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara ,jaringan payudara
di tulang dada,tulang selangka,tulang iga,serta benjolan disekitar ketiak.
Total simple mastectomy yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja tetapi tidak
kelenjar di ketiak.
Radical mastectomy yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.Biasanya disebut
lumpectomy yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker saja,bukan
seuruh payudara.Operasi ini direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari
2cm dan letaknya di pinggir payudara.
2. Radiasi
Penyinaran atau radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar x dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih
tersisa setelah operasi.Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah,nafsu makan berkurang,warna
kulit di sekitar payudara menjadi hitam,serta HB dan leukosit cencerung menurun sebagai
akibat radiasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat anti kanker atau sitokina dalam bentuk cair atau
kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme
kemotaksis.Tidak hanya sel kankerpada payudara tapi juga di seluruh tubuh.Efek dari
kemoterapi adalah pasien mengalami mual muntah sera rambut rontokkarena pengaruh obat-
obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
F. Strategi Pencegahan
Pada prinsipnya strategi pencegahan dikelompokkan tiga kelompok besar yaitu pencegahan
pada lingkungan pada milestone dan pejamu.Hampir setiap epidiomologi sepakat bahwa
pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan
dan proteksi dini.Begitu pula pada kanker payudara dan pencegahannya yang dilakukan antara
lain :
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan
karena dilakukan pada orang yang sehat melalui upaya menghindari diri dari keterpaparan pada
berbagai factor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat.Pencegahan primer juga bisa melalui
pemeriksaan sadari (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin untuk
memperkecil factor resiko terkena kanker payudara.

2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk terkena
kanker payudara .Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid yang normal merupakan
at risk dari kanker payudara.Pencegahan sekunder dengancara deteksi dini.Beberapa metode
deteksi dini terus mengalami perkembangan .Skrining melalui mammografi dikalim memiliki
akurasi 90 %dari semua penderita kanker payudara tetapi keterpaparan terus menerus pada
mamografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu factor resiko terjadinya kanker
payudara. Karena itu skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa
pertimbangan antara lain :
o Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahundianjurkan melakukan cancer risk.
o Pada wanita dengan factor resiko mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai usia 50
tahun.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker
payudara.Penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnnya
akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita.Pencegahan
tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi
penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun
tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup.Bila kanker telah jauh bermetastatis
dialkukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika.Pada stadium tertentu pengobatan yang
diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternative
dengan obat herbal kanker payudara.
G. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Kesehatan payudara tentu menjadi perhatian semua wanita.Disamping untuk estetika
kesehatan payudara juga berguna untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan .Wanita
mempunyai resiko yang besar untuk terkena tumor atau keaganaasan di organ payudarannya
.Oleh karena itu wanita disarankan agar bisa melakukan pemeriksaan payudraa sendiri agar
dapat deteksi dini.Pemeriksaan payudara sendiri (sadari)dapat dilakukan oleh wanita siapapun
setelah usia 20 tahun.Para wanita disarankan untuk melakukannya sendiri karena mereka
sendirilah yang tau struktur payudara nya secara normal.Oleh karena itu jika ada benjolan akan
langsung menyadarinya.
Saat yang paling tepat untuk melakukan pemeriksaan ini adalah pada hari ke 5-7 setelah
menstruasi dimana payudara tidak mengeras,membesara atau nyeri lagi.Untuk wanita yang
telah menopause atau tidak menstruasi lagi mereka dapat melakukannya kapan saja dan
disarankan untuk memeriksakannya sendiri setiap awal atau akhir bulan.
Langkah langkah melakukan sadari :
1. Mulailah pemeriksaan dengan mengamati bentuk payudara anda di cermin.Pastikan bahu anda
lurus sejajar dan letakkan tangan anda di pinggang.Perhatikan bentuk ukuran dan
warnanya.Kelainan yang mungkin di temukan seperti kerutan ,benjolan,lekukan ,posisi putting
yang tidak normal atau struktur kulit yang tidak normal (merah ,kasar,berkerut) atau bahkan
nyeri
2. Angkat kedua lengan anda untuk melihat kelainan bentuk payudara .Lihat apa kedua payudara
terangakat bersama-sama.\
3. Dengan menggunakan ujung jari ,tekanlah perlahan permukaan payudara anda dan rasakan
apakah ada benjolan.Rabalah sesuai dengan pola berikut : melingkar,dari atas ke bawah,dari
tengan ke samping,sampai area ketiak.Lakukan langkah ini pada kedua payudara.
4. Peraslah putting susu anda secara perlahan.Lihat apakah ada cairan berwarna putih,kekuningan
atau bahkan darah.

