Вы находитесь на странице: 1из 7

MAKALAH

DOEL SUMBANG

Diajukan untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
(SBK)

Disusun oleh:
Kelas: XI IPS 1 (Kelompok 2)
1. INDA DWI LESTARI
2. ANISA PORTUNADA
3. NENG ULFIAH
4. SILVIA ALPA SYAIRA

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIAMIS


SMA NEGERI 1 CIHAURBEUTI
TAHUN 2017
Jl. Kartawijaya No. 600 Pamokolan Kec. Cihaurbeuti Kab. Ciamis 46262
Telp (0265) 420316 email: sman1_cihaurbeuti@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur patut kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan anugerah kepada penulis sehingga kami diberi
kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah yang berjudul DOEL
SUMBANG. Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).

Dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh banyak bantuan dari


berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca guna kesempurnaan makalah ini untuk ke depannya.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi kita
semua. Khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Amien.

Terima kasih.

Ciamis, Mei 2017

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

Masih ingat dengan lagu Kalau Bulan Bisa Ngomong yang booming di
tahun 90-an? Aransemen musiknya yang enak didengar serta liriknya yang sedikit
menggelitik namun tetap romantis menjadikan lagu itu tak mudah terhapus di
benak siapapun yang pernah mendengarnya. Lagu bertema cinta namun tidak
cengeng itu dibawakan penyanyi asal Tanah Pasundan, Doel Sumbang
berkolaborasi dengan pedangdut Nini Karlina. Hingga saat ini, pria berkacamata
itu masih aktif bernyanyi diberbagai kesempatan serta menciptakan lagu.
Diusianya yang sudah tak muda lagi, ia masih terbilang begitu produktif
menciptakan karya terbaiknya.
Doel Sumbang adalah seorang musisi
asal Jawa Barat. Ia mengawali karier di
dunia teater pada " Teater Braga ". Dan
banyak belajar juga dari Remy Sylado yang
tak lain adalah pimpinan Dapur Teater
23761. Dari sanalah ia mendapatkan nama
julukan "Doel", nama "Sumbang" dikaitkan
dengan lagu-lagunya yang nyeleneh dan
tengil.

Doel Sumbang juga dikenal sebagai musisi Sunda. Ia menyanyikan lagu


tentang kehidupan-kehidupan di sekitar Sunda. Doel Sumbang juga beberapa kali
berperan sebagai pencipta lagu bagi sejumlah penyanyi di Indonesia, seperti
Ikko, Ita Purnamasari, Yhanti Yuning juga dalam duet Agnes Monica dan Eza
Yayang yang kala itu masih menjadi penyanyi cilik dalam album Yess!. Karya -
karyanya yang terhitung cukup banyak serta karakter karyanya yang kuat
sebagai musisi dan penyanyi membuatnya sering disejajarkan dengan musisi lain
seperti Ebiet G Ade, atau Iwan Fals.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Doel Sumbang lahir di Bandung, 16 Mei 1963


dengan nama Wahyu Affandi. Doel lahir dan
dibesarkan dalam keluarga santri yang agamis.
Ayahnya yang dikenal dengan sebutan 'Abah
Kabayan' adalah seorang mubalig di Kota
Bandung. Ia mulai bersentuhan dengan dunia seni
khususnya seni musik di teater saat duduk di bangku
SMP.
Ia menimba ilmu pada sastrawan nyentrik, Remy Sylado. Sejak saat itu, Doel mulai
menuangkan imajinasinya menjadi lirik-lirik lagu yang sarat dengan kritik sosial.
Tema yang pada saat itu bisa dibilang belum banyak diangkat. Syair-syair yang
digunakannya pun sederhana dan merakyat.
Keunikan itulah yang kemudian mengundang ketertarikan dari seorang
produser bernama Handoko Kusumo. Ia berminat merekam karya-karya Kang
Doel. Hingga pada akhirnya, Doel berhasil mengorbit di kancah musik tanah air
sekitar tahun 80-an. Handoko juga yang menyematkan kata Sumbang di
belakang nama Doel. 'Sumbang' di sini bisa dimaknai sebagai suara kritik
terhadap sistem maupun budaya, meski liriknya jenaka namun mengandung
kritikan yang cerdas. Kecerdasan kritik seorang Doel Sumbang dapat didengar
lewat lagu Aku si Raja Goda, Suparti, Martini, Sakit Jiwa, dan masih banyak lagi.
Ada pula lagu berjudul Aku, Tikus, dan Kucing, yang secara khusus diciptakannya
untuk menyentil perilaku gadis zaman sekarang hingga kondisi kampung
halamannya, Bandung, tempat ia lahir dan dibesarkan.
Disisi lain, Doel bukanlah musisi yang anti lagu cinta. Ia pun bisa
menyajikan lirik cinta namun tetap dengan gayanya. Meski liriknya nyeleneh, Doel
mampu memberikan nuansa romantis namun tidak cengeng di setiap lagu-lagu
cinta yang ditulisnya. Ia juga tak lupa menyematkan tentang makna hidup manusia
yang sesungguhnya seperti dalam lagu Arti Kehidupan.

