Вы находитесь на странице: 1из 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mineral merupakan suatu benda padat homogen yang terdapat di alam,

terbentuk secara anorganik, dengan komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan

mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur. Di alam mineral dijumpai

bermacam-macam dengan berbagai bentuk yang bervariasi, terkadang hanya terdiri

dari sebuah kristal atau gugusan kristal-kristal dalam rongga-rongga atau celah

batuan, tetapi umumnya mineral dijumpai sebagai kumpulan butiran kristal yang

tumbuh bersama membentuk batuan.

Pengetahuan tentang mineral merupakan syarat mutlak untuk dapat

mempelajari bagian yang padat dari Bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian luar

yang padat dari Bumi ini disebut litosfir, yang berarti selaput terdiri dari batuan.

Tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang kita ketahui sekarang. Beberapa dari

padanya merupakan benda padat dengan ikatan unsur yang sederhana. Contohnya

adalah mineral intan yang hanya terdiri dari satu jenis unsur saja yaitu Karbon.

Garam dapur yang disebut mineral halit, terdiri dari senyawa dua unsur Natrium dan

Chlorit dengan simbol NaCl. Setiap mineral mempunyai susunan unsur-unsur yang

tetap dengan perbandingan tertentu.

Gas dengan unsur kimia tertentu akan dapat mengkristal, unsur tersebut

misalnya belerang, kristalisasi terjadi dari larutan peleburan, uap atau gas. Meskipun

telah di definisikan kristalin tetapi di anggap sebagai mineral, tipe ini di kenal ada

dua macam yaitu : Metamic mineral dan mineral amorf.


1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari praktikum mineralogi dan kristalografi acara kelima

mineral silika ialah untuk mengetahui dasar pembagian kelas mineral silika.

Adapun tujuan dari praktikum acara kelima mineral silika yaitu :

1. Mengetahui kelas-kelas mineral silika.

2. Mengetahui mineral yang termasuk dalam mineral silika.

1.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan demi kelancaran praktikum Mineral

Silika adalah sebagai berikut :

1. Alat tulis-menulis : pensil, penggaris, penghapus, rautan, dsb.

2. Kertas HVS ukuran A4s (secukupnya)

3. Alat uji kekerasan (kikir, tegel, kaca, pisau aluminium, dan kawat baja)

4. Buku referensi rocks and minerals.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bumi ini terdiri dari batuan yang merupakan agregat dari mineral. Mineral

terdiri dari atom. Untuk memahami bebatuan, pertama kita harus memiliki

pemahaman tentang mineral. Untuk memahami mineral kita harus memiliki beberapa

pemahaman dasar tentang atom dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain

untuk membentuk mineral.

2.1 Definisi Mineral

Kerak bumi tersusun dari bahan padat dan keras yang disebut mineral dan

batuan. Pada umumnya, orang mempersamakan mineral dengan bahan galian atau

batu mulia yang dapat di tambang, sedangkan batuan merupakan segala sesuatu yang

keras. Anggapan tersebut sangat jauh dari keadaan yang sebenarnya, karena tidak

semua yang keras adalah batuan, dan tidak hanya batu mulia yang termasuk mineral.

Mineral merupakan bahan anorganik yang terbentuk secara alami dengan

komposisi kimia tertentu, sifat fisik yang khas dan sifat oktit yang berbeda-beda.

Umumnya padat (meskipun minyak, gas juga dianggap mineral dalam arti

ekonomis). Dari pengertian tersebut, mineral mempunyai komposisi kimia yang

seragam pada setiap bagiannya. Sedangkan secara umum, batuan didefinisikan

sebagai kumpulan satu atau beberapa mineral. Penyebaran mineral didalam batuan

tidak merata sehingga komposisi kimia batuan tidak seragam pada setiap bagiannya.

Jadi perbedaan diantara keduanya adalah mineral mempunyai komposisi kimia yang

seragam, sedangkan batuan tidak seragam. Meskipun bercampur menjadi satu dalam

batuan, tetapi sifat dasar tiap mineralnya masih tetap. Kebanyakan batuan tersusun
dari bermacam mineral, tetapi hanya mineral tertentu saja yang umumnya dijumpai

dalam jumlah yang menonjol. Pada batuan yang disusun oleh satu jenis mineral,

bahan penyusunnya dapat bertindak sebagai batuan dan mineral.

2.2 Sifat Fisik Mineral

Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah

dengan cara mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah

Kilap, warna, kekerasan, cerat, belahan, pecahan, bentuk Kristal, berat jenis, sifat

dalam, dan komposisi kimia. Adapun cara yang kedua adalah melalui analisa

kimiawi atau analisa difraksi sinar X, cara ini pada umumnya sangat mahal dan

memakan waktu yang lama.

a. Kilap (luster)

Kenampakan atau cahaya yang di pantulkan oleh permukaan mineral saat

terkena cahaya. Sifat ini sangat penting karena dapat dipakai dalam menentukan

mineral secara megaskopis. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu Kilap Logam

dan Kilap Non-Logam. Kilap Non-logam antara lain, yaitu: kilap mutiara, kilap

gelas, kilap sutera, kelap resin, dan kilap tanah.

