Вы находитесь на странице: 1из 28

BAB 1 SISTEM PERIODIK DAN STRUKTUR ATOM

STANDAR KOMPTENSI : 1. Menganalisis struktur atom,


sifat-sifat periodik unsur untuk meramalkan letak unsur dalam
sistem periodik unsur
KOMPETENSI DASAR : 1.1 Memahami struktur atom
berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif,
dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari
keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi electron
TUJUAN PEMBELAJARAN : - Membandingkan
perkembangan teori atom mulai teori atom Dalton hingga teori atom
Niels Bohr.

- Menjelaskan proses penemuan


partikel partikel dalam atom.
Menentukan jumlah proton, elektron dan netron suatu unsur berdasarkan
nomor atom dan nomor massanya atau sebaliknya.
Menentukan isotop, isobar, isoton suatu unsur
Membandingkan perkembangan sistim periodik melalui studi kepustakaan.
Menentukan elektron valensi unsur dari kofigurasi elektron dan tabel periodik.
Menentukan golongan dan periode unsur-unsur dalam tabel periodik.
Menentukan sifat-sifat unsur ( logam,, non logam, metaloid), massa atom
relatif dari tabel periodik.
Menganalis tabel atau grafik sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom,
afinitas elektron, energi ionisasi, dan keelektronegatifan).
STRUKTUR ATOM
A. PARTIKEL DASAR
Massa Muatan
Partikel
satuan muatan
Dasar kg sma coulomb lambang
elektron
elektron 9,10956 x10-31 0,000549 -1,60219 x10-19 -1 e
proton 1,67261 x 10-27 1,00885 +1,60219 x10-19 +1 p
neutron 1,67492 x10-27 1,01024 0 0 n

B. PERKEMBANGAN TEORI ATOM


1. Teori Atom Dalton (klasik:1803)
- Unsur-unsur penyusun materi terdiri dari partikel-partikel yang disebut atom (partikel
terkecil)
- Atom-atom pada suatu unsur tertentu (unsur yg sama) adalah identik baik berat,
ukuran dan sifat
- Atom suatu zat tidak dapat diubah menjadi atom zat lain.
- Pada reaksi kimia terjadi penggabungan atau pemisahan atom sehingga susunannya
berubah tetapi tidak ada atom yang hilang.
John Dalton
- Atom bergabung dengan atom lain membentuk molekul dengan perbandingan bulat
dan sederhana

2. Teori Atom Thomson (klasik: 1897)


- Atom merupakan suatu bola pejal bermuatan positif dimana pada tempat tertentu di
dalam bola tersebut terdapat elektron-elektron tersebar merata dan bermuatan
negatif (seperti roti kismis)
- Dalam atom jumlah muatan positif dan negatifnya sama sehingga atom bersifat
Thomson
netral.
3. Teori Atom Rutherford (Modern: 1911)
- Sebagian besar dari atom merupakan ruangan kosong, ditandai dengan sinar yang diteruskan.
- Atom terdiri atas inti-inti yang bermuatan positif
- Massa atom terpusat pada inti atom
- Elektron-elektron di dalam atom beredar mengelilingi inti.
- Muatan suatu atom adalah netral, hingga jumlah proton selalu sama dengan jumlah elektronnya.
- Jari-jari atom sudah dapat ditentukan (diameter atom = 10 -13 cm, diameter inti = 10-18 cm)
Kelemahan teori atom Rutherford: tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke inti hal ini
bertentangan dengan teori mekanika dari Maxwell yang menyatakan: jika elektron bergerak mengelilingi inti
atom, maka elektron akan kehilangan energi dalam bentuk radiasi, kemudian karena elektron bermuatan
negatif akan ada gaya tarik menarik dengan muatan positif di inti atom, akibatnya energi elektron makin lama
akan habis dan akan semakin tertarik ke inti dan lama kelamaan akan jatuh ke inti
4. Teori Atom Niels Bohr (Modern: 1913)
- Elektron-elektron beredar mengelilingi inti
- Garis edar elektron dapat berupa lingkaran atau elips dengan inti sebagai titik pusatnya.
- Garis edar elektron sesuai dengan tingkat energinya/kulit.
- Elektron-elektron mengelilingi inti tanpa menyerap atau melepaskan energi
- Energi pada lintasan bersifat stasioner (tetap) sehingga tidak ada energi yang dipancarkan atau diserap
dalam bentuk radiasi.
- Elektron-elektron dapat berpindah dari tingkat energi/kulit yang lebih rendah ke tingkat energi/kulit yang
lebih tinggi dengan menyerap energi. Begitu juga sebaliknya.
5. Model Atom Modern (Mekanika Kuantum)
Didasarkan pada:
a. Louis de Broglie (1924) : bahwa elektron bersifat dualisme yaitu sebagai gelombang dan partikel
b. Heisenberg (1926) : bahwa prinsip ketidakpastian menyatakan tidak mungkin mengetahui secara
bersama-sama kedudukan dan kecepatan gerak elektron.
c. Erwin Schrodinger (1926) : berhasil menemukan persamaan gelombang untuk menggambarkan gerakan
elektron dalam atom
Kesimpulan: bahwa menurut model atom modern bahwa kedudukan elektron tidak bisa dipastikan hanya
merupakan kebolehjadian elektron yang digambarkan dengan orbital.
C. NOMOR ATOM DAN NOMOR MASSA A
Bermula dari percobaan Wilhelm Conrad Roentgen tentang suatu bahan Z
X
yang ditembaki sinar katode yang dapat memancarkan suatu radiasi. Lalu
bersamaan pula dengan ditemukannya bahwa atom mempunyai inti oleh X = lambang atom
Rutherford, sehingga Moseley melakukan percobaan seperti yang dilakukan A = nomor massa
Rontgen dan berkesimpulan: Bila sinar katode menghantam unsur yang = proton + netron
digunakan sebagai anode (sasaran) dalam suatu tabung sinar X akan Z = nomor atom
dipancarkan sinar X yang lain menurut jenis unsur itu. = proton = elektron
Hasil selanjutnya menyatakan bahwa jumlah proton dalam inti atom disebut nomor atom.
Contoh:
Tentukan nomor atom, nomor massajumlah elektron, proton dan netron dari :
23
a. 11 Na b. 11 23
Na
Jawab: a. Nomor atom = 11
Nomor massa = 23
elektron = 11, proton = 11, neutron = 23 11 = 12
b. Nomor atom = 11
Nomor massa = 23
elektron = 10, proton = 11, neutron = 12
D. ISOTOP, ISOBAR, ISOTON, ISOELEKTRON
Isotop adalah atom-atom yang mempunyai nomor atom sama, tetapi nomor massanya berbeda
Contoh : 6C12 , 6C13, 6C14 dan 17Cl35 , 17 Cl37
Isobar adalah atom-atom yang nomor atomnya berbeda (unsur yang berbeda) tetapi nomor massanya sama.
Contoh : 7N14 , 6C14 dan 11Na24 , 12Mg24
Isoton adalah atom-atom dari unsur yang berbeda tetapi jumlah neutronnya sama
Contoh: 15P31 , 16S32 dan 20Ca40 , 19K39
Isoelektron adalah atom-atom dari unsur yang berbeda tetapi jumlah elektronnya sama
27 3 16 2 20
Contoh : 13 Al , 8 O , 10 Ne
E. KONFIGURASI ELEKTRON ( berdasarkan Model Atom Bohr)
Adalah susunan pengisian elektron pada masing-masing kulit atom.
Berdasarkan model atom Bohr elektron-elektron dalam mengelilingi inti atom menempati tingkat-
tingkat energi tertentu yang disebut kulit atom.
Bilangan kuantum Nama kulit jumlah elektron maksimum (2n 2)
1 K 2 x 12 = 2
2 L 2 x 22 = 8
3 M 2 x 32 = 18
4 N 2 x 42 = 32
dst... .... .........
Contoh : Tentukan konfigurasi elektron dari:
a. 12 Mg b. 19K c. 17Cl-
jawab: a. 12 Mg = 2 8 2
b. 19 K = 2 8 8 1
c. 17Cl- = 2 8 8
F. MASSA ATOM RELATIF DAN MASSA MOLEKUL RELATIF
Konsep massa atom relatif mula-mula dikemukakan oleh Dalton. Menurutnya perbandingan massa suatu atom
dengan massa satu atom hidrogen. Kemudian seiring ditemukannya spektrometer massa yang dapat mengukur
massa atom yang sebenarnya. Dengan alat ini diketahui bahwa massa satu atom C-12 adalah 1,99268 x 10 -23
gram. Karena massa atom dalam satuan gram sangat kecil dan penggunannya tidak praktis maka digunakanlah
satuan massa atom (sma)
Harga 1 sma = 1/12 massa satu atom C-12
= 1/12 x 1,99268 x 10-23 gram
= 1,66 x 10-24 gram
Ar X = massa 1 atom X
1/12 massa 1 atom C -12
SISTEM PERIODIK UNSUR
A. PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK UNSUR.
a. Hukum Triade Dobereiner
Mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom dan kemiripan sifatnya.
Terbentuk 3 buah unsur dimana unsur yang ditengah merupakan rata-rata dari massa atom kedua unsur
disampingnya. Kelompok tiga unsur ini disebut Triade.
Contoh : Li, Na, K
Ar Li = 7
Ar Na = 23 ( 7 + 39 ) : 2 = 23
Ar K = 39