4
Dari sekian banyak lagu bertema cinta yang ia ciptakan, lagu berjudul
Kalau Bulan Bisa Ngomong-lah yang paling fenomenal. Lagu itu dibawakan secara
duet dengan menggandeng pelantun Gantengnya Pacarku, Nini Karlina.
Kesuksesan Kalau Bulan Bisa Ngomong melahirkan hits berikutnya, Rindu Aku Rindu
Kamu yang juga dibawakannya bersama Nini. Selain Nini Karlina, Doel pernah
berduet dengan seorang penyanyi bernama Ikko membawakan lagu Cuma Kamu.

Selain menciptakan lagu berbahasa Indonesia, Doel juga turut


melestarikan bahasa Sunda lewat lagu-lagunya. Bagi penikmat lagu Sunda pasti
sudah tidak asing lagi dengan tembang Pangandaran, Bulan Batu Hiu, Ah Hoream,
Ai, Awewe Sapi Daging, Beurit, Ceu Romlah, Sumedang, Jol, dan masih banyak
lagi.
Lagu berbahasa Sundanya pun tak lepas dari kritikan sosial, seperti
Kapolri (1968-1971) Polisi Noban, Ema, Lalaki, Mang Darman, dan Bereny. Lagu-
lagu Sunda hasil kreativitas Doel bahkan meledak saat bergulirnya Reformasi
1998. Selain itu, karya-karya Doel juga kerap dibawakan seniman Pasundan
lainnya seperti Darso dan Nining Meida.
Doel memang sangat peduli pada budaya asli leluhurnya termasuk
kepada sesama seniman Sunda. Meninggalnya Kang Ibing pada 19 Agustus

5
2010, kemudian mencetuskan ide untuk melestarikan karya-karya aktor pemeran
tokoh Kabayan itu. Salah satunya adalah dengan mengaransemen ulang lagu
ciptaan Kang Ibing yang berjudul Persib. Lagu tersebut diciptakan Kang Ibing saat
Persib sedang berjaya. Selain mengaransemen ulang lagu Kang Ibing, Doel
Sumbang dan sejumlah seniman lainnya juga berencana menerbitkan beberapa
buku dan kumpulan puisi Kang Ibing.
Nama Doel Sumbang sempat tenggelam pada pertengahan tahun 2000-
an. Meski demikian, bukan berarti ia sama sekali meninggalkan dunia yang telah
membesarkan namanya itu sebab ia masih menggarap lagu-lagu lama miliknya.
Jika bicara soal eksistensinya sebagai penyanyi, ia merasa produktivitas tak
hanya dinilai dari banyaknya ia tampil namun terlebih dari ide yang muncul dan
semangatnya untuk terus berkarya.

BAB III

6
KESIMPULAN

Musik pop Sunda merupakan representasi dari kreativitas musisi Sunda. Musik
pop Sunda merupakan salah satu produk kebudayaan yang dihasilkan dari dialektika
musisi suku Sunda dengan pengalaman rakyat Sunda, kemudian dikemas secara estetik
untuk menumbuhkan kembali kesadaran akan jati diri kesundaan. Dengan semangat
modernisasi, mereka tidak terpaku pada alat-alat musik Sunda semata, tetapi
mengolaborasikannya dengan alat-alat musik Barat (diatonik) untuk melestarikan seni
dan budaya sehingga melahirkan genre musik pop Sunda.

Dalam musik pop Sunda, jati diri terlihat lebih terpelihara karena kesyahduan
dan kesederhanaan struktur bahasa yang disajikan. Jadi, tidak salah jika kita harus betul-
betul mengapresiasi genre musik pop Sunda modern untuk sekadar dijadikan media
pemelihara seni dan budaya asli warisan Ki Sunda, baik dalam bentuk bahasa, falsafah
hidup, identitas, maupun produk budaya lain. Ini untuk meredam "gelombang pasang"
kemajuan zaman yang kian menggerus masyarakat Sunda pada sikap tidak berbudaya
dan dislokalisasi kesadaran.

Doel Sumbang juga dikenal sebagai musisi Sunda. Ia menyanyikan lagu


tentang kehidupan-kehidupan di sekitar Sunda. Doel Sumbang adalah seorang
musisi asal Jawa Barat. Ia mengawali karier di dunia teater pada "Teater Braga".
Doel memang sangat peduli pada budaya asli leluhurnya termasuk kepada
sesama seniman Sunda. Dia banyak menciptakan lagu-lagu nyeleneh dan
romantis. Banyak penyanyi yang pernah berduet dengan Doel Sumbang dan
lagu-lagunya selalu menjadi hits di masyarakat.

Вам также может понравиться