Gambar 2.1 Kilap Lemak Pada Mineral Talc


b. Warna (colour)

Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk dapat

membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak ada

warna-warna yang khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur

tertentu didalamnya. Sebagai contoh warna gelap dipunyai mineral, mengindikasikan

terdapatnya unsur besi. Disisi lain mineral dengan warna terang, diindikasikan

banyak mengandung aluminium.

Gambar 2.2 Berbagai Warna Pada Mineral Kuarsa

c. Bentuk kristal (crystall form)

Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa

mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas. Tetapi

apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya juga

akan terganggu. Setiap mineral akan mempunyai sifat bentuk kristalnya yang khas,

yang merupakan perwujudan kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari

susunan kristalnya didalam. Inilah yang membedakan mineral yang satu dan mineral
yang lainnya. contohnya saja bentuk kubus (pirit), bentuk pimatik (ampihibole), dan

bentuk doecahedon (garnet).

Gambar 2.3 Bentuk-Bentuk Kristal Mineral

d. Kekerasan (hardness)

Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Skala kekerasan

mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras (skala 10) diajukan

oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.

Gambar 2.4 Skala Mohs


e. Cerat (streak)

Warna mineral dalam bentuk serbuk. Hal ini di peroleh ketika mineral

digoreskan pada bagian kasar suatu keeping porselin sehingga serbuknya itu dapat

dilihat warnanya contohnya pirit, hematite, augite, biotite, orhoklase, dll.

Gambar 2.5 Berbagai Warna Cerat Pada Mineral

f. Belahan (cleavage)

Kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih bila

mineral kita berikan gaya. Perlu kita ketahui bahwa tenaga pengikat atom di dalam

struktur Kristal tidak seragam, oleh karena itu mineral akan cenderung membelah

pada suatu bidang-bidang tertentu melalui suatu bidang yang lemah

Gambar 2.6 Belahan Pada Mineral Basal


g. Pecahan (fracture)

Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah dalam arah yang tidak

terkontrol/teratur bila dikenai suatu gaya. Jika bidang belahan dapat memantulkan

cahaya secara halus, berbeda dengan bidang pecahan yang memantulkan sinar ke

segala arah dan tidak teratur.

Gambar 2.7 Bentuk Pecahan Uneven dan Conchoidal

h. Berat jenis (specific gravity)

Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh

unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam

susunan kristalnya. Umumnya mineral-mineral pembentuk batuan, mempunyai

berat jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-rata unsur metal didalamnya berkisar

antara 5. Emas murni umpamanya, mempunyai berat jenis 19.3.

i. Komposisi kimia

Merupakan gabungan beberapa unsur dalam pembentukan senyawa. Sebagai

contoh :

2Fe3+ + 3O2- Fe2O3


j. Sifat dalam (tenacity)

Sifat mineral apabila kita berusaha melakukan suatu tindakan pada mineral

tersebut seperti memotong, membakar, dll. Sehingga dapat diketahui kerapuhan,

kemudahan ditempa, dapt diiris, fleksible, dll.

2.3 Mineral Silika

Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang

merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal.

Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari

mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km

dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu

sedimen, batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk batuan yang

umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan

non-ferromagnesium. Berikut adalah Mineral Silikat:

a. Kuarsa ( SiO2 )

b. Felspar Alkali ( KAlSi3O8 )

c. Felspar Plagioklas (Ca,Na)AlSi3O8)

d. Mika Muskovit (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2

e. Mika Biotit K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2

f. Amfibol (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)

g. Pyroksen (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6

h. Olivin (Mg,Fe)2SiO4

Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah

mineral ferromagnesium.
Pelapukan dan genesis tanah menyebabkan batuan lapuk, mineral yang

terdapat dalam batuan hancur. Hancurnya mineral tersebut membentuk zarah yang

ukurannya beragam, mulai dari ukuran pasir (2,00-0,05mm), debu (0,05-0,002 mm),

sampai lempung (<0,002 mm). Umumnya mineral pada fraksi pasir dan debu

didominasi oleh grup orthosilikat, inosilikat dan tektosilikat, sedangkan pada fraksi

lempung (clay), yang didominasi oleh grup filosilikat. Namun, tidak

selamanya demikian, karena pada fraksi pasir terdapat juga grup filosilikat, dan juga

pada fraksi lempung ditemukan feldspar yang tektosilikat. Pola susunan antar satuan

tetrahedron (kerangka) ini yang menyebabkan perbedaan ketahanan terhadap

pelarutan. Selain itu, ketahanan mineral terhadap pelarutan juga ditentukan oleh

ikatan antar kerangka. Ikatan antar satuan dan antar kerangka dapat dicerminkan dari

energi pembentukan dan untuk melihat ketahanannya secara kasar dapat mengukur

pH abrasinya.