b. Hukum Oktaf Newland


Mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kenaikkan massa atom. Setelah unsur ke 8 sifatnya mirip
dengan unsur pertama. Unsur ke 9 sifatnya mirip dengan unsur ke 2 dan seterusnya. Kesimpulan: jika unsur
disusun berdasarkan kenaikan massa atom maka kemiripan sifat unsur akan terus berulang pada unsur ke
delapan. Kelamahan dari hukum Oktaf Newland hanya dapat digunakan untuk unsur-unsur dengan massa
atom relatif rendah.
c. Sistem Periodik Mendeleev
Mengelompokkan unsur berdasarkan hubungan sifat-sifat kimia dengan kenaikan nomor massanya,
sedangkan Meyer berdasarkan kenaikan pada nomor massa dan lebih menakankan pada sifat-sifat fisika
unsur
Mendeleev mengelompokkan secara urutan dari kiri ke kanan dan atas bawah menurut kenaikan nomor
massa. Unsur yang sifatnya mirip diletakkan pada lajur vertikal (atas bawah) disebut golongan. Lajur
horisontal disebut (kiri kanan) disebut periode.
Mendeleev mengemukakan hukum periodik yaitu: sifat unsur akan berulang secara periodik jika unsur-unsur
diurutkan berdasarkan kenaikan nomor massanya.
d. Sistem Periodik Modern
Konsep ini dikemukakan oleh H.G.J Moseley menyatakan sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor
atomnya. Sistem periodik ini dikenal dengan sistem periodik bentuk panjang.
Pembagian Golongan
Dalam sistem periodik dibagi menjadi dua golongan besar yakni golongan A, dan golongan B, sisanya adalah
golongan aktinida dan lantanida.
Golongan A
Golonga Unsur Jembatan Keledai Nama
n
IA H, Li, Na, K, Rb, Cs, Fr Hari Libur Nasional Kemarin Rabu Cari sensasi Alkali
II A Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra Fresh Alkali Tanah
III A B, Al, Ga, In, Ti Bebek Mangan Cacing Sret Banget Raenak Aluminium
IV A C, Si, Ge, Sn, Pb Barikade Angkatan laut Gagal Invasi Teluk Karbon
VA N, P, As, Sb, Bi Cucunya Simbah Gendut Sneng Pembantunya Nitrogen
VI A O, S, Se, Te, Po Negara Portugal Asli Serba Bisa Khalkogen
VII A F, Cl, Br, I, At Orang Sawahan Seneng Te Po Halogen
VIII A He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn Film Carles Bronson Idaman Ati Gas Mulia
Heboh Negara Argentina Karena Xenat Runtuh

omor golongan dinyatakan oleh jumlah elektron valensinya. Golongan B Golongan A


Unsur golongan A elektron valensi sama dengan jumlah elektron Golongan A
pada kulit terluarnya.
Golongan B
Golongan B disebut juga golongan transisi. Hampir seluruh
golongan B adalah logam. Golongan B dimulai dari golongan IB,
IIB, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB.
Pembagian Periode
Nomor periode dinyatakan dengan jumlah kulit (n). Unsur dalam
satu periode memiliki jumlah kulit yang sama.
Contoh: Tentukan golongan dan periode dari :
a. 8O = 2 6
b. 15P = 2 8 5
Jawab a. Karena elektron valensi 6 maka O adalah terletak digolongan VI dan periode 2 (n=2)
b. Karena elektron valensi 5 maka P adalah terletak digolongan V dan periode 3 (n=3)

B. SIFAT-SIFAT PERIODIK
P E R I O D E
periode
jari-jari atom makin kecil
G jari-jari ion positif < jari-jari atom g
O o
jari-jari ion negatif > jari-jari atom l
L o
O Energi ionisasi makin besar n
g
N Afinitas Elektron makin besar/positif a
Keelektronegatifan makin besar n
G
A Sifat asam bertambah dan bertambah berkurang
N Sifat logam makin kurang

Penjelasan
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron terluar.
Dari atas ke bawah dalam satu golongan jari-jari atom makin besar. Hal ini disebabkan karena dari
atas ke bawah jumlah kulit bertambah
Dari kiri ke kanan makin kecil karena jumlah protonnya bertambah (muatan inti bertambah) sehingga
gaya tarik menarik antar inti atom dengan elektron makin kuat yang membuat jarak inti atom dengan
elektron terluar makin dekat.
Energi Ionisasi adalah energi minimum yang dibutuhkan atom untuk melepaskan satu elektron yang terikat
paling lemah dari suatu atom netral dalam wujud gas.
Dari atas ke bawah energi ionisasi makin kecil. Hal ini disebabkan jika jari-jari atom makin besar maka
gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah sehingga tidak membutuhkan energi terlalu besar.
Dari kiri ke kanan makin besar karena dari kiri ke kanan jumlah protonnya bertambah (muatan inti
bertambah) sehingga gaya tarik menarik antar inti atom dengan elektron makin kuat yang membuat
jarak inti atom dengan elektron terluar makin dekat, sehingga elektron makin sukar lepas. Untuk
melepaskan elektron butuh energi yang terlalu besar.
Afinitas Elektron adalah besarnya energi yang dilepas atau diserap oleh atom netral dalam bentuk gas pada
penangkapan satu elektron untuk membentuk ion negatif .
Dari atas ke bawah dalam satu golongan afinitas elektron makin kecil/makin positif. Hal ini disebabkan
dari atas ke bawah makin positif/makin sukar menangkap elektron
Dari kiri ke kanan afinitas elektron makin besar/makin negatif karena makin mudah menangkap
elektron.
Keelektronegatifan adalah kecenderungan atom suatu unsur untuk menangkap elektron dalam ikatan dan
berubah menjadi ion negatif.
Dari atas ke bawah dalam satu golongan keelektronegatifan makin kecil/makin positif. Hal ini
disebabkan dari atas ke bawah makin positif/makin sukar menangkap elektron
Dari kiri ke kanan keelektronegatifan makin besar/makin negatif karena makin mudah menangkap
elektron.

Contoh Soal

1. Partikel berikut ini yang termasuk kelompok partikel dasar atom adalah....
a. nukleon, meson, positron d. nukleon, proton, neutron
b. proton, elektron, neutron e. nukleon, proton, elektron, neutron
c. nukleon, proton, meson
2. Nomor atom suatu unsur menyatakan
a. jumlah netron dalam inti d. jumlah proton dan elektron
b. jumlah proton dalam inti e. jumlah mnetron dan elektron
c. jumlah proton dan netron
3. Atom terdiri atas partikel-partikel proton, netron dan elektron., tetapi nomor massa atom hanya ditunjukkan oleh
jumlah proton dan netron, sebab .
a. elektron berada di luar inti atom
b. massa elektron sangat kecil
c. proton dan netron berada dalam inti atom
d. elektron bermuatan negatif
e. massa elektron tidak dapat ditentukan
4. Unsur A dan B mempunyai nomor atom berturut-turut 11 dan 15, massa atom realtif berturut-turut 23 dan 31.
Pernyataan yang paling tepat di bawah ini adalah....
a. unsur A mempunyai 11 proton dan 12 neutron .
b. unsur B mempunyai 16 proton dan 15 neutron
c. unsur A mempunyai 11 proton dan 23 neutron
d. unsur B mempunyai 15 proton dan 31 neutron
e. unsur A mempunyai 12 proton dan 11 neutron
5. Unsur kalium dengan notasi 3919K mempunyai jumlah kulit yang berisi elektron terbanyak .
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
6. Unsur X mempunyai nomor atom 13 dan nomor massa 27. Secara berurutan proton, neutron, dan elektron unsur
tersebut adalah....
a. 13, 27, 13 c. 13, 14, 13 e. 13, 14, 27
b. 14, 27, 14 d. 27, 13, 27
7. Perhatikanlah tabel berikut!
Notasi Unsur Nomor Atom Nomor Massa Pasangan unsur yang merupakan isotop adalah....
P 11 23 a. P dan Q d. Q dan R
Q 12 23 b. R dan S e. S dan T
R 12 24 c. P dan T
S 11 24
T 10 23
8. Ion atau atom berikut yang memiliki jumlah neutron lebih sedikit dari pada elektronnya adalah....
13 16 2 34 2 37 40 2
a. 6 C b. 8 O c. 16 S d. 17 Cl e. 20 Ca
9. Ion X2- mempunyai konfigurasi elektron 2, 8, 8. Nomor atom unsur X tersebut adalah....
a. 20 b. 19 c. 18 d. 17 e. 16
10. Sistem periodik modern disusun berdasarkan....
a. kenaikan nomor atom d. bertambahnya proton dan neutron dalam atom
b. kenaikan nomor massa e. kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat
c. kenaikan massa atom relatif
11. Pasangan unsur yang terletak dalam satu periode adalah unsur dengan nomor atom...
a. 7 dan 11 c. 6 dan 14 e. 33 dan 53
b. 2 dan 5 d. 12 dan 17

