Вы находитесь на странице: 1из 3

1.

Sebab, ialah;

Artinya; Sebab, ialah; menjadikan sifat yang pasti sebagai adanya hukum, adanya sebab itu
memastikan adanya hukum dan tidak adanya memastikan tidak adanya hokum.
Contohnya, QS. Al Isra;78.
Jadi adanya sebab tergelincir mata hari adanya wajib sholat dhuhur, dan tidak adanya
tergelincir mata hari tidak danya wajib sholat dhuhur.
2. Syarat, ialah;


Artinya; Syarat, ialah; sesuatu yang adanya hokum, tergantung pada adanya. Tidak adanya
melajimkan tidak adanya hokum, dan adanya, tidak melajimkan adanya hokum (epek syari).
Contohnya; Syarat wajib zakat perdagangan itu apabila setelah usaha berjalan satu tahun.
Apabila belum satu tahun maka belum wajib zakat. Sudah berjalan satu tahun tidak di pastikan
wajib zakat karena tergantung kepada nisb atau belumnya.
Contoh lain, Sabda Rosululloh Saw.
) (
Artinya; Alloh tidak akan menerima shalat dalam keadaan hadas, kecuali dengan syarat harus
punya wudhu.
3. Manni, yaitu;

Artinya; Manni (Penghalang), adalah; sifat yang dhahir algi pasti, yang adanya melajimkan
suatu hikmah yang menyebabkan tidak adanya hokum atau batalnya sebab.
Contohnya; Hutang penghalang wajibnya zakat, sebab kalau di bayarkan, mengakibatkan tidak
nisab.
4. Rukhshah dan Azimah.
a. Rukhshah/keringanan, adalah;

Rukhshah, ialah; hukum yang disyariatkan Alloh swt. Sebagai keringanan bagi mukalaf
berhubung ada hal-hal tertentu yang memberatkan untuk terlaksananya hokum tersebut.
Rukhshoh, terbagi 4 macam.
Rukhshoh/keringanan terhadap yang tadinya di haramkan, tapi dalam keadaan darurot
menjadi boleh, tapi bukan halal.

Contohnya, QS. Al Baqarah, 173.






)(
173. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah[108]. tetapi Barangsiapa dalam
Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.

[108] Haram juga menurut ayat ini daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut nama
Allah tetapi disebut pula nama selain Allah.

Rukhsoh/keringanan terhadap yang tadinya wajib

Contoh diperbolehkannya tidak puasa dalam keadaan sakit atau sedang bepergian.
Seperti yang terkandung dalam QS Albaqoroh 184. (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.
Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka
(wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan
wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar
fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati
mengerjakan kebajikan[114], Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui.

[114] Maksudnya memberi Makan lebih dari seorang miskin untuk satu hari.

Rokhshoh/keringanan, terhadap yang tidak memenuhi syarat, tapi sangat di butuhkan


umat.
Contohnya, jual beli Salam/timah. Dasarnya Hadis Rsululloh saw.

Artinya; Rasululloh saw. Melarang jual-beli manusia yang tidak ada padanya dan
membolehkannya dalam jual-beli salam.
Rukhsoh/keringanan, terhadap sesuatu yang disyariatkan kepada umat terdahulu, seperti;
tidak syah sholat kecuali di mesjid, atau mengguning pakaian yang kena najis, atau wajib
mengeluarkan zakat harta dll.

b. Azimah, ialah;

Artinya; Azimah, ialah; Sesuatu yang di syariatkan Alloh swt. Yang bersipat pokok dari
hukum yang bersifat umum (mukalaf), yang tidak di batasi keadaan dan waktu dan tidak untuk
mukalaf dan bukan mukalaf (berlaku umum maksudnya tidak ada batasan dan bersifat pokok,
maksudnya berlaku dari semula).
Contohnya; QS.An Nissa. 103.







)(

103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di
waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

5. Syah dan Batal, yaitu;



Artinya; Sesuatu yang di tuntut Alloh swt. dari mukalaf, berpa perbuatan dan apa yang di
tetapkannya bagi mereka berupa sebab-sebab dan syarat-syarat, apabila mukalaf
melaksanakannya, Alloh bis menghukumi syah atau tidak syah perbuatan sebab dan syarat
tersebut.
a. Mana Syah menurut syara, ialah;

Artinya; Mana syah menurut syara, ialah; mengakibatkan efek syarI atasnya.
Contohnya; Perkawinan yang mencukupi syarat dan rukunnya, efeknya halal bergaul baginya.
b. Mana Batal/tidak syah, yaitu;

Artinya; Mana tidak syah menurut syara, ialah; Tidak mengakibatkan efek syarI atasnya.
Jadi; kalau perbuatan wajib, maka belum bebas kewajiban itu dan tanggung jawabnya. Karena
itu Alloh swt., member efek pahla atas perbuatan sebab, syarat yang terwujud seperti yang di
perintahkan dan di tetapkannya.

Syah dan Batal di masukan Hukum wadhI, karena syah merupakan sebab yang menghasil
kan efek syarI atas perbuatan sebab dan syarat. sedang batal, merupakan sebab tidak
menghasilkan efek syarI tersebut.

Вам также может понравиться