Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PROPOSAL SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST)
Di Program Studi Rekam Medik
Jurusan Kesehatan
Oleh
Siva Amalia
NIM G41140148
PROPOSAL SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST)
Di Program Studi Rekam Medik
Jurusan Kesehatan
oleh
Siva Amalia
NIM G41140148
Siva Amalia
NIM. G4114048
PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini UPT. Politeknik Negeri Jember
berhak menyimpan mengalih media atau format, mengelola dalam bentuk
Pangkalan Data (Database), mendistribusikan karya dan menampilkan atau
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis atau pencipta.
Dibuat di : Jember
Pada Tanggal :
Yang menyatakan,
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Analisis Tingkat
Resiko Musculoskeletal Disorders Di Unit Rekam Medis Rawat Inap Rumah
Sakit Mitra Medika Bondowoso Menggunakan Metode QEC. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan D-IV pada
Program Studi Rekam Medik Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Jember.
Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Ir. Nanang Dwi Wahyono, MM., selaku Direktur Politeknik Negeri Jember
2. Sustin Farlinda, S.Kom.,MT., selaku Ketua Jurusan Kesehatan Politeknik
Negeri Jember
3. Faiqatul Hikmah, S.KM, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV Rekam
Medik Politeknik Negeri Jember
4. dr.Novita Nuraini,M.A.R.S, selaku Koordinator Tugas Akhir D-IV Rekam
Medik dan dosen pembimbing I yang telah memberikan masukan,
pengarahan, dan motivasi.
5. Pegawai Rumah Sakit Mitra Medika yang telah membantu penulis mulai dari
survei pendahuluan hingga penelitian.
6. Keluarga, sahabat dan teman teman D-IV Rekam Medik angkatan 2014 dan
semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran akan senantiasa penulis terima dengan senang
hati. Besar harapan penulis semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
BAB 1. PENDAHULUAN
Kesehatan dan keselamatan pegawai menjadi salah satu hal terpenting bagi
pihak rumah sakit terlebih untuk membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas dan produktif dalam bekerja, kesehatan dan keselamatan pegawai
berhubungan dengan resiko keselamatan pegawai terhadap segala aspek yang bisa
merugikan pegawai seperti kecelakaan kerja atau kerugian alat tubuh. Umumnya
disetiap tempat kerja terdapat sumber bahaya yang bisa mengancam keselamatan
dan kesehatan tenaga kerja. Keluhan pada sistem musculoskeletal telah menjadi
trend penyakit terbaru berkaitan dengan pekerjaan di seluruh dunia baik negara
berkembang maupun industri (Chung dalam Prima, 2016). Tidak jarang para
pegawai mengalami masalah pada sistem musculoskeletal, gangguan otot ini
merupakan kerusakan pada otot, saraf, tendon, ligament, persendian, kartilago,
dan discus invertebralis. Kerusakan pada otot dapat berupa ketegangan otot,
inflamasi, dan degenerasi. Sedangkan kerusakan pada tulang dapat berupa memar,
mikro faktur, patah, atau terpelintir (Merulalia, 2010).