12. Unsur-unsur yang sifatnya mirip dalam sistem periodik terletak dalam satu....
a. periode b. golongan c. kulit d. valensi e. blok
13. Unsur yang paling mudah membentuk ion positif adalah unsur yang mempunyai nomor atom....
a. 11 b. 19 c. 18 d. 7 e. 14
14. Jari-jari atom unsur Li, Na, K, Be, dan B secara acak dalam satuan Angstrom ( ) adalah 2,01; 1,23; 1,57; 0,80;
dan 0,89. Jari-jari atom Litium adalah....
a. 2,03 b. 1,57 c. 1,23 d. 0,89 e. 0,80
15. Beberapa sifat periodik adalah .
1. sifat logam berkurang
2. jari-jari bertambah
3. elektronegatifitas bertambah
4. energi ionisasi berkurang
5. afinitas elektron berkurang
Perubahan sifat periodik yang benar dalam satu periodik dari kiri ke kanan ditunjukkan oleh nomor
a. 1 dan 3
b. 2 dan 4
c. 2 dan 5
d. 4 dan 5
e. 2, 4 dan 5
16. Di antara unsur-unsur 11Na, 12Mg, 19K, 20Ca, 37Rb yang memiliki jari-jari atom terkecil adalah unsur....
a. 11Na b. 12Mg c. 19K d. 20Ca e. 37Rb
17. Di antara unsur-unsur 4Be, 12Mg, 20Ca, 38Sr, 56Ba yang memiliki energi ionisasi paling besar adalah....
a. 4Be b. 12Mg c. 20Ca d. 38Sr e. 56Ba
18. Suatu unsur X mempunyai 17 proton. Letak unsur tersebut dalam sistem periodik adalah....
a. golongan VIII A/periode ke-3 d. golongan VIIA/periode ke-3
b. golongan VA/periode ke-4 e. golongan IIIA/periode ke-3
c. golongan VIA/periode ke-4
19. Diketahui unsur X dengan nomor massa 35. Unsur tersebut memounyai 18 neutron dalam intinya, maka unsur
tersebut dalam sistem periodik terletak pada.....
a. golongan VIIA/periode ke-3 d. golongan IV/periode ke-4
b. golongan VIIIA/periode ke-3 e. golongan IIIA/periode ke-7
c. golongan VIIA/periode ke-4
20. Suatu unsur dengan nomor atom 19 akan mempunyai kemiripan dengan nomor atom berikut, kecuali...
a. 11 b. 20 c. 37 d. 55 e. 87
21. Model atom yang kelemahannya bertentangan dengan teori mekanika dan Max Well yaitu elektron akan jatuh ke
inti, disampaikan oleh....
a. Dalton c. Bohr e. Rutherford
b. Thomson d. De Brogli
22. Pada penyusunan sistem periodik, Mendeleyev menyusun unsur-unsur berdasarkan ..
a. sifat unsur dan nomor atom
b. sifat unsur dan struktur atom
c. sifat unsur dan massa atom
d. sifat unsur dan massa isotop relatif
e. sifat unsur dan volume atom
23. Unsur dengan nomor atom 9 termasuk unsur .
a. Alkali
b. alkali tanah
c. transisi
d. halogen
e. gas mulia
24. Atom fluor dengan notasi 9F akan memiliki konfigurasi elektron yang stabil dengan cara .
a. melepas 7 elektron
b. menarik 7 elektron
c. melepas 1 elektron
d. menarik 1 elektron
e. melepas seluruh elektronnya
BAB 2 BILANGAN KUANTUM

STANDAR KOMPTENSI : 2. Menganalisis struktur atom dan


sifat-sifat periodik unsur untuk meramalkan struktur / bentuk molekul,
dan sifat ikatan antar senyawa
KOMPETENSI DASAR : 2.1. Menjelaskan teori jumlah pasangan elektron di sekitar
inti atom dan teori hibridisasi untuk meramalkan bentuk molekul.
2.2 Menjelaskan interaksi antar molekul (gaya antar molekul)
dengan sifatnya.
TUJUAN PEMBELAJARAN : - Menjelaskan teori atom Bohr
Menjelaskan teori atom mekanika kuantum.
Menentukan bilangan kuantum (kemungkinan elektron berada)
Menggambarkan bentuk orbital
Menjelaskan kulit dan sub kulit serta hubungannya dengan bilangan
Menggunakan prisip aufbau, aturan Hund dan azas larangan Pauli untuk
menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital
Menghubungkan konfigurasi elektron suatu unsur dengan letaknya
dalam tabel periodik.
Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan
elektron
Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi
Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik leleh) berdasarkan
perbedaan gaya antar molekul (gaya van der waals, gaya London,
dan ikatan hidrogen)

S truktur atom menggambarkan kedudukan partikel-partikel penyusun atom (proton, elektron, dan neutron) yang
berada di dalam atom.
Konsep atom/model atom pertama kali dimulai dari Dalton (1803), Thompson (1898), Rutherford ( 1911), Bohr
(1913), dan teori atom mekanika kuantum/mekanika gelombang. Berdasarkan persamaan gelombang yang
dikemukakan Erwin Schrodinger terdapat suatu harga yang disebut sebagai fungsi gelombang. Fungsi gelombang
menggambarkan persebaran elektron di sekitar inti.
1. Konsep Orbital
Orbital adalah ruang di mana terdapat kebolehjadian yang lebih tinggi untuk menemukan suatu elektron.
x
a. Subkulit s mempunyai bentuk orbital seperti bola, sebab elektron-elektron y
pada subtingkat tinggi energi s berada pada jarak yang sama dengan
semua arah dari inti

b. Subkulit p mempunyai bentuk orbital seperti balon


berpilin sebab elektron-elektron pada subtingkat
energi p berada pada jarak yang tidak sama

c. Subkulit d mempunyai bentuk orbtal seperti roset atau


atas lima orbital setingkat dxy, dxz, dyz, dx2-y2, dz2

2. Bilangan Kuantum
Kedudukan elektron dalam atom adalah karakteristik dan dinyatakan oleh 4 set bilangan kuantum.
a. Bilangan kuantum utama (n) menunjukkan:
nomor kulit Bil. Kuantum Utama (n) 1 2 3 4
letak elektron dalam tingkat energi (kulit) Menyatakan Kulit K L M N
ukuran orbital, makin besar n makin besar orbital Max. Elektron 2 8 18 32
jumlah e maksimum ditentukan dengan 2n 2
b. Bilangan kuantum Azimut (l) menunjukkan:
letak elektron pada sub kulit n 1 2 3 4
harganya dimulai dari 0 sampai (n-1) Kulit K L M N
menyatakan sub kulit yakni l 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s 4p 4d 4f
s = 0, p = 1, d = 2, f = 3
MODUL Kimia Profesional
c. Bilangan Kuantum Magnetik (m) menunjukkan:
letak elektron pada suatu orbital
harg m = -1 sampai dengan m = +1 atau l samapi + l
menyatakan elektron valensi
d. Bilangan kuantum Spin (s) menunjukkan:
arah elektron terhadap sumbunya
harga s = + (menghadap ke atas) dan s = - (menghadap ke bawah)
3. Konfigurasi elektron
Konfigurasi elektron menggambarkan bagaimana elektron tersusun ke dalam orbital-
orbital kulit di sekitar inti atom.
a. Prinsip Aufbau
Pengisian elektron dimulai dari tingkat energi yang terendah dahulu
kemudian ketingkat energi tertinggi.
Urutan tingakat energi: 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d
6p 7s 5f 6d 7p
b. Aturan Hund
Pengisian elektron pada orbital dengan arah yang sama dulu (ke atas) lalu
ke bawah yang sama.
c. Eksklusi (larangan) Pauli Urutan pengisian
Dalam satu atom tidak mungkin ada 2 elektron yang mempunyai keempat elektron
bilangan kuantum yang sama. Misalnya bilangan kuantum n, l, m sama
akan tetapi s berbeda.

4. Sistem Periodik
Dalam sistem periodik terdapat golongan dan periode
Golongan Elektron Valensi Blok Golongan Elektron Valensi Blok
IA ns1 IIIB ns2 (n-1)d1
s
IIA ns2 IVB ns2 (n-1)d2
IIIA ns2 np1 VB ns2 (n-1)d3
IVA ns2 np2 VIB ns1 (n-1)d5
d
VA ns2 np3 VIIB ns2 (n-1)d5
p
VIA ns2 np4 VIIIB ns2 (n-1)d6
VIIA ns2 np5 ns2 (n-1)d7
VIIIA ns2 np6 ns2 (n-1)d8
IB ns1 (n-1)d10
IIB ns2 (n-1)d10

Penjelasan.
Aturan Aufbau disamping jika dipanjangkan maka menjadi : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 7s2 5f14 6d10 7p6
Setelah tingkat energi ketiga terdapat overlapping subtingkat energi
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 dst .....
2 8 18
Terjadinya overlapping ini karena, makin jauh dari inti atom maka pengaruh inti makin lemah
sehingga jarak antara dua tingkat energi makin pendek sehingga dapat terjadi overlapping.

Mestinya jika disusun sesuai kenaikan bilangan kuantum utama urutannya adalah sbb:
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 dst......
Urutan pengisian elektron 2 8 18

Daerah overlapping 3d dan 4s urutannya lebih dulu mana?


