Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
240110150002
BAB V
PEMBAHASAN
240110150003
BAB V
PEMBAHASAN
240110150009
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini mengenai pengukurann dua macam plat, praktikan mengukur
dengan menggunakan jangka sorong dan mistar baja. Pengukuran plat ini dibutuhkan
ketelitian ekstra artinya posisi penglihatan harus sejajar dengan alat ukur yang digunakan.
Plat yang diukur pada praktikum kali ini pun berbeda baik panjang, bentuk dan tebal plat
itu sendiri. Penggunaan Mistar/penggaris yaitu jarak antara dua garis tebal yang berdkatan
pada mstar sama dengan satu centimeter (1cm), sedangkan jarak antara dua garis tipis yang
berdekatan sama dengan satu milimeter (1mm). Setiap 1cm terdapat sepuluh garis tipis /
10mm, sehingga ketelitian mistar adalah 1mm. Namun, kelemahan mistar yaitu tidak dapat
mengukur dengan ketelitan yang tinggi. Sedangkan Jangka sorong, digunakan untuk
mengukur panjang dengan ketelitian 0,1mm. Jangka srong memiliki dua skala, yaitu skala
utama dan skala nomius. Jangka sorong juga memiliki dua kaki pengukur, yatu bagian atas
utuk mengukur diameter dalam dan bagian bawah untuk mengukur diamter luar atau
panjang suatu benda. Kelebihan jangka sorong adalah dapat mengukur panjang dan
diameteer dalam maupun luar suatu benda.
Percobaan ini juga dilakukan untuk memahami cara menggunakan alat ukur
penggaris, jangka sorong, dan mikrometer sekrup dengan benar dan mengetahui ketelitian
penggaris, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Pengukuran dilakukan pada plat. Selain
itu praktikum ini dilakukan untuk memahami cara melaporkan hasil pengukuran yang
benar. Pengukuran dilakukan dengan suatu alat ukur, dan setiap alat ukur memiliki nilai
skala terkecil (nst). Setiap alat ukur memiliki skala berupa panjang atau busur atau angka
digital. Pada skala terdapat goresan dan goresan kecil sebagai pembagi, dibubuhi nilai
tertentu. Keadaan menjadi lebih buruk lagi bila ujung atau pinggir objek yang diukur tidak
tajam. Nilai skala sesuai dengan jarak terkecil itu disebut nst alat ukur tersebut.
Beberapa alat ukur panjang yang digunakan dalam praktikum adalah penggaris,
jangka sorong, dan mikrometer skrup. Masing masing alat ukur panjang memiliki cara
untuk mengoperasikannya dan juga cara untuk membaca hasil yang terukur. Dari
percobaan yang telah dilakukan ,diketahui bahwa masing masing alat ukur memiliki tingkat
ketelitian yang berbeda. Seperti jangka sorong yang memiliki tingkat ketelitian lebih tinggi
jika dibandingkan dengan tingkat ketelitian pada mistar besi. Namun jangka sorong tidak
lebih teliti dari mikrometer sekrup. Penggaris atau mistar adalah alat ukur yang digunakan
untuk mengetahui jarak antara dua titik atau dua garis. Cara membaca skala pada penggaris
adalah dengan menghitung selisih antara skala terbesar yang berada di salah satu ujung
benda dengan skala terkecil yang berada di ujung benda yang lain. Penggaris memiliki
ketelitian 0,1 cm atau 1 mm.
Jangka sorong merupakan alat yang digunakan praktikan untuk mengukur panjang,
diameter maupun kedalaman suatu benda. Jangka sorong yang digunakan kali ini memiliki
ketelitian 0,05 mm. Cara membaca jangka sorong serta cara penggunaannya yaitu,
Memeriksa kedudukan nol dengan menutup rapat rahang jangka sorong dan melihat posisi
angka nol pada skala utama dan skala nonius, Merapatkan rahang luar jangka sorong. Skala
dapat dikunci dengan memutar pengunci sampai kencang, membaca angka yang tertera
pada skala utama dan nonius yang berimpit dengan skala utamanya. Sehingga melalui
praktikum pengukuran ini praktikan mengetahui penggunaan alat ukur dan satuan yang
digunakan. Dan penggunaan alat ukur sesuai bentuk bahan atau plat yang akan diukur.