5. Selain dengan berdiri anda juga bisa memeriksa payudara dalam keadaan berbaring. Ganjallah
separuh punggung anda (sisi payudara yang hendak diperiksa)dengan bantal.Tarulah tangan
anda dibelakang kepala.Lalu gunakan ujung jari tangan anda yang berlawanan untuk
memeriksa payudara.
Jika dalam pemeriksaan kita menemukan benjolan,atau masalah lainnya pada payudara anda
pada saat melakukan sadari ,konsultasikan dengan dokter.Dan akan dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa mammografi atau ultrasonografi untuk pemeriksaan yang lebih detail
1. Pengertian Kanker Serviks
Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus merupakan kanker pembunuh
wanita nomor dua di dunia setelah kanker payudara. Di Indonesia, kanker leher rahim bahkan
menduduki peringkat pertama. Kanker serviks yang sudah masuk ke stadium lanjut sering
menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat.

Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering ditemukan dikalangan wanita.
Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu epithelium yang normal sampai menjadi
Ca invasive yang memberikan gejala dan merupakan proses yang perlahan-lahan dan
mengambil waktu bertahun-tahun.

Serviks atau leher rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke
liang sanggama (vagina). Kanker serviks berkembang secara bertahap, tetapi progresif. Proses
terjadinya kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu berkembang menjadi sel
displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia. Dimulai dari displasia ringan,
displasia sedang, displasia berat, dan akhirnya menjadi karsinoma in-situ (KIS), kemudian
berkembang lagi menjadi karsinoma invasif. Tingkat displasia dan KIS dikenal juga sebagai
tingkat pra-kanker. Dari displasia menjadi karsinoma in-situ diperlukan waktu 1-7 tahun,
sedangkan karsinoma in-situ menjadi karsinoma invasif berkisar 3-20 tahun.

Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang
leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini
bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita.

1. Klasifikasi Kanker Serviks

Ada beberapa klasifikasi tapi yang paling banyak penganutnya adalah yang dibuat oleh IFGO
(International Federation of Ginekoloi and Obstetrics) yaitu sebagai berikut :

Stage 0 : Casrsinoma insitu = Ca intraepithelial = Ca preinvasif.

Stage 1 : Ca terbatas pada cerviks.

Stage 1 a : Disertai invasi daro stoma (preclinical-Ca) yang hanya diketahui secara histology.

Stage 1 b : Semua kasus-kasus lainnya dari stage 1.

Stage 2 : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai ke panggul, telah mengenai
dinding vagina tapi tidak melebihi 2/3 bagian proximal.

Stage 3 : Sudah sampai dinding panggung dan sepertiga bagian bawah vagina

Stage 4 : Sudah mengenai organ-organ yang lain

1. Gejala Klinis Kanker Serviks


Tidak khas pada stadium dini. Sering hanya sebagai fluos dengan sedikit darah, pendarahan
pastkoital atau perdarahan pervagina yang disangka sebagai perpanjangan waktu haid. Pada
stadium lanjut baru terlihat tanda-tanda yang lebih khas, baik berupa perdarahan yang hebat
(terutama dalam bentuk eksofitik), fluor albus yang berbau dan rasa sakit yang sangat hebat.

Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas. Namun, kadang bisa
ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :

Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari vagina ini makin lama
akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan

Perdarahan setelah sanggama (post coital bleeding) yang kemudian berlanjut menjadi
perdarahan yang abnormal.

Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.

Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat
bercampur dengan darah.

Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.

Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul. Bila nyeri
terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi hidronefrosis. Selain itu, bisa juga
timbul nyeri di tempat-tempat lainnya.

Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi
kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum), terbentuknya fistel
vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh.

1. Faktor Penyebab dan Faktor Resiko Kanker Serviks


2. Faktor Penyebab

HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak. Sebagai tambahan perokok
sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga. Wanita perokok mengandung konsentrat
nikotin dan kotinin didalam serviks mereka yang merusak sel. Laki-laki perokok juga terdapat
konsetrat bahan ini pada sekret genitalnya, dan dapat memenuhi servik selama
intercourse.Defisiensi beberapa nutrisional dapat juga menyebabkan servikal
displasia.National Cancer Institute merekomendasikan bahwa wanita sebaiknya
mengkonsumsi lima kali buah-buahan segar dan sayuran setiap hari. Jika anda tidak dapat
melakukan ini, pertimbangkan konsumsi multivitamin dengan antioksidan seperti vitamin E
atau beta karoten setiap hari.

2. Faktor Resiko
3. Pola hubungan seksual

Studi epidemiologi mengungkapkan bahwa resiko terjangkit kanker serviks meningkat seiring
meningkatnya jumlah pasangan.aktifitas seksual yang dimulai pada usia dini, yaitu kurang dari
20 tahun,juga dapat dijadkan sebagai faktr resko terjadinya kanke servks. Hal ini diuga ada
hubungannya dengan belum matannya derah transformas pada sia tesebut bila serin terekspos.
Frekuensi hubungna seksual juga berpengaruh pada lebih tingginya resiko pada usia tersebut,
yeyapitidak pada kelompok usia lebih tua. (Schiffman,1996).

1. Paritas

Kanker serviks sering dijumpai pada wanita yan sering melahirkan. Semakin sering
melahirkan,maka semain besar resiko terjamgkit kanker serviks. Pemelitian di Amerika Latin
menunjukkan hubungan antara resiko dengan multiparitas setelah dikontrol dengan infeksi
HPV.

1. Merokok

Beberapa peneitian menunukan hubungan yang kuat antara merokok dengan kanker serviks,
bahkan setelah dikontrol dengan variabel konfounding sepert pola hubungna seksual.
Penemuan lain mempekhatkan ditemkanna nikotin paa cairan serviks wanita perokok bahan ini
bersifata sebaai kokassnoen dan bersama-sma dengan kasinoge yan elah ada selanjutnya
mendoron pertumbuhan ke arah kanker.

1. Kontrasepsi oral

Penelitian secara perspektif yang dilakukan oleh Vessey dkk tahun 1983 (Schiffman,1996)
mendapatkan bahwa peningkatan insiden kanker serviks dipengaruhi oleh lama pemakaian
kontrasepsi oral. Penelitian tersebut juga mendapatkan bahwa semua kejadian kanker serviks
invasive terdapat pada pengguna kontrasepsi oral. Penelitian lain mendapatkan bahwa insiden
kanker setelah 10 tahun pemakaian 4 kali lebih tinggi daripada bukan pengguna kontrasepsi
oral. Namun penelitian serupa yang dilakukan oleh peritz dkk menyimpulkan bahwa aktifitas
seksual merupakan confounding yang erat kaitannya dengan hal tersebut.

WHO mereview berbagai peneltian yang menghubungkan penggunaan kontrasepsi oral dengan
risko terjadinya kanker serviks, menyimpulkan bahwa sulit untuk menginterpretasikan
hubungan tersebut mengingat bahwa lama penggunaan kontraseps oral berinteraksi dengan
factor lain khususnya pola kebiasaan seksual dalam mempengaruhi resiko kanker serviks.
Selain itu, adanya kemungkinan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi oral lain lebih
sering melakukan pemeriksaan smera serviks,sehingga displasia dan karsinoma in situ nampak
lebih frekuen pada kelompok tersebut. Diperlukan kehati-hatian dalam menginterpretasikan
asosiasi antara lama penggunaan kontrasepsi oral dengan resiko kanker serviks karena adanya
bias dan faktor confounding.