Grup orthosilikat (nesosilikat), satuan tetrahedron-SiO4 pada keadaan bebas,

sehingga dalam satu satuan sel (cell unit) terdiri dari satu satuan tetrahedron-

SiO4 yang terdapat empat muatan negatif di keempat ujungnya, [SiO4]4-. Dalam grup

mineral ini satuan tetrahedron-SiO4 tersebut saling bergabung dengan membentuk

polimer, karena satuan itu bermuatan sejenis (negatif), maka untuk membentuk

polimer membutuhkan penghubung. Penghubung ini mestinya unsur yang bermuatan

positip lebih dari satu, serta ukuran diameternya tepat atau sesuai dengan ruangan

antar satuan tetrahedron-SiO4. Umumnya unsur penghubung ini adalah logam Mg

dan atau Fe. Contoh mineral pada Grup ini adalah Fayalit (Mg2SiO4 ) dan Fosterit

(Fe2SiO4).
Susunan antar satuan tetrahedron-SiO4 pada grup ini adalah susunan yang

sangat rapat, sehingga menyebabkan grup silikat ini mempunyai berat jenis yang

tinggi di antara grup silikat. Pada grup ini tidak terjadi penggantian isomorfis (PI)

atom Si oleh Al,sehingga kekuatan ikatan antar satuan tetrahedron-SiO4 hanya

ditentukan oleh ikatan O-Fe-O dan O-Mg-O. Energi pembentukan polimer

orthosilikat ini sebesar 78.550 kgcal/mole (Paton, 1978). Grup mineral ini

mempunyai pH abrasi 10-11 (Birkeland, 1974) dan kekerasan menurut sekala Mohs

adalah 7 (Best, 1982).

Grup inosilikat tunggal, satuan tetrahedron-SiO4 membentuk rantai tunggal

dengan cara membuat hubungan antar satuan dasarnya melalui dua oksigen bersama

yang sebidang pada setiap satuan tetrahedron-SiO4. Hubungan antar satuan ini,

menyebabkan kerangka silikat ini dapat diformulasikan sebagai (SiO3)2- atau (Si
4
42O6) . Untuk membentuk polimer yang lebih besar, rantai tetrahedron-SiO tidak

terjadi ubungan langsung antar rantai tetrahedron-SiO4 karena, masing-masing rantai

itu bermuatan sejenis, maka untuk membentuk polimer itu membutuhkan

penghubung yang berupa unsur yang bermuatan positif, bermuatannya lebih dari

satu, serta ukuran diameternya tepat atau sesuai dengan ruangan antar rantai

tetrahedron- SiO4. Susunan antar satuan tetrahedron- SiO4 ini adalah susunan yang

kurang rapat sehingga menyebabkan grup silikat ini mempunyai berat jenis yang

lebih rendah dari pada grup orthosilikat. Umumnya unsur penghubung adalah logam

Fe3+, Fe3+, Ca2+, Mg2+ dan Al3+. Contoh mineral pada grup ini adalah

Hypersten [(Mg,Fe)SiO3]. Umumnya mineral grup ini berwarna kelam, dan banyak

dijumpai pada batuan basa dan ultra basa. Oleh karena itu, batuan yang tersusun atas
mineral ini juga mempunyai warna yang kelam juga. Energi pembentukan polimer

inosilikat tunggal sebesar 104.366 kgcal/mole (Paton, 1978). Selain itu, grup ini

dalam rantai tetrahedron- SiO4 terjadi penggantian isomorfis (PI) atom Si oleh

Al, sehingga kekuatan ikatan dalam mineral ini selain ditentukan oleh ikatan antar

rantai yang ditentukan oleh kation penghubung, juga ditentukan oleh ikatan dalam

rantai yang ditentukan oleh ikatan O-Al-O dan O-Si-O. Contoh mineral pada grup

ini6adalah Augit [(Ca,Na) (Mg,Fe,Al) (Si,Al)2O6]. Munculnya ikatan O-Al-O

mengganti ikatan O-Si-O menyebabkan jumlah ikatan O-Si-O dalam rantai

tetrahedron berkurang, sehingga ketahanan terhadap degradasi pada grup inosilikat

dengan penggantian isomorfis lebih kecil daripada grup inosilikat yang tanpa

penggantian isomorfis. Grup mineral ini mempunyai pH abrasi 8-10 (Birkeland,

1974) dan kekerasan menurut skala Mohs 5-6 (Best, 1982). Grup inosilikat ganda,

dalam satu satuan sel merupakan gabungan dari dua inosilikat tunggal, sehingga

membentuk seperti pita.

