Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Skripsi
Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
skripsi dengan judul Histologi Hasil Ulas Vagina dan Waktu Siklus Estrus
Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
kepada Ayahanda tercinta Abd. Gafar Rasade dan Ibunda tersayang Bahria,
penulis ucapkan terimakasih tak terhingga atas segala bentuk pengorbanan, dan
kasih sayang dari Ayah dan bunda berikan kepada penulis sungguh ikhlas dan
mulia.
bantuan berbagai pihak akhirnya penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu, penulis mengucapakan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada Ibu Wa Ode Harlis, S.Si., M.Si selaku pembimbing I dan Ibu
Dr. Hj. Sitti Wirdhana Ahmad, S.Si., M.Si selaku pembimbing II yang dengan
skripsi ini.
kepada :
Oleo Kendari
3. Ketua Jurusan Biologi Beserta seluruh Dosen dan Staf Jurusan Biologi
4. Bapak Dr. Amirullah, M.Si., dan bapak Drs. Nasaruddin, M.Si., beserta
Ibu Dr. Suriana, M.Si., selaku dewan penguji yang telah banyak
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Biologi serta segenap Staf Administrasi
6. Ibu Dr. Suriana, M.Si., selaku penasehat akademik yang telah memberikan
7. Seseorang yang kusayangi Adhy Kusuma Wardhany, ST., terima kasih atas
S.Si dan Nurdayati yang selalu membantu dalam suka maupun duka selama
dalam penelitian
vi
membantu selama penelitian, LD. Abd. Fajar Hasidu, S,Si., WD.
10. Senior angkatan 2009-2010 Pardin, Taufik Walhidaayah, S.Si, La Ode Adi
Parman Rudia S.Si., dan Muhlis S.Si terimakasih atas bantuan selama
penelitian berlangsung.
angkatan 2013-2015 yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu, tetap
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak utamanya bagi penulis
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
ABSTRAK x
ABSTRACT xi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 3
viii
V. PENUTUP
A. Simpulan 39
B. Saran 39
DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN 44
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
4. Dokumentasi Penelitian. 47
xii
HISTOLOGI HASIL ULAS VAGINA DAN WAKTU SIKLUS ESTRUS
MENCIT (Mus musculus, L.) SETELAH PEMBERIAN MONOSODIUM
GLUTAMAT (MSG)
Oleh :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui histologi hasil ulas vagina dan
waktu siklus estrus mencit (Mus musculus, L) setelah pemberian monosodium
glutamat (MSG). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dan
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Sebanyak 16 ekor mencit betina
yang berusia 2 bulan dibagi menjadi 4 perlakuan yaitu A0 (Kontrol), A1(0,012
ml/gr BB), A2(0,015 ml/gr BB), dan A3 (0,018 ml/gr BB). Pemberian MSG
dilakukan selama 14 hari. Pada hari ke 15 dilakukan pengambilan cairan epitel
vagina dan dibuat preparat dengan metode ulas. Pengamatan dilakukan selama 4
hari setiap 4 jam sekali hari dengan mengamati gambaran histologi hasil ulas
vagina dan lama waktu siklus estrus tahap proestrus dan estrus. Data diuji dengan
ANAVA dan dilanjutkan uji BNT (=0,05%). Hasil penelitian menunjukan bahwa
pemberian MSG pada semua dosis perlakuan menyebabkan pengurangan diameter
sel epitel kornifikasi fase proestrus dan estrus. Pemberian MSG juga
menyebabkan penambahan diameter epitel berinti fase proestrus serta
memperpanjang waktu siklus estrus mencit fase proestrus yaitu A0=5 jam, A1=6
jam, A2=8 jam, A3=12 jam dan fase estrus yaitu A0=11 jam, A1=11 jam, A2=11
jam, dan A3=18 jam).
Kata Kunci : Monosodium Glutamat, Siklus Estrus, Ulas Vagina, Mencit (Mus
musculus, L.)
xiii
RESULTS HISTOLOGY ULAS VAGINA AND TIME ESTRUS CYCLE
MICE ( Mus musculus, L. ) AFTER GIVING MONOSODIUM
GLUTAMATE
( MSG )
Oleh :
ABSTRACT
This study aims to determine the histology results pillowcase vagina and
time estrous cycle in mice ( Mus musculus , L ) after administration of
monosodium glutamate ( MSG). This study is an experimental laboratory and
using a completely randomized design (CRD). A total of 16 female mice aged 2-3
months were divided into 4 treatment that A0 (control) , A1 (0,012 ml/gr BB), A2
(0,015 ml/gr BB) , and A3 (0,018 ml/gr BB). Giving MSG conducted for 14 days.