1. Defisiensi gizi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa defisiensi zat gizi tertentu seperti betakaroten dan
vitamin A serta asam folat, berhubungna dengan peningkatan resiko terhadap displasia ringan
dan sedang.. Namun sampasaat ini tdak ada indikasi bahwa perbaikan defisensi gizi tersebut
akan enurunkan resiko.

1. Sosial ekonomi

Studi secara deskrptif maupun analitik menunjukkan hubungan yang kuat antara kejadian
kanker serviks dengan tingkat social ekonomi yang rendah. Hal ini juga diperkuat oleh
penelitian yang menunjukkan bahwa infeksi HPV lebih prevalen pada wanita dengan tingkat
pendidkan dan pendapatan rendah. Faktor defisiensi nutrisi, multilaritas dan kebersihan
genitalia juga dduga berhubungan dengan masalah tersebut.

1. Pasangan seksual

Peranan pasangan seksual dari penderita kanker serviks mulai menjadi bahan yang menarik
untuk diteliti. Penggunaan kondom yang frekuen ternyata memberi resiko yang rendah
terhadap terjadinya kanker serviks. Rendahnya kebersihan genetalia yang dikaitkan dengan
sirkumsisi juga menjadi pembahasan panjang terhadap kejadian kanker serviks. Jumlah
pasangan ganda selain istri juga merupakan factor resiko yang lain.

1. Epidemiologi Kanker Serviks


2. Distribusi Menurut Umur

Proses terjadinya kanker leher rahim dimulai dari sel yang mengalami mutasi lalu berkembang
menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia. Dimulai dari
displasia ringan, sedang, displasia berat dan akhirnya menjadi Karsinoma In-Situ (KIS),
kemudian berkembang menjadi karsinoma invasif. Tingkat displasia dan karsinoma in-situ
dikenal juga sebagai tingkatan pra-kanker. Klasifikasi terbaru menggunakan nama Neoplasma
Intraepitel Serviks (NIS). NIS 1 untuk displasia ringan, NIS 2 untuk displasia sedang dan NIS
3 untuk displasia berat dan karsinoma in-situ.

Menurut Snyder (1976), NIS umumnya ditemukan pada usia muda setelah hubungan seks
pertama terjadi. Selang waktu antara hubungan seks pertama dengan ditemukan NIS adalah 2-
33 tahun. Untuk jarak hubungan seks pertama dengan NIS 1 selang waktu rata-rata adalah 12,2
tahun, NIS 1 dengan NIS 2 rata-rata13,9 tahun dan NIS 2 samppai NIS 3 rata-rata 11,7 tahun.
Sedanhkan menurut Cuppleson LW dan Brown B (1975) menyebutkan bahwa NIS akan
berkembang sesuai dengan pertambahan usia, sehingga NIS pada usia lebih dari 50 tahun sudah
sedikit dan kanker infiltratif meningkat 2 kali.

Dari laporan FIGO (Internasional Federation Of Gynecology and Obstetrics) tahun 1988,
kelompok umur 30-39 tahun dan kelompok umur 60-69 tahun terlihat sama banyaknya. Secara
umum, stadium IA lebih sering ditemukan pada kelompok umur 30-39 tahun, sedangkan untuk
stadium IB dan II sering ditemukan pada kelompok umur 40-49 tahun, stadium III dan IV
sering ditemukan pada kelompok umur 60-69 tahun.

Inseden kanker leher larim (Age Standarized Cancer Incidence Rate / ASR) penduduk Kota
Semarang, tercatat pada tahun 1980-1981 menunjukkan ASR 27,9 dan data tahun 1985-1989
ASR 24,4. Dibandingakan dengan berbagai daerah diluar negeri angka ini sedikit berbeda,
seperti di Thailand (Chiang Mai) dilaporkan ASR tahun 1983-1987 adalah 33,2 dan di Korea
Selatan 13,2 tahun 1982-1983. India menunjukkan angka lebih tinggi yaitu 41,7 tahun 1982.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSCM Jakarta tahun 1997-1998 ditmukan bahwa
stadium IB-IIB sering terdapat pada kelompok umur 35-44 tahun, sedangkan stadium IIIB
sering didapatkan pada kelompok umur 45-54 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Litaay,
dkk dibeberapa Rumah Sakit di Ujung Pandang (1994-1999) ditemukan bahwa penderita
kanker rahim yang terbanyak berada pada kelompok umur 46-50 tahun yaitu 17,4%.