Hubungan antar satuan dasar ini, menyebabkan kerangka silikat ini dapat

diformulasikan sebagai (Si4O11 )6-. Untuk menyusun polimer pita tetrahedron- SiO4

membutuhkan penghubung yang berupa unsur yang bermuatan positip lebih dari

satu, serta ukuran diameternya sesuai dengan ruangan antar oksigen apikal (ujung)

dan ruang antar oksigen rantai tetrahedron- SiO4 (basal). Susunan antar satuan

tetrahedron- SiO4 ini adalah susunan yang kurang rapat, seperti pada inosilikat

tunggal. Umumnya penghubung antar pita tetrahedron- SiO4 adalah logam Fe2+,

Fe3+, Ca2+, Mg2+ dan Al3+. Energi pembentukan polimer inosilikat ganda sebesar

113.823 kgcal/mole (Paton, 1978). Umumnya mineral grup ini berwarna kelam yang
banyak dijumpai pada batuan basa dan ultara basa. Pada grup ini terjadi penggantian

isomorfis (PI) Si oleh Al dalam pita tetrahedron-SiO4, sehingga kekuatan ikatan

dalam mineral ini selain ditentukan oleh ikatan antar pita, juga ditentukan oleh ikatan

dalam rantai ganda yaitu ikatan O-Al-O dan O-Si-O. Contoh mineral grup ini adalah

Hornblende [(Ca,Na)2-3(Mg,Fe,Al) 5Si6 (Si,Al)2 (OH)2]. Munculnya ikatan O-Al-O

mengganti sebagian ikatan O-Si-O menyebabkan jumlah ikatan O-Si-O dalam rantai

tetrahedron berkurang, sehingga ketahanan terhadap pelarutan pada grup inosilikat

tanpa penggantian isomorfis lebih besar daripada grup inosilikat dengan penggantian

isomorfis. Grup mineral ini mempunyai pH abrasi 10 (Birkeland, 1974) dan

kekerasan menurut sekala Mohs adalah 5-6 (Best, 1982) Grup filosilikat, dalam satu

satuan sel merupakan pengembangan inosilikat ganda ke arah lateral (menyamping

menurut sumbu a dan b), sehingga membentuk seperti lembaran. Hubungan antar

satuan dasar pada grup ini, menyebabkan kerangka lembaran silikat ini dapat

diformulasikan sebagai (Si2O5 )2- atau (Si4O10 )4 . Apabila dalam lembaran terdiri

dari n buah satuan tetrahedron maka dalam satu lembaran terdapat 2 n muatan

negatip.

Kekuatan ikatan dalam mineral ini selain ditentukan oleh ikatan antar

lembaran yang ditentukan oleh kation penghubung, juga ditentukan oleh ikatan

dalam lembaran yang ditentukan oleh ikatan O-Al-O dan O-Si-O. Seperti grup yang

lain pada grup ini, terjadi penggantian isomorfis Si oleh Al. Peristiwa ini

mengakibatkan ikatan antar lembaran dalam ruangan antar ujung apikal makin

kuat. Apabila dalam ruang antar ujung apikal ditempati oleh Al maka terbentuk

muskovit (dioktahedral), dan bila ditempati oleh Fe terbentuk mineral biotit


(trioktahedral). Susunan antar satuan tetrahedron-SiO4 dalam lembaran dan susunan

antar lembaran adalah susunan yang kurang rapat sehingga berat jenisnya lebih kecil,

daripada susunan grup silikat Sebelumnya.

Energi pembentukan polimer filosilikat Sebesar 124.920 kgcal/mole (Paton,

1978). Mineral ini termasuk dalam mineral felsik dan banyak dijumpai pada batu

tengahan (intermediet) dan asam. Grup mineral ini Mempunyai pH abrasi 7-9

(Birkeland, 1974) dan kekerasan menurut sekala Mohs 2-3 (Best, 1982) Grup

tektosilikat, pola susunan satuan dasarnya berkebalikan dengan grup

orthosilikat, karena pada tektosilikat setiap satu satuan tetrahedron-SiO4 tidak ada

oksigen yang bebas artinya semua oksigen dalam setiap sudut satuan tetrahedron-

SiO4 berhubungan dengan Si dari satuan tetrahedron tetangganya, sehingga dalam

struktur ini hanya ada ikatan O-Si-O. Secara kelistrikan dalam satu satuan

tetrahedron-SiO4 adalah bermuatan nol, sehingga dalam skala apa pun (SiO2) atau

(Si4O8) tektosilikat adalah tidak bermuatan atau netral. Secara keruangan, satu

satuan sel tektosilikat biasanya terdiri dari empat satuan tetrahedron- SiO4, maka

ruangan yang terbentuk oleh ikatan antar satuan tetrahedron- SiO4 sangat

rapat. Contoh mineral grup ini adalah Kuarsa. Kekuatan ikatan dalam grup ini

ditentukan oleh ikatan O-Si-O. Tetapi umumnya tektosilikat lebih terbuka dari

kuarsa. Contohnya Feldspar adalah tektosilikat yang dalam satu satuan selnya terdiri

dari empat satuan dasar tetrahedron- SiO4. Dua satuan dasar terdapat di bagian atas,

sedangkan dua satuan dasar yang lain ada di bagian bawah, sehingga membentuk

struktur seperti cincin dengan empat atom Si. Pada Felsdpar ini mungkin terjadi

penggantian isomorfis 1 sampai 2 atom Si oleh Al, sehingga Feldspar ini menjadi
bermuatan negatip antara 1 sampai 2. Untuk menstabilkan muatan dan keruangan

diperlukan kation yang bermuatan dan berukuran sesuai.