Urutannya dengan menggunakan rumus n + l. Jika n + l lebih kecil maka didahulukan
3d n = 3 n+l = 3+2=5
l =2 Karena 4s lebih kecil maka yang didahulukan adalah 4s dari pada 3d
4s n = 4 n+l = 4+0=4
l =0
MODUL Kimia Profesional
Daerah overlapping 4p dan 5s urutannya lebih dulu mana?
Urutannya dengan menggunakan rumus n + l. Jika n + l lebih kecil maka didahulukan

4p n = 4 n+l = 4+1=5
l =1 Karena 4p = 5s maka urutannya berdasarkan angka bilangan kuantum
5s n = 5 n+l = 5+0=5 utamanya yakni bilangan kuantum utama 4 lebih kecil dari pada 5 maka
l =0 4p didahulukan baru kemudian 5s

Penentuan Periode dan Golongan


Untuk menentukan periode dan golongan bisa menggunakan konfigurasi elektron berdasarkan prinsip Aufbau atau
juga konfigurasi elektron menurut kenaikan bilangan kuantum utama.
Jika menggunakan urutan kenaikan bilangan kuantum utama biasanya suatu unsur yang nomor atomnya 20 ke
atas. Misalnya
1. Semua unsur golongan transisi (golongan B dimulai dari unsur Sc dengan nomor atom 21)
2. Unsur-unsur golongan A (dimulai dari III A VIII A yang nomor atomnya dimulai dari 31 s.d 86)
Contoh: 1
2 2 6 2 6 2 1
21Sc = 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d prinsip Aufbau ( golongan III B dan periode 4)
2 8 8 3
Namun jika disusun berdasarkan kenaikan bilangan kuantum utama adalah sbb:
2 2 6 2 6
21Sc = 1s 2s 2p 3s 3p 3d1 4s2 prinsip kenaikan bilangan kuantum utama ( golongan III B dan periode
4)
2 8 8 3

Contoh: 2
33X = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p3 prinsip Aufbau ( golongan V B dan periode 4)
2 8 18
Namun jika disusun berdasarkan kenaikan bilangan kuantum utama adalah sbb:
2 2 6 2 6 10
21Sc = 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s2 4p3 prinsip kenaikan bilangan kuantum utama ( golongan V B dan
periode 4)
2 8 18 5
Dari contoh diatas maka ternyata terdapat beberapa keunggulan penentuan konfigurasi elektron berdasarkan
kenaikan bilangan kuantum utama yaitu:
1. Memudahkan menentukan elektron valensi
2. Memudahkan menentukan periode dan golongan
3. Memudahkan menentukan elektron yang lepas pada proses ionisasi.

Contoh:
Fe3+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2 prinsip kenaikan bilangan kuantum utama ( golongan V B dan periode
26
4)
2 8 8 6 3d6 4s2
6

Lepas 3 menjadi
3d5

Aturan Penuh Setengan Penuh


Unsur-unsur yang memenuhi aturan-aturan ini adalah 24Cr, 29Cu, 47Ag, 79Au
2 2 6 2 6
24Cr = 1s 2s 2p 3s 3p 3d4 4s2 3d4 4s26
2 8 8 6

Seperti ini tidak boleh

Yang betul adalah
3d5 4s16
Sudah memenuhi aturan penuh
setengan penuh
MODUL Kimia Profesional

Jadi konfigurasinya adalah


2 2 6 2 6
24Cr = 1s 2s 2p 3s 3p 3d5 4s1
2 8 8 6

Latihan soal
1. Diketahui 16S, 34Se, 38Sr, 25Mn, 39Y
a. Tuliskan konfigurasi elektron bentuk panjang
b. Tuliskan konfigurasi elektron bentuk pendek (singkat)
c. Buatkan diagram orbital elektron valensi
d. Tentukan periode dan golongannya
2. Analisa dengan menggunakan aturan penuh setengan penuh dari
a. 47Ag
b. 79Au
3. Tentukan bilangan kuantum (n,l,m,s) elektron terakhir dari 26Fe, 20Ca, 37Rb, 14Si
4. Tentukan periode dan golongannya dari soal no 3
5. Tentukan sifat kemagnetan dari
a. 30Zn2+
b. 26Fe2+
c. 24Cr3+
MODUL Kimia Profesional
BAB 3 BENTUK MOLEKUL

STANDAR KOMPTENSI : 3. Menganalisis struktur


atom dan sifat-sifat periodik unsur untuk meramalkan struktur /
bentuk molekul, dan sifat ikatan antar senyawa
KOMPETENSI DASAR : 3.1. Menjelaskan teori jumlah
pasangan elektron di sekitar inti atom dan teori hibridisasi untuk
meramalkan bentuk molekul.
3.2 Menjelaskan interaksi antar
molekul (gaya antar molekul) dengan sifatnya.
TUJUAN PEMBELAJARAN : - Menentukan bentuk molekul
berdasarkan teori jumlah pasangan elektron
Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi
Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik leleh) berdasarkan
perbedaan gaya antar molekul (gaya van der waals, gaya London,
dan ikatan hidrogen)

1. Teori Domain Elektron/VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repultion Teory)


Teori ini berbunyi: pasangan-pasangan elektron yang semuanya bermuatan negatif akan berusaha saling
menjauhi sehingga tolak-menolak antar pasangan-pasangan menjadi minimum.
Langkah-langkah:
1. Tuliskan struktur Lewis dari molekul yang akan ditentukan.
2. Tentukan DEI dan DEBnya. DEI: domain elektron ikatan ; DEB: domain elektron bebas
3. Tentukan geometri dasar domain elektron:
a. jika 2 domain elektron linier
b. jika 3 domain elektron segitiga sama sisi
c. jika 4 domain elektron tetrahedron
d. jika 5 domain elektron bipiramida trigonal
e. jika 6 domain elektron oktahedron
4. Letakkan atom pusat pada geometri dasar yang terbentuk dan hubungkan dengan garis pada ujung-ujung
geometri.
5. Tandai elektron bebas lebih dahulu pada ujung-ujung geomtri
a. untuk bipiramida trogonal : domain elektron bebas akan menempati posisi ekuatorial
b. untuk tetrahedron : domain elektron bebas bisa menempati posisi dimana saja sedang yang kedua
adalah berlawanan.
6. Urutan kekuatan tolak menolak adalah: DEB-DEB>DEB-DEI>DEI-DEI dan DEI rangkap 3> DEI rangkap 2
> DEI tunggal
7. Nama dari bentuk molekul dapat ditentukan dengan rumus:
AX nE m dengan ketentuan A = atom pusat n = jumlah DEI
B = atom yang terikat m = jumlah DEB
E = DEB

Bentuk-bentuk Molekul
a. Molekul dengan 2,3,4,5, dan 6 pasang PEI (tanpa PEB)
1) Senyawa BeCl 2
Senyawa ini mempunyai elektron valensi 2. Kedua eleketron valensinya membentuk
2 PEI dengan 2 atom Cl sehingga 2 PEI akan saling tolak menolak hingga pengaruh
tolakan menjadi lemah dan membentuk sudut 180 0. Bentuk geometrinya adalah
linier .
2) Senyawa BF 3
Senyawa ini mempunyai elektron valensi 3. Ketiga eleketron valensinya membentuk
3 PEI dengan 3 atom F. Tolak menolak ketiga PEI sama kuatnya sehingga ketiganya
terdistribusi dengan sudut 1200. Bentuk geometrinya adalah trigonal palanar .

3) Senyawa CH 4
MODUL Kimia Profesional
Atom C mempunyai 4 elektron dan membentuk 4 PEI dengan H. Keempat elektron
saling tolak menolak sama kuat dan sehingga terdistribusi ke empat arah yang
saling berjauhan membentuk sudut 109,5 0. Bentuk molekulnya adalah
tetrahedaral.

4) Senyawa PF 5
Atom P mempunyai 5 elektron dan membentuk 5 PEI dengan F. Kelima PEI saling
tolak menolak dan mendistribusikan 2 pasang elektron ke arah vertikal dengan
sudut 1800 dan 3 pasang elektron ke arah horisontal. Jadi, ada 2 sudut ikatan yakni
yang membentuk sudut 1200 pada bidang datar dan 90 0 arah vertikal tegak lurus
dengan bidang datar. Bentuk molekulnya adalah trigonal piramida.