2. Distribusi Menurut Tempat


Frekwensi kanker rahim terbanyak dijumpai pada negara-negara berkembang seperti
Indonesia, India, Bangladesh, Thailand, Vietnam dan Filipina. Di Amerika Latin dan Afrika
Selatan frekwensi kanker rahim juga merupakan penyakit keganasan terbanyak dari semua
penyakit keganasan yang ada lainnya.

Penelitian yang dilakukan oleh American Cancer Society (2000) membuktikan bahwa kanker
rahim lebih sering terjadi pada kelompok wanita minoritas seperti imigran Vietnam, Afrika dan
wanita India. Hal ini berkaitan dengan anggapan mereka bahwa wanita yang tidak melakukan
gonta-ganti pasangan (promikuitas) tidak perlu melakukan Pap smear.

Menurut perkiraan Departemen Kesehatan tahun 1988-1994 insidens kanker leher rahim
mencapai 100/100.000 penduduk pertahun, sedangkan proporsi kanker leher rahim dari semua
jenis kanker dibeberapa bagian patologi anatomi pada tahun 2000, seperti Surabaya ditemukan
sebesar 24,3%, Yogyakarta 25,7%, Bandung sebesar 25,1%, Surakarta sebesar 28,2% dan
Medan sebesar 16,9%.

1. Patologi Kanker Serviks

Karsinoma serviks timbul dibatasi antara epitel yang melapisi ektoserviks (portio) dan
endoserviks kanalis serviks yang disebut skuamo kolumnar junction (SCJ). Pada wanita muda
SCJ terletak diluar OUE, sedang pada wanita diatas 35 tahun, didalam kanalis serviks.

Tumor dapat tumbuh :

1. Eksofitik. Mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai massa proliferatif yang
mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.
2. Endofitik. Mulai dari SCJ tumbuh kedalam stroma serviks dan cenderung infitratif
membentuk ulkus
3. Ulseratif. Mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan pelvis dengan
melibatkan fornices vagina untuk menjadi ulkus yang luas. Serviks normal secara alami
mengalami metaplasi/erosi akibat saling desak kedua jenis epitel yang melapisinya.
Dengan masuknya mutagen, portio yang erosif (metaplasia skuamos) yang semula faali
berubah menjadi patologik (diplatik-diskariotik) melalui tingkatan NIS-I, II, III dan
KIS untuk akhirnya menjadi karsinoma invasive. Sekali menjadi mikroinvasive, proses
keganasan akan berjalan terus.

Gambar 1. Lokasi Kanker Leher Rahim

Gambar 2. Perbandingan Gambaran Serviks yang Normal dan Abnormal

1. Penyebaran Kanker Serviks

Pada umumnya secara limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah : a) ke arah
fornices dan dinding vagina, b) ke arah korpus uterus, dan c) ke arah parametrium dan dalam
tingkatan yang lanjut menginfiltrasi septum rektovaginal dan kandung kemih.

Melalui pembuluh getah bening dalam parametrium kanan dan kiri sel tumor dapat menyebar
ke kelenjar iliak luar dan kelenjar iliak dalam (hipogastrika). Penyebaran melalui pembuluh
darah (bloodborne metastasis) tidak lazim. Karsinoma serviks umumnya terbatas pada daerah
panggul saja. Tergantung dari kondisi immunologik tubuh penderita KIS akan berkembang
menjadi mikro invasif dengan menembus membrana basalis dengan kedalaman invasi <1mm
dan sel tumor masih belum terlihat dalam pembuluh limfa atau darah. Jika sel tumor sudah
terdapat >1mm dari membrana basalis, atau <1mm tetapi sudah tampak dalam pembuluh limfa
atau darah, maka prosesnya sudah invasif. Tumor mungkin sudah menginfiltrasi stroma
serviks, akan tetapi secara klinis belum tampak sebagai karsinoma. Tumor yang demikian
disebut sebagai ganas praklinik (tingkat IB-occult). Sesudah tumor menjadi invasif,
penyebaran secara limfogen melalui kelenjar limfa regional dan secara perkontinuitatum
(menjalar) menuju fornices vagina, korpus uterus, rektum, dan kandung kemih, yang pada
tingkat akhir (terminal stage) dapat menimbulkan fistula rektum atau kandung kemih.
Penyebaran limfogen ke parametrium akan menuju kelenjar limfa regional melalui ligamentum
latum, kelenjar-kelenjar iliak, obturator, hipogastrika, prasakral, praaorta, dan seterusnya
secara teoritis dapat lanjut melalui trunkus limfatikus di kanan dan vena subklavia di kiri
mencapai paru-paru, hati , ginjal, tulang dan otak.