Tabel 2.1 Sifat Mineral Silikat Pembentuk Batuan

Apabila kita meninjau energi ikatan total kelima grup silikat menunjukkan

berurutan meningkat dari grup orthosilikat (78.500 kgcal/mol), inosilikat tunggal

(104.366 kgcal/mol), inosilikat ganda (113.823 kgcal/mol), filosilikat (124.920

kgcal/mol) dan tektosilikat (155.500 kgcal/mol). Nilai ini menunjukan makin

meningkat energi itu makin tahan terhadap pelapukan termasuk dalam hidrolisis oleh

air maupun larutan asam.Selain itu bila dilihat Ph abrasinya menunjukkan berturutan

menurun dari 11 sampai 7,0. Nilai ini menunjukkan makin rendah Ph abrasi makin

tahan terhadap pelapukan termasuk dalam hidrolisis oleh air maupun larutan

asam. Kedua Macam nilai tersebut di atas oleh para ahli mineral dinyatakan sebagai

perwujudan yang disebabkan oleh adanya ion penyeimbang atau penghubung antar

kerangka mineral silikat. Perwujudan ini bersumber adanya perubahan muatan


negatip akibat terjadinya penggantian isomorfis. Kedua macam nilai tersebut ternyata

ada kesesuaian dengan seri reaksi Bown yang mengurutkan berdasarkan seri

pengkristalan mineral pembentuk batuan dari magma.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sampel 1

No. Urut :1

No. Peraga : 24

Warna

a. Lapuk : Coklat

b. Segar : Putih

Cerat : Putih

Kilap :Kaca

Belahan : Tidakjelas

Pecahan : Uneven

Kekerasan :
Kuku Kawat Kaca Pisau Baja Kikir Baja
(2,5) Tembaga (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)
- - - -

BeratJenis : 2,5 - 3

SifatKemagnetan : Diamagnetik

DerajatKejernihan : Transparan

Tenacity : Brittle

Sistem Kristal :Monoklin

Komposisi Kimia : K(Al,Cr)2 (Al,Si3) O10 (OH)2

Golongan Mineral : Filosilicate

Nama Mineral : Mica


Sampel mineral dengan nomorRurut 1 dan nomor peraga 24 ini memiliki

warna segar putih dan warna lapuk coklat. Mineral ini memiliki cerat atau warna

mineral dalam bentuk bubuk yaitu berwarna putih. Kilap atau kesan mineral ketika

terkena cahaya yaitu menunjukkan kilap kaca. Mineral ini memiliki belahan yang

tidak jelas (Indistinct) dan pecahannya termasuk uneven atau kasar dan tidak

beraturan. Mineral setelah diuji kekerasannya dengan berbagai alat uji kekerasan

memiliki kekerasan 2,5 skala Mohs. Berat jenis sekitar 2,5 3. Setelah diuji

kemagnetannya dengan cara mendekatkan magnet pada mineral, mineral ini tidak

tertarik gaya magnet atau sifat kemagnetannya termasuk diamagnetik. Mineral ini

memiliki derajat kejernihan transparan dan memilki tenacity atau sifat dalam brittle

(rapuh). Sistem kristal dari mineral ini adalah monoklin. Adapun komposisi

kimianya K(Al,Cr)2 (Al,Si3) O10 (OH)2 dan termasuk dalam golongan mineral

Filosilicate. Dari sifat-sifat fisik ini dapat diketahui nama mineral ini adalah Mica.

Mineral mika ini terbentuk dari pembekuan magma yang mengalami

kristalisasi pada suhu yang intermediet atau 1000o C sehingga tebentuk pada batuan

beku, ketika tekumpul atau terakumulasi setelah menjadi materi sedimen akan berada

pada batuan sedimen, dan pada batuan metamorf dapat ditemukan karena mineral ini

tahan terhadap proses metamorfosanya sehingga dapat ditemukan di batuan

metamorf.

Kegunaan mineral ini yaitu dikarenakan memiliki kuat dielektrik yang tinggi

dan stabilitas kimiawi yang sempurna, mika sering dijadikan bahan

pembuatan kondensator untuk penerapan frekuensi radio. Selain digunakan

sebagai insulator dalam alat listrik tegangan tinggi, mika yang juga merupakan bias
ganda biasanya digunakan untuk membuat lempeng gelombang paruh.Karena

tahan panas, mikalah yang digunakan (bukannya kaca) dalam berbagai jendela

untuk kompor dan pemanas minyak tanah. Mika juga dipakai untuk memisahkan

konduktor listrik dalam kabel yang dirancang untuk memiliki sebuah tingkat tahan

api agar menyediakan integritas sirkuit. Idenya adalah mencegah bersatunya

konduktor yang terbuat darilogam agar tidak terjadi korsleting sehingga kable tetap

operasional saat kebakaran terjadi, ini penting untuk berbagai aplikasi seperti

penerangan darurat.