On day 15 done taking vaginal epithelial fluid and made preparations with a
pillowcase method. Observations were made for 4 days every 4 hours once a day
by observing histological review the vagina and the duration of the estrous cycle
stage of proestrus and estrus. Data were tested with ANOVA and continued LSD (
= 0,05 % ). The results showed that administration of doses of MSG in the
treatment caused a reduction in the diameter of the epithelial cell cornification
proestrus phase and estrus phase. Giving MSG also causes additional diameter
nucleated epithelial proestrus phase as well as extend the proestrus phase of the
estrous cycle in mice of A0=5 hours, A1=6 hours, A2=8 hours ,A3=12 hours and
estrus phase of A0=11 hours, A1= 11 hours, A2=11 hours ,A3=18 hours.
xiv
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satunya adalah perubahan pola konsumsi makanan yang lebih banyak
mengkonsumsi jenis makanan cepat saji, makanan kemasan dan awetan yang
asam amino dengan sejumlah kecil peptida yang dihasilkan melalui proses
Penelitian mengenai efek toksik dari MSG ini menunjukan hasil yang
hewan percobaan dalam periode neonatal atau infant dengan pemberian MSG
dosis tinggi melalui penyuntikan, telah ditemukan beberapa bukti bahwa MSG
1
2
kadar hormon progesteron pada tikus betina. Kerusakan yang terjadi akibat
fungsi normalnya pada proses reproduksi betina misalnya pada proses siklus
yang dapat dilakukan dengan pembuatan ulas vagina (Nadjamudin dkk, 2010).
Metode ulas vagina atau vaginal smear merupakan cara kualitatif yang dapat
memantau siklus estrus melalui sel epithelium skuamosa yang diambil dari
vagina hewan seperti sel epitel dan sel lukosit sebagai bahan identifikasi. Sel
terjadi perubahan kadar estrogen maka sel epitel merupakan sel yang paling
yang memiliki siklus estrus pendek (mencit dan tikus), karena pada spesies
2005). Melihat luas dan bebasnya penggunaan MSG dalam kehidupan sehari-
penelitian yang berjudul Histologi Hasil Ulas Vagina dan Waktu Siklus
Glutamat (MSG).
B. Rumusan Masalah
bagaimana histologi hasil ulas vagina dan waktu siklus estrus mencit (Mus
C. Tujuan Penelitian
vagina dan waktu siklus estrus mencit (Mus musculus, L.) setelah pemberian
D. Manfaat
ini.
4
Kikunae Ikeda seorang ahli kimia Jepang pada tahun 1909, mengisolasi asam
glutamat tersebut dari rumput laut kombu yang biasa digunakan dalam
masakan Jepang. Kemudian dia menemukan rasa lezat dan gurih dari MSG
yang berbeda dengan rasa yang pernah dikenalnya, oleh karena itu dia
menyebut rasa itu dengan sebutan umami yang berasal dari bahasa Jepang
umai yang berarti enak dan lezat (Wakidi, dalam Riska 2012).
Rasa umami ini dapat bertahan lama, karena di dalamnya terdapat suatu
yang diberi MSG disebabkan oleh kombinasi rasa yang khas dari efek sinergis
yang bekerja pada membran sel reseptor kecap atau lidah (Wakidi, dalam
Riska 2012).
ditemukan pada jaringan tanaman dan hewan, seperti tomat, brokoli, jamur,
kacang polong, keju, daging, ikan, bahkan pada susu ibu 20 kali lebih besar
dari pada susu sapi (Riska, 2012). Monosodium glutamat juga dapat diperoleh
4
5
dengan 3 metode yaitu: (1) hidrolisis protein seperti gluten atau protein yang
terdapat pada hasil samping gula bit, (2) sintesis, 3) fermentasi mikrobia.
