Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
, Larasanty,
L.P.F., Widjaja, I.N.K.., Juniari, N.P.M.,Nugroho, A.E., Pramono, S.)
ABSTRAK
Herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Ness) merupakan salah satu tanaman yang
banyak digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai penyakit. Herba sambiloto telah
dilaporkan memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi, antibakteri, antipiretik, antioksidan,
hepatoprotektor,dan antidiabetes. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kandungan kimia yang
terdapat dalam ekstrak terpurifikasi herba sambiloto. Ekstrak terpurifikasi dibuat dengan mengekstraksi
serbuk herba sambiloto dengan metode maserasi menggunakan etanol 90%. Kemudian dilakukan
purifikasi bertahap menggunakan pelarut n-hexan, etil asetat dan air.
Identifikasi kandungan kimia yang dilakukan terhadap ekstrak terpurifikasi untuk medeteksi
golongan kandungan kimia minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, saponin, steroid dan terpenoid. Hasil uji
menunjukan bahwa ekstrak terpurifikasi herba sambiloto mengandung senyawa golongan terpenoid dan
flavonoid.
22
Identifikasi Kandungan Kimia Ekstrak Terpurifikasi Herba Sambiloto (Warditiani, N.K., Larasanty,
L.P.F., Widjaja, I.N.K.., Juniari, N.P.M.,Nugroho, A.E., Pramono, S.)
etil asetat, akuadestilata, metanol, kertas saring, kemudian dilarutkan dengan 6 mL HCL 2 N.
aluminium foil, aseton P, serbuk halus asam Larutan yang diperoleh dibagi ke dalam 3
borat P, serbuk halus asam oksalat P, eter P, HCl tabung reaksi. Tabung pertama ditambahkan
2 N, larutan besi (III) klorida 10%, kloroform, dengan 3 tetes asam encer yang berfungsi
asam asetat anhidrat, asam sulfat, pereaksi sebagai blanko. Tabung kedua ditambahkan 3
Dragendroff, dan pereaksi Mayer . tetes pereaksi Dragendorff dan tabung ketiga
ditambahkan 3 tetes pereaksi Mayer. Terbentuk
2.2. Alat Penelitian endapan jingga pada tabung kedua dan endapan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini kuning pada tabung ketiga menunjukkan adanya
adalah alat-alat gelas, neraca analitik, pipet tetes, alkaloid (Farsnworth, 1966).
tabung reaksi, corong pisah, sendok tanduk, C. Flavonoid
penangas air, oven (Binder), toples kaca, Larutan uji 1 mL diuapkan hingga kering,
vacum rotary evaporator (Eyela), cawan dibasahkan sisanya dengan aseton P,
porselen, lampu UV254 dan UV366 (Camag). ditambahkan sedikit serbuk halus asam borat P
dan serbuk halus asam oksalat P, dipanaskan di
2.3. Prosedur Penelitian atas tangas air dan hindari pemanasan
2.3.1. Pembuatan Ekstrak Terpurifikasi berlebihan. Eter P ditambahkan 10 mL. Larutan
Pembuatan ekstrak terpurifikasi herba diamati di bawah sinar UV 366 nm;
sambiloto dilakukan dengan memaserasi 1 kg berfluoresensi kuning intensif, menunjukkan
serbuk herba sambiloto dengan menggunakan adanya flavonoid (Depkes RI,1995).
etanol 90% (1:5) selama dua hari. Ampas D. Saponin
diremaserasi dengan dua kali pengulangan Larutan uji sebanyak 10 mL diletakan
masing-masing menggunakan etanol 90% dalam tabung reaksi, dikocok vertical selama 10
(1:2,5) selama satu hari. Maserat yang diperoleh detik kemudian dibiarkan selama 10 detik.
dikumpulkan dan diuapkan dengan vacuum Pembentukan busa setinggi 110 cm yang stabil
rotary evaporator sampai didapat ekstrak kental.
selama tidak kurang dari 10 menit, menunjukkan
Ekstrak kental yang diperoleh kemudian adanya saponin. Pada penambahan 1 tetes HCl 2
dipurifikasi bertahap dengan menggunakan N, busa tidak hilang (Depkes RI,1995).
pelarut n-hexan (1:20), etil asetat (1:1) dan air E. Steroid dan Terpenoid
panas (1:1). Ekstrak terpurifikasi yang diperoleh Pemeriksaan terpenoid dan steroid
kemudian diuapkan kembali dengan vacuum dilakukan dengan reaksi Liebermann-Burchard.
rotary evaporator sampai kental kemudian Larutan uji sebanyak 2 mL diuapkan dalam
ditambahkan etanol 70% secukupnya yang cawan porselin. Residu dilarutkan dengan 0,5
bertujuan untuk mencegah terjadinya mL kloroform, kemudian ditambahkan 0,5 mL
pertumbuhan mikroba pada ekstrak. asam asetat anhidrat. Asam sulfat pekat
2.3.2. Identifikasi kandungan kimia ekstrak sebanyak 2 mL selanjutnya ditambahkan melalui
terpurifikasi herba sambiloto dinding tabung. Terbentuk cincin kecoklatan
Pembuatan larutan uji untuk identifikasi atau violet pada perbatasan larutan menunjukkan
kandungan kimia dilakukan dengan melarutkan adanya terpenoid, sedangkan bila muncul cincin