5) Senyawa SF 6
Atom S mempunyai 6 elektron valensi dapat membentuk 6 PEI dengan 6
elektron dari atom F. Semua PEI tersebut akan terdistribusi merata membentuk
sudut ikatan sebesar 900. Molekulnya membentuk 8 bidang beraturan yaitu
oktahedral.

b. Molekul dengan 4 pasang elektron valensi


Contohnya NH3 dan H2O
a) Pada molekul NH3 terdapat 3 PEI, 1 PEB, dan 4 PE (3 PEI+1PEB). Bentuk
molekul NH3 hampir sama dengan CH4 namun sudutnya bukan 109,5 0 tetapi
1070 karena pengaruh tolakan PEB lebih besar dari tolakan PEI

b) Pada molekul H2O terdapat 4 pasang elektron yang terdiri dari 2 PEB dan 2
PEI. Akibat tolakan 2 PEB, sudut ikatan H O H sebesar 104,5 0 yaitu
lebih kecil dibandingkan sudut ikatan H N H pada NH 3. Bentuk
molekulnya seperti garis yaitu linear.

c. Molekul dengan 5 pasang elektron


Contohnya : SF4 , ICl3, XeF4
Senyawa Atom Pusat e. valensi PEI PEI + PEB Bentuk Molekul
PEB
SF4 S 6 4 1 5
ICl3
XeF2
I 7 3 2 5

Xe 8 2 3 5

d. Molekul dengan 6 pasang elektron


Misalnya BrF5 dan XeF4

atau

XeF 4
BrF 5
2. Teori Hibridisasi
Teori ini menerangkan penggabungan dari orbital-orbital tidak setingkat menjadi orbital-orbital yang memiliki
energi setingkat.
MODUL Kimia Profesional

Gaya Antar Molekul


M inum teh atau sirup pada siang hari akan terasa lebih segar apabila ditambah dengan es. Setelah dimasukkan
ke dalam air, es batu akan mengapung. Tahukah kamu apa penyebabnya?
Es batu mengapung dalam air karena berat jenis es batu lebih rendah daripada air. Antarmolekul H 2O dapat
membentuk ikatan yang disebut dengan ikatan hidrogen. Perbedaan berat jenis tersebut disebabkan oleh interaksi
antarmolekul H2O yang terjadi pada es batu dan air.
I. Ikatan Hidrogen
1. Mekanisme terjadinya Ikatan Hidrogen
Di kelas I, kalian telah mempelajari ikatan kovalen, baik ikatan kovalen polar maupun kovalen nonpolar.
Ikatan kovalen polar terbentuk karena antar atom yang berikatan kovalen tersebut memiliki perbedaan
keelektronegatifan. Perbedaan ini menyebabkan pemisahan muatan pada kedua atom yang berikatan .
Tingkat pemisahan muatan (polarisasi muatan) dapat digambarkan dengan momen dipol. Momen dipol
merupakan hasil perkalian antara nilai muatan dan jarak antarmuatan. Pengertian momen dipol dapat
disederhanakan lagi menjadi perbedaan keelektronegatifan. Akibatnya pada molekul senyawa polar
terdapat kutub-kutub yang bermuatan positif dan ada juga yang bermuatan negatif. Kutub positif suatu
molekul akan menyebabkan terjadinya gaya elektrostatik dengan kutub-kutub negatif molekul lain. Hal ini
dapat ditunjukkan pada gambar 1.1

Gaya ini dapat menyebabkan suatu


senyawa polar dapat bercampur dengan
senyawa polar yang lain, seperti HCl, NH 3,
HF, dan alkohol.

Gaya elektrostatik yang besar terjadi


karena perbedaan keelektronegatifan yang
besar pula.ikatan hidrogen terjadi karena
adanya gaya elektrostatik antarmolekul.
Perhatikan gambar 1.3 berikut!

Jadi, ikatan hidrogen terjadi apabila atom hidrogen terikat oleh dua atom atau lebih atom lain (pada
umumnya hanya dua atom) yang memiliki keelektronegatifan tinggi seperti atom N, O, dan F. Andaikan A
dan B merupakan atom-atom yang memiliki keelektronegatifan tinggi, dan atom hidrogen terikat pada
kedua atom tersebut seperti yang diunjukkan pada model di bawah ini.
A H B
Apabila jarak A-H lebih pendek dibandingkan jarak H-B, maka ikatan A-H merupakan ikatan kovalen,
sedangkan ikatan H-B merupakan ikatan hidrogen apabila jaraknya lebih kecil dari jumlah jari-jari Van der
waals atom H dan atom B. Sebaliknya, bila jarak H-B sama atau lebih besar dari jumlah jari-jari Van der
Waals atom H dan atom B, maka jarak untuk interaksi tanpa ikatan. Energi untuk memutuska ikatan
hidrogen sekitar 15 sampai 40 KJ/mol, sedangkan energi untuk memutuskan gaya Van der Waals adalah
sekitar 2 sampai 20 KJ/mol.
H O H O H O

H O H H H O H

H H
ikatan hidrogen ikatan hidrogen
ikatan antarmolekul air
MODUL Kimia Profesional
2. Pengaruh Ikatan Hidrogen terhadap Titik Didih dan Titik Lebur Zat
Ikatan hidrogen terjadi pada senyawa yang memiliki gaya elektrostatik antar molekul yang sangat besar.gaya
elektrosatik yang sangat besar terjadi pada molekul yang sangat polar (memiliki perbedaan keelektronegatifan
yang sangat besar). Ada beberapa unsur yang memiliki keelektronegatifan besar adalah F, O, N, dst.
Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Titik didih suatu senyawa dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu massa molekul relatif dan ikatan antarmolekul.
a. Massa molekul relatif (M r)
Jika Mr suatu senyawa besar, maka titik didihnya tinggi. Hal ini terjadi karena proses pemisahan
(peregangan) antar molekul hingga terjadi perubahan wujud zat cair ke gas diperlukan energi yang besar.
Adapun untuk senyawa yang Mr-nya kecil, titik didih cenderung rendah karena molekul tersebut mudah
direnggakan hingga berubah menjadi gas.
b. Ikatan antarmolekul
Jika ikatan antar molekul kuat, maka titik didih tinggi. Untuk dapat merenggangkan dan memutuskan ikatan
antarmolekul diperlukan energi yang besar. Adapun jika ikatan antarmolekul lemah, maka titik didih rendah
karena dengan energi yang kecil pun, ikatan dapat diputuskan dengan mudah.
Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat tabel berikut:
Senyawa Golongan Mr Titik Didih ( oC)
CH4 IVA 16 -162
SiH4 IVA 32 -112
GeH4 IVA 80 -90
SnH4 IVA 120 -52
NH3 VA 17 -33
PH3 VA 34 -88
AsH3 VA 78 -55
SbH3 VA 125 -17
H2O VIA 18 100
H2S VIA 34 -60
H2Se VIA 81 -42
H2Te VIA 130 -2
HF VIIA 20 +19
HCl VIIA 36,5 -85
HBr VIIA 81 -66
HI VIIA 128 -35

Sedangkan untuk titik


leburnya dapat dilihat pada
gambar di samping

Berdasarkan gambar di atas adanya ikatan hidrogen antarmolekul menyebabkan titik didih dan titik lebur H 2O lebih
tinggi daripada titik didih dan titik lebur senyawa-senyawa segolongannya (H 2S, H2Se, dan H2Te). Diperolehnya
fakta bahwa titik didih dan titik lebur H 2S < H2Se < H2Te menunjukkan bahwa dengan bertambah banyaknya
elektron dalam senyawa atau dengan bertambahnya massa molekul senyawa, maka peranan gaya London lebih
dominan daripada peranan dari gaya dipol-dipol.

II. Gaya Van der Waals

M olekul tersusun atas atom-atom yang terikat dengan ikatan kovalen. Ikatan kovalen ini merupakan gaya
intramolekul yang mengikat atom-atom menjadi satu kesatuan. Gaya intramolekul ini menstabilkan,
molekul secara individual. Satu molekul dengan molekul lain baik sejenis atau berbeda dapat mengadakan
interaksi atau tarik-menarik. Tarik-menarik antara molekul-molekul itu disebut dengan gaya antarmolekul atau
gaya intramolekul.
MODUL Kimia Profesional
Gaya antarmolekul dapat terjadi antara: (1) molekul polar dengan molekul polar; (2) molekul polar dengan
nonpolar; dan (3) molekul nonpolar dengan molekul nonpolar. Gaya jenis pertama dapat juga disebut dengan
gaya dipol-dipol; gaya jenis kedua disebut dengan gaya dipol-dipol induksian; dan gaya jenis ketiga disebut
dengan gaya dipol sesaat-dipol induksian gaya London. Semua gaya antar molekul ini disebut dengan gaya
Van der Waals.
1. Gaya dipol-dipol
Ikatan Van der Waals terjadi pada senyawa polar yang tidak membentuk ikatan hidrogen seperti HCl, HBr,
atau pada senyawa nonpolar yang mengandung sedikit perbedaan keelektronegatifan, misalnya PCl 3, SO2.
Ikatan Van der Waals yang susunan molekul-molekul polar terdapat pada molekul padat lebih teratur dari
pada susunan molekul-molekul pada fase cair. Hal ini dapat dilihat dari gambar 1.5 berikut:

+ + +


+
+ +
+ + +

ikatan van der Waals ikatan van der Waals
(a) (b)
Gambar 1.5
(a) Ikatan van der Waals pada molekul padat
(b) Ikatan van der Waals pada molekul cair
Gaya dipol-dipol juga berpengaruh terhadap titik didih dan titik lebur zat. Apabila gaya dipol-dipol antar
molekul polar semakin besar maka titik didih dan titik lebur zat semakin tinggi.
2. Gaya Dipol-Dipol Induksian
Apabila molekul polar dan molekul nonpolar berada pada jarak tertentu, molekul polar dapat menginduksi
molekul nonpolar sehingga pada molekul nonpolar tersebut terjadi dipol induksian. Setelah proses
induksian berlangsung, maka antara kedua molekul tersebut terjadi gaya tarik elektrostatik yang disebut
gaya dipol permanen-dipol induksian atau gaya dipol-dipol induksian. Dipol permanen pada molekul polar
biasanya hanya dipol. Terjadinya gaya dipol-dipol induksian ditunjukkan pada gambar 1.6.
Induksian