kimia yang sama, yaitu berbentuk tepung kristal berwarna putih yang mudah
larut dalam air dan tidak berbau. MSG mempunyai rumus kimia
gram glutamat mengandung 1,27 gram MSG, dan didalam 1 gram MSG
bagian belakang leher, dan lengan bawah, kebas-kebas pada bagian belakang
leher yang menjalar ke lengan dan punggung, kemudian perasaan geli, hangat
dan kelemahan di wajah, punggung atas, leher dan lengan, sakit kepala, mual,
6
2009).
perkembangan tubuh pada tikus neonatal. Fahim dkk (1999) dalam Megawati
histamin yang berarti dalam sistem saraf pusat. Olney dkk (1970) dalam
Selain itu beberapa peneliti lain mengatakan bahwa MSG dapat menyebabkan
hewan coba, baik jantan maupun betina. Pada jantan, MSG terbukti
2009). Menurut Pizzi, dkk., (1997) pada mencit baru lahir (usia 2 sampai 11
menimbulkan kebuntingan yang lebih sedikit dan lebih kecil sedangkan pada
Hal tersebut juga dilakukan terhadap tikus Wistar jantan dewasa yang
diberikan MSG dengan dosis 4 gr/gr berat secara intraperitonial badan selama
Mencit (Mus musculus, L.) memiliki ciri-ciri berupa bentuk tubuh kecil,
berwarna putih, memiliki siklus estrus teratur yaitu 4-5 hari. Kondisi ruang
untuk pemeliharaan mencit (Mus musculus, L.) harus senantiasa bersih, kering
dan jauh dari kebisingan. Suhu ruang pemeliharaan juga harus dijaga
betina dewasa dengan umur 35-60 hari memiliki berat badan 18-35 g (Akbar,
2010).
mencit betina berlangsung 1,5 tahun. Mencit betina ataupun jantan dapat
dikawinkan pada umur 8 minggu. Lama kebuntingan 19-20 hari. Jumlah anak
mencit rata-rata 6-15 ekor dengan berat lahir antara 0,5-1,5 g (Akbar, 2010).
2. Klasifikasi Mencit
Dunia : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentiaa
Famili : Muridae
Genus : Mus
A. Ovarium
Ovarium adalah kelenjar berbentuk biji, terletak di kanan dan kiri uterus
folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier, folikel de graaf, korpus rubrum,
korpus luteum dan korpus albikan. Folikel telur adalah sel telur yang
dilingkupi oleh sel-sel granulosa (sel folikel) dengan ketebalan lapisan yang
B. Oviduk
ovarium dengan uterus. Oviduk terdiri dari bagian interstisialis, bagian ismika,
saat ovulasi, ovum disapu ke dalam ujung oviduk yang berfimbrae. Fungsi
lain dari oviduk adalah kapasitasi sperma, fertilisasi, dan pembelahan embrio
C. Uterus
serta stadium permulaan ekspulsi fetus pada waktu kelahiran. Dinding uterus
terluar yang membungkus uterus yang terdiri dari jaringan ikat. Miometrium
merupakan lapisan ke dua yang terdiri dari otot polos yang mengandung
dengan uterus manusia. Uterus mencit mempunyai dua buah tanduk dan satu
pendek. Bagian terbesar pada bagian ini merupakan sebuah otot, dengan
10
dinding terluar berbentuk longitudinal dan disusul oleh serat otot polos
sedangkan dinding sebelah dalam berbentuk sirkular dan disusul oleh serat
D. Vagina
terletak dorsal terhadap urethra dan ventral terhadap rektum, sebagai tempat
penumpahan semen dari individu jantan. Vagina terbagi menjadi dua bagian
yaitu vertibulum (bagian luar vagina) dan vagina posterior (dari muara uterus
sampai serviks). Dinding vagina terdiri dari mukosa, muscularis dan serosa.