3.2 Sampel 2

No. Urut :2

No. Peraga :5

Warna

a. Lapuk : CoklatKekuningan

b. Segar : Ungu

Cerat : Putih

Kilap :Kaca

Belahan : TidakJelas

Pecahan : Uneven

Kekerasan :

Kuku Kawat Kaca Pisau Baja Kikir Baja


(2,5) Tembaga (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

- - - -
BeratJenis : 3,06
SifatKemagnetan : Diamagnetik

DerajatKejernihan : Translucent

Tenacity : Brittle

Sistem Kristal :Trigonal

Komposisi Kimia : (Na,Ca)(Mg,Li,Al,Fe2+)3Al6(BO3)3Si6O18(OH)4

Golongan Mineral : Cyclosilicate

Nama Mineral : Tourmaline

Sampel mineral dengan nomor urut 2 dan nomor peraga 5 ini memiliki warna

segar ungu dan warna lapuk coklat kekuningan. Mineral ini memiliki cerat atau

warna mineral dalam bentuk bubuk yaitu berwarna putih. Kilap atau kesan mineral

saat terkena cahaya yaitu kilap kaca. Mineral ini belahannya tidak jelas (Indistinct)

dan pecahannya termasuk uneven atau kasar dan tidak beraturan. Mineral setelah

diuji kekerasannya dengan berbagai alat uji kekerasan memiliki kekerasan antara 6,5

7 skala Mohs. Berat jenis mineral ini sebesar 3,06. Setelah diuji kemagnetannya

dengan cara mendekatkan magnet pada mineral, mineral ini tidak tertarik gaya

magnet atau sifat kemagnetannya termasuk diamagnetik. Mineral ini memiliki

derajat kejernihan opaq atau tidak tembus cahaya dan memilki tenacity atau sifat

dalam brittle (rapuh).Sistem kristal dari mineral ini adalah trigonal. Adapun

komposisi kimia mineral ini adalah (Na,Ca)(Mg,Li,Al,Fe2+)3Al6(BO3)3Si6O18(OH)4

dan termasuk dalam golongan mineral Cyclosilicate. Dari sifat-sifat fisik ini dapat

diketahui nama mineral ini adalah Tourmaline.

Tourmaline berasal dari kata tourmali Sinhala yang berarti batu campuran,

adalah kelompok yang sangat kompleks mineral hydrous yang mengandung Li, Al,
B, dan Si, ditambah berbagai jumlah alkalis (K, Na) dan logam (Fe, Mg, Mn). Ini

adalah prinsip boron yang mengandung mineral dalam kerak bumi dan memiliki

asal-usul di kedua batuan beku (terutama pegmatites) dan batuan metamorf.

Kegunaan mineral ini yaitu banyak digunakan sebagai batu pertamata karena

warnanya yang bagus dan sangat bervariasi sehingga sangat dicari oleh kolektor batu

permata atau gemstone.

3.3 Sampel 3

No. Urut :3

No. Peraga :Inv/pgrf/INOS/Tremolite

Warna

a. Lapuk : Coklat

b. Segar : PutihKehijauan

Cerat : Putih

Kilap :Sutera

Belahan : Sempurna

Pecahan : Uneven

Kekerasan :

Kuku Kawat Kaca Pisau Baja Kikir Baja


(2,5) Tembaga (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

- - - -
BeratJenis : 2,9

SifatKemagnetan : Diamagnetik

DerajatKejernihan : Opaq
Tenacity : Brittle

Sistem Kristal :Monoklin

Komposisi Kimia : Ca2 Mg5 So8 O22 (OH)2

Golongan Mineral : Inosilicate

Nama Mineral : Tremolite

Sampel mineral denga nnomor urut 3 dan nomor peraga

Inv/pgrf/INOS/Tremolite ini memiliki warna segar putih kehijauan

danwarnalapukcoklat. Mineral ini memiliki cerat atau warna mineral dalam bentuk

bubuk yaitu berwarna putih. Kilap atau kesan mineral saat terkena cahaya yaitu kilap

sutera. Mineral ini belahannya sempurna (perfect ) dan pecahannya termasuk uneven

atau kasar dan tidak beraturan. Mineral setelah diuji kekerasannya dengan berbagai

alat uji kekerasan memiliki kekerasan 5,5 6 skala Mohs. Berat jenis mineral ini

sekitar 2,9 3. Setelah diuji kemagnetannya dengan cara mendekatkan magnet pada

mineral, mineral ini tidak tertarik gaya magnet atau sifat kemagnetannya termasuk

diamagnetik. Mineral ini memiliki derajat kejernihan opaq atau tidak tembus cahaya

dan memilki tenacity atau sifat dalam brittle (rapuh). Sistem kristal dari mineral ini

adalah monoklin. Adapun komposisi kimianya Ca2 Mg5 So8 O22 (OH)2 dan termasuk

dalam golongan mineral Inosilicate. Dari sifat-sifat fisik ini dapat diketahui nama

mineral ini adalah Tremolite.

