Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan siswa yang bersifat kompleks
sehingga menghasilkan suatu perubahan sikap dan penambahan pengetahuan.
Belajar dapat dilakukan dengan berbagai metode dan media, namun tingkat
penyerapan hasil belajar bervariasi tergantung dari tingkat kemampuan siswa
dalam menyerap informasi baik disampaikan oleh guru maupun dari pengalaman
nyata yang mereka peroleh. Pembelajaran juga menyiapkan siswa yang cakap
berpikir dalam pemecahan masalah dan memiliki sikap dan nilai-nilai positif.
Kemampuan analisis merupakan salah satu unsur dalam domain kognitif
hasil belajar siswa. Kemampuan analisis siswa adalah kemampuan siswa dalam
menerangkan hubungan-hubungan yang ada dan mengkombinasi unsur-unsur
menjadi satu kesatuan. Kemampuan analisis ini mencakup tiga proses yaitu siswa
dapat mengurai unsur informasi yang relevan, menentukan hubungan antara unsur
yang relevan, dan menentukan sudut pandang tentang tujuan dalam mempelajari
suatu informasi (Anderson & Krathwohl, 2010).
Kemampuan analisis dapat diukur menggunakan soal tes esai dengan
desain pertanyaan: uraikanlah unsur-unsur, jabarkan, bedakanlah, hubungkanlah,
bandingkanlah, pertentangkanlah, tunjukan hubungan, apa motif, buatlah
skema/diagram, dan identifikasi ide utama atau tema (Munthe, 2009).
Kemampuan analisis dapat diukur juga dengan tes analogi menggunakan pilihan
ganda dan tes esai, tes esai lebih disarankan untuk mengukur kemampuan analisis
siswa (Kao, 2015).
Kompetensi dasar yang dipilih dalam penelitian ini yaitu menganalisis
rangkaian instalasi motor listrik. Pada kompetensi ini siswa dituntut untuk dapat
memahami dan menguraikan unsur-unsur yang terdapat dalam suatu
permasalahan pada rangkaian serta menganalisis keterkaitan antar unsur tersebut
hingga dapat menemukan pemecahan masalahnya. Oleh karena itu, peneliti
memilih model pembelajaran Group Investigation Dengan demikian, maka siswa
dapat lebih bebas dalam bereksplorasi. Model ini memberikan pengalaman belajar
yang menyenangkan, menekankan pengalaman belajar di lapangan secara aktif
dan kooperatif sehingga akan merangsang kemampuan berpikir siswa. Hal ini
sesuai dengan pendapat Slavin (2008:215-216) yang menyatakan bahwa model
Group Investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang sesuai untuk
proyek-proyek studi yang terintregasi yang berhubungan dengan hal-hal semacam
penguasaan dan analisis sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang
bersifat multi aspek.
Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan model pembelajaran group
investigation dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara
analisis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Pada penerapan
kedua model pembelajaran ini akan dibantu dengan media simulasi menggunakan
aplikasi pada komputer untuk mempermudah dalam pembuatan rangkaian
instalasi motor listrik. Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat
diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi
pengalamanpengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti kerjasama dan
interaksi dalam kelompok, di samping pengalaman belajar yang berhubungan
dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, melakukan penyelidikan,
mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan,
mempresentasikan, berdiskusi, dan membuat laporan. Keadaan tersebut
menunjukkan bahwa model PBL dapat memberikan pengalaman yang kaya pada
siswa.
Pada dasarnya karakteristik model pembelajaran Group Investigation dan
Problem Based Learning hampir sama. Yakni pembelajaran kooperatif dimana
siswa bekerja dalam sebuah kelompok kecil untuk memecahkan suatu masalah
melalui tahaptahap metode ilmiah. Perbedaan dari model pembelajaran Group
Investigation dan Problem Based Learning adalah penentuan permasalahan yang
akan dipelajari pada model pembelajaran Group Investigation ditentukan oleh
siswa, sedangkan pada model pembelajaran Problem Based Learning siswa harus
memberikan solusi terkait permasalahan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan
uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih
luas permasalahan, yaitu dengan penelitian yang berjudul Perbedaan
Kemampuan Analisis Rangkaian Instalasi Motor Listrik yang dipengaruhi oleh
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Group Investigation
(GI) dengan bantuan media simulasi pada siswa kelas XI jurusan XI TITL di
SMK Negeri 1 Kediri

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi kemampuan analisis rangkaian instalasi motor listrik
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
berbantuan media simulasi pada siswa kelas XI jurusan TITL di SMK Negeri
1 Kediri?
2. Bagaimana deskripsi kemampuan analisis rangkaian instalasi motor listrik
menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) berbantuan
media simulasi pada siswa kelas XI jurusan TITL di SMK Negeri 1 Kediri?
3. Bagaimana perbedaan kemampuan analisis analisis rangkaian instalasi motor
listrik menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dan Group Investigation (GI) berbantuan media simulasi pada siswa kelas XI
jurusan TITL di SMK Negeri 1 Kediri?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui deskripsi kemampuan analisis rangkaian instalasi motor listrik
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
berbantuan media simulasi pada siswa kelas XI jurusan TITL di SMK
Negeri 1 Kediri
2. Mengetahui deskripsi kemampuan analisis rangkaian instalasi motor listrik
menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) berbantuan
media simulasi pada siswa kelas XI jurusan TITL di SMK Negeri 1 Kediri
3. Mengetahui perbedaan kemampuan analisis rangkaian instalasi motor
listrik menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dan Group Investigation (GI) berbantuan media simulasi pada siswa kelas
XI jurusan TITL di SMK Negeri 1 Kediri.