Lapisan mukosa terdiri dari sel-sel epitel squamosa, perubahan pada mukosa
siklus birahi hewan tersebut. Pada betina yang memiliki siklus normal, sel-sel
A B
C D
reproduksi dari hewan mamalia betina dewasa, pada primata dan manusia
siklus ini disebut siklus menstruasi. Pada siklus estrus dan menstruasi, ovulasi
terjadi setelah endometrium mulai menebal dan dialiri banyak darah karena
juga merupakan cerminan dari berbagai aktivitas yang saling berkaitan antara
perubahan baik pada organ reproduksi maupun pada perubahan tingkah laku
seksual. Mencit termasuk hewan poliestrus, artinya dalam periode satu tahun
siklus dapat dipengaruhi oleh faktor- faktor eksteroseptif seperti cahaya, suhu,
status nutrisi dan hubungan sosial. Setiap fase dari daur estrus dapat dikenali
melalui pemeriksaan apus vagina. Apus vagina merupakan cara yang sampai
kini dianggap relatif paling mudah dan murah untuk mempelajari kegiatan
dipelajari berbagai tingkat diferensiasi sel epitel vagina yang secara tidak
mencit terdiri dari 4 fase utama, yaitu proestrus, estrus, metestrus dan diestrus
ovarium tumbuh menjadi folikel de graaf dibawah pengaruh FSH. Fase ini
untuk pelepasan ovum dari ovarium yang membuat sekresi estrogen dalam
peliharaan.
apus vagina pada fase proestrus ditandai akan tampak jumlah sel epitel berinti
13
dan sel darah putih berkurang, digantikan dengan sel epitel bertanduk atau
kornifikasi.
Estrus adalah fase yang ditandai oleh penerimaan pejantan oleh hewan
betina untuk berkopulasi, fase ini berlangsung selama 12 jam. Folikel de graaf
punggung lordosis. Ovulasi hanya terjadi pada fase ini dan terjadi menjelang
akhir siklus estrus. Pada preparat apus vagina ditandai dengan menghilangnya
leukosit dan epitel berinti, yang ada hanya epitel bertanduk dengan bentuk
Metestrus adalah periode segera sesudah estrus. Saat fase ini corpus
luteum tumbuh lebih cepat dari sel granulosa folikel yang telah pecah di
sampai akhir metestrus, uterus menjadi agak lunak karena pengendoran otot
uterus. Fase ini berlangsung selama 21 jam. Pada preparat apus vagina ciri
yang tampak yaitu epitel berinti dan leukosit terlihat lagi dan jumlah epitel
Diestrus adalah periode terakhir dan terlama siklus birahi pada ternak-
ternak dan mamalia. Fase ini berlangsung selama 48 jam. Serviks menutup
dan lendir vagina mulai kabur dan lengket. Selaput mukosa vagina pucat dan
otot uterus mengendor. Pada akhir periode ini corpus luteum memperlihatkan
proestrus. Pada preparat apus vagina dijumpai banyak sel darah putih dan
berbeda antara fase proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Gambaran apus
vagina akan menunjukkan setiap fase dari siklus estrus pada mencit (Mus
musculus L.). Perubahan yang terjadi pada saluran reproduksi betina selama
siklus estrus dapat terlihat gambaran perubahan epitel vagina seperti yang
C. Kontrol Hormonal
1. Pusat Hormonal
otak dan merupakan pusat segala kegiatan hormonal dan ativitas reproduksi
mempengaruhi pemasakan sel telur pada wanita atau hewan betina (Johnson
pituitari anterior, serta hormon estrogen dan progestron yang disekresikan oleh
mendapat rangsangan dari luar. Pada hewan jantan rangsangan itu berasal dari
pusat susunan saraf untuk dapat mensekresi faktor pembebas. Atas pengaruh
FSH yang dihasilkan oleh sel basofil dan pada hewan betina akan
melalui pembuluh darah. GnRH ini akan mempengaruhi sekresi FSH (Follicle
1994).
Kemudian akan terbentuk ruangan dalam folikel. Folikel ini disebut folikel de
folikel ovarium sehingga menjadi matang dan siap untuk ovulasi. Folikel yang
menjadi tinggi. Kadar estrogen yang tinggi dalam darah menandakan mencit
sedang dalam fase estrus dan estrogen ini akan merangsang GnRH untuk
luar, maka folikel berubah menjadi korpus luteum yang mampu menghasilkan
sendiri. Jika tidak terjadi implantasi maka tidak terbentuk plasenta sehingga
hewan berada dalam fase luteal. Fluktuasi hormon akan berpengaruh terhadap
gambaran sel epitel vagina. Pada fase luteal (pengaruh hormon progesteron),
hewan tidak estrus terdapat sel parabasal, sedangkan memasuki fase estrus
(pengaruh hormon estrogen) sel epitel berubah menjadi sel superfisial dan
D. Hipotesis Penelitian
musculus, L).