Biasanya penderita sudah meninggal lebih dahulu disebabkan karena perdarahan-perdarahan


yang eksesif dan gagal ginjal menahun akibat uremia oleh karena obstruksi ureter di tempat
ureter masuk ke dalam kandung kencing.

Penyebaran karsinoma serviks terjadi melalui 3 jalan yaitu perkontinuitatum ke dalam vagina,
septum rektovaginal dan dasar kandung kemih. Penyebaran secara limfogen terjadi terutama
paraservikal dalam parametrium dan stasiun-stasiun kelenjar di pelvis minor, baru kemudian
mengenai kelenjar para aortae terkena dan baru terjadi penyebaran hematogen (hepar, tulang).

Secara limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah:

1. Fornices dan dinding vagina


2. Korpus uteri
3. Parametrium dan dalam tingkatan lebih lanjut menginfiltrasi septum rektovagina dan
kandung kemih.

Penyebaran limfogen ke parametrium akan menuju kelenjar kelenjar limfe regional melalui
ligamentum latum, kelenjar iliaka, obturator, hipogastrika, parasakral, paraaorta, dan
seterusnya ke trunkus limfatik di kanan dan vena subklvia di kiri mencapai paru, hati, ginjal,
tulang serta otak.

1. Diagnosis Kanker Serviks

Diagnosis kanker serviks tidaklah sulit apalagi tingkatannya sudah lanjut. Yang menjadi
masalah adalah bagaimana melakukan skrining untuk mencegah kanker serviks, dilakukan
dengan deteksi, eradikasi, dan pengamatan terhadap lesi prakanker serviks. Kemampuan untuk
mendeteksi dini kanker serviks disertai dengan kemampuan dalam penatalaksanaan yang tepat
akan dapat menurunkan angka kematian akibat kanker serviks.

1. Keputihan. Keputihan merupakan gejala yang paling sering ditemukan, berbau busuk
akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
2. Pendarahan kontak merupakan 75-80% gejala karsinoma serviks. Perdarahan timbul
akibat terbukanya pembuluh darah, yang makin lama makin sering terjadi diluar
senggama.
3. Rasa nyeri, terjadi akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf.
4. Gejala lainnya adalah gejala-gejala yang timbul akibat metastase jauh.
Tiga komponen utama yang saling mendukung dalam menegakkan diagnosa kanker serviks
adalah:

1. Sitologi.

Bila dilakukan dengan baik ketelitian melebihi 90%. Tes Pap sangat bermanfaat untuk
mendeteksi lesi secara dini. Sediaan sitologi harus mengandung komponen ektoserviks dan
endoserviks.

Gambar 3. Pemeriksaan Pap Smear

Gambar 4. Pemeriksaan Pap Smear untuk Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

2. Kolposkopi.

Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan kolposkop, yaitu suatu alat seperti
mikroskop bertenaga rendah dengan sumber cahaya di dalamnya. Pemeriksaan kolposkopi
merupakan pemeriksaan standar bila ditemukan pap smear yang abnormal. Pemeriksaan
dengan kolposkopi, merupakan pemeriksaan dengan pembesaran, melihat kelainan epitel
serviks, pembuluh darah setelah pemberian asam asetat. Pemeriksaan kolposkopi tidak hanya
terbatas pada serviks, tetapi pemeriksaan meliputi vulva dan vagina. Tujuan pemeriksaan
kolposkopi bukan untuk membuat diagnosa histologik, tetapi untuk menentukan kapan dan
dimana biopsi harus dilakukan.