Molekul polar dengan Molekul nonpolar


dipol permanen tanpa dipol
+
Molekul nonpolar
Molekul polar dengan
+ + tanpa dipolinduksian
dipol permanen

Terjadi gaya tarik elektrostatik (gaya dipol-dipol induksian)

3. Gaya London
Gaya London terjadi pada molekul nonpolar dengan molekul nonpolar, gaya London juga terjadi pada
molekul-molekul polar. Semakin bekurangnya kepolaran molekul atau berkurangnya momen dipol molekul,
maka kontribusi dari gaya London semakin meningkat, sebaliknya kontribusi dari gaya dipol-dipol semakin
berkurang. Kontribusi dari gaya London juga bertambah dengan kenaikan massa molekul zat. Proses
terjadinya gaya London pada molekul nonpolar, yaitu molekul tanpa dipol akan mengalami polarisasi,
sehingga antara muatan positif dan negatif berpisah dan molekul ini dapat dikatakan memiliki dipol sesaat
atau dipol sekejap, seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.7 berikut:
Polarisasi awan elektron

Molekul tanpa diipol + Molekul dengan dipol sesaat

gambar 1.7
MODUL Kimia Profesional

dalam waktu yang sangat singkat dipol Molekul dengan Molekul


sesaat ini akan hilang tetapi kemudian dipol sesaat + tanpa dipol
timbul kembali. Timbul dan hilangnya dipol
Molekul nonpolar
sesaat ini dianggap terjadi secara terus- Molekul dengan

menerus dan bergantian. Apabila di


dengan dipol + + tanpa dipol
sesaat induksian
dekatnya ada molekul nonpolar sejenis
atau berbeda, maka molekul dengan dipol
Terjadi gaya tarik elektrostatik (gaya London)
sesaat ini akan menginduksi
(mengimbas) molekul tersebut sehingga terjadi dipol induksian atau dipol imbasan seperti yang ditunjukkan
pada gambar 1.
4. Pengaruh Ikatan van der Waals terhadap Titik Didih dan Titik Leleh
Semakin besar kekuatan gaya antarmolekul menyebabkan bertambah tingginya titik lebur dan titik didih
zat. Begitu juga dengan senyawa nonpolar, titik didih dan titik lebur senyawa nonpolar dipengaruhi oleh
kekuatan ikatan van der Waals, dalam hal ini yang berpengaruh adalah gaya London. Hal ini dapat
diamati dari gambar 1.4.
Kekuatan gaya London menyebabkan kekuatan ikatan antarmolekul dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
jumlah awan elektron dan bentuk molekul.
4. 1. Pengaruh Jumlah Awan Elektron
Titik didih dan titk lebur bebrapa senyawa nonpolar ditunjukkan pada tabel berikut:
Rumus Jumlah Awan Titik lebur
Senyawa Titik didih (oC)
Molekul Elektron (oC)
Hidrogen H2 2 -252 -259
Nitrogen N2 14 -210 -196
Oksigen O2 16 -218 -183
Klorin Cl2 34 -101 -34,7
Dari tabel dapat diketahui bahwa titik didih dan titik lebur dipengaruhi oleh awan elektron. Semakin
banyak awan elektron, gaya tarik menarik molekul dipole sesaat semakin besar sehingga
ikatannya semakin kuat.
Jumlah awan elektron juga dapat menjelaskan mengapa Gaya London memiliki ikatan yang lemah.
Lemahnya Gaya London disebabkan oleh inti atom pada saat menginduksi awan elektron, terdapat
tolakan yang berasal dari inti atom molekul lain.
4. 2. Pengaruh Bentuk Molekul
Di kelas I kalian telah mempelajari senyawa hidrokarbon alkana yang dapat memiliki beberapa
bentuk molekul (isomer). Senyawa yang mempunyai rumus molekul C 5H12 mempunyai tiga bentuk
molekul seperti berikut:
CH3 CH3

CH3-CH2-CH2-CH2-CH3 CH3-CH-CH2-CH3 CH3-C-CH3 2,2-dimetil-


propana
n-pentana 2- metil-butana
CH3
Ketiga senyawa tersebut mempunyai jumlah cabang yang berbeda-beda, sehingga besarnya titik
didih dan titik lebur dari ketiga isomer tersebut tidak sama. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Senyawa Bentuk molekul Titik Didih (oC) Titik Lebur (oC)
n-pentana Rantai lurus tidak bercabang 36,3 -130
2- metil-butana Mempunyai 1 percabangan 27,9 -158
2,2-dimetil-propana Mempunyai 2 percabangan 9,5 -15,9

Dari data dapat disimpulkan bahwa titik didih dan titik lebur senyawa-senyawa yang berantai lurus lebih tinggi
daripada titik didih dan titik lebur senyawa-senyawa bercabang isomernya.
MODUL Kimia Profesional

Contoh Soal

1. Diketahui tiga unsur A, B, C dengan konfigurasi elektron masing-masing sebagai berikut:


A : 1s2 2s2 2p1 B : 1s2 2s2 2p3 C : 1s2 2s2 2p6 3s1
Unsur-unsur yang termasuk dalam satu periode adalah....
a. A dan C c. A dan B e. tidak ada yang satu periode
b. B dan C d. A, B, dan C
2. Konfigurasi elektron ion L3+ adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d3. Dalam sistem periodik, atom unsur L terletak
pada....
a. periode 3, golongan VIA d. periode 4, golongan VIA
b. periode 3, golongan VIIA e. periode 5, golongan VA
c. periode 4, golongan IVA
3. Suatu unsur dengan konfigurasi elektron [Ar] 3d 3 4s2 ....
1) terletak pada periode 4 3) bilangan oksidasi tertingginya +5
2) termasuk unsur transisi 4) nomor atomnya 23
Jawaban yang benar adalah....
a. 1) dan 2) c. 2), dan 4) e. !), 2), 3), dan 4)
b. 2), 3), dan 4) d. 2), 3), dan 4)
4. Jika suatu unsur X mempunyai nomor atom 35 maka unsur tersebut ...
1) termasuk golongan transisi
2) terletak pada periode keempat
3) mempunyai kulit terluar dengan konfigurasi elektron 3s 2 3p5
4) mempunyai keelektronegatifan yang besar
Jawaban yang benar adalah....
a. 1) dan 2) c. 2), dan 4) e. !), 2), 3), dan 4)
b. 2), 3), dan 4) d. 2), 3), dan 4)
5. Raksa dalam sistem periodik terletak pada periode keenam, golongan IIB. Elektron terakhir atom raksa
memiliki bilangan kuantum....
a. n=5; l=2; m=+2; s= - c. n=6; l=0; m=0; s= - e. n=6; l=2; m=+2; s= -
b. n=5; l=2; m=+2; s= + d. n=6; l=0; m=0; s= +
6. Elektron terakhir dalam atom suatu unsur mempunyai bilangan kuantum n=4; l=2; m=-1; s= +. Unsur tersebut
dalam sistem periodik terletak pada....
a. golongan IIB, periode 5 d. golongan IVB, periode 5
b. golongan IVB, periode 4 e. golongan IIB, periode 4
c. golongan IVA, peiode 4
7. Sebanyak 5,6 gram logam bervalensi dua direaksikan dengan asam sulfat berlebih dan menghasilkan 2,24 liter
gas hidrogen (STP). Jika inti atom logam tersebut mempunyai 30 neutron maka dalam sistem periodik logam
tersebut terletak pada....
a. golongan VIIIB, periode 4 d. golongan VIIIA, periode 4
b. golongan VIIB, periode 4 e. golongan VIIA, periode 3
c. golongan VIB, periode 3
8. Pasangan unsur yang terletak pada blok p dalam sistem periodik adalah....
a. 15P25, 19K30 b. 13Al27, 3Li7 c. 15P35, 19K39 d. 11Na23, 4Be9 e. 6C12, 16S32
9. Konfigurasi elektron yang benar dari unsur golongan IIA periode ketiga adalah....
a. 1s2 2s2 2p5 d. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
b. 1s2 2s2 2p6 3s2 e. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
2 2 6 1
c. 1s 2s 2p 3s
10. Spesi berikut ini yang memiliki sifat diamagnetik adalah....
a. 30Zn2+ b. 28Ni2+ c. 29Cu d. 24Cr3+ e. 25Mn2+
MODUL Kimia Profesional

BAB 4 IKATAN KIMIA

STANDAR KOMPTENSI : 3. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia
KOMPETENSI DASAR : 3.2. Memahami proses pembentukan
ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam serta
hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk
TUJUAN PEMBELAJARAN : - Menjelaskan kecenderungan suatu
unsur untuk mencapai kestabilannya dengan cara berikatan dengan
unsur lain.
Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan
okted) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis).
Menjelaskan proses terjadinya ikatan ion dan contoh senyawanya.
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua,
dan rangkap tiga serta contoh senyawanya.
Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya dengan
keelektronegatifan melalui percobaan.
Menjelaskan proses terbentuknya ikatan koordinasi pada beberapa contoh
senyawa sederhana.
Menjelaskan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya
dengan sifat fisis logam.
Memprediksi jenis ikatan yang terjadi pada berbagai senyawa dan
membandingkan sifat fisisnya.