20
(MSG) terhadap histologi ulas vagina dan waktu siklus masa subur
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Juni
1. Alat
21
22
2. Bahan Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel,
yaitu :
konsentrasi dosis.
b. Variabel terikat yaitu gambaran histologi ulas vagina dan waktu siklus
2. Definisi Operasional
dagang Ajinomoto.
c. Waktu siklus estrus merupakan lama waktu siklus estrus yang dihitung
mulai dari munculnya fase estrus sampai munculnya fase estrus lagi
3. Indikator Penelitian
D. Sampel Penelitian
F. Prosedur Penelitian
tahu dan tepung ikan) dan diberi minum secara ad libitum. Alas kandang
pencahayaan ruangan 12 jam gelap (18.00 - 06.00) WITA dan 12 jam terang
25
(06.00 - 18.00) WITA. Dengan suhu ruangan berkisar antara 230C - 270C,
diberi label sesuai perlakuan. Mencit yang digunakan dalam penelitian ini
adalah mencit yang berumur 2 bulan dengan berat badan rata-rata 20-30
gr.
2. Pembuatan Dosis
dalam Donatus, 1991) penentuan dosis angka konversi dari manusia (70
kg) ke tikus (200 gr) adalah 0,018 mg kemudian dari tikus dikonversi ke
mencit (20 gr) adalah 0,14 mg. Berdasarkan angka konversi tersebut maka
menggunakan 3 peringkat dosis yaitu, 0,012 mg, 0,015 mg, dan 0,018 mg
3. Pemberian Larutan
betina sesuai dengan unit perlakuan yang telah ditentukan, kontrol hanya
diberi air tanpa campuran bahan uji. Pada kelompok perlakuan diberikan
estrus).
0,9%. Hasil usapan dioleskan pada gelas objek dan preparat difiksasi
5. Pengamatan
diamati adalah bentuk sel epitel fase proestrus dan estrus serta lama waktu
(panjang) siklus estrus fase proestrus dan estrus mencit. Fase proestrus
ditandai dengan adanya sel epitel kornifikasi dan dan epitel berinti pada
epitel kornifikasi.
27
6. Analisis Data
gambaran histologi struktur ulas vagina fase proestrus dan estrus yang
berupa periode waktu siklus estrus fase proestrus dan estrus yang disajikan
BAB IV
Waktu siklus estrus mencit fase proestrus dan estrus setelah pemberian
Berdasarkan Tabel 5 dan 6 diatas waktu siklus estrus mencit antara hari
tertinggi terlihat pada perlakuan A3 baik pada fase proestrus maupun fase
estrus. Perbedaan yang terjadi pada siklus estrus setiap harinya termasuk tiap
kelompok dipengaruhi oleh kondisi siklus estrus yang tidak bersamaan setiap
mencit.
28
29
1. Fase Proestrus
(FSH). Pada fase ini ditandai dengan keberadaan epitel berinti dan epitel
ulas vagina mencit fase proestrus antara kontrol dan perlakuan tidak
berinti. Hal tersebut dapat dilihat secara jelas pada Gambar 7 berikut.
A0 A1
A2 A3
Pada tahap ini sel-sel epitel berperan penting pada saat kopulasi karena sel-sel
ini membuat vagina pada mencit betina tahan terhadap gesekan pada saat
ulas vagina mencit fase proestrus antara kontrol dan perlakuan terjadi
terjadi penambahan diameter. Hal tersebut dapat dilihat secara jelas pada
Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Perbandingan Diameter Sel Epitel Hasil Ulas Vagina antara Kontrol
dan Perlakuan Fase Proestrus
Diameter Sel Epitel
Kelompok
Epitel Kornifikasi Epitel Berinti
Perlakuan
P (m) L (m) P (m) L (m)
A0 200,54 198,86 91,73 108,75
menjadi 141,47 m (A3) dan penambahan diameter epitel berinti dari panjang
91,73 m (A0) menjadi 206,63 m (A3) diduga karena sifat exitoxin yang
dan LH) melalui umpan balik negatif (Kusdiantoro dkk, 2005 dalam Busman
2013).