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitia, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha : ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan analisis rangkaian instalasi
motor listrik menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dan Group Investigation (GI) berbantuan media simulasi

E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada
perkembangan ilmu keguruan, khususnya untuk guru kejuruan. Penelitian
yang dimaksud adalah penerapan dua model pembelajaran yang berbeda
yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Group
Investigation (GI) berbantuan media simulasi untuk melihat signifikansi
perbedaan kemampuan analisis siswa kelas XI jurusan TITL di SMK
Negeri 1 Kediri
2. Secara Praktis
a. Bagi Sekolah, menjadi bahan referensi bagi SMK Negeri 1 Kediri
untuk menggunakan model-model pembelajaran yang efektif sebagai
penunjang peningkatan kualitas pembelajaran.
b. Bagi peneliti, untuk mengetahui signifikansi perbedaan pada
kemampuan analisis rangkaian instalasi motor listrik menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Group
Investigation (GI) berbantuan media simulasi
F. Ruang Lingkup dan Batasan
1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian merupakan batasan masalah untuk memberi
arah dan kerangka acuan yang menggambarkan isi pemahaman pokok
permasalahan yang ada dalam penelitian. Variabel ruang lingkup yang diteliti
pada penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dan Group Investigation (GI) berbantuan media simulas. Untuk
memperoleh data tersebut, peneliti menggunakan modul observasi dan tes
tulis
2. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian diperlukan pembatasan
masalah agar penelitian dapat dilaksanakan secara terarah. Batasan masalah
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas XI TITL 1 dan 2 semester 2
genap di SMK Negeri 1 Kediri.
b. Kemampuan analisi yang diukur hanya ranah pengetahuan dan
keterampilan, karena penelitian ini menggunakan kurikulum 2013 revisi
serta karena keterbatasan waktu dan tenaga sehingga penilaian ranah
sikap tidak digunakan pada peneitian ini.
c. Mata pelajaran dalam penelitian ini adalah Instalasi Motor Listrik kelas
XI TITL di SMK Negeri 1 Kediri. Dengan kompetensi dasar (KD)
menjelasakan pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol
nonprogrammable logic control (Non PLC)

G. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan penafsiran, perlu dijelaskan beberapa istilah
yang digunakan dalam penelitian ini. Ditentukan definisi operasional sebagai
berikut:
1. Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan siswa yang bersifat kompleks
sehingga menghasilkan suatu perubahan sikap dan penambahan pengetahuan.
Belajar dapat dilakukan dengan berbagai metode dan media, namun tingkat
penyerapan hasil belajar bervariasi tergantung dari tingkat kemampuan siswa
dalam menyerap informasi baik disampaikan oleh guru maupun dari
pengalaman nyata yang mereka peroleh. Pembelajaran juga menyiapkan
siswa yang cakap berpikir dalam pemecahan masalah dan memiliki sikap dan
nilai-nilai positif.
2. Kemampuan analisis merupakan salah satu unsur dalam domain kognitif hasil
belajar siswa. Kemampuan analisis siswa adalah kemampuan siswa dalam
menerangkan hubungan-hubungan yang ada dan mengkombinasi unsur-unsur
menjadi satu kesatuan. Kemampuan analisis ini mencakup tiga proses yaitu
siswa dapat mengurai unsur informasi yang relevan, menentukan hubungan
antara unsur yang relevan, dan menentukan sudut pandang tentang tujuan
dalam mempelajari suatu informasi (Anderson & Krathwohl, 2010).
3. Kemampuan analisis rangkaian instalasi motor listrik kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar Instalasi Motor Listrik
4. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu pembelajaran
yang menggunakan masalah sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang
cara analisis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
5. model Group Investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang
sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintregasi yang berhubungan dengan
hal-hal semacam penguasaan dan analisis sehubungan dengan upaya
menyelesaikan masalah yang bersifat multi aspek Slavin (2008:215-216).
6. Instalasi Motor Listrik menurut silabus Tekni Ketenagalistrikan kelas XI
program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Negeri 1 Kediri
mecakup kompetensi dasar (KD) sebagai berikut: Menjelaskan pemasangan
komponen dan sirkit motor kontrol nonprogrammable logic control (Non
PLC), 4.1. Memasang komponen dan sirkit motor kontrol non programmable
logic control (Non PLC).
Daftar Rujukan

Slavin, R. E. 2008. Cooperative Learning. Teori Riset dan Praktik. Bandung:


Nusa Media.
Kao, C.-y. (2016). Analogys Straddling of Analytical and Creative Thinking and
Relationships to Big Five Factors of Personality.Thinking Skills and Creativity.
Thinking Skills and Creativity , 19, 26-37.
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2010). A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational
Objectives. A Bridged Edition. New York: David McKay Company, Inc.
Munthe, B. (2009). Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Вам также может понравиться