IKATAN KIMIA
Ikatan Ion Ikatan Kovalen
- terjadi antara ion positif dan ion negatif - terjadi antara ion negatif dengan ion negatif
- terjadi antar logam dan nonlogam - terjadi antara nonlogam dengan nonlogam
- terjadi serah terima elektron - terjadi pemakaian bersama pasangan elektron
Contoh Ikatan Ion: senyawa NaCl, MgCl2, MgO, Al2Cl3
Pembentukan ikatan dari NaCl adalah: Fenomena
Xx Kimia
11Na : 2 8 1 Na Cl x NO dan NO2 merupakan
17Cl : 2 8 7 x x
Xx senyawa yang menjadi
komponen utama dari
Ikatan ion kabut/asap

Contoh Ikatan Kovalen: senyawa HCl, H2SO4, HF, N2, O2, CO2
Pembentukan ikatan dari HCl adalah:
xx
1H : 1 H Cl x
17Cl : 2 8 7 x x
xx
Ikatan Kovalen
Macam Ikatan Kovalen
a. Berdasarkan Ikatannya
- Ikatan kovalen tunggal xx
Contoh: HCl H Cl x H - Cl
x x
xx
Ikatan Kovalen
tunggal

- Ikatan kovalen rangkap 2 xx xx


Contoh : O2 x O xx O x O =O
x xx x

Ikatan Kovalen rangkap 2


MODUL Kimia Profesional
- Ikatan kovalen rangkap 3 xx xx
Contoh : N2 N x xx N N N
x xx

Ikatan Kovalen rangkap 3


b. Berdasarkan perbedaan keelektronegatifan
- Kovalen Polar : terjadi jika elektron dipakai bersama tertarik ke pihak yang lebih elektronegatif
Contoh : HCl, HF, HBr, H2S, H2O
- Kovalen Nonpolar : terjadi jika elektron sama-sama kuat saling tarik menarik dengan perbedaan
keelektronegatifan yang kecil
Contoh : CCl4
- Ikatan Kovalen Semipolar : terjadi jika elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu pihak saja.

xx xx xx
Contoh : SO3, O3, NH4+, NH4Cl x O x x S x O xx
x xx x
Ikatan Kovalen rangkap 2 Ikatanxx
Kovalen Koordinat

Contoh Soal

1. Senyawa berikut yang berikatan kovalen adalah....


a. BaCl2 b. PCl5 c. CsCl d. Mg3N2 e. K2O
2. Unsur X dan unsur Y mempunyai elektron valensi masing-masing 6 dan 7. Rumus dan ikatan yang sesuai jika
kedua unsur itu bersenyawa adalah....
a. XY6 dan ion c. XY2 dan ion e. X6Y7 dan kovalen
b. X2Y dan ion d. XY2 dan kovalen
3. Kelompok senyawa yang berikatan ion adalah....
a. C2H6, CH4, dan PCl5 d. NaCl, KBr, dan IBr
b. KBr, Cl2O7, NCl3 e. KOH, NaH, dan H2H
c. K2O, AlF3, dan CsCl
4. Senyawa yang mempunyai ikatan kovalen koordinasi adalah....
a. CO2 b. C2H5OH c. SO2 d. CH4 e. H2O
5. Unsur L dapat membentuk senyawa LCl3. Dalam sistem periodik, unsur L mungkin terletak pada golongan....
a. IA dan IIIA c. IIIA dan IVA e. IIIA dan VIIA
b. IIA dan IIIA d. IIIA dan VA
6. Senyawa yang mempunyai ikatan rangkap tiga adalah....
a. CO2 b. SO2 c. SO3 d. PCl3 e. C2H2
7. Diketahui unsur 6P, 8Q, 11R, 18S, dan 20T. Ikatan kovalen dibentuk oleh....
a. P dan Q b. Q dan R c. R dan S d. S dan T e. P dan T
8. Di antara pasangan senyawa berikut yang mempunyai ikatan kovalen keduanya adalah....
a. HF dan NaBr c. NaCl dan CH3Cl e. CH4 dan KBr
b. NH4Cl dan CS2 d. MgCl2 dan Cl2
9. Diberikan data sebagai berikut:
(1) mempunyai titik leleh tinggi (3) lelehannya dapat menghantarkan listrik
(2) rapuh jika dipukul (4) dalam air tidak dapat menghantarkan listrik
Pernyataan yang benar untuk senyawa ion adalah....
a. (1) dan (3) c. (3) dan (4) e. (2), (3), dan (4)
b. (2) dan (4) d. (1), (2), dan (3)
10. Senyawa yang tidak mengikuti kaidah oktet adalah....
a. C2H4 b. C2H6 c. CO2 d. BH3 e. NH3
11. Senyawa halida berikut ini yang paling polar adalah....
a. HF b. HCl c. HI d. HBr e. Har
12. Diketahui harga keelektronegatifan H= 2,1 ; C= 2,5 ;N=3,0 ; Cl=3,0. Pasangan senyawa kovalen nonpolar dan
senyawa kovalen polar adalah....
a. H2 dan O2 c. NH3 dan HCl e. Cl2 dan CCl4
b. H2 dan N2 d. CCl4 dan H2O

13. Titik didih H2O lebih besar dari pada titik didih H 2S. Hal ini disebabkan antar molekul air terjadi ikatan .....
a. ion b. kovalen c. hidrogen d. Van der waals e.
oksigen
MODUL Kimia Profesional
14. Ikan dapat hidup di dalam air karena di dalam air terdapat oksigen yang terlarut. Oksigen yang nonpolar dapat
larut dalam air yang polar karena oksigen membentuk....
a. ion positif c. Dipol e. dipol sesaat
b. ion negatif d. gas

BAB 5 TATANAMA KIMIA DAN PERSAMAAN REAKSI


MODUL Kimia Profesional

STANDAR KOMPTENSI : 5. Menerapkan hukum-hukum


dasar kimia dalam perhitungan kimia (stoikiometri)
KOMPETENSI DASAR : 5.1. Memahami tata nama
senyawa anorganik dan organik sederhana serta persamaan
reaksinya.
TUJUAN PEMBELAJARAN : - Menentukan senyawa biner
( senyawa ion ) yang terbentuk dari tabel kation ( golongan utama ) dan
anion serta memberi namanya dalam disksi kelompok
Menentukan nama senyawa biner yang terbentuk melalui iakatan kovalen
Menentukan senyawa poliatomik yang terbentuk dari tabel kation ( gol, utama dan NH 4+ ) dan anion poli
atomik serta memberi namanya dalam diskusi kelompok
Menyimpulkan aturan pemberian nama senyawa biner dan poliatomik.
Menginformasikan nama beberapa senyawa organik sederhana
Mendiskusikan cara penyetaraan reaksi
Latihan menyetarakan persamaan reaksi

TATA NAMA KIMIA


1. Tata Nama Kimia Organik
Senyawa organik jauh lebih banyak dan lebih kompleks dibandingkan dengan senyawa
anorganik, sehingga penamaannya diperlukan penggolongan yang lebih sistematis seperti
golongan Alkana, Alkena, dan Alkuna.
Penamaan golongan tersebut di atas dipelajari dalam materi Kimia Karbon
Molekul CH
2. Tata Nama Kimia Anorganik 4

a. Senyawa Biner
1. Biner Logam dan Nonlogam
Kata kunci: harus tahu tentang unsur logam dan unsur nonlogam (penting !)
Aturan
a) Logam yang mempunyai satu bilangan oksidasi penamaannya adalah nama ion logam, nama
ion nonlogam + akhiran ida
Yang jenis biloksnya 1 adalah (gol IA +Ag, IIA + Zn,Co, Ni , IIIA + Au, Bi)
Contoh:
NaCl : natrium klorida (Na gol IA) Li2O : litium oksida
MgO : magnesium oksida (Mg gol IIA) Sr : Stronsium oksida
Al2O3 : aluminium oksida (Al gol IIIA)
b) Logam yang mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi penamaannya adalah nama ion
logam (diikuti angka romawi biloksnya) , nama ion nonlogam + akhiran ida
Ion logam yang bioloksnya lebih dari satu yang lazim adalah
Fe Fe2+ dan Fe3+ Pt Pt2+ dan Pt4+ Cr Cr2+, Cr3+, dan Cr6+
Cu Cu+dan Cu2+ Hg Hg1+ dan Hg2+ Mn Mn2+, Mn3+, Mn4+, Mn6+
2+ 4+ 3+ 5+
Sn Sn dan Sn P P dan P Mn7+
Pb Pb2+ dan Pb4+ Sb Sb3+ dan Sb5+ Co Co2+ dan Co3+
Contoh:
FeO : besi (II) oksida CuCl : tembaga (I) klorida
Fe2O3 : besi (III) oksida CuCl2 : tembaga (II) klorida