epitel berinti secara umum tidak terlalu mempengaruhi siklus estrus pada
mencit, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Busman (2013)
kejadian-kejadian ovarium melalui siklus estrus. Untuk melihat lebih jauh efek
16 5,66
14
12
Rata-rata Fase Proestrus
5,66
10
1,41 2,83 12
8
6 8
(Jam)
4 6
2 5
a ab bc d
0
A0 Kontrol A1 0,012 mg A2 0,015 mg A3 0,018 mg
Dosis Perlakuan
rata lama waktu fase proestrus yang paling panjang terjadi pada perlakuan
0,018 mg (12 jam), paling pendek terdapat pada perlakuan kontrol (5 jam).
32
namun pada penelitian ini, tidak semua mencit (Mus musculus, L) mengalami
fase proestrus, hal ini dikarenakan siklus estrus mencit yang tidak bersamaan
dan kelompok perlakuan (P<0,05). Uji lanjut dengan BNT dengan taraf
antara kontrol dengan perlakuan 0,012 mg dan 0,015 mg tidak berbeda nyata.
struktural organ-organ endokrinal hewan uji. Selain itu, dari penelitian yang
dilakukan oleh (Vitt dkk, 2000 dalam Megawati 2005) diketahui bahwa
2. Fase Estrus
oleh hewan betina untuk berkopulasi. Pada fase ini folikel de graaf membesar
ulas vagina mencit fase estrus antara kontrol dan perlakuan tidak
A0 A1
A2 A3
tinggi pada saat estrus sehingga mengakibatkan penebalan dinding vagina dan
epitel vagina (Kumar dkk, 2005 dalam Busman 2013). Hasil penelitian lebih
lanjut, didapatkan bahwa struktur histologi hasil ulas vagina mencit fase
Tabel 8. Perbandingan Diameter Sel Epitel Hasil Ulas Vagina antara Kontrol
dan Perlakuan Fase Estrus
Diameter Sel Epitel
Kelompok
Perlakuan Epitel Kornifikasi
P (m) L (m)
A0 264,69 172,45
A1 239,40 187,48
A2 236,30 191,10
A3 175,69 128,96
exitoxin yang ada dalam monosodium glutamat (MSG) dapat merusak kerja
perubahan ukuran sel epitel vagina mencit pada perlakuan. Untuk melihat
lebih jauh efek dari monosodium glutamat (MSG) dilakukan perhitungan rata-
36
rata lama waktu siklus estrus yang disajikan dalam bentuk histogram sebagai
berikut :
25
Rata-rata Fase Estrus (Jam)
5,16
20
1,41 3,46 1
15 18
10
11 11 11
5
a ab bc d
0
A0 Kontrol A1 0,012 mg A2 0,015 mg A3 0,018 mg
Dosis Perlakuan
Gambar 10. Perbandingan Rata-rata Lama Waktu Siklus Estrus Fase Estrus
Mencit Setelah Perlakuan Monosodium Glutamat (MSG).
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukkan
berbeda nyata pada taraf 0,05 % uji BNT.
Rata-rata lama waktu fase estrus yang paling panjang terjadi pada perlakuan
0,018 mg (18 jam), paling pendek terdapat pada kontrol (11 jam).
dan kelompok perlakuan (P<0,05). Uji lanjut dengan BNT dengan taraf
antara kontrol dengan perlakuan 0,012 mg dan 0,015 mg tidak berbeda nyata.
37
estrogen dapat dilihat secara tidak langsung melalui efek estrogen yang
lama waktu siklus estrus mencit menjadi lebih panjang dibandingkan dengan
kontrol. Hal ini diduga karena efek antiestrogen yang dikandung oleh MSG
MSG mempengaruhi FSH dan LH. Pada siklus estrus seharusnya produksi
FSH dan LH saling bekerja sama dalam mengendalikan siklus estrus yaitu
Hasil perpanjangan fase dalam satu siklus ini sesuai dengan teori yang
melalui umpan balik negatif. Konsentrasi FSH yang rendah ini tidak cukup
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
gangguan struktur histologi hasil ulas vagina berupa pengurangan diameter sel
epitel kornifikasi fase proestrus dan estrus. Pemberian MSG juga menyebakan
siklus estrus mencit fase proestrus yaitu A0=5 jam, A1=6 jam, A2=8 jam,
A3=12 jam dan fase estrus yaitu A0=11 jam, A1=11 jam, A2=11 jam, dan
A3=18 jam.