Halimatur Rosidah
240110150012
BAB V
PEMBAHASAN
Inne Fauziah
240110150018
BAB V
PEMBAHASAN
240110150020
BAB V
PEMBAHASAN
Pengukuran yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu pada benda kerja
yang telah disediakan oleh asisten. Pengukuran dilakukan dengan mengukur
tampak depan, atas, dan samping daripada benda kerja tersebut. Tujuan dari
pengukuran yaitu untuk mendapatkan nilai dari suatu besaran dengan cara
membandingkan dengan suatu standar. Terdapat dua benda kerja yang diukur oleh
praktikan. Untuk mengukur panjang dari benda kerja tersebut dengan ukuran yang
kecil dan sulit terjangkau, praktikan menggunakan jangka sorong. Sedangkan untuk
mengukur panjang yang mudah dilakukan dengan menggunakan mistar. Namun
yang menjadi kendala pada saat dilakukannya praktikum yaitu pada benda kerja
yang pertama tidak sesuai dengan gambar teknik yang diberikan oleh asisten. Oleh
karenanya praktikan agak kebingungan dalam melakukan pengukuran karena ada
bagian-bagian pada gambar yang tidak terdapat pada bagian benda kerja aslinya.
Pengukuran panjang dengan jangka sorong memilki ketelitian 0,02 mm.
Sedangkan untuk mistar yang digunakan memilki error 0.5 mm. Penggunaan alat
ukur jangka sorong memiliki tingkat ketelitian yang tinggi jika dibandingkan
dengna mistar karena nilai ketelitiannya lebih rendah. Semakin rendah nilai
ketelitiannya maka semakin akurat data yang akan diperoleh dari hasil pengukuran.
Penentuan nilai hasil pengukuran dengan menggunakan jangka sorong harus benar-
benar dilakukan dengan teliti.
Alat selanjutnya yang digunakan adalah penggaris siku. Penggaris siku
penggaris berbentuk seperti huruf L yang terdiri dari dua bagian, yaitu blok atau
pegangan dan daun pengukur. Kegunaan penggaris siku ini yaitu antara lain
menarik garis dan membuat garis sejajar, memeriksa/mengukur sudut, dan
memeriksa kerataan suatu permukaan benda kerja. Penggaris siku ini juga sering
disebut penyiku. Penyiku adalah siku-siku yang digunakan untuk menyiku benda
kerja. Siku-siku geser digunakan untuk mengetahui kesikuan atau pembanding
kesikuan sudut yang tidak membentuk 90 derajat sedangkan siku-siku
dipergunakan untuk mengetahui sudut yang dibentuk adalah tepat 90 derajat.
Terakhir alat yang digunakan yaitu protactor. Protactor merupakan alat
ukur untuk mengukur besaran-besaran sudut pada benda kerja dan untuk membantu
pekerjaan melukis dan menandai. Protractor dibuat dengan beberapa bentuk, sesuai
dengan jenis kegunaannya dan tingkat ketelitiannya. Batas ukur dari protractor
adalah dari 0 derajat sampai 180 derajat.
Rizal Hadyan Fadhlillah
240110150021
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas dan mempelajari mengenai alat ukur dan
pengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang
diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Kegiatan pada praktikum
kali ini yaitu mengukur suatu benda kerja menggunakan alat ukur yag berbeda-beda
yaitu penggaris besi, penggaris siku, mikrometer, jangka sorong serta protractor
untuk mengukur sudut, yang nantinya dibandingkan dan diacari keakuratanya
masing-masing, karena setiap pengkuran dengan menggunakan alat yang berbeda
ketelitianya pasti mempunyai perbedaan hasil pengukuranya. Berdasarkan
jenisnya, pengukuran dibagi menjadi pengukuran langsung dan tidak langsung.
Pada praktikum kali ini jenis pengukurannya adalah pengukuran langsung karena
nilai dimensi langsung didapat tanpa harus dikonversikan dengan besaran lain.
Setiap alat ukur memiliki fungsi dan kegunaan masing masing dalam
melakukan pengukuran. Pengukuran merupakan penentuan besaran, dimensi,
atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran.
Pengukuran yang di lakukan pada praktikum ini menggunakan suatu benda kerja
yang dapat di ukur dengan beberapa alat ukur. Pengukuran panjang, lebar ,tinggi,
diameter dan lain sebagainya, adapun pengukuran yang menggunakan penggaris
besi dan penggaris siku nilai pengukuranya sama karena ketelitian yang dimiliki
oleh kedua penggaris ini sama hanya saja jika dilihat dari fungsi penggaris ini tentu
saja memliki fungsi yang berbeda penggaris siku untuk mengecek apakah sudut
sudah lurus atau tidak, sedangkan penggaris besi biasanya berfungsi sebagai
pengukur panjang, serta sering digunakan sebagai alat bantu dalam membuat garis
yang lurus.