Tremolit ini merupakan mineral index pada batuan metamorf. Tremolit ini

teerbentuk pada fasies metamorfisme yaitu greenschist fasies yang merupakan fasies

yang pembentukannya dipengaruhi oleh tekanan. Tremolit ini termasuk dalam

derajat metamorfisme yang menengah yang terbentuk pada tekanan yang tertentu
saat proses metamorfismenya.Tremolit ini termasuk dalam jenis antistress, tremolit

ini tidak ditemukan pada batuan yang terdeformasi dengan kuat.

Dikarenakan berserat halus berbagai tremolite digunakan untuk asbes industri.

Meskipun Serpentine berserat adalah sumber utama dari asbes, tremolite dan

aktinolit juga produsen asbes. Karena tidak terpengaruh oleh api dan merupakan

konduktor panas yang buruk, asbes digunakan dalam perangkat tahan api dan untuk

perlindungan panas.

3.4 Sampel 4

No. Urut :4

No. Peraga : 30

Warna

a. Lapuk : KuningKecoklatan

b. Segar : PutihKeabu-abuan

Cerat : Putih

Kilap :Damar

Belahan : TidakJelas

Pecahan : Concoidal

Kekerasan :

Kuku Kawat Kaca Pisau Baja Kikir Baja


(2,5) Tembaga (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

- - - -
BeratJenis : 1,9 2,5

SifatKemagnetan : Diamagnetik
DerajatKejernihan : Opaq

Tenacity : Brittle

Sistem Kristal :-

Komposisi Kimia : SiO2 n H2O

Golongan Mineral : Tectosilicate

Nama Mineral : Opal

Sampel mineral dengan nomor urut 4 dan nomor peraga 30 ini memiliki warna

segar putih keabu-abuan dan warna lapuk kuning kecoklatan. Mineral ini memiliki

cerat atau warna mineral dalam bentuk bubuk yaitu berwarna putih. Kilap atau kesan

mineral saat terkena cahaya yaitu kilap damar. Mineral ini belahannya tidak jelas

(Indistinct) dan pecahannya termasuk concoidal atau pecahan yang kenampakan

permukaannya. Mineral setelah diuji kekerasannya dengan berbagai alat uji

kekerasan memiliki kekerasan 5,5 6 skala Mohs. Berat jenis mineral ini sekitar 1,9

2,5. Setelah diuji kemagnetannya mineral ini tidak tertarik gaya magnet atau sifat

kemagnetannya termasuk diamagnetik. . Setelah diuji kemagnetannya dengan cara

mendekatkan magnet pada mineral, mineral ini tidak tertarik gaya magnet atau sifat

kemagnetannya termasuk diamagnetik. Mineral ini memiliki derajat kejernihan opaq

atau tidak tembus cahaya dan memilki tenacity atau sifat dalam brittle (rapuh).

Mineral ini tidak memilki system kristal atau bersifat amorf. Adapun komposisi

kimianya SiO2 n H2O dan termasuk dalam golongan mineral Nesosilicate. Dari sifat-

sifat fisik ini dapat diketahui nama mineral ini adalah Opal.

Opal adalah bentuk amorf dari silika yang berkatian dengan kuarsa

(bentuk mineraloid-nya, bukan mineral). 3% hingga 21% dari berat keseluruhannya


berupa air, namun biasanya isinya antara 6% hingga 10%. Opal terbentuk pada suhu

yang relatif rendah dan ada di retakan setiap jenis batuan, umumnya ditemukan

bersama limonit, batu pasir,riolit, marl dan basal. 97% opal berasal dari Australia dan

merupakan batu permata nasionalnya.

Fungsi utama dari opal adalah sebagai batu perhiasan. Opal yang berharga

biasanya di bentuk cabochon dan di jadikan perhiasan. Cincin opal, gelang opal,

anting-anting serta kalung sangat di minati dan berharga mahal

Opal sangat unik dibandingkan batu perhiasan yang lainnya, sebab opal bukan

Kristal, tapi seperti silika gel yang terdiri dari sedikit air. Yang berarti energetic

properties yang tidak biasanya sehingga bila seseorang yang memakai opal

merasakan perbedaan di bandingkan batu perhiasan yang lain.