Gambar 5. Colposcopy Untuk Mengambil Jaringan yang Abnormal

3. Biopsi

Biopsi dilakukan di daerah abnormal di bagian yang telah dilakukan kolposkopi. Jika kanalis
servikalis sulit dinilai, sampel diambil secara konisasi.

1. Pengobatan untuk Kanker Serviks

Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung kepada lokasi dan ukuran tumor,
stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk hamil lagi.

1. Pembedahan

Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar), seluruh kanker
seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP. Dengan
pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki anak. Karena kanker bisa kembali kambuh,
dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap smear setiap 3 bulan selama 1 tahun
pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan. Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi,
dianjurkan untuk menjalani histerektomi. Pada kanker invasif, dilakukan histerektomi dan
pengangkatan struktur di sekitarnya (prosedur ini disebut histerektomi radikal) serta kelenjar
getah bening. Pada wanita muda, ovarium (indung telur) yang normal dan masih berfungsi
tidak diangkat.

2. Terapi penyinaran
Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas
pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel
kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Ada 2 macam radioterapi, yaitu :

Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar

Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5
hari/minggu selama 5-6 minggu.

Radiasi internal : zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan langsung
ke dalam serviks.

Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit.
Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.

Efek samping dari terapi penyinaran adalah :

Iritasi rektum dan vagina


Kerusakan kandung kemih dan rektum
Ovarium berhenti berfungsi.

3. Kemoterapi

Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani kemoterapi.
Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat anti-kanker
bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut. Kemoterapi diberikan dalam
suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi dengan periode pemulihan, lalu
dilakukan pengobatan, diselingi denga pemulihan, begitu seterusnya.

4. Terapi biologis

Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh dalam
melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar ke bagian
tubuh lainnya. Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang bisa dikombinasikan
dengan kemoterapi.

1. Pencegahan dan Penanganan Kanker Serviks

Pengendalian kinder serviks dengan pencegahan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
pencegahan prmer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier Strategi kesehatan
masyarakat dalam mencegah kematian karena kanker serviks antara lain adalah dengan
pencegahan primer dan pencegaan sekunder.

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer merupakan kegiatan uang dapat dilakukan oleh setiap orang untuk
menghindari diri dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kanker serviks. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara menekankan perilaku hdup sehat untuk mengurangi atau
menghindari faktor resiko seperti kawin muda, pasangan seksual ganda dan lain-lain. Selain
itu juga pencegahan primer dapat dilakukan dengan imuisasi HPV pada kelompok masyarakat.
2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder kanker serviks dilakukan dengan deteksi dini dan skrining kanker serviks
yang bertujuan untuk menemukan kasus-kasus kanker serviks secara dibni sehingga
kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan. Perkembangan kanker serviks memerlukan
waktu yang lama. Dari prainvasif ke invasive memerlukan waktu sekitar 10 tahun atau lebih.
Pemeriksaan sitologi merupakan metode sederhana dan sensitive untuk mwndeteksi karsinoa
pra invasive. Bila diobati dengan baik, karsinoma pra invasive mempunyai tingkat
penyembuhan mendekati 100%. Diagnosa kasus pada fase invasive hanya memiliki tingkat
ketahanan sekitar 35%. Program skrining dengan pemeriksaan sitologi dikenal dengan Pap
mear test dan telah dilakukan di Negara-negara maju. Pencegahan dengan pap smear
terbukimampu menurunkan tingkat kematian akibat kanker serviks 50-60% dalamkurun waktu
20 tahun (WHO,1986).