Occupational Health and Safety Council of Ontario (OHSCO) tahun 2007
menyatakan bahwa musculoskeletal disorders adalah serangkaian sakit pada
tendon, otot, dan saraf. Aktifitas dengan tingkat pengulangan tinggi dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri
dan rasa tidak nyaman pada otot. Musculoskeletal disorders dapat terjadi
walaupun gaya yang dikeluarkan ringan dan postur kerja yang memuaskan (For &
Future, 2010)
Dari berbagai macam penelitian dapat diketahui keluhan penyakit yang
sering diderita oleh pekerja adalah musculoskeletal disorders, hal tersebut salah
satunya dipengaruhi adanya posisi kerja. Posisi kerja mengacu pada bagaimana
postur tubuh yang dilakukan, posisi kerja yang nyaman dan aman akan
mempengaruhi produktivitas kerja yang lebih baik. Pekerjaan yang memaksa
tenaga kerja untuk berada pada postur kerja yang tidak ergonomis menyebabkan
tenaga kerja lebih cepat mengalami kelelahan dan secara tidak langsung
memberikan tambahan beban kerja. Penerapan posisi kerja yang ergonomis akan
mengurangi beban kerja dan secara signifikan mampu mengurangi kelelahan atau
masalah kesehatan yang berkaitan dengan postur kerja serta memberikan rasa
nyaman kepada tenaga kerja terutama dalam pekerja yang monoton dan
berlangsung lama, jika penerapan ergonomi tidak dapat terpenuhi akan
menimbulkan ketidaknyamanan atau munculnya rasa sakit pada bagian tubuh
tertentu. Salah satu dampak kesehatan yang muncul sebagai akibat dari postur
kerja yang tidak ergonomis adalah musculoskeletal disorder (MSDs).
Masalah kesehatan di Indonesia tahun 2005 menunjukkan bahwa sekitar
40,5% penyakit yang diderita pekerja yang berhubungan dengan pekerjaannya.
Menurut studi yang dilakukan terhadap 9.482 pekerja di 12 kabupaten atau kota di
Indonesia, umumnya berupa penyakit muskuloskeletal (16%), kardiovaskuler
(8%), gangguan syaraf (6%), gangguan pernafasan (3%),dan gangguan THT
(1,5%). (Depkes RI,2005 dalam Nurhayuning & Paskarini, 2015)
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 19
Februari 2017, pada umumnya petugas rekam medis merasa pegal-pegal pada
pinggang, punggung, leher dan bahu, rasa sakit pada pinggang diakibatkan oleh
adanya aktifitas penyimpanan dan pengembalian berkas di ruang filling. Ketika
petugas melakukan proses penyimpanan dan pengembalian berkas otot di area
leher dan pinggang terjadi ketegangan otot, proses ini bisa terjadi karena ruang
penyimpanan berkas atau rak filling yang memiliki tinggi 205cm, panjang 300cm
terlalu tinggi melebihi postur petugas rekam medis yang memiliki tinggi badan
petugas 1 ialah 155cm kemudian untuk petugas 2 ialah 153 cm sehingga
mengakibatkan pegal-pegal pada area punggung dan leher.
Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso merupakan rumah sakit swasta
kelas D yang terletak di daerah kota Bondowoso. Di instansi tersebut rekam medis
memeggang peranan sangat penting, dan tentu saja harus didukung oleh sarana
dan prasarana yang memadai dan berkualitas. Kondisi unit rekam medis RS Mitra
Medika Bondowoso belum didukung oleh sarana dan prasarana yang ergonomis,
sarana dan prasarana yang dimaksud ialah ruangan rak filling rawat inap dan
ruang kerja unit rekam medis. Menurut hasil observasi yang dilakukan dengan
cara wawancara pada petugas rekam medis, mereka mengatakan bahwa sering
mengeluh dan sakit pada area punggung dan leher atau biasa disebut dengan
musculoskeletal disorder hal tersebut terbukti ketika berkerja didepan monitor.
Otot punggung akan bekerja keras menahan beban anggota gerak atas,
akibatnya beban kerja bertumpu di daerah pinggang sebagai penahan beban utama
sehingga mudah mengalami keluhan nyeri otot atau musculoskeletal disorder
(Risyanto dalam Prima, 2015). Kemudian dengan kondisi ruang filling rawat inap,
ruang filling rawat inap memiliki tinggi 205 cm dan panjang 300 cm yang
melebihi postur tubuh pekerja, hal tersebut mengakibatkan pekerja cenderung
mengalami penarikan atau ketegangan otot pada daerah leher dan punggung. Para
pegawai juga belum memperhatikan secara intensif mengenai standart kerja yang
harus dilakukan dan cenderung mengejar deadline, dengan demikian penerapan
ergonomi ditempat kerja belum tercapai.