3.5 Sampel 5

No. Urut :5

No. Peraga :2

Warna

a. Lapuk : KuningKecoklatan

b. Segar :PutihKebiruan

Cerat : Putih

Kilap :Mutiara

Belahan : Sempurna

Pecahan : Uneven

Kekerasan :
Kuku Kawat Kaca Pisau Baja Kikir Baja
(2,5) Tembaga (3) (5,5-6) (6-6,5) (6,5-7)

- - - -
BeratJenis : 2,9

SifatKemagnetan : Diamagnetik

DerajatKejernihan : Opaq

Tenacity : Brittle

Sistem Kristal :Triklin

Komposisi Kimia : Al2O SiO4

Golongan Mineral : Nesosilicate

Nama Mineral : Kyanite

Sampel mineral dengan nomor urut 5 dan nomor peraga 2 ini memiliki warna

segar putih kebiruan dan warna lapuk kuning kecoklatan. Mineral ini memiliki cerat

atau warna mineral dalam bentuk bubuk yaitu berwarna putih. Kilap atau kesan

mineral saat terkena cahaya yaitu kilap mutiara. Mineral ini belahannya sempurna

(perfect ) dan pecahannya termasuk uneven atau kasar dan tidak beraturan. Mineral

setelah diuji kekerasannya dengan berbagai macam alat uji kekerasan memiliki

kekerasan 66,5 skala Mohs. Berat jenis mineral inisekitar 2,9. Setelah diuji

kemagnetannya mineral ini tidak tertarik gaya magnet atau sifat kemagnetannya

termasuk diamagnetik. Mineral ini memiliki derajat kejernihan opaq dan memilki

tenacity atau sifat dalam brittle (rapuh). Sistem kristal dari mineral ini adalah triklin.

Adapun komposisi kimianya Al2O SiO4 dan termasukdalam golongan mineral

Nesosilicate. Dari sifat-sifat fisik ini dapat diketahuinama mineral ini adalah Kyanite.
Kyanite terbentuk pada suhu yang rendah dan dalam lingkungan yang

bertekanan tinggi; Andalusite terbentuk pada suhu yang rendah dan kondisi tekanan

rendah; Sillimanite terbentuk pada suhu yang tinggi dan dalam kondisi tekanan yang

tinggi. Kyanite sering keliru dianggap sebagai batu Safir biru (Blue Sapphire)

dan Topaz. Selain mirip dengan batu Safir (Sapphire), Andalusite dan Sillimanite,

bentuk Kyanite juga mirip dengan Talc, Hornblende, Quartz, Almandine, dan Albite.

Kyanit biasa digunakan di dalam material tahan panas (refractory) produk -

produk keramik, termasuk porselen perlengkapan pipa dan piring. Kyanit juga

digunakan di barang - barang elektronik, insulator listrik dan abrasif.Kyanit telah

digunakan sebagai batuakik, yang dapat menampilan mata kucing pada

permukaannya, namun penggunaannya dibatasi sifat anisotropisme-nya dan

kesempurnaan belahan. Warnanya bervariasi . Kyanit yang berwarna oranye

ditemukan di Tanzania yang berwarna demikian akibat adanya inklusi sejumah

kecil mangan ( Mn3+) pada strukturnnya. Kyanit adalah salah satu dari mineral -

mineral indeks yang digunakan untuk memperkirakan temperatur, kedalaman, dan

tekanan ketika batuan tersebut mengalami metamorfisme.


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum mineralogi dan kristalografi acara kelima

mineral Silika ialah sebagai berikut :

1. Sifat fisik dari mineral silikat bermacam-macam bergantung pada contoh

mineralnya itu sendiri. Paling mendasar dari kesamaan mineral tersebut terletak

pada komposisi kimianya yang mengandung unsur SiO2 yang sangat besar.

2. Mineral yang termasuk golongan Silika terbagi atas tectosilikat, phyllosilikat,

Cyclosilikat, Sorosilikat, dan Nesosilikat. Contohnya Asteriated Quartz

(tectosilikat), Tourmaline (Cyclosilikat), Hemimorphite (Sorosilikat), dan

lainnya.

4.2 Saran

4.2.1 Saran untuk Laboratorium

Mineral yang ada didalam Laboraturium senantiasa dijaga agar tidak rusak

dan dapat digunakan lagi untuk beberapa tahun kedepan.

4.2.2 Saran untuk Asisten

Saran saya untuk Asisten adalah sebagai berikut.

1. Lebih menyisihkan waktu bagi para praktikan.

2. Sebaiknya semua asisten dapat hadir pada saat praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Adiwinata, GA, 2012. http://geologyaddicted.blogspot.co.id/2012/07/hiking-guntur-


mount.html. Diakses pada Minggu, 24 April 2016. Pukul 19:05 WITA.

Anonim, 2015. http://dokumen.tips/documents/asosiasi-mineral-dalam-batuan.html.


Diakses pada Senin, 9 April 2016. Pukul 9:28 WITA.

Arindita, 2012. https://www.scribd.com/doc/82945426/Asosiasi-Mineral-Dalam-


Batuan. Diakses pada Senin, 9 April 2016. Pukul 9:26 WITA.

Greed, G, 2014. https://www.scribd.com/doc/246733888/Genesa-Mineral-Kuarsa.


Diakses pada Senin, 9 April 2016. Pukul 9:30 WITA.

Irfan, UR, 2016. Penuntun Praktikum Mineralogi dan Kristalografi. Gowa :


Universitas Hasanuddin.

Noor, D, 2009. Pengantar Geologi.pdf. Diakses pada Minggu, 17 April 2016. Pukul
10:54 WITA.

Вам также может понравиться