10 mg ekstrak dalam 25 mL metanol. biru kehijauan menunjukkan adanya steroid
A. Minyak atsiri (Ciulei,1984).
Larutan uji sebanyak 1 mL dipipet lalu
diuapkan di atas cawan porselin hingga 3. HASIL
diperoleh residu. Hasil positif minyak atsiri 3.1. Pembuatan ekstrak terpurifikasi herba
ditandai dengan bau khas yang dihasilkan oleh sambiloto
residu tersebut (Ciulei, 1984). Ekstrak kental yang diperoleh dari maserasi
B. Alkaloid dengan pelarut etanol 90% sebanyak 128,75
Larutan uji sebanyak 2 mL diuapkan di atas gram. Setelah melalui proses purifikasi
cawan porselin. Residu yang dihasilkan diperoleh ekstrak terpurifikasi sebanyak 32,22
23
Identifikasi Kandungan Kimia Ekstrak Terpurifikasi Herba Sambiloto (Warditiani, N.K., Larasanty,
L.P.F., Widjaja, I.N.K.., Juniari, N.P.M.,Nugroho, A.E., Pramono, S.)
24
Identifikasi Kandungan Kimia Ekstrak Terpurifikasi Herba Sambiloto (Warditiani, N.K., Larasanty,
L.P.F., Widjaja, I.N.K.., Juniari, N.P.M.,Nugroho, A.E., Pramono, S.)
Lu, J., Dang, Y., Huang, M., Xu, W., Chen, X.,
5. KESIMPULAN dan Wang, Y. (2012). Anti-cancer
Berdasarkan hasil penelitian ekstrak Properties of Terpenoids Isolated from
terpurifikasi herba sambiloto (Andrographis Rhizoma Curcumae A Review. J
paniculata (Burm.f,) Nees) positif mengandung Ethnopharmacol, Vol. 143: 406-411.
golongan senyawa flavonoid dan terpenoid. Markham, K. R., 1988. Cara Mengidentifikasi
Flavonoid. Bandung: Penerbit ITB.
DAFTAR PUSTAKA Hal.5,10.
Cheng, Cheng, S.S., Wu, C.L., Chang, H.T., Salucci, M., Stivala, L.A., Maiani, G., dan
Kao,Y.T., dan Chang, S.T. (2004). Vannini, V. Flavonoids Uptake and
Antitermitic and Antifungal Activities of Their Effect on Cell Cycle of Human
Essential Oil of Calocedrus formosana Colon Adenocarcinoma Cells. Br J
Leaf and Its Composition. J Chem Eco, Cancer, Vol.86:1645-1651.
Vol. 30: 19571967 Singh, B. Dan Singh, S. (2003). Antimicrobial
Chao, W.W., and Lin, B.F. 2010, Isolation and activity of terpenoids from Trichodesma
Identification of Bioactive compounds amplexicaule Roth.Phytother Res, Vol.
in Andrographis paniculata 17 (7): 814816
(Chuanxinlian). Chin. Med. J. Vol.5. P. Skerget, M., Kotnik, P., Hadolin, M., Hras,A.R.,
1-15. Simonic, M., Knez, Z. (2005). Phenols,
Ciulei, J. 1984. Metodology for Analysis of Proanthocyanidins, Flavones and
vegetable and Drugs. Bucharest Flavonols in Some Plant Materials and
Rumania: Faculty of Pharmacy Their Antioxidant Activities. Food
Cushnie, T.P.T. dan Lamb, A.J. (2005). Chem, Vol. 89:191-198.
Antimicrobial Activity of Flavonoids. Tapas, A.R., Sakarkar, D.M., dan Kakde, R.B.
Int J Antimicro Ag, Vol. 26: 343-356. (2008). Flavonoids as Nutraceuticals: A
Dalimartha, Setiawan. 2007. 36 Resep Review. TJPR, Vol. 7: 1089-1099.
Tumbuhan Obat untuk Menurunkan Topcu, G., Ertas, A., Kolak, U., Ozturk, M., dan
Kolesterol. Ed 13. Jakarta: Penebar Ulubelen, A. (2007). Antioxidant
Swadaya. activity tests on novel triterpenoids from
Depkes RI. (1989). Materia Medika Indonesia, Salvia macrochlamys. ARKICOV, Vol.
Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan 7: 195-208.
Republik Indonesia. P. 107-110, 549- Weng, J., Lin, C., Tsao, L., dan Wang, J. (2003).
553. Terpenoids with a New Skeleton and
DepKes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi Novel Triterpenoids with Anti-
IV. Jakarta: Departemen Kesehatan inflammatory Effects from Garcinia
Republik Indonesia subelliptica. Chem-Eur J, Vol. 9 (22):
Farnsworth, N.R. 1966. Biological and 5520-5527.
Phytochemical Screening of Plants. J. Yi, L., Li, C., Zhan, X., Cui, C., Xiao, F., Zhou,
Pharm. Sci 55. L., dan Xie, Y. (2010). Involvement of
Kristanti, A. N., N. S. Aminah, M. Tanjung, dan Monoaminergic System in
B. Kurniadi. 2008. Buku Ajar Fitokimia. Antidepressant-like Effect of Flavonoids
Surabaya: Airlangga University Press. Naringenin in Mice. Prog
Hal. 23, 47. Neuropsychopharmacol Biol Psychiatry,
Kumar, A., J. Dora, A. Sigh, and R. Tripathi. Vol. 34: 1223-1228.
2012. A Review on King of Bitter
(Kalmegh), International Journal of
Research in Pharmacy and Chemistry.
Vol. 2 (1). P 116-124.
25