Selain itu, terdapat juga tiga tingkatan pencegahan dan penanganan kanker serviks, yaitu :

1. Pencegahan Tingkat Pertama


2. Promosi Kesehatan Masyarakat misalnya :

1) Kampanye kesadaran masyarakat

2) Program pendidikan kesehatan masyarakat

3) Promosi kesehatan

1. Pencegahan khusus, misalnya :

1) Interfensi sumber keterpaparan

2) Kemopreventif

2. Pencegahan Tingkat Kedua


3. Diagnosis dini, misalnya screening
4. Pengobatan, misalnya :

1) Kemoterapi

2) Bedah

3. Pencegahan Tingkat Ketiga

Rehabilitasi, misalnya perawatan rumah sedangkan penanganan kanker umumnya ialah secara
pendekatan multidiscipline. Hasil pengobatan radioterapi dan operasi radikal kurang lebih
sama, meskipun sebenarnya sukar untuk dibandingkan karena umumnya yang dioperasi
penderita yang masih muda dan umumnya baik.

Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat
melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya menderita
kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari
antara lain :
1. Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang
sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan
E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim.
2. Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat
meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
3. Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
4. Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan
menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
5. Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
6. Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan sudah
bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
7. Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear.
Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
8. Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
9. Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat
dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk
membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.

Вам также может понравиться

  • Kesadaran: Compos Mentis (CM)
    Kesadaran: Compos Mentis (CM)
    Документ7 страниц
    Kesadaran: Compos Mentis (CM)
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Formulir Pemantauan Terapi Obat
    Formulir Pemantauan Terapi Obat
    Документ8 страниц
    Formulir Pemantauan Terapi Obat
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Akar Manis
    Akar Manis
    Документ7 страниц
    Akar Manis
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • 2B Fitokimia
    2B Fitokimia
    Документ5 страниц
    2B Fitokimia
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Ekstraksi Jahe
    Ekstraksi Jahe
    Документ6 страниц
    Ekstraksi Jahe
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Visi
    Visi
    Документ5 страниц
    Visi
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Bab X
    Bab X
    Документ1 страница
    Bab X
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • 7 Daftar Pustaka Solid
    7 Daftar Pustaka Solid
    Документ1 страница
    7 Daftar Pustaka Solid
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Buku di Apotek
    Buku di Apotek
    Документ5 страниц
    Buku di Apotek
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Momerendum of Understanding
    Momerendum of Understanding
    Документ2 страницы
    Momerendum of Understanding
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Kfa Campuran
    Kfa Campuran
    Документ2 страницы
    Kfa Campuran
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • EKSTRAK KADAR
    EKSTRAK KADAR
    Документ12 страниц
    EKSTRAK KADAR
    Hilda Fitria Kamal
    33% (3)
  • 2 Kata Pengantar Solid
    2 Kata Pengantar Solid
    Документ1 страница
    2 Kata Pengantar Solid
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Susut
    Susut
    Документ8 страниц
    Susut
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Urinal Is Is
    Urinal Is Is
    Документ16 страниц
    Urinal Is Is
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Amodiakuin
    Amodiakuin
    Документ2 страницы
    Amodiakuin
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Kfa Campuran
    Kfa Campuran
    Документ2 страницы
    Kfa Campuran
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Документ15 страниц
    Kelompok 1
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • AKIDAH Edit
    AKIDAH Edit
    Документ31 страница
    AKIDAH Edit
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Farmasi Komunitas
    Farmasi Komunitas
    Документ20 страниц
    Farmasi Komunitas
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Alat Kesehatan
    Alat Kesehatan
    Документ14 страниц
    Alat Kesehatan
    Muhammad Rafsanjani
    Оценок пока нет
  • Amodiakuin
    Amodiakuin
    Документ2 страницы
    Amodiakuin
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Teknologi Dna Rekombinan
    Teknologi Dna Rekombinan
    Документ28 страниц
    Teknologi Dna Rekombinan
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Alkes IGD-1
    Alkes IGD-1
    Документ19 страниц
    Alkes IGD-1
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Defekta Digunakan Untuk Mencatat Barang Yang Kosong Biasanya Obat
    Defekta Digunakan Untuk Mencatat Barang Yang Kosong Biasanya Obat
    Документ1 страница
    Defekta Digunakan Untuk Mencatat Barang Yang Kosong Biasanya Obat
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Susut
    Susut
    Документ8 страниц
    Susut
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет
  • Gsms
    Gsms
    Документ6 страниц
    Gsms
    Hilda Fitria Kamal
    Оценок пока нет