Berdasarkan uraian tersebut penulis memfokuskan penelitian pada
musculoskeletal disorders yang dialami pada petugas rekam medis rawat inap
yang didasarkan pada metode QEC dengan skripsi yang berjudul Analisis
Tingkat Resiko Musculoskeletal Disorders Di Unit Rekam Medis Rawat Inap
Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso Menggunakan Metode QEC
2.1.1 Studi Ergonomi Tentang Keluhan Fisik Yang Dialami Karyawan Di unit
Rekam Medik RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2015.
Unit rekam medik merupakan salah satu bagian yang memiliki
peran penting dalam suatu rumah sakit dan harus didukung oleh sarana
yang memadai. Kondisi unit rekam medik di RSUD Dr. Haryoto
Lumajang belum didukung oleh sarana yang ergonomis. Hal ini ditunjukan
dengan adanya rak berkas dan kursi kerja yang belum ergonomis (belum
ada kesesuaian antara ukuran tubuh pekerja dengan sarana) hal ini tentu
berpengaruh pada postur kerja karyawan dalam berkerja. Ketidaksesuaian
ini menyebabkan timbulnya keluhan otot skeletal pada karyawan. Tujuan
dari penelitian ini memberikan rekomendasi studi ergonomi tentang
keluhan fisik musculoskeletal disorders yang dialami oleh karyawan di
unit rekam medik RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2015. Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, menggunakan metode
REBA untuk menilai postur tubuh pekerja. Populasi dan sampel dalam
penelitian ini adalah karyawan di unit rekam medik RSUD Dr. Haryoto
Lumajang berjumlah 15 orang. Pengumpulan data menggunakan lembar
observasi, dokumentasi dan kuisioner yang telah baku (NBM). Hasil
penelitian yang diperoleh adalah perhitungan skor REBA yang diketahui
level tidakan dari skor akhir yaitu dengan nilai 6, maka termasuk dalam
kategori skor REBA dengan interval 4-7 dengan level resiko yaitu sedang,
tidakan perbaikan termasuk dalam ketegori perlu. Keluhan yang paling
banyak dirasakan oleh karyawan adalah Low Back Pain atau nyeri pada
bagian punggung dan pinggang bagian bawah. Rekomendasi terkait
dengan masalah keluhan fisik yaitu diantaranya melakukan perbaikan
postur kerja karyawan yang salah satunya atau kurang ergonomis,
melakukan pengaturan jam istirahat, melakukan streching atau peregangan
ringan pencegahan terjadinya LBP, perawatan dan pengobatan keluhan
Low Back Pain.
2.1.2 Analisis Tingkat Resiko musculoskeletal Disorders (MSDs) Dengan The
Rapid Upper Limbs Assessment (RULA) Dan Karakteristik Individu
Terhadap Keluhan MSDs
Muskuloskeletal disorders (MSDs) adalah gangguan pada sistem
muskuloskeletal yang disebabkan oleh pekerjaan dan performansi kerja seperti
postur tubuh tidak alamiah, beban, durasi dan frekuensi serta faktor individu (usia,
masa kerja, kebiasaan merokok, IMT dan jenis kelamin). Penelitian ini bertujuan
untuk mencari hubungan tingkat risiko dan karakteristik individu terhadap
keluhan muskuloskeletal disorders. Metode yang digunakan adalah analitik
observasional dengan pendekatan cross sectional. Alat ukur berupa lembar
observasi RULA dan Nordic Body Map. Populasi penelitian adalah perawat di
RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya berjumlah 60 orang, jumlah sampel 33
orang didapatkan dengan metode simple random sampling. Data diuji
menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berusia 2535 tahun (81,8%), wanita (84,8%) dengan masa kerja < 5
tahun sebesar (63,6%), yang tidak mempunyai kebiasaan olahraga (45,5%), status
gizi normal (63,6%), memiliki kebiasaan merokok (6,1%) dan sikap kerja tidak
alamiah (87,9%). Faktor risiko pekerjaan dengan keluhan muskuloskeletal
memiliki hubungan sangat lemah yang berarti tidak adanya hubungan antara nilai
posisi kerja terhadap keluhan Muskuloskeletal disorder. Kedua variabel memiliki
nilai korelasi sebesar 0,330. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak adanya
hubungan antara posisi kerja menggunakan metode RULA dengan keluhan
musculoskeletal pada perawat RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya.