Pengukuran yang pertama praktikan mengukur benda kerja menggunakan
penggaris besi. Pada prinsipnya penggaris besi ini dapat mengukur besarnya
panjang serta tebal suatu benda dengan satuan (cm). Berdasarkan benda kerja yang
diukur pada praktikum kali ini hampir setiap bagian nya dapat dikur menggunakan
penggaris besi. Ketiga bagian tersebut dapat diukur menggunakan alat pengukur
sudut. Penggaris besi ini memiliki ketelitian 1 mm. Pengukuran benda kerja
selanjutnya menggunakan penggaris siku. Pada prinsipnya pengukuran
menggunakan penggaris siku ini sama dengan penggaris besi yaitu dapat mengukur
panjang dan ketebalan suatu benda kerja hanya saja penggaris siku ini sering
dipakai dalam dasar pekerjaan dan juga saat pengukuran bagian bagian yang sangat
berhubungan dalam kesikuan bahan maupun ruang yang akan dikerjakan. Siku ukur
memiliki tanda sehingga mudah untuk menentukan sudut perkiraan ataupun bidang
potong. Dengan menempatkan pojok siku ukur pada titik di mana sudut memenuhi
sumbu panjang dan maka dapat dilihat besaran sudut pada suatu garis yang akan
diukur. Bagian yang dapat diukur menggunakan penggaris siku ini sama dengan
penggaris besi yaitu hampir semua bagian kecuali bagian lengkung dan sudut yang
hanya dapat dikur menggunakan alat pengukur sudut.
Pengukuran lainnya yaitu menggunakan alat ukur jangka sorong. Jangka
sorong ini mempunyai dua buah bagian pengukur, bagian pertama adalah bagian
cembung yang berfungsi untuk mengukur panjang suatu benda, dan bagian yang
kedua adalah bagian cekung mengarah ke dalam yang memiliki fungsi untuk
mengukur diameter bagian dalam suatu benda. Jangka sorong ini memiliki
ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong dapat mengukur semua bagian benda kerja
kecuali pada bagian miring pada benda yang hanya dapat dikur menggunakan alat
pengukur sudut. Pada kedua benda kerja yang diukur ini memiliki beberapa bagian
miring yaitu yang dapat diukur menggunakan alat pengukur sudut. Alat pengukur
sudut ini dapat mengukur benda kerja dengan kemiringan hingga 180o.
Secara keseluruhan, praktikan lebih banyak menggunakaan jangka sorong
dikarenakan ketelitiannya lebih baik disbanding alat lain yang tersedia. Sebenarnya,
masih ada lagi alat untuk mengukur panjang seperti meteran dan mikrometer
sekrup. Berdasarkan pengukuran menggunakan kelima alat tersebut praktikan dapat
menarik kesimpulan bahwa setiap alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan penggaris siku, penggaris besi, dan
jangka sorong diketahui bahwa jangka sorong memliki ketelitian yang paling baik
diantara penggaris siku dan penggaris besi dikarenakan jangka sorong memiliki
ketelitian yang paling baik yaitu 0,1 mm. Mikrometer sekrup sebenarnya
mempunyai ketelitian yang lebih baik dibandingkan dengan jangka sorong,
mikrometer sekrup dapat memiliki ketelitian hingga 0,01 mm.
Jihan Fitriyani
240110150023
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini yaitu melakukan pengukuran. Pada saat praktikum alat dan
bahan yang digunakan oleh praktikan yaitu menggunakan, jangka sorong,
protractor, dan mistar baja. Masing masing alat ukur yang digunakan untuk
mengukur panjang memiliki cara untuk mengoperasikannya dan juga cara adapun
cara untuk membaca pada hasil yang terukur. Praktikum yang telah dilakukan kali
ini , dapat diketahui bahwa masing masing alat ukur memiliki tingkat ketelitian
yang berbeda. Praktikan pada praktikum kali ini sangatlah dibutuhkan ketelitian
yang tepat untuk mendapatkan hasil yang akurat. Saat melakukan praktikum adapun
kendala yang terjadi pada praktikan yaitu salah satunya mengalami kurangnya
penerangan sehingga praktikan terkadang sulit membaca dengan sangat teliti.
pengukuran yang dilakukan secara pertama yaitu mengukur berupa batangan
panjang. Pada saat mengukur batangan panjang tersebut praktikan mengukurnya
dimulai dari mengukur diameter dari suatu batangan tersebut dan harus sangat teliti.
Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan alat ukur yaitu jangka sorong. Dengan
melakukan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong praktikan hanya dapat
mengukur diameter yang dibutuhkan dalam mengukur benda kerja yang nantinya
diukur saat praktikum. Pada alat jangka sorong sangatlah dibutuhkan ketelitian
yang sangat sempurna, maka praktikan menggunakan dengan ketelitian 3 angka
dibelakang koma. Ketelitian yang digunakan akan lebih tinggi yaitu dengan
menggunakan alat ukur mistar baja dimana mistar tersebut yang memiliki ketelitian
hanya 1 angka dibelakang koma. Sehingga nantinya akan mendapatkan angka yang
lebih akurat. Selain itu pula, pada alat ukur adapun kelemahannya yaitu tidak dapat
mengukur suatu objek dengan ketelitan yang tinggi. Tetapi lain halnya dengan alat
ukur Jangka sorong, jangka sorong sering digunakan untuk mengukur panjang
dengan nilai ketelitian 0,1mm. Pada jangka srong memiliki dua skala, yaitu skala
utama dan skala nomius. Selain itu pada jangka sorong juga memiliki dua kaki
pengukur, pada setiap bagian kaki tersebut yaitu bagian atas utuk mengukur
diameter dalam sedangkan bagian bawah untuk mengukur diamter luar atau
panjang pada suatu benda. Pada alat ukur jangka sorong selain memiliki
kekurangan atau kelemahan, tetapi pasti juga memiliki suatu kelebihan yaitu jangka
sorong dapat mengukur suatu panjang dan diameteer dalam pada suatu alat yang
akan di ukur/benda, maupun luar pada sebuah benda atau objek yang akan di ukur
oleh jangka sorong.
Seperti jangka sorong yang memiliki tingkat ketelitian lebih tinggi jika
dibandingkan dengan tingkat ketelitian pada mistar besi. Namun jangka sorong
tidak lebih teliti dari mikrometer sekrup. Penggaris atau mistar merupakan alat ukur
yang digunakan untuk mengetahui atau mendapatkan nilai darai jarak antara dua
titik atau dua garis saja. Cara membaca skala pada penggaris yaitu dapat
menghitung atau mengetahui selisih antara skala terbesar yang berada di salah satu
ujung benda dengan skala terkecil yang berada di ujung benda yang lain. Pada
penggaris memiliki nilai ketelitian 0,1 cm atau 1 mm.
Pada alat ukur jangka sorong praktikan menggunakannya yaitu untuk
mengukur suatu panjang, dan diameter ataupun pada saat kedalaman suatu benda
atau bahan yang nantinya akan diukur. Pada pengukuran dengan menggunakan
beberapa alat pengukuran adapun alat yang sangat akurat yaitu dengan
menggunakan Jangka sorong memiliki ketelitian yang sangat akurat yaitu 0,05 mm
dibandingkan dengan alat ukur lainnya.
Eva Gantina
240110150002
BAB VI
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran merupakan proses perbandingan nilai besaran yang belum
diketahui dengan nilai standar yang sudah ditetapkan;
2. Dalam menggunakan alat ukur perbengkelan memerlukan ketelitian sesuai
dengan ukuran pada benda dan harus berdasarkan nilai toleransi yang
ditentukan;
3. Jangka sorong memiliki ketelitian 0.02 mm jangka sorong memiliki skala yaitu
skala utama dalam satuan cm dan skala Nonius dalam satuan mm;
4. Fungsi jangka sorong untuk mengukur diameter luar benda maupun panjang
benda yang ukurannya kecil, untuk mengukur diameter dalam benda dan untuk
mengukur kedalaman benda;
5. Protactor digunakan untuk mengukur besaran-besaran sudut pada benda kerja
dan untuk membantu pekerjaan melukis dan menandai;
6. Saat melakukan pengukuran tidak lepas dari kesalahan yaitu kesalahan
sistematik dan kesalahan acak selain kesalahan, ada ketidakpastian pengukuran
terulang.
Moch. Ilham Khoerullah
240110150003
BAB VI
KESIMPULAN
240110150009
BAB VI
KESIMPULAN
240110150012
BAB VI
KESIMPULAN
Inne Fauziah
240110150018
BAB VI
KESIMPULAN
240110150020
BAB VI
KESIMPULAN
240110150021
BAB VI
KESIMPULAN
240110150023
BAB VI
KESIMPULAN