B. Saran
lapisan penyusun vagina mencit setiap tahapan siklus estrus dan kerusakan
39
40
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, B., 2010, Tumbuhan dengan Kandungan Senyawa Aktif Yang Berpotensi
Sebagai Bahan Antifertilitas, Adabia Press, Jakarta.
Busman, H., 2013, Histologi Ulas Vagina dan Waktu Siklus Estrus Masa Subur
Mencit Betina Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki,
Prosiding Semirata, FMIPA Universitas Lampung, 08 April 2013.
Champbell., A.N., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G., 2004, Biologi edisi ke-5, Jilid
3, Erlangga, Jakarta.
Megawati,D., Sutarno, Shanti L., 2005, Siklus Estrus dan Struktur Histologis
Ovarium Tikus Putih (Rattus norvegicus, L.) Setelah Pemberian
Monosodium Glutamat (MSG) Secara Oral, J. B i o S MART, 7(I) : 47-52.
Garusu, E.H., 2010, Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Api-Api (Avicennia alba
Blume) Terhadap Kebuntingan Mencit (Mus musculus, L) Tahap
Praimplantasi, Skripsi, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Haluoleo.
Harlis, W.O., 2014, Penuntun Praktikum Fisiologi Reproduksi Hewan, Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
41
42
Karlina, Y., 2003, Siklus Estrus Dan Struktur Histologi Ovarium Tikus Putih
(Rattus Norvegicus) Setelah Pemberian Alprazolam, Tesis, Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Loliger, J., 2000, Function and Importance For Savory Of Foods, J. Nutrition,
130 : 915-920.
Nadjamudin, Rusdin, Sriyanto, Amrozi, S., Agungpriyono, dan T.L., Yusuf, 2010,
Penentuan Siklus Estrus Pada Kancil (Tragulus Javanicus) Berdasarkan
Berdasarkan Sitologi Vagina, J. Veteriner, 11: 81-86.
Nayanatara, A., dan Vinodini, N., (2008), Role Of Ascorbic Acid In Monosodium
Glutamat Mediated Effect On Testicular Weight, Sperm Morphology And
Sperm Count, In Rat Testis. J. Chinese Clinical Medicine, 3: 1-5.
Partodihardjo, S., 1995, Ilmu Reproduksi Hewan, Mutiara Sumber Widya, Jakarta.
Pizzi, W.J., Barnhart, J.E., dan Fanslow, D.J., (1997). Monosodium Glutamat
Administration To The Newborn Reduces Reproductive Ability In Female
And Male Mice. J. Science. 196: 452-454.
Rusmiati. 2010, Pengaruh Ekstrak Metanol Kulit Kayu Durian (Durio zibethinus
Murr) Pada Struktur Mikroanatomi Ovarium dan Uterus Mencit (Mus
Musculus L ) Betina, J, Sains dan Terapan Kimia, 4(1) : 15-18 Sugianto,
1996, Perkembangan Hewan, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta.
16
Rata-rata Fase Proestrus (mg)
14
12
10
8
6
4
2
0
A0 Kontrol A1 0,012 mg A2 0,015 mg A3 0,018 mg
Perlakuan
A0 A1
45
25
Rerata Fase Estrus (mg)
20
15
10
0
A0 Kontrol A1 0,012 mg A2 0,015 mg A3 0,018 mg
Perlakuan
A1
46
Lampiran 2. Data hasil analisis uji statisitika analisis varian (ANAVA) pada taraf
kepercayaan 95 %
Total 15 501,750
Total 15 768,000
Lampiran 3. Data hasil analisis statistika uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil)
pada taraf kepercayaan 95%
A0 Kontrol 5 A
A1 0,012 mg 6 B
A2 0,015 mg 8 C
A3 0,018 mg 11 d*
A0 Kontrol 11 a
A1 0,012 mg 11 a
A2 0,015 mg 11 a
A3 0,018 mg 18 b*
Lampiran 4. Dokumentasi
Pewarnaan Pengamatan