2. Biner Nonlogam dan Nonlogam


a) Untuk senyawa nonlogam yang mengikat lebih dari satu atom diberi awalan sbb:
1 : mono 4 : tetra 7 : hepta
MODUL Kimia Profesional
2 : di 5 : penta 8 : okta
3 : tri 6 : heksa dst.......
Contoh: N2O = dinitrogen monoksida atau nitrogen (I) oksida
NO = nitrogen monoksida atau nitrogen (II) oksida
N2O3 = dinitrogen trioksida atau nitrogen (III) oksida
P2O5 = difosforpentaoksida atau fosfor (V) oksida
Untuk senyawa nonlogam di atas nama lain yang direkomendasikan IUPAC adalah berdasarkan
bilangan oksidasi.
b) Untuk senyawa nonlogam yang sudah umum dan terkenal tidak mengikuti aturan IUPAC.
Contoh: H2O = air
NH3 = amonia dst.................

c) Untuk senyawa asam Nonoksi (tidak mengandung O) penamaannya diawali dengan nama asam
Contoh : HF = asam fluorida HBr = asam bromida
HCl = asam klorida H2S = asam sulfida
b. Senyawa Poliatom
1. Senyawa poliatom ionik
a) Senyawa garam Poliatom
Ion Poliatom Contoh Senyawa
Rumus Ion Nama Ion Rumus Senyawa Nama Senyawa
Poliatom
NH4+ amonium NH4Cl amonium klorida
CN- sianida NaCN natrium sianida
-
NO2 nitrit NaNO2 natrium nitrit
NO3- nitrat NaNO3 natrium nitrat
-
HCO3 hidrogen karbonat/bikarbonat NaHCO3 natrium bikarbonat
MnO4- permanganat KMnO4 kalium permanganat
-
HSO4 hidrogen sulfat/bisulfat NaHSO4 natrium bisulfat
ClO- hipoklorit NaClO natrium hipoklorit
ClO2- klorit NaClO2 natrium klorit
-
ClO3 klorat NaClO3 natrium klorat
ClO4- perklorat NaClO4 natrium perklorat
-
IO3 iodat NaIO3 natrium iodat
CH3COO- asetat NaCH3COO natrium asetat
2-
SO3 sulfit Na2SO3 natrium sulfit
SO42- sulfat Na2SO4 natrium sulfat
CO32- karbonat Na2CO3 natrium karbonat
2-
S2O3 tiosulfat Na2S2O3 natrium tiosulfat
CrO42- kromat Na2CrO4 natrium kromat
2-
Cr2O7 dikromat Na2Cr2O7 natrium dikromat
PO33- fosfit Na3PO3 natrium fosfit
b) Senyawa Asam
Senyawa asam terbentuk dari nonlogam dan nonlogam
1) Unsur nonlogam yang hanya membentuk satu senyawa, diberi akhiran at .
Contoh: H2CO3 : asam karbonat
2) Unsur nonlogam yang membentuk 2 jenis asam, maka yang mengandung sedikit oksigen
diberi akhiran it dan yang mengandung banyak oksigen diberi akhiran at.
Contoh: HNO2 : asam nitrit
HNO3 : asam nitrat
3) Asam oksi halogen adalah asam yang mempunyai oksida asam dan merupakan oksi halogen.
Penamaannya tergantung pada bilangan oksidasi atau jumlah oksigennya.
peningkatan biloks atau oksigen
hipo it, - it, -it, -at, per at

Contoh: HClO : asam hipoklorit atau asam klorat (I)


HClO2 : asam klorit atau asam klorat (III)
HClO3 : asam klorat atau asam klorat (V)
HClO4 : asam perklorat atau asam klorat (VII)
MODUL Kimia Profesional
c) Senyawa Basa
Senyawa basa yang terbentuk dari logam dan nonlogam berlaku:
1. jika logamnya mempunyai biloks tunggal maka penamaannya
nama logam + hidroksida Contoh: LiOH = litium oksida
Ca(OH)2 = kalsium oksida
2. jika logamnya mempunyai lebih dari satu jenis biloks maka penamaannya:
nama logam +(Biloks)+hidroksida Contoh: Fe(OH)2 = besi (II) hidroksida
Fe(OH)3= besi (III) hidroksida
2. Senyawa poliatom ionik
a) Unsur nonlogam yang hanya membentuk satu senyawa, maka akhiranny at.
Contoh: H2CO3 : asam karbonat
b) Unsur nonlogam yang membentuk dua jenis senyawa asa, maka:
- akhiran it jika mempunyai sedikit oksigen contoh: HNO2 : asam nitrit
- akhiran at jika mempunyai banyak oksigen HNO3 : asam nitrat
c) Asam oksi halogen
Urutan peningkatan biloks atau peningkatan jumlah atom aksigen
hipo it , it , at, per at
Conroh : HClO = asam hipoklorit atau asam klorat (I)
HClO2 = asam klorit atau asam klorat (II)
HClO3 = asam klorat atau asam klorat (III)
HClO4 = asam perklorat atau asam klorat (IV)
HBrO = asam hipobromit atau asam bromat (I)
HBrO2= asam bromit atau asam bromat (III)
HBrO3= asam perbromat atau asam bromat (V)

Contoh Soal

1. Tuliskan nama senyawa dibawah ini:


a. Na2O d. Cu2O g. FeCl3 j. Fe2(SO4)3
b. CaO e. CuO h. Ag2O k. KclO4
c. AlCl3 f. FeCl2 i. Mg(OH)2
2. Tuliskan nama senyawa dibawah ini:
a. Na3PO4 d. CuSO4 g. SO3
b. Na3PO3 e. Fe(NO3)2 h. MnO2
PERSAMAAN REAKSI
A. Cara Sederhana
1. Samakan logamnya dahulu 3. Samakan H
2. Samakan nonlogamnya kecuali H dan O 4. Samakan O
B. Cara Lirik Kiri dan Lirik Kanan
Contoh: Setarakan reaksi NH3 + O2 N2 + H2O
Kiri Kanan
N = 4x1=4 N = 2x2=4
H = 4x3=12 H = 6x2=12
O = 3x2=6 O = 6x1=6
Jadi : 4NH3 + 3O2 2N2 + 6H2O
C. Cara Kompleks
Yakni dengan menggunakan persamaan matematika
Contoh: NH3 + O2 N 2 + H 2O
Dari reaksi di atas maka penyamaan reaksinya dengan menaruh angka dan huruf didepannya
1 NH3 + a O2 b N2 + c H2O
Kiri = Kanan
N 1 = 2b ..............1) Dari ketiga persamaan tersebut lalu disubstitusi dan
H 3 = 2c ...............2) dieliminasi sehingga koefisien a, b, dan c diketemukan
O 2a = c ..................3)
.

Contoh Soal
MODUL Kimia Profesional

1. Koefisien dari reaksi :


KI(aq)+Pb(NO3)2(aq)PbI2(s) + KNO3(aq)
Urutan dari kiri ke kanan sesuai dengan
a. 1, 2, 2, 1
b. 2, 1, 1, 2
c. 2, 1, 2, 1
d. 1, 2, 1, 2
e. 1, 1, 2, 2
2. Persamaan reaksi yang sudah setara adalah .
a. Mg(OH)2 + 2HCl MgCl2 + 2H2O
b. Fe2O3 + 2Al Al2O3 + Fe
c. Cu + 6HNO3 Cu(NO3)2 + NO + 3H2O
d. Al + 3H2SO4 Al2SO4)3 + 3H2
e. C2H5OH + O2 CO2 + 3H2O
3. Penulisan persamaan reaksi yang tepat jika magnesium direaksikan dengan asam klorida
menghasilkan magnesium klorida adalah .
a. Ca (s) HCl (ag) CaCl 2(ag)
b. Ca (s ) HCl (ag ) CaCl 2(ag ) H 2(g )
c. Ca (s) 2HCl (ag ) CaCl 2(ag) H 2(g )
d. 2K (s ) 2HCl ( ag ) 2KCl (ag) H 2( g )
e. K (s) 2HCl ( ag ) KCl 2( ag ) H 2( ag )
4. Reaksi pembakaran pirit :
2FeS 2 aO 2 2FeO bSO 2
Merupakan reaksi kimia yang sempurna, bila
a. a = 3 , b = 2 d. a = 4 , b = 5
b. a = 3 , b = 3 e. a = 5 , b = 4
c. a = 4 , b = 3
5. Diketahui suatu reaksi sebagai berikut :
aCu bHNO 3 cCu ( NO 3 ) 2 dH 2
Agar reaksi tersebut setara, maka harga koefisien reaksi a, b, c, d berturut turut adalah .
a. 1, 2, 1, 3 d. 2, 1, 1, 1
b. 1, 1, 1, 2 e. 1, 2, 1, 1
c. 2, 1, 2, 1
MODUL Kimia Profesional
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Michaei. 1997.Ilmu Kimia untuk SMA Kelas 1 jilid 1A dan 1B. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michaei. 1997.Ilmu Kimia untuk SMA Kelas 2 jilid 2A dan 2B. Jakarta: Erlangga.
Sudarmo, Unggul 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sudarmo, Unggul 2004. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sukri, 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: Penerbit ITB.
MODUL Kimia Profesional

Вам также может понравиться