1 Langit-langit a. Tidak ada 2 50,0 b. Ada, kotor, sulit dibersihkan dan 0 0 rawan kecelakaan c. Ada, bersih, dan tidak rawan 2 50,0 kecelakaan 2 Dinding a. Bukan tembok 0 0 b. Semi permanen 0 0 c. Permanen 4 100/0 3 Lantai a. Tanah 0 0 b. Papan/anyaman bambu/plesteran 0 0 retak berdebu c. Diplester/keramik/ubin 4 100,0 4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 1 25,0 b. Ada 3 75,0 5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0 0 b. Ada 4 100,0 6 Ventilasi a. Tidak ada 0 0 b. Ada, luas <10% lantai 4 100,0 c. Ada, luar >10% lantai 0 0 7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0 0 b. Ada, ventilasi dapur <10% lantai 4 100,0 dapur c. Ada, ventilasi dapur >10% lantai 0 0 8 Pencahayaan a. Tidak terang 0 0 b. Kurang terang 0 0 c. Terang dan tidak silau 4 100,0 Berdasarkan tabel komponen rumah dapat diketahui bahwa ada 50% responden yang tidak memiliki langit-langit dan ventilasi <10% dari luas lantai, dan 100% responden telah memenuhi kriteria komponen rumah seperti dinding permanen, lantai dengan ubin/keramik, memiliki jendela ruang keluarga, dengan pencahayaan terang dan tidak silau. 100% responden memiliki lubang asap dapur dengan ventilasi dapur <10% luas lantai, dan ada 25% responden yang tidak memiliki jendela kamar tidur. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 komponen rumah yang sesuai dengan persyaratan rumah sehat yaitu lantai dan dinding kedap air dan mudah dibersihkan, dengan disertai vetilasi alamiah yang permanen dengan luas minimal 10% dari luas lantai, pencahayaan alam atau buatan menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.
Tabel Sarana Sanitasi
No Karakteristik Jumlah Persentase
1 Sarana air bersih a. Tidak ada 0 0 b. Ada, bukan milik sendiri, tidak 1 25,0 memenuhi syarat sehat c. Ada, milik sendiri, tidak 1 25,0 memenuhi syarat sehat d. Ada, bukan milik sendiri, 0 0 memenuhi syarat sehat e. Ada, milik sendiri 2 50,0 2 Jamban a. Tidak ada 4 100,0 b. Ada, bukan leher angsa, terbuka, 0 0 disalurkan sungai c. Ada, bukan leher angsa, tertutup, 0 0 disalurkan sungai d. Ada, bukan leher angsa, septic 0 0 tank e. Ada, leher angsa, septic tank 0 0 3 Sarana pembuangan air limbah (SPAL) a. Tidak ada, tergenang 0 0 b. Ada, mencemari sumber air 0 0 (<10m) c. Ada, ke selokan terbuka 4 100,0 d. Ada, tidak mencemari sumber air 0 0 (>10m) e. Ada, ke selokan tertutup, diolah 0 0 4 Sarana pembuangan sampah a. Tidak ada 2 50,0 b. Ada, tapi kedap air, tidak ada 2 50,0 tutup c. Ada, kedap air, tidak tertutup 0 0 d. Ada, kedap air, tidak tertutup 0 0 e. Ada, kedap air, tertutup 0 0 Berdasarkan tabel sarana sanitasi dapat diketahui bahwa 50% responden memiliki sarana air bersih sendiri, 100% responden tidak memiliki sarana pembuangan kotoran berupa jamban, 100% responden memiliki sarana pembuangan air limbah langsung ke selokan terbuka, dan 50% responden tidak memiliki sarana pembuangan sampah. Menurut Depkes RI (2009) jenis jamban yang dianjurkan adalah jamban tangki septik yaitu jamban yang berbentuk leher angsa yang penampungnya berupa tangki septic kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian kotoran amnusia yang dilengkapi resapannya. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2011 tentang pedoman pengelolaan sampah, dijelaskan bahwa pengelolaan saluran pembuangan air limbah yaitu dengan melakukan pemisahan saluran limbah cair rumah tangga melalui sumur resapan dan saluran pembuangan air limbah yang memenuhi baku mutu kesehatan lingkungan yang mampu memutus mata rantai penularan penyakit.
Tabel Perilaku Penguhini
No Karakteristik Jumlah Persentase
1 Membuka jendela kamar a. Tidak pernah dibuka 2 50,0 b. Kadang-kadang 0 0 c. Setiap hari dibuka 2 50,0 2 Membuka jendela ruang keluarga a. Tidak pernah dibuka 0 0 b. Kadang-kadang 3 75,0 c. Setiap hari dibuka 1 25,0 3 Membersihkan halaman rumah a. Tidak pernah 0 0 b. Kadang-kadang 0 0 c. Setiap hari 4 100,0 4 Membuanga tinja bayi ke jamban a. Sembaranga, di sungai/kebun 4 100,0 b. Kadang-kadang ke jamban 0 0 c. Setiap hari ke jamban 0 0 5 Membuang sampah ke tempat sampah a. Sembarangan, di sungai/kebun 2 50,0 b. Kadang-kadang ke tempat 0 0 sampah c. Setiap hari ke tempat sampah 2 50,0 Berdasarkan tabel perilaku penghuni dapat diketahui bahwa 75% responden memiliki kebiasaan jarang/kadang-kadang membuka jendela keluarga dan 50% tidak pernah membuka jendela kamar, 100% responden memiliki kebiasaan membersihkan halaman rumah setiap hari, 100% responden membuang tinja bayi atau balita di sungai/kebun/kolam, dan ditemukan 50% responden membuang sampah sembarangan ke sungai atau kebun. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1007/MENKES/PER/V/2011 tentang pedoman penyehatan udara dalam ruang rumah dijelaskan bahwa upaya penyehatan udara yaitu membuka jendela rumah minimal pada pagi hari secara rutin. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat bahwa tidak melakukan perilaku buang air bersih sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit.
Tabel Total Skor Rumah Sehat
No Nama Kepala Kriteria Skor Total Keluarga 1 Nurul Fadli Komponen rumah 434 917 Sarana Sanitasi 175 Perilaku Penghuni 308 2 Ashari Komponen rumah 314 537 Sarana Sanitasi 100 Perilaku Penghuni 132 3 Abdul Khahar Komponen rumah 279 530 Sarana Sanitasi 75 Perilaku Penghuni 176 4 Kholila Komponen rumah 434 917 Sarana Sanitasi 175 Perilaku Penghuni 308 Berdasarkan Tabel Total Skor Rumah Sehat dapat diketahui bahwa keempat rumah yang menjadi responden rumah sehat tidak ada yang memenuhi kriteria rumah sehat dan termasuk ke dalam kriteria rumah tidak sehat karena skor keempat rumah tersebut <1068. Menurut Depkes RI (2005) rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi kriteria sehat minimum komponen rumah dan sanitasi dari tiga komponen (rumah, sarana sanitasi, dan perilaku) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.