Disarankan agar peran K3RS harus lebih aktif untuk upaya pencegahan keluhan
muskuloskeletal disorders dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan yang
berhubungan dengan keperawatan.
2.1.3 State Of The Art
Berdasarkan isi dari karya tulis diatas maka Proposal Tugas Akhir yang
berjudul Analisis Keluhan Musculoskeletal Terhadap Sarana Dan Prasarana Unit
Rekam Medis Rawat Inap Di Rumah Sakit Mitra Medika Bondowoso Tahun
2017 ini memiliki persamaan dan perbedaan antara lain sebagai berikut :
(a) Membungkuk; (b) Miring (sideways); (c) Memutar (twisted); (d) Menengadah
Gambar 2.1 Postur janggal pada punggung (Sumber; Nurhikmah, 2011)
Dorsifleksi
Pronasi
Supinasi
Plantar
(a) (b)
Aduksi Abduksi
Ekstensi
Fleksi
(c) (d)
(a) Dorsifleksi & Plantar; (b) Supinasi & Pronasi; (c) Aduksi & Abduksi;
(d) Fleksi & Ekstensi
Gambar 2.2 Postur janggal pada tangan dan pergelangan tangan
(Sumber; Nurhikmah, 2011)
Beberapa postur janggal pada tangan dan pergelangan tangan, seperti berikut:
a) Dorsifleksi, gerakan dalam arah permukaan dorsal. Plantar atau palmar,
gerakan dalam arah plantar atau palmar.
b) Supinasi, rotasi sehingga permukaan palmar tangan mengarah keatas.
Pronasi, rotasi sehingga permukaan palmar tangan mengarah kebawah.
c) Aduksi, gerakan ke garis tengah. Abduksi, gerakan menjauhi garis tengah.
d) Fleksi yaitu posisi pergelangan tangan yang menekuk ke arah dalam.
Ekstensi yaitu posisi pergelangan tangan yang menekuk ke arah luar.
3) Postur janggal pada bahu (kiri dan kanan)
Postur bahu yang merupakan faktor risiko adalah melakukan pekerjaan
dengan lengan atas, ke arah samping atau ke arah depan.
Rotasi Internal Rotasi Eksternal
Fleksi
Ekstensi
Pronasi
Supinasi
(a) (b)
(a) Fleksi dan ekstensi; (b) Supinasi dan Pronasi
Gambar 2.4 Rentang gerak sendi siku (Sumber; Nurhikmah, 2011)
5) Postur janggal pada leher
Mendongak
Menunduk Memutar
a
b
<20 <20
<20
. .
20 20
60
60 20
60
. .
>60 >60
>60
. .
INPUT PROSES
1. Mengetahui faktor resiko
Faktor Pekerjaan
musculoskeletal disorders.
- Postur 2. Tahapan kerja mengetahui
- Durasi tingkat resiko menggunakan
- Frekuensi metode QEC :
- beban a. Observers Assessment
b. Workers Assessment
c. Mengkalkulasi skor QEC
Faktor Individu d. Consideration of action
- Postur
- Durasi
- Frekuensi/Pengulangan
- Beban
Faktor Lingkungan
- Pencahayaan
- Getaran OUTPUT
- Heat Strees Tingkat resiko musculoskeletal
- Cold Strees disorders pada petugas rekam di
- Kebisingan unit rawat inap.